Oleh:
Nama : Ernina Nababan
Nim : 190101182
Grup/sem : F/IV
Mata Kuliah : PAK Remaja/Pemuda
Dosen pengampu : Maria Widiastuti, M.Pd.K
1. INTRODUCTION
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Pendidikan Agama Kristen pada
Perguruan Tinggi memiliki posisi strategis dalam melakukan transmisi
pengetahuan dan transformasi sikap dan perilaku mahasiswa Indonesia
melalui proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama Kristen.
Dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa perlu
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti
perkembangan yang senantiasa dilakukan perbaikan terus menerus,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir diperkaya dengan
muatan kesadaran pajak.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen adalah dengan mengembangkan kurikulum baru
Pendidikan Agama Kristen yang berorientasi pada pengembangan sikap
beragama yang moderat dan berwawasan keindonesiaan dan berwawasan
global. Di samping itu, kurikulum baru tersebut diarahkan untuk
mentransendenkan ajaran Kristen menjadi nilai-nilai universal yang dapat
diimplementasikan dalam konteks dunia modern. Kurikulum baru tersebut
kemudian ditindaklanjuti dengan penulisan buku yang dapat dijadikan
sumber aktivitas pembelajaran bagi mahasiswa. Sesuai dengan Standar
Nasonal Pendidikan Tinggi dan mengacu kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Pokok-pokok bahasan di dalam buku ini sengaja
disajikan dengan pendekatan aktivitas pembelajaran, pembelajaran yang
diselenggarakan merupakan proses yang mendidik, yang di dalamnya
terjadi pembahasan kritis, analitis, induktif. deduktif, dan reflektif melalui
dialog kreatif partisipatori untuk mencapai pemahaman tentang kebenaran
substansi dasar kajian, . berkarya nyata. dan menumbuhkan motivasi
belajar sepanjang hayat
1. IDENTITAS BUKU
(Sesuai kaidah yang berlaku saya mengkriti setiap BAB pada buku utama
dengan jumlah BAB 9)
Tahun : 2019
BAB IX BUDAYA
BUKU KEDUA (PEMBANDING)
Judul : Pendidikan Agama Kristen
Penulis : Murni Hermawaty Sitanggang, S.Th.,
M.Th.
Pencetak : Tim PAK Univ.Jember
Tahun : 2017
BUKU PEMBANDING
Mengapa kita perlu mengenal Allah dengan baik dan benar? Berikut beberapa
jawaban untuk pertanyaan ini (Boice, 2011:10-12):
a. Pengenalan akan Allah itu penting karena melalui pengenalan akan Allah
sajalah kita dapat memasuki hidup yang kekal. Hal ini dinyatakan Yesus ketika Ia
berdoa, “Dan inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau
utus” (Yoh. 17:3).
b. Pengenalan kita akan Allah itu penting karena melibatkan “pengenalan akan
diri sendiri.” Pengenalan akan diri melalui pengenalan akan Allah di satu sisi akan
merendahkan hati kita. Kita bukan Allah, kita juga tidak seperti Dia. Ia kudus; kita
tidak kudus.
BAB III MANUSIA MENURUT AJARAN KRISTEN
Pandangan Di Luar Alkitab lam inya Menurut Islam manusia sebagai
mahluk Allah, Manusia sehagai hamba Allah di dunia. Hubungan manusia dengan
Allah dapat digambarkan seperti hubungan antara seorang raja dan rakyat Akal
dan nafsu sebagai kelengkapan yang sangat penting yang telah diberikan kepada
manusia di dalam kehidupannya. Manfaat dari akal adalah untuk membukakan
segala misteri yang mustahil diketahui olch ciptaan lain misalnya binatang
Sedangkan nafsu diberikan untuk bisa mendapatkan apa yang dilihat oleh akal
manusia Jika seseorang mampu mengatasi nafsunya melalui akalnya maka
selamatlah ia dan pastilah akan mengalami kebahagiaan di akhirat nantinya. Akan
tetapi jika tidak dapat menguasai nafsunya maka dia akan nusia sa. Allah
mengalami hukuman di akhirat. Menurut Hindu manusia batiniah dan lahiriah
mengalir dari jiwa yang identik dengan brahman. Brahman ini mengalirkan asa
rohani dan asa badan Gabungan dari dua asa ini mengalirkan berbagai hal yang
dijumpai di alam. Manusia menurut Budha, manusia terdiri dari nama rupa yakni
unsur ubunganny rohani dan jasmani. Dalam diri manusia tidak ada ang eap olch
sebab antropolog itulah semua akan dilenyapkan dan adanya perubahan.
BUKU PEMBANDING
Manusia diciptakan sebagai bagian dari alam, dibentuk dari debu tanah
(Kej. 2:7). Manusia sebagai “daging” adalah lemah dan bergantung pada belas
kasihan Allah sebagaimana makhluk-makhluk lainnya (Yes. 2:22; 40:6; Mzm.
103:15; 104:27-30). Allah menugaskan manusia untuk memanfaatkan alam untuk
melayani kebutuhannya, namun manusia pun harus melayani Allah dengan
menjaga alam dan mengolahnya (Kej. 2:15).
Namun, manusia bukan hanya sekadar ciptaan, melainkan ia juga suatu
pribadi. Ini berarti manusia memiliki bentuk kemandirian. Akan tetapi,
kemandirian ini bukan bersifat mutlak, melainkan relatif. Menjadi satu pribadi
artinya mampu membuat keputusan, menetapkan tujuan, dan bergerak ke arah
tujuan-tujuan tersebut.
BUKU PEMBANDING
Dalam pandangan McDowell (2002:44-45) ada beberapa faktor yang
menunjang terbentuknya citra diri dalam kehidupan seseorang, yakni:
pertama, hubungan dengan orang tua. Keluarga merupakan salah satu
sumber pembentuk citra diri seseorang. Keluarga yang harmonis akan
membekaskan kenangan yang indah bagi setiap individu yang ada di dalamnya,
sedangkan keluarga yang berantakan tentunya menimbulkan luka hati bagi para
anggotanya. Bagaimana hubungan seseorang dengan orang tuanya turut
mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya. Jika ia merasakan hubungan
yang indah dengan orang tuanya, dikasihi dan diterima, maka ia pun akan tumbuh
dengan rasa berharga. Namun sebaliknya bila ia tidak memiliki hubungan baik
dengan orang tuanya, merasa disisihkan dan ditolak, maka ia pun akan
memandang dirinya tidak berharga.
Kedua, penampilan diri. Kehidupan masyarakat remaja lebih didasarkan
pada penggunaan fisik. Lingkungan remaja sangat kompetitif dan umumnya
mereka yang berpenampilan fisik menarik yang menjadi pusat perhatian dan
dipandang “lebih” oleh yang lain (lebih kaya, lebih cantik, lebih kuat dan
sebagainya).
BUKU PEMBANDING
Dalam buku pembanding saya menemukan materi sama namun dengan
bab berbeda berikut adalah kilasan dari bab 6 yang memiliki Hubungan iman
dengan IPTEKS dalam sejarah kekristenan dapat disederhanakan menjadi dua
bagian besar saja:
a. Dominasi iman/agama terhadap ilmu pengetahuan/sains
Pada abad pertengahan, dominasi iman atas sains benar-benar terjadi. Saat itu
teologi yang menjadi acuan kehidupan iman orang Kristen dianggap sebagai ratu
ilmu pengetahuan dan ditempatkan sebagai ukuran kebenaran untuk segala hal,
bukan hanya soal iman dan etika saja. Pada masa inilah terjadi kekeliruan gereja
ketika menjatuhkan hukuman terhadap Galileo, seorang ilmuwan yang
menemukan bahwa bukan matahariyang beredar dari timur ke barat sebagaimana
yang diajarkan gereja pada masa itu, melainkan bumilah yang beredar
mengelilingi matahari.
b. Dominasi ilmu pengetahuan/sains terhadap agama/iman
Sejak zaman pencerahan maka dominasi iman atas ilmu mulai dipertanyakan dan
malahan yang berkembang adalah dominasi ilmu atas iman. Tantangan utama
sains terhadap iman dalam abad ilmu pengetahuan adalah keberhasilan metode
ilmu pengetahuan sehingga nampaknya ilmu pengetahuan memberikan satu-
satunya jalan yang dapat dipercaya menuju pengetahuan (knowledge). Agama
dianggap bersifat subjektif, parokial (sempit skopnya), emosional, dan didasarkan
pada tradisi atau sumber kewibawaan yang saling bertentangan satu sama lain.
BUKU PEMBANDING
Dalam buku pembanding saya menemukan materi sama namun dengan
bab berbeda berikut adalah kilasan dari bab 12 yang memiliki hubungan sama.
Iklim demokrasi. Kata “toleransi” memegang peranan penting dalam iklim
demokrasi. Sejak kecil kita diajar untuk saling menghormati kemajemukan suku,
bahasa, dan agama. Bukankah semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka
Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi satu jua).
Pragmatisme. Dalam konteks Indonesia maupun dunia yang penuh dengan
konflik horizontal antar pemeluk agama, keharmonisan merupakan tema
yang digemakan di mana-mana. Aksi-aksi ”fanatik” dari pemeluk agama
yang bersifat destruktif dan tidak berguna bagi nilai-nilai kemanusiaan
membuat banyak orang menjadi muak. Inilah yang lalu mendorong
pragmatisme bertumbuh subur.
Relativisme. Relativisme menganggap kebenaran itu relatif, tergantung
siapa yang melihatnya. Pandangan ini begitu populer mulai dari kalangan
intelektual sampai rakyat jelata. Dalam era postmodern ini penganut
relativisme percaya bahwaagama-agama yang ada juga bersifat relatif.
Masing-masing agama benar menurut penganutnya-komunitasnya
sehingga kita tidak berhak menghakimi iman orang lain. Kita hanya dapat
berkata ”agamamu benar menurutmu, agamaku benar
BAB VII MANUSIA SEBAGAI PENJAGA CIPTAAN ALLAH
Mandat Ilahi Pembaruan 1. Pembaharuan dalam Matius 28:16-20 Dan
kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ditunukkan Yesus kepada mercka.
Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa Ku telah diberikan
segala kuasa disorga dan dibumi. Karena itu jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptisah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. kebukit
yang telah orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: kepada-
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, murid-murid dalam keadaan bingung).
Yesus menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia diberi kuasa dibumi dan
disurga itu artinya bahwa Dialah yang berkuasa atas semua yang ada didunia
maupun disurga. Tugas Amanat Agung adalah untuk menjadikan murid Yesus
Kristus. Seorang murid yang baik mengenal, mengikuti, dan bersekutu dengan
gurunya. Seorang murid yang baik belajar dari gurunya, Seorang murid yang baik
mentaati gurunya. Dalam proses pelaksanaan Amanat Agung ada tiga langkah
utama (ayat 19.20) Langkah pertama Pergi inilah langkah dimana Injil diberitakan
kepada 98 Manusia Sebagai Peniaga Ciptaan Allah
BUKU PEMBANDING
Dalam buku pembanding saya menemukan materi sama namun dengan
bab berbeda berikut adalah kilasan dari bab 13 yang memiliki hubungan
sama.Melayani orang lain adalah cara kita menerapkan iman kita sebab apa yang
kita percayai seharusnyalah tampak bukan hanya melalui perkataan melainkan
juga melalui perbuatan kita. Efesus 2:10 menyatakan bahwa kita buatan Allah,
yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya supaya kita hidup di dalamnya. Allah memiliki
sebuah rencana bagi kehidupan setiap orang Kristen dan pekerjaan baik ada di
dalam rencana itu. Orang Kristen memang perlu berdoa, menelaah Alkitab, dan
unsur-unsur lainnya dari suatu kehidupan dan pelayanan Kristen yang sehat. Kita
juga perlu mendirikan dan mendukung program-program aksi sosial yang efektif.
BUKU PEMBANDING
1. Eksklusivisme, pandangan yang meyakini hanya agamanya yang benar
dan yang baik. Eksklusivisme menegaskan bahwa hanya di dalam agama
Kristen ada kebenaran dan keselamatan, sedangkan di luar agama Kristen
sama sekali tidak ada keselamatan. Ayat yang digunakan umumnya adalah
Kisah Para Rasul 4:12 dan Yohanes 14:6. Hendrik Kraemer merumuskan
bahwa penyataan di dalam Yesus Kristus merupakan kriteria satu-satunya
yang dengannya semua agama-agama, termasuk agama Kristen, dapat
dimengerti dan dinilai. Yesus Kristus ditempatkan sebagai satu-satunya
kriteria dalam memahami dan menilai agama-agama. Penyataan umum
diakui keberadaannya, tetapi tidak berdiri sendiri karena harus terkait
dalam penyataan diri Yesus. Titik tolak Kraemer adalah “biblical realism”
(kenyataan alkitabiah) yang mengandung dua hal: realitas alkitabiah,
menunjuk pada kesaksian mendasar Alkitab tentang kemahakuasaan Allah
dan keberdosaan manusia yang diperhubungkan dengan inkarnasi Yesus
Kristus; dan pandangan mengenai agama-agama lain sebagai sistem yang
meliputi segalanya, yang masing-masing ditandai pemahaman-pemahaman
tersendiri akan totalitas eksistensi. Dengan demikian, antara injil dan
agama-agama tidak ada kesinambungan.
BAB IX BUDAYA
Pendahuluan Budaya, selalu berkembang Ada sejarah pertumbuhan dan
perkembangannya. Manusia selalu sedang berjalan di dalam scjarah
kebudayaannya. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan itu tidak
selalu sama bagi setiap manusia. Ada kalanya berjalan lambat sckali (culurtal-lag)
tetapi ada kalanya sangat cepat sckali, inilah yang disebut dengan sosial rapid
change. Tidak ada manusia yang tidak memiliki kebudayaan. Oleh karena itu
selalu disebut: Homo sapiens itu selalu Homo faber artinya: tiap-tiap manusia
yang berakal budi selalu berbuat dan sanggup bekerja. 127 isten
Kebudayaan dipandang dart sudut alkitab 1. Mandat Berbudaya
Pertanyaan kita kembali, adalah: Kok hanya manusia yang memilki kemampuan
berbudaya?. Tentu jawabannya juga harus kembali pada Alkitab Sebab semua
pertanyaan dan kebingungan kita dapat dijawab oleh Alkitab dari a hanya akhli I
manus Segera setelah Allah menciptakan Manusia, laki-laki dan perempuan
Kcjadian 1:27), kepada mereka langsung dikaruniakan berbagai mandat ata kuasa.
Salah satu dari antara mandat-mandat itu adalah mandat berbudavo Tujuannya
agar manusia itu mengembangkan segala kemungkinan ataupotensi yang
dimilikinya untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Buk Alkitabmu, baca
yang tertulis pada Kejadian 1:28 dan 2.15.
BUKU PEMBANDING
A. Definisi Kebudayaan
Secara etimologis, kata “kebudayaan” berasal dari kata kerja Latin colere,
yang secara harfiah menunjuk pada agrikultur, yaitu mengelola tanah
untuk menanam dan menumbuhkan sesuatu. Secara lebih luas, kata ini
juga diterapkan pada mengembangkan atau membangkitkan sesuatu yang
tidak berasal dari tanah, misalnya equiculture (peternakan kuda) dan
aviculture (peternakan burung).
The Lausanne Committee on World Evangelism mendefinisikan
kebudayaan sebagai “suatu sistem yang mengintegrasikan kepercayaan,
nilai, kebiasaan, dan lembaga, serta mengikat suatu masyarakat menjadi
satu dan memberikan identitas, martabat, rasa aman, dan keberlangsungan
pada mereka” (dalam Frame, 2005).
Kebudayaan dimulai setelah penciptaan. Allah memerintahkan Adam dan
Hawa untuk membuatnya (Kej. 1:28). Kebudayaan bukan suatu ciptaan,
melainkan suatu perintah atau “mandat.” Ada dua elemen dalam mandat
budaya tersebut yang terdapat di dalam Kejadian 1:28 tersebut, yakni:
penuhi dan taklukkan. Adam dan Hawa diperintahkan untuk beranak cucu
dan bertambah banyak untuk memenuhi bumi. Kejadian 2:24 mencatat
bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan tinggal
bersama isterinya. Jadi, akan ada multiplikasi keluarga-keluarga sampai ke
ujung bumi.
BAB III
PERBANDINGAN BUKU
BUKU UTAMA
Bahasa dalam buku ini lebih mudah dimengerti. Seperti yang sudah
dijelaskan dalam ulasan buku, buku dengan penulis Pdt.Dr.Sampitmo
Habeahan,Mth,M.Pd.K,D.Th, Dkk memiliki keuntungan bahwa diskusi disajikan
dengan bahasa yang mudah dan ilustrasi yang menarik. Buku ini disampaikan
dalam bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Selain
itu, buku ini juga didukung oleh tampilan tata letak yang baik, desain dan ilustrasi
yang menarik sehubungan dengan tingkat pemahaman pembaca dewasa dan
muda.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam ulasan buku, buku dengan penulis
Pdt.Dr.Sampitmo Habeahan,Mth,M.Pd.K,D.Th, Dkk . Buku ini disampaikan
dalam bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Selain
itu, buku ini juga didukung oleh tampilan tata letak yang baik, desain dan ilustrasi
yang menarik sehubungan dengan tingkat pemahaman pembaca dewasa dan
muda.
BUKU PEMBANDING
1. KESIMPULAN
2. SARAN
Menurut penulis buku yang pantas untuk dibuat sebagai buku acuan
pembelajaran ialah buku utama karena buku tersebut sangat membahas secara luas
dan terperinci sehingga penggunapun bisa mengerti dengan maksud dari
buku tersebut.
REFERENCES