1011811171
1021811031
1011812175
Teologi Pastoral
23 Oktober 2019
Pemuridan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari pelayanan pastoral. Peran
gembala dibutuhkan sebagai pemimpin gereja untuk memuridkan sekaligus melayani
domba gembalaannya. Pemuridan adalah perintah yang penting untuk dijalankan sesuai
dengan amanat agung Kristus Yesus. Penting bagi gereja untuk memuridkan orang-
orang sudah percaya, sehingga tidak berhenti hanya membawa orang untuk percaya
Yesus dan kemudian dibaptis. Bukan hanya bagi gereja, tetapi setiap orang percaya
yang sudah dimuridkan haruslah memuridkan orang lain. Dengan begitu pemuridan
tetap terus berjalan dari generasi ke generasi.
1
dekatnya koneksi antara menjadi murid terlebih dahulu dan memuridkan. Untuk
menjadikan seseorang menjadi guru, orang tersebut harus terlebih dahulu menjadi
murid dan diajar oleh seorang guru. Tujuan dari pemuridan itu sendiri adalah
membimbing orang tersebut semakin dekat kepada Tuhan dan mengalami
pertumbuhan spiritual.2 Dengan bimbingan yang diterima melalui sang guru, murid
diantar kepada sebuah titik kedewasaan rohani yang membuatnya juga siap untuk
memuridkan dan membimbing orang lain.
Kemudian pengertian lain dari kata murid diambil dari bahasa Yunani “Mathetes”
yang diterjemahkan sebagai “pelajar” atau “siswa” sama dengan “murid”. Michael
Wilkins mengatakan teologi alkitabiah yang menjelaskan bahwa makna “murid” tidak
boleh dibatasi oleh definisi kamus saja.3 Akan tetapi, kata murid memiliki makna di
dalamnya untuk membentuk komitmen kepada sang guru yaitu Yesus Kristus. Jadi kata
murid memiliki makna yang mendalam dan mempunyai peran penting karena dari kata
murid memperoses untuk membentuk setiap orang.
Yesus sebagai gembala agung, memanggil setiap orang percaya untuk
menghasilkan murid. Allah memanggil gereja untuk menggenapi Amanat Agung melalui
otoritas dan kehadiran Kristus yang tujuan akhirnya adalah memuliakan Allah.4
Menurut Bill Hull, “Christ’s command to His church to make disciples provides the
scriptural mandate.”5 Dalam Matius 28:18-20 terdapat kata tindakan yang penting, yaitu
pergi, baptis, dan ajar. Kata “pergi” menunjukkan suatu partisipan tidak langsung yang
dapat dipahami dengan arti “sebagaimana kamu pergi.”6 Menurut Hull, perintah Kristus
ini adalah untuk pergi menjangkau dunia bukan untuk pergi untuk menetap tetapi
untuk pergi dari satu tempat ke satu tempat yang lain.7 Selanjutnya dalam membaptis
dan mengajar, membentuk orang untuk taat di dalam pekerjaan-Nya. Mengajar orang
taat adalah dasar yang paling penting untuk kehidupan Kristen yang bermakna.8 Kata
“menjadikan murid” merupakan kalimat imperatif atau perintah yang menjadi kalimat
utama dalam teks Matius ini. Hal ini berarti Yesus secara khusus ingin memerintahkan
2. Bill Lawrence, Menggembalakan Dengan Hati, terj. Suryadi (Nashville: Word Publishing, 1999),
66.
3. Jonathan K. Dodson, Pemuridan Yang Berpusatkan Injil. Terj. Agustian Sutrisno (Illnois:
Intervarsity Press, 2012), 9.
4. Lawrence, Menggembalakan dengan hati, 61.
5. Bill Hull, The Disciple-making Pastor: Leading Others on the Journey of Faith (Grand Rapids:
Baker Books, 2007), 67.
6. Hull, The Disciple-making Pastor, 69.
7. Hull, The Disciple-making Pastor, 69.
8. Hull, The Disciple-making Pastor, 69.
2
untuk membuat murid atau menjadikan murid, Yesus menetapkan produk kerja bagi
gereja terus-menerus.9 Dengan demikian Yesus dalam pelayanan-Nya di bumi bukan
hanya menjadikan orang bertobat atau menjadikan orang untuk percaya, tetapi ada
tujuan akhirnya ialah untuk bermultiplikasi dengan cara memuridkan dengan taat
untuk kemuliaan Allah.
Pelayanan pastoral adalah “pelayanan Gereja yang mencerminkan pemeliharaan
Allah terhadap ciptaannya, secara khusus terhadap manusia.”10 William A. Clebsch dan
Charles R. Jaekle memberikan sebuah definisi yang lebih lengkap lagi, yaitu pelayanan
pastoral sebagai “The ministry of the cure of souls, or pastoral care, consists of helping
acts, done by representative Christian persons, directed toward the healing, sustaining,
guiding, and reconciling of troubled persons …”11 dari kedua definisi ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa pelayanan pastoral memang adalah sebuah pelayanan
penggembalaan yang mencerminkan kepedulian Allah kepada umat-Nya yang dilakukan
gereja dalam bentuk memulihkan, menopang, membimbing, dan mendamaikan yang
ditujukan kepada manusia dengan sesama atau manusia dengan Tuhan. Pelayanan
pastoral yang dilakukan ini haruslah menjadi pelayanan seperti yang dilakukan Yesus
terhadap umat-Nya. Dengan kata lain Yesus menjadi contoh bagi gereja dalam
pemuridan dan pelayanan.
3
hari depan.13 Pembimbingan yang dilakukan ini yang pada akhirnya membuat
seseorang menjadi dewasa dan berhikmat untuk mengambil keputusan. Hal ini tentu
dapat terjadi jika sang pembimbing sudah dewasa secara rohani dan kemudian
membimbing seseorang.
Dimensi membimbing pelayanan pastoral memiliki kesamaan dengan tujuan dari
pemuridan. Keduanya bersama ingin membawa manusia menjadi seseorang yang
dewasa secara rohani dengan cara membimbing mereka menuju titik tersebut.
Pemuridan bertugas untuk melipatgandakan murid yang dewasa secara rohani,
kemudian murid tersebut kembali memuridkan.14 Dengan demikian, gereja mengalami
pertumbuhan secara kuantitas dan kualitas sebab terciptanya sebuah pemuridan yang
intensional dan menjadi sebuah gaya hidup dari anggota gerejanya.
Baik PL ataupun PB menandai pemuridan sebagai bagian wajib dari pelayanan,
bukan pilihan.15 Contoh dalam PL, Musa melembagakan proses pemuridan antara ayah
dan anak16, dalam hal ini ialah mengembangkan kepemimpinan melalui pemuridan
dengan prinsip membedakan kehendak Allah dalam urusan manusia – di dunia atau di
rumah.17 Contoh lainnya dalam PL ialah hubungan pelatihan antara Elisa dan Elia ( 1
Raj. 19:19-21; 2 Raj. 2:3; 3-11) dan antara Barukh dan Yeremia (Yer. 36:26; 43:3).18
Contoh dalam PB, jelaslah terlihat dari mandat dari Yesus (Mat. 28:18-20), dan lainnya
seperti mandat dari Yohanes dan Petrus (1 Pet. 2:21), dan mandat dari Paulus (1 Kor.
4:16; Fil. 3:17; 4:9), dan juga dari Paulus kepada Timotius yang dipersiapkan untuk
sama seperti Paulus (2 Tim. 2:2).19 Menurut John MacArthur, cara terbaik untuk
mengimplementasikan mandat-mandat dari kisah Alkitab di atas adalah mengikuti
metode yang digunakan oleh Kristus sendiri (Mat. 10:1-4; Mark. 3:13-15; Luk. 6:12-
16).20
4
Kata murid mengarahkan kepada orang percaya di dalam Alkitab.21 Penggunaan
yang berulang kali memberitahukan bahwa kata murid menjadi dasar bagi orang-orang
Kristen dalam hal mengikuti Yesus. Murid merupakan identitas kita sebagai orang
percaya atau pengikut Yesus.22 Tahap awal seorang Kristen mengikut Yesus adalah
menjadi murid terlebih dahulu, kemudian di dalamnya ada proses belajar tentang
Kristus Yesus.
Menurut Bobby dan Alex dalam bukunya Disciples that Fits, mengatakan bahwa
seorang murid adalah seorang yang mengikut Yesus, diubahkan oleh Yesus, dan
melakukan misi kerajaan Yesus.23 Dalam hal ini pemuridan sangat erat dengan
panggilan untuk percaya dan mengikuti teladan Yesus di dunia.24 Dalam perkataan
Yesus, ”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala
kelimpahan,” (Yoh. 10:10) memperlihatkan bahwa kedatangan Yesus di dunia
membawa contoh dalam pemuridan dan pelayanan. Yesus ingin para pengikutnya
mengalami perubahan menyeluruh atau holistic. Dengan demikian seseorang yang telah
menjadi murid harus hidup serupa dengan Kristus (seorang yang mendengarkan dan
menaati Yesus, menjalani gaya hidup yang mencerminkan Dia dengan baik di mata
dunia yang memperhatikan25), barulah ia dapat memuridkan orang lain.
Pemuridan dan peyalanan yang Yesus lakukan pada saat itu ialah pergi ke kota-
kota untuk mengajar (Luk. 4:42-44) dan menyembuhkan banyak orang (Luk. 6:17-19).
Yesus pergi ke kota-kota untuk menjadikan murid yang hingga akhirnya terbentuk
kedua belas orang yang menjadi murid-Nya dan mengikuti Yesus dalam pelayanan-Nya.
Kemudian dalam pelayanan yang Yesus lakukan, Ia membagikan makanan (roti dan
ikan) kepada orang banyak sehingga orang banyak mau mengikuti Dia, dan masih
banyak perbuatan Yesus terkait pemuridan dan pelayanan dalam Injil. Dalam hal ini
Yesus memberikan hati-Nya, pengajaran-Nya, serta penderitaan-Nya yang menjadi
kesaksian bagi penulis kitab Injil. Dengan demikian Yesus sebagai anugerah dan
menjadi teladan bagi bangsa-bangsa.
5
Peran Gembala Dalam Pemuridan dan Pelayanan Pastoral
Pendeta atau gembala adalah seorang yang melayani sekaligus juga memimpin
gembalaannya. Di dalam gereja, seorang gembala dilihat sebagai seorang yang
bertanggung jawab dan mempunyai kasih kepada jemaat yang diasuhnya. Gembala yang
bertanggung jawab berarti gembala yang rela menanggung segala sesuatu, kerelaan
memikul atau menanggung segala akibat.26 Seorang gembala haruslah memiliki kasih,
kasih yang dimaksud adalah menunjuk kepada “Kemauan atau kerelaan yang
menghendaki kebaikan tertinggi bagi sesama” yang ditandai oleh kemauan dan
kerelaan untuk memberi diri berkorban bagi yang “dikasihi” dalam hal ini adalah jemaat
(Yoh. 15:13).27
Dalam tugasnya di gereja, seorang gembala tidak hanya melayani di atas mimbar,
melainkan mengambil semua peran dalam memimpin gereja dan menuntun jemaat.
Salah satu peran itu ialah memuridkan jemaatnya. Saat ini tidak disangkal bahwa setiap
gereja memiliki seseorang yang khusus dalam pelayanan pemuridan (bukan pendeta
langsung yang melakukan pelayanan pemuridan itu). Namun, orang itu haruslah
dimuridkan terlebih dahulu, seperti yang dijelaskan di bagian atas bahwa untuk
menjadi seorang guru, ia harus dimuridkan terlebih dahulu. Dengan demikian salah satu
tugas penting bagi pemimpin gereja, yaitu gembala, ialah menumbuhkan murid-murid
yang dewasa yang kemudian mampu memuridkan orang lain.28 Dewasa artinya dapat
bertanggung jawab secara penuh untuk memuridkan orang lain dan kerohanian yang
dewasa karena pengenalan akan Kristus.
Kemudian seorang gembala senantiasa untuk memperhatikan kebutuhan
domba-Nya. Seorang gembala perlu menerapkan prinsip sukarela, mengorbankan
waktu, tenaga, dan berusaha untuk bersungguh-sungguh menjadi teladan dalam
memelihara anggota, bukan mementingkan diri sendiri (1 Pet. 5:2-3).29 Sebagai seorang
yang secara khusus dipanggil oleh Allah hal ini sejalan dengan pelayanan pastoral.
Menurut Maria Born-Storm, antara gembala dan domba ada hubungan yang baik:
26. Yenda Kosta dan Jermia Djadi, ”Peranan Gembala sebagai Pemimpin Dalam Perspektif 1
Petrus 5:1-4 Dan Relevenasinya Pada Masa Kini,” Jurnal Jaffray Vo. 9, No 2 (2011): 187.
27. Kosta dan Djadi, ”Peranan Gembala sebagai Pemimpin Dalam Perspektif 1 Petrus 5:1-4 Dan
Relevenasinya Pada Masa Kini,” 187.
28. Jason Lim, Overcoming the Dark Side of Pastoral Leadership: Pastor and Discipleship (Pastor
Conference), DVD (Jakarta: STTAA, 27-28 Oktober 2014).
29. Kosta dan Djadi, ”Peranan Gembala sebagai Pemimpin Dalam Perspektif 1 Petrus 5:1-4 Dan
Relevenasinya Pada Masa Kini,” 186.
6
domba mengenal gembalanya (Yoh. 10: 3-5,14), dan gembala mengasihi setiap
dombanya. Lihat akan kegembiraan seorang gembala, yang mencari dan menemukan
seekor dombanya yang hilang (Mat. 18:12-14).30 Dalam bergereja, anggota jemaat
memerlukan bimbingan dan penggembalan untuk mengetahui bagaimana mereka bisa
hidup sebagai pengikut Kristus – dan dalam hidup mereka.31 Dengan demikian, seorang
gembala di gereja ialah melayani jemaatnya yaitu dengan menjaga, memelihara,
membimbing dan menumbuhkan iman mereka, serta mewujudkan iman mereka dalam
sehari-hari, supaya jemaatnya kelak dapat memuridkan orang lain.
Kesimpulan
Pemuridan dan pelayanan pastoral adalah kedua hal yang saling berkaitan dan
tidak boleh dipisahkan. Di dalam pelayanan pastoral harus dilakukan pemuridan dan di
dalam pemuridan harus dilakukan pelayanan pastoral. Dengan memuridkan kita
menuntun orang tersebut untuk menjadi dewasa secara rohani dan tugas kita adalah
membimbing orang tersebut menuju titik itu. Hal ini serupa dengan fungsi pelayanan
pastoral yang bersifat membimbing.
30. M. Born-Storm, Apakah Penggembalan Itu?: Petunjuk Praktis Pelayanan Pastoral (Jakarta:
Gunung Mulia, 1997), 3.
31. Born-Storm, Apakah penggembalan itu?, 7.
7
Daftar Pustaka
Chan, Edmund. Radical Discipleship: Five Defining Question. Singapore: Covenant
Evangelical Free Church, 2014.
Clesbch, William A. dan Jaekle, Charles R. Pastoral Care In Historical Perspective. Mary
Land: Rowan & Little Publisher Inc, 1994.
Dodson, Jonathan K. Pemuridan Yang Berpusatkan Injil. Diterjemahkan oleh Agustian
Sutrisno. Illnois: Intervatsity Press, 2012.
Freedman, David Noel. The Anchor Bible Dictionary. New York: Doubleday Dell
Publishing Group, 1992.
Harrington, Bobby dan Alex Absalom. Discipleship that Fits: Lima Konteks Relasi yang
Dipakai Allah untuk Menolong Kita Bertumbuh. Diterjemahkan oleh Okdriati S.
Handoyo. Yogyakarta: Katalis, 2018.
Hull, Bill. The Disciple-making Pastor: Leading Others on the Journey of Faith. Grand
Rapids: Baker Books, 2007.
Kosta, Yenda dan Djadi, Jermia. “Peranan Gembala Sebagai Pemimpin Dalam Perspektif 1
Petrus 5:1-4 Dan Relevansinya Pada Masa Kini.” Jurnal Jaffray 9 (2011) 172-200.
Lawrence, Bill. Menggembalakan Dengan Hati. Diterjemahkan oleh Suryadi. Nashville:
Word Publishing, 1999.
Lim, Jason. Overcoming The Dark Side of Pastoral Leadership: Pastor and Discipleship.
DVD. Jakarta: STT Amanat Agung, 2014.
Quinn, S. Lance. “Discipling.” Dalam Pastoral Ministry: How to Shepherd Biblically, diedit
oleh John MacArthur, 261-271. Nashville: Thomas Nelson, 2005.