Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

TUGAS AKHIR SEMESTER


ILMU MANAJEMEN I

DOSEN:
PDT. THEOGIVES KARUNDENG. M.TH.

DI SUSUN OLEH:
MARIO M. C. MANDEY
201941209

KELAS :
HARI SENIN, JAM 15.00-16.45

YAYASAN GMIM DS. A. Z. R. WENAS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
FAKULTAS TEOLOGI
TAHUN 2021
RIVIEW MATERI
KELOMPOK I.

FUNGSI MANAJEMEN : PERENCANAAN.

Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus
dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.

Proses perencanaan dapat dibagi menjadi 4 tahap yakni :

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan


b. Merumuskan keadaan saat ini
c. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Sedangkan, konsep perencanaan strategis dapat dibagi menjadi 3 bagian yakni :

1. Misi = adalah hasil ringkasan yang mengandung tujuan dasar rencana strategi itu
dibentuk.
2. Visi = dapat diartikan sebagai gambaran masa depan hasil Kembangan dari misi yang
dijalankan.
3. Sasaran = merupakan pengembangan tujuan dari visi dan misi tersebut.

Tujuan perencanaan strategis : Dapat mengalokasikan perusahaan agar bisa


menggunakan konsep pemasaran efektif, Dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan
meningkatkan kualitas kerja karyawan lebih terarah. Menciptakan etika bisnis yang kondusif dan
aman. Meminimalisasi resiko akibat dari perubahan dan pergeseran kondisi. Dan Kesenjangan
dalam tugas-tugas anggota dapat dikurangi.
Tahapan rencana strategis terdapat beberapa tahap yakni : Tahap analisis, tahap
perencanaan, dan tahap implementasi, dan sampai pada tahap akhir yaitu penilaian.
Audit merupakan pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait informasi untuk
menentukan dan membuat laporan mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria
yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.
Sedangkan Auditor adalah sebuah profesi seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan tugas audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan, organisasi,
lembaga, atau instansi.
Tanggung jawab (Auditor) yaitu : Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan, sistem
akutansi, bukti audit, pengendalian intern, dan meninjau ulang laporan keuangan yang relevan.
Adapun jenis-jenis (Auditor) yaitu : Auditor pemerintahan, Auditor perusahaan/internal,
Auditor independen/akuntan publik, dan auditor pajak. Yang kesemuannya itu berada dalam
instansi-instansi yang berbeda hanya saja dengan cara kerja yang sama.
Contoh spesifikasi Auditor dalam perusahaan ialah : (Auditor) berada Dibawah Dewan
Komisaris, Berada Di Bawah Direktur Utama, dan Berada Di Bawah Kepala Bagian Keuangan.
SWOT adalah singkatan dari bahasa Inggris Strengths (kekuatan), Weaknesses
(Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman). Analisis SWOT berguna untuk
menganalisis faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas
pelayanan atas salah satu komponennya sambil mempertimbangkan factor-faktor eksternal dan
internal.
Kemudian, adapun tujuan dari analisis SWOT yakni :
1) Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk
merancang proses, sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan
efisien.
2) Untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan
sesuatu.
3) Mengetahui keuntungan yang dimiliki perusahaan kompetittor.

(1)
4) Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan  pengembangan
produk yang dihasilkan.
5) Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.
6) Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam perencanaan  pengembangan
di dalam perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi analisis SWOT yakni ;
1. Faktor Internal - yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan
kelemahan.
2. Faktor eksternal - Ini merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara
langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu anacaman dan
peluang.
Perencanaan taktis adalah keterlibatan terus-menerus para manajer dan karyawan inti
untuk menghasilkan rencana bagi keseluruhan organisasi maupun unit-unit individual mereka.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa performa organisasional untuk membuahkan hasil
jangka pendek konsisten dengan arah strategis organisasi anda serta memanfaatkan sumber-
sumber yang tersedia seefektif mungkin.

Refleksi Teologi.
Sebagai orang percaya kita diberikan mandat dari Tuhan sejak awal untuk memberikan
yang terbaik bagiNya, yaitu agar kita sebagai manusia dapat memelihara dan menjaga dunia ini.
Tentunya dalam melaksanakan hal itu pasti memiliki rencana-rencana agar semua rencana
tersebut dapat berjalan dengan baik. Kita yakin bahwa dalam setiap rencana kita pasti dapat
berjalan baik apabila, kita selalu mengandalkan Tuhan didalamnya. Seperti dalam kitab Yeremia
29:11 berkata “ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Yakinlah
sebagai orang percaya bahwa rencana-rencana kita pasti akan berhasil. GMIM didalamnya telah
mewujudnyatakan perintah itu dalam setiap tugas dan tanggung jawab untuk pelayanan tidak
hanya berada dalam negeri melainkan sudah sampai luar negeri, sebagai wujud dari iman gereja
kepada Tuhan.

KELOMPOK II.
FUNGSI MANAJEMEN : PENGORGANISASIAN.
Fungsi pengorganisasian (organizing) dalam manajemen adalah proses mengatur tugas,
wewenang dan tanggung jawab setiap individu dalam manajemen. Menjadi satu kesatuan untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Chaster Barnard mengatakan bahwa pengorganisasian
adalah fungsi yang fokus terhadap penentuan posisi sesuai pekerjaan dan koordinasi antara
kewenangan dan tanggung jawab. Untuk mencapai tujuan, seseorang harus berorganisasi sebagai
wadah kerjanya Dengan fungsi pengorganisasian. Semua aktivitas menjadi mudah dijalankan.
Semua sumber daya akan memberikan hasil yang maksimal. Semua diatur sedemikian rupa.

Manfaat Fungsi Pengorganisasian:

1. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok


2. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi kekinian perusahaan
3. Setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
4. Mempermudah pengawasan
5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi
6. Efisiensi biaya
7. Hubungan antar individu semakin rukun

Prinsip-Prinsip Fungsi Pengorganisasian:

1) Kekuasaan dan Tanggung Jawab


2) Disiplin

(2)
3) Keterpaduan arah
4) Kesatuan perintah
5) Sub-ordinasi kepentingan
6) Sentralisasi
7) Remunerasi
8) Keteraturan
9) Inisiatif
10) Rantai kekuasaan
11) Stabilitas hubungan kerja
12) Keadilan
13) Team work

Merancang organisasi, Secara spesifik perancangan organisasi adalah sebuah usaha


formal, proses yang terarah untuk mengintegrasikan manusia, informasi dan teknologi dalam
sebuah organisasi. Perancangan organisasi di gunakan untuk mempertemukan bentuk organisasi
yang sedekat mungkin dengan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi. Melalui desain proses,
aktivitas organisasi untuk meningkatkan kemungkinan dari usaha bersama seluruh anggota
organisasi mencapai kesuksesan.

Spesialisasi kerja adalah penempatan sesorang ke posisi pekerjaan yang tepat, hal ini
difokuskan dengan kesesuaian dan pencocokan antara pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan knowledge, skill, and abilities orang-orang dengan karakteristik- karakteristik
pekerjaan.

Rentan Kendal, kemampuan manajemen seperti itu biasa disebut dengan rentang
manajemen. Jadi, yang disebut dengan rentang manajemen atau rentang kendali adalah
kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif, yang sebagian besar tergantung
pada jumlah bawahan yang melapor kepadanya.

Prinsip dari rentang manajemen, adalah berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentang manajemen juga dapat
berarti jumlah bawahan yang secara langsung memberikan laporan kepada seorang manajer
tertentu.

Laporan manajemen, dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang diinginkan atau
dibutuhkan oleh penggunanya. Laporan ini dapar berupa dokumen kertas atau gambar elektronik
yang disajikan di terminal lomputer. Laporan tersebut dapat berisi informasi verbal, numeric,
atau grafis atau kombinasinya.

Kemudian, Dalam ilmu manajemen, pengertian “koordinasi” adalah serangkaian kegiatan


yang dilakukan untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan tujuan dan rencana kerja yang telah
ditetapkan pada semua unsur, bidang fungsional dan departemen, untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis secara efektif dan efisien.

Rancangan pekerjaan, ialah fungsi inti dari manajemen sumber daya manusia dan hal
yang berkaitan dengan perincian akan pokok, metode dan hubungan dari pekerjaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan teknologi dan organisasi sebagaimana keperluan sosial dan perorangan
dari pemilik pekerjaan atau karyawan. Prinsip ini diarahkan pada bagaimana sifat dasar dari
pekerjaan seseorang memengaruhi sikap dan perilaku mereka atas pekerjaan, terutama
berhubungan dengan karakteristik seperti variasi keahlian dan otonomi. Tujuan dari sebuah
rancangan pekerjaan ialah kepada meningkatkan kepuasan kerja, untuk memperbaiki pergerakan
produksi, meningkatkan kualitas dan mengurangi permasalahan karyawan (misal: keluhan,
absenteisme).

Analisis pekerjaan, adalah suatu prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan
persyaratan keterampilan yang dibutuhkan dari pekerjaan dan jenis orang yang harus
dipekerjakan. Analisis Pekerjaan ini dilakukan oleh organisasi atau perusahaan, khususnya dalam

(3)
bagian Manajemen Sumber Daya Manusia untuk mengukur dan mengidentifikasi kinerja
karyawan dalam usaha mencapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan dengan efektif. SDM
(Sumber Daya Manusia) atau yang biasa disebut dengan karyawan, merupakan aset penting bagi
suatu organisasi atau perusahaan. SDM merupakan ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat. Sehingga dalam Perencanaan SDM, perlu dilakukan dengan adanya
identifikasi dan Analisis Pekerjaan.

Refleksi Teologi.

Sebagai orang percaya, yang diberikan mandat oleh Tuhan, tentunya kita tidak lepas dari
namanya kerja sama dengan orang lain, dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama, nah oleh
karena itu dalam materi ini telah dibahas secara khusus tentang manajemen pengorganisasian,
akan tetapi semuanya itu akan sia-sia apabila tidak dijalankan secara bersama-sama.. adapun
kutipan ayat Alkitab yang dapat memberikan motivasi yang dapat meningkatkan semanagat kita
dalam menjalankan organisasi. Kitab Filipi 2:2-3 berkata “karena itu sempurnakannlah
sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendakah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri”. Kiranya
berefleksi dari ayat ini memberikan pengajaran bagi kita bahwa dalam menjalankan suatu
organisasi tidak akan berjalan baik apabila tidak dibarengi dengan kesatuan dan kerja sama.
Sebaliknya jika semuanya itu dapat kita wujudkan pasti harapan dan tujuan kita kedepan akan
tergapai.

KELOMPOK III.

FUNGSI MANAJEMEN : PENGGERAKAN.

Memimpin, dalam pelaksanaan merupakan tugas manajer untuk menggerakan sumber


daya organisasi sesuai dengan fungsinya, suatu keterampilan yang harus dimiliki manajer untuk
dapat menggerakan sumberdaya-sumberdaya organisasi dengan tepat, dalam menggerakan
sumberdaya manusia dalam organisasi dapat dilakukan aktivitas pemotivasian (motivating),
kepemimpinan, (leadership) dan komunikasi (communication). Jelas bahwa pimpinan memiliki
andil yang besar untuk mempengaruhi anggotanya.

Menurut Kimball Wiles mengatakan,bahwa: “Leadership is anycontribution to the


astablishment and attainment of group purpose”. Artinya bahwa kepemimpinan itu sebagai
suatu sumbangan dari setiap orang yang dapat bermanfaat didalam pendapatan dan pencapaian
tujuan kelompok secara bersama.

Faktor-faktor kepemimpinan antara lain :

a) Memperlakukan manusia dengan sebaik-baiknya


b) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c) Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d) Menghargai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna
e) Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f) Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g) Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Dalam melaksanakan fungsi actuating ini, terdapat pokok-pokok masalah yang harus
diperhatikan dan dipelajari seperti:

1) Tingkah laku manusia


2) Hubungan Manusiawi
3) Komunikasi

(4)
4) Kepemimpinan

Kepemimpinan yang baik menghasilkan proses manajemen yang akan berjalan lancar dan
karyawan (maupun anggota) akan bergairah melakukan pekerjaannya. Gairah kerja,
produktivitas kerja, dan proses manajemen suatu organisasi akan baik, jika tipe, gaya, cara, atau
style kepemimpinan yang diterapkan manajer juga baik.

Motivasi merupakan elemen penting yang mendorong fungsi penggerak, karena motivasi
adalah pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
kesuatu tujuan atau perangsang. Hal ini berasal dari dalam diri individu, maka dapat juga
diartikan sebagai kemampuan seorang pimpinan dalam memberikan sebuah kegairahan, kegiatan
dan pengertian, sehingga para anggotanya mampu untuk mendukung dan bekerja secara ikhlas
untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan kepadanya. Dengan demikian, motivasi menjadi aspek penting dalam
mempertahankan stabilitas kinerja seseorang untuk selalu produktif.

Perlu diperhatikan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya motivasi, diantaranya :

1) Adanya proses interaksi kerja sama antara pimpinan dan bawahan (orang lain), dengan
kolega atau atasan dari pimpinan itu sendiri
2) Terjadinya proses interaksi antara bawahan dan orang lain yang diperhatikan, diarahkan,
dibina dan dikembangkan, tetapi ada juga yang dipaksakan agar tindakan dan prilaku
bawahan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pimpinan
3) Adanya prilaku yang dilakukan oleh para anggota berjalan sesuai dengan sistem nilai atau
aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan
4) Adanya perbedaan prilaku yang ditampilkan oleh para nggota dengan latar belakang dan
dorongan yang berbeda-beda

Refleksi Teologi.

Bagaimana suatu organisasi dapat berjalan baik, jika tidak memiliki penggerak
didalamnya. Sebagai orang percaya penggerak utama adalah Yesus Kristus, sehingga kita
dimampukan dalam melaksanakan setia tugas dan tanggung jawab kita. Nah begitupun dalam
berorganisasi kita perlu menunjukan sikap kepemimpinan dalam rangka membangun kerja sama
sehingga akan tercipta sinergitas yang baik antar sesama. Itulah yang menjadi prioritas dalam
suatu organisasi agar tujuan dapat tergapai. Seorang pemimpin dapat menjadi teladan bagi
sesamanya, seperti Kristus sendiri telah memberikan teladan bagi kita. Tujuan karya
keselamatanNya telah tergapai, sekarang tinggal bagaimana kita sebagai orang beriman untuk
meneladani sikap Kristus dalam kehidupan kita. Pemaknaan alkitab yang dapat diambil terdapat
dalam kitab Amsal 10:16 berkata “Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan,
penghasilan orang fasik membawa kepada dosa”. Pada akhirnya jika penggerak kita Kristus
maka harapan kita tidak akan sia-sia.

KELOMPOK IV.

FUNGSI MANAJEMEN : PENGENDALIAN PREVENTIF, KONKUREN DAN


KOREKTIF.

Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian yang dilakukan sebelum terjadi


perilaku menyimpang. Pada pengendalian tersebut langkah yang dilakukan lewat sosialisasi,
pendidikan, penyuluhan, atau nasihat agar tidak melakukan penyimpangan sosial.

Proses pengendalian akses bersama terhadap suatu basis data dalam sistem multiuser
disebut dengan pengendalian konkurensi (concurrency control). Secara umum ada dua
pendekatan pengendalian konkurensi yaitu pendekatan optimistik dan pendekatan pesimistik.
Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu permasalahan
(error condition) dari suatu proses bisnis, atau dengan kata lain pengendalian yang dilakukan

(5)
sebelum masalah timbul. Kegiatan pengendalian ini relatif murah jika dibandingkan kedua tipe
pengendalian lainnya.

Contoh-contoh pengendalian yang bersifat preventif ialah menanamkan sopan santun,


tata krama, ketertiban dan disiplin melalui bimbingan, pengarahan, dan ajakan.

Contoh pengendalian preventif:

1. Dibuatnya standar operasional prosedur untuk suatu kegiatan entitas;


2. Dibuatnya pemisahan fungsi dalam suatu entitas;
3. Dibuatnya rentang otorisasi dalam suatu entitas

Pengendalian Konkuren, Tujuan utama dalam pengembangan database adalah membuat


banyak pengguna bisa mengakses data secara bersamaan. Pengaksesan data ini tidak bermasalah
jika semua pengguna hanya membaca data dan mereka tidak mengganggu satu sama lain. Tetapi
ketika banyak pengguna mengakses database yang sama secara bersamaan dan salah satu
melakukan perubahan terhadap data, maka akan dapat menimbulkan adanya data yang tidak
konsisten (inconsistency data). Inconsistency data dapat diatasi dengan suatu mekanisme yang
mengatur jalannya transaksi pengaksesan data yang sama tersebut, yamg dikenal dengan istilah
Concurrency Control. Concurrency control adalah proses pengaturan operasi–operasi dalam
banyak transaksi yang berjalan secara simultan pada database tanpa mengganggu operasi pada
transaksi lainnya sehingga dapat menghasilkan data yang konsisten ( Connolly, 2005, p577 ).
Tiga contoh masalah penting yang terkait oleh concurrency, yaitu Lost-Update, Uncommitted
Dependency, dan Inconsistent Analysis.

Pengendalian Korektif, dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif diambil


untuk memperbaiki hal-hal yang tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut
(seperti penyalahgunaan, otorisasi yang tidak layak, atau pencurian) tidak terulang.Contoh dari
pengendalian ini termasuk pemeliharaan kopi cadangan (backup copies) atas transaksi dan file
utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan memasukkan data, seperti juga
kesalahan dalam menyerahkan kembali transaksi untuk proses lebih lanjut.

Kegiatan Korektif, yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi jika
terdapat suatu permasalahan yang menyebabkan resiko tidak tercapainya tujuan organisasi, yang
telah ditemukan pada kegiatan pengendalian preventif maupun detektif. Kegiatan Korektif relatif
lebih mahal dari kegiatan peventif maupun detektif.

Contoh kegiatan korektif: Dilakukannya perbaikan suatu sistem informasi atas kesalahan
data yang disebabkan adanya eror dalam sistem informasi suatu entitas.alahgunaan, otorisasi
yang tidak layak, atau pencurian) tidak terulang.

Refleksi Teologi.

Pembahasan diatas memberikan pemahaman bagaimana kita dapat menjalankan sistem


manajemen yang antisipatif terhadap permasalahan yang akan ditemui dalam suatu organisasi
ataupun perusahaan, nah begitu juga dengan pesan firman dalam kitab Amsal 1:7 berkata “Takut
akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.
Firman ini mengajarkan kepada kita apabila kita memegang setiap perintah Tuhan maka sebagai
orang percaya pasti akan mendapatkan hikmat termasuk dalam hal ini bagaimana kita dapat
mengatasi segala persoalan yang akan ditemui dalam organisasi ataupun perusahaan dimana kita
bekerja.

KELOMPOK V.

PENANGANAN KONFLIK

(6)
Konflik juga bisa disebut sebagai adanya situasi tindakan salah satu pihak yang berakibat
menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain yang menyebabkan kerugian.
Konflik termasuk di dalam manajemen konflik ini sangat mudah terjadi di antara orang-orang
yang hubungannya bukan teman, dibandingkan dengan teman atau orang terdekat. Dari definisi
konflik di dalam manajemen konflik di atas, disimpulkan bahwa konflik merupakan interaksi
pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik biasanya timbul pada berbagai situasi sosial,
baik terjadi di dalam diri individu, antarindividu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara.
Biasanya, konflik muncul karena adanya kesalahpahaman pada sebuah situasi sosial tentang
pokok-pokok pikiran tertentu dan adanya antagonisme-antagonisme emosional yang
menyebabkan ketidaksesuaian sehingga membuat perasaan marah, tidak percaya, tidak senang,
takut, menentang, dan terjadinya bentrokan.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen di dalam


manajemen konflik dan lainnya merupakan suatu tindakan yang berhubungan dengan usaha
tertentu dan menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan. Artinya,
manajemen konflik merupakan proses untuk mengelola konflik dengan menyusun strategi yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki konflik sehingga mendapatkan resolusi yang
diinginkan. Sementara itu, dalam sudut pandang demokrasi, manajemen konflik berbicara
mengenai bagaimana konflik ditangani. Cara penanganan konflik di dalam manajemen konflik
ini biasanya dilakukan secara konstruktif dan membawa pihak yang berkonflik ke dalam suatu
proses yang kooperatif serta dapat merancang sistem kooperatif yang praktis untuk dapat
mengelola perbedaan secara konstruktif.

Akhirnya, manajemen konflik mengelola konflik dengan baik sehingga dapat membatasi
berbagai aspek negatif dan bahkan mampu meningkatkan aspek positif dari terjadinya konflik di
sebuah organisasi atau suatu bisnis yang berjalan.

Fungsi Manajemen Konflik :

1. Meningkatkan kinerja dan keaktifan pekerja


2. Mengembangkan kemampuan pekerja
3. Melatih menyelesaikan konflik
4. Meningkatkan rasa saling menghormati

Strategi manajemen konflik :

1) Akomodatif atau accommodating di dalam melaksanakan manajemen konflik ini adalah


Anda sebagai pihak ketiga diharap dapat menjadi penengah terjadinya konflik dengan
membuka diri untuk menerima dan menampung seluruh aspirasi, pandangan, dan
pendapat dari kedua belah pihak yang terlibat konflik.
2) Strategi menghindari atau avoiding di dalam manajemen konflik dilakukan sebagai
langkah antisipasi yang dilakukan untuk dapat mencegah dan menghindari potensi
konflik. Di sini, seseorang dituntut harus memiliki daya analisis yang tajam terhadap
dinamika organisasi dan tim.
3) Strategi kolaborasi atau collaborating ini mampu mengubah konflik menjadi hal yang
positif. Caranya yakni dengan membiarkan semua pihak yang terlibat di dalam konflik
mampu berkolaborasi. Meski demikian, strategi manajemen konflik ini hanya akan
efektif bila kedua belah pihak yang memiliki konflik bisa menyepakati tujuan bersama.
4) Strategi manajemen konflik selanjutnya adalah kompromi, di mana proses penyelesaian
konflik dilakukan dengan upaya untuk mencapai kompromi, ketika masing-masing pihak
yang terlibat dapat menurunkan atau mengurangi tuntutan, kepentingan, keinginan, atau
kehendak, sehingga dapat menghasilkan titik temu yang dapat diterima kedua belah
pihak.
5) Strategi kompetisi atau competeting untuk melaksanakan manajemen konflik ini
dilakukan dengan cara membiarkan kedua belah pihak yang berkonflik untuk dapat
berkompetisi secara sehat.

(7)
6) Strategi konglomerasi atau conglomerating ini merupakan cara menyelesaikan konflik
atau strategi manajemen konflik dengan menggabungkan beberapa strategi di atasi
dengan dilakukannya sebuah kompromi.

Refleksi Teologi.

Tentunya dalam menjalani kehidupan ini tidak hanya pada situasi yang baik-baik saja,
melainkan kita juga akan menemukan situasi yang membuat kita tidak merasa nyaman dengan
hal itu. Oleh karena itu materi diatas telah mendasari kita bagaimana untuk menangani setiap
permasalahan apabila itu terjadi. Pesan firman terdapat dalam kitab Yesaya 41:10 berkata
“jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab aku ini Allahmu; Aku akan
meneguhkan, bahkan akan menolong engkau, Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan”. Firman Tuhan memberikan penguatan kepada orang-
orang yang sedang dalam mengalami pergumulan/persoalan hidup akan tetapi ada pesan yang
tersirat bahwa dalam setiap penderitaan pasti ada jalan keluar yakni kepada Kristus Yesus.
Sebesar dan seberan apapun permasalahan kita akan menjadi ringan apabila Tuhan beserta kita.

KELOMPOK VI.

MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN.

Manajemen berdasarkan sasaran atau Management by Objectives (MBO) adalah metode


penilaian kinerja karyawan yang berorientasi pada pencapaian sasaran kerja. Secara umum
esensi sistem MBO, terletak pada penetapan tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan
bawahan yang bekerja bersama, penentuan bidang utama setiap individu yang hasilnya
dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil-hasil (sasaran) yang dapat diukur dan diharapkan,
dan ukuran penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai satuan pedoman pengoperasian satuan-
satuan kerja serta penilaian masing penilaian sumbangan masing-masing anggota. Pada
metode MBO, setiap individu karyawan memiliki sasaran kerjanya masing-masing, yang
bersesuaian dengan sasaran kerja unitnya untuk satu periode kerja.

Tahap Pelaksanaan Management By Objectives dibagi menjadi beberapa tahap yakni :

 Tahap Persiapan, yaitu tahap menyiapkan dokumen-dokumen serta data-data yang


diperlukan.
 Tahap Penyusunan, tahap ini menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap bagian
dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi dan misi yang
dicanangkan oleh instansi. Merumuskan keadaan sekarang untuk membantu identifikasi
dan antisipasi masalah atau hambatan serta kemudahan- kemudahan.
 Tahap Pelaksanaan, yaitu tahap dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi
manajemen secara menyeluruh seperti pengorganisasian, pengarahan, pemberian
semangat dan motivasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
 Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, pada tahap ini bertujuan
agar tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana stratejik melalui
kegiatan keseluruhan dalam perusahaan.

Kelebihan Management By Objectives ;

Dalam suatu penelitian tentang para manajer, Tosi dan Carroll mencatat keuntungan-
keuntungan utama dari program MBO antara lain:

 Program MBO memberi kesempatan kepada para individu untuk mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka.
 Program MBO membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer
menetapkan sasaran dan waktu yang ditargetkan.
 Program MBO meningkatkan komunikasi antara para manajer dan bawahan
 Program MBO membuat para manajer lebih menyadari tentang sasaran organisasi

(8)
 Progaram MBO membuat proses manajemen lebih wajar dengan memusatkan pada suatu
pencapaian. Program ini juga memberi kesempatan kepada para bawahan untuk
mengetahui sebaik mana mereka bekerja dalam kaitannya dengan sasaran organisasi

Kelemahan Management By Objectives ;

MBO, tentu saja tidak menyelesaikan semua masalah organisasi. Penilaian dari para
bawahan merupakan bidang yang sangat sulit karena hal ini menyangkut status, gaji, dan
kenaikan pangkat. Bahkan dalam program MBO yang paling baik pun, proses pengkajian
kembali mungkin dapat menyebabkan ketegangan dan kebencian. Tidak semua prestasi dapat
dikuantifikasikan atau diukur. Bahkan bila apa yang akan dicapai dapat diukur, misalnya jumlah
penjualan total di daerah bawahan tersebut mungkin tidak bertanggung jawab untuk hal
tersebut. Misalnya, penjualan mungkin menurun walaupun bawahan telah berusaha dengan
sebaik-baiknya disebabkan oleh langkah dari para pesaing yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Perubahan-perubahan yang diinginkan oleh MBO dalam perilaku para manajer mungkin juga
menimbulkan masalah. Dalam MBO, penekanan diubah dari menilai para bawahan menjadi
membantu mereka. Ini merupakan perubahan yang sulit dilakukan oleh para manajer.

Refleksi Teologi.

Pada dasarnya setiap orang bekerja untuk menghasilkan atau mendapatkan apa yang
menjadi kebutuhannya, lantas sebagai orang beriman apalagi yang perlu kita kuatirkan akan apa
yang menjadi kebutuhan kita. Semuanya telah disediakan Tuhan bagi kita, tinggal bagaimana
kita dapat mengusahakannya. Sasaran terpenting kita bukan terletak pada materinya melainkan
tertuju pada pemberinya yakni Tuhan Yesus Kristus, jika kita percaya maka kita juga akan
melakukan apa yang Ia inginkan yang semuannya itu akan juga kita nikmati yakni berkatNya.
Adapun pesan firman dalam kitab 2 Timotius 2:6 berkata “seorang petani yang bekerja keras
haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” Akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa
nilai terpenting dari usaha kita adalah apabila kita benar-benar lebih dahulu melakukan kehendak
Tuhan maka, kita akan mendapatkan hasilnya.

KELOMPOK VII.

TOTAL QUALITY MANAGEMENT.

Total Quality Management(TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang membentuknya,
yaitu Total (keseluruhan), Quality (kualitas/derajat keunggulan barang dan jasa), Management
(tindakan,seni, cara menangani, pengendalian). Pengertian kualitas yang diambil dari “American
Society for Quality Control”(Kotler: 1994) bahwa: “Quality is the totality of features and
characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty stated of implied needs.
”Definisi tersebut berkonotasi kepada pelanggan. Produk bermutu kalau dapat memuaskan para
pelanggan yang mengkonsumsi produk tersebut.

Definisi lainnya menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang


mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi. TQM merupakan system manajemen yang berfokus pada
orang/karyawan dan bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan pada
pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah tersebut.

Oleh karen itu mengikuti ajaran Deming, Juran dan Philip Crosby dalam
mengimplementasikan TQM memang perlu, tetapi belumlah cukup. Sebab TQM terus
mengalami evolusi, maka untuk menghayati state-of-the-art TQM perlu diketahui juga kontribusi
bidang manajemen dan organizational effectiveness dalam membangun TQM sebagai dimensi
yang lain. Kontribusi bidang tersebut merupakan satu dimensi tersendiri yang dapat disebut
sebagai akar TQM, antaralain terdiri dari group dynamics, organization development (OD),
sosiotechnicalsystem dan lain-lain. TQM yang dikenal sekarang ini banyak berbeda tekniknya
dengan apa yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1950-an dan yang pertama-tama

(9)
dikembangkan di Amerika pada tahun 1980-an. Penerapan TQM di berbagai bidang
membutuhkan kerangka sendiri dalam manajemen kualitas. Pengertian lain diberikan oleh
Stephen P. Robbins, yang merumuskan Total Quality Management sebagai pencapaian kepuasan
pelanggan secara konstan melalui perbaikan secara berkelanjutan dari semua proses
organisasional.

Total Quality Management adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan


kemanusiaan untuk:

1) Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi


2) Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi
3) Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada kini dan di
waktu yang akan datang.

Berdasarkan definisi TQM, maka dapat disimpulkan definisi TQM (Total


QualityManagement) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha untuk
memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga
kerja, proses dan lingkungannya.

Pada dasarnya, konsep TQM mengandung tiga unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Strategi Nilai Pelanggan

Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan
barang/jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya.
Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk
karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan dan sebagainya.
2. Sistem Organisasional

Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini
mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan
tenaga kerja, aliran proses kerja, arus informasi dan pembuatan keputusan.
3. Perbaikan Berkelanjutan

Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu


berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk
melakukan pengujian kualitas produk secara kontinue. Dengan perbaikan kualitas produk
kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.

Refleksi Teologi.

Sebelum kita mengharapkan yang terbaik dari hasil, kita perlu kerja keras terlebih dahulu, seperti
pembahasan materi ini berkaitan dengan keseluruhan kualitas tergantung bagaimana seni kita
bekerja. Oleh karena itu dalam pemaknaan teologi ini, sebenarnya lebih mengedepankan tugas
dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya untuk tetap melakukan yang terbaik sebagai
wujud ketaatan dan kesetian kita kepada Tuhan. Terlepas dengan segala keterbatasan yang kita
miliki, tetaplah lakukan yang terbaik sehingga hasilnya pun akan membuahkan yang terbaik
pula. Seperti ada slogan rohani yakni “kerjakan apa yang kamu doakan – doakan apa yang kamu
kerjakan” harapan kita tentu yang terbaik, tinggal bagaimana untuk kita dapat mengusahakannya
agar dapat tercipta hasil yang baik juga.

KELOMPOK VIII.

MANAJEMEN STRATEGIK.

Manajemen strategis adalah serangkaian dan tindakan manjerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan,
perumusan strategi, (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi
strategi, dan evaluasi dan pengendalian.Manajemen stategi menekankan pada pengamatan dan

(10)
evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
perusahaan.Semula disebut kebijakan bisnis, manajemen strategis meliputi perencanaan dan
strategi jangka panjang.

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakandan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya
untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen
strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.

Strategi disusun pada dasarnya untuk membentuk 'response' terhadap perubahan eksternal
yang relevan dari suatu organisasi. Perubahan eksternal tersebut tentunya akan dijawab dengan
memperhatikan kemampuan internal dari suatu organisasi. Sampai seberapa jauh suatu
organisasi dapat memanfaatkan .peluang dan meminimalkan ancaman dari luar untuk
memperoleh manfaat yang maksimal dengan mendayagunakan keunggulan organisasi yang
dimiliki pada saat ini.

Ada beberapa Tujuan dan Manfaat dalam Manajemen Strategik antara lain :

1) Memberikan arah jangka panjang perusahaan yang bakal dicapai.


2) Membantu perusahaan beradaptasi pada setiap perusahaan.
3) Membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efektif.
4) Mengaplikasikan dan mengevaluasi strategi yang disepakati dengan efektif dan efisien.
5) Membuat strategi baru untuk menyesuikan dengan perkembangan lingkungan eksternal.
6) Meninjau ulang kelebihan dan kelemahan serta mencermati peluang dan ancaman bisnis
perusahaan.
7) Berinovasi pada produk dan layanan sehingga selalu disukai oleh konsumen.

2 aliran strategik antara lain :

1. STRATEGI BESAR
a) Pertumbuhan/Growth = dapat dilakukan secara internal meliputi pengembangan dari
produk baru atau produk lama yang mengalami perubahan dan secara eksternal dengan
memperoleh tambahan divisi bisnis atau diversifikasi yang artinya mengakuisisi bisnis
yang terkait dengan lini produk saat itu.
b) Stabilitas/Stability = artinya adalah bahwa organisasi ingin tetap berada pada ukurannya
yang sama atau tumbuh perlahan dengan cara-cara yang masih dapat dikendalikan.
c) Pemangkasan/Retrenchment = Retrenchment terjadi ketika suatu organisasi menyusun
kembali melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalikkan penurunan penjualan
dan laba. Kadang-kadang disebut strategi turnaround atau reorganisasi, penghematan
dirancang untuk memperkuat kompetensi dasar dasar organisasi.

2. STRATEGI GLOBAL
a) Strategi Globalisasi(Globalization Strategy) =merupakan standarisasi rancangan produk
dan strategi periklanan di seluruh dunia.
b) Strategi Multidomestik(Multidomestic Strategy) = adalah modifikasi desain produk dan
strategi periklanan untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik dari masing-masing negara.
Maksudnya adalah perusahaan multinasional ada di sejumlah negara, namun periklanan
dan rancangan produknya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing negara.
c) Strategi Transnasional(Transnational Strategy) = yaitu strategi yang mengkombinasikan
koordinasi global untuk meraih efisiensi dengan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan
spesifik pada berbagai negara.

Refleksi Teologi.

(11)
Dalam bergereja, manajemen strategik perlu kita pakai sebab, dalam pelaksanaan pelayanan
yang ada bukan hanya terikat oleh jangka waktu yang dekat melainkan, kita perlu merencanakan
program pelayanan dalam jangka waktu yang panjang agar, dalam mencapai tujuan gereja
mampu melihat perkembangan apa yang terjadi, termasuk kelemahan apa yang menjadi
hambatan dalam pelayanan, didalamnya GMIM telah melakukan manajemen tersebut dengan
agenda-agenda yang telah disepakati bersama dalam sidang SMST, menurut saya, sangat penting
dan bermanfaat bagi gereje terlebih khsus GMIM dalam menerapkan manajemen tersebut,
karena GMIM merupakan gereja yang besar yang ada di Sulawesi Utara, tentunya akan memberi
dampak baik secara internal maupun eksternal, artinya bukan saja mengarah kepada jemaat
melainkan masyarakat pada umumnya sehingga pada akhirnya akan membuahkan hasil baik
(menjadi berkat bagi banyak orang). Amsal 22:9.

KELOMPOK IX.

MANAJEMEN SINGAPURA.

Manajemen Singapura sahasianya adalah menurut Lee Kuan Yew sendiri, adalah
kepercayaan antara pemerintah dengan rakyatnya, dan antara negara Singapura dengan para
investor asing. Apa yang dicapai adalah prestasi bersama. Tetapi, prestasi bersama itu menjadi
kenyataan akibat adanya unsur unsur kepemimpinan.

Kebijakan manajemen singapura terbagi menjadi 3 bagian yakni :

1. Survival, Tugas pemimpin ialah Tanggap dan cepat hadir di pusat masalah, menemukan
akar penyebab nya, mengambil keputusan, dan siap menerima akibat pelaksanaan
keputusan tersebut. Masalah survei fal yang di atasi dengan baik hanyalah mencakupi
survei segelintir orang. Bagaimana Lew Kuan Yew menangani masalah survei fal pada
tahap yang lebih luas, antara lain dapat di ilustrasikan melalui caranya ia menangani dua
patung di Singapura, yaitu patung Reffles dan patung Merlion. Yang bisa kita ambil
dalam contoh survival ilmu manajemen dari Lew Kuan Yew ini yaitu gagasan kreatif
dapat muncul dari siapa saja, dan pemimpin yang efektif dapat mendelegasikan
perwujudan gagasan tersebut kepada orang yang mau dan mampu melakukannya, lalu
mengakui dan menghargai karya karyanya.
2. Security, Ilmu manajemen yang boleh kita ambil dalam Security menurut Lew Kuan Yew
ini adalah pemimpin bebas memilih keputusannya dan siap menanggung akibatnya.
3. Succes, Pemecahan masalah ini sekaligus harus mengandalkan kekuatan eksternal dan
internal Singapura. Untuk itu perlu ada kemampuan negosiasi dengan pihak modal asing
di luar negeri dengan pendekatan yang mengandalkan quid pro quo Yang maksudnya
adalah memberikan sesuatu untuk memperoleh sesuatu, dalam suasana menang menang
dengan pihak lain. Dengan pendekatan semacam ini berbagai negara, Lew Kuan Yew
menarik kesimpulan bahwa para pemilik modal asing di luar negeri menghargai nya. Ia
belajar bahwa yang terutama dikendaki oleh para pemilik modal asing itu adalah
kepastian hukum, stabilitas politik, dan angkatan kerja yang dapat diandalkan di negara di
mana modalnya di investasi kan. Karena itu kejujuran adalah modal utama yang harus
ada pada Singapura, yang sangat dibutuhkan oleh investor asing.

Kepemimpinan Lew Kuan Yew Dan Belajar Dari Ilmu Manajemennya

1. Gaji Menteri dan Perdana Menteri, yang bisa kita ambil dalam kaitannya dengan Ilmu
Manajemen yaitu keteladanan pemimpin lebih kuat dampaknya terhadap lingkungannya
ketimbang kata kata mutiara yang dikhotbahkan.
2. Penanganan Tindak Korupsi, pelajaran yang bisa diambil kepercayaan terhadap
pemimpin terutama teruji pada saat saat Genting yang muncul tanpa disangka sangka.
3. Pertemuan 4 Mata, Dialog adalah jalan yang dapat ditempuh pemimpin untuk pemecahan
masalah bersama secara terbuka dan tulus.

(12)
4. Alih Kepemimpianan, keberlanjutan kemajuan organisasi turut ditentukan oleh
Kepedulian pemimpin untuk merancang peralihan kepemimpinan kepada kader baru
organisasi.
5. Dua Kontroversi, umumnya dunia mengakui kepemimpinan Lew Kuan Yew
membangun Dan mengembangkan Singapura dari negara terkebelakang menjadi negara
maju yang Terpandang. Tetapi, kepemimpinan Lee Kuan Yu tidak luput dari kekurangan
yang dikemukakan sebagian pengamat, di dalam dan di luar Singapura. Dua hal yang
kontroversial terhadap kepemimpinan like one yuk ialah kebebasan pers dan penerapan
hukuman pukulan dengan rotan untuk menegakkan disiplin.

Refleksi Teologi.

Jika kita melihat secara geografis negara Singapura tidaklah sebesar negara-negara lain termasuk
Indonesia, namun bukan berarti negara kecil dapat dipandang kecil juga dalam berbagai aspek,
perlu kita ketahui juga bahwa Singapura memilki sumber daya baik manusia yang begitu tinggi
sehingga membuat mereka menjadi negara maju di kawasan Asia Tenggara. Mengapa demikian,
karena mereka mampu untuk mengatur sedemikian rupa setiap potensi yang mereka miliki
sebaik mungkin. Mereka tidak mementingkan diri sendiri sebab bagi mereka kerja sama
merupakan suatu prestasi bagi mereka dalam mencapai tujuan mereka. Satu hal yang patut kita
teladani kepada mereka adalah kerja yang profesional, sehingga tidak ada yang namanya konfilk
berkepanjangan internal mereka seperti (Kolusi,Korupsi dan Nepotisme). Jika demikian maka
kita harus mengambil teladan apa yang baik dari mereka, bercaka dari firman Tuhan dalam kitab
Roma 12:16 berkata “hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu
memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang
sederhana. Janganlah menggangap dirimu pandai.” Bekerja bersama-sama merupakan kunci
dalam mencapai tujuan bersama, tentunya dengan penuh rasa takut akan Tuhan.

KELOMPOK X.

MANAJEMEN JEPANG.

Manajemen orang Jepang memberikan tekanan kepada para pekerja sebagai modal utama
dan terpenting dalam perusahaan.Dalam konteks ini manajer-manajer Jepang menggunakan
sistem seumur hidup bagi para pekerja.Pada umumnya, perusahaan-perusaan Jepang berharap
bisa memperkejakan para pekerja selama 34 sampai 40 tahun, sampai mereka berhenti.Sistem
pekerjaan seumur hidup mempunyai dua pengaruh positif.Pertama, sistem tersebut menjamin
kontinuitas dan kekuatan pekerja serta mendorong para pekerja untuk berpartisipasi dalam area
manajemen perusahaan.Kedua, ketika para pekerja mempunyai rasa aman dalam perusahaan,
sikap mereka terhadap inovasi dan teknologi adalah positif.Tidak seperti di Negara Barat, di
Jepang penggunaan robot dalam pabrik dapat diterima dengan baik oleh para pekerja.

Kebutuhan spiritual sama pentingnya dengan kebutuhan material. Ini adalah keseimbangan
dua faktor yang telah membuat para pekerja Jepang mempunyai produktivitas yang
tinggi.Perhatian terhadap faktor manusia dan semua yang terkait dengannya seperti budaya,
sejarah dan agama sebagai satu unit produksi dalam manajemen orang Jepang telah
menyebabkan perhatian dunia. Melalui pendekatan orang Jepang terhadap manajemen, negara-
negara lain mulai sadar bahwa mereka tidak memberikan perhatian yang cukup kepada berbagai
pandangan akan kebutuhan manusia. Manusia dan kebutuhan dan juga masalah-masalah
sekarang nampak menjadi perhatian umum.Inilah alasan mengapa manajemen orang Jepang
telah menjadi benar-benar pujaan global.

Manajemen gaya jepang yang dianut ini memiliki empat elemen utama, yaitu:

1. Kebersamaan (Collectivism), dimana nilai kebersamaan mampu mempertahankan


efektivitas dan semangat kerja (morale) untuk menghasilkan konsensus (nemawashi)
sebelum mengambil keputusan.

(13)
2. Kesamaan (Homogeneity), dimana letak geografis Jepang yang menyendiri dan terisolasi
laut membuat masyarakat Jepang memiliki nilai kesamaan; saling pengertian dan
percaya. "Ishin den shin" (Paham tanpa perlu dibicarakan), istilah ini menggambarkan
bahwa Jepang menjunjung tinggi komunikasi vertikal maupun horizontal; struktur
organisasi sederhana; dan uraian pekerjaan yang tegas.
3. Falsafah Confusius, yang telah dikenalkan sejak abad ke-4 oleh Kaum Samurai. Falsafah
ini mengajarkan tentang arti setia dan patuh terhadap senior atau atasan; kewajiban atasan
terhadap bawahan; dan kerja keras.
4. Tingkat pendidikan tinggi, dimana 90% penduduknya telah menyelesaikan studi sekolah
menengah mampu menyukseskan Jepang dalam menyelesaikan Program Pengendalian
Mutu.

Keempat elemen diatas mempengaruhi ciri utama manajemen Jepang yaitu karyawan dianggap
sebagai sumber daya utama dengan memberikan penghargaan berupa :

a) "Shusin koyo" yang berarti mempekerjakan karyawan seumur hidup (lifetime


employment), dimana kesuksesan sistem ini tergantung dari sifat pribadi yang
bersangkutan (seperti loyalitas).
b) "Nenko" yang berarti promosi dan gaji berdasarkan tingkat senioritas. Di Jepang,
karyawan dengan tingkat pendidikan; masa kerja; dan prestasi berbeda akan mendapat
gaji yang sama. Mungkin dipandang tidak adil, namun bagi mereka yang berbakat pasti
disediakan tugas dan posisi khusus.
c) Pelatihan dan pengembangan, yang dilakukan terus-menerus sepanjang perjalanan karier.
Melalui hal ini, diharapkan tiap karyawan mampu mengerjakan semua pekerjaan
perusahaan. Jepang menerapkan sistem pelatihan in house (mengundang ahli-ahli
universitas dan lembaga pendidikan sebagai pembicara), sistem ini membuat program
pengembangannya semakin terkenal seperti Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality
Control); Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle); dan Just In Time (JIT).
d) Kerja sama kelompok, mampu mengubah mind-set masyarakatnya menganggap
lingkungan sebagai tempat bermasyarakat bukan hanya tempat mencari nafkah. Sikap ini
mencerminkan rasa kebanggaan dan keberhasilan terhadap perusahaan.
e) Konsensus dalam pengambilan keputusan atau disebut "Ringi" (pengambilan keputusan
di perusahaaan berdasarkan persetujuan yang berwenang).
f) "Bottom up approach", dengan menempatkan manajer senior sebagai fasilitator dan
manajer menengah sebagai pendorong.
g) Penilaian karya yang rumit dilakukan berdasarkan sifat kepribadian masing-masing
karyawan.
h) Jaminan sosial, berupa perumahan; tunjangan transportasi; asrama untuk yang belum
berkeluarga; beasiswa untuk anak karyawan dan pinjaman bunga rendah untuk
perumahan. Hal ini sesuai dengan istilah "Keluarga besar" bagi perusahaan di Jepang.

Refleksi Teologi.

Walaupun manajemen Singapura berbeda dengan manaejemen Jepang, akan tetapi


mereka kurang lebih memiliki luas negara yang sama besarnya. Dapat dikata bahwa negara kecil
memiliki kemungkinan besar untuk mudah ditangani dalam hal manajemen dalam rangka untuk
mencapai tujuan, berbeda dengan negara-negara besar berkembang lainnya yang cukup rumit,
sebab begitu banyak manusia yang harus diperhatikan. Nah sebenarnya apa yang dapat kita
ambil dari manajemen Jepang? Yakni kerja sama, dengan tingkat senioritas yang tinggi sehingga
memungkinkan untuk pengontrolan yang lebih mudah. Falsafah mereka membantu mereka untuk
melakukan setiap aktivitas mereka sehingga, jelas sekali terlihat di Jepang orang-orangnya
sangat santun dibandingkan dengan negara-negara lain di eropa. Negara jepang ini terkenal
dengan teknologinya yang sangat canggih dibandingkan negara-negara lainnya. Walaupun
mereka tidak mayoritas beragama Kristen melainkan agama lokal yakni Sinto. Disisi lain
menurut saya mereka telah melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, dengan mengusahakan
setiap apa yang telah dipercayakan Tuhan sejak awal, dalam kitab Kejadian pasal 2 untuk

(14)
mengusahakan dan memelihara taman eden, itu berarti sama halnya dengan mandat Tuhan yang
diberikan kepada manusia dalam memelihara dan mengusahakan bumi. Nampak jelas Jepang
telah melakukan hal tersebut.

KELOMPOK XI.

MANAJEMEN AMERIKA.

Gagasan mengenai munculnya Manajemen Amerika lahir dari Dorongan Kuat F.W.
Taylor (1856 – 1915) pada akhir abad ke – 19 sampai awal abad 20. Pemikiran awal Taylor
terangsang oleh sejumlah pendahulunya, terutama oleh Henry R. Towne insinyur sekaligus
industrialis di Amerika.

Pandangan Taylor sangat dipengaruhi oleh etika Protestan pada waktu itu. Ia menekankan
nilai kerja keras, rasionalitas, ekonomi, individualism, dan pandangan bahwa setiap orang
mempunyai peranan dalam masyarakat. Taylor tidak mengembangkan teori manajemen yang
luar dan umum. Ia berorientasi pragmatis dengan penekanan empiris, rekayasa (engineering), dan
mekanistis, yang terutama berfokus pada peningkatan efisiensi pekerja. Dalam tulisan-tulisan
awalnya ia menunjukan idenya sebagai “manajemen tugas (testmanagement)”.

Ciri – Ciri Manajemen Amerika

a) Sistem berjangka pendek


b) Evaluasi dan promosi cepat
c) System bonus dan upah berdasarkan produktivitas
d) Karier berdasarkan spesialisasi
e) Mekanisme pengawasan : Hierarki
f) Pengambilan keputusan oleh pimpinan tanggung jawab individual

Keunggulan Manajemen Amerika, Tanggungjawab diberikan secara perorangan dan


mengakui prestasi kerja. Dengan adanya tanggungjawab ini maka karyawan bebas menggunakan
keterampilan yang dimilikinya.

Kelemahan Manajemen Amerika, Pengambilan keputusan yang secara individual.


Walaupun tidak memakan banyak waktu, tetapi tingkat keberhasilannya kecil karena tidak
dilakukan secara terbuka. Manajemen Amerika lebih menekankan kepada individu.

Sampai saat ini (abad XXI), dominasi amerika sangat kuat dalam berbagai aspek
kehidupan seperti ekonomi, tekhnologi, politik dan bahkan hiburan. Khususnya film, serta aspek-
aspek lain. Demikian juga dalam pendidikan khususnya pendidikan manajemen atau bisnis.
Sehingga wajarlah muncul kepercayaan bahwa apa yang baik di Amerika akan baik juga di
tempat lain, dan praktek bisnis yang baik di Amerika akan efektif juga di tempat lain. Pandangan
ini disebabkan oleh begitu luasnya penyebaran informasi. Perkembangan ilmu dan Praktek dan
manajemen bisnis Amerika melalui buku, majalah, dan jurnal-jurnal ilmiah. Setiap tahun
puluhan buku di bidang manajemen bisnis diterbitkan, dan ribuan artikel majalah dan jurnal
dibaca oleh para praktisi bisnis, baik itu manajer, direktur, maupun karyawan biasa.

Bahkan mungkin perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan bisnis


(manajemen) dapat dinilai berdasarkan pada apakah program pendidikan tersebut menyediakan
bahan bacaan dari jurnal-jurnal manajemen/bisnis ataukah tidak. Bila program pendidikan bisnis
tidak meyediakan jurnal-jurnal tersebut. Maka pantas untuk dipertanyakan “kualitas”nya. Oleh
karena begitu banyaknya perkembangan teori manajemen Amerika (meliputi teori motivasi,
kepemimpinan, komunikasi, organisasi). Maka tidak mengherankan apabila dominasinya
sangatlah kuat

Refleksi Teologi.

Mendengar dan melihat kemajuan dari negara adidaya yakni Amerika Serikat tentunya
sudah biasa, ternyata dibalik kesuksesan negara Amerika mereka memiliki manajemen yang

(15)
baik. Terlepas dari itu kita tahu bersama bahwa di Amerika adalah mayoritas beragama Kristen.
Oleh sebab itu manajemen awal Amerika telah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Kristen. Sebagai
orang percaya tentunya bangga jika dampak yang terbesar telah terjadi bagi negara Amerika
karena mereka mengandalkan Tuhan yang lebih utama. Sebenarnya bukan terletak pada
personalnya melainkan mereka telah menyadari bahwa manusia hanya dapat merencanakan akan
tetapi Tuhanlah yang menentukan, tidak ada salhnya jika di Amerika disebut negara Adidaya
negara yang memengang tingkat kekuasaan tertinggi dibandingkan dengan negara lain.
Termasuk dalam berbagai aspek teknologi, ekonomi dll, negara Amerika lebih maju. Manajemen
Amerika adalah manajemen yang memusatkan secara keseluruhan keputusan berada pada satu
orang, dengan kata lain agar mempermudah untuk menetapkan segala sesuatu berdasarkan skil
mereka masing-masing. Manajemen ini sebenarnya tidaklah rumit, jika spesialisasinya tepat
berdasarkan skil dari individu itu sendiri. Sehingga dampaknya nyata kita boleh lihat sekarang.

KELOMPOK XII.

MANAJEMEN INDONESIA.

Manajemen Indonesia, Asumsi yang melandasi budaya kerja transformasional bersifat


mendasar karena bersangkutan dengan keyakinan kita tentang pekerja dan persoalan yang terkait
dengan perlakuan perusahaan terhadap mereka. Asumsi dasar itu adalah:

Pekerja adalah anggota perusahaan yang memiliki potensi besar. Asumsi ini merupakan
konsekuensi darl penerapan paradigma manusia bersumber daya yang berbeda dari paradigma
sumber daya manusia yang selama ini banyak digunakan orang.Keyakinan yang melandasi
asumsi ini merupakan hal yang paling penting dan menentukan di dalam suatu analisis tentang
budaya kerja dan praktik kepemimpinan di lingkungan suatu perusahaan.

Pekerja adalah orang yang cerdas.Asumsi ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pekerja
pada dasarnya adalah orang yang cerdas dan memiliki potensi insani yang besar.Jika sekiranya
selama ini mereka belum menunjukkan kontribusinya secara nyata pada perusahaan, hal itu lebih
banyak disebabkan karena di lingkungan perusahaan belum ada suasana kerja yang kondusif
yang mampu mendorong para pekerja itu untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

Pekera adalah warga perusahaan yang terhormat (honorable organizational citizen).


Angsgota perusahaan diangsap dan diperlakukan sebagai orang-orang yang terhormat, artinya
mereka adalahorang-orang yang jujur dan tahu batas-batas tanggung jawab mereka dengan
balk.Hal ini juga berarti bahwa anggota perusahaan dapat dipercaya untuk bekerja tanpa
pengawasan sehingga hubungan kerja di lingkungan perusahaan dapat dikembangkan dengan
berlandaskan pada rasa saling percaya.sebagai warga perusahaan yang terhormat, mereka merasa
ikut bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan dan kesejahteraan warga yang lain.

Pekerja membutuhkan lingkungan yang kondusf bagi kerja keras dan kerja sama cerdas.
Asumsi ini perlu dikemukakan di sini karena biasanya orang beranggapan bahwa kerja keras dan
cerdas akanterjadi dengan sendirinya dalam lingkungan kerja seperti apa pun. Tidak jarang orang
langsung menyalahkan para pekerja jika hasil kerja mereka dianggap tidak memenuhi harapan
manajemen.Manajemen cenderung mengabaikan realitas bahwa sumber sebab dari kerja yang
kurang baik biasanya adalah buruknya suasana atau iklim kerja.

Perusahaan yang memiliki landasan konseptual seperti ini menempatkan manusla


sebagai: (1) titik sentral di dalam keglatan bisnis; (2) penggerak dan pengarah kegiatan bisnis: 3)
pencipta nilai yang dihargai perusahaan dan semua konstitunya; serta ( pemelancar aliran barang,
uang, Informasi, dan orang di dalam seluruh rantal nilai bisnis.

Praktik rasa saling percaya di berbagai perusahaan dan instansi publik di Indonesia. Pada
umumnya, orang menyepakati hasil observasi ini, tetapi diharapkan observasi ini maupun hasil
pengamatan lain yang dikemukakan terdahulu, dapat dilengkapi dengan pembuktian empiris
yang lebih mantap di masa depan. Kajian mengenai rasa saling percaya akan dilanjutkan dengan

(16)
mengkaji peran rasa saling percaya dalam proses manajemen. Kajian ini berfokus pada
pembahasan persepsi orang tentang rasa saling percaya, mengapa hal itu penting, dan apa peran
rasa saling percaya itu di dalam proses penciptaan nilai.

Rasa saling percaya juga akan mendorong orang untuk mempertanyakan keberadaan
dirinya dan makna kerjanya. Rasa saling percayaakan mendorong orang untuk melihat tempat
kerja mereka bukan sekadar sebagai suatu tempat mereka mencari nafkah, melainkan juga
sebagai tempat di mana mereka dapat menemukan makna kehidupan dan kerja serta
menunjukkan jati diri mereka yang sejati.

Refleksi Teologi.

Sebagai warga negara Indonesia, tentunya telah mengetahui bagaimanana situasi dan
keadaan dinegara kita, ada positif dan negatifnya nyata bagian dari realita yang ada. Manajemen
di Indonesia memang dipengaruhi sejak awal oleh tradisi lokal, seperti yang ada di Sulawesi
Utara, bahwa nilai kebersamaan itu sangat tinggi (gotong royong). Manajemen di Indonesia yang
patut kita apresiasi yakni berdasarkan komunitas, nyatanya banyak kegiatan selalu dilakukan
secara bersama-sama. Dalam kemajemukan yang ada di Indonesia gereja sudah sepatutnya
mampu untuk dapat menghadapinya, dengan meningkatkan “Toleransi” yang ada. Catatan Kritis
ini didasarkan pada kenyataan sekarang, bahwa agama mayoritas lebih diperuntungkan dari pada
penganut agama minoritas, dalam berbagai aspek. Skill dan profesionalitas tidak lagi dijunjung
tinggi manajemen yang ada di Indonesia melainkan dipengaruhi oleh suatu komunitas. Dari hal
tersebut secara tidak langgsung kita sebagai warga negara telah mengetahuinya, ada yang patut
kita apresiasi adapun yang tidak patut kita teladani, sebagai koreksi kita bersama. Berkaca dari
firman Tuhan dalam kitab Roma 13:1-7 menegaskan bahwa pejabat-pejabat pemerintah itu
ditetapkan oleh Allah, sehingga orang Kristen harus takluk kepadanya dan tidak boleh
melawannya. Mereka harus dihormati sebagai pelayan Allah demi kebaikan bersama. Saya
mengangkat ayat ini sebagai bagian dari Toleransi kita untuk menghargai setiap perbedaan yang
ada, gereja harus menunjukan Toleransi sebagai wujud iman kepada Tuhan. Begitu juga dalam
mencapai tujuan beroranisasi gereja harus pro aktif ditengah-tengah kemajemukan yang ada
sehingga mampu bekerja sama dalam mencapai tujuan.

DEMIKIAN,..

TERIMA KASIH, TUHAN YESUS MEMBERKATI....

(17)

Anda mungkin juga menyukai