Anda di halaman 1dari 20

Nama : Ari Yosefin Simanjuntak

Nim : 17.3226

Mata Kuliah : Hermeneutik PB I

Dosen : Pdt.Dr Raulina Siagian

 Analisis Kata

14.Καὶ ἐλθὼν ὁ Ἰησοῦς εἰς τὴν οἰκίαν Πέτρου εἶδεν τὴν πενθερὰν αὐτοῦ βεβλημένην καὶ
πυρέσσουσαν

Καὶ = Kata Penghubung (dan, juga, bahkan)

ἐλθὼν = Kata kerja partisif, Aoris aktif nominatif tunggal maskulin (pergi, datang)

ὁ = Artikel nominatif tunggal maskulin

Ἰησοῦς = Kata nama/benda (noun) nominatif tunggal maskulin (Yesus)

εἰς = Kata ganti akusatif

τὴν = Artikel akusatif tunggal feminim

οἰκίαν = Kata kerja akusatif tunggal feminim (rumah)

Πέτρου = Kata nama/benda genitif tunggal maskulin (Petrus)

εἶδεν = Kata kerja indikatif aoris aktif orang ketiga tunggal (melihat)

τὴν = Artikel akusatif tunggal feminim

πενθερὰν = Kata benda akusatif tunggal feminim (ibu mertua)

αὐτοῦ = Kata ganti genitif tunggal maskulin (laki-laki itu, dirinya)

βεβλημένην = Kata kerja partisif perfect pasif, akusatif tunggal feminim


(mendorong,meletakkan)

καὶ = Kata penghubung (dan,juga)

πυρέσσουσαν = Kata kerja partisif , present akusatif aktif tunggal feminim (menderita
demam)
Terjemahan = Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring
karena sakit demam.

15. καὶ ἥψατο τῆς χειρὸς αὐτῆς, καὶ ἀφῆκεν αὐτὴν ὁ πυρετός, καὶ ἠγέρθη καὶ διηκόνει αὐτῷ.

καὶ = Kata penghubung (dan, juga)

ἥψατο = Kata kerja, indikatif aorist middle, orang ketiga tunggal (menyentuh)

τῆς = Artikel genitif tunggal feminim

χειρὸς = Kata benda, genitif tunggal feminim (sebuah tangan)

αὐτῆς, = Kata ganti personal, genitif tunggal feminim (dirinya)

καὶ = Kata penghubung

ἀφῆκεν = Kata kerja, indikatif aorist aktif , orang ketiga tunggal


(membiarkan,mengampuni)

αὐτὴν = Kata ganti personal, akusatif tunggal feminim (dirinya)

ὁ = Artikel, nominatif tunggal maskulin

πυρετός, = Kata benda, nominatif tunggal maskulin (demam)

καὶ = Kata penghubung

ἠγέρθη = Kata kerja, indikatif aorist pasif , orang ketiga tunggal (bangkit)

καὶ = Kata penghubung

διηκόνει = Kata kerja, indikatif imperfek aktif , orang ketiga tunggal (melayani)

αὐτῷ. = Kata ganti, datif maskulin tunggal

Terjemahan = Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun
bangunlah dan melayani Dia.

16. Ὀψίας δὲ γενομένης προσήνεγκαν αὐτῷ δαιμονιζομένους πολλούς· καὶ ἐξέβαλεν τὰ


πνεύματα λόγῳ καὶ πάντας τοὺς κακῶς ἔχοντας ἐθεράπευσεν,
Ὀψίας = Kata benda, genitif tunggal feminim (sore)
δὲ = Kata penghubung (dan, tetapi)
γενομένης = Kata kerja, partisif aorist middle, genitif tunggal feminim (menjadi)
προσήνεγκαν = Kata kerja, indikatif aorist aktif , orang ketiga jamak (membawa)
αὐτῷ = Kata ganti, datif tunggal maskulin
δαιμονιζομένους = Kata kerja partisif, present akusatif pasif jamak maskulin (kerasukan)
πολλούς· = Kata sifat, akusatif jamak maskulin (banyak)
καὶ = Kata penghubung
ἐξέβαλεν = Kata kerja, indikatif aorist aktif , orang ketiga tunggal (menghusir)
τὰ πνεύματα = Artikel jamak neuter + Kata benda, akusatif jamak neuter (roh)
λόγῳ = Kata benda, datif tunggal maskulin (firman)
καὶ = Kata penghubung
πάντας = Kata sifat, akusatif jamak maskulin (semua)
τοὺς = Artikel, akusatif jamak maskulin
κακῶς = Keterangan (sangat)
ἔχοντας = Kata kerja partisif, present akusatif aktif, jamak maskulin
ἐθεράπευσεν, = Kata kerja, indikatif aorist aktif, orang ketiga tunggal
(menyembuhkan)
Terjemahan = Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan
setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang
yang menderita sakit,

17. ὅπως πληρωθῇ τὸ ῥηθὲν διὰ Ἠσαΐου τοῦ προφήτου λέγοντος· αὐτὸς τὰς ἀσθενείας ἡμῶν
ἔλαβεν καὶ τὰς νόσους ἐβάστασεν.

ὅπως = Kata penghubung

πληρωθῇ = Kata kerja , aorist pasif, orang ketiga tunggal (memenuhi)

τὸ ῥηθὲν = Artikel nominatif tunggal neuter + Kata kerja, partisif aorist pasif nominatif
tunggal neuter (berbicara)

διὰ = Kata ganti genetif

Ἠσαΐου = Kata nama/benda, tunggal maskulin (Yesaya)

τοῦ = Artikel, genetif tunggal maskulin

προφήτου = Kata benda, genetif tunggal maskulin (Nabi)


λέγοντος· = Kata kerja partisif, present aktif, genetif tunggal maskulin (berbicara)

αὐτὸς = Kata ganti intensif, nominatif tunggal maskulin (dirinya)

τὰς = Artikel, akusatif jamak feminim

ἀσθενείας = Kata benda, akusatif jamak feminim (kelemahan)

ἡμῶν = Kata ganti personal, genitif jamak

ἔλαβεν = Kata kerja, indikatif aorist aktif , orang ketiga tunggal

καὶ = Kata penghubung

τὰς = Artikel, akusatif jamak feminim

νόσους = Kata benda, Jamak feminim (Penyakit)

ἐβάστασεν. = Kata kerja, indikatif aorist aktif, orang ketiga tunggal (menanggung)

Terjemahan = Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

 Kritik Aparatus

Sebelumnya, kritik aparatus mencoba memperlihatkan kepada kita, yakni bacaan-


bacaan aktual dari manuskrip-manuskrip Yunani, versi-versi Alkitab, dan tulisan dari Bapa-
bapa gereja), kita sampai pada posisi untuk menguji, menganalisis atau mengevaluasinya1.

Berikut akan dipaparkan kritik aparatus dari Matius 8:14-17 yang didalamnya
merupakan analisis dari bahasa aslinya, yakni bahasa Yunani yang diperoleh dari Novum
Testamentum Graece produksi Nestle Aland dan tanggapan saya dalam hal menentukan kata-
kata (setuju atau tidak setuju) yang telah disarankan oleh novum tersebut.

15) Kata yang diusulkan αυτοις (Kata ganti, jamak maskulin) menggantikan teks pada αὐτῷ
(Kata ganti, tunggal maskulin) pembaca dipengaruhi pasal-pasal paralel, pada abad 1,8,9
banyak berasal dari Vulgata dan bagian dari latin kuno, sinai syiriah, bohairic.

1
A. A. Sitompul dan Ulrich Bayer “Metode Penafsiran Alkitab” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), hlm. 219-
220
Tanggapan = Dari hasil aparatus yang telah saya analisis, saya setuju dengan kata yang
diusulkan αυτοις (Kata ganti, jamak maskulin) untuk menggantikan αὐτῷ (Kata ganti,
tunggal maskulin). Karena setelah melihat banyak tafsiran dan situasi pada teks tersebut,
setelah ibu mertua Petrus disembuhkan ia bergegas melayani semua orang ditempat itu
(dalam artian jamak) bukan hanya melayani Yesus.

 KRITIK REDAKSI DAN LITERATUR


a. Kritik Redaksi

Perlu kita ketahui Injil Markus dianggap sebagai sumber dasar injil Matius, tetapi Matius
mempersingkat banyak cerita yang telah dikutipnya. Pada umumnya perubahan-perubahan
yang diadakan ialah untuk membuat cerita-cerita itu menjadi lebih lancar, gaya dan kata-
katanya lebih rapi, supaya tidak ada salah pengertian terhadap beberapa ungkapan Markus
yang blak-blakan. Ahli-ahli pada umumnya sependapat bahwa injil Matius ditulis bertahun-
tahun setelah tulisan Ignatius. Adanya hubungan antara injil Matius dan Markus , yang mana
jika injil Matius bergantung pada Markus dalam bentuknya yang sekarang, dan kalaupun
Markus ditulis setelah kematian Petrus , maka jelaslah bahwa injil Matius ditulis setelah itu.

Hubungan Matius dengan kejatuhan Yerusalem pada tahun 70, pada satu pihak ada
ahli-ahli yang berpendapat bahwa injil ini ditulis sebelum tahun 70, dikarenakan terlihat
ganjil apabila Matius tidak mencatat pengrusakan Bait Allah jika pengrusakan itu sudah
terjadi, sebab jelas bahwa pengrusakan Bait Allah menandakan berakhirnya perjanjian lama.
Ada beberapa hal yang kita dapati dalam pengajaran injil ini yang bisa mencerminkan
ataupun memberikan gambaran keadaan pada tahun-tahun terakhir abad pertama, seperti tata
gereja yang sedang taraf perkembangan (16:19, 18:17), keadaan semasa pengajaran
(10:22,24:9). Lebih baik dikatakan bahwa injil Matius ditulis antara tahun 65 dan 110, dan
mengingat bahwa injil ini bersifat Yahudi dan punya banyak kesejajaran dengan gulungan
laut mati, maka dapat dikatakan bahwa injil ini ditulis dalam parohan pertama dalam jangka
waktu itu.

Tidak diragukan bahwa injl Matius bersifat Yahudi, kebiasaan-kebiasaan Yahudi


didalamnya dianggap lumrah saja dan tidak diberi penjelasan. Hal itu menunjukkan bahwa
injil Matius ditulis disuatu pusat dimana Yudaisme sangat kuat, dapat dipastikan bahwa
tempat itu menggunakan bahasa Yunani sebagai bahasa sehari-harinya.
b. Kritik Literatur

1. Sastra

Injil Matius adalah suatu narasi yang dipersatukan/suatu kesatuan artistic, cerita yang
disampaikan ditentukan oleh satu “sudut pandang penilaian” yang merangkumi semuanya,
tindakan, pikiran dan interaksi tokoh-tokoh, semuanya ditata dengan memakai plot logis. Plot
ini mempunyai awal, tengah dan akhir yang artful. Matius mengundang pembaca/penafsir
memusatkan perhatian terhadap cerita injil yang dituturkan. Karena injil matius adalah narasi
yang dipersatukan dengan mengikuti cerita yang dituturkan kitab tersebut. Dan pembaca Injil
Matius diajak untuk sejenak/dibawa meninggalkan dunia nyatanya sendiri dan masuk
kedalam dunia lain dengan kekhasannya sendiri. Untuk menciptakan sebuah “plot”,
pengarang menyusun peristiwa-peristiwa dari sebuah cerita didalam suatu rangkaian waktuwi
dan sebab akibat tertentu sedemikian rupa untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan
pihak pembaca.2

2. Sumber :

Hubungan antar injil-injil sinoptik, bahwa yang diceritakan keempat injil tersebut ada injil
lisan, kabar baik atau euanggelion yang diberitakan oleh Kristus dan oleh para muridNya.
Dalam hal ini Injil Markus dianaggap sebagai sumber dasar injil Markus dianggap sebagai
sumber dasar injil Matius, yang boleh dikatakan “injil Markus yang sudah direvisi”, hanya 51
ayat dari injil Markus yang tidak diulangi dalam injil Matius. Tapi Matius mempersingkat
banyak cerita yang dikutipnya. Pada umumnya perubahan-perubahan yang diadakannya ialah
untuk membuat cerita-cerita itu menjadi menarik, gaya bahasanya yang sudah diperbaiki,
supaya tidak ada pengertian terhadap beberapa ungkapan Markus. Di samping kutipan-
kutipan dari Markus, banyak bahan dari injil Matius yang juga terdapat dalam injil Lukas.
Bahan-bahan ini dianggap berasal dari satu sumber yang sama-sama dipakai oleh Matius dan
Lukas. Dikalangan ahli-ahli Alkitab sumber ini dikenal dengan sumber Q. corak dan isi Q
tidak dapat ditentukan dengan pasti. Dalam penggunaan Q yang sebagian besarnya terdiri
dari ucapan-ucapan, lebih mengarah pada pengubahan ayat-ayatnya; sedangkan jika
menggunakan injil Markus pada dasarnya terdiri dari cerita-cerita.

2
Jack Dean Kingsbury, Injil Matius Sebagai Cerita, (Jakart: BPK Gunung Mulia,1995),hal.2-3.
Disamping ayat-ayat yang berasal dari kedua sumber utama ini (Markus 500 ayat; Q 250
ayat), ada lagi lebih dari 300 ayat dalam injil Matius. Ayat-ayat ini merupakan khas Matius
dan dikenal sebagai M. Sifat-sifat khas Matius terutama berasal dari ayat-ayat ini, yang
mungkin berasal dari kumpulan cerita dari mulut kemulut (tradisi lisan) yang sampai kepada
Matius. Hal-hal khas ini mengenai tulisan dan hal-hal theologis. Dimana Matius sangat
cermat dan teliti dalam menyusun dengan menghasilkan suatu karya jauh lebih sistematis
daripada Markus. Ia juga mempersingkat cerita-cerita Markus dan memperbaiki bahasa
Yunaninya. Matius juga memakai kehormatan Yahudi dengan kata “Kerajaan Sorga”
sedangkan injil-injil lainnya memakai “Kerajaan Allah”. Penggenapan PL itu terjadi karena
Kristus datang untuk menggenapi hokum taurat (bukan untuk meniadakannya) dan hasilnya
ialah adanya suatu etika baru yang melampaui tafsiran PL yang berlaku pada saat itu (5:21-
24; 27-30, 33-37). Dengan jelas Matius menggambarkan Yesus sebagai Mesias dan sebagai
raja yang baik pada masa penderitaanNya (26:53) dan sebagai yang empunya tertinggi
sesudah kebangkitannya (28:18). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Injil Matius
menggunakan bahan Markus, Q dan juga menggunakan sumber M atau bahan dari penginjil
sendiri. Dimana Matius yang terdiri dari 1060 ayat, memakai bahan yaitu setengah (47%)
berasal dari Markus, 23% berasal dari Q dan sisanya 30% dari M (dan penginjil).3

 Kritik Bentuk dan Sitz Im Leben


1) Kritik Bentuk

Matius 8:14-17 merupakan sebuah teks yang berisikan tentang mujizat/nubuat yang
dilakukan oleh Yesus Kristus kepada orang-orang yang datang kepadaNya dalam pelayanan
dan pengajaranNya. Teks ini berisikan nubuatan yang dilakukan Yesus yang menggenapi
Perjanjian Lama, Matius menekankan perjanjian lama secara khusus. Kehidupan pengajaran
Yesus disajikan sebagai penggenapan janji-janji yang dibuat Allah kepada Israel. Penulis
yakin Yesus telah menggenapi dalam hidupNya semua yang telah terjadi pada Israel.4

Wajar jika orang Kristen mula-mula amat tertarik pada nubuat-nubuat perjanjian lama
yang digenapi dalam Yesus Kristus dan injil Matius cukup banyak mencatat hal ini.
Perjanjian lama menyaksikan aspek utama dari kredo terawal jemaat Kristen: Yesus adalah
Mesias. Pembaca modern yang merasa sebagian “penggenapan” ini dipaksakan, perlu
mengingat bahwa bagi orang Kristen mula-mula yang mewarisi perjanjian lama Yudaisme

3
B.E.Drewes “Satu Injil Tiga Pekabar” (Jakarta:Gunung Mulia,1998),12-17.
4
John Drane “Memahami Perjanjian Baru” (Jakarta:Gunung Mulia,2016),217
dan menganggapnya sebagai satu-satunya kitab suci, kesaksian perjanjian lama bersifat
otoritatif.5

Secara geografis, Palestina dibagi dalam dua daerah yang sangat berbeda. Yudea
merupakan daerah pegunungan yang terletak di sekitar Yerusalem dan Bait Allah. Lahan
daerah ini gersang dan kering. Di sini dibudidayakan buah zaitun dan lain-lainnya, sedangkan
peternakan kambing dan domba merupakan kegiatan yang tersebar luas.

Daerah lain adalah Galilea. Daerah ini merupakan bentangan lahan yang subur dan
merupakan tanah luas untuk tanaman jagung atau peternakan besar. Di daerah ini terdapat
rute perdagangan, satu dari Damsyik menuju ke laut, dan dari Damsyik ke Yerusalem.
Pedagang-pedagang asing mempunyai pengaruh besar di daerah ini. Hal ini menjadi salah
satu ciri Galilea, yaitu terkenal sebagai daerah dengan penduduk berdarah campuran dan
yang dianggap tidak murni oleh bangsa Yahudi (Mat 4: 13). Di sepanjang pantai dan danau
terdapat nelayan. Danau Galilea merupakan salah satu sumber hidup bagi masyarakat.

 Keadaan Politik

Secara internal, masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan pejabat boneka yang
ditunjuk oleh penguasa Roma. Selain pejabat-pejabat boneka itu, masih ada kelas pemilik
tanah yang kaya raya dan kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka menindas rakyat demi
kepentingan dan kedudukan mereka. Golongan-golongan ini sering memihak penjajah,
supaya mereka tidak kehilangan hak istimewa atau nama baik di mata penjajah, karena Roma
mempunyai kekuasaan mencabut hak milik seseorang. Siapa yang tidak takut? Jadi lebih baik
bermanis-manis terhadap Roma, biar untuk itu rakyat kecil harus menderita.

Struktur kekuasaan ini dapat digambarkan dengan piramida sebagai berikut: Puncak
kekuasaan politik adalah prokurator Yudea. Ia harus seorang Romawi. Ia berwenang
menunjuk Imam Agung yang dipilih dari empat kalangan keluarga yang mempunyai
pengaruh di dalam masyarakat pada waktu itu. Di Yudea, Imam Agung berperanan politis
sebagai raja selain sebagai pemimpin agama. Di Galilea, kekuasaan dipegang oleh raja
Herodes Antipas, seorang raja boneka Romawi.

Roma secara tidak langsung mengendalikan kaum aristokrat setempat dan para tuan
tanah. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan, karena Roma mempunyai kekuasaan mencabut

5
Donald Guthrie “Pengantar Perjanjian Baru” (Surabaya:Momentum,2015),14
hak milik seseorang seperti yang sudah disinggung di atas. Oleh karena itu para aristokrat
(baik sipil maupun rohaniwan) berkepentingan bekerja sama dengan penguasa Romawi.
Selain itu ada pejabat-pejabat yang menjadi perantara yang ditunjuk langsung oleh penguasa
Romawi dan pada umumnya diambil dari kalangan sesepuh Sanhedrin (Majelis Agung) serta
majelis rendah yang diambil dari kelas bawah. Mereka bertanggung jawab mengumpulkan
pajak. Dominasi militer terlihat dengan kehadiran tentara Romawi di mana-mana. Mereka
diambil dari Siria atau Palestina, tetapi tidak dari kalangan Yahudi.

 Keadaan Sosial

Masyarakat Palestina terbagi dalam kelas-kelas. Di daerah pedesaan terdapat tiga


kelas atau kelompok sosial: tuan tanah besar (biasanya mereka tidak tinggal di lahan mereka),
pemilik tanah kecil, pengrajin, kaum buruh dan budak. Di daerah perkotaan terdapat tiga
lapisan masyarakat: yang tergolong dalam lapisan tertinggi ialah kaum aristokrat imam yang
terdiri dari empat keluarga besar. Prokurator memilih seorang Imam Agung di antara mereka.
Dalam lapisan tertinggi terdapat juga pedagang-pedagang besar dan pejabat-pejabat tinggi.
Disusul kelas menengah bawah yang terdiri dari para pengrajin, pejabat-pejabat rendah,
awam atau imam, dan kaum Lewi. Pada lapisan paling bawah terdapat kaum buruh, yang
pada umumnya bekerja di sekitar Bait Allah. Akhirnya terdapat kaum proletar marginal yang
tidak terintegrasi dalam kegiatan ekonomi, yang terdiri dari orang-orang yang dikucilkan oleh
masyarakat karena suatu sebab yang bukan ekonomis.

 Keadaan Ekonomi

Penduduk desa umumnya memiliki lahan-lahan kecil saja yang menghasilkan hasil
pertanian. Sebagian besar tanah dikuasai oleh para tuan tanah kaya yang tinggal di kota-kota.
Lahan-lahan luas yang terdapat di Galilea dipergunakan untuk menanam jagung serta
peternakan besar; di Yudea untuk menanam buah zaitun dan buah-buahan lain, serta untuk
peternakan kambing dan domba, yang secara tidak langsung dikelola para tuan tanah yang
tinggal di kota-kota yang terlibat dalam bidang ekonomi kota serta perdagangan
internasional.

Rakyat kebanyakan menjadi penggarap atau gembala. Selain para petani dan gembala
masih terdapat pengrajin-pengrajin kecil yang umumnya mengadakan perdagangan barter. Di
kota-kota terdapat tiga sektor ekonomi. Pertama, para pengrajin tekstil, makanan, wangi-
wangian, dan perhiasan. Mereka bekerja di sektor pembangunan atau pelayanan. Kedua,
mereka yang bekerja di bidang konstruksi dalam rangka pembangunan Bait, Allah atau
istana-istana para pejabat Romawi atau kaum aristokrat setempat. Diperkirakan pada tahun 60
SM di Yerusalem saja terdapat sekitar 18.000 buruh bangunan. Ketiga, para pedagang. Para
pedagang besar memiliki budak, dan menjual-belikan bahan-bahan baku serta hasil pertanian.
Pedagang-pedagangan kecil kerap kali pengrajin sendiri atau mereka yang tergolong dalam
kelompok sosial yang setara.

2) Sitz Im Leben

Dalam injil Matius, perhatiannya bagi jemaat Kristen sangatlah penting dan memang
inilah satu-satunya injil dimana kata “jemaat” dipakai. Kenyataan tersebut hampir pasti
mengandung kunci seluruh kitab injil ini, Matius membuat suatu kumpulan ajaran-ajaran
Yesus Kristus dalam suatu bentuk yang dapat dipakai bagi kelangsungan hidup jemaat.
Kumpulan ini berisikan nasihat yang berwibawa baik bagi orang Kristen baru maupun lama
sewaktu mereka berusaha menerapkan Iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Injil
Matius ini juga di sampaikan kepada orang-orang yang sedang merasa kesulitan dan mau
datang kepada Yesus, seberapa parahpun kesulitan yang dibawanya.

Matius benar-benar berhasil dalam tujuannya yang terakhri ini, karena tidak
diperlukan waktu lama sebelum injilnya menjadi injil yang paling luas dipakai dan dihormati.
Injil Matius mengandung pengajaran dan pelayanan Yesus dalam suatu bentuk yang dapat
dengan mudah dipahami oleh jemaat Kristen, jadi kitab injil ini dapat memberikan dasar bagi
pendidikan agama Kristen. Injil ini juga memperlihatkan kesinambungan antara Yesus dan
perjanjian lama.

Ada banyak dugaan tentang jemaat yang menerima injil ini, salah satu kemungkinan
terbesarnya adalah jemaat Yahudi-Palestina, yang didukung oleh banyaknya unsur Yahudi di
injil Matius. Lebih mungkin injil Matius ditujukan bagi jemaat campuran yang sebagian besar
terdiri dari orang Yahudi, tetapi dengan jumlah orang non Yahudi yang terus bertambah.

 Tafsiran Matius 8:14-17

Ayat 14-15 : “Setibanya dirumah Petrus, Yesus melihat ibu mertua Petrus terbaring
karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu lalu lenyaplah
demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia”.
Dalam teks ini tentang bagaimana Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus yang
sedang sakit demam, yang juga menurut dugaan para penafsir ialah sebuah penyakit malaria
yang sangat parah, seperti dikatakan pula pada injil Markus dan Injil Lukas. Matius sendiri
adalah injil yang menurut kebiasaanya menceritakan dengan sedikit lebih pendek dari pada
injil Markus dan injil Lukas. Dimana ketika Yesus selesai memegang tangan wanita itu, maka
wanita itupun langsung sembuh, yang kemudian langsung melayani Yesus , dalam artian ia
langsung menyediakan makanan kepada-Nya. Dengan jelas injil Matius ini memperlihatkan
belas kasihan dan kuasa Yesus Kristus. Melalui Yesus keselamatan yang dari pada Tuhan
telah masuk dan hadir kedalam dunia, yang telah diperlihatkan secara nyata dengan berbagai
nubuat dan muzizat yang Ia lakukan.

Sebuah kisah tentang Yesus yang diperhadapkan dengan sebuah penyakit dan
meresponnya dengan kekuatan penyembuhan yang ajaib, salah satu yang terkait adalah
hubungan sebuah keluarga dengan pemimpin kelompok murid, dimana Petrus tetap menjadi
sosok yang dominan. Rumah Petrus menjadi pangkalan Yesus di Kapernaum, meskipun
catatan bahwa Yesus telah menetap disana sebelumnya (4:13).

Matius juga melihat adanya “ajaran sampingan” dalam mujizat ini, seperti yang para
penafsir juga pikirkan tentang beberapa hal yang menjadi “ajaran sampingan” :

1) Dimana Yesus selalu memperhatikan “wanita” yang pada waktu itu wanita adalah
manusia yang biasanya dianggap rendah.
2) Dimana cerita ini juga mau mengajarkan bahwa Yesus menjaga dan memelihara
manusia dengan cara-cara yang khusus seturut dengan kehendak-Nya.
3) Apabila Tuhan Yesus menyembuhkan kita dari sebuah penyakit, dan roh kita dari
berbagai dosa yang menggoda kita , maka kita diminta untuk atau terpanggil untuk
membalas kebaikanNya dengan cara taat dan setia serta melayani Dia, seperti yang
dilakukan ibu mertua Petrus pada nats ini.6

Ketika membandingkan dengan dengan narasi pada Markus tentang peristiwa-


peristiwa pada Matius, kita melihat bahwa peristiwa ini terjadi di Kapernaum tepatnya pada
hari sabat ketika Yesus baru selesai beribadah di Sinagoge, ketika Yesus berada di
Kapernaum, dirumah Petrus. Pada nats ini, ibu mertua Petrus sedang sakit demam, di
Palestina ada tiga jenis demam yang bisa terjadi ; Pertama, demam Malta ditandai dengan

6
J.J.de Heer “Injil Matius” (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2003),140-142
melemahnya tubuh,anemia dan memakan waktu yang lama, bahkan berbulan-bulan dan
sering berakhir dengan kematian. Kedua, ada yang disebut demam Intermiten yang sangat
mirip dengan tifoid. Diatas semuanya itu ada yang Ketiga, yaitu Malaria di daerah-daerah
dimana sungai Yordan melintasi dan berakhir pada laut Galilea. Disana nyamuk malaria
berkembang biak dengan baik, dan di Kapernaum maupun Tiberias adalah daerah dimana
malaria sangat lazim terjadi. Ditempat itu juga sering terjadi penyakit kuning dan merupakan
pengalaman paling menyedihkan bagi penderitanya, yang kemungkinan terbesar bahwa ibu
mertua Petrus mengidap penyakit malaria7.

Demam tidak lebih spesifik daripada “kelumpuhan”, disini kita tidak mempunyai
banyak alasan untuk mengatakan seberapa sakit yang dialami. Namun Yesus hanya
menggunakan keilahianNya untuk menyembuhkan, melalui sentuhan, lalu perempuan itu
sembuh dan langsung bergegas untuk melayani orang-orang dirumah itu, terkhusus Yesus
sendiri8.

Diantara istilah yang dipakai sebagai jargon teknis adalah frasa “demam tinggi” atau
“demam besar”, dalam versi Lucan tentang penyembuhan ibu mertua Petrus dan ungkapan
“demam dan disentri” dalam kisah Paulus.9 Namun upaya untuk menggunakan bukti
semacam ini untuk mendukung kepengarangan Lukas-Kisah para Rasul pada umumnya
dianggap kurang. Bahasa seperti itu dianggap lumrah didunia Yunani kuno dan dibuktikan
dengan baik dalam literatur umum maupun dalam tulisan-tulisan medis. Karena itu, meskipun
kisah mujizat Kristen mula-mula tentang penyembuhan demam, termasuk kisah
penyembuhan ibu mertua Petrus, mungkin tidak diciptakan dari pengakuan kuno tentang
“demam” sebagai penyakit fisik yang dapat mereka pahami, bahwa penyembuhan telah
terjadi.10

Meskipun ibu mertua Petrus berada dalam keadaan sakit dan membutuhkan
kesembuhan, Petrus tidak mendesak Yesus. Tetapi ia menunggu sampai Yesus selesai
melakukan pengajaranNya dan banyak orang lain disembuhkan. Ini menunjukkan bahwa
sejak awal para murid berhati-hati untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi mereka,
melainkan mementingkan kebaikan bersama yang dilakukan Yesus pada semua orang. Yesus
berkeinginan sendiri untuk memasuki rumah Petrus untuk memberikan rahmadNya kepada

7
Gunther Bonkamn “Traditional and Interpretation In Matthew” (London:SCM Press,1963), 245
8
R.T France “The Gospel Of Matthew” (USA:Eerdmans Publishing Co,2007),324
9
Jack Dean Kingsbury “Injil Matius Sebagai Cerita” (Jakarta:BPK Gunung Mulia,1995), 33
10
W.Barnes Tatum “Did Jesus Heal Simon’s Mother in Law a Fever” (Dialogue, 27 no 4 Wint 1994) 19 Nov 17:00
murid-muridNya. Kita pasti bisa membayangkan rumah bagaimana yang dimaksudkan pada
teks ini, rumah yang dihuni oleh para nelayan, Yesus tidak ragu untuk memasuki rumah kecil
tersebut, yang juga mengajarkan kita untuk menerima dan mensyukuri apa yang kita miliki.

Mukjizat ini memberi tahu kita banyak hal mengenai Yesus dan tentang wanita yang
disembuhkanNya. Sebelumnya Yesus yang datang dari Sinagoge, dia telah terlebih dahulu
menyembuhkan orang yang kerasukan setan. Tidak ada biaya yang harus diberikan kepada
Yesus, kebajikan lah yang keluar dari padaNya dengan setiap kesembuhan. Dan karena
lelahlah yang membuat ia beristirahat dirumah Petrus , yang mana dia diminta untuk
menyembuhkan ibu mertua Petrus. Yesus tidak pernah lelah untuk membantu tuntutan
kebutuhan manusia, meskipun yang tidak pernah datang kepadaNya. Dia tidak memerlukan
audiensi yang mengagumiNya agar dia mau melakukan kebaikanNya, ditengah pondok
maupun dihadapan khalayak rame sekalipun, kasih dan kuasaNya siap membantu siapa saja
yang membutuhkanNya.

Mukjizat ini juga memberitahu kita sesuatu tentang wanita yang disembuhkan Yesus,
yang mana tidak lama setelah Yesus menyembuhkannya, dia langsung segera melayaniNya
dan menyiapkan kebutuhanNya dan kebutuhan para tamu yang lainnya. Pada nats ini , jelas
bahwa ibu mertua Petrus beranggapan bahwa ia diselamatkan untuk melayani, keinginannya
setelah ia mendapatkan kesembuhannya ialah melayani Yesus dan juga orang lain.

Dalam penyembuhan ibu mertua Petrus, yang menjadi “Permasalahan” ialah dimana
ibu mertua Petrus yang sedang sakit demam, yang mana demam bukanlah penyakit yang luar
biasa. Namun karena yang sedang mengalami sakit ialah orang yang sangat dekat dekat
dengan Petrus, maka peristiwa ini dianggap memperlihatkan betapa peduli dan baiknya Yesus
Kristus terhadap kerabat dan muridNya. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan :

1) Petrus mempunyai seorang isteri, tetapi ia tetap dipanggil untuk menjadi rasul Kristus
; dan dengan perbuatan baiknya kepada keluarga isterinya, Kristus
memperbolehkannya menikah.
2) Petrus mempunyai rumah, walaupun Yesus tidak, begitulah murid terpelihara
daripada Tuannya.
3) Petrus memiliki tempat tinggal di Kapernaum, meskipun ia berasal dari Betsaida.
Kemungkinan besar ia pindah kesana, dan memilih Kapernaum sebagai tempat
tinggalnya. Satu hal yang dapat kita lihat, adalah bergarga bagi kita untuk berpindah
tempat tinggal kalau itu bisa membuat kita lebih dekat dengan Kristus. Sama halnya
ketika tabut perjanjian berpindah tempat, bangsa Israel juga berpindah tempat.

Terkait dengan kesembuhan ibu mertua Petrus

1) Yesus turut merasakan kelemahan-kelemahan manusia, yang menunjukkan suatu cara


penyembuhan rohani dengan menggerakkan kuasa Kristus dengan firmanNya dan
mengenakan Kristus pada diri manusia.
2) Bagaimana kesembuhan itu benar-benar terbukti, yang menunjukkan bahwa belas
kasih Kristus sangatlah sempurna. Dimana biasanya orang sakit demam sehabis
sembuh masih akan merasa lemas dan belum dapat bekerja, namun ibu Petrus
langsung sembuh dengan sangat sempurna, ia langsung dapat bekerja melayani Yesus
ketika itu.

Ayat 16-17 : “Menjelang malam dibawanyalah kepada Yesus orang yang kerasukan
setan dan dengan sepata kata Yesus menghusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-
orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi Yesaya : dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

Pada nats ini Matius juga tidak terlalu banyak menceritakan , ia hanya
menceritakannya dengan singkat. Didalam Markus 1 dan Lukas 4 , kalau kita melihat nats
tersebut kita dapat mengetahui bahwa ada beberapa alasan sehingga pada kesempatan ini
orang menderita di Kapernaum, yang kemudian dibawa kepada Yesus setelah matahari
terbenam ; yang mana alasannya ialah pada hari itu adalah hari sabat , dan menurut peraturan
pemuka-pemuka agama Yahudi , bahwa pada hari sabat orang sakit tidak boleh di bawa atau
diangkat dan juga pada hari sabat tidak akan diperbolehkan mencari pengobatan-pengobatan
bagi orang sakit apabila ia tidak dalam keadaan bahaya maut. Ketika saat itu telah tiba,
menyiratkan tentang apa yang kita ketahui sesuai dengan hari sabat dan orang-orang
menunggu sampai waktu itu selesai.

Menurut hukum sabat, yang melarang semua pekerjaan pada hari sabat adalah illegal
untuk menyembuhkan orang pada hari sabat. Lebih jauh lagi adalah illegal untuk memikul
beban pada hari sabat, dan beban apapun yang beratnya lebih dari dua buah ara yang kering.
Karen itu pula , illegal hukumnya untuk membawa orang sakit dari satu tempat ke tempat lain
baik diatas tandu maupun dilengan dan pundak seseorang karena jika melakukan itu, sama
halnya dengan membawa beban.
Secara resmi hari sabat berakhir, ketika dua buah bintang dapat dilihat dilangit, karena
tidak ada jam untuk memberitahu waktu pada masa itu. Itulah sebabnya orang di Kapernaum
menunggu sampai malam hari untuk datang kepada Yesus dan memintaNya untuk
menyembuhkan mereka satu per satu , yang mereka yakini bahwa Yesus dapat
melakukannya. Tetapi harus kita ketahui bahwa apa yang dilakukan Yesus pada hari sabat
adalah illegal menurut mereka pada masa itu. Dimana Dia berada dirumah ibadat dan
menyembuhkan orang yang kerasukan setan, menyembuhkan ibu mertua Petrus, dan tidak
diragukan lagi Ia mengajar dan berkhotbah sepanjang hari, dan pada saat Dia dirumah Petrus
waktu sudah malam. Dimana malam hari adalah waktu yang hening dan mengesampingkan
pekerjaan, namun tidak demikian bagi Yesus.

Pada saat yang seharusnya diinginkan banyak orang untuk beristirahat, terlebih Yesus
sendiri yang pastinya sudah lelah sepanjang hari mengajar, Ia justru dikelilingi oleh tuntutan
kebutuhan manusia yang mendesak, dan tanpa pamrih dan menuntut balik. Ia menemui
mereka semua, selama ada jiwa yang membutuhkan, tidak ada istirahat bagi Yesus Kristus.
Apa yang dilakukan Yesus Kristrus, memberikan pemandangan yang mengingatkan Matius
tentang perkataan Yesaya (Yesaya 53:4) dimana dikatakan tentang hamba Tuhan bahwa Dia
menanggung kelemahan kita dan menanggung dosa kita. Entah bagaimana Ia akan
menemukan bahwa ketika tuntutan datang, kekuatan juga datang dan entah bagaiman Dia
akan menemukan bahwa dia dapat melanjutkannya demi orang lain, ketika Dia merasa bahwa
Dia tidak dapat mengambil langkah lain untuk dirinya sendiri11.

Matius yang tidak berpanjang-panjang dalam menceritakan nats ini , memang tidak
ada menyebut sabat , ia hanya mengatakan bahwa menjelang datangnya malam orang sakit
dibawa. Diantara orang-orang itu juga ada yang kerasukan setan, kita mungkin tidak dapat
menyangkal bahwa iblis dan roh-roh jahat juga bekerja didunia, roh jahat bahkan dapat
merasuki jiwa seseorang dan bahkan dapat mempengaruhi kesehatan orang tersebut juga.
Pada zaman Yesus, orang Yahudi terlalu melebih-lebihkan peranan roh-roh jahat dalam
penyakit-penyakit.

Didalam ayat 16 sendiri, mengatakan bahwa Yesus mengusir roh-roh jahat dengan
hanya sepatah kata ; itu sangat berbeda dengan mantra-mantra yang pada waktu itu sering
sekali dipergunakan untuk melawan roh-roh jahat. Yesus menghusir roh-roh jahat dan

11
William Barclay “The Gospel Of Matthew” (Philadelphia:Westminster Press,1956), 313-316
menyembuhkan orang saki, yang berarti bahwa kerajaan Allah sudah mulai terwujud , sebab
didalam kerajaan Allah tidak ada tempat untuk roh-roh jahat dan penyakit.

Yesus menghusir roh-roh jahat dengan firmanNya, dimana iblis datang dengan murka
yang sangat besar , karena ia tau bahwa waktunya singkat. Yesus mempunyai kesempatan
yang lebih baik untuk memperlihatkan kuasaNya atas iblis dan untuk menunjukkan tujuan
dan rancangan kedatanganNya ke dunia, yaitu untuk mengalahkan iblis, mematahkan kuasa
roh jahat, dan menghancurkan segala pekerjaan iblis. Yesus juga menyembuhkan orang-
orang sakit, semua orang tanpa terkecuali, sekalipun yang sakit itu adalah orang-orang yang
hina dan sangat parah penyakitnya.12

Dalam sesi penyembuhan ini yang terjadi pada malam hari, yang menyusul setelah
penyembuhan ibu mertua Petrus begitu juga dalam Markus dan Lukas. Waktu dan hari
sangatlah penting dalam Markus, karena ia mengatakan bahwa penghusiran setan disinagoge
dan penyembuhan dirumah Petrus dilakukan pada hari sabat. Sehingga hanya jika matahari
terbenam orang bisa datang untuk penyembuhan. Tetapi dalam Matius belum disebutkan hari
apa itu, ringkasannya tentang pelayanan Yesus dan penyembuhan sangat singkat dan kurang
detail.

Berbeda dengan hal rumit seperti pengucapan mantra dan teknik oleh pengusir setan
lainnya pada waktu itu, Yesus mengeluarkan iblis hanya dengan perintah. Menekankan
otoritas Yesus yang tidak perlu dipertanyakan lagi, dalam Matius ringkasan tradisional yang
singkat ini dibuat untuk melayani yang istimewah untuk pentingnya pelayanan Yesus ini.

Didalam ayat ke 17, memperlihatkan bahwa didalam Yesus janji-janji didalam


perjanjian lama digenapi. Dimana Matius juga mengutip “Yesaya 53:4” dikatakan bahwa
sang Mesias menanggung penyakit kita dan memikul kesengsaraan kita. Dalam ayat ini
juga Matius meninggalkan apa yang ia pandang sebagai suatu tambahan yang rinci, seperti
Yesus yang menolak roh jahat untuk berbicara.

Menggenapi nubuat-nubuat perjanjian lama adalah tujuan agung yang dimiliki


Kristus, dan menjadi bukti bahwa dialah Mesias. “Dialah yang menanggung penyakit
kita”, dosa membuat penyakit menjadi kesengsaraan bagi kita, demikianlah Kristus
menghapus dosa dengan kuasaNya dan menyembuhkan segala penyakit dengan mujizat-
mujizat yang dilakukanNya sepanjang hidupNya.

12
Charles H Talbert, “Matthew” (America:Library of Congress Cataloging in Publication Data,2010), 188
Ia menanggung penyakit kita pada waktu ia memikul dosa-dosa kita dalam tubuhNya
sendiri diatas kayu salib, karena dosa merupakan penyebab dari pada penyakit. Tubuh kita ini
tidak dapat bebas dari berbagai macam penyakit dan malapetaka dan Yesus Kristus
menanggung penyakit kita semua.

Penerjemah Kristen pada awalnya menemukan nubuat ini digenapi dalam Yesus,
tetapi ayat ini dipilih bukan karena minat kristologi, dan kapan itu disinggung ditempat lain
dalam PB. Dalam kaitannya dengan Yesus, pelayanan penyembuhan. Yesaya 53
menyarankan bahwa interpretasi metaforis ini mewakili bahasa nabi tentang “kelemahan dan
penyakit”. Dengan demikian bagi Matius sosok Yahweh di Yesaya, yang dicari orang Kristen
pada awalnya hanya untuk penjelasan tentang penderitaan dan kematian Yesus, sebuah model
yang lebih holistik untuk pelayanan Yesus secara keseluruhan.13

Bahkan meskipun hari sudah malam, mereka terus berdatangan untuk membawa
segala penyakit yang mereka derita untuk disembuhkan, mereka bahkan tidak berfikir untuk
pulang. Penginjil tidak pernah merincikan seberapa banyak orang yang akan disembuhkan. 14

Sebuah kutipan yang bersumber dari aram, dan berbeda dengan septuaginta
mengatakan mengenai nats ini. Bahwa perikop ini dianggap oleh orang-orang Yahudi
dikemudian hari sebagai acara mesianik dan dipahami sebagai penyakit yang sesungguhnya
yang diterima oleh hamba itu sendiri sebagai pengganti atas hukuman terhadap orang lain.
Matius melihat ini merujuk pada karya penyembuhan Yesus, mungkin adanya pemahaman
dengan kata-kata “mengambil” dan “menanggung”.15

Penulis mengingatkan pembaca bahwa tindakan Yesus tidak ingin menunjukkan


semata-mata diriNya sendiri, mereka juga tidak dengan sendirinya memberikan bukti yang
cukup tentang identitas dan misi sebenarnya. Bukan melalui mujizat yang membuktikan,
tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu, sangatlah menarik berbagai perubahan
yang diantarkannya kedalam narasi. Disini kita melihat Yesus Kristus melakukan peranNya
yang biasa dan lebih reaktif sebagai tabib, dengan orang-orang menderita yang dibawa
kepadaNya. Selain itu keheningan menyertai tindakan penyembuhan (14-15), dengan Yesus
yang menghusir roh jahat dengan sebuah kata. Perlu kita ketahui, rumah itu yang dulunya
merupakan ruang penyembuhan pribadi, sekarang terbuka untuk ruang penyembuhan publik.

13
R.T France “The Gospel Of Matthew” (USA:Eerdmans Publishing Co,2007),325
14
Manlio Simonetti “Ancient Christian Commentary on Scripture-Matthew 1-13” (USA:InterVarsity
Press,2001),143
15
F.W Green “The Gospel According to Saint Matthew” (London:Clarendon Press,1936), 157
Pada ayat (16) menunjukkan perubahan waktu, namun tidak menunjukkan adanya pengaturan
perubahan waktu. Karena bukan hanya keadaan ibu mertua Petrus yang diubah, tetapi juga
keadaan rumah Petrus.

Dalam teks ini juga memperlihatkan halaman rumah yang khas, seperti ada ruangan
yang menghubungkan dengan tetangga lainnya. Rumah Petrus adalah tempat dimana orang-
orang dibawa kepada Yesus. Hubungan naratif antara rumah dan penyembuhan mungkin
didasarkan pada pengalaman pembaca asli Matius, yang bagi siapa gereja,rumah akan
berfungsi sebagai tempat penyembuhan dan ritual.16

 Skopus

Dalam teks ini, menurut saya terdapat teologi “Keselamatan” melalui penyembuhan-
pennyembuhan yang dilakukan Yesus Kristus dalama perjalanan pelayanan dan
pengajaranNya.

 Keparalelan Teks

Injil “Matius 8:14-17” ini memiliki keparalelan dengan injil lainnya, yakni “Markus
1:29-34” dan “Lukas 4:38-41”. Berikut

MATIUS 8:14-17 MARKUS 1:29-34 LUKAS 4:38-41


Dikatakan bahwa Yesus Dikatakan bahwa Yesus baru Sama halnya dengan injil
sudah tiba dirumah Petrus keluar dari rumah ibadat dan Markus, bahwa Yesus baru
dan mendapati ibu menuju rumah Petrus keluar dari rumah ibadat
mertuanya sakit dan menuju rumah Petrus
Ibu mertua Petrus sedang Ibu mertua Petrus juga Ibu mertua Petrus sedang
terbaring karena sakit terbaring karena demam, dan terbaring karena “demam
demam, lalu Yesus Yesus menyembuhkannya keras” dan Yesus berdiri
memegang tangannya dan dengan memegang tangannya disebelahnya dan
demamnya sembuh menghardiknya lalu
lenyaplah demam itu

16
Walter T.Wilson “The Uninvited Healer” Sagepub co UK/JournalsPermission nav, 19 Nov,16:00
Menjelang malam Yesus Menjelang malam, orang- Setelah matahari terbenam,
menyembuhkan orang orang membawa kepada orang membawa sakitnya
yang kerasukan setan dan Yesus orang yang sakit dan pada Yesus dan Yesus
penyakit kerasukan untuk disembukan meletakkan tangan diatas
kepala mereka untuk
menyembuhkan
Pada ayat terakhir dalam Tidak ada teks tentang Tidak ada teks tentang
perikop ini, dikatakan penggenapan firman penggenapan firman
Yesus menggenapi firman
yang disampaikan oleh
nabi Yesaya
Daftar Pustaka

Sitompul,A.A dan Bayer,Ulrich.2016 “Metode Penafsiran Alkitab” Jakarta:BPK Gunung


Mulia

Kingsbury, Jack Dean.1995 “Injil Matius Sebagai Cerita”. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Drewes, B.E.1998 “Satu Injil Tiga Pekabar”. Jakarta:Gunung Mulia

Drane, John. 2016 “Memahami Perjanjian Baru” Jakarta:Gunung Mulia

Guthrie, Donald.2015 “Pengantar Perjanjian Baru” Surabaya:Momentum

De Heer, J.J. 2003 “Injil Matius” Jakarta:BPK Gunung Mulia

Bonkamn, Gunther. 1963 “Traditional and Interpretation In Matthew” London:SCM Press

France, R.T. 2007 “The Gospel Of Matthew” USA:Eerdmans Publishing Co

Kingsbury, Jack Dean. 1995 “Injil Matius Sebagai Cerita” Jakarta:BPK Gunung Mulia,

W.Barnes Tatum “Did Jesus Heal Simon’s Mother in Law a Fever” (Dialogue, 27 no 4 Wint
1994) 19 Nov 17:00

Barclay, William. 1956 “The Gospel Of Matthew” Philadelphia:Westminster Press

Talbert, Charles H. 2010 “Matthew” America:Library of Congress Cataloging in Publication


Data

Simonetti, Manlio. 2001 “Ancient Christian Commentary on Scripture-Matthew 1-13”


USA:InterVarsity Press

Green, F.W. 1936 “The Gospel According to Saint Matthew” London:Clarendon Press

Walter T.Wilson “The Uninvited Healer” Sagepub co UK/JournalsPermission nav, 19


Nov,16:00

Anda mungkin juga menyukai