Anda di halaman 1dari 17

Critical Book Report pak remaja pemuda

Oleh:
Nama : Ernina Nababan
Nim : 190101182
Grup/sem : F/IV
Mata Kuliah : PAK Remaja/Pemuda
Dosen pengampu : Maria Widiastuti, M.Pd.K

INSTITUT AGAMA KRISTEN TARUTUNG (IAKN)


BAB I

1. INTRODUCTION
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Pendidikan Agama Kristen pada
Perguruan Tinggi memiliki posisi strategis dalam melakukan transmisi
pengetahuan dan transformasi sikap dan perilaku mahasiswa Indonesia
melalui proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama Kristen.
Dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa perlu
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti
perkembangan yang senantiasa dilakukan perbaikan terus menerus,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir diperkaya dengan
muatan kesadaran pajak.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen adalah dengan mengembangkan kurikulum baru
Pendidikan Agama Kristen yang berorientasi pada pengembangan sikap
beragama yang moderat dan berwawasan keindonesiaan dan berwawasan
global. Di samping itu, kurikulum baru tersebut diarahkan untuk
mentransendenkan ajaran Kristen menjadi nilai-nilai universal yang dapat
diimplementasikan dalam konteks dunia modern. Kurikulum baru tersebut
kemudian ditindaklanjuti dengan penulisan buku yang dapat dijadikan
sumber aktivitas pembelajaran bagi mahasiswa. Sesuai dengan Standar
Nasonal Pendidikan Tinggi dan mengacu kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Pokok-pokok bahasan di dalam buku ini sengaja
disajikan dengan pendekatan aktivitas pembelajaran, pembelajaran yang
diselenggarakan merupakan proses yang mendidik, yang di dalamnya
terjadi pembahasan kritis, analitis, induktif. deduktif, dan reflektif melalui
dialog kreatif partisipatori untuk mencapai pemahaman tentang kebenaran
substansi dasar kajian, . berkarya nyata. dan menumbuhkan motivasi
belajar sepanjang hayat
1. IDENTITAS BUKU
(Sesuai kaidah yang berlaku saya mengkriti setiap BAB pada buku utama
dengan jumlah BAB 9)

 BUKU PERTAMA (UTAMA)


Judul : Pendidikan Agama Kristen
Penulis : Pdt.Dr.Sampitmo Habeahan,
Mth, M.Pd.K,D.Th, Dkk
Pencetak : Penerbit Mitra Sari (PMS)

Tahun : 2019

Kota Terbit : Marindal-Medan

Tebal Buku : 144 Pages (Semua BAB)

BAB I. FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN

BAB II. AJARAN ALAH MENURUT ALKITAB

BAB III. MANUSIA MENURUT AJARAN KRISTEN

BAB IV. ETIKA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER KRISTIANI

BAB V. HUBUNGAN IMAN KRISTIANI DENGAN IPTEK & SENI

BAB VI. MENCIPTAKAN KERUKUNAN UMAT

BAB VII. MANUSIA SEBAGAI PENJAGA CIPTAAN ALLAH

BAB VIII. PERGAULAN BAIK MENURUT AGAMA KRISTEN

BAB IX BUDAYA
 BUKU KEDUA (PEMBANDING)
Judul : Pendidikan Agama Kristen
Penulis : Murni Hermawaty Sitanggang, S.Th.,
M.Th.
Pencetak : Tim PAK Univ.Jember
Tahun : 2017

Kota Terbit : Jember

Tebal Buku: 82 Pages (Semua BAB)

BAB I. TUJUAN PEMB. PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK)

BAB II. PENGAJARAN TENTANG ALLAH

BAB III. PENCIPTAAN, KEJATUHAN, DAN KESELAMATAN


MANUSIA

BAB IV. CITRA DIRI (REMAJA/PEMUDA)

BAB V. ETIKA KRISTEN (MORALITAS KRISTEN)

BAB VI. ETIKA SEKSUAL

BAB VII. ORANG KRISTEN DAN IPTEKS

BAB VIII. PERGAULAN BAIK MENURUT AGAMA KRISTEN

BAB IX KEKRISTENAN DAN KEBUDAYAAN

BAB X ORANG KRISTEN DAN POLITIK

BAB XI ORANG KRISTEN DAN HUKUM

BAB XII KERUKUNAN DAN MASALAH PLURALISME AGAMA

BAB XIII ORANG KRISTEN DI TENGAH MASYARAKAT


II 2. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari topik ini mahasiswa dapat:


1. Menunjukkan bukti keberadaan Allah yang nyata dengan apa yang ada di
sekitarnya.

2. Membedakan antara pengajaran yang keliru tentang theory


pemkiran dengan pengajaran yang alkitabiah.
3. Mengambil kesimpulan bagaimana seharusnya sikap orang
percaya ketika menghadapi pengikut kristus era sekarang.

II. 3 RINGKASAN BUKU


BAB I FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN
Pada bab pertama buku utama dibahas fungsi agama dalam kehidupan dan
segala komponennya sama halnya dibuku pembanding namun dengan judul tujuan
agama baik itu secara universal dan kristen itu sendiri berikut ringkasannya
Pengertian Agama Para ahli mengatakan bahwa agama secara ctimologi berasal
dari bahasa berarti tidak kacau atau ada keteraturan.
BUKU PEMBANDING
Sama seperti mata kuliah lainnya, PAK juga memiliki substansi kajian untuk
dipelajari. PAK merupakan pendidikan yang bersifat holistik yang bukan saja
memiliki dimensi kognitif melainkan juga meliputi aspek afektif dan aplikatif.
1. Tujuan dan arah dari PAK adalah agar peserta didik membangun
kehidupan di atas kebenaran Alkitab sehingga dapat mengenal,
mengasihi, mengimani, mentaati dan melayani Allah sesuai kehendak
dan rencana-Nya, serta untuk kemuliaan-Nya.
2. Metode yang paling tepat dalam mempelajari PAK adalah selain
belajar di kelas, mahasiswa juga perlu mempraktikkan apa yang
dipelajari tersebut. Oleh sebab itu, penugasan merupakan hal yang
esensial dalam PAK.
3. Karakteristik yang diharap dimiliki oleh peserta kelas PAK adalah
sebagai berikut: memiliki hikmat, mengembangkan rasa takut akan
Tuhan, berpegang pada standar hidup kudus, memiliki perspektif hidup
berdasarkan Alkitab, meyakini Alkitab adalah firman Allah, memiliki
motivasi hidup menyenangkan hati Tuhan, mengembangkan talenta,
mengemban Amanat Agung sesuai Matius 28:19-20.

BAB II AJARAN ALAH MENURUT ALKITAB


Apakah Allah benar-benar ada? Pertanyaan ini kadang kadang dilontarkan
olch orang orang tertentu. Semua agama mengajarkan bahwa Allah itu ada Namun
ada juga paham yang mengatakan bahwa Allah itu tidak ada seperti yang diyakini
oleh penganut ateisme. Pembuktian bahwa Allah itu ada merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting dan mendasar. Pada umumnya ada dua
argumentasi yang dapat diajukan untuk membuktikan bahwa Allah itu memang
benar-benar ada. Pertama dengan argumentasi Alkitabiah dan yang kedua adalah
dengan argumentasi alamiah naturalistic arguments Dengan adanya Alkitab
sesungguhnya telah menjadi bukti bahwa Allah itu ada. Asumsi awal adalah
dalam Kejadian 1;1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. lagi.
Argumentasi Daud (Mazmur 94: 9), dan Yesaya Yesaya 40: 12-31) dan keajuga
dengan argumentasi dari Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 14:17, semua ini
telah menjadi suatu bukti bahwa Allah tu ada. Bahkan di dalamnya tersirat untuk
mengakui bahwa Dia adalah yang Illahi. Dan secara Ayat ini menjelaskan
kepastian bahwa Allah ada dan tak perlu diragukan keseluruhan penulis-penulis
Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu pun menyatakan keberadaan Allah secara
gamblang.

BUKU PEMBANDING
Mengapa kita perlu mengenal Allah dengan baik dan benar? Berikut beberapa
jawaban untuk pertanyaan ini (Boice, 2011:10-12):
a. Pengenalan akan Allah itu penting karena melalui pengenalan akan Allah
sajalah kita dapat memasuki hidup yang kekal. Hal ini dinyatakan Yesus ketika Ia
berdoa, “Dan inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau
utus” (Yoh. 17:3).
b. Pengenalan kita akan Allah itu penting karena melibatkan “pengenalan akan
diri sendiri.” Pengenalan akan diri melalui pengenalan akan Allah di satu sisi akan
merendahkan hati kita. Kita bukan Allah, kita juga tidak seperti Dia. Ia kudus; kita
tidak kudus.
BAB III MANUSIA MENURUT AJARAN KRISTEN
Pandangan Di Luar Alkitab lam inya Menurut Islam manusia sebagai
mahluk Allah, Manusia sehagai hamba Allah di dunia. Hubungan manusia dengan
Allah dapat digambarkan seperti hubungan antara seorang raja dan rakyat Akal
dan nafsu sebagai kelengkapan yang sangat penting yang telah diberikan kepada
manusia di dalam kehidupannya. Manfaat dari akal adalah untuk membukakan
segala misteri yang mustahil diketahui olch ciptaan lain misalnya binatang
Sedangkan nafsu diberikan untuk bisa mendapatkan apa yang dilihat oleh akal
manusia Jika seseorang mampu mengatasi nafsunya melalui akalnya maka
selamatlah ia dan pastilah akan mengalami kebahagiaan di akhirat nantinya. Akan
tetapi jika tidak dapat menguasai nafsunya maka dia akan nusia sa. Allah
mengalami hukuman di akhirat. Menurut Hindu manusia batiniah dan lahiriah
mengalir dari jiwa yang identik dengan brahman. Brahman ini mengalirkan asa
rohani dan asa badan Gabungan dari dua asa ini mengalirkan berbagai hal yang
dijumpai di alam. Manusia menurut Budha, manusia terdiri dari nama rupa yakni
unsur ubunganny rohani dan jasmani. Dalam diri manusia tidak ada ang eap olch
sebab antropolog itulah semua akan dilenyapkan dan adanya perubahan.

BUKU PEMBANDING
Manusia diciptakan sebagai bagian dari alam, dibentuk dari debu tanah
(Kej. 2:7). Manusia sebagai “daging” adalah lemah dan bergantung pada belas
kasihan Allah sebagaimana makhluk-makhluk lainnya (Yes. 2:22; 40:6; Mzm.
103:15; 104:27-30). Allah menugaskan manusia untuk memanfaatkan alam untuk
melayani kebutuhannya, namun manusia pun harus melayani Allah dengan
menjaga alam dan mengolahnya (Kej. 2:15).
Namun, manusia bukan hanya sekadar ciptaan, melainkan ia juga suatu
pribadi. Ini berarti manusia memiliki bentuk kemandirian. Akan tetapi,
kemandirian ini bukan bersifat mutlak, melainkan relatif. Menjadi satu pribadi
artinya mampu membuat keputusan, menetapkan tujuan, dan bergerak ke arah
tujuan-tujuan tersebut.

BAB IV ETIKA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER KRISTIANI


Perkataan etila berasal dari kata Yunan, yakni ethos dan etsos dapae
diartikan dengan kebiasaan, kelaziman, adat istiadat, tabiat, hakekat da watak
sescorang, cara mengungkapkan din, tingkah laku atau kecenderungan kepada
kesusilaan. Kata ethos mempunyai dua arti, lain: kebiasaan dan kelaziman
schagaimana dalam Lukas 22.39, Yohanes 19:40, Iberani 1025, adat-istiadat,
hulkum dan upacara Lukas 19 Rasul 6:14 15:1) sescorang cara mengungkapkan
din, tingkah laku atau sikap sescotang Dari kedua kata etika di atas dapat ditarik
kesimpulan babwa kata etila bersangkut-paut dengan beberapa hal antara lain:
Pertama: manusia dengan tabiat, watak, tingkah laku dan berbagai kecenderungan
hidupnya kepadi kesusilaan. Kedua: Manusia dengan segala adat-istiadat,
kebiasaan, elaziman hukum dan upacara-upacara yang diakukannya. Jadi, ethika
merupakn kebiasaan: tradisi, dan kemudian menjadi norma, kaidah, penentu dan
ukuran

BUKU PEMBANDING
Dalam pandangan McDowell (2002:44-45) ada beberapa faktor yang
menunjang terbentuknya citra diri dalam kehidupan seseorang, yakni:
pertama, hubungan dengan orang tua. Keluarga merupakan salah satu
sumber pembentuk citra diri seseorang. Keluarga yang harmonis akan
membekaskan kenangan yang indah bagi setiap individu yang ada di dalamnya,
sedangkan keluarga yang berantakan tentunya menimbulkan luka hati bagi para
anggotanya. Bagaimana hubungan seseorang dengan orang tuanya turut
mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya. Jika ia merasakan hubungan
yang indah dengan orang tuanya, dikasihi dan diterima, maka ia pun akan tumbuh
dengan rasa berharga. Namun sebaliknya bila ia tidak memiliki hubungan baik
dengan orang tuanya, merasa disisihkan dan ditolak, maka ia pun akan
memandang dirinya tidak berharga.
Kedua, penampilan diri. Kehidupan masyarakat remaja lebih didasarkan
pada penggunaan fisik. Lingkungan remaja sangat kompetitif dan umumnya
mereka yang berpenampilan fisik menarik yang menjadi pusat perhatian dan
dipandang “lebih” oleh yang lain (lebih kaya, lebih cantik, lebih kuat dan
sebagainya).

BAB V HUBUNGAN IMAN KRISTIANI DENGAN IPTEK & SENI


Pendahuluan Sebagaimana manusia merupakan suatu kesatuan yang
memiliki akal, nikiran (ratio) dan gerakan hati (rohani), maka iman (kepercayaan]
tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Iman adalah aktivitas
rohani manusia, sedangkah ilmu pengetahuan adalah tindak lanjut daripada akal
pikiran sehab iman mengimani ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan
membantu orang beriman untuk memahami dunia, lingkungan dan agamanya.
Oleh karena itu antara iman, pengetahuan dan teknologi seharusnya tidak boleh
dipertentangkan satu sama lain, walaupun harus dibedakan

BUKU PEMBANDING
Dalam buku pembanding saya menemukan materi sama namun dengan
bab berbeda berikut adalah kilasan dari bab 6 yang memiliki Hubungan iman
dengan IPTEKS dalam sejarah kekristenan dapat disederhanakan menjadi dua
bagian besar saja:
a. Dominasi iman/agama terhadap ilmu pengetahuan/sains
Pada abad pertengahan, dominasi iman atas sains benar-benar terjadi. Saat itu
teologi yang menjadi acuan kehidupan iman orang Kristen dianggap sebagai ratu
ilmu pengetahuan dan ditempatkan sebagai ukuran kebenaran untuk segala hal,
bukan hanya soal iman dan etika saja. Pada masa inilah terjadi kekeliruan gereja
ketika menjatuhkan hukuman terhadap Galileo, seorang ilmuwan yang
menemukan bahwa bukan matahariyang beredar dari timur ke barat sebagaimana
yang diajarkan gereja pada masa itu, melainkan bumilah yang beredar
mengelilingi matahari.
b. Dominasi ilmu pengetahuan/sains terhadap agama/iman
Sejak zaman pencerahan maka dominasi iman atas ilmu mulai dipertanyakan dan
malahan yang berkembang adalah dominasi ilmu atas iman. Tantangan utama
sains terhadap iman dalam abad ilmu pengetahuan adalah keberhasilan metode
ilmu pengetahuan sehingga nampaknya ilmu pengetahuan memberikan satu-
satunya jalan yang dapat dipercaya menuju pengetahuan (knowledge). Agama
dianggap bersifat subjektif, parokial (sempit skopnya), emosional, dan didasarkan
pada tradisi atau sumber kewibawaan yang saling bertentangan satu sama lain.

BAB VI MENCIPTAKAN KERUKUNAN UMAT


Kerukunan adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tingi
ntar umat beragama dalam masyarakat multikultural sehingga umat beragama ami
istilah diri PKI dapat hidup rukun, damai dan berdampingan. Untuk memah
kerukunan ini baiklah dipahami juga up di M aya pemerintah dalam kerukunan.
terse mult yang berarti plural dan kulturalisme berisi pengertian kultur atau hal-hal
yang berjenis-jenis tetapi juga pengakuan itu mempunyai implikasi dengan hak
hidup kelompok masyarakat dalam suatu komunitas dan Multikulturalisme
mengandung dua pengertian yang sangat kompleks yait NKR budaya. Dengan
demikian pluralisme bukan sekedar pengertian akan adanya Pres politik, sosial
dan ekonomi. Oleh karena itu pluralisme juga berkenan gera komunitas itu
mempunyai budaya (H.A.R Tilaar,82) mis Eksklusivisme merupakan sikap yang
hanya mengakui agamanya sebagai ga agama yang paling benar dan baik Sikap
fanatisme sempit seperti ini akan 84 Menciptakan Kerukunan Antar Umat
Beragama.

BUKU PEMBANDING
Dalam buku pembanding saya menemukan materi sama namun dengan
bab berbeda berikut adalah kilasan dari bab 12 yang memiliki hubungan sama.
Iklim demokrasi. Kata “toleransi” memegang peranan penting dalam iklim
demokrasi. Sejak kecil kita diajar untuk saling menghormati kemajemukan suku,
bahasa, dan agama. Bukankah semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka
Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu jua).
 Pragmatisme. Dalam konteks Indonesia maupun dunia yang penuh dengan
konflik horizontal antar pemeluk agama, keharmonisan merupakan tema
yang digemakan di mana-mana. Aksi-aksi ”fanatik” dari pemeluk agama
yang bersifat destruktif dan tidak berguna bagi nilai-nilai kemanusiaan
membuat banyak orang menjadi muak. Inilah yang lalu mendorong
pragmatisme bertumbuh subur.
 Relativisme. Relativisme menganggap kebenaran itu relatif, tergantung
siapa yang melihatnya. Pandangan ini begitu populer mulai dari kalangan
intelektual sampai rakyat jelata. Dalam era postmodern ini penganut
relativisme percaya bahwaagama-agama yang ada juga bersifat relatif.
Masing-masing agama benar menurut penganutnya-komunitasnya
sehingga kita tidak berhak menghakimi iman orang lain. Kita hanya dapat
berkata ”agamamu benar menurutmu, agamaku benar
BAB VII MANUSIA SEBAGAI PENJAGA CIPTAAN ALLAH
Mandat Ilahi Pembaruan 1. Pembaharuan dalam Matius 28:16-20 Dan
kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ditunukkan Yesus kepada mercka.
Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa Ku telah diberikan
segala kuasa disorga dan dibumi. Karena itu jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptisah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. kebukit
yang telah orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: kepada-
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, murid-murid dalam keadaan bingung).
Yesus menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia diberi kuasa dibumi dan
disurga itu artinya bahwa Dialah yang berkuasa atas semua yang ada didunia
maupun disurga. Tugas Amanat Agung adalah untuk menjadikan murid Yesus
Kristus. Seorang murid yang baik mengenal, mengikuti, dan bersekutu dengan
gurunya. Seorang murid yang baik belajar dari gurunya, Seorang murid yang baik
mentaati gurunya. Dalam proses pelaksanaan Amanat Agung ada tiga langkah
utama (ayat 19.20) Langkah pertama Pergi inilah langkah dimana Injil diberitakan
kepada 98 Manusia Sebagai Peniaga Ciptaan Allah

BUKU PEMBANDING
Dalam buku pembanding saya menemukan materi sama namun dengan
bab berbeda berikut adalah kilasan dari bab 13 yang memiliki hubungan
sama.Melayani orang lain adalah cara kita menerapkan iman kita sebab apa yang
kita percayai seharusnyalah tampak bukan hanya melalui perkataan melainkan
juga melalui perbuatan kita. Efesus 2:10 menyatakan bahwa kita buatan Allah,
yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya supaya kita hidup di dalamnya. Allah memiliki
sebuah rencana bagi kehidupan setiap orang Kristen dan pekerjaan baik ada di
dalam rencana itu. Orang Kristen memang perlu berdoa, menelaah Alkitab, dan
unsur-unsur lainnya dari suatu kehidupan dan pelayanan Kristen yang sehat. Kita
juga perlu mendirikan dan mendukung program-program aksi sosial yang efektif.

BAB VIII PERGAULAN BAIK MENURUT AGAMA KRISTEN


Bergaul yang baik menurut iman Kristen. Bergaul di sini lebih diarahkan
kepada seni bergaul di kalangan mahasiswa Kristen atau muda-mudi Kristen.
Beberapa hal permasalahan dalam topik kajian di atas: banyak kalangan muda-
mudi Kristen tidak mengerti konsep bergaul, bagaimana cara mencari teman
hidup, tujuan pernikahan Kristen dan bagaimanakah sebenarnya ciri-ciri sahabat
yang sejati Metode penelitian dengan mengkaji Alkitab dan buku-buku di luar
buku teologia. Kajian dimaksud adalah kajian pustaka, ayat-ayat Alkitab sebagai
sumber utama dieksposisi dan dikeluarkan apa arti teks. Sedangkan sumber

BUKU PEMBANDING
1. Eksklusivisme, pandangan yang meyakini hanya agamanya yang benar
dan yang baik. Eksklusivisme menegaskan bahwa hanya di dalam agama
Kristen ada kebenaran dan keselamatan, sedangkan di luar agama Kristen
sama sekali tidak ada keselamatan. Ayat yang digunakan umumnya adalah
Kisah Para Rasul 4:12 dan Yohanes 14:6. Hendrik Kraemer merumuskan
bahwa penyataan di dalam Yesus Kristus merupakan kriteria satu-satunya
yang dengannya semua agama-agama, termasuk agama Kristen, dapat
dimengerti dan dinilai. Yesus Kristus ditempatkan sebagai satu-satunya
kriteria dalam memahami dan menilai agama-agama. Penyataan umum
diakui keberadaannya, tetapi tidak berdiri sendiri karena harus terkait
dalam penyataan diri Yesus. Titik tolak Kraemer adalah “biblical realism”
(kenyataan alkitabiah) yang mengandung dua hal: realitas alkitabiah,
menunjuk pada kesaksian mendasar Alkitab tentang kemahakuasaan Allah
dan keberdosaan manusia yang diperhubungkan dengan inkarnasi Yesus
Kristus; dan pandangan mengenai agama-agama lain sebagai sistem yang
meliputi segalanya, yang masing-masing ditandai pemahaman-pemahaman
tersendiri akan totalitas eksistensi. Dengan demikian, antara injil dan
agama-agama tidak ada kesinambungan.

BAB IX BUDAYA
Pendahuluan Budaya, selalu berkembang Ada sejarah pertumbuhan dan
perkembangannya. Manusia selalu sedang berjalan di dalam scjarah
kebudayaannya. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan itu tidak
selalu sama bagi setiap manusia. Ada kalanya berjalan lambat sckali (culurtal-lag)
tetapi ada kalanya sangat cepat sckali, inilah yang disebut dengan sosial rapid
change. Tidak ada manusia yang tidak memiliki kebudayaan. Oleh karena itu
selalu disebut: Homo sapiens itu selalu Homo faber artinya: tiap-tiap manusia
yang berakal budi selalu berbuat dan sanggup bekerja. 127 isten
Kebudayaan dipandang dart sudut alkitab 1. Mandat Berbudaya
Pertanyaan kita kembali, adalah: Kok hanya manusia yang memilki kemampuan
berbudaya?. Tentu jawabannya juga harus kembali pada Alkitab Sebab semua
pertanyaan dan kebingungan kita dapat dijawab oleh Alkitab dari a hanya akhli I
manus Segera setelah Allah menciptakan Manusia, laki-laki dan perempuan
Kcjadian 1:27), kepada mereka langsung dikaruniakan berbagai mandat ata kuasa.
Salah satu dari antara mandat-mandat itu adalah mandat berbudavo Tujuannya
agar manusia itu mengembangkan segala kemungkinan ataupotensi yang
dimilikinya untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Buk Alkitabmu, baca
yang tertulis pada Kejadian 1:28 dan 2.15.

BUKU PEMBANDING
A. Definisi Kebudayaan
 Secara etimologis, kata “kebudayaan” berasal dari kata kerja Latin colere,
yang secara harfiah menunjuk pada agrikultur, yaitu mengelola tanah
untuk menanam dan menumbuhkan sesuatu. Secara lebih luas, kata ini
juga diterapkan pada mengembangkan atau membangkitkan sesuatu yang
tidak berasal dari tanah, misalnya equiculture (peternakan kuda) dan
aviculture (peternakan burung).
 The Lausanne Committee on World Evangelism mendefinisikan
kebudayaan sebagai “suatu sistem yang mengintegrasikan kepercayaan,
nilai, kebiasaan, dan lembaga, serta mengikat suatu masyarakat menjadi
satu dan memberikan identitas, martabat, rasa aman, dan keberlangsungan
pada mereka” (dalam Frame, 2005).
 Kebudayaan dimulai setelah penciptaan. Allah memerintahkan Adam dan
Hawa untuk membuatnya (Kej. 1:28). Kebudayaan bukan suatu ciptaan,
melainkan suatu perintah atau “mandat.” Ada dua elemen dalam mandat
budaya tersebut yang terdapat di dalam Kejadian 1:28 tersebut, yakni:
penuhi dan taklukkan. Adam dan Hawa diperintahkan untuk beranak cucu
dan bertambah banyak untuk memenuhi bumi. Kejadian 2:24 mencatat
bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan tinggal
bersama isterinya. Jadi, akan ada multiplikasi keluarga-keluarga sampai ke
ujung bumi.
BAB III
PERBANDINGAN BUKU

BUKU UTAMA

Bahasa dalam buku ini lebih mudah dimengerti. Seperti yang sudah
dijelaskan dalam ulasan buku, buku dengan penulis Pdt.Dr.Sampitmo
Habeahan,Mth,M.Pd.K,D.Th, Dkk memiliki keuntungan bahwa diskusi disajikan
dengan bahasa yang mudah dan ilustrasi yang menarik. Buku ini disampaikan
dalam bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Selain
itu, buku ini juga didukung oleh tampilan tata letak yang baik, desain dan ilustrasi
yang menarik sehubungan dengan tingkat pemahaman pembaca dewasa dan
muda.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam ulasan buku, buku dengan penulis
Pdt.Dr.Sampitmo Habeahan,Mth,M.Pd.K,D.Th, Dkk . Buku ini disampaikan
dalam bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Selain
itu, buku ini juga didukung oleh tampilan tata letak yang baik, desain dan ilustrasi
yang menarik sehubungan dengan tingkat pemahaman pembaca dewasa dan
muda.

BUKU PEMBANDING

Buku ini menggunakan bahasa yang mudah di pahami , Sampul sangat


menarik sehingga menarik bagi para pembaca untuk membacanya, isi buku nya
sangat detail dan lengkap untuk dibaca dan dapat menambah imu pengetahuan
bagi pembaca tentang okultisme, Penjelasan Buku ini hanya berfokus pada
bagaimana cara memahami okultisme menurut sisi suku karonya dan tidak
menjelaskan secara keseluruhan okultisme tersebut, Buku ini menjelaskan contoh
okultisme menurut pandangan karo yang harus di hindari
BAB V
IMPLIKASI
1. TEORI
Dari segi teori yang ada pada Buku ersebut merupakan teori yang
benar mengenai Theory hanya saja pada jurnal ini kurang mencantumkan
mengenai hasil dari penelitian dengan jelas serta tidak terdapat metode dan
mungkin kisah nyata dalam kehidupan kristiani.

2. PROGRAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA


Dalam Buku ini menjelaskan mengenai pengaruh Theory
perkembangan jiwa manusia dalam hal pengembangan theory pendidikan
kristiani, diharapkan bukuini dapat membantu pembelajaran pada sistem
pendidikan di Indonesia dan meningkatkan daya mutu pendidikan di
Indonesia.

3. PEMBAHASAN DAN ANALISIS


Dalam buku ini pembahasan dan analisis dapat digunakan dalam
percobaan-percobaan yang lebih dapat dipercaya lewat teori-teorinya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Dari ringkasan buku dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa


Melalui pertemuan Injil dengan sub kultur-sub kultur di Indonesia timbullah
kebudayaan sub kultur Kristen di Indonesia. Hal ini mengatakan tidak ada
kebudayaan Kristen yang universal di Indonesia. Dengan itu agama Kristen telah
menjadi salah satu sumber kekuatan untuk melahirkan kebudayaan. Oleh sebab
kelokalan itu maka kebudayaan sub kultur Kristen itu tidak seluruhnya menyapa
semua manusia disegala zaman dan tempat. Hal itu berarti Injil yang universal itu
dijadikan menjadi Injil yang lokal, yang menjawab persoalan dan kebutuhan lokal.
Proses ini dapat menjadi ancaman sebab Injil yang universal dikaburkan dalam
kelokalannya.

2. SARAN

Menurut penulis buku yang pantas untuk dibuat sebagai buku acuan
pembelajaran ialah buku utama karena buku tersebut sangat membahas secara luas
dan terperinci sehingga penggunapun bisa mengerti dengan maksud dari
buku tersebut.
REFERENCES

Sitanggang, Hermawaty Murni S.Th., M.Th. 2017. Pendidikan Agama Kristen.


Jember: Tim PAK Univ.Jember

Pdt. Dr Habeahan Sampitmo, Mth,M.Pd.K,D.Th, Dkk. 2019. Pendidikan Agama


Kristen. Mrindal Medan: Penerbit Partama Mitra Sari

Anda mungkin juga menyukai