Anda di halaman 1dari 62

PENGARUH PEMAHAMAN ROH KUDUS DALAM ALKITAB TERHADAP

PERTUMBUHAN IMAN DAN PEKABARAN INJIL JEMAAT DI GEREJA


PENTAKOSTA INDONESIA SIDANG METROPOLITAN
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian ini berhubungan dengan masalah pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab dan
pertumbuhan iman serta pekabaran Injil di Gereja Pentakosta Indonesia Sidang
Metropolitan. Berdasarkan Survey di lapangan, maka peneliti menyajikan judul
penelitian: Pengaruh Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab terhadap pertumbuhan
iman dan Pekabaran Injil di Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta
Timur . Dalam Bab I akan dibahas tentang: Latar belakang masalah,Identifikasi
masalah,Pembatasan Masalah,Perumusan Masalah, Manfaat Penelitian dan Sistematika
Penelitian .
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Soenoe Rahardjo, latar belakang masalah adalah suatu uraian masalah
yang sedang diteliti, dimulai dari yang umum dan luas. Kemudian menuju ke bagian
sub-sub masalah yang menjurus ke arah yang agak sempit, dan makin memfokus pada
masalah yang sedang diteliti,akhirnya sampai pada masalah penelitian.1
Berdasarkan pedoman di atas, maka perlu dijelaskan latar belakang masalah
dalam penelitian ini adalah: Pada akhir-akhir ini kita dapat melihat keadaan Gereja yang
semakin kompleks.Gereja semakin banyak macam organisasinya yang membuat kita
khususnya kaum awam semakin bingung menilainya. Gereja yang satu memisahkan diri
dari gereja induknya walaupun dilihat bentuk organisasinya memiliki banyak kesamaan
dengan gereja yang ditinggalkannya. Gereja yang memisahkan diri biasanya selalu
membuat perbedaan dalam organisasi Gereja yang dibentuknya, tetapi pada umumnya
memiliki banyak persamaan.
Menurut W.R.F.Browning , kata Gereja berasal dari bahasa Yunani yang uraian
lengkapnya dalam 1 Petrus 2:9 Bangsa yang terpilih, Imamat yang Rajani, bangsa yang
kudus, kepunyaan Allah sendiri 2
Menurut J.Verkuyl, gereja adalah buah karya Roh Kudus, yang dibentuk untuk
melanjutkan tugas pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini, sehingga keselamatan yang
dianugrahkan Tuhan Yesus terwujud dalam kehidupan manusia.3
Roh Kudus adalah suatu pengajaran oleh Gereja yang membahas tentang
hakikat, peranan dan karya-Nya. Maka Gereja Pentakosta Indonesia memiliki
pengajaran Roh Kudus sebagaimana terdapat di dalam Alkitab. Roh Kudus ini
diajarkan kepada Jemaat melalui berbagai cara seperti : Khotbah, Penelahan Alkitab,
Diskusi dll. Sehingga diharapkan jemaat memiliki pemahaman tentang Roh Kudus dan
1 Soenoe Rahardjo. Metodologi Penelitian Lanjutan (Medan: Diktat, 2008),h. 6.
2Browning. W.R.F. Kamus Alkitab A Dictionary of the Bible (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007),h. 118.
3J.Verkuyl. Aku Percaya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973), h.202.

diharapkan jemaat dapat mengalami pertumbuhan Iman, serta terlibat juga di dalam
penginjilan.
Harun Hadiwijono menjelaskan bahwa agar supaya Kristus yang telah dimuliakan itu
dapat dialami dan dinikmati oleh umat-Nya, maka Kristus datang kembali yaitu di
dalam Roh Kudus.4 Donald Guthrie mengatakan bahwa Roh Kudus adalah suatu
kekuatan yang membersihkan dan menyucikan dan ini pasti merupakan karya
pendahuluan kepada beberapa aspek dari pekerjaan Roh Kudus yang diungkapkan
secara jelas dalam PB.5 Tom Jacobs menjelaskan bahwa Roh berarti Lingkup Karya
Allah. Kaum beriman sudah disucikan dalam Roh Kudus.6
H.V.D. Brink, menjelaskan bahwa Roh Allah akan membimbing mereka selanjutnya
dalam segala pengetahuan dan kebenaran yang diperlukan mereka untuk menunaikan
tugas mereka sekarang.7
Yakob Tomatala mempertegas bahwa semua umat Allah yang mentaati Tuhan akan
dipakai oleh Roh Kudus sebagai saksi Kristus dengan berhasil.8
Rasul Lukas melaporkan peristiwa yang terjadi ketika Paulus dan Silas berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Allah maka terjadilah gempa bumi yang hebat (Kis.
16:25-26)
Harun Hadiwijono menjelaskan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup setiap orang
yang menjadi milik-Nya sebagai berikut:
Bahwa Roh Kudus akan dikaruniakan kepada setiap orang yang menjadi milikNya,
memang telah dijanjikan oleh Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan . di Yohanes 16:7
Tuhan Yesus berjanji akan mengutus Penghibur kepada para muridNya yang akan
menyertai mereka (Yohanes 14:6) dan yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada
mereka dan akan mengingatkan mereka akan semua yang telah diajarkan kepada
mereka (Yohanes 14:26). Lagi pula yang akan memimpin mereka ke dalam seluruh
kebenaran (Yohanes 16:13) dan yang akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran
dan penghakiman (Yohanes 16:8-11).9
Dengan demikian diharapkan kepada setiap orang Kristen melalui pemahaman
Roh Kudus dalam Alkitab apakah terjadi pertumbuhan iman dalam diri orang tersebut.
Harun Hadiwijono menjelaskan, iman berarti mengamini dengan segenap kepribadian
dan cara hidupnya kepada janji Allah, bahwa ia di dalam Kristus yang telah
4Harun Hadiwijono. Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 356.
5Donald Guthrie. Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), 143.
6Tom Jacobs Sy. Paulus Hidup, Karya dan Teologinya. (Yogyakarta: Penerbit Yayasan Konisius &
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983), 241-242.

7H.V.D. Brink. Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 16.
8Yakob Tomatala. Teologi Misi, (Jakarta: YT Leadership Fondation, 2003), 58.
9Harun Hadiwijono, 356.

mendamaikan orang yang berdosa dengan diriNya sendiri, sehingga segenap hidup
orang yang beriman dikuasai oleh keyakinan yang demikian itu.10
Pertumbuhan iman dapat terjadi apabila dibarengi dengan berdoa kepada Allah
setiap waktu, bersekutu dengan Allah, bersaksi kepada dunia dan ketaatan terhadap
firman Allah. Keyakinan ini diharapkan terus bertumbuh menuju kearah kesempurnaan.
Selanjutnya dikatakan oleh Harun Hadiwijono bahwa di dalam Alkitab manusia itu
bersaksi tentang karya penyelamatan Allah yang dilakukan di dalam kristus. Maka jelas
bahwa Alkitab adalah alat Roh Kudus untuk menyaksikan karya penyelamatan
Kristus.11 Dengan demikian membaca Alkitab berarti menyaksikan karya
Penyelamatan Kristus di dalam hidupnya, yang selanjutnya untuk direnungkan dan
dilakukan.
Malcolm Brown Lee mengatakan pekabaran Injil adalah pemberitaan kabar gembira
tentang Tuhan dengan maksud supaya orang yang mendengar berita itu mengambil
keputusan untuk bertobat kepada Kristus.12
H. Venema menjelaskan, perkabaran Injil adalah pengutusan Gereja oleh Yesus
Kristus, juruselamat dunia untuk melaksanakan perintah-Nya yaitu memanggil semua
orang sedunia dan mengabarkan kepada mereka Injil kerajaan Allah.13
Maka berdirinya Gereja Pentakosta Indonesia oleh karena Roh Kudus memakai
seorang hamba-Nya untuk menjadi pelayan-Nya pada Tahun 1931 sampai 1987 yang
bernama Renatus Siburian. Setiap beliau melayani di salah satu daerah, beliau selalu
mengadakan pelatihan hamba-hamba Tuhan bagi mereka yang terpanggil dan terpilih
untuk menginjil serta membuka Gereja dan Beliau selalu menegaskan agar mereka yang
dilatih memiliki pemahaman tentang Roh Kudus dan diurapi oleh Roh Kudus agar di
dalam setiap pelayanannya ketika mereka diutus keajaiban-keajaiban Tuhan terjadi.Pada
Tahun 1944 Gereja Pentakosta Indonesia sudah berkembang di Indonesia apalagi di
Sumatera Utara sehingga saatnya untuk membuat sinode baru. Itu semua terjadi oleh
karena hamba-hamba Tuhan seperti Penginjil dan Jemaat turut serta berperan aktif di
dalam pelayanan dan mau membantu berupa dana untuk para penginjil dan
pembangunan Gereja.Dari sini dapat terlihat bahwa pertumbuhan iman dan Pekabaran
Injil terus terjadi di Gereja Pentakosta Indonesia itu semua dilatarbelakangi oleh Roh
Kudus, karena Roh Kudus menjadi pusat di dalam kehidupan jemaat dan Hambahamba-Nya.
Begitu juga di wilayah Jabodetabek dimana peneliti sebagai hamba Tuhan Salah
satu Gereja Pentakosta Indonesia, dan sedang membuat penelitian di Sidang
Metropolitan yaitu merupakan sidang ke 31 dari 72 sidang yang ada di Jabodetabek
Sejak dimulai pembukaan sidang dan pelayanan maka pertumbuhan jemaat terjadi di
Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan. Berdasarkan Obsevasi kepada Gembala
10Harun Hadiwijono, 17-18.
11Ibid, 62.
1212 Malcolm Brown Lee. Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1987).29.
13 H.Venema. Injil Untuk Semua Orang, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997), 58

Sidang setempat Peneliti melihat bahwa gembala sidang Metropolitan belajar dari apa
adanya dan selalu mengandalkan Roh Kudus.Demikian juga peneliti dan hamba-hamba
Tuhan serta jemaat mengandalkan Roh Kudus, maka terjadilah pertumbuhan di jemaat
Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta Timur.
Dari latar belakang dan penjelasan diatas maka penulis ,ingin meneliti
bagaimana dan apa saja pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab ,apa saja pekerjaan Roh
Kudus,baik didalam kehidupan pribadi dan dalam kehadirannya di dalam ibadah,apa
saja peran Roh Kudus dalam pertumbuhan imam jemaat dan apa sajakah peran Roh
Kudus terhadap Pekabaran Injil. Oleh sebab itu penulis membuat judul tesis ini:
Pengaruh Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab Terhadap Pertumbuhan Iman
dan Pekabaran Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Metropolitan.
B. Identifikasi Masalah
Suharsimi Arikunto menyatakan, Pernyataan identifikasi Masalah adalah:
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang jawabannya akan diperoleh setelah
penelitian selesai dilaksanakan yaitu pada kesimpulan.14 Berdasarkan pedoman di atas,
maka pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Ada Indikasi bahwa pemahaman Roh Kudus di dalam Alkitab berpengaruh
terhadap pertumbuhan iman jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia
Metropolitan Jakarta Timur?
2.
Ada Indikasi bahwa pemahaman Roh Kudus di dalam Alkitab berpengaruh
terhadap Pekabaran Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia siding
Metropolitan Jakarta Timur?
3.
Ada Indikasi bahwa pemahaman Roh Kudus di dalam Alkitab berpengaruh
terhadap pertumbuhan iman jemaat dan pekabaran Injil jemaat secara
bersama-sama di Gereja Pentakosta Indonesia sidang Metropolitan Jakarta
Timur?
C. Pembatasan Masalah
Henry Presly Silalahi, Menerangkan pembatasan masalah sangat penting
ditentukan agar penelitian tidak melebar kemana-mana, sehingga akan memudahkan
peneliti untuk membuat suatu keputusan (conclusion) yang jelas, terperinci, tajam dan
terpercaya.15
Dari Identifikasi masalah di atas dapat ditetapkan batasan masalah penelitian
sebagai berikut: Pengaruh
Pemahaman Roh Kudus Dalam Alkitab Terhadap
Pertumbuhan Iman Dan Pekabaran Injil Di Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia Sidang
Metropolitan Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Menurut Soenoe Rahardjo, Pertanyaan-pertanyaan Penelitian adalah Perincian
masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan (yang berwujud pertanyaan dengan kata :
14Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
51.

15 Henry Presley Silalahi, Metode Research Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Kalam
Hidup, 2002), hal 76

Bagaimana, karena bentuk penelitiannya kualitatif (Natural). Penelitian sengaja tidak


menggunakan prosedur uji hipotesis.16
Berdasarkan pedoman di atas, maka yang menjadi Rumusan Masalah adalah:
Pertama
:
Bagaimana pengaruh antara pemahaman Roh Kudus dalam
Alkitab terhadap pertumbuhan iman di Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia sidang
Metropolitan Jakarta Timur bisa terjadi ?
Kedua :
Bagaimana pengaruh antara pemahaman Roh Kudus dalam
Alkitab terhadap Pekabaran Injil di Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia sidang
Metropolitan Jakarta Timur?
Ketiga :
Bagaimana hubungan antara pertumbuhan iman terhadap
Pekabaran Injil di Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia sidang Metropolitan Jakarta
Timur bisa terjadi ?
E. Manfaat Penelitian
A.B. Subagyo menyatakan bahwa : Kepentingan penelitian ditinjau dari segi
teoritis dan segi praktis. Dari segi teoritis yaitu: Hasil penelitian akan dapat
disumbangkan kepada dunia Ilmu Pengetahuan. Sedangkan dari segi praktisnya: Hasil
penelitian akan dapat disumbangkan kepada penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Pelayanan.17 Dalam penelitian ini maka Manfaat (kepentingan) penelitian adalah:
1.

Secara teoritis
Hasil penelitian ini akan disumbangkan kepada dunia ilmu pengetahuan
khususnya pengetahuan tentang metodologi riset.
2.
Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini disumbangkan untuk Gereja Pentakosta
Indonesia Metropolitan Jakarta Timur Tahun sebagai referensi dan bahan
evaluasi jemaat, di dalam memahami Roh Kudus dalam Alkitab serta
hubungannya dengan pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil Jemaat.
b. Hasil penelitian ini disumbangkan kepada Sekolah Tinggi Teologia Rahmat
Emmanuel (STTREM) sebagai referensi studi maupun bahan ajar, khususnya yang
berhubungan dengan Roh Kudus dalam Alkitab serta hubungan dengan Pertumbuhan
Iman dan Pekabaran Injil.
c. Hasil penelitian ini disumbangkan untuk Gereja Pentakosta Indonesia se-Jabodetabek
sebagai referensi dan bahan evaluasi jemaat, khususnya dalam memahami Roh Kudus
dalam Alkitab serta hubungan dengan Pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil.
d. Hasil penelitian ini disumbangkan kepada peneliti berikutnya sebagai bahan
pertimbangan evaluasi dan pengembangan penelitian mereka
3.Secara Institusional
a.Sebagai masukan kepada Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel tentang
Pengaruh memahami Roh Kudus dalam Alkitab terhadap pertumbuhan iman dan
Pekabaran Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta.
b.Untuk mendapat gelar M.Th dari Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel
F. Sistematika Penulisan
16 Soenoe Rahardjo, 7.
17Andreas Bambang Subagyo, 217.

Untuk mempermudah para pembaca memahami isi tesis ini, maka penulis akan
memberikan gambaran isinya. Tesis ini terdiri dari 5 Bab yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Dalam Bab I berisi Pendahuluan mencakup penulisan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat penulisan dan
sistematika penulisan.
Dalam Bab II berisi Landasan Teori mencakup pembahasan tentang Istilah dan
pengertian Kajian Teori Variabel X ,Kajian Teori Variabel Y1,Kajian Teori Variabel
Y2,kerangka berpikir ,dan Hipotesis toritis.
Dalam Bab III berisi tentang Metodologi Penulisan Tesis yang menggunakan metode
kuantitatif dimana didalamnya dijabarkan tentang tujuan penulisan, waktu dan tempat
penelitian dan Verivikasi data.
Baba IV tentang Hasil dan penelitian yaitu mengenai Diskripsi data,Uji Persyratan
Analisis dan pengujian hipotesis
Bab V tentang Kesimpulan ,Implikasi dan Saran
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian teori dan hipotesis penelitian Dalam kajian
teori yang mendeskripsikan tentang Pemahana Roh Kudus dalam Alkitab,Pertumbuhan
iman dan Pekabaran injil. Berikut ini penguraian dari pokok bahasan terscbut untuk
peneliti menempatkan beberapa variabel yakni variabel bebas atau independent (VI) dan
varibel terikat atau independen (VD). Variabel independent (VI) terdiri dari X dan
variabel terikat atau variabel dependen (VD) terdiri variable Pertumbuhan iman (Y1)
dan variabel Pekabaran injil (Y2). Adapun variable-variabel ini dapat menyatakan
hubungan kausal atau sebab akibat yang dapat saling berkorelasi. Variabel bebas
Pemahana Roh Kudus dalam Alkitab (X), varibel terikat Pertumbuhan iman (Y1) dan
variabel Pekabaran injil ( Y2).Penjelasan untuk variabel ini adanya pengaruh Pemahana
Roh Kudus dalam Alkitab (X),terhadap Pertumbuhan iman(Y1) dan Pekabaran injil
(Y2).Variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.Pola hubungan yang
peneliti maksudkan dapat digambarkan dan diterangkan sebagai berikut:
A. Kajian Teori Tentang Pemahaman Roh Kudus (Variabel X)
1.Pengertian Pemahaman Roh Kudus

Y1
X

Y2

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, kata Pengaruh adalah : daya yang ada atau
timbul dari sesuatu orang, benda, dan sebagainya yang berkuasa.18
Variabel (X), Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, kata Pemahaman adalah proses, cara untuk
mengerti dengan benar akan sesuatu hal.19
Menurut kamus Alkitab Roh Kudus adalah Diri Ketiga di keesaan Allah20
Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Alkitab adalah nama kumpulan kitab-kitab
yang diakui sebagai Firman Allah oleh Gereja Kristen, 21 berarti Alkitab adalah Firman
Allah yang diwahyukan oleh Roh Kudus yang disebut sebagai penyataan Allah secara
khusus.
Di dalam (II Timotius 3:16) dikatakan segala tulisan yang di Ilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Jadi Alkitab adalah Kitab Perjanjian
Lama dan Kitab Perjanjian Baru.
Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab adalah cara untuk mengetahui dengan benar
tentang Roh Kudus sebagai diri Ketiga di dalam Keesaan Allah yang didasarkan pada
ajaran Alkitab.
Variabel (Y-1). Pertumbuhan Iman
Juga kamus besar Bahasa Indonesia Pertumbuhan adalah hal keadaan bertumbuh,
perkembangan, kemajuan dan sebagainya.22
Sedangkan Iman adalah kepercayaan yang berkenaan dengan agama, keyakinan dan
kepercayaan yang berkenan kepada Allah: Nabi, Kitab dan sebagainya.23
Berarti Pertumbuhan Iman adalah Keadaan bertumbuh di dalam meyakini apa yang
dipercayai.
Variabel (Y-2) Pekabaran Injil Jemaat
Penjelasan Secara Operasional
Setelah penjelasan secara istilah, maka perlu dibuat penjelasan secara Operasional.
Secara operasional sebagai berikut:
Variabel (X) yaitu: Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
Pertama: Hakikat Roh Kudus.
Kedua : Pekerjaan Roh Kudus di dalam PL dan PB.
Ketiga
: Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya
Keempat
: Pekerjaan Roh Kudus dalam Ibadah Kristen
18Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),
664

19Ibid. 636.
20 Ibid. 752.
21Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, (Jakarta: Yayasan Kominikasi Bina Kasih / OMF. 2007), 28.
22Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 969.
23Ibid. 326

Kelima: Pekerjaan Roh Kudus dalam rencana Keselamatan Allah.


Variabel (Y1) yaitu: Pertumbuhan Iman
Pertama
: Jemaat rajin membaca Alkitab.
Kedua
: Jemaat rajin berdoa.
Ketiga
: Jemaat setia dalam pelayanan Diakonia.
Keempat
: Jemaat rajin mengikuti Ibadah Minggu
Kelima: Jemaat setia memberikan Persembahan Perpuluhan
Variabel (Y2) yaitu: Pekabaran Injil Jemaat
Pertama
: Jemaat melakukan pekabaran Injil perseorangan
Kedua
: Jemaat setia mengabarkan Injil dengan berkelompok
Ketiga
: Jemaat setia melakukan doa rutin untuk Pekabaran Injil.
Keempat
: Jemaat terbeban untuk memberikan persembahan pribadi dalam
mendukung Pekabaran Injil.
Kelima
: Jemaat setia mengikuti kebangunan rohani Pekabaran Injil
2 Dasar Alkitab Pemahaman Roh Kudus
Kejadian 1:2 dikatakan Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (penciptaan
alam semesta).
Kejadian 2:7 dikatakan ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup. (Roh Kudus bersama-sama dengan Allah menciptakan
manusia).
Ayub 27:3 dikatakan selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam
lubang hidungku. (Roh Kudus memberikan kehidupan pada Manusia).
Mazmur 104:30 dikatakan Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan
Engkau membaharui muka bumi. (Roh Kudus memberikan hidup baru).
Yohanes 16:13 dikatakan Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. (Roh Kudus memimpin setiap orang di
dalam kebenaran).
Kisah Para Rasul 8:29 dikatakan Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan
dekatilah kereta itu!.(Roh Kudus dapat berbicara kepada orang pilihan-Nya).
Efesus 1:4 dikatakan Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Roh Kudus
menguduskan umat pilihan-Nya).
3. Sejarah Pemahaman Roh Kudus Dalam Alkitab
Roh Kudus menurut Alkitab adalah oknum ketiga di dalam keesaan Allah, dalam
Kejadian 1:2 dikatakan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.DenganNya Allah menciptakan alam semesta seperti apa yang dikatakan Bruce Millne bahwa
Alkitab secara jelas menyaksikan keilahian Roh Kudus. Ia adalah Allah yang
disembah, dikasihi dan dipuji, yang sama dengan Bapa dan Anak mempunyai kodrat
Ilahi.24 Nabi Yesaya bernubuat pada zaman masa sebelum pembuangan ke Babel di
Yesaya 44:3. Sedangkan Barnabas Chung menjelaskan,
Nubuat Yesaya tentang penghakiman Allah dan pemulihan bagi umat-Nya ketika
pemulihan-Nya terhadap umat Israel Allah akan mencurahkan Roh Kudus ke atas umat24Millne Bruce, Mengenali Kebenaran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 24

Nya dan pemulihan umat yang benar adalah pemulihan hubungan dengan Allah, yaitu
umat-Nya akan mendengar suara Allah.25
Kitab Yoel ditulis pada zaman Israel kembali dari pembuangan, Yoel 2:28-29 intinya
adalah akan terjadi bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus ke atas semua manusia.
Berarti dari ayat ini dapat diketahui bahwa Allah akan mencurahkan Roh-Nya bagi
umat-Nya pada akhir zaman, yaitu sesudah kenaikan Tuhan Yesus serta tidak
memandang suku dan bangsa, asal percaya kepada-Nya dan hidup benar di dalam-Nya.
Yesus Kristus telah dilahirkan oleh anak dara dengan kuasa Roh Kudus Matius 1:18
sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus, dan Lukas 3:22 Yesus
dibaptis oleh Roh Kudus dalam rupa burung merpati. Erikson menambahkan bahwa
para penulis Alkitab menulis agar dapat kita melihat kegiatan Roh Kudus di dalam
kehidupan Yesus.26
Yesus menjanjikan kepada murid-murid-Nya akan mengutus Roh Kudus. Dia
memberitahukan kepada murid-murid-Nya sebagaimana yang dikatakan di dalam
Yohanes 14;12. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, Ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaanpekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa (Yoh. 14:12)
Pada hari pentakosta janji Yesus digenapi di dalam Kisah Para Rasul 2: 1-13. Pada
waktu itulah gereja dimulai di Bumi. Park mengutip perkataan Herman Bavink
Turunnya Roh Kudus pada Pentakosta adalah yang sangat besar, sehingga bahasa Roh
muncul secara ajaib untuk memuji Allah.27 Mulai pada saat itu Roh Kudus berkarya
dalam jemaat atau perhimpunan orang-orang percaya. Jemaat mula-mula menjadi saksi
yang menyiarkan terang di dalam dunia yang belum mengenal Allah. Keadaan para
murid setelah turunnya Roh Kudus, Renhard Bonnke mengatakan bahwa:
Murid-murid bertambah berani, mereka meninggalkan sifat takut mereka dan
menantang dunia. Selama ribuan tahun kemanapun anda memandang para murid tetap
dikenang. Tahun 29 Setelah Masehi, orang-orang dari sudut dunia tak dikenal, mereka
menjadi orang-orang dengan peran luar biasa dan siap untuk menantang Iblis, dunia dan
sejarah itu sendiri.28
Hasil dari peristiwa Pentakosta tersebutlah gereja-gereja Pentakosta, terlebih Gereja
Pentakosta Indonesia (GPI ) tetap mengadakan doa sepuluh malam karena melalui
ibadah sepuluh malam inilah mempercayai dampak dari karunia-karunia Roh Kudus
dinyatakan untuk membangkitkan iman dan gereja Tuhan, serta para hamba Tuhan dan
jemaat dapat menikmati kuasa Roh Kudus lewat bahasa Roh serta merasakan kehadiran
Roh Kudus di dalam hidupnya.
4. Hakikat Roh Kudus
25Barnabas Chung, Diktat Roh Kudus (STT Baptis Medan), 12-13
26Erikson, 46
27 Yun sun Park, Tafsir Alkitab Kisah Para Rasul (Malang: YPPII, 2011), 22
28 Renhard Bonnke, 2

Hakikat adalah inti sari atau dasar dari sebuah pengajaran dalam Alkitab, jadi hakikat
Roh Kudus dalam Alkitab adalah pengajaran tentang Roh Kudus yang adalah Allah
Tritunggal, yang hadir dalam wujud Roh, dan berkarya dalam hidup setiap orang
percaya. Alkitab memberi banyak
kesaksian tentang Roh Kudus yang dicurahkan kepada setiap orang percaya. Menurut
Reinhard Bonnke, untuk membicarakan Roh Kudus, pertama-tama kita harus
mengenali Dia. la adalah kuasa Pentakosta. la yang memulai Gereja Kristen.29
a.Roh Kudus Dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama sebutan Roh Kudus tidak secara langsung, disebutkan, tetapi
walaupun secara tidak langsung menyebut nama Roh Kudus namun disebut dengan
sebutan Roh Allah (Kejadian 1:2, Ayub 27:3), Nafas Allah, (Mazmur 33:6), Roh-Mu
(Mazmur 104:30), Roh dari atas (Yesaya 32:15), Nafas-Nya (Yesaya 40:7), dan
sebagainya. Charles F. Stanley juga memiliki pendapat yang sama, bahwa Roh Kudus
adalah satu pribadi dalam Tritunggal, la Allah Roh Kudus.30
Dalam Perjanjian Lama kata Roh diterjemahkan dari kata lbrani "ruakh" artinya angin,
nafas atau roh. Ketiga arti kata ruakh tersebut mengandung kuasa Allah. Stanley M.
Horton menjelaskan roh dapat diartikan sebagai tenaga hidup atau tenaga yang
memberi hidup, yang karena kodrat-Nya hanya dimiliki oleh Allah sendiri untuk
selama-lamanya.31 Oleh Roh Allah semua dijadikan, Viktor mengutip pendapat Packer
mengemukakan fungsi Roh dalam Pejanjian Lama. Antara lain:
Membentuk ciptaan, memberi hidup kepada binatang dan manusia (Kejadian 1:2, 2.7);
Menyatakan Firman Allah kepada hamba yang akan dipakai mengungkapkannya
(Bilangan 24:2; 2 Samuel 23:2); Mengajar orang untuk setia berjalan sesuai dengan
Firman Allah (Nehemia 9:20; Mazmur 143:10); Meningkatkan iman, pertobatan,
ketaatan, kebenaran, pujian dan doa (Mazmur 51:10-12); Memperlengkapi
kepemimpinan yang kuat dan bijaksana (Kejadian 41:38; Bilangan 11:38); Memberi
keterampilan untuk pekerjaan kreatif (Kejadian 31:1-11).32
Mangapul Sagala menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri, yang bersifat
pribadi, yaitu oknum ketiga Allah Tritunggal (bukan sekedar kuasa Allah sebagaimana
diajarkan oleh kelompok tertentu seperti Saksi Jehovah). Sebagai pribadi, berarti Roh
Kudus memiliki tiga hal: rasio/pikiran, kemauan dan emosi atau perasaan.33
b.Roh Kudus Dalam Perjanjian Baru
29Reinhard Bonnke. Holy Spirit Revelation & Revolution, (Yogyakarta: ANDI Offset Yogyakarta,
2007), 1.

30Charles F. Stanley. Living in The Power of The Holy Spirit, (Bandung, LLB, 2005)15.
31 Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, Malang: Gandum Mas, 2001), 17.
32 Viktor Lumbantobing, Roh Kudus, (Medan: Yayasan Persekutuan Doa dan Pelayanan Sumut, 2006),
18-19.

33Mangapul Sagala, Roh Kudus dan Karunia Karunia Roh, (Jakarta: Perkantas, 2002), 9.

Oknum Roh Kudus sangat jelas dibicarakan dalam Perjanjian Baru. Roh Kudus adalah
Allah yang hadir dalam wujud Roh dan diam dalam hidup manusia. Roh Kudus berdiam
dalam diri manusia untuk mengendalikan dan menuntun hidup manusia ke jalan
kebenaran Allah. Billy Graham menjelaskan bahwa:
Roh Kudus sebagai pribadi, ia berkata kata (Wahyu 2:7), la memohon (Roma 8:26), la
menyaksikan (Yohanes 15:26), la memimpin (Kisah Para Rasul 8:29), la memberi
komando (Kisah Para Rasul 16:6-7), la membimbing (Yohanes 16:13), la menetapkan
(Kisah Para Rasul 20:28), la dapat didustai (Kisah Para Rasul 5:3-4), la dapat di hina
(lbrani 10:29), la dapat dihujat (Matius 12:31-32), la dapat didukakan (Efesus 4:30).34
Dari penjelasan di atas jelas bagi kita bahwa Roh Kudus dapat bergaul dengan manusia
dan dapat merasakan keadaan manusia. Seperti yang diuraikan oleh Stephen Tong yang
menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah;
Roh Allah artinya Roh yang keluar atau berasal dari Allah sendiri (Kejadian 1:2); Roh
Kekekalan artinya Dia yang sebelum dunia diciptakan dan sesudah dunia dimusnahkan
melalui penghakiman Tuhan Allah, Dia tetap ada (lbrani 9:14); Roh yang mempunyai
kesucian dan kebajikan sebagai dasar etika dan moralitas-Nya; Roh Kemuliaan
maksudnya pada waktu gereja dianiaya, dipermalukan, Tuhan mempermuliakan mereka
yang sedang dipermalukan; Roh Kebenaran maksudnya Roh yang memberi kebenaran;
Roh yang mewahyukan yaitu Roh yang bertindak sebagai penyingkap kebenaran Tuhan
kepada manusia; Roh yang membangkitkan kesadaran; Roh yang menginsyafkan
manusia.35
Dalam uraian di atas, Allah sendiri bertindak mengambil inisiatif untuk mengerjakan
keselamatan bagi manusia. Roh Kudus menolong manusia untuk masuk dalam rencana
keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada seluruh manusia. Seperti yang diuraikan
oleh Barnabas Chung yang menjelaskan bahwa:
Roh Kudus adalah penolong (Yohanes 14:16, 26; 16:7)
Roh Kudus adalah Roh kebenaran (Yohanes 14:17, 26; 15:26; 16:13; Efesus 3:3-5);
Roh Kudus adalah jaminan Allah (II Korintus 1:22; Efesus 1:14); Roh Kudus adalah
pembimbing dan pengantar (Efesus 2:18; Roma 8:14, 26); Roh Kudus adalah sumber
kekehidupan orang Kristen.36
Roh Kudus sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab masuk ke dalam semua segi
kehidupan manusia, bertindak dan berkarya dalam menolong dan mengatasi segala
masalah kehidupan yang kita hadapi. Apa yang dikehendaki oleh Bapa dan Tuhan
Yesus, itulah yang dikehendaki oleh Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Ki Dong
Kim menjelaskan Roh Kudus dalam hubungannya dengan Bapa dan Anak sebagai
berikut:
Kalau tidak ada Anak, tidak seorangpun dapat mengenal, melihat penyataan Allah, dan
semuanya akan mengambil kesimpulan bahwa tidak ada Allah. Karena ada Anak, maka
34Billy Graham, Roh Kudus Kuasa Allah Dalam Hidup Anda, (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1985), 15-17
35 Stephen Tong, 23-30.
36 Bamabas Chung, Roh Kudus, (STT Baptis Medan), 22-25.

Anak itu menyatakan keberadaan Bapa, dan adanya tiga Pribadi dalam satu kesatuan.
Dengan demikian, Bapa ada bersama Anak dan menyatakan diriNya melalui Roh
Kudus. Dengan kata lain, Bapa itu mahahadir ada dimana-mana, dan Anak-Nya ada di
dalam Bapa. Dimana pun Anak berada, Bapa ada bersamaNya. Seperti Anak ada di
dalam Bapa, dan menyatakan diri-Nya oleh Roh Kudus, Roh Kudus ada di dalam Anak.
Jadi, apabila tidak ada Anak di dalam kita, berarti Roh Kudus juga tidak ada di dalam
kita.37
Dengan kehadiran Roh Kudus dalam hidup orang percaya, sehingga tergenapilah
kehendak Allah, yaitu Allah menyertai (Imanuel). Dengan kehadiran Roh Kudus, maka
Allah datang dalam diri Yesus secara nyata berdiam dalam diri mereka. Betapa
pentingnya peranan Roh Kudus atas diri Yesus dan pelayanan-Nya, mulai dari
kelahiran-Nya sampai pada pesan pesan-Nya kepada rasul setelah kebangkitan-Nya."

5. Pekerjaan Roh Kudus di dalam PL dan PB


Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memberikan bukti tentang pekerjaan
Roh Kudus yang berinteraksi dengan manusia. Roh Kudus selaku peribadi Allah yang
kekal tetap ada dan terus bekerja sebelum dan sesudah hari pentakosta. Keberadaan
Roh Kudus tetap dilihat sebagai pribadi yang tidak dipisahkan dengan Allah Bapa dalam
Tritunggal. Pembahasan yang akan dilakukan berikut ini adalah menguraikan pekerjaan
apa saja yang telah dilakukan oleh Roh Kudus.
a Pekerjaan Roh Kudus Dalam Perjanjian Lama
Jika melihat intensitas karya Roh Kudus maka lebih banyak didapati dalam Perjanjian
Baru dari pada Perjanjian Lama. Perbedaan
inilah yang menjadi salah-satu pertimbangan para ahli memutuskan mengenai Roh
Kudus dalam Perjanjian Lama sesungguhnya berbeda dengan Roh Kudus di dalam
Perjanjian Baru. Pendapat semacam itu sesungguhnya sangat tidak adil, dimana
kesamaan yang besar diabaikan hanya karena perbedaan yang kecil. Prinsipnya, Roh
Kudus sebagai Pribadi nampak dalam karya-Nya, sebaliknya karya-Nya menunjukkan
Roh Kudus adalah sebagai Pribadi. Keduanya tidak mungkin dipisahkan atau
dipertentangkan. Perjanjian Lama mencatat kehadiran Roh Kudus yang dinyatakan
dalam pekerjaan-Nya diantaranya adalah:
Penciptaan alam semesta
Alkitab mencatat langit dan bumi diciptakan oleh Allah dan pada saat penciptaan
tersebut Roh Kudus ikut berperan serta (Kej. 1:1-2). Robert Davidson menerangkan
bahwa:
Roh Allah adalah Allah sendiri yang dengan kuasa-kuasa sedang bertindak di dalam
dunia. Roh yang sama pada mulanya "melayang-layang di atas permukaan air" (Kej.
1:1) untuk menerbitkan ketertiban dari dalam kekacauan, dan sampai sekarang masih
terus bekerja membaharui dunia, berupa kehidupan pada segala mahluk hidup.38
Pekerjaan Istimewa dari Roh Kudus dalam penciptaan yaitu membawa segenap kejadian
kepada tujuannya yaitu mempermuliakan Allah. Dengan kata lain, pekerjaan Roh
37 Ki Dong Kim, Marilah kita mengenal Roh Kudus, (Berea Indonesia), 109
38Robert Davidson, Alkitab Berbicara, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 7.

Kudus ialah memelihara dan menyempurnakan kehidupan, membawa peraturan,


kebaikan dan keindahan dalam alam ini. Roh Kudus mengadakan penataan untuk
menjadikan segala sesuatu harmonis (Ayub 26:13; Yesaya 40:12, 13), dan la juga
memberikan kehidupan (Mazmur 33:6; 104:30).
Mengontrol kehidupan.
Kejadian 1:1-3 menyatakan pada saat Allah menciptakan dan mengadakan penataan
langit dan bumi, Roh Kudus ikut berperan aktif. Peran aktif Roh Kudus selaku Pribadi
yang melakukan fungsinya ditunjukkan di ayat 2 dalam kalimat "Roh Allah melayanglayang di atas permukaan air". Menurut Donald Guthrie artinya Roh Kudus
mengadakan perubahan dari samudera yang gelap menjadi kawasan yang jelas
perbedaan-perbedaanya.39
Roh Kudus senantiasa memberikan tuntunan sebagaimana diyakini oleh penulis Kitab
Mazmur (Mazmur 143:10), bahwa seseorang mendapatkan kekuatan serta berhasil
dalam melaksanakan tanggung jawabnya karena. Roh Kuduslah yang menolongnya
untuk mencapai tujuan (Bilangan 11:16, 17).
Memberikan karunia untuk tugas tertentu
Ketika Musa membangun Kemah Pertemuan, ia memilih orang-orang yang oleh Roh
Kudus telah dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan untuk membuat segala
perlengkapannya (Keluaran 31:3; 28:3). Hal memilih orang-orang, ini sangat penting
mengingat bangsa Israel yang keluar dari Mesir hanya memiliki pengalaman sebagai
budak. Hubungan karunia dengan pelaksanaan tugas, Stanley M. Horton menulis:
Kepenuhan dengan Roh ini akan menjadi sumber keahlian, pengertian, dan
pengetahuan dalam segala macam pekerjaan. Dengan kata lain, Roh Kudus akan
memberikan pertolongan adikodrati dalam melaksanakan tugas-tugas praktis untuk
menyiapkan bahan-bahan Kemah Suci yang akan berguna lagi indah.40
Roh Kudus memberikan keterampilan dan wibawa untuk melaksanakan tugas
kepemimpinan (Bilangan 11:16,17). Roh Kudus juga memberikan kemampuan
seseorang untuk mengolah strategi guna mengalahkan musuh dalam peperangan
(Hakim-hakim 3:10).
Menciptakan moralitas yang benar
Roh Kudus tidak dapat mentolerir segala bentuk kenajisan atau dosa yang dilakukan
seseorang, karena hakikat Roh Kudus sendiri adalah kudus (Kejadian 6:18). Roh Kudus
akan menghardik dan memberikan hukuman kepada segala macam bentuk pelanggaran
terhadap firman
Allah. Roh Kudus juga mendidik serta memberikan bimbingan terhadap umat Allah
bagaimana seharusnya hidup di dalam ketaatan kepada Tuhan (Yesaya 11:5; Yehezkiel
36:27; Nehemia 9:20). Harun Hadiwijono menyatakan:
Akhirnya, Roh yang dinamis itu mengandung di dalamnya sifat-sifat yang etis. Hal ini
terang dari Yes 30:1, yang mengancam dengan hukuman para anak yang murtad, yang
melaksanakan suatu rancangan yang bukan oleh dorongan Roh Tuhan. Jadi Roh Allah
39Donald Guthrie, dkk, Tafsiran Alktitab Masa Kini 1, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2000), 80.
40 Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, (Malang: Yayasan Penerbit Gandam Mas, 2001), 23

yang dinamis tadi memang adalah kekuatan atau kekuasaan yang menciptakan hal-hal
yang baru, yang ditunjukan kepada tujuan keagamaan.41
Mengilhami para nabi
Pada saat menyampaikan berita untuk umat Allah Para nabi menerima materi berita
melalui Roh Kudus, dan bukan hasil rekayasa dari dirinya sendiri (Yesaya 42:1). Raja
Daud meyakini apa yang dikatakan melalui mulutnya datang melalui pewahyuan Roh
Kudus (2 Samuel 23:2). Nabi Yoel juga meyakini serta menubuatkan bahwa firman
Allah akan datang di zaman yang kemudian, diberikan dengan cara melalui mimpi,
penglihatan dan nubuatan yang diilhami Roh Kudus (Yoel 2:28, 29). Stanley M. Horton
menulis "Sebagai orang-orang yang dipenuhi Roh, para nabi yang terutama menulis
Kitab Suci (kita akui bahwa Musa adalah seorang nabi sama Daud).... Demikian pula
Roh Kudus yang mengilhamkan perkataan dan tulisan Yesaya (59:21)."42
Tulisan Para nabi yang diilhamkan Roh Kudus diakui oleh Yesus dan juga Para Rasul
baik dengan penggenapan nubuatannya (Matius 22:42,43; Kisah Para Rasul 2:15-28)
maupun sebagai dasar pengajaran (Kisah Para Rasul 28:25-29).
Menubuatkan kedatangan Mesias
Roh Kudus menyampaikan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, tentang
kedatangan Mesias melalui nubuatan yang disampaikan para nabi (Yesaya 61:1, 2).
Misi kedatangan Mesias ke dunia memberikan keselamatan serta kesejahteraan umat
manusia yang terbelenggu dan diperbudak dosa (Yesaya 11:1-10).
Tugas Kemesiasan yang disampaikan para nabi melalui nubuatan dalam ilham Roh
Kudus sebenarnya yang dimaksud adalah Yesus Kristus
sendiri.43 Nabi Maleakhi menubuatkan kedatangan Mesias terlebih dahulu akan diawali
kedatangan Nabi Elia merintis jalan dan mempersiapkan kehadiran Mesias (Maleakhi
4:5,6).
Konsep Mesianik datang dari Roh Kudus melalui nubuatan para nabi yang dipercepat
dan ditunggu-tunggu penggenapannya oleh bangsa Yahudi. Seiring berjalannya waktu
serta pasang surut perkembangan politik bangsa Yahudi, konsep kedatangan Mesias
akhirnya dipahami secara politis.
Memberi kemampuan yang luar biasa
Seseorang dapat memiliki kekuatan yang luar biasa di atas rata-rata pada umumnya
karna Roh Kudus menyertainya. Kekuatan yang luar biasa dari Roh Kudus hanya
sebagai sarana untuk melaksanakan misi Allah. Stanley M. Horton berpendapat tentang
kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh para tokoh dalam Perjanjian Lama sebagai
berikut:
Bahkan orang yang dipilih Allah untuk menolong dan membebaskan bangsa itu tidak
sama sekali bebas dari kelemahan zaman itu. Tetapi Roh Allah; kadang kala bekerja
meskipun mereka ada kelemahan. Sebenarnya, kelihatannya Allah memilih orangorang yang tidak penting dan tidak terkenal sehingga dapat melihat bahwa kuasa itu
berasal dari Allah dan bukan dari manusia.44
41 Harun Hadiwijono, 114
42Stanley M. Horton, 7.
43J.D.Douglas, EnsiklopediAlkilab Masa Kini Jilid IIM-Z,

Seperti dalam Hakim-hakim 14:6 Simson dengan mudah mencabik-cabik seekor singa
tanpa melukai tangannya sedikitpun, dan juga beberapa tindakan spektakuler lainnya
sebagai nasir Allah. Daniel memiliki kemampuan yang liar biasa dalam hal akal budi
dan hikmat, dan pada jamannya di tengah-tengah bangsa kafir ia dikenal penuh roh para
dewa yang kudus (Daniel 4:8; 51:10-12). Mikha menyatakan Roh Kudus dapat
memberikan kekuatan, dan tentu saja bukanlah kekuatan yang biasa-biasa (Mikha 3:8).
Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama cakupannya sangat luas, sebagai
perwujudan karya Allah yang tetap peduli dengan ciptaan-Nya. Hal itu turut
membuktikan peran Roh Kudus sebagai Pribadi dalam ke-Tritunggalan Allah. Menurut
JI. Packer, Roh Allah yang ada di dalam PL adalah Allah yang sedang bekerja sebagai
pencipta, pemerintah, pewahyu, pendorong dan penolong.45
b. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Perjanjian Baru dibuka dengan karya Roh Kudus melalui peristiwa Maria yang
mengandung untuk melahirkan Yesus Kristus dalam rangka menggenapi nubuatan yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Lama. Selain di keempat Injil, eksistensi serta
Pekerjaan Roh Kudus dicatat semakin meningkat intensitasnya dalam kitab Perjanjian
Baru yang lain. Luasnya karya Roh Kudus dengan berbagai cara yang dilakukan-Nya
dalam Perjanjian Lama sangatlah luar biasa, dan tidaklah mengherankan bila hal serupa
terdapat dalam Pejanjian Baru.46
Mengadakan pemulihan
Seseorang diselamatkan bukan hasil dari usaha pekerjaan baiknya dalam bentuk amal
kesalehan, melainkan melalui imannya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus berperan
mengadakan pembaruan status orang percaya di hadapan Allah dari yang dulunya
sebagai budak dosa telah diadopsi sebagai anak Allah (Yohanes 1:12; Titus 5; Roma
8:15). Dalam hal ini Chris Marantika menulis:
Pengertian teologis untuk istilah ini ialah bahwa setiap orang yang bertobat dari dosadosanya dan beriman kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya yang berarti
telah lahir baru, diangkat oleh Allah menjadi anggota keluarga-Nya dan berhak
mewarisi Kerajaan Allah bersama orang-orang beriman lainnya.47
Kelahiran baru berhubungan dengan perubahan status yang sebelumnya ditempatkan
sebagai pemberontak menjadi ahli waris Kerajaan Allah. Dengan perkataan lain,
perubahan status seseorang dapat terjadi karena ia telah mengalami kemerdekaan, dan
oleh karya Roh Kudus kehidupannya dipulihkan menjadi serupa dengan gambar-Nya
(Roma 8:2; 2 Korintus 3:17, 18; 2 Tesalonika 2:13).
Membimbing

44Stanley M. Horton, 33
45 J.I. Packer, Keep in Step with the Spirit (Michigan: Baker Book. 1987), 81.
46 Donald Gutrie, 142.
47 Chris Marantika, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, (Yogyakarta: Iman Press, 2002), 126127.

Kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya dinyatakan dalam pekerjaan Roh Kudus


yang memberikan bimbingan kepada orang percaya. Roh Kudus memberikan hikmat
kepada seseorang agar dapat memahami sesuatu yang tidak mungkin melalui akal
pikiran biasa
(1 Korintus 2:13). Senada dengan itu Millad J. Erickson menjelaskan:

Karunia-karunia Roh Kudus diberikan dalam kata-kata yang diajarkan


oleh
Roh dan bukan oleh hikmat manusia (2:13). Dari semua pertimbagan ini, tampaklah
bahwa Paulus tidak mengatakan orang-orang yang tidak rohani itu mengerti tetapi tidak
menerima. Sebaliknya, orang-orang yang tidak rohani itu tidak menerima, setidaktidaknya sebagian, karena mereka tidak mengerti.48

Bahkan dalam 1 Yohanes 2:27 ditegaskan betapa pentingnya urapan atau pencerahan
yang diberikan oleh Roh Kudus untuk mengerti fiman Allah, sampai-sampai penulis
Surat Yohanes menggunakan kalimat "... tidak perlu kamu diajar oleh orang lain."
Menurut Erikson, Seseorang dapat memiliki kearifan dengan cara mengharap dan
meminta pertolongan Roh Kudus.49 Sebab Roh Kudus mampu memimpin dan
mengajar untuk memberikan pemahaman terhadap seluruh kebenaran, la juga mampu
membimbing seseorang bagaimana seharusnya menyampaikan argumentasi mengenai
kebenaran (Lukas 12:12; Yohanes 16:13,14; Markus 13:11).
Memberi karunia dalam pelayanan
Setiap orang yang dipanggil dan ditetapkan dalam pelayanan dilengkapi oleh Roh
Kudus dengan karunia sesuai kebutuhan dalam rangka pembangunan tubuh Kristus
(Roma 12:6-8; 1 Korintus 12:7-11).
Orang yang dipanggil dalam pelayanan tidak diukur menurut kesanggupan manusiawi
yang terbatas, melainkan menurut ukuran pembekalan Roh Kudus yang melimpah.50
Paul Yonggi Cho menyatakan bahwa:
Bila ada suatu pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk Allah, karunia-karunia Roh
Kudus diberikan kepada berbagai orang percaya di dalam gereja, tubuh-Nya. Ini
menyanggupkan orang-orang percaya untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dan
tanggungjawab-Nya secara berbasil dan pekejaan itu berkembang karena adanya
karunia-karunia Roh Kudus.51
Dengan demikian karunia yang diterima oleh seseorang bukanlah diperuntukkan bagi
kepentingan dirinya sendiri, melainkan untuk kepentingan perluasan Kerajaan Allah.
Kisah Para Rasul 1:8. Jadi efektifitas pelayanan sangat tergantung kepada karunia Roh
Kudus dan motivasi pelayanan yang bertujuan untuk membangun tubuh Kristus.
48Millard J. Erickson, Teologi Kristen, (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1999), 323.
49Ibid, 190.
50 Bruce Milne, Mengenali Kebenaran Panduan Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 286.
51 Paul Yonggi Cho, Roh Kudus, Adimitra Saya, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 2000),
147.

Membawa hidup dalam kekudusan


Rasul Paulus menghubungkan hidup dalam Roh yang terjadi dalam diri seseorang
dengan kemampuan yang diterima dari Roh untuk mematikan perbuatan-perbuatan
daging (Roma 8.9-13). Kekudusan dihubungkan dengan mematikan daging dengan
tujuan untuk mendapatkan kualitas moral yang benar. Dalam hal ini Bruce Milne
menulis:
Hal ini menggaris bawahi kenyataan bahwa tidak mungkin memisahkan krisis
pembaharuan dari perubahan- moral yang menyusul. Menurut istilah teologi,
pembenaran ... tidak dapat dipisahkan dari pengudusan (proses perubahan moral
sepanjang hidup untuk lebih mendekati citra Kristus).52
Paulus menjelaskan kepada jemaat di Galatia tentang hidup oleh Roh dengan ditandai
tidak hidup menurut keinginan daging. Perbuatan daging yang dimaksudkan adalah
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan. sebagainya (Galatia 5:11-21). Roh Kudus
menolong orang percaya melepaskan diri dari ikatan perbuatan daging dan
memimpinnya untuk hidup dalam kekudusan.
Mengilhamkan penulisan Kitab Suci
Roh Kudus telah menyatakan Wahyu, yaitu kebenaran baru yang tidak dapat diterima
oleh pikiran manusia tanpa pertolongan Roh Kudus. Bertitik tolak dari penjelasan Yesus
Kristus tentang Roh Kudus (Yohanes 14:26 dan 16:13), bahwa Roh Kudus-lah yang
akan mengajar apa yang difirmankan Yesus, dan memberitahukan hal-hal yang akan
datang, maka peran Roh Kudus dalam penulisan Kitab Suci menjadi sangat penting.
Rasul Petrus dan Rasul Paulus mempercayai otoritas Roh Kudus dalam memberikan
pengilhaman untuk terwujudnya penulisan Alkitab
(2 Petrus 1:21; 2 Timotius 3:16). Karena dorongan untuk menulis berasal dari Roh
Kudus, para pembaca harus memperhatikan nubuatan sebagai firman Allah. 53 Tentang
pencurahan Roh Kudus dalam pengilhaman Kitab Suci Henry C. Thiessen memberi
penegasan bahwa:
Para Rasul menyatakan bahwa mereka telah menerima Roh ini (Kisah 2:4; 9:17; 1
Korintus 2:10-12; 7:40; Yakobus 4:5; 1 Yohanes 3:24; Yudas19) dan bahwa mereka
berbicara karena dipengaruhi, oleh Roh serta atas nama Roh itu (Kisah 2:4; 4:8, 31;
13:9; 1 Korintus 2:13; 14:37; Galatia 1:1, 12; 1 Tesalonika 2:13; 4:2, 8; 1Petrus 1:12; 1
Yohanes 5:10-11; Wahyu 21.5; 22:6, 18-19). Jadi dapat dikatakan bahwa Tuhan Yesus
sendiri menjamin pengilhaman Perjanjian Baru.54
Menindaklanjuti pelayanan Yesus Kristus
Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehadiran Roh Kudus bertujuan menindaklanjuti karya
penebusan terhadap orang berdosa yang telah dikerjakan-Nya dengan cara
menginsafkan dan menjelaskan kebenaran akan adanya penghakiman di akhir zaman
52 Bruce Millne, 267.
53 Millard J. Erickson, 258.
54 Henry Clarence Thiessen, Teologia Sistimatika, (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1995), 105.

(Yohanes 16:7, 8). Harun Hadiwijono menyatakan hubungan Roh Kudus dengan Yesus
Kristus sebagai berikut:
Jadi ada hubungan yang erat sekali di antara karya Kristus sebagai Anak Allah dan
karya Roh Kudus sebagai kekuatan ilahi atau daya ilahi. Hubungan itu demikian
eratnya, hingga Roh Kudus juga disebut Roh Kristus (1 Ptr. 1:11). Kristus mendatangi
para orang milik-Nya di dalam Roh dan di dalam Roh itulah Ia bersama-sama dengan
mereka.55

Bahkan sebelum naik ke sorga Yesus Kristus menyampaikan wasiat tentang Roh Kudus
yang akan memberikan dinamika pekabaran Injil (Kisah Para Rasul 1:8).
Memberi kuasa
Saat menyampaikan argumentasi mengenai asal-usul kuasa yang dipakai-Nya untuk
mengusir Setan, Tuhan Yesus mengakui Roh Kudus-lah yang memberi-Nya kuasa
(Matius 12:28). Rasul Paulus juga mengakui dalam menyusun strategi pekabaran Injil
ia mempergunakan cara mendemontrasikan kuasa di dalam kekuatan Roh Kudus (1
Korintus 2:4). Hal itu dibuktikan Rasul Paulus pada saat ia mempergunakan otoritas
Roh Kudus untuk menghardik tukang sihir, dan menjadikannya buta dalam beberapa
hari (Kisah Para Rasul 13:9-12; 1 Yohanes 4:4). Mengenai Roh Kudus yang mampu
memberikan kuasa James I. Packer menyatakan:
Kedatangan Kristus, Sang Juruselamat, telah membawa pencurahan Roh Kudus kepada
Gereja dan dunia. Roh Kudus datang dengan kuasa, Dalam Perjanjian Baru kita melihat
kuasa ini diwujudkan di dalam semua cara, yang disebut kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dan kemampuan untuk mengatasi
pencobaan, dan kemampuan memenangkan orang lain melalui pemberitaan firman
Tuhan dan kesaksian, dan kemampuan untuk bertindak sebagai saluran kuasa Allah
dalam berbagai mujizat, penyembuhan, dan lain sebagainya.56
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Roh Kudus hadir secara,
berkesinambungan ditengah kehidupan manusia yang dapat dilihat dalam karya-Nya,
dan dapat dirasakan kehadiran-Nya sebagai Pribadi. Kesimpulan lain yang bisa didapat
Roh Kudus yang berkarya dalam Perjanjian Lama tidak lain Roh Kudus yang sama
seperti di dalam Perjanjian Baru. Hanya saja dalam Perjanjian Baru intensitas
kehadiran dan karya Roh Kudus lebih banyak jumlahnya. Beberapa perbedaan yang
terdapat dalam Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru pada dasarnya tidaklah
sebanding dengan banyaknya kesamaan yang prinsipil. Oleh karena itu rasanya tidak
adil apabila penilaian dijatuhkan dengan hanya bertumpu pada perbedaan yang kecil,
bahwa Roh Kudus dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Roh Kudus dalam Perjanjian
Baru.
Buah Roh Kudus
Barnabas Chung mengatakan buah di dunia kita dapat dari pohon yang sudah dewasa
bukan dari pohon yang masih kecil. Begitu juga buah-buah Roh Kudus dihasilkan oleh

55Harun Hadiwijono, 130-131.


56 J.I. Packer,dkk., Kebutuhan Gereja Saar Ini Kerajaan Allah dan Kuasa-Nya, (Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas, 2001), 254-255.

orang yang sudah dewasa dalam iman.57 Buah Roh ini adalah sifat orang Kristen yang
didapat dari Yesus dan dari Allah. Oleh karena itu kedewasaan orang Kristen adalah
beberapa banyak sifatnya yang menyerupai Yesus dari situlah dapat menilai iman
seseorang. Sering kali kita mendengar orang lain bahwa kadang-kadang kita bisa
melihat sifat ini dari orang beragama lain seakan-akan mereka lebih unggul daripada
orang Kristen. Memang ada orang yang merasa lebih unggul daripada kita. Tetapi
karunia Roh adalah sifat yang dilihat dalam keadaan sukar dan beratnya. Orang yang
dikuasai oleh Roh adalah menyatakan sifat dengan pimpinan Roh bukan dari dirinya
sendiri. Bagi orang dewasa perlu waktu dan latihan.
John Stott berkata buah Roh ini dapat digolongkan menjadi tiga sekawan yang
berkaitan dengan Allah, dengan orang lain dan dengan dirinya sendiri. 58 Buah Roh
yang berkaitan dengan Allah adalah kasih, sukacita, damai. Buah-buah Roh ini datang
dari Allah. Kedua yang berkaitan dengan orang lain adalah kesabaran, kemurahan,
kebaikan. Sifat ini diperlukan ketika kita berhubungan dengan orang lain. Ketiga adalah
yang berkaitan dengan dirinya sendiri yaitu kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan
diri.
Bagaimana kita bisa memiliki buah-buah Roh Pertama kita harus hidup menurut Roh
bukan hidup menurut daging. (Gal 5:16-24) Ketika, kita hidup dengan pikiran Roh,
yaitu kita hidup dibawah pemerintahan Roh maka kita berbuah Roh sehingga kita
menyatakan sifat Kristus. Kedua kita tinggal di dalam Kristus. (Yoh 15: 1-11) hal ini
menunjukan hubungan yang akrab dengan Tuhan. Biasanya, ranting-ranting mendapat
gizi dari pokok. Sama, seperti kita harus hidup dengan kekuatan Tuhan. Pada waktu itu
kita bisa berbuah. Oleh karena itu, kita perlu dipenuhi oleh Roh setiap saat.
Karunia Roh Kudus
Karunia-karunia Roh Kudus diberikan bagi gereja untuk membangun dirinya sendiri
dan memuliakan Kristus, dan untuk memperluas Kerajaan Allah. Marvin Pate
menyebutkan beberapa pengamatan umum tentang karunia-karunia Roh Kudus, yaitu :
Kata untuk karunia-karunia (charismata) menunjuk pada anugerah bagi orangorang percaya oleh kasih karunia Allah, yang harus dipergunakan untuk kemuliaan-Nya
dan kebaikan orang lain (Rom. 12:3).
Karunia-karunia tersebut dibagikan pada orang percaya oleh Roh Kudus (I Kor.
12: i 2-31).
Setiap orang percaya paling tidak punya satu karunia (I Kor. 12:10,11).
Melalui keaneka ragaman karunia itulah tubuh Kristus mencapai kedewasaan
dan disatukan (Rom. 12:4).
Karunia-karunia rohani bersifat eskatologis dan khususnya mengandung
dialektika sudah atau belum.59
Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan
sehari-hari orang percaya
Tuhan Yesus dengan jelas memberitahukan peranan Roh Kudus dalam hidup orang
percaya seperti terdapat dalam Yohanes 16:13. Kemudian dijelaskan oleh rasul-rasul
57 Barnabas Chung, 33.
58 John Stott, Baptisan dan Kepenuhan (Jakarta. YKBK. 1991), 97
59C. Marvin Pate, Eskatologi Paulus, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004), 174.

bagaimana Roh Kudus menolong mereka dalam segala pejuangan dan aktivitas mereka.
David Iman Santoso menguraikan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan para rasulrasul pada gereja mula-mula, antara lain:
Murid-murid dan orang percaya dipenuhi oleh Roh Kudus. Karunia Roh Kudus ini
adalah perlengkapan yang perlu untuk pelayanan
orang Kristen. Roh Kudus memberi keberanian berbicara kepada murid murid. Roh
Kudus memimpin para Rasul dan pelayanan mereka serta kehidupan orang Kristen.
Roh Kudus dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia. Roh Kudus
memberikan wibawa Rohani kepada Rasul.60
Jemaat mula mula sangat jelas mengalami dan bergaul dengan Roh Kudus dalam
kehidupan mereka sehari-hari, khususnya dalam memberitakan Injil. Roh Kudus
menolong rasul dalam memberitakan Injil khususnya ke daerah daerah baru yang
sebelumnya belum pernah mereka masuki. Paul Yonggi Cho menguraikan daftar
tindakan pribadi Roh Kudus dalam hidup orang percaya, antara lain
Berbicara kepada jemaat-jemaat (Wahyu 2:7); Menolong kita dalam kelemahan kita
(Roma 8:26); Berdoa bagi kita (Roma 8:26); Mengajar kita (Yohanes 14:26); Bersaksi
tentang Tuhan (Yohanes 15:26); Memimpin kita (Yohanes 16:13); Memerintah orang
orang dalam pelayanan mereka kepada Yesus Kristus (Kisah 16:6-7); Memanggil orangorang untuk pekerjaan Allah dan mengangkat mereka dalam tugas itu (Kisah 13:2);
Menghibur para orang beriman (Kisah 9:31).61
Roh Kudus melakukan peranan yang sangat luas dalam kehidupan manusia. Di
samping menolong orang percaya dalam hubungannya dengan kepribadiannya, juga
menolong manusia dalam mengerjakan keselamatannya. Donald Guthrie mencatat
berbagai fungsi yang dikenakan kepada Roh Kudus antara lain :
Pengudusan, Roh Kudus menguduskan orang percaya agar berkenan kepada Allah (11
Tesalonika 2:13; 1 Korintus 6:11), Pengangkatan, bahwa Roh memampukan semua
anak-anak Allah yang diangkat-Nya menghampiri Bapa (Galatia 4:6); Pengertian, Roh
Allah-lah yang menyatakan Injil, kepada orang-orang percaya (I Korintus 2:12-13);
Pembebasan, Orang yang dipimpin Roh berada dalam kebebasan (Galatia 5:1);
Bimbingan, Roh mengetahui kelemahan kita dan datang untuk menolong kita (Roma
8:26-27); Kuasa, Roh diberikan hanya demi kemajuan Injil (Roma 15:18-20);
Pertumbuhan, (Galatia 5:22-23) mengungkapkan ketergantungan penuh atas Roh
supaya dapat berkembang secara penuh.62
Rasul Paulus menasehati jemaat-jemaat, agar berhati-hati dalam bergaul dengan Roh
Kudus, supaya Jemaat Tuhan dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan
dalam Roh Kudus.
6. Pekerjaan Roh Kudus dalam ibadah Kristen
Dalam Ensiklopedi Alkitab dijelaskan bahwa lbadah dari bahasa Yunani avoda atau
latreia adalah suatu pelayanan yang dipersembahkan kepada Allah tidak hanya dalam
60David Iman Santoso, 129-139.
61Paul Yonggi Cho, Roh Kudus Adimitra Saya, (Jakarta: Immanuel), 42
62Donald Guthrie, 188-198.

arti ibadah Bait Suci, tapi dalam arti pelayanan kepada sesama (Lukas 10:25). 63 Lebih
lanjut dijelaskan bahwa ciri khas pelayanan ibadah jemaat rumah tangga, bagian
terbesar acaranya terdiri dari puji-pujian (Efesus 5:19; Kolose 3:16), doa, pembacaan
Kitab Suci, dan penjelasan. Menurut Abineno ibadah adalah suatu pertemuan antara
Allah dan Jemaat. Dalam pertemuan itu berlangsung semacam dialog, Allah berfirman
dan jemaat mendengar, Allah memberi dan Jemaat menerima serta mengucap syukur,
Allah mengampuni dan jemaat memuji namaNya. 64 Dalam ibadah terjalin hubungan
yang harmonis antara Allah dan manusia, manusia dan sesama manusia. Ibadah
memiliki arti yang sangat luas, seperti diuraikan oleh James F. White ibadah Kristen
adalah tindakan supernatural, yang melibatkan tanggapan khas terhadap penyataan
yang khas. lbadah Kristen mempunyai ciri khas yang konkret karena dia ada hanya
melalui gerakan dari Allah yang kekal
itu kearah ciptaan-Nya.65 Dalam ibadah, Allah memanggil kita bukan untuk
mempersembahkan, korban binatang yang disembelih, tetapi persembahan yang hidup,
yaitu tubuh kita sendiri (Roma 12:1). Tuhan Yesus memberi perintah kepada murid
murid-Nya "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus
12:30). Rick Warren menjelaskan,
Allah tidak menginginkan sebagian dari hidup anda. Dia meminta segenap hati anda,
segenap akal budi anda, dan segenap kekuatan anda. Allah tidak tertarik pada
komitmen separuh hati, ketaatan sebagian, dan sisa-sisa waktu dan uang anda. Dia
menginginkan pengabdian penuh anda, bukan sedikit kehidupan anda.66
Sejak kenaikan Tuhan Yesus, murid-murid Tuhan Yesus mengadakan kebaktian
setempat dengan jemaat-jemaat lain yang telah didirikan oleh murid-murid. Mereka
mengadakan kebaktian secara bergiliran dari rumah ke rumah yang didasari oleh rasa
suka cita karena Kristus telah mengalahkan maut, kemenangan itu menjadi milik
mereka. G. Riemer menjelaskan bahwa dalam masa Pentakosta bercorak oikumenis,
artinya mendunia sampai ke ujung bumi. Batasan-batasan bahasa ditiadakan oleh Roh
Kudus dan diwujudkan persekutuan dengan semua suku dan semua kebudayaan di
semua tempat.67 Dalam kebaktian kebaktian, jemaat memuji Tuhan dengan nyanyiannyanyian pujian serta mendengarkan Firman Allah. Dalam lbrani 12:22-24 dinyatakan:
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi
dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat
anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
63Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1,409.
64J.L.Ch.Abineno, Gereja dan ibadah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 2.
65 James F. White, 10-11.
66 Rick Warren, The Purpose Driven Life, (Malang: Gendum Mas, 2004), 114.
67G. Riemer, Cermin Injil,82-83.

sempurna, dan kepada Yesus. Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan
yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
G. Riemer menjelaskan bahwa dalam nats ini Roh Kudus mengajar kita tentang tempat
ke mana kita pergi pada waktu kepergian kita ke gereja. Lebih luas lagi dari yang sudah
kita lihat, yaitu kita bukan saja bersama sama dengan jemaat di semua tempat di dunia,
melainkan juga bersama sama dengan semua orang-orang kudus.68
7. Pekerjaan Roh Kudus dalam rencana keselamatan Allah
Manusia dalam sepanjang sejarah tidak dapat mengupayakan keselamatan atas dirinya.
Hukum Taurat juga tidak mampu membawa manusia kepada keselamatan. Maka Allah
mengambil inisiatif untuk mengutus Anak-Nya Tuhan Yesus datang ke dunia untuk
menebus dan menyelamatkan manusia dari dalam dosa. Jadi keselamatan hanya
ditemukan dan diperoleh dalam Tuhan Yesus Kristus, yang dikenakan oleh penebusan
dengan darah Kristus dan pengudusan oleh Roh Kudus. Victor menjelaskan bahwa:
Alkitab mengajar kita untuk menerima bahwa di dalam karya penciptaan, penebusan
dan pengudusan hidup orang percaya adanya penekanan peran masing masing oknum
dari Allah Tritunggal: Allah Bapa berkarya menciptakan segala sesuatu (Kejadian 1:1);
Anak melakukan karya penyelamatan (Efesus 2:5-6) dan Roh Kudus melakukan karya
penyucian (Roma 15:16; 1 Korintus 6:11).69
Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus untuk menjadi Juruselamat
bagi manusia. Setelah Tuhan Yesus selesai mengadakan penebusan dengan darah-Nya
yang kudus, maka Yesus naik ke sorga untuk mengutus Roh Kudus datang kepada setiap
orang yang menerima Yesus, agar Roh Kudus menolong setiap orang dan mengerjakan
keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Victor menjelaskan bahwa Roh
Kudus tetap beroperasi untuk menolong orang percaya dan beriman kepada Allah.
Yesus mengatakan bahwa Roh Kudus yang berkarya untuk membuat orang dilahirkan
kembali
(Yohanes 3:5).70
Memperoleh keselamatan tidak cukup hanya dengan percaya dan dilahirkan kembali.
Setiap orang yang ingin memperoleh keselamatan harus hidup dalam kekudusan
sebagaimana diinginkan Allah. Agar kita sampai kepada kekudusan dimaksud, maka kita
harus ditolong dan dituntun Roh Kudus, sampai kita memperolehnya. Billy Graham
menguraikan karya Roh Kudus dalam menganugerahkan keselamatan kepada setiap orang,
antara lain:
Menciptakan kita kembali (Yohanes 3:8); Meyakinkan kita dan memanggil kita. Hanya
Roh Kudus yang dapat membuka mata kita dan meyakinkan kita akan betapa dalamnya
dosa kita (Yohanes 16:8-11); Roh Kudus memperbaharui kita (Titus 3:5); Roh Kudus
menjamin kita bahwa kita telah dilahirkan kembali dan telah menjadi anggota keluarga
Allah (lbrani 10:15).71
68Ibid,84.
69Victor Tobing, 39.
70Ibid, 73
71Billy Graham, 71-84.

Untuk bisa percaya pada Tuhan Yesus pun kita harus dibimbing oleh Roh Kudus. Roh
Kuduslah yang membuat kita menyadari segala kehidupan kita yang bergumul dalam
dosa. Paul Yonggi Cho menjelaskan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang yang
tidak beriman adalah dalam membawanya kepada rencana keselamatan Allah, antara
lain:
Menginsafkan dunia akan dosa; Menginsafkan dunia akan
kebenaran;
Menginsafkan dunia akan penghakiman Menyingkapkan rencana
keselamatan; Membawa kesucian dan membantu kelemahan kita; Mengajar orang
beriman; Memimpin orang beriman; Menghibur orang percaya; Mengukuhkan bahwa
kitalah Anak anak Allah.72
B. Kajian Teori Pertumbuhan Iman (Variabel Y1)
1.Pengertian Pertumbuhan Iman
Penulis kitab lbrani menuliskan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti segala sesuatu yang tidak kita lihat (lbrani 11:1). Dalam hal ini
iman mempunyai arti sikap hati manusia dalam memohon kepada Allah dan memahami
rahasia karya Allah yang terdalam.David Iman Santoso menjelaskan "iman adalah
perbuatan penerimaan atas apa yang Allah tawarkan kepada kita.".73
Iman memerlukan pertumbuhan hingga mencapai kedewasaan, yang dapat membawa
setiap orang percaya memahami seluruh rahasia kebesaran Tuhan dan dapat
mempersekutukan hidupnya kepada Allah dalam diri Tuhan Yesus yang adalah Roh
Kudus. Penulis kitab lbrani mengatakan "Sebab sekalipun kamu ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas
pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras"
(lbrani 5:12). G.W.Schweer menjelaskan sesudah seseorang mengerti hal-hal dasar
tentang kehidupan Kristen, ia perlu terus bertumbuh.74 Pertumbuhan iman tidaklah
terjadi secara otomatis, dibutuhkan proses yang cukup.
Mangapul Sagala menjelaskan bahwa setiap orang yang mengaku diri anak-anak Allah
harus bertumbuh. Untuk itulah Allah mengutus Roh-Nya berdiam dan tinggal dalam
hati kita. Roh Kudus akan bekerja dalam diri orang percaya dan menghasilkan buah. 75
Roh Kudus bekerja dalam hidup orang percaya untuk menjadikannya dewasa dalam
iman. Roh Kudus menjadikan pengalaman kita sebagai sarana untuk membuat iman kita
semakin dewasa. Roh Kudus juga membawa kita kepada situasi dan pengalaman
tertentu untuk menyebabkan pertumbuhan iman yang semakin dewasa. Paul Yonggi
Cho menjelaskan bahwa orang beriman yang baru lahir harus bertumbuh dalam
persamaan dengan Kristus, dan pribadi yang bertugas mengajar orang percaya ialah Roh

72Paul Yonggi Cho, 70-101.


73David Iman Santoso, 95.
74G.W.Schweer, Langkah Langkah Menuju Kedewasaan Rohani, (Bandung: LLB, 2000), 15.
75Mengapul Segala, 16.

Kudus.76 Itulah sebabnya maka Rasul Paulus mengajak jemaat Galatia untuk hidup
oleh Roh, sebab Roh menuntun kita untuk hidup menurut keinginan Roh Kudus (Galatia
5:16,22-25). G.W. Schweer menguraikan bagaimana caranya bertumbuh, antara lain:
Mempelajari Alkitab dan berdoa; Menjadi anggota gereja dan setia berbakti; Berusaha
hidup suci dan tetap bersekutu dengan Tuhan; Mendapat kawan-kawan baru dan
menikmati persekutuan Kristen; Mintalah nasehat Pendeta dan pembimbing rohani bila
saudara mempunyai masalah; Bersaksi tentang perjalanan saudara dalam Kristus.77
2.Dasar Alkitab Pertumbuhan Iman
Kejadian 12:7b dikatakan Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah
menampakkan diri kepadanya. (Abraham melakukan apa yang diperintahkan oleh
Tuhan).
Keluaran 39:32 dikatakan Demikianlah diselesaikan segala pekerjaan melengkapi
Kemah Suci, yakni Kemah Pertemuan itu. Orang Israel telah melakukannya tepat
seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah mereka melakukannya.
(Roh Kudus membuat bangsa Israel kerjasama dalam melakukan perintah Tuhan).
Josua 24:18b dikatakan ....Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah
Allah kita. (Memutuskan untuk selalu beribadah kepada Allah yang diungkapkan
bangsa Israel).
Roma 1:16 dikatakan Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertamatama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. (Oleh karena Injil di imani keselamatan
akan terjadi).
Roma 10:17 dikatakan Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman Kristus. (Mengamini berita yang ia dengar melalui pemberita sebagai
kebenaran).
Galatia 3:36 dikatakan Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di
dalam Yesus Kristus. (Iman dalam Kristus akan selalu hidup dalam persekutuan).
Ibrani 11:1 dikatakan Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Seseorang yang mengaku kepada Allah
akan aktif selalu mengikuti kegiatan persekutuan).
3. Sejarah Pertumbuhan Iman
Pertumbuhan iman Gereja Pentakosta Indonesia terjadi oleh karena karya Roh Kudus
mengurapi para pelayan dan jemaat yang terus menerus mengambil bagian dalam
pembangunan gereja yang berdasarkan firman Tuhan.Jemaat Gereja Pentakosta
Indonesia sidang Metropolitan melalui Roh Kudus memulai misi pelayanan yang
berbentuk Pos Pelayanan bulan September 1997 dimulai dirumah seorang janda suku
Cina di Menteng Metropolitan Blok B . Ibadah selanjutnya diadakan setiap Kamis
Malam. Anak yang punya rumah tempat ibadah protes dan tidak mengizinkan lagi
rumahnya dipakai untuk beribadah .Karena tempat ibadah tidak diizinkan lagi maka
Kel.Pdt .Simbolon menjual Rumahnya yang berada di Jl .Karang Taruna Seharga Rp.3,5
Juta untuk mengontrak tempat ibadah di Menteng Metropolitan seharga RP 5000.000
per tahun. Setelah menjual rumah dan uangnya digunakan untuk menyewa tempat
76Paul Yonggi Cho, 89.
77G.W.Schweer, 17-21.

ibadah sekaligus ditempati. Kel Pdt .Simbolon pindah ke tempat ibadah di Perumahan
Menteng Metropolitan yaitu di blok E No 32. dan digunakan Natal Perdana Pos
Pelayanan tahun 1998.
Diresmikan menjadi GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA Sidang Menteng
Metropolitan Hari Minggu Tanggal 4-4-1998. Merupakan sidang ke 31 dari 72 sidang
yang ada di JABODETABEK.Tahun1999 kontrakan rumah habis kembali bergumul
memohon pertolongan.Pada Tahun 2000 membangun di jl. Cempaaka Elok N0 72 Rt
09/Rw 12 Kayu Tinggi Cakung ditanah yang luasnya 150 meter ,milik bpk
tersebut.Dengan segala permasalahan dan pergumulan dalam memulai hingga
berjalannya pelayanan di Gereja ini senantiasa berharap dan campur tangannya Tuhan
melalui kuasa Roh KudusNya.
Seiring berjalannya waktu demi waktu, maka masyarakat di sekitar hingga sampai ke
daerah-daerah lain yang dapat dijangkau, adapun jiwa-jiwa yang dijangkau, terdiri dari
orang dewasa, para pemuda-pemudi, remaja dan anak-anak sekolah minggu. Dengan
antusias mengikuti ibadah secara rutin, hal inilah yang digenapi dalam jemaat mulamula, Kisah Para Rasul 2:47, dan mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan
menambahkan jumlah mereka yang diselamatkan.
4. Cara Jemaat Bertumbuh
a.Jemaat Rajin Membaca Alkitab

Bos

Kata Alkitab dalam bahasa Yunani adalah


(biblos) yang berarti buku atau kitab.
Di dalam Alkitab kata biblos diungkapkan dengan berbagai istilah, diantaranya disebut
buku (Lukas 4:17), Kitab Taurat (Matius 12:5; 22:36), Hukum Taurat (Galatia 3:10;
lbrani 9:19), Kitab Nabi (Lukas 4:17, 20), Gulungan Kitab (lbrani 10:7), Kitab
Nubuatan (Wahyu 22:7), Kitab Kehidupan (Wahyu 13:8; 17:8), Kitab Suci (Yohanes
7:38;10:35), Alkitab (Markus 15:28), Firman Allah (Markus 7:12-13), Firman Kristus
(Roma 10:17), dan sebagainya. Bambang H. Wijaya mengemukakan bahwa Alkitab
diibaratkan cermin, benih, air susu, air madu, terang, pedang, palu yang
menghancurkan, api pembersih, mas bernilai tinggi.78
Alkitab diibaratkan cermin yang bisa memperlihatkan wajah asli kita (Yakobus 1:2325). Jemaat yang sungguh-sungguh mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan, maka
Firman Tuhan yang ia dengar, baik melalui membaca Alkitab maupun mendengar
keterangan Firman melalui khotbah, mereka akan mengalami pertumbuhan kearah
kedewasaan iman. Roh Kuduslah yang membimbingnya untuk hidup sesuai dengan
tuntutan Firman Tuhan. Jemaat yang membaca Alkitab, mengalami pertumbuhan iman
yang pesat, sebab hidupnya selalu dipagari oleh Firman yang dinyatakan oleh Roh
Kudus dalam hidupnya.
Alkitab diibaratkan benih yang di dalamnya terdapat kehidupan (1 Petrus 1:23, Matius
13). Firman dapat menjadikan kita lahir baru, sebab dalam Firman itu ada hidup, yang
memberi kemampuan untuk menjadikan kita hidup dalam Kristus. Roh Kuduslah yang
mengerjakan semuanya itu di dalam diri kita, maka hidup kita menjadi segar dan
mengalami pertumbuhan yang baik hingga menghadirkan kedewasaan iman dan buah
yang banyak.
78Paulus Daun, Prolegomena Bibliologis (Doktrin Alkitab)" (Manado: Yayasan Daun Family, 2008), 2628.

Firman Tuhan bagaikan air susu yang dapat menumbuhkan dan menyehatkan rohani (1
Petrus 2:2),79 memiliki kadar gizi yang sangat tinggi dan memenuhi segala jenis vitamin
rohani yang dibutuhkan oleh hidup kita. Jemaat yang rajin membaca Alkitab
menemukan dan menikmati Firman yang mampu menjadikan hidup kita sehat dan kuat
serta menyegarkan kerohanian kita.
Membaca Alkitab berarti memahami dan menerima Allah dalam hidupnya. Sungguh
indah jika kita memahami dan menerima Allah dalam hidup kita. Jemaat yang rajin
membaca Alkitab memiliki dan bersekutu dengan Allah dalam Firman dan Roh Kudus.
Firman Tuhan diibaratkan air madu yang dapat memberikan suka cita (Mazmur 19:11).
Karena jemaat rajin membaca Alkitab, maka jemaat menjadi takut akan TUHAN dan
yang mengerjakan itu semua adalah Roh Kudus dalam dirinya.
Firman yang dimilikinya menjadi terang bagi hidupnya dan di dalam setiap langkah
hidupnya, Firman itu yang oleh Roh Kudus menuntun dan menerangi jalan hidupnya,
sehingga tidak akan terjerumus dan terjebak dalam perangkap iblis. Firman yang kita
baca dan lakukan memiliki kemampuan menghakimi pikiran-pikiran dan gagasangagasan akal manusia dan kehendaknya. Sehingga jemaat yang rajin membaca Alkitab
memiliki pikiran dan kehendak yang murni, yang sesuai dengan pikiran dan kehendak
Kristus. Hal ini semua dikerjakan oleh Roh Kudus yang adalah Allah sendiri dalam diri
kita.
Fritz Ridenour menjelaskan bahwa melalui Alkitablah anda bisa berkenalan secara
pribadi dengan Tuhan dan mempelajari kehendak-Nya untuk hidup anda dan kearifanNya untuk seluruh umat manusia. 80 Dalam Alkitab begitu jelas diperkenalkan karya
dan hakikat Allah, dimana Roh Kudus sendiri yang menyatakannya kepada para penulis
Alkitab, sehingga para penulis Alkitab mampu memperkenalkan Allah kepada
pembacanya. Menurut E.H.Van OLST, Alkitab adalah satu dan dia benar-benar
menyaksikan perbuatan Allah di dalam sejarah.81
Robert Davidson menjelaskan beginilah caranya Alkitab mengundang kita untuk
memandang alam semesta yang luas dan misterius. Alam semesta yang makin lama
makin misterius, meskipun para ahli ilmu pengetahuan telah mencoba mengorek
rahasia-rahasia-Nya.82 Di seluruh Alkitab kita dapat melihat sukacita di dalam dunia
yang diciptakan Tuhan, sebab dunia yang diciptakan itu baik adanya.
Alkitab memiliki tujuan, seperti yang dikemukakan oleh Timotius David Cupples
mengemukakan bahwa tujuan Alkitab ialah agar kita dapat mengenal Allah dan AnakNya Yesus Kristus dengan pengenalan sejati yang mendatangkan hidup yang kekal
(Yohanes 17:3).83 R. C. Sproul menjelaskan bahwa Alkitab juga bermanfaat untuk

79Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, (Jakarta, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
1992), 430.
80Fritz Ridenour, Dapatkah Alkitab di Percaya?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1985), 35.
81E.H.Van OLST, Alkitab dan Liturgi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 19.
82Robert Davidson, Alkitab Berbicara, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998),2.

menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakuan, sesuatu yang selalu dibutuhkan


setiap orang Kristiani.84
b.Jemaat Rajin Berdoa
Doa merupakan bagian dari hidup orang percaya. Robert OH menjelaskan fungsi doa
bagi orang percaya, antara lain: Doa adalah napas rohani kita. Doa memberi
kehidupan. Doa adalah dialog dengan Allah. Doa adalah ibadah. Doa adalah moto
rohani kita. Doa adalah kunci.85
R. C. Sproul menjelaskan mengapa kita harus berdoa:
Doa sebagai tugas. Alkitab menyatakan dengan sangat jelas bahwa anak-anak Allah
dipanggil menjadi pendoa (1 Samuel 1:8-18; Roma 12:12; 1 Korintus 7:5); Doa sebagai
hak istimewa. Saat ini kita diundang masuk ke Ruang Maha Kudus melalui doa kita;
Doa sebagai sarana anugerah, maksudnya Allah menggunakan doa untuk menyatakan
kehendak-Nya (Yakobus 5:13-18).86
Indrawan Eleeas mencatat bahwa orang Yahudi melakukan doa sebanyak lima kali
dalam sehari yaitu subuh (Mazmur 88:14), pagi pukul 09.00 (Kisah 1:14-15), siang hari
(Kisah 10:9), sore hari pukul 15.00 (Kisah 10:3), petang hari menjelang matahari
terbenam (Keluaran 30:7-8).87 Indrawan Eleeas menjelaskan agar doa membawa
kemenangan, kita perlu memperhatikan faktor-faktor penting sebagai berikut: Berdoa
dengan sungguh-sungguh; Berdoa dengan tidak bimbang; Berdoa dengan tekun; Doa
dalam kesatuan; Doa dan pujian; Berdoa dalam Roh; Doa di dalam nama Yesus.88
Jemaat yang hidup dipimpin oleh Roh, berdoa merupakan kebutuhan pokok rohaninya.
Allah menjadi sekutu hidupnya dan merupakan kekasih jiwanya setiap saat. Oleh karena
itu jemaat senantiasa rindu untuk berdoa. Dalam doa, orang yang dipimpin Roh Kudus
akan mengalami persekutuan dalam Roh dengan Allah yang dipercayai akan dapat
memperbaharui hati, pikiran, dan kehendak, sebab pengaruh Allah lebih kuat dalam
hidupnya; memperoleh jawaban pergumulan hidupnya yang dinyatakan Allah
kepadanya dalam doanya; Ketika kita berdoa syafaat, maka Allah menambah kerukunan
dan keharmonisan hubungan kita dengan sesama.
c. Setia Dalam Pelayanan Diakonia
83David Cupples, Beriman dan Berilmu, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),
25.
84R. C. Sproul, Mari Bertumbuh, (Jakarta: Gloria Graffa, 2004), 25.
85Robert OH, The Prayer Driven Life, (Yogyakarta: ANDI, 2009), 13-18.
86R.C.Sproul, 35-45.
87Indrawan Eleeas, 104-106.
88Ibid, 130-138.

Menurut G. Riemer kata diakonia makna asasinya adalah membungkuk-bungkuk


dalam debu tanah merangkak menaklukkan diri. Artinya sukarela merendahkan diri,
menempatkan diri dalam posisi terendah.89 David L. Baker kata pelayanan (diakonia),
pelayan
(diakonos), melayani (diakoneo) mengandung arti melayani meja dan mengurus
kebutuhan rumah tangga (misalnya Lukas 10:40) dan melayani secara umum, seperti
membantu suatu usaha yang berguna untuk kepentingan masyarakat. 90 Selanjutnya
dijelaskan bahwa dalam Perjanjian Baru kata-kata ini dipakai juga secara khusus untuk
tugas pelayanan dalam jemaat, baik pelayanan jasmani (Kisah 6:1-4) maupun pelayanan
rohani (Roma 11:13).
Rubin Adi Abraham menguraikan karakter seorang pelayan berdasarkan teladan hidup
Stefanus, antara lain: Menyerahkan diri untuk melayani; Memiliki karakter yang baik;
Penuh dengan Roh Kudus; Penuh dengan iman; Penuh dengan hikmat dan Firman
Allah; Memiliki hati yang penuh dengan pengampunan; Rela menderita karena
Kristus.91 Yang menjadi sasaran diakonia jemaat adalah:
Memberi hormat bagi Allah yang telah menyatakan kasih-Nya dan kepedulian-Nya
kepada seluruh isi bumi. Jemaat diajak untuk melayani
sebagai pernyataan hormat bagi Allah, yang sudah mengasihi hidupnya.
Memperlihatkan kasih Allah Tritunggal di dunia yang sengsara karena dosa. Menunjuk
kepada Yesus Kristus sebagai penebus dunia. Jemaat melayani diakonia juga untuk
menunjukkan kasih Allah melalui hidup jemaat. Hal ini merupakan kewajiban jemaat
yang sudah merasakan kasih Allah.
Anggota jemaat saling memperdulikan, jangan sampai ada anggota jemaat yang kualitas
hidupnya tidak memadai. Di samping fungsi pelayanan diakonia kepada Allah, juga
ditujukan kepada sesama dengan cara saling memperdulikan diantara anggota jemaat
juga dengan non jemaat.
Gereja-gereja yang bersekutu saling membantu sehingga kualitas hidup mereka
memadai. Jemaat juga dibina untuk mengadakan persekutuan hidup dengan gereja lain,
melalui pelayanan diakonia. Memperdulikan orang yang berkekurangan di tengah
masyarakat. Jemaat juga harus dibina memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap
lingkungannya, dengan membantu orang yang hidup berkekurangan. Gereja aktif
menyantuni warga negara lain yang membutuhkan santunan. Wawasan yang lebih luas
lagi dengan melayani warga negara lain yang membutuhkan bantuan.
Jemaat yang hidup dipimpin Roh Kudus selalu bersyukur dalam hidupnya kepada Allah,
karena Allah telah mengasihi hidupnya dengan menyerahkan nyawa-Nya mati dikayu
salib. Karena begitu besar kasih Allah yang dia terima, maka hidupnya senantiasa
bersyukur.
d.Jemaat rajin Mengikuti lbadah Minggu
89G. Riemer, Jemaat yang Diakonal, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2004), 47.
90David L. Baker, Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat, Tafsiran Surat /
Korintus 12 14, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 53.
91Rubin Adi Abraham, Rindu Untuk Melayani, (Yogyakarta: ANDI, 2009), 84-97.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia kata "ibadah" artinya perbuatan yang menyatakan
bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan
mengerjakan perintahNya dan menjahui larangan-Nya. 92 Jadi panggilan untuk
beribadah kepada Tuhan adalah panggilan bagi semua orang, bagi setiap suku bangsa
dan generasi. Panggilan itu merupakan panggilan dari Allah kepada kita masingmasing.
Ketika seseorang menjadi Kristen sejati, ia dilahirkan ke tengah keluarga Allah.
Sekarang ia memperoleh saudara-saudara baru di dalam Kristus, yang sama seperti dia
percaya kepada Yesus Kristus. Mereka
disebut tubuh Kristus. Mereka mungkin berasal dari negara, daerah dan keluarga yang
berbeda, tetapi semuanya satu dalam Kristus, dengan Kristus sebagai kepala.
Gereja adalah kumpulan orang-orang yang terpanggil keluar dari dosa menuju kepada
terang. Di sinilah orang-orang percaya saling bersekutu. David Lim menulis : Hidup
kita harus merupakan ibadah rohani. lbadah mencerminkan siapa kita, motif serta gaya
hidup kita yang sebenarnya. Ketika jemaat berkumpul, ibadah paling efektif bilamana
para anggotanya menjalani kehidupan yang kudus.93 Kita menyembah Allah dengan
hati, pikiran, jiwa dan kekuatan. Meski di luar kita menghadapi berbagai masalah
pribadi, beraneka hambatan kultural serta rasial, dan beraneka masalah dalam hubungan
antar manusia, kita bisa memandang dunia dengan sudut pandang Tuhan dalam ibadah
di gereja.
John R.W. Stott mengatakan : "following the services, every Sunday is a very important
matters for every Christians. How deep is our respon to the death of our saviour is by
our relations with others."94 Kasih persaudaraan adalah sifat kekristenan yang khas, dan
orang yang berusaha menyelaminya pasti akan menemukan ke dalaman kasih yang baru
dalam persekutuan Kristen itu.
lbadah yang benar dilaksanakan bukan sekedar karena manusia butuh beribadah,
melainkan karena Allah pantas menerima pemujaan dari manusia. Tozer berkata '.
"Some one said even human basicly sinned, but their soul can feel where they belong
dan miss to return to their source, that is God.95 Manusia walaupun sudah berdosa
pada dasarnya, tetapi roh manusia itu tahu darimana dia berasal dan tetap rindu untuk
bersekutu dengan Allah melalui ibadah.
Di
kegiatan
ibadah
tersebut,
semua
orang
percaya
bernyanyi
bersama untuk memuji Tuhan. Menyanyi dimaksudkan untuk mendorong
kita memasuki suasana puji-pujian. Nyanyian merupakan sarana untuk mengungkapkan
perasaan kita.96 Dengan bernyanyi bersama kebersamaan dan sukacita sebagai orang
Kristen akan semakin lengkap. Darrel W. Robinson berpendapat ibadah yang berkuasa
92Tim Pusat Phoenix, 336
93Dr. David Lim. Spiritual Gifts, (Malang: Gandum Mas, 2005), 39
94John R.W. Stott. Basic Christianity, (Inter-Varsity Fellowship Of Evangelical: London), 180
95AW. Tozer. The Knowledge Of Holy, (New York: Harper & Row, 1991), 9.
96Richard J. Foster, Tertib Rohani, (Bandung: Kalam Hidup, 2002), 246

adalah : Suasana doa yang hangat. Saat puji-pujian yang melibatkan orang-orang
untuk bersukacita. Khotbah yang diurapi Roh Kudus. Saat undangan yang dipersiapkan
dengan baik, yang mendorong orang-orang untuk mengambil keputusan menerima
Kristus.97
la akan senantiasa melimpahkan kasih-Nya. Demikian juga kita harus meladeni hal
tersebut dengan menolong sesama yang sedang dalam kesusahan.Kehadiran anak-anak
Tuhan atau pengikut Kristus dalam ibadah sangat berguna dalam kehidupan ini.Ketika
menghadiri Ibadah Minggu kerohanian akan terisi dengan Firman Tuhan yang
menyebabkan sukacita di dalam menjalani kehidupan.
e. Jemaat Setia Memberikan Persembahan Perpuluhan
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Kesetiaan adalah keteguhan hati; ketaatan,
kepatuhan.98 Kesetiaan itu penting dalam menjalin sebuah hubungan. Jika salah
seorang tidak setia, akan mengakibatkan rusaknya suatu hubungan.
Kesetiaan
dihubungkan
dengan
iman
kepercayaan
sangatlah
penting. Karena Allah ingin agar kita "setia". Setia berarti memegang satu
Tuhan saja di dalam Kristus Yesus Tuhan. Hukum Taurat yang kedua mengatakan
bahwa Allah adalah Allah yang cemburu, karena itu la menuntut kesetiaan umat-Nya
agar tetap setia dan tidak menduakan Dia.
Salah satu yang dituntut dalam kesetiaan kepada Tuhan adalah kesetiaan memberikan
persembahan perpuluhan.
Persembahan persepuluhan itu adalah memberikan
sepersepuluh penghasilan kita kepada Allah. Sejak zaman Perjanjian Lama Allah sudah
memerintahkan umat-Nya untuk memberikan persembahan persepuluhan seperti tertulis
dalam Imamat 27 30; Bilangan 18:21; Ulangan 26;12 ; Nehemia 10:38; 38; Amsal 4 : 4,
Maleakhi 3.-10. Kemudian dalam Perjanjian Baru ditegaskan lagi dalam Lukas 18:12;
lbrani 7:5,9.
Pertanyaan pun timbul, apakah Allah tidak kurang kaya sehingga la
harus meminta persembahan persepuluhan dari kita? Allah itu adalah pencipta alam
semesta ini. Dialah yang empunya dunia ini beserta segala
isinya. Jadi setiap hasil jerih payah kita di dalam dunia ini, Allah berhak atasnya. Kita
tidak boleh sombong dengan menyimpan semuanya itu bagi diri kita sendiri.
Melakukan hal tersebut juga berarti kita telah mencuri (Hukum Taurat 8) atau
mengambil yang bukan hak kita.
Alkitab membuktikan, bahwa jika orang percaya tidak memberikan persembahan
persepuluhan dengan demikian kesejahteraan tidak akan datang kepadanya. Bahkan
Maleakhi menegur bangsa Israel yang tidak lagi memberikan persembahan
persepuluhan. Hal ini menyebabkan
mereka miskin dan menderita.
Bahkan Frank M. Boyd menuliskan bahwa bangsa Israel menganggap remeh
persembahan persepuluhan dan bahkan mereka memberikan sebagian saja;
Memberikan persembahan persepuluhan itu menyenangkan hati Tuhan, seperti tertulis
dalam Maleakhi 3 : 10 yaitu : " Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke
dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan dirumahKu dan ujilah
97Darrel W. Robinson. Total Church Life, (Bandung: Lembaga Literaur Baptis, 2004), 96.
98Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga., (Jakarta: Balai Pustaka), 1056.

Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkaptingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.99
Ketika memberikan persembahan persepuluhan, orang percaya tidak semakin
kekurangan tetapi Allah memberikan kelimpahan berkat. Bahkan orang percaya diminta
untuk menguji Dia, untuk rajin memberikan persembahan perpuluhan, dengan demikian
Dia akan mencurahkan berkat sampai berkelimpahan.
Sebagai anak Tuhan diajarkan untuk taat dan mau dalam memberikan perpuluhan
,sehingga ada persediaan makanan artinya ada dana yang dapat digunakan untuk
keperluan dalam gereja maupun kebutuhan para pelayan yang bekerja di lading Tuhan
atau di gereja dimana melayani.
C. Kajian Teori Pekabaran Injil (Variabel Y2)
1. Pengertian Pekabaran Injil
Pekabaran Injil menurut Buku Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Penginjilan kata dasar
Injil berasal dari bahasa Yunani Evanggelion () yang artinya Kabar
Baik.100
Jadi Pekabaran Injil adalah Pemberitaan Kabar Baik.
Hal-hal yang yang merupakan Pekabaran Injil Jemaat
Pertama: Jemaat melakukan pekabaran Injil perseorangan
Kedua
: Jemaat setia mengabarkan Injil dengan berkelompok
Ketiga
: Jemaat setia melakukan doa rutin untuk Pekabaran Injil.
Keempat
: Jemaat terbeban untuk memberikan persembahan pribadi dalam
mendukung Pekabaran Injil.
Kelima
: Jemaat setia mengikuti kebangunan rohani Pekabaran Injil
2. Dasar Alkitab Pekabaran Injil
Dalam Yesaya 6:8, dikatakan: "... Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!". (Tuhan
bertanya kepada Yesaya siapa yang akan diutus).
Dalam Yesaya 42:6 dikatakan:.TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud
penyelamatan, ... dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi
terang untuk bangsa-bangsa,...". (TUHAN memanggil Yesaya untuk maksud
penyelamatan, menjadi perjanjian bagi manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa).
Dalam Yesaya 1:7, dikatakan: "Tetapi TUHAN berfirman kepadaku:
tetapi kepada siapa pun engkau Ku utus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang
Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan...". (TUHAN berfirman kepada
Yeremia kepada siapapun diutus harus pergi ke sana).
Dalam Matius 28:19-20, dikatakan: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu...". (Tuhan Yesus Kristus memberikan perintah untuk
pergi menjadikan segala bangsa menjadi murid, membaptis dan mengajar).
Dalam Yohanes 4:35-38, dikatakan : "Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu
dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai... Aku
99Frank M. Boyd. Nabi Nabi Kecil, (Gandum Mas: Malang, 2001)
100Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1, (Jakarta: YKBK, 2003), 28.

mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan;" (Tuhan Yesus Kristus
memberikan perumpamaan ladang yang sudah matang untuk dituai, dan mengutus para
penuai).
Dalam Yohanes 15:27, dikatakan: "...Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari
semula bersama-sama dengan Aku." (Tuhan Yesus Kristus berkata agar murid-murid
menjadi saksi).
Dalam Kis. 1:8 dikatakan: "...dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Tuhan Yesus Kristus berkata
bahwa murid-murid akan menjadi saksi).
Dalam Kis. 10:42, dikatakan: "...Dan la telah menugaskan kami memberitakan kepada
seluruh bangsa dan bersaksi...". (Tuhan Yesus Kristus menugaskan murid-murid untuk
bersaksi).
Dalam Roma 1:15-16, dikatakan: "...aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu
juga yang diam di Roma... karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya..". (Paulus ingin memberitakan Injil di Roma karena Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya).
Dalam 1 Korintus 9:16, dikatakan: "... Karena jika aku
memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu
adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (Paulus
akan celaka jika tidak memberitakan Injil).
Dalam Efesus 4:11, dikatakan: "...Dan ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun
nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil...". (Tuhan Yesus Kristus yang memberikan
pemberita-pemberita Injil lewat pimpinan Roh Kudus).
3. Sejarah Pekabaran Injil
Sejarah pekabaran injil bukan dimulai dalam PB tetapi dalam PL dalam Kej.1:1 Allah
menyatakan diri-Nya dalam karya ciptaan-Nya, semua ciptaan Allah itu baik dan
diberkati. Manusia diciptakan sempurna, segambar dan serupa dengan Allah (Kej.
1:26). Berbeda dengan ciptaan lainnya, manusia diciptakan memiliki akal budi dan
kehendak bebas. Meskipun Allah memberikan kebebasan kepada manusia pertama,
namun manusia gagal untuk hidup dalam kebenaran Allah (Kej. 3). Adam menerima
vonis mati kekal bagi kebenaran dan secara pribadi hubungan dengan Allah terputus
(Kej. 2:17). Allah kemudian mengusir manusia dari taman Eden, dan yang oleh karena
kasih-Nya kemudian Allah memberikan janji keselamatan, yang sering disebut sebagai
proto injil (Kej. 3:15).
Sejarah penginjilan dilanjutkan kembali ketika Tuhan memilih dan memanggil Abraham
(Kej. 12). Tuhan berfirman kepada Abraham bahwa melalui Abraham segala bangsa di
atas bumi akan mendapatkan berkat.
Boleh dikatakan sejak pemilihan Abraham dan keturunannya, yakni bangsa Israel Tuhan
menyatakan keselamatan melalui karya-Nya.
Orang-orang percaya dari abad-abad pertama sampai pada zaman modern saat ini tetap
melakukan pekabaran Injil, hal ini menunjukkan bahwa pekabaran Injil merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan dan sudah seharusnya menjadi komitmen setiap
orang percaya
4. Hal-hal yang yang merupakan Pekabaran Injil
a.Jemaat Melakukan Pengkabaran Injil Perseorangan

Banyak orang Kristen yang berpuas diri dengan apa yang ada dan sudah merasa cukup
apabila ikut kebaktian tiap minggu dan menyerahkan persembahan. Banyak juga yang
tidak ambil pusing dengan berjuta-juta orang yang akan binasa. Sebenarnya tugas
pekabaran Injil adalah tanggung jawab semua orang percaya, karena merupakan
panggilan Allah untuk melaksanakannya. Panggilan Allah berlaku bagi semua orang
percaya tanpa terkecuali. Yesus berkata dalam Yohanes 4:35b "... Tetapi Aku berkata
kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladangladang yang sudah menguning
dan matang untuk dituai." Banyak orang yang lelah, terlantar dan tersesat karena
belenggu dosa dan tidak mampu mencari jalan keluar bagi diri sendiri. Dosa membuat
manusia buta, tidak bisa melihat dan mengerti kebutuhan akan keselamatan. Orang
berdosa menantikan kesediaan orang-orang percaya supaya mendapat kesempatan
mendengarkan Injil.
Hal ini juga ditegaskan oleh Paulus kepada jemaat di Roma yang menyatakan: "Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia?
Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang
Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?" (Roma 10:14).
Dengan demikian, adanya orang-orang yang membutuhkan dan menantikan
pemberitaan Injil mengharuskan setiap orang percaya untuk terlibat di dalam pekerjaan
pekabaran Injil. A.W. Tozer seperti dikutip Paul Borthwick menyatakan, "Allah tidak
memerlukan pertolongan kita... Namun Allah memilih untuk memakai kita."101
Pekabaran Injil merupakan
tanggung jawab sekaligus juga merupakan pilihan Allah atas setiap orang percaya.
Allah memilih untuk orang percaya supaya mau terlibat dalam pemberitaan Injil, maka
Allah menuntut tanggung jawab dan pertanggung jawaban, J.I. Packer menyatakan,
Kita pun bertanggungjawab untuk memberitakan Injil. Penginjilan adalah tanggung
jawab yang tak terpisahkan dari... setiap orang, Kristen. Kita semua mengemban
amanat untuk membaktikan diri memberitakan kabar baik, dan untuk memakai semua
kemampuan kita untuk membuat Injil menjadi perhatian dunia. Karena itu, seorang
Kristen harus terus-menerus menyelidiki diri apakah ia telah melakukan semua yang
mungkin dilakukan untuk menginjili.102
Pekabaran Injil sebagai tanggung jawab orang percaya adalah juga sebagai wujud kasih
kepada sesama, seperti dinyatakan dalam Surat
wasiat Patrick Henry dalam 'The Encyclopedia of Religious Quotations', yang dikutip
oleh Budi Asali,
I have now disposed of all my property to my family; there is one thing more I wish I
could give them, and that is the Christian religion. If they had this, and I had not given
them one shilling, they would be rich; but if they had not that, and I have given them all
the world, they would be poor.103
101Paul Borthwick. Pemberitaan Injil-Tugas Siapa?, (Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1995), 31.
102J.I. Packer,16-17.
103 http://www.members.tripod.com/gkri_exodus

Keterlibatan para pelayan dalam pekabaran Injil selain sebagai tugas yang melekat bagi
setiap orang percaya juga sebagai ungkapan kasih kepada orang-orang tersesat karena
Allah sudah terlebih dahulu mengalami kasih Allah. Karena itu pekabaran Injil yang
dilakukan oleh orang percaya bukanlah keterpaksaan. Pemahaman ini penting agar
orang percaya melakukannya dengan kasih dan penuh tanggung jawab Tomatala
menyatakan,
Penginjilan adalah bahagian utuh dari rencana misi Allah yang bertujuan membawa
shalom kepada manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Untuk melaksanakan rencana misiNya ini, Allah telah memberikan mandat misi bagi umat-Nya untuk menjadi
mandataris-Nya.104
Alasan lain bahwa orang percaya harus terlibat dalam pekabangan Injil adalah
merupakan hak istimewa bagi orang percaya, Bill Hybels dan Mark Mittelberg
menjelaskan, "pemberitaan Injil menjadi hal yang istimewa
karena tidak satupun hal yang lebih berharga selain membawa jiwa
seseorang menuju kasih dan kebenaran Allah.105
Dengan demikian setiap orang percaya memiliki kewajiban untuk
terlibat di dalam pekabaran Injil.
b.Jemaat setia mengabarkan Injil dengan berkelompok
Pekabaran Injil selain bisa dilakukan secara pribadi juga secara berkelompok. Misalnya
beberapa orang mengunjungi suatu daerah tertentu dan memberitakan Injil di sana.
Masalah-masalah halangan yang ditemukan dalam pekabaran Injil bisa di atasi secara
bersama-sama. Hal ini juga untuk menolong pelayan yang sulit memberitakan Injil
secara pribadi, maka juga dengan berkelompok bisa saling memperlengkapi satu dengan
yang lain.
c.Jemaat Setia Melakukan Doa Rutin Untuk Pekabaran Injil
Pekerjaan pekabaran Injil tidak bisa dipisahkan dari Allah, karena orang yang
memberitakan Injil tidak dapat melahirbarukan atau mempertobatkan seseorang.
Allahlah yang membawa orang untuk mendengarkan Injil dan Allahlah yang
menyelamatkan. Karena itu tanpa Allah tidak mungkin pekabaran Injil dapat dilakukan.
Orang-orang percaya diharuskan untuk bergantung kepada Allah melalui doa. Doa
adalah berhubungan atau berbicara dengan Allah. Doa merupakan pernyataan dari
ketergantungan manusia kepada Allah untuk segala sesuatu. Doa mendatangkan kuasa
Allah ke dalam kehidupan manusia. Kemudian Reinhard Bonke Menambahkan,
Alangkah istimewanya hak seorang penginjil bila ia memperoleh banyak orang yang
berdoa perantara untuk mendukung penginjilannya! Merekalah pekerja mesin yang
menyediakan dinamit untuk pemboman Injil terhadap mereka.106
Yang dimaksud adalah waktu yang disediakan untuk berdoa secara
rutin bagi pekabaran Injil merupakan bagian terpenting yang diperlukan
104Tomatala. Penginjilan Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 1998),7.
105Bill Hybels dan Mark Mittelberg. Menjadi Orang Kristen yang Menular, (Yogyakarta: Yayasan Joy
dan Yayasan ANDI, 2000), 7.

106J .Wesley Brill. Doa-doa Dalam Perjanjian Lama, (Bandung: Kalam Hidup, 1995), 9.

oleh seorang penginjil dalam pekabaran Injil yang dilakukan.


d.Jemaat Terbeban untuk memberikan Persembahan Pribadi dalam mendukung
pekabaran Injil
Pekabaran Injil tentunya memerlukan pendanaan yang tidak sedikit, pengutusan Injil
memerlukan bahan-bahan, khususnya keperluan untuk dipergunakan dalam pekabaran
Injil. Orang-orang percaya mempunyai tanggung jawab untuk mendukung pendanaan
bagi pekerjaan pemberitaan Injil lewat persembahan pribadi. Paulus sendiri pun di
dukung oleh jemaat-jemaat yang pernah dilayani dengan mengirim sumbangan dan
mengutus orang untuk membantu Paulus.
e.Jemaat Setia mengikuti kebangunan rohani pekabaran Injil
Kebaktian kebangunan rohani (Revival) adalah pembaharuan yang terjadi pada orang
yang sudah percaya, sedangkan penginjilan adalah untuk penyelamatan orang-orang
yang tersesat dan terhilang, maka ketika ada kebaktian kebangunan rohani baik secara
lokal maupun dari luar sebagai orang yang dipimpin oleh Roh Kudus akan memiliki
kerinduan untuk menghadirinya bahkan akan terlibat untuk berdoa agar di dalam
kebaktian kebangunan rohani (KKR). Terjadi mujizat, serta membawa jiwa-jiwa ke
Kebaktian Kebangunan Rohani tersebut.
Dasar kebangunan rohani menurut Oliver Mc. Mahan adalah
Allah memperbaharui orang sesat supaya datang kepada Kristus seperti Kebangunan
Rohani yang terjadi pada orang-orang di Efesus di bawah pelayanan Paulus (Ef 5: 1821) dan kebangunan rohani dikhususkan pada aspek pengudusan dari hal yang tercemar
(II Taw 29:5) mendorong untuk tidak mengikatkan diri kepada dunia kegelapan, tetapi
senantiasa memiliki panggilan kekudusan menjadi jemaat yang kudus tidak bercacat di
hadapan Tuhan dan mementingkan kerajaan kekal dari pada memperoleh dunia ini.107
Dengan kebaktian kebangunan rohani diharapkan akan banyak orang mengenal Yesus
dan mempercayai serta mengimani sebagai Juruselamat. Dalam kebangunan rohani
pekabaran injil, setiap orang didorong untuk mengimani Jesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat.
D.Kerangka Berfikir
Dalam Perjanjian Lama sebutan Roh Kudus tidak secara langsung, tetapi walaupun
secara tidak langsung menyebut nama Roh Kudus, namun penyebutan-Nya dengan
sebutan Roh Allah (Kej. 1:2, Ayub 27:3), nafas Allah (Ayub 29:13), Nafas-Ku (Ayub
27:3), Nafas mulut-Nya (Mazmur 33:6), Roh-Mu (Mazmur 104:30), Roh dari Atas
(Yesaya 32:15), Nafas-Nya (Yesaya 40:7) dan sebagainya.
Dalam Perjanjian baru oknum Roh Kudus sangat jelas dibicarakan karena Roh Kudus
adalah Allah yang hadir dalam wujud Roh. Dan diam dalam hidup manusia. Pekerjaan
Roh Kudus dalam Perjanjian Lama adalah menciptakan alam semesta, mengontrol
kehidupan manusia, memberikan karunia untuk tugas tertentu, menciptakan moralitas
yang benar, mengilhami para nabi, menubuatkan kedatangan Mesias dan memberi
kemampuan yang luar biasa. Sedangkan di dalam Perjanjian Baru Roh Kudus
membimbing, memberi karunia di dalam pelayanan, membawa hidup di dalam
107 Oliver Mc. Mahan, Gembala Jemaat yang Sukses, (Jakarta: Metanoia, 2002), 106

kekudusan, mengilhamkan kitab suci, menindaklanjuti pelayanan Yesus Kristus dan


memberi kuasa, buah-buah Roh dan karunia-karunia Roh Kudus.
Tuhan Yesus dengan jelas memberitahukan peranan Roh Kudus dalam hidup orang
percaya seperti terdapat dalam Yohanes 16:13. Kemudian dijelaskan oleh rasul-rasul
bagaimana Roh Kudus menolong mereka dalam segala perjuangan dan aktifitas
mereka. Jemaat mula mula sangat jelas mengalami dan bergaul dengan Roh Kudus
dalam kehidupan mereka sehari-hari, khususnya dalam memberitakan Injil. Roh Kudus
menolong rasul dalam memberitakan Injil khususnya ke daerah daerah baru yang
sebelumnya belum pernah mereka masuki.
Bagaimana cara untuk bisa memiliki buah-buah Roh? Pertama, mereka harus hidup
menurut Roh bukan hidup menurut daging. (Gal 5:16-24). Ketika, mereka hidup
dengan pikiran Roh, yaitu kita hidup dibawah pemerintahan Roh maka mereka berbuah
Roh sehingga mereka menyatakan sifat Kristus. Kedua, tinggal di dalam Kristus. (Yoh
15: 1-11) hal ini menunjuk hubungan yang akrab dengan Tuhan.
Roh Kudus juga memberikan motivasi bagi jemaat untuk dapat semakin tekun dalam
pembacaan firman Tuhan, memiliki kerinduan untuk intim dengan-Nya dan dari karya
Roh Kudus jemaat begitu antusias dalam pelayanan diakonia, sebab Roh Kudus
membuat hidup saling mengasihi sesama manusia. Wujud itulah yang dikerjakan
sebagai orang percaya ditengah-tengah masyarakat untuk menjadi terang.
Firman Tuhan katakan dalam Kisah Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Ungkapan kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, menunjukkan bahwa setiap orang
percaya yang dipenuhi Roh Kudus adalah menjadi saksi di tengah dunia yang penuh
dengan dosa dan kejahatan. Saksi mengacu kepada kejelasan hidup yang dapat
dicontoh oleh banyak orang, baik dari perkataan, hidup yang peduli, mengasihi, dan
perbuatan hidup yang suka menolong orang lain.
Dampak dari Roh Kudus diam dalam diri orang percaya selalu mengarah kepada jiwajiwa yang terhilang, belas kasihan Kristus tinggal dalamnya. Melakukan pekabaran Injil
bagi mereka yang belum percaya adalah bagian yang dilakukan oleh setiap jemaat,
melalui perkelompok dengan membuat persekutuan orang-orang percaya, kemudian
bagian-bagian masyarakat tertarik dengan persekutuan tersebut. Roh Kuduslah yang
menarik mereka untuk memiliki kerinduan pada Tuhan.
Roh Kudus nyata dalam gereja Tuhan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan jiwa
semakin banyak mempercayai akan karya Tuhan, melalui orang-orang yang sudah
terlebih dahulu dipenuhi oleh Roh Kudus. Gereja Tuhan mengalami pertumbuhan yang
signifikan terlihat dari bertambahnya jiwa-jiwa dalam menghadiri ibadah perayaan
kemenangan di setiap ibadah minggunya. Dalam hal penginjilan jemaat semakin giat
untuk menjangkau jiwa-jiwa di sekitar lingkungan rumah, pekerjaan, perkuliahan,
pendidikan dan tempat dimana mereka Tuhan percayakan dalam komunitas mereka
beraktifitas sesuai dengan Amanat Agung.
Dengan demikian, diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Pemahaman Roh
Kudus dalam Alkitab terhadap pertumbuhan iman dan Pekabaran Injil Jemaat. Semakin
intens dalam menuntun, membimbing dan menggunakan Alkitab scbagai sumber
pelayanan yang diberikan kepada jemaat akan berdampak pada peningkatan terhadap
pertumbuhan iman dan Pekabaran Injil Jemaat.
E. Hipotesis Teoritis

Berdasarkan kajian teori dari masing-masing variabel dan kerangka pemikiran teoritik,
maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
terhadap pertumbuhan iman di Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Metropolitan
Jakarta Timur
2. Terdapat pengaruh yang signifikan Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab terhadap
dan Pekabaran Injil jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Metropolitan Jakarta
Timur

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan bagian yang berisi mengenai pendekatan, metode atau
teknik yang digunakan untuk menjawab atau pendukung teori pada Bab I dan Bab II.
Metode ini meliputi jenis penelitian, penentuan populasi sampel, instrumen
pengambilan data, teknik pengambilan data serta alat ukurnya. 108 Metodologi penelitian
ini adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah mempunyai karakteristik rasional, empiris dan sistematis.
Pengertian dari ketiga karateristik itu dapat diuraikan sebagai berikut : rasional berarti
penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk diakal dan terjangkau penalaran atau
logika manusia. Empiris berarti penelitian dilakukan berdasarkan fakta-fakta di
lapangan yang dapat diuji oleh orang lain atau pihak lain. Sistematis berarti penelitian
merupakan proses tertentu yang logis.109 Data yang diperoleh melalui penelitian itu
adalah data empirisme atau teramati yang memiliki kriteria tertentu yaitu valid. Valid
menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguh nya terjadi pada obyek
dengan data yang dapat dikumpulkan oleh penelitian. Deratat konsistenti/keajegan data
dalam internal tertentu.110
Dalam bab im diuraikan secara berurutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
metodologi penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi
dan sampel penelitian, teknik dan prosedur pengumpulan data, teknik analisis data,
verifikasi data dan hipotesis statistik. Berikut ini penguraian dari pokok bahasan
tersebut.
108 Jonathan Sarwono,Metode penelitian kuatitatif dan kualitas, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), h.254.
109 Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian
( Yogyakarta, Andi.2010)h.4

110 Sugiyono, metode penelitian adminisrasi (Bandung:CV Alvabeta,2004), ha.1-7

A.Tujuan Penelitian
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan penelitian adalah: Rumusan kalimat
yang menunjukkan suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai jika dalam
pernyataan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan, maka dalam tujuan
penelitian dinyatakan dengan kalimat peryataan.111
Berdasarkan pedoman di atas, maka dalam proses penelitian ini tujuannya adalah:
Pertama: Membuktikan adanya pengaruh pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
terhadap pertumbuhan iman Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan
Jakarta Timur Tahun 2014
Kedua
:
Membuktikan adanya pengaruh pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
terhadap Pekabaran Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta
Timur Tahun 2014.
Ketiga :
Membuktikan adanya hubungan Pertumbuhan Iman dengan Pekabaran
Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta Timur Tahun 2014.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gereja Pentakosta IndonesiaMetropolitan , Jakarta Timur.
Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan bahwa Gereja Pentakosta Indonesia Sidang
Metropolitan melaksanakan pelayanan Kelompok sel dalam upaya Pertumbuhan Iman
dan Pekabaran Injil Jemaat yang dilayaninya.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan Juni 2014.Tahapan
dalam penelitian didahului dengan observasi lapangan dalam pengumpulan informasi
untuk mendapatkan permasalahan penelitian, melakukan eksplorasi dalam mengkaji
teori dengan studi kepustakaan, melaksanakan dan melaporkan penelitian.

C. Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah jemaat Gereja Pentakosta Indonesia
Metropolitan tahun 2014 yang jumlahnya 50 orang dan selanjutnya disebut responden
Sampel
Jumlah populasi terlalu besar 50 orang, sementara sampel responden 30 orang untuk
memudahkan penyelesaian penelitian.
Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan adalah: di Gereja Pentakosta Indonesia Sidang
Metropolitan yang beralamat di Jalan Cempaka Elok N0.71 Cakung Jakarta Timur.
D.Data/Objek/Variabel
111Suharsimi Arikunto, 51.

Data adalah variabel yang telah tersedia, yaitu:


Variabel X Pemahaman Roh Kudus dalam Akitab:
Indikatornya:
1, Hakikat Roh Kudus; Indikator
2, Pekerjaan Roh Kudus dalam PL dan PB; Indikator
3, Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya; Indikator
4, Pekerjaan Roh Kudus dalam Ibadah Kristen; Indikator
5, Pekerjaan Roh Kudus dalam rencana keselamatan Allah).
Variabel Y1: Pertumbuhan Iman
Indikatornya:
1, Jemaat rajin membaca Alkitab;
2, Jemaat rajin berdoa; Indikator
3, Jemaat setia dalam pelayanan Diakonia;
4, Jemaat rajin mengikuti Ibadah Minggu;
5, Jemaat setia memberikan persembahan perpuluhan
Variabel Y2: Pekabaran Injil
Indikatornya:
1, Jemaat melakukan pekabaran Injil perseorangan;
2, Jemaat setia mengabarkan Injil dengan berkelompok;
3, Jemaat setia melakukan doa rutin untuk pekabaran Injil;
4, Jemaat terbeban untuk memberikan persembahan pribadi dalam mendukung
pekabaran Injil;
5; Jemaat setia mengikuti kebangunan rohani pekabaran Injil.
Variabel-variabel beserta indikator-indikatornya diatur dengan kisi-kisi pada tabel No.1
Table No. 1 Kisi-kisi data Variabel: X, Y1, dan Y2

Variabel dan Indikator

1.
2.
3.
4.
5.

Variabel X : Pemahaman Roh Kudus dalam


Alkitab
Indikator :
Hakikat Roh Kudus
Pekerjaan Roh Kudus dalam PL dan PB
Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang
percaya
Pekerjaan Roh Kudus dalam ibadah Kristen
Pekerjaan
Roh Kudus
dalam
rencana
keselamatan Allah

Pertanyaan

No. Urut

1,2

3,4

5,6

7,8
9 , 10

2
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

Variabel Y1 : Pertumbuhan Iman


Indikator :
Jemaat rajin membaca Alkitab
2
11 , 12
Jemaat rajin berdoa
2
13 , 14
Jemaat setia dalam pelayanan Diakonia
15 , 16
Jemaat rajin mengikuti Ibadah Minggu
2
17, 18
Jemaat
setia
memberikan
persembahan 2
19 , 20
perpuluhan
2
Variabel Y2 : Pekabaran Injil Jemaat
Indikator :
Jemaat melakukan pekabaran Injil perseorangan 2
21 , 22
Jemaat setia mengabarkan Injil dengan
berkelompok
2
23 , 24
Jemaat setia melakukan doa rutin untuk
pekabaran Injil
2
25 , 26
Jemaat terbeban untuk memberikan persembahan
pribadi dalam mendukung pekabaran Injil
2
27 , 28
Jemaat setia mengikuti kebangunan rohani
pekabaran Injil
2
29 , 30
E.Teknik dan Pengumpulan Data
Menurut Soenoe Rahardjo, metode adalah: cara / prinsip yang digunakan
untuk memproses atau menyelesaikan masalah penelitian, sampai tujuan penelitian
tercapai.112
Berdasarkan pedoman di atas, maka metode dalam penelitian ini adalah : kualitatif noneksperimental, adalah pendekatan naturalistik (alami), tidak menggunakan uji statistik.
Data sudah tersedia (sudah ada).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari: Prosedur Pengumpulan
Data; Alat Pengumpulan Data; dan Alat Pengukur Data.
Prosedur Pengumpulan Data
112Soenoe Rahardjo,58

Menurut Soenoe Rahardjo, prosedur pengumpulan data adalah: langkahlangkah yang dipergunakan untuk menghimpun data-data, dari awal sampai akhir.113
Berdasarkan pedoman di atas, maka prosedur pengumpulan data pada penelitian ini
adalah:
Pertama: Menjabarkan Variabel ke dalam indikator-indikator.
Kedua: Memasukkan indikator-indikator ke dalam alat pengumpul data.
Ketiga: Mengirim angket kepada responden
Keempat: Mengumpulkan angket dari responden
Kelima: Memasukkan nilai angket ke dalam tabel (mentabulasikan)
Keenam: Menyiapkan alat-alat yang dipergunakan untuk memproses penyelesaian
penelitian.
Ketujuh: Memproses penyelesaian penelitian (tujuan penelitian).
Alat Pengumpul Data
Menurut Suharsimi, alat pengumpul data adalah: sarana yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data (angket, wawancara, dsb.)114
Berdasarkan pedoman di atas, maka alat pengumpul data pada penelitian ini adalah:
ANGKET (kuisioner).
Alat Pengukur Data
Menurut A.B. Subagyo, alat pengukur data adalah: sebuah alat yang
menyatakan
probabilitas
/
kemungkinan
dari
skor
tiap-tiap
item
(pertanyaan/pernyataan).115
Berdasarkan pedoman di atas, maka Alat Pengukur Data pada penelitian ini adalah:
Skala Likert, yaitu: skala yang menunjukkan empat tingkatan (probabilitas /
kemungkinan): sangat setuju; setuju ; tidak setuju dan sangat tidak setuju. Setiap item
(pertanyaan / pernyataan) tersedia empat jawaban. Responden akan memilih salah satu
jawaban. Sangat setuju nilai = A. Setuju nilai = B. Tidak setuju nilai = C. Sangat tidak
setuju nilai = D. Dalam Skala Likert, cara membuat angket ada dua cara, bisa mulai
dari atas, bisa mulai dari bawah, seperti tabel no. 2 berikut ini:
Tabel No.2 Alat Pengukur Data: Skala Likert
Jawaban mulai dari
Nilai Jawaban mulai dari bawah
atas
Sangat setuju
A
Sangat tidak setuju
Setuju
B
Tidak setuju
Tidak setuju
C
Setuju
Sangat tidak setuju
D
Sangat setuju

Nilai
D
C
B
A

Skor
A=4
B=3
C=2
D=1

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka dibuat angket dan skala nilai, yang
disusun dalam tabel.
Tabel No. 3 Angket Dengan Skala Nilai
113Ibid.
114Suharsimi Arikunto,222.
115Andreas Bambang Subagyo,

Keterangan: SS= Sangat setuju S=Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju
Kemungkinan Jawaban
Variabel / Indikator / Angket
SS
S
TS
STS
Variabel X : Pemahaman Roh Kudus dalam
Alkitab
Indikator 1. Hakikat Roh Kudus
1. Roh Kudus adalah satu pribadi dan Ia adalah v
Allah yang Maha Kuasa
2. Roh Kudus dicurahkan kepada orang-orang yang
telah percaya dan beriman kepada Jesus Kristus
v
Indikator 2. Pekerjaan Roh Kudus dalam PL dan
PB
3. Saya mengimani bahwa sejak dalam penciptaan
(Kej. 1) Roh Allah yaitu Roh Kudus telah turut v
serta
4. Roh Kudus adalah satu oknum yang dijanjikan
Tuhan Yesus sebagai pendamping (parakletos)
orang kristen

Indikator 3. Pekerjaan Roh Kudus dalam orang


percaya
5. Saya tahu bahwa hidupku sebagai orang beriman
dibimbing dan dikuasai oleh Roh Kudus
6. Roh Kudus turut menegur orang percaya tatkala v
jatuh dalam dosa
Indikator 4. Pekerjaan Roh Kudus dalam ibadah v
Kristen
7. Peribadahan-peribadahan di dalam nama Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus, diimani bahwa Roh
Kudus telah hadir dan ikut membimbing
8. Roh Kudus menolong setiap orang yang akan v
menyampaikan firman Tuhan (khotbah) dalam
ibadah
Indikator 5.
Pekerjaan Roh Kudus dalam
rencana keselamatan Allah
9. Roh Kudus membuat orang berdosa dapat
mengaku dan beriman bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat
10. Menghujat dan menolak Roh Kudus berarti tidak
mempunyai kesempatan untuk diselamatkan
v
Variabel Y1 : Pertumbuhan Iman
Indikator 1: Jemaat rajin membaca Alkitab
v
11. Membaca Firman Tuhan, merenungkan dan

melakukan pesan-pesannya adalah satu habit


tersendiri bagi saya karena dari sana ada
kekuatan rohani setiap hari
12. Memiliki gaya hidup yang senang membaca
Firman Tuhan setiap hari (ada hubungan yang
intim dengan Tuhan melalui saat teduh)

Indikator 2: Jemaat rajin berdoa


13. Saya menyediakan waktu berdoa untuk
penginjilan dalam jam doa pribadi saya
v
14. Setiap jam doa, saya berdoa untuk keselamatan
jiwa-jiwa yang tersesat
Indikator 3: Jemaat setia dalam pelayanan
Diakonia
15. Saya ikut di dalam pelayanan diakonia karena
bermanfaat bagi orang yang membutuhkan
16. Saya setuju ada tim khusus pekabaran Injil dan v
sekaligus Diakonia
Indikator 4: Jemaat rajin mengikuti Ibadah
Minggu
17. Ibadah Minggu adalah pesta raya rohani jemaatNya dengan Allah di dalam gereja bersama
orang-orang pilihan lainya
18. Saya mengikutinya tiap Minggu untuk
kebutuhan rohani setiap hari
Indikator 5: Jemaat setia memberikan
persembahan perpuluhan
19. Saya memberikan persembahan khusus dan
perpuluhan untuk penginjilan
v
20. Perpuluhan Saya berikan sebagai satu bentuk
ungkapan syukur kepada Allah
v
Variabel Y2 : Pekabaran Injil Jemaat
Indikator 1: Jemaat melakukan pekabaran Injil
perseorangan
v
21. Saya mengimani bahwa Injil oleh Yesus Kristus
adalah jalan keselamatan bagi manusia berdosa
22. Pekabaran Injil harus saya lakukan secara rutin
Indikator 2: Jemaat setia mengabarkan Injil
berkelompok
23. Saya selalu berusaha membentuk kelompok Tim
untuk menyampaikan Injil kepada orang-orang
yang belum percaya
24. Pekabaran Injil harus kami lakukan secara rutin

v
v

berkala di sekitar rumah atau mengadakan


Mission Trip
Indikator 3: Jemaat setia melakukan doa rutin
untuk pekabaran Injil
25. Saya selalu berdoa khusus untuk pekabaran Injil
bersama jemaat
26. Saya setuju jika sebagian dari pelayanan adalah
berdoa untuk mendukung Pekabaran Injil.
Indikator 4: Jemaat terbeban untuk memberikan
persembahan
pribadi
dalam mendukung
pekabaran Injil
27. Saya memberikan persembahan secara khusus
untuk pekabaran Injil
28. Pesembahan khusus tiap jemaat penting bagi PI
dan salah satu tanda respon iman kepada karya
penyelamatan Allah
Indikator 5: Jemaat setia mengikuti Kebaktian
Kebangunan Rohani pekabaran Injil
29. KKR sarana efektif dalam menjaring banyak
orang untuk mengenal Tuhan Yesus
30. Para pelayan mempunyai tanggung jawab dalam
mempersiapkan setiap Kebaktian Kebangunan
Rohani
Peneliti tinggal menjumlah, berapa A; berapa B; berapa C; dan berapa D.
Misalnya:
Jumlah A = 23 ;Jumlah B = 7 ; Jumlah C = 0 ;Jumlah D = 0.
Selanjutnya pembahasan dan penemuan akan di bahas dalam BAB IV.
Kehandalan Instrumen (Validasi Instrumen)
Validitas dan Reliabelitas
Validitas
Suharsimi menyatakan: Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.116
Ada dua macam uji coba yaitu: Validitas Internal dan Validitas Eksternal. Berdasarkan
pedoman di atas, maka penelitian ini menggunakan Validitas Internal.
Validitas Internal ada dua rumus, yaitu: Anabut (Analisis Butir) dan Anafak (Analisis
Faktor).
Peneliti akan menggunakan Rumus Anafak (Analisis Faktor).
Dengan Anafak, validitas akan diperoleh dengan cara, Uji Coba:
Korelasi Faktor I dengan Faktor II
Korelasi Faktor I dengan Faktor III
Korelasi Faktor II dengan Faktor III
Hasil dari ketiga korelasi tersebut dijumlahkan, kemudian jumlahnya dibagi tiga. Dari
hasil pembagian disebut rata-rata (derajat Kevalidan).
116 Suharsimi Arikunto,144.

Dalam uji coba ini peneliti menggunakan: Faktor I = X, Faktor II = Y-1, dan
Faktor III = Y-2.
Responden (N) = 10, masing-masing faktor menggunakan 10 item.
Proses pembahasannya seperti di bawah ini:
Tabel No. 4 (Tabel Faktor I) = X
Banyaknya Angket (item)
Res
1
2
3
4
5
1
4
4
4
3
3
2
4
4
3
4
3
3
4
3
3
2
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
2
6
4
4
4
4
3
7
4
4
3
3
4
8
4
3
4
3
4
9
4
4
4
4
4
10 4
4
4
4
4

6
4
3
4
2
4
4
4
3
4
4

7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

8
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4

9
3
2
4
2
4
2
4
3
3
4

10
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4

X2

36
35
35
35
37
35
35
35
39
40
X
362

1296
1225
1225
1225
1369
1225
1225
1225
1521
1600
X2
13136

Y-1

(Y-1)2

35
34
34
35
37
36
36
35
37
40
Y1
359

1225
1156
1156
1225
1369
1296
1296
1225
1369
1600
(Y1)2
12917

Tabel No. 5 (Tabel Faktor II) = Y-1


Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Banyaknya Angket (item)


1
2
3
4
5
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
2
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4

Tabel No. 6 (tabel Faktor III) = Y-2


Banyaknya Angket (item)
Res
1
2
3
4
5
1
3
4
4
4
3

6
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4

7
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4

6
3

8
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4

7
4

9
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4

8
4

10
4
2
3
2
3
4
4
3
4
4

9
4

10
4

Y-2

(Y-2)2

37

1369

2
3
4
5
6
7
8
9
10

3
3
2
4
4
4
3
4
4

2
3
3
4
4
4
4
4
4

4
3
4
4
4
4
4
4
4

3
4
4
3
4
4
4
4
4

4
3
4
3
4
4
4
4
4

3
3
2
4
4
3
3
4
4

4
3
4
4
4
3
4
4
4

4
4
4
4
2
4
3
3
4

3
3
3
3
3
3
3
3
4

2
3
2
4
4
4
4
3
4

32
32
32
37
37
37
36
37
40
Y2
357

1024
1024
1024
1369
1369
1369
1296
1369
1600
(Y2)2
12813

Tabel No. 7
Persiapan korelasi Faktor I dengan Faktor II (X dengan Y-1)
Res.

X2

Y-1

(Y-1)2

XY-1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

36
35
35
35
37
35
35
35
39
40
362
X

1296
1225
1225
1225
1369
1225
1225
1225
1521
1600
13136
X2

35
34
34
35
37
36
36
35
37
40
359
Y-1

1225
1156
1156
1225
1369
1296
1296
1225
1369
1600
12917
(Y-1)2

1260
1190
1190
1225
1369
1260
1260
1225
1443
1600
13022
XY-1

Tabel No.8
Persiapan Korelasi Faktor I dengan Faktor III (X dengan Y-2)
Res
X
X2
Y-2
(Y-2)2
1
36
1296
37
1369
2
34
1156
32
1024
3
35
1225
32
1024
4
35
1225
32
1024
5
37
1369
37
1369
6
35
1225
37
1369
7
35
1225
37
1369
8
35
1225
36
1296
9
38
1444
37
1369
10
38
1444
40
1600
358
12834
357
12813
X
X2
Y-2
(Y-2)2

XY-2
1332
1120
1120
1120
1369
1295
1295
1260
1443
1600
12954
XY-2

Tabel No.9
Persiapan Korelasi Faktor II dengan Faktor III (Y-1 dengan Y-2)
Res
Y-1
(Y-1)2
Y-2
(Y-2)2
1
35
1225
37
1369
2
34
1156
32
1024
3
34
1156
32
1024
4
35
1225
32
1024
5
37
1369
37
1369
6
36
1296
37
1369
7
36
1296
37
1369
8
35
1225
36
1296
9
37
1369
37
1369
10
40
1600
40
1600
359
12917
357
12813
Y-1
(Y-1)2
Y-2
(Y-2)2

Y-1 Y-2
1295
1088
1088
1120
1369
1332
1332
1260
1369
1600
12853
Y-1 Y-2

Rumus Product Moment (Rumus Tiga, angka kasar).


N. XY X . Y
rxy =
{N. X2 (X)2} { N. Y2 (Y)2
N = 10 X
= 363
X2
= 13136 (X2) = (363)2 = 131769
2
Y-1 = 359
(Y-1) = 12917 (Y-1)2 = (359)2 = 128881
Y-2 = 357
(Y-2)2 = 12813
(Y-2)2 = (357)2 = 127449
XY-1 = 13022 XY-2 = 12954
Y-1 Y-2 = 12853
Korelasi: Faktor: I (X) dengan Faktor: II (Y-1)
10 x 13022 363 x 359
rxy =
{ 10 x 13136 - 131769} { 10 x 12917 128881}
130220 - 12995

262

rXY =

=
316 x 289
302
rXY = 0,867
Korelasi Faktor: I (X) dengan Faktor: III (Y-2)
10 x 12954 363 x 357
rxy =
{ 10 x 13136 - 131769} { 10 x 12813 127449}
129540 - 129234
rXY =

306

=
316 x 618
463
rXY = 0,659
Korelasi Faktor: II (Y-1) dengan Faktor: III (Y-2)

10 x 12853 359 x 357


rxy =
{ 10 x 12917 128881} { 10 x 12813 127449}
128530 - 128163

367

rXY =

=
289 x 618
443
rXY = 0,827
Jumlah hasil tiga korelasi = 0,867 + 0,659 + 0,827 = 2,353
rata-rata = 2,353 : 3 = 0,784
Hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel Product Momen untuk N = 10
Tabel No. 10 Daftar rtabel Product Momen untuk N = 10
N

Interval 95 %

Kepercayaan 99 %

3
5
7
10

0,997
0,878
0,754
0,632

0,999
0,959
0,874
0,765

Terbukti: rhitung = 0,784 lebih besar dari pada r tabel : Interval 95% = 0,632 dan
kepercayaan 99% = 0,765
Atau rhitung (0,784) > rtabel (0,632 dan 0,765)
Telah terbukti bahwa Instrumen Penelitian : Sangat Valid
Reliabelitas
Menurut Soenoe Rahardjo, reliabelitas adalah: keadaan yang dapat dipercaya
(dihandalkan / reliable) pada instrumen (alat pengumpul data). 117 Reliabelitas ada dua
macam : Reliabelitas Eksternal dan Reliabelitas Internal. Berdasarkan pedoman di atas,
penelitian ini menggunakan reliabelitas eksternal, yaitu uji coba dengan responden dari
luar penelitian, yang kemampuannya sebanding dengan responden dalam penelitian.
Ada dua teknik, yaitu Double Test Double Trial dan Single Test Double Trial.
Pada penelitian ini digunakan teknik: Single Test Double Trial. Artinya: membuat satu
soal (test) diujikan dua kali. Kemudian hasil dua uji tersebut dikorelasikan (Rumus
Product Moment).
Uji coba dengan Responden 10 orang dengan 10 angket (kuisioner).
Hasil trial (uji) yang telah dilaksanakan seperti di bawah ini:
Tabel No. 11 Hasil Trial (Uji) yang Pertama
Jumlah Angket Yang diujikan
X
X2
Res 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
37
1369
2
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
34
1156
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
38
1444
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
39
1521
5
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
31
961
6
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
35
1225
117 Soenoe Rahardjo,37.

7
8
9
10

3
3
4
4

4
4
3
3

3
4
4
3

3
4
4
4

4
4
4
4

3
4
3
4

4
3
4
3

Tabel No. 12 Hasil Trial (Uji) yang Kedua


Jumlah Angket Yang diujikan
Res 1
2
3
4
5
6
7
1
4
4
4
4
3
3
4
2
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
3
4
2
3
4
6
3
4
4
4
4
2
3
7
4
4
3
3
4
3
3
8
4
4
4
4
4
4
3
9
4
4
2
3
4
3
3
10
4
4
3
4
4
4
3

3
4
2
4

8
4
3
4
3
3
3
3
3
2
4

3
3
3
4

9
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3

2
3
3
4

10
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3

32
36
34
37
X
353

1024
1296
1156
1369
X2
12521

Y2

37
34
38
39
32
34
32
36
31
36
Y
349

1369
1156
1444
1521
1024
1156
1024
1296
961
1296
Y2
12247

Dibuat tabel persiapan untuk korelasi hasil pertama dan hasil kedua.
Tabel No. 13 Persiapan Korelasi hasil Pertama dan Kedua
Res
X
X2
Y
Y2
XY
1
37
1369
37
1369
1369
2
34
1156
34
1156
1156
3
38
1444
38
1444
1444
4
39
1521
39
1521
1521
5
31
961
32
1024
992
6
35
1225
34
1156
1190
7
32
1024
32
1024
1024
8
36
1296
36
1296
1296
9
34
1156
31
961
1054
10
37
1369
36
1296
1332
353
12521
349
12247
12378
X
X2
Y
Y2
XY
N = 10. X = 353. X2 = 12521. Y = 349. Y2 = 12247. XY = 12378
N. XY X . Y
rxy =
{N. X2 (X)2} { N. Y2 (Y)2
10 x 12378 353 x 349

rxy =
{10 x 12521 124609} {10 x 12247 121801}
123780 123197
583
rXY =
=
601 x 669
634
rXY = 0,919
Hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel Product Moment untuk N = 10
Tabel No. 14 Daftar rtabel Product Momen untuk N = 10
N

Interval 95 %

Kepercayaan 99 %

3
5
7
10

0,997
0,878
O,754
0,632

0,999
0,959
0,874
0,765

rhitung = 0,919 lebih besar dari pada r tabel (interval 95 % = 0,632 dan kepercayaan 99% =
0,765.
Atau: rhitung = (0,919) > dari rtabel (0,632 dan 0,765)
Telah terbukti bahwa Instrumen Penelitian: Sangat Reliabel
Karena instrumen telah dibuktikan : Sangat Valid dan Sangat Reliabel, maka akan dapat
memperlancar analisa data, pembahasan dan penemuan-penemuan. Penelitian ini akan
terus berlanjut.
Perencanaan Pembahasan dan Penemuan
Penyelesaian pengumpulan data Variabel X. Kemudian memproses sampai
penyelesaian penemuan-penemuannya.
Penyelesaian pengumpulan data Variabel Y-1. Kemudian memproses sampai
penyelesaian penemuan-penemuannya.
Penyelesaian pengumpulan data Variabel Y-2. Kemudian memproses sampai
penyelesaian penemuan-penemuannya.
Memproses hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y-1, sampai dengan
interpretasinya.
Memproses hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y-2, sampai dengan
interpretasinya.
Memproses hubungan antara Variabel Y-1 dengan Variabel Y-2, sampai dengan
interpretasinya.
Analisa Data Penelitian
Menurut Bambang Subagyo, analisis data adalah sebuah tehnik riset untuk
menggambarkan isi yang tampak (manifest content) dalam bentuk komunikasi apapun,
secara abjektif, sistematis dan kuantitatif.
Berdasarkan pedoman di atas, maka analisis data dalam penelitian ini terdiri
dari;
Pertama, Deskripsi data Penelitian/ Tabulasi
Kedua, Menghitung porsentasi setiap variabel dengan rumus
Nilai variabel yang diperoleh
X 100%
Nilai edeal variabel

Ketiga, Interpretasi porsentasi setiap variabel


Keempat, Uji signifikansi hubungan dengan rumus
X+Y
Keterangan
2
X 100%
Xi + Yi
2
X = nilai Variabel X
Kelima, Interpretasi signifikansi hubungan X dan Y
Jadi semuanya sudah diketemukan dan dibahas secara logis dalam analisis statistik,
barulah penelitian dikatakan selesai.
Y = nilai Variabel Y
Interpretasi Terakhir:
Pertama, ada hubungan antara Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
Xi = nilai
ideal Jakarta
X
dengan Pertumbuhan Iman di Gereja Pentakosta
Indonesia
Tahun 2014 (Ada
hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y-1)
Kedua, ada hubungan antara Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
dengan Pekabaran Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan 2014. (Ada
hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y-2)
Ketiga, ada hubungan antara Pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil Jemaat di Gereja
Pentakosta IndonesiaMetropolitan Tahun 2014. (Ada hubungan antara Variabel Y-1
dengan Variabel Y-2)
Pernyataan: bahwa seluruh pembuktian dari tujuan penelitian yang tercantum
dalam judul Pengaruh Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab
Terhadap Pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil Jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia
Metropolitan Tahun 2014 telah selesai dengan tuntas
Keterbatasan Penelitian
Menurut Soenoe Rahardjo, keterbatasan adalah pernyataan tentang pembatasanpembatasan dari luar, dan dari dalam, yang mengurangi taraf generalisasi penemuanpenemuan penelitian.118
Berdasarkan pedoman diatas, maka keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
Keterbatasan Dari Dalam:
Pertama: Waktu, Peneliti merasa bahwa waktu untuk mengadakan penelitian sangat
terbatas, sehingga mengganggu penyelesaian penelitian.
Kedua: Perpustakaan, Peneliti mengakui bahwa kepusatakaan yang ada sangat kurang,
sehingga penyempurnaan dasar kesejarahan tidak mungkin maksimal.

118Soenoe Rahardjo,

Ketiga: Dana, Peneliti menyadari bahwa biaya penelitian sangat banyak, sehingga
Peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencukupinya.
Keterbatasan Dari Luar:
Pertama: Lokasi, Jarak lokasi penelitian sangat jauh dari rumah Peneliti, sehingga
menyita waktu dan tenaga yang ekstra lebih banyak.
Kedua: Responden, karena Responden tidak sama dalam kesempatan untuk mengisi
angket (kuisioner), bahkan minta responden menjawab pertanyaan berbeda dengan yang
lain, sehingga data yang terkumpul tidak dapat maksimal
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENEMUAN
Deskripsi Data Penelitian
Variabel X, Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab:
Indikator 1: menjelaskan Hakikat Roh Kudus
Indikator 2: menjelaskan Pekerjaan Roh Kudus di dalam PL dan PB
Indikator 3: menjelaskan Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang
percaya
Indikator 4: menjelaskan Pekerjaan Roh Kudus dalam Ibadah Kristen
Indikator 5: menjelaskan Pekerjaan Roh Kudus dalam rencana
keselamatan Allah
Variabel Y-1: Pertumbuhan Iman:
Indikator 1: Jemaat rajin membaca Alkitab
Indikator 2: Jemaat rajin berdoa
Indikator 3: Jemaat setia dalam pelayanan Diakonia
Indikator 4: Jemaat rajin mengikuti Ibadah Minggu
Indikator 5: Jemaat setia memberikan persembahan perpuluha
Variabel Y-2: Pekabaran Injil Jemaat:
Indikator 1: Jemaat melakukan pekabaran Injil perseorangan
Indikator 2: Jemaat setia mengabarkan Injil dengan berkelompok
Indikator 3: Jemaat setia melakukan doa rutin untuk pekabaran Injil
Indikator 4: Jemaat terbeban untuk memberikan persembahan pribadi
dalam mendukung pekabaran Injil
Indikator 5: Jemaat setia mengikuti kebangunan rohani pekabaran Injil
Penyelesaian pengumpulan data dari angket yang telah disebar, meliputi Variabel
X, Variabel Y-1, dan Variabel Y-2. Kemudian memproses penemuan-penemuannya, dan
interpretasinya.
Penyelesaian proses Variabel X, Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab.
Tabulasi Angket Variabel X, Y-1, Y-2
Tabel No. 15 Hasil Kuesioner Variabel X
Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab.
A
B C D
Banyaknya angket dan jawaban
Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
a a a b a a a a a a
9
1
2
a a a a a a a a a a
10 3
b b b a b b a b a a
4
6
4
a a b b a a b c a a
6
3
1
5
a a a a a a a a a a
10 -

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

b
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
b
b
b
b
a
b
a
a
a
a
c
a
c

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
a
a
a
a
c
a
a
b

b
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
a
b
a
a
a
a
b
b

a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
b
a
a
b

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
a
a
a
b
a
a
a
b

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
b
b

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
b
a
a
a
a
b
b
a
a
a
b

c
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
b
b
b
a
a
a
b

7
10
9
10
10
10
10
8
10
10
10
9
6
9
0
9
10
9
8
8
7
8
9
8
2
245
A

2
1
2
1
4
1
10
1
1
2
2
3
1
2
7
50

1
1
1
1
5

0
D

Proses Penyelesaian:
Nilai A = 4 ; Nilai B = 3 ; Nilai C = 2 ; Nilai D = 1
Nilai (Skor) yang ideal (tertinggi) adalah: 300 x A
Maka Nilai ideal adalah: 300 x 4 = 1200.
Nilai (skor) yang di dapat :
1. 245 x 4
= 980
2. 50 x 3
= 150
3. 5 x 2
= 10
4. 0 x 1
=
0
Jumlah = 1040

Cara menentukan porsentase:


0
0%

300
25 %

600
50 %

900
75 %

1200
100 %

STB

TB

SB

Keterangan:
0 % - 25 % = STB (Sangat Tidak Baik)
26 % - 50 % = TB (Tidak Baik)
51 % - 75 % = B (Baik)
76 % - 100 % = SB (Sangat Baik)
Nilai Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab) = 1040
Dalam porsentase = (1040 : 1200) x 100 % = 86,75 %
Porsentase tersebut berada di antara: 75 % dengan 100 % = Sangat Baik
INTERPRETASI:
Oleh Karena Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab), telah dibahas dan
telah ditemukan hasilnya: sangat baik / signifikan (86,75 %).
Maka Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab) dalam penelitian ini, sangat
berarti di Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta Tahun 2014, terutama jika
dihubungkan dengan Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman), dan Variabel Y-2 (Pekabaran
Injil)
Tabel No.16 Hasil Kuisioner Variabel Y-1
Pertumbuhan Iman
A
B C D
Res Banyaknya angket dan jawaban
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
a a a b a a b a a b
7
3
2
a a a a a a a a a a
10 3
b b b a b b a b a a
4
6
4
a a b b a a b c a a
6
3
1
5
a a a a a a a a a a
10 6
b a b a a a a a c a
7
2
1
7
a a a a a a a a a a
10 8
a a b a a a a a a a
9
1
9
a a a a a a a a a a
10 10
a a a a a a a a a a
10 11
a a a a a a a a a a
10 12
a a a a a a a a a a
10 13
b a a b a a a a a a
8
2
14
a a a a a a a a a a
10 15
a a a b a a a b a a
9
2
16
a a b a a a a a a a
9
1
17
a a a a a a a a b a
9
1
18
b b b a b a a a a a
6
4
19
b a a a a a b c a a
8
1
1
20
b b b c b a b a a a
4
10 1
21
b a a b b a a a a a
7
1
22
a a a a a a a a a a
10 23
b a a a a a a a a a
9
1
24
a a b a a a b a a b
7
3
25
a a a a a a a b a b
8
2
26
a a a a a a a a a a
10 -

27
28
29
30

a
c
a
a

c
a
a
b

a
a
b
b

b
a
a
b

a
a
a
b

a
a
a
a

a
a
b
b

a
a
a
b

a
a
a
a

a
a
a
b

8
9
8
3
25
1

1
2
7

43

A B

1
1

Proses Penyelesaian:
Nilai A = 4 ; Nilai B = 3 ; Nilai C = 2 ; Nilai D = 1
Nilai (Skor) yang ideal (tertinggi) adalah : 300 x A
Maka Nilai ideal adalah: 300 x 4 = 1200.
Nilai (skor) yang di dapat :
1. 251 x 4
= 1004
2. 43 x 3
= 129
3. 6 x 2
= 12
4. 0 x 1
=
0
Jumlah = 1145
Cara menentukan porsentase:
0
300
600
900
1200
0%
25 %
50 %
75 %
100 %
STB
TB
B
SB
Keterangan:
0 % - 25 % = STB (Sangat Tidak Baik)
26 % - 50 % = TB (Tidak Baik)
51 % - 75 % = B (Baik)
76 % - 100 % = SB (Sangat Baik)
Nilai Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) = 1145
Dalam porsentase = (1145 : 1200) x 100 % = 94, 51 %
Porsentase tersebut berada di antara: 75 % dengan 100 % = Sangat Baik
INTERPRETASI:
Oleh Karena Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman), telah dibahas dan telah ditemukan
hasilnya: sangat baik / signifikan (94,51 %).
Maka Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) dalam penelitian ini, sangat berarti di Gereja
Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta 2014, terutama jika dihubungkan dengan
Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab), dan Variabel Y-2 (Pekabaran Injil).
Tabel No. 17 Hasil Kuisioner Variabel Y-2
Pekabaran Injil Jemaat
A
B C D
Res Banyaknya angket dan jawaban
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
a a a b a a a a b a
8
2
2
a a a a a a a a a a
10 -

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
b
b
b
b
a
b
a
a
a
a
c
a
a

b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
a
a
a
a
b
a
a
b

a
b
a
b
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
b
b

a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a

b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
b

b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b

a
c
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
b
a
a
a
a
b
b
a
a
a
b

a
a
a
c
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
b
b
a
a
a
b

7
6
10
7
10
9
10
10
10
10
8
10
10
10
9
6
9
3
9
10
9
9
8
7
8
9
9
4
25
4
A

Proses Penyelesaian:
Nilai A = 4 ; Nilai B = 3 ; Nilai C = 2 ; Nilai D = 1
Nilai (Skor) yang ideal (tertinggi) adalah : 300 x A
Maka Nilai ideal adalah: 300 x 4 = 1200.
Nilai (skor) yang di dapat :
1. 254 x 4
= 1016
2. 43 x 3
= 129
3. 3 x 2
=
6
4. 0 x 1
=
0
Jumlah = 1151
Cara menentukan porsentase:

3
3
2
1
2
1
4
1
7
1
1
1
2
3
2
1
6

1
1
1

43

0
0%
STB
Keterangan:
0 % - 25 %
26 % - 50 %
51 % - 75 %
76 % - 100 %

300
25 %

600
50 %
TB

900
75 %
B

1200
100 %
SB

= STB (Sangat Tidak Baik)


= TB (Tidak Baik)
= B (Baik)
= SB (Sangat Baik)

Nilai Variabel Y-2 (Pekabaran Injil) = 1151


Dalam porsentase = (1151 : 1200) x 100 % = 95,91 %
Porsentase tersebut berada di antara: 75 % dengan 100 % = Sangat Baik
INTERPRETASI:
Oleh Karena Variabel Y-2 (Pekabaran Injil), telah dibahas dan telah ditemukan hasilnya:
sangat baik / signifikan (95,91 %).
Maka Variabel Y-2 (Pekabaran Injil) dalam penelitian ini, sangat berarti di Gereja
Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta Tahun 2014, terutama jika dihubungkan
dengan Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab), dan Variabel Y-1
(Pertumbuhan Iman).
SIGNIFIKANSI HUBUNGAN
Rumus Signifikansi hubungan adalah: (X + Y) : 2
Signifikansi hubungan variabel X dengan variabel Y-1
Nilai Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab) = 1040
Nilai Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) = 1145
Maka nilai signifikansi hubungan X dengan Y-1: (1040 + 1145) : 2 = 1092,5.
Dalam porsentase: Nilai ideal variabel X dan variabel Y-1: (1200 + 1200) : 2 = 1200,
maka porsentasenya adalah (1092,5 : 1200) x 100% = 91,04 %
INTERPRETASI: Oleh karena nilai signifikansi hubungan variabel X (Pemahaman Roh
Kudus dalam Alkitab) dengan Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) = 1092,5 (91,04 %)
berada di antara 75 % sampai dengan 100 %, hasilnya: sangat baik.
Signifikansi hubungan variabel X dengan variabel Y-2
Nilai Variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab) = 1041
Nilai Variabel Y-2 (Pekabaran Injil) = 1151
Maka nilai signifikansi hubungan X dengan Y-2 : (1040 + 1151) : 2 = 1095,5.
Dalam porsentase: nilai ideal variabel X dan variabel Y-2 = (1200 + 1200) : 2 = 1200,
maka porsentasenya adalah:(1095,5 : 1200)x100 % = 91,29 %
INTERPRETASI: Oleh karena nilai signifikansi hubungan variabel X (Pemahaman
Roh Kudus dalam Alkitab) dengan Variabel Y-2 (Pekabaran Injil) = 1096 (91,29 %)
berada di antara 75 % sampai dengan 100 %, hasilnya: sangat baik.
Signifikansi hubungan Y-1 dengan Y-2
Nilai Variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) = 1145
Nilai Variabel Y-2 (Pekabaran Injil) = 1151
Maka nilai signifikansi hubungan Y-1 dengan Y-2: (1145 + 1151) : 2 =1148.
Dalam porsentase: nilai ideal variabel Y-1 dan variabel Y-2 = (1200 + 1200 ) : 2 = 1200,
maka porsentasenya adalah: (1148 : 1200) x 100 % = 95,66 %.

INTERPRETASI: Oleh karena nilai signifikansi hubungan variabel Y-1 (Pertumbuhan


Iman) dengan variabel Y-2 (Pekabaran Injil) = 1148 (95,66 %), berada di antara 75 %
sampai dengan 100 %, hasilnya: sangat baik.
INTERPRETASI TERAKHIR: telah dibahas dan ditemukan hasilnya dimana,
Pertama, hubungan antara variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab) dengan
variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) hasilnya sangat baik / signifikan (91,04 %).
Kedua, hubungan antara variabel X (Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab) dengan
variabel Y-2 (Pekabaran Injil) hasilnya sangat baik / signifikan (91,29 %).
Ketiga, hubungan antara variabel Y-1 (Pertumbuhan Iman) dengan variabel Y-2
(Pekabaran Injil) hasilnya sangat baik / signifikan (95,66 %).
Maka tujuan penelitian seperti yang tercantum dalam judul: Pengaruh Pemahaman
Roh Kudus dalam Alkitab Terhadap Pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil Jemaat di
Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Jakarta Tahun 2014 telah selesai dengan
tuntas
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam Bab Ini diuraikan Kesimpulan,Implikasi dan Saran. Kesimpulan adalah; intisari
dari seluruh penelitian, mulai dari Bab I sampai Bab IV.
A.Kesimpulan
Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Tahun 2014 telah menerima pengajaran
Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab. Karena jemaat telah menerima pengajaran
Pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab maka ada pertumbuhan dalam Iman dan adanya
pertumbuhan Pekabaran Injil.
Pertumbuhan Iman telah dibuktikan oleh jemaat Gereja Pentakosta Indonesia
Metropolitan Tahun 2014 dengan: Jemaat rajin membaca Alkitab; Jemaat rajin berdoa;
Jemaat setia dalam pelayanan Diakonia;
Jemaat rajin mengikuti Ibadah Minggu;
Jemaat setia memberikan perpuluhan. Dalam hal pertumbuhan iman Gereja Pentakosta
Indonesia Metropolitan telah memberikan dukungan penuh untuk gerakan membaca
Alkitab setiap hari bagi jemaat. Sehingga dapat dipastikan bahwa jemaat akan
membaca nats-nats firman Tuhan yang disajikan/diusulkan dalam tiap hari Minggunya
untuk dibaca selama seminggu kedepan.. dalam hal memberi persembahan juga tidak
diragukan lagi, terbukti saat ini sedang membangun gedung dimana pembiayaan
tersebut lebih dari 75% adalah swadaya jemaat lokal.
Pekabaran Injil jemaat telah terbukti dengan: Jemaat melakukan pekabaran Injil
perseorangan; Jemaat setia mengabarkan Injil dengan berkelompok; Jemaat setia
melakukan doa rutin untuk pekabaran Injil; Jemaat terbeban untuk memberikan
persembahan pribadi dalam mendukung pekabaran Injil; Jemaat setia mengikuti
kebangunan rohani pekabaran Injil. Dalam pekabaran Injil, jemaat Gereja Pentakosta
Indonesia sidang Metropolitan pada tahun 2014 telah merintis satu pelayanan untuk
menjangkau (menginjili) Pemuda di Gereja Pentakosta Indonesia. Pelayanan ini disebut
Pemuda Gembira setiap hari Sabtu sore. Dukungan terhadap penginjilan juga
dilakukan dengan doa dan puasa setiap Kamis malam dan rata-rata dihadiri sekitar 23
orang.
Dalam penelitian terhadap pengajaran pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab sehingga
berdampak terhadap pertumbuhan Iman dan pekabaran Injil jemaat di Gereja Pentakosta

Indonesia Metropolitan Tahun 2014, Peneliti menggunakan Metode: Ancangan Positif


non-Eksperimental; Rancangan Kualititatif Non-Eksperimental dengan responden
sebanyak 30 orang, menggunakan Sampling Acak. Pengukuran Data menggunakan
Skala Likert, system 4 (empat) probabilitas, yaitu: Sangat Baik skor = 4; Baik skor =3;
Tidak Baik skor = 2; Sangat Tidak Baik skor = 1.
Analisa Data: hasilnya: nilai Variabel X dengan Variabel Y1 dan Y2, yaitu = 1040 dari
nilai ideal 1200 atau 86,75%; Variabel X dengan Variabel Y2, yaitu = 0,561; nilai
Variabel Y1 dengan Variabel X dan Y2, yaitu = 1145 dari nilai ideal1200 atau 94,51%.
Nilai Variabel Y2 dengan Variabel X dan Y1, yaitu = 1145 dari nilai ideal 1200 atau
94,51%. Signifikansi hubungan dengan menggunakan Rumus (X + Y): 2, hasilnya:
Variabel X dengan Variabel Y1 = 1092,5 atau 91,04%; Variabel X dengan Variabel Y2
= 1095,5 atau 91,29%; Variabel Y1 dengan Variabel Y2 = 1148 atau 95,66%.
Sedangkan Pengaruh dengan menggunakan Rumus (Y : X) x (X + Y) : 2, hasilnya:
Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y1 = 86,75% dan Pengaruh Variabel X terhadap
Y2 = 91,29%.
Hasil penelitian secara keseluruhan telah membuktikan bahwa: Pengaruh Pemahaman
Roh Kudus dalam Alkitab terhadap Pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil Jemaat di
Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan Tahun 2014.
Dengan demikian,
Pembahasan dan Penemuan dalam penelitian ini telah membuktikan dengan tuntas
tujuan dari seluruh penelitian.
B.Implikasi
Implikasi adalah: keterkaitan atau ada hubungannya, sangkut pautnya. Implikasi dalam
peneitian ini adalah:
Implikasi dengan Gembala Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan ; selalu sibuk
menjelaskan Hakikat Roh Kudus kepada jemaat; selalu sibuk menjelaskan Pekerjaan
Roh Kudus di dalam PL dan PB kepada jemaat; selalu sibuk menjelaskan Pekerjaan
Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya; selalu sibuk menjelaskan Pekerjaan Roh
Kudus dalam Ibadah Kristen; selalu sibuk menjelaskan Pekerjaan Roh Kudus dalam
rencana.
Implikasi dengan Anggota Jemaat Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan:
Bersukacita bersama Saudara-saudara seiman yang baru. Juga bersukacita karena bisa
ikut dalam pelayanan Pekabaran Injil, dan mendorong pertumbuhan Iman Jemaat.
C.Saran-saran
Saran adalah: suatu pendapat yang disampaikan kepada pihak lain, dengan tidak ada
unsur: memaksa, menekan, dan mengharuskan. Jika diterima adalah baik, namun jika
tidak diterima tidak apa-apa.
Saran-saran dalam penelitian ini adalah:
Kepada Gereja Pentakosta Indonesia Metropolitan: Peneliti menyarankan, agar
Gembala Sidang mengajarkan pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab karena ada
hubungan dengan Pertumbuhan Iman jemaat dan Pekabaran Injil.
Kepada Gereja Pentakosta Indonesia seluruh Se-Jabodetabek: Peneliti menyarankan:
jika mau mengajarkan pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab, maka Pertumbuhan Iman
dan Pekabaran Injil Jemaat akan ada pertumbuhan dan perkembangan.
Kepada Gereja Pentakosta Indonesia seluruh Indonesia: Peneliti menyarankan: akan
mau mengajarkan pemahaman Roh Kudus dalam Alkitab, sebab pemahaman tersebut
mempunyai pengaruh terhadap Pertumbuhan Iman dan Pekabaran Injil.
Kepada Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmnauel (STTREM), yang telah memberi
ijin Peneliti untuk mengadakan penelitian ini: Peneliti menyarankan: kiranya hasil

penelitian ini berkenan untuk dipakai bahan acuan dalam mata kuliah yang berhubungan
dengan Pneumatologi (Roh Kudus) atau Pekabaran Injil dan Spiritual Formation. Juga
berkenan mengijinkan Mahasiswa yang akan datang dapat mengadakan penelitian di
Gereja Pentakosta IndonesiaMetropolitan supaya hasilnya dapat dipakai sebagai bahan
perbandingan.
Kepada para Peneliti yang akan datang. Peneliti menyarankan: kiranya hasil penelitian
ini akan dapat dipakai sebagai bahan perbadingan; yang kemungkinan dapat
dikembangkan yang lebih luas lagi. Misalnya: populasinya menjangkau yang lebih
besar, daerah penelitiannya lebih luas; dan masalahnya lebih kompleks.

Daftar Pustaka
Andreas B.Subagyo. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif Bandung: Yayasan
Kolam Hidup, 2004, 191.
AW. Tozer. The Knowledge Of Holy, New York: Harper & Row, 1991
Barnabas Chung, Diktat Roh Kudus ,STT Baptis Medan
Billy Graham, Roh Kudus Kuasa Allah Dalam Hidup Anda, Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 1985.
Bill Hybels dan Mark Mittelberg. Menjadi Orang Kristen yang Menular, Yogyakarta:
Yayasan Joy dan Yayasan ANDI, 200
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran Panduan Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung
Mulia,
Browning. W.R.F. Kamus Alkitab A Dictionary of the Bible Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2007
Chris Marantika, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, Yogyakarta: Iman Press,
2002
C. Marvin Pate, Eskatologi Paulus, Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004
Charles F. Stanley. Living in The Power of The Holy Spirit, Bandung, LLB, 2005.
Donald Guthrie. Teologi Perjanjian Baru 2 Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1990
Donald Guthrie, dkk, Tafsiran Alktitab Masa Kini 1, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2000
David Cupples, Beriman dan Berilmu, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994
Darrel W. Robinson. Total Church Life, Bandung: Lembaga Literaur Baptis, 2004.
David L. Baker, Roh dan Kerohanian Dalam Jemaat, Tafsiran Surat / Korintus 12 14,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1, Jakarta: YKBK, 2003.

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Jakarta: Yayasan Kominikasi Bina Kasih / OMF.
2007.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
1992
E.H.Van OLST, Alkitab dan Liturgi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 199
Frank M. Boyd. Nabi Nabi Kecil, Gandum Mas: Malang, 2001
Fritz Ridenour, Dapatkah Alkitab di Percaya?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985.
G.W.Schweer, Langkah Langkah Menuju Kedewasaan Rohani,Bandung: LLB, 2000
G. Riemer, Jemaat yang Diakonal, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
2004.
H.Venema. Injil Untuk Semua Orang, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997
H.V.D. Brink. Tafsiran Alkitab Kisah Para Rasul, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
Henry Clarence Thiessen, Teologia Sistimatika, Malang: Yayasan Penerbit Gandum
Mas, 1995.
Harun Hadiwijono. Iman Kristen Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
J.L.Ch.Abineno, Gereja dan ibadah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
J .Wesley Brill. Doa-doa Dalam Perjanjian Lama, Bandung: Kalam Hidup, 1995
Jonathan Sarwono,Metode penelitian kuatitatif dan kualitas, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006.
J.I. Packer, Keep in Step with the Spirit Michigan: Baker Book. 1987.
John Stott, Baptisan dan Kepenuhan Jakarta. YKBK. 1991.
J.D.Douglas, EnsiklopediAlkilab Masa Kini Jilid IIM-Z,
J.Verkuyl. Aku Percaya Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga., Jakarta: Balai Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Tom Jacob Sy. Paulus Hidup, Karya dan Teologinya. Yogyakarta: Penerbit
Millard J. Erickson, Teologi Kristen, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1999.
Sagala Mangapul, Roh Kudus dan Karunia Karunia Roh, Jakarta: Perkantas, 2002.
Millne Bruce, Mengenali Kebenaran Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Malcolm Brown Lee. Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1987.
Oliver Mc. Mahan, Gembala Jemaat yang Sukses, Jakarta: Metanoia, 2002
Lumbantobing Viktor, Roh Kudus, Medan: Yayasan Persekutuan Doa dan Pelayanan
Sumut, 2006.
Robert Davidson, Alkitab Berbicara, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998.
R. C. Sproul, Mari Bertumbuh, Jakarta: Gloria Graffa, 2004.
Robert OH, The Prayer Driven Life, Yogyakarta: ANDI, 2009.
Rubin Adi Abraham, Rindu Untuk Melayani, Yogyakarta: ANDI, 2009.
Richard J. Foster, Tertib Rohani, Bandung: Kalam Hidup, 2002
Reinhard Bonnke. Holy Spirit Revelation & Revolution, Yogyakarta: ANDI Offset
Yogyakarta, 2007
Rick Warren, The Purpose Driven Life, Malang: Gendum Mas, 2004.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002
Sugiyono, metode penelitian adminisrasi Bandung:CV Alvabeta,2004.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka


Cipta, 2002.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002.
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, Malang: Gandum Mas, 2001.
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, Malang: Yayasan Penerbit Gandam Mas, 2001
Paul Yonggi Cho, Roh Kudus, Adimitra Saya, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
Immanuel, 2000.
J.I. Packer,dkk., Kebutuhan Gereja Saar Ini Kerajaan Allah dan Kuasa-Nya, Malang:
Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2001.
Paulus Daun, Prolegomena Bibliologis (Doktrin Alkitab)" Manado: Yayasan Daun
Family, 2008.
Paul Borthwick. Pemberitaan Injil-Tugas Siapa?, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1995.
Yakob Tomatala. Penginjilan Masa Kini, Malang: Gandum Mas, 1998
Yayasan Konisius & Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983
Yun sun Park, Tafsir Alkitab Kisah Para Rasul (Malang: YPPII, 2011), 22

Anda mungkin juga menyukai