Anda di halaman 1dari 191

TAFSIR SURAT EFESUS

Teologi Biblika memiliki fokus yang lebih sempit. Teologi Biblika


mengambil informasi hanya dari Alkitab (dan dari informasi sejarah yang
menjelaskan lebih luas tentang peristiwa-peristiwa sejarah di Alkitab). Jadi natur
dari Teologi Biblika adalah exegetikal, yaitu mempelajari doktrin-doktrin dari
berbagai periode sejarah atau mempelajari kata-kata dan pernyataan-pernyataan
dari penulis-penulis tertentu. Hal ini memungkinkan orang yang mempelajari
Alkitab untuk menentukan penyataan Allah dalam periode sejarah.
Tiga istilah penting yang patut diperhatikan dalam Teologi Biblika, secara
khusus dalam penafsiran Alkitab, yaitu: hermeneutik, exegesis (penafsiran), dan
eksposisi. Hermeneutik lebih condong kepada penyelidikan prinsip-prinsip,
hukum-hukum dan cara-cara penafsiran Alkitab.
Sedangkan exegesis (bhs. Inggris) lebih condong kepada penggunaan
prinsip-prinsip, hukum-hukum dan cara-cara ini. Prinsip-prinsip hermeneutik
sebetulnya diperoleh melalui usaha dan pekerjaan penafsiran (exegesis). Millard
J. Erickson mengatakan bahwa seorang ahli teologi sistematika tergantung pada
hasil karya dan wawasan para peneliti di bidang eksegese. 1
Eksposisi, menurut Kamus Ilmiah Populer: pemaparan, penjelasan terinci
tentang sesuatu hal serta ditampilkan contoh, gambar, grafik, angka, dan lain-lain.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia: uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan
(misalnya suatu karangan); bagian awal karya sastra yang berisi keterangan
tentang tokoh dan latar belakang historis.
Menurut Hasan Sutanto dalam bukunya Hermeneutik: Prinsip dan Metode
Penafsiran Alkitab, Eksposisi berhubungan dengan penafsiran. Jika penafsiran
mengkonsentrasikan perhatian terhadap arti suatu bagian dari Alkitab, eksposisi
lebih memberi penjelasan terinci, memperhatikan aplikasi dan hubungan dari
bagian Alkitab tersebut dengan konteks si penafsir. Dari sini jelas hubungan antara
penafsiran dan eksposisi: Penafsiran adalah dasar dari eksposisi, sedangkan
eskposisi adalah pernyataan dari penafsiran.
Stott mengatakan bahwa eksposisi sangat penting dan manfaatnya sangat
besar, baik bagi pengkhotbah sendiri maupun jemaat. Dalam mengeksposisikan
satu kitab dalam PB, kita tidak bisa memilih teks-teks yang gampang
dieksposisikan saja. Kita harus menyelidiki setiap teks dalam kitab tersebut. 2

1
Millard J. Erickson, Teologi Kristen, Vol.I, Cetakan ke-2 (Malang, Jawa Timur: Gandum Mas,
2004), 31
2
John Stott, Only One Way, The Message of Galatian (Grand Rapids: Inter Varsity Press, 1968),
7
Bahaya salah tafsir atau tafsiran di luar konteks atau tafsiran rohani yang
mengambang semakin dihindari kalau kita menggunakan metode penafsiran
Alkitab, karena setiap teks harus diselidiki dalam konteks seluruh kitab yang
dieksposisikan.

RELASI TEOLOGI BIBLIKA DENGAN DISIPLIN LAIN

__________________________________

Introduksi Alkitab Hermeneutik

Eksegese

Teologi Sistematik, Teol Alkitab, Sejarah, Pastoral, Misi, PAK, dll

Eksposisi

PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN ALKITAB


SECARA KHUSUS

Bahasa kiasan mengambil porsi yang besar dalam Alkitab, entah itu dalam
bentuk pendek, misalnya metafora atau bentuk yang lebih panjang, misalnya
perumpamaan, bahkan untuk bentuk yang sangat panjang, seperti gaya sastra
apokaliptik yang hampir mencakup seluruh kitab Wahyu.
Yang dapat dikategorikan dalam bahasa kiasan adalah berbagai jenis kiasan
pendek, perumpamaan, alegori, simbol, tipe, syair, tulisan apokaliptik, dan lain-
lain. Sama dengan persoalan bahasa kiasan, para sarjana juga tidak ada
kesepakatan umum tentang bentuk sastra.
A. Bentuk Kiasan yang Pendek

Yang dimaksud dengan bahasa kiasan adalah suatu cara komunikasi (lisan
atau tertulis) yang menyampaikan suatu berita dengan cara membandingkan, atau
mengasosiasikan dengan hal lain. Ia berbeda dengan bahasa harfiah.
Bahasa kiasan sangat berguna dalam menjelaskan hal-hal yang sulit
dimengerti atau abstrak. Bahasa kiasan berhubungan erat dengan syair, alat efektif
untuk mengekspresikan emosi diri seorang atau membangkitkan emosi orang lain.
Berdasarkan observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa penafsiran bahasa
kiasan dalam Alkitab adalah tugas yang tidak mudah. Sebab ini menuntut
kesensitifan dan kewaspadaan dalam penerapan prinsip-prinsip penafsiran. Ada
banyak jenis bahasa kiasan pendek.

1. Bersifat Perbandingan

a. Simile
Simile adalah bahasa kiasan yang membandingkan dua obyek dengan
memakai kata-kata seperti, bagaikan. Biasanya simile hanya membandingkan
persamaan dua obyek ini. PL berisi banyak simile, sedangkan di PB, banyak
ditemui di surat-surat Paulus, terutama di kitab Wahyu.

b. Metaphor (metafora)
Metaphor adalah bahasa kiasan yang membandingkan secara langsung dua
obyek dengan tujuan yang jelas. Biasanya dua obyek tidak mirip, tetapi obyek
yang dibandingkan itu mengambil alih sebagian sifat, pengertian dari obyek lain.
Contoh: Ucapan Tuhan Yesus tentang Herodes.
Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu …. (Luk 13:32)
Walaupun secara jasmani Herodes tidak mirip dengan serigala, tetapi secara
sifat mereka sama.
Metaphor yang dipakai untuk melukis Allah disebut anthropopathisme
(perasaan, kegemaran dan keinginan manusia yang dipakai untuk melukis Allah;
Ibr 10:31) dan anthropomorphisme (bentuk/organ manusia yang dipakai untuk
melukis Allah; Kel 15:3)

2. Bersifat Asosiasi
a. Metonymy
Metonymy adalah bahasa kiasan yang mencoba menghubungkan satu hal
dengan hal lain karena keduanya sering diasosiasikan, atau yang satu dapat
menunjuk yang lain.
Contoh: Roma 3:30, kata-kata orang-orang bersunat dan orang-orang tak
bersunat; masing-masing menunjuk orang Yahudi dan orang non-Yahudi.

b. Synecdoche
Synecdoche adalah bahasa kiasan yang mengasosiasikan dua obyek, yang
sebenarnya mempunyai hubungan bagian dengan keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh: Kisah Rasul 27:37, kata jiwa jelas bukan menunjuk bagian jiwa dari
manusia, tetapi manusia seutuhnya.

3. Bersifat Mempribadikan

a. Personifikasi
Personifikasi adalah bahasa kiasan yang memberi pelukisan yang bersifat
mempribadikan atas suatu hal. Bahasa demikian sangat cocok untuk gaya
komunikasi yang bersifat imajinatif atau emosional. Jenis ini paling sering
ditemukan dalam kitab atau bagian syair dalam Alkitab.
Contoh: Mazmur 98:8, Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-
gunung bersorak-sorai bersama-sama.

b. Apostrope
Apostrope sangat dekat dengan personifikasi. Hanya apostrope dipakai
dalam suatu seruan, atau yang sejenisnya, yang ditujukan kepada suatu obyek
sekaligus mempribadikannya. Biasanya obyek yang menerima seruan itu, tidak
hadir di depan pembicara atau hanya berada dalam imajinasinya.
Contoh: Yesaya 54:1, Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah
melahirkan.

4. Bersifat Menekankan Suatu Arti/arti yang sebaliknya


a. Hiperbola
Hiperbola adalah bahasa kiasan yang dengan sengaja membesar-besarkan
sesuatu demi penegasan.
Contoh: Mazmur 119:136a, Airmataku berlinang-linang seperti air.

b. Ironi
Ironi adalah bahasa kiasan yang menyampaikan arti sebaliknya, dengan
demikian diharapkan dapat memberikan penegasan. Dalam komunikasi lisan,
ironi lebih mudah diketahui dari nada si pembicara.
Contoh: 1 Korintus 4:8, Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa
kami kamu telah menjadi raja …

5. Menghindari Kata/Ungkapan yang Kurang Disenangi (Euphemisme)


Euphemisme adalah bahasa kiasan yang mencoba menggantikan suatu
kata/ungkapan dengan kata/ungkapan yang walaupun tidak begitu berhubungan
langsung, tetapi yang dianggap lebih halus atau sopan.
Contoh: Imamat 18:6, Siapapun di antaramu janganlah menghampiri
seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkap auratnya.

6. Bersifat Memfokuskan Pemikiran Kepada Suatu Ide (Interogasi)


Interogasi adalah semacam pertanyaan retoris yang tidak perlu dijawab,
tetapi maksud atau jawabannya sudah jelas.
Contoh: Yeremia 32:27, Mazmur 8:5a, Matius 7:16b.

B. Perumpamaan
Perumpamaan dalam Alkitab adalah cerita-cerita yang dipakai dengan
maksud untuk menjelaskan suatu ajaran moral atau kebenaran rohani, karena
cerita ini memiliki beberapa persamaan dengan ajaran atau kebenaran tersebut. Itu
sebabnya perumpamaan sering disebut sebagai yang cerita berasal dari dunia
tetapi dengan makna surgawi. 3 Diperkirakan bahwa perumpamaan mengambil
porsi sepertiga dari pengajaran Tuhan yang tercatat, dan berjumlah sekitar 60. 4
Sumber dari perumpamaan kebanyakan berasal dari kehidupan sehari-hari.
Tuhan Yesus menaruh banyak perhatian kepada keadaan, peristiwa, kebiasaan di
sekitar Dia (pertanian, kehidupan keluarga, peradilan, pernikahan, perdagangan,
politik, hukum sipil, milik pribadi, struktur masyarakat, cuaca, dan sebagainya).
Praktik demikian sangat umum bagi rabi pada jaman itu.
Tujuan dari perumpamaan, pada dasarnya adalah untuk mengajar suatu
kebenaran. Sebab dengan pemakaian perumpamaan, para pendengar lebih mudah
mengerti kebenaran rohani. Struktur perumpamaan biasanya terdiri dari tiga unsur,
yakni:
1. Alasan/sebab/latarbelakang diberinya perumpamaan
2. Isi perumpamaan
3. Pengajaran/penjelasan/penutup
Berdasarkan sedikit pengenalan terhadap perumpamaan dalam PB, terdapat
beberapa prinsip penafsiran yang perlu diperhatikan.
* Perhatikan unsur alasan/sebab/latarbelakang dan pengajaran/penjelasan/
penutup dari suatu perumpamaan.
* Kuasai isi perumpamaan tersebut dengan baik. Penafsir dianjurkan melihat
perumpamaan dari sudut teologi Kerajaan Allah. Selalu perhatikan jalan
cerita, tujuan utama dan sifat/nada perumpamaan tersebut. Jangan melalaikan
gejala pengertian ganda dan perumpamaan bentuk ganda.
* Kuasai terlebih dahulu pengertian harfiah dari suatu perumpamaan. Jangan
terburu-buru mencoba menafsir pelbagai aplikasi atau masuk ke pengertian
figuratif. Selidiki latarbelakang, adat, budaya, kebiasaan, sejarah dan lain-lain
di belakang perumpamaan tersebut. Penafsir jangan melalaikan ungkapan
khusus di dalam perumpamaan.
* Biasanya pada satu perumpamaan hanya terdapat satu tujuan utama, walaupun
tidak selalu demikian. Hati-hati dalam mencari analogi yang terlalu terinci,
kecuali jika Alkitab sudah jelas mengatakan demikian. Pada umumnya
analogi-analogi ini mendukung tujuan utama dari perumpamaan.
* Buatlah satu tafsiran yang natural dan sederhana untuk perumpamaan. Periksa
kembali, apakah tafsiran yang dibuat menjelaskan dan mendukung tujuan
utama perumpamaan tersebut, bahkan tujuan umum dari kitab Injil yang
bersangkutan.

3
G. A. Buttrick, The Parables of Jesus (Grand Rapids, Micigan: Baker Book House, 1979), xv;
Bnd. Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, 253
4
Archibald M. Hunter, Interpreting the Parables (Philadelphia: The Westminster Press, 1960),
7. 9
* Perumpamaan bukan dasar yang baik untuk membangun doktrin. Hasil
tafsiran suatu perumpamaan sebaiknya dicocokkan kembali dengan
pengajaran Alkitab secara umum.

C. Alegori
Alegori mungkin saja memiliki beberapa tujuan disamping satu tujuan yang
menonjol, dan analogi-analogi dalam alegori tidak selalu hanya mendukung satu
tujuan saja.
Alegori adalah perumpamaan yang jauh lebih rumit dan lain dengan
perumpamaan. Alegori tidak begitu memperhatikan nasehat moral tetapi lebih
memperhatikan kebenaran yang bersifat teoritis.
Dalam PL dan PB terdapat alegori (Mzm 80:9-16; Yes 5:1-6; Ams 5:15-18;
Yeh 13:8-16; Yoh 10:1-16; 15:1-10; 1Kor 3:10-15; Gal 4:21-31; Ef 6:11-17).
Dengan metode pengajaran atau penafsiran demikian, penulis-penulis Alkitab
dapat menyampaikan kebenaran dengan efektif.
Alegori dalam Alkitab jelas berbeda dengan metode penafsiran alegori, atau
pengalegorisasi dari sementara penafsir di kemudian hari. Sebab, metode
penafsiran pengalegorisasi telah menyimpang dari jiwa metode pengajaran atau
penafsiran alegori Alkitab. Pemakaian penafsiran ini sering mengabaikan maksud
dari penulis Alkitab, dan memaksakan maksud dirinya ke dalam bagian Alkitab
yang hendak ditafsir. Beberapa prinsip penafsirannya:
1. Mengerti isi alegori ini dengan memperhatikan tujuan utama alegori yang
bersangkutan.
2. Perhatikan konteks alegori tersebut. Bila perlu seluruh kitab yang
bersangkutan perlu dibaca berulang kali. Dalam penyelidikan konteks, selalu
perhatikan sebab/alasan diberinya alegori, pendengar, hasil/pengajaran
berikutnya, dan lain-lain.
3. Banyak alegori dapat dimengerti dari penjelasan yang tercantum di dalamnya.
4. Buatlah selalu penafsiran yang didukung oleh alegori itu sendiri atau
penjelasan yang senatural mungkin. Jangan mencoba menjelaskan setiap butir
perbandingan jika itu tidak mungkin.
5. Perhatikan juga bagian lain dari Alkitab, sehingga mendapat data tambahan
dalam penafsiran.
6. Jangan melalaikan kebiasaan, adat, budaya, ungkapan, dan lain-lain yang
berhubungan dengan alegori tersebut.
7. Jangan ditafsirkan dengan pengertian harfiah saja. Tetapi sebelum menafsir
secara kiasan, seorang penafsir perlu menguasai pengertian harfiahnya terlebih
dahulu.
D. Simbol
Simbol adalah suatu tanda yang memberi suatu pengertian khusus. Bukan
saja di Alkitab, tetapi dalam kehidupan sehari-hari selalu ditemukan simbol,
misalnya burung merpati adalah simbol perdamaian.
Suatu simbol yang sama mungkin memberi dua bahkan lebih pengertian
yang berbeda. Misalnya Matius 10:16; merpati adalah simbol dari ketulusan,
tetapi di Yesaya 38:14 suara merpati melambangkan keluh kesah, bahkan di
Hosea 7:11 merpati melukiskan kebodohan. Beberapa metode atau prinsip
penyelidikan simbol:
1. Tidak ada hukum tertentu yang dapat dipakai untuk setiap kasus. Perlu
penyilidikan kasus per kasus.
2. Tidak setiap simbol mempunyai pengertian simbolik (kasus warna, angka,
logam).
3. Perhatikan ciri yang umum, yang utama, yang penting dari simbol tersebut.
Simbol pertama harus dimengerti dalam pengertian harfiah.
4. Perhatikan latarbelakang dari simbol tersebut. Penemuan arkeologi adalah
sumber baik tentang data jenis ini. Jangan menafsir simbol Alkitab
berdasarkan latarbelakang modern.
5. Penjelasan simbol yang tercatat di bagian Alkitab yang bersangkutan adalah
keterangan paling penting.
6. Perhatikan konteks dan tujuan dari bagian Alkitab tersebut.
7. Gunakan konkordansi untuk mencari ayat-ayat yang berhubungan. Perhatikan
jumlah pemakaiannya dan kitab-kitab yang memakainya. Tetapi, setiap kasus
mungkin memberi pengertian sendiri.
8. Penafsiran yang natural, sederhana adalah penafsiran yang paling baik.

E. Tipologi
Tipologi adalah suatu korespondensi dalam satu, atau beberapa aspek antara
tokoh, peristiwa, benda dan lain-lain di dalam PL dengan tokoh, peristiwa, benda
dan lain-lain yang lebih dekat, atau sejaman, dengan penulis PB. Dengan kata lain,
tipe adalah suatu bayangan dari suatu kebenaran yang terdapat dalam PL;
sedangkan perwujudannya, yakni antitipe, terdapat di dalam PB.
Simbol berbeda dengan tipologi dalam hal waktu. Simbol memberi suatu
makna tanpa harus ada hubungan dengan masa akan datang. Sedangkan tipologi
selalu menunjukkan hubungan antara tipe, yang di PL dan antitipe di PB.
Tipologi biasanya lebih rumit dan teliti, sehingga melibatkan lebih banyak
data, sedangkan simbol biasanya hanya mengandung satu makna. Tipologi hanya
terdapat dalam Alkitab, sedangkan simbol terdapat dalam segala bahasa dan
literatur. Beberapa prinsip penafsiran tipologi:
1. Apakah hubungan tipologi itu sungguh ada.
Penafsiran tipologi sebaiknya dimulai dari PB. Jika penulis PB tidak
mencatatnya dengan jelas, misalnya kasus Abraham mempersembahkan Ishak
(Kel 22; Ibr 11:17-19; Yak 2:21-22), sebaiknya penafsir Alkitab mengambil
sikap yang ekstra hati-hati.
2. Periksalah setiap kasus dengan teliti (konteks, tujuan, penekanan dan data dari
ayat-ayat yang bersangkutan)
3. Baik tipe maupun antitipe perlu dipelajari dalam pengertian sejarah.
4. Tipologi selalu berkisah tentang Kristus, khususnya penyelamatan-Nya. Jadi,
penafsiran tipologi harus memberi penekanan yang cukup memadai untuk
aspek ini
5. Tipe di PL tidak mungkin mengandung makna yang lebih tinggi dari antitipe
di PB
6. Jangan membangun doktrin atas tipologi yang tidak jelas.

F. Syair
Syair adalah semacam gaya tulisan yang mengambil bagian sebanyak
sepertiga hanya di PL saja. Syair dalam Alkitab dapat dibagi dalam bahasa Ibrani
dan Yunani (PL dan PB) yang berlatarbelakang cukup berbeda dan rumit.

G. Nubuat
Dari 23.210 ayat Perjanjian Lama, terdapat 6.641 ayat mengandung data
yang bersifat melamar (memberitahu sebelumnya), ini sama dengan 28, 5 %.
Sedangkan dari 7.914 ayat PB terdapat 1.711 ayat yang berisi bahan lamaran, ini
sama dengan 21,5 %. Secara keseluruhan, dari 31.124 ayat Alkitab terdapat 8.352
ayat, atau 27%, yang mengandung data melamar. Nubuat digenapi sampai hal-hal
yang kecil.
Kepentingan penafsiran nubuat bukan saja karena jumlah ayat-ayat yang
bersifat nubuat sangat banyak, tetapi juga karena ayat-ayat demikian sulit ditafsir
dan sering menimbulkan perdebatan yang sangat sengit (misalnya Why.20:5;
Premillennialisme, Postmillennialisme, Amillennialisme). Beberapa prinsip
penafsiran nubuat:
1. Apakah bagian yang hendak ditafsir adalah sungguh bersifat nubuat?
2. Perhatikan latarbelakang yang berhubungan dengan nubuat dan tujuan utama
dari kitab bersangkutan. Jangan membuat suatu sistem yang kaku terhadap
nubuat.
3. Perhatikan perbedaan antara tipologi dan nubuat.
4. Apakah nubuat tersebut bersifat mengajar atau melamar?
5. Perhatikan ciri-ciri nubuat.
6. Perhatikan penekanan Kristologis dalam penafsiran nubuat.
7. Pilihlah tafsiran yang sederhana dan wajar

H. Apokaliptik
Dalam dunia penafsiran tidak terdapat kesepakatan tentang definisi istilah
apokaliptik. Hingga kini, belum ada kesepakatan tentang jumlah buku jenis
Apokaliptik. Hanya, pada dasarnya, para sarjana dapat menerima ciri-ciri kitab
Apokaliptik.
Di dalam Alkitab terdapat literatur berciri Apokaliptik, misalnya kitab
Daniel dan kitab Wahyu. Selain dua kitab ini, Yesaya 24-27, Ezra 38-39; nubuat
dari Joel, Zakharia 9-14, Markus 13, 1 Korintus 15 dan 2 Tesalonika 2 juga
memiliki ciri apokaliptik. Perbedaan apokaliptik Alkitab dan luar Alkitab, sebagai
berikut:
1. Apokaliptik alkitabiah tidak hilang kesadarannya sebagai nabi, sedangkan
Apokaliptik umum hilang
2. Apokaliptik alkitabiah menunjukkan nama asli penulis, sedangkan yang
umum tidak
3. Dibandingkan pandangan pesimistis terhadap dunia kini, Apokaliptik
alkitabiah lebih seimbang
4. Apokaliptik umum melihat jaman sekarang jahat dan tanpa makna, tetapi bagi
penulis apokaliptik alkitabiah, justru dalam sejarah Allah telah memulai
lembaran baru dengan pekerjaan penebuasan-Nya
5. Apokaliptik Alkitabiah lebih bersifat nubuat, yang menekankan nasihat moral
dan kehidupan. Sedangkan apokaliptik umum tidak.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang penafsir dalam
penafsiran Apokaliptik.
 Walaupun terdapat perbedaan antara nubuat dan apokaliptik, tetapi dalam
banyak aspek, keduanya sangat dekat. Jadi, bisa dipertanggungjawabkan
jika menerapkan prinsip dan metode penafsiran nubuat atas apokaliptik.
 Apokaliptik sangat menonjol dalam hal eskatologi. Ingat ajaran Yesus
dalam Matius 24:36, Kisah Rasul 1:7.
 Perlu memperhatikan ciri khas literatur apokaliptik yang terdapat dalam
Alkitab. Perhatikan topik, ramalan, latar belakang sejarah dan bahasa
simboliknya.
 Perlu memperhatikan penjelasan penulis, konteks, bahkan literatur
apokaliptik umum jaman itu.
 Perhatikan dampak dari bahasa simbolik yang jelas sangat emosional.
 Perhatikan bagian yang pararel dan juga nubuat di PL. Selalu menanyakan
apakah ramalan/nubuat apokaliptik telah/belum digenapi.
 Perhatikan aspek simbol yang dipakai dalam apokaliptik.

PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN PB


SECARA UMUM

Analisa Teks

Hasan Sutanto dalam bukunya Hermeneutik: Prinsip dan Metode


Penafsiran Alkitab memaparkan prinsip-prinsip dan metode penafsiran PB secara
khusus. Terdapat empat hal yang perlu ditegaskan dalam relasi dengan analisa
teks.
1. Analisa teks bukan dimulai dengan suatu presuposisi yang tidak hormat atau
tidak percaya kepada firman Allah, tetapi sebaliknya.
2. Pada dasarnya, analisa teks didukung dengan metode yang ilmiah dan logis,
salinan dan terjemahan-terjemahan kuno yang cukup kaya. Sebenar-nya,
Alkitab bukan saja dibuktikan ketepatannya dari penemuan arkeologi dan
tulisan-tulisan kuno, bahkan dibandingkan dengan buku-buku lain, salinan
Alkitab dapat diandalkan melebihi buku-buku lain (mis.buku-buku
Tacitus).
3. Dalam PB, dari 150.000 naskah-naskah Yunani, hanya 400 naskah yang
menimbulkan persoalan. Dan dari 400 naskah ini hanya terdapat 50 naskah
yang harus dipertimbangkan dengan serius. 5
4. Penyalinan naskah-naskah PB dilakukan dengan sikap yang sangat teliti. Ini
berhubungan dengan sikap hormat dari penyalin terhadap Alkitab, Kitab

5
Josh McDowell, Evidence That Demands A Verdict Vol.1 (Arrowhead Springs, California:
Campus Crisade for Christ International, 1972), 44
yang suci. Bagi PB, biasanya hasil salinan penyalin dicek oleh seorang
korektor atau pemeriksa. 6

Sejarah Singkat Pembentukan Kanon PB

1. Masa Awal
Mulai sekitar tahun 30-50-an, belum terdapat suatu kitab yang dituliskan
untuk pengikut Kristus. Mungkin karena saksi mata tentang Juruselamat masih
hidup, pekerjaan PI yang sangat mendesak, serta pengharapan akan kedatangan
Tuhan yang segera. Walaupun demikian, kemungkinan mecatat ajaran dan
perbuatan Tuhan Yesus oleh pengikut-Nya, dalam bentuk fragmen, tetap ada.

2. Masa Penulisan
Setelah gereja resmi berdiri dan pekerjaan PI giat dilakukan, timbullah
kebutuhan di tengah-tengah jemaat yang berhubungan dengan persoalan teologi,
praktis, etis atau penganiayaan atas jemaat-jemaat Tuhan. Sehingga para rasul
merasa terdesak untuk menulis surat maupun kitab Injil.
Kitab-kitab ini dibaca terlebih dahulu di hadapan jemaat yang bersangkutan,
kemudian disalin dan disebar-luaskan ke jemaat-jemaat lain (Kol. 4:16, 2 Ptr.3:15-
16, Why.22:18-19).
 Surat Yakobus ditulis sekitar 45-49 M (pertama ditulis)
 1 dan 2 Tesalonika ditulis sekitar 51-52 M
 Kitab Wahyu ditulis sekitar 90-95 M (terakhir ditulis)

3. Masa Penentuan Kanon


Kebutuhan akan kanon PB lebih urgen lagi dengan munculnya seorang
bidat bernama Marcion. Ia hanya menerima Injil Lukas dan 10 Surat Paulus. Tetapi
Gereja memiliki sikap yang jelas dalam hal ini.
Bukti yang mungkin paling penting berasal dari Irenaeus, seorang murid
Polycarp (murid rasul Yohanes). Irenaeus menjadi uskup di Lyons, Gaul (180 M).
Dalam tulisannya, ia mengakui empat Injil, Kisah Rasul, Roma, 1 dan 2 Korintus,

6
B.M. Metzger, The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration
nd
2 . ed. (New York: Oxford Univ. Press, 1968), 15
Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus, 1
Petrus, 1 Yohanes dan Wahyu sebagai kanon. 7
Pada tahun 367, Athanasius, uskup Alexandria mencantumkan dengan jelas
daftar 27 kitab PB dalam suratnya.
Kemudian pada Konsili Hippo (393), dan konsili-konsili berikutnya,
diumumkan daftar kitab-kitab PB yang berjumlah 27 kitab ini.
Dengan demikian, pengakuan akan 27 kitab PB sebagai kanon, bukan
dibuat pada suatu konsili, tetapi melalui pergumulan panjang orang-orang Kristen
di tengah-tengah kehidupan mereka yang penuh tantangan dan kesulitan, dalam
jangka waktu yang cukup panjang.
Sejak abad ke-4 tidak ada perubahan tentang isi dalam kanon yang diakui,
meskipun sejak periode Reformasi sampai sekarang banyak pandangan pribadi
yang telah diutarakan.
Martin Luther secara terang-terangan menolak Surat Yakobus, terutama
karena ia nampaknya tidak sesuai dengan doktrin pembenaran oleh iman. Calvin
meragukan 2 Petrus. 8
Sebenarnya, pengakuan atas kanon PB bukan sesuatu yang dibuat dengan
mudah dan tanpa sadar, tetapi suatu pengakuan yang berdasarkan pengujian yang
ketat, sungguh-sungguh, lama dan universal.

Bahasa Naskah Kuno PB


Bahasa utama yang dipakai oleh penulis-penulis PB adalah bahasa Yunanai
Koine (bahasa Yunani Hellenistik atau Yunani umum, semacam bahasa yang
cukup populer di Palestina pada saat itu).
Walaupun bahasa Latin adalah bahasa resmi, tetapi bahasa Yunani masih
tetap populer bahkan di Kota Roma sendiri. Bahasa Yunani jelas dipengaruhi oleh
bahasa Aram, suatu bahasa yang dipakai di Palestina bahkan sampai abad 7
(Mrk.5:41; 7:34; 14:36; 15:34).

Bahan-Bahan Salinan Kuno


Penafsir PB biasanya hanya memperhatikan dua bahan utama untuk
penulisan semua salinan kuno PB, yakni papyrus dan kulit binatang; seperti
kambing, domba, kijang, terbuatlah perkamen. Sedangkan dari kulit anak sapi

7
F.F. Bruce, The Books and the Parchments (London: Pickering & English, Ltd., 1971), 106-
107.
8
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru. Terjemahan (Malang: Gandum Mas, 1992), 508.
terbuat perkamen yang berkualitas lebih tinggi, vellum. Pada akhir abad I,
mulailah bentuk buku, yang mirip dengan buku modern, yang diberi nama codex.

Pengenalan Salinan/Teks PB
PB telah selesai ditulis pada abad yang pertama, hanya hari ini tidak ada
naskah aslinya. Tetapi beruntung sekali, naskah-naskah asli ini telah disalin,
bahkan pada abad pertama. Sejak waktu itu pekerjaan ini terus dilakukan. Setelah
abad ke-15 barulah pekerjaan penyalinan diganti dengan percetakan. 9
Terdapat sebagian salinan kuno dengan gaya tulisan yang tidak memberi
jarak antara kata atau kalimat. Pembagian kata, tanda-tanda bacaan, kadang-
kadang dapat terbaca dari papyrus yang ditulis abad ke-3. Sampai abad ke-8,
pemakaian tanda-tanda baca masih belum populer. Ini membuat penentuan arti
dari suatu kata atau kalimat sedikit rumit.
Tetapi karena bahasa Yunani memiliki tata bahasanya tersendiri, misalnya
suatu kata Yunani hanya akan diakhiri dengan suatu huruf hidup atau satu dari tiga
huruf mati, v, r dan z. Ditambah lagi kebiasaan mereka membaca suatu karangan
per-suku-kata dengan nyaring, maka tugas menentukan huruf-huruf dari suatu kata
bukanlah suatu tugas yang mustahil.
Pada salinan-salinan kunopun dapat ditemukan sistem pembagian fasal.
Sistem ini tidak seragam, misalnya codex Vaticanus (B) membagi Injil Matius
dalam 170 fasal, sedangkan codex Alexandrinus (A) dalam 68 fasal.
Biasanya, pada awal setiap fasal diberi semacam ringkasan atau judul.
Sedangkan kepada setiap kitab diberi sejenis introduksi yang singkat tentang
penulis, isi, situasi penulis kitab tersebut.
Pada salinan-salinan yang paling tua, judul dari beberapa kitab PB cukup
singkat, hanya pada kemudian hari informasi ini menjadi panjang. Pada akhir
suatu kitab, biasanya juga terdapat keterangan tambahan, yang terus berkembang
dan akhirnya memasukkan nama tempat penulisan kitab tersebut. Pada pinggiran
salinan-salinan kuno juga terdapat penjelasan-penjelasan untuk kata-kata sulit,
bahkan penjelasan-penjelasan yang bersifat komentar.
PB bahasa Yunani yang tercantum dalam Polyglot Bible, yang diedit oleh
Francisco Ximenes de Cisneros, merupakan PB bahasa Yunani yang pertama
dicetak. Tetapi sumber naskah PB ini tidak jelas.
Pada tahun 1516, seorang humanis dari Belanda bernama Desiderius
Erasmus, menerbitkan sebuah PB bahasa Yunani. Salinan-salinan yang dipakai-

9
Lihat Bruce M. Metzger, The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and
Restoration 2nd ed.
nya dibuat pada abad ke-12 yang kurang bernilai. Cara kerjanyapun kurang teliti,
misalnya 6 ayat yang terakhir kitab Wahyu, ia menerjemahkan dari Vulgata. Tetapi
edisi ini telah dinilai sebagai naskah standar (Textus Receptus) untuk 400 tahun
lamanya, bahkan jadi dasar bagi terjemahan Alkitab bahasa Jerman yang dibuat
oleh Martin Luther. Ini adalah edisi pertama yang tersedia di pasaran, yang dicetak
dengan harga murah dan dalam bentuk yang mudah dipakai. 10
Kemudian terbit naskah PB Yunani yang lebih teliti dari Johan Jakob
Griesbach (1745-1812) pada tahun 1775-1777. Setelah Griesbach, Karl Lachmann
(1793-1851), Lobegott Friederich Constantin von Tischendorf (1815-1874), B.F.
Westcott dan F.J.A. Hort, Bernhard Weiss (1827-1918), von Soden (1852-1914)
telah menerbitkan PB bahasa Yunani yang penting.
Kini edisi yang paling banyak dipakai adalah PB bahasa Yunani Eberhard
Nestle (1851-1913), edisi ke-25. Edisi ini diedit oleh Erwin Nestle dan Kurt Aland,
diterbitkan di London pada tahun 1958. Edisi yang tidak kalah populer adalah edisi
dari Kurt Arland, Matthew Black, Bruce M. Metzger dan Allen Wikgren, yang
diterbitkan oleh 5 lembaga Alkitab pada tahun 1967.

Terjemahan Kuno PB yang Penting

1. Papyrus Yunani PB yang Penting 11


P45 , disalin pada awal abad ke-3
P46 , disalin pada sekitar tahun 200
P47 , disalin pada pertengahan atau akhir abad ke-3
P52 , salinan tertua dari PB pada awal abad ke-2
P66 , disalin pada abad ke-2 – awal abad ke-3
P72 , disalin pada abad ke-3
P74 , disalin pada abad ke-7
P75 , disalin pada tahun 175-225.

2. Naskah Yunani Uncial PB yang Penting 12


Codex Sinaiticus ( a ) disalin pada tahun 340.
Codex Alexandrinus (A) disalin pada tahun 450
Codex Vativanus (B) disalin pada tahun 325-350

10
Lihat Bruce M. Metzger, The Text of the New Testament, 98-103
11
Menurut Hasan Sutanto, para sarjana belum setuju satu dengan yang lain tentang tahun
penyalinan naskah-naskah ini.
12
Gaya Uncial: gaya tulisan kaku, setiap huruf pisah satu dengan lain (mirip huruf besar bahasa
Indonesia).
Codex Ephraemi Rescriptus (C) disalin pada tahun 345
Codex Bezae (D) disalin pada tahun 450 atau 550
Codex Claromontanus (DP atau D2) disalin pada abad ke-8
Codex Basiliensis (E) disalin pada abad ke-8
Codex Laudianus (Ea atau E2) disalin sekitar abad 6-7
Codex Sangermanesis (EP atau E3) disalin sekitar abad 9-10
Codex Borcelianus (F) disalin pada abad ke-9
Codex Augiensis (FP atau F2) disalin pada abad ke-9
Codex Wolfii A (G atau Codex Harleianus) disalin pada abad ke-10
Codex Boernerianus (GP atau G3) disalin pada abad ke-9
Codex Wolfii B (H) disalin pada abad ke-9-10
Codex Mutinesis (Ha atau H2) disalin pada abad ke-9
Codex Coislinianus (HP atau H3) disalin pada abad ke-6
Naskah Washington (I) disalin pada abad ke-5-6
Codex Cyprius (K) disalin pada abad ke-9 atau ke-10
Codex Mosquensis (Kap atau K2) disalin pada abad ke-9 atau ke-10
Codex Regius (L) disalin pada abad ke-8
Codex Angelicus (Lap atau L2) disalin pada abad ke-9
Codex Campianus (M) ditulis pada abad ke-9
Codex Purpureus Petropolitanus (N) disalin pada abad ke-6
Codex Sinopensis (0) disalin pada abad ke-6
Codex Porphyrianus (Papr atau P2) disalin pada abad ke-9
Codex Nitriensis (R) disalin pada abad ke-6
Naskah S, disalin pada tahun 1949
Codex Athous (Sap) disalin pada abad ke-8-9
Codex Borgianus (T) disalin pada abad ke-5
Codex Mosquensis (V) disalin pada abad ke-8-9
Naskah W, disalin pada abad ke-5
Codex Monacensis (X) disalin pada abad ke-9-10
Codex Dublinensis (Z) disalin pada abad ke-11
Codex Sangallensis ( D ) disalin pada abad ke-9
Codex Kordethi ( Q ) disalin pada abad ke-9
Codex Tischendorfianus III ( Λ ) disalin pada abad ke-9
Codex Petropolitanus ( p ) disalin pada abad ke-9
Codex Rosanensis ( S ) disalin pada abad ke-6
Codex Beratinus ( f ) disalin pada abad ke-6
Codex Athous Laurae ( y ) disalin pada abad ke-8-9
Codex Athous Dinoysiou ( W ) disalin pada abad ke-8-9
Codex Vaticanus 2066 (046) disalin pada abad ke-8-9
Naskah 0171, disalin pada abad ke-4
Naskah 0220, disalin pada abad ke-3-4.

Analisa Isi Alkitab


Dalam usaha analisa isi Alkitab, biasanya seorang penafsir Alkitab perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penulisan Alkitab
2. Tanggal penulisan kitab
3. Alamat kitab (tempat tinggal pembaca dan data-data tentang diri pembaca).

Analisa Sejarah dan Latar Belakang


Analisa latar belakang mencakup dimensi yang cukup luas, yakni latar
belakang dari apa yang ditulis dalam kitab, tempat/daerah di mana kitab tersebut
ditulis, tempat/daerah pembaca pertama. Dalam penyelidikan latar belakang
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Biografi
Mempelajari riwayat atau biografi dari tokoh-tokoh yang terlibat.
2. Unsur-Unsur Geografis
Di mana terjadinya peristiwa, ajaran, tempat para pembaca surat tinggal, dan
lain-lain. Berapa jauh perjalanan PI Paulus yang dicatat dalam kitab Kisah
Para Rasul? Bagaimana keadaan geogafis, misalnya cuaca, dari daerah-daerah
yang pernah ia singgahi? Data-data ini jelas akan menolong memberi suatu
penafsiran yang tepat dan hidup.
3. Unsur Waktu
Seorang penafsir harus mencoba mengerti cara menghitung waktu, tahu
tentang kalender dari orang zaman Alkitab.
4. Unsur Agama
Seorang penafsir Injili harus sanggup melihat dengan jelas perbedaan antara
Kekristenan dan agama lain. 13 Untuk lebih mengerti Kisah Rasul 19, penafsir
ditantang untuk lebih mengenal keadaan kuil dan praktek pemujaan orang
yang percaya pada dewi Artemis.

5. Unsur-Unsur Politik, Ekonomi

13
Lihat George Eldon Ladd, The New Testament and Criticism (Grand Rapids, Michigan:
William B. Eerdmans, 1967), 214.
Kedudukan seorang budak berbeda di bawah hukum orang Romawi, Yunani
atau Yahudi. Tanpa membedakan semua ini dengan baik, seorang penafsir
mungkin akan gagal dalam usahanya membuat suatu penafsiran yang tepat. 14
Peringatan keras nabi terhadap orang kaya dan pemimpin agama di PL, begitu
juga ajaran dalam PB, baru dapat dipahami betul-betul jika unsur ekonomi
sungguh-sungguh diperhatikan. Bahkan kitab Yakobus mungkin tidak dapat
memberi kesan yang konkrit, jika tidak memperhatikan ketegangan antara
golongan yang kaya dan miskin.

6. Unsur Kebudayaan dan Kebiasaan


Budaya dan kebiasaan yang direfleksi oleh Alkitab tidak sesederhana yang
dikira. Sebab ini mungkin menyangkut banyak negara, bangsa, dan jangka
waktu yang panjang. 15 Penafsir Alkitab harus menyelidiki Alkitab dengan
teliti, dan kemudian juga memperhatikan penemuan arkeologi dan tulisan
kuno yang lain.

7. Jangan sekali-kali menafsir dengan kaca mata modern kebiasaan yang tercatat
di dalam Alkitab.

Analisa Sastra
Dari analisa-analisa ini, ada yang sudah dibicarakan atau akan dibicarakan,
tetapi juga terdapat analisa yang sengaja dihindarkan. 16 Dalam arti sempit, analisa
ini terfokus pada tujuan, struktur, bentuk penulisan, nada atau modus suatu kitab
atau bagian yang ingin ditafsir.
Salah satu tantangan adalah mengenai penyelidikan tujuan dari penulisan
suatu kitab yang kekurangan data mengenai kitab tersebut. Tanpa keterangan yang
cukup, penafsir harus bekerja keras dalam analisa sebuah kitab.
Berhubungan erat dengan penyelidikan tujuan suatu kitab adalah struktur
(garis besar) suatu kitab. 17 Tujuan bisa diumpamakan sebagai puncak dari suatu
gunung, sedangkan struktur (garis besar) adalah jalan yang menuju ke situ.

14
Baca Francis Lyall, Slaves, Citizens, Sons: Legal Metaphors In The Epistles (Grand Rapids:
Zondervan, 1984)
15
Yohanes 4:9, menunjukkan dendam yang sudah bersejarah 500 tahun.
16
Misalnya analisa sumber dan bentuk sengaja dihindarkan dengan perthitungan bahwa metode
ini belum tentu sungguh mendatangkan berkat dan faedah dalam penggunaannya.
17
Hasan Sutanto menyamakan istilah struktur dengan garis besar; Lihat Hasan Sutanto,
Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, 198-199
Jika pembuatan garis besar menolong penafsir mengerti tujuan dari
penulisan kitab tersebut, buatlah garis besar kitab tersebut terlebih dahulu. Jika
penafsir sudah yakin akan tujuannya, khususnya kitab-kitab yang sudah
mencantumkan tujuan dengan jelas, ia boleh memperhatikan tujuan, dan pada
waktu yang sama, mulai melangkah ke garis besar kitab tersebut. Hasan Sutanto
memaparkan beberapa butir yang perlu diperhatikan dalam pengenalan struktur
suatu kitab.

1. Jangan membaca sebuah kitab dan membuat garis besar tentang kitab tersebut
dengan prasangka atau teologi tertentu.
2. Bacalah berulangkali seluruh kitab, disertai dengan pertanyaan mengapa,
apa, di mana, siapa, dan lain-lain. Tidak ada jalan pintas dalam analisa
struktur.
3. Perhatikan kata-kata, tema-tema yang ditulis berulang-ulang. Biasanya ini
memberi petunjuk kepada penafsir tentang penekanan penulis kitab. Tetapi,
suatu kata yang sering dipakai tidak berarti kata tersebut otomatis/pasti adalah
kata penting dalam kitab yang bersangkutan.
4. Perhatikan perubahan pokok pembicaraan, waktu, tempat, tokoh, gaya sastra,
format, nada, tata bahasa kitab tersebut. Ini menolong pembuatan struktur
suatu kitab. Pembagian garis besar suatu kitab boleh berkisar pada tema,
peristiwa, tokoh kitab tersebut.
5. Perhatikan tanda-tanda memulainya suatu kalimat baru.
6. Perhatikan kata-kata penghubung seperti; kemudian, maka, tetapi, sementara,
dan lain-lain.
7. Perhatikan cara pengaturan data oleh penulis kitab: Apa yang dihilangkan dan
apa yang ditegaskan (mis.1 dan 2 Tawarikh, injil Matius dengan injil yang
lain).
8. Pembagian/garis besar suatu kitab tidak dipaksa-paksa, sewajar mungkin.
Sebab terdapat beberapa kitab, misalnya surat Paulus, yang memang sulit
dibuat garis besarnya menurut cara pembagian abad ke-20, sehingga terdapat
garis besar yang dipaksakan.
9. Dalam Alkitab terdapat kitab-kitab yang tidak memiliki struktur yang erat
antara satu bagian dengan yang lain, misalnya kitab Amsal.
10. Garis besar harus dapat menjelaskan kitab tersebut, bukan sebaliknya.
11. Bagian-bagian garis besar tersebut harus dapat menunjukkan jalan pemikiran
penulis kitab. Satu bagian dengan bagian lain harus saling berkaitan dan
teratur.
12. Perlu diingat, sub-tema, pembagian fasal dan ayat yang terdapat dalam
terjemahan Alkitab sekarang, tidak terdapat dalam salinan kuno, jadi
kemungkinan membuat kekeliruan dalam hal ini tetap ada.

Analisa Konteks
Kata konteks berasal dari dua kata bahasa Latin yang berbunyi Con, yang
berarti bersama-sama/menjadi satu, dan textus yang berarti tersusun. 18 Jadi kata
konteks di sini dipakai untuk menunjukkan hubungan yang menyatukan bagian
Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab.

A. Analisa Konteks Dekat


Pada dasarnya konteks dekat menunjukkan ayat/ayat-ayat yang berkisar
sebelum dan sesudah ayat/ayat-ayat yang ingin ditafsir. Dalam beberapa aspek,
analisa jenis ini tidak banyak berbeda dengan analisa sastra, yang mencakup juga
penyelidikan struktur (garis besar) sebuah kitab. Hanya jika analisa struktur
memperhatikan jalan pemikiran penulis kitab, analisa konteks berfokus pada
ayat/ayat-ayat yang ingin ditafsir. Usaha analisa konteks dekat dari ayat/ayat-ayat
yang ingin ditafsir berfungsi untuk:

1. Menguji kembali apakah ayat/ayat-ayat yang ingin ditafsir adalah suatu


kesatuan yang utuh. Misalnya, seorang penafsir tidak dapat menafsir Ibrani
1:1, tanpa menafsir ayat ke-2. Sebab menurut terjemahan Alkitab bahasa
Indonesia, kalimat itu baru selesai pada ayat ke-2. Bahkan dalam Alkitab
bahasa Yunani, kalimat itu baru akan selesai sampai pada ayat ke-4.
2. Analisa konteks sangat penting dalam penentuan arti kata, tata bahasa,
nada/modus, dan gaya sastra ayat/ayat-ayat yang ingin ditafsir. Karena
seringkali unsur-unsur ini baru dapat dipastikan dengan mempertimbang-kan
faktor koteks.
3. Analisa konteks sangat menolong dalam penentuan tujuan, maksud ayat/ayat-
ayat yang hendak ditafsir. Misalnya Lukas 18:25, Sebab lebih mudah seekor
unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam
Kerajaan Allah. Apakah ini berarti tidak seorang kayapun yang dapat masuk
ke dalam Kerajaan Allah? Mengapa Tuhan Yesus mengambil sikap yang
begitu keras terhadap orang kaya? Bagaimana Lukas 18:25 disesuaikan

18
Walter C. Kaiser, Jr., Toward An Exegetical Theology (Grand Rapids: Baker Book House,
1981), 71.
dengan Efesus 2:8-9? Teks ini tidak dapat ditafsir dengan tepat, tanpa
penyelidikan konteks.

B. Analisa Konteks Jauh


Fungsi analisa konteks jauh mungkin tidak begitu jelas dalam penentuan
batas suatu kalimat atau penentuan arti kata, tata bahasa. Tetapi dalam
penyelidikan jalan pemikiran, tujuan/maksud dari bagian yang ingin ditafsir,
bahkan dari seluruh kitab, analisa jenis ini sangat bermanfaat. Hasan Sutanto
membagi konteks jauh sebagai berikut.

1. Konteks dalam kitab-kitab lain yang:


a. Memberi bahasa, kata/istilah, khususnya ide, yang sama/mirip. 19
b. Mempunyai latar belakang yang berdekatan.
c. Mencatat data-data yang sejajar.
d. Memberi jalan cerita, peristiwa atau kronologi yang berhubungan.
Misalnya, untuk menjelaskan Matius 14:13-21, mujizat mengenyangkan 5000
orang yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, seorang penafsir sebaiknya juga
membaca konteks dari Markus 6:31-44, Lukas 9:10-17, Yohanes 6:1-14.
Tetapi karena setiap kitab adalah unik adanya, penafsir Alkitab harus ekstra
hati-hati dalam penggunaan konteks jauh ini.

2. Konteks dengan Kitab yang Ditulis Pengarang yang Sama


Terdapat kitab-kitab yang berhubungan begitu erat, sehingga kesatuannya tidak
bisa dipisahkan, misalnya:
a. Surat-surat yang ditujukan kepada jemaat di Korintus. Kedua surat ini
tidak dapat dipisahkan karena apa yang terjadi di Korintus, pertanyaan dan
jawaban antara jemaat di Korintus dengan Rasul Paulus baru akan jadi
jelas, jika kedua surat diselidiki bersama.
b. Kelima kitab Musa
c. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul
Di pihak lain, hubungan antara Injil Yohanes dengan kitab Wahyu tidak
begitu erat. Walaupun kedua kitab ditulis oleh penulis yang sama, tetapi karena

19
Penafsir perlu sangat hati-hati dalam hal ini. Sebab kata/istilah yang sama atau mirip tidak
menjamin pengertian dan ide yang sama. Hari dalam 2 Petrus 3:8 tidak ada hubungan dengan hari
dalam Kejadian fasal pertama. Sebaiknya penafsir memperhatikan kesamaan ide.
tujuan dan gaya penulisan yang sangat berbeda, sulit dikatakan bahwa Injil
Yohanes perlu selalu dipertimbangkan dalam penyelidikan kitab Wahyu, dan
sebaliknya.

3. Konteks dalam kitab itu sendiri


Kitab itu sendiri adalah konteks yang paling penting. Konteks ini dapat
ditinjau dari beberapa sudut.
Yang bersifat sejarah; konteks dalam lingkungan tokoh, fakta, peristiwa,
kejadian yang dapat dihubungkan secara kronologis atau geografis. Misalnya
dalam Injil Lukas. Secara kronologis hubungan antara Lukas 3:21-22, peristiwa
pembaptisan Tuhan Yesus, lebih dekat dengan 4:1-13, peristiwa pencobaan
terhadap-Nya. Sedangkan Lukas 3:23-38 hanya merupakan suatu sisipan yang
bermaksud khusus.
Yang bersifat teologis atau logis; misalnya hubungan antara Filipi 1:3
dengan 1:5 mungkin lebih erat daripada 1:4. Sebab dalam bahasa Yunani, ada
kemungkinan ayat 4 hanya merupakan keterangan tambahan untuk ayat 3,
sedangkan ayat 5 menjelaskan alasan Paulus mengucap syukur. Contoh lain
misalnya hubungan antara 1 Korintus 12, 13 dan 14. Pasal 12 dan 14 sebenarnya
dapat dihubungkan dengan satu topik umum, yaitu talenta dan jemaat. Sedangkan
pasal 13 hanya merupakan penegasan dan pejelasan Rasul Paulus tentang motivasi
yang benar di belakang pemakaian talenta – kasih.

Analisa Arti Kata


(Semantik, Lexiocologi)

Kata adalah unit yang paling kecil dalam suatu kalimat. Tanpa menguasai
arti suatu kata, sudah tentu penafsir tidak mungkin mengerti maksud dari suatu
kalimat, apalagi menafsirnya. Menurut Hasan Sutanto, usaha penyelidikan kata
sebenarnya mencakup tiga bidang.

A. Fonologi (Ilmu Suara Kata)


Jangan lupa, naskah Alkitab Kuno disalin dengan cara seorang yang
membaca naskah, beberapa orang lain menyalin. Tanda baca, yang terdapat dalam
PL bahasa Ibrani, baru ditambahkan pada abad ke-6. Dalam sejarah panjang ini,
mungkin saja terjadi kekeliruan mengucapkan suatu kata, sehingga salah diingat
atau salah disalin.
Jadi, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan fonologis ini,
seorang penafsir berkesempatan mengoreksi suatu kata yang mungkin salah
disalin.
Misalnya ada penafsir yang berpendapat bahwa kata unta dalam bahasa
Yunani ka,mhloj mirip dengan kata lain kamiloj yang berarti tali kapal. Jadi ada
kemungkinan Lukas 18:25 seharusnya dibaca, Sebab lebih mudah bagi tali kapal
masuk melalui lubang jarum ... 20
Contoh lain, Filipi 4:3. Pada ayat ini terdapat kata sunsugos, dan jika
diselidiki artinya teman sepenanggung kuk (temanku yang setia). Jadi kata ini
boleh diterjemahkan secara fonologis, sunsugos, nama seorang teman Paulus atau
secara artinya temanku yang setia. LAI menterjemahkan Sunsugos, temanku
yang setia (satu kata diterjemahkan secara fonologis dan secara artinya)

B. Morfologi (Ilmu Bentuk Kata)


Salah membedakan bentuk satu kata atau salah membaca satu kata, dengan
sendiri salah mengerti konotasi suatu kata, akibatnya salah menafsir kata atau
bagian tersebut.
Bagi seorang penafsir hendaknya belajar bahasa Alkitab dengan baik, dan
rajin membuka lexicon. Lexicon standard dan analitikal biasanya cukup menolong
untuk membedakan bentuk (penulisan) suatu kata.

C. Semantik (Ilmu Arti Kata)


Penyelidikan dalam analisa ini hanya terfokus kepada penyelidikan arti
kata. Beberapa prinsip dalam analisa arti kata yang dianjurkan oleh Hasan Sutanto.

1. Tidak setiap kata merupakan kata kunci dan perlu diselidiki dengan intensif.
2. Hati-hati dalam pemakaian terjemahan Alkitab.
3. Terjemahan Alkitab yang agak bebas seperti The Living Bible tidak begitu
cocok untuk penyelidikan arti kata karena agak menyimpang dari bahasa
aslinya.
4. Perlu diingat, bahwa nama kitab, judul, sub-judul, pembagian fasal, ayat,
kalimat bahkan kata tidak terdapat dalam naskah-naskah Alkitab yang lebih
20
William Barclay, The Gospel of Luke (Edinburgh: The St. Andrew Press, 1974), 238.
tua. Misalnya, kata sukacita dalam Kolose 1:12; mungkin saja termasuk ke
ayat 11. Sehingga sukacita bukan dalam konteks pengucapan syukur tetapi
menanggung segala sesuatu. Hal ini didukung oleh 1:3; 3:17, dua kali Paulus
menulis tentang pengucapan syukur tanpa kata sukacita.
5. Dalam Alkitab sering terdapat kata-kata yang sama, tetapi mengandung
pengertian yang berlainan (polyonymy). Satu kata mengandung banyak arti.
Misalnya kata kaqeu,dw berarti tidur di Matius 26:40; berarti bermalas-
malasan di 1 Tesalonika 5:6 dan mungkin berarti mati jasmani di 1
Tesalonika 5:10. Sebaliknya sering terdapat kata-kata yang berlainan tetapi
menunjuk pengertian yang sama atau mirip (homonymy). Kata ei,do,tej,
o,idate -hoidate- = tahu di 1 Tesalonika 1:4-5 berbeda dengan kata ginw,skete
-ginoskete- = tahu di Markus 13:28-29 tetapi pengertiannya sama. Dalam
kasus-kasus demikian, konteks berperan menentukan artinya.
6. Kata kasih yang paling sering dipakai dalam literatur umum Yunani file,w-
phileo-. Istilah ini biasanya dapat dipakai untuk menunjukkan kasih antara
teman, suami-isteri dan sebagainya. Walaupun jumlah pemakaiannya di PB
tidak banyak, ia pernah dipakai dalam kasus kasih Allah Bapa kepada Allah
Anak (Yoh.5:20). Kasih Allah kepada manusia (Yoh.16:27), kasih orang
Kristen kepada Tuhan (1 Kor.16:22). Jadi konsep umum bahwa kata file,w -
phileo- tidak mengandung pengertian teologis adalah tidak tepat. 21 Jadi,
kontekslah yang menentukan makna suatu kata.
7. Arti suatu kata terus berkembang, sehingga tidak mengherankan jika konotasi
suatu istilah di literatur klasik Yunani berbeda dengan apa yang ditulis oleh
penulis Alkitab. Jadi, tidak tepat jika penafsir menjelaskan suatu kata dengan
konotasi modern.
8. Walaupun suatu kata dapat mempunyai beberapa pengertian, tetapi pada
umumnya penulis kitab hanya ingin menyampaikan satu maksud saja. Jadi
dalam kebanyakan kasus, satu kali pemakaian kata hanya mengandung satu
arti kata.
9 Setiap bahasa ada ungkapan khususnya, termasuk bahasa Yunani. Biasanya
suatu ungkapan tidak hanya diselidiki kata perkata, tetapi juga harus dibaca
secara keseluruhan.
10. Pengertian suatu kata berhubungan erat dengan modus/nada suatu kata.
Pernyataan Paulus dalam 2 Korintus 11:5, Tetapi menurut pendapatku
sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
Sama sekali tidak berarti Paulus sedang menyombongkan dirinya. Dari

21
Baca William Barclay, New Testament Words (London: SCM Press, 1973), 17-30.
konteksnya, rasul Paulus menulis kata-kata ini justru dengan perasaan yang
sangat berat.
11. Perhatikan gaya sastra dari bagian yang hendak ditafsir. Sebab arti kata akan
jadi berbeda dalam gaya sastra yang berbeda. Khususnya dalam tulisan-tulisan
yang bersifat perlambang, kiasan, apokaliptik atau syair.
12. Walaupun penafsir Alkitab harus memperhatikan pengaruh dari bahasa lain, ia
harus tetap memperhatikan sifat unik dari arti kata bahasa Alkitab. Misalnya
kata agavph, istilah ini pernah dipakai dalam LXX (Septuaginta), tetapi tanpa
suatu konotasi yang luar biasa. Keadaan jadi berubah dalam kitab-kitab PB.
Istilah ini menjadi suatu kata yang mengandung makna teologis yang sangat
dalam.
13. Istilah tentang warna adalah salah satu jenis istilah yang sulit ditentukan
artinya. Ini disebabkan pembagian warna modern sangat berbeda dengan
zaman kuno. Selain itu, penafsir modern tidak bisa memperoleh data yang
lebih lengkap secara visual.

Analisa Tatabahasa
Analisa ini sangat penting dalam penafsiran, karena suatu kalimat, biasanya
ditulis menurut hukum tatabahasa dan struktur tertentu. Jadi tanpa memperhatikan
kedua aspek ini, seorang pembaca tidak dapat mengerti dengan tepat maksud suatu
kalimat. Misalnya 1 Korintus 11:27, Jadi barang siapa dengan cara yang tidak
layak makan roti atau minum cawan Tuhan,... Kata yang diterjemahkan jadi cara
yang tidak layak sebenarnya adalah a,naxiwj yang berarti tidak layak. Tetapi
karena a,naxiwj adalah kata keterangan, yakni kata yang berfungsi menjelaskan
kata kerja, jadi tepat jika penerjemah Alkitab menambah kata-kata dengan cara
yang. Sebab dengan demikian bagi pembaca Alkitab akan jadi jelas bahwa yang
ditegaskan adalah tindakan/sikap seseorang, bukan orang itu sendiri. 22 Hasan
Sutanto memaparkan beberapa tahap yang biasanya ditempuh dalam penyelidikan
tatabahasa.

A. Tentukan suatu kalimat yang utuh atau komplit. Misalnya Matius 2:1-2
merupakan satu kalimat dari dua ayat. Bahkan adakalanya seorang penafsir
harus mencoba memberi tanda bacaan yang berbeda (Alkitab dalam bahasa
asli).

22
Baca T. Norton Sterrett, How to Understand Your Bible (Downers Grove: InterVarsity Press,
1976), 61-62.
B. Perhatikan ciri khas gaya sastra tertentu dan terapkan prinsip penafsiran ke
dalam analisa ini.
C. Sebaiknya penafsir Alkitab memperhatikan beberapa tejemahan Alkitab lain
1. Karena unsur tatabahasa
2. Karena suatu kata yang memiliki arti lebih dari satu
3. Karena ingin memberi penegasan kepada aspek tertentu.Misalnya Yohanes
1:10. Dalam bahasa asli, kalimat ini terdiri dari 3 anak kalimat yang
semuanya dimulai dengan kata dunia
4. Kalimat yang memang memberi beberapa pengertian. Misalnya Yohanes
21:15 dapat diterjemahkan,
Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada
orang-orang ini mengasihi Aku?
Simon, anak Yohanes apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada
engkau mengasihi orang ini?
Simon, anak Yohanes apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada
engkau mengasihi barang-barang ini? (mungkin menunjuk kapal dan
jalanya)
a. Jika suatu kalimat memberi beberapa pengertian, adalah tugas penafsir
untuk menentukan satu, dan biasanya hanya satu, yang paling mungkin.
Perhatikan konteks, biasanya konteks sangat menolong dalam
penentuan arti suatu kalimat. Misalnya Yohanes 21:15; Leon Morris
condong ke penerjemahan pertama, 23 William Barclay memilih yang
kedua. 24 Tetapi jikalau memperhatikan unsur-unsur konteks,
penerjemahan ketiga lebih dapat diterima. Karena Tuhan Yesus tidak
mungkin menghendaki Petrus membandingkan kasihnya dengan rekan-
rekannya (Mrk.14:29). Sebab pada ayat 20-23, Yesus menegur Petrus
karena ia ingin membandingkan dirinya dengan murid lain.
b. Buatlah suatu terjemahan yang lebih bersifat kaku atau harfiah.
Fungsinya untuk lebih mengenal tatabahasa dan sintaksis kalimat.
Penafsir lebih berkesempatan memperhatikan unsur tatabahasa.
Misalnya penafsir dapat lebih memperhatikan unsur-unsur dari kata
benda (subyek, obyek), kata kerja, kata keterangan, kata sifat, kata
penghubung, dan lain-lain. Dengan demikian bisa memperoleh banyak
data yang sangat berguna.
c. Penafsir boleh membuat suatu diagram sederhana yang melukiskan
posisi suatu subyek, kata sifat, kata kerja, kata keterangan, obyek, dan

23
Leon Morris, The Gospel According to John. The New International Commentary on the
New Testament (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1975), 870-871.
24
William Barclay, The Gospel of John. Vol.2., 331.
lain-lain. Atau penafsir boleh membuat suatu diagram yang
menganalisa anak kalimat dari suatu kalimat. Ini dapat dibuat dengan
memperhatikan pelbagai kata penghubung. Ini sangat berguna
khususnya dalam menganalisa suatu kalimat. Ini dapat dibuat dengan
memperhatikan pelbagai kata penghubung. Ini sangat berguna
khususnya dalam menganalisa suatu kalimat yang panjang. Misalnya
Roma 12:1.

Surat Roma Pasal 12:1

Karena itu

Aku

Menasehatkan demi kemurahan Allah

Kamu saudara-saudara

Mempersembahkan tubuhmu

Persembahan yang hidup Yang kudus Berkenan kepada Allah

Ibadahmu yang sejati

Integrasi
Usaha mengintegrasikan data-data analisa menjadi suatu tafsiran yang baik
adalah suatu usaha yang lebih bersifat seni daripada ilmiah. Suatu tafsiran pasti
berdasarkan, dan juga menghasilkan suatu teologi. Jadi adalah sangat relevan dan
penting bagi seorang penafsir memeriksa apakah tafsirannya merefleksikan suatu
teologi yang benar. Karena seorang penafsir harus membiar-kan penafsirannya
menentukan atau melahirkan teologinya, bukan sebaliknya.
Suatu kitab jelas menyampaikan suatu teologi, dan dalam Alkitab terdapat
banyak pernyataan iman kepercayaan yang sederhana dan tegas. Teologi Alkitab
dapat dipelajari dari pelbagai bagian Alkitab dengan metode induktif.
Kebanyakan ayat cukup jelas dan dapat ditafsir dengan metode yang dapat
diterima secara umum. Bagian kitab yang lebih jelas atau yang ditulis pada masa
akhir dapat menjelaskan bagian yang kurang jelas atau yang ditulis pada masa
awal.

EXPOSISI PASAL 1:1-2


Ayat 1
Pau/loj avpo,stoloj Cristou/ vIhsou/ dia. qelh,matoj qeou/
Paulus rasul Kristus Yesus karena kehendak Allah

toij a`gi,oij toi/j ou-sin [evn vEfe,sw|] kai.


(kepada orang2) kudus (yang) berada [di Efesus] dan

pistoi/j evn Cristw/| vIhsou/\


yg percaya/yg dpt dipercaya dalam Kristus Yesus,

Pasal 1:1a. Penulis Surat Efesus: Pau/loj -Paulos-. Ada banyak teolog yang
memberikan alasan-alasan untuk menolak Paulus sebagai penulis Surat
Efesus. Ola Tulluan Ph.D memaparkan alasan para teolog tersebut dalam
bukunya Introduksi Perjanjian Baru. 25 Paulus pernah tinggal selama 3 tahun
di Efesus. Tetapi ada kesan seolah-olah surat ini ditulis kepada satu jemaat
yang tidak begitu dikenal oleh si penulis (1:15; 3:2). Contohnya tidak ada
salam-salam kepada teman-teman Paulus di Efesus seperti lazim dibuat
Paulus dalam surat-suratnya.
Menurut Ola Tulluan, alasan ini tidak memiliki relasi dengan soal
siapa penulisnya, tetapi dengan soal siapa penerima surat ini. Kalau
membandingkan surat Efesus dengan surat Kolose ada banyak persamaan
dalam isinya. Tetapi hal itu dapat dijelaskan karena persamaan waktu
penulisan kedua surat itu.
Ada yang berkata bahwa gaya bahasa surat Efesus berbeda dengan
gaya bahasa surat-surat Paulus yang lain.
Menurut Ola Tulluan, alasan ini tidak dapat menentukan sesuatu
karena Paulus menulis tentang satu pokok yang tidak dibahas secara luas

25
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Batu-Malang: Dep. Literatur YPPII, 1983), 110.
dalam surat-surat lainnya. Setiap pokok pembahasan membutuhkan istilah-
istilah khusus. Pokok yang dibicarakan dalam surat Efesus adalah tentang
Gereja sebagai Tubuh Kristus.
Kesimpulan, tidak ada alasan yang cukup kuat untuk meragukan
Paulus sebagai penulis surat Efesus ini (1:1a, 3:1).
Penulis Surat Efesus adalah Paulus. Nama Ibraninya adalah Saulus,
nama Yunaninya Pau/loj – Paulos (noun, maskulin, singular, nominatif).
Sampai Kisah Para Rasul 13:13, Paulus terus-menerus disebut Saulus;
selanjutnya ia menjadi Paulus.
Pada masa itu hampir semua orang Yahudi memiliki dua nama
(Yahudi dan Yunani). Menurut William Barclay dalam bukunya Pemahaman
Alkitab Setiap Hari, dengan nama Yahudi mereka dikenal di kalangan bangsa
dan keluarga mereka sendiri; dengan nama Yunani, mereka dikenal di luar
Palestina, di dunia usaha dan perdagangan. Kerapkali kedua nama itu
mempunyai arti yang sama. Misalnya:
- Petrus berarti batu dalam bahasa Yunani dan Kefas juga berarti batu dalam
bahasa Ibrani
- Didimus ialah kata Yunani dan Tomas kata Ibrani, dan kedua-duanya
berarti anak kembar
- Kadangkala hubungan satu-satunya antara ke dua nama itu ialah bunyinya
yang sama. Misalnya, seorang Yahudi yang bernama Eliakim menjadi
Alkimus dalam bahasa Yunani; dan Yosua dalam bahasa Ibrani menjadi
Yesus dalam bahasa Yunani.
Dari mana Saulus yang Yahudi itu mendapat nama Yunani, yaitu Paulus?
1. Augustinus berpendapat, Paulus dengan sengaja mengambil nama itu
karena Paulus berarti orang yang kecil dan Paulus dengan rendah hati
menganggap dirinya sebagai rasul yang paling tidak berarti, hanya
seorang yang kecil dalam gereja Kristen.
Istilah Pau/loj -Paulos- sebagai indikasi, Paulus merasa kecil di hadapan
Allah, satu penyesalan yang dirasakannya, sejak penampakan di
Damsyik.
2. Hieronymus berpendapat bahwa karena Paulus telah berhasil
menobatkan Gubernur Sergius Paulus, orang cedas itu di Pafos, menjadi
pengikut Kristus, ia mengadopsi nama Paulus untuk dirinya sendiri
sebagai kenang-kenangan (Kis.13:7).
3. Orang lain berpendapat bahwa nama itu merupakan nama panggilan.
Paulus berperawakan kecil, dan nama Paulus boleh jadi adalah nama
panggilan yang berarti, si kecil.
4. Suatu kemungkinan lain ialah bahwa namanya memang Paulus.
Barangkali keluarganya memilih nama itu ketika mereka menjadi warga
negara Romawi, karena orang-orang Romawi yang memberikan
kewargaan itu bernama begitu.
5. Mungkin Paulus memilih nama tersebut karena bunyinya mirip dengan
Saulus; dia tidak dapat memanggil dirinya Saulus, karena dalam bahasa
Yunani sauloj – Saulos - berarti orang yang berjalan tidak normal karena
kakinya pincang
Bagaimana pun caranya Paulus mendapat nama itu, yang jelas, sejak saat itu
ia menanggalkan nama Saulus dan menjadi Paulus. Ia telah menanggalkan
nama Yahudi dan mengambil nama bangsa lain, karena sejak saat itu ia
hendak membaktikan hidupnya untuk menjadikan orang-orang bukan Yahudi
pengikut-pengikut Kristus.

Hidup dan Pelayanan Paulus

Even Besar Kisah Para Rasul Galatia Tahun yang Mungkin


Lahir 1 Masehi
Pertobatan 9:1-25 1:11-17 33 Masehi
Kunjungan I ke Yerusalem 9:26-30 1:18-20 36 Masehi
Diakui sebagai rasul 11:25-30 2:1-10? 46 Masehi
Perjalanan Misi I 13:1-14:28 47-48 Masehi
Konsili Rasuli di Yerusalem 15:1-29 2:1-10? 49 Masehi
Perjalanan misi kedua 15:36-18:21
Surat kepada jemaat Galatia 53-55Masehi
Perjalanan misi ke tiga 18:23-21:6 53-57 Masehi
Surat kepada Jemaat 55 Masehi
Korintus
Penangkapan dan penjara di 21:8-26:32 57 Masehi
Yerusalem dan Kaisarea
Penjara di Roma 27:1-28:30 60-62 Masehi
Surat kepada jemaat Efesus 60-62 Masehi
Mati 67 Masehi
Pasal 1:1a. Rasul Kristus Yesus - avpo,stoloj Cristou/ vIhsou/. Ada tiga hal yang
hendak diungkapkan oleh Rasul Paulus melalui kenyataan ini:
- Menurut Paulus, ia adalah kepunyaan Cristou/ (noun, maskulin, singular,
genetif = kepunyaan). Hidupnya bukanlah hidup untuk kehendaknya
sendiri. Ia adalah milik Kristus, karena itu ia harus hidup sesuai dengan
apa yang Kristus kehendaki.
- Menurut Paulus, ia diutus oleh Yesus Kristus. Kata avpo,stoloj –
apostolos- (noun, singular, maskulin, nominatif), berasal dari kata kerja
apostello (mengutus). Apostello berarti mengutus dengan tujuan khusus.
Kata avpo,stoloj muncul lebih 80 kali dalam PB. Dalam bahasa Yunani
umum sesudah zaman Herodotus (abad 5 SM). Kata apostolos lazimnya
berarti: 26
- Armada laut atau laksamana yang diutus untuk suatu penyelidikan
- Seorang duta besar yang diutus mewakili negaranya
Pengertian avpo,stoloj – apostolos - mungkin dipertahankan dalam
percakapan populer: setidak-tidaknya munculnya kata avpo,stoloj sekali-
kali dalam LXX, dan Yosefus dengan maksud demikian, memberi kesan
bahwa maksud itu diketahui di kalangan Yahudi. Dalam PB, kata
avpo,stoloj diterapkan pada:
- Yesus Kristus sebagai utusan Allah (Ibr.3:1)
- Pada utusan Allah untuk berfirman ke Israel (Luk 11:49)
- Pada utusan gereja (2 Kor 8:23, Flp 2:25)
- Pada kelompok pejabat tertinggi dalam gereja purba
Apostolos bermakna petugas yang diutus oleh Kristus. Menurut
Paulus, setiap kekuatan yang ada padanya merupakan kekuatan yang
diterimanya dari Kristus. Sanhedrin adalah mahkamah tertinggi bagi orang-
orang Yahudi. Dalam urusan agama, Sanhedrin mempunyai wewenang
terhadap setiap orang Yahudi di seluruh dunia. Setiap keputusan yang
diambil oleh Sanhedrin, disampaikan melalui seorang avpo,stoloj atau
utusan kepada orang-orang yang bersangkutan. Utusan itu juga bertugas
memeriksa, sebagai wakil Sanhedrin, avpo,stoloj atau utusan itu
menjalankan tugas pengutusannya dengan wibawa Sanhedrin sendiri.
Aplikasi: Orang Kristen adalah wakil Kristus di dunia, yang mengemban
tugas pengutusan, bukan dengan tenaga dan kekuatannya sendiri, melainkan
dengan tenaga dan kekuatan Yesus Kristus yang ada dalam dirinya.

26
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary New Testament (Chattanooga: AMG
Publisher, 1993), 238; Bnd. William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Galatia- Efesus
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 109.
Pasal 1:1a. Oleh kehendak Allah - dia qelh,matoj qeou/. Dia (preposisi = oleh,
melalui, dengan, dalam, demi, karena, melewati, seluruh, sepanjang (jalan),
pada (waktu), sepanjang (malam), sesudah.
qelh,matoj (noun, genetif, nominatif, singular = kehendak, keinginan).
Kehendak atau kemauan itu milik Allah dan benar-benar berasal dari Allah,
terutama menyatakan sifat menentukan sendiri yang olehnya Allah bertindak
sesuai kemahakuasaan-Nya dan ke-Allah-an-Nya yang abadi. Meskipun
kehendak Allah tidak terbatas, kesempurnaan-Nya memberikan keyakinan
bahwa Ia tidak akan pernah melakukan sesuatu apa pun yang bertentangan
dengan tabiat-Nya. Allah sebagai dasar mutlak dari segala keberadaan, dan
dasar mutlak dari segala sesuatu yang pernah terjadi.
Kata kehendak dalam bahasa Yunani biasa menggunakan dua kata yaitu:
boulomai yang berarti keinginan sebagai kelakuan mental, yang
menunjukkan adanya pilihan, dan thelo yang berarti keinginan yang berasal
dari dalam diri seseorang. Paulus menggunakan thelematos biasanya
menunjuk kepada kehendak Allah dan secara khusus menerangkan kepada
sumber sejati dari seluruh proses keselamatan di dalam Kristus. 27
Ciri-ciri khas dari kehendak Allah ialah, di balik kehendak-Nya terdapat
kebijakan dan kekudusan-Nya yang tidak terbatas, dan kehendak-Nya itu
dilaksanakan-Nya dengan penuh anugerah dan kebaikan, dan tindakan-Nya
dilakukan tanpa syarat atau secara mutlak sebab kehendak-Nya itu tidak
bergantung kepada sesuatu apa pun di luar Allah sendiri. Tujuan dari
semuanya itu adalah untuk kemuliaanNya. Dengan kata lain, terdapat tiga
karakteristik kehendak Allah, yakni:
- Bebas, tidak dapat dipengaruhi
- Berkuasa
- Tidak berubah (hakikat)
Kehendak Allah yang aktif: menyebabkan sesuatu terjadi
Pasif: membolehkan sesuatu terjadi

Aplikasi: Kita perlu selaraskan kemahakuasaan Allah dan tanggung jawab


manusia. Alkitab mengajarkan, seluruh kehidupan manusia dijalaninya atas
topangan dan kekuatan dari Allah (Kis.17:28). Seperti burung bebas di udara
dan ikan bebas di laut, demikian manusia mempunyai kebebasan yang
sebenarnya dalam kehendak Allah yang menciptakan dia bagi diri-Nya.

27
Collin Brown, Dictionary of New Testament Theology, Vol.3 (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Pub. House, 1979), 109.
Kematangan rohani membawa semakin banyak pengekangan internal
dan lebih sedikit yang eksternal. Bertumbuh dalam Kristus berarti menjadi
semakin bersedia untuk menjalankan kehendak-Nya.
Maka kebebasan manusia bukan suatu konsep yang diterima secara
terpaksa. Ini merupakan suatu fakta dari hal penting yang positif dan praktis
di dalam kehidupan Kristen.
Seringkali ada asumsi bahwa setiap bentuk kedaulatan yang dianggap
berasal dari Allah haruslah meniadakan spontanitas dan kebebasan dari diri
manusia. Bagi Van Til, ini merupakan kesalahan dari pihak hiper-Calvinis,
yang mengkompromikan tanggung jawab manusia demi mempertahankan
kedaulatan ilahi, dan pihak Armenian, yang melakukan hal yang sebaliknya.
Tanpa disadari, pihak hiper-Calvinis maupun Armenian pada point ini
melihat Allah dan manusia pada skala keberadaan yang sama, sehingga
segala hal yang dianggap berasal dari Allah harus ditiadakan dari manusia,
dan demikian juga sebaliknya. 28
Tentu saja terdapat sejumlah prerogatif yang secara eksklusif menjadi
milik Allah, misalnya hak untuk menerima penyembahan dan hak ultimat
untuk mengambil hidup manusia. Kita jangan terlalu mudah mengaplikasikan
pola pikir seperti ini kepada semua hubungan Allah-manusia. Misalnya, kita
tidak boleh berasumsi bahwa karena keselamatan ditetapkan sebelumnya
oleh Allah, maka keputusan manusia tidak memiliki konsekuensi apa pun.
Alkitab berkata bahwa iman manusia diperlukan bagi keselamatan. 29
qeou/ -Theou- (Allah). Terdapat 3 kata Ibrani untuk Allah, yakni:
- Elohim = kelimpahan hidup di dalam Allah = nama umum bagi Allah
Ada yang melihat penggunaan bentuk jamak ini sebagai sisa politeisme,
yang lain melihatnya sebagai tanda yang mengacu kepada Trinitas. Tapi
lebih mungkin ialah penggunaannya yang lazim dalam bahasa Ibrani.
Im jamak untuk mengintensifkan atau memperluas gagasan yang
dikemukakan dalam bentuk tunggal. Dengan demikian elohim mengarah-
kan perhatian kepada kepenuhan Allah yang tak kunjung habis, kepada
kelimpahan hidup di dalam Allah. 30

28
John M. Frame, Suatu Analisis Terhadap Pemikirannya Cornelius Van Til (Surabaya:
Momentum, 2002), 85.
29
Lihat John M. Frame, Suatu Analisis Terhadap Pemikirannya Cornelius Van Til, 86 ; Kita
berpegang kepada kehendak Allah yang mutlak sebagai presaposisi dari kehendak manusia.
Diperhatikan dari sudut yang berbeda, apa yang dalam pandangan awal banyak orang merupakan
halangan bagi tanggung jawab moral, yaitu konsepsi mengenai Allah yang berdaulat secara mutlak,
ternyata menjadi dasar bagi kemungkinan tersebut.
30
Lihat Tafsiran Alkitab Masa Kini.
- Yahweh = YHWH= TUHAN, nama diri Allah (Kel.6:3). Jadi pada
khususnya Yahweh adalah nama dari Allah yang hidup yang dinyatakan
oleh Alkitab. Asal mulanya tidak pasti, meskipun mungkin berasal dari
kata dasar hwh atau hyh, yang mengandung pengertian eksistensi yang
mandiri dan tidak bermuasal. Ketika pertama kalinya dinyatakan kepada
Musa dari nyala api yang ke luar dari semak duri (Kel.3:11-15), api yang
berasal dari dirinya sendiri dan bukan dari sekelilingnya, adalah pertanda
dari eksistensi yang mandiri.
Keluaran 6:3 mengemukakan bahwa nama Yahweh belum
dikenal sebelumnya, sedang dalam terang Kejadian 15:7; 28:13 sudah
diperkenal-kan maka Keluaran 6:3 mengartikan bahwa Nama Yahweh
belum dinyatakan sebelumnya dalam pengertian yang sebenarnya dan
dalam makna kualitasnya.
Dalam pernyataan ini, Yahweh menyatakan diri-Nya bukan sebagai
Allah yang baru atau Allah yang asing, sesungguhnya tidak ada yang lain,
kecuali Yahweh, Allah nenek moyangmu (Kel.3:16).
- Adonai, bentuk jamak = Tuhan dari segala tuan.
Mengacu kepada Allah sebagai penuh kehidupan dan kuasa. Artinya
Tuhan, atau dalam bentuknya yang lebih diperkuat, Tuhan dari segala
tuan, dan Tuhan Semesta, yang menunjukkan Allah sebagai Pemerintah
yang kepada-Nya segala sesuatu tunduk dan kepada-Nya manusia
dihubungkan sebagai hamba (Kej 18:27). Sebutan ini paling disukai oleh
para penulis Yahudi di kemudian hari, dan nama yang diambil untuk
mewakili nama suci YHWH. 31
Alkitab tidak pernah membicarakan keberadaan Allah terlepas dari sifat sifat-
Nya, karena Allah adalah Apa yang Ia sendiri nyatakan tentang diri-Nya.
Allah adalah Roh, Roh Sejati, berpribadi dan tidak terbatas.
Karena Allah bukan manusia, Ia tidak boleh dianggap seagai pria atau wanita
dalam arti seks; Ia melampaui kepribadiannya. Carl Henry menjelaskan,
bahwa sebagai perbedaan yang tajam dari kultis Timur Dekat kuno yang
subur dan berbagai dewa-dewa alam mereka, Alkitab dengan cermat
menghindari pengaitan organ seks kepada diri Allah, bahkan tidak juga secara
antropomorfis. Elemen seks maskulin dan feminim dikesampingkan dari
doktrin keallahan baik dalam PL maupun PB. Allah dalam Alkitab adalah
Allah yang tidak berkelamin. Ketika Alkitab berbicara tentang Allah sebagai
“Ia (pria)“ maka kata ganti itu lebih bersifat pribadi (generik) daripada

31
J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: YKBK/OMF, 2004)
bersifat maskulin (spesifik); Alkitab menekankan kepribadian Allah ...
sebagai perbedaan (kontras) terhadap semua hal yang non-personal. 32
Aplikasi. Rasul Paulus mengungkapkan hal ini, tidak bermaksud
menyombongkan diri, tetapi sebagai ungkapan kekaguman sampai akhir
hidupnya, Paulus tetap heran, mengapa orang seperti dia dipilih Allah untuk
menjalankan karya-Nya.
Orang Kristen tidak boleh menyombongkan diri dalam menjalankan
setiap tugas yang Allah berikan kepadanya, sebaliknya orang Kristen adalah
orang yang selalu menjalani hidup ganda.
Sahabat-sahabat Paulus adalah mereka yang tinggal di Efesus tetapi
juga sekaligus yang hidup di dalam Kristus. Setiap orang Kristen mempunyai
sebutan manusiawi sekaligus sebutan ilahi. Itulah rahasia hidup Kristiani.

Pasal 1:1b. Para Pembaca. A`gi,oij toi/j ou-sin [evn vEfe,sw|] kai. pistoi/j evn
Cristw/| vIhsou/\ (orang-orang kudus di Efesus dan orang-orang yang
percaya dalam Kristus Yesus). Istilah a`gi,oij (kata sifat) sama dengan qadosh
dalam Perjanjian Lama `agi,oij –hagiois (hagiasmos)= mengkhususkan,
selalu mengandung pengertian perbedaan dan pemisahan. Memiliki akar kata
yang sama dengan yang ditemukan dalam kata Inggris saint, holy, dan
holiness. Ada 3 aspek utama dari pengudusan, yakni:

a. Pengudusan Posisional
Ini adalah posisi orang percaya atau statusnya di hadapan Allah,
berdasar pada kematian Kristus. Dalam pengudusan posisional orang
percaya diperhitungkan kudus di hadapan Allah; Ia dinyatakan orang
kudus.

b. Pengalaman Pengudusan
Meskipun orang percaya dalam pengudusan status telah terjamin,
namun pengudusan dalam pengalaman sehari-harinya dapat berubah-ubah
karena itu bergantung pada kehidupan dan pengalaman sehari-harinya.

c. Pengudusan Terakhir

32
Carlf F.H. Henry, God, Revelation and Authority, 6 vols (Waco, Texas: Word, 1976), 5:159
Aspek pengudusan ini terjadi pada masa yang akan datang dan
mengharapkan transformasi dari orang percaya untuk menjadi serupa
dengan Kristus. Pada saat orang percaya diperhadapkan kepada Tuhan
tanpa cacat cela (5:26-27).
Orang kudus dalam Alkitab adalah orang yang telah dipisahkan oleh
Allah untuk Allah, seorang yang dari segi kedudukannya telah dikuduskan.
Semua orang percaya yang sejati adalah orang kudus pada saat mereka
percaya untuk selanjutnya, mereka wajib hidup berpadanan dengan gelar ini.
Paulus menggunakan a`gi,oij dalam dua arti juga.
Pertama, dalam beberapa hal ia mengartikannya status yang
diberikan kepada orang percaya yang berada di dalam Kristus bagi
pengudusan maupun pembenaran. Kata orang-orang kudus terutama
mengacu kepada status mereka di dalam Kristus (1Kor 1:2).
Kedua, arti dari pengudusan menurut Paulus, menyangkut ihwal
perubahan moral dan spiritual orang percaya yang sudah dibenarkan, yang
sudah dilahirkan kembali, dikaruniai hidup baru oleh Tuhan. Dan mengalami
dikuduskan secara keseluruhan ialah menjadi serupa dengan citra Kristus,
dan dengan demikian merasakan dalam pengalaman arti menjadi citra Allah.
Kristus adalah isi dan norma hidup yang dikuduskan: hidup kebangkitan-Nya
diciptakan kembali dalam diri orang percaya sementara ia bertumbuh di
dalam anugerah dan mencerminkan kemuliaan Tuhannya.
Roh Kudus adalah penggerak dalam pengudusan manusia, tetapi ia
bekerja melalui firman kebenaran dan doa iman, dan melalui persekutuan
orang percaya (Ef 5:26) sementara mereka menguji diri sendiri dalam terang
kasih Roh dan kekudusan yang tidak boleh tidak harus ada.
Mereka yang mengecilkan bobot dosa dan standar kekudusan yang
dituntut Tuhan, berada dalam bahaya memberi penekanan yang tidak tepat
pada usaha manusia dalam pengudusan. Tetapi ada ekstrim yang berlawanan
juga, yaitu yang meletakkan keseluruhan tugas pengudusan melulu pada
Tuhan. Tuhan diharapkan akan menghasilkan orang kudus dengan segera,
atau mengisi seorang Kristen secara berangsur-angsur dengan anugerah atau
Roh. Ini merendahkan manusia menjadi hanya robot tanpa sikap moral,
sehingga sebenarnya hanya menghasilkan pengudusan tak bermoral, suatu
gagasan yang kontradikstif.
Johanes Calvin dalam Intitutes, book 3 pasal 23 bagian 12 menulis,
bahwa pengetahuan mengenai kepastian pemilihan kita untuk selamat justru
membuat kita makin mengejar kehidupan yang kudus.
Pasal 1:1b. Alamat Surat: [evn vEfe,sw|] – en Epheso- di Efesus. Bila kita secara
cermat membaca surat Efesus, seakan-akan surat Efesus tidak ditujukan
kepada Gereja di Efesus. William Barclay dalam buku Pemahaman Alkitab
Setiap Hari mengemukakan alasan-alasan tersebut.
a. Surat itu ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi, yaitu mereka yang
bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat
oleh mereka yang menamakan dirinya sunat, yang tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-
ketentuan yang dijanjikan (2:11-12). Paulus mendesak mereka agar tidak
lagi hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah (4:17).
Memang kenyataan bahwa mereka bukan-Yahudi itu saja tidak dapat
dijadikan dasar bahwa surat itu tidak ditujukan kepada Jemaat Efesus.
Namun hal itu tetap merupakan fakta yang perlu mendapat perhatian.
b. Di antara sekian banyak surat yang pernah ditulis oleh Paulus, surat
Efesus merupakan satu-satunya surat yang sifatnya paling tidak pribadi.
Jika surat-surat lainnya sangat penuh dengan salam dan pesan-pesan
pribadi yang begitu intim, tidaklah demikian halnya dengan surat Efesus
ini. Hal ini memang sangat mengherankan mengingat kenyataan bahwa
Paulus tinggal lebih lama di Efesus daripada di kota-kota lainnya. Paulus
pernah tinggal di Efesus tak kurang dari 3 tahun (Kis 20:31). Ditambah
lagi bahwa dalam seluruh PB tidak ada bagian yang begitu intim dan
mengharukan selain Kisah Rasul 20:17-35. Dengan kenyataan tersebut
maka sangatlah sukar untuk percaya, bahwa Paulus dapat menulis surat
yang sifatnya sangat tidak pribadi kepada jemaat Efesus.
c. Keterangan dalam surat ini menyatakan, bahwa Paulus dan penerima
surat ini tidak saling mengenal secara pribadi; pengenalan mereka satu
terhadap yang lain terjadi hanya secara tidak langsung (1:15; 3:2).
Pengetahuan Gereja mengenai kerasulan Paulus bagi orang-orang
bukan Yahudi adalah sesuatu yang mereka dengar, dan bukan sesuatu yang
mereka ketahui karena adanya hubungan pribadi dengan Paulus.
Dari bukti-bukti yang ada di dalam surat Efesus itu sendiri, maka
jelaslah bahwa surat ini tidak menunjukkan adanya hubungan pribadi yang
erat antara Paulus dan orang-orang Efesus. Padahal Paulus mempunyai
hubungan pribadi yang erat dengan orang-orang Efesus. Jadi surat ini tidak
cocok dengan kenyataan yang ada, dan karena itu alamat surat tersebut
aslinya bukanlah jemaat Efesus.
Dalam seluruh naskah tulisan tangan berbahasa Yunani dari surat
Efesus tidak ada satupun yang memuat kata-kata di Efesus seperti yang
tercantum dalam 1:1. Semua surat menyebutkan: Paulus. . . kepada orang-
orang kudus yang juga beriman kepada Kristus Yesus.
Dari cara-cara yang dipakai oleh Bapak-bapak Gereja Yunani kuno
memberikan ulasannya, kita tahu bahwa mereka mengenal naskah-naskah
tersebut tanpa kata-kata di Efesus itu. Kepada Jemaat Mana Surat Efesus
Dialamatkan?

1) Laodikea Daerah Gemba Bumi


Menurut William Barclay, mula-mula ada dugaan bahwa surat ini
ditujukan kepada jemaat Laodikea (Kol.4:16). Ayat itu meyakinkan bahwa
ada surat dari Paulus yang dikirim kepada jemaat Laodikea. Namun surat
tersebut tidak ada dalam kumpulan surat-surat Paulus yang sekarang.
Marcion termasuk orang pertama yang mengumpulkan surat-surat Paulus,
pada kira-kira pertengahan abad ke-2, dan dia pulalah yang menyebut surat
kepada jemaat Laodikea itu sebagai surat Efesus. Maka sejak semula
tentulah ada dugaan di kalangan Gereja, bahwa surat Efesus itu sebenarnya
mula-mula adalah surat yang dikirimkan kepada jemaat Laodikea. Mungkin,
ketika Paulus wafat, jemaat Efesus, yang mengetahui bahwa jemaat Laodikea
memiliki surat yang begitu indah dari Paulus, meminta salinannya. Salinan
itu kemudian dikirimkan dengan menghilangkan kata Laodikea dalam ayat
pertama, serta membiarkan bagian itu kosong, sebagaimana naskah-naskah
yang tertua juga kosong. Kira-kira tigapuluh tahun kemudian surat-surat
Paulus dikumpulkan untuk disebarluaskan. Laodikea terletak di satu distrik
yang terkenal banyak gempa buminya, dan karena itu kemungkinan besar
arsip-arsipnya telah rusak.
Maka ketika surat-surat Paulus itu dikumpulkan, satu-satunya salinan
surat kepada Laodikea yang ada ialah yang masih selamat di Efesus. Surat
itulah yang kemudian dikenal sebagai Surat Efesus, karena di Efesus-lah
terdapat satu-satunya salinan surat tersebut.

2) Damnatio Memoriae
Seorang sarjana Jerman terkenal Adolf Von Harnack mengatakan,
dengan cara yang menyedihkan, jemaat Laodikea makin lama makin
surut. Hal itu dapat kita lihat dalam Wahyu 3:14-22, yaitu surat kepada
jemaat Laodikea, yang isinya sangat mengerikan. Surat itu menyebutkan
bahwa jemaat Laodikea dikutuk habis-habisan oleh Kristus yang Bangkit.
Kristus yang Bangkit dengan lantang mengatakan: Jadi karena engkau
suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan
engkau dari mulutKu (Why 3:16).
Dalam dunia kuno ada suatu kebiasaan yang disebut damnatio
memoriae, yaitu kutukan terhadap catatan nama baik seseorang. Seseorang
yang telah banyak menunjukkan pengabdian kepada negara, namanya akan
tercantum dalam buku-buku peringatan, dalam prasasti-prasasti dan dalam
buku-buku sejarah. Tetapi jika akhirnya ia melakukan perbuatan-perbuatan
yang hina dan tak terpuji, maka nama orang itu akan dikutuk. Namanya
akan dihapus dari semua buku atau pun prasasti yang pernah memuatnya.
Harnack berpendapat bahwa ada kemungkinan jemaat Laodikea
mengalami kebiasaan serupa, yaitu damnatio memoriae itu, sehingga
namanya dicoret dari semua surat dan peninggalan Kristen yang tertulis.
Jika demikian halnya, maka salinan-salinan surat kepada jemaat
Laodikea itu tentu tidak akan memuat alamat Laodikea sama sekali. Dan
ketika pengumpulan surat-surat itu dilakukan di Efesus, maka wajarlah
jika nama Efesus dimasukkan dalam surat itu.

3) Surat Edaran
Sebenarnya, Surat Efesus memang tidak ditujukan kepada atau Gereja saja,
tapi merupakan surat edaran yang ditujukan kepada semua Gereja yang
didirikan oleh Paulus di Asia (Kol 4:6).
Paulus tidak menyatakan bahwa jemaat Kolose harus membaca
surat yang dialamatkan ke Laodikea, tetapi mereka harus membaca surat
yang dari Laodikea. Hal ini secara jelas nampak dalam teks Bahasa
Yunani. Di sini Paulus seakan-akan berkata: Ada sepucuk surat yang
sedang beredar dan pada saat ini sudah sampai di Laodikea; jika surat itu
dikirimkan kepadamu dari Laodikea, hendaklah kamu membacanya. Nada
kalimat itu menggambarkan ada sepucuk surat yang sedang beredar di
antara gereja-gereja di Asia, dan kita yakin bahwa surat itu adalah surat
Efesus yang sekarang ini.
Pasal 1:2. Kasih Karunia dan Damai Sejahtera.
ca,rij u`mi/n kai eivrh,nh avpo. qeou/ patro.j h`mw/n kai. kuri,ou
anugerah bagimu dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan

vIhsou/ Cristou//)
Yesus Kristus.
Istilah ca,rij -kharis- dan eivrh,nh -eirene- merupakan dua ungkapan
iman kristiani yang besar. Eirene adalah salam Yunani yang umum dan
merupakan terjemahan dari kata shalom Bahasa Ibrani yang umum pada
zaman Paulus. Dalam Alkitab, damai bukanlah kata yang mengandung hal-
hal yang negatif, atau menerangkan keadaan yang bebas dari kesukaran.
Shalom berarti segala sesuatu yang membawa kebaikan utama bagi manusia.
Damai secara Kristen adalah sesuatu yang bebas dari segala keadaan yang
bersifat lahiriah.
Sedangkan istilah ca,rij – kharis – mempunyai tempat utama dalam
salam pembukaan dan ucapan syukur penutup dalam Surat-Surat Paulus.
Kharis selalu mengandung pengertian dasar: pesona atau daya tarik.
Pemberian tanpa daya tarik maka hidup ini bukanlah hidup Kristiani yang
benar. Pemberian: dalam arti bisa hasil usaha sendiri, bisa imbalan. Kedua
berkat ini datang dari Allah melalui Yesus Kristus kepada semua orang yang
percaya kepada Allah. Damai sejahtera adalah buah kasih karunia.
Iman adalah tanggapan manusia atas kasih karunia Allah (Ef 2:8).
Iman ini adalah pemberian Allah; kata-kata bukan hasil usahamu mungkin
dikaitkan dengan sesosmenoi (diselamatkan), tapi Paulus mencoba untuk
menunjukkan bahwa perkataan iman tidak dimaksudkan untuk menyatakan
suatu tindakan bebas pada pihak orang percaya (2 Kor 4:13; Flp 1:29). Iman
ini meskipun menyatakan bahwa tidak ada keselamatan melalui hukum,
bukanlah tidak etis. Iman secara moral dengan sendirinya adalah vital.
C.A Scott menyatakan, bahwa mulai dari saat iman bekerja, suatu
transformasi pandangan etis secara ideal sudah ada di sana. Hasil dan usaha
keras adalah anugerah. Inilah etos kerja Kristiani. 33

Pasal 1:3-4.
3
Euvloghto.j o` qeo.j kai path.r tou kuri,ou h`mw/n vIhsou/ Cristou/(
Terpujilah - Allah dan Bapa - Tuhan kita Yesus Kristus,
o` euvlogh,saj h`ma/j evn pa,sh euvlogi,a| pneumatikh/| evn
(yang) telah memberkati kita dengan segala berkat rohani di

toi/j evpourani,oij evn Cristw/|(


− surga dalam Kristus,

4
kaqw.j evxele,xato h`ma/j evn auvtw|/ pro. katabolh/j
sebab Ia telah memilih kita di dalam Dia sebelum peletakan fondasi

33
C.A Scott, Christianity According to St. Paul
ko,smou( ei-nai h`ma/j a`gi,ouj kai. avmw,mouj
dunia, untuk menjadikan kita kudus dan yang tidak bercela

katenw,pion auvtou/( evn avga,ph|


menurut pandangan Nya, dalam kasih

Bagian ini dimulai dengan suatu doxologia atau pujian kepada Allah,
karena apa yang telah Dia buat dalam Kristus Yesus. Dalam ayat tiga, kata-
kata euvlogi,a| - eulogia- sama dengan pujian berkat. Kita temui tiga kali =
euvloghto.j (terpujilah) Allah dan Bapa kita Yesus Kristus yang dalam
Kristus telah mengaruniakan = euvlogh,saj - eulogesas - kepada kita segala
berkat rohani = euvlogi,a| - eulogia - dalam sorga.
Untuk dapat memahami euvlogi,a| yang digunakan dalam Surat
Efesus ini dengan baik, kita perlu memberikan beberapa penjelasan pendek
tentang arti dan fungsi euvlogi,a| dalam PB. Biasanya, puji-pujian dipakai di
tiga tempat:

1. Pada permulaan ibadah jemaat, sesudah salam rasuli (Gal 1:3-5; 1Ptr 1:2-
3 dan lain-lain)
2. Sebagai penutup suatu uraian (khotbah, pengajaran, nasihat) yang harus
diaminkan oleh jemaat, dengan suatu puji-pujian (Rm 11:36; Gal 1:5; Ef
3:20-21)
3. Diberbagai tempat, dimana nama Allah disebut berhubung dengan
perbuatan-perbuatan-Nya yang besar (Rm 1:25; 9:5; 1Tim 1:7)

Yang dipuji Paulus dalam euvlogi,a| ini ialah o` qeo.j kai path.r – ho
theos kai pater (Allah dan Bapa). Ia bukan saja Allah (yang telah
menciptakan alam semesta), tetapi juga Bapa kita. Ke-Bapa-an-Nya itu Ia
nyatakan kepada kita dalam apa yang telah Ia buat untuk kita, sebagai Bapa
dari Tuhan kita Yesus Kristus. Apakah yang telah Allah perbuat bagi kita?
Ayat 3-4 terdiri dari tiga hal penting, yakni:
- Kenyataan pemilihan Allah (Yoh 15:16)
- Paulus memikirkan rahmat dari pemilihan Allah
- Tujuan dari pemilihan Allah
Pilihan dapat didefinisikan sebagai tindakan kekal Allah di mana, Ia
dalam kedaulatan kehendak-Nya yang baik, dan tidak berdasar pada usaha
mereka, memilih sejumlah orang untuk menjadi penerima anugerah khusus
dan keselamatan kekal.
Kata evxele,xato – ekselesato (to choose, to select), dipisahkan atau
dikhususkan. Kata kerja memilih (aorist, mid, indikativ), 34 yang berasal dari
kata ek (keluar) dan lego (dipilih atau memilih) yang berarti memanggil ke
luar dari antara orang banyak. Hal ini hanya dilakukan satu kali dan sudah
selesai, tidak secara terus-menerus (aorist). 35 Kata tersebut berarti Allah
memilih sebagian individu-individu dari sekelompok massa.
Ekselesato selalu dipakai dalam bentuk middle voice yang berarti
Allah memilih untuk diri-Nya sendiri. Hal ini memiliki pengertian yang sama
ketika Allah memilih bangsa Israel. 36 Pemilihan ini berasal dari inisiatif Allah
sendiri melalui karya penyelamatan Yesus Kristus. 37 Hal itu menjabarkan
tujuan dari pemilihan itu. Allah memilih orang percaya ke dalam persekutuan
dengan diri-Nya atas dan untuk mencerminkan anugerah-Nya melalui
kehidupan orang yang telah ditebus (Rm 11:33-36). Pemilihan Allah terjadi
sejak kekekalan. Hal itu adalah ekspresi dari kasih Allah (1:4).
Pilihan Allah itu ditetapkan dari kekekalan dan dilaksanakan karena
kemurahan hati Allah; tidak ada peristiwa khusus atau alasan yang membuat
Allah mengubah pikiran-Nya. 38
Di antara golongan Calvinis terdapat berbagai variasi pemahaman.
Ada di antaranya yang menganut predestinasi ganda, yaitu pemahaman
bahwa Allah memilih orang tertentu untuk diselamatkan dan yang lain
dibiarkannya terhilang. Calvin menyebutkan pemahaman ini ketetapan yang
mengerikan namun tetap dianutnya. 39
Penganut Calvinisme yang lain mengatakan bahwa Allah secara aktif
memilih mereka yang akan menerima kehidupan kekal, dan mengabaikan
yang lainnya, serta membiarkan mereka terbenam di dalam dosa-dosa yang
mereka pilih sendiri. 40 Allah memilih kita agar menjadi a`gi,ouj kai.
avmw,mouj –hagious kai amomous =kudus dan tidak bercacat, 1:4). a`gi,ouj
selalu mengandung pengertian perbedaan dan pemisahan. Tetapi timbul
pertanyaan,

34
Frits Rienecker, A Linguistic Key to The New Testament (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan, 1980 ), 655.
35
Ola Tulluan, Bahasa Yunani (Batu-Malang: Dep. Literatur YPPII, 1990).
36
Frank E. Gaebelein (ed), Expositors Bible Commentary vol II (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan, 1978), 24.
37
Warren W Wiersbie, Kaya Didalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2001), 18.
38
Louis Berkhof, Systematic Theology (Grand Rapids: Eerdmans, 1953), 114-115.
39
Calvin, Institutes, book 3, pasal 23, bagian 7.
40
Augustus H. Strong, Systematic Theology, 789-790.
 Apabila Allah sudah menentukan segala yang harus terjadi (kedaulatan
Allah), apakah akan terjadi perbedaan karena perbuatan manusia?
 Apakah kelakuan moral seseorang masih lagi menentukan keselamatan-
nya?
 Apabila seseorang sudah dipilih oleh Allah, apakah perilakunya masih
berarti? Bukankah ia akan selamat, apa pun yang ia lakukan?
 Apabila semua tindakan manusia sudah ditentukan dalam predestinasi,
mungkinkah tuntutan moral untuk hidup suci tidak lagi bersangkut paut
dengan kehidupan Kristen?
 Apakah ada manfaatnya bila Allah menegur orang percaya karena
berbuat dosa? Bukankah seorang percaya tidak dapat melakukan hal yang
sebaliknya?
 Bila tidak ada kemurtadan (dengan sengaja meninggalkan Tuhan)
mengapa Allah memberikan peringatan-Nya dalam Matius 24:4-10, 24?
Ibrani 6:4-6? Apa urgensitas dan signifikansinya?
Kata avmw,mouj -amomous- selalu dipakai dalam hubungan dengan
kurban. Hukum Yunani mengharuskan adanya penelitian terlebih dahulu atas
binatang yang akan dijadikan kurban. Jika ternyata didapati satu cacat, maka
binatang itu dianggap tidak layak untuk dijadikan kurban bagi Allah. Kata
avmw,mouj berkaitan dengan seluruh keberadaan manusia sebagai
persembahan bagi Allah.
Perbuatan besar Allah adalah, dalam Kristus telah mengaruniakan =
euvlogh,saj -eulogesas- kepada kita segala berkat rohani = euvlogi,a| -
eulogia- di dalam sorga! Yang dimaksudkan di sini dengan euvlogi,a|
pneumatikh/| -eulogia pneumatike = berkat rohani= bukanlah lawan dari
berkat jasmani atau berkat material tetapi seperti yang nyata dalam ayat 4-
10, berkat yang berasal dari atau yang dikaruniakan oleh pneuma -pneuma =
Roh Kudus).
Telah mengaruniakan kepada kita, menunjuk kepada perbuatan di
masa lampau. Istilah ei-nai - einai = kita (present, inf) memiliki makna,
bahwa Allah memiliki tujuan di masa lampau dalam hal pemilihan manusia
kepada keselamatan. Berkat-berkat yang disebut dalam 1:3-14 telah
dititahkan dalam kekekalan yang lampau dan telah dikaruniakan kepada
orang-orang percaya ketika mereka menerima Kristus.
Karena, manusia (menurut kesaksian Alkitab) adalah suatu totalitas,
suatu kesatuan dari tubuh dan jiwa, maka euvlogi,a| pneumatikh/| -eulogia
pneumatike- yang dikaruniakan Allah kepadanya mencakup juga berkat
untuk hidupnya di dunia ini (hidup jasmaniah). Dan berkat itu, menurut
Paulus, Tuhan Allah karuniakan evn pa,sh (en pase = segala, rupa=rupa)
dengan berlimpah-limpah, dan evn toi/j evpourani,oij evn Cristw/|( (di
dalam sorga dan di dalam Kristus).
Ketika kita percaya pada Kristus, kita diberikan suatu kedudukan baru,
di sorga, di mana berkat-berkat ini dianugerahkan kepada kita. Berkat-berkat
ini diterima bila kita melalui iman ditempatkan dalam hubungan dengan
Kristus.
Evn Cristw/| seolah-olah kata sentral evn toi/j evpourani,oij,
sebenarnya berarti; di dalam yang sorgawi. evpourani,oij di sini bukanlah
sorga dalam arti yang biasa, tetapi tempat di mana Kristus bersemayam dan
memegang pemerintahan (penguasa-penguasa angkasa, penghulu-penghulu
dunia, roh-roh jahat, dan lain-lain). Jadi tempat yang tidak dapat kita lihat dan
raba dengan pancaindra.
Sama seperti evn toi/j evpourani,oij, demikian pula evn Cristw/| harus
ditafsirkan secara lokal. Ia adalah tempat di mana kita, orang-orang kudus
dan percaya, berada sebagai orang-orang yang menerima berkat Allah. Kita
sebagai orang-orang yang diberkati Allah berada juga evn toi/j evpourani,oij.
Tetapi kita berada di sana, evn Cristw/|, di dalam pemerintahan-Nya, yang
menaklukkan segala angkasa dan penghulu dunia.
Pro. katabolh/j ko,smou = sebelum peletakan fondasi dunia, (membayang-
kan) dunia sebagai sebuah gedung besar yang dibangun atas dasar-dasar atau
fondamen yang kuat. Rienecker mengartikan Kataboles dengan throwing
down, foundation, before the foundation of the world, from all eternity. 41
Pernyataan itu merupakan konsep yang paling mendasar untuk
memahami permulaan Allah memilih umat-Nya, yaitu dari kekekalan,
sebelum dunia ini dibentuk. Tujuan Allah bukan untuk memperlihatkan
tentang dunia tetapi kenyataan surga yang diwujudkan dalam kalimat
sebelum dunia dijadikan.
Predestinasi dan pemilihan merupakan konsep Alkitab. Alasan banyak
orang menolak doktrin ini adalah karena mereka beranggapan bahwa doktrin
predestinasi meniadakan tanggungjawab manusia. Namun, kebanyakan
Calvinis menyadari antinomi (hal yang kelihatannya kontradiksi dari
pengajaran Alkitab tentang kedaulatan Allah dan tanggungjawab manusia),
dan mereka menerima itu sebagai paradoks ilahi. 42
Ada perbedaan di antara kaum Calvinis tentang bagaimana kedua ide
yang kontras berhubungan. Supaya teologinya alkitabiah maka kedua konsep

41
Rienecker, A Linguistik Key to The New Testament.
42
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, vol. 2, 117-118
itu harus dipertahankan sesuai penyataan Alkitab sepenuhnya.
Tanggungjawab manusia tidak boleh dikorbankan karena penafsiran tentang
predestinasi dan pemilihan yang berdasar kedaulatan Allah, atau sebaliknya.

Pasal 1:5-6
5
proori,saj h`ma/j eivj ui`oqesi,an dia.
telah menentukan terlebih dahulu kita untuk pengangkatan sebagai anak melalui

vIhsou/ Cristou/ eivj auvto,n( kata. th.n euvdoki,an tou/


Yesus Kristus untuk Dia sendiri, menurut - maksud baik -

qelh,matoj auvtou/(
kehendak Nya,

6
eivj e;painon do,xhj th/j ca,ritoj auvtou/( h-j
untuk pujian (bagi) kemulian - anugerah Nya, yang

evcari,twsen h`ma/j evn tw/| hvgaphme,nw|(


Ia mengaruniakan kita di dalam (Dia yang) dikasihi,

Kata proori,saj - proorisas – atau prorizo (ayat 5) berarti menandai


dengan batasan sebelumnya. Kata ini ditemukan 6 kali dalam PB (5 kali
muncul dalam surat-surat Paulus).
Kematian Kristus dan maknanya telah ditentukan sebelumnya oleh
Allah (Kis 4:28, 2 Kor 2:7). Paulus mengindikasikan keselamatan orang
percaya berakar dari kekekalan di masa yang lalu dalam predestinasi karya
Allah. Secara alkitabiah, predestinasi terbatas pada orang-orang yang dipilih
dan menjamin kehidupan mereka yang sekarang maupun yang kemudian.
Bentuk tata bahasa dalam ayat 5 menunjukkan bahwa perbuatan ini
terjadi pada waktu yang sama dengan perbuatan dalam ayat 4. Juga
menggambarkan bagaimana caranya perbuatan itu dikerjakan.
Penentuan dari semula adalah suatu kedudukan atau suatu keadaan dan
tidak pernah untuk suatu tempat. Allah menentukan dari semula (menitahkan
sebelumnya, memutuskan sebelumnya) bahwa pada suatu hari, melalui karya
Yesus Kristus, Ia mengadopsi kita dan menjadikan kita anak-anak-Nya.
Dalam perikop ini, Paulus menjelaskan rencana Allah. Salah satu
gambaran yang sering digunakannya untuk melukiskan tindakan Allah bagi
manusia, ialah gambaran mengenai pengangkatan anak atau adopsi (Rm.
8:23), Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya dalam keluarga-Nya.
Kata ui`oqesi,an atau huiothesian = adopsi, menempatkan sebagai
anak, menjadikan anak. Kata adopsi menekankan upacara Romawi bagi
seorang anak yang telah diadopsi, kepada status dewasa dengan segala hak
yang berkaitan dengan itu. Dalam hukum Romawi, ini memiliki arti yang
lebih besar dibanding sekarang. Pada waktu itu, keberadaan keluarga
didasarkan pada apa yang disebut patria potestas atau kuasa ayah. Ayah
berkuasa mutlak atas anak-anaknya selama dia dan anak-anak itu masih
hidup. Ia dapat menjual anaknya itu sebagai budak atau bahkan dapat
membunuhnya. Hukum Romawi memberikan kepada seorang ayah kuasa
yang mutlak atas anaknya, dan ini berlaku sepanjang hidup si anak. Seorang
anak tidak dapat memiliki apa-apa; setiap warisan yang menjadi haknya dan
setiap pemberian yang didapatnya, menjadi milik sang ayah. Usia, martabat
dan tanggungjawab kemasyarakatan yang telah dicapai si anak, tidak menjadi
penghalang bagi sang ayah untuk memberlakukan kuasanya yang mutlak itu
atas anaknya.

Dalam upacara legal, anak yang diadopsi diberikan semua hak


sebagai anak natural. Dalam upacara tersebut, empat hal terjadi, yakni:
1. Orang yang diadopsi kehilangan semua hak dari keluarga yang lama, dan
mendapatkan semua hak secara penuh sebagaimana hal anak sah dari
keluarga yang baru
2. Ia menjadi ahli waris dari ayah barunya
3. Kehidupan yang lama dari orang yang diadopsi itu dihapuskan
sepenuhnya. Misalnya, secara legal semua hutangnya dibatalkan; semua
itu dihapuskan seperti hal itu tidak pernah ada
4. Dalam pandangan hukum, orang yang diadopsi secara harfiah dan secara
mutlak adalah anak dari bapanya yang baru itu. 43
Adopsi adalah hasil predestinasi Allah pada orang percaya sejak
kekekalan. Adopsi mengajarkan arti kedewasaan dan hak-hak istimewa yang
penuh dalam keluarga Allah, pembebasan dari segala hubungan dan tanggung
jawab dalam hubungan keluarga yang sebelumnya.
Efesus 1:5 mengindikasikan tindakan adopsi dihubungkan dengan
predestinasi, yang terjadi sejak kekekalan tetapi direalisasikan pada waktu
orang itu secara pribadi menerima Yesus Kristus.
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa orang-orang yang terpilih
telah ditentukan sebelumnya, tetapi Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa

43
Lihat William Barclay, The Letter of the Romans (Edinburgh: Saint Andrew, 1957)
ada penetapan yang sama untuk menentukan orang-orang bagi kebinasaan
(predestinasi ganda). Alkitab kelihatannya berkenan untuk membiarkan
masalah itu sebagai suatu rahasia, dan kita pun seharusnya demikian juga.

PASAL 1:7-8

Ayat 7
Ven w-| e;comen th.n avpolu,trwsin dia. tou/ ai[matoj
Di dalam (Dia) yang kita mempunyai - penebusan melalui - darah

auvtou/( th.n a;fesin tw/n paraptwma,twn( kata. to. plou/toj


Nya, - pengampunan - (atas) pelanggaran2, menurut - yang besar

th/j ca,ritoj auvtou/(


- anugerah Nya,
Ayat 8
h-j evperi,sseusen eivj h`ma/j evn pa,sh| sofi,a kai. fronh,sei
yang Ia melimpahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian,

Tiga kata Yunani yang menceritakan segenap penebusan manusia, yakni:


a. Agorazo (membeli di pasar budak)
b. Exagarazo (membeli dan menyingkirkan dari pasar budak)
c. Lutroo (memerdekakan dan membebaskan) 44
Tiga konsep besar yang terdapat di dalam iman Kristen, yakni:

• Konsep tentang pembebasan


Kata Yunani yang lazim digunakan adalah avpolu,trwsij, yang berasal dari
kata kerja lu,trwn, yang berarti menebus, artinya:
- Pembebasan oleh penebusan dengan uang (orang-orang hukuman atau
hamba, Mat 20:28, Ibr 11:35)
- Pembebasan atau kelepasan dalam arti yang umum (Dan 4:34)
Ia telah mencurahkan darah-Nya untuk dan karena milik-Nya, dengan
jalan menyerahkan hidupnya ke dalam maut. Oleh perbuatan-Nya, kita
ditebus dan dibebaskan-Nya dari hukuman, kutuk, Iblis dan dosa. Ai[matoj
-aimatos (darah) di sini ialah rangkuman dari seluruh derita (sengsara) Nya
sampai kepada kematian-Nya di kayu salib.
44
Autrey, The Prison Epistles.
Jelasnya, konsep ini menunjuk pada tindakan pembebasan terhadap
seseorang dari keadaan, di mana ia sendiri tidak mampu membebaskan
dirinya sendiri, atau tindakan pembebasan seseorang dari suatu denda atau
hukuman yang ia sendiri tidak akan pernah dapat membayarnya. Seneca
menyatakan dirinya sendiri sebagai homo non tolerabilis. Itulah makna
kekristenan yang sesungguhnya bagi manusia
• Konsep tentang pengampunan
Orang yang berbuat dosa haruslah mati (Yoh 18:4). Ungkapan th.n
a;fesin tw/n paraptwma,twn (ten aphesin ton paraptomaton) pengampunan
kesalahan-kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran tidak menghitung
kesalahan atau pelanggaran mereka (Rm 4:8, 2 Kor 5:9).
Maksud Paulus dengan penjelasan ini ialah hendak menyatakan bahwa
penebusan yang telah berlangsung dalam Kristus, oleh darah-Nya, itu nyata
(mewujudkan diri) dalam pengampunan kesalahan atau pelanggaran kita,
bukan baru atau nanti, bila Kristus datang kembali, tetapi sudah terjadi pada
waktu ini.
Bila orang berdosa menerima Kristus, penebusan dari hukuman dosa
ini benar-benar diadakan melalui pengampunan (penyingkiran dosa).
Penebusan oleh pengampunan ini adalah sesuai dengan, dan menggambar-
kan, kekayaan kasih karunia yang ditunjukkan Allah kepada orang berdosa

• Konsep tentang Hikmat dan Pengertian


Kedua kata itu adalah terjemahan dari bahasa Yunani sofi,a – sophia - dan
fronh,sei (pronesei). Aristoteles mendefinisikan sophia sebagai
pengetahuan mengenai perkara-perkara yang mulia dan berharga.
Cicero mendefinisikannya sebagai pengetahuan mengenai soal-soal
kemanusiaan dan keilahian. Sophia adalah sesuatu yang berkaitan dengan
akal budi yang selalu meneliti dan mencari. Sophia adalah jawaban atas
masalah-masalah abadi yang menyangkut kehidupan dan kematian, Allah
dan manusia, yang fana dan yang baka.
Aristoteles mendefinisikan phronesis sebagai pengetahuan mengenai
kemanusiaan dan hal-hal yang menuntut adanya perencanaan. Plutarch
mendefinisikannya sebagai pengetahuan praktis tentang perkara-perkara
yang berkaitan dengan seluruh keberadaan kita.
Cicero mendefinisikannya sebagai pengetahuan tentang perkara-perkara
yang harus dihindari. Sedangkan Plato mendefinisikannya sebagai
pengaturan akal budi yang memungkinkan kita untuk menentukan apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan kata lain, phronesis
adalah pengertian yang memungkinkan manusia untuk menghadapi dan
sekaligus menyelesaikan masalah-masalah praktis dalam hidup dan
kehidupannya sehari-hari.
Dengan tegas Paulus mengatakan, bahwa Yesus membawa sophia kita,
yaitu pengetahuan intelektual yang memuaskan akal budi kita; dan phronesis,
yaitu pengetahuan praktis yang memungkinkan kita menangani persoalan-
persoalan praktis dalam kehidupan kita sehari-hari.

PASAL 1:9-10

Ayat 9
gnwri,saj h`mi/n to. musth,rion tou/ qelh,matoj auvtou/( kata
memberi tahu kepada kita - rahasia - kehendak Nya, menurut

th.n euvdoki,an auvtou/( h[n proe,qeto evn auvtw/|


- maksud baik Nya, yang Ia menetapkan di dalam Dia

Ayat 10
eivj oivkonomi,an tou/ plhrw,matoj tw/n kairw/n
untuk rencana - yang genap - (pada) waktu2,

avnakefalaiw,sasqai ta. pa,nta evn tw/| Cristw/|( ta. evpi.


untuk menyatukan - segala (sesuatu) di dalam - Kristus, yang di

toi/j ouvranoi/j kai. ta. evpi. th/j ghj\ evn auvtw/(


- surga dan yang di - bumi di dalam Dia,

Musth,rion tou/ qelh,matoj auvtou/ - Rahasia Kehendak Allah; ayat 9


Sesuatu yang selama ini terselubung dan kini diungkapkan, meskipun masih
tetap tidak dapat dipahami oleh orang yang belum pernah terlibat langsung dalam
maknanya (contoh: orang yang tidak tahu tentang Kekristenan tetapi mengikuti
perjamuan kudus). Tujuan rahasia kehendak Allah ialah mempersatukan segala
sesuatu di dalam Kristus sebagai kepala. Kristus adalah makna dan tujuan akhir
segala sesuatu.
Istilah plhrw,matoj -pleromatos- kegenapan (ay 9)- berasal dari kata dasar
plhrwma: apa yang memenuhi, pelengkap, pemenuhan, keadaan yang penuh, yang
genap, yang lengkap. Pleromatos bukanlah berakhirnya suatu periode, tetapi
genapnya waktu, matangnya segala yang terjadi. Dan yang dimaksud dengan
kairw/n (waktu) atau o`i kairoi - hoi kairoi - (waktu-waktu), ialah periode-periode
sejarah yang berturut-turut berlangsung, masing-masing dengan situasinya sendiri
(1Tim 2:6; 6:15). Waktu yang berlalu adalah klimaks dari rencana Allah dalam arti
bahwa rencana Allah tidak bergantung pada waktu, tetapi Dia menetapkan segala
sesuatu menurut waktu-Nya, dan menurut kasih-Nya yang suci. Keputusan Allah
adalah pencapaian yang penuh. Dalam teks ini, pencapaian Allah yang penuh
(rencana Allah) bagi dunia ini didalam Yesus Kristus. Menurut B.F. Drewes,
kegenapan menunjuk kepada 'waktu yang tepat.' 45
Kata pleromatos juga diartikan fulness of times, di mana kata waktu ini
menjelaskan dua arti: time (kronos) dan season (kairos), tetapi kata waktu ini tidak
menjelaskan tentang akhir dari hidup tetapi mengacu kepada waktu yang sudah
ditentukan dalam waktu Injil. Dalam arti bahwa penggenapan yang disampaikan
oleh Allah dalam karya Kristus. 46
Tuhan Yesus lahir ketika genap waktunya (Gal 4:4). o`i kairoi menunjuk
kepada waktu-waktu yang berbeda itu ditentukan oleh Allah. Paulus
mengumpamakan semuanya itu dengan sebuah bejana, yang makin lama makin
penuh diisi dengan waktu-waktu yang berturut-turut berlangsung (Gal 4:4).
Kata proe,qeto (ayat 9) atau protithemi = tujuan, menempatkan sebelumnya
dan mengusulkan tujuan Allah dalam diri-Nya sendiri untuk meringkaskan semua
dalam KristusYesus.
Istilah persiapan pada ayat 10, dalam bahasa aslinya dipakai kata
oivconomian rencana, berasal dari kata dasar: oivconomia; pengurusan rumah
tangga, jabatan mengurus rumah tangga, tugas mengurus, rencana dan pembinaan.
Dan kata yang cocok untuk istilah ini adalah rencana. Karena pada ayat 9 berbicara
tentang rencana kerelaan-Nya (Allah) di dalam Kristus. Istilah persiapan di dalam
terjemahan aslinya kata ini dapat diterjemahkan: maksud baik (bnd ay 11 juga
dipakai istilah “maksud” dengan bentuk dan kasus yang sama). Menurut B.F.
Drewes istilah persiapan ini berhubungan dengan rencana penyelamatan dalam
arti lebih spesifik yaitu untuk melaksanakan penyelamatan itu. 47 Bromiley
menjelaskan sense of direction provision sehingga dari kata menjelaskan bahwa
rencana yang dimaksud adalah rencana penyelamatan yang merupakan ketetapan
45
B.F. Drewes, dkk., Kunci Bahasa Yunani PB (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 157.
46
Ralph Earle, Word Meanings in the New Testament (USA, Kansas City: Beacon Hill Press,
1987), 291.
47
B.F. Drewes, dkk, Ibid., 157.
dari Allah tetapi dalam ketepatan Allah ini ada pimpinan Allah dalam Yesus
Kristus (tidak terlepas dari Allah Tritunggal: Roh Kudus, ay 14 dijelaskan bahwa
Roh Kudus sebagai materai) yang mengerjakan rencana Allah. Jika dihubungkan
dengan tujuan Paulus menulis surat ini maka inilah yang menjadi inti surat Paulus
kepada orang-orang di Efesus, yaitu Paulus melakukan apa yang dikehendaki oleh
Bapa di dalam Tuhan Yesus Kristus (1Kor 9:17; Kol 1:25), yaitu membawa orang-
orang Efesus percaya kepada Kristus dan mengenal Kristus dengan benar (1:16,
17) serta di dalam Kristus oarng-orang Efesus mendapat pendamaian dengan
Allah (2:13-18). Rencana penyelamatan di dalam Kristus sudah dipersiapkan
Allah sebelumnya (2:10).
Istilah persiapan ini lebih menjelaskan tentang 'pengertian keselamatan' dan
dalam karya ini terdapat perjanjian (covenant) dari Allah di dalam Yesus Kristus
kepada orang percaya. 48 Orang percaya dapat bertanggung jawab dengan karya
keselamatan ini oleh pertolongan Roh Kudus.

PASAL 1:11-14
Ayat 11
evn w-| kai. evklhrw,qhmen
Di dalam (Dia) yang juga kami dipilih (menjadi bagianNya)/…(mendapat bagianNya)

proorisqe,ntej kata pro,qesin. tou/ ta.


(yang) ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan maksud (dari Dia yang) -

pa,nta evnergou/ntoj kata. th.n boulh.n tou/ qelh,matoj auvtou/(


segala (sesuatu) mengerjakan menurut - keputusan - kehendak Nya,

Ayat 12
eivj to. ei-nai h`ma/j eivj
supaya - {menjadi} kita (orang Yahudi)/kita (orang Kristen) +{}

e;painon do,xhj auvtou/ tou.j prohlpiko,taj


pujian (bagi) kemuliaan Nya (orang2 yang) berharap sebelum (orang Kristen
non-Yahudi)/yang per-tama2 berharap
evn tw|/ Cristw/\
pada - Kristus;

48
Andrew Lincoln, World Biblical Commentary: Ephesians. Vol.42 (Texas, USA: Words Books,
Publisher, 1990), 32..
Ayat 13
evn w|- kai. u`mei/j( avkou,santej to.n lo,gon th/j avlhqei,aj(
Di dalam (Dia) yang juga kamu karena telah mendengar - berita - kebenaran,

to. euvagge,lion th/j swthri,aj u`mw/n( evn w|-- kai.


- Kabar Baik - keselamatan mu, di dalam (Dia) yang juga

pisteu,santej evsfragi,sqhte tw/| pneu,mati th/j


ketika percaya kamu ditandai dengan segel - Roh (itu)

evpaggeli,aj tw/| a`gi,w(


dari janji/yang dijanjikan/yang membawa janji - kudus,

Ayat 14
o[j evstin avrrabw.n th/j klhronomi,aj h`mw/n( eivj
yang adalah panjar - apa yang ditentukan (bagi) kita, sampai

avpolu,trwsin th/j peripoih,sewj( eivj e;painon th/j do,xhj


penebusan - milik (Nya), untuk pujian - (bagi) kemuliaan

auvtou/)
Nya.

Siapakah yang dimaksudkan Paulus di sini dengan orang-orang yang


mendapat warisan, yang ditentukan dari semula bagi mereka? Pada ayat 12, kata
h`ma/j - hemas - dapat berarti: 49
- Orang Kristen Yahudi
- Orang Kristen berlatarbelakang Kafir
- Hanya orang-orang Kristen Yahudi
Didalam Kristus: sebagai sumber keselamatan, klhron - kleron (warisan;
ayat 13), hanya terdapat dalam bagian ini, yang berarti:
• Warisan yang diberikan
• Tanah air di sorga
• Jemaat, sebagai Israel baru

49
J.L.Ch.Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982)
Allah-lah yang memberikan warisan ini. Ia melakukan hal tersebut sesuai
dengan maksud, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-
Nya.
Maksud Paulus, warisan: orang-orang Kristen Yahudi (termasuk Paulus
sendiri), yang sekarang menemukan tanah airnya di dalam jemaat, telah
ditentukan sebelumnya oleh Allah. Evn tw|/ Cristw/ -en to Khristo- dalam atau
pada Kristus= bukan saja Kristus, yang pada-Nya mereka sebelumnya berharap
tetapi terutama Kristus, yang dalam-Nya mereka telah berada sebagai orang-orang
yang menaruh harapan.
To.n lo,gon th/j avlhqei,aj -ton logon tes aletheias- firman kebenaran,
maksudnya firman yang adalah kebenaran, kebenaran yang Allah telah nyatakan
di dalam Kristus untuk keselamatan manusia (Yoh 14:6; 17:17; Kol 1:5). Injil ini
telah mereka dengar dan terima. Karena itu mereka juga berada di dalam Kristus.
Berada di dalam Kristus berarti selamat.
Kebenaran itu mereka terima dengan percaya, yaitu percaya kepada Dia,
yang diberikan rasul sebagai kebenaran. Pisteu,santej -pisteusantes- menunjuk
kepada percaya yang berlangsung pada suatu waktu yang tertentu.
Avrrabw.n – arrabon - Roh Kudus sebagai jaminan (ay 13). Arrabon adalah
istilah hukum dagang barangkali dibawa oleh pedagang Fenisia, yang berarti:
• Jaminan atau tanggungan yang akan dikembalikan kemudian
• Angsuran dari seluruh hutang yang akan dilunaskan kemudian
• Uang muka atau panjar, yang mengesahkan suatu perjanjian
Dengan membayar jaminan, orang diharuskan membayar sisanya.
Pemeteraian oleh Roh Kudus adalah salah satu dari banyak karya Allah
yang ditujukan pada orang percaya untuk menjamin keselamatannya. Di masa PL,
suatu meterai digunakan dalam banyak cara,
• Meterai untuk menyatakan keotentikan suatu dokumen (misalnya suatu
ikatan perjanjian nikah)
• Meterai untuk keotentikan perpindahan kuasa dari suatu penguasa ke
penguasa yang lain
• Meterai sebagai kunci untuk mengamankan sesuatu, dilakukan oleh
penguasa yang berotoritas dan memiliki kekuatan secara intrinstik
• Meterai digunakan untuk memverifikasi suatu dokumen seperti biaya untuk
perceraian. 50
Roh Kudus diberikan pada saat keselamatan. Frasa having also believed
(juga menjadi percaya), disebut oleh para pakar tata bahasa sebagai suatu bentuk
50
Lihat Colin Brown (ed.), New International Dictionary of New Testament Theology (Grand
Rapids: Zondervan, 1986), 497-499.
aorist participle yang kebetulan karena hal itu menunjukkan sebuah tindakan yang
bertepatan dengan waktu dari kata kerja utamanya. 51
Roh Kudus diberikan kepada seseorang yang percaya pada Kristus sebagai
suatu meterai, yang mengidentifikasikan orang percaya sebagai milik Allah. Ide
prinsipil dari meterai adalah kepemilikan. Pemberian Roh Kudus disebut oleh
Paulus sebagai 'jaminan' dari semua hal yang akan diwarisi oleh orang Kristen (Ef
1:14; 2Kor 1:22; 5:5). Mungkin lebih tepat jika Roh Kudus disebut sebagai 'Panjar'
dari segala sesuatu, suatu jaminan, kecapan pendahuluan atau 'angsuran' pertama
dari kemuliaan yang akan datang. Dalam arti lebih umum, arrabon ialah setiap
penyerahan sesuatu, apapun jenisnya, yang diberikan sebagai tanda (jaminan)
bahwa pembayaran yang lebih besar akan menyusul kemudian: demikian dalam
LXX (Kej 38:17-18, 20) yang menerjemahkan eravon.
Orang percaya dimeteraikan oleh Roh Kudus untuk menyatakan bahwa
orang percaya adalah milik Allah. Hal itu bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh
orang percaya itu sendiri. Bentuk pasif bahasa Yunani evsfragi,sqhte –
esfhragisthete – menekankan bahwa Allah melakukan pemeteraian terhadap orang
pecaya. Pemeteraian (dan penyertaan) dengan Roh Kudus terjadi pada saat orang
menerima Kristus sebagai juruselamatnya.
Dalam pemberian berupa Roh Kudus itu, kita memperoleh suatu garansi,
suatu milik permulaan (Rm.8:23), yang menjamin warisan penuh bagi kita. Calvin
menjelaskan arrabon sebagai berikut: Kalau kita telah menerima Roh Allah, kita
tidak sanksi lagi akan janji-janji-Nya itu; bukan karena Allah tidak pasti, tetapi
karena kita akan lebih kuat berdiri dalam janji-janji itu oleh bantuan (topangan)
dari kesaksian Roh Kudus.
Paul Ens menjelaskan, pemeteraian itu sifatnya permanen, dengan
memandang pada glorifikasi terakhir pada orang pecaya (4:30), dari perspektif
Allah. 52 Jadi, pemeteraian itu bukan hanya menekankan kepemilikan melainkan
juga jaminan. Roh Kudus mengabsahkan bahwa orang percaya secara permanen
adalah milik Allah. Semua orang percaya telah diberi meterai. Meskipun mereka
masih hidup dalam kedagingan, semua orang Kristen di Korintus telah
dimeteraikan oleh Roh Kudus (2Kor 1:22) bahkan mereka yang memiliki potensi
untuk mendukakan Roh Kudus juga dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef 4:30).
Semua orang percaya dimeteraikan pada saat pertobatan.
Eivj avpolu,trwsin th/j peripoih,sewj – eis apolutrosin tes peripoieseos
untuk penebusan yang akan kita miliki. Penebusan di sini melihat ke muka, kepada
kepenuhan karya penyelamatan Allah tanpa mengurangi arti penebusan oleh

51
Bnd. F.F. Bruce, The Epistle to the Ephesians (London: Pickering & English, 1961), 36.
52
Ens, The Moody Handbook of Theology, I., 313.
darah Kristus. Maksud Allah mengaruniakan kasih karunia-Nya kepada anggota-
anggota jemaat ialah supaya mereka memuji kemuliaan-Nya.
Kata avpolu,trwsin -apolutrosin- dalam bahasa Yunani berasal dari kata
dasar a,polu,trwsij artinya pembebasan dan penebusan. Istilah ini dipakai 10 kali
dalam Perjanjian Baru. Penebusan ini merupakan objek dari setiap orang percaya
secara pribadi. Kata apolutrosis -penebusan- dipakai secara khusus oleh Paulus
artinya membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga tertentu. Latar
belakang istilah ini berhubungan dengan pasar budak Romawi, di mana seorang
budak dipasarkan dan pembeli membayar harga yang seharusnya untuk
membebaskan budak itu. Paulus menggunakan istilah apolutrosis untuk
mendiskripsikan pembebasan orang percaya dari ikatan dan perbuakan dosa.
Tetapi Paulus juga menjelaskan bahwa pembayaran penebusan itu adalah dengan
darah Kristus. 53
Lewis Sperry Chafer, 54 Elwell, 55 dan Paul Ens, 56 menjelaskan sekaligus
memberi argumentasi tentang penebusan Allah yang tidak terbatas bagi manusia,
bahwa Kristus mati bagi setiap orang tetapi kematian-Nya efektif hanya bagi
mereka yang percaya pada Injil.

1. Apabila pernyataan dari PB diterima pada nilai muka, maka adalah nyata
pernyataan itu mengajarkan Kristus mati buat semua orang
2. Penebusan terbatas tidak berdasar pada eksegesis dari Alkitab tetapi lebih
berdasar pada premis logis bahwa kalau Kristus mati untuk setiap orang dan
setiap orang tidak diselamatkan, maka rencana Allah gagal
3. Dunia, sebagaimana yang diajarkan oleh Yohanes, adalah yang membenci
Allah, menolak Kristus dan didominasi oleh Setan. Namun untuk dunia itulah
Kristus telah mati (Yoh 1:29, 3:16, 17; 4:42; 1Yoh 4:14). Bagian-bagian itu
menekankan suatu penebusan universal;
a. Kata barangsiapa pun yang digunakan sebanyak 110 kali di PB dan
selalu dengan arti yang tidak terbatas (Yoh 3:16, Kis 2:21; 10:43; Rm
10:13; Why 22:17)
b. Kata semua atau suatu istilah equivalen digunakan untuk menunjuk pada
setiap orang. Kristus mati untuk orang yang tidak benar dan setiap orang
adalah tidak benar (Rm 5:6); Kristus mati untuk semua, menyatakan setiap
orang (2Kor 5:14-15, 1Tim 2:6; 4:10; Tit 2:11; Ibr 2:9; 2 Ptr 3:9).

53
Ens, The Moody Handbook of Theology, I., 131-132.
54
Sperry Chafer, Systematic Theology (Dallas: Dallas Theological Seminary, 1974).
55
Elwell, Evangelical Dictionary of Theology.
56
Paul Ens, The Moody Handbook of Theology.
c. 2 Petrus 2:1 mengindikasikan Kristus mati bagi pengajar-pengajar sesat
yang menyangkal Tuan yang membeli mereka. Konteksnya mengindikasi-
kan mereka adalah bidat dan yang akan dihancurkan, namun dikatakan
kepada mereka Tuan membeli mereka. Hal ini melawan pandangan
penebusan terbatas.
d. Alkitab mengajarkan bahwa Kristus mati untuk orang berdosa (Rm 5:6-8;
1Tim 1:15). Kata orang berdosa tidak di mana pun berarti gereja atau
orang pilihan, tetapi berarti semua orang berdosa yang telah terhilang.
Menurut Louis Berkhof, teolog-teolog Reformed pada umumnya ragu
untuk mengatakan bahwa Kristus melalui karya kurban pendamaian-Nya
mendapatkan jasa bagi berkat-berkat anugerah umum dan karya penebusan
Kristus bagi mereka yang durhaka dan terbuang. Pada saat yang sama para teolog
itu juga percaya bahwa berkat-berkat alamiah yang penting diberikan kepada
seluruh umat manusia dari kematian Kristus dan dari keuntungan ini orang-orang
tidak percaya, orang yang tidak bertobat dan orang yang tidak dipilih juga
mendapatkan bagian. 57
Berkhof menjelaskan, bahwa dalam setiap transaksi perjanjian yang dicatat
dalam Alkitab selalu nampak bahwa perjanjian anugerah selalu membawa bukan
saja berkat spiritual tetapi juga berkat rohani, dan berkat-berkat material itu pada
umumnya adalah jenis-jenis berkat yang juga dinikmati oleh orang tidak percaya.
Cunningham menegaskan, Banyak berkat mengalir kepada umat manusia
dan paling banyak adalah dari kematian Kristus, secara kebetulan, dalam
konsekuensi dari hubungan di mana manusia, dipandang secara kolektif, masing-
masing saling berhadapan. 58 Bahkan Dr Hodge dalam buku The Atonement
mengutip Dr Candlish,
Keseluruhan sejarah umat manusia, dari kemurtadan sampai pengadilan
terakhir, adalah pembagian zaman bagi umat manusia berkaitan dengan
orang yang tidak dipilih, di mana banyak berkat, baik fisik maupun
moral, mempengaruhi sifat dan tujuan akhir mereka selamanya, juga
pada orang kafir dan lebih banyak lagi pada komunitas orang Kristen
yang terdidik dan dimurnikan. Hal ini terjadi pada mereka melalui
perantaraan Kristus, dan tiba pada mereka sekarang ini dan tentunya
telah dirancang bagi mereka sejak semula. 59

57
Bnd. Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Jilid ke-4 (Jakarta: Lembaga Reformed Injili
Indonesia, 1997), 56-57.
58
Cunningham, History Theology, II, 333.
59
Hodge, The Atonement, 358.
PASAL 1:15-23
Ayat 15
Dia. tou/to kavgw,( avkou,saj th.n kaq v u`maj pi,stin evn tw/|
{Karena itu} aku juga setelah mendengar - di antara kamu iman di dalam -

kuri,w vIhsou/ kai th.n avga,phn th.n eivj pa,ntaj tou.j a`gi,ouj(
Tuhan Yesus dan - kasih - kepada semua (orang2) kudus

Ayat 16
ouv pau,omai euvxaristw/n u`pe.r u`mw/n mnei,an poiou,menoj
tidak aku berhenti mengucap syukur karena kamu {menyebut (namamu)}

evpi tw/n proseucw/n mou(


dalam - doa2 ku,

Ayat 17
i[na o` qeo.j tou/ kuri,ou h`mw/n vIhsou/ Cristou/( o` path.r
supaya - Allah - Tuhan kita Yesus Kristus, - Bapa

th/j do,xhj( dw,|n u`mi/n pneu/ma sofi,aj kai.


- yang mulia, memberikan kepadamu Roh (yang memberikan) hikmat dan

avpokalu,yewj evn evpignw,sei auvtou/(


wahyu dalam pengenalan (kepada)-Nya,

Ayat 18
pefwtisme,nouj tou.j ovfqalmou.j th/j kardi,aj @u`mw/n(# eivj to.
setelah diterangi - mata - hati [mu] agar -

eivde,nai u`ma/j ti,j evstin h` evlpi.j th/j klh,sewj auvtou/(


tahu kamu {apakah} - harapan - panggilan Nya,
ti,j o` plou/toj th/j do,xhj th/j klhronomi,aj
betapa - besar - kemuliaan - (menjadi) bagian-/dari apa yang ditentukan

auvtou/ evn toi/j a`gi,oij(


Nya di antara (orang2) kudus,
Ayat 19
kai. ti, to. u`perba,llon me,geqoj th/j duna,mewj auvtou/ eivj h`ma/j
dan betapa - luar biasa besarnya - kuasa Nya kepada kita

tou.j pisteu,ontaj kata. th.n evne,rgeian tou/ kra,touj th/j

(orang2 yang) percaya sesuai dengan - perwujudan - kekuatan -

ivscu,oj auvtou/(
kuasa Nya,

Ayat 20
h[n evnh,rghken evn tw/| Cristw/| evgei,raj
(Kuasa) yang Ia telah mengerjakan di dalam - Kristus (dengan membangkitkan)

auvto.n evk nekrw/n( kai. kaqi,saj evn dexia/| auvtou/


Dia dari (orang2) mati, dan mendudukkan(-Nya) di sebelah kanan Nya

evn toi/j evpourani,oij


di - surga

Ayat 21
u`pera,nw pa,shj avrch/j kai. evxousi,aj kai.
jauh di atas segala pemerintahan supernatural dan penguasa supernatural dan

duna,mewj kai. kurio,thtoj kai. panto.j ovno,matoj


kuasa supernatural dan kuasa manusia/kuasa supernatural dan tiap2 nama

ovnomazome,nou ouv mo,non evn tw/| aivw/ni tou,tw avlla. kai.


evn
(yang dapat) diserukan, bukan hanya di - dunia ini tetapi juga di

tw/| me,llont
(dunia yang) akan datang

Ayat 22
kai. pa,nta u`pe,taxen u`po. tou.j po,daj auvtou/( kai. auvto.n
lalu segala (sesuatu) Ia menundukkan di bawah - kaki2 Nya, dan Nya
e;dwken kefalh.n u`pe.r pa,nta th/| ekklhsi,a|(
Ia mengangkat (menjadi) kepala atas segala (sesuatu) - bagi jemaat,

Ayat 23
h[tij evsti.n to. sw/ma auvtou/( to. plh,rwma tou/
{yaitu} - tubuh Nya, - pelengkap/dia yang dipenuhi (dari Dia/oleh Dia)

ta. pa,nta evn pa/sin plhroume,nou)


- segala di dalam segala (yang) dipenuhi/(yang) memenuhi.

Pendahuluan ayat 15-16


Paulus memulai pemberitaannya dengan dia. tou/to - dia touto - (karena
itu), yakni:
• Paulus mengucap syukur karena mendengar tentang iman anggota-anggota
jemaat dalam Tuhan Yesus
• Paulus mengucap syukur, tentang kasih jemaat Efesus terhadap semua
orang kudus (Kol.1:14)
Atas kedua hal ini, iman dan kasih jemaat, Paulus mengucap syukur oleh
u`pe.r u`mw/n - huper human (karena mereka). Ucapan syukur Paulus ditujukan
kepada Allah, sumber segala kasih karunia. Tetapi karena merekalah (anggota-
anggota jemaat) Paulus mengucap syukur, sebab kasih karunia yang mereka terima
dari Allah (yaitu iman dalam Tuhan Yesus) tidak mereka gunakan untuk diri
mereka sendiri. Kasih karunia itu (yaitu kasih) mereka teruskan (bagi-bagikan)
kepada orang lain. Itulah yang menyebabkan Paulus bersukacita. Betapa besar
sukacitanya itu, nyata dari ucapan syukurnya. Hal itu tidak ia lakukan secara
mekanis (otomatis) tetapi dengan sadar, dalam doa-doanya yang ia persembahkan
kepada Allah (ayat 16).
Tw/n proseucw/n mou (doa-doaku) merangkum juga syafaat Paulus bagi
jemaat, keduanya erat bersatu. Bagi Paulus, tidak mungkin berdoa tanpa
menaikkan syafaat bagi jemaat.
Kata pi,stin (ayat 15) = iman, kesetiaan, agama, ajaran yang diimani, janji
dan bukti. Bagi rasil Paulus, iman adalah sikap khas Kristen. Karenanya ada
makna penting dari iman yakni,
• Pengajaran Paulus tentang iman sangat kaya dan merupakan ajaran yang
paling beraneka ragam dalam PB. Jelas bahwa iman merupakan pusat
pengalaman Paulus maupun teologinya
• Keselamatan semata-mata dihasilkan oleh iman
• Paulus kadang-kadang menggunakan istilah pistis dalam arti kesetiaan
Allah. Allah dapat dipercayai sepenuhnya untuk memenuhi janji-janji-Nya
• Iman pada hakikatnya berarti menerima amanat Allah, yaitu tanggapan
manusia kepada pemberitaan Injil (1:13)
• Kristus-lah objek iman dan Kristus mempunyai arti bagi seseorang hanya
melalui iman. Bukti adanya tanggapan berdasarkan iman terletak pada
pengetahuan dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan (Rm 10:8), suatu hal
yang mencakup keputusan yang pasti tentang Yesus Kristus
• Iman dengan maksud ini tidaklah terpisah dari akal budi dan pemahaman
Paulus selalu menekankan bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan
kasih. Kehidupan Kristen berawal mula dari kasih. Bagi rasul Paulus,
• Kasih merupakan pusat, karena kasih adalah hakikat Allah sendiri. Allah
tidak hanya mengasihi kita, melainkan Ia juga menghasilkan kasih dalam
diri kita
• Orang beriman tidak menghasilkan kasih dari sumber-sumbernya sendiri
• Dalam Kristus, hal-hal ritual seperti sunat atau tidak bersunat sama sekali
tidak berarti, hanya iman yang bekerja oleh kasih
• Bagi Paulus, kasih bukanlah sentimentalitas yang lemah tanpa daya. Kasih
itu mengandung unsur etis
• Buah roh tak lain ialah uraian tentang buah yang pertama, dengan
menunjukkan bagaimana kasih itu berfungsi
• Charisma yang paling istimewa, yang perlu kita kejar adalah kasih. Kasih
itulah yang mengaktifkan seluruh perilaku manusia
Nyanyian agung dalam 1 Korintus 13 adalah pusat seluruh ajaran Paulus
bagi etika individu maupun sosial.

Isi Doa Syafaat Paulus (ayat 17-19a)


Dalam doa (dan syafaatnya) ini, Paulus sebenarnya hanya meminta satu hal
saja, yaitu pekerjaan Tuhan (segi Allah dan segi manusia). Dari perspektif Allah
adalah pemberian berupa Roh-Nya. Dan dari perspektif manusia adalah
pengenalan akan Dia.
Dalam ayat 18, ovfqalmou.j th/j kardi,aj – ofthalmous tes kardias (mata
hati). Ungkapan ofthalmous tes kardias adalah ungkapan Semitis. Kata kardi,aj
= hati sanubari, mata hati. Kardia (hati) dalam Alkitab dianggap sebagai pusat dari
hidup kerohanian dan kesusilaan manusia. Itulah yang menentukan pikiran,
kemauan, perasaan dan tindakannya. Bila hati ini diselubungi oleh hal-hal gelap,
sehingga tidak dapat melihat dengan baik dan terang, maka hidup mereka pun
dengan sendirinya berada dalam kegelapan. Itulah sebabnya Paulus berdoa,
supaya Tuhan menjadikan mata mereka terang.
Sebagai anggota jemaat, mereka telah mempunyai mata hati. Tetapi mata
itu membutuhkan terang. Mata itu harus dibuka dan diterangi oleh Roh Allah
sehingga dapat melihat dengan baik. Doa Paulus ialah supaya Allah menerangi
hati mereka dengan Roh-Nya, sehingga mereka dapat melihat dan mengerti
(mengetahui dengan terang dan pasti) pengharapan itu.
Dalam PL, nama bagian-bagian tubuh tertentu sering digunakan sebagai
ungkapan untuk menyatakan perasaan. Paulus sangat dipengaruhi oleh PL dalam
hal ini.
• Sebenarnya, hanya sekali saja Paulus menggunakan istilah kardia untuk
pengertian pusat kehidupan (2 Kor 3:3)
• Dalam beberapa hal kardia digunakan dalam arti batin manusia yang utuh.
Paulus memandang hati manusia sebagai perilaku iman (Rm 10:10), yang
menunjukkan penyerahan seluruh pribadi seseorang kepada Kristus Yesus
• Allah telah membuat terang-Nya bercahaya di dalam kardia supaya kita
beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah (2 Kor 4:6, Ef
1:18)
• Kristus diam di dalam hati (Ef 3:17)
• Roh masuk ke dalam hati (Gal 4:6)
• Damai Kristus untuk orang-orang Kristen memerintah hati
• Pencemaran tubuh orang-orang bukan Yahudi disebabkan oleh keinginan
hati mereka (Rm 1:24)
• Kardia kadang-kadang berarti kehendak (1 Kor 4:5 band. 7:37)
• Kardia sebagai pusat kedudukan kasih Kristen. Kardia menjelaskan aspek
perasaan dan kehendak manusia
• Orang Ibrani berpikir dan berbicara tentang keseluruhan manusia dengan
segala sifatnya, jasmani, intelek, dan jiwa sebagai satu kesatuan, mereka
tidak menganalisisnya dalam komponen-komponen terpisah
• Pusat perintah dari manusia adalah lev (Ibr) atau kardia
• Lev diapakai sebagai pusat segala sesuatu (Ul 4:11, Mat 12:40), dimana
diterjemahkan pusat dan rahim, harfiah = jantung. Ini sesuai dengan gaya
bahasa Indonesia, lev diterjemahkan hati.
• Lev inilah yang mengindikasikan seseorang adalah manusia atau binatang
(Ams 16:23, 23:7, Dan 4:16)
• Hati adalah tempat berpikir (Mrk 2:6, 8) dan tempat perasaan (Luk 24:32)
Hati sebagai bagian emosi dari manusia, tetapi di dalam Alkitab, hati berarti
batin manusia dan meliputi:
• perasaan/emosi (Rm 1:24)
• pikiran – nous – akal budi, intelektual manusia (Rm 1:2)
• kemauan/kehendak (Rm 2:5)
Donald Guthrie menulis, Nous dan pneuma perlu dibedakan satu dengan
yang lain. Nous merupakan segi manusia yang berpikir dan berkehendak.
Pneuma menggambarkan manusia yang berada di bawah pengaruh Roh. Dalam
kehidupan yang dikuasai Roh, Roh Kuduslah yang mengendalikan nous (band.
Relasi rasio dan iman). 60
Karena itu, nous atau akal budi sama sekali tidak dapat dianggap sebagai
sesuatu yang melebihi bagian-bagian manusia, sebagaimana sering ditemukan
dalam pemikiran orang-orang Yunani (mengagung-agungkan rasio)!!!!
Di kalangan orang-orang Yunani, kata nous atau akal budi mempunyai
pengertian konotasi yang jelas, namun pada waktu rasul Paulus menggunakan kata
nous, ia memakai cara yang khas Ibrani.
Batin manusia, yaitu hati, mempunyai kemampuan-kemampuan rohani
yang sejajar dengan indera-indera jasmani (Mat 13:9, Kis 17:27, 2 Kor 2:14, Flp
4:18, Ibr 5:11).
Evlpi.j - elpis - (harapan). Bila mereka mau memahami pengharapan yang
Allah berikan kepada mereka dalam panggilan-Nya, mereka pertama-tama harus
mengerti betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya diantara orang-orang kudus.
Warisan sorgawi, yang dalam percaya (dalam Roh) telah mereka terima
sekarang dalam hidup mereka di dunia ini, tetapi yang baru mereka akan miliki
sepenuhnya di dalam sorga (bnd. ayat 14).

Pekerjaan Allah dalam Kristus (ayat 19b-23)


Dalam ayat 19b Paulus menggunakan tiga kata Yunani yang (hampir) sama
artinya, yaitu: duna,mewj – dunamis, kra,touj - kratos, dan ivscu,oj - ischus.
Calvin melukiskan tiga kata dalam ayat 19b ini sebagai berikut:
Ischus = kuasa = lukisan akar pohon

60
Lihat Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru, I.
Kratos = kekuatan = lukisan batang pohon
Energeia = energi = lukisan buah dari pohon.
Jadi sesuai dengan energi (kegiatan) kekuatan kuasa-Nya.
Kuasa Allah yang disebut dalam ayat 19-23 bukanlah kuasa moral bujukan
Allah (kuasa pengaruh-Nya) tetapi kemahakuasaan Allah (kuasa fisik-Nya).

BESARNYA KASIH KARUNIA ALLAH


PASAL 2:1-3

Ayat 1
Kai. u`ma/j o;ntaj nekrou.j toi/j paraptw,masin kai. tai/j
Adapun kamu dahulu adalah mati - dalam pelanggaran2 dan -

a`marti,aij u`mw/n(
dalam dosa2 mu,

Ayat 2
evn ai-j pote periepath,sate kata. to.n aivw/na tou/
di dalam (dosa2 ini) yang dahulu kamu telah hidup menurut - kebiasaan -

ko,smou tou,tou( kata. to.n a;rconta th/j


dunia (yang jahat) ini, menurut - penguasa supernatural -

evxousi,aj tou/ ave,roj( tou/ pneu,matoj tou/ nu/n


dari wilayah kekuasaan - (di) angkasa, - (yaitu) roh - sekarang

evnergou/ntoj evn toi/j ui`oi/j thj avpeiqei,aj\


bekerja di dalam/ di antara - anak2 - ketidaktaatan;
Ayat 3
evn oi-j kai. h`mei/j pa,ntej avnestra,fhme,n pote evn
di antara (orang2 ini) yang juga kami semua hidup dahulu dalam

tai/j evpiqumi,aij th/j sarko.j h`mw/n( poiou/ntej ta.


- hawa-nafsu2 - tubuh (yg dikuasai dosa) kami, (dengan melakukan) -

qelh,mata th/j sarko.j kai. tw/n dianoiw/n( kai h;meqa


keinginan2 - tubuh (yg dikuasai dosa) dan - dorongan2 hati, dan adalah
te,kna fu,sei ovrgh/j w`j kai. oi` loipoi,\
anak2 secara natur kemurkaan2 sama seperti juga - yg lain;

Warren W Wiersbe membagi pasal 2:1-10 dalam empat bagian, yakni:

− Pekerjaan dosa yang melawan kita (2:1-3)


Efesus 2:1 menyatakan kondisi dari orang yang tidak diselamatkan: Kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kata
ontas = dahulu sudah atau were adalah sebuah bentuk present participle
(terjemahan yang lebih baik seharusnya being) yang menekankan pernyataan
tentang eksistensi. Mereka ada dalam keadaan mati dalam dosa. Ia tidak dapat
membuat respons inisial pada Allah. Allah harus melakukan tindakan terlebih
dahulu. Jadi, Allah melalui anugerah-Nya memanggil orang yang telah mati dalam
pelanggaran dan dosa.
Millard J. Erickson dalam bukunya Teologi Kristen, volume 1, membahas
tentang dosa dalam enam aspek, yakni; sifat dosa, sumber dosa, akibat-akibat
dosa, besarnya dosa, dimensi sosial dari dosa.

1. Sifat Dosa
Berbicara tentang manusia sebagai makhluk yang berdosa tampak seperti
meneriakkan kata-kata yang tidak senonoh di dalam suatu pertemuan yang sangat
resmi, bahkandalam Gereja. Hal itu dilarang. Sikap semacam itu hampir mirip
suatu bentuk legalisme yang baru, dengan larangan utama berbunyi, Janganlah
berbicara tentang hal yang negatif.61 Alasan lain yang menjadikan pembahasan
mengenai dosa itu sulit karena dosa merupakan gagasan asing. Di kalangan
tertentu kesadaran akan kesalahan dirinya sendiri telah menjadi suatu kenyataan
yang asing. Hal ini sebagian disebabkan oleh pengaruh Sigmund Freud yang
beranggapan, bahwa perasaan bersalah merupakan suatu perasaan irasional yang
sebaiknya tidak dimiliki. Tanpa suatu titik acuan yang transeden dan teistik, maka
tidak ada pihak lain, kepada siapa manusia harus bertanggung jawab. Dengan
demikian, bila tidak ada yang dirugikan oleh tindakan kita, buat apa merasa
bersalah? 62

61
Robert H. Schuller, Self-Esteem: The New Reformation (Waco, Texas: Word, 1982)
62
Mengenai perasaan bersalah, baca, misalnya Karl Menninger, Whatever Became of Sin? (New
York: Hawthorn, 1973)
a. Berbagai Metode Dalam Menelaah Dosa
Millard Erickson menilai bahwa dosa dapat ditelaah dengan berbagai cara:
1) Dengan pendekatan empiris atau induktif (misalnya, tokoh dalam Alkitab
lalu menyimpulkan mengenai perilaku dan sifat dosa tersebut).
2) Dengan cara paradigma. Memilih satu jenis dosa tertentu (atau satu istilah
untuk dosa), kemudian menetapkannya sebagai contoh umum tentang dosa.
Kemudian menganalisis jenis-jenis dosa lainnya dengan mengacu kepada
model utama ini serta menganggapnya sebagai variasi atau penjelasan dari
paradigma kita.
3) Dengan memperhatikan semua istilah dalam Alkitab yang menunjuk
kepada dosa. Dengan demikian akan muncul aneka ragam pengertian.
Konsep-konsep ini kemudian diselidiki untuk menemukan unsur hakiki dari
dosa. Faktor mendasar ini kemudian dapat dipakai sebagai pusat perhatian
dalam mempelajari dan memahami sifat contoh-contoh khusus dari dosa.

b. Istilah-Istilah Untuk Dosa


Louis Berkhof dalam karyanya berjudul Teologi Sistematika menuliskan
bahwa dosa lebih spesifik dari kejahatan. Dosa adalah suatu kejahatan moral. 63
Sebagian besar dari nama-nama yang dipakai dalam Alkitab untuk menunjuk dosa
menyatakan sifat moralnya.

1) Istilah-Istilah Yang Menekankan Sebab-Sebab Dosa


Alkitab memakai banyak istilah untuk menunjuk kepada dosa. 64 Millard
Erickson mempresentasi istilah-istilah tersebut dalam bukunya Teologi Kristen
volume 2, dan dikutip dalam diktat ini.

a) Ketidaktahuan
Salah satu istilah dalam PB yang menekankan penyebab dosa adalah
agnoia. Istilah ini merupakan perpaduan dari sebuah kata kerja Yunani yang
artinya mengetahui (ginw,skw, dengan akar kata gnw,) dengan privat alfa,
berkaitan dengan istilah Inggris agnostic.
63
Louis Berkhof, Teologi Sistematika: Doktrin Manusia, Jilid 2 (Jakarta: Lembaga Reformed
Injili Indonesia, 1994), 107-108.
64
Lihat Bruce Milne, Mengenali Kebenaran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 146; Bd. R.
Soedarno, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 153; Bd. J.D. Douglas (Peny.),
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I (Jakarta:YKBK, 2002), 256; Lihat Louis Berkhof, Ibid, 108.
Agnoia dipakai dalam LXX untuk menterjemahkan dua kata kerja Ibrani
yaitu hg}v_} = shagah dan ggv} = shaggag yang pada dasarnya berarti berbuat
salah. Istilah ini merupakan kelanjutan langsung istilah a,gnoe,w (tidak
mengetahui). Kata ini sering dipakai dalam situasi di mana artinya adalah
ketidaktahuan yang tidak bersalah (Rm 1:13; 2Kor 6:9; Gal 1:22). Tetapi
Efesus 4:8 mengatakan tentang orang bukan Yahudi, ... pengertian yang gelap,
jauh dari hidup persekutuan dengan Allah karena kebodohan yang ada di dalam
mereka dan karena kedegilan hati mereka.
Dalam Kisah Para Rasul 3:17 dan 1 Petrus 1:14, apakah ketidaktahuan itu
patut dicela atau tidak bersalah. Namun dalam kasus Kisah Para Rasul, imbauan
Petrus kepada pendengarnya untuk bertobat menyiratkan adanya tanggung jawab.
Satu-satunya contoh pemakaian istilah a,gno,hma -agnoema- terdapat
terdapat dalam Ibrani 9:7. Kesalahan atau ketidaktahuan dalam nas ini bersifat
menuntut tanggung jawab dari pelakunya. Oleh karena itu mungkin rujukan yang
dimaksudkan dengan istilah ini ialah ketidaktahuan karena degil hati – umat itu
tahu jalan yang benar harus diikutinya, namun ia memilih untuk tidak
mengetahuinya.

b) Kesalahan
Istilah yang paling banyak jumlahnya sebagai rujukan kepada dosa sebagai
kesalahan, yaitu kecenderungan manusia untuk tersesat, atau berbuat kekeliruan.
Dalam PB, istilah yang paling sering menunjuk kepada dosa sebagai
kesalahan adalah planw/mai -planomai- yaitu bentuk pasif dari planaw/. Istilah
ini menekankan penyebab kesesatan seseorang, yaitu karena tertipu.Tetapi,
tersesat karena tertipu sering sekali merupakan kesalahan yang dapat dihindarkan
(Mrk 13:5-6; 1Kor.6:9; Gal 6:7; 2Tes 2:9-12; 1Yoh 3:7; 2 Yoh 7).
PL maupun PB memandang berbagai kesalahan sebagai dosa, sekalipun ada
juga kesalahan-kesalahan yang tidak salah, yaitu tindakan-tindakan yang
dilakukan karena tidak tahu, yang padanya tidak dibebani hukuman (Bil 35:9-15,
22-28; Yos 20).

c) Kurang Perhatian
Istilah lain dari dosa dalam Alkitab adalah kurang perhatian. Dalam
bahasa Yunani klasik istilah parakoh, -parakoe- berarti salah dengar atau
mengerti secara tidak tepat. 65 Di berbagai ayat PB, istilah parakoh, merujuk
kepada ketidaktaatan yang merupakan akibat kurang perhatian (Rm 5:19; 2Kor
10:6).
Dosa parakoh, berarti tidak mau juga memperhatikan (Mat 18:17) atau
mendengar tanpa memperhatikan (Mrk 5:36). Dengan demikian dosa parakoh, -
parakoe- berarti gagal untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika Allah
sedang berfirman atau ketidaktaatan karena gagal mendengar dengan baik.

2) Istilah-Istilah Yang Menekankan Sifat Dosa


Ada sekelompok dosa yang sifatnya demikian serius sehingga penyebab-
nya menjadi kurang penting. Sifat perbuatan ini merupakan hal yang penting
sekali.

a) Salah Sasaran
Mungkin konsep yang paling umum yang menekankan sifat dosa adalah
salah sasaran. Itu terdapat dalam kata kerja Yunani a.marta,nw. Kata kerja
a.marta,nw -amartano- pada mulanya berarti gagal, gagal mencapai sasaran,
kalah, tidak ikut menikmati, keliru. 66
Kata benda a.marti,a menunjuk kepada tindakan itu sendiri, yaitu kegagalan
untuk mencapai sasaran, sedangkan a.ma,rthma menunjuk kepada akibat
perbuatan ini. Istilah ini dalam PB adalah salah sasaran karena seseorang
membidik pada asaran yang salah. Penekanannya adalah pada apa yang
sebenarnya terjadi dan bukan pada motivasi seseorang untuk menegena sasaran
yang salah.
Dosa ini senantiasa merupakan dosa terhadap Allah, karena inilah
kegagalan untuk mengena sasaran yang telah ditapkan-Nya, pedoman-Nya.
Demikian pula, berdosa kepada tubuh sendiri merupakan penganiayaan terhadap
bait Allah (1Kor 3:16-17), dan karena itu merupakan dosa terhadap Allah.
Bahasa Yunani bukan saja memiliki kata benda a.marti,a -amartia- yang
menunjuk kepada perbuatan dosa, namun juga kata benda a.marthma -amartema-
untuk menunjuk kepada akibat akhir dosa itu. Bahasa Ibrani tidak memiliki
padanan seperti ini; mungkin sekali kenyataan ini mencerminkan fenomena yang

65
G. Abbottt-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament (Edinburgh: T. and T.
Clark, 1937), 341.
66
Walther Gunther, “Sin” dalam New International Dictionary of New Testament Theology, ed.
Colin Brown (Grand Rapids: Zondervan, 1978), vol.3., 577.
sudah disebutkan sebelumnya, yaitu bahwa tindakan serta akibat dosa dianggap
oleh orang Ibrani sebagai tidak terpisahkan dan bahkan identik.

b) Tidak Beragama
Dosa juga disebut sebagai tindakan beragama, khususnya dalam PB. Istilah
a.sebe,w -asebeo- bukan sekadar ketidaksalehan melainkan ketidak-sopanan.
Istilah ini terutama ditemukan dalam Surat Roma, 2 Petrus dan Yudas.
Istilah-istilah a.dike,w, a.diki,a -adikeo- adikia dan adiko,j -adikos- juga
menunjuk kepada ketiadaan beragama. Semua istilah ini menunjuk kepada tidak
adanya kebenaran. Kata sifat adiko,j -adikos- dapat berarti salah, tidak berguna,
tidak bersifat sebagaimana mestinya. Kata-kata dalam kelompok ini sering kali
tampil dalam konteks hukum sebagai berarti melalaikan kewajiban terhadap para
dewa. Sedangkan a.diki,a menunjuk tindakan kepada yang berdosa, kelakuan yang
bertolakbelakang dengan pedoman kebenaran (1Kor 6:9; Kol 3:25).
Istilah tambahan dalam kelompok ini adalah kata benda a.nomi,a -anomia-
bersama dengan kata sifat a±nomoj -anomos- dan kata keterangan a.no,mwj -
anomos. Istilah-istilah ini jarang dipakai dalam PB. Istilah-istilah ini merupakan
bentuk negatif dari kata no,moj -nomos- taurat. Paulus memakai kata sifat dan kata
keterangannya untuk menunjuk kepada orang-orang yang tidak memiliki Taurat
Yahudi, yaitu orang bukan Yahudi (Rm 2:12; 1Kor 9:21).
Orang bukan Yahudi, sekalipun tidak mempunyai hukum Yahudi, namun
memiliki hukum ilahi yang senantiasa mereka langgar. Istilah a.nomi,a -anomia-
tidak pernah merujuk kepada pelanggaran peraturan Musa secara sempit, namun
senantiasa kepada pelanggaran hukum Allah yang lebih luas (Mat 7:23; 13:41;
23:28 dan 24:12).
Ryder Smith menyatakan, bahwa kapan saja istilah anomia dipakai, maka
senantiasa ada pengertian mengenai hukum dan penghakiman, dan dalam banyak
contoh yang khas, rujukannya bukan kepada hukum Taurat Yahudi, namun pada
segala sesuatu yang dikenal manusia sebagai hukum yang telah diperintahkan oleh
Allah. 67 Adalah penting untuk diperhatikan bahwa ketika Paulus berbicara tenang
pelanggaran hukum oleh orang ahudi, Paulus memakai istilah lan yaitu
paranome,w -paranomeo- (Kis 23:3).

c) Pelanggaran

67
Charles Ryder Smith, The Bible Doctrine of Sin..., 145.
Sekalipun dalam LXX dipakai berbagai istilah untuk menerjemahkan rbx}
= 'avar = secara harfiah artinya menyeberangi atau melewati. Istilah Yunani yang
paling dekat artinya dengan rbx adalah parabai,nw -parabaino- dengan kata
bendanya para,basij -parabasis- (Rm 4:5). Rujukan ini biasanya kepada hukum
Yahudi (Rm 2:23, 25, 27; Gal 3:19; Ibr 2:2; 9:15).

d) Kejahatan atau Kurangnya Integritas


Kejahatan juga digolongkan sebagai dosa. Istilah utamanya ialah lrÒx} =
'awal. Pengertian dasarnya adalah penyimpangan dari arah yang benar. Dengan
demikian lrÒx dapat berarti ketidakadilan (Im 19:15), gagal untuk memenuhi
pedoman kebenaran, atau bisa juga tidak ada integritas.

e) Pemberontakan
PB juga memandang dosa sebagai pemberontakan dan ketidaktaatan.
Istilah-istilah yang paling sering muncul adalah kata benda a.pei,qeia -apeitheia-
dengan kata kerja yang terkait dengan a.peqe,w, dan kata sifat a.peiqh,j -apeithes-
(Rm 1:30; 2Tim 3:2; Ibr 3:18; 4:6; 11:31; 1Ptr 3:20). Paulus bahkan memakai
ungkapan orang-orang durhaka dalam Efesus 2:2 dan 5:6.
Dua istilah lainnya dalam PB yang secara lebih konkret menyampaikan
gagasan pemberontakan adalah a.fi,sthmi -afistemi- dan a.postai,a -apostaia-
(1Tim 4:1, Ibr 3:12 tentang orang yang murtad dari imannya. Dalam 2 Tesalonika
2:3 Paulus berbicara tentang kemurtadan terakhir. Kata kerja pikrai,nw -pikraino-
serta kata-kata jadiannya, sering diterjemahkan dengan pemberontakan.

f) Pengkhianatan
Terdapat beberapa rujukan dalam PB yang menunjuk kepada dosa sebagai
pengkhianatan. Di antara kata-kata yang dipakai dalam LXX untuk
menerjemahkan l[m} adalah parapi,ptw dan para.ptwma yang keduanya berarti
meninggalkan. Satu contoh pemakaian istilah parapi,ptw adalah Ibrani 6:6 yang
merujuk sikap seseorang yang secara sengaja berbalik dari yang benar kepada
yang salah.

g) Pemutarbalikan
Arti dasar dari istilah  = 'awah adalah membelokkan atau
memelintir. Istilah ini juga berarti membungkuk atau tunduk (Yes 21:3; 24:1). 68
Kata hw}[} dan kata jadiannya kadang-kadang menyarankan adanya kesalahan
atau kejahatan (Hos 5:4; 14:2). Di sini muncul konsep dosa yang bukan sekadar
tindakan yang terpisah, tetapi sebagai suatu perubahan aktual dari keadaan atau
sifat orang berdosa.

h) Kekejian
Istilah Ibraninya ialah  = shiqquts dan habe'ot = 
Kedua istilah ini pada umumnya menggambarkan suatu perbuatan yang dianggap
oleh Allah sebagai perbuatan yang patut dicela, seperti pemujaan berhala (Ul 7:25-
26), homo seksualitas (Im 18:22; 20:13), memakai pakaian dari lawan jenisnya
(Ul 22:5), mempersembahkan anak (Ul 12:1) atau hewan najis (Ul 17:1), dan sihir
(Ul 18:9-12).
Louis Berkhof pernah mengatakan, bahwa pada dasarnya dosa bukanlah
sesuatu yang pasif seperti kelemahan, suatu kesalahan, atau suatu ketidak-
sempurnaan yang darinya kita tidak dapat dituntut untuk bertanggaung jawab,
tetapi sesungguhnya merupakan suatu permusuhan aktif terhadap segala hukum-
Nya, yang menyebabkan semua kesalahan. 69 Dosa adalah akibat dari suatu pilihan
bebas tetapi jahat dari manusia (Kej 3:1-6; Yes 48:8; Rm 1:18-32; 1Yoh 3:4).
Dosa memiliki sifat mutlak. Dalam lingkungan etis perbedaan antara baik
dan jahat itu mutlak. Tidak ada keadaan netral di antara keduanya. Kendati pun
ada derajat-derajat dalam keduanya, tidak pernah ada gradasi antara baik dan jahat.
Alkitab sama sekali tidak pernah memberikan satu petunjuk pun bahwa baik dan
jahat berada dalam posisi yang netral. Jika tidak berada dalam posisi yang benar,
maka pastilah seorang manusia berada dalam sisi yang salah (Mat 10:32, 33;
12:30; Luk 11:23; Yak 2:10).
Dosa selalu memiliki relasi dengan Allah dan kehendak-Nya. Para ahli
dogmatika pada masa lalu menyadari bahwa tidak mungkin kita memiliki suatu

68
Gustave F. Oehler, Theology of the Old Testament (Grand Rapids: Zondervan, 1950), 160;
Francis Brown, S.R. Driver and Charles A. Briggs, Hebrew and English Lexicon of the Old Testament
(New York: Oxford University, 1955), 730.
69
Kesalahan adalah keadaan yang memang harus dihukum atau layak untuk dihukum sebab
melanggar hukum atau tuntutan moral. Kesalahan ini menyatakan hubungan dosa terhadap keadilan atau
terhadap pelaksanaan hukuman berdasarkan hukum itu sendiri. Kata itu dapat menunjukkan kualitas di
dalam diri orang berdosa, yaitu segala perbuatan jahatnya, keinginan yang jahat atau kesalahan, yang
akhirnya menyebabkan ia memang harus dihukum (kesalahan potensial); Louis Berkhof, Teologi
Sistematika…, 108-109
konsep yang benar tentang dosa tanpa melihatnya dalam hubungan dengan Allah
dan kehendak-Nya. Dosa adalah ketidaktaatan terhadap hukum Allah.
Titik pusat utama hukum adalah kasih akan Allah. Dari sudut pandang
material kebaikan moral berada dalam lingkup kasih akan Allah. Maka, kejahatan
moral berada pada hal yang sebaliknya.
Kejahatan moral adalah pemisahan dari Allah, melawan Allah,
membenci Allah. Semua ini terungkap dalam pelanggaran atas hukum Allah
secara terus menerus; baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Dosa berkaitan dengan pelanggaran kepada Allah dan hukum-hukum-Nya,
baik yang ditulis pada loh hati atau pun pada loh batu yang diberikan kepada Musa
(Rm.1:32; 2:12-14; 4:15, Yak.2:9, 1 Yoh.3:4).
Paulus memberi gambaran menyeluruh tentang betapa ngerinya keadaan
rohani orang yang belum diselamatkan. Ciri-cirinya adalah,

Ia sudah mati (2:1)


Istilah nekrou.j – nekrous = mati, yang tidak berguna. Orang berdosa berada
dalam keadaan mati. Di sini Paulus menunjuk pada kematian rohani yang
maknanya sama dengan pemisahan dari Allah.
Paulus melukiskan situasi dan cara hidup anggota-anggota jemaat yang
berasal dari bangsa-bangsa kafir pada waktu dahulu, sebelum mereka bertobat dan
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Paulus mulai dengan … u`ma/j o;ntaj nekrou.j toi/j paraptw,masin kai. tai/j
a`marti,aij u`mw/n (kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu, ayat 1).
Kata kai. u`ma/j - kai humas – (dan kamu) adalah anggota jemaat berlatar
belakang Kafir. Nekrou.j - nekrous – (mati), menurut Paulus di sini, disebabkan
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa mereka. Ada tiga hal yang menunjukkan
bahwa pengaruh dosa itu mematikan (ayat 1):

Dosa Memusnahkan Kemurnian


Tak ada seorang pun yang benar-benar serupa setelah berdosa. Para
psikolog menyatakan bahwa kita tidak pernah melupakan sesuatu, sekali pun tidak
tersimpan dalam ingatan kita secara sadar, tetapi setiap hal yang pernah kita
lakukan, lihat atau pun dengar, tetap terpendam di dalam bawah – kesadaran kita.
Itu berarti bahwa dosa selalu meninggalkan kesan yang permanen dalam diri
seseorang.
Dosa Memusnahkan Cita-Cita
Setiap dosa yang telah terjadi akan mempermudah terjadinya dosa yang
berikut. Dosa itu ibarat bunuh diri. Cita-cita yang membuat hidup ini berharga,
telah dimusnahkannya secara nyata.

Dosa Memusnahkan Kemauan


Ada pepatah yang berbunyi: Menaburkan perbuatan – membuahkan
kebiasaan, menaburkan kebiasaan – membuahkan watak – membuahkan nasib.
Manusia begitu dicekam oleh suatu keadaan sehingga ia tidak dapat membebaskan
diri daripada keadaan itu.
Istilah paraptw,masin – paraptomasin = kesalahan, dosa. Menunjuk pada
langkah yang salah, yang dikontraskan dengan yang benar, menunjuk pada
pelanggaran-pelanggaran pribadi.
Paraptw,masin kai. tai/j a`marti,aij u`mw/n – paraptomasin kai tais
hamartiais humon (pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu). Paraptomasin
berasal dari kata parapto = mengesampingkan. Paulus menggunakan dua kata
yang sangat menarik; paraptomasin dan hamartiais. Kedua kata ini tidak dapat
dibedakan, keduanya sebagai pengertian kembar, mengungkapkan kepenuhan
dosa yang menguasai hidup orang-orang Kafir.
Paraptw,masin (pelanggaran), arti harafiahnya adalah tergelincir atau jatuh.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kehilangan arah jalan
atau tersesat. Juga dapat berarti gagal atau meleset dalam menangkap kebenaran.
Pelanggaran berarti mengikuti jalan yang salah, meskipun sebenarnya kita dapat
mengikuti jalan yang benar; atau sengaja menyimpang dari kebenaran yang telah
kita ketahui.

Istilah a`marti,aij - hamartiais = tidak kena sasaran (hamartia) kehendak Allah.


Hamartia adalah kata umum yang digunakan untuk menjelaskan tindakan berdosa
(bnd. Rm 4:7, 11:27). Bentuk jamak hamartia mengungkapkan keseluruhan dosa
secara umum, pada akumulasi dosa. Bentuk tunggal dari hamartia hampir selalu
menggambarkan keadaan berdosa dan bukan berarti suatu tindakan berbuat
dosa.
A`marti,aij - hamartiais (Paulus menggunakan istilah ini sebanyak 64 kali
dalam surat-suratnya), berasal dari kata hamartano (verb) = tidak kena sasaran.
Hamartiais adalah suatu istilah mengenai perburuan. Secara harafiah berarti
meleset. Jika panah seorang pemanah gagal mengenai sasarannya disebut
hamartia. Dosa adalah kegagalan untuk mencapai sasaran hidup. Itulah sebabnya
mengapa dosa itu bersifat universal.
Menurut Leon Morris, dosa bukan hanya sekadar kejahatan yang kita
lakukan, melainkan suatu kekuatan yang membelenggu kita.
Hamartia dapat menunjuk perbuatan itu sendiri, sifat atau kondisi melawan
kebenaran, suatu kuasa, atau akibat perbuatan itu. Dosa adalah kegagalan untuk
selaras dengan standar Allah. Meleset dari sasaran, meninggalkan jalan kebenaran.
Jadi, hamartia berarti semua orang telah meleset dari standar Allah dan
terus gagal untuk mencapai standar itu. Hal itu menyangkut, baik dosa melakukan
dan dosa tidak melakukan (wacana). Hamartia mengaitkan kematian Kristus
dengan dosa manusia (1Kor 15:3).
Ia tidak dapat memberikan reaksi terhadap hal-hal rohani. Kemampuannya
untuk menanggapi hal-hal rohani tidak berfungsi dan mereka tidak dapat berfungsi
sebelum Allah memberi dia kehidupan. Semua orang berdosa adalah mati.
Kematian pada dasarnya berarti perpisahan, jasmani dan rohani (Yak 2:26).
Ia tidak taat (2:2-3a)
Evn ai-j pote periepath,sate -en ais pote periepatesate- mereka hidup di
dalam dosa; ayat 2, Paulus menjelaskan mengapa ia berkata, bahwa mereka hidup
di dalam dosa. Ada tiga alasan:
- Karena mereka mengikuti jalan dunia ini: aivw/na tou/ ko,smou
tou,tou( aiona tou kosmou touto
- Karena mereka mentaati penguasa kerajaan angkasa
Tanggapan orang terhadap angkasa pada jaman Paulus: dunia ini terdiri dari
beberapa lapisan (bnd. 2 Kor.12:2, Flp.2:11, 1 Tes.4:17). Lapisan udara atau
angkasa didiami oleh roh-roh jahat, yang mempunyai pengaruh buruk atas
manusia.
Satu aspek dari pemikiran Paulus yang tidak lazim bagi zaman kita pada
umumnya adalah keyakinannya bahwa ada kekuatan-kekuatan jahat yang sedang
bekerja di dunia ini dan bahwa kekuatan-kekuatan ini bekerja melawan
kepentingan-kepentingan utama umat manusia. Bagi Leon Morris, mungkin sekali
figur tersebut sama dengan Iblis. 70
A;rconta – archonta = penguasa, petugas, pemimpin (sinagoge), anggota
Sanhedrin, hakim (orang Yahudi), pejabat (orang bukan Yahudi), penguasa
(supernatural). Archonta memiliki evxousi,aj - exosias, yaitu ave,roj – aeros =
angkasa, udara berarti ruang di atas bumi yang berisi hawa di mana kuasa
supernatural tinggal (yang biasa dilukiskan sebagai tempat yang gelap); pasal

70
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1996), 86-87.
6:11, Kolose 1:13. Yang dimaksudkan di sini dengan archonta ialah penguasa,
pemerintah. Archonta ini mempunyai exsosia. Exosia di sini bukanlah kuasa
(wewenang), pemerintahan tetapi seperti Kolose 1:13, daerah pemerintahan/
kerajaan. Setan adalah penguasa kerajaan angkasa (2:2), ilah zaman ini.
Pneumatos = napas, angin, roh, Roh, sikap (ay 2). Bila Paulus berbicara
mengenai rohnya yang disegarkan, ia sedang menggunakan istilah itu secara
umum, yang juga dapat berlaku untuk orang-orang bukan Kristen.
Permulaan kematian rohani manusia adalah – ketidaktaatannya kepada kehendak
Allah (Kej 2:17). Ada 3 kekuatan yang mendorong manusia untuk tidak taat, yaitu:

1) Kosmou
Istilah kosmou = alam semesta, bumi, penduduk bumi, manusia dan
malaikat, masyarakat, segala yang ada di bumi, atau orang yang percaya, dunia,
perhiasan, cara berhias, jumlah besar. Kosmos adalah istilah Yunani yang tidak
memiliki persamaannya dalam bahasa Ibrani dan Aram. 71 Rasul Paulus
menggunakan kosmou dalam berbagai makna, yakni:
- Menunjuk alam raya sebagai keseluruhan dari segala yang ada (1:4)
- Menunjuk dunia yang didiami, tempat kediaman manusia, tempat
terjadinya sejarah, tempat kediaman manusia yang tak memiliki
pengharapan dan tanpa Allah (2:12)
- Untuk umat manusia sebagai keseluruhan masyarakat-manusia yang
mendiami bumi
- Umat manusia dibandingkan dengan Allah dipandang sebagai umat yang
telah jatuh dan tenggelam dalam dosa sehingga bermusuhan dengan Allah
- Meliputi seluruh jalinan hubungan manusia di bumi, seluruh kegiatan
Paulus menulis bahwa karena masa ini adalah masa yang jahat, yang akan segera
berlalu, maka orang percaya tak boleh membiarkan dirinya terikat dengan tatanan
dunia ini. Tapi ajaran Paulus tentang dunia tak sama dengan dualisme Yunani.

2) Diabolos

3) Sarkos
Sarkos dalam psikologi Paulus adalah yang paling rumit dan sulit. Sarkos
menunjukkan manusia dalam kejatuhannya, keberdosaannya dan pemberontak-

71
G.E. Ladd, Teologi Perjanjian Baru, II, 130-131
annya kepada Allah. sarko.j = daging, daging yang berdosa; yang menjadi suatu
kuasa dan yang memerintah manusia
Berbagai makna yang diberikan kepada sarkos, menurut terminologi yang
digunakan Paulus, yakni:
- Sarx adalah jaringan tubuh
Berbeda dengan darah dan tulang, ada beberapa jenis daging (manusia,
hewan, ikan)
- Sarx adalah tubuh itu sendiri
Menurut pergantian biasa, bagian dari suatu benda digunakan untuk
menjelaskan keseluruhan benda itu dan sarx sinonim dengan tubuh secara
utuh
- Sarx adalah manusia berkenaan dengan asal-usulnya
- Sarx adalah manusia menurut penampilan dan kondisi lahiriahnya.
Kepercayaan pada seluruh bagian kawasan keberadaan manusia secara
lahiriah (asal usul Paulus sebagai orang Yahudi, pendidikan keagamaan-nya
yang ketat, semangatnya dan namanya yang terkenal di kalangan orang
Yahudi, 2Kor 11:8)

Ia adalah orang bejat (2:3b)


Orang berdosa yang bejat, hidup untuk menyenangkan kehendak daging
dan pikiran yang jahat. Orang yang tidak percaya telah berada di bawah hukuman
(Yoh 3:18). Hukumannya telah dijatuhkan, tetapi Allah dengan belas kasihan-Nya
menunda pelaksanaan hukuman itu (1Ptr 3:8-10).
Roh yang sekarang bekerja diantara orang-orang durhaka, ayat 3. evn oi-j
= yang di antaranya, di antara siapa. Paulus ingin mengatakan, bahwa dahulu
mereka (orang-orang Kristen Yahudi) juga hidup di antara orang-orang durhaka
ini. h`mei/j pa,ntej -hemeis pantes- kami semua; Paulus dan semua orang Kristen
Yahudi, tidak ada pengecualian. avnestra,fhme,n = hidup; ialah hidup yang
berlangsung dalam suatu persekutuan. Kata hidup ditulis dalam bentuk waktu
yang menunjukkan bahwa perbuatan itu berlangsung terus-menerus.
evpiqumi,aij -epithumiais- keinginan, keinginan yang buruk, hawa nafsu;
yaitu keinginan untuk hal-hal yang buruk dan terlarang. Kalau hidup ini kita
serahkan kepada hawa nafsu maka pasti kita akan mengalami kehancuran.

Pekerjaan Allah bagi Kita (2:4-9)


Ada empat kegiataan yang dilakukan Allah demi orang-orang berdosa
untuk menyelamatkan mereka dari dosa.
Ia Mengasihi Manusia (2:4)
Menurut kodrat-Nya, Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8). Para ahli teologi
menyebut kasih sebagai salah satu sifat Allah. Tetapi Allah mempunyai dua
macam sifat:
• Sifat-sifat yang dimiliki-Nya mengenai diri-Nya (sifat-sifat dasar seperti
kehidupan, kasih, kesucian)
• Sifat-sifat untuk berkomunikasi dengan ciptaan-Nya, teristimewa
dengan manusia (sifat-sifat yang relatif). Umpamanya, menurut kodrat-
Nya Allah adalah kebenaran, tetapi pada waktu Ia berkomunikasi
dengan manusia, kebenaran Allah menjadi kesetiaan. Menurut kodrat-
Nya, Allah Mahasuci, pada waktu Ia menghubungkan kesuciaan itu
dengan manusia, hal itu menjadi keadilan. 72
Kasih adalah salah satu sifat dasar Allah, tetapi apabila kasih itu dihubungkan
dengan manusia berdosa, hal itu menjadi kasih karunia dan rahmat.

Ia Menghidupkan Kita (2:5)


Ini berarti Ia membuat kita hidup, bahkan pada waktu kita mati dalam dosa.
Ia melaksanakan kebangkitan rohani ini dengan kuasa Roh, melalui firman-Nya.

Ia Memuliakan Kita (2:6)


Karena kita dipersatukan dengan Kristus, kita telah dimuliakan bersama-
sama dengan Dia dan kita bersama-sama memerintah dengan Dia di sorga.

Ia memelihara kita (2:7-9)


Tujuan Allah menyelamatkan manusia bukan semata-mata untuk
menyelamatkan dari neraka, walaupun itu merupakan suatu pekerjaan yang sangat
mulia. Tujuan-Nya yang utama dalam menyelamatkan ialah agar manusia dapat
memuliakan kasih karunia Allah selama-lamanya (1:6, 12, 14).
Jadi, jika Allah mempunyai tujuan yang kekal untuk dipenuhi, Ia akan
memelihara umat-Nya selama-lamanya.
72
Waren W. Wiersbe, Kaya di dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 1976), 43.
Pekerjaan Allah di dalam kita (2:10a)
Kata poi,hma -poima- buatan. Kata ini berarti, yang dibuat, suatu hasil
pembuatan. Dengan kata lain, pertobatan manusia bukan tujuan akhir, melainkan
permulaan.

Allah Bekerja Melalui Kita (2:10b)


Pekerjaan baik yang ditulis oleh Paulus dalam Efesus 2:10 mempunyai dua
sifat istimewa, yakni:
• Pekerjaan itu adalah perbuatan-perbuatan baik yang berlawanan dengan
perbuatan-perbuatan kegelapan
• Perbuatan-perbuatan jahat
Manusia tidak menghasilkan perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan-
perbuatan baik itu adalah hasil pekerjaan Allah di dalam hati umat-Nya.

KARYA KRISTUS, PASAL 2:4-10

Ayat 4
o` de. qeo.j plou,sioj w;n evn evle,ei( dia. th.n pollh.n
- tetapi Allah kaya adalah dalam rahmat, dengan - yg banyak

avga,phn auvtou/ h[n hvga,phsen h`ma/j(


kasih Nya yang Ia telah mengasihi kita,

Ayat 5
kai. o;ntaj h`ma/j nekro.j toi/j paraptw,masin
bahkan sekalipun kita mati - dalam pelanggaran2

sunezwopoi,hsen tw/| Cristw/|( ca,riti, evste


telah menghidupkan (kita) bersama - dengan Kristus karena anugerah {kamu

sesw|sme,noi(
telah diselamatkan,}

Ayat 6
kai. sunh,geiren kai. sunhka,qisen
dan telah membangkitkan (kita) bersama (dia) lalu mendudukan (kita) bersama (Dia)

evn toi/j evporanioij evn Cristw/| vIhsou/(


di - surga dalam Kristus Yesus,
Ayat 7
i[na evdei,xhtai evn toi/j aivw/sin toi/j evpercome,noij to.
supaya Ia menunjukkan pada - zaman2 (yang) akan datang (yang)

u`perba,llon plou/toj th/j ca,ritoj auvtou/ evn crhst,othti evf v


me-limpah2 yg besar - anugerah Nya dalam kebaikan terhadap

h`ma/j evn Cristw/| vIhsou/)


Kita dalam Kristus Yesus.

Ayat 8
th/| ga.r ca,riti, evste sesw|sme,noi dia. pistewj\ kai.
- Sebab karena anugerah {kamu telah diselamatkan} melalui iman {dan

tou/to ouvk evx u`mw/n( qeou/ to. dw/ron\


dalam (hal) ini} bukan dari kamu, dari Allah (itu) pemberian;

Ayat 9
ouvk evx e;rgwn( i[na mh, tij
bukan dari perbuatan2 (yg dituntut Taurat), supaya jangan ada orang

kauch,shtai)
menyombongkan diri.

Ayat 10
auvtou/ ga,r evsmen poi,hma( ktisqentej evn Cristw/| vIhsou/ evpi
Nya karena kita adalah ciptaan, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk

e;rgoij avgaqoi/j( oi-j prohtoi,masen o` qeo.j i[na evn


perbuatan2 yg baik, yang menyiapkan sebelumnya - Allah supaya di dalam
auvtoi/j peripath,swmen)
mereka kita hidup.

Manusia Diselamatkan oleh Iman


Istilah pistewj -pisteos- kepercayaan, iman, kesetiaan, agama, ajaran yang
diimani, janji, bukti (ay 8). Iman yang menyelamatkan melibatkan lebih kurang
tiga unsur, yakni:
Kepercayaan
Yesus Kristus mengklaim sebagai Allah; kepercayaan akan keilahian-Nya
menjadi isu central dalam keselamatan (Rm 10:9-10)

Keyakinan
Keyakinan melibatkan emosi, ada suatu keyakinan dari dalam
Percaya
Suatu gerakan dari kehendak, yaitu suatu keputusan harus dibuat sebagai suatu
tindakan dari kehendak
Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan oleh iman. Keselamatan
bukanlah usaha manusia, dan bukan pula hasil usaha manusia. Keselamatan adalah
anugerah Allah semata-mata, dan manusia hanya dapat menerimanya saja.
Pendapat Paulus itu sungguh tidak dapat disangkal; itu didasarkan pada dua hal:
• Allah adalah kesempurnaan; karena itu hanya kesempurnaan saja yang
dapat sampai kepada Allah. Menurut hakikatnya, manusia tidak akan
pernah dapat membawa kesempurnaan kepada Allah. Karena itu jika
manusia ingin sampai kepada Allah maka hal itu hanya terjadi kalau Allah
memberi jalan dan manusia menerimanya
• Allah itu kasih; itu sebabnya dosa adalah kejahatan: bukan kejahatan
melawan hukum, melainkan kejahatan melawan kasih. Dosa tidak saja
melanggar hukum Allah, tetapi terlebih-lebih menghancurkan hukum Allah

Manusia diciptakan kembali untuk melakukan perbuatan baik


Pada ayat 10 kata poi,hma -poiema- berasal dari akar kata poi,ew -poieo-
diartikan do (kerjakan, mengerjakan) dan make (membuat). 73 Sedangkan kata

73
Arndt and Gingrich, The Analitycal Greek-English Lexicon (London: Samuel Bagster and
Sons LTD, 1971), 333.
poi,hma - poiema dapat diterjemahkan work of art. 74 Dalam Collin Brown
diterjemahkan what is made (apa yang dibuat), work (pekerjaan), dan creation
(ciptaan). Kata ini digunakan dua kali dalam Perjanjian Baru yaitu dalam Roma
1:20 dan Efesus 2:10. poi,hma menunjuk kepada pekerjaan penciptaan yang
dilakukan oleh Allah sendiri dan menunjuk kepada ciptaan yang baru (new
creation). 75
Kata e;rgoij -ergois- berasal dari akar kata e;rgon -ergon- yang diartikan
anything done atau to be done (telah selesai atau hasil kerja); a deed (perbuatan),
work (pekerjaan), action (tindakan). 76
Kata avgaqoi/j -agathois- berasal dari akar kata avgaqoj -agathos- yang
berarti good (baik), profitble (menguntungkan), beneficent (berguna), upright
(jujur atau tulus), vietuous (saleh). 77
Kata prohtoi,masen -proetoimasen- berasal dari akar kata prohtoi,mazw -
proetoimazo- terdiri dari dua kata Yunani, yaitu: pro -pro =before= dan etoi,mazw
-etoimazo =prepared. Jadi kata prohtoi,mazw adalah dipersiapkan sebelumnya
(prepared beforehand) atau ditetapkan sebelumnya (to appoint beforehand). Kata
kerja dalam bentuk aorist, aktif, indikatif artinya sudah selesai dipersiapkan, pada
masa lampau. 78
Paulus mengatakan bahwa manusia diciptakan kembali oleh Allah untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Di sinilah letak paradoks daripada
pemahaman Paulus itu. Segala perbuatan baik di dunia ini tak dapat memperbaiki
hubungan kita dengan Allah; tetapi kekristenan tidak ada artinya jika tidak
membuahkan perbuatan-perbuatan baik.
Setelah menjadi ciptaan yang baru (mengalami pembaruan), ada sebuah
maksud dan tujuan khusus yang Allah berikan bagi orang percaya, yaitu
melakukan pekerjaan-pekerjaan, perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan yang
bersifat baik, menguntungkan, berguna, jujur, tulus dan saleh. Orang yang telah
dibaharui hendaklah melakukan segala sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan,
yang mencerminkan kasih Tuhan bagi manusia. Ini merupakan kebalikan dari
kehidupan lama yang menghasilkan perbuatan-perbuatan jahat (2:1-3).
Sebagaimana Allah telah merencanakan pemilihan bagi orang percaya
sebelum dunia dijadikan, Ia pun telah menetapkan sebelumnya, bahwa orang-

74
Fritz Rienecker and Cleon L. Rogers, A Linguistic Key to The Greek New Testament (Grand
Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1970), 525.
75
Collin Brown (ed), Dictionary of New Testament Theology, Vol.3 (Michigan: Zondervan
Publishing House, 1979), 1152-1154.
76
Arndt and Gingrich, The Analitycal Greek-English Lexicon, 165.
77
Ibid, 2.
78
Fritz Rienecker and Cleon L. Rogers, A Linguistic Key to The Greek New Testament, 526.
orang percaya akan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, seturut dengan
kehendak-Nya. Ayat ini diakhiri dengan kalimat: Ia (Allah) mau, supaya kita
(orang-orang percaya) hidup di dalamnya (perbuatan-perbuatan baik).
PERSATUAN ORANG YAHUDI DAN KAFIR
PASAL 2:11-22

Perpisahan karena persekutuan (2:11-12)

Ayat 11
Dia. mnhmoneu,ete o[ti pote. u`mei/j ta. e;qnh
Karena itu ingatlah bahwa dahulu kamu - bangsa2 bukan Yahudi

evn sarki,( oi` lego,menoi avkrobusti,a u`po. th/j


{secara lahiriah}, (orang2 yg) dipanggil golongan yg tidak bersunat oleh (yang)

legome,nhj sarki ceiropoih,tou(.


dipanggil {secara lahiriah} yang dibuat dengan tangan manusia,

Ayat 12
o[ti h=te tw/| kairw/| evkei,nw| cwri.j Cristou/( avphllotriwme,noi
bahwa {kamu} - pada waktu itu +{tanpa} Kristus, telah dikeluarkan

th/j politei,aj tou/ vIsrah.l kai. xe,noi tw/n diaqhkw/n


- dari bangsa/dari umat - Israel dan (orang2 asing) - (dalam) ketentuan2

th/j evpaggeli,aj( evlpi,da mh. e;contej kai. a;qeoi evn


(itu) janji. harapan tidak mempunyai dan yang tanpa Allah di dalam

tw/| ko,smw|)
- dunia.
Dia - dia – (karena itu), menghubungkan bagian ini dengan bagian
sebelumnya (2:1-10). Kata dia merupakan kata seruan dan suatu kesimpulan.
Menempati induk kalimat sebagai kalimat berita, mengungkapkan isinya sebagai
suatu kenyataan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayat 11 ini ingin
menjelaskan dan sekaligus menyimpulkan apa yang dijelaskan pada pasal 2:1-10.
Tetapi juga ingin memberitakan isi dari ayat 11-22 adalah suatu kenyataan yang
terjadi dan dialami.
Karena yang Paulus katakan di atas itu benar, yaitu kasih karunia itu ada
dan kasih karunia itu dianugerahkan dengan limpahnya kepada jemaat maka
mereka harus mnhmoneu,ete - mnemoneuete (ingatlah) situasi mereka dahulu dan
kini.
Pote - pote (dahulu), pada satu pihak berarti orang-orang Yahudi – orang-
orang yang disunat. Pada pihak lain berarti keadaan bersunat dan sunat itu sendiri.
Sebab dahulu mereka hidup dalam kemiskinan dan kegelapan:
• Mereka terpisah dari atau tanpa Kristus
• Mereka tidak termasuk kewargaan Israel
• Mereka tidak mendapat bagian dan ketentuan yang dijanjikan
• Mereka tidak mempunyai harapan
• Mereka tanpa Allah di dalam dunia
Kata politei,aj -politeias- bangsa, umat, kewarganegaraan. Sebagian besar
terjemahan Inggris mengikuti KJV di dalam mengadopsi commonwealth
(pengistilahan umum). NIV menerjemahkan 'hak kewarganegaraan dari bangsa
Israel.' Dalam bahasa Yunani, kata politeias memiliki dua arti. Keduanya ada di
dalam Kisah Para Rasul 22:28, di mana artinya sangat jelas citizenship
(kewarganegaraan). Kata ini berasal dari politeu untuk kata citizen dari politeis
'suatu warga negara' dan dibalikkan dari kata polis. Ini adalah hak untuk kebenaran
atau kenyataan politik yang memiliki relasi pertama untuk bangsa Yunani kota-
negara bagian. Arti yang kedua Salmond mengoreksi yang pertama dari hal ini
adalah sebagian besar di dalam keselarasan atau kecocokkan dengan nama
Theokrasi tou Israel dan sebagian besar jadi dimengerti. Earle berkomentar
pemakaian istilah secara umum dari Israel adalah pemerintah disusun (dibingkai)
oleh Allah; yang mana di dalam agama dan di dalam pemerintahan jadi
bertentangan, seperti kesalehan, kesetiaan yang searti dan takut kepada Tuhan dan
kehormatan raja di mana ada kewajiban yang sama. 79 Kata Israel dipakai untuk:
• Yakob, nenek moyang orang Yahudi (Rm 9:6a)
• Bangsa Yahudi (Mrk 12:29)
• Secara figuratif untuk orang Kristen (1Kor 10:18). 80
Kata a,qeoi -atheoi- tanpa Allah. Dalam bahasa Yunani, kata atheoi hanya
ada di dalam PB, dan yang menarik dari terjemahan ini adalah kata atheis. Kata
atheis dalam pengertian asli 'tanpa Allah' dan juga di dalam pengertian modern
adalah permusuhan dengan Tuhan atau kegagalan untuk menyembah Dia. 81 Dan
kata atheis digunakan dalam bentuk kata sifat yang menunjuk kepada subyek yaitu
orang-orang non-Yahudi. Dalam bahasa Yunani klasik, kata atheis memiliki arti

79
Ralph Earle, Word Meanings in the New Testament (Kansas City: Beacon Hill Press, 1986),
304.
80
Sutanto, Perjanjian Baru: Interlinear dan Konkordansi Perjanjian Baru, Jilid II, 402.
81
Earle, Ibid.
'yang menghina atau menyangkal dewa-dewa' (Plato). Tetapi dalam Perjanjian
Baru atheis diartikan 'tanpa Allah' bukan pengetahuan tentang Allah. Kremer
berkata bahwa di situ ada dua pokok arti dalam konteks masa yang pertama. Di
mana digunakan secara aktif di dalam pengertian 'mendewakan, melupakan
Tuhan.' Secara pasif dalam pengertian 'tanpa pertolongan Tuhan, ditinggalkan oleh
Allah, dikeluarkan dari hubungan erat dengan Allah' dalam surat Efesus inilah
artinya. 82

Pendamaian oleh darah Kristus (2:13-18)

Ayat 13
nuni. de. evn Cristw|/ vIhsou/ u`mei/j oi[ pote o;ntej
sekarang Tetapi di dalam Kristus Yesus kamu (orang2 yg) dahulu {jauh}

makra.n evgenh,qhte evggu.j evn tw|/ ai[mati tou/ Cristou/)


sudah menjadi dekat oleh - darah - Kristus.

Ayat 14
Auvto.j ga,r evstin h` eivrh,nh h`mw/n( o` poih,saj ta.
Ia karena adalah - damai sejahtera kita, (Dia yang) telah membuat -

avmfo,tera e[n kai. to. meso,toicon tou/ frogmou/ lu,saj(


keduanya satu dan - tembok pemisah - (yg jadi) pembatas telah merobohkan

th.n e;cqran( evn th/| sarki. auvtou/


- (yakni) perseteruan, di dalam - tubuh Nya

Ayat 15
to.n no,mon tw/n evntolw/n evn do,gmasin katargh,saj(
- hukum Taurat - dari perintah2 yg terdiri dari ketentuan2 telah membatalkan,

i[na tou.j du,o kti,sh evn auvtw/| eivj e[na kaino.n


supaya - dua Ia menciptakan di dalam diri-Nya menjadi satu baru

a;nqrwpon poiw/n eivrh,nhn(


manusia (untuk) mengadakan perdamaian,

82
Ibid.
Ayat 16
kai. apokatalla,xh| tou.j avmfote,rouj evn evni. sw,mati tw/| qew|/
dan memperdamaikan - keduanya dalam satu tubuh - kepada Allah

dia. tou/ staurou/( avpoktei,naj th.n e;ctran evn auvtw/\


melalui - salib, melenyapkan - perseteruan dalam Dia/Nya

Ayat 17
kai. evlqw.n euvhggeli,sato eivrh,nhn u`mi/n toi/j makra.n
Maka datang Ia memberitakan damai sejahtera kepadamu (orang2 yg) jauh
kai. eivrh,nhn toi/j evggu,j\
dan damai sejahtera (kepada orang2 yang) dekat;

Ayat 18
o[ti di v auvtou/ e;comen th.n prosagwgh.n oi` avmfotero,i evn
karena melalui Dia kita beroleh - jalan masuk - keduanya dalam

e`ni. pneu,mati pro.j to.n pate,ra)


satu Roh kepada - Bapa.

Dalam bagian dahulu, secara singkat tetapi jelas dan tegas, Paulus
menguraikan situasi anggota-anggota jemaat di Efesus. Paulus mengatakan,
bahwa kairw/| evkei,nw| - kairo ekeino (pada waktu itu/yang silam), ketika
mereka masih Kafir, terpisah dari Kristus. Hal itu harus mereka ingat, supaya
mereka dapat memahami mujizat kasih Allah, yang telah Ia nyatakan kepada
mereka.
Nuni. de. - nuni de (tetapi sekarang), situasi yang dahulu tidak ada lagi.
Sekarang mereka hidup dalam suatu situasi yang lain. Mereka sekarang berada
evn Cristw|/ - en christou – (di dalam Kristus). Evn tw|/ ai[mati tou/ Cristou/ -
en to haimati tou christou (oleh darah Kristus), mereka yang dahulu makra.n -
makran (jauh), sudah menjadi evggu.j – enggus (dekat).
Ayat 14-18 banyak menggunakan partisip. Ada penafsir yang berpendapat,
bahwa ayat-ayat ini mungkin saduran dari suatu bahan liturgis atau hymonodis
yang diapakai Paulus. Kristus adalah damai sejahtera kita, mengingatkan pada
Yesaya 9:5. Mesias disebut Raja Damai Sejahtera (=sar syalom)
Eivrh,nh – eirene (damai sejahtera; ayat 14, 17) merujuk kepada damai
sejahtera akhir zaman yang harus berlaku bilamana Israel dan bangsa-bangsa lain
disatukan dalam ibadah yang satu di Gunung Sion (Yes.2:2, Mi.4:1).
To. meso,toicon - to mesotoichon (tembok pemisah = dinding pemisah).
Tou/ frogmou - tou progmou = pagar, tembok. Ada empat kemungkinan:
• Tembok dalam halaman Bait Allah yang memisahkan orang-orang
(pengunjung) Kafir dengan orang-orang Yahudi yang beribadah di sana
• Tirai di dalam Bait Allah di Yerusalem yang menceraikan tempat
mahakudus dengan tempat kudus (Kel 26:33, Mrk 15:38, Ef 218,3,12).
Anehnya, penulis tidak tegas berkata tentang hal itu.
• Hukum Taurat dengan segala peraturan dan tuntutannya (Mrk 7:7, Ef 2:14-
16, Kol 2:22); tembok dan persekutuan = hukum Taurat dan segala perintah
ditiadakan oleh Kristus. Ia adalah akhir hukum Taurat (Rm 10:4)
• Segala pemerintah penguasa dan kekuasaan gelap. Jadi satu tembok
perseteruan tetapi oleh kematian Kristus tembok itu telah Ia robohkan,
sehingga manusia beroleh lagi persekutuan dengan Allah.
Terjemahan LAI mengakhiri ayat 14 dengan th.n e;cqran - ten echthran
(perseteruan) dan menganggap sebagai keterangan dari to. meso,toicon (tembok
pemisah). Dengan demikian, tembok pemisah antara sesama kita telah
dirobohkan. Gambaran ini diambil dari situasi di dalam Bait Allah yang terdiri
dari beberapa bilik:
- Bilik I = orang bukan Yahudi (pelataran; Kis 21:28-29) kasus Trofimus
- Bilik II = para wanita Israel
- Bilik III = para laki-laki Israel
- Bilik IV = para imam (ruang kudus)
- Bilik V = Imam Besar (ruang mahakudus)
Pada ayat 15; Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah
membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan
itu mengadakan damai sejahtera. Isi kalimat ini zakilijk, sama dengan apa yang
telah dikatakan dalam ayat 14.
Katargh,saj - katargesas (telah membatalkan, telah memusnahkan) adalah
keterangan lanjutan dari lu,saj – lusas (telah merombak, telah memusnahkan).
Sebab di dalam mati-Nya Ia telah membatalkan = dengan jalan membatalkan atau
memusnahkan di dalam dagingnya evn th/| sarki. auvtou/ - en te sarki autou (di
dalam daging-Nya), harus dihubungkan dengan katargesas (telah membatalkan,
telah memusnahkan). Sarks di sini dianggap sebagai tempat, di mana Kristus telah
menang oleh sengsara dan kematian-Nya.
Ketika orang Yahudi dan bukan Yahudi percaya, Kristus kti,sh evn
auvtw/ - ktizo en aotou (menjadikan atau menciptakan di dalam diri-Nya), dalam
hubungan dengan diri-Nya, dari berdua (dua orang laki-laki) menjadi eivj e[na
kaino.n a;nqrwpon – eis hena kainon anthropon (satu manusia baru). Berdua
adalah bentuk maskulin dalam bahasa Yunani. Dalam ayat ini, orang Yahudi,
orang bukan Yahudi dan gereja, yaitu Tubuh Kristus dijadikan berwujud, dan
dengan demikian mengadakan pendamaian. Kristus mengambil kedua orang itu
(Yahudi dan bukan) dan oleh suatu tindakan kti,sh (penciptaan) menjadikan dari
kedua orang itu manusia kaino.n (baru = berhubungan dengan sifat).
Ada dua kata dalam bahasa Yunani yang berarti kaino.n - kainon atau
kainos (baru), yakni:
• Neos, yang berarti baru, dalam kaitannya dengan waktu
Sesuatu yang neos adalah sesuatu yang baru saja ada, atau baru saja
nampak, tapi tak berarti baru menurut jenisnya. Sebuah pabrik pensil yang
baru saja mengeluarkan pensil, menyebut pensilnya itu neos, walaupun
sebelumnya sudah beribu-ribu pensil beredar dari pabrik yang sama
• Kainon, yang berarti baru dalam kaitannya dengan mutu atau kualitas
Sesuatu yang kainos adalah baru dalam arti membawa sesuatu yang baru ke
tengah-tengah dunia dengan kualitas yang baru pula, yang sebelumnya
belum pernah ada
Bukan masalah bahwa Tuhan Yesus Kristus membuat semua orang bukan
Yahudi menjadi Yahudi atau sebaliknya, tetapi Tuhan Yesus menciptakan pribadi
yang baru dari keduanya, meskipun mereka tetap Yahudi dan bukan Yahudi.
Seorang pengkhotbah termasyur dari gereja Purba bernama Chrysostomus
menyatakan, bahwa pribadi yang baru itu dapat diandaikan sebagai satu patung
emas yang diperoleh dari hasil campuran patung perak dan patung timah yang
dilebur menjadi satu.
To.n no,mon tw/n evntolw/n evn do,gmasin – ton nomon ton entolon en
dogmasin = hukum Taurat yang berkembang dalam perintah-perintah, yang
berbentuk ketentuan-ketentuan (dan peraturan).
Menurut surat Paulus kepada jemaat di Kolose stoicei/a tou/ ko,smou -
stoicheia tou kosmou (roh dunia; 2:8, 20), yang disebut juga avrxh/j kai. evxousi,aj
- arxes kai exousias (pemerintah dan penguasa; 2:10, 15) dan avgge,lwn–
anggelon (malaekat; 2:18), adalah penjaga-penjaga hukum, penjaga-penjaga
dogmata (peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan), yaitu dogmata yang dipakai
oleh pengajar-pengajar bidat untuk mendakwa dan mengancam orang-orang
percaya. Roh-roh dunia menggunakan hukum untuk mendakwa kita.
Hati nurani kita masih sering didakwa oleh roh-roh dunia yang adalah
penjaga-penjaga hukum atau dogmata atau peraturan-peraturan atau ketentuan-
ketentuan. Anugerah dari kesatuan di dalam Kristus (ayat 15).
Pada ayat 18, prosagwgh.n - prosagogen =jalan masuk= memiliki banyak
arti, yakni:
• membawa korban bagi Allah
• membawa manusia kepada Allah untuk ditahbiskan menjadi pelayan-Nya
• memperkenalkan seorang pembicara atau duta dalam sidang nasional
• memperkenalkan seseorang kepada seorang raja.

Keluarga Besar Allah (ayat 19-22)

Ayat 19
a;ra ou=n ouvke,ti evste. xe,noi kai. pa,roikoi( avlla.
{Maka} tidak lagi kamu adalah (orang2) asing dan yg merantau, tetapi

evste. sumpoli/tai tw/n a`gi,wn kai. oivkei/oi


kamu adalah sesama warga negara (dari orang2) kudus dan yg jadi anggota keluarga

tou/ qeou/(
- Allah,

Ayat 20
evpoikodomhqe,ntej evpi. tw/| qemeli,w| tw/n avposto,lwn kai.
profhtw/n(
(yg) telah dibangun di atas - fondasi - rasul2 dan nabi2,

o;ntoj avkrogwniai,ou auvtou/ Cristou/ vIhsou/(


menjadi (batu) yg terletak di ujung penjuru sendiri Kristus Yesus,
Ayat 21
evn w=| pa/sa oivkodomh. sunarmologoume,nh au;xei eivj
di dalam (Dia) yang seluruh bangunan disusun dengan rapi tumbuh menjadi

nao.n a[gion evn kuri,w|(


Bait (Allah) yg kudus di dalam Tuhan,

Ayat 22
evn w|= kai. u`mei/j sunoikodomei/sqe eivj katoikhth,rion
di dalam (Dia) yg juga kamu dibangun bersama menjadi tempat yg didiami

tou/ qeou/ evn pneu,mati)


- Allah di dalam Roh.

Paulus menjabarkan kesatuan dari gereja berdasarkan figur dari suatu


bangunan. Gereja, suatu kesatuan dari Yahudi dan non-Yahudi dibangun atas
dasar para rasul dan para nabi (ay 20). Para rasul secara kolektif merupakan
salah satu dari karunia fondasional, ditujukan untuk memperlengkapi orang
percaya dan membawa gereja pada kedewasaan (4:12-13).
Dalam teks ini Paulus menggunakan dua gambaran untuk menjelaskan
maksudnya, yakni xe,noi kai. pa,roikoi - xenoi kai paroikoi. Xenoi adalah orang
asing (tidak menetap lama?). Di setiap kota Yunani terdapat xenoi dan hidup
mereka tidak mudah. Orang asing selalu dicurigai dan dibenci.
Sedangkan paroikoi adalah orang yang menumpang. LAI mengartikan
sebagai pendatang; yaitu orang asing yang tinggal menetap. Orang ini menjadi
penghuni tetap dari suatu negara tanpa menjadi warga negara dari negara itu. Ia
juga membayar pajak untuk hak tinggal di negeri yang bukan negerinya.
Baik xenoi maupun paroikoi selalu merupakan orang-orang yang tersisih.
Jadi kepada orang-orang bukan Yahudi itu Paulus berkata: ouvke,ti evste.
xe,noi kai. pa,roikoi( avlla. evste. sumpoli/tai tw/n a`gi,wn kai. oivkei/oi tou/
qeou/ (Kalian bukan lagi anak-anak Allah yang harus menanggung penderitaan.
Kalian adalah warga penuh keluarga Allah). Dengan kata-kata yang sederhana, hal
ini dapat kita katakan, bahwa melalui dan di dalam Yesus Kristus kita akan betah
tinggal satu rumah dengan Allah dan keluarga Allah. Bangsa-bangsa bukan
Yahudi bukan lagi orang-orang asing, melainkan warga penuh dari keluarga Allah.
Orang Kristen adalah anggota keluarga Allah. Namun, gereja seringkali malah
lebih eksklusif daripada Allah sendiri.
Pada ayat 21, kata sunarmologoume,nh -sunarmologoumene- dalam
istilah-istilah kontruksi, istilah ini merepresentasikan keseluruhan proses yang
teliti dan rinci di mana batu-batu ditata secara bersamaan: persiapan permukaan-
permukaan, termasuk pemotongan, penggosokan dan pengujian; persiapan pasak-
pasak dan lubang-lubang pasak dan akhirnya penataan pasak-pasak itu dengan
timah yang telah dilebur. 83
Dalam Kristus semua bangunan gereja dibangun menjadi bangunan yang
pas satu dengan yang lain. Istilah sunarmologoumene – menekankan karya

83
Lihat Rienecker, A Linguistic Key to the New Testament, 527.
Kristus dalam membangun gereja-Nya. Sebagai suatu bangunan tumbuh waktu
pembangunan, demikian juga gereja, sebagai suatu organisme yang hidup
bertumbuh sebagai orang percaya baru yang ditambahkan pada bangunan itu.
Sedangkan istilah nao.n – naon – diterjemahkan Bait Suci, menunjuk
kepada Kemah Suci yang terdiri atas tempat yang kudus dan tempat yang
mahakudus. Nao.n = gereja sebagai Bait Suci Allah. Implikasinya, perpecahan
berarti menajiskan Bait Suci dan patut mendapat hukuman maut yang sama
mengerikannya (1 Kor.3:5-17).

PENJARA DAN HAL ISTIMEWA


PASAL 3:1-13

Kesadaran Diri Paulus (3:1-7)


Teks ini dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni: 3:1 (Paulus berdoa), 3:2-13
(Paulus menyimpang dari doanya), dan 3:14-21 (Paulus meneruskan doanya
kembali).

Ayat 1
Tou,tou ca,rin evgw. Pau/loj o` de,smioj tou/ Cristou/
{Karena ini/Untuk ini} aku Paulus - orang yg dipenjarakan - (karena) Kristus

vIhsou/ u`pe.r u`mw/n tw/n evqnw/n


Yesus untuk kamu - bangsa2 bukan Yahudi

Ayat 2
ei; ge hvkou,sate th.n oivkonomi,an th/j ca,ritoj tou/ qeou//
jika memang kamu mendengar - tugas mengurus - anugerah - Allah

th/j doqei,shj moi eivj u`ma/j(


(yg) diberikan kepadaku karena kamu,

Ayat 3
o[ti kata. avpoka,luyin egnwrisqh moi to. musth,rion(
[bahwa] dengan wahyu diberitahukan kepadaku - rahasia,

kaqw.j proe,graya evn ovli,gw(


seperti aku telah menulis di atas dengan singkat,
Ayat 4
pro.j o[ du,nasqe avnaginwskontej noh/sai th.n su,nesi,n
mengenai (apa) yg kamu dapat ketika membaca memahami - apa yg dimengerti

mou evn tw/| musthri,w| tou/ Cristou/(


ku tentang - rahasia - Kristus,

Ayat 5

o[ e`te,raij geneai/j ouvk evgnwri,sqh toi/j ui`oi/j tw/n


yg yg lain pada zaman2 tidak diberitahukan - kepada anak2 -

avnqrw,pwn w`j nu/n avpekalu,fqh toi/j a`gi,oij avposto,loij


manusia seperti sekarang (itu) dinyatakan - yg kudus kepada rasul2

auvtou/ kai. profh,taij evn pneu,mati(


Nya dan nabi2 dalam Roh,

Ayat 6
ei=nai ta. e;qnh sugklhrono,ma kai. su,sswma
menjadi - bangsa2 bukan Yahudi yg mewarisi bersam dan yg dimiliki tubuh yg sama

kai. summe,toca th/j evpaggeli,aj


dan yg mengambil bagian bersama - (dalam) janji/ (dalam) apa yg dijanjikan
evn Cristw/| vIhsou/ dia. tou/ euvaggeli,ou(
dalam Kristus Yesus karena - Kabar Baik,

Ayat 7
ou= evgenh,qhn dia,konoj kata. th.n dwrea.n th/j
dari (nya) yg aku telah menjadi pelayan menurut - pemberian -

ca,ritoj tou/ qeou/ th/j doqei,shj moi kata. th.n evne,rgeian


anugerah - Allah (yg) diberikan kepadaku sesuai dengan - perwujudan

th/j duna,mewj auvtou/)


- kuasa Nya.

• Paulus menganggap dirinya sebagai penerima penyataan wahyu yang baru.


Paulus tak pernah menganggap dirinya sebagai penemu kasih Allah yang
bersifat universal. Ia lebih suka mengatakan bahwa Allah-lah yang telah
mengungkapkan kepadanya musth,rion (rahasia) besar itu, yang belum
pernah diungkapkan kepada orang lain sebelumnya
• Paulus menganggap dirinya sebagai penyebar dan saluran anugerah Allah
• Paulus memandang dirinya sendiri sebagai orang yang memiliki martabat
untuk pelayanan itu. Baginya, pelayanan itu bukan sesuatu yang
menjenuhkan tetapi justru sebagai kehormatan yang gilang gemilang
• Paulus memandang dirinya sebagai orang yang menanggung beban demi
Kristus

Pada ayat 3, Paulus menunjukkan kepada kita bahwa musth,rion (rahasia)


itu penting bagi empat kelompok orang yang berbeda, yaitu:

Penting bagi Paulus (3:1-5)


Cara yang terbaik untuk memahami arti musth,rion – mysterion (rahasia)
dalam kehidupan Paulus adalah memusatkan dua penjelasan yang diberikannya
tentang dirinya dalam bagian ini. Ia memulai dengan menyebut dirinya sendiri
evgw. Pau/loj o` de,smioj – ego Paulos ho desmos (aku Paulus yang dipenjarakan,
3:1), kemudian ia menyebut dirinya dia,konoj – diakonos (pelayan, 3:7)
Sejak saat Paulus menjadi pengikut Kristus, Paulus mengetahui bahwa
Allah telah memanggilnya untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan
Yahudi (Kis.26:13-18; 9:15), dan Paulus mentaati panggilan itu.
Istilah -tugas penyelenggaraan- oivkonomi,an - oikonomian - terdiri dari
dua kata: oikos (rumah) dan nomos (hukum). Kata ekonomi berasal ari bahasa
Yunani oivkonomi,an, hukum rumah tangga atau juga suatu pelayanan, suatu
pengurusan. Allah mempunyai cara-cara yang berbeda dalam melaksana-kan
rencana-Nya, dari zaman ke zaman, dan berbagai pelayanan ini sering disebut
tugas penyelenggaraan oleh sarjana-sarjana Alkitab (Ef.1:9-10). Prinsip Allah
tidak berubah, tetapi metode-metode-Nya dalam hal menangani umat manusia
memang berubah-ubah sepanjang sejarah. Agustinus pernah menulis:
Perhatikanlah perbedaan zaman dan kita dapat melihat bahwa Kitab Suci itu
serasi.

Penting Bagi Orang-Orang Bukan Yahudi (3:6-8)


Musth,rion -musterion =rahasia= itu tidak hanya memberikan suatu
hubungan yang baru kepada orang-orang bukan Yahudi yang percaya, tetapi juga
menyatakan bahwa ada kuasa baru yang tersedia bagi mereka (3:7). Allah
memberi Paulus pelayanan istimewa kepada orang-orang bukan Yahudi, tetapi
Allah juga memberi Paulus kuasa untuk melaksanakan pelayanan ini. Kata
perwujudan (ayat 7) berasal dari kata Yunani evne,rgeian - energeian (energi).
Kata duna,mewj – dunameos =kuasa= berasal dari dunamis (dinamis -
dinamit). Kuasa kebangkitan Kristus yang luar biasa itu tersedia bagi kita untuk
kehidupan dan pelayanan kita sehari-hari.
Avnexicni,aston plou/toj tou/ Cristou -anexikhniaston ploutos Khristou-
kekayaan Kristus yang tidak terduga, dapat diterjemahkan tidak terusut yang
berarti, bahwa kekayaan itu sangat luas sehingga tidak dapat menemukan
akhirnya.

Penting Bagi Para Malaekat (3:9-10)


Yang dimaksud oleh Paulus dengan avrcai/j kai. tai/j evxousi,aij -arkhais kai
tais exousiais =pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa= adalah makhluk
malaikat yang diciptakan oleh Allah, baik yang jahat maupun yang baik (Ef 1:21;
6:12; Kol 1:16; 2:15). Kata = avrcai/j permulaan, dasar, sudut, sumber, penguasa,
batas kekuasaan, pemerintah supernatural, penguasa supernatural.
Tidak diketahui kapan malaikat diciptakan, namun jelas bahwa Allah
menciptakan mereka pada suatu saat tertentu. Sebagai makhluk-makhluk yang
secara total bersifat rohani mereka unik di antara makhluk-makhluk ciptaan,
namun mereka tetap merupakan makhluk ciptaan.
Terdapat sejumlah besar malaikat. Alkitab memiliki berbagai cara untuk
menunjukkan jumlah mereka: puluhan ribu (Ul.33:2); puluhan ribu bahkan
beribu-ribu (Mzm.68:18); dua belas pasukan (36.000-72.000 – jumlah tentara
dalam satu pasukan Roma adalah 3.000-6.000 orang; Mat.26:53); beribu-ribu
malaikat, suatu kumpulan yang meriah (Ibr.12:22); berlaksa-laksa dan beribu-ribu
laksa (Why.5:11). Jumlah yang disebut terakhir mungkin merujuk kepada Daniel
7:10, Ayb.25:3 dan 2 Raj.6:17 juga menunjukkan adanya sejumlah besar malaikat.
Sekalipun tidak ada alasan untuk menerima jumlah ini sebagai jumlah yang
sesungguhnya, dengan mengingat terutama arti simbolis dari angka yang dipakai
(12 dan 1000), jelas bahwa jumlah malaikat sangat banyak.
Rasul Paulus mengatakan, pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
pun terlibat dalam rahasia yang mulia, yakni tentang penyelamatan Allah terhadap
orang-orang bukan Yahudi dengan perantaraan bangsa Israel.
Para malaekat adalah makhluk-makhluk ciptaan dan tidak bersifat
mahatahu. Jadi apa yang dipelajari malaekat dari jemaat? Pelbagai ragam hikmat
Allah (3:10). Kata ini memiliki arti beraneka macam, beraneka warna. Hal ini
menyatakan keindahan dan variasi hikmat Allah dalam rencana keselamatan.
Tapi apakah yang diketahui oleh malaekat-malaekat yang jahat dari rahasia
Allah? Bahwa Iblis pemimpin mereka, tidak memiliki hikmat! Iblis mengetahui
isi Alkitab dan ia mengerti dari ayat-ayat Alkitab PL bahwa juruselamat akan
datang, kapan Ia akan datang, bagaimana Ia akan datang, dan di mana Ia akan
datang. Iblis juga mengerti mengapa Ia akan datang, sejauh menyangkut soal
penebusan.
Tetapi, dalam PL, Iblis tidak dapat menemukan nubuat-nubuat mengenai
jemaat, rahasia mengenai orang-orang Yahudi dan orang-orang non-Yahudi
dipersatukan dalam satu Tubuh. Iblis tidak dapat melihat orang-orang Yahudi yang
percaya kepada Kristus dan orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada
Kristus dipersatukan di dalam Kristus (jemaat/ciptaan baru).
Di dalam PL, eksistensi negara atau pemerintah tidak termasuk dalam ordo
penciptaan rencana serta karya awal penciptaan Allah. 84
Dalam Kitab Kejadian tercatat, bahwa pada awalnya Allah menciptakan
manusia sebagai individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Bahwa yang
termasuk dalam ordo penciptaan, artinya yang sesungguhnya dikehendaki Allah,
ialah individualitas dan sosialitas manusia. Eksistensi manusia sebagai individu
dan masyarakat itulah yang harus dihormati sebagai gambar Allah.
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, muncul fenomena yang lain. Kejadian
11 menjelaskan tentang kelahiran bangsa-bangsa. Kejadian 12, bangsa Israel
terutama disebut sebagai umat. Dengan tujuan PL, membedakan antara:
• Israel sebagai umat Allah (am Yahweh) dan
• Bangsa-bangsa (goyim)
Umat, menekankan kesamaan kedudukan antar manusia, yang satu tidak
menguasai atau mengatasi yang lain. Oleh karena semuanya diikat oleh ketaatan
hanya kepada Allah. Beberapa ahli PL menyimpulkan, umat adalah sebuah
masyarakat teokratis yang demokratis (Hak 9, 1 Sam 8:9).
Kekuasaan yang ada pada manusia itu diterima dari Allah, bukan inherensi
pada kemanusiaannya, dan oleh karenanya harus senantiasa dilaksanakan dalam
ketaatan kepada Sang Sumber Kekuasaan itu!!!
• Mandat yang diberikan oleh Allah berlaku atas makhluk-makhluk ciptaan
yang lain (Kej 1:26, 28)
• Dalam hubungan antar manusia, Allah menghendaki relasi yang sepadan
dan saling menolong (Kej 2:18)

84
Lihat Eka Darmaputera, dalam Wenata Sairin (ed.), Hubungan Gereja dan Negara Dan Hak-
Hak Asasi Manusia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 13.
• Itu berarti, di dalam ordo penciptaan, Allah tidak memberikan mandat untuk
manusia menguasai manusia lainnya.
• Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kekuasaan yang pada dirinya baik itu,
kemudian mempunyai potensi yang demonis dan destruktif. Oleh karena
hierarki kekuasaan itu rusak. Manusia mengklaim kekuasaan bagi dirinya
sendiri, tanpa ketaatan kepada kekuasaan yang ada di atasnya, kekuasaan
Tuhan sendiri.
Seorang ahli filsafat politik mengaitkan Martin Luther dengan Machiavelli,
dalam arti; ketika Luther melepaskan gereja dari politik, maka Machiavelli
melepaskan politik dari gereja.

Penting Bagi Orang-Orang Kristen Masa Kini (3:11-13)


Berkat-berkat kita bersifat rohani, bukan materi (1:3). Kita memperoleh
berkat-berkat tersebut melalui iman kepada Yesus Kristus Tuhan kita.
F.R. Maltty juga selalu mengatakan bahwa Yesus Kristus menjanjikan
kepada murid-murid-Nya tiga hal, yakni:
• Kebahagiaan yang melebihi akal (ketidakbahagiaan)
• Kebebasan dari rasa takut (ketidaktakutan), dalam seluruh bagian Alkitab
terdapat 366 kali kata jangan takut!)
• Terus-menerus dalam kesulitan
Menderita bagi Kristus berarti ikut mengambil bagian dalam penderitaan
yang pernah dialami Kristus sendiri, dan merupakan kesempatan bagi kita untuk
memperagakan kesetiaan kita kepada-Nya.
Menurut Berkhof, Reformed tidak menganggap Ketekunan Orang-Orang
Kudus sebagai suatu tindakan atau sikap hati orang percaya, walaupun Reformed
percaya dengan sungguh bahwa manusia mempunyai sumbangsih di dalamnya
sama seperti yang terjadi dalam penyucian. Mereka bahkan menekankan
kenyataan bahwa orang percaya dapat jatuh, jika ia dibiarkan sendiri saja. Dan
yang menyebabkan adanya ketekunan (kesetiaan) itu adalah Tuhan, bukan
manusia. 85 Dengan demikian, apakah orang percaya bisa murtad? (bnd. Mat 10:32-
33; 38-39; 24:4, 10; Yoh 15:1-6; Ibr 10:29).

Rencana dan Hikmat Allah (3:8-13)

85
Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Jilid ke-4, 296.
Ayat 8
evmoi. tw/| evlacistote,rw| pa,ntwn a`gi,wn
kepadaku - yg lebih kecil dari yang terkecil dari semua (orang2) kudus

evdo,qh h` ca,rij au[th( toi/j e;qnesin


telah diberikan - anugerah ini, - kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi

euvaggeli,sasqai to. avnexicni,aston plou/toj tou/ Cristou/(


untuk memberitakan (itu) yg tidak terduga kekayaan - Kristus,

Ayat 9
kai. fwti,sai ti,j h` oivkonomi,a tou/ musthri,on tou/
dan untuk menerangkan apakah - rencana - rahasia (yang)

avpokekrumme,nou avpo. tw/n aivw,nwn evn tw|/ qew/| tw/|


ta.
tersembunyi dari - zaman2 dahulu dalam - Allah (Dia yang) -

pa,nta kti,santi(
segala (sesuatu) telah menciptakan,

Ayat 10
i[na nwrisqh/| nu/n tai/j avrcai/j
supaya diberitahukan sekarang - kepada pemerintah2 supernatural

kai. tai/j evxousi,aij evn toi/j evpourani,oij dia. th/j


dan - kepada penguasa2 supernatural di - surga melalui -

evkklhsi,aj h` polupoiki,loj sofi,a tou/ qeou/(


jemaat - yg ber-macam2 hikmat - Allah,

Ayat 11
kata/ pro,qesin tw/n aivw,nwn h[n evpoi,hsen evn tw/|
sesuai dengan maksud - yg abadi yang Ia membuat di dalam -

Cristw/| vIhsou/ tw/| kuri,w h`mw/n(


Kristus Yesus - Tuhan kita,

Ayat 12
evn w|= e;comen th.n parrhsi,an kai. prosagwgh.n evn
{di dalam Dia} kita beroleh - keyakinan dan jalan masuk dengan

pepoiqh,sei dia. th/j pi,stewj auvtou/)


penuh kepercayaan melalui - iman dari Dia/kepada Dia.

Ayat 13
dio. aivtou/mai mh. evgkakei/n evn tai/j qli.yesi,n mou
Sebab itu aku meminta jangan menjadi tawar hati dalam - penderitaan2 ku

u`pe.r u`mw/n( h[tij evsti.n do,xa u`mw/n)


karena kamu, {yaitu} - kebanggaan mu.

Pada ayat 8, terdapat suatu bentuk yang sungguh dalam artinya, yaitu
evlacistote,rw| -elakhistotero. Kata evlacistotoj adalah bentuk superlatif yang
artinya paling kecil. Pada bentuk itu masih ditambah akhiran komparatif, yaitu -
teroj. Artinya: Paulus menganggap diri lebih kecil daripada yang paling kecil,
di antara segala orang kudus.
Pada ayat 10, dalam memberikan penjelasan mengenai anugerah Allah,
Paulus menggunakan istilah yang hebat yaitu polupoiki,loj - polupoikilos yang
berarti beraneka warna. Anugerah Allah akan cocok dan sesuai dengan segala
keadaan kehidupan umat-Nya. Baik dalam situasi gelap maupun terang, baik
dalam keadaan suram atau pun cerah, anugerah itu akan tetap unggul dan
berkecukupan.
• Paulus mengingatkan bahwa pengumpulan umat manusia merupakan
sebagian daripada maksud kekal Allah. Menurut Paulus, keselamatan bagi
bangsa bukan Yahudi bukan suatu rencana Allah yang datang kemudian.
Sejak semula rencana Allah yang kekal itu telah mencakup usaha untuk
menghantarkan semua orang ke dalam kasih-Nya
• Di dalam Yesus Kristus kita bebas menghampiri Allah
• Paulus mengakhiri perikop ini dengan menaikkan doa bagi kawan-
kawannya.

Doa Paulus (3:14-17)

Ayat 14
Tou,tou ca,rin ka,mptw ta. go,nata, mou proj to.n pate,ra(
{Karena ini/Untuk ini} menekuk - lutut (menyembah) aku kepada - Bapa,

Ayat 15
evx ou= pa/sa patria. evn ouvranoi/j kai. evpi. gh/j ovnoma,zetai
dari (Dia) yg semua keluarga di dalam surga dan di atas bumi diberi nama,

Ayat 16
i[na dw/| u`mi/n kata. to. plou/toj th/j
supaya Ia memberi (kesempatan) kepadamu menurut - yg besar -

do,xhj auvtou/ duna,mei krataiwqh/nai di.a tou/ pneu,matoj auvtou/


kemuliaan Nya dengan kuasa untuk dikuatkan melalui - Roh Nya

eivj to.n e;sw a;nqrwpon(


(ada) di dalam - yang di dalam manusia,

Ayat 17
katoikh/sai to.n Cristo.n dia. th/j pi,stewj evn tai/j
sehingga diam - Kristus melalui - iman di dalam -

kardi,aij u`mw/n( evn avga,ph| evrrizwme,noi kai. teqemeliwme,noi(


hati mu, dalam kasih kamu telah berakar dan telah diberi fondasi,

Alasan untuk Berdoa (3:1, 14)


Apakah yang mendorong Paulus berdoa? Itulah sebabnya (3:1), sekarang
diulang dalam (3:14), Paulus berkata, tou,tou ca,rin – touto charin (itulah
sebabnya). Semua hal yang terdapat diantara pemakaian yang pertama dan kedua
dari ungkapan ini merupakan suatu sisipan. Itulah sebabnya, sebab kebenaran
yang tercatat dalam 2:11-22. Sebenarnya Paulus mengatakan, oleh sebab kamu
orang-orang percaya bukan Yahudi telah dipersatukan dengan orang-orang
percaya Yahudi sebagai orang-orang sederajat dalam satu tubuh baru, sekarang
saya mendoakan kamu agar kamu dipenuhi dengan kepenuhan Allah. Sebagai
rasulmu, saya berdoa agar kamu boleh menerima bagianmu sepenuhnya sebagai
anggota Tubuh Kristus.
Yang mendorong Paulus berdoa adalah dunia yang penuh kekacauan ini.
Inilah pemikiran dasar dari Surat Efesus ini. Paulus telah memberi gambaran yang
nyata mengenai gereja. Rencana Allah adalah mempersatukan kembali semua
yang pecah, di dalam Kristus. Untuk itulah Paulus berdoa agar seluruh warga
jemaat bertindak sedemikian rupa agar gereja layak disebut Tubuh Kristus (4:17-
31).

Kesungguhan Doa (3:14)


Ka,mptw ta. go,nata, mou proj to.n pate,ra – kampto ta gonata mou pros
ton patera (aku sujud kepada Bapa), kata-kata ini mempunyai arti yang lebih
dalam daripada hanya berlutut saja = Paulus meniarapkan dirinya (gonata).
Gonata adalah menekukkan lutut, kepala bertemu lutut = tiarap, sebagai satu tanda
penghormatan atau kepatuhan. Sikap seperti ini diuntukkan bagi doa-doa yang
sangat sungguh-sungguh (1Raj 8:54; Luk 22:41; Kis 7:60; 9:40).
Alkitab tidak menetapkan suatu sikap istimewa untuk berdoa. Sikap orang
Yahudi dalam berdoa, biasanya berdiri dengan merentangkan kedua lengan dan
telapak tangan mengarah ke atas. Sebagai perbandingan;
• Abraham berdiri di depan Tuhan ketika ia berdoa bagi Sodom (Kej 18:22)
• Salomo berdiri ketika ia berdoa mentahbiskan Bait Allah (1Raj 8:22)
• Daud ‘duduk di hadapan Tuhan’ ketika ia mendoakan masa depan
kerajaannya (1Taw 17:16)
• Tuhan Yesus sujud ketika ia berdoa di Getsemani (Mat 26:29)
Doa Paulus bagi gereja dinaikkan dengan begitu hebat dan mendalam
sehingga ia mengambil sikap bertiarap. Sikap gonata Paulus ini pasti merupakan
pengalaman yang luar biasa bagi serdadu Romawi yang dirantai bersama Paulus.

Alamat Doa (3:14-15)


Paulus sujud berdoa proj to.n pate,ra – pros ton patera = kepada Bapa
(objeknya hanya pada Bapa). Adalah sangat menarik untuk mencatat bahwa di
dalam Surat Efesus ada beberapa pengertian bila Paulus menyebut Allah sebagai
Bapa. Istilah pate,ra (Bapa), memiliki beberapa pengertian, yakni:
• Allah adalah Bapa Yesus (1:2-3, 17; 6:23)
Tidak benar bahwa Yesus adalah orang pertama yang menyebut Bapa
kepada Allah. Orang Yunani menyebut Dewa Zeus sebagai Bapa para Dewa
dan manusia. Orang Romawi menyebut Dewa tertinggi mereka Jupiter.
Pada masa sebelum kedatangan Kristus, bila orang menyebut dewa dengan
sebutan bapa maka sebutan itu lebih menunjuk kepada arti berbapa
(paternity). Ada dua kata yang saling berhubungan erat dan mempunyai
kemiripan, tetapi mempunyai arti yang sangat berbeda (paternity dan
fatherhood)
Paternity; Bapa secara jasmani, atau hal ber-Bapa. Dapat dipakai untuk
menyebut hubungan bapa-anak, sekali pun tidak pernah terjadi pertemuan
muka dengan muka antara bapa dengan anak bersangkutan.
Fatherhood; yakni kebapaan yang menggambarkan hubungan bapa-anak
yang sangat intim, menyangkut hubungan dalam kasih, persekutuan
maupun pemeliharaan.
• Allah adalah Bapa, yang kepada-Nya kita beroleh jalan masuk (2:18; 3:12)
Perjanjian Lama berpusat pada larangan untuk menghampiri hadirat Allah.
Ketika Manoah, ayah Simson tahu dan menyadari siapa tamunya, ia
berkata: Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah (Hak 13:22).
Inti iman Kristen adalah adanya jalan masuk ke hadapan Allah, yang
terbuka tanpa pembatasan atau pun rintangan. Di dalam ibadah orang
Yahudi, ruangan mahasuci di Bait Allah dianggap sebagai tempat kediaman
Allah dan hanya Iman Besar saja yang boleh masuk kedalamnya, dan itupun
hanya satu kali setahun, yaitu pada Hari Penebusan Dosa.
pate,ra dapat diterjemahkan menjadi ke-Bapa-an. Setiap kebapaan di sorga
dan di bumi berasal dari Bapa dan menerima namanya dari Dia. Alkitab
tidak mencatat adanya Ke-Bapa-an Allah yang universal, yang menyela-
matkan semua orang. Kristus berkata: Kamu harus dilahirkan kembali (Yoh
3:7).
• Allah adalah Bapa yang mulia (1:17)
Allah menyambut orang berdosa yang datang kepada-Nya tetapi Allah tidak
menghendaki orang tersebut mempermainkan kasih-Nya dan tetap tinggal
berdosa. Allah itu kudus adanya maka barangsiapa mencari persekutuan
dengan Dia harus kudus juga. Ini merupakan segi lain yang tak terpisahkan
dari ke-Bapa-an itu.
• Allah adalah Bapa dari semua (4:6)
Tak ada seorang pun, satu gereja pun atau satu bangsa pun yang boleh
menganggap Allah sebagai miliknya sendiri. Itulah kekeliruan yang telah
dibuat oleh bangsa Yahudi.
• Allah adalah Bapa, kepada siapa kita harus mengucap syukur dan
berterima kasih (5:20)
Karena anugerah Allah itu datang kepada kita tanpa berkeputusan, maka
kita cenderung melupakan bahwa semua anugerah itu adalah pemberian
semata-mata. Orang Kristen jangan sekali-kali lupa bahwa ia berhutang
kepada Allah, tidak saja keselamatan jiwanya, tetapi juga keberadaannya
secara menyeluruh.

Isi Doa Paulus (3:16)


Paulus berdoa agar;
• jemaat di Efesus dikuatkan batinnya (3:16)
• oleh iman, hati orang-orang Efesus dapat didiami oleh Kristus (3:17a)
• orang-orang Efesus berakar dan berdasar di dalam kasih (3:17b)
• orang-orang Efesus memahami dan mengalami kasih Kristus (3:18-19a)
• orang-orang Efesus dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Allah (3:19)
Paulus berdoa agar supaya warga jemaat Efesus dikuatkan di dalam
batinnya (ayat 16). Berarti batin adalah bagian manusia yang bersifat rohani di
mana Allah tinggal dan bekerja. Manusia batiniah orang berdosa itu mati (2:1).
Apa maksudnya? Kata batin menurut orang Yunani mempunyai tiga pengertian:
• Akalbudi
Paulus berdoa agar supaya Yesus Kristus menguatkan akal budi sahabat-
sahabatnya. Ia mau supaya mereka lebih mampu membedakan yang baik
dan yang jahat.
• Kesadaran
Paulus berdoa agar supaya kesadaran warga jemaat Efesus menjadi lebih
sensitif. Kesadaran yang tidak dilatih dan tidak dipupuk lama-kelamaan bisa
menjadi tumpul. Sebab itu Paulus mau supaya Kristus membuat kesadaran
kita peka dan selalu siap-siaga.
• Kemauan
Kita sering tahu apa yang baik dan kita ingin melakukannya. Tetapi
kemauan kita tidak cukup kuat untuk menopang pengetahuan dan keinginan
kita untuk melakukan yang baik itu.
Jadi isi batin manusia adalah akalbudi, kesadaran dan kemauan. Batin
manusia akan diperkuat apabila Kristus tinggal tetap di dalam diri manusia. Kuasa
batiniah inilah yang membuat Paulus berhasil. Rahasia kekuatan kita adalah
tinggal tetapnya Kristus dalam kita. Sifat-sifat manusia batiniah adalah sebagai
berikut:
• dapat melihat (Mzm 119:18)
• dapat mendengar (Mat 13:9)
• dapat mengecap (Mzm 34:9)
• dapat menjamah (Kis 17:27)
• dapat dan harus dilatih (1Tim 4:7-8)
• harus disucikan (Mzm 51:7)
• harus diberi makan (Mat 4:4)
Pada ayat 17 Paulus menggunakan kata katoikh/sai - katoikesai (untuk
menjelaskan kata bertempat tinggal tetap, sebagai lawan dari bertempat tinggal
sementara. Paulus menggunakan tiga gambaran di sini untuk memberitahukan
gagasan mengenai kedalaman rohani ini. Tiga gagasan ini tersembunyi dalam tiga
kata kerja, yaitu:
1. Diam

secara harafiah = menetap dan merasa betah (1:1), Kristus sudah tinggal
dalam hati orang-orang Efesus. Paulus berdoa agar Kristus tinggal
menetap/betah, persekutuan yang makin lama semakin mendalam di hati
mereka.
2. Berakar = Mzm 1:1-3, Yer 17:5-8. Jika ada kuasa dalam kehidupan Kristen
maka haruslah ada kedalaman.

3. Berdasar (fondamen bangunan) Badai yang bertiup menyatakan kekuatan


akar-akar. Paulus berdoa agar orang-orang percaya memiliki pengalaman
yang mendalam dengan Kristus, agar dapat menahan mereka dalam
pencobaan-pencobaan yang berat.

Penutup Doa
Paulus mengakhiri doanya dengan kidung pujian. Sebagai jaminan bahwa
Allah dapat dan akan menjawab doanya dan doa para pembacanya, Paulus
menambahkan sepatah kata tentang kemampuan Allah untuk menjawab doa.

Kasih Kristus tidak terbatas (3:18-21)


Ayat 18
i[na evxiscu,shte katalabe,sqai su.n pa/sin toi/j
supaya kamu sanggup memahami bersama dengan semua (orang2)

a`gi,oij ti, to. pla,toj kai. mh/koj kai. u[yoj kai.


kudus betapa - lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan

ba,qoj(
dalamnya (kasih Kristus)

Ayat 19
gnw/nai, te th.n u`perba,llousan th/j gnw,sewj avga,phn tou/ Cristou/(
mengetahui dan - melampaui - pengetahuan kasih - Kristus,
i[na plhrwqh/te eivj pa/n to. plh,rwma tou/ qeou/)
supaya kamu dipenuhi dengan seluruh - kelimpahan - dari Allah.

Ayat 20
Tw/| de. duname,nw| u`pe.r pa,nta poih/sai
(bagi Dia yang) Adapun sanggup melebihi segala melakukan (hal2)

u`perekperissou/ w=n aivtou,meqa h; noou/men kata.


dengan amat sangat yang kita minta atau kita bayangkan/kita mengira menurut

th.n du,namin th.n evnergoume,nhn evn h`mi/n(


- kuasa (yang) bekerja di dalam kita,

Ayat 21
auvtw/| h` do,xa evn th/| evkklhsi,a kai. evn Cristw/| vIhsou/
eivj
bagi Dia - pujian di dalam - jemaat dan di dalam Kristus Yesus untuk

pa,saj ta.j genea.j tou/ aivw/noj tw/n aivw,nwn\ avmh,n)


segala - zaman - {sampai se-lama2-nya} amin.

Pada ayat 18 i[na -hina- yang artinya supaya, merupakan kata hubung yang
memiliki hubungan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 17. Kata evxiscu,shte -
exiskhusete- yang artinya kalian mampu. Waktu aorist dengan arah aktif berarti
suatu kejadian yang sudah selesai dilakukan. Ini berarti bahwa kesanggupan ini
telah dialami oleh orang-orang kudus yang ada di Efesus. Subjuntive ini
menyatakan maksud sehingga memakai kata i[na. Jadi dapat diartikan supaya
kalian (kalau mungkin) mendapat kesempatan untuk mampu.
Kata katalabe,sqai -katalabesthai- berasal dari akar kata katalabanw -
katalabano- yang artinya memahami, menyadari. Ini berarti bahwa kalian telah
mampu memahami atau menyadari dengan tidak terbatas betapa lebarnya dan
panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus. Aorist infinitive
menunjukkan bahwa telah satu kali saja memahami. Yang dimaksudkan dengan
memahami bukanlah pertama-tama mengerti dan memahami secara
intelektualistis, tetapi secara eksistensial. 86 Yang menarik, dalam bahasa Yunani
tidak dijelaskan tentang kasih Kristus tetapi dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan memakai kasih Kristus oleh karena dihubungkan dengan ayat
sebelum dan sesudahnya oleh kata penghubung kai. -kai = dan.
Ayat 18-19a Paulus mengatakan, bahwa ti, to. pla,toj kai. mh/koj kai. u[yoj
kai. ba,qoj(gnw/nai, te th.n u`perba,llousan th/j gnw,sewj avga,phn tou/ Cristou/.
Itulah kekayaan Kristus. Paulus ingin agar kita mengenal secara pribadi kasih
Kristus yang melampaui segala pengetahuan, sejajar dengan kekayaan Kristus
yang tidak terduga itu.
Paulus berdoa agar supaya orang Kristen mampu menjangkau arti daripada
lebarnya, dalamnya, panjangnya dan tingginya kasih Kristus. Melalui doa itu,
seakan-akan Paulus mengajak kita untuk memandang seluruh alam semesta ini,
yaitu pada langit yang tanpa batas di atas kita, pada segala penjuru cakrawala yang
tanpa batas, pada dalamnya bumi dan laut di bawah kita.
Pada ayat 19b Paulus memakai kata plh,rwma - pleroma (kelimpahan). Ayat
ini menjelaskan bahwa alam tidak menyukai kehampaan. Hal ini menjelaskan
mengapa udara atau air akan secara otomatis mengalir ke tempat yang kosong.
Implikasinya, alam ilahi pun tidak menyukai kehampaan.

DOKTRIN PAULUS
PASAL 4:1-3
Ayat 1
Parakalw/ ou=n u`ma/j evgw. o` de,smoj evn kuri,w|
memohon Sebab itu kamu aku - orang yg dipenjara di dalam/karena Tuhan

avxi,wj peripath/sai th/j klh,sewj h=j evklh,qhte(


sesuai supaya hidup - (dengan) panggilan yg (dengannya) kamu dipanggil,

86
Abineno, Tafsiran Alkitab: Surat Efesus, 105 .
Ayat 2
meta. pa,shj tapeinofrosu,nhj kai. prau>thtoj( meta. makroqumi,aj(
dengan segala rendah hati dan kelemahlembutan, dengan kesabaran,

avneco,menoi avllh,lwn evn avga,ph|(


bersabarlah satu sama lain di dalam kasih,
Ayat 3
spouda,zontej threi/n th.n e`no,thta tou/ pneu,matoj
sambil berusaha dengan sungguh2 memelihara - kesatuan - Roh

evn tw/| sunde,smw| th/j eivrh,nhj\ e[n sw/ma kai. e[n pneu/ma(
dengan - pengikat - damai sejahtera; satu tubuh dan satu Roh,

Dalam menjadi anggota suatu masyarakat, orang berkewajiban untuk hidup


sesuai dengan yang dikehendaki oleh masyarakat itu. Jika ia gagal menjalankan
kewajiban itu maka ia akan dianggap menyalahi tujuan daripada masyarakat itu,
dan ia akan kehilangan kepercayaan pula.
Di dalam perikop ini Pulus mau menjelaskan bagaimana seyogyanya hidup
seorang Kristen, jika ia bersekutu di dalam gereja Kristus. Istilah avxi,wj – axios
(berpadanan, sesuai), mempunyai bobot yang sama, seimbang (kepercaya-an,
kelakuan, pengakuan kepercayaan dan tingkah laku, doktrin dan kewajiban,
ucapan bibir, cara hidup, ajaran-ajaran, praktik). Tiga ayat pertama merupakan
ayat-ayat yang sangat indah. Ayat-ayat ini menekankan segi doktrin.

Tapeinofrosu,nhj – tapeinofrosunes (rendah hati, 4:2)


Istilah tapeinofrosu,nhj adalah istilah yang sangat penting untuk iman
Kristen. Dalam bahasa Yunani tidak ada istilah kerendahan hati yang tidak
dihubungkan dengan pengertian kehinaan.
Kata tapeinofrosu,nhj berasal dari kata tapeinofrosu,nh yang berarti
kerendahan hati, kesederhanaan dan kesopanan. 87 Kata tapeinofrosu,nhj (noun,
fem, sing, gen). Kata rendah hati yang dimaksudkan di sini adalah kerendahan
hati yang memanifestasi (perwujudan sebagai suatu penyataan perasaan. Dapat
juga diartikan menjadikan dalam wujud yang dapat dilihat) diri sendiri di dalam
kasih Kristus (agape) bagi orang lain.
Ada kata sifat dalam bahasa Yunani yang berarti rendah hati, yang erat
hubungan dengan kata bendanya. Kata itu ialah tapeinoj - tapeinos. Dalam bahasa

87
Horst Balz dan Gerhard Scneider, Exegetical Dictionary of The New Testament. Vol.1. (Grand
Rapids, Michigan: William B Eerdmans Publishing Company, 1982), 98.
Yunani, sepatah kata dapat dikenal melalui kelompok kata yang sejenis; dan kata
tapeinoj tersebut masuk dalam kelompok kata-kata sifat bahasa Yunani, antara
lain: seperti budak (a,ndrapododej - andrapododes, doulikoj –doulikos,
douloprepej -douloprepes), rendah, tidak terpandang (avgenh,j - agenees), cemar
(adoxoj -adoxos), melata (camaizeloj- chamaizelos, yaitu kata sifat yang
menggambarkan sejenis tanaman yang menjalar memenuhi tanah).
Jadi sifat kerendahan hati mula-mula dianggap sangat rendah nilainya,
tetapi tokoh-tokoh kekristenan menempatkan sifat itu pada tempat yang utama
dalam deretan sifat-sifat manusia. Pertanyaannya ialah dari mana asal kerendahan
hati kristiani itu dan apa yang tercakup di dalamnya?
• Kerendahan hati kristiani berasal dari pengenalan diri. Mengenal diri sendiri
adalah sesuatu yang paling hina di dunia ini. Kebanyakan orang bermain
sandiwara dengan dirinya sendiri. Kerendahan hati yang sejati akan muncul
apabila kita berhadapan dengan diri sendiri
• Kerendahan hati Kristiani bersumber dari hidup yang mengikuti kehidup-
an Kristus, dan hidup yang ada dalam terang pimpinan Allah

Prau>thtoj – prautetos - Lemah Lembut (4:2)


Prautetos mengandung dua pengertian dasar, yakni:
• Orang yang praus = ialah orang yang selalu marah pada saat yang tepat dan
yang tidak pernah marah pada saat yang tidak tepat (lemah lembut)
• Praus = dipakai untuk menyebut binatang yang sudah terlatih, jinak, dan
dapat dikuasai.
Jadi, inilah ciri besar yang kedua dari warga jemaat yang sejati: Ia
sedemikian rupa terkendalikan oleh Allah, sehingga ia selalu marah pada saat yang
tepat, tetapi tidak pernah marah pada saat yang tidak tepat.

Makroqumi,aj - Makrothumias – panjang sabar (4:2)


Makroqumi,aj mengandung dua pengertian, yaitu:
• Menggambarkan semangat yang tak kenal menyerah dan yang
mendatangkan pahala karena ketahanannya sampai akhir. Kesabaran
Kristiani adalah semangat yang tak kenal menyerah. Semangat ini tak dapat
dihancurkan oleh kegagalan atau pun penderitaan, oleh kekecewaan atau
keputusasaan, semangat ini akan tetap bertahan sampai akhir;
• Kesabaran terhadap sesama manusia. Semangat ketahanan yang mampu
menerima penghinaan maupun luka hati tanpa rasa pedih atau keluh.
Semangat itu adalah semangat yang mampu menghadapi siapa saja dengan
penuh kesabaran, kemantapan diri tanpa sakit hati, walaupun orang itu tidak
menyenangkan atau meremehkan kita (Rm.2:4, 1 Tim.1:16, 1 Ptr.3:20)

Avga,ph| - agape- Kasih, Menaruh Kasih (4:2)


Dalam bahasa Yunani terdapat empat istilah untuk kata kasih, yaitu:
• Eros = kasih antara pria dan wanita dewasa.
• Philia = kasih yang hangat, yang terdapat antara orang yang saling dekat
dan akrab.
• Storge = kasih dalam hubungan ikatan darah.
• Agape = belas kasihan atau kasih yang berlandaskan pengorbanan. Arti
sebenarnya dari kata agape adalah kebajikan yang tak dapat dihalangi. Jika
kita memperlakukan seseorang dengan agape, maka segala tingkah laku dan
perbuatan orang adalah terbaik baginya. Sekali pun orang tersebut
menghina atau menyakiti hati kita. Kita tetap bersikap baik dan
mengusahakan yang terbaik baginya. Agape ialah suatu isi, bobot pikiran
dan hati yang memaksa seorang Kristen untuk tidak pernah merasa dengki,
tidak pernah berkeinginan untuk membalas dendam, tetapi hanya mencari
segi-segi yang baik saja dari sesamanya, betapa pun keadaannya.

Eivrh,nhj – eirenes – Damai (4:3)


Eivrh,nhj dapat diartikan sebagai hubungan yang benar antara manusia
dengan sesamanya. Bila sifat-sifat baik ini tidak dimiliki dan dijalankan akan
terjadi perpecahan dan keretakan di antara jemaat Tuhan.

DASAR-DASAR PERSEKUTUAN
PASAL 4:4-6
Ayat 4
kaqw.j kai. evklh,qhte evn mia/| evlpi,di th/j klh,sewj
sama seperti juga kamu telah dipanggil kepada satu harapan - dari panggilan

u`mw/n\
mu;
Ayat 5
ei=j ku,rioj( mi,a pi,stij( e[n ba,ptisma\
satu Tuhan, satu iman, satu baptis;

Ayat 6
ei=j qeo.j kai. ath.r pa,ntwn( o` evpi. pa,ntwn kai. dia.
satu Allah dan/yaitu Bapa dari semua, (Ia yang) di atas semua dan melalui

pa,ntwn kai. evn pa/sin)


semua dan di dalam semua.
Dalam bagian ini Paulus memberikan penjelasan mengenai dasar-dasar
persekutuan Kristen:

1. E[n sw/ma -hen soma- Satu Tubuh (4:3)


Kristus adalah Kepala dan Gereja adalah Tubuh-Nya. Otak tak dapat
bekerja melalui tubuh yang terpecah-pecah, kecuali ada satu kesatuan yang
terkoordinir dalam tubuh itu, maka segala rencana dari kepala itu tak akan kacau.
Kesatuan gereja sangat penting untuk pekerjaan Kristus. Kesatuan ini bukanlah
kesatuan mekanis administratif atau kesatuan organisatoris manusiawi; tetapi
kesatuan itu haruslah merupakan kesatuan yang berlandaskan kasih kepada
Kristus dan kasih diantara sesama bagiannya.

2. E[n pneu/ma -hen pneuma- Satu Roh (4:3)

Bahasa Yunani pneu/ma mempunyai arti: roh maupun napas, walaupun


sesungguhnya lebih lazim dipakai untuk napas. Jika napas itu tidak ada dalam
tubuh, maka tubuh akan mati. Napas kehidupan Tubuh Gereja adalah Roh Kudus.
Tak mungkin ada gereja jika tanpa Roh. Dan Roh itu tak mungkin bisa diterima
tanpa doa.

3. Evklh,qhte evn mia/| evlpi,di -eklethete en mia elpidi- satu pengharapan


dalam panggilan kita (4:4)

Kita semua sedang menuju ke satu tujuan. Dan hal ini merupakan rahasia
besar persekutuan Kristen. Mungkin saja cara-cara, organisasi bahkan isi
keyakinan kita berbeda-beda, tetapi kita semua berjuang menuju satu tujuan, yaitu
dunia yang ditebus di dalam Kristus.
4. Ei=j Ku,rioj -eis Kurios- Satu Tuhan (4:5)

Dasar ini nampak secara jelas di dalam pengakuan iman Gereja Purba yang
berbunyi: Yesus Kristus adalah Tuhan (Flp 2:11). Sebagaimana dipahami oleh
Paulus, maka Allah memang benar-benar menghendaki agar satu saat kelak
seluruh umat akan menyatakan pengakuan, seperti pengakuan iman Gereja Purba
itu. Istilah bahasa Yunani untuk Tuhan adalah ku,rioj = tuan, sebagai lawan dari
hamba atau budak, lazim digunakan sebagai gelar kaisar Romawi. Jadi jelaslah
bahwa orang-orang Kristen secara bersama-sama dipersatukan, sebab mereka
semua adalah milik dan sekaligus hamba dari satu Tuhan dan Raja.

5. Mi,a pi,stij -Mia Pistis- Satu Iman (4:5)

Dengan dasar ini Paulus tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa hanya
ada satu pengakuan iman. Di dalam Perjanjian Baru kata iman memang sangat
jarang artinya bagi pengakuan iman. Perjanjian Baru selalu mengartikan kata iman
dengan janji penyerahan diri yang sejati, dengan orang-orang Kristen, kepada
Yesus Kristus. Yang Paulus maksudkan ialah bahwa semua orang Kristen diikat
menjadi satu, sebab mereka tidak sama-sama mengambil satu sikap penyerahan
diri secara mutlak kepada Yesus Kristus.

6. E[n ba,ptisma -En Baptisma- Satu Baptisan (4:5)

Di dalam Gereja Purba, baptisan itu biasanya adalah baptisan dewasa, sebab
yang masuk Kristen adalah pria maupun wanita dewasa, yang berasal dari dunia
bukan Kristen. Oleh sebab itu, sebelum ada hal-hal lain, maka baptisan pengakuan
iman yang bersifat umum. Hanya ada satu jalan masuk ke dalam Gereja Kristus,
yaitu melalui pengakuan iman kepada-Nya.

7. Ei=j qeo.j -eis Theos- Satu Allah

Bapa dari semua path,r dalam ungkapan itu sudah terkandung kasih Allah.
Hal yang paling utama mengenai Allah orang Kristen, adalah bukan ia Raja, atau
Hakim tetapi bahwa Ia adalah Bapa. Gambaran Kristen mengenai Allah bermula
pada kasih. Ia ada evpi. pa,ntwn – epi panton =di atas segalanya= dalam ungkapan
ini terkandung kuasa pengawasan Allah. Apa pun yang terjadi, Allah tetap
memberikan pengawasan-Nya (air bah, Mzm 29:10).
Allah bekerja di dalam semuanya; dalam ungkapan itu terkandung kuasa
pemeliharaan Allah. Dalam menciptakan dunia ini, tindakan Allah tidak dapat
disamakan dengan tindakan seseorang yang memutar tombol permainan, lalu
membiarkan permainan itu berjalan sendiri.
Allah ada di dalam semua; dalam ungkapan itu terkandung makna
kehadiran Allah dalam semua kehidupan. Agaknya Paulus mengutip gambaran
tersebut dari kaum Stoa. Aliran Stoa percaya bahwa Allah berasal dari percikan
api. Allah merupakan api yang lebih murni dari manapun juga. Mereka juga
percaya bahwa sumber hidup manusia yaitu Allah yang datang dan bermukim
dalam tubuh manusia. Paulus percaya bahwa Allah ada di dalam apa saja
(mahahadir).

KARUNIA-KARUNIA ANUGERAH
PASAL 4:7-10
Ayat 7
`Eni de. e`ka,stw| h`mw/n evdo,qh h` ca,rij kata.
{} Tetapi +{kepada masing2} dari kita telah diberikan - anugerah menurut

to. me,tron th/j dwrea/j tou/ Cristou/)


- ukuran - pemberian - Kristus.

Ayat 8
dio. le,gei\ avnaba.j eivj u[yoj hv|cmalw,teusen aivcmalwsi,an(
Sebab itu ia berkata: Ketika naik ke langit {Ia menawan banyak tawanan
perang},
e;dwken do,mata toi/j avqrw,poij)
Ia memberikan pemberian2, - kepada manusia.

Ayat 9
to. de. Avne,bh ti, evstin eiv mh. o[ti kai. kate,bh
- Adapun Ia telah naik {apa artinya} {kecuali} bahwa juga Ia telah turun

eivj ta. katw,tera me,rh th/j gh/j*


ke - yg lebih bawah/di bawah bagian2 - bumi?

Ayat 10
o` kataba.j auvto,j evstin kai. o` avnaba.j u`pera,nw
(Ia yang) telah turun Ia {} juga (yang) +{telah naik} jauh di atas
pa,ntwn tw/n ouvranw/n( i[na plhrw,sh| ta. pa,nta)
semua - langit supaya Ia memenuhi - segala (sesuatu).

Dalam perikop ini Paulus berpindah kepada aspek lain dalam pembahas-
annya. Selama ini Paulus telah berbicara tentang kualitas atau mutu para warga
Gereja Kristus. Sekarang, mulai dengan teks ini, Paulus hendak membahas tugas-
tugas mereka di dalam gereja. Ia mulai dengan menandaskan apa yang baginya
merupakan kebenaran pokok, yaitu bahwa segala sesuatu yang baik, yang dimiliki
seseorang adalah karunia anugerah Kristus.
Paulus mengutip Mazmur 68:18. Pemazmur menyebutkan Sang Pemenang
yang menerima persembahan-persembahan, tetapi Paulus mengubahnya menjadi
memberikan karunia kepada manusia. Dalam Perjanjian Lama = raja yang menang
menerima pemberian dari orang-orang. Dalam Perjanjian Baru = Kristus yang
menang menawarkan dan memberikan karunia kepada manusia. Itulah perbedaan
yang hakiki diantara kedua kitab perjanjian itu.

Dalam PL = Allah yang cemburu menuntut upeti dari manusia


Dalam PB = Alah yang mahakasih mencurahkan kasih-Nya kepada manusia
Yesus turun ke dalam dunia ketika Ia datang dalam wujud manusia, dan
Yesus Kristus meninggalkan dunia ini, kembali kepada kemuliaan-Nya. Dengan
ungkapan-ungkapan itu pikiran Paulus menegaskan bahwa Yesus Kristus naik dan
Yesus Kristus yang turun adalah orang satu itu juga. Kristus yang penuh kemuliaan
(naik) masih tetap Kristus yang mengasihi jiwa manusia (turun).

PARA PENGEMBAN TUGAS GEREJA


PASAL 4:11-16

Ayat 11
kai. auvto.j e;dwken tou.j me.n avposto,louj( tou.j de. profh,taj(
Adapun Ia mengangkat {sebagian} (menjadi) rasul2, +{yang lain} nabi2,

tou.j de. euvaggelista,j( tou.j de. poime,naj kai. didaska,louj(


+{yg lain} pemberita Kabar Baik, +{yg lain] pemelihar2 jemaat dan pengajar2

Ayat 12
pro.j ton. katartismo.n tw/n a`gi,wn eivj e;rgon diakoni,aj(
Untuk - perlengkapan/pelatihan (orang2) kudus bagi perwujudan pelayanan

eivj oivkodomh.n tou/ sw,matoj tou/ Cristou/(


bagi pembinaan - tubuh - Kristus,

Ayat 13
me,cri katanth,swmen oi` pa,ntej eivj th.n e`no,thta th/j pi,stewj kai. th/j
sampai {kita mencapai} - semua +{ } - kesatuan - iman dan -

evpignwsewj tou/ ui`ou/ tou/ qeou/( eivj a;ndra te,leion( eivj


pengenalan - (akan) Anak - Allah, +{ } manusia dewasa, +{}

me,tron h`liki,aj tou/ plhrw,matoj tou/ Cristou/(


ukuran tinggi badan/usia prima/usia dewasa - dari kelimpahan - Kristus,

Ayat 14
i[na mhke,ti w=men nh,pioi( kludwnizo,menoi
sehingga bukan lagi kita adalah (anak2) yg masih kecil, yg diombang-ambing ombak

ai perifero,menoi panti. avne,mw| th/j didaskali,aj evn th|/


dan dibawa kian kemari oleh setiap arus - ajaran dengan -

kubei,a tw/n avnqrw,pwn( evn panourgi,a| pro.j th.n meqodei,an


kepandaian menipu - manusia2, dengan kelicikan dengan - tipu muslihat

th/j pla,nhj(
- yang menyesatkan,

Ayat 15
avlhqeu,ontej de. evn avga,ph|
berpegang pada kebenaran/(dengan) mengatakan kebenaran tetapi dalam kasih

auvxh,swmen eivj auvto.n ta. pa,nta( o[j evstin h` kefalh,(


kita bertumbuh kepada Dia {di dalam segala (hal)}. {yaitu} adalah - kepala,

Cristo,j(
Kristus,

Ayat 16
evx ou= pa/n to. sw/ma sunarmologou,menon kai.
sumbibazo,menon
dari (Nya) yg seluruh - tubuh disusun dengan rapi dan disatukan

dia. pa,shj a`fh/j th/j evpicorhgi,aj kat v evne,rgeian evn me,trw|


melalui setiap sendi - yg mendukung sesuai dengan fungsi dengan ukuran

e`no.j e`ka,stou mh,rouj th.n au;xhsin tou/ sw,matoj poiei/tai eivj


{tiap2} bagian - pembinaan - tubuh membuat untuk

oivkodomh.n e`autou/ evn avga,ph|)


pembangunan dirinya dalam kasih.

1. Avposto,louj – Apostolous - Para Rasul


Kata avposto,louj = rasul (ay 11) berasal dari apo yang berati dari, dan stello
yang berati mengutus. Jadi seorang rasul adalah seseorang yang diutus dari.
Kelihatannya kata tersebut digunakan dalam pengertian teknis demikian juga
dalam pengertian umum. Dalam pengertian teknis dibatasi hanya pada kedua belas
murid yang telah memiliki jabatan rasul demikian juga sebagai karunia. 88 Dalam
pengertian itu, hal itu berarti karunia dasar yang dibatasi dalam pembangunan
gereja (2:20).
Para rasul secara kolektif merupakan salah satu dari karunia fondasional,
ditujukan untuk memperlengkapi orang percaya dan membawa gereja pada
kedewasaan (4:12-13).
Pada waktu dasar gereja telah diletakkan, kebutuhan untuk karunia itu
berhenti. Sebagaimana jabatan rasul telah berhenti (karena tidak ada seorang pun
yang dapat memenuhi syarat di Kis 1:21-22), jadi karunia rasul dalam pengertian
yang terbatas telah berhenti.
Kata rasul juga digunakan dalam pengertian umum yaitu seorang utusan
atau seseorang yang diutus karena Kristus. Hal itu menunjuk pada para rasul tetapi
tidak memiliki jabatan atau karunia. Kata itu digunakan dalam pengertian non-
teknis bagi seseorang yang adalah utusan (lihat Kis 14:14; 2 Kor 8:23; Flp 2:25). 89
Para rasul ialah para pengemban gereja. Jumlah para rasul ini melebihi yang
dua belas orang itu (pengertian umum). Diantara mereka yakni:
1. Barnabas (Kis.14:14)

88
J Dwight Pentecost, The Divine Comforter (Chicago: Moody, 1963), 97.
89
Paul Enns, The Moody Hanbook of Theology. Jilid I, Terjemahan (Malang: Literatur SAAT,
2003), 334.
2. Yakobus, saudara Tuhan Yesus (1 Kor.15:7, Gal.1:19)
3. Silvanus/Silas (1 Tes.2:6)
4. Andronikus dan Yunias (Rm.16:7)
Ada dua ketentuan yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi rasul, yakni:
• Ia harus pernah melihat Yesus Kristus (1 Kor.9:1)
• Ia harus saksi dari kebangkitan Yesus Kristus (Kis.1:21-22)
Kata euvaggelista,j – euanggelistas – ayat 11, ditulis dalam bahasa Inggris
sebagai evangelistas, yang berarti seseorang yang memproklamasikan kabar baik.
Salah satu definisi dari karunia penginjilan adalah karunia memproklamasi-kan
Berita Baik tentang keselamatan secara efektif sehingga orang akan berespons
pada klaim tentang Kristus dalam pertobatan dan dalam pemuridan. 90
Meskipun hanya sebagian orang yang memiliki karunia penginjilan, orang
percaya ang lain tidak dikecualikan dari pemberitaan kabar baik. Semua orang
percaya harus melakukan penginjilan (2 Tim 4:5)
Kata poime,naj – poimenas – ayat 11, secara harfiah berarti gembala dan
digunakan hanya di sini sebagai satu karunia. Namun demikian, hal itu juga
digunakan oleh Kristus yang adalah Gembala yang Baik (Yoh 10:11, 14, 16; Ibr
13:20; 1 Ptr 2:25), dan ditujukan kepada pekerjaan penggembalaan secara spiritual
oleh seorang Pendeta-Pengajar.
Pekerjaan seorang pendeta memiliki suatu analogi yang jelas dengan
pekerjaan seorang gembala dalam menggembalakan domba-dombanya. Sebagai
seorang pendeta, ia memperhatikan jemaatnya. Ia membimbing, menjaga,
melindungi, dan memelihara mereka yang berada di bawah penggembalaannya. 91

2. Para Nabi
Para nabi lebih banyak memberitakan kehendak Allah daripada
meramalkan masa depan. Mereka mengembara dari gereja yang satu ke gereja
yang lain. Mereka menyampaikan pesan yang bukan dari hasil pemikiran mereka
sendiri melainkan berdasarkan tuntunan langsung dari Roh Kudus. Para nabi itu
telah lama tidak ada dalam gereja. Ada tiga hal yang menyebabkan kejadian itu;
• Pada waktu terjadi penganiayaan, para nabi itulah yang pertama-tama akan
menderita; mereka tak mungkin bersembunyi dan karena itu merekalah
yang pertama-tama menjadi korban demi iman

90
Leslie B Flynn, 19 Gifts of the Spirit (Wheaton: Victor Books, 1974), 57.
91
McRae, Dynamic of Spiritual Gifts, 49-50; Bnd. Leslie B Flynn, Ibid, 57-61.
• Kehadiran para nabi itu merupakan satu masalah. Maka muncullah
akibatnya yang tak terelekan, yaitu bahwa para nabi itu secara berangsur-
angsur menghilang
• Jabatan kenabian itu secara khusus mudah disalahgunakan. Mereka
memakai kedudukannya untuk hidup mewah atas biaya dari jemaat yang
mereka kunjungi. Nabi pengembara boleh tinggal satu atau dua hari di
dalam satu jemaat; tetapi bila ia tinggal tiga hari, maka nabi tersebut adalah
nabi palsu. Demikian pula, bila pada saat menyampaikan nubuat ia meminta
uang makanan, maka nabi tersebut adalah nabi palsu

3. Para Penginjil
Firman Tuhan dalam 2 Timotius 4:5 mengatakan bahwa para penginjil tidak
sama dengan para rasul dan nabi. Mereka adalah tenaga gerejawi yang berstatus
sebagai penyebar-penyebar Injil, yang bertugas menyampaikan berita sukacita itu
ke tempat yang belum pernah mendengarnya.

4. Para Pengajar dan Pendeta


Para pengajar berfngsi sebagai pendeta atau pastor. Pastor (bhs. Latin =
gembala). Kata pastor itu adalah kata kuno tetapi mengandung arti yang
terhormat.
Pendeta dan pengajar adalah sekelompok orang dalam gereja yang
mengemban tugas yang paling penting, mereka memiliki tugas, sebagai berikut:
• Mereka adalah pengajar
Dalam Gereja Purba sangat sedikit tersedia buku-buku. Usaha pencetakan
baru ada sekitar 14 abad kemudian. Setiap buku harus ditulis tangan dan
harga sebuah buku setebal Perjanjian Baru adalah sama dengan upah kerja
seorang buruh dalam setahun.
• Para anggota jemaat waktu itu berasal dari golongan non Kristen. Mereka
tidak tahu apa-apa mengenai agama Kristen, kecuali bahwa Yesus Kristus
telah menyelamatkan mereka. Maka adalah tugas para pengajar untuk
menanamkan iman Kristen pada mereka dengan jalan menerangkan dasar-
dasar iman Kristen.
Tujuan pengemban tugas gereja adalah untuk
• Katartismo.n -katartismon (4:12) berasal dari kata katartiso yang berarti
lengkap sempurna (melengkapkan), perlengkapan (seperti perabot rumah),
mengepas, mencocokan. 92
Katartismon berasal dari akar kata katartizein, sebuah kata kerja yang biasa
dipakai dalam bedah kedokteran, yaitu menyambung tulang yang retak atau
menempatkan kembali tulang sendi yang lepas. 93 Dalam bidang politik,
istilah ini juga dipakai dalam arti mempersatukan kembali unsur-unsur yang
berlawanan, sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Katartismon juga dapat digunakan pada suatu gedung, furniture atau orang.
Dalam PB, katartismo.n digunakan dalam pengertian memperbaiki jala atau
jaring (Mat.4:21, Mrk.1:9) dan resporasi dari kesalahan. 94 Pengertian dasar:
menempatkan sesuatu kembali di tempat dan keadaan, di mana sesuatu itu
seharusnya berada. Para pengemban tugas gereja berkewajiban untuk
mendidik, sehingga mereka menjadi warga gereja yang benar.
Oliver Mc Mahan menuliskan arti katartismon ini, yaitu menyiapkan
sesuatu atau seseorang agar siap pada waktu yang tepat. 95
• Diakoni,aj – diakonias – pelayanan (4:12)
Pengemban tugas gereja tidak boleh hanya menjadi pembicara mengenai
masalah-masalah teologi atau aturan-aturan gereja. Ia harus menjalankan
tugasnya sedemikian rupa agar pelayanan praktis kepada umat Allah yang
miskin dan kesepian berjalan terus dengan baik.

PERKARA-PERKARA YANG HARUS DITINGGALKAN


Pasal 4:17-24

Ayat 17
Tou/to ou=n le,gw kai. martu,romai evn kuri,w( mhke,ti
ini Karena itu aku mengatakan dan menegaskan di dalam Tuhan, jangan lagi
u`ma/j peripatei/n kaqw.j kai. ta. e;qnh peripatei/
kamu hidup sama seperti juga - bangsa2 yg tidak mengenal Allah hidup

92
Spiros Zodhiates, Word Study Series The Complete Word Study Dictionary New Testament
(Chattanooga: AMG International, 1993), 843.
93
Frank E. Gaebelein, The Expositor’s Bible Commentary (Michigan: Zondervan Publishing
House, 1978), 58.
94
Kenneth L Barker & John R Konlenberger III, Zondervan NIV Bible Commentary (Grand
Rapids, Michigan: Zondervan, 1994), 769.
95
Oliver Mc Mahan, Gembala Jemaat Yang Sukses (Jakarta: Metanoia, 2002), 55.
evn mataio,thti tou/ noo.j auvtw/n(
di dalam ke-sia2an - pemikiran mereka,

Ayat 18
evskotwme,noi th/| dianoi,a| o;ntej( avphllotriwme,noi
{telah menjadi gelap} - dlm daya pikir +{}, telah dijatuhkan

th/j zwh/j tou/ qeou/( dia. th.n a;gnoian th.n ou=san evn
- dari hidup (baru) - Allah, karena - ketidaktahuan - ada di dalam

auvtoi/j( dia. th.n pw,rwsin th/j kardi,aj auvtw/n(


mereka, karena - kekerasan - hati meraka,

Ayat 19
oi[tinej avphlghko,tej e`autou.j pare,dwkan th|/ avselgei,a|
yang karena tak punya rasa (malu) diri mereka menyerahkan - kpd perbuatan tak

eivj evrgasi,an avkaqarsi,aj pa,shj evn pleonexi,a)


bermoral untuk perbuatan yang cemar segala dengan serakah.

Ayat 20
u`mei/j de. ouvc ou[twj evma,qete to.n Cristo,n(
kamu Tetapi bukan demikian (yang) mempelajari (ajaran) Kristus,

Ayat 21
ei; ge auvto.n hvkou,sate kai. evn auvtw/| evdida,cqhte kaqw,j
jika memang Dia kamu telah mendengan dan oleh Dia diajarkan menurut

evstin avlh,qeia evn tw/| vIhsou/(


(yg ada) kebenaran dalam - Yesus,

Ayat 22
avpoqe,sqai u`ma/j kata. th.n prote,ran
supaya menanggalkan kamu yg berhubungan dengan - yang dahulu
avnastrofh.n to.n palaio.n a;vqrwpon to.n fqeiro,menon kata. ta.j
kehidupan - lama manusia (yang) dibinasakan menurut -

evpiqumi,aj th/j avpa,thj(


nafsu2 - yang memperdayakan,

Ayat 23
avnaneou/sqai de. tw/| pneu,mati tou/ noo.j u`mw/n
supaya dibaharui dan - di dalam sikap - pemikiran mu

Ayat 24
kai. evndu,sasqai to.n kaino.n a;nqrwpon to.n kata. qeo.n ktisqe,nta
dan mengenakan - baru manusia - menurut Allah (yg) diciptakan

evn dikaiosu,nh| kai. o`sio,thti th/j avlhqei,aj)


dengan keadilan dan kesucian - dari kebenaran.

martu,romai –Marturomai (4:17)


Kata martu,romai (verb, present, indikatif, 1 person, singular), memiliki
arti: memberi kesaksian, menegaskan, meminta dengan sangat. 96 Kata dasar
martu,romai adalah martu,z berarti saksi, martir, syahid. Present indikatif berarti
hal martu,romai dilakukan secara terus-menerus.
Pw,rwsin th/j kardi,aj - Porosin tes Kardias -Kekerasan Hati (4:18)
Porosin (fem, tunggal, akusatif) = sikap keras kepala, sikap dingin hati.
Porosin adalah kata yang mengerikan, yang digunakan oleh Paulus. Porosin
berasal dari kata poros yakni batu yang keras yang berasal dari batu pualam. Batu
ini lazim digunakan untuk:
• Ramuan obat-obatan (untuk memperkuat pengapuran dalam persendian
sehingga terhindar dari kelumpuhan)
• Digunakan untuk memasang kembali tulang yang patah
• Hilangnya daya rasa seseorang

96
Samuel Bagster, The Analytical Greek Lexicon (Slough, Bucks: Hollen Street Press Ltd,
1971), 258.
Hal ini menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang kafir yang dilarang
masuk dalam kehidupan Allah. 97 Pada bagian ini, orang-orang kafir merupakan
orang-orang yang jelas tertolak, dianggap tidak layak oleh Tuhan dan karena
kebodohan mereka, tidak mendengarkan dengan sungguh-sungguh akan perkataan
Paulus. Kekejian dosa terletak pada akibatnya yang membuat perasaan seseorang
keras membatu.

Avselgei,a| - aselgeia - Kurang ajar, avphlghko,tej -apelgekotes 4:19)


Ayat 19 diawali dengan kata oi[tinej -hoitines- diterjemahkan yang,
merupakan suatu kata ganti penghubung, biasanya terjadi dalam kasus nominatif.
Hal ini menunjukkan bahwa ayat 19 merupakan lanjutan dari penjelasan Paulus
mengenai karakteristik dari hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay 17-
18).
Kata avphlghko,tej -apelgekotes- yang berasal dari kata avphlgew arti
dasarnya adalah berhenti untuk merasa sakit, tidak memiliki perasaan atau dengan
kata lain mati rasa terhadap hal-hal di sekitarnya, menjadi tumpul perasaannya,
tidak memiliki kehormatan atau rasa malu. 98 Thayer menjelaskan kata
avphlghko,tej dengan untuk menjadi tak mengenal kasihan; mati rasa atau
menyakitkan; bersikap masa bodoh; jadi mereka yang sudah menjadi mati rasa
kepada kebenaran. 99 Sedangkan Friberg mengartikan avphlghko,tej dengan keras
menjadi tanpa nyeri atau merasakan; karenanya menjadi tak mengenal kasihan;
kehilangan kepekaan; rasa tidak ada perasaan malu. 100
Perfek aktif partisip dalam frasa ini menunjukkan bahwa keadaan itu telah
terjadi pada waktu lampau namun akibatnya masih berlangsung/berlaku hingga
kini atau sudah menjadi suatu kebiasaan. 101 Hal inilah yang menjadi subjek dari
ayat ini, yang menunjukkan bahwa karena tidak memiliki rasa malu/kehilangan
kepekaan/tidak ada perasaan malu maka manusia terus menerus melakukan dosa.
Orang jahat cenderung menyembunyikan dosanya, tetapi orang yang
jiwanya terjangkit aselgeia tidak peduli lagi dengan pendapat umum, asalkan

97
Horst Balz and Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary of New Testament. Vol.1 (Grand
Rapids, Michigan: Eerdmans, 1981), 21
98
Samuel Bagster, The Analytical Greek Lexicon, 38; Fritz Rienecker, A Linguistic Key to The
Greek New Testament (Grand Rapids, Michigan: Regency Reference Library, 1976), 533
99
Thayer, Greek-English Lexicon of the New Testement: Electronic Database Biblesoft.
100
Friberg, Analytical Greek Lexicon Electronic Database Biblesoft.
101
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary: New Testament (Chattanooga:
AMG International Inc, 1993), 202.
hawa nafsunya terpuaskan. Dosa dapat menggenggam seseorang, sehingga orang
itu kehilangan rasa malu.
Kata pare,dwkan -paredokan- artinya menyerahkan; mengkhianati;
menyampaikan; meneruskan; mengajar; mengijinkan. Kata aoris aktif indikatif
menjelaskan tentang lahirnya suatu kegiatan. Maksudnya karena manusia telah
tidak memiliki rasa malu, maka manusia telah menyerahkan diri mereka untuk
melakukan dosa. Hal ini merupakan akibat langsung dari ketidakpekaan manusia.
Objek tak langsung dari kata ini adalah kata avselgei,a| -aselgeia- kepada
perbuatan tidak bermoral. Thayer mengartikan avselgei,a| sebagai nafsu yang
tidak terkendali; kelebihan; tidak bermoral; bernafsu birahi; kesengajaan;
memalukan; tak tahu malu; kekurangajaran. Artinya kehidupan yang tidak
terkendalikan baik oleh orang lain maupun dirinya sendiri.
Perbuatan tidak bermoral adalah kata benda yang menjelaskan bahwa
perbuatan itu dilakukan secara nyata. Jumlah dari perbuatan tidak bermoral itu
adalah tunggal. Ketunggalan dari perbuatan tidak bermoral itu menunjukkan
bahwa inti dari segala perbuatan cemar adalah penyerahan diri kepada kehidupan
yang tak terkendalikan. Objek dari perbuatan tak bermoral itu adalah menuju
kepada perbuatan yang cemar. Akibat dari manusia yang tidak memiliki rasa malu
itu semata-mata adalah perbuatan-perbuatan cemar.
Dilanjutkan dengan kata evrgasi,an avkaqarsi,aj -ergasian akatharsias-
sebagai objek langsung dari perbuatan tak bermoral, yang didahului dengan kata
eivj, yang diikuti kasus akusatif untuk menyatakan suatu maksud. Kata
avkaqarsi,aj yang berarti kotor moral; kecabulan sifat buruk seksual;
ketidakbersihan seksual, dalam kasus genetif menyatakan bahwa perbuatan yang
kotor tersebut adalah milik dari perasaan mereka yang telah mati.
Perbuatan cemar itu menyatakan milik dari perasaan yang mati. Kata ini
secara umum mengandung arti melarang hubungan manusia dan Allah atau
hubungan dengan Allah terpisah. Rujukan kata ini juga kepada pertentangan
dengan kebenaran Kristen. 102

Pleonexi,a – Pleonexia – Serakah (4:19)


Arti lain dari pleonexia adalah ketamakan yang angkuh, cinta harta yang
terkutuk, hasrat untuk memiliki barang orang lain tanpa mengindahkan tuntutan
hukum. Pleonexia = keserakahan; pemaksaan; ketamakan. Dapat berarti hasrat
seseorang yang tak terkendalikan untuk memiliki sesuatu yang bukan haknya. Dan

102
George Milligan, Moulton The Vocabulary of The Greek Testament (Grand Rapids,
Michigan: William B, Eerdmans Publishing Company, 1930).
NIV menggunakan lust for more, yang berarti nafsu birahi yang berlebihan. 103
Maksudnya, segala perbuatan yang cemar itu dilakukan dengan serakah.
Keserakahan ini menunjukkan bahwa manusia melakukan segala perbuatan cemar
dengan rasa yang tidak pernah puas di mana ia akan semakin terus-menerus
melakukannya. Ia akan terus berselera dan mengharapkan untuk menentang
hukum manusia dan Tuhan. 104
Dosa mengakibatkan manusia menjadi mati rasa kepada kebenaran.
Manusia dengan sengaja menyerahkan diri terus menerus untuk melakukan dosa
tanpa dapat dikendalikan. Akibatnya manusia menjadi budak dosa.
De. –de (4:20)
Kata de. –de- menyatakan dua hal yang jelas bertentangan. 105

Evma,qete -Emathete (4:20)


Kata evma,qete berasal dari kata dasar ma,qavnw yang berarti belajar,
mempelajari, mengetahui. Penggunaan aorist aktif indikatif menyatakan bahwa
pelajaran atau pengetahuan itu telah terjadi satu kali pada masa lampau.
Dengan demikian, kamu telah satu kali mempelajari pada masa lampau.
Mempelajari tidak hanya dalam hal intelektual tetapi lebih daripada itu: mengikut-
Nya, menjadi milik-Nya, beroleh persekutuan dengan Dia. 106

Hvkou,sate - Ekousate (4:21)


Kata hvkou,sate -ekousate- berasal dari kata dasar akouw yang berarti
mendengar, mengerti. NIV menggunakan arti to hear, obey. Penggunaan aorist
aktif indikatif menyatakan bahwa kamu telah satu kali mendengar pada masa
lampau. 107

AVpoqe,sqai - Apothesthai (4:22)


Kata avpoqe,sqai -apothesthai-, yang berarti menanggalkan, membuang.
Aorist medium infinitif menyatakan bahwa telah menanggalkan atau membuang.
Hal ini terjadi hanya satu kali pada masa lampau. Jadi, dapat diartikan bahwa

103
Kenneth Barker (ed.), NIV Study Bible (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2002), 1836.
104
F. Blass and A. Debrunner, A Greek Grammar of The New Testament (Chicago: The
University of Chicago Press, 1961), 169.
105
J.L.Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab: Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977), 141
106
Ibid, 143.
107
Barker (ed.), NIV Study Bible, 1836.
orang-orang itu telah untuk menanggalkan tubuhnya yang lama, satu kali di masa
lampau.

Avnaneou/sqai- ananeousthai (4:23)


Kata avnaneou/sqai, berasal dari akar kata avnaneow yang berarti
membaharui. Penggunaan present berarti pembaharuan yang terjadi sekarang dan
terus-menerus. Manusia tidak dapat membaharui dirinya sendiri (passive).
Pembaharuan adalah pekerjaan Allah.

LANJUTAN HAL-HAL YANG HARUS DIBUANG


PASAL 4:25-32
Ayat 25
Dio. avpoqe,menoi to. yeu/doj lalei/te avlh,qeian e;kastoj
Karena itu tanggalkanlah - dusta berkatalah kata yg benar setiap (orang)
meta. tou/ plhsi,on auvtou/( o[ti evsme.n avllh,lwn
dengan - sesama (orang Kristen) nya, karena kita adalah satu kpd yg lain

me,lh)
Anggota2 tubuh (Kristus).

Ayat 26
ovrgi,zesqe kai. mh. a`marta,nete\ o` h[lioj
Biarlah kamu menjadi marah namun janganlah berdosa; - matahari

mh. evpidue,tw evpi. parorgismw|/ u`mw/n(


janganlah terbenam pada waktu kemarahan kamu,

Ayat 27
mhde. di,dote to,pon tw/| diabo,lw|)
juga jangan kamu memberi kesempatan - kepada Iblis.

Ayat 28
o` kle,ptwn mhke,ti klepte,tw( ma/llon de. kopia,tw
(Orang yg) mencuri janganlah lagi ia mencuri, lebih (baik) ia harus berjerih payah

evrgazo,menoj tai/j ivdi,aij cersi.n to. avgaqo,n( i[na e;ch|


mengerjakan - sendiri dengan tangan2 - yang baik, supaya ada

metadido,nai tw/| crei,an e;conti(


membagi (kepada orang yang) kebutuhan dapat.

Ayat 29
pa/j lo,goj sapro.j evk tou/ sto,matoj u`mw/n mh/ evkporeue,sqw(
{apa pun} Perkataan yg jahat dari - mulut mu +{janganlah} keluar,

avlla. ei; tij avgaqo.j pro.j oivkodomh.n th/j crei,aj(


kecuali jika sesuatu yang baik untuk pembinaan - hal yang dibutuhkan,

i[na dw/| ca,rin toi/j avkou,ousin)


supaya memberikan faedah/berkat (Allah) (kepada orang yg) mendengarkan.

Ayat 30
kai. mh. lupei/te to. pneu/ma to. a[gion tou/ qeou/( evn w=|
Dan janganlah mendukakan - Roh - Kudus Allah, {oleh-Nya} -

evsfragi,sqhte eivj h`mer,an avpolutrw,sewj)


kamu telah ditandai dengan segel untuk hari penebusan.

Ayat 31
pa/sa pikri,a kai. qumo.j kai. ovrgh kai. kraugh.
Segala kebencian dan kegeraman dan kemarahan dan teriakan (dalam pertikaian)

kai. blasfhmi,a avrqh,tw avf v u`mw/n su.n pa,sh| kaki,a|)


dan fitnah harus disingkirkan dari mu bersama segala maksud jahat.

Ayat 32
gi,nesqe de. eivj avllh,louj crhstoi,( eu;splagcnoi( carizo,menoi
kamu harus menjadi [Dan] {satu sama lain} ramah, yg berbelas kasihan, ampunilah
e`autoi/j kaqw.j kai. o` qeo.j evn Cristw/| evcari,sato u`mi/n)
satu sama lain karena juga - Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu

1. Avpoqe,menoi to. yeu/doj -apothemenoi to feudos- Tanggalkan dusta (4:25)


Dusta adalah sifat manusia lama (Kol 3:9). Kadang ada dusta perkataan, yang
terkadang secara sengaja, dan terkadang hampir tanpa disadari. Dusat dalam
dunia ini lebih banyak diakibatkan oleh ketakpedulian terhadap kebenaran
daripada oleh kesengajaan untuk berdusta itu sendiri. Kebenaran itu menuntut
usaha dari diri seseorang. Ada pula dusta diam, yang mengkin malah lebih
umum. Paulus memberikan cukup alasan bagi setiap orang untuk menyatakan
kebenaran. Kita dapat hidup aman, hanya karena indera dan syaraf kita
menyampaikan informasi yang benar kepada otak.

2. Ovrgi,zesqe kai. mh. a`marta,nete -orgizesthe kai me hamartanete- Marah,


jangan berbuat dosa (4:26-27)

Kata Yunani untuk frasa menjadi marah adalah ovrgi,zesqe dari akar kata
ovrgi,zw -orgizo- yang berarti menjadi marah; menjadi murka. Hasan Sutanto
menerjemahkan biarlah kamu menjadi marah. Tetapi modus imperatif dalam
kalimat ini menjadi, lanjutkanlah marah kamu. B.F. Drewes menjelaskan kata
ovrgi,zw; menjadi marah boleh, jika kamu tidak bisa lain. 108 Ayat 26-27
mengandung dua pengertian:
• Jangan memberi kesempatan kepada Iblis
• Iblis = diabo,lw| - diabolo = pemfitnah
Kemarahan yang benar adalah kebencian terhadap dosa, tidak ada sifat
mementingkan diri sendiri (Mi 3:5). Usaha perlindungan terhadap dosa marah
adalah:
 Jangan Berbuat Dosa

Konjungsi kai. (4:26) menyatakan kemarahan yang wajar, ada pada diri
manusia dan partikel mh. berarti negatif, jangan. Hal ini menyatakan
dengan tegas bahwa dalam kemarahan manusia, janganlah berbuat dosa. 109

108
B.F. Drewes, Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006),
166.
109
Frank E. Gaebelein, The Expositor’s Bible Commentary (Grand Rapids, Michigan:
Zonedervan, 1982), 67.
Kata berdosa dari kata a`marta,nete -amartanete- dari akar kata
a`marta,nw yang dapat menunjuk perbuatan itu sendiri, sifat atau kondisi
melawan kebenaran, suatu kuasa, atau akibat perbuatan itu. Dosa adalah
kegagalan untuk selaras dengan standar Allah. Meleset dari sasaran,
meninggalkan jalan kebenaran. Kemarahan kita harus dikuasai nalar
(dikuasa oleh Firman Tuhan di dalam akal kita). Arti eksegetikal dari ayat
26 adalah lanjutkanlah amarahmu namun janganlah terus-menerus berbuat
dosa.
 Padamkan Amarahmu Sebelum Matahari Terbenam
Dalam ayat 26, kata ovrgi,zesqe (verb, org ke-2, present, pasif, imperativ)
diterjemahkan = biarlah kamu menjadi marah. Berasal dari kata ovrgh -
(kemarahan yang tetap), 110 dan amarah berasal dari parorgiomos
diterjemahkan provocation to anger yang berarti menghasut atau
memprovokasi kemarahan (ledakan kegusaran secara tiba-tiba). Jikalau
perasaan marah seseorang mengakibatkan amarah, maka harus dengan
cepat membuangnya.
Usaha perlindungan terhadap dosa marah adalah tidak menyimpan
kemaharan atau amarah yang menyala-nyala, membawa sampai larut malam atau
bermalam di dalam hati manusia. 111 Hal tersebut dapat menghancurkan kerukunan
dan kedamaian di hati manusia. Sebab kemarahan manusia – parorgiosmo- selalu
merusak atau menghancurkan, tidak mengerjakan kebajikan atau kebenaran.
Klyne Snodgrass menegaskan: That the sun is not go down on our anger is away
of saying that must not endure it must be dealt with quikly and then set aside. 112
 Jangan Memberi Kesempatan kepada Iblis

Kita harus waspada dan tidak memberi kesempatan kepada Iblis untuk
menyuntikan suatu unsur dosa ke dalam kemarahan kita yang benar, dan
dengan demikian mengubahnya menjadi perbuatan jahat.
Martin Luther pernah mengatakan: Jangan berikan tempat kepada
pemfitnah di dalam hidupmu. Dalam kehidupan Kristen harus ada kemarahan,
tetapi kemarahannya haruslah kemarahan yang benar. Watak yang buruk dan sifat

110
Horst Balz, Exegetical Dictionary of The New Testament (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan, 1982), 67.
111
Andrew T. Lincoln, World Biblical Commentary Ephesians (Dallas: Word Books, 1990), 302.
112
Klyne Snodgrass, The NIV Aplication Commentary Ephesians (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan, 1996), 250.
pemarah tak dapat dipertahankan, agar dunia ini tidak menjadi tempat yang lebih
jelek.
Sebagai manusia baru, kita dapat saja menjadi marah, asalkan marah yang
tidak berbuat dosa. Dengankata lain, kita dapat menguasai diri dalam kemarahan
tersebut, sehingga Iblis tidak akan pernah beroleh keuntungan atas kita sebab kita
tahu apa maksudnya (2Kor 2:10-11).

3. Kle,ptwn mhke,ti klepte,tw -klepton meneketi- Mencuri, jangan lagi mencuri


(4:28)
Seseorang yang dahulu mencuri, sekarang harus menjadi pekerja yang jujur.
Orang Kristen seharusnya tidak mencuri pada waktu apa pun, dalam cara apa pun.
Etos kerja kekristenan adalah, hendaknya pekerjaan yang tetap, pekerjaan yang
melelahkan, pekerjaan yang jujur, dan pekerjaan yang tak mementingkan diri.
4. Jangan Mengeluarkan Perkataan yang Kotor - Jahat (4:29-30)
Paulus melarang untuk berbicara kotor; sebaliknya ia menganjurkan agar
kita berbicara secara positif. Orang Kristen sebaiknya dapat dikenal dari
perkataan-perkataan yang bersifat menolong sesama manusia. Perkataan kita
hendaknya meninggalkan jejak berkat di belakang kita.
Louis Berkhof pada halaman terakhir bukunya Teologi Sistematika, Jilid ke-
4 menuliskan sebuah pertanyaan menarik; Apakah doktrin ketekunan orang-orang
kudus mencakup bahwa seseorang dapat hidup di dalam dosa kebiasaan dan dosa
yang disengaja, namun terus di dalam keadaan dibenarkan Allah? 113
Jangan mendukakan Roh Kudus, yang telah memeteraikan kita menjelang
hari penyelamatan. Konteksnya menekankan bahwa Roh Kudus didukacitakan
pada waktu orang percaya berdosa dengan berdusta (ay 25), merasa marah (ay 26),
dengan mencuri atau bermalasan (ay 28), atau mengatakan kata-kata yang tidak
baik (ay 29). Kata bendanya membentuk kata yang sama, yang digunakan dalam
menjabarkan kesedihan orang Korintus setelah Paulus menulis surat yang keras
kepada mereka (2Kor 2:2, 5). Hanya Pribadi yang didukakan; apabila hanya
sekadar pengaruh, maka ia tidak dapat didukakan.
Kata .lupei/te –lupeite = mendukakan artinya suatu tindakan yang
membuat sedih, suram, melukai secara aktif berulang-ulang dilakukan, terus-
menerus. TDNT menjelaskan istilah lupeite menggunakan kata to wound atau to
insult yang artinya melukai atau menghina, mengarah kepada perbuatan dosa pada

113
Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Jilid ke-4 (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,
1997), 304.
ayat 29 – perkataan sia-sia. 114 Kemungkinan ada relasi dengan dosa-dosa yang
dijabarkan dalam ayat 25-28 antara lain: perkataan dusta, amarah atau dendam,
memberi kesempatan pada Iblis dan mencuri. Dengan kata lain, Paulus melarang
jemaat Efesus melakukan segala tindakan atau perbuatan dosa yang dapat
mendukakan Roh Kudus. Roh Kudus dengan cepat dapat menyadari bahwa ada
perbuatan-perbuatan dosa yang mencemari dalam diri manusia yang telah
memeteraikan manusia menjelang hari penyelamatan. 115
Kata evsfragi,sw atau materai ditulis dengan evsfragi,sqhte (verb, org 2
jmk, aorist, pasif, indikativ), yang berarti hanya sekali dilakukan dan sudah selesai
tetapi berlaku untuk seterusnya. Bentuk lampau ingin menyatakan lengkapnya
tindakan iman itu sendiri. 116 TDNT menjelaskan evsfragi,sqhte dengan kata seal
= tanda atau cap, yang menunjukan manifestasi Allah pada hari penebusan. 117
Materai yang diberikan kepada jemaat Efesus sebagai tanda kepemilikan, juga
dapat diartikan sebagai suatu jaminan yang yang diberikan oleh Roh Kudus ketika
seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (Ef 1:13) sampai kepada
penebusan Allah pada waktu Yesus Kristus Tuhan datang kedua kali (Why 7:3-5).
Istilah h`mer,an avpolutrw,sewj -hemeran apolutroseos- hari penebusan
atau penyelamatan, menunjukan suatu masa atau waktu atau masa kelepasan
orang-orang percaya dari kuasa dosa, dan tubuhnya dari kematian Yesus yang
kedua kali. 118 Kata avpolutrw,sewj – apolutroseos yang berarti karya penebusan
tersebut akan digenapi hanya oleh Allah, pada hari milik Allah menyatakannya.
TDNT menjelaskan kata apolutroseos dengan setting free a ransom = melepaskan
dengan tebusan, khususnya digunakan untuk tawanan perang, budak, penjahat
yang akan dihukum mati. 119
Roh Kudus ada di dalam kita sebagai meterai Allah yang menyatakan
bahwa Ia memiliki kita. Roh Kudus berdukacita apabila kita, milik yang telah
dibeli oleh Allah, mengucapkan perkataan yang merugikan.

5. Buanglah Segala Keburukan (4:31)

114
Lihat Gerhard Kittel, The Theological Dictionary of the New Testament (Grand Rapids,
Michigan: Eerdmans Pub. House, 2000), 313, 540.
115
Bnd. E.K. Simpson & F.F. Bruce, The New International Commentary on The New
Testament (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans Pub. Co., 1979), 111.
116
W.E. Vine, Expository Dictionary of New Testament (New Jersey: Revell Co, 1966), 330.
117
Kittel, Ibid, 939, 1127.
118
W.E. Vine, Expository Dictionary of New Testament (New Jersey: Revell Co, 1966), 264.
119
Ibid, 351.
Dalam ayat ini, waktu lampau yang tidak pasti akhirnya digunakan.
Perhatikanlah gerak maju dosa-dosa ini. Untuk selama-lamanya buanglah:

a. pikri,a -Pikria- Kebencian


orang-orang Yunani mengartikan kata pikria dengan dendam yang
berkepanjangan, atau sikap yang seakan-akan menolak untuk didamaikan.

b. qumo.j -Thumos- Nafsu yang Berlebihan dan ovrgh -orge- Amarah yang
Berkepanjangan

Thumos diartikan sebagai kemarahan yang menyerupai api yang timbul dari
jerami, cepat menyala dan cepat pula padam. Sedangkan diarti-kan sebagai
kemarahan yang telah menjadi kebiasaan. Bagi orang Kristen, amarah yang
meledak maupun amarah yang berkepanjangan sama sekali tidak dibenarkan.

c. Kraugh. -krauge- Bicara keras dan blasfhmi,a -blasfemia- menghina (teriak,


menjerit-jerit, ratap tangis dan hujat atau fitnah).
Orang Yahudi pernah berbicara mengenai apa yang mereka sebut dosa
penghinaan. Mereka berpendapat bahwa Allah tidak akan menganggap tanpa dosa
orang-orang yang menghina saudaranya.

6. Kesimpulan (4:32)
Kesimpulan dari seluruh nasihat Paulus ialah ia menghendaki supaya kita
crhstoi, -khrestoi- ramah, baik hati. Orang-orang Yunani memahami sikap ini
sebagai kemauan akal budi yang mampu memikirkan masalah-masalah sesama,
sama seperti memikirkan masalah pribadi.
Kebaikan hati mengajar kita untuk mengenal rahasia yang ada di luar diri
kita, dan bukan yang ada di dalam diri kita. Sifat itu juga mengajar kita untuk
mampu mengampuni orang lain, seperti Allah mengampuni kita. Paulus meminta
kita memperlakukan orang lain seperti Yesus Kristus telah memperlakukan kita.
Kata gi,nesqe -ginesthe- berasal dari kata gi,nomai -ginomai- yaitu ada;
menjadi ada. Arti eksegetikalnya, kamu sekalian harus terus-menerus sungguh-
sungguh menjadi.
Istilah crhstoi, -khrestoi- ramah berasal dari kata crhsto,j -khrestos- yang
berarti baik (dalam pengertian kualitas atau moral); kemurahan; ramah; enak; baik
hati; murah hati. 120 Kata khrestos memiliki pengertian yang sama dengan kata
epeikes, juga melukiskan sifat orang percaya yang menyerupai Kristus (Kis 27:3;
2 Kor 11:1). 121
Kata eu;splagcnoi – eusplagkhnoi- dari kata dasar eu;splagcnoj –
berbelaskasihan. LAI menerjemahkan penuh kasih mesra yang memiliki
kesejajaran dengan kata ramah atau baik hati yang merupakan sikap yang wajib
diterapkan sebagai kriteria seorang yang sudah hidup sebagai manusia baru.
Kata carizo,menoi dari kata carizo,menoj yaitu memberikan dengan cuma-
cuma; memberikan dengan sikap ramah; mengaruniakan; mengampuni;
memaafkan; menghapuskan. Arti eksegetikalnya, Bahwa pada waktu yang
bersamaan kedua hal di atas yakni ramah, baik hati atau murah hati dan penuh
kasih mesra harus dinyatakan dalam mengampuni satu sama lain.
Paulus menetapkan tatacara dan tatakrama hubungan antar pribadi manusia
yaitu bahwa kita diminta untuk memperlakukan orang lain seperti Yesus Kristus
telah memperlakukan kita. Pengampunan ini didasarkan atas pengampunan yang
Tuhan Yesus berikan kepada orang percaya untuk saling mengampuni. Dan Dia
lah pula yang menuntut supaya pengampunan yang demikian berlangsung di
atanra orang-orang percaya. 122

MENELADANI ALLAH
PASAL 5:1-7
Ayat 1
Gi,nesqe ou=n mimhtai. tou/ qeou/( w`j te,kna avgaphta,(
jadilah Sebab itu peniru2 - Allah, seperti anak2 yang dikasihi,

Ayat 2
kai. peripatei/te evn avga,ph|( kaqw.j kai. o` Cristo.j hga,phsen
dan hiduplah di dalam kasih, sama seperti juga - Kristus telah mengasihi

u`ma/j kai. pare,dwken e`auto.n u`pe.r h`mw/n prosfora.n kai.


kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita (dari) persembahan dan

qusi,an tw/| qew/| eivj ovsmh.n euvwdi,aj)


kurban - kepada Allah sebagai bau yang harum.

120
Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, 153.
121
J.D.Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: OMF/YKBK, 2003), 302.
122
Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, 154.
Ayat 3
pornei,a de. kai. avkaqarsi,a pa/sa h; pleonexi,a mhde. ovnomaze,sqw
perzinahan Tetapi dan kecemaran semua atau keserakahan pun jangan disebut

evn u`mi/n( kaqw.j pre,pei a`gi,oij(


di antara kamu, sebagaimana patut bagi (orang2) kudus,

Ayat 4
kai. aivscro,thj kai. mwrologi,a h; euvtrapeli,a(
juga perbuatan yang memalukan dan perkataan bodoh atau senda gurau yang kasar,

a[ ouvk avnh/ken( avlla. ma/llon euvcaristi,a)


(hal2) yang tidak panas, tetapi lebih (baik) pengucapan syukur.
Ayat 5
tou/to ga.r i;ste ginw,skontej( o[ti pa/j po,rnoj h;
ini Karena ingatlah sadarlah, bahwa {ada} orang yg berzinah atau

avka,qartoj h; pleone,kthj( o[ evstin eivdwlola,trhj( ouvk


(orang yg) jahat atau orang serakah, yang berarti penyembahan berhala +{tidak}

e;cei klhronomi,an evn th/| basileia| tou/ Cristou/


beroleh apa yg ditentukan (untuk anak2 Allah) di dalam - Kerajaan - Kristus

kai. qeou/)
dan Allah.

Ayat 6
Mhdei.j u`ma/j avpata,tw kenoi/j lo,goij\ dia.
Janganlah satu pun kamu menipu yang hampa dengan kata2; oleh karena

tau/ta ga.r e;rcetai h` ovrgh. tou/ qeou/ evpi. tou.j ui`ou.j th/j
(hal2) ini sebab datang - hukuman - Allah atas - anak2 -

avpeiqei,aj)
ketidaktaatan.

Ayat 7
mh. ou=n gi,nesqe summe,tocoi auvtw/n)
janganlah Sebab itu kamu menjadi yg mengambil bagian bersama (dengan) mereka

Dalam perikop ini Paulus meletakkan norma yang paling tinggi di dunia ini
bagi pengikut-pengikut Kristus. Ia menghendaki agar mereka sungguh-sungguh
menjadi manusia-manusia gambar Allah. Clement dari Alexandria dengan tegas
mengemukakan: Orang-orang Kristen sejati yang pandai dan bijak pasti akan
bertingkahlaku seperti gambar Allah.
Untuk menjelaskan tentang menjadi gambar atau penurut teladan Allah,
maka Paulus memakai ungkapan mimhtai - mimetai atau mimesis (menurut
teladan), merupakan latihan dasar bagi seorang calon ahli pidato, atau calon orator
Yunani. Para pelatih orator itu berpendapat bahwa belajar berpidato dengan baik
tergantung pada tiga hal, yakni:
• Teori
• Meniru atau meneladani
• Praktek
Bagian utama dalam latihan mereka itu ialah mempelajari dan meniru sikap
para orator terdahulu. Dalam hubungan ini maka dalam perikop ini Paulus seakan-
akan berkata: Kalau engkau berlatih untuk menjadi orator, maka engkau akan
diberitahu supaya meniru atau menurut teladan para orator. Tetapi karena engkau
berlatih untuk hidup dengan baik, maka engkau haruslah menurut teladan Allah,
yang di dalam diri Anak-Nya telah memberikan teladan hidup yang benar-benar
baik itu.
Di atas segalanya, yang harus ditiru dan diteladani oleh setiap orang Kristen
ialah kasih dan pengampunan Allah. Di sini Paulus menulis sebuah ungkapan
kuno dari Perjanjian Lama, yaitu bau harum. Ungkapan ini sangat erat
berhubungan dengan pemikiran tentang korban. Pada zaman kuno, bila ada korban
yang dipersembahkan, maka bau harum yang keluar dari daging binatang yang
dibakar itu naik ke surga untuk dinikmati oleh para dewa, kepada siapa korban itu
dipersembahkan. Dan korban yang dapat mengeluarkan bau harum itu menjadi
korban yang khusus, yang akan diterima dan sangat menyenangkan dewa yang
bersangkutan.
Paulus mengutip ungkapan yang sudah lama sangat terkenal itu – tidak
kurang dari lima puluh kali ungkapan itu disebutkan dalam Perjanjian Lama –
untuk dikenakannya pada korban yang dipersembahkan Yesus kepada Allah,
korban Yesus itu sungguh sangat berkenan dan membawa sukacita bagi Allah.
Pernah dikatakan bahwa agama Kristen menuntut berlakunya hidup bersih
dan kesucian di dunia. Sungguh benar bahwa dunia Yunani kuno memandang
perzinahan sebagai sesuatu yang begitu biasa, dan tidak dianggap dosa
Jadi, ketika Paulus menekankan kesucian moral ini maka ia telah
menegakkan suatu norma kehidupan yang sama sekali tidak pernah dimimpikan
oleh orang-orang non-Kristen. Itulah sebabnya mengapa ia dengan tegas
mengemukakan tata hidup yang bersih dan suci serta dengan sungguh-sungguh
menerima agar mereka memberlakukannya. Dalam sejarah yang mana pun tidak
pernah ada mujizat moralitas seperti yang ditegakkan oleh agama Kristen.
Pada ayat 3, Paulus memberi tiga peringatan yang perlu dicatat oleh para
pengikut Kristus, yakni:

• Dosa yang Sangat Memalukan itu Tidak Pantas untuk Dibicarakan


Menurut Herodotus ada satu peraturan bangsa Persia yang menyebutkan
bahwa hal-hal yang dilarang untuk dilakukan, dilarang juga untuk
dibicarakan. Bersenda gurau mengenai sesuatu atau menjadikannya bahan
pembicaraan secara terus-menerus, berarti menjadikannya pula bahan
pemikiran yang cenderung dapat meningkat menjadi perbuatan. Paulus
mengingatkan, bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak layak untuk dibicara-
kan, apalagi untuk diperolok-olokan.
• Para Pengikut, Jangan Tertipu oleh Percakapan Kosong
Dalam dunia Yunani kuno, dan bahkan dalam Gereja Kristen Purba, banyak
pengajaran yang sangat menganggap sepele dosa jasmaniah itu.
Gnostisisme beranggapan bahwa roh sajalah yang benar dan bahwa semua
benda atau materi adalah jahat. Dan manusia terdiri dari dua bagian, tubuh
dan roh. Maka hanya rohnya saja yang penting, sedangkan tubuhnya sama
sekali tidak penting. Dalam menghadapi ajaran seperti itu, agama Kristen
menekankan bahwa tubuh dan jiwa sama pentingnya, karena keduanya
diciptakan oleh Allah. Yesus Kristus terus-menerus menguduskan tubuh
manusia dalam diri-Nya. Tubuh manusia adalah tempat Roh Kudus, dan
keselamatan yang dari Allah adalah keselamatan bagi manusia seutuhnya,
baik raga, jiwa maupun roh.
• Serangan yang Lebih Hebat Dari Dalam Gereja
Paulus mengatakan bahwa ada serangan lain yang bahkan lebih hebat, yaitu
yang datang dari dalam gereja. Ternyata, di dalam gereja ada orang-orang
yang ingin memutar balikkan ajaran tentang anugerah. Dalam menghadapi
pendapat mereka itu kekristenan dengan tegas menyatakan bahwa anugerah
Allah bukan hanya suatu hak dan pemberian cuma-cuma, tetapi juga suatu
tanggung jawab dan kewajiban. Karena itu, Paulus mendesak pengikut-
pengikutnya agar mereka jangan sampai tertipu oleh kata-kata hampa, yang
sangat meremehkan dosa.
Pada ayat 4 terdapat dua istilah, yakni: aivscro,thj – aiskhrotes = tingkah
laku yang kotor dan mwrologi,a – morologia = perkataan yang kosong dan bodoh.
Kedua kata ini dihubungkan dengan kai – kai, yang berarti kedua kata ini memiliki
penekanan yang sama. Kedua istilah ini berhubungan dengan kekasaran bicara,
yang menunjuk kepada makian dan lelucon yang sembrono, yang melampaui batas
budi bahasa yang baik. Walvoord dan Zuck menjelaskan, Paul was not intimating
that humor itself is sin, but that it is wrong when it is used to destroyed or tear
down others. 123
Pada ayat 6 terdapat kata mhdei.j – medeis (adj, mskl, sngl, nom) artinya,
tak seorang pun, sekali-kali jangan atau tidak. Kata medeis merupakan larangan
ganda yang mengekspresikan larangan yang tidak dibenarkan untuk dilakukan.
F.F. Bruce mencatat a double negative, strongly expressing a negation is translate
in no wise. 124 Dengan demikian, Paulus ingin memberi peringatan kepada jemaat
Efesus agar tetap waspada dalam menjaga kemurnian hati mereka, dan jangan
disesatkan terus-menerus.
Peringatan Paulus sangatlah keras, mengingat zaman itu ada orang Kristen
palsu yang mengatakan bahwa orang percaya dapat hidup dalam dosa dan tidak
mendapat hukuman. Ini hal yang biasa dalam masyarakat di zaman Paulus. Karena
itu, Paulus tidak mau menurunkan standar Tuhan dan mengakomodasi kebudayaan
tersebut. 125
John Stott mencatat bahwa, pada zaman Paulus ada golongan Gnostik yang
mengajarkan, Gnostics were arguing that God is to kind to condem everbody, and
that bodily sins could be committed without damage to soul, and with impunity,
they teach that everybody will get to heaven in the end. 126 Pandangan Gnostik
tersebut mencoba membagi manusia dalam beberapa bagian.
Pandangan Dikotomi, berasal dari kata Yunani dicha (dua) dan temno
(memotong). Jadi manusia adalah keberadaan yang terdiri dari dua bagian, yaitu
tubuh dan jiwa.

123
John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, The Bible Knowledge Commentary (Wheaton: Victor
Books, 1986), 638.
124
F.F. Bruce, Vine’s Expository of Old and New Testament Words (Grand Rapids, Michigan:
Baker Book House, 1981), 144.
125
Lihat Craig S. Keener, Bible Background Commentary New Testament (Downers Grove,
Illinois: Inter-Varsity Press, 1993), 550.
126
John R.W. Stott, The Message of Ephesians (Leicester, England, Downers Grove, Illinois:
InterVarsity Press, 1998), 197.
Bagian non materi adalah jiwa dan roh, dimana keduanya adalah substansi
yang sama namun mereka memiliki fungsi yang berbeda (Kej 2:7 = manusia dari
debu dan napas Allah, Ayub 27:3, Mat 10:28). Anselmus dari Canterbury,
Augustinus, Origenes, Clement dari Alexandria, Gereja Barat dipihak lain, pada
umumnya memegang posisi dikotomi.
Pandangan Trikotomi, berasal dari kata Yunani tricha (tiga) dan temno
(memotong). Jadi manusia adalah keberadaan yang terdiri dari 3 bagian (tubuh,
jiwa, roh). Jiwa dan roh adalah keberadaan berbeda, baik dalam fungsi maupun
dalam sustansi. Pencetusnya adalah Ireneus. 127
Tubuh sebagai kesadaran akan dunia
Jiwa sebagai kesadaran akan diri
Roh sebagai kesadaran akan Allah
Dukungan untuk pandangan trikotomi adalah,
• Paulus kelihatan menekankan pandangan 3 bagian ini (1 Tes 5:23)
• Paulus membuat 3 klasifikasi: daging, jiwa dan roh (1 Kor 2:14-3:4)
• Ibrani 4:12
Pandangan Multitomi (multisegi), meskipun jiwa dan roh merupakan
istilah yang biasa digunakan untuk menjabarkan natur manusia yang non materi,
ada sejumlah tambahan istilah yang menjabarkan natur non materi manusia. Ada
empat istilah, yakni:
• Hati, menjabarkan intelektual (Mat 15:19-20, Rm 10:9-10, Ibr 4:27)
Hati sebagai bagian emosi dari manusia, tetapi di dalam Alkitab, hati berarti
batin manusia dan meliputi:
1. perasaan/emosi (Rm 1:24)
2. pikiran – neous – akal budi, intelektual manusia (Rm 1:2)
3. kemauan/kehendak (Rm 2:5)
• Akal Budi (1 Kor 8:7, 10, 12, Rm 1:28, 2 Kor 4:4, Ef 4:17-18, Rm 12:2)
• Kehendak (Ef 2:2-3, Rm 6:12-13)
• Hati Nurani (Rm 2:12, 1 Kor 8:7, 10, 12, 1 Tim 4:12,)

ANAK-ANAK TERANG
PASAL 5:8-14
Ayat 8

127
Anthony A. Hoekema, Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah (Surabaya: LRII, 2003),
265.
h=te ga,r pote sko,toj( nu/n de. fw/j evn kuri,w\
kamu adalah sebab dahulu kegelapan, sekarang tetapi terang di dalam Tuhan;

w`j te,kna fwto.j peripatei/te(


sebagai anak2 terang hiduplah,

Ayat 9
o` ga.r karpo.j tou/ fwto.j evn pa,sh| avgaqwsu,nh| kai.
- karena buah - dari terang di dalam segala kebaikan dan
dikaiosu,nh| kai. avlhqei,a|(
keadilan dan kejujuran,

Ayat 10
dokima,zontej ti, evstin euva,reston tw/| kuri,w|(
ujilah apa yang adalah yang menyenangkan - Tuhan,

Ayat 11
kai. mh. sugkoinwnei/te toi/j e;rgoij toi/j avka,rpoij
dan janganlah mengambil bagian - dalam perbuatan2 - yang tidak berbuah

tou/ sko,touj( ma/llon de. kai. evle,gcete(


- dari kegelapan, lebih baik tetapi bahkan singkapkanlah,

Ayat 12
ta. ga.r krufh/ gino,mena u`p v auvtw/n aivscro,n evstin
(hal2 yang) Sebab sembunyi2 dilakukan oleh mereka malu (itu) adalah

kai. le,gein\
bahkan untuk mengatakan,

Ayat 13
ta. de. pa,nta evlegco,mena u`po. tou/ fwto.j fanerou/tai\
- tetapi segala (sesuatu) yg disingkapkan oleh - terang menjadi kelihatan

Ayat 14
pa/n ga.r to. fanerou,menon fw/j evstin) dio. le,gei\
segala (sesuatu) sebab {menjadi kelihatan} (oleh) terang +{}. Sebab itu ia berkata,
e;geire( o` kaqeu,dwn( kai. avna,sta evk tw/n nekrw/n(
Bangunlah, (hai engkau yg) suka tidur, dan bangkitlah dari (orang2) mati
kai. evpifau,sei soi o` Cristo,j)
dan akan menyinari engkau - Kristus.

Pada ayat 8, kata peripatei/te -peripateite- hiduplah – yang juga berarti


berperilaku. 128 peripatei/te yang digunakan untuk melarang melanjutkan suatu
pekerjaan. 129
Paulus menganggap kehidupan non-Kristen sebagai kehidupan dalam
kegelapan; sedangkan kehidupan Kristiani adalah kehidupan dalam terang. Paulus
sungguh-sungguh ingin menekankan hal itu. Untuk itu ia tidak berkata bahwa
orang-orang non-Kristen adalah anak-anak kegelapan dan orang-orang Kristen
adalah anak-anak terang. Sebaliknya ia berkata, bahwa orang non-Kristen adalah
kegelapan dan orang Kristen adalah terang. Paulus memiliki paradigma tertentu
dengan terang yang Yesus Kristus bawa bagi manusia.

1. Terang itu menghasilkan buah-buah yang baik, yaitu kebajikan, keadilan dan
kebenaran.
• avgaqwsu,nh| - agathosune = jiwa atau semangat kemurahan hati (LAI =
kebajikan), 5:9
• dikaiosu,nh| - dikaiosune – keadilan. Menurut orang Yunani ialah hal
memberi kepada manusia dan kepada Allah apa yang menjadi hak mereka,
5:9
• avlhqei,a| - alettheia – kebenaran, menurut pemikiran PB bukanlah sesuatu
yang hanya dicapai secara intelektual belaka, melainkan suatu kebenaran
moral; bukan sesuatu yang hanya semata-mata untuk diketahui tetapi untuk
dilaksanakan, 5:9

2. Terang itu memampukan kita untuk membedakan apa yang membawa sukacita
dan apa yang membawa dukacita bagi Allah. Di dalam terang Kristus itulah
setiap maksud dan perbuatan harus diuji. Di dunia timur tengah kuno, kedai-
kedai di pasar umumnya tidak berpagar atau berjendela. Dengan demikian
setiap calon pembeli datang memeriksa barang beliannya di bawah sinar panas
matahari di luar kedai; barang yang hendak dibelinya itu meliputi kain sutera,
128
Barclay M. Newman, Jr, Kamus Yunani-Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 131.
129
Ong Hian Huey, Pembimbing Ke Junani-Koine Perjanjian Baru (Djakarta: Badam Penerbit
Kristen, t.t.), 64.
atau barang dari tempaan perunggu. Dengan cara menguji barang itu di bawah
sinar panas matahari setiap cacat yang ada akan nampak dengan jelas. Sama
dengan para calon pembeli itu, maka tugas setiap orang Kristen adalah
memperhadapkan dan melihat setiap perbuatan, setiap keputusan, dan setiap
maksud dalam terang Kristus.

3. Terang itu membuka tabir dari setiap kejahatan. Cara yang paling baik untuk
membersihkan dunia ini dari setiap kejahatan ialah dengan jalan membawa
dunia ini kepada terang. Cara yang paling meyakinkan untuk membersihkan
hati nurani kita dan segala tingkah laku masyarakat di mana kita berada, ialah
dengan jalan membeberkannya di depan terang Kristus. Leon Morris pernah
mengatakan, bahwa yang menjadi indikasi kehadiran Roh Allah adalah
tingkah laku moral, bukan keadaan ekstase.
Istilah 'ujilah' (ay 10) dalam bahasa Yunani dipakai kata dokima,zontej-
dokimazontes- yang berarti; menguji, membutikan dengan menguji, mengetahui.
NIV menggunakan kata find out (mengetahui, menyelidiki, mendapatkan
keterangan) dan KJV menggunakan kata proving (membuktikan, menunjukkan,
mencoba), maka tujuan dari pengujian ini adalah agar mengetahui dengan baik apa
yang berkenan kepada Allah setelah melalui proses menguji, menyelidiki, dan
mengadakan percobaan, dan pembuktian. Hal ini menandakan bahwa hal yang
berkenan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah atau sembarangan tetapi
sangat khusus, harus dengan pengenalan yang tepat. Hal ini pun ada dalam proses,
untuk mengenal apa yang berkenan perlu untuk melatih atau belajar. Dan proses
belajar ini membutuhkan waktu dan ketekunan. Ini searah dengan catatan Ralph
Earle bahwa terjemahan NASB kata 'ujilah' ini berarti mencoba untuk mempelajari
apa yang menyenangkan Tuhan. 130
Dalam pengajaran Paulus, kata 'ujilah' ini memiliki makna yang penting.
Dalam Roma 12:2, untuk dapat mengenal apa yang berkenan kepada Allah ialah
dengan pembaharuan budi. Bagi jemaat Efesus, mereka yang dahulu dari agama
yang tidak mengenal Tuhan, nasihat ini sangat tepat. Karena mereka telah melihat
kehidupan mereka yang dalam kegelapan, dan kini mereka telah masuk ke dalam
terang (ay 8) sehingga mereka perlu melihat dan menguji setiap hal agar mereka
tahu apa yang berkenan kepada Tuhan. Hal ini seiring dengan nasihat Paulus
dalam 1 Tesalonika 5:21, yakni jemaat Tesalonika harus menguji segala sesuatu,
dan setelah menguji maka setiap hal yang baik haruslah mereka pegang. 'Apa yang
berkenan' dalam terjemahan lain (NIV, KJV) diartikan 'yang menyenangkan, yang

130
Ralph Earle, Word Meanings in The New Testament (Grand Rapids, Michigan: Baker Book
House, 1986), 321.
dapat diterima, atau yang cocok.' Sedangkan dalam bahasa Yunani dipakai ti,
evstin euva,reston -ti estin euareston-yang dalam terjemahan literal berarti 'apa
yang adalah menyenangkan.' Kata ti menunjukkan; sesuatu, orang yang
bagaimana, jenis apakah. Jadi bisa diterjemahkan sesuatu yang menyenangkan,
jenis yang menyenangkan atau orang yang bagaimana, yang menyenangkan
Tuhan.
Dan kata evstin euva,reston -yang berkenan- seperti yang diterjemahkan
diatas, sebagai sesuatu yang menyenangkan, diterima, dan pantas untuk Tuhan.
Dalam bahasa Yunani memiliki arti dasar yang menyenangkan, yang disenangi,
yang memuaskan. Jadi, apa yang menyenangkan Tuhan itu adalah segala sesuatu,
apa saja, yang diberikan kepada Allah. Jadi, pengertian 'apa yang berkenan' ini
menjadi segala sesuatu, ataupun semua orang yang menyenangkan, yang
memuaskan Tuhan.
Jika melihat kepada pengajaran Paulus dalam surat-suratnya, hal yang
berkenan kepada Allah ini sangat luas. Dalam 1 Timotius 5:4 hal yang berkenan
kepada Allah ialah berbakti kepada kaum keluarga, dan membalas budi orangtua.
Dan dalam Filipi 1:10, hal yang berkenan ini menunjukkan kepada hal yang baik.
Sedangkan dalam Roma 12:1, 2 hal yang berkenan ini menunjuk kepada hal yang
baik, dan yang sempurna menyangkut ibadah dan persembahan yang hidup. Jadi,
hal yang berkenan kepada Allah berlaku dalam setiap bagian kehidupan manusia,
tidak hanya dalam bagian-bagian tertentu.
Menurut John R.W. Stott, orang yang hidup mantap sebagai 'anak-anak
terang' mereka akan berusaha menguji, apa yang berkenan kepada Tuhan. 131 Dan
menurut Andrew Lincoln, jika motivasi pembaca surat ini adalah menyenangkan
Tuhan, maka hidup mereka sebagai anak-anak Terang akan melatih sebuah
tindakan kebebasan dan membangun perasaan/intuisi bagaimana bertindak dalam
situasi yang ada. 132 Hal ini dapat dimengerti sebagai kehendak Allah jika Roh
Kudus menyatakannya. 133

PERSEKUTUAN KRISTEN
PASAL 5:15-21

Ayat 15
Ble,pete ou=n avkribw/j pw/j peripatei/te( mh. w`j

131
John R.W. Stott, Efesus (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2003), 194.
132
Andrew T Lincoln, Word Biblical Commentary-Ephesian (Dallas, Texas: Word Books
Publisher, 1990), 329.
133
Ibid., 328.
lihatlah Karena itu dengan seksama bagaimana kamu hidup, jangan seperti
a;sofoi avll v w`j sofoi,(
(orang2) yg tidak arif tetapi seperti (orang2) arif,

Ayat 16
evxagorazo,menoi to.n kairo,n( o[ti ai` h`me,rai ponhrai,
Tebuslah/pakailah dengan maksimal - waktu, sebab (ini) hari2 jahat

eivsin)
adalah.

Ayat 17
dia. tou/to mh. gi,nesqe a;fronej( avlla. suni,ete ti, to.
{Karena itu} janganlah kamu menjadi bodoh tetapi mengertilah apa -

qe,lhma tou/ kuri,ou)


kehendak - Tuhan.

Ayat 18
kai. mh. mequ,skesqe oi;nw( evn w=| evstin avswti,a(
Dan janganlah kamu ber-mabuk2-an dengan anggur, {didalamnya} ada kecerobohan,

avlla. plhrou/sqe evn pneumati(


sebaliknya dipenuhilah oleh Roh,

Ayat 19
lalou/ntej e`autoi/j yalmoi/j kai. u[mnoij kai. wv|dai/j
ber-kata2-lah satu sama lain mazmur dan nyanyian2 pujian dan nyanyian2

pneumatikai/j( a|;dontej kai. ya,llontej th/| kardi,a u`mw/n


rohani, bernyanyilah dan nyanyikanlah pujian - dengan hati mu

tw/| kuri,w|(
- bagi Tuhan,

Ayat 20
euvcaristou/ntej pa,ntote u`pe.r pa,ntwn evn avno,mati tou/ kuri,ou
ucaplah syukur senantiasa atas segala (sesuatu) demi nama - Tuhan

h`mw/n vIhsou/ Cristou/ tw/| qew/| kai. patri,(


kita Yesus Kristus - kepada Allah dan Bapa,

Ayat 21
u`potasso,menoi avllh,loij evn fo,bw| Cristou/)
Tunduklah satu sama lain dengan rasa takut (akan) Kristus.

Pada ayat 15, kata ble,pete- berasal dari kata dasar ble,pw (present) dapat
diartikan: melihat, dapat melihat, waspadai, memperhatikan, sadar, ingat,
berusaha. Jadi kata perhatikanlah menyatakan suatu perintah yang diberikan
kepada jemaat Efesus supaya sekarang mereka terus-menerus memperhatikan
hidup dengan seksama (teliti, dengan akurat). Jemaat Efesus berlatar belakang
hidup dalam kekafiran, hidup dalam kegelapan, mereka masih menyembah
berhala yaitu menyembah dewi Artemis atau Diana. Tetapi sekarang, Kristus
sudah menebus kamu (1:7) karena itu perhatikanlah hidup kamu sekalian dengan
seksama, jangan seperti orang bebal tetapi seperti orang arif.
Orang bebal dalam bahasa Yunani diartikan a;sofoi -yang tidak arif. Dalam
PL, orang bodoh kadang disebut orang bebal karena ketololannya (Ams 10:14;
7:7), tetapi lazimnya kebodohan atau kebebalan berarti penolakan yang bersifat
jahat akan hikmat dan didikan ilahi. Orang bebal adalah orang yang sudah
diperingatkan berulangkali tetapi ia tidak mau mendengarkan dan hal itu akhirnya
menjadi sifat dari orang tersebut sehingga ia dapat dikatakan sebagai orang bebal.
Dalam perikop ini dapat diperoleh beberapa gambaran yang nyata tentang
kehidupan orang-orang Kristen pada zaman dahulu.
Gereja Purba adalah gereja yang menyanyi (5:19). Mereka menyanyikan
mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani. Kehidupan mereka yang penuh
sukacita itu membuat mereka a|;dontej kai. ya,llontej -adontes kai fallontes-
bernyanyi dan menyanyikan pujian, mereka gemar bernyanyi.
Gereja Purba adalah gereja yang euvcaristou/ntej -eukharistountes- (sangat
ramah, mengucap syukur, rasa terima kasih, dan penuh kasih, 5:20).
Euxaristountes berasal dari akar kata kharis yang diartikan dengan terus menerus
atau berulang kali (present aktif partisip) mengucap syukur.
Dengan demikian, syukur atau mengucap syukur adalah suatu aktifitas yang
dilakukan atas dorongan sukacita atau kebahagiaan yang dirasakan di dalam diri.
Kata euvcaristew diartikan sebagai tampilan dari suatu keramahan dan dapat juga
diartikan dengan doa. 134 Mengucap syukur ini juga bisa dilakukan seperti kita
berdoa. Karena itulah ada doa ucapan syukur.
Istilah evxagorazo,menoi -pergunakanlah- (present) dalam interlinier
memakai istilah: tebuslah, pakailah dengan maksimal. Jemaat Efesus adalah orang
yang sudah ditebus oleh Kristus, berarti bahwa mereka adalah milik Kristus.
Karena sudah menjadi milik Kristus maka setiap anggota jemaat harus terus
menerus menggunakan waktu yang ada secara maksimal.
Istilah waktu yang dipakai bukan kronos tetapi kairo,n -kairon- yang berarti:
waktu, zaman, saat, waktu yang tepat, musim, kesempatan. Istilah kairos ini
menunjukkan waktu Tuhan atau waktu yang diberikan secara khusus oleh Tuhan.
Dengan kata lain, jika waktu ini tidak digunakan dengan maksimal, maka waktu
itu tidak akan terulang lagi. Kairos juga bisa berarti Allah-lah yang memberi
kesempatan dan Allah pula yang menentukan atau memutuskan kapan saat-saat
itu akan mulai dan berakhir.
Kata euvcaristou/ntej diikuti oleh kata pa,ntote -pantote- yang berasal
dari akar kata pa,j yang merupakan kata keterangan yang jika digunakan dengan
tanpa kata sandang maka dapat diartikan setiap, semua, segala, segala rupa, penuh
dan sangat. Menunjukkan suatu keadaan waktu atau dapat diartikan dengan kata
senantiasa atau setiap waktu, semua waktu. Jadi mengucap syukur adalah sebuah
aktivitas yang dilakukan pada semua waktu.
Chrysostomus mengatakan, bahwa orang Kristen dapat berterima kasih
bahkan untuk neraka, karena neraka mengingatkan dia untuk tetap berjalan pada
jalan yang benar. Gereja Purba mengucap syukur karena warganya benar-benar
menyadari bahwa mereka ada dalam pemeliharaan Allah melalui tangan-Nya yang
penuh kasih.
Gereja Purba adalah gereja di mana dikatakan u`potasso,menoi avllh,loij -
hupotassomenoi allelois- saling menghormati dan menghargai satu terhadap yang
lain, 5:21. Menurut Paulus, rasa saling menghormati dan saling menghargai itu
berlaku karena mereka menghormati Kristus.
Efesus 5:18 mengajarkan 3 faktor tentang konsep dipenuhi oleh Roh Kudus,
yakni,
• Hal itu adalah suatu perintah. Di mana pun, tidak ada perintah bagi orang
percaya untuk didiami dan dimeteraikan oleh Roh Kudus. Namun orang
percaya diperintahkan untuk terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus untuk
kedewasaan dan pelayanan

134
Geoffrey W. Bromiley, Theological Dictionary of The New Testament, Vol.2 (USA: William
B. Eerdmans Company, 1986), 1306.
• Adalah bersyarat, sebagaimana tidak ada persyaratan berkaitan dengan
disertai, baptisan pemeteraian, dan banyak pelayanan lain dari Roh Kudus,
pemenuhan oleh Roh Kudus adalah bersyarat. Ketaatan pada perintah lain
di Alkitab adalah harus supaya dipenuhi oleh Roh Kudus
• Adalah berulang. Efesus 5:18 adalah dalam bentuk present imperative,
perintah untuk terus menerus dipenuhi. Hal ini mengindikasikan bahwa itu
bukan merupakan pengalaman sekali saja, melainkan peristiwa yang
berulang.
Perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus diberikan dalam kontras dengan
peringatan jangan mabuk oleh anggur. Kemabukan memperlihatkan
ketidakmampuan orang itu untuk menguasai dirinya. Natur dari kehidupan orang
Kristen adalah kontras dengan natur dari pemabuk yang tidak terkontrol. Arti dari
plhrou/sqe - plerousthe = dipenuhi adalah penguasaan. Roh Allah yang menyertai
adalah Pribadi yang harus secara terus menerus mengontrol dan mendominasi
kehidupan orang percaya. 135
Meskipun Efesus 5:18 adalah suatu perintah untuk dipenuhi oleh Roh
Kudus dan ada petunjuk-petunjuk tentang kondisi-kondisi untuk dipenuhi, namun
tidak ada perintah di Alkitab untuk berdoa agar dipenuhi oleh Roh Kudus. Karena
perintah itu berhubungan dengan relasi yang benar dengan Roh Kudus, maka
kondisi yang menguasai relasi itu harus berkaitandengan dipenuhi oleh Roh
Kudus.

DASAR KASIH, PASAL 5:22-33


Ayat 22
Ai` gunai/kej toi/j ivdi,oij avndra,sin w`j tw/| kuri,w(
- hai istri2 - sendiri kepada suami2 seperti - Tuhan,

Ayat 23
o;ti avnh,r evstin kefalh. th/j gunaiko.j w`j kai. o` Cristo.j
karena suami adalah kepala - istri seperti juga - Kristus

kefalh. th/j evkklhsi,aj( auvto.j swth.r tou/ sw,matoj)


kepala - jemaat, Dialah Juruselamat - tubuh;

Ayat 24

135
Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament, 538.
avlla. w`j h` evkklhsi,a u`pota,ssetai tw/| Cristw/|( ou[twj kai. ai`
lalu seperti - jemaat tunduk - kpd Kristus demikian juga -

gunai/kej toi/j avndra,sin evn panti,)


istri2 - kepada suami2 dalam segala (sesuatu).

Ayat 25
Oi` a;ndrej( avgapa/te ta.j gunai/kaj( kaqw.j kai. o` Cristo.j
- Hai suami2, kasihilah - istri2, seperti juga - Kristus

hvga,phsen th.n evkklhsi,an kai. e`auto.n pare,dwken u`pe.r auvth/j(


telah mengasihi - jemaat dan diri-Nya telah menyerahkan bagi nya,

Ayat 26
i[na auvth.n a`gia,sh| kaqarisaj tw/| loutrw/| tou/
supaya dia Ia menguduskan setelah membersihkan - melalui permandian -

u[datoj evn r`h,mati(


air dengan sabda (-Nya),

Ayat 27
i[na parasth,sh| auvto.j e`autw/| e;ndoxon th.n evkklhsi,an(
supaya dapat menyerahkan Ia kepada diri-Nya yang elok - jemaat,

mh. e;cousan spi,lon h; r`uti,da h; ti tw/n toiou,twn(


tidak (yg) mempunyai noda atau kerut atau sesuatu (dari hal2) yg demikian

avll v i[na h=| a`gi,a kai. a;mwmoj)


tetapi supaya adalah kudus dan yang tidak bercela.

Ayat 28
ou[twj ovfe,lousin @kai.# oi` a;ndrej avgapa/n ta.j e`autw/n gunai/kaj
Demikian harus [juga] - suami2 mengasihi - mereka sendiri istri2

w`j ta. e`autw/n sw,mata) o` avgapw/n th.n e`autou/


seperti - mereka sendiri tubuh2. (Orang yang) mengasihi - nya sendiri
gunai/ka e`auto.n avgapa/|)
istri dirinya sendiri mengasihi.

Ayat 29
ouvdei.j ga,r pote th.n e`autou/ sa,rka evmi,shsen( avlla.
tidak satu pun Sebab pernah - nya sendiri tubuh membenci, tetapi

evktre,fei kai. qa,lpei auvth,n( kaqw.j kai. o` Cristo.j th.n


memberi makanan dan merawat dia, sama seperti juga - Kristus -

evkklhsi,an(
(terhadap) jemaat,

Ayat 30
o[ti me,lh evsme.n tou/ sw,matoj auvtou/)
Karena anggota2 kita adalah - tubuh- Nya.

Ayat 31
avnti. tou,tou kataleiyei a;nqrwpoj @to.n# pate,ra kai.
{Inilah sebabnya} akan meninggalkan laki2 - ayah (nya) dan

@th.n# mhte,ra kai. proskollhqh,setai pro.j th.n gunai/ka auvtou/(


kai.
[-] ibu (nya) dan akan disatukan dengan - istri nya, lalu

e;sontai oi` du,o eivj sa,rka mi,an)


{akan} - dua + {menjadi} tubuh satu.

Ayat 32
to. musth,rion tou/to me,ga evsti,n( evgw. de. le,gw eivj Cristo.n kai.
- Rahasia ini besar adalah, aku yaitu berkata tentang Kristus dan

@eivj# th.n evkklhsi,an)


tentang - jemaat.

Ayat 33
plh.n kai. u`mei/j oi` kaq v e[na e[kastoj th.n e`autou/ gunai/ka
Tetapi juga kamu - {satu demi satu}, masing2 - nya sendiri istri
ou[twj avgapa,tw w`j e`auto,n( h` de. gunh. i[na
dengan demikian kasihilah seperti dirinya sendiri, dan istri +{hendaklah

fobh/tai to.n a;ndra)


Ia menghormati} - suami.

Bangsa Yahudi sangat memandang rendah wanita. Dalam hukum Yahudi,


wanita bukanlah orang melainkan benda. Ia tidak mempunyai hak atas apa pun
juga; secara mutlak ia adalah milik suaminya; suaminya bebas memperlaku-
kannya sekehendak hatinya. Secara teoretis, orang Yahudi mempunyai pandangan
yang paling tinggi tentang pernikahan. Tetapi pada zaman Paulus, kenyataan
menunjukkan bahwa perceraian yang menyedihkan itu selalu menjadi sesuatu
yang sangat gampang. Hukum perceraian secara singkat tertulis dalam Ulangan
24:1.
• Hukum Yahudi : suami dapat menceraikan isterinya dengan alasan apa saja,
tetapi istri tidak dapat menceraikan suami (kecuali suami sakit kusta,
berzinah dan mengingkari agama). Pada masa Tuhan Yesus, ikatan nikah
berada dalam bahaya, juga di kalangan bangsa Yahudi.
• Hukum Yunani : Socrates pernah mengatakan, bahwa adakah orang lain
yang lebih terpercaya kecuali isteri kita – dan adakah orang lain yang
dengannya kita sangat sedikit bicara kecuali isteri kita? Di Yunani tidak ada
aturan-aturan menenai perceraian. Kehidupan berumahtangga dan keluarga
hampir hilang dan kesetiaan tak terdapat dalam kamus mereka.
• Hukum Romawi : Seneca pernah menulis, bahwa wanita-wanita itu
sesungguhnya dinikahi untuk diceraikan dan diceraikan untuk dinikahi lagi.
Hironimus bahkan membenarkan adanya seorang wanita Roma yang
menikah dengan suami yang ke-23, sedangkan bagi pria itu, wanita tersebut
adalah isterinya yang ke-21. Pada zaman Paulus, ikatan pernikahan berada
pada ambang kehancuran.
Titik tolak dalam pasal ini, yaitu kasih, tidak terlalu diperhatikan. Dalam
perikop ini Paulus berbicara soal kasih itu yang sepatutnya diberikan oleh suami
kepada isterinya.
1. Kasih itu adalah Kasih yang Berpengorbanan
Suami harus mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi gereja dan memberi-
kan diri-Nya bagi gereja. Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri.
2. Kasih itu adalah Kasih yang Menyucikan
Kristus membersihkan dan menyucikan gereja melalui pembasuhan dengan air,
yaitu pada saat setiap warga gereja mengikrarkan iman percayanya. Di sini
agaknya Paulus ingat akan salah satu kebiasaan Yunani. Salah satu kebiasaan
tatacara pernikahan Yunani ialah mempermandikan calon mempelai wanita
dengan air di sungai yang dianggap suci bagi para dewa dan dewi.
3. Kasih itu adalah Kasih yang Memberi Perhatian dan Memelihara
Seorang suami harus mengasihi isterinya seperti ia mengasihi dirinya sendiri.
Kasih yang sejati tidak menuntut pamrih, juga tidak menuntut kemikmatan bagi
dirinya sendiri, tetapi menghargai pasangannya yang ia kasihi.
4. Kasih itu Adalah Kasih yang Tak Lapuk
Demi kasih yang demikian itulah maka seorang laki-laki meninggalkan ayah
dan ibunya untuk hidup bersatu dengan isterinya. Pandangan Paulus ini benar-
benar merupakan suatu cita-cita yang luhur pada zaman di mana pria maupun
wanita begitu gampang bertukar-tukar pasangan.
5. Seluruh Hubungan itu Adalah Hubungan Di Dalam Tuhan Yesus Kristus
Dalam rumah keluarga Kristen, Yesus adalah seorang tamu yang selalu hadir
dan tetap diingat, walaupun tak dapat dilihat. Jadi, dalam pernikahan Kristen
tidak hanya terdapat pasangan yang terdiri dari dua orang, tetapi terdiri dari
tiga orang; dan orang yang ketiga itu ialah Kristus sendiri.

Istilah u`pota,ssetai -hupotassetai- tunduk; mengandung unsur ketaatan,


patuh, sikap hormat kepada suami. Ini juga menunjukkan suatu keadaan 'stand by'
karena kata tunduk ini merupakan kata kerja pasif. Walaupun pasif, kata ini tidak
menunjukkan kepada keadaan yang tak berdaya untuk berbuat apa-apa melainkan
'keadaan yang siap siaga untuk terus-menerus atau berulangkali menaati perintah
suami.' Sikap istri yang tunduk pada suami juga dapat dilihat melalui kisah Sara
yang menyebut suaminya 'Tuan.' Karena suami adalah tuan maka istri harus
tunduk. Dalam perspektif Paulus, suami memang kepala, artinya suami itu
pemimpin yang memiliki kuasa atas istrinya. Agar seseorang dipatuhi maka dia
harus mempunyai hak untuk memerintah dan yang memberikan hak itu bagi suami
adalah Tuhan sendiri.
Jadi, nasihat 'istri tunduk kepada suami' bukan berdasarkan sentimen
pribadi atau sekadar nasihat pragmatis, melainkan memiliki dasar teologis dan
nilai historis (kisah rumah tangga Abraham dan Sara).
ANAK-ANAK DAN ORANG TUA
PASAL 6:1-4

Ayat 1
Ta. te,kna( u`pakou,ete toi/j goneu/sin u`mw/n evn kuri,w\ tou/to
ga,r
- Hai Anak2, taatilah - orang tua mu [di dalam Tuhan]; ini sebab

evstin dikaion)
adalah benar.

Ayat 2
ti,ma to.n pate,ra sou kai. th.n mhte,ra( h[tij evsti.n evntolh
Hormatilah - ayah mu dan - ibu, yang adalah perintah

prw,th evn evpaggelia|(


Pertama/utama dengan janji,

Ayat 3
i[na eu= soi ge,nhtai kai. e;sh| makrocro,nioj
supaya {kamu menjadi berhasil} dan engkau adalah yg berumur panjang

evpi. th/j gh/j)


di (antara) - (manusia di) bumi.
Ayat 4
Kai. oi` pate,rej( mh. parorgi,zete ta. te,kna u`mw/n( avlla.
Dan - hai Bapak2, janganlah bangkitkan marah - anak2 mu, tetapi

evktre,fete auvta. evn paidei,a kai. nouqesi,a kuri,ou)


asuhlah mereka dengan pendidikan dan nasihat Tuhan.

Pada 6:4 dimulai dengan kata Kai.. Ini menunjukkan adanya hubungan
dengan ayat sebelumnya. Dengan kata lain, ayat 4 merupakan lanjutan dari ayat 3.
Pada ayat sebelumnya menjelaskan tentang sikap anak-anak terhadap orang
tuanya (ay 1-3). Dan pada ayat 4 adalah nasehat bagi orang tua, khususnya kaum
bapak dalam mendidik anak. Jadi, kata kai. -dan- ini menunjukkan tentang
hubungan yang erat antara anak dan orang tua.
Kata pate,rej yang berarti bapak-bapak berasal dari kata dasar path,r yang
berarti: ayah, orang tua, nenek moyang, Bapa, bapak. Dalam KJV dipakai kata ye
fathers. Dalam kasus vikatifnya, ini bentuk seruan kepada bapak-bapak. Nasehat
Paulus di dalam mendidik anak secara mutlak lebih ditujukan kepada bapak-
bapak. Di dalam keluarga, anak-anak harus hormat dan taat kepada orang tua
mereka. Dan sebagai orang tua, hendaknya menerapkan disiplin bagi anak-
anaknya. Namun, tindakan yang dilakukan janganlah seperti seorang tiran yang
picik. 136 Menurut John Albert Bengel, jika kaum ibu mendidik anak masih
memiliki kesabaran, maka kaum bapak yang mendidik anak lebih mudah terbawa
oleh kemarahannya. 137
Dalam kebudayaan Romawi pada masa hidup Paulus, terdapat banyak hal
yang membahayakan anak-anak:

1. Patria Potestas (kuasa ayah)

Yaitu kuasa mutlak yang dimiliki seorang ayah bangsa Romawi terhadap
keluarganya. Ayah dapat menjual mereka sebagai hamba, mempekerjakan mereka
di ladangnya, menghukum mereka sekehendak hatinya dan bahkan dengan
hukuman yang membawa maut. Kuasa seorang ayah Romawi terhadap si anak
berlaku terus sepanjang si ayah masih hidup. Jadi seorang anak Romawi tak akan
pernah menjadi dewasa. Sekali pun ia telah menjadi orang ternama, menjadi
hakim, atau menerima tanda-tanda penghargaan dari negara dalam bentuk apa pun,
ia tetap dalam kuasa mutlak sang ayah.

2. Kebiasaan Mempertontonkan Anak


Bila ada bayi lahir, ia akan diletakkan di hadapan kaki ayahnya. Bila sang
ayah membungkuk seraya mengangkat anak itu, maka hal itu berarti, bahwa ayah
tersebut mengakui si anak dan bersedia untuk terus memeliharanya. Tetapi bila
sang ayah berbalik meninggalkan anak tersebut, maka hal itu berarti penolakan,
dan anak itu dapat dibuang.

3. Anak-Anak yang Berpenyakit dan Cacat


Kebudayaan Romawi kuno sangat tidak berbelas kasihan kepada anak-anak
yang berpenyakit dan cacat. Seneca pernah menulis: Lembu jantan kita sembelih;
anjing gila kita cekik; ternak yang sakit kita binasakan agar tidak mencemari

136
Gavin Reid, Handbook to the Bible. Terjemahan (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 682.
137
John Albert Bengel, New Testament Word Studies. Vol II (Grand Rapids, Michigan: Kregel
Publications, 1978), 418.
kawanannya; dan anak-anak yang lemah dan cacat kita buang. Seorang anak
yang lemah dan cacat, sangat sedikit harapannya untuk dapat hidup.
Keadaan yang seperti inilah yang menjadi titik tolak Paulus untuk
menuliskan pandangan dan nasehat-nasehatnya kepada anak-anak dan orang tua.
Paulus menetapkan agar supaya anak anak patuh dan hormat kepada orang tuanya.
Menurutnya, ini adalah perintah yang pertama. Mungkin maksudnya ialah bahwa
perintah ini adalah perintah pertama yang harus diingat dan diajarkan kepada
seorang anak Kristen. Penghormatan yang dimaksudkan Paulus di sini bukanlah
sekedar penghormatan basa-basi. Cara untuk menghormati orang tua adalah
mematuhi perintah orang tua, menghargai mereka dan sekali-kali tidak membuat
mereka sakit hati.
Kata ti,ma -tima- hormatilah- ayat 2, berasal dari akar kata ti,maw -timao-
menghormati, menetapkan harga, mengakui kedudukan). 138
Sangat menarik bahwa Paulus mengalamatkan hal ini langsung kepada
anak-anak. Kemungkinan sebagai keluarga Kristen, anak-anak juga hadir ketika
ibadah berlangsung, dan mendengarkan Paulus berbicara.
Kata kerja hormatilah merupakan suatu perintah langsung yang
disampaikan oleh Paulus kepada anak-anak. Perintah ini sifatnya berlangsung
terus-menerus (present). Mereka diberi perintah untuk harus menghormati orang
tua mereka secara terus-menerus.
Gaebelein menulis, to honor (ti,ma) is more than obey. It is to respect and
esteem. Obedience on the part of children consist in listening to the advice given
by parents (hypakoute). 139
Jadi menghormati orang tua merupakan suatu perintah dan kewajiban dari
seorang anak terhadap orang tua secara terus menerus. Penghormatan adalah lebih
daripada ketaatan, yaitu menghargai dan mengasihi mereka.
Perintah utama untuk menghormati orang tua diberikan dengan disertai janji
yaitu menjadi berhasil dan berumur panjang di bumi. Kata evpaggelia -promise,
primarily alawterm, dehoting a summons (epi, upon, angello, to proclaim,
announce), also meant an undertaking to do or give something a promise. Di
dalam 2 Kor. 1:20 the plural is used of every promise by God. 140

138
Samuel Bagster & Sons LTD, The Analytical Greek Lexicon (London: Marylebone Lane,
1971), 405; Barclay M. Newman, Kamus Yunani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), 173.
139
Frank Gaebelein, The Expositor’s Bible Commentary (Grand Rapids, Michigan: Zondervan
Publishing House, 1978), 80-81.
140
W.E.Vine, An Expository Dictionary of New Testament Words (USA: Fleming H. Revell
Company, 1940), 219.
Allah mengasihi umat-Nya, perintah untuk taat kepada orang tua disertai
dengan suatu janji. Ini penting bahwa janji itu adalah berasal dari Allah (Kel 20:12;
Ul 5:16). Dalam kasih-Nya, Allah tidak pernah lupa untuk menepati janji.
Menurut Warren Wiersbe, janji dalam ayat 3 ini sebenarnya berkenaan
dengan orang-orang Yahudi pada waktu mereka memasuki tanah Kanaan, tetapi
Paulus menerapkannya pada orang-orang Kristen pada zaman sekarang. 141
Abineno menambahkan, anggota-anggota jemaat di Efesus adalah orang-orang
yang berasal dari bangsa kafir. Sesuai dengan itu, maka yang Paulus maksudkan
di sini dengan evpi. th/j gh/j -epi tes ges =di bumi= bukanlah Tanah Kanaan,
tetapi bumi atau dunia, di mana mereka diam. 142
Paulus menasehatkan bapak-bapak untuk tidak membangkitkan amarah
pada anak-anak mereka. Bengel, setelah mempertimbangkan mengapa perintah itu
secara mutlak ditujukan kepada bapak-bapak, berkata bahwa ada semacam bakat
kesabaran yang dimiliki oleh kaum ibu, sedangkan bapak-bapak lebih mudah
terbawa oleh kemarahannya (Kol 3:21).
Kata parorgi,zete -parorgizete- dapat diterjemahkan mengganggu,
memanaskan hati, membuat menjadi marah, membangkitkan amarah. Seorang
ayah harus menyerah atau mau mengaku salah ketika dia memang bertindak tanpa
alasan kepada anak-anaknya. 143 Frasa mh, parorgi,zete (present) dapat
diterjemahkan: janganlah selalu memaksakan kehendak yang dapat
membangkitkan amarah, sekarang dan terus menerus. 144
Istilah anak yang dipakai Paulus diterjemahkan dari kata te,kna = tekna
dalam bentuk neuter. Dengan demikian te,kna mengandung makna laki-laki
maupun perempuan. Walaupun pada masa itu anak perempuan nampak kurang
berharga jika dibandingkan dengan anak laki-laki, tetapi nampaknya Paulus tidak
memandang pembatasan tersebut. 145 Dalam sistem pendidikan Yahudi, pada
umumnya anak perempuan tidak dididik dalam sekolah sinagoge. Mereka dididik
di rumah dalam keterampilan rumah tangga sebagai persiapan untuk menikah. 146
Ada beberapa jenis kata yang digunakan dalam konsep Yunani tentang
anak, dan kata te,kna menunjuk pada anak sampai usia 7 tahun. 147 Kata ini juga

141
Waren Wiersbe, Kaya di dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 1976), 143.
142
Abineno, Tafsiran Alkitab: Surat Efesus, 210.
143
Barker (ed.), NIV Study Bible, 1799.
144
Homer A. Kent, Ephesian: Everyman's Bible Commentary (Chicago: Moody Press, 1971),
109.
145
Klyne Snodgrass, Ephesians, The NIV Aplication Commentary (Michigan: Zondervan,
1996), 322.
146
Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2003), 24.
147
Colin Brown (ed.), Dictionary of New Testament Theology. Vol.1 (Michigan: Zondervan,
1986), 280.
menunjuk kepada anak sebagai hasil keturunan orang tua, dan sering menunjukkan
relasi Allah sebagai Bapa kita (Luk 11:13; Mat 7:11). 148
Kata berikut yang digunakan Paulus adalah evktre,fete -ektrefete-
merupakan suatu perintah. Kata evktre,fete dari kata dasar evktre,fw (present)
dapat diartikan; mengasuh (NIV: bring them up), mendidik (termasuk memberi
makan) merupakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus. Tidak ada
batasan usia. perbuatan. Menurut Talmud, seorang ayah memiliki 5 tanggung
jawab terhadap anak laki-lakinya, yaitu: 149
• Mengajarkan taurat
• Menyunat
• Menebus anak sulung dari Tuhan
• Mencari istri
• Mengajarkan suatu keahlian
Istilah paidei,a -paideia- menerangkan bagaimana mengasuh dan
menangani anak yang sedang bertumbuh, yang mana membutuhkan suruhan,
ajaran, perintah, dan mungkin sedikit paksaan untuk disiplin atau hukuman. 150
Kata paidei,a ini biasanya digunakan dalam konteks pendidikan keluarga.
Pendidikan formal Yunani dimulai di sekolah dasar (untuk anak laki-laki) pada
umur 7-15 tahun. Di sana mereka belajar atletik, puisi, filosofi, drama, musik, dan
berpidato. Setelah itu, mereka yang ingin melanjutkan dapat memasuki
gymnasium. 151
Seorang ayah Yahudi yang ideal harus memiliki keseimbangan antara kasih
dan ketegasan. 152 Kata paidei,a dapat diterjemahkan mendidik dengan mengajar,
menuntun atau menghukum (2Tim 3:16). Dalam KJV dipakai kata nurture,
sedangkan dalam NIV dipakai kata in the training. 153
Kata nouqesi,a –nouthesia- menunjuk kepada peringatan, teguran, nasihat
yang baik. 154 Jika paideia lebih berbicara masalah tindakan, maka nouthesia lebih
berbicara mengenai kata-kata. Seorang ayah Kristen yang baik harus mengajarkan

148
Ibid, 286.
149
J.I. Packer & Merrill C. Tenney, Ensliklopedi Fakta Alkitab (Malang: Gandum Mas, 2001),
849-850.
150
Gerhard Kittel & Gerhard Friedrich, Theological Dictionary of The New Testament. Vol. 5
(Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1976), 96
151
Ruth Connel & Allan M., The Lion Encyclopedia of the Bible (Australia: Anzca Books,
1978), 251.
152
Packer & Tenney, Ensliklopedi Fakta Alkitab, 850.
153
Kenneth Barker (ed.), NIV Study Bible (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2002), 1801.
154
Kittel & Fiedrich, Theological Dictionary of The New Testament. Vol.4 (Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1976), 1020.
anak-anaknya dengan tindakan dan kata-kata, dan semua harus bersumber kepada
Tuhan.
Sebagai seorang suami Kristen, maka ia harus mendidik istri dan anak-
anaknya dengan mengasihi dan memberikan dorongan di dalam Tuhan. Tidaklah
cukup jika hanya membesarkan atau memelihara anak-anak secara jasmani dengan
menyediakan makanan, tempat berlindung serta pakaian. Akan tetapi juga ia
(bapak) harus memelihara mereka secara emosional dan spiritual. Pertumbuhan
yang seimbang adalah secara intelek, secara jasmani, secara rohani, dan secara
sosial. Alkitab tidak mengajarkan bahwa pendidikan anak diserahkan kepada
lembaga-lembaga lain di luar rumah tangga, meskipun lembaga itu dapat
menolong. Akan tetapi, pendidikan anak-anak dipercayakan oleh Allah kepada
orang tua.

TUAN DAN HAMBA


PASAL 6:5-9

Ayat 5
Oi` dou/loi( u`pakou,ete toi/j kata. sa,rka kuri,oj
- Hai Hamba2, taatilah - menurut ukuran manusia tuan2

meta. Fo,bou kai. tro,mou evn a`plo,thti th/j kardi,aj u`mw/n


dengan rasa hormat dan kegentaran dengan yang tulus - hati mu

w`j tw/| Cristw/|(


seperti - kepada Kristus,

Ayat 6
mh. kat v ovfqalmodouli,an w`j avnqrwpa,reskoi( avll v
jangan dengan cara pelayanan di depan mata seperti yg menyenangkan orang tetapi

w`j dou/loi Cristou/ poiou/ntej to. qe,lhma tou/ qeou/ evk yuch/j(
seperti hamba2 Kristus lakukanlah - kehendak - Allah {dgn senang hati}
Ayat 7
met v euvnoi,aj douleu,ontej w`j tw/| kuri,w| kai. ouvk
dengan gairah melayani sebagai hamba seperti - kepada Tuhan dan bukan

avnqrw,poij(
kepada manusia2,
Ayat 8
eivdo,tej o[ti e[kastoj eva,n ti poih,sh| avgaqo,n(
ketahuilah bahwa masing2 (orang) jikalau sesuatu ia telah melakukan yang baik,

tou/to komi,setai para. kuri,ou( ei;te dou/loj ei;te


yang sama ia akan menerima dari Tuhan, {baik} hamba +{maupun}

evleu,qeroj)
(orang) merdeka.

Ayat 9
Kai. oi` ku,rioi( ta. auvta. poiei/te pro.j auvtou,j( avnie,tej
Dan - hai tuan2, (hal2) yg sama lakukanlah terhadap mereka, berhentilah dari

th.n avpeilh,n( eivdo,ntej o[ti kai. auvtw/n kai. u`mw/n o` ku,rio,j


- ancaman, ketahuilah bahwa {baik} mereka +{maupun} kamu - Tuhan
evstin evn ouvranoi/j( kai. proswpolhmyi,a ouvk e;stin par v auvtw/|)
berada di surga, dan sikap memandang muka tidak ada pada Nya.

Kata dou/loj -doulos- hamba (Ibr ebed) yang dapat diartikan; budak, hamba
pelayan. Artinya, seseorang yang bekerja untuk keperluan orang lain, untuk
melaksanakan kehendak orang lain. Ia pekerja, yang menjadi milik tuannya. 155
Asal-usul budak yang paling umum adalah:
1. Lahir sebagai keturunan budak. Ini tergantung pada jiwa undang-undang
dari negara-negara tertentu, yang mengatur liku-liku perbudakan yang
bermacam-macam itu, termasuk keturunannya
2. Praktik yang luas terjadi, yakni membuang anak-anak yang tidak
diinginkan; anak-anak ini tersedia untuk diperbudak oleh setiap orang yang
mau membesarkan mereka
3. Menjual anak sendiri menjadi budak
4. Merelakan diri menjadi budak karena masalah ekonomi; seperti utang
5. Budak karena dihukum
6. Diculik atau dirampas
7. Perdagangan budak, melewati batas-batas kerajaan Romawi. 156
Bila Paulus menulis sesuatu kepada hamba-hamba dalam gereja, maka
agaknya jumlah para hamba itu sangat banyak. Dalam kekaisaran Roma terdapat

155
J.D.Douglas (peny.), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jilid 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2007), 360.
156
Ibid., 201.
60 juta orang hamba. Pada zaman Paulus ada tendensi pada warga negara Roma
untuk bermalas-malas. Kenyataan bahwa Roma menguasai seluruh dunia,
menimbulkan keangkuhan pada warga negaranya dan menganggap rendah
seseorang yang bekerja.
Itulah sebabnya seluruh pekerjaan secara praktis dilakukan oleh hamba-
hamba. Bahkan pekerjaan sebagai dokter, guru, dan jenis-jenis pekerjaan yang
berhubungan erat dengan Kaisar, seperti misalnya sekretaris dengan tugas surat-
menyurat, maupun juru uang yang mengatur keuangan, semuanya dilakukan oleh
para hamba.
Collin Brown menuliskan bahwa dou/loj -doulos – (ay 8) secara alami tidak
berhak atas dirinya tetapi menjadi hak orang lain. Dou/loj mengabdi selaku
bawahan dengan posisi seorang budak yang hina. Ia selalu diperlakukan secara
liar; tetapi ia juga bisa diperlakukan secara ramah. Ia mempunyai status yang sama
dengan orang merdeka. Namun, secara keseluruhan, kehidupan budak adalah satu
tenaga kerja dan layanan wajib di dalam rumah tangga dan bekerja di muka umum.
Idaman kebebasan dibatasi oleh kesadaran dari ketergantungan dan pengabdian
selaku bawahan dalam jabatan yang hina dan tercela. 157
Brown juga menulis bahwa hamba-hamba harus patuh kepada tuan-tuan
mereka dalam segala hal tanpa melihat sikap tuan mereka (1Ptr 2:18).
Perbandingan untuk perintah yang patut atau yang seharusnya mereka lakukan
terdapat dalam Kolose 3:22; Efesus 6:5; 1 Timotius 6:1; Titus 2:9. 158
Aristoteles pernah mengatakan, bahwa tidak mungkin ada persahabatan
antara tuan dan hamba, karena antara keduanya sedikit pun tak ada persamaan,
karena hamba adalah perkakas yang hidup, dan perkakas itu adalah hamba yang
mati. Kaisar Augustus pernah menghukum mati (disalibkan) seorang hamba yang
bersalah membunuh seekor burung puyuh piaraan.
Seorang penulis Romawi pernah menulis, bahwa apa pun yang dilakukan
oleh tuan atas hambanya, entah itu tanpa atau dengan pertimbangan, baik dalam
keadaan marah atau atas dasar kemauan penuh, baik secara sadar atau tidak sadar,
semua itu adalah keputusan, keadilan, dan hukum.
Keadaan yang mengerikan inilah yang melatarbelakangi nasehat-nasehat
Paulus bagi hamba-hamba dalam perikop ini, Jadi, kita harus membaca nasehat
Paulus menurut latarbelakang itu. Nasehat-nasehat Paulus bagi para hamba adalah
sama dengan berita Injil bagi para pekerja Kristen.

157
Collin Brown, The International Dictionary of New Testament Theology. Vol 3 (Grand
Rapids, Michigan Zondervan Pub. House, 1982), 592-593.
158
Collin Brown, The International Dictionary of New Testament Theology. Vol 2. (Grand
Rapids, Michigan: Zondervan Pub. House, 1982), 596.
• Berlaku sebagai orang Kristen yang baik, di mana pun mereka berada.
Amanat Agung dari iman Kristen kepada setiap orang ialah bahwa di mana
pun Allah telah menempatkan kita, maka kita harus memberlakukan
kehidupan Kristiani. Iman Kristen tidak membuat kita melarikan diri dari
keadaan, tetapi justru untuk menaklukkan keadaan.
• Bekerja baik dengan penuh kesadaran, seakan-akan Allah langsung
mengawasi mereka, dan bukan hanya karena adanya pengawasan dari
tuannya. Bagi para tuan pun Paulus memberikan nasehat. Setiap tuan harus
ingat, bahwa sekali pun ia tuan, ia tetap adalah hamba Allah. Segala yang
dilakukannya tidak pernah lepas dari mata Allah.

Sedangkan istilah evleu,qeroj -eleutheros (ay 8) berarti kebebasan, kemerdekaan


di dalam kesadaran menjadi tidak terikat pada yang lain, mampu untuk
menempatkan diri. Ini berlawanan dengan perbudakan. Eleuthero (adj) adalah
bebas, kelahiran yang merdeka. Kata benda dan sifat seringkali dapat digunakan
untuk menandakan sikap mental yang menggunakan kebebasan. Bisa jadi yang
digunakan kebanyakan adalah karena di dalam kesadaran, yang baik dari Tuhan,
sedang berada dalam kendali dirinya, murah hati. Tetapi itu dapat juga digunakan
pada kesadaran yang tidak baik menjadi sembrono, atau tidak dikendalikan.
Karakteristik orang merdeka kristiani adalah orang yang tetap memiliki status
sebagai hamba, tetapi sebagai hamba Kristus (1Ptr 2:16; 1Kor 9:19) yang telah
memiliki kebebasan dari keterikatan dosa oleh karena Kristus yang telah
menanggung dosa. 159
Eleutheros, orang bebas, muncul dalam 1 Korintus 7:21, 22b. Pandangan
Alkitab tenang kebebasan dilatarbelakangi pemikiran tentang penahanan dalam
penjara atau perbudakan. Kebebasan berarti kebahagiaan berdasarkan
pembebasan dari perbudakan, memasuki kehidupan baru dalam sukacita dan
kepuasan yang tak mungkin diperoleh sebelumnya. 160
Di negara-negara Yunani pada umumnya seorang budak dapat dibebaskan
asalkan ia menyetujui suatu 'kontrak' pelayanan, artinya ia melanjutkan pekerjaan
yang sama tetapi bukan lagi sebagai budak melainkan sebagai orang merdeka
secara hukum. 161
Kata proswpolhmyi,a -prosopolemfia- sikap memandang muka (ay 9)
seringkali terjadi antara hamba dan tuan, orang kaya dan orang miskin; orang kaya
lebih senang bergaul dengan orang kaya, sedangkan karena orang miskin sering
159
Collin Brown, The International Dictionary of New Testament Theology. Vol 1. (Grand
Rapids, Michigan: Zondervan Pub. House, 1982), 715, 718.
160
Douglas (peny.), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jilid 1, 166-167.
161
Ibid., 201.
diperlakukan dengan tidak adil, maka mereka hanya menerima saja karena
memang tidak dapat berbuat apa-apa. Begitu juga dengan tuan dan hamba, tuan
sering menganggap bahwa hamba bukanlah apa-apa, mereka tidak memandang
bahwa hamba juga ciptaan Tuhan yang mulia sama seperti mereka.

PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH


PASAL 6:10-20

Ayat 10
Tou/ loipou/( evdunamou/sqe evn kuri,w kai. evn tw|/
Akhirnya, hendaklah kamu dikuatkan di dalam Tuhan dan di dalam -

kra,tei th/j ivscu,oj auvtou/)


kuasa - dari kekuatan Nya.
Ayat 11
evndu,sasqe th.n panopli,an tou/ qeou/ pro.j to.
Kenakanlah - persenjataan lengkap - Allah supaya -

du,nasqai u`ma/j sth/nai pro.j ta.j meqodei,aj tou/ diabo,lou\


sanggup kamu berdiri melawan - tipu muslihat - dari Iblis;

Ayat 12
o[ti ouvk e;stin h`mi/n h` pa,lh pro.j
karena {bukanlah} pada kita - perjuangan melawan

ai=ma kai. sa,rka( avlla. pro.j ta.j avrca,j(


(manusia dari) darah dan daging, tetapi melawan - pemerintah2 supernatural,

pro.j ta.j evxousi,aj( pro.j tou.j kosmokra,toraj tou/


melawan - penguasa2, melawan - penguasa2 dunia/kuasa2 supernatrural -

sko,touj tou,tou( pro.j ta. pneumatika. th/j ponhri,aj evn


kegelapan ini, melawan (kekuatan2) rohani - dari kejahatan di

toi/j evpourani,oij)
- langit.

Ayat 13
dia. tou/to avnala,bete th.n panopli,an tou/ qeou/( i[na
{Sebab itu} angkatlah - persenjataan lengkap - Allah, supaya

dunhqh/te avntisth/nai evn th/| e`me,ra| th| ponhra/| kai. a[panta


kamu sanggup melawan pada - hari - yang jahat dan segala (sesuatu)

katergasa,menoi sth/nai)
setelah melakukan/menyelesaikan/menaklukkan berdiri tegak.

Ayat 14
sth/te ou=n perizwsa,menoi th.n ovsfu.n u`mw/n evn
berdirilah tegap Karena itu ikatilah - pinggang mu dengan

avlhqei,a|( kai. evndusa,menoi ton qw,raka th/j dikaiosu,nhj(


kebenaran, dan kenakanlah - tutup dada - keadilan,

Ayat 15
kai. u`podhsa,menoi tou.j po,daj evn evtoimasia| tou/
dan pakailah - (pada) kaki2 dengan (sepatu) kesediaan/lars -

euvaggeli,ou th/j eivrh,nhj(


(untuk) Kabar Baik - damai sejahtera,

Ayat 16
evn pa/sin avnalabo,ntej to.n qureo.n th/j pi,stewj( evn w=|
dalam segala (sesuatu) angkatlah - perisai - iman, {dengannya}

dunh,sesqe pa,nta ta. be,lh tou/ ponhrou/ ta.


kamu akan sanggup semua - panah2 (si) jahat [(yang)]

pepurwme,na sbe,sai\
telah dinyalakan dengan api memadamkan;

Ayat 17
kai. th.n perikefalai,an tou/ swthri,ou de,xasqe( kai. th.n ma,cairan tou/
dan - topi baja - keselamatan ambillah dan - pedang -

pneu,matoj( o[ evstin r`h/ma qeou/)


Dari Roh, {yaitu} - sabda Allah.

Ayat 18
dia. pa,shj proseuch/j kai. deh,sewj( proseuco,menoi evn panti.
Dengan segala doa dan permohonan berdoalah pada setiap
kairw/| evn pneu,mati( kai. eivj auvto. avgrupnou/ntej evn pa,sh|
waktu dalam Roh, dan terhadap (hal) ini memberi perhatian dengan segala

proskarterh,sei kai. den,sei peri. pa,ntwn tw/n a`gi,wn(


ketekunan dan permohonan bagi semua (orang2) kudus,

Ayat 19
kai. u`pe.r evmou/( i[na moi doqh/| lo,goj evn
dan untuk aku, supaya kepadaku diberikan perkataan ketika

avnoi,xei tou/ sto,mato,j mou( evn parrhsi,a| gnwri,sai


pembukaan - mulut ku, dengan keberanian untuk memberitahukan

to. musth,rion tou/ euvaggeli,ou(


- rahasia - Kabar Baik,

Ayat 20
u`pe.r ou= presbeu,w evn a`lu,sei( i[na
untuk (nya) yang aku adalah utusan dalam keadaan dipenjara, supaya

evn au.tw/| parrhsia,swmai w`j dei/ me lalh/sai)


tentang dia aku berbicara dengan berani sebagaimana harus aku berbicara.

Ketika Paulus berpisah dengan para pengikutnya, ia memikirkan betapa


berat perjuangan yang masih akan mereka hadapi. Karena itu Paulus menasihatkan
para pembaca untuk memasuki peperangan rohani hari lepas hari dengan
mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Peperangan yang mereka hadapi
sebagai tubuh Kristus adalah terhadap Iblis dengan seluruh pasukannya.
Nama-nama yang Paulus sebutkan, seperti penguasa-penguasa, pemerintah-
pemerintah dan penghulu-penghulu dunia, adalah sebutan untuk berbagai jenis roh
jahat. Bagi Paulus, seluruh alam semesta merupakan medan laga. Orang-orang
percaya tidak hanya berjuang melawan serangan-serangan manusia, tetapi juga
berjuang melawan serangan dari kuasa-kuasa jahat/Setan yang berjuang melawan
Allah.
Kata avrca,j -arkhas- dari kata dasar arch -arkhe- yang diterjemahkan;
penguasa, penguasa supernatrural, pemerintah supernatrural, batas kekuasaan. 162
Dalam Perjanjian Baru, arkhe dipakai untuk Setan, 'penguasa dunia,' dalam bentuk

162
Sutanto, Perjanjian Baru: Interlinear dan Konkordansi, Jilid II, 117.
jamak dipakai untuk penguasa Romawi dan Yahudi. 163 Jadi, 'penguasa dunia' yang
dimaksud adalah yang mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pemerintahan
demi kepentingan keamanan yang bertindak pada tahap yang berbeda, apakah
melalui seorang raja atau atau melalui seorang pribadi (pemerintah wilayah).
Kata sko,touj -skotous- dari kata dasar sko,toj yang diterjemahkan
kegelapan. Dapat menunjuk kepada tempat yang tidak diketahui, keadaan orang
yang digelapkan oleh dosa, yang tidak percaya kepada Tuhan, atau dunia yang
jahat. 164 Jadi kosmokra,toraj sko,touj adalah penghulu dunia kejahatan. Kata
kosmokra,tor jarang digunakan dan biasanya kata ini digunakan untuk para dewa,
dalam astrologi planet, sebagai penguasa sorga. Dalam Efesus 6:12, ini adalah satu
istilah yang menggambarkan kekuatan yang jahat dengan mana orang-orang
percaya harus berkelahi. Itu menandakan kekuatan dan kelengkapan mereka.
Berperang melawan Iblis/Setan harus menggunakan perlengkapan yang
dikaruniakan Tuhan. Orang yang tidak mengenakan perlengkapan Kristus atau
Kristus dalam peperangan rohani adalah orang yang bisa disebut gila atau
konyol. 165
Kata evndu,sasqe -endusasthe- pada ayat 11. Dari akar kata evndu,w yang
diterjemahkan put on, dress, 166 yang berarti mengenakan, menanamkan, dan
memakai. Bentuk imperativ artinya orang percaya wajib mengenakan seluruh
perlengkapan senjata Allah. Bentuk tense aorist di sini menyatakan bahwa saat
seseorang menggunakan perlengkapan itu merupakan awal dan juga terakhir. Jadi
terjadi satu kali untuk selamanya.
Kata panopli,an -panoplian- persenjataan lengkap, sempurna dan cocok.
Perlengkapan yang telah Allah sediakan bagi orang percaya adalah perlengkapan
perang yang betul-betul komplit/lengkap dan sempurna.
Jika melihat setiap alat perlengkapan perang itu, maka dapat disimpulkan
bahwa perlengkapan itu memiliki dwi fungsi yaitu untuk bertahan dan untuk
menyerang.
Perlengkapan untuk bertahan: ikat pinggang, baju zirah, kasut, perisai, dan
ketopong keselamatan. Agar dapat bertahan dalam peperangan, penting sekali
mengenakan perlengkapan ini, yaitu fungsinya memudahkan menghindari
serangan musuh, melindungi organ tubuh yang penting agar dapat tetap tegak

163
Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 1, 612.
164
Sutanto, Perjanjian Baru: Interlinear dan Konkordansi, Jilid II, 710.
165
Charles Hodge, A Commentary on The Epistle to the Ephesians (London: The Banner of
Truth Trust, 1964), 274.
166
Horst Balz & Gerhard Scneider, Exegetical Dictionary of The New Testament Vol.I
(Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1990), 451.
berdiri, agar dapat menepis serangan panah yang kecil namun sangat berbahaya
dan melindungi bagian paling sentral yaitu kepala.
Perlenglapan untuk melawan: pedang berfungsi untuk mematahkan,
menghancurkan, dan membinasakan musuh. Jadi dengan menggunakan selengkap
senjata Allah, betul-betul bahwa kemenangan ada dipihak orang percaya. Dan
yang paling penting adalah doa. Doa di sini memiliki pengertian sebagai sikap
dalam menggunakan setiap perlengkapan itu dan juga suatu pengharapan dalam
permohonan di hadapan Tuhan bagi semua orang percaya. 167
Kata du,nasqai -dunasthai- pada ayat 11 = dapat, sanggup, dan mampu.
Bentuk present infinitif menunjukkan terus menerus atau berulangkali
disanggupkan bertahan melawan tipu muslihat Iblis.
Jadi, dengan menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah akan
membuat seseorang terus-menerus atau berulang kali disanggupkan oleh Tuhan
untuk menghadapi tipu muslihat Setan/Iblis.
Kata meqodei,aj -methodeias- pada ayat 11 = kelicikan, kecerdasan, dan
tipu muslihat. Dan kata diabo,lou -diabolou- pada ayat 11 = Iblis, si pemfitnah,
pemberi informasi bohong. Sesuai dengan arti namanya, Iblis menyerang orang
percaya adalah dengan strateginya yang paling utama yaitu menipu, dan serangan
Iblis yang paling dasar adalah terhadap sifat Allah (Taman Eden). 168
Paulus tiba-tiba seperti melihat satu gambaran yang nyata di hadapannya.
Selama ini ia terbelenggu di bawah pengawasan seorang prajurit Romawi. Siang
malam prajurit itu ada di sisinya untuk memastikan bahwa ia tidak akan melarikan
diri.
Ketika Paulus menulis Surat Efesus, perlengkapan senjata prajurit-prajurit
itu memberikan suatu gambaran yang khusus baginya. Orang Kristen pun
hendaknya memiliki perlengkapan senjata. Dan satu demi satu disebutnya
perlengkapan persenjataan prajurit Romawi itu untuk kemudian diterjemahkan ke
dalam pengertian-pengertian Kristiani.

1. Perizwsa,menoi th.n ovsfu.n -perizowasamenoi ten osfun- Ikat pinggang =


kebenaran (6:14)
Ikat pinggang itu sebenarnya melekat pada seragam dan sekaligus tempat
menyandangkan pedang; dengan demikian prajurit itu bebas bergerak. Orang
Kristen akan bergerak secara bebas dan cepat karena mereka tidak ragu lagi akan
kebenaran yang ada pada dirinya.
167
Thomas J. Sappington, Hancurkan Kuasa Iblis dalam Diri Anda (Yogyakarta: Yayasan
ANDI, 1998), 233-234.
168
Peter C Wagner, Adu Kuasa Dengan Penghulu Kegelapan (Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 1998), 105.
2. qw,raka th/j dikaiosu,nhj -thoraka tes dikaiosunes- Baju Zirah – keadilan
(6:15)
Baju zirah (rompi anti peluru) terbuat dari lempengan atau rantai logam,
dari leher – pinggang depan maupun belakang (ingat strategi falanks), untuk
melindungi anggota-anggota tubuhnya yang penting. Orang yang berbaju zirah
keadilan tentu kebal terhadap serangan-serangan yang menimpanya.
Satu-satunya cara untuk menangkis setiap tuduhan yang dilontarkan
terhadap iman Kristen adalah menunjukkan betapa baiknya kehidupan orang
Kristen itu. Sebab, keadilan dalam Kristus tanpa dipraktikan dalam kehidupan
hanya memberi kesempatan kepada Iblis. Keadilan = beri kepada Allah, yang
merupakan milik Allah dan beri kepada manusia yang merupakan milik manusia.
Tidak mungkin Iblis dapat meruntuhkan iman seorang Kristen yang jujur dan
benar (bnd. Kis.23:1; 24:16; 1 Ptr.3:16).

3. Po,daj evn evtoimasia -podas en etoimasia- Kasut kaki (6:15)


Prajurit Romawi memakai sepatu sandal yang berpaku pada solnya agar
dapat menahan kaki mereka dengan baik untuk berperang. Kasut kaki/sandal
adalah perlengkapan yang dipakai orang yang siap segera bergerak. Salah satu ciri
Kristen ialah bahwa ia bersedia bergerak dan rela untuk memberitakan Injil damai
sejahtera, terutama kepada mereka yang belum pernah mendengarnya (siap sedia,
baik tidak baik waktunya, beritakanlah Injil).

4. qureo.n th/j pi,stewj -thureon tes pisteos- Perisai Iman (6:16)


Yang dimaksud oleh Paulus bukanlah perisai yang berukuran kecil tetapi
perisai besar yang berbentuk bujur yang biasa digunakan dalam perang besar.
Ukuran perisai tentara Romawi adalah satu meter kali 62,5 cm. Salah satu senjata
yang sangat membahayakan dalam perang zaman dulu ialah anak-anak panah
yang tajam dan berapi. Anak-anak panah itu dibidikkan setelah terlebih dulu
dicelupkan ke dalam ter panas. Ujung panah yang panas itu akan dinyalakan
sebelum dilepas dari busurnya. Perisai berukuran besar itu terdiri dari dua lapis
kayu, yang direkatkan satu pada yang lain. Anak panah yang menyala itu akan
segera padam jika menimpa perisai itu.
Pencobaan-pencobaan atas iman kita adalah ibarat anak-anak panah itu.
Menurut Paulus, iman tidak lain kecuali keyakinan penuh pada Kristus. Jika kita
berjalan berdampingan dengan Kristus, kita akan diselamatkan dari setiap
pencobaan.
5. Perikefalai,an tou/ swthri,ou -perikefalaian tou soterion- Ketopong (topi
baja) Keselamatan (6:17)
Berukuran lebih kurang 4 kali 2 kaki, dilapisi kulit yang kasar. Dikenakan
di kepala. Mengapa kepala harus dilindungi? Iblis menyerang akal budi atau rasio
(ingat Kisah Adam dan Hawa di Eden). Iblis selalu berusaha mengacaukan pikiran
kita dengan berbagai keraguan dan ketakutan, karena itu kepala kita harus
dilindungi dengan ketopong keselamatan (pengalaman Martin Luther).
Keselamatan bukanlah sesuatu yang hanya berkaitan dengan masa lalu.
Keselamatan yang dalam Kristus itu memberikan pengampunan atas segala dosa
kita pada masa lalu dan memberikan kita kekuatan untuk melawan dosa pada masa
yang akan datang.

6. Ma,cairan tou/ pneu,matoj -makhairan tou pneumatos- Pedang Roh –


Firman Allah (6:17)
Sebilah pedang pendek untuk perkelahian jarak dekat. Sebagaimana pedang
berguna di tangan prajurit, demikian juga firman Allah di dalam diri orang
beriman. Makin mengenal firman Allah dengan lebih baik, makin mudah kita
mengetahui dusta Iblis dan menolak tawarannya. Perjungan ilahi tak mungkin kita
menangkan tanpa firman Allah.

7. Doa = Senjata terbesar (6:18)


Ada tiga hal dari Paulus mengenai doa.
• evn panti. kairw/| -en panti kairo- berdoa harus dilakukan terus-menerus
(setiap waktu). Kata evn (dativ) menunjukkan bahwa kalimat tersebut
sebagai objek tak langsung atau penderita dari kata proseuco,menoi -
proseukhomenoi- (verb, present, partisif, medium, maskulin, jmk,
nominatif) yang merupakan subjek kalimat atau pokok kalimat yang
menekankan bahwa berdoa itu selalu dilakukan secara terus-menerus atau
berulang-ulang, dalam waktu sekarang. Istilah panti menunjukkan bahwa
tidak ada tingkat atau batasan dalam berdoa. 169
• avgrupnou/ntej -agrupnountes- (verb, present, aktif, partisip, jmk, mask,
nominatif), dari kata avgrupnew -agrupnew- yang berarti tidak tidur,
berjaga-jaga.

169
Horst Balz & Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary of The New Testament, Vol I-III
(Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1993).
Kata avgrupnew memiliki pengertian bahwa dalam berdoa kita hendaknya
terus-menerus waspada seperti seorang prajurit yang baik, wajib siaga
senantiasa, tidak habis dan tidak terlelap.
Kata avgrupnou/ntej juga berkaitan dengan ajaran Tuhan Yesus mengenai
waktu kedatangan-Nya kelak tanpa pemberitahuan dan adanya pencobaan
yang senantiasa di luar dugaan. 170
Kata avgrupnou/ntej sebagai subjek yang menekankan bahwa doa itu harus
selalu dilakukan dengan senantiasa berjaga-jaga dan dengan segala
ketekunan menaikan syafaat kepada Allah.
Berdoa harus dilakukan secara sungguh-sungguh, tekun. proseuch/j -
proseukhes-(noun, fem, singlr, genetif) artinya tiarap – lutut bertemu
kening. proseuch/j digolongkan sebagai bentuk doa permohonan
(petitionary prayer) yang menjadi suatu kebiasaan, 171 namun juga
menyatakan sikap yang utuh dan sempurna dalam berdoa. Teks ini
menegaskan ketabahan dan kesetiaan dalam berdoa.
Kata deh,sewj -deeseos- (noun, fem, snglr, genetif) berasal dari akar kata
deomai yang dalam Perjanjian Baru berarti to ask, to seek. Paulus dalam
Roma 10:1 menggunakan kata deh,sewj untuk menjelaskan dia sebagai
pengantara kepada saudara-saudaranya yang di dalam daging, sehingga
deh,sewj seringkali dipakai sebagai perantara. Namun deh,sewj juga
sebagai catatan bahwa doa sebagai wujud kekudusan secara umum. 172 Kata
proseuch/j dan deh,sewj dihubungkan dengan kata kai (kata sambung,
coordinating, kopulativ), dimana kata ini bukan hanya menggabungkan dua
kata yaitu doa dan permohonan namun ia menerangkan bahwa doa dan
permohonan saling berkait dan tidak dapat dipisahkan.
• den,sei peri. pa,ntwn tw/n a`gi,wn – memiliki arti semua orang kudus. Kata
sifat pa,ntwn tw/n a`gi,wn (genetif, jamak, maskulin), dan no degree berarti
kalimat ini menunjukkan semua orang kudus, tanpa ada batasannya atau
tingkatannya. Berdoa tidak boleh hanya untuk diri sendiri

170
Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, Vol IV (Grand Rapids,
Michigan: Baker Book House, 1931), 552.
171
Gerhard Kittel (ed), Theological Dictionary of the New Testament, Vol.2 (Grand Rapids,
Michigan: William B. Eerdmans, 1974), 807-808.
172
Kittel (ed), Theological Dictionary of the New Testament, Vol.2, 40-41.
Sedangkan kata den,sei (noun, fem, sing, dtv), menunjuk kepada objek tak
langsung yang berarti kepada.
Seorang penafsir berkata bahwa permohonan tersebut mencakup semua
orang kudus, baik yang berdiam di Efesus maupun yang berdiam di
berbagai tempat, di dunia ini. 173
Ketiga sikap inilah yang ingin disampaikan Paulus. Bahwa kita (pendeta,
penatua, pimpinan gereja lainnya, dan semua anggota gereja) telah mengenakan
perlengkapan senjata pada saat kita diselamatkan tetapi perlengkapan itu harus
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan seorang prajurit Kristen adalah
perlengkapan senjatanya, perlengkapan senjata yang disediakan baginya oleh
Allah.
Paulus ingin setiap orang percaya tidak hanya menggunakan senjata
perlengkapan rohani saja dalam berperang melawan Iblis, tetapi juga setiap orang
percaya harus menjadikan doa sebagai dasar dalam peperangan rohani tersebut.

BERITA TERAKHIR
PASAL 6:21-24

Ayat 21
[Ina de. eivdh/te kai. u`mei/j ta. kat v evme.( ti,
supaya Ada pun tahu juga kamu (hal2) tentang aku, apa yg/(dlm
keadaan) bagaimana
pra,ssw( pa,nta gnwri,sei u`mi/n Tu,cikoj
aku mengerjakan/aku berada, semua hal akan memberitahukan kepadamu Tikhikus

o` avgaphto.j avdelfo.j kai. pisto.j dia,konoj evn kuri,w|(


- yang dikasihi saudara dan yang dapat dipercayai pelayan dalam Tuhan

Ayat 22
o[n e;pemya pro.j u`ma/j eivj auvto. tou/to( i[na gnw/te
yang aku utus kepada kamu untuk {hal inilah}, supaya kamu mengetahui

ta. peri. h`mw/n kai. parakale,sh| ta.j kardi,aj u`mw/n)


(hal2) tentang kami dan menghibur - hati mu.

Ayat 23
Eivrh,nh toi/j avdelfoi/j kai. avga,ph meta. pi,stewj avpo. qeou/

173
Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, 1989), 224.
Damai sejahtera - bagi saudara2 seiman dan kasih dengan iman dari Allah

patro.j kai. kuri,ou vIhsou/ Cristou/)


Bapa dan Tuhan Yesus Kristus.

Ayat 24
h` ca,rij meta. pa,ntwn tw/n avgapw,ntwn to.n ku,rion u`mw/n
- Anugerah menyertai semua (orang2 yang) mengasihi - Tuhan kita

vIhsou/n Cristo.n evn avfqarsi,a)


Yesus Kristus (yang) dalam/dengan ketidakbinasaan/tidak berhenti.

Paulus mengakhiri suratnya dengan berkat – dan dalam ucapan berkat ini
muncullah lagi kata-kata yang agung itu :
• Damai = kebutuhan utama manusia (6:23)
• Iman = bersandar mutlak kepada Kristus (6:23)
• Anugerah = pemberian cuma-cuma dari Allah atas dasar kasih (6:24)
Dengan demikian, ayat 24 menjelaskanbahwa anugerah menyertai orang
mengasihi dan menunjukkan kasihnya secara terus-menerus kepada Tuhan Yesus
Kristus. Dengan kasih yang tidak pernah berhenti (kekal). Anugerah itu menjadi
milik orang itu, sebagai pemberian cuma-cuma dari Tuhan.

Batu, 11 Desember 2005

D I K TAT
S-1
HERMENEUTIK & TAFSIR
SURAT PENJARA
(EFESUS)

O
l
e
h

Dr. Erni M.C. Efruan, D.Th.

STT EKUMENE
Fakultas Theologia
Jakarta, Pebruari 2022
STT EKUMENE, JAKARTA
Mata Kuliah : Tafsir (Surat Penjara: Efesus)
Beban : 2 SKS
Dosen : Dr. Erni M.C. Efruan, D.Th.
Program : S-1, Pascasarjana
Fakultas : Theologia
Prasyarat : Introduksi PB
Bahasa Yunani Dasar
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu menggali isi Perjanjian Baru secara khusus Surat
Penjara (Efesus) dan mengaplikasikan di dalam kehidupan Pribadi dan
Pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi surat Efesus secara exegesis.
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA JAM KULIAH


INTRODUKSI
1:1-2 Pertama
1:3-6
1:7-12
1:13-14
1:15-19 Kedua dan Ketiga
1:20-23
2:1-3
2:4-10
2:11-21
3:1-13 Keempat dan Kelima
3:14-19
3:20-21
4:1-16
4:17-32 Keenam dan ketujuh
5:1-17
5:18-21
5:22-33
6:1-4 Kedelapan
6:5-9
6:10-18
6:19-20
6:21-24

EVALUASI:
A. Makalah : 50%
B. Presentasi Pribadi : 50%

EVALUASI:
A. Makalah Pribadi : 50%
Isi 8 halaman
1. Pilihlah Efesus pasal 1-6
2. Analisa isi Alkitab (introduksi)
1. Analisa sejarah dan latar belakang
2. Analisa sastra
3. Analisa konteks
 Konteks Jauh
 Konteks Dekat
4. Analisa arti kata/hal-hal penting (dictionary, ensiklopedia, analitical,
interlinear)
5. Analisa tata bahasa
6. Komentar (sumber harus jelas: FN)
7. Theologi
8. Aplikasi/relevansi/implikasi/implementasi
Format Makalah:
− Quarto
− 2 spasi
− Times New Roman
− Font 12
− A4

KEPUSTAKAAN

1. Abbott-Smith, G., A Manual Greek Lexicon of the New Testament. Edinburgh:


T. and T. Clark, 1937.
2. Abineno, J.L.Ch., Tafsiran Alkitab Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1982.
3. Arndt and Gingrich, The Analitycal Greek-English Lexicon. London: Samuel
Bagster and Sons LTD, 1971.
4. Balz, Horst and Schneider, Gerhard, Exegetical Dictionary of The New
Testament. Vol.1. Grand Rapids, Michigan: William B Eerdmans Publishing
Company, 1982.
5. Bagster, Samuel, The Analytical Greek Lexicon. Slough, Bucks: Hollen Street
Press Ltd, 1971.
6. Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Galatia-Efesus. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2004.
7. Blass, F. and Debrunner, A., A Greek Grammar of The New Testament.
Chicago: The University of Chicago Press, 1961.
8. Brown, Collin, Dictionary of New Testament Theology. Vol.3. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan Pub. House, 1979.
9. Brown, Colin (ed.), New International Dictionary of New Testament Theology.
Grand Rapids: Zondervan, 1986.
10. Bruce, F. F., The Epistle to the Ephesians. London: Pickering & English, 1961.
11. Bruce, F.F., Vine’s Expository of Old and New Testament Words. Grand Rapids,
Michigan: Baker Book House, 1981.
12. Frame, John M., Suatu Analisis Terhadap Pemikirannya Cornelius Van Til.
Surabaya: Momentum, 2002.
13. Gaebelein, Frank E. (ed), Expositors Bible Commentary. Vol.2. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1978.
14. Henry, Carlf F.H., God, Revelation and Authority. 6 vols. Waco, Texas: Word,
1976.
15. Keener, Craig S., Bible Background Commentary New Testament. Downers
Grove, Illinois: Inter-Varsity Press, 1993.
16. Kittel, Gerhard and Friedrich, Gerhard, Theological Dictionary of The New
Testament. Vol.4, 5. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1976.
17. Lincoln, Andrew T., World Biblical Commentary Ephesians. Dallas: Word
Books, 1990.
18. Milligan, George, Moulton The Vocabulary of The Greek Testament. Grand
Rapids, Michigan: William B, Eerdmans Publishing Company, 1930.
19. Packer, J.I. & Tenney, Merrill C., Ensliklopedi Fakta Alkitab. Malang:
Gandum Mas, 2001.
20. Rienecker, Frits, A Linguistic Key to The New Testament. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1980.
21. Simpson, E.K. and Bruce, F.F., The New International Commentary on The
New Testament. Michigan: Grand Rapids, 1979.
22. Snodgrass, Klyne, The NIV Aplication Commentary: Ephesians. Grand
Rapids, Michigan: Zondervan, 1996.
23. Stott, John R.W., The Message of Ephesians. Leicester, England, Downers
Grove, Illinois: InterVarsity Press, 1998.
24. Tenney, Merrill C., Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1992.
25. Tulluan, Ola, Introduksi Perjanjian Baru. Batu-Malang: Dep. Literatur YPPII,
1983.
26. Vine, W.E., An Expository Dictionary of New Testament Words. New Jersey:
Revell Co, 1966.
27. Zodhiates, Spiros, The Complete Word Study Dictionary New Testament.
Chattanooga: AMG Publisher, 1993.

KEPUSTAKAAN

1. Abbott-Smith, G., A Manual Greek Lexicon of the New Testament. Edinburgh:


T. and T. Clark, 1937.
2. Abineno, J.L.Ch., Tafsiran Alkitab Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1982.
3. Arndt and Gingrich, The Analitycal Greek-English Lexicon. London: Samuel
Bagster and Sons LTD, 1971.
4. Balz, Horst and Schneider, Gerhard, Exegetical Dictionary of The New
Testament. Vol.1. Grand Rapids, Michigan: William B Eerdmans Publishing
Company, 1982.
5. Bagster, Samuel, The Analytical Greek Lexicon. Slough, Bucks: Hollen Street
Press Ltd, 1971.
6. Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Galatia-Efesus. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2004.
7. Blass, F. and Debrunner, A., A Greek Grammar of The New Testament.
Chicago: The University of Chicago Press, 1961.
8. Brown, Collin, Dictionary of New Testament Theology. Vol.3. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan Pub. House, 1979.
9. Brown, Colin (ed.), New International Dictionary of New Testament Theology.
Grand Rapids: Zondervan, 1986.
10. Bruce, F. F., The Epistle to the Ephesians. London: Pickering & English, 1961.
11. Bruce, F.F., Vine’s Expository of Old and New Testament Words. Grand Rapids,
Michigan: Baker Book House, 1981.
12. Frame, John M., Suatu Analisis Terhadap Pemikirannya Cornelius Van Til.
Surabaya: Momentum, 2002.
13. Gaebelein, Frank E. (ed), Expositors Bible Commentary. Vol.2. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1978.
14. Henry, Carlf F.H., God, Revelation and Authority. 6 vols. Waco, Texas: Word,
1976.
15. Keener, Craig S., Bible Background Commentary New Testament. Downers
Grove, Illinois: Inter-Varsity Press, 1993.
16. Kittel, Gerhard and Friedrich, Gerhard, Theological Dictionary of The New
Testament. Vol.4, 5. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1976.
17. Lincoln, Andrew T., World Biblical Commentary Ephesians. Dallas: Word
Books, 1990.
18. Milligan, George, Moulton The Vocabulary of The Greek Testament. Grand
Rapids, Michigan: William B, Eerdmans Publishing Company, 1930.
19. Packer, J.I. & Tenney, Merrill C., Ensliklopedi Fakta Alkitab. Malang:
Gandum Mas, 2001.
20. Rienecker, Frits, A Linguistic Key to The New Testament. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1980.
21. Simpson, E.K. and Bruce, F.F., The New International Commentary on The
New Testament. Michigan: Grand Rapids, 1979.
22. Snodgrass, Klyne, The NIV Aplication Commentary: Ephesians. Grand
Rapids, Michigan: Zondervan, 1996.
23. Stott, John R.W., The Message of Ephesians. Leicester, England, Downers
Grove, Illinois: InterVarsity Press, 1998.
24. Tenney, Merrill C., Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1992.
25. Tulluan, Ola, Introduksi Perjanjian Baru. Batu-Malang: Dep. Literatur YPPII,
1983.
26. Vine, W.E., An Expository Dictionary of New Testament Words. New Jersey:
Revell Co, 1966.
27. Zodhiates, Spiros, The Complete Word Study Dictionary New Testament.
Chattanooga: AMG Publisher, 1993.
D I K TAT
S-2
TAFSIR PERJANJIAN BARU
(SURAT EFESUS)

O
L
E
H

Pdt. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


MA Pastoral Konseling
Medan, 11-15 Februari 2008
INSTITUT INJIL INDONESIA
Mata Kuliah : Exposisi PB: Surat Efesus
Beban SKS : 3 SKS
Dosen : Pdt. Erni Takaliuang, MTh.
Program : MA Medan/2008
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu menggali isi Perjanjian Baru secara khusus Surat
Penjara (Efesus) dan mengaplikasikan di dalam kehidupan pribadi dan
pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi Kitab Efesus secara exegesis.
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA JAM KULIAH


INTRODUCTION
1:1-2 Hari Pertama
1:3-6
1:7-12
1:13-14
1:15-19 Hari Kedua
1:20-23
2:1-3
2:4-10
2:11-21
3:1-13 Hari Ketiga
3:14-19
3:20-21
4:1-16
4:17-32 Hari Keempat
5:1-17
5:18-21
5:22-33
6:1-4 Hari Kelima
6:5-9
6:10-18
6:19-20
6:21-24

EVALUASI:
Makalah : 100%
Isi 10 halaman
3. Pilihlah pasal 1-6
4. Analisa isi Alkitab (introduksi)
9. Analisa sejarah dan latar belakang
10. Analisa sastra
11. Analisa konteks
5. Konteks Jauh
6. Konteks Dekat
12. Analisa arti kata/hal-hal penting (dictionary, ensiklopedia, analitical,
interlinear)
13. Analisa tata bahasa
14. Komentar (sumber harus jelas)
15. Teologi
16. Aplikasi/relevansi/implikasi/implementasi

− Ketik 2 spasi
− Quarto
− Times New Roman
− Font 12
− A4

KEPUSTAKAAN
1. Arndt-Gingrich, Greek – English Lexicon of the New Testament and Other
Early Christian Literature (The University of Chicago Press, 1957)
2. Rienecker & Rogers, Linguistic Key to the Greek New Testament
(Zondervan, 1980)
3. Exegetical Dictionary of The New Testament
4. New Testament, Greek-Indonesian Interlinear and Concordance I, II
5. Merril C Tenney (ed.), Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible
(Grand Rapids: Zondervan, 1975)
6. J.D. Douglas (ed.), New Bible Dictionary (Grand Rapids: Eerdmans, 1962)
7. David Alexander dan Pat Alexander (ed.), Eerdmans Handbook to the Bible
(Grand Rapids: Eerdmans, 1973)
8. W.E. Vine, An Expository Dictionary of New Testament Words (1984)
9. Gerhard (ed.), Theological Dictionary of the New Testament, Vol. I-IV
(Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1967)
D I K TAT

EXPOSISI
SURAT EFESUS

O
L
E
H

Ny. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


Fakultas Lintas Budaya
Surabaya, 3-7 September 2007
INSTITUT INJIL INDONESIA
Mata Kuliah : Exposisi PB: Surat Penjara
Kode M.K. : BPB-351
Beban SKS : 2 SKS
Dosen : Ny. Erni Takaliuang, MTh.
TK/Sm./Thn : III/2/2006-2007
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu mengeksposisikan Surat Efesus dan
mengaplikasikan di dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi Kitab Efesus secara eksposisional
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA JAM KULIAH


INTRODUCTION Jam kuliah ke-1, 2
Efesus 1:1-2 Jam kuliah ke-3, 4
1:3-6 Jam kuliah ke-5
1:7-12 Jam kuliah ke-6, 7
1:13-14 Jam kuliah ke-8
1:15-19 Jam kuliah ke-9, 10
1:20-23 Jam kuliah ke-11, 12
2:1-3 Jam kuliah ke-13
2:4-10 Jam kuliah ke-14, 15
2:11-21 Jam kuliah ke-16, 17
3:1-13 Jam kuliah ke-18
3:14-19 Jam kuliah ke-19
3:20-21 Jam kuliah ke-20
4:1-16 Jam kuliah ke-21
4:17-32 Jam kuliah ke-22
5:1-17 Jam kuliah ke-23
5:18-21 Jam kuliah ke-24
5:22-33 Jam kuliah ke-25
6:1-4 Jam kuliah ke-26
6:5-9 Jam kuliah ke-27
6:10-18 Jam kuliah ke-28
6:19-20 Jam kuliah ke-29
6:21-24 Jam kuliah ke-30
EVALUASI:
Makalah : 60%
7. isi 5 halaman
8. pilihlah pasal 1-6
1. analisa latar belakang konteks historis teks (introduksi)
2. kata-kata/hal-hal penting (dictionary, ensiklopedia, analitical,
interlinear)
3. komentar (sumber harus jelas)
4. teologi Surat Efesus
5. aplikasi/relevansi
9. ketik 2 spasi
10. quarto
11. Times New Roman
12. font 12
Tentamen : 40%

KEPUSTAKAAN
10. Arndt-Gingrich, Greek – English Lexicon of the New Testament and Other
Early Christian Literature (The University of Chicago Press, 1957)
11. Rienecker & Rogers, Linguistic Key to the Greek New Testament
(Zondervan, 1980)
12. Exegetical Dictionary of The New Testament
13. New Testament, Greek-Indonesian Interlinear and Concordance I, II
14. Merril C Tenney (ed.), Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible
(Grand Rapids: Zondervan, 1975)
15. J.D. Douglas (ed.), New Bible Dictionary (Grand Rapids: Eerdmans, 1962)
16. David Alexander dan Pat Alexander (ed.), Eerdmans Handbook to the Bible
(Grand Rapids: Eerdmans, 1973)
17. W.E. Vine, An Expository Dictionary of New Testament Words (1984)
18. Gerhard Kittel (ed.), Theological Dictionary of the New Testament, Vol. I-
IV (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1967)
INSTITUT INJIL INDONESIA
Mata Kuliah : Exposisi PB: Surat Penjara
Kode M.K. : BPB-351
Beban SKS : 2 SKS
Dosen : Ny. Erni Takaliuang, MTh.
TK/Sm./Thn : III/2/2006-2007
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu mengeksposisikan Surat Efesus dan
mengaplikasikan di dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi Kitab Efesus secara eksposisional
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA JAM KULIAH


INTRODUCTION Jam kuliah ke-1, 2
Efesus 1:1-2 Jam kuliah ke-3, 4
1:3-6 Jam kuliah ke-5
1:7-12 Jam kuliah ke-6, 7
1:13-14 Jam kuliah ke-8
1:15-19 Jam kuliah ke-9, 10
1:20-23 Jam kuliah ke-11, 12
2:1-3 Jam kuliah ke-13
2:4-10 Jam kuliah ke-14, 15
2:11-21 Jam kuliah ke-16, 17
3:1-13 Jam kuliah ke-18
3:14-19 Jam kuliah ke-19
3:20-21 Jam kuliah ke-20
4:1-16 Jam kuliah ke-21
4:17-32 Jam kuliah ke-22
5:1-17 Jam kuliah ke-23
5:18-21 Jam kuliah ke-24
5:22-33 Jam kuliah ke-25
6:1-4 Jam kuliah ke-26
6:5-9 Jam kuliah ke-27
6:10-18 Jam kuliah ke-28
6:19-20 Jam kuliah ke-29
6:21-24 Jam kuliah ke-30
EVALUASI:
Makalah : 60%
13. isi 5 halaman
14. pilihlah pasal 1-6
6. analisa latar belakang konteks historis teks (introduksi)
7. kata-kata/hal-hal penting (dictionary, ensiklopedia, analitical, interlinear)
8. komentar (sumber harus jelas)
9. teologi Surat Efesus
10. aplikasi/relevansi
15. ketik 2 spasi
16. quarto
17. Times New Roman
18. font 12
Tentamen : 40%

KEPUSTAKAAN
19. Arndt-Gingrich, Greek – English Lexicon of the New Testament and Other
Early Christian Literature (The University of Chicago Press, 1957)
20. Rienecker/Rogers, Linguistic Key to the Greek New Testament (Zondervan,
1980)
21. Exegetical Dictionary of The New Testament
22. New Testament, Greek-Indonesian Interlinear and Concordance I, II
23. Merril C Tenney (ed.), Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible
(Grand Rapids: Zondervan, 1975)
24. J.D. Douglas (ed.), New Bible Dictionary (Grand Rapids: Eerdmans, 1962)
25. David Alexander dan Pat Alexander (ed.), Eerdmans Handbook to the Bible
(Grand Rapids: Eerdmans, 1973)
26. W.E. Vine, An Expository Dictionary of New Testament Words (1984)
27. Gerhard Kittel (ed.), Theological Dictionary of the New Testament, Vol. I-
IV (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1967)
D I K TAT

EXPOSISI
SURAT EFESUS

O
L
E
H

Ny. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


Batu, 20-29 Maret 2007
D I K TAT

EXPOSISI
SURAT EFESUS

O
L
E
H

Ny. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


Fakultas Lintas Budaya
Surabaya, 30-2 November 2006
D I K TAT

EXPOSISI
SURAT EFESUS

o
l
e
h

Ny. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


Batu, 11 Desember 2005
INSTITUT INJIL INDONESIA
Mata Kuliah : Exposisi PB: Surat Penjara
Kode M.K. : BPB-351
Beban SKS : 2 SKS
Dosen : Ny. Erni Takaliuang, MTh.
TK/Sm./Thn : III/2/2005-2006
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu menggali Surat Efesus dan mengaplikasikan di
dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi Kitab Efesus secara exegesis.
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA JAM KULIAH


INTRODUCTION Jam kuliah ke-1, 2
Efesus 1:1-2 Jam kuliah ke-3, 4
1:3-6 Jam kuliah ke-5
1:7-12 Jam kuliah ke-6, 7
1:13-14 Jam kuliah ke-8
1:15-19 Jam kuliah ke-9, 10
1:20-23 Jam kuliah ke-11, 12
2:1-3 Jam kuliah ke-13
2:4-10 Jam kuliah ke-14, 15
2:11-21 Jam kuliah ke-16, 17
3:1-13 Jam kuliah ke-18
3:14-19 Jam kuliah ke-19
3:20-21 Jam kuliah ke-20
4:1-16 Jam kuliah ke-21
4:17-32 Jam kuliah ke-22
5:1-17 Jam kuliah ke-23
5:18-21 Jam kuliah ke-24
5:22-33 Jam kuliah ke-25
6:1-4 Jam kuliah ke-26
6:5-9 Jam kuliah ke-27
6:10-18 Jam kuliah ke-28
6:19-20 Jam kuliah ke-29
6:21-24 Jam kuliah ke-30
EVALUASI:
Makalah : 60%
19. isi 5 halaman
20. pilihlah pasal 1-6
11. analisa latar belakang konteks historis teks (introduksi)
12. kata-kata/hal-hal penting (konkordansi)
13. komentar (sumber harus jelas)
14. teologi Surat Efesus
15. aplikasi/relevansi
21. ketik 2 spasi
22. quarto
23. Times New Roman
24. font 12
Tentamen : 40%

KEPUSTAKAAN
28. The Interlinear Greek – English New Testament
29. Vine’s Expository Dictionary
30. Exegetical Dictionary of The New Testament
31. New Testament, Greek-Indonesian Interlinear and Concordance I, II
32. Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible (ed. Merril C Tenney, Grand
Rapids: Zondervan, 1975)
33. New Bible Dictionary (ed. J.D. Douglas, Grand Rapids: Eerdmans, 1962)
34. Eerdmans Handbook to the Bible (ed. David Alexander dan Pat Alexander,
Grand Rapids: Eerdmans, 1973)

D I K TAT
EXPOSISI
SURAT EFESUS

o
l
e
h

Ny. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


PROGRAM MA
Batu, 18-22 Juni 2007
INSTITUT INJIL INDONESIA
Mata Kuliah : Exposisi PB: Surat Penjara
Beban SKS : 3 SKS
Dosen : Ny. Erni Takaliuang, MTh.
Program : MA/2007
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu menggali Surat Penjara (Efesus) dan
mengaplikasikan di dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi Kitab Efesus secara exegesis.
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA JAM KULIAH


INTRODUCTION
1:1-2 Hari Pertama
1:3-6
1:7-12
1:13-14
1:15-19 Hari Kedua
1:20-23
2:1-3
2:4-10
2:11-21
3:1-13 Hari Ketiga
3:14-19
3:20-21
4:1-16
4:17-32 Hari Keempat
5:1-17
5:18-21
5:22-33
6:1-4 Hari Kelima
6:5-9
6:10-18
6:19-20
6:21-24

EVALUASI:
Makalah : 60%
25. Isi 10 halaman
26. Pilihlah pasal 1-6
17. Analisa sejarah dan latar belakang (introduksi PB)
18. Analisa konteks
27. Konteks Jauh
28. Konteks Dekat
19. Analisa arti kata/hal-hal penting (dictionary, ensiklopedia, analitical,
interlinear)
20. Analisa tata bahasa (struktur teks/garis besar teks)
21. Komentar (sumber harus jelas)
22. Teologi
23. Aplikasi/relevansi
29. ketik 2 spasi
30. quarto
31. Times New Roman
32. font 12
Tentamen : 40%

KEPUSTAKAAN
5. Arndt-Gingrich, Greek – English Lexicon of the New Testament and Other
Early Christian Literature (The University of Chicago Press, 1957)
6. Rienecker/Rogers, Linguistic Key to the Greek New Testament (Zondervan,
1980)
7. Exegetical Dictionary of The New Testament
8. New Testament, Greek-Indonesian Interlinear and Concordance I, II
9. Merril C Tenney (ed.), Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible
(Grand Rapids: Zondervan, 1975)
10. J.D. Douglas (ed.), New Bible Dictionary (Grand Rapids: Eerdmans, 1962)
11. David Alexander dan Pat Alexander (ed.), Eerdmans Handbook to the Bible
(Grand Rapids: Eerdmans, 1973)
12. W.E. Vine, An Expository Dictionary of New Testament Words (1984)
13. Gerhard Kittel (ed.), Theological Dictionary of the New Testament, Vol. I-
IV (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1967)

D I K TAT
S2
EKSPOSISI SURAT PENJARA
(EFESUS)

O
l
e
h

Pdt. Erni Takaliuang, MTh.

INSTITUT INJIL INDONESIA


MA Pendidikan Kristen
Tarakan, 23-25 Nopember 2009
INSTITUT INJIL INDONESIA
Mata Kuliah : Tafsir PB Surat Efesus
Beban SKS : 3 SKS
Dosen : Pdt. Erni Takaliuang, MTh.
Program : MA Pendidikan Kristen
=========================================================
TIU : Agar mahasiswa mampu menggali isi Perjanjian Baru secara khusus Surat
Penjara (Efesus) dan mengaplikasikan di dalam kehidupan pribadi dan
pelayanannya.
Deskripsi Mata Kuliah: Mempelajari isi surat Efesus secara exegesis.
Rencana Kuliah:

POKOK BAHASAN RENCANA HARI KULIAH


INTRODUKSI
1:1-2 Pertama
1:3-6
1:7-12
1:13-14
1:15-19 Kedua
1:20-23
2:1-3
2:4-10
2:11-21
3:1-13
3:14-19
3:20-21
4:1-16
4:17-32 Ketiga
5:1-17
5:18-21
5:22-33
6:1-4
6:5-9
6:10-18
6:19-20
6:21-24

EVALUASI:
A. Presentasi Kelompok 50%
B. Makalah Pribadi 50%

KEPUSTAKAAN
1. Abbott-Smith, G., A Manual Greek Lexicon of the New Testament. Edinburgh:
T. and T. Clark, 1937.
2. Abineno, J.L.Ch., Tafsiran Alkitab Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1982.
3. Arndt and Gingrich, The Analitycal Greek-English Lexicon. London: Samuel
Bagster and Sons LTD, 1971.
4. Balz, Horst and Schneider, Gerhard, Exegetical Dictionary of The New
Testament. Vol.1. Grand Rapids, Michigan: William B Eerdmans Publishing
Company, 1982.
5. Bagster, Samuel, The Analytical Greek Lexicon. Slough, Bucks: Hollen Street
Press Ltd, 1971.
6. Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Galatia-Efesus. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2004.
7. Blass, F. and Debrunner, A., A Greek Grammar of The New Testament.
Chicago: The University of Chicago Press, 1961.
8. Brown, Collin, Dictionary of New Testament Theology. Vol.3. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan Pub. House, 1979.
9. Brown, Colin (ed.), New International Dictionary of New Testament Theology.
Grand Rapids: Zondervan, 1986.
10. Bruce, F. F., The Epistle to the Ephesians. London: Pickering & English, 1961.
11. Bruce, F.F., Vine’s Expository of Old and New Testament Words. Grand Rapids,
Michigan: Baker Book House, 1981.
12. Frame, John M., Suatu Analisis Terhadap Pemikirannya Cornelius Van Til.
Surabaya: Momentum, 2002.
13. Gaebelein, Frank E. (ed), Expositors Bible Commentary. Vol.2. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1978.
14. Henry, Carlf F.H., God, Revelation and Authority. 6 vols. Waco, Texas: Word,
1976.
15. Keener, Craig S., Bible Background Commentary New Testament. Downers
Grove, Illinois: Inter-Varsity Press, 1993.
16. Kittel, Gerhard and Friedrich, Gerhard, Theological Dictionary of The New
Testament. Vol.4, 5. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1976.
17. Lincoln, Andrew T., World Biblical Commentary Ephesians. Dallas: Word
Books, 1990.
18. Milligan, George, Moulton The Vocabulary of The Greek Testament. Grand
Rapids, Michigan: William B, Eerdmans Publishing Company, 1930.
19. Packer, J.I. & Tenney, Merrill C., Ensliklopedi Fakta Alkitab. Malang:
Gandum Mas, 2001.
20. Rienecker, Frits, A Linguistic Key to The New Testament. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1980.
21. Simpson, E.K. and Bruce, F.F., The New International Commentary on The
New Testament. Grand Rapids, 1979.
22. Snodgrass, Klyne, The NIV Aplication Commentary: Ephesians. Grand
Rapids, Michigan: Zondervan, 1996.
23. Stott, John R.W., The Message of Ephesians. Leicester, England, Downers
Grove, Illinois: InterVarsity Press, 1998.
24. Tenney, Merrill C., Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1992.
25. Tulluan, Ola, Introduksi Perjanjian Baru. Batu-Malang: Dep. Literatur YPPII,
1983.
26. Vine, W.E., An Expository Dictionary of New Testament Words. New Jersey:
Revell Co, 1966.
27. Zodhiates, Spiros, The Complete Word Study Dictionary New Testament.
Chattanooga: AMG Publisher, 1993.

Anda mungkin juga menyukai