Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PRESENTASE

STUDI PERBANDINGAN TEOLOGI INJIL-INJIL SINOPTIK


DAN
INJIL YOHANES

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah:


TEOLOGI BIBLIKA PERJANJIAN BARU ADVANCED

Yang Dibina Oleh:


Daido Tri Sampurna Lumbanraja, M.Th

Nama: Roy Damanik


NIM: 2016.77202.08.077
Prodi: Magister Theologia

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM


Komp. Jodoh Park No. 17 Sei Jodoh Batam
1

PEMBAHASAN

A. Teologi Injil-Injil Sinoptik


Dalam pembahasan makalah ini, penyaji akan membahas teologi Injil-Injil
Sinoptik mengenai lima hal, yakni: doktrin Allah, doktrin Kristus, doktrin Roh
Kudus, doktrin Gereja dan doktrin akhir zaman.
1. Doktrin Allah
Sama seperti kitab-kitab yang lain dalam Alkitab, bahwa mereka memiliki
keyakinan yang besar dan mendasar tentang Allah, yakni bahwa Allah ada, penuh
dengan kemuliaan dan manusia harus terus-menerus bergantung padaNya. Injil
Sinoptik juga memiliki bagian tentang semua ini. Para penulis Perjanjian Baru juga
memiliki pandangan yang sama sebagaimana yang terdapat dalam Perjanjian
Lama. Injil Sinoptik juga secara jelas mencatat tentang atribut Allah.
1) Providensia Allah menekankan pemeliharaan Allah atas anak-anaknya.
(Mat. 6:26, 10:29)
2) Kebapaan Allah (Mat. 6:32)
3) Anugrah universal dan personal (Mat. 5:45)
4) Penekanan kerajaan Allah (Mat. 5:34; 23:22)
5) Penghakiman Allah bagi semua orang (Mat. 3:7; 7:1; Luk. 3:7)
6) Kemuliaan Allah dinyatakan (Mat. 17:1-8)
7) Kebaikan Allah (19:17)
8) Kuasa Allah (Mrk.12:24-27)
9) Ketritunggalan Allah (Mrk. 1:9-11)

2. Doktrin Kristus
Dari tinjauan mengenai Kristus, sinoptik secara jelas memberi gambaran
tentang pribadi Kristus.
a. Kelahiran Dari Anak Dara
1) Matius dan Lukas menekankan bahwa kemanusiaan Yesus dikandung oleh
Roh Kudus (Mat. 1:18; Luk. 1:13)
2) Matius memberikan penekanan yang cukup jelas tentang Maria yang tidak
bersetubuh dengan seorang laki-laki sebelum kelahiran Yesus (Mat. 1:18-
25)
2

3) Markus menekankan bahwa Yesus adalah “anak Maria” daripada


mengatakan anak Yusuf (kebiasaan Yahudi biasanya menggunakan nama
ayah)

b. Kemanusiaan Kristus
Ketiga Injil menekankan kemanusiaan Yesus.
1) Matius menekankan garis keturunan manusia-Nya (1:1-17), kelahiran-Nya
sebagai manusia (1:25), dan masa kanak-kanak-Nya (2:1-23)
2) Lukas menekankan kelahiran-Nya dan status-Nya yang rendah (2:1-20), Ia
menyesuaikan diri tentang tradisi Yahudi (2:21-24), dan pertumbuhan
sebagai anak laki-laki muda (2:41-52).
3) Markus menekankan kemanusiaan Yesus lebih dari Matius dan Lukas
melalui penekanannya pada karya, kehidupan dan aktivitas Yesus.
4) Ketiganya juga menekankan kemanusiaan-Nya dalam pencobaan (Mat.
4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13)

c. Ketidakberdosaan Kristus
Meskipun Sinoptik menyajikan Yesus sebagai manusia, mereka juga
mengindikasikan Ia bukan manusia biasa, Ia lahir dari seorang anak dara dan
tidak berdosa, ini nampak saat pencobaan iblis, namun ia tidak berdosa (Mat. 4:1-
14)
1) Karena lahir dari seorang perawan, ia tidak memiliki nature dan
kecenderungan pada dosa.
2) Yesus memanggil manusia untuk bertobat tetapi tidak ada catatan bahwa
Ia pernah mengaku dosa atau bertobat.
3) Baptisan-Nya adalah untuk “menggenapi seluruh kehendak Allah” (Mat.
3:15), bukan untuk pengakuan dosa (Mat. 3:6).
4) Pencobaan-Nya juga untuk menekankan bahwa meskipun Ia diuji semua
seperti dalam area kita, namun Ia tidak berdosa (Mat. 4-1-11)
5) Pada waktu Ia menegur Petrus, Ia menyatakan bahwa Ia sama sekali tidak
ada hubungan dengan dosa (Mat. 16:23)
3

d. Keilahian Kristus
1) Matius menekankan Yesus sebagai anak Daud (Mat. 9:27), sangat jelas
bahwa anak Daud merupakan Mesias yang dijanjikan dan melakukan
pekerjaan Mesias, seperti mencelikkan mata orang buta (Mat. 9:27).
2) Matius secara terus-menerus menyajikan Yesus sebagai Mesias demikian
pula sebagai yang menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang
berkaitan dengan Mesias.
3) Asal mula Anak Manusia bermula dari Daniel 7:13 dimana Ia digambarkan
sebagai yang penuh dengan kemenangan, membawa kerajaan kepada
bapa. Posisi anak manusia disebelah kanan Bapa menghubungkan pada
Mazmur 110:1 dan yang Ia adalah Tuhan. Anak manusia adalah pengertian
mesias surgawi yang menggenapi pelayanan di dunia ini atas manusia
yang puncaknya dapat dilihat dalam gambaran kemuliaan akhir.
4) Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian unik yang absolut. Yesus
memiliki hubungan yang unik dengan Allah. Yesus sebagai anak Allah
adalah satu kesatuan dan kesamaan dengan Allah.
5) Karya penebusan melalui kematianNya. Kristus mengefektifkan kovenan
baru (Perjanjian Baru) yang menyediakan pengampunan, dimana hal itu
tidak dapat dipenuhi oleh kovenan lama (PL yaitu Hukum Musa).
6) Kebangkitan Kristus. Semua Injil menekankan kebangkitan fisik dari Kristus
(Mat. 28; Mrk. 16; Luk 24; Yoh. 20).

3. Doktrin Roh Kudus


Sinoptik juga menggambarkan peranan Roh Kudus yang cukup signifikan
terutama dalam hubungannya dengan Kristus.
1) Berkaitan dengan kelahiran Kristus dari anak dara. Matius dan Lukas
keduanya menghubungkan konsepsi Yesus di kandungan Maria dengan
Roh Kudus yang datang atasnya (Mat. 1:18; Luk. 1:35).
2) Berkaitan dengan baptisan Kristus. Pada saat pembaptisan Yesus, Roh
Kudus turun ke atas-Nya dan mencurahkan kuasa untuk pelayanan kepada
publik.
4

3) Berkaitan dengan pencobaan Kristus. Markus 1:12 menekankan bahwa


Roh Kudus yang mendorong Kristus ke padang belantara untuk dicobai si
jahat. Terbukti sesudahnya Yesus tidak memiliki dosa saat melewati
pencobaan itu.
4) Berkaitan dengan pelayanan Kristus. Matius 12: 28 menyatakan bahwa
pelayanan Kristus telah dilakukan melalui Roh Kudus ini merupakan
kesaksian untuk menyatakan kuasanya datang dari Surga kepada semua
orang (Luk. 4:18-19).
5) Berkaitan dengan inspirasi kitab suci. Contoh pelayanan roh Kudus dalam
inspirasi Alkitab (Mzm. 110:1; Mrk. 12:36)

4. Doktrin Gereja
Sinoptik tidak mencatat pengembangan doktrin gereja. Kata gereja
(ekklesia) digunakan hanya tiga kali dalam Matius dan tidak sama sekali dalam
Lukas dan Markus. Sekalipun demikian hal itu mengindikasikan bahwa cikal bakal
gereja sudah muncul sejak awal.

5. Doktrin Akhir Zaman


Injil Sinoptik menyediakan materi yang cukup banyak berkaitan dengan
akhir zaman.
1) Kata kerajaan (Yun.: Basileia) menonjol di Injil sinoptik, muncul 56 kali di
Matius, 21 kali di Markus, 46 kali di Lukas. Matius juga menggunakan istilah
raja lebih banyak dari kitab lain yang ada di PB.
2) Injil sinoptik menekankan bahwa Yesus datang untuk mendirikan kerajaan
millenial.
5

B. Teologi Injil Yohanes


Sama halnya dengan Injil-Injil Sinoptik, penyaji akan membahas teologi Injil
Yohanes dalam lima hal, yakni: doktrin Allah, doktrin Kristus, doktrin Roh Kudus,
doktrin Gereja dan doktrin akhir zaman.

1. Doktrin Allah
Pada pendahuluan Injilnya, Yohanes menyatakan bahwa wahyu Allah
dimanifestasikan melalui anak-Nya. Pribadi yang bersama Bapa sejak kekekalan
(Yoh. 1:1), sekarang tinggal dengan manusia, dan Yohanes bersukacita karena
melihat kemulian-Nya. Yohanes pasti menunjuk pada transfigurasi dari Kristus
(Mat. 17:1-8) demikian pula mujijat-mujijat Kristus (Yoh. 2:11). Wahyu Yesus juga
merupakan wahyu anugrah (Yoh. 1:16-17). Allah sendiri turun ke dalam dunia
melalui inkarnasi. Yohanes menjabarkan inkarnasi Kristus dengan menunjuk
Yesus sebagai “Putra Allah” atau “Putra”. Yesus menggunakan istilah-istilah itu
untuk diriNya sendiri dan relasinya dengan Bapa. Dan Yohanes sangat tegas
dalam menekankan kesetaraan Yesus dengan Allah.
Yesus pada umumnya menggunakan sebutan “Anak Manusia” untuk
menunjukkan misi-Nya. Asal mula istilah itu berasal dari Daniel 7:13 dan
menunjuk pada keberadaan surgawi yang menerima kerajaan dunia ini. Istilah
“Anak Manusia” menunjuk pada konsep Kristus akan diriNya sebagai yang berasal
mula dari Surga dan sebagai pemilik kemuliaan surga. Pada saat yang sama hal
itu menunjukkan kepada kita tentang kerendahan-Nya dan penderitaan-Nya bagi
manusia. Keduanya adalah sama.

2. Doktrin Kristus
Karya Kristus, sesuai dengan tujuan-Nya datang kedunia, digenapkan
dalam Yohanes 19:30. Setelah enam jam diatas kayu salib Yesus berseru, “Sudah
selesai” (Yunani: tetelesthai). Yesus tidak mengatakan, “saya telah selesai”, tetapi
“telah selesai”. Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepadan-
Nya; karya keselamatan telah diselesaikan. Tenses bentuk lampau dari kata kerja
tetelestai dapat diterjemahkan, “hal akan tetap selesai”, artinya pekerjaan itu untuk
selamanya selesai dan akibat dari selesainya pekerjaan itu terus berlaku.
6

Yohanes menjabarkan kisah kebangkitan di Yohanes 20 untuk


memperlihatkan penebusan Kristus telah sampai pada puncaknya di kebangkitan.
Penebusan Kristus tidak berakhir pada kematian-Nya tetapi pada kebangkitan-
Nya; Kebangkitan itu harus terjadi untuk meneguhkan Anak Allah (Roma 1:4).
Yohanes sangat jelas menjabarkan bagaimana Petrus berlari menuju kuburan,
Yohanes tiba lebih dahulu, melihat ke dalam kubur, dan tidak melihat apapun.
Petrus masuk dan berteori tentang apa yang terjadi, kemudian Yohanes
memperhatikan dan mengerti. Mereka melihat kain kafan yang tergeletak di
kuburan dan tetap berbentuk tubuh, seakan-akan masih ada tubuh di dalamnya.
Kain untuk muka masih tergulung melingkar (20:7), tetapi tubuhnya telah tidak
ada. Yohanes “melihat dan percaya” karena ia mengerti hanya satu hal yang
mungkin telah terjadi, tubuh itu telah melewati kain kafan yang membalutnya.
Yesus telah bangkit. Yohanes memberikan penjabaran yang lebih jelas, lebih rinci
mendeskripsikannya, dibandingkan dengan Injil sinoptik tentang bagaimana
menjelaskan secara tepat apa yang telah terjadi pada waktu kebangkitan.
Yohanes kemudian menjelaskan bagaimana Kristus melewati pintu yang tertutup
dalam tubuh fisiknya dan muncul di tengah para rasul dalam tubuh kebangkitan-
Nya (Yoh. 20:19, 26). Yohanes memverifikasi realitas dan tubuh kebangkitan
Kristus, memperlihatkan bahwa Kristus dalam karya terakhir-Nya telah
mengalahkan maut dan karena itu memberikan pengharapan dan hidup kepada
yang percaya (Yohanes 11:25-26).

3. Roh Kudus
Percakapan di ruang atas (Yoh 14-16), Yohanes mencatat pengajaran
Yesus berkaitan dengan Roh Kudus. Ketiga pasal itu memberikan informasi yang
paling rinci tentang pribadi dan karya Roh Kudus.
Kepribadian dari Roh Kudus dilihat dalam kata ganti yang digunakan untuk
menjabarkan tentang Dia. Meskipun kata Roh (yunani: pneuma) adalah netral
Yesus mengatakan “Ia (maskulin) akan mengajarkan kamu segala sesuatu” (Yoh.
14:26). “Ia” (Yunani: ekeinos) adalah kata ganti maskulin. Meskipun ada orang
berpikir tentang kata ganti netral (inggris: it) supaya cocok dengan kata benda
netral (Roh), namun pemikiran yang demikian adalah salah, karena itu berarti kita
menunjuk Roh Kudus sebagai “it”, sedangkan Ia adalah pribadi, seperti halnya
7

dengan Bapa dan Anak. Referensi Yesus pada Roh Kudus sebagai “Ia (maskulin)”
mengkonfirmasikan personalitas dari Roh Kudus (lihat Yoh. 15:56;16:13,14).
Ia menyakinkan (Yoh 16:8-11). Karya meyakinkan (yunani: elegxei) adalah
pekerjaan seseorang pengacara penuntut yang mana Ia berusaha untuk
meyakinkan seseorang akan seseuatu. Roh Kudus bertindak sebagai pengacara
ilahi, meyakinkan dunia akan dosa; Ia juga meyakinkan dunia akan kebenaran
Kristus, karena kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya; dan Ia meyakinkan dunia
akan penghakiman karena setan telah dihukum diatas kayu salib.
Ia melahirbarukan (Yoh 3:6). Dalam menjelaskan kelahiran baru pada
Nikodemus, Yesus mengindikasikanya sebagai kelahiran baru oleh Roh. Ia
mengajar kepada murid-murid-Nya (Yoh 14:26). Pada waktu murid-muridNya tidak
dapat secara rohani mengasimilasikan semua pengajaran Yesus, Yesus berjanji
Roh Kudus akan mengingatkan mereka akan pengajaran Yesus. Pernyataan ini
merupakan jaminan akan catatan akurat dari tulisan PB, karena Roh Kudus akan
memberikan keakuratan untuk mengingat kembali, dan sesuai dengan itu mereka
akan menulis Injil.

4. Doktrin Gereja
Dalam Injil Yohanes tidak ada bahan yang secara langsung menyinggung
masalah jemaat. Injil Yohanes hanya memuat dua ucapan Yesus mengenai
kerajaan Allah. Menurut Yohanes, Yesus mengharapkan bahwa sesudah
penderitaan-Nya, kematian dan kebangkitan-Nya akan menjadi tantangan bagi
semua orang untuk mengikut Dia. Hal ditinggikan-Nya dari bumi akan menarik
semua orang datang kepada-Nya (Yoh. 12:32).

5. Doktrin Akhir Zaman


Meskipun Yohanes tidak memberikan pernyataan seeksplisit Paulus
tentang pengangkatan, tanpa diragukan Yohanes juga menunjuk pada
pengangkatan dalam Yohanes 14:1-3. Pengangkatan berkaitan dengan gereja,
dan Yesus berbicara pada kedua belas muridNya. Oleh karena para murid sedang
berduka akan kepergian Yesus di Yohanes 14, Ia menguatkan mereka dengan
mengingatkan mereka bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat tinggal bagi
mereka di Rumah Bapa-Nya. Ia berjanji untuk kembali dan membawa mereka
kepada-Nya (Yoh. 14:3).
8

C. Perbandingan Injil-Injil Sinoptik Dan Injil Yohanes


1. Injil Matius
a) Matius Menekankan Yesus Sebagai Raja
Ini tidak berarti bahwa Matius tidak menyatakan Yesus sebagai manusia
(Lukas), Allah (Yohanes), hamba (Markus), dan sebagainya. Tetapi
penekanan dari Matius adalah penggambaran Yesus sebagai Raja. Hal-hal
yang menunjukkan bahwa Matius menekankan Yesus sebagai Raja:
1) Matius 1:1 menunjukkan bahwa Yesus disebut sebagai ‘anak Daud’
(raja terbesar bangsa Israel).
2) Matius 2:1-12 menunjukkan orang-orang Majus mencari Raja yang baru
dilahirkan, dan menyembah dan memberi persembahan kepadaNya.
3) Matius 28:18-“Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Ini betul-betul merupakan
ucapan yang cocok bagi seorang Raja.
b) Matius Menujukan Tulisannya Untuk Orang Yahudi
Tidak berarti bahwa Injil Matius ini bukanlah Firman Tuhan untuk orang-
orang non Yahudi. Tentu Injil Matius ini juga merupakan Firman Tuhan bagi
kita yang bukan Yahudi. Tetapi bagaimanapun tujuan orisinil penulisan Injil
Matius ini adalah untuk orang Yahudi. Hal ini bisa terlihat dari:
1) Yesus disebut sebagai ‘anak Abraham’ (Matius 1:1), kepada siapa janji
tentang bangsa pilihan Allah itu pertama-tama diberikan.
2) Ada 11X kalimat ‘supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi’
(1:22 2:15,17,23 4:14 8:17 12:17 13:35 21:4 26:56 27:9).
3) Dari sini terlihat bahwa Matius selalu berusaha menghubungkan Yesus
dengan Perjanjian Lama. Matius bermaksud untuk menunjukkan kepada
orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam
Perjanjian Lama. Hal ini penting untuk orang Yahudi yang mempercayai
Perjanjian Lama sebagai Firman Tuhan.
4) Mujijat pertama yang dicatat oleh Matius adalah penyembuhan orang
yang sakit kusta (Matius 8:1-4), karena kusta merupakan penyakit yang
paling ditakuti oleh orang Yahudi. Dengan demikian Matius berkata
kepada orang-orang Yahudi itu: Yesus berkuasa untuk menyembuhkan
orang dari penyakit yang paling kamu takuti itu!
9

5) Memang dalam Matius 4:23-25 sudah ada mujijat penyembuhan, tetapi


disana hanya diceritakan secara umum, tidak secara spesifik/khusus.
Matius 8:1-4 adalah mujijat penyembuhan pertama dimana Matius
menceritakannya secara spesifik.

2. Injil Markus
a) Markus Menggambarkan/Menekankan Tuhan Yesus Sebagai Hamba
Hal-hal yang menunjukkan bahwa Markus memang menekankan Yesus
sebagai seorang hamba:
1) Dalam Injil Markus tidak ada silsilah Yesus, karena tidak ada orang
yang mempersoalkan silsilah seorang hamba.
2) Yesus sudah mulai melayani pada Markus 1:14. Bandingkan dengan
Injil Matius dan Lukas, dimana Yesus baru mulai melayani pada pasal 4.
b) Markus Menunjukan Tulisannya Untuk Orang Roma
Ini terlihat dari fakta yang menunjukkan bahwa dalam seluruh Injil Markus,
ia hanya 2X menunjukkan suatu peristiwa sebagai penggenapan dari
nubuat Perjanjian Lama (Markus 1:2; Markus 15:28). Ini menunjukkan
bahwa Markus mulai meninggalkan alam Yahudi.

3. Injil Lukas
a) Lukas Menggambarkan Yesus Sebagai Manusia.
Hal yang menunjukkan bahwa Lukas menekankan Yesus sebagai manusia:
1) Dalam Injil Lukas ada silsilah Yesus (Lukas 3:23-38), karena orang
Yahudi mementingkan silsilah (bandingkan dengan Bilangan 1:18).
Tetapi berbeda dengan silsilah Yesus dalam Injil Matius yang hanya
sampai kepada Abraham, maka dalam Injil Lukas silsilah Yesus ‘ditarik’
terus sampai kepada Adam, yang adalah manusia pertama. Kalau
Yesus betul-betul adalah manusia, maka Ia haruslah merupakan
keturunan Adam.
2) Injil Lukas adalah satu-satunya Injil yang menceritakan pertumbuhan
Yesus sebagai manusia (Lukas 2:40,52), dan peristiwa yang dialami
Yesus pada waktu berusia 12 tahun (Lukas 2:41-51).
10

b) Lukas Menunjukan Tulisannya Untuk Orang Yunani


Karena itu berbeda dengan Matius yang mencatat mujijat penyembuhan
orang sakit kusta sebagai mujijat yang pertama, maka Lukas mencatat
penyembuhan orang yang dirasuk setan sebagai mujijat pertama (Lukas
4:31-37). Mengapa? Karena orang Yunani paling takut kepada roh-roh
jahat. Dengan demikian, Lukas berkata kepada orang-orang Yunani itu:
roh-roh jahat yang paling kamu takuti itu, tidak ada apa-apanya dibanding
dengan Yesus! Mereka tunduk kepada Yesus!

4. Injil Yohanes
a) Yohanes Menekankan Penggambaran Yesus Sebagai Allah/Anak Allah
Hal-hal yang menunjukkan bahwa Yohanes menekankan penggambaran
Yesus sebagai Allah/Anak Allah:
1) Dalam Injil Yohanes tidak ada silsilah Yesus, tetapi Yohanes memulai
Injilnya dengan Yohanes 1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah
Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah
Allah”. Ini jelas menunjukkan keilahian Yesus.
2) Tujuan Injil Yohanes dicatat dalam Yohanes 20:30-31 yang berbunyi:
“Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata
murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang
tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah
Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam namaNya”. Dari ayat ini jelas terlihat bahwa tujuan Injil Yohanes
adalah supaya semua orang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah.
b) Yohanes Menujukan Tulisannya Untuk Gereja/Semua Orang.
11

KESIMPULAN

Tiga dari empat injil, Matius, Markus, dan Lukas, dikenal sebagai injil
sinoptik sebab ketiganya menampilkan banyak kesamaan dalam isi, penyusunan
narasi, bahasa, dan struktur kalimat dan paragraf. Ketiga injil ini juga dianggap
memiliki sudut pandang yang sama. Injil kanonik keempat,Injil Yohanes, memiliki
perbedaan dibandingkan ketiga injil terdahulu. Setiap Injil menggambarkan
kehidupan Yesus dari sudut pandang yang berbeda. Secara khusus, Injil Yohanes
bukanlah suatu biografi Yesus tetapi sebuah penjelasan teologis mengenai Yesus
dari segi KeTuhanan-Nya. Markus menjelaskan Yesus sebagai seseorang yang
heroik, karismatik dan memiliki kekuasaan yang tinggi. Matius menggambarkan
Yesus khususnya sebagai pemenuhan nubuatan Yahudi. Lukas menekankan
perbuatan-perbuatan ajaib yang Yesus lakukan serta dukunganNya terhadap
wanita dan kaum miskin.Yohanes memandang kehidupan Yesus di bumi sebagai
perwujudan Firman Tuhan. Injil Yohanes dimulai dengan suatu sajak yang
memperkenalkan Yesus sebagai perwujudan Firman Allah, yang membentuk alam
semesta (Yoh 1:1-5;9-14).Seluruh kehidupan Yesus di bumi adalah inkarnasi dari
Firman Allah (Yoh 1:4). Tapi keempat Injil ini mempunyai suatu tujuan yang sama
yaitu memberitakan kabar sukacita tentang Kristus, memulihkan keadaan jemaat
pada waktu itu dan membawa mereka kepada terang Kristus yang
menyelamatkan.
REFERENSI

Guthrie, Donald
1991 Teologi Perjanjian Baru 1 “Allah, Manusia, Kristus”, Jakarta: Gunung
Mulia
1993 Teologi Perjanjian Baru 2 “Keselamatan Dan Hidup Baru”, Jakarta:
Gunung Mulia
1993 Teologi Perjanjian Baru 3 “Ekklesiologi, Eskatologi, Etika”, Jakarta:
Gunung Mulia

Ladd, George Eldon


2013 Teologi Perjanjian Baru, Bandung: Kalam Hidup

Zuck, Roy B.; Darrel L. Bock


2011 A Bible Theologu Of The New Testament: Dallas Theological
Seminary Faculty, Terj., Malang: Gandum Mas

Anda mungkin juga menyukai