Anda di halaman 1dari 2

Mazmur 109:1-31

Doa seorang yang kena fitnah


Ada suatu ungkapan yang sering kali kita dengar di masyarakat Indonesia.
Ungkapan tersebut berbunyi seperti ini: "Fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan." Sebab pembunuhan mengambil nyawa orang, sedangkan
fitnah membunuh mental, karakter, dan mencemarkan nama baik seseorang.
Ayat 1-5
Doanya Meminta Pertolongan. Janganlah berdiam diri. Melalui
pernyataan singkat ini penulis mazmur menyampaikan permohonannya,
kemudian dia segera mulai menyampaikan keluhannya. Para musuhnya
sangat vokal, sementara Allah sepertinya berdiam diri. Mereka telah
memfitnah dia secara tidak adil dengan lidah dusta. Mereka telah
membalas kasih dan kebaikannya dengan kebencian dan kejahatan.
Ayat 6-20
Doanya memohon pembalasan. Biarlah ia keluar sebagai orang
bersalah. Pemazmur mengimpikan sebuah peradilan hukum di mana
orang fasik akan dihakimi. Pembicara mengemukakan secara rinci
hukuman yang pantas diterima terdakwa. Ketika si terdakwa itu mati,
maka seseorang akan mengambil jabatannya, dan banyak kesulitan
akan menimpa istri dan anak-anaknya. Bahkan lebih buruk daripada
keinginan si pembicara akan kematian musuhnya, adalah keinginannya
agar keluarga musuhnya itu dilenyapkan dan nama sang bapak
dilupakan dalam satu angkatan yang kemudian.
Andaikata difitnah orang, apa yang akan kita lakukan? Secara spontan
kita pasti menyangkal atau mengonfirmasi kabar yang tersiar. Terkadang
sakit hati mendorong kita menyumpahi para pemfitnah agar mereka
celaka, pendek umur, jatuh melarat, tak diampuni dosanya, dan dikutuk
hidupnya,
Ayat 21-31
Doanya Memohon Kelepasan. Tetapi Engkau, ya Allah ... bertindaklah
kepadaku ... lepaskanlah aku. Pemazmur memohon agar Allah akan
mengasihaninya ketika ia sakit dan kekurangan, serta membenarkan dia,
supaya musuh-musuhnya mengetahui bahwa tangan Allah melepaskan
dia. Sesudah luapan kutukan yang lain, dia mengakhiri dengan janji
meyakinkan bahwa dia akan mendapat kesempatan untuk memuji-muji
Allah karena doa yang dijawab.
Allah menghendaki kita bersabar menghadapi para pemfitnah, seperti
pemasmur yang memasrahkan nasibnya kepada Tuhan. Meskipun kita
berhak melakukan pembalasan, namun mari kita menyerahkan hak tersebut
ke dalam tangan Tuhan. Percayalah bahwa Allah akan bertindak memberikan
pembelaan. Karena itu, janganlah kita merasa terganggu dengan fitnah
maupun gosip. Lawanlah hal itu dengan pikiran dan perbuatan positif.
Tindakan meluruskan fitnah hanya membuang waktu dan menguras tenaga
kita. Apa pun alasannya mereka tidak akan percaya karena hatinya sudah
dibutakan sehingga tidak bisa melihat kebenaran.
Mat 5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang
yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Mat 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu.
Apakah kita masih berlelah-lelah membela diri atau malahan menyumpahi
para pemfitnah? Marilah kita mengoreksi diri karena tindakan itu tidak
diperkenan oleh Allah. Allah menghendaki kita mengampuni dan
menyerahkan masalah itu dalam tangan-Nya. Jadikan fitnahan sebagai
sarana untuk mengasah kita memiliki karakter seperti Kristus. Dengan
demikian, hidup kita memuliakan Tuhan dan menjadi daya tarik bagi orang
lain untuk mengenal Injil Kristus.

Anda mungkin juga menyukai