PENDAHULUAN
disangkal bahwa Doktrin Kekristenan yang sulit dijelaskan adalah tentang Tritunggal. Pribadi
Sang Pencipta yang maha besar, maha kuasa yang telah menciptakan bumi dengan semua
segala-galanya adalah maha, maka dengan otak sederhana yang diberikan-Nya kepada kita,
seharusnya kita dapat sebuah kebenaran bahwa Sang Pencipta itu pasti pribadi yang sangat
luar biasa. Dengan ciptaan-Nya yang penuh keajaiban, sama sekali tidak heran jika kita
katakan bahwa Sang Pencipta itu sendiri pasti adalah yang paling ajaib.
BAB II
PEMBAHASAN
mengatakan bahwa konsep Tritunggal Kekristenan berasal dari penyembahan berhala atau
panagisme. Mereka menuduh Gereja Roma Katolik telah memasukan konsep Tritunggal ke
dalam Kekristenan.
rangkaian tritunggal : Nimrod, Tammuz, Semiramis (ibu). Selain di Babilon di wilayah lain
juga dikenal tritunggal yaitu: Shamasah, Sin dan Ishtar. Di dalam sistem penyembahan Mesir
kuno juga dikenal oknum tritunggal yaitu: Osiris, Horus, dan Isis. Demikian juga didalam
susunan dewaYunani, terdapat semacam tritunggal yaitu: Zeus, Apollo, dan Athena.
Wishnu, dan Shiva. Sedangkan dalam penyembahan horoskop orang Roma, mereka memiliki
telah menjiplak konsep tritunggal dari berbagai kepercayaan kuno. Apakah itu benar?
Tuduhan ini serius karena kalau tritunggal itu bukan original dari Alkitab maka orang Kristen
telah menyembah Allah yang salah. Sebaliknya kalau Tritunggal itu benar Alkitabiah maka
secara jelas dan luas, baik didalam Perjanjian Lama (Kej. 1:26; 3:22; 11:7; Yes.6:8) maupun
dalam Perjanjian Baru (Yoh. 14:23; 17:21-22). Dengan demikian istilah Tritunggal sangat
didukung oleh data dan fakta Alkitab, meskipun terminologi itu tidak ditemukan itu tidak
ditemukan dalam kitab Suci. Sebab itu pemakaian kata Tritunggal secara teologis dianggap
bermanfaat dan sangat menolong untuk menjelaskan dan menguraikan kebenaran ajaran
atau Tritunggal tidak ditemukan dalam Alkitab, tetapi konsep ajaran tersebut secara jelas dan
logis yang diajarkan di dalam kitab Suci. Dua aspek kebenaran yang diajarkan Teologi yang
diajarkan Alkitab tentang Trinitas, antara lain : Allah adalah Esa dan Allah itu memiliki tiga
Pribadi yang berbeda, yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi tersebut adalah
Allah yang Esa, sebagaimana konsep tentang Allah yang Esa menurut pandangan yang
Berdasarkan Ulangan 6:4, maka orang Yahudi percaya bahwa Allah itu
Esa atau Tuhan Allah itu adalah satu. Di sisi lain Alkitab menjelaskan nama Allah atau kata
ganti untuk Allah dalam bentuk jamak, misalnya Elohim (Kej. 1:1) dengan sunfiks, yaitu
menunjuk pada gagasan jamak. Demikian juga kata ganti berbentuk jamak, yakni Kita atau
Kami yang digunakan di dalam Alkitab (Kej. 1:26; 3:22; 11:7; Yoh.14: 23; 17:21-22)
bertujuan untuk mengungkapkan konsep kejamakan pribadi Allah Tritunggal. Yesus sendiri
juga telah mengajarkan bahwa Dia dan Bapa adalah Pribadi yang berbeda, maksudnya Yesus
bukan Bapa, dan sebaliknya Bapa bukan Yesus, namun Bapa dan Anak adalah satu dalam
hakekat, tujuan dan keilahian atau ke-Allahan (Yoh. 10:30). Secara teologis, semua gagasan
kata ganti jamak tersebut hanya menyatakan tentang kebenaran Allah Tritunggal, secara
khusus menekankan pada tiga Pribadi Allah yang berbeda antara satu dengan yang lain,
konsep tiga Pribadi yang berbeda, yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai Allah yang Esa.
Istilah Pribadi digunakan untuk Allah Tritunggal bukan menjelaskan tentang keterbatasan dari
dalam kasih, keilahian dan kekekalan. Karena itu doktrin Tritunggal secara jelas berasal dari
yang diperoleh melalui akal budi atau yang dikenal dengan istilah teologi natural, tetapi suatu
kebenaran yang dapat diketahui melalui penyataan atau wahyu. Akal manusia mungkin dapat
menunjukkan kepada kita keesaan Allah, tetapi tentang ajaran Trinitas langsung berasal dari
penyataan khusus. Sekalipun istilah Trinitas tidak ada dalam Alkitab, tetapi istilah ini dipakai
sejak awal di dalam Gereja. Bentuk Yunaninya, trias, nampaknya pertama kali dipakai oleh
Teofilus dari Antiokhia (wafat tahun 181 M), sedangkan bentuk Latinnya, Trinitas, pertama
kali dipakai oleh Tertualianus ( wafat tahun 220 M). Dalam Teologi Kristen, istilah Trinitas
atau Tritunggal berarti bahwa ada tiga oknum kekal dalam hakikat ilahi yang satu itu, yang
masing-masing dikenal sebagai Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.
BAB III
KESIMPULAN
yang mengajarkan bahwa Allah yang Esa adalah tiga Pribadi Ilahi yang berbeda, yaitu Bapa,
Anak dan Roh Kudus. Masing-masing Pribadi tidak sama antara satu dengan yang lainnya,
namun ketiga-tiganya adalah satu dan setara sebagai Allah yang maha kuasa (Flp. 2:6). Bapa
bukan Yesus dan Yesus bukan Bapa. Demikian juga Bapa bukan Roh Kudus, sebaliknya Roh
Kudus bukan Yesus atau Bapa, tetapi ketiga-tiganya adalah Allah yang Esa. Demikianlah
fakta dan kebenaran tentang ajaran Allah Tritunggal yang diungkapkan dan disaksikan oleh
Alkitab sebagai Firman Allah yang tanpa salah. Kebenaran tersebut bersifat sempurna dan
absolut serta tidak dapat didugat, karena Alkitab yang menyaksikannya adalah sempurna,
berasal dari Allah yang maha tahu dan benar (2Tim. 3:16).