Anda di halaman 1dari 19

e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen

Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

STRATEGI PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM


MUDA DALAM PELAYANAN DI GSJA JEMAAT FILADELFIA
MAHALONA

Jefri Frit Sengkoen, Vitrya Ireyne Yuki Pongoh


fritjefry@gmail.com, vitryaireyne@gmail.com
WA. 089694943957, WA. 085696269648
Sekolah Tinggi Agama Kristen Apollos Manado

Abstrak
Kaum muda adalah tulang punggung dan ujung tombak dari perkembangan Gereja baik
saat ini maupun masa yang akan datang. Kaum muda adalah penentu segala sesuatu untuk
memajukan Gereja di zaman sekarang ini. Mereka adalah saksi-saksi Kristus yang dapat
diandalkan untuk masa depan dan demi perkembangan Gereja. Namun demikian, mereka tetap
membutuhkan dorongan dan semangat dari Gembala Gereja sendiri. Untuk itu kaum dewasa
selalu menjalin hubungan persahabatan dan keakraban dengan kaum muda, dengan berusaha
menjalin dialog dan tukar pikiran, sehingga kaum muda dapat dijadikan teladan bagi kehidupan
mereka di dalam lingkungan keluarga, Gereja maupun di dalam masyarakat di mana mereka
berada.
Gereja memiliki tanggung jawab untuk membina kaum mudanya karena pemuda
merupakan generasi penerus oleh karena itu untuk menjadi gereja yang berakar, bertumbuh dan
berbuah secara kualitas dan kuantitas ditandai dengan adanya pembinaan dan pertumbuhan dari
dalam gereja. Gereja harus memberikan perhatian serius kepada kaum muda sebagai generasi
penerus. Pembinaan kaum muda dapat dilakukan oleh gereja seperti, memberikan pelatihan,
bimbingan, dan pendidikan tentang Alkitab dan pelayanan sehingga kaum muda gereja menjadi
pemuda yang setia dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan di gereja. 1 Oleh
karena itu Pembinaan rohani yang dilaksanakan gereja dapat menekankan kepada pengembangan
sikap dan kecakapan kaum muda dalam mempraktekakan pengetahuan yang mereka miliki baik
pengetahuan secara umum maupun pengetahuan Alkitab yang ia miliki guna mengembangkan
talentanya.

Kata Kunci : Kaum Muda, Pembinaan Rohani.

Abstract
Young people are the backbone and spearhead of the present and future development of
the Church. Young people are determinants of everything to advance the Church in this day and
age. They are reliable witnesses of Christ for the future and for the development of the Church.
However, they still need encouragement and encouragement from the Pastor of the Church
himself. For this reason, adults always maintain friendly and intimate relationships with young

49
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

people, by trying to establish dialogue and exchange of ideas, so that young people can be used
as role models for their lives in the family environment, the Church and in the community where
they are located.
The church has a responsibility to nurture its youth because youth are the next
generation, therefore to become a church that is rooted, grows and bears fruit in quality and
quantity marked by the formation and growth of the church. The church must give serious
attention to young people as the next generation. Youth formation can be carried out by the
church, such as providing training, guidance, and education about the Bible and ministry so that
church youths become loyal and responsible youth in carrying out services in the church.
Therefore, the spiritual formation carried out by the church can emphasize the development of
attitudes and skills of young people in applying the knowledge they have, both general
knowledge and Bible knowledge, to develop their talents.

Keywords: Youth, Spiritual Development.

50
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

PENDAHULUAN Kaum muda sebagai bagian dari


Gereja diharapkan memiliki kesadaran untuk
Kaum muda adalah tulang punggung
melakukan berbagai kegiatan kemajuan
dan ujung tombak dari perkembangan
iman mereka dan demi pekembangan
Gereja baik saat ini maupun masa yang akan
Gereja. Kesadaran ini menuntut kaum muda
datang. Kaum muda adalah penentu segala
sendiri agar memiliki kepribadian yang
sesuatu untuk memajukan Gereja di zaman
matang dan dewasa, sehingga mendorong
sekarang ini. Mereka adalah saksi-saksi
mereka untuk menyalurkan gairah hidup,
Kristus yang dapat diandalkan untuk masa
semangat kerja yang tinggi, mampu
depan dan demi perkembangan Gereja.
memiliki tanggung jawab sendiri dan ingin
Namun demikian, mereka tetap
semakin dapat dan mampu memainkan
membutuhkan dorongan dan semangat dari
peranannya dalam kehidupan sosial dan
Gembala Gereja sendiri. Untuk itu kaum
budaya. Kesemuanya itu perlu dilandasi
dewasa selalu menjalin hubungan
dengan semangat Kristus sebagai dasar dan
persahabatan dan keakraban dengan kaum
pedoman kehidupan dalam jemaat Kristiani
muda, dengan berusaha menjalin dialog dan
serta dijiwai sikap patuh dan cinta kasih
tukar pikiran, sehingga kaum muda dapat
terhadap gembala Gereja sehingga
dijadikan teladan bagi kehidupan mereka di
diharapkan dapat membuahkan hasil yang
dalam lingkungan keluarga, Gereja maupun
berlimpah. Arifin Noer mengatakan bahwa:
di dalam masyarakat di mana mereka
“Generasi muda saat ini menempati posisi
berada. Kekuatan terpenting dalam
yang strategis, karena kaum muda lah yang
pembangunan kehidupan menggereja di
paling terkena dampak dari perkembangan
zaman sekarang ini dan juga di masa yang
zaman.”2 Selanjutnya Ch. Wuwungan
akan datang terletak dalam keikutsertaan
berkata, bahwa “Masa muda adalah
dan keterlibatan kaum muda sendiri. Oleh
kehidupan yang penuh dengan pengalaman-
karena itu demi memperkembangkan iman
pengalaman baru. Karena pada masa ini
akan Yesus Kristus, kaum muda dituntut
kaum muda dibentuk dari berbagai hal
untuk terlibat secara aktif dalam hidup
seperti keluarga, gereja dan
menggereja. Oleh sebab itu keikutsertaan
dan keterlibatan kaum muda sangat
dibutuhkan dalam karya kerasulan di
2
Arifin Noer, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Pustaka
tengah-tengah umat. Setia, 1997), 113.

51
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

lingkungannya.”3 Kemudian Paul Gunadi Pembinaan kaum muda dapat dilakukan oleh
mengatakan, bahwa “Kaum Muda gereja seperti, memberikan pelatihan,
cenderung bertumbuh tanpa arah sehingga bimbingan, dan pendidikan tentang Alkitab
mereka memiliki banyak keraguan dan dan pelayanan sehingga kaum muda gereja
ketidakpastian dalam hidup, mereka menjadi pemuda yang setia dan bertanggung
bersikap pasif dan menuntut orang untuk jawab dalam melaksanakan pelayanan di
senantiasa memahami dan menyediakan gereja.6 Oleh karena itu Pembinaan rohani
kebutuhan mereka.”4 Firman Tuhan juga yang dilaksanakan gereja dapat menekankan
banyak memberikan petunjuk posisi kaum kepada pengembangan sikap dan kecakapan
muda dalam kehidupan umat Tuhan.dalam kaum muda dalam mempraktekakan
Perjanjian Lama dapat di lihat tentang pengetahuan yang mereka miliki baik
kehidupan anak muda yang bernama Yusuf, pengetahuan secara umum maupun
Yusuf mengalamai perubahan besar dalam pengetahuan Alkitab yang ia miliki guna
hidupnya terhadap segala masalah yang mengembangkan talentanya. Mark Senter
dihadapainya, Yusuf tetap setia dan mengatakan, “Agar terjadi perkembangan
bertanggung jawab dalam segala hal.5 dan perubahan-perubahan yang akan
mempengaruhi pertumbuhangereja, maka
Melihat uraian di atas, maka Gereja
gereja harus memberikan motifasi kepada
memiliki tanggung jawab untuk membina
kaum muda dalam melakukan pelayanan di
kaum mudanya karena pemuda merupakan
gereja.”7
generasi penerus oleh karena itu untuk
menjadi gereja yang berakar, bertumbuh dan Hal ini menjadi motivasi bagi gereja untuk
berbuah secara kualitas dan kuantitas mengadakan pembinaan rohani terhadap
ditandai dengan adanya pembinaan dan generasi muda. Agar kaum muda mampu
pertumbuhan dari dalam gereja. Gereja memperlihatkan tanggung jawabnya ikut
harus memberikan perhatian serius kepada terlibat dalam pelayanan sesuai dengan
kaum muda sebagai generasi penerus. talenta masing-masing. Oleh karena itu,

3 6
E. Ch. Wuwungan, Bina Warga (Jakarta: BPK Robin dan Hadfield Marcia, Pedoman Pelayanan
Gunung Mulia, 2009), 139. Remaja dan Pemuda (Malang: Batu malang, 1979),
4
Paul Gunadi, Ayah dan Arah Anak Muda (Jakarta: 40.
7
Departemen Konseling, 2002), 3. Mark Senter, Inovasi dan Visi Profetik dalam
5
Teha Sugiyo, Keluarga Sebagai Sekolah Cinta Pelayan Kaum Muda (Bandung: Kalam Hidup, 2003),
(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1995), 106. 27.

52
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

kaum muda harus memiliki keaktifan guna Pembinaan berasal dari kata bina,
mengikuti persekutuan-persekutuan yang yang mendapat imbuhan pe-an, sehingga
diadakan oleh GSJA Filadelfia Mahalona menjadi kata pembinaan. Pembinaan
adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
Selama pelayanan penulis
dilakukan secara efisien dan efektif
mengadakan observasi di GSJA Filadelfia
untukmemperoleh hasil yang lebih
Mahalona maka di temukan bahwa: Kaum
baik8.Pembinaan merupakan proses, cara
muda masih kurang memiliki semangat
membina dan penyempurnaan atau usaha
dalam mengikuti ibadah-ibadah, keaktifan
tindakan dan kegiatan yang dilakukan
dalam beribadah belum maksimal,
untuk memperoleh hasil yang lebih
organisasi pemuda yang belum teroganisir
baik.Pembinaan pada dasarnya merupakan
dengan baik, disebabkan beberapa hal
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
seperti, tugas kuliah menumpuk, pulang
secara sadar, berencana, terarah, dan
kerja sudah cukup melelahkan, tata ibadah
teratur secara bertanggung jawab dalam
pemuda kurang menarik yang penting
rangka penumbuhan, peningkatan dan
ibadah berjalan, kurang memiliki program
mengembangkan kemampuan serta
untuk jangka pendek dan jangka panjang,
sumber-sumber yang tersedia untuk
kurang kekompakkan, tidak menjalankan
mencapai tujuan.
perkunjungan kaum muda sehingga banyak
kaum muda yang malas datang ibadah Pembinaan adalah upaya pendidikan
pemuda yang diadakan setiap hari rabu. formal maupun non formal yangdilakukan
secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan
Hal ini terjadi karena beberapa sebab
bertanggung jawab dalam rangka
seperti: Pengurus kemajelisan gereja belum
memperkenalkan, menumbuhkan,
maksimal dalam menjalankan tugasnya
membimbing, dan mengembangkan suatu
masing-masing, Tidak ada pengurus atau
dasar-dasar kepribadiannya seimbang, utuh
mejelis yang menangani secara khusus
dan selaras, pengetahuan dan keterampilan
ibadah kaum muda.
sesuai dengan bakat,
kecenderungan/keinginan serta kemampuan-
kemampuannya sebagai bekal, untuk

8
A. Pengertian Pembinaan http://www.artikata.com/arti-360090-
pembinaan.html,

53
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

selanjutnya atas perkasa sendiri menambah, Pemuda harus dibina dengan baik
meningkatkan dan mengembangkan dirinya, agar menjauhkan diri dari dunia dan dosa,
sesamanya maupun lingkungannya ke arah mempersatukan diri dengan kematian dan
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan kebangkitan Kristus, menyerahkan dan
manusiawi yang optimal dan pribadi yang mempersembahkan diri kepada Allah.
mandiri. Dengan kata lain, punya persekutuan yang
intim dengan Kristus (I Yohanes 2:15-17).
Bukan karena kemampuan orang percaya
mempertahankan diri kudus dan suci

B. Pembinaan Rohani Terhadap dihadapan Tuhan melainkan oleh karena

Kaum Muda Firman Tuhan itu sendiri yang


memampukan (Mazmur 119:9).
Dalam realitas kehidupan pemuda,
secara terus menerus banyak mengalami Dalam realitas kehidupan pemuda,

pembaharuan. Pembaharuan yang dimaksud secara terus menerus banyak mengalami

ialah adanya proses pertumbuhan pembaharuan. Pembaharuan yang dimaksud

kerohanian para pemuda ditengah-tengah ialah adanya proses pertumbuhan

gereja ataupun jemaat. Apabila pemuda kerohanian para pemuda ditengah-tengah

tidak mendapat suatu pembinaan secara gereja ataupun jemaat. Apabila pemuda

motivasi dan karakter dengan baik, maka tidak mendapat suatu pembinaan secara

mereka akan hidup menurut cara ataupun motivasi dan karakter dengan baik, maka

prinsip mereka masing-masing. Dalam mereka akan hidup menurut cara ataupun

Amsal 22:6, dikatakan “Didiklah orang prinsip mereka masing-masing. Dalam

muda menurut jalan yang patut baginya, Amsal 22:6, dikatakan “Didiklah orang

maka pada masa tuanya pun ia tidak akan muda menurut jalan yang patut baginya,

menyimpang dari pada jalan itu”. Dalam maka pada masa tuanya pun ia tidak akan

ayat ini sangat jelas sekali dikatakan bahwa menyimpang dari pada jalan itu”. Dalam

pemuda sangat perlu dibina atau dengan kata ayat ini sangat jelas sekali dikatakan bahwa

lain di didik agar pada masa hidup mereka pemuda sangat perlu dibina atau dengan kata

selalu terbina oleh Firman Tuhan. lain di didik agar pada masa hidup mereka
selalu terbina oleh Firman Tuhan.

54
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

C. Pembinaan Berdasarkan Alkitab otoritas (wewenang, kekuasaan yang sah)


dalam hal pendidikan, karena katekhein
1. Pembinaan Menurut Perjanjian
berarti mengajar dari atas ke bawah”.9
Lama ( PL )
Dari kutipan diatas berarti dapat
Pembinaan merupakan suatu hal
dikatakan bahwa mengajar itu mempunyai
yang sangat penting dilakukan, yang dimana
otoritas yang penting dalam hal mendidik
didalamnya terdapat didikan-didikan
seseorang. Dan kata engkau disitu
maupun ajaran-ajaran yang berdasarkan dari
menunjukkan kepada kordinator pemuda
Alkitab saja. Pada hal ini pembinaan
agar mereka terbina dengan baik. Jika
terdapat juga di dalam kitab Perjanjian Lama
pembinaan telah dilakukan dengan baik,
( PL ).
maka pemuda akan bertumbuh dalam
kerohanian, sebab pembinaan yang
Di dalam Keluaran 18:20, dikatakan:
dilakukan berdasarkan Firman Allah atau
”Kemudian haruslah engkau mengajarkan
dari Tuhan. Sama halnya yang dikatakan
kepada mereka ketetapan-ketetapan dan
Salomo, yang mengatakan: ”Hai anakku,
keputusan-keputusan, dan memberitahukan
janganlah engkau menolak didikan Tuhan,
kepada mereka jalan yang harus dijalani,
dan janganlah engkau bosan akan
dan pekerjaan yang harus dilakukan”. Dari
peringatanNya” (Amsal 3:11). Selanjutnya
ayat ini dapat dikatakan bahwa pemuda
Salomo mengatakan: ”Didiklah orang muda
harus diajarkan segala ketetapan dan segala
menurut jalan yang patut baginya, maka
keputusan dan mereka diajarkan apa yang
pada masa tuanya pun ia tidak akan
harus mereka lakukan. Kata diajarkan atau
menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal
mengajar ini berasal dari bahasa Yunani,
22:6).
yaitu Katekhein.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan


Menurut G. Riemer dalam bukunya Ajarlah
bahwa orang-orang muda sangat perlu
Mereka, mengatakan:
dibina, karena anak-anak muda pada masa
”Katekhein (Kathcein) adalah muasal kata tua mereka, mereka tetap hidup di dalam
katekese, kateketik dan katekisasi. Istilah ini Tuhan dan tetap jalan pada jalan kebenaran.
mempunyai beberapa makna dalam Alkitab.
9
G. Riemer. Ajarlah Mereka. (Jakarta: Yayasan
Makna utama memberi tekanan kepada Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1998), hal. 21

55
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

2. Pembinaan Menurut Perjanjian tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu


Baru (PB) seorang terhadap yang lain, sebab: Allah
menentang orang yang congkak, tetapi
Di dalam kitab Perjanjian Baru juga
mengasihani orang yang rendah hati” ( I
ada terdapat beberapa pelajaran mengenai
Petrus 5:5 ). Dan juga Paulus mengatakan:
pembinaan yang dilakukan untuk membina,
”Dan kamu, bapa-bapa, janganlah
mendidik dan mengajar pemuda di dalam
bangkitkan amarah didalam hati anak-
Tuhan.
anakmu, tetapi didiklah mereka didalam
ajaran dan nasihat Tuhan” ( Efesus 6:4 ).
Pemuda jika tidak dibina ataupun
salah dibina, maka mereka bukan semakin
Pengertian Kaum Muda
dekat kepada Tuhan, tetapi semakin jauh
Menurut G. Stanley Hall, masa muda
dari Tuhan dan mereka hidup dalam
yang usianya berkisar antara 12 hingga 23
pergaulan bebas, sebab banyak sekali remaja
tahun diwarnai oleh pergolakan. Pandangan
dan pemuda mempunyai nafsu yang kuat.
“badai dan stress”(storm and stress
Seperti halnya yang dikatakan Paulus dalam
view)adalah konsep yang diajukan Hall
suratnya yang kedua kepada Timotius, yang
yang mengatakan bahwa masa
mengatakan: ”Sebab itu jauhilah nafsu orang
mudamerupakan masa pergolakan yang
muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih
dipenuhi oleh konflik dan perubahan
dan damai bersama-sama dengan mereka
suasana hati. Menurut pandangan ini,
yang berseru kepada Tuhan dengan hati
berbagai pikiran, perasaan dan tindakan
yang murni” ( II Timotius 2:22 ). Jadi dapat
orang mudaberubah-ubah antara
disimpulkan cara menjauhi nafsu yang ada
kesombongan dan kerendahan hati, niat
didalam hidup anak-anak muda, yaitu
yang baik dan godaan, kebahagiaan dan
mereka harus mengejar keadilan dan selalu
kesedihan.10Selain G. Stanley Hall, Erik H.
penuh dengan kasih dan setia kepada Tuhan
Erikson juga menempatkan orang muda
dengan hati yang tulus dan murni.
yang diperhadapkan dengan adanya identitas
Selanjutnya Petrus juga menuliskan versus kebingungan identitas (identity
suratnya yang pertama, mengatakan: versus identity confusion). Di masa ini,
”Demikian jugalah kamu, hai orang-orang
10
muda, tunduklah kepada orang-orang yang John W. Santrock, Masa MudaEdisi 11 Jilid 1
(Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.20.

56
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

individu diperhadapkan pada tantangan Karakter sendiri tidak pernah


untuk menentukan siapakah mereka, terbentuk sekali jadi. Proses
bagaimana mereka nantinya, dan arah mana pembentukannya berlangsung lama. Namun
yang hendak mereka tempuh dalam hasilnya tidak bisa dianggap remeh, sebab
hidupnya.11 itu akan menjadi pondasi kehidupan. kita
tidak bisa membayangkan apa jadinya
Kaum muda sedang menjalani masa
sebuah bangunan yang tinggi, tetapi
pembentukan kepribadian. Aspek individual
pondasinya rapuh. Demikian juga, alangkah
ini memberitahukan kita bahwasanya kurun
berbahayanya melewati kehidupan dewasa
masa muda bagaikan suatu rimba
yang panjang, berat dan penuh dengan
pencaharian, yang di dalamnya kaum muda
tanggung jawab, dengan berbekalkan
meraba-raba. Mereka mau mengarahkan diri
kepribadian rapuh dan labil.
mereka kepada pribadi yang dewasa. Tetapi
untuk itu mereka harus mengalami tahun- METODE PENELITIAN
tahun pembentukan. Peneliti menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif.
Jika pembentukan ini tidak beres atau keliru
Penelitian kualitatif adalah prosedur
ditangani, maka dampak negatifnya bisa
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
lama mempengaruhi jalan hidupnya.
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
Ingatkah suami yang masih suka memukul
orang-orang dan perilaku yang dapat
isterinya? Ada ibu yang merasa risih bila 12
diamati. Dikatakan deskriptif karena
berada di dalam dapur, namun ia merasa
penelitian ini menjelaskan permasalahan
betah berjam-jam berada di dalam 13
actual pada masa kini. Penelitian ini
pertemuan arisan. Bukan saja ada cross
adalah suatu proses menemukan
boy/girl, tetapi juga ada cross papa/mama.
pengetahuan yang menggunakan data
Masih banyak lagi kasus-kasus orang
sebagai alat menemukan keterangan
dewasa. Herannya gejala-gejala itu banyak 14
mengenai apa yang ingin kita ketahui.
kali bisa ditelusuri kembali kepada
ketidakberesan pembentukan karakter pada 12
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.
masa muda. Jakarta: Rineke Cipta. 2007
13
Surakhmat, Pegantar Penelitian Ilmiah Dasar
Metode Teknik. Bandung: Tarsito. 1989
14
Institut Injil Indonesia. Pedoman Penulisan Karya
11
Ibid.,hlm.51. Ilmiah. Batu. hal.8

57
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

Penelitian berdasarkan metode deskriptif Januari – Bulan Mei 2020. Sedangkan


berkaitan dengan pengumpulan data untuk pengamatan dan obsevasi secara formal dan
memberikan gambaran atau penegasan suatu informal telah penulis lakukan sejak 2019.
konsep juga menjawab pertanyaan-
pertanyaan sehubungan dengan status subjek
TEKNIK ANALISA DATA
penelitian pada saat penelitian.15 Data
Menganalisa data merupakan suatu
deskriptif pada umumnya dikumpulkan
upaya untuk mencari data secara sistematis
melalui suatu survey angket, wawancara
dan terstruktur berdasarkan catatan-catatan
atau observasi. Karena penelitian pada
observasi dan wawancara dalam
umumnya membuat pertanyaan-pertanyaan
meningkatkan pemahaman penelitian
untuk keperluan yang tertentu, maka
mengenai subjek penelitian itu sendiri.
instrument-instrumen harus dibuat pada
Dalam penelitian ini menggunakan analisis
setiap penyelidikan.16 Penelitian kualitatif
data secara deskriptif yang diolah
menggunakan metode deskriptif diharapkan
berdasarkan analisis interaktif. Dalam
dapat memberikan gambaran mengenai
analisis ini ada 4 hal pokok didalamnya
“Peran kepemimpinan Gembala terhadap
yaitu:
Kehidupan Rohani Jemaat GSJA Filadelfia
1. Pengumpulan data
Mahalona ”, yang nantinya akan
Pada pengumpulan data ini merupakan
memudahkan peneliti untuk memecahkan
hasil kumpulan data-data yang diperoleh
masalah yang terjadi.
dari lapangan. Baik yang di dapatkan
dengan cara menggunakan observasi atau
WAKTU DAN TEMPAT
pengamatan maupun berdasarkan
PENELITIAN
wawancara. Data yang terkumpul biasanya
Pelitian ini dilakukan di GSJA masih berbentuk data mentah yang belum
Filadelfia Mahalona Untuk mengetahui dan diolah dan dikaji sehingga masih perlu
memahami tentang Peran Kepemimpinan dipilih dan di pilah, mana yang di anggap
Gembala terhadap kehidupan Rohani penting dan mana yang di anggap tidak
jemaat, maka penulis melakukan observasi penting.
secara intensif selama 4 bulan, dari Bulan
2. Reduksi data
15
Institut Injil Indonesia, Ibid, hal 3
16
Institut Injil Indonesia, Ibid, hal 4

58
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

Pada proses ini di maksudkan untuk sebab akibat dan proporsisi dari penulis.
memperoleh data-data secara terfokus dan Kesimpulan juga dapat di verifikasi selama
lebih terkonsentrasi. Karena data yang penelitian itu dilangsungkan untuk mencari
terlalu luas dan banyak hanya akan kesimpulan akhir.
memberikan kesulitan ketika mencari suatu
gambaran yang jelas dan tepat. Proses PEMBAHASAN
reduksi data merupakan proses pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan A. Keadaan kaum Muda di GSJA
pengabstrakan serta transformasi dari Filadelfia Mahalona
banyaknya data-data yang diperoleh di
Melihat peranan kaum muda dalam
lapangan. Data yang dikumpulkan kemudian
gereja sangat pentingdan sangat menetukan
akan direduksi yang nantinya akan
masa depan gereja, maka perlu adanya
memudahkan penulis ketika menarik
pembinaan yang serius terhadap
kesimpulan.
pertumbuahn kerohanian pemuda.
Pembinaan yang dimaksudkan adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk membimbing
3. Penyajian data
dan menolong setiap pemuda dalam
Data yang merupakan hasil dari proses
pembentukan kepridadian yang sesuai
reduksi kemudian akan langsung disajikan
dengan standar Firman Tuhan.
atau dipaparkan sebagai suatu kumpulan
informasi terstruktur yang memungkinkan Tidak dipungkiri dewasa ini fakta

adanya penarikan kesimpulan serta yang ada berdasarkan pengamatan penulis,

pengambilan tindakan dalam penelitian. gereja kurang memberikan perhatian

Data dipaparkan secara tertulis berdasarkan terhadap kaum muda sehingga pembinaan

fakta yang saling berkaitan. kerohanian pemuda tidak maksimal


termasuk pemuda di gereja GSJA Filadelfia

4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi Mahalona.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi Walaupun ada pembinaan terhadap


merupakan suatu proses mencari dan pemuda tetapi tanda pertumbuhan yang
mendapatkan arti dari benda-benda, menunjukan bahwa mereka adalah pemuda
mencatat keteraturan, pola konfigurasi, alur Kristen. Pembinaan tidak maksimal atau

59
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

pembinaan yang ada masih kurang pemuda yang ada di GSJA Filadelfia
diperhatikan dengan serius. Mahalona, bentuk pengaaruh social ada
banyak tetapi dalam bagian ini penulis akan
Factor penghambat keaktifan kaum
memaparkan bentuk pengaruh sosialn yang
muda dalam pelayanan di GSJA Filadelfia
terliha dengan jelas. “ pengaaruh social yang
Mahalona sebagai berikut :
terjadi dalam lingkungan social saat ini ada
Pertama. Kurangnya dedikasi seorang dimana televise dan medsos sebagai sarana
Pembina pemuda. hiburan yanga menyebabkan mereka jarang

Mengacu pada pernyataan di atas sekali mengikuti persekutuan iabadah

membuktikan bahwa kepemimpinan yanag pemuda.

ada di dalam persekutuaan pemuda Keempat, pelayanan yang kurang


khusunya di GSJA Filadelfia Mahalona kreatif. Kegiataana ibadah yanag sangat
menunjukan bahwa pemimpin itu tidak kaku dan tidak mengalami perubahan
memperhatikan kebutuhan anggota sifatkebaktian poadahal dalam sebuah
kelompoknya. persekutuan bisa saja dilakukan sesuatu

Kedua, Kurangnya persekutuan. Dari yang sifatnya baru apalagi dalam ibadah

pengamatan dan wawancara dengan pemuda. Hal inilah yang membuat

beberapa anggota pemuda keterlibatan terjadinya kebosanan pemuda dalam

dalam pesekutuan sangat kurang sekali. mengikuti persekutuan iadabah pemuda.

Kecenderungan dari sikap pemuda yang Dari pernyataan diatas maka dapat
jarang mengikuti persekutuan karean belum disimpulkan bahwa pelayanan yang kurang
mengerti pentingnya persekutuan. kreatif dapat membawa kejenuhan dan
Disamping itu juga sifat mendahulukan kebosanan bagi pemuda dalam mengikuti
kepentingan pridadi masih ada dikalangan setiap persekutuan, meningkatkan pelayanan
anggota pemuda. Ada juga sebagian pemuda dalam suatu persekutuan sangat diperlukana
yang mengatakan bahwa sudah cukup oleh Pembina kaum muda sehingga
mengikuti persekutuan pada ibadah minggu keaktifan kaum muda dalam pelayanan
saja. dapat terjadi.

Ketiga, lingkungan social. Hasil


pengamatan dan wawancara dengan dengan

60
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

B. Strategi Pembinaan Rohani merupakan latihan rohani (exercitia


Terhadap Keaktifan Kaum spiritualia atau spiritual exercises).
Muda Dalam Pelayanan Mendengar kata latihan, tentu saja
berbagai pandangan maupun emage yang
Bentuk pembinaan rohani merupakan
muncul dibenak kita mengenai suatu
wujud dari usaha pendampingan itu sendiri.
rangkaian kegiatan maupun acara yang
Dari situ tujuan pembinaan rohani
dilaksanakan secara sistematis dan teratur
diciptakan dan usaha pembinaan rohani
guna mencapai sesuatu yang dinginkan.
menjadi konkrit. Bentuk-bentuk pembinaan
Dalam kehidupan ini sudah tidak asing
rohani yakni: Ziarah, retret, rekoleksi dan
lagi bagi kita bila mendengar istilah oleh
pendalaman Iman. Namun pada bagian ini,
raga. Bila kita mendengar kata olah raga,
tidak semua bentuk pembinaan diuraikan,
tentu saja yang ada dibayangan kita
hanya bentuk retret, rekoleksi dan
seputar olah raga, antara lain: sepak bola,
pendalaman Iman. Ketiga bentuk
tenis meja, bulu tangkis, karate dan lain
pendampingan ini dipilih karena ketiga
sebagainya dengan aturan serta teknik
bentuk tersebut sudah sering digunakan, dan
masing-masing. Demikian pula dengan
bahkan kaum muda sudah tidak asing lagi
retret, sebagai latihan rohani dengan
dengan ketiga bentuk tersebut.
berbagai rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dan teratur
a. Retret
dalam bidang rohani, seperti: berdoa,
Bila kita mengenal dan memahami
mengadakan refleksi, membuat renungan,
arti sesungguhnya, kata retret berasal dari
meditasi, kontemplasi dan lain
bahasa prancis yaitu la retraite yang
sebagainya guna mencapai hasil tertentu
berarti pengunduran diri, menyendiri,
dalam hidup rohani. Kalau kita
menyepi, menjauhkan diri dari kesibukan
melakukan latihan jasani atau olah raga,
sehari-hari, meninggalkan dunia ramai.
tentu semua itu dikakukan dengan
Sedangkan dalam bahasa indonesia kita
maksud agar menjaga kesehatan dan
kenal dengan Khalwat, yang mengandung
kesegaran jasmani, sehingga dapat
pengertian mengasingkan diri ke tempat
membantu seseorang dalam
yang sunyi.
melaksanakan tugas dan karyanya
Ditinjau dari tujuan aslinya, retret sehari-hari, tanpa merasa capai.

61
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

Demikian pula bila kita mengadakan orang lain dan diharapkan mampu
retret, berarti kita menjaga kesehatan mewujudkannya dalam tindalkan nyata
rihani, yakni bebas dari penyakit jiwa, lewat keterlibatan dalam hidup
yang membuat kita tidak mampu hidup bermasyarakat dengan berbagai persoalan
dengan potensi hidup rohani kita. Dengan dan permasalahan yang ada didalam
mengikuti retret, kita menjaga kesegaran masyarakat tersebut.
rohani kita yakni terbuka dan tanggap
akan karya cinta kasih Allah bagi kita b. Rekoleksi
sebagai makhluk ciptaannya. memiliki Rekoleksi sudah umum dijalankan
pandangan bahwa, tujuan utama retret oleh semua anggota gereja. Kata rekoleksi
adalah perubahan hidup metanoia (recollectio) dipahami sebagai usaha untuk
(bahasa Yunani). Melalui berbagai proses memperkembangkan kehidupan iman atau
dalam retret, kerapkali retret bermula dari rohani. Kata rekoleksi memiliki dua arti
hal-hal yang baik yakni menuju yang mendalam yakni re (kembali) dan
keperbaikan (deformata) kemudian koleksi (mengumpulkan). Pelaksanaan
diarahkan (transformata) agar sesuai rekoleksi yang sering kita jumpai dalam
dengan panggilan dan status hidup dan kebersamaan dengan umat yakni
selanjudnya hal-hal yang sudah sesuai dilaksanakan ketika peristiwa-peristiwa
(conformata) diteguhkan (confirmata) tertentu tidak tetap (aksidentil). Namun ada
oleh penerangan dan kekuatan yang pula rekoleksi yang dilakukan dengan
diperoleh lewat doa-doa selama maksud atau niat tertentu, misalnya:
pelaksanaan retret. rekoleksi diadakan untuk siswa-siswi kelas
tiga yang sedang menyiapkan diri dalam
Pola pandang bahwa lewat retret, menghadapi ujian nasional.
membantu seseorang hingga sampai pada Bila dilihat dari pelakunya, ada
suatu perubahan hidup. Perubahan hidup rekoleksi yang dilakukan oleh kelompok
yang dimaksudkan bukan hanya melulu tertentu, namun ada yang dilakukan
pada pribadi seseorang saja, melainkan perorangn atau pribadi tertentu dengan
mampu mengantar seseorang sehingga maksud dan niat yang berbeda pula. Bahan
dapat membuat analisa diri, membantu atau materi yang disampaikan dalam
seseorang dalam berhubungan dengan rekoleksi berkaitan dengan pengalaman

62
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

hidup yang telah dijalani. Yang menarik ROH KUDUS (Mat 28:18-20; Mark
dalam proses rekoleksi yakni, meninjau 16:15-20)
karya Allah dalam diri kita, cara kerja serta Ketiga, Pendalaman Alkitab
bimbingannya dan tanggung jawab kita memberikan pengalaman untuk mengenali
terhadap karya Allah itu. kasih Kristus dan karunia Roh Kudus (Yoh
b. Pendalaman Alkitab 17:3,21,26; Ef 3:18-19) yaitu dengan
Pertama, Pendalaman Alkitab mengikuti pimpinan ROH KUDUS (Roma
diperlukan karena orang Kristen harus 8:14) sampai memperoleh babtisan ROH
tetap berjuang mempertahankan iman KUDUS (Kis 2:4). Akhirnya dapat
percayanya (Yudas 3), dan pendalaman mengajarkan bagaimana berdoa (Mat 6:9),
Alkitab memberikan kepada kita sarana berpuasa (Mat 6:16) serta beribadah
untuk mempertahankannya terhadap semua dengan benar dan tetap semangat untuk
teologi palsu. (Kis 20:31; Gal 1:9; 1Tim menantikan kedatangan Tuhan Yesus
4:1; Tit 1:9) kedua kali (2Tim 4:8; Tit 2:13).
Kedua, Pendalaman Alkitab Jelaslah bahwa pendalaman Alkitab sangat
membantu kita untuk terus bertumbuh diperlukan dan harus dilaksanakan oleh
dalam watak Kristus sesuai dengan ajaran orang yang sungguh-sungguh setia kepada
yang sehat. (1Tim 6:3; Yos 1:8; Maz 1:2-3; ALLAH. Pendalaman ALkitab harus
119:97-100; Mat 28:20; Yoh 17:14-18; menekanankan kebenaran yang sejati dan
1Tes 4:1). Dengan pertumbuhan iman yang bukan sekedar mengetahui fakta dan
baik kita dapat memperkuat serta kebenaran Alkitabiah saja, karena itu
mendewasakan orang percaya lainnya. (Ef keteladanan Kristus menjadi pusat dari
4:11-16) segala pengajaran ALkitab. Karena
Keempat, Pendalaman Alkitab pendalaman Alkitab meliputi hidup dan mati
akan menuntun kita kepada dimensi Roh bahkan kekekalan, oleh karena itu menuntut
yang lebih dalam yaitu kekuasaan ALLAH tanggapan dan keputusan pribadi baik yang
dan peperangan rohani dengan kuasa Iblis, mengajarkan maupun yang menerima
(Ef 6:10-18) sehingga kita termotivasi pengajaran dari Pendalaman Alkitab (Yak
untuk melayani Tuhan dengan sepenuh 2:17; Flp 1:9).
hati untuk memberitakan Injil dalam kuasa
Dalam penelitian yang dilakukan oleh

63
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

penulis, maka hasil data yang diperoleh 5. Apakah anda telah melakukan penginjilan
kemudian diolah dan disimpulkan dengan terhadap anggota pemuda?
rumus sebagai berikut :  Ya
 Kadang-kadang
1. Pernahkah dalam persekutuan pemuda  Tidak
diadakan kelompok pendalaman Alkitab 6 Orang Menjawab “Tidak”
?
 Ya
 Kadang-kadang 6. Pernahkan mengadakan kebaktian
 Tidak kebangunan rohani (KKR) dalam
6 orang menjawab “Tidak” opersekutuan pemuda ?
2. Sudahkah dalam persekutuan pemuda  Ya
dilaksanakan rekreasi ?  Kadang-kadang
 Ya  Tidak
 Kadang-kadang 6 Orang Menjawab “Tidak”
 Tidak
6 Orang Menjawab “Kadang-Kadang” Pertanyaan nomor 1 di peroleh
3.Pernahkan dalam persekutuan pemuda dari 6 responden, 6 respon yang
mengadakan reatret ? menyatakan bahwa dalam persekutuan
 Ya pemuda tidak pernah dilakukan kelompok
 Kadang-kadang pendalama alkitab. Maka Pembina
 Tidak memaksimalkan strategi kelompok
6 Orang Menjawab “Ya” pendalaman alkitab, karena stetegi ini
dapat meningkatkan keaktifan pemuda.
4.Pernakah ada melakukan perkunjungan Pada pertanyaan nomor 2
kepada anggota pemuda ? diperoleh dari 6 responden, 6 responden
 Ya mengatakan bahwa mereka kadang-kadang
 Kadang-kadang melaksanakan rekreasi dalam persekutuan
 Tidak pemuda. Maka, Pembina pemuda perlu
6 Orang Menjawab “Tidak” menata atau membuat bentuk ibadah itu
sekreatif mungkin sehingga anggota

64
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

pemuda tertatik untuk ikut dala pemuda. Pembinaan pemuda seharusnya


persekutuan, melalui persekutuan mereka melkasanakan penginjilan karena ini
di bina dengan demikian mepuda dapat menjadi tanggungjwab sebagai orang
bertumbuh secara rohani. Kristen apalagi sebagai seorang Pembina
Pertanyaan nomor 3 dierpoleh pemuda.
dari 6 responden. 6 responden mengatakan Mereka tidak mengadakan
bahwa dalam persekutuan pemuda pernah penginjilan karena tidak berani atau tidak
dilakukan reatret. Oleh sebab itu, perlu bisa menginjil. Tidak mempunyai
untuk Pembina pemuda menyusun keberanian untuk memberitakan injil
program melaksanakan kegiatan reatret. kepada orang lain. Padahal menurut
Karena melalui kegiatan ini pembinaan mereka ada begitu banyak pemuda yang
terhadap pemuda akan jadi efektif. perlu di injili.
Pertanyaan nomor 4 diperoleh Pertanyaan nomor 6 diperoleh dari 6
dari 6 responden, 1 responden mengatakan responden, 6 responden mengatakan bahwa
bahwa kadang-kadang melakukan tidak pernah dilakukan KKR dalam
perkunjungan terhadapa anggota kaum persekutuan pemuda, perlu Pembina
muda. 5 responden mengatakan bahwa pemuda memaksimalkan strategi
mereka tidak pernah melakukan pembinaan kerohanian pemuda melalui
perkunjungan terhadap pemuda. Maka KKR. Tujuan mengadakan KKR ialah
strategi perkunjungan ini harus untuk menemplak dosa, suapay orang
dimaksimalkan sebab melalui menyadari bahwa dirinya berdosa, lalu
perkunjungan yang efektif dapat memikat bertobat dan mengambil tindakan terhadap
hubungan yang baik antar Pembina dengan apa yang telah didengarnya serta berjalan
anggota pemuda, kemudian melalui menurut kehendak Allah dalam kehidupan
persahabatan ini pembinaan kerohanian mereka.
akan efektif.
Pertanyaan nomor 5 diperoleh KESIMPULAN
dari 6 responden, 6 respondeng
Keterlibatan dan keikutsertaan
mengatakan tidak pernah melakukan
kaum muda dalam hidup menggereja
penginjilan baik penginjilan secara pribadi
sangat diharapkan. Keterlibatan kaum
maupun secara umum kepada anggota
muda tidak hanya aktif ketika mengikuti

65
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

kegiatan peribadatan, doa komsel, maupun penting karena setiap peserta berada dalam
kegiatan ibadah pemuda. Kaum muda situasi dan kondisi yang berbeda. Situasi
diharapkan dapat terlibat aktif dalam setiap dan kondisi yang dialami oleh setiap
tugas dan peranan Gereja secara peserta kiranya juga cukup berpengaruh
keseluruhan. dalam penyelenggaraan pendampingan.

Dalam kegiatan hidup Dalam penelitian ini, penulis

menggereja, keterlibatan kaum muda menawarkan suatu bentuk pendampingan

mengalami pasang surut dan timbul yang kiranya dapat digunakan dalam

tenggelam. Hal ini disebabkan karena mendampingi dan memperkembangkan

kurang adanya pendampingan, perhatian kaum muda sebagai upaya meningkatkan

dan motivasi dari pihak gereja setempat. keterlibatan mereka dalam hidup

Keterlibatan dan keikutsertaan kaum menggereja maupun mampu

muda tidak dapat terjadi dengan mengaktualisasikannya dalam kehidupan

sendirinya, melainkan kaum muda perlu bermasyarakat. Disamping itu, penulis juga

didampingi agar mereka mengerti dan terlibat aktif dan berusaha untuk

memahami bahwa mereka sangat membangngkitkan semangat kaum muda

dibutuhkan dalam perkembangan Gereja. dalam melaksanakan hidup menggereja.

Upaya pendampingan terhadap Dengan segala kemampuan yang dimiliki,

kaum muda di jaman sekarang ini penulis memberi gagasan yang sekiranya

sangat dibutuhkan. Pendampingan dapat membantu dan memperkembangkan

bagi kaum tidak hanya seputar kaum muda sehingga semakin terlibat

kehidupan saja, melainkan menyeluruh dalam hidup menggereja dan

pada seluruh aspek kehidupan yang bermasyarakat. Penulis percaya, bahwa

dialami oleh kaum muda. Berbagai dengan rahmat Allah dan kasih Kristus,

persoalan hidup sering kali menuntut maka rencana dan niat-niat yang akan

seseorang untuk mampu mengatasi diupayakan dapat berjalan dengan baik,

segala persoalan tersebut. sehingga kaum muda gereja GSJA

Di samping itu, bentuk, materi, Filadelfia Mahalona semakin tumbuh dan

metode dan sarana dalam pendampingan berkembang.

iman bagi kaum muda perlu disesuaikan


dengan situasi peserta. Hal ini sangat DAFTAR PUSTAKA

66
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980

Arifin Noer, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Mark Senter, Inovasi dan Visi Profetik
Pustaka Setia, 1997) dalam Pelayan Kaum Muda (Bandung:
E. Ch. Wuwungan, Bina Warga (Jakarta: Kalam Hidup, 2003)
BPK Gunung Mulia, 2009) G. Riemer. Ajarlah Mereka. (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF,
Paul Gunadi, Ayah dan Arah Anak Muda
1998)
(Jakarta: Departemen Konseling, 2002)
John W. Santrock, Masa MudaEdisi 11 Jilid
Teha Sugiyo, Keluarga Sebagai Sekolah
1 (Jakarta: Erlangga, 2007)
Cinta (Bandung: Lembaga Literatur Baptis,
Margono, Metodologi Penelitian
1995)
Pendidikan. (Jakarta: Rineke Cipta. 2007)
Robin dan Hadfield Marcia, Pedoman
Surakhmat, Pegantar Penelitian Ilmiah
Pelayanan Remaja dan Pemuda (Malang:
Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Batu malang, 1979)
1989
Institut Injil Indonesia. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah. Batu.

67

Anda mungkin juga menyukai