Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ernina Nababan

Nim : 190101182
Gruop/Sem : E/V
Matkul : Homeletika
KOTBAH BIOGRAFI : TOKOH YUSUF
Ide kotbah : Pengampunan terhadap
kesalahan (kejadian 50:20)
Latar belakang
Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel.
Yusuf lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti "kiranya ditambahkan-Nya (Allah) lagi
(anak lelaki)". Dia memiliki seorang saudara kandung, Benyamin, dan 12 saudara
tiri (termasuk Dina). Ibunya meninggal saat dia masih muda. Dia memperistri Asnat
dan memiliki anak Manasye dan Efraim.
Yusuf sangat disayangi dan dikasihi Yakub. Dia mendapatkan jubah yang indah
dari ayahnya. Hal ini membuat saudara-saudaranya iri dan membencinya. Mereka
semakin benci dengan Yusuf karena dia menceritakan bahwa dalam mimpinya dia
akan menjadi orang yang berkedudukan lebih tinggi daripada saudara-saudaranya.
Karena alasan ini, saudara-saudara Yusuf berniat untuk membunuhnya. Namun,
saudara-saudaranya bisa "mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang
terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kejadian
50:20) Oleh karena itu, Yusuf tetap hidup meskipun harus dimasukkan ke dalam
sumur mati.
Yusuf dijual ke Mesir.
Saat saudara-saudara Yusuf duduk makan,
datang saudagar-saudagar Midian -- pedagang
Ismael dari Gilead. Saudara-saudaranya
mengeluarkannya dari dalam sumur dan
menjualnya kepada pedagang Ismael (Kejadian
37:28).
Yusuf di dalam penjara (potted).
Di Mesir, orang Midian yang membeli Yusuf, menjual Yusuf
kepada Potifar, salah seorang pegawai istana Firaun
(Kejadian 37:36). Saat dia menjadi budak, Allah tetap
menyertainya. Allah membuat segala yang diperbuatnya
berhasil. Celakanya, Potifar memunyai istri yang dipenuhi
birahi, ketika melihat ketampanan Yusuf. Berkali-kali dia
mencoba merayu Yusuf untuk berzina dengannya, namun
Yusuf menolak. Yusuf memilih taat kepada Allah untuk
menjaga kekudusan hidupnya. Karena jengkel
keinginannya tidak terwujud, istri Potifar pun mengarang
cerita bahwa Yusuf mencoba memperkosanya.
Inilah yang menjebloskannya ke dalam penjara.Yusuf di penjara selama 10
atau 12 tahun, dengan rantai pada pergelangan tangan dan kalung besi di
leher. Kondisi yang demikian dapat menghancurkan hidup siapa pun. Sekalipun
Yusuf tahu bahwa Allah memiliki rencana indah untuknya, namun jika ia tidak
memiliki pengharapan yang pasti tentang rencana itu, maka hal ini pun bisa
membuat hidupnya tidak berpengharapan. Akan tetapi, pada saat-saat yang
berat ini, Allah tidak pernah meninggalkannya seorang diri. Allah senantiasa
memberikan penghiburan dan penguatan kepadanya. Yusuf mengimani dan
memegang janji Allah. Kesulitan dan liku-liku kehidupan yang berat tidak
membuatnya putus asa. Dia bisa bebas dari kepahitan, kebencian, dan
kemarahan, semuanya membuktikan bahwa ia dipelihara oleh mukjizat yang
luar biasa dari anugerah Allah.
Yusuf dipromosikan (putted).
Di dalam penjara, Yusuf tetap dipakai Tuhan. Karunia Allah tetap
bekerja di dalam dirinya. Ketika dua rekannya sesama
narapidana mendapat mimpi, Yusuf langsung bisa menafsirkan
mimpi mereka. Dua tahun berikutnya, Raja Firaun mendapatkan
mimpi yang menggelisahkan hatinya. Si juru minuman yang
sempat lupa (atau mungkin melupakan) Yusuf, tiba-tiba ingat
bahwa Yusuf sanggup menafsirkan mimpi. Maka,
dipanggilnyalah Yusuf dan dibawanya menghadap Firaun.
Dengan pimpinan Tuhan, Yusuf segera menafsirkan mimpi
Firaun. Firaun begitu terkesan dengan Yusuf, sehingga dia
menjadikannya sebagai orang kedua atas seluruh wilayah Mesir.
Yusuf mati.
Yusuf tidak menjadi "orang yang istimewa" karena pilihannya
sendiri, tetapi karena pengaturan Ilahi. Di dalam kitab Ibrani,
disebutkan bahwa Yusuf memiliki iman yang teguh di hadapan
Allah (Ibrani 11:22). Tembok-tembok denominasi tidak dapat
menutup "pelayanan" Yusuf. Dia tidak gila harta, matanya tertuju
pada upah yang lebih besar daripada kekayaan yang
diperolehnya di Mesir. Dia memilih mengutamakan Allah dan
hidup sesuai rencana-Nya. Karena iman, akhirnya dia bisa
melihat penggenapan janji-janji Allah yang pernah diucapkan
Tuhan kepada nenek moyangnya: Abraham, Ishak, dan Yakub.
Yusuf meninggal pada usia 110 tahun di Mesir. Setelah diberi
rempah-rempah, mayatnya ditaruh dalam peti dan dibawa ke
tanah.
Kesimpulan
Dari bacaan ini ada beberapa tulisan Firman Tuhan yang patut kita
teladani dari Yusuf, khususnya untuk kehidupan kerohanian kita.

1. Iri hati, kebencian, dan ingin membunuh dari saudara-saudara Yusuf


( Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Zebulon,Dan, Isakhar, Gad, Asyer,
Naftali, dan benyamin). “Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa
ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya,Titlemaka bencilah
text addition
mereka itu kepadanya, dan tidak mau menyapanya dengan ramah….
maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya
menyimpan hal itu dalam hatinya… dari jauh ia telah kelihatan kepada
mereka.Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat
mencari daya upaya untuk membunuhnya…” (Kejadian 37:4,11, 18).

Anda mungkin juga menyukai