Anda di halaman 1dari 25

LITURGI KATHOLIK

ORTODOKS
Gereja Ortodoks, yaitu denominasi gereja Kristen yang
pengikutnya terutama berada di Eropa Timur dan kawasan
pesisir timur Laut Tengah. Selain itu, Gereja Ortodoks juga
terdapat di India, Jepang, dan sekarang juga di Indonesia.
Umat gereja Ortodoks beribadat mengikuti Ritus Bizantin
dan tata-tertib gerejawi Bizantium sebab pengaruh Gereja
Konstantinopel (Bizantium).

Selama milenium (seribu tahun) pertama Kekristenan, lima


wilayah yaitu Jerusalem, Aleksandria, Antiokhia, Roma dan
Konstantinopel berada dalam persekutuan dan mengaku
sebagai Gereja yang Satu, Kudus (Suci), Katolik
(Penuh/Universal) dan Apostolik (Rasuli).
Pada tahun 1054 utusan Paus Roma ke Konstantinopel
mengekskomunikasi Patriarkh Konstantinopel, yang
membalas dengan tindakan serupa. Menurut pandangan
Roma (satu-satunya wilayah patriarkhal Gereja Barat),
Gereja Ortodoks yang memisahkan diri dari Gereja Yang
Satu yaitu Gereja Katolik Roma.
Tapi menurut pandangan Gereja Timur (empat wilayah
patriarkhal), Roma lah yang jatuh dalam kesesatan (dengan
memaksakan kekuasaan paus dan mengubah Pengakuan
Iman Nicea) dan memisahkan diri dari Gereja Yang Satu.
Perpecahan ini disebut skisma. Sampai sekarang Gereja
Ortodoks tetap menganggap dirinya sebagai Gereja Yang
Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja Katolik Roma
juga mengklaim hal yang sama.
 Perbedaan dengan Gereja Barat
 Ada perbedaan dengan Gereja Katolik Roma namun jumlah pula
persamaannya. Kalangan Kristen lainnya cenderung menganggap bahwa
perbedaan utamanya ialah bahwa Gereja Ortodoks jumlah menekankan
ritus dan doa dalam bahasa tertentu, terutama dalam Bahasa Yunani Kuno
atau Bahasa Slavonik Kuno Gerejawi (Old Church Slavonic).
 Sebenarnya Gereja Ortodoks menganut prinsip bahwa ibadah atau liturgi
maunya dipahami oleh umat. Oleh sebabnya sejak permulaan, Gereja
Ortodoks mendukung usaha penerjemahan Kitab Suci dan liturgi ke
bahasa setempat. Bahasa Yunani Perjanjian Baru (Koine) yaitu bahasa
asli Kitab Suci Perjanjian Baru, jadi bahasa ini menduduki tempat khusus
dalam kehidupan Gereja. Namun, di Yunani sekarang ibadah dirayakan
dalam bahasa Yunani yang dipahami umat, bukan bahasa Yunani abad
pertama.Pemakaian bahasa Slavonik sebenarnya merupakan bukti prinsip
penerjemahan tersebut.
Santo Cyril dan Santo Methodius menyebarkan agama Kristen
(Ortodoks) ke bangsa-bangsa Slavia (Eropa Timur) pada abad ke-10 dan
menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi ke bahasa mereka saat itu. Bahasa
Slavonik yang dipakai mereka menjadi semacam bahasa klasik untuk
bangsa-bangsa Slavia termasuk Rusia. Walau mungkin gereja-gereja di
sana masih menggunakan bahasa Slavonik Kuno, secara prinsip Gereja
Ortodoks menekankan bahwa bahasa liturgi hendaklah dipahami oleh
umat. Gereja-gereja Ortodoks di Eropa Barat, Amerika dan Asia
biasanya menggunakan bahasa setempat.
Gereja-gereja Ortodoks juga cenderung menjadi gereja nasional,
misalkan Gereja Ortodoks Rusia, Yunani dsb. Gereja Ortodoks Timur
bukanlah satu jemaat, namun merupakan sebuah kelompok yang terdiri
dari 13 badan yang berdiri sendiri, berdasarkan negara lokasi mereka
(e.g. Gereja Ortodoks Yunani, Gereja Ortodoks Rusia). Gereja-gereja ini
disatukan oleh pemahaman mengenai sakramen, doktrin, liturgi, dan
pemerintahan gereja, namun masing-masing mengatur urusan mereka
sendiri-sendiri.
Kepala Gereja Ortodoks disebut "patriakh” atau
“metropolitan.” Patriakh Konstantinopel (Istanbul, Turki)
dianggap sebagai partriakh ekumenis – atau universal.
Posisinya paling mirip dengan Paus dalam Gereja Katolik
Roma. Berbeda dengan Paus, yang dikenal sebagai
VICARIUS FILIUS DEI (vikaris Anak Allah), uskup
Konstantinopel disebut sebagai PRIMUS INTER PARES
(yang pertama di antara yang setara). Posisinya diberikan
kehormatan khusus, namun tidak memiliki kuasa untuk
mencampuri ke-12 persekutuan Ortodoks lainnya.
Gereja Ortodoks mengaku sebagai satu-satunya gereja Kristus yang sejati,
terutama ketika menelusuri asal usul mereka sampai kepada para rasul
mula-mula melalui rantai suksesi kerasulan yang tidak terputus. Para
pemikir ortodoks ini justru mempertanyakan status rohani Katolik Roma
dan Protestan. Beberapa pihak bahkan masih menganggap keduanya
sebagai ajaran sesat. Sama halnya dengan Katolik dan Protestan, penganut
Ortodoks percaya pada Tritunggal, Alkitab sebagai Firman Allah, Yesus
sebagai Allah Anak, dan banyak doktrin Alkitabiah lainnya.
Namun demikian, dalam hal doktrin, mereka lebih serupa dengan
Katolik Roma dibandingkan dengan Kristen Prostestan. Sayangnya,
doktrin pembenaran oleh iman bisa dikatakan tidak pernah ada dalam
sejarah dan teologi Gereja Ortodoks. Sebaliknya, Ortodoksi menekankan
theosis (harafiah, “pengillahian”), proses bertahap di mana orang-orang
Kristen menjadi makin serupa dengan Kristus. Apa yang sering tidak
bisa dipahami dalam tradisi Ortodoks adalah bahwa “pengilahian” itu
merupakan hasil progresif dari keselamatan, sebagai buah keselamatan,
bukannya syarat untuk mendapatkan keselamatan.
Pengajaran Ortodoks lainnya yang bertentangan dengan Alkitab
mencakup :
 Kesetaraan otoritas antara tradisi gereja dan Alkitab
 Menganjurkan pribadi-pribadi untuk tidak menafsirkan
Alkitab secara berbeda dari tradisi.
Agama Kristen Protestan bersifat fleksibel dan memperbolehkan
adanya pembaharuan dalam ajaran Alkitab sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan zaman yang selalu berubah setiap waktu.
Namun berbeda dengan kalangan Kristen Katolik dan Kristen
bentuk Ortodoks yang lebih memperhitungkan harmoni serta arti
penting Alkitab dan tradisi suci, sementara kalangan Kristen
Protestan berfokus pada konsep Alkitabnya saja. Jadi, perubahan
dalam penyampaian Alkitab itu sendiri, Agama Katolik dan Kristen
dalam Ortodoks menyalurkan segala pemahaman yang berlaku dan
dipakai sejak tradisi yang dulu
 Keperawanan kekal Maria.
Agama Kristen Protestan hanya menganggap bahwa Maria sebagai Ibu dari
Yesus saja dan tidak ada tindak lanjut tindakan dari umat Kristen Protestan yaitu
berupa meninggikan dan berdoa kepada Maria. Sedangkan dalam ajaran Agama
Katolik roma dan Katolik ajaran Ortodoks menganggap bahwa Maria adalah Ibu
Yesus yang memiliki kuasa untuk membujuk Yesus yang merupakan puteranya
karena dia adalah Ibu Yesus. Dengan memohon dan berdoa pada Maria,
dipercaya akan mempercepat terkabulnya suatu permohonan. Maka dari itu kita
mengenal di dalam ajaran Katolik dengan Salam Bunda Maria.
Agama Kristen Protestan tidak percaya dengan keperawanan Maria yang abadi
sebab ada tertulis di Alkitab “Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka
berkata kepada-Nya: Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha
menemui Engkau.” (Markus 3:32) Dari ayat tersebut mereka menarik kesimpulan
bahwa setelah Yesus lahir, Maria mengandung dan melahirkan anak. Akan tetapi,
agama Katolik dan Kristen Ortodoks memiliki ajaran yang bertolak belakang dari
agama Kristen Protestan. Agama Katolik roma dan Katolik ajaran Ortodoks
mempercayai bahwa Maria memiliki keperawanan yang kekal dan tidak ternodai.
 Doa untuk orang mati.
Ajaran yang ada di dalam Agama Kristen Protestan tidak mengenal adanya doa untuk
orang mati atau meninggal sebab di dalam Alkitab tertulis cerita tentang Manasye
yang dihukum Tuhan karena berdoa untuk orang yang sudah meninggal. “Bahkan, ia
mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia
melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para
pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga
ia menimbulkan sakit hati-Nya.” (2 Tawarikh 33:6)
1. Didalam Alkitab terdapat nats “Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa
mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi
mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.” (Pengkotbah 9:5)
2. Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa apapun yang kita lakukan untuk
orang yang sudah meninggal atau mati di dunia ini, tidak berpengaruh terhadap
arwah orang mati tersebut.
3. Karena mereka sudah diberi Tuhan kehidupan di dunia ini dan jika orang yang
sudah meninggal tersebut tidak memanfaatkan kehidupannya selama dia di dunia,
maka orang tersebut harus menerima resiko dan konsekuensinya dari Tuhan.
Dalam ajaran Katolik dikenal dengan sebuah ajaran mengenai ‘Api
Penyucian’.
 Api penyucian adalah suatu proses atau wadah dimana kita
disucikan dari segala dosa yang masih dibawa saat kita meninggal
dunia.
 Api penyucian berlaku bagi orang yang sudah mengenal dan
percaya akan Tuhan tetapi masih ada dosa (dosa yang sudah
diampuni) yang tertinggal di dalam dirinya sehingga dia harus
menerima resiko akibat dosa yang dulu pernah dibuatnya dan itu
dibawa sampai orang tersebut meninggal sehingga harus
dimurnikan terlebih dahulu dalam api penyucian. 
 Maka dari itu, orang yang masih ada di dunia dituntut membantu
jiwa yang masih dalam api penyucian dengan memanjatkan
berbagai doa syafaat agar segera menuju surga.
 Baptisan bayi tanpa merujuk pada tanggung jawab dan iman pribadi.
Kristen Protestan mengajarkan bahwa seseorang bisa dibaptis saat dia memiliki
tanggung jawab dan tindakan yang mengarah pada pertobatan. Maka orang tersebut bisa
untuk melaksanakan baptis. Kristen Protestan juga menyebutkan bahwa baptis saat bayi
tidak ada di Alkitab. Namun, dari kalangan Katolik roma dan katolik Ortodoks memiliki
pendapat yang berbeda. Karena baptisan memiliki fungsi membuat sesorang menjadi
lahir baru dan penghapus dosa orang tersebut. Ada perbedaan sedikit antara Katolik
roma dan Katolik Ortodoks. Bahwa Agama Katolik roma membebankan tanggung
jawab dan iman dari bayi yang dibaptis tersebut kepada orangtuanya.
Sedangkan Katolik bentuk ajaran Ortodoks berpendapat bahwa orangtua hanya sebagai
wali iman atau pengantar agar anak tersebut dapat mengenal Injil. Banyak perbedaan
ajaran dari Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Kristen bentuk ajaran Ortodoks. Bila
dilihat dari uraian diatas dapat ditarik benang merah bahwa Agama Katolik roma
memiliki pandangan yang hampir sama dengan Agama Katolik bentuk ajaran Ortodoks.
Bahkan ada beberapa orang yang mengganggap bahwa Agama Katolik Ortodoks adalah
Agama Katolik. Ternyata walaupun ajaran dari Katolik Ortodoks dan Katolik roma
memiliki kemiripan, namun ada beberapa liturgi dan tata cara ibadah yang berbeda dan
inilah yang membedakan antara Kristen bentuk Ortodoks dan Katolik.
 Kemungkinan untuk mendapatkan keselamatan setelah meninggal dunia.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Umat Kristen Protestan
memiliki kepercayaan bahwa orang yang telah mempercayai karya penyaliban
Kristus telah otomatis menerima karya keselamatan yang dari Tuhan. Ajaran Kristen
Protestan mengajarkan bahwa karya keselamatan diperoleh oleh manusia secara
cuma-cuma tanpa adanya usaha yang berarti. Hal ini sering disebut dengan belas
kasihan Tuhan.
Artinya bahwa kita yang awalnya berdosa, telah diberi Allah suatu keselamatan
semata-mata karena Tuhan masih mengasihi setiap kita. Seperti yang disebutkan
didalam ayat diatas, karena Kasih-Nya sehingga Dia rela melepas Putera-Nya yaitu
Yesus Kristus untuk melakukan penebusan dosa. Keselamatan yang diperoleh setelah
meninggal dunia menurut Katolik ajaran Ortodoks dan Katolik roma adalah
keselamatan tersebut dapat diperoleh melalui penyucian diri setelah orang tersebut
meninggal atau mati dan juga melalui penebusan dosa selama di dunia. Jadi, dalam
katolik Ortodoks dan Katolik roma mengenal dua cara bagaimana cara memperoleh
keselamatan itu sendiri.
 Kemungkinan kehilangan keselamatan.
Apabila seseorang telah menerima suatu karya
keselamatan dan orang tersebut murtad atau berpaling dari
ajaran Kekristenan, maka jika dia meninggal dia tidak
memperoleh karya keselamatan itu kembali. Itulah
beberapa ajaran yang menyebutkan bahwa keselamatan itu
dapat hilang karena perbuatan kita sendiri.
Jumlah Umat
Berdasarkan jumlah umat, Ortodoksi Timur yaitu komunitas Kristiani
terbesar kedua di dunia sesudah Gereja Katolik Roma.[1] Estimasi
paling umum mengenai jumlah umat Kristen Ortodoks Timur di
seluruh dunia berkisar selang 225-300 juta jiwa [2]. Ortodoksi Timur
yaitu agama tunggal terbesar di Belarusia (89%), Bulgaria (86%),
Republik Siprus (88%), Georgia (89%), Yunani (98%), Republik
Makedonia (70%), Moldova (98%), Montenegro (84%), Romania
(89%), Rusia (88%), Serbia (88%), dan Ukraina (83%).[3] Ortodoksi
Timur juga merupakan agama dominan di Republika Srpska (92%)
entitas di Bosnia dan Herzegovina, serta agama dominan di
Kazakhstan Utara (48% dari populasi Kazakhstan). Selain itu, ada
pula sejumlah besar komunitas Ortodoks di Afrika, Asia, Australia,
Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental
Gereja-Gereja Ortodoks mengklaim diri sebagai kelanjutan dari jemaah
Kristiani perdana, yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri serta para
Rasul-Nya. Namun, perlu dilihat bahwa ada dua persekutuan Ortodoks
yang berbeda. Persekutuan Ortodoks yang pertama dan yang terbesar yaitu
yang disebut Gereja Ortodoks Timur, yakni gereja-gereja Ortodoks yang
menerima hasil ketujuh Konsili ekumenis seperti Gereja Katolik Roma.
Komunitas Ortodoks lainnya dibedakan dari Ortodoksi Timur dengan
menggunakan sebutan Gereja Ortodoks Oriental. Ortodoksi Oriental
hanya menerima hasil dari 3 Konsili Ekumenis yang pertama, yaitu
Konsili Nicea I, Konsili Konstantinopel I, dan Konsili Efesus. Komunitas
ini terpisah setelah beberapa Uskup peserta Konsili Khalsedon
memutuskan untuk tidak menerima hasil Konsili tersebut.
Persamaan dengan Gereja Barat
Persamaan dengan Gereja Katolik Roma ialah Gereja
Ortodoks mengakui semua keputusan-keputusan ke-7
Konsili Ekumenis sebelum tahun 1054. Misalkan Doa
Syahadat Nicea juga dipakai tetapi tanpa kata filioque yang
merupakan tambahan dari Katolik Roma tanpa persetujuan
dari 4 Patriarkh di Timur. Imam Gereja Ortodoks dan Gereja
Katolik Ritus Timur diizinkan menikah, namun para
uskupnya dipilih hanya dari mereka yang selibat (tidak
menikah).
Pasca Skisma
Semenjak perpecahan Gereja Ortodoks sering bertikai dengan
Gereja Barat. Bahkan ketika Konstantinopel direbut orang
Turki pada tahun 1453, orang Barat tidak menolong. Lalu
semenjak tahun 1917 dengan Revolusi Oktober di Rusia,
Gereja Ortodoks Rusia mulai ditindas dengan kejam oleh
rezim komunis. Jumlah rohaniwan dibunuh atau dideportasi ke
Siberia. Gedung-gedung gereja jumlah yang berubah fungsi
menjadi tempat-tempat lain, bahkan kadang-kadang dipakai
sebagai penjara. Mereka baru boleh lepas sama sekali
beribadah lagi pada permulaan dasawarsa terakhir abad ke-20.
Yuridiksi Gereja Ortodoks
 Gereja Ortodoks Koptik / Gereja Koptik Mesir
 Gereja Ortodoks Oriental
 Gereja Ortodoks Rusia
 Gereja Ortodoks Serbia
 Gereja Ortodoks Suriah
 Gereja Ortodoks Yunani
3 Tata Ibadah Gereja Ortodoks Timur Dalam Pelaksanaan Ibadahnya
Gereja Ortodoks Timur merupakan sekelompok gereja-gereja yang berdiri sendiri, namun disatukan
oleh pemahaman mengenai sakramen, doktrin, liturgi, dan sistem pemerintahan gereja yang sama.
Kepala gereja ortodoks disebut “patriakh” atau “metropolitan.” Patriakh Konstantinopel yang berada
di Istanbul, Turki dianggap sebagai partriakh ekumenis atau patriakh universal, yang posisinya mirip
dengan Paus dalam Gereja Katolik Roma.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara ajaran Kristen Ortodoks dengan ajaran agama Kristen dan
Katolik. Persamaannya yaitu, sama-sama mempercayai Yesus sebagai Tuhan, Bapa, dan Roh Kudus
sebagai pelindung manusia; mempercayai Allah Tritunggal. Sedangkan perbedaannya: hanya
memperbolehkan Alkitab ditafsirkan sama dengan tradisi dahulu, percaya bahwa Maria (ibu Yesus)
memiliki keperawanan yang kekal, mengenal doa untuk orang mati, keselamatan dapat diperoleh
setelah meninggal dunia, keselamatan bisa hilang, serta baptisan bayi tidak membebankan tanggung
jawab dan iman pribadi.
Selain itu perbedaan juga terlihat dari bentuk gedung gereja Kristen Ortodoks yang mirip dengan
masjid, dan bentuk salib gereja Kristen Ortodoks berupa salib dengan figur Yesus yang sedang dipaku
di kayu salib, lalu ada bentuk seperti jajar genjang dan bulan sabit pada bagian bawah salib tersebut.
Meskipun tujuan ibadah kristen sama, namun tata cara ibadah Kristen Ortodoks berbeda. ajaran
Kristen Ortodoks melakukan sholat seperti orang muslim, 7 kali dalam sehari dan diharuskan
menghadap kiblat. Sedangkan dalam ajaran Kristen dan Katolik, jumlah waktu beribadah serta arah
(kiblat) tidak ditentukan.
Tata cara ibadah gereja ortodoks :
1. Tata cara sholat berdasarkan Alkitab
Sholat harus diawali dengan berwudhu, sesuai dengan yang ditulis adalam
Keluaran 40:32 yaitu terlebih dahulu membasuh kaki dan tangan sebelum
memasuki Kemah Pertemuan, seperti yang di perintahkan Tuhan kepada Musa.
Dalam ajaran Kristen Ortodoks, diajarkan agar jemaat mengucapkan doa
sembari berwudhu, doa tersebut sesuai dengan perdarasan mazmur Daud, yaitu
Mazmur 26: 6-12.
Kemudian, Kristen Ortodoks juga mengajarkan untuk melaksanakan sholat
dengan berkiblat ke timur. Dalam Mazmur 138:2 disebutkan bahwa Daud sujud
ke arah bait Allah, bait Allah adalah Yesus sendiri seperti ucapan Yesus yang
ditulis dalam Yohanes 2: 19-22. Yesus telah naik ke sorga, dan berada dalam
Firdaus (Lukas 23: 43), sedangkan Firdaus dibuat Allah di sebelah timur
(Kejadian 2:8). Oleh karena itu lah, gereja Ortodoks melaksanakan sholat yang
liturginya menghadap ke timur. Sebab disana lah Bait Allah, yaitu Yesus berada,
yakni di dalam Firdaus.
2. Liturgi Suci
Liturgi suci merupakan liturgi umum yang digunakan gerja-gereja Ortodoks timur dalam beribadah. Format
liturgi suci bersifat tetap Ada beberapa macam liturgi suci, antara lain:
 Liturgi Suci St. Yohanes Krisostomus: liturgi yang digunakan untuk sebagian besar hari-hari dalam
setahun, dan terkadang juga digunakan sebagai liturgi vesper pada hari peringatan Anunsiasi. Liturgi ini
berasal dari abad ke-5 Masehi.
 Liturgi Suci St. Basil Agung: liturgi yang digunakan pada lima hari Minggu Puasa Besar, perayaan
peringatan Santo Basil, malam Nativitas dan malam Teofani, serta pada hari Kamis Suci dan Sabtu Suci.
Liturgi Suci St. Basil Agung sering dirayakan sebagai liturgi vesper. Namun dalam beberapa tradisi,
Liturgi Santo Basil juga dirayakan pada perayaan Eksaltasi Salib Suci tiap 14 September.
Keseluruhannya, Liturgi St. Basil yang berasal dari abad ke-4 Masehi ini digunakan untuk 10 atau 11
hari sepanjang Tahun Liturgi.
 Liturgi ton proegiasmenon: Liturgi yang digunakan pada setiap hari Rabu dan Jumat selama masa Puasa
Besar, serta pada tiga hari pertama Pekan Suci. Liturgi ton proegiasmenon pada dasarnya merupakan
ibadat vesper, namun ditambahi dengan pelayanan komuni. Sedangkan Persembahan Kudus telah
dikonsekrasi dan dicadangkan sejak hari Minggu sebelumnya. Liturgi ton proegiasmenon menurut
tradisi berasal dari Hagios Gregorios Dialogos pada abad ke-6 Masehi. 
 Liturgi St. Yakobus: liturgi yang digunakan sekali setahun pada hari peringatan Santo Yakobus, Saudara
Yesus. Menurut tradisi, liturgi ini berasal dari St. Yakobus, Saudara Yesus, dan Uskup Yerusalem
pertama; yang hidup pada abad pertama Masehi. Liturgi Kristiani purba ini berkaitan dengan Liturgi St.
Yohanes Krisostomus dan Liturgi St. Basil Agung.
3. Format Liturgi Suci
Format liturgi suci bersifat tetap, hanya unsur-unsur liturgi seperti bacaan serta nyanyiannya
saja yang berganti-ganti sesuai dengan masa liturgi serta hari raya saat perayaan liturgi. Seperti
telah disebutkan diatas, terdapat beberapa macam liturgi yang masing-masing berbeda satu
sama lainnya. Namun, Liturgi Suci selalu terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan,
yaitu Liturgi Persiapan, Liturgi Katekumen, dan Liturgi Umat Beriman.
 Liturgi persiapan meliputi doa-doa pengenaan vestimentum, serta masuknya Klerus dan
Protesis. Bagian ini bersifat pribadi dan hanya diikuti oleh imam dan diakon. Liturgi
Persiapan melambangkan tahun-tahun tersembunyi dari kehidupan Kristus di dunia.
 Liturgi Katekumen sering disebut juga sebagai liturgi sabda. Bagian ini bersifat publik,
meliputi berkat pembukaan oleh imam, Litani, Nyanyian, Pembacaan Surat-Surat Para
Rasul, Pembacaan Injil, serta Homili.
 Liturgi Umat Beriman meliputi Litani Umat Beriman serta litani Permohonan dan litani
Pengucapan Syukur; Perarakan Agung, Doa Syukur Agung, serta Komuni. Dahulu hanya
jemaat gereja yang sudah dibaptis dan dalam keaadan suci yang diizinkan mengikuti bagian
Liturgi ini. Namun sekarang semua jemaat diperkenankan mengikuti liturgi, hanya saja tidak
boleh menerima komuni jika belum dibaptis dan tidak dalam keadaan suci.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai