PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini menuju pada krirs moral. Apa yang dahulu dianggap tabu
dan tidak boleh, sekarang menjadi hal yang biasa dan diperbolehkan.
sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.
bagi setiap orangtua dan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan
utama bagi anak. Dalam kehidupan anak tentunya keluarga merupakan tempat
merupakan model bagi anak atau guru yang pertama bagi anak karena dimana
orang tua dan anak tinggal menetap satu rumah sehingga anak lebih banyak
dasar-dasar hidup lainnya yang diberikan. Ketika orang tua melakukan sesuatu
anak-anak akan mengikuti orang tua mereka. Hal ini disebabkan anak dalam
masa meniru.
B. Rumusan masalah
2. Bagaimana tipe gaya atau cara orang tua mendidik anak serta
dalam keluarga?
C. Tujuan Penulisan
keluarga Kristen.
2. Mengetahui dan memahami tipe gaya atau cara orang tua mendidik
anak.
PEMBAHASAN
“education” dalam bahasa Inggris. Kata “education” berasal dari bahasa Latin,
ducere yang artinya membimbin (to lead), di tambah akhiran “e” yang berarti
Istilah moral berasal dari kata Latin “Mos” yang berarti adat istiadat,
dengan keadaan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial
tingkahlaku itu sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu
yang terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi, merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua lebih orang yang
1
Sainom, Penanaman PAK Dalam Keluarga, (Jakarta: Delima,2015), hlm 3-5
2
Singgih D.Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Jakarta: Libri, 2011), hlm 61
mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan
Kristen adalah bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada orang yang
belum dewasa, dalam hal ini adalah orang tua kepada anak-anaknya tentang
Baumrind menyebutkan ada 3 jenis parenting style pada orang tua. Berikut ini
1. Authoritarian / Otoriter
Authoritarian atau pola asuh otoriter ini menekankan pada disiplin dan juga
kepatuhan pada anak. Pola asuh ini banyak menerapkan aturan – aturan yang
ketat dan kaku, serta mengedepankan hukuman – hukuman ketika ada aturan
yang dilanggar. Pola asuh ini membawa anak – anak untuk mengikuti aturan
Hukuman lebih bersifat aversif, bisa berupa dipukul, dikurung di dalam kamar,
kekerasan, dan hukuman lain yang banyak mengarah kepada hukuman fisik.
3
https://www.psikoma.com/parenting-style-orang-tua-pada-anak
Kelebihan pola asuh otoriter :
meningkat
2. Permissive / Permisif
Permissive atau pola asuh permisif. Pada pola asuh permisif ini, anak –
untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Pola asuh ini merupakan
pola asuh yang paling jarang, atau bahkan tidak pernah menerapkan adanya
Anak bisa menjadi kurang patuh, kurang ajar, dan mau menang sendiri di
lingkungannya
3. Authoritative / Otoritatif
dan juga hukuman, namun tetap memberikan kesempatan bagi anak – anaknya
asuh otoritatif ini juga memiliki hukuman – hukuman pada anak, dan tidak
serta merta melepas anak begitu saja dengan kebebasannya. Pola asuh otoritatif
merupakan jenis pola asuh yang efektif untuk membangun kemandirian pada
anak, sekaligus meningkatkan kepatuhan anak dengan cara yang lebih baik,
perilaku anak.
Tuhan sehingga Firman Tuhan tersebut ada dalam hati kita, maka akan
pendidikan-pendidikan agama.
tingkah laku anak hari ini. Hal ini dapat dimengerti karena agama
penting, karena dari moral inilah yang membuat manusia berbeda dengan
dan kemampuan memfilter mana yang baik dan mana yang tidak baik.
ajaran agamanya. Tidak terbuai dengan lingkungan yang tidak baik. Tidak
berprilaku buruk dalam setiap aktivitasnya. Intinya, dengan pendidikan
pada masyarakat yang ada di sekitarnya dengan tetap berada pada koridor
ajaran agama.
kehidupannya.
Pembinaan dan pembiasaan ajaran agama pada anak sejak dini, sangat
dilalaikan sewaktu usia dini atau di berikan dengan cara yang kaku,
menyimpang, dan bahkan salah maka ketika dewasa anak tersebut akan
4
Henny Somantik, Pendidikan Rohani Kepada Anak Dalam Keluarga, (Jakarta:Delima,
2015), hlm 23-26
kedua orang tualah pendidik pertama dan utama dalam setiap keluarga,
Antar ayah dan ibu perlu mengasihi satu sama lain dan juga mengasihi
terbaik untuk membesarkan anak. Cinta kasih antara ayah dan ibu serta
merasakan kasih yang tulus baik dalam hal non-verbal atau pun secara
verbal.
Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat yang baik dan cukup bagi
anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau buruk
dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak dan ketika anak-
anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya,
maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-
baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan
maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi
mungkin salah. Ayah dan ibu disarankan agar memberi dorongan pada
umum manusia tidak akan senang jika dibandingkan dengan orang lain
demikian pula pada anak. Kata positif yang diberikan kepada anak
yang positif dan membuat anak percaya diri. Sedangkan empati dari orang
tua membuat anak merasa orang tua berada di pihaknya, terutama saat
anak memiliki masalah, empati dari orang tua sangatlah penting agar anak
dapat lebih tenang dan merasa orang tua merasakan apa yang anak
rasakan.
kurang. Oleh karena itu keluarga harus pandai dan tepat dalam
memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anaknya. Konsistensi
dilarang oleh orang tua pada suatu waktu, harus pula dilarang apabila
dilakukan kembali pada waktu yang lain. Harus ada konsistensi dalam hal-
hal apa yang mendatangkan pujian dan hukuman pada anak, juga antara
ayah dan ibu harus ada kesesuaian dalam melarang dan memperbolehkan
mengaburkan pengertian anak tentang apa yang baik dilakukan dan apa
5
Singgih D.Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Jakarta: Libri, 2011), hlm 62
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
melihat tingkahlakunya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral, hal tersebut
Orang tua yang satu dengan orang tua yang lainnya dalam mendidik anak-
anak tentunya juga berbeda. Mereka mempunyai suatu gaya atau tipe-tipe
perkembangan anak.
B. Saran
Orang tua sebagai teladan utama dalam pembentukan moral sehingga penting
supaya sang anak mendapatkan ilmu tentang keagamaan karena hal ini dapat
menciptakan etika dan budi pekerti yang baik. Orang tua memakai pakaian
berpakain sopan didalam dan di luar rumah untuk memperlihatkan jati diri
mereka berangkat sekolah ataupun keluar rumah dengan maksud meminta izin
Orang tua mendidik anak untuk berperilaku sopan kepada siapa saja yang
lebih tua dan menghargai yang lebih muda, diharapkan anak dapat
bersosialisasi dengan masyarakat. Dimana masyarakat dalam hal ini yaitu
kelompok dan lembaga, peran antara indifidu dalam berkelompok dan lain
sebagainya.
diri anak. Jika keluarga dapat mensosialisasikan hal-hal yang baik (tutur kata,
tingkah laku, agama, keperibadian dan lain sebagainya) maka anak akan
menjadi anak yang baik pula, tetapi anak yang tumbuh dan dibesarkan pada
keluarga yang tidak dapat mensosialisasikan nilai dan norma yang tidak baik
dan juga jauh dari kasih sayang orang tua maka anak tersebut menjadi anak
memberontak.