Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

TINJAUAN TEOLOGIS ETIS KRISTEN TENTANG JEMAAT GEREJA


KRISTEN DAN PERANNYA DALAM MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Umum Agama Kristen Protestan

Dosen Pengampu :

Ance Marintan Damayanti Sitohang, S.P., M.Div., M.Th.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Elsa Agatha M Pakpahan.
2. Era May Christin.
3. Febrina Lumbantoruan
4. Frysdha Lumban Gaol
5. Giraldi Sihaloho

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

 
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas selesainya makalah
yang berjudul " Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang Jemaat Gereja Kristen Dan Perannya
Dalam Masyarakat ". Atas dukungan moral dan materil dalam penyusunan makalah ini,
maka saya mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus.

Kliping ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari


berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini. 

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca. Terima kasih.

Medan, 2 Desember 2020.

(Kelompok 6)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jemaat merupakan sekumpulan orang-orang yang bersekutu di dalam suatu
Gereja yang berasal dari manapun. Jemaat bukan hanya terdiri dari orang tua saja, namun
juga terdiri dari anak-anak, remaja, bahkan yang sudah lansia. Kata “jemaat” adalah
terjemahan dari bahasa Yunani “ekklesia” yang artinya “apa yang dipanggil keluar".
Menurut E.W. Bullinger, kata ini dipergunakan untuk menyebut “kumpulan apa saja,
namun terutama kumpulan masyarakat, atau sekelompok tertentu dari mereka”. Makna
umum dari kata “ekklesia” adalah “kumpulan”, juga terbukti melalui penggunaan kata ini
dalam Septuaginta, terjemahan Yunani kuno dari Perjanjian Lama. Di sana, kata ini
dipergunakan sebanyak 71 kali, semua sebagai padanan bagi kata Ibrani “qahal” yang
berarti “sekumpulan orang yang datang bersama, kelompok, tindakan; perkumpulan,
jemaat, pertemuan; dalam arti yang lebih luas sebagai kumpulan sejumlah orang,
pasukan, bangsa, orang jahat, orang benar, dll."
Namun demikian, hanya ada sedikit kata yang begitu sering dipergunakan oleh
orang-orang kristiani sebagai kata “jemaat”. Sayangnya, hanya sedikit pula dari antara
mereka yang benar-benar memahami arti kata itu sebagaimana yang dimaksudkan dalam
Alkitab, dan menerapkan arti Alkitabiahnya itu dalam praktiknya. Kata jemaat ini tidak
hanya dipakai oleh agama Kristen saja, namun juga dipakai oleh agama yang lain.
Sebagian ada yang menyebutnya jemaah. Jemaat memiliki arti tersendiri bagi siapapun
yang mengartikannya sehingga diperlukan sekali penyelidikan lebih mendalam tentang
makna yang benar dari kata ini agar tidak menimbulkan kekeliruan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa makna umum dari kata yang
diterjemahkan Alkitab sebagai jemaat adalah “kumpulan”. Kata ini tidak dipergunakan
khusus untuk kumpulan orang-orang kristiani saja, juga tidak merujuk pada bangunan di
mana kumpulan itu berkumpul. Sebaliknya, kata itu adalah sebuah istilah umum yang
dipergunakan untuk menyebut kumpulan apa saja terlepas dari jenisnya.
Jemaat tercipta karena pekerjaan Roh Kudus atas dasar keselamatan yang
diberikan Allah melalui Yesus Kristus. Jemaat berbada dengan perkumpulan biasa
karena tidak ada orang yang bisa mendirikan jemaat sebagai perkumpulan. Jemaat
biasanya disebut dengan badan di dalam Gereja. Jika jemaat disebut dengan badan, tentu
terdapat sesuatu yang menjadi kepala. Siapakah Dia? Tentu saja yang menjadi kepala
tersebut adalah Tuhan Yesus Kristus. Jika Kristus adalah kepala jemaat, maka kuasa
Kristus-lah yang berlaku bagi jemaat atau gereja itu . Dia lah yang memberkati seluruh
jemaat sehingga seluruh jemaat-Nya memperoleh keselamatan.
Berbicara mengenai jemaat Gereja Kristen, tentu tidak lepas dengan berbagai
peran jemaat Gereja Kristen di dalam lingkungan masyarakat. Hal ini karena jemaat juga
termasuk masyarakat. Tentu timbul hubungan timbal balik antara sesama masyarakat
sebagai jemaat Gereja Kristen. Apalagi kita hidup di tengah kemajemukan, baik dari segi
agama, suku, budaya, sosial-ekonomi, dll. Lalu bagaimana cara kita menyikapinya?
Apakah kita sebagai jemaat Gereja Kristen harus bersikap tidak peduli dengan mereka?
Tentu tidak. Kita diajar oleh Tuhan Yesus untuk selalu hidup berdamai dan saling
mengasihi dengan siapapun. Kita diajarkan untuk membantu mereka yang kesusahan,
memberi mereka yang kekurangan, saling menyayangi, menghormati berbagai
perbedaan, dan saling menjaga satu sama lain.
Selain kepada sesama, lingkungan juga turut serta dalam peran jemaat Gereja
Kristen dalam menjaga kedamaian. Kita sebagai jemaat Kristen harus merawat bumi
beserta isinya, bukan jadi merusaknya. Dengan merusak alam, akibat yang ditimbulkan
bukan hanya berakibat kepada diri sendiri, tentu orang lain di sekitar kita akan
merasakan akibat dari perlakuan kita kepada alam yang kurang baik. Masih ada beberapa
lagi peran jemaat Gereja Kristen, salah satunya dalam hal Pembangunan Nasional. Hal
ini hampir sama dengan peran di dalam masyarakat karena lebih mengutamakan
kesetiaan, kasih, kebenaran, keadilan, keberadaban masyarakat, dan masih banyak lagi.
Mengingat beberapa peran jemaat Gereja Kristen di atas, membuat penulisan
makalah ini memiliki maksud agar menyadarkan bahwa kita sebagai masyarakat yang
juga merupakan jemaat mempunyai peran yang besar di dalam kehidupan ini. Dengan
inilah para jemaat Gereja Kristen dituntut untuk selalu memiliki pemikiran yang dewasa
dan kritis untuk dapat menyikapi setiap tindakan yang dilakukan. Setiap tindakan yang
akan kita lakukan pasti akan memiliki konsekuensinya juga. Oleh sebab itu, jadilah
seperti garam yang selalu memberi rasa yang berupa pengaruh yang baik kepada manusia
dan sekitarnya dan menjadi pembawa berita dengan terang dan jelas tentang keberadaaan
dan kebenaran firman Allah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa dan bagaimana Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang Jemaat Gereja Kristen
Dan Perannya Dalam Masyarakat secara umum?
2. Bagaimana Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang Jemaat Gereja Kristen Dan
Perannya Dalam Masyarakat menurut Alkitab ?
3. Kesimpulan dan saran.
BAB II

KLIPING

2.1 Kumpulan Kliping


1. Pemuda GMIM Lahai-roi Galang Bantuan Korban Banjir.

Sumber : Manado Tribun News


Penulis : Maickel_Karundeng
Tanggal : Senin, 27 Januari 2014 18:20
https://manado.tribunnews.com/2014/01/27/pemuda-gmim-lahai-roi-galang-bantuan-korban
banjir
Kutipan:
Bantuan bagi korban di Manado pascabencana alam Rabu, (15/1/2014) terus
berdatangan dari berbagai kelompok, organisasi dan gereja tak terkecuali dengan para
Pemuda/Remaja GMIM 'Lahai-roi' Malalayang dengan menyalurkan bantuan kepada
Jemaat GMIM Yarden Dendengan Dalam, Minggu (26/1/2014) kemarin.
Rombongan Pemuda/Remaja dipimpin oleh Penatua Pemuda Ruland Palakua dan
Penatua Remaja Raissa Sasolo. Kepada Tribun Manado Ruland berkata bantuan ini
semoga dapat berguna dan membantu para korban banjir bandang yang diterima oleh
Ketua Badan Pelayanan Majelis Jemaat Pdt Yanni Lompoliu.
2. Pemuda Gereja Berjaga Saat Shalat Id, Potret Kerukunan yang Sudah Biasa

Sumber : Kompas
Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono
Tanggal : 15/06/2018, 09:46 WIB
https://yogyakarta.kompas.com/read/2018/06/15/09460261/pemuda-gereja-berjaga-saat-
shalat-id-potret-kerukunan-yang-sudah-biasa
Kutipan:
Sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB, ribuan umat Islam di Desa Wiladeg, Kecamatan
Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta, berangkat menuju lapangan desa Wiladeg untuk
melaksanakan shalat Idul Fitri 1439 H. Tak hanya umat Islam, puluhan pemuda dari Gereja
Kristen Jawa yang berlokasi hanya sekitar 100 meter pun ikut berada di sekitar lokasi.
Dengan peluit, belasan pemuda tampak mengatur arus lalu lintas di Lapangan Desa Wiladeg,
sebagian lainnya berada di halaman sekolah, lapangan, dan balai desa untuk mengatur posisi
sepeda motor, dan mobil para jamaah. Hal ini merupakan wujud kekompakan warga desa
setempat untuk saling menjaga nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

"Warga disini sudah biasa, saling membantu saat perayaan hari besar agama. Jika
umat Nasrani sedang merayakan hari besar seperti Natal. Umat Muslim yang membantu
keamanan dan parkir," kata Slamet, warga Wiladeg, seusai menjalankan shalat Id, Jumat
(15/6/2018).
3. Ketika Pemuda Kristiani Jaga Keamanan Ibadah Salat Tarawih Umat Muslim
di Kota Sorong.

Sumber : Okezone
Penulis : Chanry Andrew S, Sindo TV
Tanggal : Jum'at 18 Mei 2018 18:45 WIB
https://news.okezone.com/read/2018/05/18/340/1900004/ketika-pemuda-kristiani-jaga-
keamanan-ibadah-salat-tarawih-umat-muslim-di-kota-sorong
Kutipan:
Guna menjaga kondisi keamanan saat pelaksanaan Ibadah puasa dan pelaksana
ibadah tarawih umat muslim, pemuda dan jemaat umat Kristiani melakukan perbantuan
pengamanan bagi umat muslim yang menjalankan ibadah Tarawih di sejumlah Masjid di
kota Sorong, Kamis 17 Mei 2018.
Salah satunya adalah pemuda dan umat Kristiani dari jemaat Gereja GKI Sion,
Kelurahan Klabala, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, yang melakukan pengamanan
Ibadah saat sholat Tarawih, umat muslim di Masjid Al Falah, salah satu Masjid tertua di
kota Sorong, Papua Barat. Pengamanan Ibadah umat muslim pada Masjid-masjid di kota
Sorong, Papua Barat ini akan dilakukan sebulan penuh, selama bulan suci Ramadhan.
Tidak itu saja, para pemuda dan kaum bapak dari umat Kristiani ini juga
melakukan pengamanan dan pemantauan disekitar area Masjid dan di luar area Masjid
yang tanpa lampu penerangan.
4. Umat Nasrani dan Muslim Gotong Royong Bersihkan Gereja yang Dirusak.

Sumber : Detik News


Penulis : Raja Adil Siregar
Tanggal : Jumat, 09 Mar 2018 10:45 WIB
https://news.detik.com/berita/d-3906954/umat-nasrani-dan-muslim-gotong-royong-
bersihkan-gereja-yang-dirusa

Kutipan:
Selepas insiden perusakan Kapel Santo Zakaria di Ogan Ilir oleh orang tak
dikenal, masyarakat kini sudah mulai bergotong royong membersihkan sisa-sisa dinding
yang hancur. Termasuk umat Islam setempat.
"Kami bersama warga kemarin sudah mulai membersihkan kapel yang dirusak
orang tak dikenal. Bukan hanya umat Kristiani saja, tapi umat muslim juga ikut
membersihkan," kata Kapolres Ogan Ilir, AKBP Ghazali Ahmad, saat dimintai
konfirmasi detikcom, Jumat (9/3/2018).
Warga sekitar sudah lama hidup rukun saling gotong royong. Dari situ, dia
menduga para pelaku perusakan bukanlah orang sekitar. "Saya rasa bukan orang sini
pelakunya, tapi itu juga tetap akan kita kembangkan lagi dengan memeriksa saksi-saksi.
Karena saat kejadian itu juga dalam kondisi gelap," katanya.
Adapun barang bukti yang ditemukan di lokasi adalah hammer atau palu ukuran
besar yang digunakan untuk merusak tembok dan batu. Ada pula daun jendela yang rusak
dan tumpukan kursi yang bekas akan dibakar.
5. Gereja bermitra dengan Karukunan Warga Bogor dalam Menyalurkan
Bantuan Sembako

Sumber : News
Penulis : Liahona
Tanggal : 18 Mei 2020 - Bogor
https://news-id.gerejayesuskristus.org/article/gereja-bermitra-dengan-karukunan-warga-
bogor-dalam-menyalurkan-bantuan-sembako
Kutipan:
Pandemi COVID-19 yang melanda di seluruh dunia, termasuk Indonesia, berdampak
besar bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan mengalami kerugian usaha. Gereja
Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Indonesia terus berupaya memberikan
bantuan yang diperlukan melalui koordinasi dengan pemerintah pusat dan setempat serta
lembaga kemanusiaan dan organisasi masyarakat.

Pada Jumat, 15 Mei 2020, Latter-Day Saint Charities (LDSC), lengan kemanusiaan
Gereja, bermitra dengan Karukunan Warga Bogor (KWB), memberikan bantuan
kemanusiaan berupa 1.250 paket sembako untuk disalurkan kepada masyarakat di Kota
Bogor termasuk Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Tanah Sareal, dan Kelurahan
Panaragan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) KWB, Anita Primasari Mongan, menekankan bahwa
pemberian bantuan paket sembako ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang
terdampak COVID-19.
6. Gereja Bethany Indonesia Kapuas Salurkan Bantuan Sembako kepada Warga
Terdampak Covid-19.

Sumber : Borneo News


Penulis : Dodi Rizkiansyah
Tanggal : 09 April 2020 - 18:31 WIB
https://www.borneonews.co.id/berita/164355-gereja-bethany-indonesia-kapuas-salurkan-
bantuan-sembako-kepada-warga-terdampak-covid-19
Kutipan:
Pengurus Gereja Bethanyi Indonesia Kabupaten Kapuas menyalurkan bantuan paket
sembako kepada warga kurang mampu, terutama yang terdampak ekonomi akibat pandemi
virus corona atau Covid-19.

Pemberian bantuan itu sebagai bentuk kepedulian kalangan Jemaat Gereja Bethany
Indonesia Kapuas yang prihatin dan ingin ikut serta membantu pemerintah daerah dalam
menanggulanginya.

Bantuan yang disalurkan dari hasil sumbangan seluruh jemaat. Mereka melakukan
aksi berbagi kasih kepada warga yang kurang mampu dengan memberikanya beberapa paket
sembako di seputaran Kota Kuala Kapuas, Kamis, 9 April 2020.

Pendeta Widynata Harianto yang secara langsung ikut dalam aksi tersebut usai
membagikan paket-paket sembako kepada para abang-abang becak.
7. Umat Kristiani di Makassar Buka Posko Bantuan Tsunami Selat Sunda di
Gereja

Sumber : Kompas
Penulis : Kontributor Makassar, Hendra Cipto
Tanggal : 24/12/2018, 19:44 WIB
https://regional.kompas.com/read/2018/12/24/19445681/umat-kristiani-di-makassar-buka-
posko-bantuan-tsunami-selat-sunda-di-gereja
Kutipan:
Saat perayaan Natal, umat Kristiani membuka posko bantuan tsunami Selat Sunda di
gereja-gereja di Kota Makassar. Salah satu gereja yang membuka posko dan melakukan
penggalangan dana bantuan kemanusian untuk korban tsunami Banten adalah Gereja Jordan
Toraja Mamasa Kalisis, Kampung Rama. Tahun ini, Kampung Rama di Jl Dirgantara,
Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar yang mayoritas masyarakatnya
beragama Kristen ini merayakan Natal berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Mereka turut berduka atas bencana tsunami yang menerjang Banten, Jawa Barat,
sehingga merayakan Natal dengan cara sederhana. Baca juga: Akses Jalan Sulit, Evakuasi
Korban Tsunami di Kecamatan Sumur Banten Terhambat Menurut pengurus Gereja Jordan
Toraja Mamasa Kalisis, Alias Bandong, Senin (24/12/2018), bantuan kemanusiaan yang
terkumpul dari jemaat akan disalurkan langsung kepada korban bencana tsunami Banten
melalui posko induk penerimaan bantuan di Kota Makassar.
8. Gereja Perkuat Kerja Sama Lintas Iman Melalui Pelayanan Bagi Korban
Gempa

Sumber : News
Penulis : Liahona
Tanggal : 23 Februari 2019
https://news-id.gerejayesuskristus.org/article/gereja-perkuat-kerja-sama-lintas-iman-
melalui-pelayanan-bagi-korban-gempa
Kutipan:
Tahun 2018 menjadi tahun penuh pelayanan dan persahabatan bagi Gereja Yesus
Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Indonesia. Sebagai salah satu negara
yang berada di jalur Cincin Api atau Ring of Fire, Indonesia menyimpan potensi bencana
alam yang cukup tinggi. Data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
memperlihatkan ada 1.134 kejadian bencana alam hingga Mei 2018, termasuk gempa
bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, puting beliung, kebakaran hutan dan lahan,
gelombang pasang atau abrasi, serta kekeringan.

Gempa bumi berkekuatan 7,0 dan 7,7 skala Richter yang mengguncang Lombok,
Nusa Tenggara Barat, dan Palu-Donggala, Sulawesi Tengah, dengan selisih waktu
kurang dari 3 bulan menelan ribuan korban jiwa. Tingginya jumlah korban baik yang
meninggal, hilang, maupun luka tidak lepas dari besarnya kekuatan gempa yang diikuti
fenomena likuifaksi, tanah amblas, serta gelombang tsunami. Sejumlah saksi mata
menyebut tinggi gelombang mencapai hampir 6 meter. Selain korban jiwa, bencana ini
menyebabkan kerusakan parah.
9. Peduli Korban Banjir Bandang Masamba, GMKI Salurkan Bantuan Atap
Seng Pembangunan Gedung Gereja.

Sumber : Berita Lima


Penulis :-
Tanggal : Senin, 12 Oktober 2020 | 15:37 WIB
https://beritalima.com/peduli-korban-banjir-bandang-masamba-gmki-salurkan-bantuan-
atap-seng-pembangunan-gedung-gereja/
Kutipan:
Beberapa waktu lalu, pada Senin malam (13/7/2020) wilayah Masamba
Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dilanda banjir bandang yang menyebabkan 36
orang meninggal dunia.

Peristiwa banjir ini juga menyebabkan sekitar 15.000 warga setempat harus
mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Sejak bencana ini terjadi, Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) secara nasional merespon peristiwa alam ini
dengan membentuk tim peduli banjir Bandang Masamba.Dalam penyaluran bantuan ini,
hadir Pengurus Pusat GMKI, Kordinator Wilayah Sulselbara, Pasa Maraya bersama
Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Palopo.

Dalam sambutannya, Kordinator Wilayah Sulselbara GMKI, Pasa Maraya


menyampaikan bahwa bantuan ini sebagai bentuk respon kepedulian dan kehadiran
GMKI bagi Gereja dan Kemanusian walau ditengah mewabahnya Covid-19 yang saat ini
melanda dunia.
10. FKUB Medan Gelar Gotong Royong Kerukunan di Medan Deli

Sumber : Pemerintah Kota Medan


Penulis : Admin
Tanggal : Sabtu, 23 Desember 2017 - 11:29:16 WIB
https://pemkomedan.go.id/artikel-17108-fkub-medan-gelar-gotong-royong-kerukunan-di-
medan-deli.html#
Kutipan:
Remaja masjid Nurul Sujud, pemuda GKPI, dan warga Jalan Kawat III
bergotong-royong membersihkan masjid dan gereja serta lingkungan sekitarnya, Sabtu
(23/12/2017) pagi. Kegiatan yang bertajuk Gotong Royong Kerukunan ini diprakarsai
oleh Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kota Medan bekerjasama dengan
pihak Kecamatan Medan Deli.

Sejak pagi hari, puluhan warga sudah berkumpul di Jalan Kawat III. Tampak
hadir Kaban Kesbanglinmaspol Ceko Wakhda Ritonga, SH yang mewakili Walikota
Medan, Ketua FKUB Medan Drs. Ilyas Halim M.Pd, Camat Medan Deli Ferry Suheri
S.Sos dan aparat kelurahan se-Kecamatan Medan Deli.

Di Jalan Kawat III ini terdapat masjid dan gereja. Seluruh peserta gotong royong
ikut membersihkan rumah ibadah itu. Tidak hanya itu, mereka juga mengorek parit dan
mencabuti ilalang untuk melancarkan aliran air.
11. Misdinar St. Yoseph Seisikambing Medan Sosialisasi Prokes dan Bagikan
Masker ke Masyarakat

Sumber : Tribun Medan


Penulis : Rechtin Hani Ritonga
Tanggal : Jumat, 30 Oktober 2020 14:41
https://medan.tribunnews.com/2020/10/30/misdinar-st-yoseph-seisikambing-medan-
sosialisasi-prokes-dan-bagikan-masker-ke-masyarakat
Kutipan:
Misdinar St. Yoseph Seisikambing Medan melakukan pelayanan di luar Gereja
dengan cara sosialisasi dan membagikan masker ke warga sekitar kelurahan Sei Sikambing,
Kecamatan Medan Sunggal, Kamis (29/10/2020). Misdinar atau yang dikenal sebagai
pelayan Altar dalam agama Katolik merupakan kumpulan pemuda-pemudi yang memiliki
tugas melayani saat Perayaan Ekaristi (ibadah). Ketua Misdinar St. Yoseph Seisikambing
Gregorius Bhima mengatakan sebagai pemuda-pemudi Gereja, pihaknya ingin memberi
kontribusi lebih kepada masyarakat dalam hal pelayanan.

"Kami sebagai pemuda-pemudi Gereja dan Bangsa turut mengisi kegiatan dalam
memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan membagikan Masker ke para pengendara,
pedagang dan masyarakat," ujar Bhima, Jumat (30/10/2020). Lebih lanjut ia menuturkan,
sebanyak ratusan masker dibagikan kepada warga sekitar di luar jemaat Gereja.
12. Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19, Pemuda Gereja Batu Karang Gelar
Bansos

Sumber : Time Kupang


Penulis : Yopi Tapenu
Tanggal : Jumat (8/5) 2020
https://timexkupang.com/2020/05/09/berbagi-di-tengah-pandemi-covid-19-pemuda-gereja-
batu-karang-gelar-baksos/
Kutipan:
Di tengah kewaspadaan dan upaya mencegah penyebaran virus korona (Covid-19)
yang melanda dunia, muncul aksi-aksi sosial/kemanusiaan di tengah masyarakat untuk
bersama menanggulangi dampak-dampak dari ancaman virus mematikan ini.

Misalnya yang dilakukan Pemuda Gereja Batu Karang Nonohonis, Kabupaten


Timor Tengah Selatan (TTS). Mereka bekerjasama menggalang donasi dan menyalurkan
ke sesama yang terdampak pandemi ini. Termasuk bekerjasama dengan Polres TTS dan
kader PDI Perjuangan.

Ketua DPRD NTT yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, Emelia J.
Nomleni bersama kader partai itu juga turut mengambil bagian pada kegiatan baksos
tersebut mengatakan, suasana Covid-19 yang dialami seluruh masyarakat dunia,
menuntut untuk manusia saling berbagi antara satu dengan lainnya.
13. Bakti Sosial Gereja Jemaat Kristen Indonesia Bukit Sion Malang

Sumber : Berita Madani


Penulis : Madani
Tanggal : December 18, 2017
https://beritamadani.co.id/2017/12/18/bakti-sosial-gereja-jemaat-kristen-indonesia-bukit-
sion-malang/
Kutipan:
Kegiatan berbagi kasih yang diwujudkan dalam bentuk bakti sosial dari Gereja
Jemaat Kristen Indonesia”Bukit Sion” Malang, dilaksanakan pada Hari Minggu, 17
Desember 2017. Yaitu dengan mengunjungi Panti Asuhan ABBA di Jl.Lembah Dieng,
Kota Malang. Kegiatan berbagi kasih ini adalah salah satu dari rangkaian acara yang ada
di GJKI Malang dalam rangka Memperingati Kelahiran Yesus Kristus Tahun 2017.

Kegiatan ini merupakan realisasi dari ucapan syukur dari Jemaat GJKI Malang,
karena merasa begitu besar kasih Tuhan kepada jemaat. Sepanjang hari, bulan dan
tahun, Tuhan selalu memberkati , menyertai dan mengasihi. Sehingga jemaat dalam
momen NATAL 2017 ini, terpanggil berbagi kasih dan mewujudkan kasih nyata itu
dengan memberi kepada sesama yang membutuhkan.

Acara kegiatan berbagi kasih di Panti Asuhan dari Yayasan Anak Bangsa Berkat
Anugerah(ABBA) ini, yang pertama yaitu mengadakan kebaktian bersama yang dihadiri
oleh Anggota Jemaat GJKI dan semua pengurus dan anak-anak panti. Kedua adalah acara
berbagi berkat dengan memberikan donasi untuk berbagai kebutuhan bagi anak-anak
panti asuhan, berupa sepatu, alat tulis, baju, alat mandi,sembako(beras dan mie instan)
dan uang.

14. Aksi Solidaritas Sosial Gereja-Gereja Ditengah Pandemi Covid 19

Sumber : Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia


Penulis : Markus
Tanggal : 3 April 2020
https://pgi.or.id/aksi-solidaritas-sosial-gereja-gereja-ditengah-pandemi-covid-19/
Kutipan:
Upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona, pemerintah mengeluarkan
kebijakan agar semua warga harus tinggal di rumah (stay at home), dan melakukan
pekerjaan dari rumah (work from home). Sekolah, mall, tempat hiburan, bahkan kantor
pun akhirnya ditutup, untuk jangka waktu yang tidak menentu. Hal ini tentunya berimbas
kepada pendapatan rakyat kecil, seperti pedagang asongan, buruh harian, driver online,
dan lainnya.

Melihat situasi tersebut sejumlah gereja melakukan aksi solidaritas sosial berupa
pemberian makanan gratis, dan pemasangan hand sanitizer di tempat terbuka agar dapat
digunakan oleh siapapun. Seperti yang dilakukan oleh GKI Wahid Hasyim, GKI
Maulana Yusuf, serta beberapa gereja lainnya.
Dalam aksi pemberian makan gratis, ada yang melibatkan warung makan di
sekitar gereja. Dimana pihak gereja membayar biaya sekali makan, yang menurut
pemilik warung berkisar Rp15.000/porsi. Setiap orang yang telah mengambil jatah, akan
mencatat dalam daftar sebagai laporan untuk gereja.

15. Bakti Sosial Ina Gloria 2018

Sumber : HKBP Prawamangun


Penulis :-
Tanggal : 18 Mei 2018
https://www.hkbprawamangun.id/bakti-sosial-ina-gloria-2018/
Kutipan:
Paduan Suara Ina Gloria HKBP Rawamangun telah selesai mengadakan Bakti
Sosial di desa Harian Boho dan di desa Ronggur ni Huta sebagai bentuk bantuan dan
pelayanan yang nyata kepada masyarakat, khususnya di daerah Samosir, Kabupaten
Tobasa, Sumatera Utara.

Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 10 – 14 Mei 2018. Rombongan diketuai


oleh panitia Bakti Sosial, Hotma Sinaga br. Manurung, yang didampingi oleh Pendeta
Ramlan Hutahaean beserta Ketua PPH, Inang Sinta Simanjuntak br. Manalu.

Kegiatan Bakti Sosial ini dapat terlaksana dengan baik tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak; Bapak Presiden Republik Indonesia, Pejabat
Pemerintahan, Perusahaan BUMN/Swasta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Dinas Kesehatan Samosir, dan keluarga Gereja HKBP Rawamangun beserta teman-
teman diluar HKBP.
2.2. Rangkuman Kliping

Tuhan Yesus adalah Tuhan yang selalu mengajarkan kasih kepada setiap jemaat-
Nya. Hal ini Dia lakukan karena Dia sudah terlebih dahulu mengasihi umat-Nya. Dalam
Yohanes 13:34 manjelaskan Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu
saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling
mengasihi. Kasih yang dimaksud bukanlah hanya ditujukan kepada sesama jemaat, namun
juga kepada semua yang berada di sekitar kita. Baik kepada antar umat beragama, antar suku,
antar sosial-ekonomi, antar wilayah, bahkan terhadap alam, dan masih banyak lagi. Berbuat
kasih tidak akan pernah merugikan para pelakunya, namun hal yang terjadi adalah hal yang
sebaliknya. Kita juga pasti akan memperoleh kasih tersebut sebagaimana yang telah kita
perbuat kepada mereka.
Kita sebagai jemaat Gereja Kristen hidup di tengah kemajemukan, tentu kita harus
bisa menyesuaikan diri dengan berpikir bagaimana supaya tercipta kedamaian di tengah
kemajemukan tersebut. Semakin besar kemajemukan tersebut maka akan menimbulkan
semakin banyak perbedaan. Pada hal ini lah perpecahan sangat rawan terjadi. Oleh sebab itu,
sangat diperlukan kasih kepada sesama seperti yang di ajarkan Tuhan Yesus kepada kita.
Dalam Galatia 5:22-23, (5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak
ada hukum yang menentang hal-hal itu. Janganlah kita berpikir bahwa perbedaan itu adalah
sebuah ancaman karena selalu mengganggap semua yang ada pada diri orang lain tidak
sehebat segala sesuatu yang ada pada dirinya. Kita harus menganggap semua sama.
Terkadang sikap egois akan membuat perpecahan semakin merajalela. Oleh sebab itu
penguasaan diri sangat diperlukan untuk dapat menyikapi segala sesuatu dengan baik.

Tentu apakah hal lain yang harus kita lakukan di tengah kemajemukan ini? Yang
harus kita lakukan adalah dengan menerima segala perbedaan yang ada dan mau berbaur
dengan segala perbedaan itu. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai jemaat Gereja
Kristen di dalam masyarakat, misalnya seperti yang sudah dijelaskan di dalam BAB 2
mengenai KLIPING, yaitu:
 Saling menghormati agama orang lain,
 Menerima setiap perbedaan yang ada,
 Membantu mereka yang kesusahan,
 Melakukan sosialisasi di masyarakat,
 Membangun solidaritas yang baik,
 Menghindari perpecahan,
 Saling mendoakan,
 Memberi pertolongan kepada mereka yang terkena bencana,
 Bergotong-royong bersama dalam menjaga kelestarian alam,
 Bahkan menjalin tali persaudaraan terhadap sesama, dll.

Indah bukan jika hal-hal tersebut kita terapkan di dalam lingkungan bermasyarakat?
Pasti pandangan orang lain terhadap jemaat Kristen akan semakin baik. Dengan itu, kita akan
dikenal oleh mereka yang berbeda agama dengan kita bahwa kita adalah agama yang penuh
dengan kasih, kedamaian, sukacita, kerukunan, dll. Mereka tidak akan menganggap kita
sebagai manusia yang kafir dan penuh dengan kebencian. Hal ini juga lah yang dimau oleh
Tuhan Yesus Kristus. “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia
sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak
rubuh sebab didirikan di atas batu.” – Matius 7:24-25.

Oleh sebab itu, sebagai jemaat Gereja Tuhan yang sudah menerima keselamatan dari
Tuhan, hendaklah kita melakukan sesuai yang sudah dijelaskan di atas, terlebih kepada kita
sebagai mahasiswa kristen. Kita adalah orang muda yang mana kita sudah memiliki
pemikiran yang matang dan dewasa dalam menghadapi persoalan yang sedemikian. Kita
adalah orang-orang terpilih yang akan melanjutkan janji Tuhan tersebut. Janganlah kita
terpengaruh oleh ajaran sesat yang menuntut kita untuk selalu memecah belah persatuan
bangsa. Peran kita di dalam lingkungan bermasyarakat sangatlah berpengaruh besar.
Hendaklah kita menerapkan kebaikan di dalam kehidupan kita sehari-hari agar selalu
menciptakan lingkungan yang nyaman dan tentram, tidak berpecah. Dengan demikian, secara
tidak langsung kita akan semakin dekat menuju kerajaan Allah karena sudah menerapkan
ajaran Yesus Kristus tentang kedamaian dan persatuan. “Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukankehendak Bapa-Ku yang di sorga.” – Matius 7:21.
BAB III

TINJAUAN TEOLOGIS ESTIS KRISTEN TENTANG JEMAAT


GEREJA KRISTEN DAN PERANNYA DALAM MASYARAKAT

3.1 Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang Jemaat Gereja Kristen Dan
Perannya Dalam Masyarakat Secara Umum

Jemaat merupakan sekumpulan orang percaya yang dipanggil keluar dari


kegelapan dosa. Jemaat merupakan sekumpulan orang-orang yang bersekutu di dalam
suatu Gereja yang berasal dari manapun. Kata jemaat tidak hanya dipergunakan oleh
agama Kristen saja, namun juga dipergunakan oleh agama yang lain, seperti kata jemaah.
Keduanya memang memiliki maksud yang sama, hanya saja dipergunakan oleh agama
yang berbeda.

Berbagai pandangan terhadap kata jemaat tersebut terkadang memberi perspektif


yang beragam terlebih terhadap antaragama. Ada yang mengakui bahwa jemaat agama
sendiri lebih benar dan lebih hebat dari jemaat agama lain. Ada yang beranggapan bahwa
jemaat mereka adalah kafir, ajarannya menyesatkan. Perspektif masyarakat seperti inilah
yang terkadang mengundang perpecahan. Namun tidak semua seperti itu, sebagian dari
masyarakat masih ada yang menghormati perbedaan jemaat tersebut.

Mengingat kembali lagi mengenai jemaat itu sendiri berada di dalam lingkaran
kemajemukan yang berada di tengah-tengah masyarakat, tentu hal ini menjadi suatu
tantangan baru tentang bagaimana cara jemaat Gereja Kristen dapat beradaptasi di tengah
perbedaan yang sangat beragam. Jemaat harus peka terhadap terhadap berbagai
permasalahan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri, misalnya masalah kelaparan,
masalah kemiskinan, dan penderitaan di dunia ini, bahkan terhadap berbagai perbedaan
yang muncul. Jemaat juga dituntut wajib terlibat berkorban untuk melayani masyarakat
yang membutuhkan pertolongan. Tuhan Yesus berkata ,“Kasihilah sesamamu manusia
seperti mengasihi dirimu sendiri” ,(Matius 22:39). Untuk mematuhi perintah ini, setiap
jemaat Gereja Kristen wajib memperhatikan setiap kebutuhan jasmani masyarakat
sekitarnya. Jemaat sebagai satu kesatuan yang utuh wajib terlibat dalam upaya
mencukupi kebutuhan mereka. Siapakah mereka yang dimaksud? Apakah hanya kepada
sesama kita jemaat Gereja Kristen? Tentu tidak, kita melakukannya kepada semua orang
tanpa terkecuali.
Selain untuk melayani kepada semua orang, mengasihi dan menghormati orang
lain juga adalah hal yang penting. Dengan perlakuan seperti ini, maka kedamaian akan
tercipta. Kita sebagai jemaat Gereja Kisten adalah jemaat yang penuh dengan kasih.
Kasih bukan saja salah satu ciri khas orang Kristen, tetapi jiwa dan jati diri Kekristenan.
Kasih merupakan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang percaya. Dalam Lukas
6:35, Tuhan berkata, "Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada
mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar
dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat."

3.2 Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang Jemaat Gereja Kristen dan Perannya
Dalam Masyarakat Menurut Alkitab
1. Definisi Jemaat

Pandangan sekilas tentang apa yang kebanyakan orang pikirkan mengenai kata
“jemaat” menunjukkan bahwa mayoritas besar orang menggunakan kata ini untuk
menyebutkan sebuah bangunan gereja di mana dilangsungkan berbagai upacara
keagamaan atau sebagai bagian dari nama beragam denominasi gereja1. Namun,
penggunaan kata jemaat seperti itu tidak sesuai dengan definisi Firman Allah tentang
jemaat, sehingga diperlukan sekali penyelidikan lebih mendalam tentang makna yang
benar dari kata ini.

1.1 Kata "Ekklesia" dan makna umumnya

Kata “jemaat” adalah terjemahan dari kata Yunani “ekklesia” yang artinya “apa
yang dipanggil keluar2". Menurut E.W. Bullinger, kata ini dipergunakan untuk menyebut
“kumpulan apa saja, namun terutama kumpulan masyarakat, atau sekelompok tertentu
dari mereka”. Di dalam perjanjian baru, kata itu digunakan 115 kali, 3 di antaranya
diterjemahkan sebagai “kumpulan” dan 112 lainnya diterjemahkan sebagai “jemaat”.
Melihat penggunaan kata ini yang diterjemahkan sebagai “kumpulan” sudah cukup
menunjukkan kepada kita bahwa kata ini dipergunakan bukan hanya untuk merujuk pada
kumpulan orang-orang kristiani saja. Seperti dalam Kisah Para Rasul 19 di mana terjadi
unjuk rasa terhadap Paulus di Efesus:
Kisah Para Rasul 19:32; 35; 39; 41.

“Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang
seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan [Yunani:
“ekklesia”] itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka
berkumpul. Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata
[kepada kumpulan itu]: jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah
kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat [Yunani: “ekklesia”] yang sah. Dan
dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat [Yunani: “ekklesia”]itu.”

Dari ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa kata “ekklesia” dipergunakan juga untuk
orang-orang non-kristiani, bahkan dalam kasus di atas, untuk sekumpulan orang-orang
yang anti kekristenan.

Bahwa makna umum dari kata “ekklesia” adalah “kumpulan”, juga terbukti
melalui penggunaan kata ini dalam Septuaginta, terjemahan Yunani kuno dari Perjanjian
Lama. Di sana, kata ini dipergunakan sebanyak 71 kali, semua sebagai padanan bagi kata
Ibrani “qahal” yang berarti “sekumpulan orang yang datang bersama, kelompok,
tindakan; perkumpulan, jemaat, pertemuan; dalam arti yang lebih luas sebagai kumpulan
sejumlah orang, pasukan, bangsa, orang jahat, orang benar3 dll."

Kesimpulannya: makna umum dari kata yang diterjemahkan Alkitab sebagai


jemaat adalah “kumpulan”. Kata ini tidak dipergunakan khusus untuk kumpulan orang-
orang kristiani saja, juga tidak merujuk pada bangunan di mana kumpulan itu berkumpul.
Sebaliknya, kata itu adalah sebuah istilah umum yang dipergunakan untuk menyebut
kumpulan apa saja terlepas dari jenisnya.

1.2 Kata "ekklesia": maknanya dalam Firman Tuhan.

Setelah mengerti apa makna umum dari kata “ekklesia”, sekarang waktunya kita
melihat apa makna kata tersebut dalam Perjanjian Baru. Meskipun makna kata itu masih
sama dalam Perjanjian Baru yakni kumpulan, namun maknanya lebih merujuk kepada
perkumpulan yang spesifik, yakni perkumpulan orang-orang yang semua anggotanya
telah dilahirkan kembali, yakni semua orang yang telah mengakui Tuhan Yesus dengan
mulut mereka dan percaya dalam hati mereka bahwa Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati (Roma 10:9). Istilah lain yang Alkitab gunakan untuk menyebut
orang-orang yang percaya kepada Kristus di seluruh dunia4 adalah “tubuh” atau “tubuh
Kristus”. Istilah “jemaat” dan “tubuh” atau “tubuh Kristus” adalah istilah yang setara,
semua istilah itu dipergunakan untuk menyebut semua orang kristiani sebagai sebuah
totalitas, dan hal itu terlihat jelas dalam beberapa bagian Alkitab. Dimulai dari 1
Korintus 12:27, kita membaca: 1 Korintus 12:27, “KAMU semua adalah tubuh Kristus
dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” Juga Kolose 1:18 mengatakan kepada kita
“Ia [Yesus Kristus]lah kepala tubuh, yaitu jemaat.”

Seperti yang tertera dengan jelas dalam ayat-ayat di atas bahwa jemaat, tubuh
Kristus adalah satu tubuh yang meliputi semua orang yang telah dilahirkan kembali atau
orang-orang yang telah mengakui Tuhan Yesus dengan mulut mereka dan percaya dalam
hati mereka bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Sayangnya,
apa yang dinyatakan sedemikian jelas oleh Firman Allah, telah diabaikan oleh banyak
orang kristiani, setidaknya tampak dari bermunculannya begitu banyak denominasi.
Banyak dari antara kita, daripada melihat diri kita sebagai anggota dari satu tubuh
Kristus dan semua orang kristiani lain sebagai saudara kita dan anggota dari tubuh yang
sama, kita malahan melihat diri kita sebagai anggota denominasi ini atau itu dan kita
mungkin menganggap denominasi kita itu sebagai tubuh atau jemaat kita, dan
menganggap semua orang kristiani lain yang tidak termasuk dalam denominasi kita
sebagai orang asing atau terkadang bahkan sebagai musuh kita. Syukurlah, Firman Allah
tidak setuju dengan cara pandang seperti ini. Sesungguhnya, bagi Allah, kita (semua
orang kristiani) bukanlah orang asing atau musuh bagi satu sama lain, bahkan sekalipun
kita bisa saja memiliki cara pandang yang berbeda dalam banyak hal. Sejauh kita setuju
bahwa Yesus adalah Tuhan, Yesus adalah Tuhan kita, dan Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kita semua adalah anak-anak Allah, saudara-saudara,
anggota-anggota dari tubuh yang sama dan sesungguhnya, sebagaimana Roma 12:5
katakan, kita adalah anggota seorang terhadap yang lain. Bukankah ini adalah kebenaran
yang indah? Sayangnya Iblis seringkali berhasil menyembunyikan kebenaran yang indah
ini dari kita, dengan cara membuat kita berpikir bahwa tubuh itu hanya sebatas
denominasi, organisasi atau persekutuan kita sendiri. Semua ini bukan tubuh tetapi
anggota-anggota tubuh5 yang terdiri dari ribuan persekutuan dan jutaan orang-orang
kristiani yang lain, yang mungkin saja cara pandang mereka yang sama dengan cara
pandang kita hanyalah dalam hal percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan bahwa Allah
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Oleh karena itu, daripada kita saling
memusuhi dan saling membenci antar denominasi yang berbeda, lebih baik kita
menanamkan dalam hati kita kebenaran tentang satu tubuh ini dan bertindak sesuai
dengan kebenaran itu, yaitu mengasihi dan melayani semua orang kristiani yang
termasuk dalam satu tubuh dengan kita. Karena bila tidak, kita akan terus bertengkar satu
sama lain, yang akibatnya akan membahayakan tubuh itu sendiri.

2. Yesus: Kepala

Setelah memahami bahwa jemaat, sesuai definisi dalam Alkitab, adalah satu, dan
terdiri dari semua orang yang percaya dalam Tuhan Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya,
kita akan belajar lebih lanjut tentang siapakah kepala atau bos dari jemaat. Sekali lagi,
jawaban yang diberikan oleh Alkitab untuk pertanyaan yang sangat penting ini sangatlah
jelas. Perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa Kristus adalah kepala jemaat,
“Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang
mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, Dan segala sesuatu telah
diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat
sebagai Kepala dari segala yang ada” (Efesus 1:20, 22). Allah telah memberi wewenang
(kuasa) kepada Kristus untuk menjadi kepala segala sesuatu. Di dalam pasal 5:23 kitab
Efesus, Paulus menggambarkan kepala jemaat di Efesus bahwa Kristus adalah kepala
jemaat sama dengan suami adalah kepala istri (Efesus 4:15; Kolose 2:14).

Sebagaimana terlihat jelas dari ayat-ayat di atas, yang ditunjuk Allah sebagai
direktur utama dari jemaat, sebagai kepala dari SEGALA yang ada, adalah Tuhan Yesus
Kristus. Dia adalah kepala dan jemaat adalah tubuh-Nya. Dan sebagaimana pada tubuh
harfiah kita, kepala adalah yang memimpin tubuh, demikian pula jemaat, Kristus sebagai
kepala dari segala yang ada, adalah yang memimpin, yang mengatur jemaat. Dia dan
hanya Dia saja adalah pemimpin, satu-satunya bos dari jemaat. Jadi, berbeda dengan
berbagai hierarki yang kita temukan di banyak denominasi dan organisasi, hierarki yang
benar dalam jemaat sebagaimana yang diberikan dalam Alkitab adalah sebagai berikut:
yang pertama dan terutama adalah Allah, kepala dari Kristus (1 Korintus 11:3).
Kemudian, Kristus kepala dari jemaat, dan akhirnya kita semua yang percaya dalam
Kristus dan kebangkitan-Nya dan yang menyusun tubuh Kristus yang adalah jemaat. Jadi
kesimpulannya: bukan “banyak jemaat dengan banyak bos yang fana,” melainkan
“SATU jemaat dengan SATU bos yang kekal, yaitu Tuhan Yesus Kristus”.

3. Jemaat: nggota
Kita telah memahami bahwa untuk dapat menjadi anggota jemaat, yang
diperlukan adalah menjadi pengikut Kristus, menjadi seseorang yang percaya bahwa
Yesus adalah Tuhan, mengakui-Nya sebagai Tuhan dan percaya bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati (Roma 10:9). Kita juga telah mengerti bahwa
kepala, bos atau pemimpin jemaat adalah Tuhan Yesus Kristus. Setelah memahami ini,
kita akan melanjutkan dengan menyelidiki secara lebih mendalam tentang apa peran dari
anggota-anggota tubuh Kristus.

Oleh karena itu kesimpulannya adalah: semua orang kristiani dapat melakukan
semua. Namun, beberapa orang ditetapkan oleh Tuhan untuk berfungsi dalam tubuh
dengan cara tertentu, beberapa yang lain ditetapkan untuk berfungsi dengan cara yang
lain. Bila seseorang bertanya “apa fungsi saya di dalam tubuh”, jawaban saya adalah
“datanglah kepada Tuhan dan bertanyalah kepada-Nya apa yang Ia ingin untuk Anda
lakukan”. Nama atau jabatan dari peran itu sendiri tidaklah penting. Karena, mungkin
saja saya telah ditetapkan untuk menginjili misalnya, tetapi saya tidak pernah
melakukannya. Di sisi lain, apabila saya membuat diri saya tersedia bagi Tuhan, maka Ia
pasti akan memimpin saya untuk melakukan apa yang Ia ingin saya lakukan di dalam
tubuh. Mungkin saya bahkan tidak mengetahui apa jabatan dari fungsi saya itu tetapi hal
ini tidak penting. Yang terpenting adalah saya membuat diri saya tersedia untuk dipakai
oleh Tuhan sehingga Ia dapat memakai saya sebagai anggota tubuh dengan cara yang
terbaik menurut-Nya. Oleh karena itu, kita harus datang kepada Tuhan dan memohon
agar Ia menunjukkan kepada kita apa yang Ia ingin agar kita lakukan di dalam tubuh.
Tanggung jawab-Nya adalah menunjukkan kepada kita apa yang Ia perlu dari kita dan
membimbing kita dalam melakukannya. Tanggung jawab dan tugas kita adalah
jadikanlah diri kita tersedia bagi-Nya untuk melakukan segala sesuatu yang Ia perlukan
dari kita dan bertindak pada waktu yang ia inginkan serta melakukan apa yang Ia ingin
kita lakukan.

4. Pelayanan Sosial Jemaat Terhadap Pembangunan Sosial.

Di dalam Alkitab terdapat juga pembahasan mengenai Pelayanan Sosial, dimana


Tuhan Yesus sangat banyak melakukan berbagai pelayanan di tengah keberagaman.
Beberapa tindakan-tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh Yesus sendiri dalam
pelayananNya:
 Menyembuhkan penyakit (Mat 4:23;9:35;10:1).
 Memberi makan orang banyak (Mat 14:14-21;Mrk 6:34-44).
 Memperhatikan orang yang ditolak oleh masyarakat, misalnya orang kusta (Mat
8:1-3;Luk 17;12-14), pemungut cukai dan orang berdosa (Luk 15:1-2).

Jika kita melihat perbuatan Tuhan Yesus diatas, tentu kita harus melakukan hal
yang sedemikian juga di dalam bermasyarakat. Dia saja sebagai Tuhan dan Juruselamat
mau melakukannya, bagaimana dengan kita?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa keberadaan jemaat Gereja Kristen
di tengah-tengah masyarakat membuat kita harus memiliki tingkat sosial yang tinggi.
Oleh sebab itu, kita harus bisa menjadi “masyarakat yang manusiawi”, yakni:
a. Masyarakat yang bersatu yang soldier yang saling peduli satu dengan yang
lainnya.
b. Masyarakat sejahtera yang memiliki jaminan kesejahteraan secara jasmani
maupun rohani.
c. Masyarakat yang adil dan beradab yang pertumbuhan dan pembagian
ekonominya adil, sehingga tidak ada lagi kelompok vip dan golongan yang
tertindas.
Gereja bukanlah gedungnya melainkan orangnya (jemaat). Lalu apa peran-peran yang
harus diwajudkan setiap jemaat Gereja Kristen menurut Alkitab? Semua dijelaskan
sebagai berikut:
1. Diakonia (Pelayanan)
Pada poin ini, kamu diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan oleh Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan
pelayanan dapat sukses, kamu harus bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya.
Contoh tindakan pelayanan, antara lain:
 Membantu korban bencana alam
 Mengikuti kegiatan amal bagi saudara-saudara kita yang miskin, cacat, terlantar,
dan butuh kasih sayang
 Mencoba hidup bersama orang yang menderita penyakit kusta
Sudahkah kamu melayani sanak saudaramu? Walaupun terlihat kecil, namun hal tersebut
sangat berarti bagi mereka yang membutuhkannya. Ketiga contoh di atas harus kamu
landasi dengan menumbuhkan sikap empati, peduli, dan berhati ikhlas untuk
menjalankan kegiatan sosial demi kepentingan seluruh umat manusia. Matius 20:28
“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
2. Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan.
Sebagai orang beriman, kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan
untuk mempererat tali persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan
kehadiran Yesus Kristus. Tali persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa
terjalin dengan Pengantaraan Kristus dalam Kuasa Roh Kudus-Nya.
Contoh kegiatan yang mencerminkan persekutuan, antara lain:
 Mengikuti kegiatan Pendalaman Iman (PA)
 Bergabung dalam muda mudi Gereja
 Bergabung pada perkumpulan lingkungan, ibu-ibu, bapak-bapak, dan orang lansia
1 Yohanes 1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami
beritakan kepada kamu juga, supaya kamu beroleh persekutuan dengan kami. Dan
persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus
Kristus.”
3. Pewartaan (Kerygma)
Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Lukas
22:27 “Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani?
Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai
pelayan.” 
Berikut peran Jemaat dalam pelayanannya sebagai perwataan dalam masyarakat :
 Misalnya, Katekese calon baptis, penerimaan Sakramen Tobat, Sakramen Krisma,
Sakramen Perkawinan, dan kegiatan pendalam iman.
 Dengan melakukan kegiatan pewartaan, kita sudah dapat dikatakan membantu
umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah.
 Dengan demikian, umat Allah bisa hidup kekal, tidak mudah goyah, dan tetap
setia kepada pengajaran Tuhan Yesus.
Matius 10:7 “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.”
Sejarah Gereja  adalah sebuah persekutuan yang hadir di tengah-tengah kehidupan
bermasyarakat secara universal. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Gereja
memiliki tugas pewartaan dan berperan aktif untuk selalu memberikan nilai-nilai positif
bagi umatnya. Nilai-nilai positifnya sudah pasti masih sesuai dengan apa yang diajarkan
oleh Tuhan Yesus. Disini, Gereja dituntut untuk memperlihatkan siapa dan bagaimana
karakteristik Tuhan Yesus itu sendiri.
4. Lyturgia (Liturgi)
Dalam hidup menggereja, ibadah adalah sumber dan pusat untuk beroleh iman dalam
Yesus Kristus. Kegiatan Liturgi sering kita lakukan pada Hari Minggu, ketika kita
beribadah di gereja. Sebagai umat Kristiani, kita bisa mendalami iman melalui kegiatan
liturgi di gereja. Doa, simbol, lambang, dan perayaan di gereja merupakan bagian dari
liturgi.
Contoh kegiatan liturgi di gereja, antara lain:
 Mengikuti tata ibadat pada Hari Minggu
 Ikut kegiatan paduan suara atau koor di gereja
 Menjadi putra dan putri altar
Dengan adanya persekutuan, kita sebagai umat manusia diharapkan bisa menyatu dengan
umat yang lainnya. Tidak melihat ras, suku, bangsa, dan latar belakangnya. Karena pada
intinya, kita ingin bersatu dengan mereka untuk mewujudnyatakan Kristus Yesus dalam
kehidupan.
5. Martyria (Penginjilan)
Sebelum Tuhan meninggalkan dunia, Ia pernah berpesan kepada murid-murid-
Nya untuk menjadi saksi-Nya dalam memberitakan Injil. Tugas inipun dilakukan oleh
para murid. Kita selaku Anak Allah juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, yaitu
menjadi Saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan
menghayati karya keselamatan Tuhan dalam hidup kita. Cara pelayanan Jemaat sebagai
peran didalam masyarakat majemuk:
 Beritakanlah injil kepada seluruh bangsa dan jadilah garam dan terang dunia di
tengah-tengah masyarakat. Berbuat baiklah agar kamu disenangi oleh orang-orang
di sekitarmu.
 Mazmur 19:7 “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan
TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”
 Yesaya 8:20 “Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak berbicara
sesuai perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.”
Selaku Anak Allah, kita selelu dituntut untuk berbuat baik kepada sesama, sama dengan
apa yang dilakukan Gereja, dan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus kepada
kita. Ulangan 7:9 “Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu, Dialah
Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang
yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu
keturunan.”
6. Perwujudan Iman
Iman adalah hubungan cinta kasih yang terjalin antara manusia dengan Tuhan.
Untuk mengungkapkan iman dan kepercayaan akan Yesus Kristus, kita bisa mewujudkan
hal tersebut dalam bentuk menyelenggarakan kegiatan sosial di Gereja. Disini, Gereja
harus bisa menunjukkan dan mempraktikkan bentuk pelayanan yang dilakukan Yesus
selama Ia berada di dunia. Berikut bentuk perwujudan iman dalam bentuk kesertaannya
dalam peran Gereja:
 Tak hanya Gereja saja, kamu sebagai umat Tuhan juga dituntut untuk
mewujudkan imanmu sebagai bukti kalau kamu seorang Kristiani. Perwujudan
iman ini bisa berupa penyerahan total kepada Yesus Sang Juru S’lamat.
 Kamu harus selalu menyerahkan seluruh hidupmu kepada Tuhan, biarlah Ia yang
selalu berkuasa atas dirimu.
 Perwujudan iman juga haruslah disertai dengan hati yang tulus dan penghayatan
akan iman kepada Tuhan. Tanpa kedua hal tersebut, perwujudan iman sama saja
kosong. Perwujudan iman harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Karena iman
tanpa perbuatan hasilnya nihil.
Galatia 2:16 “Kamu tahu, bahawa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab
itu, kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena
iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan Hukum Taurat. Sebab tidak ada
seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat.”
7. Pengungkapan Iman
Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengungkapkan iman akan Kristus
Yesus. Pengungkapan iman bisa dinyatakan dalam bentuk yang khusus dan eksplisit,
contohnya dalam pewartaan, pelayanan, dan perayaan Ekaristi yang setiap kali diadakan
di Gereja. Berikut cara peran Gereja dalam mengungkapkan iman didalam masyarakat:
 Pengungkapan iman adalah bentuk dari penghayatan iman yang bisa kita dapatkan
saat kita berada di lingkungan masyarakat. Iman diungkapkan secara nyata,
namun tidak secara kentara alias memperlihatkan sikap dari iman.
 Rasa kepercayaan Gereja dalam memberitakan kesaksian dan kepastian tentang
iman Kristus kepada semua umat Kristiani dan seluruh masyarakat majemuk
lainnya.
 Gereja akan serta aktif kepada masyarakat agar setiap masing-masing masyarakat
bisa saling memberikan rasa pengungkapan iman yang saling percaya dari hatinya
untuk Tuhan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Sinulingga, Risnawaty dan Ance M. D. Sitohang.2020.Buku Ajar Agama Kristen Protestan


Edisi 3. Medan: USU Press.

Belandia, Janse dan Stephen Suleeman.2017.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Edisi Revisi.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan.

https://repository.usd.ac.id/7227/2/101124059_full.pdf

https://www.jba.gr/Bahasa/Jemaat-definisinya-kepalanya-dan-anggota-anggotanya.htm

https://e-journal.uajy.ac.id/2407/3/2TA12257.pdf
Di dalam Alkitab terdapat juga pembahasan mengenai Pelayanan Sosial, dimana
Tuhan Yesus sangat banyak melakukan berbagai pelayanan di tengah keberagaman.
Beberapa tindakan-tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh Yesus sendiri dalam
pelayananNya:
 Menyembuhkan penyakit (Mat 4:23;9:35;10:1).
 Memberi makan orang banyak (Mat 14:14-21;Mrk 6:34-44).
 Memperhatikan orang yang ditolak oleh masyarakat, misalnya orang kusta (Mat
8:1-3;Luk 17;12-14), pemungut cukai dan orang berdosa (Luk 15:1-2).

Jika kita melihat perbuatan Tuhan Yesus diatas, tentu kita harus melakukan hal yang
sedemikian juga di dalam bermasyarakat. Dia saja sebagai Tuhan dan Juruselamat mau
melakukannya, bagaimana dengan kita?

Rasul Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus
dipraktikkan oleh setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah kasih (1
Kor. 12:31). Karunia sehebat apa pun akan menjadi sia-sia dan tidak berguna bagi orang
lain, juga bagi diri sendiri, bila tidak dilakukan dalam kasih. Kasih berkaitan erat dan
terwujud dalam beberapa sifat yang mencerminkan sifat Kristus sendiri, yaitu sabar,
murah hati, tidak cemburu, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan
bagi diri sendiri. Orang yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak memiliki kasih.
Yang abadi adalah kasih Walaupun orang lain tidak mengasihi kita, hendaklah kita terus
mengasihi mereka.

Anda mungkin juga menyukai