Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SEJARAH GEREJA INDONESIA


“SEJARAH GEREJA GMIM KANAAN PISA, TOMBATU”

DISUSUN OLEH;

MARIO M.C MANDEY


201941209

DOSEN:

IBU. PDT. DR. EVI S. E. TUMIWA,. M.TH

YAYASAN GMIM Ds. A. Z. R. WENAS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
FAKULTAS TEOLOGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, atas berkat penyertaan-Nya
yang telah mengaruniakan kesehatan, kemampuan serta hikmat, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas dalam bentuk makalah dengan materi“Sejarah gereja GMIM Kanaan
Pisa. Tombatu”.
Makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kuliah sebagai tugas
semester dalam mata kuliah Sejarah Gereja Indonesia. Disampaikan terima kasih banyak
juga kepada dosen ibu Pdt. Dr. Evi S. E. Tumiwa,. M.Th.
Sangat besar harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan, pemahaman bahkan informasi baru bagi para pembaca.
Saya memohon maaf karena menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penulisannya.
Terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati.

Tombatu, 20 April 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN......................................................................................................................................ii
A. Latar Belakang.................................................................................................................................ii
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................ii
C. Tujuan.............................................................................................................................................iii
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
A. Sejarah GMIM.................................................................................................................................1
B. Daerah Tombatu (Wilayah Pelayanan GMIM Kanaan Pisa)............................................................4
C. Sejarah Desa Pisa, Tombatu (Tempat Gereja GMIM Kanaan Pisa berdiri).....................................5
D. Sejarah GMIM Kanaan Pisa, Tombatu............................................................................................7
E. Gambar/Foto Gedung Gereja, Pastori, Pelsus, Pdt dan Bipra GMIM Kanaan Pisa, Tombatu........13
BAB III.....................................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gereja Masehi injili di Minahasa di singkat GMIM adalah suatu gereja di Indonesia
yang beraliran Calvinisme di dirikan di Minahasa, Sulawesi Utara pada tahun 1934 setelah di
pisahkan dari gereja induknya, Indische Kerk dan pada tanggal 30 September 1934 GMIM di
nyatakan sebagai gereja mandiri. Tanggal ini di peringati sebagai hari jadi GMIM.
GMIM adalah Gereja anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Dewan Gereja-
gereja se-Duniadan Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia. Selain itu, GMIM juga
merupakan bagian dari Gereja Protestan di Indonesia dan anggota dari Sinode Am Gereja-
gereja di Suluttenggo (SAG), yang terdiri atas Gereja-gereja di Sulawesi Utara, tengah, dan
Gorontalo.
Terbentuknya Jemaat GMIM Kanaan Pisa adalah bagian dari penginjilan NZG
(Nederlans Zendeling Genoutschap) yang mengutus tenaga penginjil di Minahasa yaitu Johan
Fredrich Riedel dan Johan Gottlieb Schwarz yang tiba di Minahasa pada tanggal 12 Juni 1831
(GMIM kemudian menjadikan 12 Juni sebagai tanggal peringatan penginjilan dan pendidikan
Kristen). Riedel dan Schwarz dalam penginjilannya berpisah tempat. Riedel di Tondano dan
Schwarz di Langowan (karena focus kita pada jemaat Tompaso maka kita membicarakan
khusus penginjilan Schwarz).
Schwarz lahir di Jerman tahun 1800 dan meninggal pada tanggal 1 Februari 1859 dan
dikubur di Langowan. Semasa hidup dalam melaksanakan misi penginjilan di Minahasa, ia
mengunjungi banyak tempat di Minahasa seperti : Ratahan, Belang, Tompaso, Kawangkoan,
Kema sampai Likupang.
Strategi penginjilan Schwarz dilakukannya melalui pembentukan jemaat dan
mendirikan sekolah-sekolah. Di Tompaso untuk pertama kalinya Schwarz membaptis anak-
anak sekolah.

B. Rumusan Masalah
1.    Menelusuri sejarah Gereja GMIM Kanaan Pisa, Tombatu
2.    Menjelaskan Sejarah Gereja GMIM Kanaan Pisa, Tombatu
3.    Menjelaskan Struktur Kepemimpinan Gereja GMIM Kanaan Pisa, Tombatu

C. Tujuan
1.      Sebagai tugas untuk mengikuti mata kuliah Sejarah Gereja Indonesia
2.      Sebagai tulang punggung Gereja kita mempunyai tanggung jawab untuk mengetahui
sejarah Gereja kita, (Untuk mengetahui sejarah Gereja GMIM Kanaan Pisa, Tombatu).
3.      Untuk menambah wawasan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah GMIM

Gereja Masehi Injili di Minahasa (disingkat GMIM) adalah salah satu kelompok
gereja Protestan di Indonesia yang beraliran Calvinisme. GMIM didirikan di Minahasa,
Sulawesi Utara pada Didirikan pada 1934 di Minahasa, Sulawesi Utara setelah dipisahkan
dari gereja induknya, Indische Kerk dan pada tanggal 30 September 1934 GMIM dinyatakan
sebagai Gereja mandiri. Tanggal ini diperingati sebagai hari jadi GMIM.

Kekristenan mulai diperkenalkan di tanah Minahasa oleh dua misionaris Jerman yang
dididik di Belanda, yaitu Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz, yang diutus
oleh Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), badan pekabaran Injil asal Belanda. Pada
tanggal 12 Juni 1831 mereka tiba di daerah ini untuk memberitakan Injil. Tanggal ini
diperingati oleh GMIM sebagai Hari Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah
Minahasa.

GMIM adalah bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI). Diproklamasikan sebagai
gereja yang mandiri pada 30 September 1934, dan selama delapan tahun pertama dipimpin
oleh para pendeta Belanda, seperti: Pdt. Dr. E. A. A. de Vreede. Kemudian, sejak tahun 1945
kepemimpin diemban oleh pendeta pribumi dengan terpilihnya Ds. A. C. R. Wenas sebagai
pimpinan gereja.

Pada tahun 2005 GMIM mempunyai sekitar 900 pendeta, 65% di antaranya adalah
perempuan, yang melayani 818 gereja lokal, yang dibagi ke dalam 101 wilayah, dengan
sekitar 1.050.000 anggota.

GMIM adalah gereja anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (sejak tanggal


25 Mei 1950), Dewan Gereja-gereja Asia, Dewan Gereja-gereja se-Dunia dan Aliansi Gereja-
gereja Reformasi se-Dunia. Selain itu, GMIM juga merupakan bagian dari Gereja Protestan
di Indonesia dan anggota dari Sinode Am Gereja-gereja di Suluttenggo (SAG), yang terdiri
atas Gereja-gereja di Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo.

 Lambang GMIM

GMIM berdiri pada tanggal 30 September 1934, di Gereja Sion Tomohon.

1. Burung Manguni melambangkan “Gereja di tanah Minahasa”.


2. Warna coklat tua pada gambar burung Manguni melambangkan dewasa dan mandiri, yang mencirikan
kehidupan berjemaat dalam GMIM.
3. Mawar yang ditempatkan di jantung burung Manguni melambangkan Reformasi. Simbol ini
melambangkan Yesus kristus sebagai Pokok Pembaharu Gereja, dan telah digunakan dalam Gereja
reformasi sejak abad ke-16.
4. Bulatan berwarna biru di dada melambangkan bahwa sebagai Gereja, GMIM diutus ke dalam dunia,
sedangkan warna hitam pada salib di tengah hati (jantung) berwarna merah melambangkan
pengorbanan kristus yang menjiwai persekutuan, kesaksian dan pelayanan GMIM.
5. Warna biru laut melambangkan bahwa GMIM akan tetap menghadapi pergumulan kecil dan besar,
sedangkan warna putih melambangkan kekudusan dan kebenaran Injil yesus Kristus.
6. Bulan September dalam mana GMIM berdiri sendiri dilambangkan pada Sembilan helai sayap luar.
Tanggal peresmian 30 tergambar pada lima kelopak daun dan ujung meruncing yang melingkari
jantung. Sedangkan tahun 1934 adalah jumlah keseluruhan helai sayap.
7. Pada bagian ekor terdapat masing-masing sepuluh ranting yang menggambarkan keadaan sepuluh
wilayah pelayanan GMIM di saat berdiri sendiri, yang terdiri dari sepuluh klasis, dan tetap akan
berkembang. Klasis-klasis itu adalah Manado, Maumbi, Tomohon, Tondano, Langowan, Sonder,
Ratahan, Amurang, Motoling, Airmadidi dan Manado Kota.
8. Keenam ujung tombak yang mengarah ke bawah melambangkan keenam distrik di Minahasa pada
waktu Gmim berdiri sendiri, yakni distrik-distrik: Tonsea, Manado, Toulour, Kawangkoan, Amurang,
ratahan dalam mana pelayanan GMIM dijalankan.
9. Tulisan Gereja Masehi Injili di Minahasa, menyatakan bahwa GMIM hanya berada di tanah Minahasa,
walaupun pelayanannya menjangkau seluruh dunia, dan warna hitam pada tulisan itu menyatakan
solidaritas sampai akhir.

 Wilayah Pelayanan

Saat ini GMIM terbagi atas 127 Wilayah dan 1.003 Jemaat, yang tersebar tidak hanya
di wilayah Minahasa, bahkan sampai ke beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta,
Bandung, Bekasi, Tangerang, Makassar, dan bahkan hingga ke luar negeri.

 Pimpinan GMIM

Kepimpinan GMIM dijalankan oleh Badan Pekerja Sinode yang dipimpin oleh
seorang ketua. Ketua Sinode GMIM sejak berdirinya:

1. Dr. E.A.A. de Vreede (1934–1935)


2. Ds. C.D. Buenk (1935–1941)
3. Ds. J.P. Locher (1941–1942)
4. Ds. A.Z.R. Wenas (1942–1951)
5. Ds. M. Sondakh (1951–1954)
6. Ds. A.Z.R. Wenas (1955–1967)
7. Ds. R.M. Luntungan (1967–1979)
8. Pdt. Prof. Dr. W.A. Roeroe (1979–1990)
9. Pdt. K.H. Rondo, M.Th (1990–1995)
10. Pdt. Prof. Dr. W.A. Roeroe (1995–2000)
11. Pdt. Dr. A.F. Parengkuan (2000 – 2005)
12. Pdt. Dr. A.O. Supit (2005–2010)
13. Pdt. P.M. Tampi, M.Si (2010–2014)
14. Pdt. Dr. H.W.B. Sumakul, (2014-2018)
15. Pdt. Dr. Hein Arina, (2018-2022)
 Afiliasi

GMIM adalah gereja anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (sejak tanggal


25 Mei 1950), Dewan Gereja-gereja Asia, Dewan Gereja-gereja se-Dunia dan Aliansi Gereja-
gereja Reformasi se-Dunia.[5] Selain itu, GMIM juga merupakan bagian dari Gereja Protestan
di Indonesia dan anggota dari Sinode Am Gereja-gereja di Suluttenggo (SAG), yang terdiri
atas Gereja-gereja di Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo.

 Organisasi Intra Gerejawi

Komisi Pelayanan Pria / Kaum Bapa Sinode GMIM

Ketua : Pnt. DR. Ir. Godbless S.V. Lumentut


Wakil Ketua : Pnt. Drs. Rivino W.I. Dondokambey
Sekretaris : Pnt. Rommy D. Pondaag, SH. MH
Wakil Sekretaris : Pnt. Dr. Piter H. Lumingkewas
Ass. Bendahara : Pnt. Hanny J. Pajouw, SE.AK.MM
Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Drs. Denny F. Makisanti, M.Si

Komisi Pelayanan Wanita / Kaum Ibu Sinode GMIM

Ketua : Pnt. Dra. Adriana Ch. Dondokambey, M.Si


Wakil Ketua : Pnt. Dr. Julyeta P.A. Runtuwene, M.Si
Sekretaris : Pnt. Ir. Miky J. L. Wenur, MAP.
Wakil Sekretaris : Pnt. Ir. Corry Caroles
Ass. Bendahara : Pnt. Netty A. Pantouw
Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Dr. Dolvin J. Karwur, M.Kes. M.Si

Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM

Ketua : Pnt. dr. Pricilia T. Tangel


Wakil Ketua : Pnt. Devis Kepel, S.Pd. M.Si
Sekretaris : Pnt. Kristo I. Lumentut
Wakil Sekretaris : Pnt. Jeane J. Lolowang, S.Pd. MM
Ass. Bendahara : Pnt. Cindy M.M. Rantung, SH. MH
Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Christian Doodoh

Komisi Pelayanan Remaja Sinode GMIM

Ketua: Pnt. dr. Michaela Elsiana Paruntu, MARS.


Wakil Ketua: Pnt. Marthen Tombeng, M.Th., MM.
Sekretaris: Pnt. Melky Roky Pattiwael, S.IK, M.Si.
Wakil Sekretaris: Pnt. Irwany Herko Maki, SH, MH.
Asisten Bendahara: Pnt. Stesi Prisillia Runtu, SH, M.Si.
Wakil Asisten Bendahara: Pnt. Michelle Eliza Rompis, SE, MM.
Komisi Pelayanan Anak Sinode GMIM

 Ketua : Pnt. Michael O. Mait, S.Kom


 Wakil Ketua : Pnt. Fadjar I. Sahante
 Sekretaris : Pnt. Syully Y. Rompis, S.Pd
 Wakil Sekretaris : Pnt. David D. Rorimpandey
 Ass. Bendahara : Pnt. Dra. Grace H. Pontoh, M.Hum

 Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Yamazico K.Y. Sondey1

B. Daerah Tombatu (Wilayah Pelayanan GMIM Kanaan Pisa)

Tombatu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi


Utara, Indonesia. Kecamatan Tombatu terdiri dari desa Molompar Satu, Molompar dua,
Kuyanga, Tombatu 1, Tombatu 2 Tombatu 3, Betelen, Mundung, Mundung 1, Esandom,
Winorangian, Tonsawang (Nevy Kawulusan) Letak Tombatu berada di Selatan Gunung Soputan,
sekitar 15 km dari ibu kota kabupaten: Ratahan. Nama tua Tombatu adalah Toundanow.
Artinya: daerah yang banyak air. Terdapat beberapa danau dan yang terbesar adalah Danau
Bulilin.

Tombatu memiliki sebuah danau kecil bernama Bulilin. Dulu danau bulilin adalah
tempat mandi anak-anak Tombatu. Tetapi sekarang sudah menjadi tempat memelihara ikan
yang disebut "Karamba". Danau Bulilin sekarang terancam karena pertumbuhan katu (salah
satu tumbuhan yang daunnya bisa dijadikan atap) yang kian tak terkendali dan beberapa
pengelola karamba yang tidak dapat menjaga kebersiha danau sendiri.

Penghasilan masyarakat Tombatu, seperti Minahasa pada umumnya adalah Kopra,


cengkeh dan vanili. Pada awal tahun 2000, banyak persawahan di Tombatu yang sudah
diuruk dan dibangun rumah penduduk. Apalagi ke Polong, ke arah Tonsawang, persawahan
luas bernama Sisim telah berubah menjadi perkampungan. Salah seorang tokoh masyarakat
daerah Polong, Bapak Erens mamahit, hanya pasrah saja ketika persawahan yang hijau telah
berubah menjadi perkampungan penduduk.

Tanah Tombatu rata-rata subur karena daerah pegunungan. Suhu sekitar 25-30 derajat
celsius. Ekonomi penduduk terfokus ke pertanian berupa Kopra, Cengkeh, Vanili dan
rempah-rempah. Agama mayoristas Kristen Protestan. Suku mayoritas: Minahasa dengan sub
etnis Tounsawang dan Pasan . Tingkat kesejahteraan cukup bagus dibandingkan dengan
kecamatan di Indonesia. Ditandai dengan tingkat melek huruf yang tinggi dan kecilnya angka
kemiskinan. Tombatu juga mempunyai tradisi gotong royong yang disebut "Mapalus".
Anggota mapalus dalam jumlah puluhan disebut Kelup. Kelompok kelup tersebut biasanya
membangunkan anggota mereka pada jam 03.00 subuh dengan terompet. Suara terompet
tersebut akan membangunkan masyarakat seluruh kampung. Anggota "Mapalus" segera
bangun, mempersiapkan diri untuk berangkat ke kebun. Dalam perjalanan ke kebun, mereka
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Masehi_Injili_di_Minahasa
berjalan berjejer seperti "kaki seribu" yang diiringi dengan berbagai alat musik, seperti
tambur, gendang, dll, yang dipukul secara berirama oleh 4-5 orang, sampai ke tempat tujuan.
{sayang budaya tersebut sudah hilnag) (nevy} Mereka bekerja selama 8 jam sehari. Petang
hari mereka akan pulang berjalan kaki dengan cara yang sama dan mendekati kampung,
biasanya banyak anak-anak yang berdiri di pinggir jalan melihat kedatangan grup mapalus,
karena waktu mereka berangkat pagi-pagi, anak-anak itu belum bangun.

Masyarakat Tombatu sangat memperhatikan kelestarian alam, ini terbukti dengan


banyaknya komunitas pecinta alam. Salah satunya adalah KPA Baranei, yang berkat jasanya
di bidang pelestarian hutan sehingga di anugerahi penghargaan Wana Lestari dari Menteri
Kehutanan RI. Di Tombatu juga terdapat berbagai macam gereja. Tetapi gereja yang paling
menonjol adalah gereja GMIM, Pantekosta, Advent dan Katolik. Banyak putra-putri Tombatu
yang menjadi pendeta dan kini menjadi gembala sidang di perantauan, misalnya Noch Supit
gembala GPdI di Riau, Pdt. Piet Tiouw di Bagansiapi-api, Pdt. James Pangau di Jakarta,
Ferdinand Kindangen di daerah Sulawesi Selatan, Pdt. Buce Pelleng di Tonasa - Makassar,
Pdt. DR. Ruddy Alow, M.Div {Bandung); dan Pdt. Freddy Tondatuon (Sulteng).

Pada tanggal 28 April 2010 Resminya Kecamatan Tombatu di Mekarkan menjadi 3


Kecamatan yaitu Kecamatan Tombatu, Kecamatan Tombatu Utara, Kecamatan Tombatu
Timur. Kecamatan Tombatu terdiri dari Desa Tombatu, Desa Tombatu Satu, Desa Betelen,
Desa Betelen Satu, Desa Tombatu Tiga Timur, Desa Tombatu Tiga Barat, Desa Tonsawang,
Desa Tonsawang Satu, Desa Betelen Puncak, Desa Pisa.2

C. Sejarah Desa Pisa, Tombatu (Tempat Gereja GMIM Kanaan Pisa berdiri)

Pisa merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Tombatu, Kabupaten
Minahasa Tenggara, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.3

 Keadaan Desa Pisa sebelumnya.

Ratahan – Sungguh memiriskan apa yang dirasakan warga masyarakat Desa Pisa,
Kecamatan Tombatu, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).

Diusia kemerdekaan Bangsa Indonesia yang sudah menginjak 69 tahun, ternyata


ratusan masyarakat di desa ini belum sepenuhnya merasakan bagaimana kemerdekaan itu.

Betapa tidak, puluhan tahun warga masyarakat Desa Pisa belum menikmati aliran
listrik. “Kasiang jo torang ini, so tiga puluh taong lebe nda menikmati listrik,” ungkap tante
Min belum lama ini.

Tak hanya listrik yang belum dinikmati, diungkapkan tente Min, akses jalan dari desa
Pisa menuju ibukota kecamatan yakni Kecamatan Tombatu yang jaraknya 19 kilometer
kondisinya begitu memprihatinkan.
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Tombatu,_Minahasa_Tenggara.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Pisa,_Tombatu,_Minahasa_Tenggara
“Untuk menuju kecamatan, kami harus berjuang keras bahkan mempertaruhkan
nyawa karena harus melintasi jalan yang sangat ekstrim dengan kondisi penuh lubang, licin,
berbecek, penuh bukit dan jurang,” ungkapnya.

Ia pun menitipkan sejuta pesan dan harapan masyarakat Desa Pisa kepada pemerintah
daerah dibawah kepemimpinan bupati James Sumendap SH.

“Program pemerataan pembangunan yang digalakkan pak bupati diharapkan ikut


dirasakan sekaligus sampai ke Desa Pisa. Intinya, perjuangkan masuknya listrik dan lakukan
perbaikan infrastruktur jalan menuju Desa Pisa,”4

Pembangunan sarana prasarana umum di Desa Pisa, Kecamatan Tombatu, Kabupaten


Minahasa Tenggara (Mitra) terus dipacu pemerintah desa setempat.

Meski tergolong berada di daerah ‘pedalaman’, namun kondisi Desa Pisa tak kalah
berkembang dengan desa-desa yang berada di ibukota Kecamatan Tombatu, secara umum
Mitra.

Setelah hampir semua infrastruktur dasar di dalam desa itu dikerjakan melalui
anggaran dana desa, pada tahun 2019 ini pihak pemerintah desa menggelontorkan anggaran
untuk pembangun fasilitas olahraga.

“Dari total kucuran dana desa tahun 2019 senilai Rp.840 juta sekian, salah satu
prioritas pembangunan tahap pertama ini gedung olahraga. Hal ini dilaksanakan karena
secara umum pembangunan di Desa Pisa sudah tinggal landas,” sebut Kumtua Alex Roong5

 Keadaan Jalan Pisa

Keadaan jalan menuju Desa Pisa, Kecamatan Tombatu, Kabupaten Minahasa


Tenggara (Mitra) lima tahun lalu masih teringat Joutje warga Pisa.

Meski saat ini jalan sudah aspal dan lancar dilalui kendaraan namun ia mengaku
masih mengenang saat-saat perjuangan masuk keluar Desa.

Saat bertemu Tribun Manado ia tengah memarkir kendaraan, ia lantas menuju


perkebunan yang berada samping jalan menunuju desa.

Saat disapa ia mengajak untuk duduk di sebuah batu besar samping jalan sambil
bercerita.

Awalnya ia sedikit memuji Pemerintah saat ini yang sudah membangun akses jalan.

4
https://beritamanado.com/ternyata-sudah-30-tahun-desa-pisa-tak-nikmati-listrik/
5
https://beritamanado.com/479903-2/
"Setelah jalan dibuat kami sangat terbantu, ada kemudahan bagi kami untuk keluar
masuk Desa," katanya.

Sambil jari telunjuk mengarah ke bagian jalan ia bercerita saat jalan tersebut belum
diaspal.

"Saat itu motor saja tidak bisa lewat, kalau hujan lumpur bisa sampai setengah meter.
Kalau paksa lewat motor bisa tertanam," katanya.

Dia mengatakan saat itu kendaraan yang melintas bisa dihitung pakai jari.

"Paling satu hari hanya dua kendaraan yang keluar masuk Desa, itupun kalau tidak
hujan," ungkapnya.

Ia mengaku jumlah Keluarga di Desanya yang masih sedikit kala itu menjadi
penyebab kurangnya perhatian. "Sudah mengeluh ke Pemerintah saat itu tapi keluhan kami
tak diperdulikan," jelasnya.

Ia bercerita pernah sekali ia memaksakan diri untuk keluar Desa menggunakan sepeda
motor. "Soalnya dapat kabar ada saudarah meninggal di Tombatu jadi saya paksakan pergi
padahal saat itu hujan," ungkapnya.

"Karena dipaksa motor tertanam dalam lumpur. Tak ada kendaraan lain lewat,
sehingga motor saya biarkan lalu jalan kaki," akunya.

Tak hanya itu saat jalan berlum diperbaiki ada banyak kesusahan yang dirasakan
warga. "Hasil kebun kita sulit keluar, kalau ada yang sakit juga sulit pergi berobat. Intinya
dulu kita sangat kesusahan," bebernya.

Ia ini ia mengaku akse jalan sudah cukup baik. "Memang masih sempit jalannya tapi
ini sudsh lebih baik daripada yang lalu," tandasnya.6

D. Sejarah GMIM Kanaan Pisa, Tombatu.

Dalam rancangan Tuhan sang kepala gereja, maka gereja Tuhan terus bertumbuh dan
tersebar di seluruh dunia, termasuk sampai kepada pelosok pedesaan yang ada. Ketika
penginjilan terus dilaksanakan itu berarti ada pertumbuhan iman yang dialami jemaat.
Penginjilan juga adalah bagian dari gereja dalam melaksanakan tanggung jawab iman dalam
memberlakukan perintah Tuhan (Matius 28:16-20).

Oleh karena itu timbulah motivasi dan semangat penginjilan sehingga lewat para
utusan GMIM para Pendeta, bersama guru agama dalam tujuan yang sama. Mereka
melaksanakan misi penginjilan dimana mereka ditempatkan oleh sinode GMIM. Jiwa
6
https://manado.tribunnews.com/2018/01/07/jalan-sudahdiaspal-joutje-kenang-perjuangan-saat-
masuk-desa-pisa?page=2
misionaris telah melekat dalam diri para Pendeta begitu juga guru agama sehingga
penginjilan itu mereka lakukan tanpa ada unsur paksaan atau lain sebagainya.

Sekitar tahun 1980 jemaat GMIM Kanaan Pisa belumlah menjadi jemaat yang
mandiri atau telah berdiri sendiri. Pada saat itu jemaat masih tergabung dalam wilayah
GMIM Sion Sentrum Tombatu. Hanya saja sebutan “Kolom jauh” itu telah ada bagi anggota
jemaat yang ada di desa Pisa, yang pada waktu itu jemaat GMIM Sion Sentrum Tombatu
masih terdiri dari 40 kolom.

Sebutan “Kolom jauh” itu diberikan kepada beberapa anggota jemaat sekitar 25-30
kepala keluarga yang berdomisili diwilayah perkebunan. Daerah perkebunan di Tombatu
memang adalah area yang dapat dikata jauh dari wilayah perumahan rakyat, juga sudah
berbeda lokasi dimana area jemaat itu ada. Sehingga sekitar tahun 1985, terjadi pemekaran
gereja yang awalnya dari jemaat GMIM Sion Sentrum Tombatu, kemudian bertambah gereja
mandiri yang diberi nama GMIM Imanuel Tombatu.

Seiring waktu berjalan dan pelayanan terus dilaksanakan disetiap jemaat yang ada,
sebutan untuk “Kolom jauh” ini masih muncul dalam jemaat GMIM Imanuel Tombatu,
dimana adanya jemaat yang memiliki tempat perkebunan yang cukup jauh sehingga tak
jarang ada beberapa keluarga yang telah menetap dikebun mereka. Yang lama-kelamaan
sudah banyak keluarga yang menetap dikebun mereka.

“Kolom jauh” GMIM Imanuel Tombatu yaitu kolom 18, yang pada waktu itu pelayan
khusus adalah bapak Lefran Tuda selaku penatua dan ibu Hellena Gosal Mamahit selaku
syamas.

Sejak tahun 1980, yang disebut “Kolom jauh” ini sudah mendirikan tempat ibadah
sementara atau yang disebut Kanisah dikampung tua karena situasi dan kondisi terkadang
mereka tidak dapat pulang lagi ke kampung (Tombatu), jadi harus beribadah diwilayah
perkebunan atau disebut sebagai kampung tua.

Kemudian pada tahun 1984 desa Pisa ini menjadi desa persiapan atau desa definitif.
Yang pada tahun 1992 penduduk kampung tua berpindah ke lokasi pemukiman sekarang ini
yang disebut sebagai desa Pisa, termasuk tempat ibadah atau Kanisah pun dipindahkan,
sampai pada tahun 1987 desa persiapan ini diresmikan menjadi desa definitif.

Tanah gereja ini awalnya milik dari bapak Andy Pondalos almarhum dan diserahkan
menjadi milik dari anaknya bapak Wem Pondalos dan kemudian dijual kepada ibu Sin
Tumundo yang kemudian tanah ini dihibahkan menjadi milik gereja dan digunakan sejak itu
sebagai Kanisah.

Periode pelayanan terus berjalan dalam tanggung jawab iman kepada Kristus, jemaat
dan pelayan khusus, sampai pada periode selanjutnya dimana pelsus adalah bapak Lefran
Tuda dan bapak Hendrik Peleng (almarhum).
Seiring waktu pelayanan, tiba saatnya jemaat GMIM Imanuel Tombatu yang
didalamnya adalah jemaat yang disebut sebagai “Kolom jauh” telah memberanikan
melakukan pemekaran menjadi jemaat baru yang dinamakan GMIM Kanaan Pisa Tombatu.
Tentu itu merupakan suatu perkembagan untuk lebih baik kedepan bagi jemaat GMIM
Kanaan Pisa Tombatu yang patut diberi apresiasi akan perkembangan iman rohani mereka.

Pada tanggal 9 Oktober tahun 1996, jemaat GMIM Kanaan Pisa Tombatu diresmikan
menjadi gereja mandiri dalam kesatuan GMIM diwilayah Tombatu. Peresmian ini dipimpin
oleh Badan Pekerja Majelis Sinode, bapak Pdt. Dr. Niko Gara M.Th, selaku sekertaris umum
sinode GMIM waktu itu. Juga beliau memberi nama jemaat ini adalah “Kanaan” juga
sekaligus menetapkan ketua jemaat GMIM Kanaan Pisa Tombatu pertama adalah bapak
Hendrik Peleng (almarhum), dan sekertaris jemaat adalah bapak Joko Hadiwijoyo kemudian
bendaharanya adalah bapak Yance Mamahit.

Kemudian waktu terus berlalu dan pada sekitar tahun 1997, Badan Pekerja Majelis
Sinode GMIM menempatkan bapak Pdt. Fentje Mongi, S.Th sebagai ketua jemaat baru
GMIM Kanaan Pisa Tombatu yang terdiri dari 2 kolom waktu itu dan 40 kepala keluarga, dan
yang menjadi pelsus adalah:

 Kolom 1 :
- Pnt. Bapak Joko Hadiwijoyo

- Sym. Bapak Laurens Wokas (almarhum)

 Kolom 2 :

- Pnt. Bapak Lefran Tuda

- Sym. Ibu Yece Tando

Periode selanjutnya pelsus kolom 2 adalah :

- Pnt. Bapak Hendrik Peleng

- Sym. Bapak Yance Mamahit

 Ketua komisi remaja :

- Pnt. De Tampomuri

 Komisi pria kaum bapa

- Pnt. Bapak Lexi Tuda

 Komisi wanita kaum ibu


- Pnt. Ibu Betsi Tumbelaka

 Komisi anak

- Pnt Ibu . Agustina Malinggas

Sekitar tahun 2003 Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM menempatkan Pdt. Adrian
Waworuntu, S.Th menjadi Ketua BPMJ GMIM Kanaan Pisa, Tombatu dan pelsus pada
waktu itu adalah,

Kolom 1 :

- Pnt. Bapak Daniel Poluan

- Sym. Bapak Yapner Natari

Kolom 2 :

- Pnt. Bapak Lexi Tuda (Merangkap sekertaris jemaat)

- Sym. Ibu Yece Tumbelaka (almh-juga merangkap bendahara jemaat)

Kemudian seiring waktu berjalan periode selanjutnya tahun 2009 Badan Pekerja
Majelis Sinode GMIM menempatkan ibu Pdt, Fransiska Manus, S.Th sebagai ketua BPMJ
Kanaan Pisa, Tombatu. Dan pelayan khusus pada waktu itu adalah,

Kolom 1 :

- Pnt. Bapak Daniel Poluan

- Sym. Ibu Maria Kindangen Borang, S.Pd

Kolom 2 :

- Pnt. Ibu Betsi Tumbelaka

- Sym. Ibu Netty Momuat

Ketua komisi PKB :

- Pnt. Bapak Markus Karawisan

Ketua komisi WKI :

- Pnt. IbuWelmetji Pongulu


Ketua komisi Pemuda :

- Pnt. Bapak Alex Roong

Ketua komisi Remaja :

- Pnt. Ibu Ema Pongulu

Ketua komisi ASM :

- Pnt. Ibu Agustin Liwan

Kemudian seiring waktu berjalan periode selanjutnya tahun 2015 Badan Pekerja
Majelis Sinode GMIM menempatkan bapak Pdt, Vicber Motulo, S.Th sebagai ketua BPMJ
Kanaan Pisa, Tombatu. Dan pelayan khusus pada waktu itu adalah,

Kolom 1 :

- Pnt. Bapak Daniel Poluan

- Sym. Ibu Maria Kindangen Borang, S.Pd

Kolom 2 :

- Pnt. Ibu Betsi Tumbelaka

- Sym. Ibu Netty Momuat

Ketua komisi PKB :

- Pnt. Bapak Markus Karawisan

Ketua komisi WKI :

- Pnt. Ibu Karlintje Tuda

Ketua komisi Pemuda :

- Pnt. Bapak Indra Malinggas

Ketua komisi Remaja :

- Pnt. Ibu Ema Pongulu

Ketua komisi ASM :


- Pnt. Ibu Dian Wongkar

 Kemudian dalam periode selanjutnya:

Kolom 1 :

- Pnt. Bapak Daniel Poluan

- Sym. Ibu Maria Kindangen Borang, S.Pd

Kolom 2 :

- Pnt. Ibu Dian Wongkar

- Sym. Ibu Femmy Tuda

Ketua komisi PKB :

- Pnt. Bapak Alex Roong

Ketua komisi WKI :

- Pnt. Ibu Meiske Tumbelaka

Ketua komisi Pemuda :

- Pnt. Jetli Roong

Ketua komisi Remaja :

- Pnt. Ibu Noflin Tummbelaka

Ketua komisi ASM :

- Pnt. Ibu Netty Momuat

Kemudian seiring waktu berjalan periode selanjutnya tahun 2020 Badan Pekerja
Majelis Sinode GMIM menempatkan Ibu Pdt, Agnes Aneke Paudi, M.Th (Ny Mandey)
sebagai ketua BPMJ Kanaan Pisa, Tombatu.

Dalam pelayanan sejak awal jemaat berdiri, tentunya memiliki kostor atau yang
membantu untuk menjaga dan menyiapkan keperluan gereja yaitu Bapak Herman Assa (alm),
kemudian bapak Cornelius Tujuwale, dan pada akhir sampai sekarang Bapak Edy Tulangow.

Jemaat GMIM Kanaan Pisa sejak berdiri sampai sekarang yang tersensus sebagai
anggota jemaat sebagai berikut :
- Terdiri dari 2 Kolom

- Memiliki 48 Kepala Keluarga

- Jemaat perempuan berjumlah 98 orang, sedangkan

- Jemaat laki-laki berjumlah 92 orang.

- Secara keseluruhan jumlah jiwa adalah 190 jiwa.

- Jumlah sidi jemaat 90 orang.

Dalam periode pelayanan berjalan sekarang ini tahun 2021/22 badan pekerja majelis
jemaat GMIM Kanaan Pisa Tombatu, sudah merencanakan akan ada pemekaran kolom. Dan
pemekaran yang dari 2 kolom akan menjadi 3 kolom.

Kemudian dalam periode pelayanan berjalan ini badan pekerja majelis jemaat GMIM
Kanaan Pisa Tombatu, sudah merencanakan pembangunan gedung gereja yaitu membangun
teras, dan samping gereja. Hal itu dilakukan karena gedung gereja masih belum sepenuhnya
selesai dan oleh karena itu akan dilanjutkan pembangunan gereja GMIM Kanaan Pisa
Tombatu sampai pada tahap akhirnya.

E. Gambar/Foto Gedung Gereja, Pastori, Pelsus, Pdt dan Bipra GMIM


Kanaan Pisa, Tombatu.

 Sebelum
 Sesudah/sekarang
 Pelsus,Pdt & Kostor sekarang

 Pastori Gereja
 Komisi Kategorial Bapak

 Komisi Kategorial Ibu


 Komisi Kategorial Pemuda & Remaja

 Komisi Kategorial Anak


 Komisi Kategorial Lansia

 Foto jemaat kolom 1


 Foto jemaat kolom 2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gereja merupakan Salah satu lembaga yang di lindungi oleh undang-undang, tetapi
tidak seperti lembaga lainnya karena Allah memanggil umat-umatnya, untuk datang
kepadaNya. Gereja menerapkan suatu Pelajaran sikap kepada kita para siswa sebelum
menjadi pemimpin di masa depan nanti. Gereja GMIM salah satunya, dengan mengajarkan
umatnya dalam hidup bersama-sama memiliki sikap kekeluargaan, serta saling membantu
satu sama lannya, seperti sejarah singkat yang sudah di paparkan dalam makalah ini. Keadaan
dan strukturisasi, serta data umat yang jelas terlihat bahwa Gereja GMIM Pinaemunganta di
tompaso merupakan gereja yang bersatu dan tidak akan terpecah belah karena ada di bawah
lindungan dan pengawasan. Oleh karena itu kita patut mengambil makna dari makalah
tentang Gereja GMIM Pinaemunganta tompaso.
GMIM adalah Gereja anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Dewan Gereja-
gereja se-Dunia dan Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia.
Sulawesi Utara pada tahun 1934 setelah di pisahkan dari gereja induknya, Indische
Kerk dan pada tanggal 30 September 1934, GMIM di nyatakan sebagai gereja mandiri,
tanggal ini di peringati sebagai hari jadi GMIM.
Terbentuknya Jemaat GMIM Kanaan Pisa Tombatu adalah bagian dari penginjilan
NZG (Nederlans Zendeling Genoutschap) yang mengutus tenaga penginjil di Minahasa yaitu
Johan Fredrich Riedel dan Johan Gottlieb Schwarz yang tiba di Minahasa pada tanggal 12
Juni 1831 (GMIM kemudian menjadikan 12 Juni sebagai tanggal peringatan penginjilan dan
pendidikan Kristen). (Riedel menginjil di Tondano dan Schwarz menginjil di Langowan)

B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan, kita sebagai tulang punggung Gereja, kita
mempunyai tanggung jawab untuk mengetahui sejarah gereja kita. Tanggung jawab yang
dimaksud agar kelangsungan hidup gereja dapat berjalan seiring dengan apa yang menjadi
tujuan nama gereja. Untuk itu Kita harus mengetahui Sejarah Gereja Khususnya Gereja
GMIM Pinaemunganta dari masa ke masa .

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gmim.or.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tombatu,_Minahasa_Tenggara

https://www.wikiwand.com/id/Pisa,_Tombatu,_Minahasa_Tenggara.

Para narasumber :
Hukum Tua. Alex Roong
Ketjem. Pdt Agnes A. Paudi M.Th
Lefran Tuda (Tua-tua jemaat)
Lexi Tuda (Tua-tua jemaat)

Anda mungkin juga menyukai