Anda di halaman 1dari 5

TEOLOGI PASTORAL II

DOSEN :

PDT. KARTINI SUMAMPOUW

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Christdeo Kowombon

Jofanti C. Wurara

Rilly Karundeng

Zefaniya Paat

Greyando Kateno

Sania

Fransiska

YAYASAN GMIM Ds. A. Z. R. WENAS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS TEOLOGI

2021
KAJIAN TERHADAP RELEVANSI KITAB AMSAL, MAZMUR DAN RATAPAN

Teologi pendampingan pastoral termasuk dalam teologi praktika, karena teologi tersebut siap
untuk menjawab tantangan manusia yang kita layani di masa yang akan datang, khusus masa
yang segera datang. Donald Capps dalam bukunya Biblical Approaches to Pastoral
Counseling, menyampaikan pedoman pastoral untuk pendampingan pastoral :

a. Mazmur
Khususnya mazmur ratapan, menunjukkan proses pengungkapan emosional
(pendekatan kepada Allah, keluhan, ungkapan kepercayaan, permohonan, kata-
kata penghiburan dan penguatan (assurance), dan janji untuk memuji. Dalam
Mazmur titik beratnya adalah pada emosi.
b. Amsal
Amsal menunjukkan cara berkomunikasi yang banyak menekankan nasihat
dan teguran. Inilah cara tradisional dari pelayanan pastoral.

Di dalam bukunya juga, Donald Capps menawarkan pendasaran Alkitab untuk berbagai
kondisi dalam konseling pastoral, yaitu :

1. Penggunaan kitab Mazmur dalam konseling dukacita.

Dalam mazmur digambarkan secara khas suatu tema yakni pengalaman akan
transisi. Orang berjalan dalam jurang bayang-bayang maut (Mzm 23), orang diangkat
dari lubang lumpur yang dalam (Mzm 40), orang seperti dinding yang miring atau
pagar yang goyah, yang hampir runtuh (Mzm 62), dan orang yang seperti rerumputan
yang segar di pagi hari, tetapi layu dan gugur di sore hari (Mzm 90)

Gambaran tersebut menurut kitab mazmur menjelaskan bahwa kita hidup


diantara waktu dan mencari Allah dalam proses pergeseran dari satu titik yang
terjamin ke titik yang lain.

2. Penggunaan Amsal dalam konseling pra-nikah

Amsal bertemakan mengenai pencarian yang permanen dan menetap. Karena


itu, “Hikmat telah mendirikan rumahnya dan telah menegakan ketujuh tiangnya”
(Ams 9:1), “Orang-orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi, tetapi
rumah orang benar bediri tetap” (Amz 12:7), Bnd juga Ams 12:12, 25:28 dst. Dari
gambaran tersebut, Amsal menunjukan perhatian pada keinginan kita untuk
membangun kehidupan di atas dasar yang kokoh dan terpercaya, serta menjadikan
dunia ini sebagai rumah kita.
Kelompok juga telah menemukan beberapa pendasaran Alkitab untuk berbagai
kondisi dalam konseling pastoral, yakni sebagai berikut :

 Amsal 16:31, Konseling Pastoral kepada para kaum Lansia

Rambut menjadi putih, rambut putih adalah mahkota yang indah yang didapat pada
jalan kebenaran”. Penulis Kitab Amsal rupanya mempunyai pemahaman yang lain mengenai
rambut yang berubah warna menjadi putih itu. Baginya, rambut putih merupakan “mahkota
yang indah”. Dengan kata lain, baginya rambut putih itu bukan merupakan tanda yang harus
disesali dan dihindari, melainkan justru harus dibanggakan dan disyukuri. Mahkota bermakna
keagungan dan kemuliaan.

Jadi, putihnya rambut, menjadi lambang dari keagungan dan kemuliaan yang ada pada
diri pemiliknya. Namun dalam hal ini perlu kita perhatikan, bahwa menurut Amsal, mahkota
itu didapat melalui kehidupan yang ada pada jalan kebenaran. Artinya melalui kehidupan
yang menaati kehendak dan hukum-hukum Tuhan. Sebab, kebenaran di sini yang
dimaksudkan adalah kebenaran Tuhan sendiri.

 Amsal 10: 16, Konseling Pastoral kepada para pekerja “

Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik
membawa kepada dosa”. Di zaman yang semakin maju ini, banyak sekali orang yang
menempuh cara yang instan untuk mencari penghasilan, bahkan tidak dipungkiri lagi banyak
orang yang menghalalkan segala cara untuk menghasilkan uang. Oleh karena itu, ayat ini
sangat jelas mau mengingatkan umat Tuhan bahwa walaupun pekerjaan yang kita lakukan
belum menghasilkan penghasilan yang besar, itu akan lebih baik dan akan lebih menjadi
berkat bagi kita daripaa kita menempuh pekerjaan yang penghasilannya besar tetapi dengan
cara yang salah, yang dikemudian hari pastinya itu akan menjadi dosa/kutuk bagi kita.

 Mazmur 42: 6, Konseling Pastoral kepada para tahanan lapas

Dalam perikop ini yakni dalam kitab Mazmur 42:6, mengisahkan Daud yang berada
di tengah-tengah kegelisahan akan kehidupannya, ketakutan, penderitaan yang membuat dia
terperangkap ditengah-tengah kehidupan ketidaktenangan. Oleh karena itu dalam perikop ini,
melalui kekuasaan Allah akhirnya Daud pun menyadari bahwa wa tidak seharusnya ia
tertekan dalam keberadaannya tetapi biarlah di tengah keberadaannya itu pengharapan kepada
Allah terus nyata di tengah-tengah kehidupannya, karena hanya Tuhan Allah yang dapat
menolong dan memberi jawaban atas Pengharapan yang dialami oleh orang-orang yang
merasa tertekan dan itu juga yang dirasakan oleh Daud pada saat itu.

Dari kisah Daud dalam perikop ini ini mengajak kita semua untuk terus hidup dalam
pengharapan kepada Tuhan Allah. Walaupun, pada saat ini saudara-saudara berada di dalam
tahanan tetapi jangan keberadaan ini membuat saudara-saudara begitupun kita semua
melupakan Tuhan dengan merasa tertekan, hilang akan pengharapan tetapi sebaliknya Sama
halnya dengan Daud hendaklah di tengah-tengah keberadaan ini kegelisahan, ketakutan
bahkan adapun perasaan penderitaan tetapi, biarlah kita terus beriman dan percaya kepada
Tuhan Allah dengan terus berharap kepada dia dan selalu setia kepada Tuhan Allah karena,
Tuhan Allah tidak akan membiarkan umatnya ada di tengah- tengah penderitaan tetapi
sebaliknya Tuhan Allah akan terus menolong dan memberikan jawaban atas segala harapan.

Teruslah berharap kepada Tuhan Allah, teruslah setia kepada Tuhan Allah maka
niscaya Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik untuk setiap persoalan dan Pengharapan
yang selama ini kita hadapi. 4. Mazmur 23:3a, Konseling Pastoral dalam keadaan dukacita
Sesuai dengan gambaran dari kisah dalam kitab mazmur bahwa pada saat itu manusia
mengalami namanya kesengsaraan dapat dikatakan domba-domba kehilangan arahnya. Tetapi
pada waktu itu pemazmur Daud selalu menyerahkan semuanya kepada Tuhan yang di
ungkapkan melalui nyanyian puji-pujian.

Karena ketekunanNya maka sang gembala yang Agung yaitu Allah menyegarkan jiwa
mereka dan memperoleh kepuasan hingga bimbingannya selalu di nikmati dan dirasakan,
seperti yang tertulis dalam mazmur 23 ini. Pemazmur memberikan pengajaran yang begitu
penting dan bermakna untuk memaknai penderitaan yang dialami setiap umat ciptaan-Nya.
Bahwasannya Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatNya.

Dan penderitaan yang kita hadapi tidaklah melebihi kekuatan kita.Pemazmur juga
mengajak kita untuk tetap menaruh iman kepada Dia dalam keadaan apapun.Selain itu, pesan
lainnya yang pemazmur sampaikan bahwa penderitaan adalah hal yang wajar dialami setiap
manusia, sehingga itu tidak perlu dianggap sebagai hal yang tidak biasa. Lantas janganlah
pernah putus asa atau hilang pengharapan, melainkan pengharapan yang penuh kita hanya
kepada sang pemilik kehidupan.

 Mazmur 69:34; 72:13, Konseling Pastoral bagi orang miskin

Seringkali ditemui bahwa orang-orang miskin merasa diri mereka dikucilkan dari
kehidupan bermasyarakat. Mereka seringkali merasa diri mereka lebih rendah bahkanpun
tidak berharga. Allah melalui firman-Nya yang disampaikan oleh pemazmur mau
menegaskan bahwa semua ciptaan-Nya ialah berharga, tidak ada yang lebih rendah maupun
lebih tinggi. Tuhan Allah melalui firman-Nya dengan jelas dan tegas meminta perhatian kita
semua sebagai mahkluk sosial untuk memperhatikan, menolong, memberi sedekah atau
bantuan, dan memberdayakan sesama kita yang kurang mampu dalam arti turut menangani
penyebab kemiskinan itu sendiri, sehingga mereka mampu mandiri dan berdaya. Inilah salah
satu bentuk pelayanan pastoral sosial. Pelayanan ini tidak muncul karena keinginan hati
semata, tetapi lebih karena panggilan hidup kita sebagai umat yang beriman kepada Tuhan
dan karena dialog kita dengan Firman Tuhan. 6. Ratapan 3:25, Konseling Pastoral pada orang
sakit Dalam pelayanan kepada orang-orang yang sakit selain para dokter dan perawat serta
tenaga medis, seringkali dibutuhkan juga bantuan dari pelayan pastoral konseling karena
seringkali mereka yang mengalami sakit perlu penguatan dalam menjalani proses
penyembuhan mereka, bahkan pelayanan inipun bisa berkembang untuk membantu keluarga
pasien terutama saat penyakit yang dialami sangat berat bahkan bisa membawa pada
kematian. Seringkali dijumpai penyakit yang diderita para pasien di rumah sakit dikarenakan
karena faktor pikiran, kecemasan, stress, dan tekanan kejiwaan lainnya atau psikis yang
disebut dengan psikosomatis. “

TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari
Dia” ayat ini memberitahukan bahwa setiap orang yang mau berseru dan menyerahkan
dirinya kepada Tuhan, pastilah akan diselamatkan, dibebaskan, disembuhkan dari segala hal
yang membelenggu dirinya. Ayat ini akan memberikan pengutan kepada pasien dalam
menjalani masa penyembuhannya juga memberi pengutan kepada keluarga pasien agar selalu
berseru, menyerahkan segala hal kepada Tuhan, dan membiarkan proses Tuhan bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Donald. Capps, Penggunaan Alkitabiah dalam Konseling Pastoral, (Yogyakarta : Kanisius,


2003), 47

Dr. J.L.Ch. Abinoneno, Pelayanan Pastoral Kepada Orang Berduka, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2019)

Dan internet

Anda mungkin juga menyukai