Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yenni Aplydiana MK: Pastoral Konstekstual

Nim : 201710614 Dosen : Harming, S. Th, M. Si


Fungsi Pastoral Kontekstual
Pastoral Kontekstual berbicara tentang pelayanan yang dilakukan hamba Tuhan untuk
menjangkau orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan, tidak hanya melayani yang
didalam gereja namun di luar gereja juga dilayani. Fungsi pelayanan pastoral kontekstual
adalah dimana semua orang bisa melakukan pelayanan pastoral kepada siapapun, hal ini juga
dapat membantu mereka yang memiliki masalah, dan mereka butuh seorang pendengar untuk
mendengarkan keluh kesah mereka. Disini kita hanya sebagai konselor, yang bertugas untuk
menerapkan teknik-teknik pertolongan demi memecahkan masalah-masalah klien.1
Apriano mengatakan “Panggilan umat kristiani adalah berpartisipasi dalam persekutuan dan
menciptakan ruang relasi yang mutual dengan yang lain, dan melalui perjumpaan itu, Roh
Kudus bekerja dalam pertumbuhan iman. Disini ia menggunakan istilah pelayanan pastoral.
Baginya pelayan pastoral tidak melulu pendeta, tetapi ketika umat terpanggil dengan itu ialah
juga pelayan pastoral itu sendiri. jangkauannya tidak hanya tentang didalam, tetapi lebih ke
luar.2 Disini jelas bahwa bukan gembala saja tapi jemaat yang memiliki panggilan untuk
melayani sesamanya, itu sudah bisa dikatakan pelayan pastoral. Di sini bukan hanya
membicarakan karya pelayanan yang dilakukan oleh gembala tetapi juga yang dilakukan oleh
jemaat. Jemaat juga bisa mengambil kesempatan untuk membantu sesamanya, dengan cara
menolong sesama, menjadi konselor yang baik dan bijak, menjadi berkat bagi seorang akan
yang lain. Ketika gereja memiliki jemaat, gereja harus mewadahi jemaat dengan ajaran-ajaran
yang benar sehingga jemaat dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sosial. Dalam hal
fungsi pastoral kontekstual juga masuk dalam konseling pastoral hal ini juga yang dinamakan
fungsi. Dalam tulisan Gunwan ini, penulis memetik dari apa yang dikemukakan oleh
William A. dan Charles R. Jaekle dalam bukunya Pastoral Care In Historical Perspective
(1967), mengatakan bahwa pendampingan pastoral (pastoral care) adalah dilakukan oleh
representative Christian dan memiliki 4 fungsi:
1.Penyembuhan (healing)merupakan fungsi pendampingan pastoral yang
bertujuan untuk menuntun atau membimbing orang yang dalam kondisi kesehatan
mental spiritual yang buruk dan memulihkannya pada kondisi yang baik seperti
semula.
2.Penopangan (sustaining) merupakan fungsi pendampingan pastoral yang bertujuan
untuk menolong dengan memberi dukungan pada orang yang mengalami masalah
yang mendalam, di mana orang tersebut tidak dapat segera ke luar dari masalah
tersebut, sehingga orang tersebut dapat dengan tekun menghadapi masalahnya.
3.Penuntunan (guiding) merupakan fungsi pendampingan pastoral yang bertujuan
untuk memberi bantuan kepada orang yang sedang dihadapkan pada beberapa
alternatif pilihan yang harus diambil, sebagai keputusan yang penting dalam
hidupnya.
4.Rekonsiliasi (reconciling)merupakan fungsi pendampingan pastoral yang
bertujuan untuk mendamaikan hubungan yang terputus atau konflik antara sesama

1
Charles V. Gerkin, Konseling Pastoral Dalam Transisi (Yogyakarta: KANISIUS, 1992).
2
Alvian Apriano, “Pelayanan Bersama Komunitas Sebagai Model Pelayanan Pastoral Berbasis Paradigma
Komunal-Kontekstual dalam Teologi Pastoral,” KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 4, no. 2
(October 31, 2018): 92–106.
manusia, atau hubungan antara manusia dengan Allah, sehingga terjadi hubungan
yang harmonis kembali.
5.Clinebell menambah satu fungsi pendampingan pastoral, yaitu fungsi mengasuh
(Nurturing),artinya fungsi pendampingan pastoral yang bertujuan untuk
memberdayakan seseorang untuk dapat mengembangkan keillahiannya di dalam
perjalanan hidupnya, baik di dalam suka maupun duka.3

Dengan demikian ada beberapa fungsi pelayanan pastoral Goa menuliskan dalam
kutipan Abineno 4 fungsi pastoral yaitu:
Fungsi menyembuhkan, manusia adalah makhluk sosial, yang secara sadar
menyadari keberadaanya disuatu tempat. Manusia memiliki tubuh, roh dan jiwa(I Tes.
5:23). Manusia memiliki perasaan, kehendak dan pikiran bahkan hal-hal lain yang ada
padanya. Manusia saling memerlukan bantuan yang lainnya,bahkan tidak bisa hidup
tanpa lainnya. Manusia memiliki masalah yang berhubungan dengan dirinya sendiri,
dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Manusia sering mengalami problem yang
terpendam didalam alam bahwa sadarnya. Peran pelayan yaitu menyembuhkan
manusia seutuhnya adalah adanya proses pertolong dari pelayan bagi orang yang
ditolong, utnuk membantu menyembuhkan berbgagai penyakit baik yang itu yang
behubungan denga fisik maupun luka-luka batin yang disebabkan orang-orang
terdekat mereka. Terkadang masalah sering terjadi kepada orang-orang terdekat kita,
dan itu menjadi dampak bagi kehidupan orang tersebut. Menyembuhkan luka batin
sangat lama untuk sembuh, jadi sebagai pelayan perlu untuk menyembuhkan sesama
umat Tuhan. Melalui kehadiran Roh Kudus bagi orang percaya, maka setiap
pergumulan batin dapat diungkapkan kepada Tuhan, sebab Roh Kudus dapat
membantu orang percaya melalui doaNya kepada Allah. Raja Daud menyadari
bahwa Allah dapat melakukan hal itu sehingga ia berseru bahwasanya Allah
telah menyembuhkan orang -orang yang patah hati dan membalut luka-luka batinnya
(Mzm. 147:3). Jadi fungsi penyembuhan dari pelayanan penggembalaan bersifat
menyeluruh baik yang berhubungan dengan keberadaan umat sebagai makluk
individu dan sekaligus sebagai makluk sosial .
Fungsi Menopang, pada dasarnya kesulitan kadang sulit untuk dihadapi seorang diri.
Contohnya saat kehilang orang yang dikasihi, hal itu merupakan sakit yang tak
kunjung sembuh, karena kehilangan merupakan penyakit jemaat saat ini, ketika
kehilangan sesuatu hal, semangat itu tidak ada lagi, yang ada hanyalah air mata dan
rasa keputuasaan yang sulit untuk diatasinya seorang diri. Akan tetapi Firman
Tuhan menyebutkan bahwa “Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan
penegak bagi semua orang yang tertunduk” (Mzm. 145:14). Tidak akan dibiarkan
umat yang berjalan di jalanNya untuk jatuh sampai tergletak Ia menopang tangan
mereka(Mzm. 37:23-24). Melalui pelayanan penggembalaan yang berfungsi untuk
menopang setiap umat yang demikian merupakan suatu kebutuhan. Kehadiran
gembala merupakan kesempatan untuk bisa mendampingi, menopang dan
menguatkan sehingga umat yang mengalami krisis demikian tidak terperosok dalam
suatu gangguan kejiwaan.
Fungsi Membimbing Peran pelayanan penggembalaan yang berfungsi untuk
membimbing tidak berperan sebagai pengambilan keputusan yang dipilihkan oleh
3
Widodo Gunawan, “PASTORAL KONSELING: DESKRIPSI UMUM DALAM TEORI DAN PRAKTIK,” Jurnal Abdiel:
Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja 2, no. 1 (April 12, 2018): 85–104.
gembala. Namun Allah selalu membimbing umat-Nya kepada jalan yang benar,
seperti yang diungkapkan dalam firman Tuhan ini “Tuhan adalah gembalaku takkan
kekurangan aku, ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau dan
membimbing aku ke air yang tenang bahkan memberi kesegaran bagi
jiwaku”(Mzm.23:1-3). Oleh karena Allah telah memberi teladan, maka kehadiran
gembala harus bisa mengarahkan dan membimbing sidang jemaat untuk
mengambil keputusan atas apa yang hendak dipilihnya berdasarkan teladan sang
Gembala Agung.
Memperbaiki Hubungan Kesalahpahaman antar anggota jemaat atau antara anggota
keluarga terkadang terjadi sehingga mengakibatkan adanya keretakan bahkan
kerapkali terputusnya hubungan yang telah terjalin. Rasul Paulus sendiri mengakui
hal ini. Rasul Paulus dalam suratnya, ia menguraikan bahwasanya Allah sumber
damai sejahtera yang memperbaiki hubungan yang telah retak (Yoh. 15: 9-12).
Kehadiran gembala adalah mencoba mencari jalan keluar dengan cara menjalinkan
kembali hubungan yang terputuskan antara jemaat yang satu dengan yang lainnya
atau antar anggota keluarga. Melalui komunikasi yang jelas, akan sangat membantu
dalam proses menjalin kembali hubungan yang putus. Gembala memberi kesempatan
kepada semua yang terlibat dalam persoalan tersebut untuk mengutarakan maksudnya.
Setelah semua mengutarakan apa yang ada di hati, maka gembala membantu
mengarahkan untuk penyelesaian yang bersifat kekeluargaan.
Mengasuh /memelihara Proses pemeliharaan atas jemaat merupakan suatu bentuk
pendewasaan. Daud menuliskan bahwa melalui gada dan tongkat, ia menemukan
penghiburan, sebab ia menyadari bahwa Tuhan adalah gembalanya yang tidak akan
membiarkan dirinya untuk tidak dewasa (Mzm.23:1-6). Gada dan tongkat merupakan
alat yang digunakan gembala untuk mendisiplin dan menuntun setiap domba yang
digembalakan. Kristus dalam menggembalakan umatNya, Ia selalu melatih untuk
menjadi pribadi-pribadi yang dewasa. Tanggungjawab penggembalaan tidak lepas
dari proses pendewasaan bagi yang digembalakan. Gembala harus bisa memberi
kesempatan untuk jemaat dapat berusaha menyelesaiakan permasalahan yang di
hadapinya tanpa ketergantungan kepada gembala. Proses pendewasaan dapat
dilakukan dengan memberi kesempatan kepada dirinya sendiri untuk mencoba
menangani masalah yang ia hadapi. Tingkat keberhasilan dalam usaha pendewasaan
bukanlah hal yang harus dipermasalahkan, namun menjadi refrensi bagi gembala
untuk meninjau kembali demi penanganan lanjutan.4

Hal tersebut dapat membantu kita dalam pelayanan pastoral kepada semua orang. Dapat
mengerti dan bagaimana caranya untuk menolong dari setiap pemersalahan., terkadang apa
yang dilakukan dalam menolong seorang jemaat Tuham, sering kali hanya fokus kepada
manusianya bukan kepada masalahnya. Seperti yang dituliskan Beek, bahwa fungsi pastoral
itu
membimbing seorang yang berjalan tersesat. Di sini peran membimbing bukan untuk
menasehati, namun didampingi, ditolong untuk memilih/mengambil keputusan
tentang apa yang akan ditempuh atau apa yang menjadi masa depannya. Menurut
Beek dalam pengambilan keputusan tentang masa depan yang bertujuan untuk
mengubah dan memperbaiki tinggkah laku tertentu yang dianggap buruk, harus
dilakukan pembimbingan dan harus didampingi.

4
Loren Goa, “PELAYANAN PASTORAL BAGI SESAMA YANG MEMBUTUHKAN,” SAPA - Jurnal Kateketik dan
Pastoral 3, no. 1 (May 1, 2018): 107–125.
Fungsi mendamaikan/ memperbaiki hubungan, fungsi ini bertujuan untuk
memperbaiki hubunga yang renggah akibat suatu masalah yang terjadi dalam setiap
hubungan. Sering ditemui dalam kehidupan rumah tangga, sesama saudara, sesama
kristen, pasti mempunyai malah yang begitu sulit dicari jalan keluarnya, seorang
pelayan juga dapat menjadi seorang pendamai bagi mereka yang butuh serta secara
pelan-pelan memperbaiki hubungan tersebut. Contohnya hubungan antara orang tua
dan anak, terkadangan masalah keluarga itu selalu ada, anak mempunyai kepahitan
dengan orang tuanya, hal ini perlu kita tolong untuk anak ini damai dengan orang
tuanya, dan memperbaiki hubungan mereka yang renggang, sehingga hubungan
mereka kembali hangat.
Fungsi menopang/menyokong, peran ini berfungsi untuk ketika ada jemaat kita yang
mengalami kehilangan dan kedukaan, dan seringkali pada saat itu kita tidak dapat
berbuat banyak. Dalam keadaan tersebut bukan berarti kita tidak bisa melakukan
pendampingan, tetapi kehadiran kita adalah untuk membantu mereka bertahan dalam
situasi krisis yang bagaimanapun beratnya. Sokongan berupan kehadiran dan sapaa
yang meneduhkan dan sikap yang terbuka, akan mengurangi penderitaan mereka.
Fungsi menyembuhkan, peran ini dalam pastoral adalah dalam arti bahwa melalui
pendampingan yang berisi kasih sayang, rela mendengarkan segala keluhan batin, dan
kepedulian yang tinggi akan membuat seseorang yang sedang menderita mengalami
rasa aman dan kelegaan sebagai pintu masuk ke arah penyembuhan yang sebenarnya.
Terkadang setiap orang yang mengalami masalah, yang berhubungan dengan
kepahitan hati, kedukaan dan luka batin, ini cenderung menimbulkan penyakit secara
langsung disebabkan oleh tekanan mental. Melalui percakapan kita dapat
membawanya pada hubungan imannya kepada Tuhan melalui doa, pembacaan
Alkitab, yang sekaligus sebagai sarana penyempuhan batin. Hal ini sekaligus dapat
membantu penyembuhan fisik
Fungsi mengutuhkan, fungsi ini adalah fungsi pusat karena sekaligus merupakan
tujuan utama dari pendampingan pastoral, yaitu pengutuhan kehidupan manusia
dalam segala aspek kehidupannya, yakni fisik, sosila, mental, dan spritual. Bila
mengalami penderitaan, aspek-aspek itu tercabik. Lawan dari kata keutuhan adalah
kerusakan, keretakan kehancuran, dan kebobrokan yang menyebabkan penderitaan.5

Kesimpulannya, pendampingan pastoral sangat lah penting dalam kehidupan jemaat


masa kini, bahkan bagi mereka yang belum percaya juga harus kita dampingi dan kita bantu
dalam masalah mereka. Dan juga kita hanya perlu mendengarkan masalah mereka, dan kita
ikut memberikan semanagat dan sokongan agar mereka merasa diperhatikan dan dipedulikan.

5
Aart van Beek, PENDAMPINGAN PASTORAL (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001).

Anda mungkin juga menyukai