Anda di halaman 1dari 13

BIOGRAFI MARIA MAGDALENA

Akhlak & Etika

Nama Dosen:
........

Disusun Oleh:
Griffit Patricia Lionny (201712500 )
Angela Monica ( 2017125 00 )

Universitas Indraprasta PGRI


TB. Simatupang, Jl. Nangka Raya No.58 C, RT.5/RW.5, Tj. Bar., Kec. Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12530
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan
berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Dosen Adelina pada mata kuliah Akhlak dan Etika Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang sosk
Maria Magdalena bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 8 April 2020

Griffit & Angel


Penulis
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................... 1
PENGANTAR ................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN .......................................... 4
A. Latar Belakang .......................................... 4.
BAB II: LANDASAN TEORI .......................................... 5
A. Awal Mengikuti Yesus
B. Saksi Mata Kematian, Penguburan dan Kebangkitan Yesus
C. Evangelis yang Tersingkirkan dan KOntroversi
BAB III: PEMBAHASAN DAN PEMBELAJARA ...........8
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN .................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maria Magdalena atau dalam bahasa inggris disebut Mary Magdalene (


‫ )מרים המגדלית‬adalah seorang perempuan Yahudi pengikut Yesus yang
ikut serta dalam pewartaan-pewartaan Yesus, dan pada kemudian hari
menjadi saksi mata peristiwa penyaliban, penguburan, dan kebangkitan
Yesus. Ia dijuluki "Magdalena" karena berasal dari Magdala, kota nelayan
di tepi barat Danau Galilea.

Empat Injil Kanonik Gereja di Perjanjian Baru (Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes) mencatat nama Maria Magdalena di dalamnya. Hal ini, tentu
saja, mengindikasikan bahwa Maria Magdalena memiliki peran penting

Maria dikisahkan sebagai anak dari keluarga kaya yang tinggal di


Magdala, Galilea, desa nelayan yang terletak di pemukiman Yudea—kini
jadi bagian dari Palestina.

Pada masa itu penduduk Yudea menderita akibat tindakan sewenang-


wenang pemerintahan Romawi. Pejabat kerajaan Romawi menetapkan
tarif pajak yang sangat tinggi dan tak segan menghukum warga Yudea
lewat tindak kekerasan bila mereka dinilai melanggar aturan.

Setiap hari orang-orang Yudea berdoa di padang gurun dan berpuasa


agar dapat bertemu seorang penyelamat yang mampu membebaskan
umat dari penindasan orang Romawi. Maria Magdalena adalah salah satu
orang yang mengharapkan hal itu terjadi.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Awal Mengikuti Yesus

Maria Magdalena selalu dikaitkan dengan “seorang perempuan yang


terkenal sebagai seorang berdosa” yang mencuci kaki Yesus (Luk 7:37).
Sebenarnya, tidak ada dasar yang alkitabiah untuk hal ini. Kota Magdala
memang mempunyai reputasi sebagai tempat pelacuran. Informasi ini,
ditambah dengan urutan narasi Lukas yang menyebutkan soal Maria
Magdalena setelah mengisahkan seorang perempuan berdosa yang
membasuh kaki Yesus (Luk 7:36-50), telah membuat beberapa pihak
menganggap perempuan di kedua peristiwa ini sebagai orang yang sama.
Namun, sebenarnya tidak ada bukti yang alkitabiah yang menyatakan soal
ini.

Dia adalah seorang perempuan yang ditolong Yesus, ketika Yesus


mengusir tujuh iblis darinya (Luk 8:2). Pada abad pertama, roh jahat
diyakini sebagai biang keladi sakit lahiriah maupun batiniah. Bruce
Chilton, salah seorang pengkaji sejarah Gereja Perdana, berpendapat
bahwa penyebutan angka "tujuh" sebagai jumlah roh jahat yang diusir dari
dalam diri Maria Magdalena berarti bahwa ia harus menjalani tujuh kali
pengusiran roh jahat, yang mungkin saja berlangsung dalam jangka waktu
yang lama, karena enam kali pengusiran yang terdahulu ternyata gagal
atau belum tuntas. Dalam tradisi Yahudi, angka tujuh adalah angka
sempurna, sehingga keterangan bahwa Maria Magdalena pernah dirasuki
tujuh roh jahat hanya berarti bahwa ia pernah sepenuhnya kerasukan roh
jahat.
Karena Maria Magdalena adalah salah seorang dari perempuan-
perempuan yang menyokong pewartaan Yesus dengan kucuran dana,
maka dapat disimpulkan bahwa ia tergolong relatif kaya. Tempat-tempat
dia dan perempuan-perempuan lainnya disebutkan dalam injil-injil benar-
benar menunjukkan bahwa peran serta mereka sangat penting bagi
pewartaan Yesus, dan kenyataan bahwa nama Maria Magdalena selalu
didahulukan bilamana disebut bersama nama-nama sekelompok
perempuan dalam ketiga injil sinoptik menunjukkan bahwa ia dihargai
sebagai orang yang terpenting di antara mereka. Carla Ricci
mengemukakan bahwa, di kalangan pengikut Yesus, Maria Magdalena
menduduki tempat pertama di antara murid-murid perempuan,
sebagaimana Simon Petrus menduduki tempat pertama di antara murid-
murid lelaki

B. Saksi Mata Penyaliban, Penguburan, dan Kebangkitan Yesus

Keempat injil kanonik sepakat bahwa Maria Magdalena, bersama-sama


sejumlah perempuan lain, menyaksikan peristiwa penyaliban Yesus.
Menurut Markus 15:40, para saksi mata adalah Maria Magdalena, Maria
ibu Yakobus, dan Salome. Sementara itu, berdasarkan Matius 27:55–56,
para saksi mata adalah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Yusuf,
dan ibu anak-anak Zebedeus yang tidak disebutkan namanya (mungkin
sama dengan perempuan yang bernama Salome dalam Injil Markus).
Lukas 23:49 mengisahkan tentang sekelompok perempuan yang
menyaksikan peristiwa penyaliban Yesus, tetapi tidak menyebutkan nama-
nama mereka. Menurut Yohanes 19:25, para saksi mata peristiwa
penyaliban Yesus adalah Maria ibu Yesus beserta sanaknya, Maria istri
Klopas, dan Maria Magdalena.
Peran Maria Magdalena dalam peristiwa kebangkitan Yesus sangat
ditonjolkan dalam Injil Yohanes. Menurut Yohanes 20:1–10, Maria
Magdalena pergi ke kubur Yesus seorang diri ketika hari masih gelap, dan
mendapati bahwa batu penyumbat sudah tergelinding dari pintu kubur. Ia
tidak bertemu dengan siapa pun, tetapi langsung bergegas memberi tahu
Petrus dan "murid yang dikasihi Yesus". Kedua murid ini kemudian pergi
menengok kubur Yesus bersama Maria Magdalena, dan memastikan
bahwa tempat itu memang sudah kosong, tetapi keduanya kemudian
pulang tanpa bertemu dengan Yesus yang sudah bangkit.

Menurut Yohanes 20:11–18, Maria Magdalena, yang tetap tinggal


seorang diri di taman pekarangan kubur, melihat dua sosok malaikat
duduk di bekas tempat jenazah Yesus dibujurkan. Yesus kemudian
menampakkan diri kepadanya. Mula-mula ia menyangka bahwa Yesus
adalah pengurus taman, tetapi sesudah mendengar Yesus menyebut
namanya, ia mengenali Yesus dan berseru "rabuni!" (kata Aram yang
berarti "guruku"). Ia hendak menyentuh Yesus, tetapi Yesus berkata
kepadanya, "janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi
kepada Bapa."Yesus kemudian menyuruhnya memberitakan kabar baik
kebangkitannya kepada para rasul. Dengan demikian Injil Yohanes
menampilkan Maria Magdalena sebagai rasul perdana, yakni rasul yang
diutus kepada para rasul
C. Evangelis yang Tersingkirkan dan Kontroversi

Setelah Yesus meninggal, Maria Magdalena berkelana ke berbagai


daerah, bahkan sampai ke Perancis, untuk menyebarkan kabar soal
keselamatan dengan cara mengikuti ajaran Kristus.

Ia dikabarkan mampu mengajak kaum pagan menjadi Nasrani dan


membuat Raja Perancis dan para penduduknya memeluk Kristen. Konon
Maria Magdalena membuat mukjizat terhadap Raja Perancis yang kala itu
sangat berharap dikaruniai anak. Setelah didoakan Maria Magdalena,
sang ratu mengandung. Raja kemudian jadi percaya dengan ajaran-ajaran
Kristus yang disampaikan Maria Magdalena.

Ketika merasa cukup menyebarkan ajaran Kristus, Maria Magdalena


hidup mengasingkan diri selama 30 tahun. Maria Magdalena memilih
hidup minimalis yakni dengan tidak mengenakan busana dan aksesori
apapun. Tubuhnya hanya ditutupi rambut panjangnya.

Di pengujung usia, ia hanya keluar dari “pengasingan” pada hari terakhir


hidupnya. Hari itu ia datang ke gereja, meminta bertemu dan didoakan
pastor di gereja tersebut dan pergi untuk selamanya.

Peran penting Maria Magdalena juga muncul dalam Injil Maria. Injil Maria
ditemukan pada 1896 di Kairo oleh diplomat asal Jerman Carl Reinhardt.
Injil tersebut ditulis dalam bahasa Yunani kuno dan kondisinya sudah tidak
utuh saat ditemukan.

Pada 2007, Christopher Tuckett melansir buku The Gospel of Mary yang
dalam salah satu bagiannya mengartikan tulisan Injil Maria ke dalam
bahasa Inggris. Dari dokumen yang berhasil diselamatkan dan
diterjemahkan, injil itu memuat perkataan Yesus tentang keselamatan.
Seperti:

“Jangan menangis atau bersedih dan janganlah ragu karena


kemuliaan dan anugerah Allah akan dilimpahkan kepadamu dan akan
melindungimu. Sebaliknya, baiklah kita berterima kasih atas
kebesaran-Nya karena ia telah mempersatukan kita dan menjadikan
kita manusia.”

“Ia menyapa setiap orang dan berkata kepada mereka ‘Damai


bersamamu’. Lihatlah ke segala penjuru bahwa anak manusia ada
pada dirimu. Ikuti Dia. Siapa yang mencari Dia akan menemukan-
Nya. Pergilah dan wartakanlah Injil dan kerajaan Allah.”

Sayangnya, Injil Maria ini, seperti halnya Injil Filipus tidak dimasukkan ke
dalam Alkitab. Dikutip BBC, isi dari injil-injil tersebut tidak sesuai dengan
doktrin Kristen dan kebenarannya diragukan (apokrifa). Kendati demikian,
temuan sejumlah Injil ini, menurut para ahli, tetap merupakan penemuan
yang penting sebab teks-teks tersebut mampu menunjukkan perspektif
baru terkait sejarah agama Kristen.

Robert Cargill, asisten profesor studi klasik dan religi di Universitas Iowa,
menceritakan analisisnya soal penyebab Maria Magdalena dipandang
sebagai pelacur. Menurutnya, para laki-laki yang menjadi pemimpin gereja
awal tidak nyaman atau tidak terima bila perempuan ditempatkan dalam
posisi penting seperti murid-murid Yesus yang laki-laki.

"Dengan mencitrakan Maria Magdalena sebagai pelacur, ia tidak akan


dipandang sebagai sosok penting dan kisah tentangnya akan hilang
dengan sendirinya. Dia juga tidak akan bisa jadi pemimpin karena
profesinya sebagai pelacur," kata Cargill, masih dari History.
Kontroversi Maria Magdalena tidak berhenti di situ. Dalam Injil Filipus,
satu dari sejumlah injil yang belum dikanonisasi utamanya oleh Gereja
Katolik karena berbagai alasan, Maria Magdalena bahkan disebut sebagai
pendamping Yesus dan Yesus mencintainya lebih dari murid-Nya yang
lain.

Ide serupa diambil oleh penulis novel Dan Brown dalam novelnya The Da
Vinci Code, hingga yang tak kalah kontroversial novel The Last
Temptation of the Christ yang nantinya, seperti The Da Vinci Code, juga
difilmkan.

Alkitab sendiri tidak memuat kisah mendalam tentang perjalanan hidup,


kesaksian, dan pewartaan ajaran Kristen yang dilakukan Maria
Magdalena. Padahal, ia bisa dikatakan punya posisi yang setara dengan
12 murid Yesus. Bahkan, dalam beberapa hal, lebih krusial dari mereka.
BAB III
PEMBAHASAN & PEMBELAJARAN

Maria Magdalena diceritakan sebagai sosok perempuan yang kuat,


mandiri, dan juga sangat patuh pada perintah Allah. Meski banyak
memberdebatkan apakah ia adalah Pelacur pada masa lalunya atau
bukan, ia tetap digambarkan sebagai sosok pengikut Kristus dan taat dan
menyebarkan segala injilnya dengan baik. Kita bisa belajar daripada Maria
Magdalena ialah ia tak pernah lelah untuk mengikut Yesus dan berusaha
untuk membantu sebisa diriny, baik dari aksi maupun materi, untuk
menyokong penyebaran ajaran Yesus kepada umat. Meski pada Alkitab ia
kurang disorot dan tidak terlalu banyak dibicaran, ia sebetulnya memiliki
jejak tanjak yang bersih dan menunjukkan bahwa bukan lelaki saja yang
bisa menjadi murid Yesus yang taat dan mampu menyebarkan injilnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai pengikut Yesus kita janganlah berkecil hati juka masa lalu kita
dipenuhi olah arang gelap dan akar pahit, namun apa yang penting ialah
bagaimana untuk sekarang dan kedepannya kita bisa menunjukkan
dengan nyata baik dengan omomngan dan tingkah laku tentang seperti
apa sesungguhnya pengikut Yesus itu. Dalan sisi sebagai perempuan
juga janganlah kita berkecil hati karna budaya patriarki yang seakan akan
membuat laki-laki diatas segalanya dan kita pun bisa menjadi orang yang
lebih baik dan lebig berguna tanpa kaitan dengan gender.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Magdalena#Riwayat_hidup

https://tirto.id/maria-magdalena-adalah-korban-patriarki-penganut-kristen-
awal-eoG6

https://www.gotquestions.org/Indonesia/Maria-Magdalena.html

Hooper, Richard J. (2004). The Gospel of Mary: Beyond a Gnostic and a


Biblical Mary Magdalene

Chilton, Bruce (2005), Mary Magdalene: A Biography

"Life of Mary Magdalene", versi Inggris karya William Caxton

Dalton, Stephen (27 Februari 2018), "Mary Magdalene: Film Review", The
Hollywood Reporter

Anda mungkin juga menyukai