Anda di halaman 1dari 10

BAB III

MENGENAL PRIBADI YESUS KRISTUS

Deskripsi Singkat: (dalam hubungan dengan judul)


Bagi kita orang beriman kristiani, Yesus Kristus adalah pusat hidup dan iman kita. Oleh
karena itu, kita perlu mengenal Yesus secara lebih dekat. Setelah mengikuti kuliah ini Anda
diharapkan mampu : (akan diulas lagi)
(1) Mengenal Yesus Kristus sebagaimana diwartakan oleh Kitab Suci Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru serta menganalisis hubungan antar keduanya;
(2) menjelaskan historisitas Yesus Kristus sebagai Penyelamat dunia;
(3) menganalisis ke-Allah-an dan ke-manusia-an Yesus Kristus;
(4) menganalisis pewartaan Kerajaan Allah oleh Yesus Kristus.

A. Kitab Suci: Sumber Pengenalan akan Yesus Kristus


Sebagai seorang beriman Katolik Anda tentu diharapkan telah mengenal siapakah Yesus
itu. Anda mungkin mendengar tentang Yesus sejak kecil Ketika disampaikan oleh orang tua,
kakek, nenek atau anggota keluarga lainnya; atau mungkin juga Anda telah mendengar tentang
Yesus di Sekolah Minggu atau juga mendengarnya saat khotbah oleh pastor di gereja. Walaupun
demikian pengenalan dan pengetahuan awal tentang Yesus Kristus ini tidaklah cukup sampai di
situ. Anda harus membaca Alkitab dan Tradisi Suci untuk mengenal secara baik dan benar
tentang Yesus Kristus karena Kitab Suci dan Tradisi Suci merupakan sumber primer untuk
mengenal siapah Yesus itu.
Tradisi Suci itu terekam dalam semua ajaran gereja sepanjang zaman antara lain dapat
ditemukan dalam dokumen-dokumen hasil Konsili Vatikan II, juga ensiklik- ensiklik atau ajaran para
Paus atau juga ajaran dari bapa-bapa Gereja lainnya. Anda juga dapat memperoleh banyak pengetahuan
tentang Yesus Kristus dengan membaca beberapa situs internet katolik.
1. Yesus Kristus dalam Alkitab
a. Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama
Kehadiran Yesus Kristus sebagai Mesias Juru Selamat dunia tidak terjadi dengan tiba-
tiba melainkan sudah diantisipasi sejak zaman Perjanjian Lama melalui nubuat-nubuat yang
disampaikan oleh para nabi. Berikut ini adalah daftar beberapa nas Kitab Suci Perjanjian Lama
yang memuat nubuatan tentang Yesus Kristus Sang Mesias dan Penyelamat manusia: Dan. 9:24-
27; Hag. 2:6-9; Mkh. 5:1; Keb. 2:12-20; Mzm. 2; 16; 34; 69; 110; 2Sam. 7:14; Ul 18:15; Yeh.
37:26-27; Yer. 31:15; Yes. 7:14; 9:1-2; 9:6; 11:12; 53:5; Zak 9:9; 12:10. Selain teks-teks ini
tentunya masih banyak teks Kitab Suci Perjanjian Lama lainnya yang tidak sempat disebutkan
yang menubuatkan tentang Yesus Kristus (bdk. DV. No.14).

b. Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru


Ada banyak ayat Kitab Suci Perjanjian Baru yang menjelaskan tentang Yesus Kristus
sebagai penggenapan dari apa yang telah dinubuatkan sejak masa Perjanjian Lama. Beberapa
teks di antaranya dapat disebutkan berikut ini:
a. Mat. 1:1.6-17 melukiskan tentang Mesias berasal dari keturunan Daud. Pewartaan itu
merupakan pemenuhan atas nubuatan nabi Yesaya dalam Yes 9:7.
b. Mat. 2:1 melukiskan tentang kelahiran Yesus di Betlehem yang sudah diramalkan oleh
nabi Mikha dalam Mkh 5:1-2.
c. Mat 2:15 menyatakan tentang putera Allah dipanggil dari Mesir yang telah dinubuatkan
dalam Hos. 11:1.
d. Luk 3:23-33 menyatakan tentang Sang Mesias yang lahir dari suku Yehuda yang telah
dinubuatkan dalam Kej. 49:10.
e. Mat. 1:18-25 menyatakan tentang Mesias lahir dari seorang perawan yang telah
dinubuatkan dalam Yes. 7:14.
f. Mat. 3:17 menyatakan Yesus sebagai Putera Allah yang telah dimaklumkan juga dalam
Mzm. 2:7.
Ayat-ayat yang telah dikutip di atas hanyalah beberapa contoh yang mewakili ayat-ayat
lainnya dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang memberikan kesaksian
bahwa Yesus Kristus merupakan pemenuhan nubuat-nubuat yang sudah disampaikan oleh para
nabi sejak masa Perjanjian Lama. Bagaimanakah hubungan antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru?

c. Hubungan antara Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru


Tentang hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, para Bapa Konsili
melalui Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum nomor 15 menjelaskan arti
Perjanjian Lama bagi umat Kristen bahwa tata keselamatan Perjanjian Lama terutama
dimaksudkan pertama-tama untuk menyiapkan kedatangan Kristus Penebus seluruh dunia serta
Kerajaan Almasih, mewartakannya dengan nubuat-nubuat (bdk.
Luk. 24:44; Yoh. 5:39; 1Ptr. 1:10), dan pelbagai lambang (lih. 1Kor. 10:11)” (DV 15).
Sementara itu DV.16 menjelaskan tentang kesatuan antara kedua perjanjian bahwa Allah
sendirilah yang mengilhami dan mengarang Kitab Suci Perjanjian Lama
maupun Kitab Suci Perjanjian Baru. Allah mengatur sedemikian rupa sehingga nampaknya Kitab
Suci Perjanjian Lama itu tersembunyi dalam Kitab Suci perjanjian Baru; dan Perjanjian Lama itu
terbuka dalam Perjanjian Baru; mendapatkan maknanya yang baru serta terbuka dalam
Perjanjian Baru (Bdk. Mat.5:17; Luk. 24:27; Rom.16:25-26; 2Kor. 3:14-16). Kitab Suci
Perjanjian Lama itu juga bahkan menyinari dan men-jelaskan Perjanjian Baru” (DV.16).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Perjanjian Baru merupakan kelanjutan dari
Perjanjian Lama sehingga keduanya harus dibaca bersama. Artinya, Kitab Suci Perjanjin Lama
hendaknya dibaca dalam “terang” Perjanjian Baru. Dengan kata lain, sebagai orang beriman
kristiani kita dapat memahami sesunggunya kehendak Tuhan yang tertuang dalam Perjanjian
Baru jika kita membacanya dalam hubungan dengan Perjanjian Lama karena Yesus Kristus Sang
Mesias yang menjadi sumber dan pusat hidup beriman kita yang menjadi sumber inspirasi
penulisan Perjanjian Baru merupakan puncak pemenuhan nubuat dari para nabi Perjanjian Lama;
bahkan DV.16 mengatakan bahwa Allah sendirilah pengilham dan pengarang dari kitab-kitab itu.

2. Historisitas Yesus Kristus


Apakah Kristus sungguh-sungguh seorang tokoh historis? Pertanyaan ini sangat penting
dikaji untuk membuktikan historisitas Kristus yang diimani oleh orang Kristen sebagai Putera
Bapa yang diutus untuk menyelamatkan manusia.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru dikenal dua Injil yang memuat silsilah Yesus Kristus
yakni perikop Mat. 1:1-16 dan Luk. 3:23-38. Di sana dikatakan bahwa Yesus Kristus itu adalah
anak Daud. Artinya Ia lahir dari keluarga Daud. Dia lahir di Betlehem dari seorang perawan
bernama Maria; ayahnya bernama Yosep. Dalam Surat kepada Jemaat di Galatia Rasul Paulus
mengatakan bahwa Yesus Kristus itu lahir dari seorang wanita dan hidup di bawah hukum Taurat
(bdk. Gal 4:4). Kitab Suci Perjanjian Baru melaporkan juga bahwa Kristus itu adalah orang
Nasareth di daerah Galilea bdk. Luk4:34). Ia juga makan minum, marah, menangis dan lain
sebagainya, akhirnya Ia mati dan bangkit pada hari ketiga.
Selain kesaksian tentang historisitas Yesus Kristus dari Kitab Suci, ada pula para tokoh
sejarah dunia yang menulis tentang pribadi Kristus ini:
1. Tacius (tahun 75-120).
Ia menulis dalam “Annales” bahwa yang membakar kota Roma adalah orang-orang Kristen
yang tidak disukai oleh Kaisar Nero. Oang-orang Kristen itu mengikuti ajaran seorang
Yahudi bernama Kristus, yang dibunuh dalam pemerintahan Pontius Pilatus pada masa
kekuasaan Kaisar Tiberius.
2. Plinius Jr (tahun 61-114)
Sejahrawan berkebangsaan Romawi ini menulis laporannya yang ke 96 kepada Kaisat
Trajanus (+tahun 112) bahwa ada orang-orang Kristen di Bithania yang menganut ajaran
seorang Yahudi bernama Kristus yang menyebut dirinya Allah. Orang-orang Kristen itu
selalu berhimpun bersama sebelum matahari terbit dan menyanyikan madah pujian untuk
memberikan penghormatan kepada Kristus.
3. Flavius Josephus (tahun 37-100 M)
Sejahrawan Romawi berkebangsaan Yahudi ini dalam tulisannya yang berjudul
“Archeologis” menulis demikian: “Ada seorang guru yang ditangkap oleh Ananias, yang
menyebut dirinya Kristus”.

Kesaksian dari Alkitab serta para sejarahwan dunia ini menunjukkan bahwa Yesus
Kristus adalah seorang tokoh historis yang benar-benar ada, penah lahir dan hidup di dunia ini
dan dikenal bukan hanya oleh para pengikutNya tetapi juga oleh masyarakat dunia pada zaman-
Nya sehingga namaNya ditulis oleh para sejarawan itu. Hal ini berarti bahwa orang beriman
Kristiani tidak beriman kepada seorang tokoh fiktif atau seorang tokoh dongeng yang tidak
pernah ada melainkan Dia benar-benar seorang tokoh historis.

B. Yesus Kristus Historis Seorang Tokoh Sejarah Keselamatan


Yesus Kristus bukan hanya tokoh historis melainkan juga tokoh terbesar dalam sejarah,
bahkan tokoh terbesar dalam sejarah keselamatan yang dibuat oleh Allah sendiri sebagaimana
yang dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
1. Yesus Kristus adalah tokoh terbesar dari sejarah penyelamatan
Kepada jemaat di Roma Rasul Paulus menulis bahwa bangsa Israel dipilih oleh Allah
untuk melaksanakan rencana penyelamatan Allah (bdk. Rom. 9:5; juga Kis 3:13). Tugas
penyelamatan itu akan dipegang oleh seorang putera (tunas) dari bangsa yang terpilih itu yakni
Yesus Kristus.
Menurut Penginjil Matius Yesus Kristus adalah akhir dan puncak umat Israel (bdk. Mat.
1:1-16). Sementara itu Lukas dalam Kisah Para Rasul melukiskan tentang suatu tingkatan sejarah
keselamatan yang berpuncak pada Yesus Kristus (Kis 7:13.16-31); Yesus bahkan ditempatkan di
atas Musa, Daud dan nabi-nabi lainnya (bdk. Luk. 11:3-32).

2. Yesus Kristus adalah akhir tujuan sejarah


Menurut Rasul Paulus Yesus Kristus adalah kegenapan hukum Taurat (bdk. Rom 10:4).
Taurat itu adalah pedoman bangsa Yahudi. Dengan demikian menurut Santo Paulus semua
nubuat Perjanjian Lama itu bermuara pada diri Yesus Kristus. Dia menjadi akhir dan tujuan dari
sejarah. Sementara itu Penginjil Lukas melukiskan Yesus Kristus bukan hanya sebagai akhir dan
puncak sejarah umat Israel saja melainkan Dia juga adalah akhir dan puncak sejarah umat
manusia seluruhnya (bdk. Luk. 3:23-38).
Dari Perjanjian Lama diketahui bahwa nabi Daniel mempunyai sebuah penglihatan
tentang seorang tokoh eskatologis pada akhir zaman. Tokoh eskatologis itu diidentikan oleh
Yesus Kristus yang menyebut diri-Nya Anak Manusia yang akan datang mengadili seluruh umat
manusia pada akhir zaman dan mengunci sejarah manusia (bdk. Mat. 16:27).

3. Yesus Kristus adalah pusat sejarah


Rasul Paulus mengatakan kepada Jemaat di Roma demikian dalam suratnya: “Sebab
segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya!” (Rom. 11:36). Demikian juga kepada Jemaat di Efesus Paulus mengatakan :
“sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala
segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi” (Ef. 1:10). Pernyataan Santo Paulus ini
menunjukkan bahwa (a) Kristus adalah poros sejarah manusia. Sejarah profan dan sejarah sakral
bersatu dalam diri Kristus; (b) segala sesuatu dan segala bangsa haruslah kristosentris (berpusat
pada Kristus); dan (c) hidup kita pun dari waktu ke waktu harus pula bersifat kristosentris;
menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita.

C. Yesus Kristus Sungguh Allah dan Sungguh Manusia


Siapakah Yesus Kristus itu? Pertanyaan ini menuntun kita untuk mencari kebenaran
tentang identitas Yesus Kristus. Kebenaran iman Kristiani tentang Yesus Kristus adalah YESUS
KRISTUS ITU SUNGGUH ALLAH DAN SUNGGUH MANUSIA. Inilah jawaban yang paling
hakiki tentang siapakah Yesus Kristus.

1. Ke-manusia-an Yesus Kristus


Beberapa fakta dari Kitab Suci berikut ini dapat dihadirkan untuk membuktikan bahwa
Yesus Kristus itu sungguh-sungguh manusia:
a. Yesus Kristus mengawali hidup-Nya di dunia ini dengan kelahiran-Nya oleh ibu-Nya, Maria
di sebuah kandang di Betlehem; diselimuti dengan kain lampin; dibaringkan dalam sebuah
palungan tempat makan ternak. Delapan hari kemudian ia disunat sesuai tradisi Yahudi (bdk.
Luk. 2).
b. Yesus Kristus berziarah ke Bait Suci di Yerusalem bersama Maria dan Yosep, kedua orang
tua-Nya. Ia bertumbuh menjadi besar dan berkembang dalam budi-Nya (bdk. Luk. 2).
c. Yesus Kristus menghadiri pesta perkawinan di Kana di mana Ia membuat mujizat-Nya yang
pertama atas permintaan ibu-Nya. Ia tidur di buritan ketika perahu yang ditumpangi-Nya
bersama murid-muri-Nya dihantam ombak dan badai yang dahsyat. Ia makan dan minum
bersama murid-murid-Nya. Ia juga merasa sedih, menangis, kesepian, tergerak hati-Nya oleh
belas-kasihan. Yesus Kristus ditangkap, diadili, dihukum mati, disiksa, wafat di kayu salib,
dan dimakamkan dan kemudian bangkit dari kematian.

2. Ke-Allah-an Yesus Kristus


Dari Kitab Suci dapat kita temukan beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Yesus
kristus itu sungguh Allah, antara lain:
a. Yesus sendiri menyatakan diri-Nya Anak Allah
Penginjil Yohanes melaporkan bahwa ketika berhadapan dengan orang-orang Yahudi
yang menolak-Nya, Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Anak Allah (bdk. Yoh. 10:36).
Tentu yang yang dimaksudkan di sini bukanlah “anak Allah” yang merujuk pada orang-orang
yang saleh atau kudus hidupnya tetapi Anak Allah dalam arti yang sesungguhnya. Dalam Yoh
20:17 Yesus mengatakan, “Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapa-mu, kepada Allah-Ku dan
kepada Allah-mu”. Dengan ini Yesus hendak menunjukkan bahwa Bapa di surga adalah Bapa-
Nya menurut kodrat Ilahi-Nya.
Ada pula beberapa pernyataan lain dari Yesus yang disampaikan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang hendak menunjukkan bahwa Diri-Nya adalah Allah, antara lain:
1. Ketika Yesus hilang dari pengawasan kedua orang tua-Nya ketika mereka mengadakan
ziarah tahunan ke Yerusalem, orang tua-Nya menemukan-Nya berada di dalam Bait
Allah sementara bercakap-cakap dengan para alim-ulama. Ibu-Nya mengatakan, “Nak,
mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku cemas mencari
Engkau”. Jawab-Nya kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu
tahu bahwa Aku harus berada dalam rumah Bapa-Ku?” (bdk. Yoh. 2:41-52).
Dengan ini Yesus Kristus hendak menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya. Berarti
bahwa Dia sendiri adalah Putera Allah. Anak Allah yang hidup, itulah kodrat-Nya.
2. Nikodemus dalam percakapannya dengan Yesus menyatakan, “"Rabi, kami tahu, bahwa
Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat
mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." (Yoh.
3:2). Pernyataan Nikodemus ini meneguhkan bahwa Yesus itu datang dari Allah.
3. Imam Besar mendesak Yesus untuk mengatakan identitas diri-Nya yang sebenarnya
dengan mengatakan: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau
Mesias, Anak Allah, atau tidak."Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan
tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk
di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit" (Mat. 26:63-
64). Nampak di sini pengakuan diri Yesus sebagai Mesias Anak Allah yang hidup.
4. Yesus mengatakan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan atas Hari Sabat (bdk. Mat. 12:8; Mark.
2:28; Luk. 6:2; 13:15).
5. Yesus Kristus menuntut kepercayaan mutlak kepada-Nya sebagai syarat untuk
memperoleh keselamatan (Bdk. Yoh. 14:1-4).

b. Bukti-bukti ke-Allah-an Yesus


Selain beberapa pernyataan yang dapat kita baca dalam Alkitab tentang ke-Allah-an
Yesus, ada pula beberapa mujizat Yesus yang membuktikan bahwa Dia adalah sungguh Allah.
1. Yesus Kristus menaklukan kekuatan alam semesta:
- Yesus mengubah air penjadi anggur pada perjamuan nikah di Kana (Yoh. 2:1-11).
- Yesus melipatgandakan roti dan ikan dan dimakan oleh lima ribu orang lebih (Mark.
6:30-44; Mat. 14:13-21; Luk. 9:10-17; Yoh 6:1-13).
- Yesus meredakan angin dan ombak yang sedang berkecamuk (Mat. 8:23-27; Mark.
4:35-41; Luk. 8:22-25).
- Yesus memerintahkan Petrus berjalan di atas gelombang (Mat. 14:27-31).
2. Yesus Kristus menyembuhkan orang dari berbagai macam penyakit:
- Ia membuat orang lumpuh berjalan (Mark. 2:1-9; Mat. 9:1-8; Luk. 5:17-26).
- Ia membuat orang buta dapat melihat dan orang bisu berbicara (Mat. 15:29-31).
- Ia menyembuhkan orang yang sakit kusta (Mat. 8:1-4; Mark. 1:40-45; Luk. 5:12-16).
- Ia menyembuhkan orang yang sakit pendarahan (Mat. 9:18-26).
3. Yesus Kristus membangkitkan orang yang sudah meninggal dunia:
- Yesus menghidupkan Kembali Lazarus yang sudah dimakamkan 4 hari lamanya
(Yoh. 11:1-44).
- Yesus Kristus membangkitkan seorang anak muda di Nain (bdk. Luk. 7:1-10).
- Anak perempuan Yairus dibangkitkan dari kematian (bdk. Mark. 5:35-43).
4. Yesus Kristus membuat ramalan-ramalan yang terlaksana:
- Yesus Kristus membuat ramalan tentang orang-orang Yahudi dan akan hancurnya
kota Yerusalem (bdk.Luk. 19:41-44; Yoh. 4:21-24).
- Yesus Kristus membuat ramalan tentang murid-murid-Nya dan karya pewartaan Injil
(Yoh. 7:33-34.39).
- Yesus Kristus meramalkan tentang sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya (Mark.
8:31; Luk. 9:22)
5. Yesus Kristus mengusir setan dan mengampuni dosa (Mat. 8:16; 9:32-33).

D. Yesus mewartakan Kerajaan Allah


Inti pokok pewartaan Yesus Kristus adalah tentang Kerajaan Allah (Mark. 1:15).
Kerajaan Allah itu adalah Allah sendiri yang datang sebagai Raja, sudah semakin dekat. Kata
“dekat” tidak diartikan secara temporal tetapi secara personal: Allah sendiri dekat dengan
manusia sekarang ini namun penyelesaiannya belum tiba dan kesempuraannya masih dinanti-
nantikan (eskatologis).
Kedatangan Kerajaan itu semakin dekat karena kemalangan manusia sudah tak
tertahankan lagi. Manusia sangat membutuhkan kasih karunia dan belas kasih Allah. Pewartaan
tentang Kerajaan Allah itu adalah suatu pewartaan tentang kerahiman Allah, oleh karena itu
pewartaan Kerajaan Allah merupakan suatu pewartaan tentang pengharapan bagi manusia yang
malang. Sekarang saatnya Kerajaan Allah hadir berarti Allah sendiri turun tangan membebaskan
dan menyelamatkan manusia dari kuasa kejahatan (bdk. Luk 10:18). Oleh karena itu Sabda
Bahagia Yesus ditujukan bagi orang-orang yang malang dan menderita (Luk. 6:20-23 dan
seterusnya).
Yesus Kristus tentu bukan menebarkan janji-janji lagi. Di dalam diri-Nya sebenarnya
Allah sendiri telah datang (bdk. Luk. 11:20 dan seterusnya). Tetapi bagaimana pesisnya hal itu
terjadi tidak diketahui (bdk. Mark. 4:27; Luk. 17:20; Mark. 13:32). Namun demikian mujizat-
mujizat yang dibuat oleh Yesus Kristus adalah juga merupakan tanda kehadiran dari Kerajaan
Allah itu.
Kerajaan itu sendiri merupakan “rahmat” yang diberikan oleh Allah (Luk. 12:32; 22:29).
Oleh karena itu sikap orang dalam menerima Kerajaan itu haruslah seperti kanak-kanak (Mark.
10:14 dst; Luk. 6:20 dst.). Rahmat yang ditawarkan itu sekaligus juga mengandung suatu
tuntutan yakni mengabdi kepada Allah dan tidak kepada mamon (bdk. Mat. 6:24); “Bertobatlah
sebab Kerajaan Allah sudah dekat” (Mat. 3:2; 4:17; Mark. 1:15).
Dalam banyak kesempatan Yesus Kristus mengajarkan tentang hal Kerajaan Allah ini
dalam bentuk perumpamaan misalnya, Mar. 4:3-9.26-29.30-34 dan lain-lain. Mujizat-mujizat
yang dilakukan oleh Yesus sendiri merupakan tanda kehadiran Kerajaan Allah. Jadi sebenarnya
semua penampilan, pewartaan dan mujizat Yesus menunjukkan bahwa Kerajaan Allah sudah
dekat: Allah sudah dekat dengan manusia.

SOAL-SOAL LATIHAN :

Sumber:
- Konsili Vatikan II, Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Tentang Wahyu Ilahi, Dokpen
KWI, Jakarta, 2020.
- KWI, Iman Katolik, Kanisius, Jogyakarta, 1996.
- Ir. Hendrikus Babut, M.Pd., Drs. Bernardus Koba Sada, Drs. Marius Suwarto, Drs.
Intan Sakti Pius X, M.Th., Drs. Bosco Oto, Bahan Ajar: Pendidikan Agama Katolik
di Perguruan Tinggi Umum, Serva Minora, Malang, 2011.
- Paristiyanti Nurwardani, Hestu Yoga Saksama, Salman Habeahan, Daniel Koten,
Antonius Sinaga, Edi Mulyono, Sanityas Jukti Prawatyani, Aan Almaidah Anwar,
Evawany, Fajar Priyautama, Ary Festanto, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum:
Pendidikan Katolik Untuk Perguruan Tinggi, Ristekdikti, Jakarta, 2016.
- Petrus Danan Widharsana, R.D. Victorius Rudy Hartono, Pengajaran Iman Katolik,
Kanisius, Yogyakarta, 2017.

Anda mungkin juga menyukai