Anda di halaman 1dari 6

A.

     Yesus Menurut Injil Matius


Injil matius ditulis dan disusun secara teratur. Misalnya bagian pengjaran Tuhan Yesus
dikelompokkan sedemikian rupa dalam satu bagian seperti khotba di bukit, demikian juga
dngan aktivis-aktivis-Nya dikelompokkan dalam kelompok yang ssama seperti perumpamaan-
perumpamaan. Selain itu Injil Matius juga ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah mesias yang
telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama[4]. Matius mengawali Injilnya dengan sebuah prolog
yang merupakan rangkaian beberapa peristiwa dan informasi yang disusun sebagai pengantar
bagi keseluruhan kisah mengenai Yesus. pernyataan “Buku silsilah Yesus Kristus, Anak Daud,
Anak Abraham”. Kata “silsilah” digunakan untuk menerjemahkan kata “genesis” yang berarti
asal usul. Dengan kata ini Matius mau menunjukkan bahwa apa yang akan ditampilkan
bukanlah sebuah kisah mengenai orang yang biasa-biasa saja.
1.     Yesus sebagai Guru
Di dalam kitab Matius juga Yesus disapa dengan sebutan Guru atau Rabi  sama halnya
dalam kitab Markus. Tetapi ada perbedaan dalam hal ini antara Markus dan Matius. Dalam
Matius para murid tidak pernah berkata kepada Yesus dengan memakai kata guru. Hanya
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menggunakan kata Guru untuk menyebut nama
Yesus (Kata guru diberikan oleh orang-orang yang memusuhi Yesus). Para murid justru
menyebut Yesus sebagai Tuhan (Kurios) artinya penguasa, pemilik, penguasa. Dalam
terjemahan PL kata kurios dipakai untuk mengganti nama diri Allah Israel, yaitu JHWH, dalam
terjemahan LAI: TUHAN. Kata inilah yang sering kali keluar dari mulut mereka dengan penuh
hormat. Dalam Matius 8:25, 17:4 murid menyebut Tuhan, sedangkan dalam Markus 4:38, 9:5
murid menyebut-Nya Guru. Dalam keseluruhan kitab Markus Yesus tidak pernah disapa oleh
para murid dengan “Tuhan” dan dalam Lukas hanya satu kali, yaitu oleh Petrus dalam Lukas 5:8.
Jadi dalam hal ini  Matius memperdengarkan Yesus kepada kita siapa Yesus itu bagi Jemaat-Nya,
yaitu kurios, penguasa yang mutlak dan para murid mengantungkan diri sepenuhnya kepada
Yesus.[5] Fokus utama Injil Matius adalam memperkenalkan Yesus Kristus. Berikut penulis
paparkan tentang siapa Yesus dalam Injil Matius yaitu sebagai berikut:
2.     Yesus Sang Mesias
Matius mulai Injilnya dengan mencantumkan silsilah Tuhan Yesus. Di sini Matius hendak
menunjukkan kepada para pembaca  bahwa Yesus adalah Mesias yang datang dari keturunan
Yahudi (Mat. 1:1-17) Ia adalah Mesias yang datang untuk menggenapi nubuatan PL (bdk. Mat.
1:22-23; 2:6), Mesias yang datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa (Mat. 1:21),
yang kedatangan-Nya pertama kali adalah untuk mencari bangsa Israel yang terhilang (Mat.
15:24).
3.     Yesus sebagai Tuhan
Dalam kitab Matius 7:22-23, Yesus secara terang-terangan diperkenalkan sebagai Tuhan.
Matius hendak menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berfirman, yang akan menghakimi
dunia, dan lain-lain. Matius juga melaporkan bagaimana Yesus dimuliakan di atas gunung dan
sebagaimana Yesus dengan sapaan Tuhan, maka Matius ingin agar pembacanya mengenal Dia
sebagai Tuhan yang berotoritas sebab dengan sebutan Yesus sebagai Tuhan, Matius juga
memperkenalkan realitas ke-Allah-an Yesus. Dia adalah Tuhan yang harus dipercayai dan
ditaati.
4.     Yesus sebagai Keturunan Daud
Yesus disebut sebagai Kristus Anak Daud. Orang-orang Yahudi sudah dangat familiar
dengan sebutan tersebut. Kepada Daud, Allah telah menjanjikan bahwa Ia akan menumbuhkan
seorang anak dari keturunannya yang akan memerintah selama-lamanya (2 Sam 7). Janji Allah
kepada Daud ini menjadi dasar pengharapan mesianik dalam tradisi Israel. Akan datang Sang
Mesias utusan Allah. Karena itu Mesias di dalam pemahaman Yahudi adalah Anak Daud.
Yesus adalah anak Abrahan yang akar keyahudian-Nya menancap begitu dalam sampai
pada bapa bangsa yang dengan imannya yang kokoh mempercayakan diri kepaada Allah dan
membuka babak baru sejarah umat plihan. Gelar anak Abraham ini juga mengindikasikan
terbukanya umat Allah bagi segala bangsa.[6] Dengan memperkenalkan Yesus sebagai anak
Abraham, Matius hendak menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah kepada
Abraham, bapa seluruh bangsa Israel. Yang kepadanya diberikan janji berkat (Kej 12:2-3).
Kemudian Matius juga menghubungkan garis keturunan Yesus dengan Raja Daud dengan tujuan
Matius ingin memperkenalkan Yesus sebagai Raja Israel (bkd. Zakharia 9:9, Mat. 21:5). Yesus
adalah Raja yang ditinggikan dan duduk diatas tahkta kemuliaan-Nya (Mat. 25:31). Yesus adalah
raja orang Yahudi (Mat. 2:2), Mesias (yang diurapi), Anak Allah. Hal lain yang ditunjukkan
Matius yang hendak menggambarkan Yesus sebagai Raja adalah kedatangan orang-orang Majus
untuk menyembah Yesus, di mana orang Majus itu datang ke Yerusalem dengan melihat
bintang. Dan bahwa pertanyaan Orang Majus yang mengatakan bahwa seorang raja telah lahir
merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja.
5.     Yesus sebagai Juruselamat
Sebelum Yesus dilahirkan, Malaikat menyatakan kepada Maria bahwa nama yang akan
diberikan kepada anaknya nanti adalah Yesus. Nama Yesus sendiri adalah nama Yunani yang
diambil dari kata Joshua yang dalam bahasa Ibrani kata itu berarti Allah penyelamat. Dari nama
Yesus jelas terlihat pribadi, misi dan pekerjaan apa yang akan dilakukan Yesus, yaitu: bahwa Dia
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat. 1:21). Matius memperkenalkan
Yesus sebagai Juruselamat dunia dan umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
6.     Yesus sebagai Musa yang Baru
Dalam Injil Matius 2 disebutkan bahwa Yusuf dan Maria membawa Yesus lari ke Mesir
supaya Ia bebas dari raja-raja Yahudi (Mat 2:13-23). Jika dibandingkan dengan kelahiran Musa,
maka ada beberapa persamaannya dengan kelahiran Yesus seperti: Ketika Musa lahir terjadi
pembunuhan bayi-bayi di Mesir sama ketika Yesus lahir, maka pembunuhan bayi-bayi terjadi di
Betlehem dengan melaporkan tentang peristiwa kelahiran Yesus, Matius hendak menjelaskan
kepada para pembaca bahwa Yesus adalah Musa yang Baru. Leon Morris berkata bahwa Yesus
diperkenalkan  sebagai Musa yang baru dari gunung Sinai yang Baru (1996:164).[7]
B.     Yesus Menurut Injil Markus
Sangat hiduplah gambaran tentang Yesus dalam Markus. Kita membaca di sini bahwa
Yesus sebagai satu-satunya penginjil Markus mengatakan bahwa Yesus menaruh kasih pada
orang kaya yang bertanya tentang cara memperoleh hidup yang kekal (Mrk. 10:21). Dalam
Markus 3:5 kita membaca bahwa Yesus berdukacita dan marah.  Beberapa gelar dan sapaan
diberikan kepada Yesus. Orang menyapa Dia dengan sebutan Guru. Petrus mengaku bahwa
Dialah Mesias (kata Ibrani yang berarti yang diurapi; orang yang akan menjadi juruselamat
umatnya. Dalam PB mesias ibrani ini menjadi Kristus (Yun: Christos) tetapi petunjuk kepada
Yesus sebagai mesias sangat jarang terdapat dalam Injil-Injil Sinoptik)[8]. Istilah guru dan
mesias memang diketahui orang yahudi, juga sebelum nama ini diberi kepada Yesus. pada
awalnya baiklah kita melihat bahwa nama dari Yesus sebagai sapaan cumin muncul tiga kali.
Dua kali Yesus disapa dengan nama diri oleh roh jahat,  dalam 1:24 “hai Yesus, orang Nazaret”,
dalam 5:7 “hai Yesus, Anak Allah yang mahatinggi” dan yang ketiga dalam 10:57 “Yesus, Anak
Daud” oleh Bartimeus, seorang pengemis yang buta. Kita meneruskan dengan sapaan yang
umum dipakai oang Yahudi secara umum, yaitu Guru. Yesus disapa sebagai guru, yang berarti
guru hukum taurat. Dengan sapaan ini Yesus sebagai seorang yang mengenal dan mengajarkan
kehendak Allah. Yesus pun dapat disebut Anak Daud, sebab Dialah mesias, tetapi, Yesus secara
khusus sesudah kebangkitan-Nya, melebih anak Daud, Ia adalah Tuan bagi Daud.[9]
Yang menjadi sentral utama pemberitaan Injil dalam kitab Markus adalah Yesus. Kitab
markus dimulai dengan kata-kata: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Anak Allah (Mrk. 1:1)”.
Kata Injil yang dimaksud di sini adalah kabar baik mengenai apa yng dikatakan dan diperbuat
Yesus; apa yang diajarkan dan yang dikerjakan Yesus. Markus memperkenalkan Yesus sebagai
Anak Allah dan juga sebagai manusia yang datang dalam kerendahan. Sebagai Anak Allah yang
berkuasa: Ia berkuasa atas roh-roh (Mrk. 5:1-20), berkuasa atas kematian di mana Yesus
membangkitkan putrid Yairus (Mrk. 21-43). Yesus yang sering disebut dengan gelar “Anak
Manusia” yang berkuasa mengampuni dosa (Mrk. 2:10; 18) dan yang adalah Tuhan atas hari
Sabat (Mrk. 2:28). Beberapa pandangan atau gambaran Yesus yang disampaikan menurut Injil
Markus, yaitu sebagai berikut:
1.     Yesus Sang Manusia
Dalam Injil Markus para membaca menemukan bahwa Yesus datang sebagai manusia. Ia
datang dalam kerendahan dan menjadi hamba. Sebagai manusia Ia mengalami pencobaan dari
Iblis (Mrk 1:12). Ia disebut sebagai seorang tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yudas
dan Simon (Mrk 6:3). Markus tidak hanya menyatakan siapa Yesus melainkan juga menekankan
bagaimana perasaan Yesus sebagai manusia. Contohnya: Ia merasa marah (Mrk 3:5, 10:14);
tergerak hati-Nya oleh karena belas kasihan (Mrk 1:4, 10:21); Yesus heran (Mrk 6:6); mengeluh
(Mrk 8:12) dan merasa takut dan gentar (Mrk 14:33). Markus juga menonjolkan kemanusiaan
Yesus dengan melaporkan tentang keterbatasan Yesus sebagai manusia. Contohnya: Yesus tidak
dapat terang-terangan masuk ke dalam kota (Mrk 1:45) ; Yesus menanyakan nama orang yang
kerasukan setan (Mrk 5:9); Ia juga bertanya siapa yang menjama jubah-Nya (Mrk 5:30);
bertanya tentang jumlah roti yang ada pada murid-mirid-Nya (Mrk 6:38), dan lain sebagainya.
Markus juga memberikan catatan bagaimana para murid memanggil Yesus dengan sebutan
Guru, bukan Tuhan sebagaimana yang dilaporkan juga dalam Injil lain (Mrk. 4:38; 5:35; 9:17;
9:38; 10:17; 20; 12:14; 12:19 ). Yesus tidak secara langsung mengatakan bahwa Dialah mesias,
atau Akulah Allah. Tetapi dari sabda-sabda-Nya seperti termuat dalam kitab Injil jelas Ia
berbicara tentang diri-Nya sebagai Anak Manusia. Perkataan Anak manusia secar khusus
muncul dalam bagian kedua Markus, yaitu dalam bagian sesudah pengakuan Petrus (2:10, 28;
8:31; 9:10, 12, 10:33). [10]
2.     Yesus, Anak Allah
Dari semula iman Kristen selalu mengaku Yesus sebagai “Anak Allah”. orang-orang yang
berbahasa Yunani sering memakai istilah ini untuk menyebut tokoh pahlawan. Dalam Perjanjian
Lama pun Bangsa Israel disebut anak Allah (Hosea 11:1) Raja-raja Israel, teristimewah mereka
yang merupakan keturunan Daud deberi gelar itu. Tetapi jelas sekali dalam kitab-kitab Injil
itilah “Anak Allah” dipakai untuk menyatakan apa yang dikatakan Yesus mengenai hubungan-
Nya yang istimewah dengan Allah sendiri. Yesus sangat sadar akan hubungan rohani yang erat
dengan Allag sebagai Bapa-Nya.[11]
Markus dalam Injil yang ditulisnya menyebut Yesus sebagai Anak Allah. Markus sendiri
menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Mrk. 1:1), menurut Markus, ketika Yesus dibaptis dan
dimuliakan, Allah sendiri yang memproklamirkan bahwa Yesus Anak Allah (Mrk. 1:11; 9:7).
Selain itu Markus juga menyebutkan bahwa setan-setan pun mengakui bahwa Yesus adalah
Anak Allah (Mrk. 3:11; 5:7); dan pasukan yang mengawal Yesus ketika Yesus disalib (Mrk.
15:39).
3.     Yesus Tuhan
Dalam Injil Markus kita menemukan bagaimana Markus memperkenalkan Yesus sebagai
Tuhan. Pertama: melalui Yohanes Pembaptis (Mrk. 1:3). Kedua:, memalui perkataan Yesus
sendiri (Mrk. 2:28; 5:19; 11:3; 12:29; 12:36; 13:20). Ketiga: oleh perempuan Siro Fenisia, yang
anaknya kerasukan roh jahat (Mrk. 7:280) dan para murid Yesus (Mrk. 14:19).
4.     Mesias Anak Allah
Markus meniru pola yang digunakan Yesus untuk menunjukakan ke-Mesiasan-Nya yaitu
mendeklarasikan ke-Mesiasan-Nya secara perlahan-lahan. Menurut Injil Markus, Yesus sendiri
melaporkan ke-Mesiasan-Nya dengan cara hati-hati yaitu menyatakan Mesias-Nya melalui
perbuatan dan pengajaran Yesus yang penuh kuasa. Contoh: Markus menyebut bagaimana
orang Kapernaum kagum dengan pengajaran Yesus karena Yesus mengajar dengan kuasa,
bahkan roh-roh jahat disebutkan takluk kepada-Nya (Mrk. 1:21-28); semua orang yang melihat
perbuatan Yesus disebut takjub (Mrk. 2:11-12); Yesus mengajar drng penuh hikmat dan kuasa
(Mrk. 6:2-3). Cara kedua adalah bagaimana Yesus mendeklarasikan ke-Mesiasan-Nya setelah
para murid mengenal-Nya dan hati mereka telah siap (Mrk. 8:31). Yesus sendiri
mwndeklarasikan ke-Mesiasan-Nya secara terang-terangan ketika Ia memasuki Yerusalem
(Mrk. 11:1-11).
5.     Yesus adalah Hamba
Jika Injil Markus diteliti dengan seksama (Mrk. 1:22, 27; 2:10; 3:15; 6:7; 11:27-33;
13:34), maka kita aka menemukan bahwa Yesus sebagai Hamba Allah adalah orang yang penuh
kuasa. Dia berkuasa atas roh jahat juga mengampuni dosa serta mengadakan banyak mujizat.
Hal ini ditekankan oleh Markus tentang perbuatan-perbuatan Yesus karena hendak melukiskan
bahwa Yesus datang sebagai hamba yang bekerja.[12]
C.      Yesus Menurut Injil Lukas
Ciri khas dari Injil Lukas adalah kitabnya yang panjang. Injil ini adalah Injil yang
terpanjang di antara ketiga Injil Sinoptik. Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai
peristiwa di dalam kehidupan Yesus sejak menjelang kelahiran-Nya sampai kenaikkan-Nya, dan
juga kitab yang terpanjang dalam Perjanjian baru. Ciri khas lainnya adalah Lukas menekankan
cakupan universal dari Injil-bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan bagi semua
orang, baik orang Yahudi maupun non Yahudi. Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini
adalah “Anak Manusia”.  Jika dibandingkan dengan kedua Injil lainnya, maka kitab Injil Lukas
memberitakan informasi yang lebih lengkap tentang permulaan kehidupan dan pelayanan
Yesus. Kitab Lukas banyak mencatat tentang perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan
Yesus. Dengan mencantumkan bahwa Yesus adalah anak Adam, Lukas hendak menyatakan
tentang kemanusiaan Yesus dan menyatakan bahwa kedatangan Yesus sebagai manusia, maka
keselamatan berlaku untuk semua orang  atau bangsa-bangsa di luar Israel.[13] Berikut penulis
akan paparkan siapa Yesus itu menurut Injil Lukas, yaitu:
1.     Yesus Juruselamat Umat Manusia
Kabar baik tentang berita keselamatan merupakan inti dari berita Injil Lukas. Melalui
Injil Lukas ini kita dapat memahami bahwa dalam Yesus Kristus, Allah telah datang untuk
menyelamatkan manusia dari dosa dan keadaan yang miskin, tertawan, terbelenggu oleh karena
dosa. Oleh karena itulah Lukas memberitakan bahwa Yesus adalah Juruselamat (Luk. 1:47), Dia
datang menyelamatkan manusia dari dosa (Luk. 2:11-3:16), mencari dan menyelamatkan yang
terhilang (Luk. 19:9-10). Keselamatan itu datang dari iman kepada Yesus Kristus (Luk. 7:50)
dan keselamatan itu telah tersedia sekarang juga bagi  siapa pun yang percaya  (Luk. 4:21-19:9).
Kabar baik bukanlah sebuah mitos, melainkan sebuah fakta yang telah terbukti dalam sejarah.
Keyakinan bahwa keselamatan hanya ditemukan di dalam Yesus Kristus dibuktikan melalui
penjelasan tentang kehidupan dan pelayanan Yesus. Kehidupan-Nya telah dibuktikan secara
historis (Luk 1:1-4), telah dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama beberapa ratus
tahun sebelumnya (Luk. 3:23-38). Kehidupan dan pelayanan Yesus telah disaksikan oleh banyak
orang, misalnya: Kelahiran-Nya disaksikan oleh malaikat dan para gembala (Luk. 2). Dalam
baptisan-Nya, Allah menyatakan Dia sebagai Anak-Nya (Luk. 3:22), mujizat-Nya (Luk. 4:36;
7:16); Kematian-Nya (Luk 23: 39-49); Kebangkitan-Nya (Luk. 24:1-49)
2.     Yesus sebagai Nabi
Dalam Injil Lukas dijelaskan bahwa Yesus adalah nabi besar (Luk. 7:16); seorang nabi
yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatan (Luk. 24:19); Nabi Musa yang baru (bdk. Kis.
3:22-23; 7:37). Yesus sendiri disebut Nabi (Luk. 24:19). Menurut pengharapan orang Yahudi
akan muncul seorang nabi yang bertugas merintis jalan Mesias (bdk. Ul. 18:15; 18).
3.     Yesus sebagai Hamba Allah
Dalam Injil yang dirulis oleh Lukas dilaporkan bahwa Yesus datang sebagai
utusan  Allah. Yesus datang sebagai penggenapan nubuatan para nabi seperti Yesaya
menubuatkan bahwa Yesus adalah seorang yang diurapi dan diutus untuk melayani, Dia datang
untuk membebaskan mereka yang tertawan dan untuk menyampaikan kabar sukacita kepada
orang miskin (Luk. 4:18; Yes. 6:1, bdk. Yes. 45-53).
 Pokok lain yang sentral dalam Injil Likas adalah bahwa Kerajaan Allah telah tiba dan
Kerajaan itu dinyatakan melalui perbuatan, pemberitaan dan pengajaran Yesus (Luk. 4:31; 8:1).
Lukas juga menekankan bahwa Kerajaan Allah itu kekal (Luk. 1:33), diberikan kepada orang-
orang miskin (Luk. 6:20). Oleh sebab itu Kerajaan itu harus diberitakan oleh para murid kepada
semua orang (Luk. 9:2, 11). [14]
D.     Yesus Menurut Injl Yohanes
Prolog Yohanes 1 ini berfungsi sebagi pengantar untuk masuk ke dalam keseluruhan Injil.
Prolog inni berwujud sebuah himne yang membingkai gagasan Yohanes tentang Yesus.
1.     Yesus adalah Firman yang adalah Allah (ayat 1).
Pada ayat 1-2, penginjil berbicara tentang personalisasi Firman ilahi. Firman itu bersama-sama
dengan Allah, itu berarti bahwa Ia dekat dengan Allah atau berorientasi pada Allah.Firman itu
tidak hanya dekat dengan Allah, tetapi Firman itu adalah Allah sendiri.[15]
2.     Yesus Sebagai Anak Domba Allah
Sebutan Anak Domba Allah hanya dipakai dalam ayat 1:29 dan dalam Yohanes 1:36. Istilah
Yunani yang dipakai untuk kata Anak domba hanya diapakai dalam Kis. 8:32 dan 1 Pet 1:19.
Ungkapan Anak Domba Allah hanya dipakai dalam Yohanes 1:29 dan ayat 36. Ada beberapa
kemungkinan latar belakang ungkapan Yohanes Pembaptis tentang Anak Domba Allah ini.
Namun, makna dari ungkapan Yohanes ini jelas, yaitu bahwa Yesus akan menjadi kurban seperti
binatang-binatang yang dikorbankan di Bait Allah, dan akan menyediakan pengampunan dosa
bagi umat manusia.[16] Anak Domab menjadi figure eskatologis yang datang pada akhir zaman.
Adakantetapi persoalannya adalah apakah Yesus Anak Domba Allah yang menanggung dosa
dunia ataukah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia? Injil Yohanes dengan tegas
mengatakan bahwa Anak Domba Allah itu datang menghapus dosa dunia. Yohanes tidak
menampilkan Yesus sebagai anak domba yang dikorbankan sebagai silih atas dosa dunia. Oleh
karena itu seperti dikatakan oleh para kritikus seperti C.H. Dodd, R.E. Brown, gelar Anak Domba
Allah menunjuk pada kuasa yang dimiliki Yesus untuk meenghapus dosa dunia.
3.     Yesus Sungguh Manusia, Sungguh Allah
Perguruan Antiokhia, yang terkenal karena metode ilmiah yang mereka pakai dalam
menyelidiki Kitab Suci, terarah kepada apa yang bersifat historis.menolak alegori dan
menekankan pada keberadaan Yesus sebagai Manusia di bumi. Penganut mazhab Antiokhia
mau menjaga agar baik yang ilahi maupun yang insane historis pada Yesus diperhatikan.
Kesatuan dari kedua sifat ini dilukiskan sebagai kesatuan moral, kesatuan kehendak.
Sebaliknya, perguaruan Aleksandria, inkarnasi lebih dipikirkan menurut pola Yohanes 1:14
(Logos itu telah menjadi manusia/daging) dari pada menurut pola Filipi 2:7 (mengosongkan
diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi manusia). di kalangan Aleksandria
unsure ilahi dalam Kristus lebih ditekankan sehingga unsure insane cenderung diabaikan.
Penjelmaan dilukiskan sebagai perubahan ke-Tuhan-an ke dalam kodrad manusiawi. Akan
tetapi, karena Allah demi hakikat-Nya tak dapat berubah maka penjelmaan itu hanya
berlangsung begitu rupa sehingga kodrad insane diubah menjadi kodrad ilahi. Dengan kata lain
kesatuan dari ke-Tuhan-an dan kemanusiaan Yesus tidak hanya terletak dalam bertindak dan
berkehendak, tetapi dalam substansi itu sendiri. Terdapat kesatuan antara kodrad dan
substansi.[17]

BAB 3 PENUTUP
A.     Kesimpulan
Injil adalah Istilah “Injil” berasal dari bahasa Yunani “Euanggelion”, yang secara umum dapat
diartikan  sebagai kabar baik atau berita baik. Kata euanggelion merupakan kombinasi dari dua
kata, yaitu: awalan kata “Eu” dan Aggelia. Kata eu artinya baik, sedangkan kata aggelia artinya
suatu berita.
Menurut Injil Matius, Yesus itu adalah Guru; Yesus sebagai Sang Mesias; sebagai Tuhan, sebagai
keturunan Daud; sebagai Juruselamat; dan sebagai Musa yang baru.
Menurut Injil Markus, Yesus itu adalah Manusia; Yesus itu Anak Allah; Yesus itu Tuhan; Mesias
Anak Allah; dan Yesus itu adalah hamba.
Menurut Injil Lukas Yesus itu adalah Juruselamat umat manusia; Yesus sebagai nabi; dan Yesus
sebagai hamaba Allah.
Menurut Injil Yohanes, Yesus itu adalah manusia dan juga sekaligus Allah

Anda mungkin juga menyukai