Abstrak
Kaum muda adalah tulang punggung dan ujung tombak dari perkembangan Gereja baik
saat ini maupun masa yang akan datang. Kaum muda adalah penentu segala sesuatu untuk
memajukan Gereja di zaman sekarang ini. Mereka adalah saksi-saksi Kristus yang dapat
diandalkan untuk masa depan dan demi perkembangan Gereja. Namun demikian, mereka tetap
membutuhkan dorongan dan semangat dari Gembala Gereja sendiri. Untuk itu kaum dewasa
selalu menjalin hubungan persahabatan dan keakraban dengan kaum muda, dengan berusaha
menjalin dialog dan tukar pikiran, sehingga kaum muda dapat dijadikan teladan bagi kehidupan
mereka di dalam lingkungan keluarga, Gereja maupun di dalam masyarakat di mana mereka
berada.
Gereja memiliki tanggung jawab untuk membina kaum mudanya karena pemuda
merupakan generasi penerus oleh karena itu untuk menjadi gereja yang berakar, bertumbuh dan
berbuah secara kualitas dan kuantitas ditandai dengan adanya pembinaan dan pertumbuhan dari
dalam gereja. Gereja harus memberikan perhatian serius kepada kaum muda sebagai generasi
penerus. Pembinaan kaum muda dapat dilakukan oleh gereja seperti, memberikan pelatihan,
bimbingan, dan pendidikan tentang Alkitab dan pelayanan sehingga kaum muda gereja menjadi
pemuda yang setia dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan di gereja. 1 Oleh
karena itu Pembinaan rohani yang dilaksanakan gereja dapat menekankan kepada pengembangan
sikap dan kecakapan kaum muda dalam mempraktekakan pengetahuan yang mereka miliki baik
pengetahuan secara umum maupun pengetahuan Alkitab yang ia miliki guna mengembangkan
talentanya.
Abstract
Young people are the backbone and spearhead of the present and future development of
the Church. Young people are determinants of everything to advance the Church in this day and
age. They are reliable witnesses of Christ for the future and for the development of the Church.
However, they still need encouragement and encouragement from the Pastor of the Church
himself. For this reason, adults always maintain friendly and intimate relationships with young
49
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
people, by trying to establish dialogue and exchange of ideas, so that young people can be used
as role models for their lives in the family environment, the Church and in the community where
they are located.
The church has a responsibility to nurture its youth because youth are the next
generation, therefore to become a church that is rooted, grows and bears fruit in quality and
quantity marked by the formation and growth of the church. The church must give serious
attention to young people as the next generation. Youth formation can be carried out by the
church, such as providing training, guidance, and education about the Bible and ministry so that
church youths become loyal and responsible youth in carrying out services in the church.
Therefore, the spiritual formation carried out by the church can emphasize the development of
attitudes and skills of young people in applying the knowledge they have, both general
knowledge and Bible knowledge, to develop their talents.
50
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
51
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
lingkungannya.”3 Kemudian Paul Gunadi Pembinaan kaum muda dapat dilakukan oleh
mengatakan, bahwa “Kaum Muda gereja seperti, memberikan pelatihan,
cenderung bertumbuh tanpa arah sehingga bimbingan, dan pendidikan tentang Alkitab
mereka memiliki banyak keraguan dan dan pelayanan sehingga kaum muda gereja
ketidakpastian dalam hidup, mereka menjadi pemuda yang setia dan bertanggung
bersikap pasif dan menuntut orang untuk jawab dalam melaksanakan pelayanan di
senantiasa memahami dan menyediakan gereja.6 Oleh karena itu Pembinaan rohani
kebutuhan mereka.”4 Firman Tuhan juga yang dilaksanakan gereja dapat menekankan
banyak memberikan petunjuk posisi kaum kepada pengembangan sikap dan kecakapan
muda dalam kehidupan umat Tuhan.dalam kaum muda dalam mempraktekakan
Perjanjian Lama dapat di lihat tentang pengetahuan yang mereka miliki baik
kehidupan anak muda yang bernama Yusuf, pengetahuan secara umum maupun
Yusuf mengalamai perubahan besar dalam pengetahuan Alkitab yang ia miliki guna
hidupnya terhadap segala masalah yang mengembangkan talentanya. Mark Senter
dihadapainya, Yusuf tetap setia dan mengatakan, “Agar terjadi perkembangan
bertanggung jawab dalam segala hal.5 dan perubahan-perubahan yang akan
mempengaruhi pertumbuhangereja, maka
Melihat uraian di atas, maka Gereja
gereja harus memberikan motifasi kepada
memiliki tanggung jawab untuk membina
kaum muda dalam melakukan pelayanan di
kaum mudanya karena pemuda merupakan
gereja.”7
generasi penerus oleh karena itu untuk
menjadi gereja yang berakar, bertumbuh dan Hal ini menjadi motivasi bagi gereja untuk
berbuah secara kualitas dan kuantitas mengadakan pembinaan rohani terhadap
ditandai dengan adanya pembinaan dan generasi muda. Agar kaum muda mampu
pertumbuhan dari dalam gereja. Gereja memperlihatkan tanggung jawabnya ikut
harus memberikan perhatian serius kepada terlibat dalam pelayanan sesuai dengan
kaum muda sebagai generasi penerus. talenta masing-masing. Oleh karena itu,
3 6
E. Ch. Wuwungan, Bina Warga (Jakarta: BPK Robin dan Hadfield Marcia, Pedoman Pelayanan
Gunung Mulia, 2009), 139. Remaja dan Pemuda (Malang: Batu malang, 1979),
4
Paul Gunadi, Ayah dan Arah Anak Muda (Jakarta: 40.
7
Departemen Konseling, 2002), 3. Mark Senter, Inovasi dan Visi Profetik dalam
5
Teha Sugiyo, Keluarga Sebagai Sekolah Cinta Pelayan Kaum Muda (Bandung: Kalam Hidup, 2003),
(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1995), 106. 27.
52
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
kaum muda harus memiliki keaktifan guna Pembinaan berasal dari kata bina,
mengikuti persekutuan-persekutuan yang yang mendapat imbuhan pe-an, sehingga
diadakan oleh GSJA Filadelfia Mahalona menjadi kata pembinaan. Pembinaan
adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
Selama pelayanan penulis
dilakukan secara efisien dan efektif
mengadakan observasi di GSJA Filadelfia
untukmemperoleh hasil yang lebih
Mahalona maka di temukan bahwa: Kaum
baik8.Pembinaan merupakan proses, cara
muda masih kurang memiliki semangat
membina dan penyempurnaan atau usaha
dalam mengikuti ibadah-ibadah, keaktifan
tindakan dan kegiatan yang dilakukan
dalam beribadah belum maksimal,
untuk memperoleh hasil yang lebih
organisasi pemuda yang belum teroganisir
baik.Pembinaan pada dasarnya merupakan
dengan baik, disebabkan beberapa hal
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
seperti, tugas kuliah menumpuk, pulang
secara sadar, berencana, terarah, dan
kerja sudah cukup melelahkan, tata ibadah
teratur secara bertanggung jawab dalam
pemuda kurang menarik yang penting
rangka penumbuhan, peningkatan dan
ibadah berjalan, kurang memiliki program
mengembangkan kemampuan serta
untuk jangka pendek dan jangka panjang,
sumber-sumber yang tersedia untuk
kurang kekompakkan, tidak menjalankan
mencapai tujuan.
perkunjungan kaum muda sehingga banyak
kaum muda yang malas datang ibadah Pembinaan adalah upaya pendidikan
pemuda yang diadakan setiap hari rabu. formal maupun non formal yangdilakukan
secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan
Hal ini terjadi karena beberapa sebab
bertanggung jawab dalam rangka
seperti: Pengurus kemajelisan gereja belum
memperkenalkan, menumbuhkan,
maksimal dalam menjalankan tugasnya
membimbing, dan mengembangkan suatu
masing-masing, Tidak ada pengurus atau
dasar-dasar kepribadiannya seimbang, utuh
mejelis yang menangani secara khusus
dan selaras, pengetahuan dan keterampilan
ibadah kaum muda.
sesuai dengan bakat,
kecenderungan/keinginan serta kemampuan-
kemampuannya sebagai bekal, untuk
8
A. Pengertian Pembinaan http://www.artikata.com/arti-360090-
pembinaan.html,
53
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
selanjutnya atas perkasa sendiri menambah, Pemuda harus dibina dengan baik
meningkatkan dan mengembangkan dirinya, agar menjauhkan diri dari dunia dan dosa,
sesamanya maupun lingkungannya ke arah mempersatukan diri dengan kematian dan
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan kebangkitan Kristus, menyerahkan dan
manusiawi yang optimal dan pribadi yang mempersembahkan diri kepada Allah.
mandiri. Dengan kata lain, punya persekutuan yang
intim dengan Kristus (I Yohanes 2:15-17).
Bukan karena kemampuan orang percaya
mempertahankan diri kudus dan suci
tidak mendapat suatu pembinaan secara gereja ataupun jemaat. Apabila pemuda
motivasi dan karakter dengan baik, maka tidak mendapat suatu pembinaan secara
mereka akan hidup menurut cara ataupun motivasi dan karakter dengan baik, maka
prinsip mereka masing-masing. Dalam mereka akan hidup menurut cara ataupun
muda menurut jalan yang patut baginya, Amsal 22:6, dikatakan “Didiklah orang
maka pada masa tuanya pun ia tidak akan muda menurut jalan yang patut baginya,
menyimpang dari pada jalan itu”. Dalam maka pada masa tuanya pun ia tidak akan
ayat ini sangat jelas sekali dikatakan bahwa menyimpang dari pada jalan itu”. Dalam
pemuda sangat perlu dibina atau dengan kata ayat ini sangat jelas sekali dikatakan bahwa
lain di didik agar pada masa hidup mereka pemuda sangat perlu dibina atau dengan kata
selalu terbina oleh Firman Tuhan. lain di didik agar pada masa hidup mereka
selalu terbina oleh Firman Tuhan.
54
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
55
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
56
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
57
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
58
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
Pada proses ini di maksudkan untuk sebab akibat dan proporsisi dari penulis.
memperoleh data-data secara terfokus dan Kesimpulan juga dapat di verifikasi selama
lebih terkonsentrasi. Karena data yang penelitian itu dilangsungkan untuk mencari
terlalu luas dan banyak hanya akan kesimpulan akhir.
memberikan kesulitan ketika mencari suatu
gambaran yang jelas dan tepat. Proses PEMBAHASAN
reduksi data merupakan proses pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan A. Keadaan kaum Muda di GSJA
pengabstrakan serta transformasi dari Filadelfia Mahalona
banyaknya data-data yang diperoleh di
Melihat peranan kaum muda dalam
lapangan. Data yang dikumpulkan kemudian
gereja sangat pentingdan sangat menetukan
akan direduksi yang nantinya akan
masa depan gereja, maka perlu adanya
memudahkan penulis ketika menarik
pembinaan yang serius terhadap
kesimpulan.
pertumbuahn kerohanian pemuda.
Pembinaan yang dimaksudkan adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk membimbing
3. Penyajian data
dan menolong setiap pemuda dalam
Data yang merupakan hasil dari proses
pembentukan kepridadian yang sesuai
reduksi kemudian akan langsung disajikan
dengan standar Firman Tuhan.
atau dipaparkan sebagai suatu kumpulan
informasi terstruktur yang memungkinkan Tidak dipungkiri dewasa ini fakta
Data dipaparkan secara tertulis berdasarkan terhadap kaum muda sehingga pembinaan
59
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
pembinaan yang ada masih kurang pemuda yang ada di GSJA Filadelfia
diperhatikan dengan serius. Mahalona, bentuk pengaaruh social ada
banyak tetapi dalam bagian ini penulis akan
Factor penghambat keaktifan kaum
memaparkan bentuk pengaruh sosialn yang
muda dalam pelayanan di GSJA Filadelfia
terliha dengan jelas. “ pengaaruh social yang
Mahalona sebagai berikut :
terjadi dalam lingkungan social saat ini ada
Pertama. Kurangnya dedikasi seorang dimana televise dan medsos sebagai sarana
Pembina pemuda. hiburan yanga menyebabkan mereka jarang
Kedua, Kurangnya persekutuan. Dari yang sifatnya baru apalagi dalam ibadah
Kecenderungan dari sikap pemuda yang Dari pernyataan diatas maka dapat
jarang mengikuti persekutuan karean belum disimpulkan bahwa pelayanan yang kurang
mengerti pentingnya persekutuan. kreatif dapat membawa kejenuhan dan
Disamping itu juga sifat mendahulukan kebosanan bagi pemuda dalam mengikuti
kepentingan pridadi masih ada dikalangan setiap persekutuan, meningkatkan pelayanan
anggota pemuda. Ada juga sebagian pemuda dalam suatu persekutuan sangat diperlukana
yang mengatakan bahwa sudah cukup oleh Pembina kaum muda sehingga
mengikuti persekutuan pada ibadah minggu keaktifan kaum muda dalam pelayanan
saja. dapat terjadi.
60
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
61
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
Demikian pula bila kita mengadakan orang lain dan diharapkan mampu
retret, berarti kita menjaga kesehatan mewujudkannya dalam tindalkan nyata
rihani, yakni bebas dari penyakit jiwa, lewat keterlibatan dalam hidup
yang membuat kita tidak mampu hidup bermasyarakat dengan berbagai persoalan
dengan potensi hidup rohani kita. Dengan dan permasalahan yang ada didalam
mengikuti retret, kita menjaga kesegaran masyarakat tersebut.
rohani kita yakni terbuka dan tanggap
akan karya cinta kasih Allah bagi kita b. Rekoleksi
sebagai makhluk ciptaannya. memiliki Rekoleksi sudah umum dijalankan
pandangan bahwa, tujuan utama retret oleh semua anggota gereja. Kata rekoleksi
adalah perubahan hidup metanoia (recollectio) dipahami sebagai usaha untuk
(bahasa Yunani). Melalui berbagai proses memperkembangkan kehidupan iman atau
dalam retret, kerapkali retret bermula dari rohani. Kata rekoleksi memiliki dua arti
hal-hal yang baik yakni menuju yang mendalam yakni re (kembali) dan
keperbaikan (deformata) kemudian koleksi (mengumpulkan). Pelaksanaan
diarahkan (transformata) agar sesuai rekoleksi yang sering kita jumpai dalam
dengan panggilan dan status hidup dan kebersamaan dengan umat yakni
selanjudnya hal-hal yang sudah sesuai dilaksanakan ketika peristiwa-peristiwa
(conformata) diteguhkan (confirmata) tertentu tidak tetap (aksidentil). Namun ada
oleh penerangan dan kekuatan yang pula rekoleksi yang dilakukan dengan
diperoleh lewat doa-doa selama maksud atau niat tertentu, misalnya:
pelaksanaan retret. rekoleksi diadakan untuk siswa-siswi kelas
tiga yang sedang menyiapkan diri dalam
Pola pandang bahwa lewat retret, menghadapi ujian nasional.
membantu seseorang hingga sampai pada Bila dilihat dari pelakunya, ada
suatu perubahan hidup. Perubahan hidup rekoleksi yang dilakukan oleh kelompok
yang dimaksudkan bukan hanya melulu tertentu, namun ada yang dilakukan
pada pribadi seseorang saja, melainkan perorangn atau pribadi tertentu dengan
mampu mengantar seseorang sehingga maksud dan niat yang berbeda pula. Bahan
dapat membuat analisa diri, membantu atau materi yang disampaikan dalam
seseorang dalam berhubungan dengan rekoleksi berkaitan dengan pengalaman
62
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
hidup yang telah dijalani. Yang menarik ROH KUDUS (Mat 28:18-20; Mark
dalam proses rekoleksi yakni, meninjau 16:15-20)
karya Allah dalam diri kita, cara kerja serta Ketiga, Pendalaman Alkitab
bimbingannya dan tanggung jawab kita memberikan pengalaman untuk mengenali
terhadap karya Allah itu. kasih Kristus dan karunia Roh Kudus (Yoh
b. Pendalaman Alkitab 17:3,21,26; Ef 3:18-19) yaitu dengan
Pertama, Pendalaman Alkitab mengikuti pimpinan ROH KUDUS (Roma
diperlukan karena orang Kristen harus 8:14) sampai memperoleh babtisan ROH
tetap berjuang mempertahankan iman KUDUS (Kis 2:4). Akhirnya dapat
percayanya (Yudas 3), dan pendalaman mengajarkan bagaimana berdoa (Mat 6:9),
Alkitab memberikan kepada kita sarana berpuasa (Mat 6:16) serta beribadah
untuk mempertahankannya terhadap semua dengan benar dan tetap semangat untuk
teologi palsu. (Kis 20:31; Gal 1:9; 1Tim menantikan kedatangan Tuhan Yesus
4:1; Tit 1:9) kedua kali (2Tim 4:8; Tit 2:13).
Kedua, Pendalaman Alkitab Jelaslah bahwa pendalaman Alkitab sangat
membantu kita untuk terus bertumbuh diperlukan dan harus dilaksanakan oleh
dalam watak Kristus sesuai dengan ajaran orang yang sungguh-sungguh setia kepada
yang sehat. (1Tim 6:3; Yos 1:8; Maz 1:2-3; ALLAH. Pendalaman ALkitab harus
119:97-100; Mat 28:20; Yoh 17:14-18; menekanankan kebenaran yang sejati dan
1Tes 4:1). Dengan pertumbuhan iman yang bukan sekedar mengetahui fakta dan
baik kita dapat memperkuat serta kebenaran Alkitabiah saja, karena itu
mendewasakan orang percaya lainnya. (Ef keteladanan Kristus menjadi pusat dari
4:11-16) segala pengajaran ALkitab. Karena
Keempat, Pendalaman Alkitab pendalaman Alkitab meliputi hidup dan mati
akan menuntun kita kepada dimensi Roh bahkan kekekalan, oleh karena itu menuntut
yang lebih dalam yaitu kekuasaan ALLAH tanggapan dan keputusan pribadi baik yang
dan peperangan rohani dengan kuasa Iblis, mengajarkan maupun yang menerima
(Ef 6:10-18) sehingga kita termotivasi pengajaran dari Pendalaman Alkitab (Yak
untuk melayani Tuhan dengan sepenuh 2:17; Flp 1:9).
hati untuk memberitakan Injil dalam kuasa
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
63
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
penulis, maka hasil data yang diperoleh 5. Apakah anda telah melakukan penginjilan
kemudian diolah dan disimpulkan dengan terhadap anggota pemuda?
rumus sebagai berikut : Ya
Kadang-kadang
1. Pernahkah dalam persekutuan pemuda Tidak
diadakan kelompok pendalaman Alkitab 6 Orang Menjawab “Tidak”
?
Ya
Kadang-kadang 6. Pernahkan mengadakan kebaktian
Tidak kebangunan rohani (KKR) dalam
6 orang menjawab “Tidak” opersekutuan pemuda ?
2. Sudahkah dalam persekutuan pemuda Ya
dilaksanakan rekreasi ? Kadang-kadang
Ya Tidak
Kadang-kadang 6 Orang Menjawab “Tidak”
Tidak
6 Orang Menjawab “Kadang-Kadang” Pertanyaan nomor 1 di peroleh
3.Pernahkan dalam persekutuan pemuda dari 6 responden, 6 respon yang
mengadakan reatret ? menyatakan bahwa dalam persekutuan
Ya pemuda tidak pernah dilakukan kelompok
Kadang-kadang pendalama alkitab. Maka Pembina
Tidak memaksimalkan strategi kelompok
6 Orang Menjawab “Ya” pendalaman alkitab, karena stetegi ini
dapat meningkatkan keaktifan pemuda.
4.Pernakah ada melakukan perkunjungan Pada pertanyaan nomor 2
kepada anggota pemuda ? diperoleh dari 6 responden, 6 responden
Ya mengatakan bahwa mereka kadang-kadang
Kadang-kadang melaksanakan rekreasi dalam persekutuan
Tidak pemuda. Maka, Pembina pemuda perlu
6 Orang Menjawab “Tidak” menata atau membuat bentuk ibadah itu
sekreatif mungkin sehingga anggota
64
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
65
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
kegiatan peribadatan, doa komsel, maupun penting karena setiap peserta berada dalam
kegiatan ibadah pemuda. Kaum muda situasi dan kondisi yang berbeda. Situasi
diharapkan dapat terlibat aktif dalam setiap dan kondisi yang dialami oleh setiap
tugas dan peranan Gereja secara peserta kiranya juga cukup berpengaruh
keseluruhan. dalam penyelenggaraan pendampingan.
mengalami pasang surut dan timbul yang kiranya dapat digunakan dalam
dan motivasi dari pihak gereja setempat. keterlibatan mereka dalam hidup
sendirinya, melainkan kaum muda perlu bermasyarakat. Disamping itu, penulis juga
didampingi agar mereka mengerti dan terlibat aktif dan berusaha untuk
kaum muda di jaman sekarang ini penulis memberi gagasan yang sekiranya
bagi kaum tidak hanya seputar kaum muda sehingga semakin terlibat
dialami oleh kaum muda. Berbagai dengan rahmat Allah dan kasih Kristus,
persoalan hidup sering kali menuntut maka rencana dan niat-niat yang akan
66
e-Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen
Volume 1 Nomor 1, ISSN 2775-3980
Arifin Noer, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Mark Senter, Inovasi dan Visi Profetik
Pustaka Setia, 1997) dalam Pelayan Kaum Muda (Bandung:
E. Ch. Wuwungan, Bina Warga (Jakarta: Kalam Hidup, 2003)
BPK Gunung Mulia, 2009) G. Riemer. Ajarlah Mereka. (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF,
Paul Gunadi, Ayah dan Arah Anak Muda
1998)
(Jakarta: Departemen Konseling, 2002)
John W. Santrock, Masa MudaEdisi 11 Jilid
Teha Sugiyo, Keluarga Sebagai Sekolah
1 (Jakarta: Erlangga, 2007)
Cinta (Bandung: Lembaga Literatur Baptis,
Margono, Metodologi Penelitian
1995)
Pendidikan. (Jakarta: Rineke Cipta. 2007)
Robin dan Hadfield Marcia, Pedoman
Surakhmat, Pegantar Penelitian Ilmiah
Pelayanan Remaja dan Pemuda (Malang:
Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Batu malang, 1979)
1989
Institut Injil Indonesia. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah. Batu.
67