Nim:19.01.01.182
Grup/Sem: E/V
Khotbah Ekspositori
Pendahuluan
Ungkapan “hikmat” dalam bahasa Yunani adalah sophia yang diterjemahkan dalam
bahasa
Inggris yaitu “wisdom”. Dengan demikian ungkapan “hikmat” yang dimaksudkan adalah
bersifat spiritual atau rohani.
Hikmat yang dibicarakan Paulus dalam 1 Korintus 2:6-16 adalah hikmat Allah
tentang berita salib. Paulus menghendaki setiap orang Kristen memiliki pemahaman
sesungguhnya tentang hikmat yang benar sehingga iman Kristen tidak didasarkan pada
hikmat manusia, tetapi pada hikmat Allah. Sebab hari-hari ini manusia cendrung untuk
mengandalkan pengetahuan, pengalaman dan logika berpikirnya dibandingkan mengandalkan
Tuhan.
Hikmat yang benar adalah pengetahuan intelektual yang berasal dari Allah yang tidak
terbatas. Jika demikian, hikmat dunia adalah hikmat yang berasal dari penguasa-penguasa
dunia dengan segala pemikiran manusia (ayat 6-7) yang disebut juga hikmat yang tidak benar
(palsu) yang bersifat sementara, sedangkan hikmat yang benar besifat kekal.
*Oleh sebab itu, Tuhan menghendaki agar kita memiliki hikmat yang benar.
*Melalui kebenaran firman Tuhan dalam 1 Korintus 2:6-16, ada tiga sumber hikmat yang
benar
yaitu :
Ilustrasi : Seorang atlet selancar menunggu ombak untuk berselanjar, dan ia tidak
dapat membuat ombaknya sendiri. Ombak adalah hikmat Allah dan atletnya adalah kita yang
bergerak di atas ombak. Berapa banyak dari kita mencoba membantu Allah dengan hikmat
dunia yaitu dengan membuat ombak kita sendiri. Mari kita bayangkan bahwa hikmat manusia
dan hikmat Allah sangat jauh perbedaannya antara langit dan bumi.
Oleh karena itu, kita harus memiliki hikmat yang bersumber dari Allah melalui
pemberitaan Firman Tuhan dan bukan hikmat manusia yang terbatas sehingga kita dapat
memperoleh hikmat yang benar.
Roh Kudus adalah Roh Hikmat (bdg. Yesaya 11:2a) dan Roh Kebenaran (Yohanes
16:13). Karena Roh Kudus adalah Allah, maka Dia mampu menyelidiki segala sesuatu. Yang
dimaksud “segala sesuatu” di konteks ini adalah semua yang dinyatakan Allah, karena
“segala sesuatu” dikontraskan dengan “hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (bdg. Ul.
29:29). Roh bukan hanya mengetahui apa yang dinyatakan, tetapi juga hal-hal yang tidak
dinyatakan oleh Allah kepada kita. Roh Kudus terus-menerus menyelidiki dalam diri Allah
(ayat 10-11).
Ilustrasi: Filsafat dunia yang kita pelajari membuat kita sombong dan menganggap
salib sebagai kebodohan. Pengalaman-pengalaman spiritual yang “spektakuler”
(misalnya bahasa roh dan karunia-karunia) membuat diri kita merasa diri lebih rohani
daripada yang lain) seperti orang-orang Korintus (ayat 12-14).
Paulus mengajarkan orang Kristen masa kini yang telah menerima Roh Kudus bahwa
Roh Kudus akan menuntun kita untuk memberitakan dan menerima kebenaran dengan
hikmat Roh dan bukan dengan hikmat manusia atau intelektual dan pengetahuan alkitab
tentang Allah. Oleh karena itu, Roh Kudus sendiri yang akan mengajar dan memberitahukan
kita segala sesuatu (Yoh. 14:26;1Yoh. 2:27).
III. Pikiran Kristus (ayat 14-16)
Mengapa kita harus memiliki pikiran Kristus daripada pikiran duniawi untuk
memperoleh hikmat yang benar?
Oleh karena itu, orang Kristen harus memiliki hikmat yang benar agar dapat
memahami pemberitaan Injil terutama berita salib yang hanya dapat dimengerti melalui
hikmat Allah, pimpinan Roh Kudus dan pikiran Kristus.
Penutup :
Maukah Saudara-saudara dalam menjalani hidup ini menilainya dengan hikmat Allah
yang dipimpin oleh Roh Kudus yang mengubah pikiran saudara menjadi pikiran Kristus dan
tidak lagi dipimpin oleh pengertian saudara sendiri dan hikmat yang bersal dari dunia?
Kesimpulannya sebagai murid Yesus Kristus, untuk dapat memiliki hikmat yang
benar maka ada tiga sumber, yaitu Allah, Roh Kudus dan pikiran Kristus. Hikmat yang
benar bersumber dari Allah Tritunggal. Hanya hikmat Allah yang dapat mengetahui hal-hal
rahasia dan tersembunyi pada Allah melalui Roh Kudus yang mewujudkan pikiran Kristus
terjadi dalam hidup kita dengan tujuan untuk memuliakan nama Tuhan. Amin
View publication stats
KHOTBAH TEKSTUAL/ANALITIS
Tujuan :
Struktur :
1. Pendahuluan
2. Isi:
•Kebutuhan 1
• Kebutuhan 2
•Kebutuhan 3
3. Penutup
Pendahuluan
Doa Bapa kami memuat dua kebutuhan besar manusia yakni; kebutuhannya yang
berkaitandengan Allahnya dan berikutnya adalah kebutuhan yang berkaitan dengan dirinya
sendiri. Lalumengapa kita harus berdoa untuk semua kebutuhan kita? Bukankah Ia Maha
Tahu? Kalau IaMaha Tahu mengapa Ia tidak segera menolong? Untuk apa kita meminta
kepada-Nya lagi?Semua jawaban itu adalah karena Tuhan sendiri yang menyuruh kita
berdoa. Ada banyak haldalam hidup ini yang Tuhan berikan walau kita tidak berdoa. Tapi ada
banyak hal juga dalamhidup ini yang Tuhan mau berikan jika kita berdoa lebih dahulu.
Mengenai soal kebutuhan untukdiri sendiri dalam Doa Bapa Kami ada tiga kebutuhan yang
nampak di sini.
Isi
Kebutuhan ketiga, adalah kebutuhan untuk lepas dari yang jahat. Ayat 13 berkata,
"janganmembawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat".
Ini adalahkebutuhan akan penyertaan dan perlindungan Tuhan. Ungkapan ini menunjukkan:
Pertama,kejahatan dan pencobaan itu selalu ada di sekitar kita. Kedua, kita sesungguhnya
tidakmempunyai kekuatan yang cukup untuk dapat menang atas pencobaan dan kejahatan.
Kita sangatbergantung pada Kristus untuk dapat mengatasi pencobaan dan kejahatan tersebut.
Saudara,mengapa Allah tidak menghilangkan pencobaan dan kejahatan di muka bumi ini?
Alasannyaadalah agar kita terus bergantung pada Tuhan. Tanpa Tuhan saudara terlindas dan
ditindas olehpencobaan dan kejahatan. Mari kita berdoa pada-Nya agar kita dikuatkan dalam
menghadapipencobaan dan kejahatan.
Penutup
Melalui tiga permintaan ini Allah mau agar kita sadar bahwa Tuhan adalah sumber
segalakebutuhan kita. Tuhan adalah sumber segala kebutuhan kita, baik itu soal
makanan,pengampunan, dan menang atas pencobaan dan kejahatan. Mari kita bergantung
pada Allah.Mari kita refleksikan kasih Allah dalam menghadapi semua kebutuhan kita.
Amin.
KHOTBAH TOPIKAL
khotbah topikal 1
Ayat emas : “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya,
Pendahuluan
Di antara sembilan buah Roh, salah satu di antaranya adalah menguasai diri.
Menguasai diri artinya kemampuan mengontrol, mengatur, mengendalikan diri sendiri.
Ilustrasi contoh buruk: Kain tidak bisa menguasai diri, sehingga membunuh adiknya sendiri
(Habel). Saul tidak bisa menguasai diri, sehingga sebagai seorang raja, memburu anak
menantunya (Daud) seperti memburu anjing, atau melenyapkan kutu? (1 Samuel 24:15).
Kesimpulan:
Kedewasaan perilaku seseorang dapat dilihat taktala ia bisa menguasai diri. Ia seperti
pahlawan (Amsal 16:32), bukan seperti tembok yang mau roboh (Amsal 25:28). Dan, bagi
mereka yang dapat menguasai diri, tersedia mahkota (1 Korintus 9:25).
khotbah topikal 2
Ayat emas : Kamu adalah garam dunia . Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang
(Matius 5:13)
Pendahuluan
Menjadi garam bukan sebuah perintah, bukan sebuah pilihan, melainkan sebuah
ketetapan (kodrat baru) bagi orang percaya. Tidak ada perintah: Jadilah garam dunia. Tidak
ada pertanyaan: Maukah jadi garam dunia? Yang ada adalah pernyataan: Kamu adalah garam
dunia.
Luas Laut Mati 85×16 kilometer, dalamnya 491 meter. Disebut Laut Mati karena
hanya menerima aliran air, tanpa mengalirkan ke tempat lain. Airnya berasa pahit atau asin.
Lingkungan Laut Mati yang membahayakan kehidupan dipandang sebagai kutukan dan
melambangkan kesunyian maupun kerusakan. Sering disebut dengan nama Laut Asin
(Bilangan 34:12). Namun, banyaknya plankton menjadikan kadar garam di laut mati enam
kali lebih baik dibanding Danau Galilea. Untuk membuat garam, air itu tidak perlu diberi
campuran.
Garam Danau Galilea
Luas Danau Galilea 21×11 kilometer. Banyak ikan, dan sebagian besar murid berasal
dari daerah ini. Namun airnya tawar, dan mengandung kadar garam sangat kecil, sehingga
pembuatan garam sering dicampur dengan tepung. Dan, jika kadar garamnya habis, yang
tinggal adalah tepungnya (hilang asinnya).
„”Kamu adalah garam dunia” (Matius 5:13). Untuk berfungsi garam harus, ditabur, dilebur,
dihanyutkan:
“Jika garam itu menjadi tawar” (Matius 5:13). Garam campuran bisa hilang asinnya. Atau
kalau kena panas atau angin akan luntur asinnya. Hasilnya? Tidak ada gunanya! Selain
diinjak-injak orang. Garam yang hilang fungsinya, tidak ada gunanya sama sekali.
Penerapan
Sebagai murid Yesus, kita digambarkan sesuai kebutuhan lingkungan. Kita adalah garam,
kita adalah terang. Prinsipnya, kita harus memengarui lingkungan, bukan dipengaruhi
lingkungan, sebab kita adalah manusia baru. “Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus
5:17).
khotbah topikal 3
Pendahuluan
Dekade terakhir ini kita memasuki zaman yang disebut globalisasi, bahkan menuju
era baruglobalisasi, era perdagangan bebas. Era ini sudah menjadi bagian dari realitas
kehidupan dewasaini. Artinya, dunia ini, yang terdiri dari berbagai masyarakat bangsa,
negara sudah kian menjadidekat satu dengan lainnya. Sekat-sekat politik, ekonomi, ideologi
dan perbedaan etnis kianmengendor. Mudahnya lalu lintas modal, barang, manusia,
kebudayaan, teknologi sertainformasi telah melahirkan dunia yang tanpa batas atau yang
dikenal dengan The BoderlessWorld. Hal ini disebabkan oleh kemajuan iptek yang
menghasilkan perangkat komunikasi dantelekomunikasi yang canggih. Sebagai contoh,
komputer, internet, sistem telekomunikasi yangcanggih membawa manusia pada era baru
informasi.
ISI
Kedua,Harus kita sadari, tidak selamanva teknologi berdampak positif. Ada banyak
informasi yangharus kita tolak karena dapat meruntuhkan nilai-nilai moral dan mentalitas
kristiani. Karena itupenting untuk belajar mengidentifikasikan informasi, serta
mengorganisasikan cara menelaninformasi, karena informasi bisa juga melumpuhkan.
Sebagai contoh: pada tanggal tertentusemua gereja akan dihancurkan, orang Kristen secara
efektif sistematis akan dibatasi kancahnyadalam pembangunan bangsa, dan isue ini
disebarkan melalui media internet. Akibatnya adaorang Kristen yang bertambah teguh dan
sungguh-sungguh. Tapi tidak jarang ada juga yangketakutan, cemas, hidup terus tertekan
bahkan sampai akhirnya rela meninggalkan iman kepadaKristus, gara-gara informasi. Ketiga,
Filter defensif harus ditingkatkan, karena informasi tidakbebas nilai. Informasi bisa sesat
kalau dirancang dan disajikan dengan maksud-maksud jahatnamun dikemas secara menarik.
Alkitab berkata. "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjataAllah" Filter defensif orang
Kristen hanya bisa didapat dengan belajar dan hidup dengan FirmanTuhan, sehingga kita
tidak terjebak dalam arus zaman ini, tetapi tetap menjadi berkat pada zamanini. Alkitab
berkata, "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan
menjaganya sesuai dengan firman-Nya". Firman Tuhan adalah penerang bagi setiap jalan
manusia yang sedang dibutakan oleh Iblis melalui berbagai kemajuan teknologi. Orangyang
cinta Tuhan, ia mampu mengenali apa yang jahat dan menyesatkan.
PENUTUP
Akhirnya, harus kita sadar, bahwa perlu untuk menyadari karena Tuhan dan demi
nama-Nya,kita perlu mengikuti zaman ini dengan akal budi yang diperbarui. (Rom 12:1-3).
Dengandemikian kualitas kita dapat berkembang secara inovatif tanpa mengabaikan moral
danmentalitas kristiani. Kita harus tetap menjadi garam dan terang Kristus di tengah-tengah
zamanyang krisis akan nilai-nilai moral dan iman tersebut. Selain itu, waktu dan tenaga kita
dapatdihemat secara efektif dan efisien, kalau dalam perspektif iman Kristen kita
tidakmenghamburkannya untuk memburu lajunya zaman dan memburu semua informasi.
KasihilahTuhan Allahmu dengan segenap akal budimu, itu berarti juga termasuk hal untuk
memilah danmemilih. Mari kita mengingat Firman Tuhan yang berkata, "Janganlah kamu
menjadi serupadengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu
dapat membedakanmanakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan
yang sempurna"Memilah dan memilih.