Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

Oleh :

KELOMPOK V

1. Asima Rohana 190101213


2. Brigita Indah Sari 190101186
3. Juniarnita Situmorang 190101192
4. Krisdayanti Ritonga 190101198
5. Tirawati Siahaan 190101205

Grup/Sem : F/IV

Prodi : Pendidikan Agama Kristen

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAK

Dosen Pengampu: Andrianus Nababan, M.Pd

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Strategi Pengembangan Kurikulum ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Andrianus Nababan, M.Pd. pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAK.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana
Strategi Pengembangan Kurikulum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andrianus Nababan,M.Pd. pada mata


kuliah Pengembangan Kurikulum PAK  yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Tarutung, 18 Maret 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
B. Pengertian Strategi Pengembangan Kurikulum
C. Straegi Pengembangan Kurikulum

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULLUAN

1. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan


jawaban atas sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan.
Pengembangan kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, di
antaranya pada pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil
dari proses ini adalah adanya perubahan pada guru dan siswa, serta komponen
lainnya. Pandangan tentang kurikulum dikenal dalam dimensi kurikulum yang
membedakan peran dan fungsinya. Oleh karena itu perlu dipahami mengenai seluk
beluk kurikulum.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian kurikulum?
2. Apa itu Strategi Pengembangan Kurikulum itu?
3. Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian kurikulum;
2. Unttuk Mengetahui Apa itu strategi pengembangan kurikulum itu
2. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum itu;
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengerttian Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.1

2. Pengertian Strategi Pengembangan Kurikulum


Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi
dan situasi, dimana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang. Dalam
perhitungan tersebut, maka  proses pengembangan kurikulum akan lebih terarah
kepada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah
dipertimbangkan secara matang. Itulah sebabnya, lembaga pendidikan
memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah bagaimana
mengembangkan kurikulum dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, dan
juga bagaimana agar proses tersebut tidak terdapat hambatan serta ganguan baik
internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan maupun lingkungan
sekitarnya.
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “Strategos” (stratos = militer dan Ag
= memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.2

Strategi merupakan istilah yang banyak dipakai dalam berbagai konteks


dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam kamusnya Peter Salim dan Yenny
1
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2136882-pengertian-pengembangan-kurikulum/
2
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disemournakan: Pengembangan standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Salim mengartikan bahwa strategi adalah rencana cermat tentang suatu kegiatan
guna meraih suatu target atau sasaran. Sedangkan pengertian strategi secara
umum dapat didefinisikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam strategi pendidikan inilah segala perencanaan program sampai


dengan pelaksanaannya dirumuskan sehingga output yang diharapkan akan
benar-benar sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh karena itu sistem
pengelolaan yang baik, efektif dan efisien merupakan persyaratan mutlak yang
perlu diwujudkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan yang dimaksud strategi
adalah suatu cara atau taktik yang digunakan untuk mencapai suatu sasaran
yang efektif dan efisien, dengan melakukan suatu tindakan atau suatu usaha
yang telah ditentukan melalui suatu perencanaan.

Pengertian pengembangan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah


proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sedangkan pengertian pengembangan
kuikulum adalah proses atau cara dalam mengembangkan kurikulum. Pada
dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang
sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan
harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.3

3. Strategi Pengembangan Kurikulum


Menurut T. Rakjoni strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan
umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pegembangan kurikulum meliputi
empat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran (instructional
objective), menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar ( selection of learning
experiences), mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of
learning experiences), dan mengevaluasi (evaluating).

3
Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Bandung : Sinar Biru
Algensindo.
A). Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective) Terdapat tiga
tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang harus
diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu
siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of
content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau
standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi
(sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam
pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of
learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir
adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD)

B). Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar ( selection


of learning experiences) Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-
pengalaman belajar dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi
pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar (psychology of learning).
Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan
oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning
activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar.

C). Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning


experiences) Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk
memudahkan anak didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum
tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori,
konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan
kebutuhan masyarakat.

D). Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum Langkah terakhir dalam


pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk
tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial
dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses
membuat keputusan , sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai
dasar pengambilan keputusan. Perencana kurikulum menggunakan berbagai
tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan
produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan
eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif
(proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).4

Pijakan untuk menetapkan starategi pengembangan kurikulum dalam


proses mengubah atau mengembangkan kurikulum mencakup hal-hal sebagai
berikut:

1. Mengubah Sistem Pendidikan

Mengubah seluruh sistem pendidikan hanya dapat dilakukan oleh


pemerintah pusat, yakni Depdiknas, yang mempunyai wewenang penuh
untuk mengadakan perubahan kurikulum secara total. Di samping itu,
pemerintah pusat pun memiliki sumber daya personalia yang profesional
dan sumber daya lainnya untuk merencanakan perubahan kurikulum itu
sebaik-baiknya. Perubahan ini menyeluruh dan dijalankan secara seragam di
seluruh negara. Usaha besar-besaran ini hanya dapat dikordinasikan oleh
pemerintah pusat dengan menjelaskan kebijaksanaan, petunjuk pelaksanaan,
dan buku pedoman. Strategi ini sangat ekonomis dari segi waktu maupun
tenaga bila perubahan kurikulum itu dilakukan secara seragam dan
menyeluruh. Pendekatan perubahan kurikulum ini memiliki sejumlah
kelemahan. Para pakar kurikulum yang dilibatkan biasanya kurang
mencerminkan keterwakilan pemikiran dan keahlian para pakar yang
tersebar di seluruh negara. Cara ini pun cenderung birokratis, sehingga
terkesan menyusun kurikulum "di belakang meja tulis" oleh tokoh-tokoh
yang tidak atau kurang menceburkan diri dalam praktik sekolah yang
sebenarnya. Bila semua perubahan kurikulum hanya datang dari pemerintah
pusat, dalam jangka panjang akan mengekang dan membatasi kreativitas
para guru dalam mengembangkan kurikulum. Bagi para guru, perbaikan
atau perubahan kurikulum kerap hanya berperan sebagai penerima
kebijakan

4
Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.
orang-orang yang secara resmi diberi status sebagai pemimpin urusan
kurikulum.

2. Mengubah kurikulum tingkat lokal

Kurikulum yang nyata, yang riil, hanya terdapat di tempat guru dan
murid berada, yakni di sekolah atau dalam kelas. Di sinilah masalah
kurikulum yang sesungguhnya berada. Dalam kelas kurikulum menjadi
hidup, bukan hanya secarik kertas. Dalam menghadapi anak dengan segala
macam karakteristiknya, setiap guru akan menghadapi masalah yang tidak
selalu dapat diperkirakan sebelumnya. Guru harus mengadakan
penyesuaian. Oleh karena itu, betapa pun ketat dan rincinya sebuah
kurikulum, guru selalu mendapat kesernpatan untuk mencobakan pikiran
dan kreativitasnya.. Kelaslah yang menjadi garis depan serta basis
perubahan dan pengembangan kurikulum. Di bawah pimpinan kepala
sekolah dapat diadakan rapat seluruh staf, setiap tingkatan, atau setiap
bidang studi. Rapat-rapat mengenai pengembangan kurikulum sebaiknya
dilakukan secara kontinu. Pengembangan yang sesungguhnya akan terjadi
bila guru sendiri menyadari kekurangannya, baik karena pemikirannya
sendiri, interaksi dengan siswa, maupun diskusi dengan teman guru lainnya.
Usaha pengembangan yang dijalankan oleh guru-guru memerlukan
kordinasi kepala sekolah. Perubahan kurikulum di sekolah tidak berarti
bahwa sekolah itu menyendiri dan melepaskan diri dari kurikulum resmi.
Sekolah itu tetap bergerak dalam kerangka kurikulum resmi yang berlaku,
akan tetapi sekolah berusaha menyesuaikan dan mengaitkannya dengan
kebutuhan anak dan lingkungan. Kurikulum seperti ini ada yang
menyebutnya sebagai "kurikulum plus". Kurikulum resmi hanya
memberikan kurikulum minimal yang diharapkan harus dicapai oleh
segenap siswa di seluruh Indonesia. Sama sekali tidak dilarang memberi
bahan yang lebih mendalam dan luas bagi anak-anak yang berbakat.
Adanya perbedaan antara apa yang diajarkan di suatu sekolah tidak perlu
mempersulit anak pindah sekolah, selama sekolah itu mengajarkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip atau struktur ilmu, sedangkan isinya secara detail
tidak esensial.

3. Memberikan pendidikan in-service dan pengembangan staf.

Kurikulum sekolah akan mengalami pengembangan jika mutu guru


ditingkatkan. In-service training dianggap lebih formal, dengan rencana
yang lebih ketat, dan diselenggarakan atas instruksi pihak atasan.
Pengembangan staf lebih baik tidak formal, sehingga lebih bebas dan sesuai
dengan kebutuhan guru. Guru dengan menerapkan apa yang sudah
diperolehnya dalam pendidikan in-service atau kegiatan pengembangan staf
lainnya, misalnya dapat disuruh mengobservasi dan menilai dirinya dalam
mengajar dengan melihat rekaman kegiatan mengajar yang ia lakukan. 5

4. Supervisi

Dahulu penilik sekolah mengunjungi sekolah untuk mengadakan


inspeksi dan memberi penilaian terhadap guru dan sekolah. Kedatangannya
dipandang sebagai hari mendung penuh rasa takut yang dihadapi guru
dengan segala macam tipu muslihat. Kini pengertian supervisi sudah
berubah. Tujuannya ialah membantu guru mengadakan pengembangan
dalam pengajaran. Supervisi adalah memberi pelayanan kepada guru agar
dapat melakukan pembelajaran lebih efektif. Bila dirasa perlu, penilik
sekolah dapat memberikan demonstrasi bagaimana melaksanakan suatu
metode baru. Seorang penilik sekolah harus senantiasa mempelajari
perkembangan kurikulum dan metode mengajar modern serta dapat pula
menerapkannya. Dialah sebenarnya yang menjadi hulubalang dalam
modernisasi pendidikan.

5. Reorganisasi sekolah.

Reorganisasi diadakan bila sekolah itu ingin merombak seluruh cara


mendidik di sekolah itu dengan menerima cara yang sama sekali baru. Hal
5
Wina : 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana, Sanjaya
ini antara lain dapat terjadi bila sekolah itu akan menerapkan misalnya team
teaching, non-grading, metode unit, dan open school, yang memerlukan
perubahan pada semua aspek pengajaran, seperti bentuk ruangan, fasilitas,
penjadwalan, tugas guru, kegiatan siswa, administrasi, dan sebagainya. Hal
serupa ini akan jarang terdapat di negara kita dewasa ini, kecuali bila
diadakan eksperimen dengan metode baru, misalnya pengajaran modul.

6. Eksperimentasi dan Negara kita tidak tertutup bagi macam-macam


pembaruan dalam pendidikan. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi membuka pendidikan kita terhadap pengaruh dari negara-
negara lain di dunia ini. Ciri kemajuan ialah perubahan dan perbaikan.
Penelitian atau riset pendidikan belum cukup banyak dilakukan di negara
kita. Hasil penelitian pun tidak langsung dapat diterapkan. Diperlukan
waktu yang cukup sebelum hasil penelitian itu dapat diterima oleh khalayak
luas. Yang lebih mungkin dilaksanakan ialah eksperimentasi, yakni
mencobakan metode atau bahan baru. Pada dasarnya setiap kurikulum baru
harus diujicobakan lebih dahulu sebelum disebarkan ke semua sekolah.
Pembaruan kurikulum tanpa uji coba terlebih dahulu sangatlah beresiko,
karena dapat menghamburkan biaya dan tenaga, tanpa jaminan bahwa
pembaruan itu akan membawa perbaikan. Percobaan metode baru dilakukan
secara berkala, antara lain sekolah pembangunan yang kemudian menjadi
PPSI cukup dikenal. Sayang tidak berlanjut. Demikian pula CBSA dan
"muatan lokal" serta yang penelitian.

lainnya diujicobakan, pernah melakukan eksperimen untuk


mengatasi kesulitan atau persoalan yang dihadapinya. Misalnya, ketika ada
murid yang suka ribut dalam kelas, guru menempatkannya di bangku paling
depan, dengan hipotesis bahwa dengan pengawasan yang lebih ketat murid
itu akan berubah kelakuannya. Ada guru yang menganjurkan anak yang
ketinggalan agar belajar bersama dengan murid yang pandai, atau guru
memberi tanggung jawab tertentu kepada murid yang nakal.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Strategi pengembangan kurikulum ialah rencana atau target yang
mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena
adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau
dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa
depannya dengan baik.

2. Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah tersebut adalah:
1. Pendidik harus mengetahui bagaimana strategi pengembangan kurikulum
itu
2. Siswa harus bisa berpartsipasi aktif dalam pengembangan Kurikulum,
khususnya dalam program pembelajaran maupun pendidiikan yang
diharapkan bisa tercapai dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2136882-pengertian-pengembangan-
kurikulum/

Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disemournakan: Pengembangan standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Bandung :


Sinar Biru Algensindo.

Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Wina : 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana, Sanjaya

Anda mungkin juga menyukai