Metode yang ingin memahami Kristus dari proses manusia menjadi Allah
II. METODE DARI ATAS
Metode yang ingin memahami Kristus dari proses Allah berinkarnasi menjadi
manusia
III. METODE HISTORIS
EBIONISME (170M)
Aliran ini mengajarkan bahwa Anak bukanlah Allah. Anak adalah manusia
belaka, tetapi oleh karena pekerjaan-Nya maka Ia diangkat (Adopted) menjadi
Anak oleh Allah).2
DOCETISME (70-170 M)
Kristologi ini disebut “doketisme”, berasal dari bahasa Yunani “dokein” yang
berarti “kelihatannya” 3. Dipelopori oleh Marcion dan kaum Gnostik. Ajaran ini
adalah kebalikan dari Ebionisme. Kaum Docetis berpendapat bahwa Yesus hanya
mempunyai sifat keilahian tanpa sifat kemanusiaan. Jadi paham ini menyatakan
bahwa tubuh Kristus tidaklah nyata, tetapi hanya kelihatan saja. Berlawanan
dengan ebionisme, kelompok ini mengatakan bahwa Yesus hanya mempunyai
sifat keilahian tanpa sifat kemanusiaan. Jadi tubuh Yesus hanya sebagai anggapan
saja, mungkin sebagai hantu, tulang dan darahnya tidak sama dalam kualitas dan
unsur-unsur dengan manusia.
Menurut sistem-sistem gnostik, Kristus hanyalah tubuh maya dalam dunia ini
yang Ia tinggalkan sebelum penyaliban-Nya. Jadi, yang mati itu bukan Kristus,
melainkan khayalan-khayalan-Nya saja.4
ARIANISME (325 M)
Golongan yang berpendapat bahwa sifat ilahi Kristus tidak sempurna. Kristus
merupakan manusia biasa sampai pada pembaptisan-Nya. Sesudah itu baru ada
1
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 7
2
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 7
3
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 8
4
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 8
Arius (perintis ajaran ini) berpendapat bahwa Kristus adalah perpaduan antara
Firman (Logos) dan manusia biasa. Dengan demikian Kristus itu setengah Allah
dan setengah manusia. Dia adalah makhluk yang tertinggi di atas segala ciptaan
Allah yang mulia dan terhormat tetapi bukan Allah melainkan kepala dari segala
ciptaan saja. Di dalam Tesis, saya telah menentukan sikap terhadap ajaran ini.
Doktrin Arius pada akhirnya menyimpulkan bahwa Kristus adalah buah ciptaan,
jadi tidak kekal.5
APPOLINARIANS (381 M)
Paham ini berpendapat bahwa sifat manusia Yesus kurang sempurna. Ia memiliki
roh tubuh manusia tetapi tanpa roh manusia. Menekankan tentang natur yang
bercampur pada Kristus. Firman menggantikan kedudukan roh manusia pada diri
Yesus. Ajaran ini dirintis oleh Apolinarius dan ditolak dalam konsili
Konstantinopel pada tahun 381
Paham ini menolak bahwa Yesus mempunyai jiwa atau akal manusia. Apolinarius
berkata, “Jika saya adalah jiwa yang diam dalam tubuh, maka Yesus adalah
Firman yang berdiam dalam satu tubuh. 6
NESTORIANSME (431 M)
Teori yang berpendapat bahwa Kristus tidak mungkin mempunyai dua sifat, ilahi
dan manusiawi. Kristus adalah prosopon (penampilan) dari dua sifat yang bersatu.
Kemanusiaan memiliki bentuk Keallahan yang dilimpahkan ke atas kemanusiaan-
Nya, dan Keilahian mengambil sendiri rupa atau bentuk seorang hamba. Jadi dua
sifat yang dipisahkan sehingga menghasilkan dua pribadi. Singkatnya begini,
menurut Nestorius (pelopor ajaran ini), Jiwa Yesus = jiwa manusia dan Kristus =
Jiwa Allah dan melahirkan oknum ketiga.
Hubungan antara Kristus yang manusia itu dengan Allah Firman sedemikian erat,
namun keduanya tetap merupakan oknum yang berbeda.7
EUTICHIANS (451 M)
Sebuah ajaran yang digagas oleh Eutikes. Suatu reaksi untuk melawan Nestorians
yang berpendapat bahwa ada padanya dua sifat yang sejati dan komplit tapi sudah
dicampur sampai sudah mengurangi tiap-tiap sifat asli, yaitu mutunya hilang dari
keduanya atau salah satu. Paham ini mengajarkan bahwa hanya ada satu sifat
dalam Kristus. Ajaran ini dikenal dengan sebutan monofisitisme yang berarti
5
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 8
6
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 8
7
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 9
SOCIANISME
Aliran ini menyangkal pra-eksistensi Anak. Para pendukung aliran ini
mengajarkan bahwa Kristus adalah manusia biasa meskipun Ia dipenuhi Roh
Kudus, memiliki pengetahuan Allah, dan pada saat kenaikanNya menerima kuasa
segala sesuatu.8
RINGKASAN:
I. Bidat yang mempersoalkan ke-Allahan Kristus
Ebionisme : Orang yang Malang dipilih jadi Mesias
Arianisme : Ciptaan unggul yang kadang jadi Allah
Socianisme : Manusia biasa meski dipenuhi ROh Kudus
II. Bidat yang mempersoalkan ke-Manusiaan Kristus
Doketisme : Tubuh jasmani Kristus hanyalah khayalan saja
Apollinarisme : Jiwa manusia Kristus tidak ada
III. Bidat yang mempersoalkan Hubungan kedua Sifat Kristus
Nestorianisme : Hubungan kedua erat tetapi beda oknum,
menolak dua sifat Kristus
Eutychianisme : Mengaburkan kedua kodrat Kristus, lalu
menjadikannya menjadi satu, oknum ketiga.
8
Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati (Semarang: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2001), 8
9
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 (Jakarta:
YKBK, 2008), 153
10
Bambang Noorsena, Keilahian dan Ketuhanan Sang Mesias (Malang: Paguyuban
Amin, 2007), 5
11
Tony Lane, Runtut Pijar; Sejarah Pemikiran Kristiani (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996), 8-9. Mengutip tulisan Justinus Martir yang berjudul “II Apologia”, 13
Athanasius lahir pada akhir abad ke-3. Ia bergabung pada rumah tangga
Aleksander, uskup Aleksandria, dan selang beberapa waktu menjadi diaken. Ia ikut
uskup Aleksander ke Konsili Nicaea. Ketika Aleksander meninggal pada tahun 328,
Athanasius menggantikannya sebagai uskup Aleksandria. Ia memangku jabatan ini
selama 45 tahun dan meninggal pada tahun 373. Hampir seluruh hidup Athanasius
diabdikan untuk melawan Arianisme yang telah dikutuk pada waktu Konsili Nicaea
dilaksanakan. Dalam tulisannya yang dikutip oleh Tony Lane, Athanasius
mengemukakan:
Sekiranya Ia (Firman) hanya makhluk, orang tidak akan beribadah kepada-
Nya dan Ia tidak pula dibicarakan dalam Alkitab. Tetapi kenyataannya adalah,
bahwa Ia adalah turunan sejati dari hakekat Allah yang disembah. Ia adalah
Anak Allah menurut tabiat-Nya dan bukan makhluk. Oleh sebab itu, Ia
12
Ibid, 22
13
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 23
14
Athanasius, 3 Orationes Contra Arianos/Pidato-Pidato Melawan Kaum Arian 2:24, 33
15
Kasiatin Widianto, Diktat Kuliah Sejarah Gereja (Surabaya: STTII, 2012), 34
16
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 45
Ia berusaha mengambil jalan tengah antara pada satu pihak pandangan yang
membagi Yesus Kristus menjadi dua pribadi atau dua Anak (Anak Allah dan Anak
manusia) dan di pihak lain pandangan yang mengaburkan kedua kodrat menjadi satu.
Pada Konsili Chalcedon ia menolak pandangan Nestorius. Kutipan ini diambil oleh
Tony Lane dari buku yang judul aslinya adalah “Historia Religiosa”.
17
Cyrillus, Anathematismi Cyrilli; Formula Unionis (Inter S.Cyrillum ep. Alex. Et
episcopos Eccl), 271-273
18
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 46
19
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 48
20
Ibid, 49
21
Leonis, Tomus Sermones. Denz: 290-295. Dikutip oleh Tony Lane, Runtut Pijar
22
Ch. Abineno, Ulrich Zwingli, Hidup, Pekerjaan, dan Ajarannya (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993), 3
23
Ch. Abineno, Ulrich Zwingli, Hidup, Pekerjaan, dan Ajarannya, 26
24
Kasiatin Widianto, Diktat Kuliah Sejarah Gereja, 88
25
Jan Sihar Aritonang, Garis Besar Sejarah Reformasi (Bandung: Jurnal Info Media,
2007), 17-18
26
W.J. Kooiman, Martin Luther (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 222
27
Kasiatin Widianto, Diktat Kuliah Sejarah Gereja, 88
28
Christiaan De Jonge, Gereja Mencari Jawab, Kapita Selekta Sejarah Gereja (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1994), 2
29
Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 53
30
J.N.D. Kelly, Early Christian Doctrine, “The Teaching of Arius” (New York: Harper
& Row, 1978), 226-231
31
Jon Culver, Sejarah Gereja Umum (Bandung: Diktat Institut Alkitab Tiranus, 1991), 57
32
Berkhof, Sejarah Gereja, 57
33
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 13
34
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 25
35
Berkhof, Sejarah Gereja, 55
36
Kasiatin Widianto, Diktat Kuliah Sejarah Gereja, 34
37
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 24
Pada tahun 379 orang Barat bernama Theodosius menjadi kaisar kerajaan
timur. Ia adalah pendukung Konsili Nicaea yang teguh dan memutuskan untuk
menangani Arianisme secara tuntas. Ia memanggil konsili yang bersidang di
Constantinopel dari bulan Mei sampai Juli 381. Pengakuan Konsili ini tentang
Kristologi adalah “Aku percaya kepada Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang
tunggal, yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman, terang dari terang,
Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan bukan dibuat, sehakikat
dengan Sang Bapa”38 Pengakuan ini mementahkan tiga ajaran sesat seperti
Arianisme, Macedonianisme, dan Apollinaris. Konsili ini menegaskan bahwa Sang
Bapa, Sang Anak, dan Roh Kudus adalah pribadi yang memiliki kemuliaan dan
kebesaran yang sama, ketiganya sempurna dan abadi. Selain masalah diatas,
perbedaan ajaran Nestorius dan Cyrillus menjadi salah satu penyebab diadakannya
konsili ini
Nestorius dilantik menjadi uskup pada tahun 428. Dalam masa jabatannya,
ia bermaksud untuk memperbaharui Gereja dan mengusir ajaran bidat-bidat. Dalam
kampanye untuk mengusir para pengikut Apolinaris, dalam khotbahnya ia menyerang
penggunaan istilah theotokos (bunda Allah) bagi Maria. Menurutnya, lebih baik kata
itu diganti dengan kristotokos (bunda Kristus). Pemahamannya tentang Kristus ialah
bahwa hubungan kedua tabiat Kristus itu tidak begitu erat, misalnya seperti minyak
dengan air dalam satu gelas. Zat-zat itu tidak bercampur, tetapi masing-masing
mempertahankan sifatnya sendiri.
Berbeda dengan Cyrillus yang menganggap hubungan kedua tabiat Kristus itu
sama seperti hubungan antara susu dengan air: sifat khusus air tidak nampak lagi
ketika dicampur dengan susu. Begitu juga sifat-sifat khusus dari kemanusiaan Kristus
menjadi hilang ketika tabiat itu digabungkan dengan keilahian Kristus, sehingga
tubuh Kristus mengambil alih sifat-sifat ilahi. Pendek kata bahwa Nestorius
menekankan kemanusiaan Kristus, sedang Cyrillus menekankan keilahian Kristus.
Eutyches mengajarkan bahwa sebenarnya Kristus hanya bertabiat satu saja.
Kemanusiaan Kristus dipengaruhi atau diisi oleh keilahianNya, sehingga
kemanusiaanNya cuma kelihatannya saja. Jadi Yesus itu bertabiat saja, yakni Ia ilahi
bukan manusia. Inilah monophysit (mono = satu, physit = tabiat). Dengan kata lain,
Eutyches mengorbankan kemanusiaan Kristus dan menekankan keilahian Kristus.
Maka pada tahun 449, patriarch Alexandria, Dioscurus membantu Eutyches lalu
mengadakan “sidang penyamun” di Efesus, bersama rahibnya yang bersenjata
memaksa supaya monophisitisme Eutyches diakui sebagai ajaran ortodoks. Tetapi
Leo I, uskup Roma tidak menyetujui putusan ini.
Konsili Chalcedon menengahi perbedaan pendapat ini dengan menyatakan,
“Kristus bukan bertabiat satu (Alexandria) dan bukan bertabiat dua (Antiokhia),
melainkan bertabiat dua dalam satu oknum. Kedua tabiat ini tidak bercampur dan
tidak berubah (melawan Eutyches), dan tidak terbagi dan tidak terpisah (melawan
38
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 33
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, 47. Mengutip “Rumusan
41
KESIMPULAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bukti Eksplisit:
Yohanes 1:1
Yohanes 1:1 merupakan ayat Alkitab yang sangat saya minati dan itu
sebabnya nats ini menjadi lahan dan dasar pemaparan tesis saya
tentang keilahian Kristus. “Kata “adalah” (inggris: “was”) dalam
kalimat “Pada mulanya adalah Firman” adalah kata yunani hen, dalam
bentuk tenses imperfek yang menekankan keberadaan yang terus
menerus pada waktu yang lampau. Frase itu dapat diterjemahkan “Pada
mulanya adalah Firman yang terus menerus ada.” Artinya Yesus tidak
pernah tidak ada.
Yohanes 8:58:
Meskipun Abraham hidup 2000 tahun sebelum Kristus, Ia dapat
mengatakan, “sebelum Abraham lahir Aku ada.” Meskipun Yesus lahir
di Betlehem, Ia mengklaim telah ada sebelum Abraham. Tenses yang
dipakai kembali penting untuk diperhatikan. Sebelum Abraham lahir,
Kristus telah dan terus menerus ada. Pernyataan “Aku adalah”, tentu
saja juga menunjuk pada keilahian-Nya dan merupakan klaim
kesetaraan dengan Yahweh. “Aku adalah” merujuk pada Keluaran 3:14
yang mana Allah mengidentifikasikan diri-Nya sebagai “AKU
ADALAH AKU.” Pada Perjanjian Lama
Ibrani 1:8
Dalam ayat 8, penulis Ibrani memulai suatu seri kutipan dari Perjanjian
Lama. Kata pengantar untuk pernyataan-pernyataan itu adalah “tetapi
Kolose 1:17
Paulus menyatakan “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan
segala sesuatu ada di dalam Dia”, menekankan sekali lagi tentang
kekekalan dan praeksistensi Kristus melalui penggunaan bentuk tenses
waktu sekarang.
Mikha 5:2
Pernyataan ini menekankan bahwa “yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.” Meskipun Yesus dilahirkan di
Betlehem(nubuat dari ayat tersebut), namun waktu itu bukanlah
permulaan-Nya; Ia telah ada “sejak dahulu kala.” Ungkapan ini dalam
bahasa Ibrani mengandung pengertian waktu yang tak terbatas.
Yesaya 9:5
Nats yang merupakan nubuatan yang luar biasa tentang inkarnasi
Allah;
1. Penasehat Ajaib
Kata penasehat (counselor) yang ajaib berasal dari kata “Yoetz”
yang artinya seseorang yang memiliki hikmat dan kemampuan
ilahi untuk menilai dan meneropong menembusi peristiwa-
peristiwa yang ada sehingga melihat kehendak Allah dan
penerapannya (Yes.11:2; 1Kor.1:30). Sedangkan kata ajaib
(wonder) berasal dari istilah “peleh” yang berarti suatu rahasia
besar. Jadi sebagai penasehat ajaib Ia sanggup melihat dan
menembusi suatu rahasia besar Allah yang akan dilaksanakan-
Nya sesuai dengan kehendak Allah.
Pra-eksistensi Kristus
Doktrin ini telah diterima sejak Konsili Nicea.43 Pernyataan itu semakin
diteguhkan dengan memandang hubungan Yesus Kristus dengan tritunggal.
Oleh sebab itu ada hubungan yang penting antara ketuhanan Yesus dengan
konsep tritunggal, dalam konteks keberadaan-Nya pra-Inkarnasi.
43
Konsili Nicea; yang diselenggarakan di Nicaea, Bithynia (sekarang İznik di Turki), dan
yang dihimpunkan oleh Kaisar Romawi Konstantinus Agung pada tahun 325, merupakan Konsili
Ekumenis yang pertama dari Gereja Kristiani, dan hasil utamanya adalah keseragaman dalam doktrin
Kristiani, yang disebut Kredo Nicea. Dengan diciptakannya kredo ini, terbentuk suatu preseden bagi
konsili-konsili umum (ekumenis) para uskup (sinode-sinode) untuk menciptakan pokok-pokok
pernyataan iman dan kanon-kanon ortodoksi doktrinal— guna mewujudkan kesatuan iman bagi seluruh
umat Kristiani. Ditulis dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Nicea_I, diakses tanggal 6 Februari
2012.
Sebenarnya, dalam Inji, kata “pros” jauh lebih banyak digunakan dalam
kaitannya dengan relasi antar pribadi dibandingkan dengan makna lainnya. Dan
dalam Injil Yohanes, hal yang sama hampir selalu digunakan”46 Dengan kata lain, kata
“pros” tersebut memberikan gambaran tentang kedekatan Logos dengan Allah dan
persekutuan yang harmonis antara Logos dan Allah. Kanagaraj menambahkan
bahwa, “Logos yang kekal adalah Logos yang ada dalam persekutuan dengan Allah
sebelum segala sesuatu diciptakan, ini mencerminkan kemulian-Nya.”47. Relasi yang
harmonis ini memperlihatkan bahwa sejak awalnya Yesus Kristus bersama-sama
dengan Allah.
Dapat dikatakan bahwa “The God dan The Word” adalah 2 Pribadi yang
telah eksis sebelum segala sesuatu ada. Kata πρὸς secara umum memiliki arti “to,
toward, with”. Konteks penggunaan kata ini secara umum terbagi menjadi 3 bentuk
pemakaian, yaitu:
(1). with the genitive to the advantage of, necessary for Ac.
46
L. Miller, The Logos was God, Majalah Edisi 53 Tentang Injil Yohanes (tk:tp, 1981),
75
47
J. Kanagaraj, ‘Mysticism in the Gospel of John’. An Inquiry into its Background, 291-
292
KESIMPULAN : . . . . . . . . . . .
Perjanjian lama mencatat beberapa bukti yang mengatakan tentang Yesus sebagai
Elohim, diantaranya sebagai berikut;
YAHWEH
ADONAI
Kata Adonai di Perjanjian Baru, sepadan dengan kata “Tuhan” (Kyrios). Gelar ini
mempunyai tekanan bahwa Yesus Kristus adalah sebenarnya Tuhan dan tuan atas
segala manusia dan malaikat.
Inilah gelar penting yang diberikan kepada Kristus dalam Perjanjian Lama ketika
Ia menampakkan diri sebagai malaikat TUHAN. Sebagai salah satu penampakkan
diri yang utama, dan karena beberapa banyak alasan, penampakkan diri ini
meneguhkan fakta bahwa Kristus sudah ada sebelumnya (praeksistensi), dan
menyatakan pelayanan Allah kepada manusia pada zaman Perjanjian Lama.
Beberapa bukti melandasi bagian ini:
Yesus Kristus adalah Allah yang kelihatan dalam PB. Allah maupun Roh
dinyatakan sebagai tidak kelihatan. Dalam upacara pembaptisanNya suara
Bapa terdengarlah dari surga,
Ternyata juga bahwa malaikat Yahweh itu tidak pernah lagi menampakkan
diri-Nya sesudah inkarnasi Yesus Kristus.
Theophani berasal dari dua kata yunani yang adalah “Theos” yang berarti
Tuhan dan “Phaino” yang berarti penampakkan diri. Dengan demikian
Theophani dapat dipahami sebagai penampakkan diri Tuhan. Perjanjian Lama
seringg menggunakan kata ini untuk menunjukkan kepada penampakkan
Kristus, dalam wujud malaikat maupun manusia.
Tipologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu Typos yang berarti “cap yang
berfungsi sebagai sebuah contoh atau pola”. Dan Logos yang artinya Firman
(sama dengan Kristus). Pada umumnya gabungan kata ini diterjemahkan
dengan teladan. Jadi tipologi adalah suatu gambaran dalam Perjanjian Lama
tentang Pribadi an Karya Kristus di masa yang akan datang.
Tokoh-tokoh Alkitab
Dalam Perjanjian Lama ditemukan dua jenis utama dari Nubuatan tentang
Mesias.
Pertama; Nubuatan tentang Mesias secara umum. Nubuatan ini adalah
nubuatan yang diungkapkan dalam bahasa yang hanya dapat digenapkan oleh
Mesias sendiri. Sebagai contoh dapat dilihat dalam 1 Samuel 2:35 yang
mengatakan “Aku akan mengangkat bagiku seorang imam kepercayaan, yang
berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan membangunkan
baginya keturunan yang teguh setia, sehingga Ia selalu hidup di hadapan orang
yang kuurapi.”
48
Istilah Mesias berasal dari kata “messiah” (Ibrani), yaitu suatu transliterasi bahasa
Aram dari “magchah” yang berarti mengurapi. Istilah yang sama artinya dalam Perjanjian Baru adalah
“Khristos” atau Kristus yang berarti “yang diurapi”
Dalam 2 Samuel 7:12-13 dinyatakan melalui Boaz, Obed dan Isai. Daftar
yang lebih lengkap dapat ditemukan dalam silsilah Yesus yang terdapat
dalam Matius 1:2-16 & Lukas 3:23-38. Dari sejarah silsilah itu dapat dilihat
pengajaran tentang kepastian dan kekuasaan kehendak Allah di satu pihak
dan rongrongan setan di lain pihak. Bandingkan misalnya Kejadian 3:6 dan
3:15 ataupun kejadian 48 dan 4:24.
Pada waktu menyebutkan nama secara khusus “Tuhan, Allah dari SEm”
Kejadian 9:26 “menyatakan pemeliharaan agama yang benar di antara
keturunan Sem. Garis keturunan Sem pada akhirnya akan membawa
berkat pada garis keturunan dua anak yang lain dari Nuh.Kemudian
secara lebih spesifik nama “Tuhan” (Yahweh) digunakan “dalam rangka
menunjuk pada wahyunya dan pada institusi untuk penebusan manusia.
Pernyataan “Allahnya Sem” juga mengusulkan “Bahwa Allah akan
Garis berkat mesianik lebih dipersempit dimana berkat itu tidak akan
mengalir melalui Ismael, tetapi melalui Yakub (Kej.25:23; 28:13).
Bilangan 24:17 menekankan bahwa seorang penguasa akan datang
melalui keturunan Yakub. Ia akan menghancurkan musuh, serta
memiliki kekuasaan (ay.19 dan lihat Rom.9:10-13).
Salah suatu pernyataan yang indah sekali tentang rahmat dan kasih Allah ketika di
taman Eden, sebelum Ia mengumumkan hukuman ke atas Adam dan Hawa, Allah
bisa jadi Anak Allah itu sendiri menjanjikan bahwa keturunan perempuan itu akan
meremukkan kepala ular (Kej.3:15). Inilah secercah sinar pengharapan di tengah-
tengah kegelapan dosa dan kegagalan manusia. Allah mempunyai satu jalan
keselamatan. Yang dimaksud dengan keturunan perempuan itu ialah suatu nubuat
tentang kelahiran Anak Allah.
KESIMPULAN: . . . . . . . . . .
Pengertian Inkarnasi
Asal katanya dari bahasa latin yaitu “In Carne” yang dalam bahasa Yunaninya
adalah “en sarki” yang artinya “dalam daging”. Meskipun kata inkarnasi itu sendiri
tidak terdapat dalam Alkitab, namun komponen kata tersebut (dalam dan daging)
tampak pada tulisan Yohanes yang mengatakan bahwa “Firman telah menjadi
daging” (Yoh. 1:14), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai manusia,
tetapi dalam bahasa Yunani “daging”. Maksud dari pernyataan tersebut adalah
bahwa Yesus mengambil rupa manusia bagi dirinya sendiri. Ia tidak memiliki
kemanusiaan sampai saat kelahiran, karena dinyatakan bahwa Tuhan menjadi
manusia (egeneto; menjadi Yoh.1:14). Meskipun demikian, kemanusiaan-Nya
adalah tanpa dosa. Bandingkan dengan 1 Yohanes 4:2, 2 Yohanes 7 dan Roma 8:3.
Cara Inkarnasi
Hal awal yang harus diingat dalam inkarnasi bahwa itu merupakan sesuatu
yang sudah dinubuatkan. Artinya inkarnasi itu sudah dinubuatkan, dimana hal
itu dinyatakan oleh Yesaya akan kedatangan Anak Allah dalam daging
(Yes.7:14). Walaupun ini merupakan bagian yang sangat ditolak oleh
kelompok liberal, akan tetapi harus ditegaskan bahwa penolakan tersebut
merupakan pertentangan terang-terangan terhadap Alkitab. Sebab mereka
menganggap bahwa inkarnasi adalah mitos. Yang benar adalah bahwa kenosis
itu adalah Kristus menghampakan diri-Nya dengan jalan: diselubungkannya
kemuliaan ke Allahan-Nya, pembatasan diriNya melalui penyaliban sebagai
manusia, tidak dimanfaatkanNya beberapa sifat kesempurnan keilahianNya
waktu di dunia. Inkarnasi ini yang disalah pahami oleh Saksi Yehuwa
Filipi 2:5-11; selain dari sebuah nasehat yang dinyatakan oleh Rasul, juga
didalamnya mengandung perkenalan terhadap sebuah konsep penghampaan diri
Kristus yang paling tegas dari seluruh data Alkitab.
Tujuan Inkarnasi
Keilahian yang tidak luntur ; ada pembatasan diri. Berikut adalah ayat-ayat
Alkitab yang memperlihatkan keilahian Kristus pada saat berinkarnasi.
Keilahian Anak dinyatakan secara terang-terangan (Yoh 1:1; 20:28; Rm. 9:5;
Flp. 2:6; Tit. 2:3). Nama Ilahi digunakan (Yes. 9:5; 40:3; Yer 23:5; Yl. 2:23; 1
Tim 3:16). Sifat-sifat ilahi dikenakan-Nya (Yes. 9:5; Yoh. 1:1,2; Why. 1:8).
Melakukan karya-karya ilahi (Yoh. 1:3;10; Kol. 1:16; Ibr. 1:2; Yoh. 3:35; Ef.
1:22).
Kemanusiaan yang sempurna adalah aspek yang ditambahkan (Luk. 2:52; Ibr.
2:14; 1 Yoh. 4:2-3; Mat. 26:38)
Kedua sifat terjalin menjadi satu selama-lamanya, kinipun di surga Ia memiliki
kedua sifat itu. TubuhNya diubah menjadi tubuh kebangkitan (mutunya).
The real but relative type. Pendapat ini mengatakan bahwa Kristus masih
sungguh-sungguh Allah tetapi beberapa unsur kepribadian-Nya sudah
dikurangi. Kristus dianggap mengurangi pengalamannya ke dalam kesadaran
kemanusiaan. Ada penyerahan keilahian untuk tunduk ke bawah
kuasa/pengaruh kemanusiaannya sehingga Ia terbatas sebagai manusia.
Kesimpulan singkat: Kitab suci mencatat bahwa inkarnasi adalah fakta sejarah,
Yesus pernah ada dan bergiat dalam sejarah manusia. Inkarnasi tidak menghilangkan
keilahian-Nya melainkan hanya penambahan kemanusiaan.
KESIMPULAN: . . . . . . . . . . .
Untuk meneguhkan bahwa Kristus adalah Allah tidaklah berarti hanya mengatakan
bahwa Ia “seperti Allah”. Kristus secara mutlak setara dengan Bapa dalam pribadi dan
karya-Nya. Kristus adalah ilahi yang tidak dapat dikurangi. Sebuah serangan pada
keilahian Yesus Kristus merupakan suatu serangan pada dasar kekristenan.
Ini adalah gelar yang paling menggelitik banyak orang. Yohanes secara tegas
mengatakan bahwa Yesus adalah Allah (Yoh.1:1,14,18). Setelah melihat
kebangkitan Kristus, dan luka-lukanya diperlihatkan, Tomas mengaku
“Tuhan dan Allahku” (Yoh.20:28). Kesaksian Rasul Paulus berkata bahwa
“Kristus adalah Allah yang harus dipuji” (Rm.9:5), dan merupakan
“penyataan kemuliaan Allah yang maha besar (Tit.2:13)
Dapat dikatakan bahwa diantara semua istilah tentang Yesus, istilah Anak
Allah yang sering secara otomatis diucapkan oleh orang-orang Kristen
namun yang paling dikaburkan artinya.
Perjanjian Baru membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Roma 1:3-
4, Yesus ditetapkan sebagai Anak Allah di dalam kuasa-Nya; 2 Korintus
1:19, Efesus 4:13, Ibrani 4:14, Ibrani 6:6, Yohanes 3:18; 5:20, Roma 15:6;
2 Korintus 1:3.
Dari semua sebutan Yesus, sebutan Tuhan adalah yang paling sering dan
secara luas digunakan, dengan pengertian teologis yang penting. Pemakaian
istilah ini berkembang secara berangsur-angsur.
Selain itu, kita percaya bahwa waktu hidup di dunia ini Yesus Kristus
mempunyai dua hakekat: Ia manusia dan Ia Allah. Dengan demikian, kita
mempunyai pandangan bahwa Yesus Kristus adalah Allah sejati (pada
hakekatnya), namun juga manusia sejati. Ia adalah Allah yang menyatakan
diri dalam wujud manusia.
Kekal
Maha Hadir
Ke-maha Hadiran Kristus adalah sesuatu yang penting bagi bukti keilahian-
Nya. Beberapa ayat dalam Alkitab membuktikan hal itu.
Maha Tahu
Maha Kuasa
Tak Berubah
Kenyataan Lainnya
KESIMPULAN: . . . . . . . . .
Bab-6
KEMANUSIAAN KRISTUS
Meskipun doktrin keilahian Yesus Kristus penting dalam studi Kristologi, doktrin
kemanusiaan Kristus juga sangat penting. Mereka yang menolak kemanusiaan sejati
Tubuh jasmani yang dimiliki Yesus terdiri dari darah dan daging seperti tubuh-
tubuh lain. Kecuali kenyataan bahwa tubuh itu adalah tanpa dosa. Firman Allah
jelas mengungkapkan bahwa Kristus menjadi manusia dan mengambil bagi
diriNya daging dan darah (Yoh. 1:14; Ibr. 2:14).
Dalam hal ini proses kemanusiaan ditempuhNya (Luk. 2:7; Gal. 4:4). Di samping
itu juga Ia memenuhi atau menggenapi nubuatan Perjanjian Lama bahwa “Allah
dari benih Daud” (Kis. 2:30; 13:23; Rm. 1:3).
Ia memiliki keluarga
Kristus memiliki silsilah sebagai keturunan manusia (Mat. 1:1-17). Dia juga
memiliki orang tua dan saudara sekandung. Ibu-Nya bernama Maria (Mat. 1:18;
2:11; Luk. 1:27). Bapak-Nya bernama Yusuf yang bekerja sebagai tukang kayu
(Mat. 1:18-25; 13:35; Luk. 2:16). Saudara-saudara-Nya bernama Yakobus, Yoses,
Yudas, Simon, dan saudara yang lain (Mark. 6:3).
Tubuh kebangkitan Yesus merupakan tubuh yang dapat dilihat dan dijamah orang
(1 Yoh. 1:1-2; Mat. 26:12). Kalau dewa-dewa Yunani, ilah-ilah mystery religion
(agama-agama misterius) dan filsafat gnostik dan tokoh-tokoh pewayangan,
bukanlah sungguh-sungguh pribadi sempurna yang pernah ada dalam sejarah
manusia.
Dalam Matius 26:28 dikemukakan bahwa jiwa Yesus berduka. Demikian juga
pernyataan Yohanes yang mengatakan bahwa roh-Nya tertekan (Yoh. 13:21).
Kedua unsur ini dengan jelas menunjukkan unsure manusiawi Yesus Kristus pada
aspek non materi
Yesus memiliki rasa lapar seperti yang dialami oleh manusia pada umumnya
(Mat. 4:2). Ia juga merasa haus (Yoh. 19:28). Selain itu, Yesus pernah merasa
Kristus pernah ditangkap (Yoh. 18:12). Ia ditampar (Yoh. 18:22). Ia diadili (Yoh.
18:28). Ia disiksa (Yoh. 19:1). Ia disalibkan (Yoh. 19:16-30). Ia dikuburkan (Mat.
27:59-60).
Ia tidur (Mat. 8:24). Ia minum (Yoh. 4:7). Ia makan (Mat. 9:10-11). Ia beribadah
(Luk. 2:41-51). Ia berdoa (Mat. 14:23; Mark. 1:35; Luk. 6:12).
Ia mati
Realitas kematian-Nya nampak jelas pada kenyataan bahwa darah dan air keluar
dari lambungnNya yang tertikam (Yoh. 19:30). Ia juga masih memiliki tubuh
kemanusianNya sesudah kebangkitanNya (Luk. 24:39). Ia secara terang-terangan
menantang murid-muridNya menguji realitas jasmaniNya.
KESIMPULAN: . . . . . . . . .
Bab-7
KESATUAN KEILAHIAN DAN KEINSANIAN YESUS KRISTUS
Pendahuluan dan kerumitannya
o Diakui oleh para pakar teologi, bahwa konsep ini merupakan salah satu
gagasan yang paling cukup sulit untuk dipahami dalam teologi. Memang
pokok ini merupakan rahasia yang sangat dalam. Bagaimana mungkin ada
dua sifat di dalam satu orang? Namun Alkitab mengungkapkan bahwa,
baik keilahian dan keinsanian Kristus begitu sempurna.
o Hipostatis itu bersifat utuh. Yesus berbicara tentang diriNya sebagai satu
pribadi yang utuh dan tunggal. Ia sama sekali tidak menunjukkan adanya
gejala-gejala keterbelahan kepribadian. Kesadaran Keilahian diriNya
senantiasa beroperasi penuh, bahkan pada masa kanak-kanak. Kadang-
kadang ia bertindak berdasarkan kesadaran ilahiNya, dan pada saat yang
lain Ia bertindak dari kesadaran manusiawi-Nya. Namun keduanya tidak
bertentangan. Sekalipun ada dua sifat, tetapi ada satu pribadi saja.
o Sifat dan ciri khas manusia dihubungkan dengan Kristus di bawah gelar-
gelar yang ilahi (Luk. 1:32, I Kor. 2:8; Kis. 20:28).
o Sifat dan ciri khas ilahi dihubungkan dengan Kristus di bawah nama-
nama manusiawi-Nya (Yoh. 3:13; Yoh. 6:62; Rom. 9:5; Ef. 1:23; Kis.
17:31)
KESIMPULAN . . . . .
Bab-8
KETIDAKBERDOSAAN KRISTUS
Ibrani 4:15 mencatat bahwa Kristus tidak berbuat dosa meski Ia telah dicobai. Realita
bahwa Kristus dicobai menyatakan bahwa Ia adalah manusia yang menghadapi
pergumulan pencobaan. Akan tetapi ketidakberdosaanNya atau kemenanganNya atas
pencobaan, dengan jelas menyatakan bahwa Dia adalah Allah dan Manusia sejati.
Argumentasi
KESIMPULAN: . . . . . . . . . . . .
Bab-9
KEMATIAN KRISTUS
Nubuat kematian Kristus dengan lambang. Hal ini dapat dilihat dalam:
Persembahan Habel (Kej. 4:4), domba jantan di Gunung Moria (Kej. 22:13),
korban yang dipersembahkan oleh leluhur Israel (Kej. 8:20), korban-korban
dalam keimaman Lewi (Im. 1-7), dan persembahan yang lain.
Baik itu dalam keempat Injil maupun surat-surat para Rasul, kematian Kristus
mendapat tempat yang paling istimewa dan menonjol dari peristiwa yang
bersejarah itu.
1. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat (Luk. 23:34)
2. Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan
Aku di dalam Firdaus (Luk. 23:43)
3. Ibu, inilah anakmu (Yoh. 19:26-27)
4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat.
27:46-47; Mark. 15:34)
5. Aku haus (Yoh. 19:28)
6. Sudah selesai (Yoh. 19:30)
7. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku (Luk. 23:46)
Rencana-Nya. Kematian Kristus adalah rencana dan kehendak Allah (Gal. 1:3-
4; 2 Kor. 5:19). Dengan mempelajari Alkitab, kita yakin bahwa usaha Allah
adalah menjelmakan diri-Nya ke dunia, sengsara dan mati, kemudian bangkit
demi keselamatan manusia.
Puncak pernyataan kasih Allah. Kasih yang tidak dapat dimengerti dengan
tuntas karena amat dalam, amat lebar, amat luas, dan amat tinggi.
Puncak rencana Allah dalam menyelamatkan manusia. Ini adalah jalan satu-
satunya dan tentunya menjadi hal yang indah.
Bukan korban keadaan. Hal ini penting untuk dipahami. Kristus bukannya
mati tak berdaya atau karena Dia tidak mampu untuk turun dari salib. Dia bisa
saja menyuruh malaikat untuk turun dan menghancurkan musuh-musuh-Nya,
dan tentu saja Ia sanggup dengan berbagai cara untuk melepaskan diri dari
penyaliban.
Menolak (Yoh. 1:11; Mark. 12:10). Dalam hal ini manusia tidak dipaksa
melakukan penolakan itu. Manusia membuat pilihan menolak Kristus dan
sebetulnya mereka tidak harus menolak Dia
Kematian Kristus sebagai pernyataan hati Allah. Isi hati Allah yang terdalam
terlihat dalam kematian Kristus (Rm. 5:8)
Teori kebetulan. Alasannya karena Kristus itu manusia biasa yang bisa mati
secara normal. Sebaik apapun Kristus, kematian-Nya adalah hal yang biasa
dan tidak ada yang istimewa
Teori mati syahid. Kematian Kristus adalah syahid dan menjadi teladan
kepada para pengikut-Nya. Kristus mati karena prinsip-prinsip hidup-Nya
seperti tokoh-tokoh yang lain. Dia adalah teladan kesetiaan kepada kebenaran
dan kepada tugas
KESIMPULAN: . . . . . . . . . . .
Bab-10
o Apabila Kristus tidak bangkit dari antara orang mati, maka Ia bukanlah
Allah. Dalam Perjanjian Baru ukuran bagi kuasa Allah adalah kuasa
yang dinyatakan dalam kebangkitan Kristus
o Kristus tidak akan dikuasai oleh kematian untuk selamanya karena Dia
pernah mengatakan bahwa Ia akan bangkit dari antara orang mati (Mat.
20:19). Maka andaikata Kristus tidak bangkit dari kematian maka Dia
adalah pembohong dan bukan Allah.
Kubur kosong
o Kristus menampakkan diri kepada para wanita yang lain, yang kembali
lagi ke kubur dan berjumpa dengan Yesus di jalan (Mat. 28:9-10)
o Bekas paku di tangan dan kaki-Nya tetap ada pada tubuh kebangkitan
Kristus (Mzm. 22:16; Zakh. 12:10; Yoh. 20:25-29). Kalau kita kembali
kepada pengertian istilah, maka kita dapat simpulkan bahwa tubuh
kebangkitan adalah tubuh yang lama diubah, bukannya penciptaan
tubuh baru yang sama sekali berlainan.
o Tubuh kebangkitan Kristus tidak lagi dibatasi oleh jarak dan tempat
atau ruang dan waktu. Setelah kebangkitan-Nya, Alkitab tidak
mencatat lagi jika Kristus mengalami kelaparan, letih, lesu, dsb. Tetapi
yang terjadi adalah Ia dapat memasuki kamar yang tertutup tanpa
kesulitan apa-apa (Luk. 24:36; Yoh. 20:19).
KESIMPULAN: . . . . . . . . . . . .
Bab-11
KENAIKAN KRISTUS
╬ Pernyataan Kristus sebelum kematian-Nya (Luk. 9:51; Yoh. 6:62; 7:62; 14:12;
16:5, 10, 16). Ada juga catatan Alkitab lainnya.
╬ Kisah Para Rasul 1:9-12. Ini adalah ayat-ayat klasik tentang kenaikan Yesus
Kristus. Ada empat istilah penting dalam ayat-ayat ini:
► Kata “analemphtheis” (ayat 11), artinya disambut atau diterima di atas ini
tentunya merupakan klimaks proses perjalanan kenaikan-Nya ke surga.
Pemakaian “terangkatlah” dalam Alkitab Indonesia kurang tepat
menggambarkan peristiwa ini karena gambaran di sini bukannya
menyatakan proses kenaikan-Nya, melainkan menyatakan titik puncak dari
prose situ. Ia telah tiba di tujuan akhir-Nya yaitu Surga (Ibr. 4:14; 1 Pet.
3:22).
Dari pengamatan terhadap fakta-fakta di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa sifat
kenaikan Kristus ialah sebagai berikut:
Secara perlahan-lahan (berangsur-angsur)
Secara yang kelihatan dengan mata manusia
Pencerahan
Peristiwa yang dimulai dari kehidupan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus
membuktikan bahwa Kristus adalah Allah yang kekal. Keilahian Kristus kembali
kepada pemanifestasian kemuliaan prainkarnasi. Kemanusiaan Kristus masuk dan
dipermuliakan di surga. Data-data ini menunjukkan bahwa Kristus adalah pribadi
yang nyata dan ada dalam sejarah manusia.
KESIMPULAN: . . . . . . . . .
KEPUSTAKAAN