Anda di halaman 1dari 13

GEREJA PADA ABAD PERTENGAHAN HINGGA MASA PERTIKAIAN

ANTARA GEREJA DENGAN PEMERINTAH


Oleh : Ninik Haryanti, S.Th

Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini

agama berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk

pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang pada masa zaman

klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian

manusia dari ketuhanan.1 Pada abad inilah dianggap sebagai abad kegelapan bagi ilmu

pengetahuan, sehingga karya sastra dan budaya yang dihasilkan di Eropa Barat pada

masa itu sangat sedikit. Ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan

religi. Adanya larangan pengeksposan tubuh manusia dan hewan membuat kesenian

menemukan teknik abstraksi yang memungkinkan sensasi tercipta tanpa adanya

kehadiran bentuk realis.2

Pada awal periode ini, Kekaisaran Romawi mengalami keruntuhan, tetapi gereja

tetap bertahan. Banyak suku Barbar yang menerima kekristenan dan menghormati

Uskup Roma. Posisi gereja ditingkatkan melalui keberhasilan-keberhasilan uskup Roma

dalam melindungi orang-orang pada tingkat tertentu dari perbuatan-perbuatan paling keji

yang dilakukan oleh orang-orang Barbar, disaat kaisar tidak bisa melindungi mereka.3

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahan
2
Ibid
3
B.K.Kuiper,The Church In History, (Malang : Gandum Mas, 2010),56

1
Sepanjang abad ini gereja terbagi kedalam dua bagian yaitu Gereja Timur dan

Gereja Barat. Gereja Timur berbahasa Yunani mempertahankan tradisi gereja pada abad

Perjanjian Baru, dan Gereja Barat berbahasa Latin berpusat di Eropa Barat. Pada masa

ini yang menjadi pusat perhatian adalah Gereja Barat. Yang sangat menyedihkan pada

periode ini para pemimpinnya, gereja bersama organisasinya yang besar dikuasai oleh

pemerintah sipil. Hal ini banyak mengakibatkan terjadinya pertentangan antara

pemerintah dan gereja, dan berakibat tragis bagi kubu yang terkalahkan.4

Pada masa ini pula dibangun sistem Perang Salib untuk mempertahankan

pemerintahan Eropa dari desakan pengaruh pemerintahan Islam dari timur tengah.

Seorang ksatria (crusade) harus selalu bersedia membela keyakinannya setiap kali terjadi

pertempuran dalam perang suci. Karena itulah pemerintahan kemudian menjadi di bawah

pengaruh keagamaan. Diakhir abad ini terjadi pergolakan yang sangat besar dalam gereja

dan diseluruh dunia barat. 5

“Periode Abad Pertengahan mulai dari tahun 590 – 1517 A.D., saat reformasi

dimulai. Periode dari tahun 500 – 1500 A.D. sering kali disebut masa kegelapan, kerena

terjadi penyimpangan di kalangan gereja. Penyimpangan itulah yang menjadi pemicu

Reformasi Protestan oleh Martin Luther.” 6

Dalam masa ini Paus menjadi lebih tertarik dengan kebudayaan duniawi daripada

kebenaran kekristenan. Gereja bersama organisasinya yang sangat besar dikuasai oleh

4
Ibid, 66
5
B.K.Kuiper,The Church In History, (Malang : Gandum Mas, 2010),66
6
Paul Enns, The Moody Handbook Of Teology Revised And Ekpanded, (Malang : Literatur SAAT, 2016),22

2
pemerintah sipil. Berulangkali gereja-gereja mencoba membebaskan dirinya dan

menguasai negara. Para Paus dan para kaisar masing-masing mengadakan

persekongkolan untuk mendapatkan kekuasaan, dan banyak suasana dramatis terjadi

ketika satu pihak atau lain pihak tunduk dalam kekalahan.7 Orang-orang mulai

mempertanyakan ajaran dan praktik-praktik gereja. Beberapa orang mulai menyebarkan

gagasan non-kristen, dan orang - orang yang setia pada iman kristen menuntut adanya

reformasi. Hal ini memicu Gerakan Reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther

Gerakan Reformasi ini berusaha membersihkan gereja dan merestorasikan doktrin yang

benar pada gereja.

Doktrin Roma Katolik berkembang selama peride ini. Secara umum, gereja

mengambil posisi semi-pelagian, yang mengajarkan bahwa kejatuhan manusia tidak

lagi dianggap sebagai kematian secara spiritual tetapi kelemahan spiritual; sehingga

dapat bekerja sama dengan Allah dalam hal keselamatan. Khususnya doktrin seperti

purgatori, doa kepada Maria dan orang-orang kudus, pengorbanan Misa, dan

transubstansiasi muncul pada periode ini.8

Sekitar tahun 500 A.D. pada masa peralihan gereja meletakan dasar-dasar kuasa

yang baru. Hal ini terjadi ketika kaisar-kaisar memindahkan pusat pemerintahan di

Byzantinum, kota Roma tidak berkuasa lagi secara politik. Gereja Katolik yang

menggantikan negara dan uskup Romawi yang menggantikan kaisar sebagai tokoh

7
B.K Kuiper, The Church In History, (Malang : Gandum Mas, 2010), 67
8
Paul Enns, The Moody Handbook Of Teology Revised And Ekpanded, (Malang : Literatur SAAT, 2016),53

3
tertinggi. Sejak abad ke-V mereka digelari “Paus” dan mengganggap dirinya terpanggil

oleh Tuhan untuk menjadi kepala gereja selaku pengganti Petrus (Matius 16:18), bahkan

sebagai “wali Kristus” di bumi ini. Leo I menjadi Paus yang pertama (450 A.D.)9

Tahun 590 A.D. Gregorius Agung, dia adalah seorang biarawan pertama yang

ditahbiskan menjadi Paus yang memerintah sampai tahun 604 A.D. dia menyebut dirinya

sendiri “hamba dari hamba Tuhan” sebuah gelar yang digunakan oleh paus-paus sampai

jaman sekarang.10 Pikiran teologi Gregorius sama dengan Agustinus. Ia bersama dengan

Agustinus, Yerome dan Ambrosius disebut 4 dokter dalam gereja. Walaupun Gregorius

tidak menciptakan pikiran teologi yang baru, tapi ia memperkembangkan teologi

Agustinus.

Paus Gregorius Agung mewakili semua hal yang membentuk ciri-ciri khusus

pada gereja Abad Pertengahan. Ia menjadi paus pertama yang memiliki kuasa politik

yang luas, di Italia ia memiliki kuasa yang lebih dari Kaisar, meskipun secara hukum dan

teori Italia masih termasuk kekaisaran Timur. Gregorius berfungsi sebagai pemerintah

sekuler dengan mengangkat pemimpin-pemimpin kota membentuk armada-armada

tentara dan menciptakan perjanjian-perjanjian perdamaian. Di dalam berbagai aktifitas ia

menerima banyak kuasa yang telah dilepas oleh kekaisaran Romawi yang sedang runtuh.

Gereja menerima tanggung jawab pendidikan, pemeliharan terhadap kaum miskin, dan

mempertahankan persamaan dalam keadilan keadilan.

9
Berkhof H, Enklaar IH, Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013), 73
10
B.K.Kuiper,The Church In History, (Malang : Gandum Mas, 2010), 62

4
Paus Gregorius Agung menjunjung tinggi tuntutan uskup Roma dalam kuasa atas

gereja sebagai pengganti Rasul Petrus. Gregorius telah bekerja demi kepentingan misi,

ia dianggap sebagai asal dari gaya musik gereja yang dikenal dengan nyanyian gregorian.

Gregorius mengajar (1) Bahwa Perjamuan Kudus adalah suatu pengulangan dari kurban

Kristus, (2) bahwa orang-orang kudus dapat menolong kita, (3) bahwa ada purgatorium

(api penyucian).11

Di Perancis pada tahun 756 A.D. Paus dibantu oleh kerajaan Bangsa Frank (Raja

Karel Martel) dianggap sebagai pembela dan pelindung para Paus tatkala orang-orang

Longobardia yang berniat menyerang Roma. Orang Longobardia dikalahkan dan dipaksa

menyerahkan beberapa daerah yang besar kepada Paus, dengan demikian berdirilah

Negara Gereja pada tahun 756 A.D. Kerajaan Frank semakin besar pada tahun 768-814

pada pemerintahan Karel Agung, Paus dihormati sebagai warga pertama dari

kerajaannya, tetapi tidak diberi kuasa mencampuri perkara-perkara gereja, raja sendiri

yang memerintah gereja. Pada tahun 800 A.D. Karel Agung dimahkotai sebagai kaisar.12

Pada tahun 814 A.D. Kaisar Karel Agung meninggal dunia, dan kekaisarannya

mengalami kemunduran dan akhirnya kekaisararannya pecah menjadi tiga Perancis di

Barat, Jerman di Timur, dan Lotharing, Burgondia, dan Italia di tengah. Akibatnya ialah

bahwa tidak ada lagi satu gereja negara yang kuat, sehingga gereja mencari pemimpin

pada Paus. Paus Nikolas I ± 860 A.D. berhasil membuat tahta Petrus di Roma menjadi

pusat kekaisaran. Paus Nikolas memaklumkan bahwa hanya Pauslah yang boleh

11
B.K.Kuiper,The Church In History, (Malang : Gandum Mas, 2010), 62-63
12
Berkhof H, Enklaar IH, Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013), 78-79

5
memerintahi gereja dan negara, sehingga kaisar harus taat kepada Paus, juga di lapangan

politik.

Sejak tahun 870 A.D. ada tiga kerajaan di Eropa Barat, yaitu: Jerman, Perancis

dan Italia. Jerman-lah yang terbesar dan terkuat kaisarnya bernama Otto I. Kaisar Otto I

melawan hertog-hertog (pangeran pangeran asli dan suku-suku di negeri itu yang

dipersatukan dalam kekaisarannya) takhtanya diancam oleh hertog hertog itu, oleh

karena itu Otto I merendahkan derajat mereka dengan menjadikan mereka menjadi

pegawai negara, dan Otto menaikkan derajat uskup-uskup dan abt-abt (kepala-kepala

biara) dengan menjadikan mereka pemerintah pemerintah. Sejak pemerintahan Otto I

hingga pada masa Napoleon 1800 A.D. uskup-uskup di negara Jerman terus merangkap

jabatan pemerintahan. Tentu pada masa itu kepentingan politiklah yang diutamakan oleh

kaisar bukan kepentingan gereja.13

Pada pertengahan abad ke-X timbulah gerakan pembaharuan yang hendak

menyucikan kepausan dan gereja. Pergerakan ini berpusat di biara Cluny di Burgondia.

Pergerakan ini berkembang sampai ke Italia, Jerman, dan Inggris. Pergerakan ini

menuntut: 1. Biara-biara harus diperintah langsung oleh Paus, 2. Raja dan golongan

bangsawan tak boleh lagi mencampuri pimpinan dan urusan-urusan biara-biara, 3. Kaum

rahib harus taat kepada disiplin yang keras dan wajib hidup lebih saleh.

Pada pemerintahan Hendrik III mulai membetulkan kepausan juga. Pada tahun

1046 A.D. Leo IX diangkat menjadi Paus yang baru dan tidak lama menjabat dia

13
Berkhof H, Enklaar IH, Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013), 80

6
memulihkan kembali kuasa dan kehormatan Paus. Dari Kaum Klerus tinggi di Roma

dibentuknya suatu badan penolong baginya, yaitu “Majelis Para kardinal” makin lama

makin keras tuntutan golongan pembaharuan hingga akhirnya ditolak sama sekali

penetapan jabatan-jabatan gereja (Investitur) oleh orang awam umpamanya kaisar atau

raja. Paus mau merebut hak investitur itu tetapi kaisar-kaisar tak mau mengabulkan

tuntutan itu, sebab tulang punggung negara adalah justru uskup raja. Baik Paus maupun

kaisar, tetap pada pendirian masing-masing, sehingga terjadilah pertikaian tentang hak

investitur berlangsung lama. 14

Pada tahun 1059 A.D. Hildebrand, seorang yang tidak tunduk kepada kaisar

merebut hak memilih Paus lalu menyerahkan hak tersebut kepada Kardinal. Hildebrand

menjadi paus dan diberi glar Gregorius VII. Terbitlah pertikaian yang hebat antara Paus

Gregorius dengan kaisar, segala usaha Gregorius berdasarkan pada 3 hal :

1. Paus tidak sekali-kali bergantung pada pengusa yang lain di dunia ini.

2. Pauslah satu-satunya kepala gereja, jadi segenap klerus harus menaati

perintahnya saja.

3. segala kuasa duniawi hanya dapat dikaruniakan Paus saja.

Hendri IV Kaisar Jerman tidak menerima dan mengakui putusan itu, sebab itu

uskup-uskup di Jerman disuruhnya memecat Paus, tetapi Gregorius dibantu raja-raja

Jerman. Hendrik IV dikutukinya dan dilepaskan dari pangkatnya. Pada tahun 1077 A.D.

Terpaksa Hendrik merendahkan diri dihapapan Paus di Canossa di Italia Utara, dan

14
Ibid 80-81

7
mendapat pengampunan sehingga ia dimahkotai kembali menjadi Kaisar. Tidak lama ia

menjabat kembali Hendri IV menangkap Paus Gregorius kemudian dibuang dan tidak

lama meninggal dunia.

Pengganti Gregorius IV melanjutkan perjuangan tentang Investitur hanya mereka

tidak lagi mengejar maksud untuk memerintah seluruh dunia. Lama kelamaan terjadi

jalan kompromi investitur gereja dilakukan dengan memberi cincin dan tongkat uskup

oleh paus, disamping itu juga ada investitur yang dilakukan oleh kaisar dengan memberi

tongkat kerajaan. 15

Pada tahun 1153-1181 A.D., ketika Alexsander III menjabat sebagai Paus, Raja

Jerman Fedreick sangat terancam, maka uskup-uskup yang mendukung raja mengangkat

victor IV sebagai saingan Paus. Tahun 1176 A.D. Frederikc dikalahkan oleh sekutu Italia

terpaksa Frederick mengakui Alexander IV sebagai Paus. Raja Frederick tetap

mempertahankan sebagai penguasa keuskupan. Di Inggris Alexander III telah

mengendalikan Hendry II 1154-1189 A.D., demi menguasai gereja Hendry II telah

mengangkat Thomas Baxter sebagai uskup di Canterbury, namun Thomas selalu setia

pada Roma. Thomas Baxter tidak setuju tentang hal pemecatan dan pengangkatan uskup

harus melalui raja, maka pada Tahun 1170 A.D. Thomas Baxter telah dibunuh raja.16

Pada tahun 1198-1216 A.D., Innocent menjadi Paus. Paus Innocent III

mempunyai ambisi besar, kekuasaannya melampaui paus-paus yang lain. Ia

memanfaatkan perpecahan yag terjadi di Jerman dan mengadakan perjanjian dengan Raja

15
Berkhof H, Enklaar IH, Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013), 81
16
Ryna Heppy Tambunan, Diktat Sejarah Gereja Umum, STT Harvest Semarang, 2011, 136

8
Otto dari Brunswik. Ia tidak mencampuri urusan gereja dalam negri Jerman, tetapi raja

Otto harus menjamin Paus dalam memperluas wilayahnya. Tahun 1209 A.D. Otto

menjadi Paus. Tidak lama kemudian Otto mengingkari janji, dan Innosent III sangat

marah dan mengangkat Frederick II sebagai raja. Frederick II mengalahkan Otto. Ia

menyatukan Jerman dan berkuasa mengangkat dan memecat Raja. Innocent menyatakan

kuasanya terhadap raja Inggris, John 1199-1216 A.D.17

Ketika timbul perselisihan dalam mengangkat uskup besar di centerbury, ia

mengangkat teman pribadinya menjadi uskup agung, sementara Innocent juga

mengangkat temannya menjadi Stephen Longdue menjadi uskup, tetapi John

menolaknya. John diancam dikeluarkan oleh Paus. John mengusir uskup-uskup yang

menentangnya. Sedangkan Innocent menyatakan John dipecat dari kedudukannya

sebagai raja. Innosent memakai sistem sentralisasi dalam mengurus gereja. Paus berhak

dalam pengangkatan uskup. Dalam sidang Laterland 1215 A.D. telah mengesahkan teori

transubtantiation, setiap jemaat harus mengaku dosanya sedikitnya sekali dalam setahun.

Hal ini merupakan suatu kekuasaan yang besar paus. Kekuasaan paus mencapai

puncaknya pada masa innocent III. Walaupun paus-paus yang lain juga mengadakan

usaha yang serupa, tapi kekuasaan Paus semakin merosot.18

Pada tahun 1285-1314 A.D. di Perancis diperintah oleh raja Philip IV yang sangat

berambisi sedangkan Paus Boniface VIII juga seorang yang berambisi. Ketika ada perang

melawan Skotlandia dan memerlukan banyak biaya perang raja melarang gereja memberi

17
ibid, 137
18
Ryna Heppy Tambunan, Diktat Sejarah Gereja Umum, STT Harvest Semarang, 2011, 137

9
sumbangan kepada paus, tetapi Boniface VIII mengeluarkan perintah yang melarang raja

menarik pajak terhadap gereja dan harta raja, dengan ancaman akan dipecat dari

keanggotaan gereja. Dilain pihak Philip IV melarang pengeluaran uang ke luar negeri,

maka penghasilan Paus semakin merosot, sehingga kekuasaan Paus semakin berkurang

dan kekuasaan raja semakin bertambah.

Tahun 1302 A.D. Philip IV mengadakan sidang yang diikuti oleh pekerja gereja,

dalam sidang itu ditetapkan ia menentang paus. Tapi Paus Boniface mengatakan,

kekuasaan dunia harus di bawah kekuasaan rohani, sedangkan gereja sudah memperoleh

kekuasaan itu. Ia mengutif perkataan Aquinas yang mengatakan bahwa taat kepada paus

adalah syarat dari keselamatan. Tetapi Philip IV mengadakan sidang lagi dan

mengemukakan kesalahan Paus, termasuk penyalah tafsiran/bidat dan kerusakan

moralnya. Philip menyerukan gereja untuk menghakimi Paus, dengan kekerasan paus

Boniface ditangkap, satu bulan setelah dilepaskan Paus Boniface meninggal dunia 1303

A.D. Philip IV menggunakan kekuatan masa untuk melawan Paus, walaupun Paus

mempunyai senjata rohani, tetapi tidak bermanfaat dalam hal ini. Maka gagallah Impian

Paus yang ingin menguasai kekuasaan politik.19

Tahun 1305 A.D. Komisi Kardinal telah memilih seorang Perancis sebagai Paus

dengan gelar Clement V (1309-1377 A.D.) ia dikontrol oleh Pilip IV, ia turut

menyalahkan Boniface dan menghapus perintah yang dikeluarkan Boniface. Pada tahun

1309 A.D. ia memindahkan kepausan dari Roma ke Avigon, Pada saat ini gereja dalam

19
Ryna Heppy Tambunan, Diktat Sejarah Gereja Umum, STT Harvest Semarang, 2011, 138

10
kuasa Raja. Selama 60 tahun (1309-1377 A.D.) kepausan ada di Avigon. Dalam sejarah

Gereja masa ini disebut pembuangan ke Babel. Pada masa Paus ada di Avigon, Paus

adalah seorang Perancis, sistem kepausan mengalami kesukaran, karena di Inggris,

Perancis, Jerman sering terjadi peperangan dan perebutan kekuasaan antara agama dan

politik.

Seorang penyair Italia ‘Dante Alegrie’ (1265 – 1321 A.D.) telah mengarang tulisan

tentang kuasa raja dalam bahasa Italia. Ia berpendapat bahwa kesejahteraan yang terbesar

bagi manusia adalah perdamaian. Raja adalah penegak perdamaian, raja memimpin

rakyatnya mendapatkan kebahagiaan di dunia, sedangkan Paus memimpin untuk

mendapatkan kebahagiaan yang kekal. Kedua kekuasaan itu harus dipisahkan. Ia sangat

menentang adanya campur tangan Paus dalam hal politik. Djon of Paris biarawan

Dominikan telah menulis bahwa kekuasaan Raja dan Paus harus disadari dengan

kesejahteraan rakyat, keduanya harus dipisahkan. Marcelus bersama dengan John yang

lain menulis sebuah kitab ‘defensor Pacis’yang berisi : kekuasaan harus berasal dari

rakyat, bagi negara kekuasaan dari seluruh penduduk, pejabat pemerintah harus dipilih

oleh rakyat. 20

20
Ibid

11
Disepanjang abad pertengahan merupakan masa dimana kekuasaan gereja banyak

diwarnai oleh tindakan-tindakan yang menyimpang dari ajaran moral, terutama hal-hal

yang berhubungan dengan penyalahgunaan kekuasaan para pemimpin gereja. Hal ini

terjadi karena para pemimpin agama dan pemimpin negara mencampur-adukan

kebijaksanaan pemerintahan dan kebijaksanaan agama, itulah sebabnya antara penguasa

politik dan penguasa agama saling bertikai memperebutkan kekuasaan. Pertikaian Paus

dan Kaisar sebagian besar karena alasan Jabatan dan kekuasaan. Setiap pertikaian selalu

berakibat buruk terutama bagi pihak yang kalah.

Melalui sejarah abad pertengahan yang menempatkan agama sebagai agama

negara, dimana kebijakan agama turut andil dalam putusan dunia politik pemerintahan

akan mengasilkan kondisi yang buruk pada pemerintah saat itu. Masa kegelapan yang

terjadi pada era jaman abad pertengahan tidak boleh terjadi di jaman sekarang dan jaman

yang akan datang. Kebijakan pemerintah adalah urusan orang –orang yang duduk

dipemerintahan dan kebijakan agama adalah urusan para pemimpin agama, keduanya

tidak bisa dicampuradukan, karena antara pemerintahan dan keagamaan adalah 2 hal

yang berbeda.

12
DAFTAR PUSTAKA

- https://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahan

- Enklaar IH, Berkhof H, Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013)

- Enns,Paul The Moody Handbook Of Teology Revised And Ekpanded, (Malang :

Literatur SAAT, 2016)

- Kuiper, B.K.,The Church In History, (Malang : Gandum Mas, 2010)

- Tambunan Ryna Heppy, Diktat Sejarah Gereja Umum, (Semaramg:STT Harvest

Semarang, 2011)

13

Anda mungkin juga menyukai