Anda di halaman 1dari 6

Contoh khotbah topikal 1

Topik : Menguasai diri

Ayat emas : “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang

menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota” (Amsal 16:32).

Pendahuluan

Di antara sembilan buah Roh, salah satu di antaranya adalah menguasai diri. Menguasai diri artinya
kemampuan mengontrol, mengatur, mengendalikan diri sendiri.

Apa maksud menguasai diri?

Menguasai diri dari keinginan hawa nafsu ( 1 Korintus 7:9).

Menguasai diri dari karakter atau watak pribadi (Titus 1:8, 2:6).

Menguasai diri dalam segala hal (2 Timotius 4:5; Titus 2:6).

Menguasai diri dalam: makan, tidur, bekerja, berkata, di jalan, kelimpahan, kekurangan, dan lain-lain.

Menguasai diri untuk apa?

Menguasai diri supaya bisa berdoa (1 Petrus 4:7).

Menguasai diri demi kepentingan bersama (2 Korintus 5:13).

Menguasai diri menurut ukuran iman (Roma 12:3).

Menguasai diri karena suara hati nurani (Roma 13:5).

Menguasai diri karena ada mahkota (1 Korintus 9:25).

Ilustrasi contoh buruk: Kain tidak bisa menguasai diri, sehingga membunuh adiknya sendiri (Habel). Saul
tidak bisa menguasai diri, sehingga sebagai seorang raja, memburu anak menantunya (Daud) seperti
memburu anjing, atau melenyapkan kutu? (1 Samuel 24:15).
Apa gambaran orang yang bisa menguasai diri?

Menguasai diri seperti pahlawan (Amsal 16:32, 25:28)

Menguasai diri seperti olahragawan (1 Korintus 9:25).

Menguasai diri seperti nahkoda (Yakobus 3:4).

Menguasai diri seperti pawang (Yakobus 3:8).

Ilustrasi: Dalam mobil, terdapat pedal gas dan pedal rem. Seorang pengemudi harus bisa menguasai diri,
kapan waktu yang tepat untuk menggunakan pedal gas dan pedal rem tersebut, sehingga memperlancar
perjalanan.

Kesimpulan:

Kedewasaan perilaku seseorang dapat dilihat taktala ia bisa menguasai diri. Ia seperti pahlawan (Amsal
16:32), bukan seperti tembok yang mau roboh (Amsal 25:28). Dan, bagi mereka yang dapat menguasai
diri, tersedia mahkota (1 Korintus 9:25).

Contoh khotbah topikal 2

Tema : Kamu adalah garam dunia

Ayat emas : Kamu adalah garam dunia . Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13)

Pendahuluan

Menjadi garam bukan sebuah perintah, bukan sebuah pilihan, melainkan sebuah ketetapan (kodrat
baru) bagi orang percaya. Tidak ada perintah: Jadilah garam dunia. Tidak ada pertanyaan: Maukah jadi
garam dunia? Yang ada adalah pernyataan: Kamu adalah garam dunia.

Menjadi garam adalah kodrat murid Kristus

“Kamu adalah garam dunia” (Matius 5:13).


Dua macam garam:

Garam Laut Mati

Luas Laut Mati 85×16 kilometer, dalamnya 491 meter. Disebut Laut Mati karena hanya menerima aliran
air, tanpa mengalirkan ke tempat lain. Airnya berasa pahit atau asin. Lingkungan Laut Mati yang
membahayakan kehidupan dipandang sebagai kutukan dan melambangkan kesunyian maupun
kerusakan. Sering disebut dengan nama Laut Asin (Bilangan 34:12). Namun, banyaknya plankton
menjadikan kadar garam di laut mati enam kali lebih baik dibanding Danau Galilea. Untuk membuat
garam, air itu tidak perlu diberi campuran.

Garam Danau Galilea

Luas Danau Galilea 21×11 kilometer. Banyak ikan, dan sebagian besar murid berasal dari daerah ini.
Namun airnya tawar, dan mengandung kadar garam sangat kecil, sehingga pembuatan garam sering
dicampur dengan tepung. Dan, jika kadar garamnya habis, yang tinggal adalah tepungnya (hilang
asinnya).

Menjadi garam harus berfungsi

‘”Kamu adalah garam dunia” (Matius 5:13). Untuk berfungsi garam harus, ditabur, dilebur, dihanyutkan:

Sebagai bumbu masakan (Ayub 6:6).

Sebagai tanda perjanjian (Bilangan 18:19; 2 Tawarikh 13:5).

Sebagai pelengkap persembahan (Imamat 2:13).

Sebagai pupuk tanah (Lukas 14:34,35).

Sebagai pelarut kotoran dalam air (2 Raja-raja 2:2 1).

Mensterilkan tali pusar bayi (Yehezkiel 16:4).

Fungsi lainnya: Mengawetkan, membersihkan atau menyegarkan sayuran, mengusir ular.

Garam bisa menjadi tawar

“Jika garam itu menjadi tawar” (Matius 5:13). Garam campuran bisa hilang asinnya. Atau kalau kena
panas atau angin akan luntur asinnya. Hasilnya? Tidak ada gunanya! Selain diinjak-injak orang. Garam
yang hilang fungsinya, tidak ada gunanya sama sekali.

Penerapan

Sebagai murid Yesus, kita digambarkan sesuai kebutuhan lingkungan. Kita adalah garam, kita adalah
terang. Prinsipnya, kita harus memengarui lingkungan, bukan dipengaruhi lingkungan, sebab kita adalah
manusia baru. “Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17).

KHOTBAH TOPIKAL

TEMA/JUDUL :

Memilah dan Memilih

NATS :

Matius 22:37

STRUKTUR :

1.

Pendahuluan2.

Isi:3.

Penutup

PENDAHULUAN

Dekade terakhir ini kita memasuki zaman yang disebut globalisasi, bahkan menuju era baruglobalisasi,
era perdagangan bebas. Era ini sudah menjadi bagian dari realitas kehidupan dewasaini. Artinya, dunia
ini, yang terdiri dari berbagai masyarakat bangsa, negara sudah kian menjadidekat satu dengan lainnya.
Sekat-sekat politik, ekonomi, ideologi dan perbedaan etnis kianmengendor. Mudahnya lalu lintas modal,
barang, manusia, kebudayaan, teknologi sertainformasi telah melahirkan dunia yang tanpa batas atau
yang dikenal dengan The BoderlessWorld. Hal ini disebabkan oleh kemajuan iptek yang menghasilkan
perangkat komunikasi dantelekomunikasi yang canggih. Sebagai contoh, komputer, internet, sistem
telekomunikasi yangcanggih membawa manusia pada era baru informasi. Dengan memiliki akses ke
jaringan global,orang bisa mendapatkan apapun informasi yang diinginkan. Dengan begitu informasi
tentangkemajuan atau keadaan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik ideologi serta keagamaan
suatubangsa akan cepat diketahui oleh seseorang dari suatu bangsa dan negara lain. Sedikit banyak
haldemikian dapat saling mempengaruhi. Alfin Tofler dalam buku "The Third Wave" menyebut juga era
globalisasi ini sebagai era informasi. Dalam era informasi global, orang harus pandai-pandai memilah
dan memilih jika tidak ingin terjerembab di dalamnya.

ISI

Bangkitnya masyarakat informasi disebabkan oleh revolusi komunikasi seperti di atas.Kenyataan yang
paling mudah dewasa ini berkaitan dengan kebangkitan informasi sebagai akibatdari kemajuan teknologi
ialah semakin banyaknva program televisi, maraknya surat kabar,majalah semakin beragam, vcd, film,
internet bahkan surat elektronik. Dunia sekarang dijatuhibom informasi, dilanda banjir informasi.
Pertanyaannya, Apakah semua diuntungkan oleh zamaninformasi? Realitanya: Banyak orang kewalahan
dengan informasi, banyak yang menjadi jelekmoralnya dan jahat sikapnya karena informasi global.
Bahkan karena informasi, zaman inipundigolongkan sebagai zaman matinya akal sehat. Orang tidak
dapat lagi membedakan mana yangbenar dan mana yang salah, mana yang perlu dan mana yang tidak
perlu. Nilai-nilai moralmenjadi relatif dan subyektif. Mengapa demikian? Sebab ada informasi yang
positif dan membangun, tetapi ada juga yang negatif yaitu yang merusak dan menyesatkan. Bila tidak
awas,informasi akan memenuhi kepala, sering mentalpun bisa putus karena overloaded.Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi terasa sangat dibutuhkan, namun itu tidak berartiharus diterima
semuanya. Yang dibutuhkan bukan semua informasi, tapi informasi yangmelahirkan pengetahuan yang
konstruktif tanpa mengabaikan nilai moral, etika, serta imankristiani. Alkitab mengajarkan, "Kasihilah
Tuhan Allahmu… dengan Segenap Akal Budimu"Artinya: Akal budi harus digunakan semaksimal mungkin
dalam takut akan Tuhan, sehingga bisamenyerap pengetahuan dan pengejewantahannya nyata bagi
dunia ini. Pada sisi yang lain itu jugaberarti bahwa dengan akal budi, orang Kristen harus dapat
membedakan mana yang baik danyang jahat. Mana yang perlu dan yang tidak perlu. Dalam perspektif
inilah kita dapat melihat danharus berani berpendapat bahwa sekarang bukanlah zaman informasi
tetapi zaman manajemeninformasi. Dalam zaman manajemen informasi ini yang dibutuhkan adalah
kemampuan belajarmemilah dan memilih dengan menggunakan hikmat dari Tuhan agar pertimbangan,
pemikiranserta sikap yang kita ambil tepat. Jika demikian apa yang harus dilakukan oleh seorang
Kristen?Pertama, Kemajuan teknologi tentulah mendorong berkembangnya prinsip hidup efektif
danefisien. Kita harus berusaha untuk dapat menguasai dan mengendalikan situasi maupun
kondisisecara kreatif dan inovatif. Kita harus mempersiapkan diri untuk hidup dalam kebaruan ini
agardapat melayani Tuhan lebih luas dalam zaman ini. Dengan kata lain kita harus terus berpikirsecara
strategis bagaimana tetap memuliakan Tuhan dan membawa orang pada zaman inimemuliakan-Nya
juga. Jika tidak, kita akan tertinggal dan tertindas oleh arus zaman. Kedua,Harus kita sadari, tidak
selamanva teknologi berdampak positif. Ada banyak informasi yangharus kita tolak karena dapat
meruntuhkan nilai-nilai moral dan mentalitas kristiani. Karena itupenting untuk belajar
mengidentifikasikan informasi, serta mengorganisasikan cara menelaninformasi, karena informasi bisa
juga melumpuhkan. Sebagai contoh: pada tanggal tertentusemua gereja akan dihancurkan, orang
Kristen secara efektif sistematis akan dibatasi kancahnyadalam pembangunan bangsa, dan isue ini
disebarkan melalui media internet. Akibatnya adaorang Kristen yang bertambah teguh dan sungguh-
sungguh. Tapi tidak jarang ada juga yangketakutan, cemas, hidup terus tertekan bahkan sampai akhirnya
rela meninggalkan iman kepadaKristus, gara-gara informasi. Ketiga, Filter defensif harus ditingkatkan,
karena informasi tidakbebas nilai. Informasi bisa sesat kalau dirancang dan disajikan dengan maksud-
maksud jahatnamun dikemas secara menarik. Alkitab berkata. "Kenakanlah seluruh… perlengkapan
senjataAllah" Filter defensif orang Kristen hanya bisa didapat dengan belajar dan hidup dengan
FirmanTuhan, sehingga kita tidak terjebak dalam arus zaman ini, tetapi tetap menjadi berkat pada
zamanini. Alkitab berkata, "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Nya". Firman Tuhan adalah penerang bagi setiap jalan
manusia yang sedang dibutakan oleh Iblis melalui berbagai kemajuan teknologi. Orangyang cinta Tuhan,
ia mampu mengenali apa yang jahat dan menyesatkan.

PENUTUP

Akhirnya, harus kita sadar, bahwa perlu untuk menyadari karena Tuhan dan demi nama-Nya,kita perlu
mengikuti zaman ini dengan akal budi yang diperbarui. (

Rom 12:1-3

). Dengandemikian kualitas kita dapat berkembang secara inovatif tanpa mengabaikan moral
danmentalitas kristiani. Kita harus tetap menjadi garam dan terang Kristus di tengah-tengah zamanyang
krisis akan nilai-nilai moral dan iman tersebut. Selain itu, waktu dan tenaga kita dapatdihemat secara
efektif dan efisien, kalau dalam perspektif iman Kristen kita tidakmenghamburkannya untuk memburu
lajunya zaman dan memburu semua informasi. KasihilahTuhan Allahmu dengan segenap akal budimu,
itu berarti juga termasuk hal untuk memilah danmemilih. Mari kita mengingat Firman Tuhan yang
berkata, "Janganlah kamu menjadi serupadengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu,
sehingga kamu dapat membedakanmanakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna"Memilah dan memilih… camkanlah.

Anda mungkin juga menyukai