Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada akhir zaman ini, banyak orang-orang Kristen yang sudah tidak

mempedulikan ibadah di gereja bahkan tidak sedikit mereka yang menjalankan

ibadahnya dengan hanya sekedar datang ke gereja sebagai suatu rutinitas. Bahkan

ada beberapa orang yang menganggap agama Kristen itu hanya sebagai

“pelengkap” pada Kartu Tanda Penduduk atau KTP bahwa dia sudah memiliki

agama. Dalam hal lain dia tidak mau disebut orang-orang disekitarnya tidak

beragama, atau yang sering disebut atheis. Sekedar datang ke gereja saja tidak

cukup untuk mengerti kehendak-Nya. Ini dikarenakan kurangnya orang Kristen

memahami tentang pribadi Yesus Kristus sehingga banyak orang Kristen yang

mudah terpengaruh ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab.

Hal demikianlah yang penulis hadapi di Jemaat GPdI Kasih Tambak sari dan

di daerah pelayanan penulis. Oleh sebab itulah penulis mencoba mengeksposisi

Yohanes 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun

yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Untuk memberikan solusi

tentang pemahaman siapa Yesus Kristus yang sesungguhnya, sebab banyak orang

mengatakan jalan menuju pengharapan, kebahagiaan dan surga itu ada berbagai

macam cara, seperti ada pepatah yang mengatakan ada banyak jalan menuju

Roma. Bermacam-macam filsafat, kepercayaan dan ide yang masing-masing

memiliki akhir kebenaran sendiri-sendiri. Masing-masing kita mendambakan

1
2

hidup yang kekal. Namun, hanya ada Satu Jalan untuk mendapatkan

kebahagiaan yang sebenarnya. Hanya ada Satu Kebenaran yang bisa membuat

manusia bebas dari dosa. Hanya Satu Kehidupan yang bisa memberikan hidup

yang kekal bagi manusia. Yesus Kristus, Anak Allah, adalah Jalan dan Kebenaran

dan Hidup seperti yang disebutkan dalam Injil Yohanes 14:6, “Akulah jalan dan

kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak

melalui Aku”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dengan melihat latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih mempercayai bahwa ada keselamatan lain selain dari Yesus Kristus,

seperti pepatah ada banyak jalan menuju Roma, demikian juga jalan menuju

kesurga, dan menganggap semua agama sama-sama mengajarkan kebaikan

dan cara untuk bisa selamat, sehingga mereka percaya ada banyak Tuhan dan

ada banyak surga sebagai tempat tinggal menurut kepercayaan masing-

masing.

2. Kurangnya pengetahuan jemaat tentang pribadi Yesus Kristus sehingga

jemaat mudah dipengaruhi oleh ajaran sesat dan juga adat istiadat yang tidak

sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

3. Tidak bertumbuhnya rohani jemaat dalam beribadah, sehingga ibadah itu

dianggap sebagai rutinitas saja.


3

4. Masih percaya mitos, masih kentalnya adat istiadat nenek moyang yang

masih dilakukan oleh orang Kristen contohnya adalah ketika menikah harus

memilih hari baik, ketika lahiran dan mengubur ari-ari maka harus disertai

dengan peralatan-peralatan seperti gunting, sisir, jarum, benang dll. Menaruh

lampu dan kurungan ayam pada ari-ari yang sudah dikubur. Jemaat masih

terjebak dalam mitos sehingga bisa dikatakan Sinkretisme yang berarti jemaat

tidak murni percaya sepenuhnya Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat tetapi

masih memasukkan berbagai mitos/ adat istiadat untuk mencari keserasian

dan keseimbangan.1

C. BATASAN MASALAH

Penulis dalam mengadakan penelitian ini membatasi ruang lingkup

penelitian, yaitu membahas pribadi Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan

kebenaran dan hidup yang dibahas didalam Yohanes 14:6, tetapi penulis juga

membandingkan dengan beberapa kitab-kitab di dalam Alkitab yang berhubungan

dengan judul skripsi ini.

D. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah orang Kristen sudah memahami atau memiliki pengetahuan siapa

pribadi Yesus Kristus ?

2. Apakah orang Kristen sudah benar-benar melakukan ibadah dengan benar ?

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Balai Pustaka, 1994)
4

3. Apakah jemaat GPdI Kasih Tambak sari sudah memiliki pengetahuan yang

benar tentang pribadi Yesus Kristus ?

4. Apakah jemaat GPdI Kasih Tambak sari datang beribadah karena kewajiban

atau karena rutinitas ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai syarat untuk

mendapatkan gelas sarjana teologi dan juga untuk memberikan pengertian atau

pemahaman yang benar tentang pribadi Yesus Kristus bagi orang Kristen,

khususnya bagi jemaat GPdI Kasih Tambak sari, serta dimana penulis melayani.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menguraikan secara logis, praktis dan

sistematik apa yang diterangkan dalam setiap bab dengan rincian berikut ini:

Bab pertama, penulis memberikan penjelasan tentang penulisan secara

keseluruhan sehingga dengan membaca bab ini akan dimengerti keseluruhan

penulisan. Bab pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab kedua, penulis membahas Deskripsi Injil Yohanes, Siapa itu Yesus

Kristus?, Jalan Kebenaran dan Jalan Hidup. Bab ketiga, penulis menulis

Eksposisi Yohanes 14:1-4, Makna Pernyataan Yesus, dan Tujuan Pernyataan

Yesus.
5

Bab Keempat , berisi pembahasan mengenai Sejarah Pelayanan dan Kondisi

Jemaat GPdI Kasih Tambak Sari, Pengenalan Pribadi Yesus Kristus di GPdI

Kasih Tambak Sari, Hambatan-hambatan Pengenalan Pribadi Yesus Kristus di

GPdI Kasih Tambak Sari, dan Hasil Pengenalan Pribadi Yesus Kristus di GPdI

Kasih Tambak Sari. Bab kelima, merupakan bab penutup, penulis mengambil

kesimpulan betapa pentingnya pengenalan pribadi Yesus Kristus dalam kehidupan

jemaat serta penulis memberikan saran-saran bagi pembaca, pendeta, pemimpin

atau gembala jemaat bahkan siapa saja yang rindu membaca tulisan ini sebagai

konsumsi untuk meningkatkan pengenalan akan pribadi Yesus Kristus.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. DESKRIPSI INJIL YOHANES

Injil Yohanes memiliki beberapa bahan dengan sejumlah besar bahan yang

tersedia dengan suatu tujuan untuk menghantar para pembaca Injil Yohanes untuk

percaya kepada Yesus. Seperti dalam tujuan Injil Yohanes di tulis Yohanes 20:31

“Tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa

Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup

dalam nama-Nya.”

1. Penulis Injil Yohanes

Identitas seorang penulis sangat penting karena akan mengerti tujuan dari

penulis yang akan disampaikan. Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes,2

Yohanes adalah anak Zebedeus (21:2) dengan Salome (19:25). Yohanes adalah

saudara laki-laki Yakobus, mereka adalah para nelayan di Galilea. Yohanes

seorang murid yang dikasihi karena saat di salib, Yohanes mendapat kesempatan

yang istimewa, yaitu Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada Yohanes (18:13-16;

19:26-27).

2
Yohanes adalah seorang pemberani, penuh semangat, setia, peka terhadap hal-hal rohani, penuh
kasih, dan rendah hati. Yang tema dalam surat-suratnya adalah kasih.

6
7

2. Tanggal dan Tempat Penulisan

Setelah penulis sudah diketahui, maka tanggal dan tempat penulisan sangat

penting. Karena pada saat itu apa saja yang terjadi atau peristiwa, ada suatu

kebutuhan yang diperlukan oleh orang percaya untuk dapat mengenal Tuhan

Yesus, sehingga Rasul Yohanes menuliskan Injil Yohanes. Irving L. Jensen di

dalam bukunya Yohanes Buku Penuntun Belajar menjelaskan sebagai berikut:

Yohanes menulis injil ini menjelang akhir abad pertama atau sekitar tahun 85,
pada waktu ia sedang melayani di Efesus. Sepuluh tahun kemudian, sekitar
tahun 95 Yohanes dibuang oleh kaisar Domitian ke Pulau Patmos. Di pulau
itu, ia menulis kitab Wahyu (bad 1:9).3

Injil Yohanes ditulis di kota Efesus dengan keadaan beberapa kuil yang

dibangun dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Sebuah kuil yang

dikeramatkan untuk ibadah kepada berhala kesuburan anatoli, kemudian kepada

berhala Artemis atau diana. Selain perdagangan, keutamaan kota Efesus dalam

ibadahnya meningkat pada pemerintahan Roma. Ibadah kepada Kaisar yang

dimotori oleh Wangsa Julius-Claudius diberlakukan di kota Efesus, kuil-kuil

dibangun untuk menghormati kaisar Claudius, Hadrianus dan Saverus. Suatu hari

Yustianus membangun sebuah gereja dikhususkan untuk Rasul Yohanes, 4 pada

tahun 85 atau sekitar menjelang akhir abad pertama seperti dijelaskan diatas.

3
Tahun-tahun terakhir kehidupan Yohanes dilewatkannya di daerah Efesus, kota utama di Asia
kecil. Di sana Yohanes mengajar, berkhotbah, dan menulis. Gaya penulisan dalam injil Yohanes
yang lebih maju menunjukkan fakta bahwa ketiga Injil yang lain sudah ditulis, dan bahwa suatu
periode waktu sudah berlalu setelah penulisan Injil itu. Pada saat itu jemaat membutuhkan suatu
uraian baru mengenai riwayat Kristus yang sama, tetapi dengan pemikiran yang lebih dalam dan
dengan penjelasan yang menjadi satu jalan cerita itu sendiri. Irving L. Jensen, Yohanes Buku
Penuntun Belajar (Bandung: Kalam Hidup, tanpa tahun), 12
4
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I A-L (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
2003), 267
8

Ketika pertumbuhan gereja sudah mencapai kematangannya, dan ketika sudah

timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang kaidah iman.5

Ada suatu kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gereja

yaitu pengajaran yang benar tentang Yesus Kristus. Dan Yohanes mulai mengajar,

berkhotbah tentang iman percaya kepada Tuhan Yesus. Injil Yohanes ditulis

karena ada sebuah kebutuhan yang diperlukan oleh jemaat untuk mengenal bahwa

Yesus adalah anak Allah.

3. Dialamatkan

Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes, di kota Efesus pada saat kehidupan

gereja yang bertumbuh dengan baik. Tujuan Rasul Yohanes menulis bukan hanya

ditujukan kepada orang percaya di kota Efesus, tetapi juga untuk orang-orang

yang tinggal di luar Palestina karena dua kali Yohanes menyinggung para

pembaca secara langsung, yaitu melalu kalimat: “supaya kamu percaya.” (19:35;

20:31). Untuk kata kamu, hal ini menunjukkan kepada para pembaca yang

bukanlah orang Yahudi asli. Injil Yohanes menjelaskan tentang hari raya orang

Yahudi yang tidak perlu untuk orang Yahudi sendiri (2:13; 7:21; 11:55) dan juga

menjelaskan tentang adat istiadat orang Yahudi (2:6; 4:9; 9:14).

Dari segi yang lain, istilah “Mesias Anak Allah” (20:31) hanya dimengerti

oleh Yahudi. Semuanya ini berarti bahwa ada kemungkinan kitab ini ditulis

kepada orang Yahudi yang sudah lama tinggal di luar Palestina, sehingga mereka

5
Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1997), 236
9

sudah lupa tentang hari-hari raya dan adat-istiadat mereka.6 Dalam Injil Yohanes

ada beberapa tulisan dalam bahasa Aram dan Ibrani yaitu Siloam (9:7), Gabata

(9:13), Golgota (19:17). Selain itu, Yohanes juga menulis tentang “Mesias” yang

diyakinkan oleh orang Yahudi. Tujuan dituliskan Injil Yohanes bukan saja untuk

orang Yahudi tetapi juga menjelaskan kebiasaan dari orang Yahudi serta hari raya.

Karena itu sangat wajar kalau Injil yang keempat ditujukan kepada semua bangsa

4. Tinjauan Injil Yohanes

Dalam Yohanes 20:30-31, menulis tentang maksud dari Injil Yohanes ditulis,

yang berbunyi demikian: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di

depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua

yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah

Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam

nama-Nya.” Ola Tulluan dalam bukunya tafsir Injil Yohanes pasal 1-5

menjelaskan tujuan Injil Yohanes yaitu Yesus adalah Mesias, Anak Allah sebagai

berikut:

Tujuan Injil Yohanes 20:30-31, ditulis mengenai Yesus disebut Mesias, Anak
Allah. Hal ini berarti bahwa Yohanes ingin memberikan gambaran tentang
Kristus sebagai Firman Allah dan Anak Tunggal Allah. Kedua istilah itu
menggaris bawahi ketuhanan Yesus.7

Karena Injil Yohanes ingin menjelaskan bahwa Yesus adalah Tuhan. Karena

pada saat itu ada suatu ajaran yang sesat dan sedang berkembang, yaitu ajaran

Docetisme, Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia,

6
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Malang: Departemen Literatur YPPII, 1999), 76
7
Ibid, 4-5
10

hanya kelihatannya saja Dia menjadi manusia, kelihatannya saja Dia disalibkan.8

Tujuan utamanya adalah untuk memenangkan orang-orang yang belum percaya

(orang-orang Yahudi dan orang bukan Yahudi) kepada iman yang menyelamatkan

atau penginjilan. Serta ada tujuan-tujuan lain yang ada hubungannya dengan

tujuan-tujuan yang telah disebutkan. Yang pertama adalah untuk membuktikan

kekeliruan bidat Docetisme yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Allah

(1:14). Yang kedua adalah untuk memperhatikan ketidakpercayaan Yudaisme

(misalnya, “ia datang kepada milik kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.”

(1:11)9 Dapat disimpulkan bahwa tujuan Injil Yohanes yaitu penginjilan dan

menjelaskan Ketuhanan Yesus. Dalam penginjilan yang dilakukan agar orang

belum percaya dapat percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang membebaskan

manusia dari dosa sehingga memiliki hidup yang kekal dalam Yesus Kristus.

Morris, mengatakan bahwa tujuan dari penulisan Injil Yohanes untuk

penginjilan.10 Mujizat yang dilakukan selama di bumi menjelaskan keberadaan

Yesus bahwa Yesus adalah Tuhan. Gelar atau sebutan, sifat, atribut yang dapat

menjelaskan bahwa Yesus memiliki keilahian serta Yesus adalah Tuhan. Ada kata

kunci dari Yohanes 20:30-31, yaitu kata tanda, percaya, hidup. Penjelasan tiga

kata tersebut sebagai berikut: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat

Yesus didepan mata murid-murid-Nya.” Kata tanda dalam bahasa Yunani

σημєίοѵ 11 yang berarti mujizat.

8
Dave Hagelberg, Tafsiran Yohanes Pasal 1-5 (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1990), 18
9
Irving L. Jensen, Yohanes Buku Penuntun Belajar (Bandung: Kalam Hidup, tanpa tahun), 13
10
David Iman Santoso, Theologi Yohanes Intisari dan Aplikasinya (Malang: Literatur SAAt,
2005), 17
11
James Strong, Strong Exhaustive Concordance of The Bible (Hendrickson Publishers. Strong),
4591
11

“Yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum disini telah

dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah.” Kata

percaya dalam bahasa Yunani yaitu πιστϵύω12 (Pistikos) yang artinya percaya,

bukan hanya sekedar percaya.13 Kata percaya yang dipakai untuk menjelaskan

suatu pernyataan pribadi kepada orang lain atau yang sering disebut adalah Yesus

Kristus, jadi bukan hanya pengakuan tetapi juga suatu tindakan untuk percaya.

Karena Rasul Yohanes mengharapkan iman kepercayaan kepada Yesus benar-

benar mantap atau kuat, terhadap apa yang telah Yesus lakukan atau mujizat yang

diperbuat-Nya.

Dari apa yang sudah diperbuat Yesus mulai awal sampai akhir pelayanan

dalam hidup-Nya. Satu hal yang Yesus perbuat adalah mujizat ini untuk

membuktikan siapa Yesus yang sesungguh-Nya. Sepanjang yang diperbuat Yesus

dalam pelayanan pada suatu pernyataan yang Yesus keluarkan ini membuktikan

bahwa “Yesus adalah Kristus, Anak Allah.” Mujizat yang dilakukan Yesus

menimbulkan suatu sikap untuk percaya dan tidak percaya.

Pada saat manusia percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup, saat

itu juga manusia akan memperoleh hidup yang kekal, karena manusia tidak ingin

memiliki hidup yang sia-sia atau dalam akhir hidupnya mendapat hukuman yang

kekal. Untuk mendapatkan hidup yang kekal, hanya dalam Yesus orang yang

12
James Strong, Exhaustive Concordance of The Bible (Hendrickson Publishers. Strong), 4100
13
Kata percaya yang dipakai dalam bentuk kata kerja dan tidak pernah dalam bentuk kata benda
(percaya atau kepercayaan). Hal ini memberi kesan bahwa selalu ada sesuatu yang terjadi.
Yohanes sedang mengajarkan arti percaya kepada Yesus itu bukannya dengan memberi definisi
kata percaya, tetapi dengan memberi contoh-contoh. Kata percaya dipakai untuk menunjukkan
tanggapan orang akan Yesus. Ola Tulluan, Tafsir Injil Yohanes Pasal 1-5 (Malang: Departemen
Literatur YPPII, 1999), 5
12

memperoleh hidup yang kekal. Jadi akibat dari mujizat akan timbul suatu sikap

untuk percaya serta menghasilkan hidup kekal dalam Kristus Yesus.

5. Isi dan Tema Injil Yohanes

Injil Yohanes mempunyai dua isi bagian besar dalam pembahasannya dan

tema-tema kunci sebagai berikut:

Pertama, Pasal 1-12 (Yoh 1:1-12:50) yang menyajikan kisah penjelmaan dan

pelayanan umum Yesus. Tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang

berbobot, dan tujuh pernyataan “Aku adalah” yang menakjubkan, orang-orang

Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.

Kedua, setelah ditolak oleh umat Israel, Yesus dalam (Yoh 13:1-21:25)

memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian

yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan

perjamuan terakhir (Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (Yoh 14:1-16:33), dan doa-Nya

yang terakhir (Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya.

Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (Yoh 18:1-

19:42) dan kebangkitan-Nya (Yoh 20:1-21:25)

Dalam Injil Yohanes menyatakan bahwa Kristus adalah Firman Allah yang

terakhir kepada umat manusia. Dalam Injil Yohanes menunjukkan tentang

kebenaran Allah, kemuliaan Allah, kasih Allah dengan kehidupan dan kematian-

Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali kepada Allah. Yang dimulai-

Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang kembali. Harus

memiliki iman percaya kepada Kristus serta memiliki suatu sikap menyaksikan
13

iman anda kepada orang yang belum percaya. Walaupun dengan dunia atau orang

yang belum percaya akan membenci orang percaya seperti dunia telah membenci

Yesus, orang percaya kepada Yesus. Harus menjadi seorang saksi dengan

pertolongan Roh Kudus.

6. Tema-Tema Kunci

Tema-tema kunci dalam Injil Yohanes sebagai berikut: Injil Yohanes adalah

revelasi Putera tunggal Allah yang berinkarnasi yang diberikan Allah kepada

dunia supaya manusia mengambil bagian dalam hidup-Nya. Allah Bapa yang

mempunyai kehendak-Nya, perintah-Nya, cinta-Nya, anugerah-Nya. Tuhan Yesus

yang menjalankan misi-Nya, kedatangan-Nya, asal ilahi-Nya, karya-Nya, revelasi

kebenaran, saat/waktu-Nya. Roh Kudus sebagai parakletos yang mempunyai misi-

Nya dianugerahkan-Nya kepada gereja.

Pertama, Yesus dan Bapa. Dalam Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang

menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia

datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada

kemuliaan yang adalah hak-Nya.

Kedua, kematian Kristus bagi orang berdosa. Lebih daripada yang diceritakan

dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus

mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu.

Ketiga, Roh Kudus. Terdapat lebih banyak uraian tentang Roh Kudus dalam

Injil ini dibandingkan dengan Injil-Injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai

Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa.


14

Keempat, Kehidupan kekal. Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus,

dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan

kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya.

Kelima, Jadwal Allah. Injil Yohanes memberikan gambaran tentang Yesus

yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia

sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa

pun bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia.

7. Yesus dalam Injil Yohanes

Yesus dalam Injil Yohanes menjelaskan tentang Yesus, Putra Allah, Anak

Allah dalam Perjanjian Lama dipakai untuk bangsa Israel, pemimpin Israel

(keturunan Daud), para malaikat dan orang-orang yang setia. Dalam Perjanjian

Baru, “Anak Allah” ialah kedudukan-Nya dalam Allah Tritunggal, sebagai “Anak

Allah Bapa” (tunggal atau monogenes), yang menyatakan ke-Mesias-an Yesus,

kesupranaturalan Yesus yang yang dilahirkan dengan benih Ilahi (kandungan dari

Roh Kudus). Sebutan “Anak” bagi Tuhan Yesus berarti Anak Allah adalah:

melaksanakan rencana Bapa dengan penuh ketaatan Anak kepada Bapa, sehingga

mempersembahkan hidup-Nya sebagai korban.

Anak Allah merefleksikan kehidupan Ilahi atau sempurna, sehingga manusia

mengenal Allah melalui Tuhan Yesus sebagai Anak Allah yang sejati. Gelar

“Anak Allah” bagi Yesus berimplikasi kepada orang percaya yang disebut “anak-

anak Allah” (Yoh 1:12). Gelar “Anak Allah” bagi Yesus sangat kuat oleh karena

bukti internal dari Alkitab sendiri sangat banyak, diantaranya:


15

Pertama, Laporan Alkitab, khususnya Injil Yohanes yang menyatakan

mengenai kesatuan Anak dan Bapa (Yoh 5:19; 4:34; 6:38; 7:28; 8:42), sebagai

kesatuan yang menjelaskan ke-Allahan Yesus Kristus.

Kedua, Injil Yohanes juga menyatakan mengenai gelar “Anak Allah” dalam

hubungan misi Anak adalah misi Bapa. Misi keselamatan Yesus adalah meliputi

kematian-Nya (Yoh 12:23-24). Tuhan Yesus sendiri menyadari sepenuhnya

mengenai tujuan misi-Nya, yaitu kematian-Nya (Yoh 2:4, 12:23,27, 13:1, 17:1).

Gembala yang baik menyerahkan nyawanya bagi domba-Nya (10:11,15). Anak

itu telah diutus oleh Bapa, Ia menaati perintah-perintah Bapa (15:10), Ia tidak

dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri (Yoh 5:19-20), perkataan-Nya

adalah perkataan Bapa (Yoh 14:10; 17:8).

Ketiga. Adanya bukti peristiwa dan penyataan Allah sendiri (Heavenly

saying): “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan” (Mrk 11:11,

9:7); Penyataan Allah melalui penyataan Petrus (Mat 16:16). Keempat,

Pengakuan orang: Yohanes Pembaptis (Yoh 1:34), Natanael (Yoh 1:49), Marta

(Yoh 11:27), semuanya mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kelima.

Pengakuan orang kafir (Mrk 15:39), orang Yahudi menuduh Yesus yang

mengklaim diri sebagai Anak Allah (19:7, bdg 5:17) bahkan ucapan roh jahat

(Mrk 5:7). Keenam. Perbuatan Tuhan Yesus menerangkan mengenai diri-Nya

sebagai Anak (10:37,11:4) dan Yesus sendiri menerima gelar “Anak Allah”

tersebut bagi diri-Nya (10:36) dengan kesadaran-Nya yang penuh bahwa Ia adalah

Allah.
16

Ketujuh, Anak memiliki kuasa yang sama dengan Bapa, yaitu memberikan

hidup (5:2). Bapa memiliki hidup dari-Nya sendiri, demikian juga Ia telah

memberikan kepada Anak untuk memiliki hidup di dalam diri-Nya sendiri (5:26).

Itulah sebabnya Yesus memberikan hidup yang kekal (3:35, 6:40,47, 10:10, 17:2);

Ia pun berkata “Akulah kebangkitan dan hidup” (11:25)

Keunikan Yesus sebagai Anak Allah dijelaskan oleh Yohanes dengan

ungkapan “Anak yang tunggal atau monogenes” (Yoh 1:14,18, 3:16,18). Hal ini

merupakan keunikan mengenai gelar Anak bagi Yesus. Dia secara hakiki adalah

Anak yang lebih dari seorang yang kuasanya diberikan untuk menjadi Anak Allah

(Yoh 1:12, 12:36). Gelar Anak Allah bukanlah gelar yang diberikan, atau bukan

karena adopsi tetapi menghakikat dalam diri-Nya. Gelar ini menyatakan ke-Allah-

anNya yang mutlak.

B. SIAPA ITU YESUS KRISTUS?

1. Nama Yesus

Nama “Yesus” adalah berasal dari bahasa Latin Iesus, yang berakar dari

bahasa Yunani Iesous, yang pada gilirannya juga merupakan Helenisasi dari

bahasa Ibrani Yehosua, atau bahasa Aram Yesua, yang bila diartikan secara

harafiah adalah Ýahweh menyelamatkan.14,15

14
Brown Driver Brigges Hebrew and English Lexicon; Hendrickson Publishers 1996 ISBN 1-
56563-206-0
15
Fausset, Andrew R. Entry for 'Jesus'. Fausset's Bible Dictionary
17

2. Kelahiran Yesus

Yesus dikandung oleh seorang perawan bernama Maria dari Nazaret, Galilea.

Sebelum melahirkan Yesus, Maria telah bertunangan dengan seorang tukang kayu

bernama Yusuf dari Bethlehem, tapi mereka belum tinggal serumah.Maria

mengandung Yesus dari Roh Kudus, sehingga disebutkan bahwa Yesus lahir dari

seorang perawan. Matius 1:18-25 mencatat: “Pada waktu Maria, ibu-Nya,

bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum

mereka hidup sebagai suami isteri. Menurut Dr. Robert R. Boehlke, Yesus adalah

Tuhan sejak pembuahanNya dalam rahim Maria.

3. Gelar-gelar Yesus

Perjanjian Baru mencatat ada dua puluh tiga gelar atau nama yang dikenakan

pada Yesus, baik itu menyangkut dengan kemanusiaan maupun keilahian-Nya,

yaitu: 1) Mesias, 2) Juruselamat, 3) Anak Allah, 4) Anak Domba Allah, 5) Anak

Manusia, 6) Alfa Omega, 7) Immanuel, 8) Logos (Firman), 9) Guru/Rabi, 10)

Nabi, 11) Raja Orang Yahudi, 12) Imam Besar, 13) Adam Kedua, 14) Hakim, 15)

Gembala, 16) Raja segala raja, 17) Yang Setia dan Yang Benar (Why 19:11), 18)

Pemimpin, 19) Saksi yang Setia, 20) Raja orang Yahudi, 21) Anak Daud, 22)

Tukang kayu, 23) Hamba.

Gelar Mesias merupakan gelar yang sangat populer pada zaman Yesus. Gelar

ini terkait dengan pengharapan masyarakat Yahudi, akan kedatangan seorang

penguasa (raja), pembebas dan penyelamat yang berasal dari keturunan Daud,

yang akan membebaskan mereka dari penderitaan dan penindasan yang mereka
18

alami.16 Karena itu, tidak mengherankan jika gelar Mesias (Kristus) mendapat

perhatian khusus (sangat dominan), dibandingkan dengan gelar-gelar yang lain.

Itulah sebabnya, dalam perkembangannya, gelar Mesias (Kristus) menjadi inti

atau sasaran kepercayaan Kristen bahkan nama diri Yesus, sehingga Yesus sering

disebut atau dijuluki sebagai Kristus (Mesias).17

4. Yesus sebagai Manusia

Pribadi Yesus memiliki banyak kesamaan dengan pribadi orang-orang lain.

Sama seperti setiap manusia, Ia memulai kehidupan-Nya sebagai seorang bayi,

dan Ia juga dibesarkan dalam suatu keluarga. Ia juga, sama seperti anak-anak lain,

memanfaatkan kesempatan belajar yang tersedia dalam rumah ibadat. Sama

seperti orang lain, Ia juga harus memakai tenaga dan anggota badan-Nya untuk

menguasai serta mengamalkan suatu ketrampilan tertentu. Apabila Ia lapar, Ia

mencari makanan. Dalam menghadapi kematian seseorang yang dekat kepada-

Nya, Ia merasa kehilangan juga. Untuk mencari nafkah-Nya sebagai seorang

tukang kayu, otot-ototNya harus kuat, dan Ia juga merasa diri-Nya terkadang tidak

mampu untuk mengatasi masalah hidup. Dengan demikian Ia juga membutuhkan

pertolongan, yang didapat-Nya dari pengalaman berdoa dan beribadah.18

Sikap Yesus terhadap hal menjadi manusia menunjukkan perhatian-Nya yang

dalam terhadap manusia. Sebelum penjelmaan-Nya, sebelum kelahiran-Nya

sebagai manusia, Yesus tinggal di sorga sebagai Anak Allah. Namun, Yesus tidak

16
Michael Keene, Yesus, Kanisius, Yogyakarta 2007, halaman 102
17
.W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, 219
18
Dr. Robert R. Boehlke, Siapakah Yesus Sebenarnya, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993,
halaman 9
19

menganggap kemuliaan yang mengelilingi-Nya itu sebagai sesuatu yang harus

dipegang kuat-kuat ketika keselamatan manusia dalam bahaya. Sebaliknya, Dia

telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dengan menukarkan kemuliaan yang

menjadi hak-Nya untuk mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama

dengan manusia (Filipi 2:7). Setelah menjadi manusia, Yesus merendahkan diri-

Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8).19

5. Yesus sebagai Tuhan

Arti “ketuhanan” berarti memiliki kodrat hakiki Allah atau kodrat Yang

Mahatinggi. Karenanya, bila kita menunjuk kepada ketuhanan Yesus, kita

maksudkan bahwa Dia adalah Allah. Ketuhanan Yesus dinyatakan berulang kali

dalam gelar “Anak Allah” yang diberikan kepada-Nya oleh orang lain maupun

diri-Nya sendiri. Sebagaimana “anak manusia” berarti seorang yang dilahirkan

oleh manusia, dengan demikian “Anak Allah” berarti yang dilahirkan oleh Allah.

Dia adalah Anak Allah dalam arti yang unik, yang dari kekal memiliki

perhubungan dengan Allah.20

Ketuhanan Yesus dibuktikan oleh kenyataan bahwa Ia diberi nama-nama

Ilahi. Dalam nubuat Yesaya tentang kelahiran Mesias dari seorang perawan

(Yesaya 7:14), ketuhanan Mesias yang akan datang itu dinubuatkan, karena nama-

Nya haruslah Imanuel “Allah menyertai kita” (Matius 1:22-23). Nama ilahi lain

yang diberikan adalah Alfa dan Omega, yang merupakan huruf pertama dan

19
Frank M. Boyd, Kristus, Kehidupan dan Pelayanan Nya, Gandum Mas, Malang, 2001, halaman
36

20
Ibid, halaman 25
20

terakhir dalam abjad Yunani menunjuk literatur, Kitab suci yang tertulis Yang

Awal dan Yang Akhir menunjuk ciptaan yang materiil, Yang Terdahulu dan Yang

Terkemudian menunjuk abad-abad sejarah, Yang Ada dan Yang Akan Datang

menunjuk pada kekekalan Yehova. Jadi disini Dia dinyatakan dan menyatakan

diri-Nya sebagai pokok dari seluruh Alkitab; penguasa seluruh sejarah; pencipta

alam semesta dan semua makhluk; serta Yehova kekal yang tak berubah.21

6. Konsep Allah Tritunggal

Tuhan Allah, menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang Esa,

selanjutnya dengan Firman dan Karya-Nya, juga memperkenalkan diri-Nya

sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang di dalam ajaran Kristen biasanya

disebut: Tritunggal. Di dalam Alkitab tidak ada banyak ayat yang

mengungkapakan ketritunggalan itu secara langsung.

Kita mendengar perintah Tuhan Yesus untuk membaptiskan di dalam nama


Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat. 28:19); Rasul Paulus mengucapkan
berkatnya sebagai “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus” (2 Kor. 13:13), yang secara lebih luas lagi
disebutkan dalam 1 Kor. 12:4-6; Ef 4:4:6; 1 Ptr. 1:1,2; Yud. 20,21.22

Akan tetapi, secara tidak langsung ada banyak ayat di dalam perjanjian baru

yang menunjuk kepada ketritunggalan itu. Dalam berita tentang kelahiran Tuhan

Yesus kita telah mendengar perkataan malaikat, bahwa anak Maria itu akan

disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, serta bahwa Roh Kudus akan turun atas

Maria, serta kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaunginya (Luk. 1:32-35).

Pada watu Tuhan Yesus dibaptis, Roh Allah turun ke atas-Nya seperti burung

21
Ibid, halaman 29
22
Dr. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, halaman 103
21

merpati, dan Tuhan Allah berfirman: “Inilah Anak yang Kukasihi” (Mat. 3:16,17;

Mrk. 1:10,11; Luk. 3:22).23

Dalam Perjanjian Lama, Bapa adalah Tuhan Allah yang di dalam firman dan

karya-Nya menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai sekutu Israel.

Tuhan Allah disebut Bapa sebab Dialah yang menciptakan Israel, yang

menyebabkan Israel dapat hidup sebagai bangsa yang bebas dan merdeka (Ul.

32:6; Yes. 64:8), dan Dialah yang telah memilih Israel untuk menjadi sekutu-Nya,

dan oleh karena Dialah yang memberikan tugas yang khas kepada Israel. Dengan

nama Bapa ini, Tuhan Allah menyatakan pada Israel bahwa Ia adalah

Penciptanya, Penyelamatnya, dan Pembebasnya. Sebutan Anak dikenakan kepada

Israel sebagai sekutu Allah, untuk menunjukkan bahwa Israel harus mentaati

Tuhan Allahnya, sebagai anak mentaati Bapanya. Sebagai anak, Israel harus

mempersembahkan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Tuhan Allah, Bapanya. Roh

Allah adalah nafas Allah, atau asas hidup ilahi, yang dinyatakan di dalam karya-

Nya yang dinamis. Roh inilah daya penciptaan Tuhan Allah yang menampakkan

diri sebagai daya hidup dari Firman Tuhan yang menciptakan (Mzm. 33:6).

Demikianlah Roh Allah adalah Tuhan Allah sendiri dipandang dari segi daya

hidup-Nya yang dinamis, yang menciptakan, baik dunia maupun pembaharuan

manusia.24

Ajaran Alkitab tentang Allah yang Tritunggal itu memperkenalkan Tuhan

Allah sebagai sekutu umat-Nya yang artinya sebagai Allah yang memihak,

membela serta mencari keselamatan manusia. Ajaran ini penting sekali bagi

23
Ibid, halaman 103
24
Ibid, halaman 116
22

pengenalan kita akan pekerjaan Tuhan Allah. Oleh karena Allah Bapa dan Allah

Anak adalah satu di dalam karya-Nya, maka keduanya tidak saling bertentangan.

Barangsiapa yang telah dipilih oleh Bapa, tentu diselamatkan oleh Anak, oleh

karena pemilihan Bapa itu dilakukan di dalam Anak-Nya (Rm. 8:29,30).

Pemeliharaan Bapa atas umat-Nya membantu keselamatan umat-Nya itu. Maka

orang yang beriman dapat yakin, bahwa Tuhan Allah turut bekerja dalam segala

sesuatu untuk mendatangkan kebaikan baginya (Rm. 8:28). Oleh karena Allah

Anak dan Allah Roh adalah satu di dalam karya-Nya, maka tiada pertentangan

antara karya penyelamatan Kristus dan pimpinan Roh Kudus. Sebab Roh Kudus

akan mengajarkan segala sesuatu kepada orang beriman semua yang telah

dikatakan Tuhan kepadanya (Yoh. 14:26, Yoh 15:26, Yoh 16:14).25

Agama Kristen berdiri dan jatuh bersama-sama dengan pengakuan kepada

Allah yang menyatakan diri-Nya sebagai Yang Tritunggal, sebagai Bapa, Anak

dan Roh Kudus. Ajaran ini adalah inti iman Kristen, dasar segala ajaran Kristen.

Tuhan Allah adalah Yang Mahatinggi dan Mahamulia, kepada Siapa semua orang

beriman merasa tergantung. Tuhan Allah sebagai Penolong yang melepaskan kita

dari segala kesengsaraan, yang sanggup memikul segala hukuman kita, bukan

hanya mengadili orang beriman, tapi juga yang mengulurkan tangan-Nya untuk

keselamatan kita. Tuhan Allah adalah Yang Dekat dalam diri kita karena Roh

Kudus berdiam dalam hidup orang beriman, yang menjadi penasihat kita.26

25
Ibid, halaman 139
26
Ibid, halaman 140
23

C. JALAN KEBENARAN

Dalam ucapan perpisahan-Nya, Yesus menyatakan diri-Nya adalah jalan,

kebenaran, dan hidup. Sementara Yesus menetapkan diri-Nya sendiri sebagai

jalan, kebenaran, dan hidup bagi kita, Ia mengakui bahwa Bapa adalah sumber

dari segala sesuatu bagi-Nya. Pertama-tama, secara jelas Yesus menyatakan diri-

Nya sebagai “jalan itu”. Oleh karena Yesus menggenapi di dalam pribadi-Nya

maksud tujuan dari Taurat Allah, Ia juga menjadi diakui sebagai “jalan itu” (he

hodos). Menarik untuk dicatat, sebelum orang-orang Kristen disebut dengan nama

itu, orang-orang yang mengidentifikasikan diri dengan pribadi dan jalan Yesus

memilih bagi dirinya sendiri untuk diidentifikasikan sebagai pengikut-pengikut

dari “jalan itu” (Kis. 9:2; 18:24-28; 19:9; 23; 22:4; 24:14; 22).27

Jalan Yesus sangat erat kaitannya dengan jalan pemerintahan Allah. Jalan

Yesus berasal dari jalan pemerintahan Allah. Jalan Yesus yang berasal dari jalan

pemerintahan Allah mengatakan banyak hal kepada kita. Pertama-tama dan yang

terutama, jalan ini mengatakan kepada kita siapakah Allah itu dan bagaimana

Allah menjalankan aktivitas penyelamatan-Nya di dunia. Allah yang diterangi

oleh jalan Yesus bersama orang banyak adalah Allah yang tidak

mendiskriminasikan mereka berdasarkan kepercayaan, warna kulit, ataupun jenis

kelamin. Jalan Yesus yang dipimpin oleh jalan pemerintahan Allah membukakan

kasih Allah yang menyelamatkan kepada banyak orang melampaui batas-batas

tradisi keagamaannya yang sempit.28 Menurut Robert Kysar, kata “jalan” dalam

27
Michael H. Crosby, Apakah Engkau Mengasihi Aku, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009,
halaman 194
28
Choan-Seng Song, Yesus dan Pemerintahan Allah, dit. oleh Stephen Suleeman, BPK Gunung
Mulia, Jakarta, 2010, halaman 19-20
24

Yohanes 14:6 memiliki pengertian yang sama dengan kata “pintu” dalam Yohanes

10:9.29

Kebenaran Yesus tidak berdiri sendirian. Ia harus dihubungkan dengan

sesuatu yang lain sehingga apa yang diwakilinya bisa menjadi jelas. Pertama-

tama, ini adalah kemerdekaan sebab pemerintahan Allah berarti kemerdekaan.

Injil Yohanes melaporkan bahwa Yesus berkata demikian kepada orang-


orang Yahudi, “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu” (Yoh. 8:32)30

Kebenaran di sini bukanlah proposisi-proposisi yang harus diterima dan teori-teori

yang harus diikuti. Kebenaran ini bukanlah norma-norma universal yang sudah

ditetapkan untuk diberlakukan kepada masing-masing dan tiap situasi. Kebenaran

tanpa kemerdekaan adalah kepalsuan karena ia menyangkal salah satu kondisi

yang paling dasar bagi keberadaan manusia.31

Yesus dapat menyatakan bahwa Ia adalah kebenaran karena Ia mempunyai

kemerdekaan penuh yang datang bersama pemerintahan Allah. Kebenaran Yesus

berasal dari kasih yang berada dalam jantung pemerintahan Allah. Inilah

kebenaran bahwa, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia

telah mengaruniakan Anak-Nya yang tungga” (Yoh. 3:16). Yesus adalah kasih

Allah. Dia adalah kasih Allah yang mengorbankan diri-Nya.32 Yesus tidak sekedar

menunjuk jalan kebenaran, seolah-olah kebenaran itu dapat ditemukan terlepas

29
Robert Kysar, Injil Yohanes Sebagai Cerita, dit. oleh Joas Adiprasetya, BPK Gunung Mulia,
Jakarta, 2000, halaman 362
30
Choan-Seng Song, Yesus dan Pemerintahan Allah, dit. oleh Stephen Suleeman, BPK Gunung
Mulia, Jakarta, 2010, halaman 24
31
Ibid, halaman 25
32
Ibid, halaman 27
25

dari Yesus atau seolah-olah keselamatan itu dapat dapat diperoleh terlepas dari

Yesus, akan tetapi Yesus itu sendiri adalah jalan dan kebenaran dan hidup.33

D. JALAN HIDUP

Jalan ialah arah yang perlu dilalui, ditempuh agar sampai ke tujuan. Pada

jalan yang benar ada jaminan akan sampai ke tujuan. Jalan yang sejati itu bukan

barang yang berhenti, yang tinggal diam, melainkan jalan yang betul-betul bisa

membawa ke tujuan. Jalan itu jalan yang hidup.34

Tiga kiasan, yakni “jalan”, “kebenaran”, “hidup”, diterapkan pada diri Yesus

yang telah berjanji akan datang kembali untuk membawa murid-murid ke tempat

mereka nanti dapat sungguh-sungguh berbagi kehidupan dengan Yang Mahakuasa

sendiri. Ketiga kiasan itu ditampilkan untuk menjawab Thomas yang mengeluh

bahwa murid-murid tidak tahu ke mana Yesus pergi (Yoh 14:5). Murid-murid

memang belum melihat jelas arah yang sedang dijalani Yesus. Bagaiman murid-

murid bisa terus mengikutinya bila arah yang ditempuh Yesus tidak jelas bagi

mereka? Itulah pertanyaan para pengikut Yesus, hingga hari ini.35

Sebagai jalan, kebenaran dan hidup Yesus menghadirkan Allah, sebab Anak

dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30), sehingga hanya melalui Yesuslah manusia

dapat menemui Allah, karena kepada Dialah segala sesuatu telah diserahkan (Yoh

3:35) dan ditunjukkan (Yoh 5:20). Berhubungan dengan itu, Yohanes dapat

mengatakan bahwa barangsiapa yang percaya kepada Yesus, Ia sebenarnya

33
Pdt. Drs. Henkten, Jalan yang Utama Lagi, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2009, halaman 207
34
Agustinus Gianto, S. J, Di Jalan yang Benar dan Hidup. Kanisius, Yogyakarta, 2006, halaman
148
35
Ibid., halaman 149
26

percaya kepada Bapa, dan barangsiapa yang melihat Yesus, Ia sebenarnya melihat

Bapa (Yoh 12:44).36

E. PENDAPAT TEOLOG

Menurut Harun Hadiwijoyo dalam bukunya”Iman Kristen” mengatakan

bahwa hidup kekal memiliki pengertian persekutuan dengan Tuhan Allah yang

tiada batasnya, yang kekal selama-lamanya, yang tanpa rintangan sedikit pun

karena dosa.37

Eldon Ladd dalam bukunya “Teologi Perjanjian Baru Jilid I” memberikan

pengertian sebagai berikut: Pertama, hidup yang kekal adalah hidup dari kerajaan

Allah (Yoh 10:23), yang akan diwarisi pada masa yang akan datang (Yoh 10:30;

Mat 25:46). Kedua, meskipun hidup kekal itu adalah eskatologi pusat penekanan

Injil keempat tidak untuk menunjukkan kepada manusia cara hidup pada masa

yang akan datang melainkan menjanjikan kepada mereka suatu pengalaman hidup

masa depan itu pada masa kini.38

G.C. Van Nifrik dan B.J. Boldan dalam bukunya. “ Dogmatika Masa Kini”

mengatakan bahwa dalam berbagai bagian Alkitab jelaslah bahwa “hidup yang

kekal” yang pertama adalah suatu hidup tulen, yang sungguh, yang sejati; kedua,

hidup kekal berarti hidup secara kekal “suatu hidup yang caranya atau sifatnya

atau kualitetnya berlainan daripada keadaan biologis yang dalam sehari-hari

disebut hidup” (sebagaimana binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan hidup);

36
Pdt. Drs. Henkten, Jalan yang Utama Lagi, halaman 207
37
Harun Hadiwijoyo, Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), halaman 504
38
George Eldon Ladd, Theologia Perjanjian Baru Jilid I (Bandung: Kalam Hidup, 1999), halaman
39
27

ketiga, hidup kekal itu tidak bergantung pada soal masa depan, melainkan realitas

yang sungguh sudah terjadi kini dan di sini.39

Andrew Murray dalam bukunya, “Membina Iman” mengatakan bahwa hidup

kekal ialah kehidupan Allah sendiri, yaitu hidup yang ada di dalam diri-Nya sejak

kekal dan dinyatakan secara jelas di dalam Kristus.40 Hidup kekal itu adalah

Yesus Kristus yang diberikan kepada orang yang percaya kepada-Nya.

39
G.C. Van Nifrik dan B.J.Boldan, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000),
halaman 539
40
Andrew Murray, Membina Iman (Bandung: Kalam Hidup, 1998), halaman 8
BAB III

EKSPOSISI YOHANES 14:6

A. EKSPOSISI YOHANES 14:1-4

Dalam Eksposisi Yohanes 14:1-14 menjelaskan dasar pernyataan Yesus,

dalam Yohanes 14:1-3, makna pernyataan Yesus, tujuan pernyataan Yesus

sebagai berikut: Injil Yohanes 14:6 memuat pernyataan Yesus Kristus tentang

Akulah jalan dan Kebenaran dan Hidup yang berhubungan dengan keselamatan.

Sesuai konteksnya maka perlu memahami ayat 1-5 terlebih dahulu. Merrill dalam

bukunya Injil Iman menjelaskan apa yang terjadi pada murid-murid-Nya sebagai

berikut:

Pada saat itu Tuhan Yesus mengatakan hal ini karena keadaan dari murid-Nya
yaitu Yudas, anak Simon Iskariot telah keluar dan menjadi seorang sang
pengkhianat. Serta Petrus sebagai pemimpin kelompok rasul itu, segera akan
menyangkal Yesus sebagai guru-Nya, bagaimana sikap dari para murid-Nya
dapat percaya kepada diri mereka sendiri?41

Ini keadaan dari para murid-Nya sebelum Yesus berada di kayu salib, ada dua

peristiwa yang terjadi dan melibatkan murid-Nya yaitu Yudas, anak Simon

Iskariot menjadi seorang sang pengkhianat. Serta Petrus sebagai pemimpin

kelompok Rasul itu, segera akan menyangkal Yesus sebagai guru-Nya.

Dasar pernyataan dalam Yohanes 14:1-3 tentang Yesus satu-satunya Jalan

dan Kebenaran dan Hidup adalah mengungkapkan bahwa Yesus adalah Allah,

Yesus adalah pemilik surga sebagai berikut:

41
Merrill C. Tenney, Injil Iman, halaman 234

28
29

1. Dia adalah Allah

Dalam ayat pertama Yesus mengatakan yaitu Percayalah kepada Allah dan

percayalah kepada-Ku πιστϵύϵτϵ ϵίς τόѵ θεόν καί ϵίς ϵμε πιστϵύϵτϵ (pisteuete eis

ton theon kai eis eme pisteute). Kata percayalah (πιστϵύϵτϵ) adalah kata kerja kini

aktif Indikatif orang kedua jamak dari akar kata πιστϵύω (Pisteuo) yaitu sedang

percaya.

Adapun aktif indikatif berarti bahwa kejadian berlangsung terus-menerus.

Sedangkan yang dimaksud dengan orang kedua disitu adalah kalian yang

menunjuk kepada murid-murid-Nya. Dengan demikian kata percayalah ini benar-

benar terjadi dan berlangsung terus-menerus. Dalam terjemahan aslinya berarti

kalian sedang percaya di dalam Allah. Kata percayalah merupakan objek iman

percaya mereka adalah Allah dan Tuhan Yesus. Tidak cukup bahwa mereka

percaya kepada Allah yang diceritakan dalam perjanjian lama, tetapi juga percaya

kepada Tuhan Yesus.42 Kata percayalah dalam ayat pertama membawa iman

untuk percaya kepada Yesus yang juga sebagai Allah. Sifat-sifat Allah dalam diri

Yesus dapat menunjukkan bahwa Yesus memiliki dua sifat baik itu kemanusiaan

dan keilahian-Nya. Sifat Allah yang ada dalam pribadi Yesus adalah Pra-

eksistensi, kekal, ketidak berubahan. Dan memiliki atribut Allah dalam pribadi

Yesus adalah kemahakuasaan-Nya, kemahatahuan Kristus, Maha Hadir.

Yang membawa keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus yang

membawa iman percaya (Yoh 3:16; KPR 9:42). Sebagai orang percaya sikap yang

harus dilakukan dan dipegang adalah untuk percaya hanya kepada Allah (Yes

42
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes Pasal 13-21 (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2004),
halaman 51
30

31:1; Yer 17:5-8) bukan kepada manusia. Bahwa disini Yesus menyuruh murid-

murid-Nya percaya kepada-Nya, menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.

2. Dia adalah Pemilik Surga

Setelah percaya bahwa Yesus adalah Allah, berarti Yesus juga adalah pemilik

dari bumi, surga, dan neraka. Dasar yang kedua dari pernyataan yaitu percaya

bahwa Yesus adalah pemilik surga, seperti dijelaskan kata ini ada atau pernyataan

ini adalah untuk menjelaskan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu. Untuk

menjelaskan bahwa Yesus adalah pemilik surga, serta menjelaskan beberapa kata

yaitu tempat tinggal, pergi, tempat-Ku.

Pertama, kata tempat tinggal dalam bahasa aslinya adalah μοναί (Monai)

sebagai kata benda nominative43 feminim jamak dari akar kata μοѵη (mone). Kata

benda nominative sebagai obyek yang menjelaskan keadaan dimana Yesus

menyediakan tempat tinggal. Kata jamak yang dipakai adalah untuk menunjukkan

bahwa Yesus menyediakan tempat tinggal yang banyak bagi orang yang percaya

kepada Yesus. Yang artinya tempat tinggal seseorang (Yoh 14:3), tempat tinggal,

rumah (Yoh 14:2)44

Kedua adalah pergi dalam bahasa aslinya adalah πορϵύομαι (poreuomai)

sebagai kata kerja kini medial indikatif orang pertama tunggal dari akar kata

πορϵύομαι (poreuomai) adalah subyek yang bertindak atas suatu miliknya atau

43
Kasus nominative adalah kasus penamaan dan penggunaan utamanya adalah untuk
menunjukkan subyek atau bertindak sebagai obyek.
44
Bibleworks versi 7 WHT Morphology+ Abridged BDB Lexicon Entyr, Software Alkitab,
Biblika dan Alat-alat. Bibleworks L.L.C. [CD-ROM].
31

yang menyangkut dengan dirinya, artinya pergi ke tempat yang lain. 45 Yang

menjelaskan dimana Yesus pergi kesatu tempat menuju tempat yang lain atau

menuju ketempat asal-Nya.

Ketiga, adalah tempat-Ku dalam bahasa aslinya adalah ϵμαυτόѵ (emauton)

sebagai kata ganti akusatif maskulin tunggal adalah kata ganti dari obyek yang

menunjuk kepada Yesus sebagai satu-satu-Nya pemilik tempat tersebut. Dari akar

kata ϵμαυτού (emautou), artinya kepunyaannya sendiri, atau dibawah

otoritasnya.46 Menjelaskan bahwa tempat tersebut adalah milik Yesus Kristus.

Dari ketiga kata diatas membuktikan bahwa Yesus adalah pemilik dari surga

dimana surga berada dibawah otoritas-Nya. Menurut Joseph M. Stowell dalam

bukunya Eternity menjelaskan bahwa surga adalah tempat tinggal Allah serta

Kristus sebagai berikut: Surga adalah tempat Allah, tempat dimana Kristus

sebagai Raja menerima penghormatan yang sebenarnya, tempat yang tidak ada

dosa. Yesus datang dari surga dan akan kembali ke surga dan surga itu benar-

benar rumah-Nya.47

Surga adalah tempat tinggal Allah serta Tuhan Yesus. Surga adalah milik

Yesus, oleh karena itu pada saat Yesus terangkat ke surga dalam KPR 1:11

menjelaskan dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah

kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan

kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik

ke surga.

45
Ibid, Bibleworks. 7
46
Ibid, Bibleworks. 7
47
Joseph M. Stowell, Eternity (Batam: Interaksara, 1999), halaman 95
32

Dijelaskan oleh Joseph M. Stowell dalam bukunya Eternity bahwa Yesus

pergi ke surga sebagai berikut: Pada waktu yang sesungguhnya dalam sejarah

malaikat-malaikat dari surga muncul untuk memberitakan bahwa Yesus ke surga,

tempat yang sungguh-sungguh, dimana Ia tinggal sebagai pribadi yang sungguh-

sungguh.48

Yesus pergi ke surga sebagai pemilik dari surga yang mempunyai otoritas

penuh, sebagai tempat-Nya sendiri dimana Yesus pergi untuk menyediakan

tempat tinggal atau rumah bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus. Sangat

jelas bahwa Yesus adalah pemilik surga karena Yesus adalah Allah.

Selain berjanji untuk menyiapkan rumah sorgawi, janji lainnya adalah bahwa

Yesus tidak akan berpisah dari para murid untuk selama-lamanya. Dia akan

kembali untuk membawa para murid menuju rumah sorgawi mereka (ayat 3). Di

dalam janji-janji tersebut kepergian Yesus dari murid-murid-Nya dicirikan

sebagai sebuah krisis iman, namun sebetulnya sebuah krisis yang mungkin

mereka sudah siap hadapi.49

B. Makna Pernyataan Yesus

Makna pernyataan Yesus Kristus dalam Yohanes 14:6, kata Yesus kepadanya

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada

Bapa, kalau tidak melalui Aku. λϵγϵι αύτώ [ό] ‘Ιησούς’ ϵγώ ϵίμι ή όδός καί ή

άλήθϵια καί ή ζωή ούδϵίς ϵρχϵται πρός τόν πατϵρα ϵί μή δι’ ϵμοΰ. Yang akan di

48
Ibid, halaman 93
49
Robert Kysar, Injil Yohanes sebagai Cerita, dit. oleh Joas Adiprasetya, BPK Gunung Mulia,
Jakarta, 2000, halaman 69
33

eksposisi adalah kata Yesus, Akulah, Jalan, Kebenaran, Hidup, Dan sebagai

berikut:

1. Kata Yesus

Pra-anggapan yang tidak bertanggung jawab yang mereka buat sendiri,

mengatakan bahwa perkataan ini tidak keluar dari mulut Tuhan Yesus, tetapi

ditambah-tambah oleh Yohanes supaya orang percaya pada apa yang dia tulis.

Mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah, mereka berani menantang

kekristenan dan Injil.50 Pernyataan yang disampaikan oleh Yesus adalah benar,

bukan tambahan dari Yohanes agar setiap orang percaya terhadap tulisan dari

Yohanes. Yesus menyampaikan sendiri akan pernyataan tersebut.

Untuk menunjukkan bahwa hal tersebut adalah perkataan Yesus sendiri,

dalam bahasa aslinya adalah λϵγϵι (legei) kata kerja kini aktif Indikatif orang

ketiga tunggal dari akar kata λϵγω (lego) adalah Yesus sedang berkata atau

berbicara.51 Membuktikan bahwa Yesus yang memberikan suatu pernyataan

bahwa Yesus satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup.

2. Akulah

Ucapan “Akulah Dia” dalam Injil Yohanes, sama seperti dalam Kitab Yesaya

yang telah digenapi dalam sebuah peristiwa sejarah yang menghubungkan

penyamaan diri Yesus dengan Allah dalam kitab Yesaya dengan peninggian-Nya

50
DR. Stephen Tong, Siapakah Kristus (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1992),
halaman 45-46
51
Ibid, Bibleworks. 7
34

diatas salib (8:28)52 Dimana sejarah telah dilakukan dalam hal menyerahkan

nyawa-Nya sendiri bagi orang yang percaya.

Yesus telah ada sebelum Abraham ini berarti Yesus yang menciptakan

seluruh dunia. Yohanes 1:3 yang berbunyi segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan

tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Hal

ini menjelaskan otoritas yang dimiliki Kristus yang menunjukkan otoritas

penciptaan-Nya dan tugas-Nya yang kudus, menyatakan Kristus adalah pencipta

dari segala sesuatu dan segala yang ada mencakup di langit, di bumi, yang terlihat,

yang tidak terlihat, yang berkedudukan, yang memerintah, pemerintah, penguasa,

menjelaskan Kristus melampaui segala sesuatu, Ia adalah pencipta dari segala

sesuatu dan Ia adalah kepala gereja.53

Yesus adalah pencipta dunia ini, apa yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa Yesus adalah Allah. Dan ungkapan ego eimi dalam Injil Yohanes

memperlihatkan Yesus sebagai penggenap nubuat-nubuat Yesaya 42-43. Jadi kata

Ani hu dalam kitab Yesaya menerangkan kata ego eimi dalam Injil Yohanes, yang

menjelaskan bahwa Yesus adalah Allah yang tidak pernah berubah.

David Santoso dalam bukunya Theologi Yohanes Intisari dan Aplikasinya

menjelaskan bahwa Akulah adalah pernyataan Yesus sendiri: Dalam Injil

Yohanes ada tujuh kali ucapan “Akulah evgw, eivmi/ ego eimi yang diucapkan

Tuhan Yesus. Ucapan-ucapan ini termasuk unik, yang disebut “emphatic

pronoun”, yaitu ada penekanan “Aku”, yaitu Yesus, bukan orang lain yang

52
Andrew D. Clarke, Satu Allah Satu Tuhan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), halaman 70
53
Dr. Peter Wongso, Kristologi (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1998), 19-20
35

mengatakan. Dan penekanan ciri penulisan Yohanes dan sekali lagi mempunyai

makna Kristologi yang besar bagi person Kristus.54

Dalam Injil Yohanes, Yesus memakai ungkapan “Aku adalah” untuk

menghubungkan diri-Nya dengan aspek-aspek hakikat Allah ini dan untuk

menggambarkan apa yang telah Allah berikan kepada-Nya agar Ia lakukan bagi

manusia. Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Dia yang menyediakan semua

kebutuhan.

Kata ego eimi yang berarti “aku, aku adalah” belum ada predikat. Belum

lengkap dan membutuhkan predikat untuk dapat menjelaskan keberadaan Yesus.

Kata yang kedua adalah Akulah terdiri dari ego eimi. Kata ego adalah kata ganti

orang nominative tunggal, yang menunjuk pada subjek atau pribadi orang pertama

tunggal.55 Kata ϵίμι (eimi) adalah kata kerja kini aktif indikatif orang pertama

tunggal. Yang memiliki arti untuk menjelaskan keberadaan, kata yang dipakai

oleh Allah serta Kristus yaitu keberadaan Allah (Ibr 11:6); kata yang dipakai

untuk Kristus menunjukkan diri-Nya sendiri. Seperti dalam Injil Yohanes ada

tujuh kata mengenai Akulah yang disertai dengan predikat sebagai berikut:

Akulah roti hidup (6:35,48); Akulah terang dunia (8:12); Akulah pintu (10:7,9);

Akulah gembala yang baik (10:11,14); Akulah kebangkitan dan hidup (11:25);

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6); Akulah pokok anggur (15:1,5).

54
Dr. David Iman Santoso, Theologi Yohanes Intisari dan Aplikasinya (Malang: Literatur SAAT,
2005), 94
55
Ibid, Bibleworks. 7
36

3. Jalan

Pandangan yang mengatakan bahwa orang yang beragama lain tetap bisa

masuk surga sekalipun tidak percaya kepada Yesus. Yesus tidak semata-mata

menunjukkan jalan itu; Ia sendiri adalah jalan itu. Adalah benar bahwa Ia

mengajarkan jalan itu (Mrk 12:14; Luk 20:21), memimpin kita di jalan itu (Luk

1:79), dan telah memberikan jalan yang baru dan hidup (Ibr 10:20); tetapi semua

ini memungkinkan hanya karena Ia sendiri adalah jalan itu. Kata “jalan” ini

penting karena konteksnya dan kata ini sudah diantisipasi sekilas di dalam ajaran

tentang “pintu” yang mempunyai pengertian kurang lebih sama (Yoh. 10:9).56

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata jalan adalah perlintasan, yang

dilalui atau dipakai untuk keluar masuk.57 Menurut Dave Hagelberg dalam pasal

1-12, pernyataan Dialah Jalan berarti Yesus adalah Juru selamat satu-satunya

kepada Bapa di sorga.58 Menurut orang-orang Yahudi, ucapan Yesus yang

menyatakan jalan mempunyai arti yang sangat penting, terutama bagi yang

mendengarnya untuk pertama kali.59 Dalam Injil Yohanes, kata jalan adalah dalam

bahasa Yunani yaitu ή όδός (hodos). Menurut buku The Eardmans Bible

Dictionary, kata hodos dalam bahasa Yunani secara umum memiliki pengertian

sebagai berikut:

Jalan, rute, juga kursus, perjalanan, prosedur, tata cara. Hidup sering
dibandingkan dengan suatu cara, seperti dalam frase yang membicarakan

56
Charles F. Pfeiffer, Everett. F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe, Gandum Mas, Malang, 2001,
halaman 362
57
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai
Pustaka, Jakarta, 1994, halaman 395
58
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 13-21), Yayasan Andi, Yogyakarta, 2004,
halaman 56
59
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, dit. oleh Dr. S. H. Widyapranama, BPK
Gunung Mulia, Jakarta, 1985, halaman 247
37

tentang alur dari hidup atau cara hidup. Suatu penggunaan filosofis teknis
adalah untuk suatu cara penyelidikan atau metode.60

ή όδός (hodos) dalam Alkitab diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Yunani

sebagai berikut: Pertama, sebuah alur atau jalan (Kej 18:16), Kedua adalah sebuah

rute yaitu jalan untuk menuju ke daratan (Kej 13:7; 1 Sam 6:9, 12; 2 Raj 3:20; Yer

2:18), Ketiga adalah melakukan moral (Maz 1:6), Keempat adalah jalan hidup

(Kej 6:12), Kelima adalah jalan dari keselamatan, metode, atau doktrin. Yesus

Kristus menyatakan bahwa diri-Nya adalah jalan.61

Kata jalan ή όδός (hodos) memiliki arti secara umum yaitu cara, alur, jalan,

rute juga kursus, perjalanan, prosedur, tata cara.62 Yesus adalah jalan dalam

bahasa aslinya adalah ή όδός (hodos). Kata benda, nominatif, feminime tunggal.63

Yesus adalah jalan karena subyek yang menjadi pelaku yaitu Yesus sendiri. Serta

dalam kalimat tersebut berbentuk tunggal berarti hanya Yesus satu-satu-Nya jalan.

Dalam terjemahan asli ή όδός (hodos) memiliki dua arti, terbagi dua secara

harafiah yaitu beberapa tempat dengan satu perjalanan yang panjang. Sesuai

dengan konteksnya jalan (Mat 2:12), suatu tindakan bepergian atau perjalanan,

seperti dari Jerusalem ke Yerikho (Luk 10:31) serta dari Jerusalem ke Gaza (Kis

8:26). Secara gambaran sebagai cara hidup dan bertindak sebagai jalan hidup.

Sebagai sistem doktrin kekristenan yaitu keselamatan (Kis 24:14).64 Sebuah

penggunaan yang unik dari hodos terjadi dalam Yohanes 14:4-6, dimana Yesus

60
The Eardmans Bible Dictionary (William B Eerdmans Publishing Company Grand Rapids,
Michigan, 1987), 664-665
61
Larry Christenson, B.D, To Day Dictionary of the Bible Compiled by T.A Bryant (Bethany
House Publishers, 1982), 649
62
Bibleworks versi 7, WHT Morphology+Abridged BDB Lexicon Entyr. Software Alkitab,
Biblika dan Alat-alat. Bibleworks L.L.C.[CD-ROM]
63
Ibid, Bibleworks. 7
64
Ibid, Bibleworks. 7
38

menyebut diri-Nya “cara” untuk Bapa. Murid-murid Yesus dapat menikmati

persekutuan dengan Bapa hanya jika Yesus membawa mereka kepada-Nya.65

Yesus adalah “jalan” oleh karena mewahyukan Bapa (Yoh 12:45; Yoh 14:9),

Ia memperkenalkan kepada orang percaya jalan (Kis 9:20), menuju kepada Bapa

(Yoh 1:18; Yoh 14:4-7), Ia datang dari Bapa dan pergi kepada Bapa (Yoh

7:29,33; Yoh 13:3; Yoh 16:28), meskipun hanya satu dengan Bapa (Yoh 10:30;

12:45; 14:9; 17:22)

Yesus juga kebenaran, Yoh 8:32 dan hidup Yoh 3:15. Yang sesuai dengan

Akulah jalan yang dimaksud dalam Yohanes 14:6, kata jalan memiliki arti secara

gambaran dimana Yesus Juru Selamat satu-satu-Nya. Dia tidak hanya menyatakan

jalan pada keselamatan, Dia sendiri adalah jalan keselamatan.66

4. Doktrin Yesus satu-satu-Nya Kebenaran dalam Yohanes 14:6

Kebenaran-kebenaran moral tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata,

tapi harus dengan contoh. Sekalipun seorang berpendidikan seperti guru serta para

nabi-nabi hanya dapat menyampaikan kebenaran tetapi tidak ada seorangpun yang

mengatakan Akulah kebenaran.

65
DR. James ORR, International Standard Bible Encyclopaedia (Chicago: The Howard-
Severance Company), halaman 935-943
66
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes 6-12 (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2001), halaman 56
39

a. Doktrin Kebenaran

Definisi kata kebenaran adalah keadaan yang cocok dengan yang

sesungguhnya.67 Hasil pemikiran Helenistik seperti Dodd yang diambil dalam

buku Theologia perjanjian baru oleh George Eldon Ladd yang menjelaskan bahwa

konsep Ibrani dan Yunani tentang kebenaran sebagai berikut:

Kebenaran dalam Bahasa Yunani menyatakan sebagai lawan dusta atau


sekadar kelihatan dan tidak hanya dan ungkapan ini akan menyiratkan kepada
pemikiran Yunani bahwa kemerdekaan itu ditemukan melalui apresiasi
intelek atas realitas. Hal ini tampaknya sangat berbeda dengan konsep Ibrani
tentang “kebenaran” (emeth), yang berarti “kesetiaan”, “terpercaya”, atau
“keteguhan, ketaatan” (emunah). Menunjukkan bahwa aletheia itu terutama
termasuk dalam kategori intelektual, sedangkan emeth dalam kategori moral.
Penggeseran arti kata Ibrani emeth kepada aletheia dari septuaginta, dimana
“kesetiaan” Allah menjadi “kebenaran” abstrak di dalam Allah.68

Menunjukkan kebenaran dalam kategori intelektual dan moral. Kebenaran

dalam perjanjian lama emeth memiliki arti secara umum dan khusus. Pertama,

secara umum kata emeth untuk manusia dan benda, emeth itu menunjukan pada

terpercaya dan keandalan. Contohnya: Seorang yang bertindak dengan emeth

yaitu perilakunya dapat dipercaya (Kej. 24:49; Yos 2:14). Orang yang berkata-

kata benar atau dapat dipercayai sesuai dengan fakta (Ams. 14:25). Kedua, adalah

secara khusus digunakan untuk menerangkan Allah atau menggambarkan karakter

tindakan-tindakan Allah. Emeth terutama tidak menggambarkan Allah sendiri,

melainkan karakter dari tindakan-tindakan Allah dalam kaitannya dengan umat-

Nya.69 Sangat jelas bahwa kebenaran ini berhubungan dengan pribadi Allah yang

67
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Balai Pustaka, 1994)
68
George Eldon Ladd, Theologia perjanjian baru I (Bandung: Kalam Hidup, 1999), halaman 352
69
Ibid, 353
40

merindukan penyelamatan atas manusia yang telah berdosa. Yang dapat

membawa manusia untuk kembali kepada Allah adalah Yesus.

Kata kebenaran adalah ή άλήθϵια (aletheia) suatu kwalitas atau status menjadi

benar, kebenaran yang secara nyata membawa suatu kebenaran. 70 Kebenaran

secara budi, ή άλήθϵια (aletheia) juga merupakan bahasa hukum yang bermakna

“duduk perkara yang nyata” yang masih harus dibuktikan dengan kenyataan dan

pernyataan-pernyataan yang dipakai oleh para pihak dalam sebuah pengadilan.

Dalam ilmu tentang sejarah, kata ή άλήθϵια (aletheia) bermakna duduk perkara

yang nyata yang dikontraskan dengan dongeng. Dalam ilmu filsafat ή άλήθϵια

(aletheia) bermakna, hal yang sungguh-sungguh nyata, dalam arti yang mutlak.

Larry Christenson, B.D menjelaskan kebenaran yaitu pertama suatu keadaan

yang benar dari kebohongan yang dilakukan. Yes 59:14-15 ini berarti keadaan

yang sebenarnya. Kedua, doktrin Kristus disebut sebagai kebenaran dari Injil (Gal

2:5), kebenaran (2 Tim 3:7; 4:4), sehingga Yesus Kristus menyatakan diri-Nya

sebagai kebenaran (Yoh 14:6).71

b. Yesus Kebenaran

Kata “Kebenaran”di dalam Injil Yohanes digunakan sebanyak 56 kali yang

berkaitan dengan Yesus Kristus atau menunjuk, berhubungan dengan Kristus.

Yohanes ingin menunjukkan lewat Injil yang dituliskannya bahwa memahami dan

mengenali kebenaran yang sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan

Allah. Beasley-Murray menegaskan hal ini: Segala kebenaran adalah kebenaran

Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English as Hornby, 927


70
71
Larry Christenson, B.D, To Day Dictionary of the Bible Compiled by T.A Bryant (Bethany
House Publishers, 1982), 631
41

Allah sebagaimana segala yang hidup adalah milik Allah, tetapi kebenaran Allah

dan hidup dari Allah berinkarnasi di dalam Yesus.72

Lebih daripada itu kebenaran yang sejati tidak akan dapat dipahami oleh

manusia, jikalau Allah yang nyata di dalam pribadi Yesus Kristus tidak

menganugerahkan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Pengetahuan dan

kepandaian manusia hanyalah menunjukkan hikmat Allah yang luas dan

kedahsyatan pengetahuan-Nya yang mengagumkan.

Oleh sebab itu, iman Kristen memandang bahwa kebenaran yang sejati tidak

akan pernah dipisahkan dari pribadi Yesus Kristus, baik melalui perbuatan-Nya

maupun perkataan-Nya. Kebenaran yang sejati harus berawal dari diri-Nya dan

berakhir di dalam diri-Nya.

Kebenaran bukanlah ciptaan manusia dan menjadi milik manusia, melainkan

karya Allah dan milik Allah sepenuhnya. Kebenaran itu dianugerahkan Allah

kepada umat-Nya. Kebenaran yang sesungguhnya itu akan dapat dipahami dan

dimengerti di dalam realitas kehidupan manusia, jikalau manusia percaya dan

hidup di dalam Dia (Yoh 18:37-38a).

Dalam Injil Yohanes 14:6, pernyataan yang disampaikan oleh Yesus yaitu

Akulah kebenaran, dalam bahasa aslinya adalah ή άλήθϵια kata benda, nominatif,

feminine, tunggal.73 Menjelaskan bahwa Yesus adalah kebenaran dalam bentuk

tunggal berarti tidak ada yang lain atau tiruan. Yang memiliki arti yaitu suatu

kepastian dan kebenaran (Ef 4:21); tentang kondisi yang riil, yang disampaikan

72
Beasley-Murray, George R. Word Biblical Commentary, Volume 36: John (Dallas, Texas: Word
Books Publisher, 1998)
73
Bibleworks versi 7 WHT Morphology+Abridged BDB Lexicon Entyr. Software Alkitab, Biblika
dan Alat-alat. Bibleworks L.L.C.[CD-ROM]
42

dengan sempurna serta menyingkapi suatu kebenaran (Rm 1:18); pesan Firman

Tuhan sebagai hal yang benar dan absolute (2 Tim 2:12); di dalam kebenaran,

yaitu benar-benar, sungguh-sungguh (Mat 22:16).74

Akulah kebenaran yang dimaksudkan ialah pernyataan-pernyataan dan

perwujudan maksud penebusan Allah. Kedatangan Kristus adalah penyingkapan

dari kesetiaan Allah terhadap karakter-Nya sendiri, dan maksud-Nya yang

berkesinambungan agar kehendak-Nya untuk menyelamatkan itu diketahui75

Yesus adalah kebenaran yang membawa manusia kembali kepada Allah.

5. Doktrin Yesus satu-satunya hidup dalam Yohanes 14:6

Dr. David Iman Santoso dalam bukunya Theologi Yohanes Intisari dan

Aplikasinya menjelaskan kata hidup serta penekanan yang disampaikan oleh

Yohanes adalah:

Di dalam Injil Yohanes, kata “Hidup” sebagai kata benda dipakai sebanyak
66 kali. Inti ajaran rasul Yohanes terdapat dalam Yohanes 3:16, dan
tujuannya dalam Yohanes 20:31 seluruhnya menekankan barangsiapa yang
percaya akan beroleh hidup yang kekal.76

Diseluruh Injil Yohanes, hidup menggambarkan prinsip Vitalitas rohani yang

berasal dari Allah dan yang mengangkat manusia keluar dari dosa kepada diri-Nya

sendiri.77 Seperti dalam Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: sesungguhnya

barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus

74
Ibid, Bibleworks 7
75
George Eldon Ladd, Theologia Perjanjian Baru I (Bandung: Kalam Hidup, 1999), halaman 356
76
Dr. David Iman Santoso, Theologi Yohanes dan Aplikasinya (Malang: Literatur SAAT, 2005),
halaman 134
77
Merrill C. Tenney, Injil Iman (Malang: Gandum Mas, 2003), halaman 237-238
43

Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah

pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

a. Yesus satu-satunya Hidup

Pernyataan Yesus adalah hidup dalam bahasa aslinya adalah ή ζωή kata

benda, nominative, feminine, tunggal.78 Yesus adalah hidup karena Allah sebagai

sumber hidup memberikan kuasa kepada Anak-Nya untuk memiliki hidup dalam

diri-Nya (5:26) oleh karena itu pernyataan yang Yesus sampaikan tentang Akulah

kehidupan (11:25; 14:6) menjelaskan bahwa Ia adalah hidup dan tidak ada yang

sama seperti Yesus. Arti hidup di dalam hal ini, dijelaskan oleh Bible Works versi

7 sebagai berikut: Artinya secara fisik kehidupan yang sekarang ini dan secara

rohani suatu kehidupan yang diterima oleh orang yang percaya sebagai hadiah

dari Tuhan (Yoh 3:16; 1 Yoh 5:11).79 Jadi hidup kekal yang diberi oleh Yesus

adalah suatu kehidupan sekarang karena pada saat kita percaya, kita sudah di

pindahkan dari maut ke dalam hidup (5:25). Dalam Injil Yohanes hidup kekal

adalah kehidupan eskatologis atau masa yang akan datang. Yang tidak mengalami

kematian kedua serta bebas hukuman atau murka Allah.

b. Hidup Kekal dalam Injil Yohanes

Di dalam Injil Yohanes, kata “hidup” merupakan kata benda, dipakai

sebanyak 66 kali, 13 kali dalam surat Yohanes dan 17 kali di kitab Wahyu.

78
Bibleworks versi 7 WHT Morphology+Abridged BDB Lexicon Entyr. Software Alkitab, Biblika
dan Alat-alat. Bibleworks L.L.C.[CD-ROM]
79
Ibid, Bibleworks 7
44

Sedang frasa “hidup yang kekal” hanya dipakai sebanyak 17 kali, sekalipun rasul

Yohanes tidak terlalu membedakan antara kedua istilah itu.80

Inti dari ajaran Rasul Yohanes adalah Yohanes 3:16 “Karena begitu besar

kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang

tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan

beroleh hidup yang kekal.” Dan tujuan dari Injil Yohanes adalah Yohanes 20:31

“tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa

Yesuslah Mesias Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup

dalam nama-Nya.” Yang menjadi inti ajaran dan tujuan dari Injil Yohanes adalah

“barangsiapa yang percaya beroleh hidup yang kekal

Dalam Yohanes 5:24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa

mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia

mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari

dalam maut ke dalam hidup.” Dalam Injil Yohanes 11:25-26; 12:25; 14:1-3; 17:24

menjelaskan tentang aspek akan datang dari hidup yang kekal, sedangkan dalam

kitab wahyu menjelaskan suatu aspek keakanan daripada hidup yang kekal.81

Hidup yang kekal tidak bisa dilepaskan atau dipisahkan dari pribadi Allah

Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, karena Allah adalah Allah yang

mempunyai hidup dalam diri-Nya (Yoh 5:26) dan Yesus adalah hidup (Yoh 1:4;

11:25; 14:16) dan Roh Kudus dikenali sebagai Roh yang memberi hidup (Yoh

7:1-52). Supaya dapat memiliki hidup ilahi seperti itu manusia harus datang dan

mengenal kepada Allah yang adalah sumber hidup itu (Yoh 17:3). Hidup kekal

80
David Iman Santoso, Theologi Yohanes (Malang: Literatur SAAT, 2001), halaman 54
81
George Eldon Ladd, Theologia Perjanjian Baru Jilid I (Bandung: Kalam Hidup, 1999), halaman
342
45

berkaitan dengan pengenalan akan Allah yang memiliki sumber hidup dan

kekal.82

Hidup yang kekal adalah milik Allah yang ada dalam diri-Nya sendiri dan

tidak dipengaruhi oleh apapun karena Dialah hidup yang sesungguhnya dan yang

bersumber pada pribadi Allah. Untuk manusia dapat memiliki hidup yang kekal

harus memiliki persekutuan atau hubungan yang akrab dengan Allah, semuanya

atas dasar anugerah-Nya dengan menjadikan Allah sebagai Tuhan dan kita

menjadi umat-Nya, maka kita dapat bersekutu dengan Dia sebagai sumber hidup

kekal. Dan Dave Hagelberg mengatakan bahwa:

Inti sari hidup yang kekal bukan suatu status atau mutu yang dapat dimiliki
manusia. Inti sari hidup yang kekal adalah hubungan pribadi antara manusia
dengan Allah, mengenal bukan saja menuju kehidupan yang kekal, tetapi
pengenalan akan Allah adalah hidup yang kekal.83

Hidup yang kekal yang sejati adalah persekutuan atau hubungan yang akrab

antara orang percaya dengan Allah sebagai sumber hidup yang kekal. Persekutuan

atau hubungan yang akrab adalah anugerah Allah melalui Kristus Yesus yang

dimulai saat sekarang ini dan secara penuh akan diteruskan (disempurnakan) pada

masa yang akan datang (tempat kekal atau surga) karena setiap orang percaya

masih memiliki tubuh yang dapat binasa dan masih berada dalam zaman yang

jahat ini.

82
William Barclai, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Yohanes 8:21, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
1996, halaman 326
83
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes 13-21, halaman 160
46

6. Kata “dan”

Kata “dan” dalam pernyataan Yesus mengenai Akulah jalan dan kebenaran

dan hidup. Dalam bahasa aslinya καί sebagai koordinator kata penghubung.84 Jadi

pernyataan Akulah jalan dan kebenaran dan hidup adalah saling berhubungan

karena disertai dengan kata “dan” sebagai penghubung satu dengan kata

berikutnya.

Makna pernyataan Akulah jalan dan kebenaran dan hidup adalah Yesus

sendiri, dan Yesus adalah pelaku atau melakukan semuanya dan tidak yang lain

karena dalam kalimat tersebut dalam bentuk kata benda, nominatif, feminine,

tunggal. Sehingga dalam kalimat terakhir dari ayat 6 adalah tidak ada seorangpun

yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Karena banyak orang lain

disamping Kristus telah menawarkan sistem-sistem pemikiran yang diakuinya

menjembatani jurang diantara manusia dan Allah; tak seorangpun dapat

melakukan kecuali melalui diri-Nya sendiri berhasil menjembataninya.85

C. Tujuan Pernyataan Yesus

Tujuan pernyataan Yesus satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup dalam

Yohanes 14:6 adalah untuk mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus yang

memberikan pernyataan yang agung bahwa Yesus adalah Allah sebagai berikut:

Kata mengenal yang dipakai dalam ayat 7: Sekiranya kamu mengenal Aku,

pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu

telah melihat Dia. Sekiranya kamu mengenal Aku menggunakan ϵγνώκατϵ adalah

84
Bibleworks versi 7 WHT Morphology+Abridged BDB Lexicon Entyr. Software Alkitab, Biblika
dan Alat-alat. Bibleworks L.L.C.[CD-ROM]
85
Merril C. Tenney, Injil Iman (Malang:Gandum Mas, 2003), halaman 238
47

kata kerja kiniaktif indikatif orang kedua jamak dari akar kata γινώσκω (ginosko)

yang berarti sedang mengenal. Sekarang ini kamu mengenal Dia menggunakan

kata γινώσκϵτϵ (ginoskete) kata kerja kini aktif Indikatif orang kedua jamak dari

akar kata γινώσκω (ginosko).86

Dalam ayat 4-5 dimana Tomas juga belum mengenal akan Tuhan Yesus

secara keseluruhan. Ayat 8 Filipus meminta untuk ditunjukkan Bapa itu? Dari

sikap ini para murid-Nya yang sekian lama tinggal dan bersama-sama dengan

Tuhan Yesus belum mengenal Tuhan Yesus sesungguh-Nya. Ada suatu

permintaan bahwa mereka minta ditunjukkan bagaimana Bapa itu? Untuk dapat

mengenal Allah yang benar maka harus dipahami tentang eksistensi, wujud, sifat,

pekerjaan sebagai berikut:

Allah dalam eksistensi-Nya. Segala sesuatu yang diciptakan membutuhkan

sesuatu dari dirinya sendiri untuk bisa ada. Namun untuk bisa ada Allah tidak

membutuhkan sesuatu di luar diri-Nya sendiri.87 Untuk membuktikan bahwa

Allah itu ada melalui kesaksian kejadian alam semesta dimana seluruh alam ini

hanya satu pribadi yang menciptakan yaitu Allah yang Maha Kuasa (Kej. 1-2).88

Dalam hal ini ada suatu kebutuhan manusia universal untuk menyembah kepada

Allah pencipta yang Maha Kuasa, adalah bukti tentang eksistensi Allah. Allah itu

Roh adanya, tidak terbatas, kekal, tidak berubah wujud-Nya, hikmat-Nya, kuasa-

Nya, kesuciaan-Nya, keadilan-Nya, kebaikkan-Nya, dan kebenaran-Nya.

86
Bibleworks versi 7 WHT Morphology+Abridged BDB Lexicon Entyr. Software Alkitab, Biblika
dan Alat-alat. Bibleworks L.L.C.[CD-ROM]
87
Tonny Evans, Theologi Allah (Malang: Gandum Mas, 1999), halaman 56
88
Dr. H.L. Senduk, Theologia Sistematika I (Jakarta: Yayasan Bethel, tanpa tahun), halaman 4
48

Wujud Allah adalh Roh, dan bersifat kekal. Dalam wujud-Nya pribadi Allah

memiliki sifat-sifat yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan ciptaan-Nya.

Sifat Allah menjelaskan pribadi Allah yang luar biasa dan untuk mengenal Allah

adalah melalui Yesus yang memiliki sifat serta pekerjaan yang sama dengan

Allah.89

Jadi Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes memiliki tujuan agar setiap orang

yang melihat mujizat yang Yesus lakukan membawa mereka untuk memiliki iman

percaya. Yesus memberikan pernyataan dalam Yohanes 14:6 yang menjelaskan

bahwa Yesus adalah Allah yang sejati, pribadi yang selalu rindu membawa

manusia untuk dapat bersekutu kembali dengan Bapa. Satu-satunya keselamatan

hanya Yesus Kristus.

89
Dr. Stephen Tong, Allah Tritunggal (Jakarta:Lembaga Reformed Injil Indonesia, 1993), halaman
9
BAB IV

IMPLEMENTASI PENJELASAN PRIBADI YESUS

A. SEJARAH PELAYANAN DAN KONDISI JEMAAT GPDI KASIH

TAMBAK SARI

Gereja Pantekosta di Indonesia Jemaat Kasih Tambak Sari dirintis oleh

penulis didampingi istri pada tahun 2013. Sebelumnya tempat di mana GPdI

Kasih Tambak sari berdiri merupakan cabang sekolah minggu dari GPdI Haleluya

Rungkut yang di gembalakan oleh Pdt. Noch Mandey dengan jumlah jiwa dua

belas anak sekolah minggu. Setelah Pdt. Noch Mandey menyerahkan secara

penuh cabang sekolah minggu Tambak sari kepada penulis, maka penulis mulai

menjalankan tugas yang diperintahkan.

Awal mula diadakan ibadah umum adalah karena permintaan orang tua dari

anak-anak sekolah minggu yang rindu untuk membuka kembali ibadah yang

sudah ditutup kurang lebih dua puluh tahun lalu karena diresolusi oleh warga

sekitar. Ibadah umum pertama dihadiri dua puluh jiwa anak-anak dan dewasa.

Saat ini, setelah tiga tahun berjalan pelayanan di GPdI Kasih Tambak sari, penulis

melayani sekitar 120 jiwa. Adapun kegiatan yang telah berjalan di GPdI Kasih

Tambak sari antara lain, beston setiap hari Senin-Sabtu jam 05.00, Doa Selamat

Malam Roh Kudus setiap hari Kamis malam jam 19.30, Ibadah Raya setiap hari

Sabtu jam 19.00, Ibadah Sekolah Minggu setiap hari Minggu jam 17.00, dan

Ibadah Pemuda Remaja setiap hari Minggu jam 18.30.

49
50

Pada tanggal 23 Juli 2016, penulis dilantik oleh Ketua MD Pdt. Samuel Jianto

sebagai Gembala Sidang GPdI Kasih Tambak sari dengan Surat Keputusan nomor

012/MD-JATIM/SK/VII/16. Sebagian besar jemaat yang penulis layani berasal

dari Suku Jawa, adapun yang lainnya ada yang berasal dari Suku Batak, Suku

Manado dan Suku Rote.

Kondisi jemaat yang kami layani sebagian besar bukan merupakan Kristen

sejak lahir, tetapi berasal dari agama Islam. Selain itu budaya Jawa sangat kental

dianut oleh sebagian besar jemaat, contohnya adalah ketika menikah harus

memilih hari baik, ketika lahiran dan mengubur ari-ari maka harus disertai dengan

peralatan-peralatan seperti gunting, sisir, jarum, benang dll dan menaruh lampu

dan kurungan ayam pada ari-ari yang sudah dikubur.

B. PENGENALAN PRIBADI YESUS KRISTUS DI GPDI KASIH

TAMBAK SARI

Eksposisi memiliki tujuan penting yaitu untuk menggali informasi sesuatu

agar pengetahuan bertambah. Dengan bertambahnya pengetahuan penulis, maka

diharapkan penulis dapat memberikan makanan-makanan rohani yang dapat

membangun jemaat sehingga jemaat makin mengerti pentingnya percaya Yesus

sebagai satu-satunya jalan keselamatan dan hidup. Adapun teknik pengenalan

pribadi Yesus Kristus yang telah diterapkan di GPdI Kasih Tambak sari antara

lain dengan katekisasi.


51

1. Pengertian dan Tujuan Katekisasi

Istilah katekisasi berasal dari bahasa Yunani: katekhein yang berarti

memberitakan, memberitahukan, menjelaskan, memberi pengajaran. Katekisasi

merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh gereja untuk menolong jemaatnya

semakin mendalami, menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan

sehari-hari. Segala usaha penyampaian ajaran, pendidikan agama atau ajaran

termasuk dalam katekisasi. Dalam Alkitab terdapat sejumlah kata katekese,

seperti: Lukas 1:4 (diajarkan), Kis 18:25b (Pengajaran); Kis 21:21 (mengajar),

Roma 2:18a (diajarkan) IKor 14: 19 (mengajar); Gal 6:6 (Pengajaran). Dalam

konteks ini katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan

iman agar orang Kristen semakin dewasa di dalam iman.

Tujuan utama katekisasi adalah:

a. Memberitakan Firman Allah, mewartakan Kristus. Katekisasi bertugas

menghadirkan Firman Tuhan agar manusia bertemu secara pribadi dengan

Kristus sebab katekisasi adalah pewartaan diri Kristus.

b. Katekisasi mendidik untuk beriman. Katekisasi menolong jemaat untuk

terpikat kepada Allah yang diberitakan dalam diri Kristus sehingga mereka

melakukan kehendak dan perintah Allah sebagai hasil pembaharuan hidup

manusia.

c. Katekisasi mengembangkan iman .Bertumbuhnya gereja tergantung kapada

kegiatan katekisasi, melalui katekisasi gereja dibaharui.

d. Memperlengkapi jemaat merasakan pemeliharaan Allah sehingga mereka

memelihara persekutuan untuk saling mengasihi dan saling melayani.


52

e. Memperlengkapi jemaat untuk saling mengasihi di dalam Kristus melalui

sharing pengalaman iman.

f. Memperlengkapi jemaat untuk hidup bertumbuh di dalam hubungan dengan

Allah sehingga menjadi tanda kehadiran Allah

g. Memperlengkapi jemaat untuk mencerminkan dan berbuat bersama-sama

dengan Kristus atas nama Kerajaan Allah.90

2. Jenis-jenis katekisasi

Menurut Abineno, ada tiga jenis katekisasi:

a. Katekisasi Keluarga

Keluarga adalah tempat yang mula-mula dimana pendidikan dan bimbingan

agama diberikan, orang tua berfungsi sebagai pengajar –pengajar yang pertama.

Pengajaran dalam keluarga ini adalah bentuk purba dari pelayanan katakisasi,

pemberitaan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Menurut Calvin orang

tua terutama dan langsung memikul tanggung jawab atas pendidikan agama anak-

anak mereka. Dalam pembaptisan anak-anak, orang tua dengan resmi mendapat

tugas mendidik anak-anak dalam takut akan Tuhan.

b. Katekisasi Sekolah

Menurut Calvin katakisasi sekolah berfungsi untuk mendidik orang-orang

muda supaya mereka dapat bertindak secara bertanggungjawab menurut Firman

Tuhan, untuk itu harus ada guru-guru yang baik dan beriman.

90
Abineno J.L. CH., DR. Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001, halaman 7
53

c. Katekisasi Gereja

Katekisasi di gereja terutama masuk dalam pemberitaan pada ibadah-ibadah

jemaat, sangat ampuh dalam mendidik jemaat dalam Firman Allah dan dalam

hidup kerohanian mereka. Khotbah-khotbah katekismus dari para pendeta

memainkan peranan penting sebagai bagian dari pendidikan gerejawi kepada anak

jemaat.91

3. Pengenalan pribadi Yesus Kristus yang telah diterapkan di GPdI Kasih

Tambak sari.

Adapun teknik-teknik katekisasi untuk pengenalan pribadi Yesus Kristus

yang penulis telah diterapkan di GPdI Kasih Tambak sari antara lain:

a. Pengenalan Pribadi Yesus Melalui Khotbah

Akhir zaman ini, gereja tidak bisa hanya berdiam diri melihat banyaknya

informasi-informasi dari luar yang menyesatkan iman jemaat. Mulai dari

pergaulan anak-anak di lingkungan sekolah negri yang mayoritas siswanya

beragama Islam. Seringkali anak-anak dipojokkan dengan pertanyaan dan ejekan

mengenai iman Kristen. Tidak jarang anak-anak tidak mampu untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga mengakibatkan mereka sendiri

meragukan Ketuhanan Yesus. Bahkan ini tidak hanya dijumpai dalam lingkungan

anak-anak, dalam pergaulan jemaat dewasa baik di lingkungan rumah (tetangga),

lingkungan pekerjaan juga seringkali mengalami hal serupa. Oleh karena itu,

penulis berinisiatif memberikan pengajaran lewat khotbah seri Kristologi dan

91
Ibid, halaman 8
54

Soteriologi untuk memberikan pemahaman mengenai Ketuhanan Yesus, dengan

harapan jemaat memahami dan mampu menjawab serangan-serangan dari luar

yang menggoyahkan iman mereka kepada Kristus.

b. Mengadakan Doa Selamat Malam Roh Kudus

Doa Selamat Malam Roh Kudus diadakan setiap hari Kamis jam 19.30 Wib

setiap minggunya. Awal mula diadakan Doa Selamat Malam Roh Kudus adalah

karena permintaan jemaat setelah mengikuti doa sepuluh hari Kepenuhan Roh

Kudus. Latar belakang jemaat yang berasal dari berbagai denominasi baru kali itu

merasakan lawatan Roh Kudus yang luar biasa, sehingga jemaat yang merasa

tidak cukup jika hanya diadakan setahun sekali, sehingga Doa Selamat Malam

Roh Kudus rutin diadakan setiap minggu.

Format Doa Selamat Malam Roh Kudus berbeda ibadah umum, tidak ada

pujian dan kesaksian, hanya satu lagu penyembahan kemudian masuk dalam

pelajaran mengenai Roh Kudus dan Yesus, sehingga waktu penyampaian materi

bisa mencapai 30 menit. Setelah Firman Tuhan, dilanjutkan dengan penyembahan

dan diakhiri dengan doa syafaat. Antusias jemaat dalam mengikuti Doa Selamat

Malam Roh Kudus ini dapat dilihat dari jumlah jemaat yang hadir tidak jauh

berbeda dengan jemaat yang hadir saat ibadah umum. Tidak hanya dihadiri oleh

orang tua, tetapi juga banyak pemuda remaja yang mengikuti ibadah ini. Selain

itu, setelah ibadah selesai, jemaat membawa berkat mereka untuk dinikmati

bersama-sama tanpa himbauan/dorongan dari penulis, ini merupakan spontanitas

jemaat sebagai ucapan syukur.


55

c. Pendalaman Alkitab Setiap Beston Pagi

Setiap hari Senin-Sabtu jam 05.00 Wib, diadakan beston pagi yang diawali

dengan penyembahan dan doa syafaat, kemudian masuk dalam pendalaman

Alkitab. Dalam pendalaman Alkitab, penulis memberikan pelajaran Alkitab per

perikop, dimulai dari Matius, dan sekarang sudah masuk dalam Injil Lukas,

dilatarbelakangi kerinduan penulis agar tidak ada ayat-ayat Alkitab yang

terlewatkan begitu saja. Seringkali dijumpai dalam khotbah hanya membahas

ayat-ayat yang terkenal sehingga sangat disayangkan bila jemaat melewati ayat-

ayat yang tidak pernah dibahas dalam khotbah. Mulai tiga bulan ini, penulis mulai

melatih beberapa jemaat untuk ikut membawakan materi pada beston pagi,

dengan harapan jemaat bisa bertumbuh menjadi dewasa rohani.

d. Mengadakan Diskusi dan Tanya Jawab

Penulis ingin menggali lebih dalam kebutuhan jemaat terutama difokuskan

kepada kalangan pemuda remaja, yang didalamnya membahas isu-isu yang

berkembang saat ini. Oleh karena itu, penulis seringkali mengadakan diskusi dan

tanya jawab seputar Alkitab. Yang didalamnya membahas tentang Yesus adalah

Tuhan, baik juga membahas mengenai kebutuhan pemuda remaja mengenai

pergaulan sehari-hari dan juga pasangan hidup yang tepat. Banyak sekali manfaat

dari diskusi dan tanya jawab ini, dikarenakan lebih tepat sasaran dan menjawab

kebutuhan mereka yang sering tidak terjawab dalam setiap khotbah.


56

e. Mengadakan Kegiatan Retreat dan Ibadah Padang

Pada masa-masa liburan atau hari raya tertentu seperti Paskah, Natal,

Peringatan HUT gereja atau bisa juga menggunakan hari-hari libur nasional

seperti Hari Proklamasi seringkali dimanfaatkan Jemaat GPdI Kasih untuk

mengadakan Retreat atau Ibadah Padang, baik acara khusus pemuda remaja

maupun untuk jemaat umum.

Pengajaran Alkitab saat retreat sangat efektif, karena dikemas dengan sesi-

sesi yang berseri dan diakhiri dengan tanya jawab. Acara dikemas dengan

menyenangkan dan terarah. Jemaat lebih fokus dalam mengikuti Pelajaran alkitab

saat retreat karena suasananya berbeda dengan ibadah-ibadah biasa. Selain sesi-

sesi Pelajarn Alkitab, ada acara keakraban yang mempererat tali persaudaraan

antara jemaat, seperti permaianan-permainan yang membangun.

C. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PENGENALAN PRIBADI

YESUS KRISTUS DI GPDI KASIH TAMBAK SARI

1. Hambatan dari luar

Perspektif masyarakat sekitar hanya mengenal Yesus sebagai Nabi Isa

Almasih bukan sebagai satu-satunya jalan kebenaran dan hidup. Selain itu tekanan

dari luar yang dihadapi jemaat sebagai minoritas, seringkali membuat jemaat ragu,

malu bahkan tidak sedikit yang mengalami ketakutan dalam mengakui Yesus

adalah Tuhan dan Juru Selamat.


57

2. Hambatan dari dalam

Tradisi yang sudah melekat dalam jemaat jauh sebelum penulis melayani di

GPdI Kasih Tambak Sari membuat penulis mengalami kesulitan. Selain itu,

motivasi yang salah dari jemaat dalam mengikuti kegiatan ibadah, contohnya

hanya mencari berkat, dan ke gereja karena mendapat ancaman dari orang tua.

Tidak hanya itu penulis seringkali menemukan kesulitan dalam mengajar jemaat

dikarenakan banyak jemaat baru yang masuk dari denominasi gereja lain yang

ajarannya bertentangan dengan penulis, diantaranya adalah masalah minyak

urapan dan perjamuan kudus, masalah baptisan selam, bahasa lidah sebagai tanda

orang yang sudah dipenuhkan dengan Roh Kudus.

D. DAMPAK PENGENALAN PRIBADI YESUS KRISTUS DI GPDI

KASIH TAMBAK SARI

Selama tiga tahun pelayanan penulis dalam menerapkan teknik di atas, dapat

dilihat peningkatan kualitas dan kuantitas jemaat.

1. Kuantitas

Secara kuantitas, jumlah jemaat mengalami peningkatan dari 12 jemaat anak-

anak pada tahun 2013 saat pertama kali penulis merintis menjadi 35 jemaat anak-

anak, dan 85 jemaat dewasa yang di dalamnya termasuk pemuda remaja, kaum

pria, kaum wanita dan lansia pada tahun 2016.

Data tersebut adalah data dari jemaat yang mengisi formulir data jemaat, ada

juga kehadiran beberapa jemaat yang tidak mengisi data jemaat. Pertambahan

kuantitas itu menyebabkan gedung gereja yang lama sering tidak cukup untuk
58

menampung bisa seluruh jemaat hadir dalam ibadah, sehingga pada bulan Mei

2016 kemarin gereja direnovasi agar lebih banyak dapat menampung jemaat.

2. Kualitas

Peningkatan kuantitas juga diimbangi dengan peningkatan kualitas jemaat.

Jemaat menjadi semakin aktif beribadah, melayani, dan berkorban. Kualitas yang

baik juga terlihat dengan kerelaan untuk berkorban, dibuktikan dengan jemaat

yang bersemangat untuk mendukung renovasi gedung gereja.

Berdasarkan dari laporan dan kesaksian jemaat, mereka sudah bisa menjawab

pertanyaan-pertanyaan seputar keimanan Kristen, seperti “Mengapa Tuhan orang

Kristen ada tiga?”, “Mengapa Tuhan bisa mati?”, “Mengapa Yesus disebut Anak

Allah?”. Selain itu, bisa dilihat dari pengamatan penulis, jemaat memperhatikan

khotbah dengan serius, bahkan banyak yang memiliki catatan dalam setiap

khotbah, jemaat juga responsif dalam menanggapi setiap khotbah penulis.


59

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep keselamatan yang terdapat dalam Injil Yohanes 14:6 “Akulah jalan

dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau

tidak melalui Aku” adalah konsep yang bisa dijelaskan secara ilmiah dengan data-

data yang kuat dan bukanlah suatu harapan palsu apalagi sebuah kebohongan

yang dibungkus dengan janji-janji manis.

Semua agama memiliki jalan keselamatan masing-masing dan bagaimana

untuk memperoleh keselamatan tersebut. Misalnya dalam ajaran agama Islam,

keselamatan dimaknai sebagai hasil upaya manusia dalam menghasilkan amalan-

amalan untuk mendatangkan pahala dan menghindari dosa serta menjalankan

perintah agama dan rukun Islam yang pada akhirnya ditentukan oleh Allah apakah

manusia tersebut layak masuk surga atau neraka. Dalam ajaran agama Budha,

konsep keselamatan juga merupakan usaha makhluk itu sendiri untuk mencapai

suatu kondisi yang disebut “nibbana” sehingga tidak perlu mengalami siklus

hidup, mati dan dilahirkan kembali. Sedangkan dalam ajaran Hindu, keselamatan

dapat dicapai dengan salah satu cara dari tiga cara yang umum yakni; dengan

pengetahuan, dengan ibadah, dan dengan perbuatan, atau mengikuti upacara-

upacara ritual.92

92
Josh Mc Dowell, Handbook Of Todays Religions, (Jakarta: STT Graphe, 1996), hal. 28.
60

Penulis seringkali menjumpai orang-orang Kristen yang baru percaya maupun

yang telah lama percaya, masih mengalami keraguan dan dan kekuatiran

mengenai keputusan yang mereka telah ambil untuk percaya kepada Kristus, ini

terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang pribadi Yesus Kristus sehingga

mereka mudah dipengaruhi oleh ajaran sesat dan juga adat istiadat yang tidak

sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Mereka sering mempertanyakan apa

sebenarnya makna keputusan untuk percaya kepada Kristus di dalam kehidupan

mereka. Apakah pengaruh dan akibat-akibatnya? Dapatkah keselamatan itu hilang

atau menjadi batal? Apabila saya berbuat sesuatu dosa, apakah itu berarti bahwa

saya belum selamat?

Dengan dibuatnya skripsi ini maka orang-orang kristen mempunyai pegangan

yang teguh diantaranya :

1. Memampukan orang percaya dalam mengatasi kebimbangan yang

terkadang muncul mengenai Yesus satu-satunya jalan kebenaran dan hidup

2. Memberikan kepastian mengenai akibat dari mempercayai Yesus Kristus.

3. Membahas janji-janji dalam Kitab Suci yang dapat memberikan kepastian

mengenai apa yang orang percaya telah peroleh atau terima di dalam

Kristus.

4. Memberikan Kepastian mengenai jaminan keselamatan setelah kematian

5. Memberikan Kepastian mengenai Jaminan Kekal tanpa ada batas waktu.


61

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Untuk gereja agar dapat meningkatkan lagi pengajaran dan khotbah-

khotbah tentang Yesus dan selalu dievaluasi kembali dengan menanyakan isu-isu

yang berkembang pada masa kini, sehingga para jemaat bukan hanya diam

menerima serangan-serangan dari masyarakat sekitar yang mayoritas muslim,

tetapi juga mampu berapologetika. Dan tentunya harus cerdik seperti ular dan

tulus seperti merpati.

2. Untuk Gembala-gembala sidang agar memperhatikan dan mengikuti

fenomena akhir jaman, serta cepat tanggap dalam mengatasi isu-isu yang beredar

dikalangan masyarakat terutama mengenai ajaran-ajaran yang tidak jelas asalnya,

dan tidak mudah menerima begitu saja, melainkan harus diuji dahulu

kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai