I WA N t AN USA p U tr A
I prole G ome NA 1
1 D ef INISI 3
1.1 Teologi Biblika 3
1.2 Teologi Biblika “Intermediate” 5
2 se JA r A h teolo GI BIB l I k A 7
2
2.1 Gereja Mula sampai Abad Pertengahan 7
2.2 Reformasi 9
2.3 Munculnya Teologi Biblika Independen 10
2.4 Definisi Gabler 12
2.5 Kebangkitan dan Kejatuhan Teologi Biblika 13
2.6 Teologi PL dan PB 14
2.7 Dari Teologi menuju Agama 15
2.8 Kebangkitan Teologi 17
2.9 Dari Teologi menuju Teologi2 19
3 A r A h BA r U teolo GI BIB l I k A 23
3.1 Mempertanyakan Metode Kritik Sejarah 23
3.1.1 “Keaslian” (Authenticity) 24
3.1.2 Hermeneutika Persetujuan 25
3.1.3 Berlanjutnya Keabsahkan Pendekatan Sejarah 26
3.2 Teks Kanon 27
3.2.1 Pendekatan Literatur 28
3.2.2 Pendekatan Kanon 31
3.3 Gereja Sebagai Komunitas Penafsir 32
3.4 Bangkitnya Teologi Biblika 34
3.4.1 Sejarah Tradisi 35
2
3.4.2 Tema Alkitab 35
3.4.3 Teologi Biblika 36
v
vi co N te N ts
PROLEGOMENA
DEFINISI
1
1.1 teolo GI BIB l I k A
3
4 D ef I NIS I
Segera setelah kitab Injil, surat Paulus, dan tulisan Kristen lainnya di-
Gereja menolak
gunakan bersamaan dengan PL, jauh sebelum kitab2 PB
solusi Marcion dan
dimasukan ke dalam kanon, kedua kelompok kitab suci ini menerima PL ...
digunakan gereja un- tuk merumuskan kepercayaan dan untuk sebagai bagian dari
melawan ajaran sesat. Sejak awal sudah muncul persoalan kesatuan Alkitab ... gereja
dan kepelbagaian. Perbedaan terbesar ada di antara PL dan PB. harus menjawab
pertanyaan tentang
Marcion (ca. 140-160) memberikan solusi radikal, dia membedakan
relasi PL dan PB.
Allah Yahudi, sebagai Allah keadil- an, dan Allah Yesus, sebagai
Allah kasih. Akibatnya, dia membuang PL. Gereja menolak solusi
Marcion, dan menerima PL di dalam se- gala kekayaan dan
kepelbagaiannya sebagai bagian dari Alkitab. Di saat yg
bersamaan, gereja harus menjawab pertanyaan tentang relasi
PL dan PB. Gereja ... mengikuti
Di abad ke-2, gereja menerima 4 kitab Injil. Hal ini posisi Irenaeus yg
menimbukan masalah baru tentang kesatuan dan kepelebagaian. menerima ke-4 kitab
Injil, dengan
Bagaimana catat- an yg berbeda bisa dianggap sebagai satu Injil kepercayaan, Kristus
yg sama? Perbedaan yg paling parah adalah antara Injil Sinoptik “memberikan Injil
dan Injil Yohanes. Gereja menolak solusi Marcion yg hanya menerima dengan empat
1 kitab Injil dan juga me- nolak solusi Tatian yg melakukan bentuk tapi satu
harmonisasi ke-4 kitab Injil, seba- liknya Gereja mengikuti posisi roh.” ... gereja ...
harus menjawab ...
Irenaeus yg menerima ke-4 kitab Injil, dengan kepercayaan, Kristus kepelbagaian.
“memberikan Injil dengan empat ben- tuk tapi satu roh.” Jadi gereja
kembali menerima sepenuhnya tulisan2 ini dan harus menjawab
masalah kepelbagaian.
Irenaeus (ca. 180) bisa disebut “teolog biblika pertama.” Ketika
menjawab tantangan Gnostik, yg mengklaim pengajarannya berda-
sarkan Alkitab, Irenaeus mengembangkan pengertian Kristen tentang
PL yg secara konsisten terintegrasi dengan tafsir kitab Injil dan Surat2 ,
yg dikenali sebagai tulisan berotoritas oleh gereja. Pengertian ini ke-
mudian diintegrasikan ke dalam “the rule of faith” (“pedoman iman”),
sebuah tafsir iman Kristen yg dipercayai gereja sebagai warisan dari
para rasul. Tafsir Allegori
Masalah kepelbagaian dijawab gereja mula2 dengan tafsir allego- mengabaikan latar
belakang sejarah,
ri, metode tafsir yg dipakai penulis Yunani dan Yahudi Hellenistik, dan mencari makna
terutama Philo dari Alexandria (ca. 20 S.M. - 45 M.). Tafsir Allegori tersembunyi di
mengabaikan latar belakang sejarah, dan mencari makna tersembu- setiap detil teks
nyi di setiap detil teks Alkitab, yg bisa berbeda dengan makna yg Alkitab ...
dimaksud oleh penulis. Misalnya poligami dari nenek moyang Isra-
el dianggap memalukan, jadi istri Abraham ditafsir secara allegori:
Abraham menikah dengan “kebajikan” (= Sara) dan “pendidikan”
7
8 se JA r A h teolo G I BIB l I k A
Reformasi, dengan
Reformasi, dengan slogan sola scriptura, telah melakukan semacan
slogan sola
Te- ologi Biblika. Beberapa peneliti menempatkan asal usul Teologi scriptura, telah
Bibli- ka di zaman Reformasi. melakukan semacan
Martin Luther (1483–1546) meneliti ulang kepercayaan dan praktek Teologi Biblika.
gereja dengan kaca mata Alkitab, dan mengambil kesimpulan “Gere-
ja adalah anak yg lahir dari Firman, bukan ibu dari Firman” (Kuliah
Kejadian 7:16–24, dikutip McNeill 1952: 123). Pada umumnya, Refor-
masi menolak allegori, dan mencari makna menurut tata bahasa, tapi
bukan “hurufiah.” Prinsip formalnya adalah sola scriptura
(pengeta- huan tentang keselamatan ditemukan “hanya di
Alkitab”), prinsip materialnya adalah sola fide, “hanya dengan
iman,” yaitu iman kepa- da Kristus. Di Alkitab ada Hukum dan Injil;
Hukum diberikan lebih dulu, karena Hukum memperkenalkan dosa;
diikuti Injil yg mempro- klamasikan keselamatan melalui iman.
Luther menembus kepelbagai- an Alkitab dengan memakai konsep
kunci hermeneutik: “dibenarkan oleh iman.” Jadi tidak semua bagian
Alkitab sama pentingnya. Dia fo- kus kepada bagian Alkitab yg
“memperlihatkan Kristus kepadamu” (terutama Yohanes dan
Paulus), dan mempermasalahkan dimasukan- nya kitab Ibrani,
Yakobus, Yudas dan Wahyu ke dalam kanon. Walau- pun Luther
memberikan fokus tajam terhadap kesatuan Alkitab, hal ini
dilakukan dengan mengorbankan topik Alkitab lain yg tak sesuai
dengan konsep kunci yg dipilihnya.
John Calvin (1509–64), memberikan pengajaran sistematis di
Insti-
tutes of the Christian Religion, dia juga menulis tafsir Alkitab,
“mem- berikan Alkitab status yg lebih jelas dan eskplisit dibanding
Luther” (Reid 1957: 29). Walaupun orang bisa diyakinkan dengan
kebenaran Alkitab melalui keagungan gaya bahasa atau
keselarasan setiap ba- giannya, pada dasarnya orang percaya
diyakinkan akan kebenaran Alkitab “melalui kesaksian Roh Kudus,”
Roh yg telah memberi inspi- rasi kepada para nabi, juga bekerja di
pikiran dan hati orang perca-
10 se JA r A h teolo G I BIB l I k A
ya. Firman harus dilengkapi karya Roh Kudus sebelum bisa menjadi
efektif bagi iman dan keselamatan. Calvin berusaha meletakan iman
dan gereja di atas dasar Alkitab dengan lebih lengkap dan sistema-
tis dibandingkan Luther, dan mencoba menggunakan seluruh bagi-
an Alkitab, walaupun dia mengalami kesulitan dengan kitab Kidung
Agung dan Wahyu. Walaupun penyingkapan yg paling utama ada di
PB, Kristus juga disingkapkan melalui PL. Calvin dan Luther adalah
teolog dogmatik menurut standar modern, tapi Calvin merupakan
pemicu awal Teologi Biblika yg sejati.
(Scobie 2002: 12-13).
karya tulis abad 2. Hasil penyusunan ulang waktu penulisan ini di-
pakai untuk menelusuri perkembangan teologi di ke-2 Perjanjian.
Protestan Liberal cenderung merendahkan dan mengabaikan PL
(D. L. Baker 1976: 56, 79), karena itu kebanyakan Teologi PL
zaman ini berasal dari peneliti konservatif seperti J. C. F. Steudel
(Vorlesungen über die Theologie des Alten Testaments, 1840), H. A. C.
Hä vernick (Vor- lesungen über die Theologie des Alten Testaments, 1848),
dan G. F. Oehler (Prolegomena zur Theologie des Alten Testaments,
1845; Theologie des Alten Testaments, 1873), semuanya mengakui
perkembangan wahyu di dalam sejarah. H. Schultz tetap
menganggap agama PL sebagai wahyu ilahi, tapi juga menerima
pandangan Wellhausen dalam tuli- sannya, Alttestamentliche
Theologie (1869–96). Monopoli peneliti Jerm- an dipecahkan oleh
karya tulis C. Piepenbring, Théologie de l’Ancien Testament (1886)
dan A. B. Davidson, The Theology of the Old Testament
(1904). Harnack
Schleiermacher melihat relasi Yudaisme dan Kristen sebagai se- ...“Penolakan PL di
buah kecelakaan sejarah, dia berkata “PL tidak memiliki kemulia- abad 2 adalah
sebuah kesalahan,
an normatif atau inspirasi yg setara dengan PB” (The Christian Gereja telah
Faith, 1821: 132) Harnack memberikan prinsip yg terkenal: melakukan hal
“Penolakan PL di abad 2 adalah sebuah kesalahan, Gereja telah benar;
melakukan hal benar; mempertahankan PL di abad 16 adalah nasib mempertahankan PL
di abad 16 adalah
yg tak bisa dihindark- an Reformasi; tapi mempertahankan PL nasib yg tak bisa
sebagai bagian dari kanon setelah abad 19 merupakan hasil dari dihindarkan
kelumpuhan Gereja.” (Marcion 1921). Reformasi; tapi
Di PB, peneliti lebih berkonsentrasi kepada “the quest of the mempertahankan PL
sebagai bagian dari
histo- rical Jesus” (pencarian Yesus sejarah). D. F. Strauss membuat kanon setelah abad
kejutan dengan karya tulisnya Leben Jesu (Hidup Yesus, 1835–36), yg 19 merupakan hasil
berpen- dapat kebanyakan isi kitab Injil adalah mitos. Peneliti Liberal dari kelumpuhan
Gereja.
percaya diri bisa menemukan “Yesus yg sesungguhnya,” sebelum
terkubur oleh dogma gereja dan doktrin pengakuan iman. “Inti
Kekristenan” (Harnack) ditemukan di pengajaran Yesus tentang
Allah sebagai Ba- pa, dan persaudaraan umat manusia, dan jiwa
manusia yg tak ternilai harganya.
(Scobie 2002: 18-19)
23
24 A r A h BA r U teolo GI BI B l I k A
Penelitian kritik sejarah sering melihat teks Alkitab sebagai data un-
tuk rekonstruksi sejarah dan agama Israel dan gereja mula2 .
Bukan- nya memperhatikan teks, mereka mencari sejarah di balik
teks, yg disebut W. R. Tate (1991) sebagai “dunia di balik teks”
(3). Tapi ha- sil rekonstruksi ini bukan sebuah kepastian.
Misalnya, teori sumber kitab Injil yg menyebut Markus sebagai
kitab Injil yg paling awal, di- gunakan Matius dan Lukas sebagai
sumber, yg juga menggunakan sumber bersama lain yg disebut Q,
dan sumber tersendiri M bagi Matius, dan L bagi Lukas. Tapi patut
diingat, ini hanya teori, bukan kebenaran yg diterima secara
... pertanyaan universal, teori yg akan terus dibahas dan diuji kembali.
tentang Berhubungan dengan pertanyaan tentang penulis, adalah
kemungkinan pertanya- an tentang kemungkinan tambahan kepada kitab oleh
tambahan kepada
kitab oleh orang
orang lain yg bukan penulis aslinya. Pertanyaan ini digolongkan
lain yg bukan sebagai pertanya- an “keaslian” (authenticity). Ada kesepakatan
penulis bahwa kitab Roma ada- lah tulisan asli Paulus; tapi ada perdebatan
aslinya .. tentang penulis kitab Efe- sus. Implikasinya, kitab Efesus tidak asli /
. pertanyaan
“keaslian”
tidak otentik, sehingga dianggap inferior dalam Teologi PB. Tapi,
(authenticity) walaupun kitab Efesus di- tulis oleh murid Paulus, kitab ini tetap
merupakan bagian dari kanon PB yg dikenali gereja Kristen, sama
seperti kitab Roma, dan bagian dari bahan yg harus dimasukan ke
Bahan yg dalam Teologi PB.
dianggap Demikian pula dalam penelitian PL, bahan yg dianggap bukan dari
tambahan editor
penulis asli (seperti bagian prosa dari kitab Yeremia) dianggap seba-
dibuang oleh
penafsir sebagai gai tidak otentik. “Bahan yg dianggap tambahan editor dibuang oleh
komentar yg tak penafsir sebagai komentar yg tak penting bagi komunitas orang per-
penting bagi caya yg mempertahankan keseluruhan teks” (Birch 1980: 115).
komunitas
Dua contoh spesifik bisa memperjelas hal ini. Peneliti modern meng-
orang
percaya yg
gambarkan Amos sebagai nabi kiamat, yg tak memberikan
mempertahankan pengha- rapan masa depan, dan mengidentifikasi Amos 9:8c-15, yg
keseluruhan teks disebut Apendiks Pengharapan, sebagai tambahan editor paska-
... pembuangan, karena itu ditolak karena merupakan bagian yg tidak
otentik. Con- toh ke-2 adalah tafsiran Injil Yohanes oleh Bultmann,
sebagai realized
eschatology (eskatologi yg sudah terjadi sekarang) murni, sehingga
tak ada kemungkinan bagi pengharapan eskatologi masa depan. Yo-
hanes dianggap telah melakukan demitologisasi eskatologi konven-
sional kekristenan awal, hal ini menjadi pembenaran proses demi-
tologisasi Bultmann. Bagaimana dengan bagian seperti Yoh. 5:28-29
yg jelas berbicara tentang kebangkitan orang mati di masa yg akan
datang? Menurut Bultman, bagian ini adalah tambahan “editor ge-
3.1 mempert ANYA k AN meto D e kr I t I k se JA r A h 25
3.2 teks k AN o N
Begitu sebuah karya
Fokus penelitian literatur mengalami perubahan besar di tahun 1940- literatur ditulis ...
an, dengan bangkitnya New Criticism (kritik baru), yg berkata bahwa memiliki
objek peneltian adalah teks itu sendiri. Begitu sebuah karya literatur kehidupannya
sendiri, dan bisa
ditulis, diperbanyak, diedarkan, maka karya literatur ini memiliki ke-
diteliti terpisah dari
hidupannya sendiri, dan bisa diteliti terpisah dari kondisi sejarah yg kondisi sejarah yg
melahirkannya. Perubahan penekanan ini oleh W. R. Tate (1991) melahirkannya.
dise- but “dunia di dalam teks” (61). Pendukung Kritik Baru ini
cenderung mengklaim dirinya adalah metode objektif murni,
orang yg menya- takan penilaian subjektif kepada teks dicap
bersalah dalam hal “the affective fallacy” / “kekeliruan perasaan” (cf.
Keegan 1985: 76).
Di kalangan ahli literatur, teori teks-sebagai-pusat akhirnya
berge- ser menjadi pendekatan pembaca-sebagai-pusat, jika bukan
dekon- struksi. Tapi pada umumnya, pergeseran fokus kepada teks,
membe- rikan koreksi yg baik bagi penelitian Alkitab. Sebenarnya,
reaksi pa- ling penting atas kritik-sejarah muncul di kalangan yg
mendukung bentuk akhir teks Alkitab sebagai objek penelitian.
Bentuk final teks yg telah dikumpulkan menjadi Alkitab, bukan
rekonstruksi sumber awal, diakui orang Kristen sebagai kanon Kitab
Suci dan diterima sebagai Alkitab yg normatif bagi iman dan
kehidupan. Bentuk final Alkitab inilah yg memberikan pengaruh
besar, seperti karya literatur
/ seni lainnya, di dunia Barat.
Di beberapa tahun terakhir ini, kita melikhat ledakan minat “pen-
dekatan literatur” bagi Alkitab. Pendekatan ini memiliki banyak va-
riasi, tapi kebanyakan sepakat bahwa fokusnya adalah bentuk final
teks. Pendekatan ini cenderung synchronic bukan diachronic; mereka
tidak mencari pengertian di balik teks di sejarahnya, tapi teks yg
ada sekarang. Jika digunakan dengan hati 2 dan tepat, pendekatan
litera- tur ini memberikan sumbangsih penting bagi penelitian
Alkitab. Pa- sangan pendekatan literatur di bidang Teologi Biblika
adalah “pen- dekatan kanon,” berhubungan erat dengan karya tulis
B. S. Childs.
(Scobie 2002: 34)
T E O L O G I B I B L I K A - S E B U A H K E S AT U
ANNARASI
A L U R C E R I TA S E J A R A H K E S E L A M ATA N P L 4
Beale membuat
G.K. Beale membuat Teologi PB berdasarkan asumsi bahwa PB tesis: Kejadian 1-3
ada- lah kelanjutan dari alur cerita narasi PL. Dia memakai memberikan tema2
Pendekatan Kanon yg populer di kalangan para ahli biblika modern. dasar bagi
Beale mem- buat tesis: Kejadian 1-3 memberikan tema2 dasar bagi keseluruhan PL ...
dikembangkan di
keseluruhan PL, esensinya merupakan tema eskatologis. Tema2 ini PB.
kemudian di- kembangkan di PB. Di buku “A New Testament
biblical theology : the unfolding of the Old Testament in the New,” Beale M
mencoba memperli- hatkan kaitan tema umum ini antara PL dan PB. a
n
4.1 m ANDA t BAGI ADA m DAN m ANDA t BAGI tokoh sepert I d
ADA m a
t
y
g
d
i
b
e
r
i
k
a
n
k
e
p
a
d
a
A
d
a
m
d
i
K
e
j
.
1
:26-28 memiliki beberapa unsur berikut:
(1) “Allah memberkati mereka”; (2)
“Beranakcuculah dan bertambah
banyak”; (3) “penuhilah bumi”; (4)
“taklukkanlah”;
(5) “berkuasalah ... atas seluruh bumi.”
Kata “memberkati” di Kej. 1:28 harus Adam
dan
dikaitkan dengan ayat sebe- lumnya, Allah
istrinya
menciptakan manusia menurut gambar dan rupa dengan
Allah. Allah memberkati Adam dan istrinya meletakka
dengan meletakkan gambar dan rupaNya di n gambar
dalam diri mereka. Adam adalah mahkota dan
rupaNya
ciptaan Allah, raja yg melaksanakan perintah di dalam
“taklukanlah” dan “kuasailah.” diri
Di dalam budaya ANE (ancient near east), mereka.
gambar dewa bukanlah Adam
potret bentuk fisiknya, juga bukan gambaran adalah ...
raja yg
dari sifat2 -nya (walau- pun kadang2 disertakan), melaksana
tapi merupakan pernyataan kehadiran de- wa kan
dan berkat yg diberikannya. Ketika raja ANE perintah
dianggap sebagai gambar dewa, maka “taklukanl
ah” dan
pengertiannya adalah dewa hadir dan mem-
“kuasailah
berkati raja ini, dewa menaklukkan dan .”
memerintah melalui raja ini. Contohnya, raja
Adad-nirari II dari Asyur (911–891 SM) berkata,
dewa2 “turut campur untuk mengubah
penampakan kebangsawanan- ku, [dan]
menyempurnakan penampilan-ku,” hasilnya
raja “layak memerintah.” Demikian pula raja
Assurbanipal mengaku bahwa dewa2
“memberikanku rupa yg hebat dan menambah
besar kekuatanku.” Memiliki rupa dewa artinya
raja mencerminkan kemuliaan dewa. Ja- di ketika
raja ANE disebut sebagai gambar dewa2 ,
mereka menjadi bagian institusi kerjaan itu
sendiri, mereka memiliki kualitas ideal ra- ja.
Karena itu, raja di dalam rupa dewa dimengerti
sebagai tokoh yg “mewakili dewa karena
jabatannya sebagai raja dan digambarkan ber-
tindak seperti dewa.” Tampaknya pengertian
inilah yg dipakai Kej. 1:26-28, Adam
menaklukkan dan menguasai seluruh bumi,
sebagai
41
42 AlUr cer I t A S e JA r A h kesel A m A t A N pl
Setelah kejatuhan
Walaupun ada kemiripan antara mandat awal di Kej. 1 (yg Adam, mandat ini
diulang bagi Nuh) dan mandat yg diberikan kepada Abraham dan diperluas menjadi
benih Is- rael, tetap ada perbedaannya. Sebelum kejatuhannya, berkuasa atas orang
pelaksanaan mandat Adam “taklukkanlah” dan “kuasailah” yg belum bertobat,
yg melawan mereka.
mencakup mengolah bumi dan menguasai binatang di bumi,
termasuk “ular,” si jahat, yg ada di luar Taman. Setelah kejatuhan
Adam, mandat ini diperluas menjadi berkuasa atas orang yg belum
bertobat, yg melawan mereka. Jadi ada pemakaian istilah “menguasai
gerbang musuh mereka,” dan “menaklukkan negri” (perhatikan
kata “takluk” di Bil. 32:22 adalah
kata yg sama (kbs) dengan “taklukanlah” di Kej. 1:28). Jadi petobat baru ini
Di pengulangan mandat bagi nenek moyang Israel, disebutkan “se- “diberkati” dengan
mua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” oleh kehadiran Allah dan
menjadi bagian dari
“keturunan” Abraham, memperlihatkan pembaharuan komunitas Kerajaan Allah yg
manusia yg me- nyandang gambar Allah dan “memenuhi bumi” terus diperluas.
dengan keturunan yg juga menyandang gambar Allah dan
memancarkan terang ilahi ke- pada komunitas lain di “kota
manusia” yg tidak melawan, sehingga juga mencerminkan Allah.
Jadi petobat baru ini “diberkati” dengan kehadiran Allah dan
menjadi bagian dari Kerajaan Allah yg terus di- perluas.
“Taklukanlah” dan “kuasailah” dari Kej. 1:28, sekarang men- cakup
juga penaklukan rohani pengaruh jahat di hati manusia yg be- lum
bertobat, yg bertambah banyak memenuhi bumi. Implikasinya,
“betambah banyak” dari Kej. 1:28, sekarang mencakup orang yg ber-
paling dari jalan hidup lama dan lahir kembali menjadi penyandang
kehadiran Allah yg mulia dan berpartisipasi dalam peluasan mandat
Kej. 1:26-28.
Keturunan Abraham adalah umat manusia yg diperbaharui. Mere-
ka menyandang gambar Allah dan “memenuhi bumi” dengan anak 2
yg juga menyandang gambar ini, dan menjadi pelita yg bercahaya
ba- gi orang2 disekitarnya yg ada di kegelapan rohani. Merela adalah
alat di tangan Allah untuk memancarkan terang kehadiranNya di
kege- lapan hati manusia, supaya mereka juga menjadi bagian dari
perluas-
an terang kehadiran Allah dan KerajaanNya. Ini adalah pelaksanaan
peran menjadi “saksi” Allaah ke seluruh bumi.
Pengulangan istilah “Kemah Kesaksian” dan “Tabut Kesaksian”
menunjukan Israel harus menerima “kesaksian” Allah akan kehadi-
ranNya, dan menjadi saksi bagi kehadiran Allah yg menyelamatkan,
dengan memproklamasikan “kesaksian” Allah di hukumNya dan pe-
ngulangan tindakan penyelamatan Israel. Selain itu bangsa Israel
ha- rus “bersaksi” dengan mentaati hukum. Semuanya menjadi
kesaksi- an bagi kebenaran tentang kehadiran Allah.
Allah memberi perintah kepada bangsa Israel, setelah
pemulihan, mereka harus menjadi “saksi” bagi “pengetahuan” dan
“kepercaya- an” bahwa hanya ada satu Allah yg benar. Mereka
bersaksi bahwa Allah telah menyatakan kuasa ilahi dalam
pembebasan Israel yg ke- 2x-nya dari perbudakan dan Keluaran yg
ke-2x-nya ke Tanah Perjan- jian (Yes. 43:10–12; 44:6–8). Di pelbagai
tempat ada implikasi bahwa Israel harus menjadi saksi bagi
bangsa2 (Yes. 43:9), hal ini menjadi es- kplisit di Yes. 55:4, ketika
Allah berkata bahwa Daud “menjadi saksi
bagi bangsa-bangsa,” tugas yg ditujukan juga bagi Israel. Raja Israel
adalah pemimpin dari “kesaksian” ini. Israel mendapat tugas untuk
“memanggil” bangsa2 kembali kepada Allah (Yes. 55:5). Supaya tu-
gas ini bisa terlaksana, sebelumnya Israel mendapat perintah “Cari-
Perbedaan lain lah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia
... pengulangan dekat!” (Yes. 55:6).
mandat ... dalam
Perbedaan lain adalah Kej. 1:28 dan Kej. 9:1, 6-7 hanya berupa
bentuk janji ...
Implikasinya, umat perintah, sedangkan pengulangan mandat bagi nenek moyang
manusia tak mampu Isra- el diberikan dalam bentuk janji. Pengulangan perintah
melaksanakan dirumuskan kembali menjadi janji. Implikasinya, umat manusia
mandat ini tak mampu me- laksanakan mandat ini dengan kekuatan sendiri,
dengan kekuatan
sendiri tapi Allah berjanji untuk memampukan mereka.
Tapi di tengah janji ini tetap ada perintah. Misalnya, “Akulah Allah
Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku ak-
an mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan
membuat engkau sangat banyak” (Kej. 17:1-2), “Dari pihakmu,
eng- kau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu
turun- temurun” (Kej. 17:10).
Perintah yg terjalin di dalam janji juga diberikan kepada Israel,
“Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! ...
Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak
anak dari pada yang bersuami ... Lapangkanlah tempat kemahmu, dan
bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya;
panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-
patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, ke-
turunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan men-
Janji Allah “Aku diami kota-kota yang sunyi” (Yes. 54:1-3).
menyertai engkau” Janji Allah “Aku menyertai engkau” (Kej. 26:24) tidak diberikan ke-
... baru muncul di
janji kepada Ishak pada Adam atau Nuh, dan baru muncul di janji kepada Ishak, Yakub
(Kej. 28:15), dan Musa (Kel. 3:12). Kehadiran Allah
memungkinkan mereka melaksanakan mandat yg diberikanNya.
Sebagai respon ak- an kehadiran Allah, bangsa Israel harus “hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah,
ketetapan dan peraturan- Nya,” supaya bisa menjalankan mandat
Adam, “hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN,
Allahmu, di negeri ke mana eng- kau masuk untuk mendudukinya”
(Ul. 30:16). Pada akhirnya Allah ak- an “menyunat” hati mereka
sehingga mereka bisa mengasihi dan taat kepadaNya, tetap tinggal
di kehadiranNya, dan mewarisi janji dan benar2 “hidup” (Ul. 30:5–
6, 16).
Formula yg sama diulang bagi Salomo. Daud berkata kepada anak-
nya, “TUHAN kiranya menyertai engkau, sehingga engkau berhasil men-
dirikan rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya meng-
enai engkau. Hanya, TUHAN kiranya memberikan kepadamu akal
budi dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perin-
tah atas Israel, supaya engkau memelihara Taurat TUHAN, Allahmu”
(1 Taw. 22:11-12).
Allah memberikan formula yg sama ketika memberikan tugas
ke- pada Yeremia untuk menjadi “nabi bagi bangsa-bangsa" (Yer.
1:5) “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan
me- runtuhkan, untuk membangun dan menanam” (Yer. 1:10; bdk.
Yer. 1:8, 19). Allah memberikan formula yg sama bagi bangsa
Israel keti- ka menjelaskan alasan dikumpulkannya kembali Israel
dari pembu- angan dan pemulihan tugas sebagai “saksi” bagi
bangsa2 dalam jan- ji “ciptaan baru” (Yes. 43:5-21). Janji
“penyertaan Allah” merupakan aplikasi dari Kej. 1:28.
Tentu saja kemampuan Adam untuk taat berasal dari penyertaan
Allah atas dirinya (“bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan
dalam taman,” Kej. 3:8). Tapi tidak ada janji akan penyertaan Allah
ba- gi Adam. Allah menarik penyertaanNya kepada Adam. Akibat
dosa, Adam diusir dari Bait tempat kehadiran Allah yg mulia,
sehingga tak mampu melaksanakan mandat ilahi ini.
Demikian pula ketaatan Israel di “Taman Firdaus”-nya kepada per-
aturan Bait Allah adalah bagian dari pelaksanaan pembaharuan man-
dat sebagai bangsa Adam. Bait Allah dan Tanah Perjanjian secara eks-
plisit dibandingkan dengan Taman Firdaus (Yes. 51:3; Yhz. 36:35; Yoel
2:3; bdk. Kej. 13:10; Yhz. 47:12) dan digambarkan sangat subur seper-
ti Taman Firdaus dalam skala yg lebih besar. Mandat untuk
mengu- asai alam semesta (Kej. 1:26-28), pertama dinyatakan di
dalam peran Adam di Taman Firdaus, sekarang diberikan kepada
Israel, sebagai bangsa Adam.
Mandat ini dinyatakan dengan baik di Kel. 19:6, “Kamu akan
men- jadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” Mereka
menjadi
perantara yg memancarkan terang kehadiran Allah di Kemah Suci
kepada dunia yg gelap. Hal ini bergema di Qumran, “KuasaKu di-
nyatakan atas anak2 dunia ... Aku akan bersinar 7x lipat di Firdaus.
Kau telah diciptakan untuk kemuliaanNya” (1QH a XV:23–24, di Bait
Jadi janji penyertaan Allah ada pelita bercabang 7, sebuah gambaran “bersinar 7x lipat”).
Allah ... Israel berdosa dan dibuang dari hadirat Allah dan dari Tanah Per-
tidak digenapi di
janjian. Di saat yg bersamaan, Allah menarik kehadiranNya di
Abraham dan
keturunan Ba- it Allah (Yhz. 9:3; 10:4, 18–19; 11:22–23). Di tahun 70, ketika
biologisnya ... Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah, kehadiran Allah
atau di Bait Allah, telah la- ma meninggalkan Bait Allah. Jadi janji penyertaan Allah yg
tapi masih memam- pukan pelaksanaan Mandat Kej. 1:26-28, tidak digenapi di
dinantikan
penggenapannya Abraham dan keturunan biologisnya, tidak juga di Israel atau di
Bait Allah, tapi masih dinantikan penggenapannya di masa yg akan
datang.
Seperti Adam “bersembunyi ... terhadap TUHAN Allah” (Kej. 3:8),
sehingga gagal melaksanakan misinya, Nuh dan Israel, wakil
umat manusia, juga memisahkan diri dari hadirat Allah dan gagal
melaksa- nakan misi mereka. Nuh mendapat mandat sebagai benih
baru, Israel dan benihnya gagal sama seperti Adam. Nuh dan Israel
dibuang da- ri Taman Firdaus seperti Adam. Pola ini diulang 2x di
sejarah Israel, pertama terjadi di Mesir, dan kedua di Babel.
Walaupun sisa2 Israel kembali dari Babel, kegagalannya terus
berlanjut sampai ke abad 1.
(G.K. Beale 2011: 52-57)
4.3.1 Pentateuch
Ayat yg paling sering dipakai tentang mandat Adam adalah Kej. 1:28.
Pewarisan pengharapan ini menjadi alur cerita penting di sepanjang
kitab Kejadian. Walaupun ada perlawanan dari luar dan
ketidakta- atan benih yg setia, tetap ada pengharapan bahwa di
Keluaran masa yg akan datang benih Adam akan berhasil melaksanakan
menceritakan mandat di Kej. 1:28. Selanjutnya kitab Pentateuch memperlihatkan
Allah yg membawa
generasi pertama Is- rael yg tidak setia. Keluaran menceritakan
Israel keluar dari
Mesir supaya Allah yg membawa Isra- el keluar dari Mesir supaya mereka
mereka menjadi menjadi “kerajaan imam” (Kel. 19:6), dan di Sinai Israel
“kerajaan imam” mendapatkan hukum sebagai syarat bagi mandat Adam, yg segera
(Kel. 19:6) dilanggar Israel dengan penyembahan ber- hala. Tujuan kitab
Keluaran adalah kemuliaan Allah hadir di Kemah Suci di tengah
bangsa ini. Tujuan ini tercapai, tapi tidak sempurna, karena Musa
harus mengenakan cadar yg menutupi wajahnya, su- paya
kemuliaan ilahi yg dipancarkan wajahnya tidak menghantam
mayoritas bangsa yg keras hati ini. Walaupun tujuan sudah tercapai
di kitab Keluaran, Imamat menjelaskan hukum yg harus
dijalankan Israel supaya tahir dan bisa mendekat ke Kemah Suci
yg dipenuhi kehadiran Allah, sehingga mereka layak disebut
“kerajaan imam.” Bilangan menjelaskan pelbagai rintangan yg
harus ditaklukan Israel untuk mencapai Tanah Perjanjian, sehingga
Israel bisa berfungsi se- bagai bangsa Adam di Taman Firdaus
baru. Ulangan ditulis untuk generasi ke-2 yg memiliki kewajiban yg
sama dengan generasi perta- ma. Generasi ke-2 inilah yg akan masuk
ke Tanah Perjanjian, Firdaus baru, yg berlimpah susu dan madu.
Mereka adalah bangsa Adam yg
diberikan mandat Adam di Taman Firdaus baru.
(G.K. Beale 2011: 64)
kepada upah bagi orang yg akan Tuhan dan penghakiman bagi orang
tidak takut kepadaNya (3:1–18; 12:11–14).
Ayub dan Pengkotbah adalah polemik terhadap hikmat konven-
sional tentang cara kerja alam semesta: berlawanan dengan penda-
pat umum bahwa penderitaan selalu merupakan hukuman atas
dosa, rancangan Allah yg berdaulat bisa memberikan penderitaan
untuk alasan lain, seperti ujian bagi orang benar untuk
memperlihatkan bahwa orang benar akan tetap percaya kepada
Allah bahkan keti- ka mereka tidak menerima berkat. Kitab Ayub
bertanya bagaimana manusia bisa tahu cara kerja alam semesta
sama seperti yg Allah ketahui? Hal ini memperlihatkan
keterbatasan hikmat manusia bila dibandingkan dengan hikmat
Allah (Job 36:24–42:6).
Biasanya di kitab2 hikmat tidak ada tema sejarah-keselamatan, ka-
rena kitab2 ini merenungkan tatanan ciptaan, yg hidup dan yg tidak.
Manusia harus mendapatkan hikmat untuk mengerti tatanan ini, su-
paya bisa hidup harmonis dengan tatanan alam semesta.
Tapi Mazmur adalah sebuah pengecualian. Kitab ini berbicara ten-
tang keselamatan dan penghakiman di sejarah keselamatan Israel,
maupun di masa depan eskatologis. Kitab ini dibagi menjadi 5
ba- gian (Mz. 1–41; 42–72; 73–89; 90–106; 107–150). Ada penekanan
tema di awal dan akhir tiap bagian, sebuah petunjuk bagi tema
keseluruh- an Mazmur.
Kebanyakan awal dan akhir bagian berbicara tentang
pemerintah- an Allah melalui raja Israel. Mz. 1-2 bisa dilihat sebagai
pendahuluan bagi seluruh kitab. Walaupun topik ke-2 mazmur ini
beda, ada para- llel di antara keduanya. Mz. 1 berbicara tentang
relasi individu dan Allah dan Mz. 2 berbicara rancangan sejarah-
keselamatan Allah, yai- tu mengangkat “anak-Nya” sebagai raja atas
seluruh bumi, keduanya ditutup dengan penghakiman (1:6b, 2:12).
Tabel 4.4 memperlihatkan parallel bahasa ke-2 mazmur ini.
Mz. 2 diakhiri dengan isi yg sama dengan awal Mz. 1,
merupak- an inclusio (pagar) menjadi pendahuluan bagi
keseluruhan mazmur, fokus kepada berkat bagi orang benar. Hal ini
diperkuat dengan pa- rallel lainnya: Orang yg “berjalan menurut
nasihat orang fasik” (1:1b) mengikuti “jalan ... menuju kebinasaan”
(1:6b) dan orang yg menen- tang “anak” akan “binasa di jalan”
(2:12b). Orang yg “berdiri di jalan orang berdosa” dan “duduk dalam
kumpulan pencemooh” (1:1) bisa diidentifikasi sebagai “raja-raja
dunia” yg “bersiap-siap ... bermufa- kat bersama-sama melawan
TUHAN dan yang diurapi-Nya” (2:2). Orang saleh “merenungkan
Taurat itu siang dan malam” (1:2b), seba-
liknya orang fasik “mereka-reka perkara yang sia-sia” (2:1b).
Orang benar “kesukaannya ialah Taurat TUHAN” (1:2a),
sedangkan orang
fasik memberontak kepada hukum Tuhan, seperti “memutuskan belenggu-
belenggu mereka dan membuang tali-tali” (2:3). Kondisi orang fasik
dalam hukuman: seperti “seperti sekam” (1:4) dan dipecahkan seper-
ti “tembikar tukang periuk” (2:9b).
Mz. 1 berhubungan dengan Mz.2, fokus kepada sejarah-keselamatan,
terutama pemerintahan raja Israel eskatologis atas seluruh ciptaan
dan penghakiman kepada musuh di akhir zaman. Pemerintahan ra-
ja Israel eskatologis adalah detak jantung dari seluruh Mazmur, dan
tingkah laku individu berhubungan erat dengan tema kosmis ini.
(G.K. Beale 2011: 73-81)
Nabi2 besar (Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel) fokus kepada dosa Is-
rael (terutama penyembahan berhala), karena itu diberikan nubuat
pembuangan bangsa Israel. Kitab Ratapan meratapi kehancuran Ye-
rusalem karena pembuangan, ratapan sedih ini bercampur dengan
doa meminta belas kasihan Tuhan. Baik Yes. 40-66 dan Yhz. 36-48
menubuatkan pembebasan Israel dari pembuangan dan pemulihan
menuju ciptaan baru, walaupun tema ini sudah muncul di awal ki-
tab.
Pengharapan ciptaan baru paling eksplisit muncul di kitab
Yesa- ya. Kembalinya Israel dari pembuangan dinubuatkan sebagai
zaman eskatologis, ketika kondisi ciptaan baru muncul di bumi.
Nubuat ten- tang ciptaan baru di akhir zaman (Yes. 43:18–19; 65:17;
66:22) terjalin ke dalam tema besar Kitab Penghiburan (Yes. 40-55)
yg menjelaskan pemulihan Israel sebagai ciptaan baru.
Tema ini dilanjutkan di Yes. 57:15–19;129 60:15–22; 65:17–25; 66:19–24.
Karya Roh Kudus di akhir zaman menjadi pendahuluan dari 2 peri-
kop (Yes. 42:1; 44:3), melanjutkan tema ciptaan baru oleh Roh di Yes.
32:15–18. Tindakan Allah ini juga dijelaskan sebagai “penebusan” Is-
rael (Yes. 44:1–8; 44:24–45:7; 54:1–10), dan Keluaran baru (Yes. 40:3–11;
41:17–20; 44:24–28; 51:1–13; 52:7–10; also 43:16–21). Ada hubungan an-
tara “Roh” dan “buah,” sebagai bagian dari ciptaan baru, gema dari
ciptaan pertama, “Roh” adalah agen penciptaan, termasuk pohon yg
menghasilkan buah (Kej. 1:11-12, 29).
Yes. 5:13 memuat janji Allah yg akan membuat tanah Israel
seper- ti “taman Eden ... taman TUHAN” (bdk. Yhz. 36:35; 47:1–
12). Tema utama Yes. 1-39 merupakan antisipasi bagian akhir kitab
ini: Yahweh yg kudus menghakimi umat manusia yg tidak kudus
(termasuk Isra- el) untuk menegakkan keadilan, memurnikan sisa2
(ke pembuangan dan kembali), dan mendirikan kembali Kerajaan
Daud.
(G.K. Beale 2011: 81-82)
4.3.7 Nabi Kecil, Daniel, Ezra–Nehemiah dan Kerajaan dan Ciptaan Baru
Pasal ini akan membahas aspek penting eskatologi PL, tapi fokus ke-
pada pengharapan ahir zaman, terutama di istilah “hari 2 terakhir”
dan pelbagai sinonimnya. Tujuannya untuk melihat bagaimana isti-
lah ini disinggung dan dikembangkan di Yudaisme dan PB. Ada hu-
bungan antar teks tentang istilah ini di PL.
Ayat yg relevan diteliti dari sudut pandang penulis PB, karena hal
inilah yg menjadi perhatian buku ini.
(G.K. Beale 2011: 88-92)
5.1 h A r I 2 ter A kh I r DI pl
“Yusuf adalah seperti ... pohon buah-buahan yang muda pada mata air,” ge-
ma dari pohon buah2-an di Taman Firdas yg diairi sumber mata
air di tengah taman ini. Kesuburan Taman Firdaus sekarang
diterapk- an kepada produktivitas dan kemakmuran Yusuf dan
keturunannya (pendahulu dari Mz. 1:3). Enam lapis berkat bagi
Yusuf di ayat 25-26 menegaskan kesuburan rahim dan
kemakmuran ini, yg merupakan pengembangan dari berkat di Kej.
1:28:
Tabel 5.1:
1. Hampir semua kata Kej. 49:9 muncul di Bil. 24:9, “Ia meniarap
dan merebahkan diri sebagai singa jantan, dan sebagai singa betina;
siapakah yang berani membangunkannya?”
2. Istilah “tongkat kerajaan” muncul di Kej. 49:10 dan Bil. 24:17.
Bagian dari nubuat ini, “Edom akan menjadi tanah pendudukan” di-
singgung di Amos 9:12a, “supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa
Edom,” nubuat ini berbicara tentang akhir zaman, Israel akan meng-
alahkan bangsa2 di saat Israel kembali ke Tanah Perjanjian (Amos
9:11), dengan memakai bahasa Taman Firdaus, seperti Kej. 49:11-
12 dan Bil. 24:6-7. Amos 9:11-12 dikutip Kisah 15:16-18, sebagai
penje- lasan relasi berita Injil dan bangsa2 kafir yg menjadi awal
penggenap- an Amos 9. Baik Yudaisme maupun PB
mengidentifikasi tokoh ini sebagai Mesias yg akan mengalahkan
musuh Allah di akhir zaman. Why. 2:28 (“dan kepadanya akan
Kukaruniakan bintang timur”) dan Why. 22:16 (“Aku adalah ...
bintang timur yang gilang-gemilang”)
menyinggung Bil. 24:17 dan mengaplikasikannya kepada diri Kristus
(mungkin juga 2 Pet. 1:19). Hal ini memperlihatkan pengertian gereja
mula2 akan “hari2 terakhir” Bil. 24 yg mulai digenapi di kedatangan
pertama Kristus.
(G.K. Beale 2011: 99-101)
masa pembuangan
Hosea 3:4 bernubuat tentang masa pembuangan Israel, ketika Israel ... tidak ada
tidak ada raja yg memerintah mereka (“orang Israel akan diam raja ... tidak
dengan ti- dak ada raja, tiada pemimpin”), mereka tidak mendapat mendapat berkat
berkat dari Bait Allah (“tiada korban”), dan tidak mendapat berkat dari Bait Allah ...
dari fungsi imam (“tiada efod”), mungkin karena hancurnya Bait tidak mendapat
berkat dari fungsi
Allah. Konse- kuensinya mereka tidak bisa menajiskan Bait Allah imam ...
seperti yg dulu mereka lakukan (“tiada tugu berhala”). Tapi ayat Konsekuensinya
berikutnya berkata, “Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan mereka tidak bisa
akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. menajiskan Bait
Allah
Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada
kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir [be’aharit hayyamim]”
(Hos. 3:5). Akan tiba masa eska- tologis, ketika Allah memulihkan
Israel dari pembuangan, dan men- dirikan kembali Kerajaan Daud,
dan bangsa Israel akan kembali per- caya kepada Allah (bdk. Hos.
1:10–11; 2:21–23). Implikasi dari Hos. 3:4 adalah, Allah akan
mendirikan kembali Bait Allah sebagai tempat ibadah.
Di bagian lain Hosea memiliki hubungan yg erat dengan kutuk
dan berkat kitab Ulangan, dan istilah “hari 2 terakhir” di Hos. 3:5
diambil dan dikembangkan dari Ul. 4:30 (bdk. Ul. 30:29), yg
bernubu- at tentang berkat bagi Israel di akhir zaman. Keabsahan
pemakaian Ul. 4:30 di Hosea terlihat dari penggunaan kata “berbalik
dan akan mencari TUHAN, Allah” yg dikombinasikan dengan “hari2
terakhir,” kombinasi ini tidak muncul di tempat lain, selain di ke-2
ayat ini.
(G.K. Beale 2011: 103)
5.1.5 Yesaya
Nubuat akhir zaman
mulai digenapi saat
Yesaya 2:2 juga memakai istilah “hari2 terakhir,” Yesaya mungkin Israel kembali dari
di- pengaruhi Hosea, dia fokus kepada Kerajaan Allah dan Bait Allah pembuangan Babel,
yg akan didirikan di “hari2 terakhir.” Di Kej. 49:1, 10, di puncak tapi penggenapan
penuhnya (Bait
eska- tologis “hari2 terakhir” “ketaatan bangsa2 [ammim]” akan
Allah eskatologis,
ditujukan kepada raja Israel. Yesaya 2:2 mengembangkan konsep ini, ziarah bangsa2 ke
“bangsa2 [ammim]” datang ke Yerusalem dalam ketaatan kepada Yerusalem, dll.)
Allah dan hu- kumNya. Kombinasi ketaatan “bangsa2 [ammim]” dan belum terjadi.
5.1.6 Mikha
5.1.7 Yeremia
ketika pemulihan
Istilah “hari2 terakhir” muncul 4x di Yeremia. Yer. 23:20 berkata,
sudah terjadi, nabi2
“Mur- ka TUHAN tidak akan surut, sampai Ia telah melaksanakan palsu tidak akan lagi
dan me- wujudkan apa yang dirancang-Nya dalam hati-Nya; pada menyesatkan umat,
hari-hari yang terakhir [be’aharit hayyamim] kamu akan benar-benar mereka mendapat
penggenapan sejarah
mengerti hal itu.” Tampaknya istilah “hari2 terakhir” diambil dari Ul. keselamatan yaitu
31:27-29, ketika “tegar tengkuk” disebut bersamaan dengan “murka “pengertian”
TUHAN” (lihat juga Yer. 23:17-20). Berdasarkan parallel Ul. 4:30, mengapa Allah
Yeremia berbi- cara tentang penderitaan akhir zaman yg dialami murka kepada Israel
Israel, karena dosa- nya, tapi pada akhirnya Allah membuat mereka
kembali kepadaNya dan Allah akan membebaskan mereka.
Fokusnya adalah pembebas- an di masa yg akan datang. Yer. 23:20
memberi penekanan “hari2 terakhir,” ketika pemulihan sudah terjadi,
nabi2 palsu tidak akan lagi menyesatkan umat, mereka mendapat
penggenapan sejarah kesela- matan yaitu “pengertian” mengapa
Allah murka kepada Israel.
Sudut pandang eskatologis Yer. 23:20 diperkuat oleh Yer. 30:24
(37:24 LXX), ayat ini diulang dan diperjelas dengan konteks pemulihan
eska- tologis, seperti yg terlihat di konteks 30:17-22 dan 31:1-40. “Hari2
tera- khir” Yer. 30:24 sama dengan “pada waktu itu” (Yer. 31:1),
“waktunya akan datang” (31:27, 31, 38), “pada waktu itu (31:29),
dan “sesudah waktu itu” (31:33), semuanya berbicara tentang
pemulihan di akhir zaman. Di saat ini Israel mulai menggenapi
mandat yg kemudian di- ulang menjadi janji di Kej. 1:28 (“Aku akan
membuat mereka banyak dan mereka tidak akan berkurang lagi;
Aku akan membuat mereka dipermuliakan dan mereka tidak akan
dihina lagi” [Yer. 30:19]). Kon- teks berikut menunjukkan
penggenapannya di ciptaan baru (31:12- 14). Tapi yg terpenting,
konteks ini memperluas “pengertian” eskato- logis Yer. 30:24,
dengan penjelasan di pemulihan akhir zaman Allah akan membuat
“perjanjian baru” dengan Israel, Dia akan mengampu- ni dosa Israel
dan mereka akan mengerti Allah dan hukumNya, jauh lebih baik
dibanding generasi sebelumnya (Yer. 31:31-34). “Pengerti-
an” hari2 terakhir ini, memampukan Isael untuk melihat
penderitaan sebagai bagian dari penghakiman Allah, dan
pemurnian sisa2 Israel yg keluar dari penghakiman api, dan
pembebasan ilahi bagi yg setia terjadi karena Dia “akan
mengampuni kesalahan mereka” (lihat juga Yer. 32:37-43).
“Di hari2 terakhir” muncul 2x di Yer. 48:47; 49:39 (25:19 LXX). Ayat
ini menarik karena berbicara tentang bangsa2 lain (yaitu Moab
dan Elam) yg dipulihkan Allah di akhir zaman. Seperti Israel,
bangsa2 ini akan menderita di bawah hukuman Alllah dan
bahkan dibuang (lihat 48:46), tapi “di hari2 terakhir” Allah “akan
memulihkan kea- daan ... penghukuman” bangsa2 ini. Pemulihan
bangsa2 ini terjadi bersamaan dengan pemulihan sisa2 Israel di Yes.
40-66. Penggunaan istilah “di hari2 terakhir” bersamaan dengan
bangsa2 yg memiliki re- lasi baik dengan Allah merupakan
pengembangan Kej. 49:1, 10 dan Yes. 2:2-4, yg memiliki ide
eskatologis yg sama.
(G.K. Beale 2011: 105-107)
5.1.8 Yehezkiel
5.1.9 Daniel
5.2 kes I mp U l A N
3. Seperti kiasan lainnya, pembaca bisa salah tafsir, dan ada ke-
mungkinan penulis juga mengaburkan batasan kiasan dan hu-
rufiah.
3. Kebangkitan.
K E PA D A H A R I 2 T E R A K H I R
6
Eskatologi merupakan tema penting PL, karena itu tak mengherank-
an bila eskatologi juga merupakan tema penting PB. Untuk meng-
erti eskatologi PB, kita harus mengenal pengertian penulis PB ten-
tang “akhir zaman.” Gereja sering berpikir, akhir zaman terjadi di
titik klimaks sejarah. Bahkan banyak ahli yg punya pola pikir yg sa-
ma. Sehingga banyak orang menganggap kematian dan kebangkitan
Kristus bukan bukan bagian dari eskatologi, dan tak terlalu banyak
berhubungan dengan kedatanganNya yg ke-2x-nya. Gereja sering
Tapi pola pikir ini harus diperbaiki. Istilah “hari 2 terakhir” (dan berpikir, akhir
zaman terjadi di
sinonimnya) sering muncul di PB, tapi tidak selalu berbicara titik klimaks sejarah
tentang akhir dari sejarah. Istilah ini dipakai untuk menjelaskan ... Tapi “hari2
akhir zaman yg sudah mulai terjadi di abad pertama. terakhir” ... tidak
Konsekuensinya, Teologi PB yg menempatkan eskatologi hanya selalu berbicara
tentang akhir dari
tentang topik di akhir zaman harus dievaluasi kembali.
sejarah ... dipakai
(G.K. Beale 2011: 129-130) untuk menjelaskan
akhir zaman yg
sudah mulai terjadi
6.1 refere NSI esk A tolo GI DI INJI l s IN opt I k
di abad pertama
83
84 h UBUNG AN esk A tolo G I pl DA N p B - fok US kepA DA h A r I 2
ter A kh I r
Kematian dan
Paulus berkata PL ditulis sebagai instruksi bagi jemaat Korintus ten- kebangkitan Kristus
tang cara hidup di akhir zaman, karena bagi mereka “zaman menjadi permulaan
akhir telah tiba” (1 Kor. 10:11). Dia berbicara tentang kelahiran ciptaan baru hari2
Yesus ter- jadi “setelah genap waktunya,” sebagai penggenapan terakhir yg
dinubuatkan Yesaya
nubuat mesia- nik (Gal. 4:4). Demikian pula, “kegenapan waktu”
adalah saat orang percaya dibebaskan dari Iblis dan dosa melalui
kematian dan kebang- kitan Kristus (Ef. 1:7–10; 1:20–2:6), yg menjadi
permulaan pemerinta- hanNya atas seluruh bumi (Ef. 1:19–23).
Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi permulaan ciptaan baru
hari2 terakhir yg dinubuatk- an Yesaya (bdk. 2 Kor. 5:17, “Jadi siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang,” dengan
Yes. 43; 65–66); ciptaan baru ini menja- di tanda perubahan zaman,
yg dikatakan Paulus sebagai “sekarang” (2 Kor. 5:16) yg kemudian
dia jelaskan sebagai “waktu perkenanan” dan “hari penyelamatan”
(2 Kor. 6:2). Nubuat pemulihan akhir zam- an Israel dari
pembuangan, mulai digenapi di Kristus, Israel sejati, di
kebangkitan, dan di gereja yg disatukan dalam iman denganNya
(misalnya, 2 Kor. 6:16-18).
92 h UBUNG AN esk A tolo G I pl DA N p B - fok US kepA DA h A r I 2
ter A kh I r
Kitab Ibrani dimulai dengan Allah yg “pada zaman akhir [ep’ eschatou
ton hemeron touton]” telah “berbicara kepada kita dengan
perantara- an Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada” (Ibr 1:2). Ini adalah rangkuman dari
pengulangan istilah ini (sekitar 16x) dari teks PL tentang “hari2
terakhir” (be’aharit hayammim), yg sudah dibahas di pasal
sebelumnya. Istilah yg persis sama dengan Ibr. 1:2 (walau tanpa
touton [ini]) muncul 4x di PL, yg diterjemahkan menjadi “hari2
terakhir,” di Bil. 24:14; Yer. 23:20; 25:19 (49:39 MT); Dan. 10:14.
Ibrani 1:2 tampaknya merupakan gema dari nubuat mesianik Bil.
24, kata2 “Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan se- bagai yang berhak
menerima segala yang ada” di akhir Ibr. 1:2 berasal dari Mz. 2:7-8
tentang “Anak” mesianik yg akan mendapat “milik pu-
6.5 refere NSI esk A tolo GIS DI k I t AB IB r ANI 93
bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap” (2 Pet.
3:10). Tampaknya penulis mengharapkan penggenapan hurufiah. Tu-
juannya adalah penggembalaan dan etika: menasihati orang percaya
untuk hidup kudus sehingga mereka dinyatakan “setia” ketika
hari penghakiman datang (cf. 2 Pet. 3:11–12 [“the day ofGod”], 14).
Berbe- da dengan orang fasik, orang benar akan mendapat “rahmat”
di hari yg mengerikan ini (Yud. 21). Ciptaan lama, yg akan
dihancurkan, di- ganti dengan “langit yang baru dan bumi yang
baru” (2 Pet. 3:13), bahasa yg mirip dengan Why. 21:1, karena
keduanya berasal dari nu- buat Yesaya 65:17 dan 66:22. Di saat ini,
Kerajaan yg telah dinobatkan di kedatangan Yesus yg pertama, akan
didirikan secara penuh (2 Pet. 1:11), dan umat Allah akan berdiri di
hadriat Allah yg mulia (Yud. 24). Kemuliaan adalah sifat ilahi, yg
dimiliki Bapa (Yud. 25) dan Anak (2 Pet. 3:18) dan akan
disingkapkan dengan jelas di akhir zaman.
1 Yoh. 2:28 dan 4:17a memberikan kemungkinan bahwa kedatang-
an Kristus yg terakhir (parousia) bisa terjadi kapan saja, karena
itu pembaca harus bertahan (“tinggal”) di dalam iman mereka,
sehing- ga ketika Dia datang, mereka bisa percaya diri bahwa
mereka akan mendapat keselamatan, dan tidak menjadi malu karena
menemukan diri mereka mendapat murka di hari penghakiman.
Bertahan sampai akhir, membuat mereka menjadi serupa dengan
Kristus pada saat Dia datang, karena orang yg setia bisa “melihat Dia
dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (3:2). Orang yg memiliki
“pengharapan” seperti ini, akan memiliki motivasi untuk mulai
menjadi serupa dengan ke- kudusanNya di masa kini (3:3; 4:17b).
(G.K. Beale 2011: 154-155)
GEREJA
7
Beale mengusulkan alur cerita PB sbb.: hidup, pencobaan, kematian, dan
kebangkitan Yesus adalah awal penggenapan pemerintahan ciptaan baru -
sudah dan belum (already and not yet), dianugerahkan kepada orang per-
caya melalui iman, sehingga menghasilkan misi global untuk memperluas
pemerintahan ciptaan baru ini, dan penghakiman orang tidak percaya, bagi
kemuliaan Allah Tritunggal. Topik penganiayaan
Topik penganiayaan dibahas lebih dulu, karena hal inilah yg perta- dibahas lebih dulu,
ma terjadi atas umat Allah di masa eskatologis, sesudahnya mereka karena hal inilah yg
pertama terjadi atas
akan dibebaskan dan mengalami penggenapan janji akhir zaman. PL umat Allah di masa
dan Yudaisme menjelaskan bahwa penganiayaan akan terjadi sebe- eskatologis,
lum aspek lain ciptaan baru dan Kerajaan digenapi. sesudahnya mereka
PL adalah kisah tentang Allah, yg secara progresif menegakkan akan dibebaskan dan
mengalami
Ke- rajaan Ciptaan baru eskatologis, dari chaos atas umat berdosa, penggenapan janji
dengan Firman dan Roh-Nya, melalui janji, covenant, pendebusan, akhir zaman. PL dan
yg meng- hasilkan misi global bagi orang percaya untuk memperluas Yudaisme
Kerajaan dan penghakiman bagi orang tak percaya, bagi menjelaskan bahwa
penganiayaan akan
kemuliaanNya. Di pa- sal sebelumnya sudah dibahas, chaos di pola
terjadi sebelum
PL dinyatakan di tulah Mesir dan di pembuangan Israel ke Babel. aspek lain ciptaan
Chaos tulah Mesir, menjadi pola bagi penderitaan eskatologis, baru dan Kerajaan
digambarkan dengan serangkaian sangkakala dan cawan di kitab digenapi.
Wahyu. Awal pencobaan akhir zaman juga dinyatakan di
penganiayaan atas diri Yesus dan Gereja.
Serangan dan penyesatan Iblis bagi Adam pertama di ciptaan per-
tama, juga akan diulang di akhir zaman. Karena itu, Adam akhir
zaman harus menghadapi badai penyesatan. Tapi berbeda dengan
Adam pertama, Adam eskatologis akan bertahan dan menjadi peme-
nang atas kuasa jahat. Demikian pula, pengikut-Nya akan
mengalami penganiayaan dan penyesatan, mereka juga akan
menjadi pemenang melalui diri sang pemimpin akhir zaman, yg
telah membuka jalan bagi mereka.
7.1 pe N GA NIAYAAN A kh I r z A m A N DI pl
103
10 pe NG ANIAYAA N esk A tolo G IS D I Y es US DA N G ere JA
4
an dan ciptaan baru). Tepatnya, penafsir menempatkan penganiayaan
di kerajaan dunia yg terakhir (Dan. 2 menubuatkan kehancuran kera-
jaan dunia ke-4 yg anti Kerajaan Allah ini). Pencobaan akhir
zaman Dan 7-12 (misalnya, Dan. 12:1) meliputi:
Pencobaan hari
terahir yg telah Pencobaan hari terahir yg telah dinubuatkan dan mulai digenapi di
dinubuatkan dan PB fokus kepada pengajaran palsu, bukan kehancuran alam semesta,
mulai digenapi di walaupun demikian penggenapan penuhnya nanti mencakup hal ini.
PB fokus kepada
pengajaran palsu,
bukan kehancuran
alam semesta ...
7.3.1 Anak Manusia dan Penganiayaan Besar
Maka Beale berkata, “Engkau benar, Anak Manusia adalah orang2 ku-
dus, umat Israel.” Timbul pertanyaan, “Mengapa Yesus di kitab Injil
membuat klaim bahwa diriNya adalah Anak Manusia?” Jawabannya
adalah di Daniel 7 ada indikasi bahwa “Anak Manusia” adalah
sa- tu individu mesianik dan sekaligus juga umat Israel. Pertama,
tokoh yg “datang dengan awan-awan dari langit” adalah
penggambaran yg aneh, karena di bagian PL lainnya, hanya Allah yg
mengendarai aw- an (para rabbi sering menyebut Allah sebagai
“pengendara awan”). Anak Manusia digambarkan sebagai tokoh
ilahi yg datang mendeka- ti takhta “Yang Lanjut Usianya.” LXX (versi
OG) memberikan tafsiran ini: “Di atas awan sorgawi datang seorang
yg seperti Anak Manusia, dan dia datang sebagai Yang Lanjut
Usianya” (sedangkan versi Ara- maic dan Theodotionic memiliki
teks “dia naik kepada Yang Lanjut UsiaNya”). Jadi tafsir kuno
Ada bagian tafsiran Dan. 7:13 menggambarkan Anak Manu- sia memiliki keilahian yg
yg memperlihatkan sama dengan Yang Lanjut UsiaNya.
bahwa raja mesianik
Ada bagian tafsiran yg memperlihatkan bahwa raja mesianik
dan umat Israel,
keduanya adalah dan umat Israel, keduanya adalah “Anak Manusia.” Ke-4 binatang
“Anak Manusia.” dise- but sebagai “raja” di ayat 17 dan di ayat 23 sebagai “kerajaan,”
mem- bedakan individu raja dan kerajaan yg dia perintah dan
wakili, ada bagian lain yg menyamakan identifikasi raja dan
kerajaannya. Teolog PL menyebut relasi ini sebagai “yg satu dan
yg banyak” atau “wa- kil corporate,” ketika raja, imam, atau ayah
mewakili kerajaan, bangsa, atau keluarga. Walaupun secara teknis
individu ini berbeda dengan yg diwakili, individu ini diidentifikasi
bersama yg diwakilinya. Kebe- naran yg dikatakan tentang wakil
adalah benar juga untuk yg diwa- kili. Dalam Daniel 7, di bagian
tafsiran Anak Manusia adalah umat Israel yg setia, karena individu
raja Israel mewakili / merangkum se- luruh umat di dalam dirinya.
Konsekuensinya tindakannya mewakili tindakan seluruh umat,
demikian pula sebaliknya. Identitas umum mereka sama.
Keduanya dianggap Israel (seperti perang Daud dan Goliat
merupakan perang antara bangsa Israel dan Filistin).
Ada petunjuk lain di bagian akhir Dan. 7:27: “Maka pemerintahan,
kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta
langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang
Maha- tinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang
kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada
mereka [LXX “Dia”].” Ada penafsir mengidentifikasi “Dia” sebagai
individu Anak Manusia dari ayat 13-14. Tapi tafsir ini berasal dari
presuposisi bah- wa tokoh di ayat 13-14 adalah individu. Tapi
bagian tafsirnya ambi- gu, tidak bisa memastikan tokoh ini adalah
individu. “Dia” bisa me- miliki antecendent “Yang Mahatinggi” atau
mungkin juga kata ganti tunggal untuk mencerminkan kumpulan
orang kudus. Jadi “keraja- an” di akhir ayat 27 adalah kerajaan
“Yang Mahatinggi” atau kerajaan “orang2 kudus.”
7.3.1.2 Anak Manusia, Orang2 Kudus, dan Penganiayaan di Daniel 7
Israel akan
Di bagian sebelumnya sudah diidentifikasi “Anak Manusia”
menderita
teruta- ma fokus kepada orang2 kudus, dan yg sekunder kepada pencobaan berat
individu raja, sekarang pembahasan bisa dilanjutkan ke dari musuh akhir
penganiayaan di Da- niel 7. Kita telah melihat Daniel bernubuat zaman sebelum
menerima kerajaan
bahwa orang kudus akan menerima kerajaan (18, 22, 27). Ayat 21-22
berkata bahwa Israel akan menderita pencobaan berat dari musuh
akhir zaman sebelum me- nerima kerajaan: “Dan aku melihat
tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan
mengalahkan mereka, sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan
keadilan diberikan kepada orang-orang ku- dus milik Yang
Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang
pemerintahan.” Ayat 23-27 mengatakan hal yg sama, dengan
penekanan di ayat 25: “Ia akan mengucapkan perkataan yang
menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang ku-
dus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan
hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama sa-
tu masa dan dua masa dan setengah masa.” Ayat 17-18 memberikan
implikasi pola yg sama tentang penindasan orang2 kudus yg diikuti
penerimaan kerajaan. Jika orang2 kudus adalah tafsiran utama da-
ri “Anak Manusia,” seperti yg sudah dibahas di atas, maka ayat
15- 28 menggambarkan Israel sebagai Anak Manusia harus
mengalami pencobaan akhir zaman sebelum menerima kerajaan.
Selain itu, jika Anak Manusia bisa mendapat tafsiran sekunder
sebagai individu raja akhir zaman yg mewakili Israel, maka Dia juga
harus mengalami pe- nganiayaan akhir yg dilakukan oleh musuh
eskatologis sebelum Dia menerima kerajaan.
Di bagian ini hanya akan dibahas teks kitab Injil yg berbicara ten-
tang penderitaan Anak Manusia. Ada 2 tipe ucapan tentang Yesus:
(1) pelayanan sebelum disalib, dan (2) kematian disalib.
7.3.5.1 Wahyu 1
Wahyu 1 memuat implikasi penderitaan dan pencobaan di ayat 5, ke-
tika Kristus disebut sebagai “Saksi yang setia, yang pertama bangkit
dari antara orang mati.” Implikasinya, Dia bersaksi dan bertahan dan
dibunuh karena bertahan di kesaksianNya, sesudah itu Dia
dibang- kitkan dan “berkuasa atas raja-raja bumi ini.” Ayat 9
menyebutkan penderitaan umat Allah: “Aku, Yohanes, saudara
dan sekutumu da- lam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam
ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Ini adalah formula Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
kerajaan; bertahan Yesus.”
dalam penganiayaan
Untuk memerintah di kerajaan, harus dimulai dan bertahan di pe-
adalah cara untuk
bisa memerintah nganiayaan. Ini adalah formula kerajaan; bertahan dalam
bersama Yesus. penganiaya- an adalah cara untuk bisa memerintah bersama Yesus.
Orang percaya bukan saja warga dari Kerajaan Kristus. Yohanes
menggunakan kata “sekutumu” menekankan keterlibatan orang2
kudus, bukan saja men- derita penganiayaan, tapi memerintah di
tengahnya.
Pemerintahan ironis ini mengikuti model Kristus yg
menyingkapk- an kerajaan terselubung di bumi dengan bertahan di
penderitaan dan
mati untuk mencapai pemerintahan sorgawi (cf. 5). Seperti Kristus
memerintah dengan terselubung melalui penderitaan, demikian pu-
la orang Kristen, sebuah argumen yg membantah pendapat bahwa
orang2 kudus tidak ikut memerintah sebelum kedatangan Kristus.
Tiga lapis penjelasan diri di 9a mengikuti model Kristus di 5a (ber-
tahan dalam kesaksian, pencobaan sampai mati, memerintah)
karena Yohanes melihat orang Kristen diidentifikasi dengan Yesus:
kerajaan mereka bertahan melalui pencobaan “di dalam Yesus.” Jika
Kristus mengalami kesusahan besar akhir zaman, maka mereka yg
diidenti- fikasi bersamaNya harus mengalaminya juga.
Menurut Wahyu, ketika orang percaya bertahan dalam iman mere-
ka, mereka dikatakan “menuruti firman bertahan-Ku [Kristus]” (3:10).
Seperti Yesus, pemerintahan mereka terdiri dari penaklukan dengan
tidak berkompromi atas kesetiaan kesaksian di tengah pencobaan
(2:9–11, 13; 3:8; 12:11), secara rohani menguasai kuasa jahat yg se-
cara fisik menindas mereka (mis. 6:8 dalam relasinya dengan 6:9-11),
mengalahkan dosa dengan hidup mereka (pasal 2-3), dan juga
mu- lai menguasai kematian dan Iblis melalui identifikasi mereka
dengan Yesus (1:5–6, 18). Daya tahan adalah bagian dari proses
penaklukan. Penganiayaan adalah kenyataan masa kini (2:9) dan
akan terus ber- lanjut di antara gereja di masa depan yg dekat (2:10,
22). Jika kenya- taan kerajaan di masa kini adalah eskatologis,
demikian pula dengan penganiayaan. Daya tahan iman diperlukan
supaya pengajar palsu tidak bisa masuk ke gereja dalam pelbagai
bentuk pencobaan untuk mengalihkan kesetiaan mereka dari Kristus.
7.3.5.2 Wahyu 2
Wahyu 2:9 memuat referensi penganiayaan: “Aku tahu kesusahanmu
dan kemiskinanmu namun engkau kaya dan fitnah mereka, yang me-
nyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.” Jemaat Smirna ditindas
se- cara politik oleh musuh Yahudi, yg melaporkan mereka ke
penguasa kafir dengan tuduhan melakukan praktek agama yg tak
sah. Penin- dasan menghasilkan penderitaan bagi orang Kristen,
seperti yg terli- hat di ayat 10: “Jangan takut terhadap apa yang
harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan
beberapa orang dari antara- mu ke dalam penjara supaya kamu
dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari.
Hendaklah engkau setia sampai ma- ti, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Di Wahyu 2:20-23, penganiayaan muncul kembali:
20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membi-
arkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, meng-
ajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya
berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan
berhala. 21 Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk
bertobat, te- tapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. 22
Lihatlah, Aku
akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan
mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulempark-
an ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat
dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. 23 Dan anak-
anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan menge-
tahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang,
dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap
orang menurut perbuatannya.
“kesusahan
besar” (thlipsis Jika kelompok pengajar palsu Izebel todal bertobat, Kristus
megale) ... untuk akan memberikan “kesusahan besar” (thlipsis megale) kepada
pertama kalinya hal
ini diberikan sebagai
mereka, yg akan terjadi di masa hidup mereka. Jadi seperti di
penghukuman bagi 2:10, pencobaan itu dekat, tapi kondisional tergantung pertobatan;
yg murtad atau bagi tapi jika terjadi, hal ini merupakan bagian dari permulaan
yg tak percaya. penganiayaan eskatologis. Tapi untuk pertama kalinya hal ini
diberikan sebagai penghukuman bagi yg murtad atau bagi yg tak
percaya.
7.3.5.4 Wahyu 7
Kita kembali ke ayat terkenal “kesusahan yg besar” Wahyu 7:14: “Me-
reka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang
besar [tes thlipseos tes megales]; dan mereka telah mencuci jubah
mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Daniel 12:1 diakui sebagai sumber ide “kesusahan yg besar”: “Ak-
an tiba masa kesusahan besar, sebuah kesusahan yg tidak pernah
terjadi dari bangsa di bumi sampai di masa itu” (TH).
Kesusahan di Daniel terdiri dari musuh eskatologis yg
mengania- ya orang2 kudus karena kesetiaan mereka kepada Allah
(lihat Dan. 11:30–39, 44; 12:10). Beberapa akan murtad dan ikut
menganiaya me- reka yg setia, terutama denga nmencoba membuat
orang yg setia me- ninggalkan Tuhan.
Ide yg sama muncul di Wahyu 7, karena ke-7 surat
menyingkapkan bahwa gereja ada dalam bahaya kehilangan
identitas sebagai umat Allah yg sejati (Efesus, Sardis, dan Laodikia).
Gereja lain ada dalam proses mengkompromikan kesetiaan kepada
Kristus (Pergamum dan Tiatira). Ide yg sama muncul di Wahyu 7:3-
8, ketika hanya sisa2 di antara orang yg mengaku percaya di
komunitas perjanjian baru di
bumi, gereja, dan diberikan materai supaya tetap setia. Metafora
Metafora “menjadikan diri sendiri putih” dengan bertahan “menjadikan diri
dalam iman melalui penganiayaan ditemukan di PL hanya di Dan. sendiri putih”
dengan bertahan
11-12. Dan. 11:35 menegaskan bahwa penindasan dan penderitaan dalam iman melalui
diadak- an untuk “pengujian, penyaringan dan pemurnian.” Di versi penganiayaan
OG Dan. 11:35 memberikan frasa “untuk membersihkan ditemukan di PL
[katharisai] diri me- reka dan untuk menjadi dipilih, bahkan untuk hanya di Dan.
11-12.
dibersihkan [eis to katharisthenai] sampai di waktu akhir,” menjadi
latar belakang kata “mencuci” di Why. 7:14. LXX versi TH memiliki
frasa “untuk menguji mereka dengan api, dan untuk dipilih dan
untuk dinyatakan di akhir zaman.”
Wahyu 7 adalah penggenapan Dan. 11-12 tentang penganiayaan
hari terakhir, ketika orang kudus “dibuat menjadi putih” melalui “pe-
ngujian,” “penyaringan,” dan “pemurnian” di dalam api penganiaya-
an, sehingga mereka muncul sebagai orang yg tak bercacat dan
tak bercela (cf. Why. 14:4-5). Ini adalah cara lain mengenali orang yg
dise- lamatkan di antara banyak bangsa sebagai orang Israel sejati.
Karena mereka yg menggenapi nubuat Daniel tentang
penganiayaan besar dan tetap setia, seperti yg seharusnya terjadi
di dalam orang Israel sejati.
Yohanes mengaplikasikan refernsi thlipsisin Why. 1-2 di kenyataan
abad pertama, semuanya berhubungan dengan nubuat Daniel ten-
tang “kesusahan besar,” yg telah dimulai dan akan digenapi
secara penuh di masa yg akan datang. Hal ini sesuai dengan
pandangan penulis PB lainnya yg melihat penganiayaan besar ini
telah dimulai (Yoh. 16:33; Kisah 14:22; Rom. 5:3; 8:35–36; 2 Tim.
3:12).
Karena itu pemakaian definite article (“the great tribulation”) di
Why. 7:14 berhubungan dengan “a great tribulation” yg sudah terjadi
di gereja Tiatira di abad 1 (cf. thlipsin megalenin; 2:22).
Penganiayaan telah dimulai sejak di penderitaan Kristus, dan akan
digenapi secara penuh di masa yg akan datang.
K E B A N G K I TA N D A N C I P TA A N B A R U D I K I TA B
I N J I L D A N K I S A H PA R A R A S U L
8
PL / Yudaisme memiliki pengharapan akan kebangkitan di akhir
sejarah. Karena itu kebangkitan Kristus merupakan permulaan dari
akhir sejarah. Kebangktian itu sama dengan ciptaan baru karena ini-
lah satu2-nya cara umat manusia bisa berpartisipasi di ciptaan baru,
yaitu melalui transformasi ke dalam tubuh baru.
“Diam di dalam negeri” (28) adalah hasil dari Allah memberikan “ha-
ti yang baru, dan roh yang baru” (27) dan “Roh-Ku akan Kuberikan
diam di dalam batinmu” (26). Ini adalah referensi pembaharuan
ro- hani bangsa Israel yg kembali ke Tanah Perjanjian. Penglihatan
Yhz. 37:1-14 berbicara tentang hal yg sama, terlihat dari frasa yg
sama di akhir penglihatan: “Aku akan memberikan Roh-Ku ke
dalammu, se- hingga kamu hidup kembali dan Aku akan
membiarkan kamu ting- gal di tanahmu” (Yhz. 37:14a). Parallelisme
memperlihatkan Yhz. 37 berbicara tentang ciptaan baru, tapi dalam
istilah kebangkitan roha- ni. Kebangkitan rohani berhubungan erat
dengan kebangkitan tubuh, seperti dimengerti oleh tafsiran
Yudaisme dari nubuat Yhz. 37.
Bahkan sebelumnya Hos. 13:14 menegaskan, “Akan
Kubebaskan- kah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan
Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit
samparmu, hai maut, di ma- nakah tenaga pembinasamu, hai
dunia orang mati?” Dan Mz. 49:15- 16 berkata, “Seperti domba
mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh
maut; mereka turun langsung ke kubur, per- awakan mereka hancur,
dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. Tetapi Allah
akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati,
sebab Ia akan menarik aku.” Demikian pula 1 Sam. 2:6 berkata,
“TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunk- an ke dalam
dunia orang mati dan mengangkat dari sana.” Mungkin referensi
eksplisit yg paling tua tentang kebangkitan ada di Ul. 32:39, “Lihatlah
sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku.
Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah
meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan
seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.”
12 ke BANG k I t A N DA N CI pt AA N BA r U D I k I t AB INJI l DAN k I SA h pA r A
6 r A SU l
Tabel 8.1:
Tabel 8.2:
(dalam pengertian ini Yesus disebut Tuhan). Kedua, Lukas mau me-
nekankan otoritas kerasulan Paulus yg setara dengan nabi PL.
Ketiga, seperti nabi PL, fungsi kenabian Paulus adalah
memberitakan kesela- matan dan penghakiman.
Berdasarkan parallel ini, kemungkinan besar Kis. 26:13 (“pada
te- ngah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya [phos]
yang lebih terang dari pada cahaya matahari [lamproteta tou
heliou]”) ber- asal dari Yes. 60:1-3, dengan penekanan terang Allah
bukan hanya untuk “anak2 ” Yerusalem, tapi juga untuk raja2 dan
bangsa lain (cf. Kisah 9:15).
Berdasarkan latar belakang Yes. 42; 43; 49, Paulus terlihat
sedang menjalangkan fungsi Hamba yg dinubuatkan Yesaya, fungsi
yg telah dimulai Kristus, dan sekarang Paulus menjadi wakilNya.
Seperti Kris- tus, Paulus “membuka mata” bangsa2 kafir, “supaya
mereka berbalik dari kegelapan kepada terang” (cf. Kisah 26:23
dan 26:18). Kristus dan Paulus memimpin Keluaran yg baru,
kembali dari tanah pembu- angan seperti yg dinubuatkan Yes. 40-66.
Identifikasi Hamba yg dinubuatkan Yesaya terlihat juga dengan
membandingkan Luk. 2:30–32; Kisah 13:47; 26:18, 23 dan ayat2
Yesaya yg relevan.
135
136 ke BANG k I t AN DAN CI pt AA N DI S U r A t 2 pAU l US
Jadi, Paulus tidak memberi perintah untuk hidup benar bagi orang
yg ada di luar komunitas orang percaya. karena mereka tidak punya
kuasa yg masuk ke dalam ciptaan baru, tapi masih menjadi
bagian dari zaman yg lama (“manusia lama” [6:6]), didominasi
Jika dosa, Iblis, dan pengaruh dunia (demikian juga Ef. 2:1-3).
kebangkitan rohani Jika kebangkitan rohani tidak diaplikasikan secara serius kepada
tidak diaplikasikan
pengalaman hidup orang Kristen masa kini, maka hal ini akan mem-
secara
serius kepada buat kotbah etika gereja menjadi tumpul. Orang Kristen harus
pengalaman hidup menya- dari bahwa sekarang mereka memiliki kuasa kebangkitan
orang Kristen masa untuk taat kepada Allah. Itulah sebabnya Paulus memakai bahasa
kini, maka hal ini kebangkit- an Kristus di hari terahkir sebagai dasar dari indentitas
akan membuat
kotbah etika gereja kebangkitan orang percaya, dan untuk nasihatnya supaya mereka
menjadi tumpul. mengalahkan dosa.
Yhz. 36:25–29; 37:12–14 menegaskan:
36:25 Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih,
yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu
dan da- ri semua berhala-berhalamu Aku akan
mentahirkan kamu. 26 Kamu akan Kuberikan hati yang
baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan
menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu ha- ti yang taat. 27 Roh-Ku akan
Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan
tetap berpegang pada peraturan- peraturan-Ku dan
melakukannya. 28 Dan kamu akan di- am di dalam negeri
yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan
kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi
Allahmu. 29 Aku akan melepaskan kamu dari segala dosa
kenajisanmu dan Aku akan menumbuhk- an gandum
serta memperbanyaknya, dan Aku tidak lagi
mendatangkan kelaparan atasmu.
37:12 Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada
mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku
membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai
umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu
ke tanah Israel. 13 Dan kamu akan mengetahui bahwa
Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu
dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari
dalamnya. 14 Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu,
sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan
membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan
mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya
dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
Yhz. 36 berbicara tentang pembaharuan rohani dalam bahasa kebang-
kitan dari Yhz. 37. Penafsir Yudaisme masa kini melihat Yhz. 37:12-14
sebagai pemulihan Israel dari pembuangan, dengan memakai
meta- fora kebangkitan, yg mencakup juga pembaharuan rohani.
9.1 ke BANG k I t AN DI k I t AB rom A 137
Kata “karena itu” di Rom. 12:1 merupakan indikasi ayat ini dan sesu-
dahnya ditulis berdasarkan penjelasan ke-11 pasal sebelumnya,
ter- masuk Rom. 6. Rom. 12:1 mengembangkan Rom. 6, orang
percaya harus “mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hi- dup” karena mereka sudah mengalami kebangkitan
eskatologis. Di Rom. 12:2 Paulus melihat orng percaya yg terus
menerus bertumbuh di dalam ciptaan baru, dalam pembaharuan
budi [te anakainosei tou noos].”
Walaupun Paulus sangat yakin akan kenyataan kebangkitan hidup
di masa kini, dia juga sangat kuat dalam menekankan
penderitaan yg terus terjadi sebelum kebangkitan tubuh di Rom.
8:18-23:
Orang Kristen adalah “karunia sulung Roh” (23). Orang yg telah di-
bangkitkan di Rom. 8:18-23 menjadi katalis pembaharuan ciptaan la-
innya. Pembaharuan dimulai dari umat manusia yg telah jatuh di Kej.
3. Pembaharuan ini membalikkan kerusakan alam semesta menjadi
tak bisa rusak.
145
14 D os A S e BAG AI pe NY em BA h AN B erh A l A
6
ilahi-nya. Artinya, perintah untuk menaklukan dan memenuhi bumi,
bukan sekedar dengan keturunan, tapi keturunan yg bisa mencer-
minkan kemuliaan Allah.
Tabel 10.1:
10.2.2 Yesaya 6
10.2.3 Keluaran 32
10.2.4 Kesimpulan
Tabel 10.2:
Tabel 10.3:
U M AT M A N U S I A
11
11.1 pe NCI pt AAN m ANUSIA S e BAGAI GA m BA r DAN r U p A
A ll A h DAN ke JA t U h AN m ANUSIA
11.3.2.3 Yesus sebagai Israel dan Anak Allah di bagian lain Injil Matius
Seperti Baptisan Yesus
Israel dipimpin Yohanes membaptis Yesus di sungai Yordan, bersama orang Israel
Musa melewati laut
lainnya (Mat. 3:5–6, 13–17). Apa signifikansi air? Seperti Israel dipim-
di Keluaran untuk
bisa masuk ke pin Musa melewati laut di Keluaran untuk bisa masuk ke Tanah Per-
Tanah Perjanjian ... janjian, dan generasi ke-2 harus melewari sungai Yordan di
Israel bawah pimpinan Yosua, sebagai Keluaran miniatur, sekarang Israel
sejati harus sejati ha- rus melewati air sungai Yordan di bawah pimpinan Yesus,
melewati air sungai
Yordan di bawah untuk bisa mengalami pemulihan sejati.
pimpinan Yesus, Hal ini juga merupakan penggenapan nubuat pemulihan Israel di
untuk bisa Keluaran yg ke-2 melalui air (Yes. 11:15; 43:2, 16–17; 44:27–28;
mengalami 50:2;
pemulihan
sejati.
51:9–11), terutama melalui sungai (Yes. 11:15; 42:15; 43:2; 44:27; 50:2).
Gambaran pemisahan air yg dihubungkan dengan Roh Allah dan
Allah yg menempatkan umatNya di tanah yg baru, sudah
dimulai di awal kitab Kejadian. Kej. 1:2 berkata “Roh [ruakh] Allah
melayang- layang di atas permukaan air,” dan Kej. 1:9 berkata,
“Berfirmanlah Allah: Hendaklah segala air yang di bawah langit
berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan
jadilah demikian.” Kemudian Adam dan istrinya dicipta menurut
gambar Allah untuk memerintah, bertambah banyak, dan
memenuhi tanah kering di bu-
mi (Kej. 1:26-28).
Pola yg sama muncul di kisah Nuh, di akhir air bah, Kej. 8:1-
3a berkata, “Allah membuat angin [ruakh] menghembus melalui
bumi, sehingga air itu turun ... dan makin surutlah air itu dari muka
bumi.” Kemudian Nuh dan keluarganya bisa kembali hidup di tanah
kering. Apakah ada kemungkinan merpati yg turun di baptisan
Yesus, me- rupakan gema dari merpati yg terbang di atas air bah
Nuh, sebu- ah indikasi air bah telah terpisah dari tanah kering,
sehingga umat manusia bisa tinggal di atasnya dan kembali
menjalankan mandat Adam? Keluaran juga mengulang pola ini.
Perhatikan Kel. 15:8, 16, “Karena nafas [ruakh] hidung-Mu segala
air naik bertimbun-timbun; segala aliran berdiri tegak seperti
bendungan; air bah membeku di tengah-tengah laut ... sampai
umat-Mu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh
menyeberang.”
Baptisan Yesus bukan saja menandai Keluaran yg baru, tapi juga
ciptaan baru, karena Dia datang untuk membalikkan kutukan keja-
tuhan manusia ke dalam dosa (melalui penyembuhna, salib, dan ke-
bangkitan), tindakan pertama sesudah baptisan adalah
mengalahkan Iblis di pencobaan, hal yg tak berhasil dilakukan Adam
dan Israel. Se- telah baptisan, Yesus melangkah ke Tanah Perjanjian,
untuk memulai ciptaan / keluaran.
Selain itu, di balik “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan” (Mat. 3:17) ada Mz. 2:7 (“Anak-Ku engkau!
Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”). Hal ini merupakan
gema dari Israel sebagai “anak” Allah (Kel. 4:22; Hos. 11:1; Yer.
31:9). “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan” di Mat. 3:17 juga menyinggung Yes. 42:1, “Lihat, itu
hamba[anak]-Ku yang Kupe- gang, orang pilihan-Ku, yang
kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya.”
Yesus dibaptis untuk “menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mat.
3:15), Dia mau memperbaiki kesalahan Israel dan Adam, Dia datang
untuk berhasil dalam ketaatan. Baptisan merupakan penegasan
Ye- sus akan tekadNya untuk mengerjakan tugasNya sebagai
“hamba” Allah yg memulihkan Israel dan menjadi terang bagi
bangsa2 .
Pencobaan Yesus Yesus “puasa selama
Yesus “puasa selama 40 hari 40 malam” di padang gurun 40 hari 40 malam”
selama pencobaan oleh Iblis. Episode ini adalah gema di padang gurun ...
gema pengembaraan
pengembaraan Isra- el di padang gurun selama 40 tahun. Jika Israel di padang
tafsiran ini benar maka 40 tahun dipersingkat dalam kiasan 40 hari. gurun selama 40
Tapi ada latar belakang lain di Kel. 24:18; 34:28 (Ul. 9:9–11), Musa tahun ... Musa di G.
di G. Sinai (yg ada di pa- dang gurun) “empat puluh hari empat Sinai ... “empat
puluh hari empat
puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air” (Kel.
puluh malam
34:28). Dia mengulang hal ini ketika menerima Dasa Titah untuk ke- lamanya, tidak
2x-nya (Ul. 10:9-10). Musa men- jadi wakil Israel ketika menerima makan roti dan
hukum. Sebagai Israel sejati akhir zaman, Yesus menggantikan tidak minum air”
Israel. Setiap respon Yesus kepada Iblis diambil dari respon Musa
kepada kegagalan Israel di padang gurun (Ul. 8:3 di Mat. 4:4; Ul.
6:16 di Mat. 4:7; Ul. 6:13 di Mat. 4:10). Yesus melawan pencobaan
yg sama yg gagal dilawan Israel.
Perlawanan Yesus akan godaan Iblis merupakan awal dari
pena- klukan Iblis. Di sepanjang pelayanan Yesus, Dia mengusir
roh jahat, dalam perang suci terus menerus Israel sejati.
Pengusiran roh jahat, merupakan awal dari kekalahan Iblis, yg
menaklukan ciptaan melalui tipuannya kepada Adam dan Hawa.
Tampaknya hal inilah yg men- jadi pengertian dari perumpamaan
mengikat orang kuat (Mat. 12:29; Mark. 3:27). Yesus melakukan hal
yg seharusnya dilakukan Adam di Taman Firdaus. Di Mat. 4:6, Iblis
mencobai Yesus dengan kutipan PL:
Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke ba-
wah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan meme-
rintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
mena- tang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu.
Ini adalah kutipan Mz. 91:11–12. Tapi Mz. 91:13 meneruskannya
de- ngan “Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan
meng- injak anak singa dan ular naga.” Ayat ini adalah
pengulangan janji Kej. 3:15, “keturunannya akan meremukkan
kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Yesus menolak
nasihat Iblis, dan mulai mengalami kemenangan seperti yg
dinubuatkan mazmur ini. Matius
ingin pembacanya mengerti konteks mazmur yg lebih luas ini, yg
menyingkapkan tema kemenangan Yesus atas musuh.
Kutipan Lukas juga mengikuti konteks mazmur ini, karena di
be- berapa pasal berikutnya disinggung Mz. 91:13 di Luk. 10:19,
“Sesung- guhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular [patein epano opheon] dan kalajengking dan kuasa
untuk menah- an kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan
membahayakan kamu.” Mz. 90:13 LXX memiliki “engkau akan
menginjak ular dan basilisk, dan kau akan menginjak [katapateseis]
singa dan naga.” Ada baiknya melihat konteks yg lebih luas dari
Luk. 10:17-20:
12.1.1 Pendahuluan
183
18 pem B e NA r A N ( JUS t I f I CA t I o N )
4
imputation should be abandoned, even though (he main-
tains) everything that Reformed theologians want to pre-
serve under that rubric he thinks he preserves under his
much larger categories. And for still others, such as Ro-
bert Gundry, what is to be rejected is certainly not every
aspect of imputation, but affirmations of the imputed ri-
ghteousness of Christ.
Doktrin tradisional
tentang pemberian Doktrin tradisional tentang pemberian ketaatan aktif Kristus yg
ketaatan aktif berhubungan dengan pembenaran sedang diuji dan diperdebatkan.
Kristus yg
Perdebatan terjadi bukan saja di kalangan para ahli, tapi juga terjadi
berhubungan
dengan pembenaran di antara anggota denominasi Presbyterian Injili.
sedang diuji dan Pasal ini diharapkan bisa memberikan sedikit sumbangsih atas per-
diperdebatkan. debatan ini. Pertama, di bagian awal akan di bahas ayat2 yg mendu-
kung pemberian (attributing) kebenaran Kristus bagi orang
percaya. Kedua, pengharapan ketaatan Adam di Kej. 1-2 akan
diaplikasikan ke bagian lainnya. Ketiga, 2 bagian PB, 1 Kor. 15 dan
Ef. 1-2, yg ber- bicara tentang Kristus sebagai Adam terakhir, akan
dibahas dalam hubungannya dengan orang percaya.
Empat teks yg menjadi dasar doktrin ini adalah Rom. 5:15–19; 1 Kor.
1:30; 2 Kor. 5:21; Fil. 3:9. Semua teks ini mendukung konsep kebenar-
an Kristus yg menjadi wakil kita diwariskan kepada orang yg percaya
kepadaNya.
Walaupun Rom. 5:15–19 fokus kepada kematian Kristus sebagai
“satu perbuatan kebenaran” yg menghasilkan “pembenaran”
(Rom. 5:18), kemungkinan besar hal ini adalah klimaks dari
seluruh pela- yananNya, karena itu seluruh kebenaran di
hidupNya juga ada di dalam pemikiran ayat ini.
2 Kor. 5:21 memiliki fokus yg sama dengan Rom. 5:15-19,
dengan implikasi yg sama: “Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.” Ayat ini menegaskan Kristus
diidentifikasikan dengan dosa orang lain dan menderita hukuman
yg tidak seharusnya Dia terima. Tujuannya adalah supaya orang
berdosa yg hukumannya ditanggung Kristus, “dalam Dia [Kristus] ...
dibenarkan oleh Allah.” Artinya me- reka dianggap “tidak bersalah”
dan tidak layak dihukum walaupun telah berdosa. Tapi “dalam
Dia [Kristus] ... dibenarkan oleh Allah” tidak terbatas hanya pada
status “tidak bersalah,” tapi juga melipu- ti identifikasi dengan
“kebenaran Allah,” bukan saja identifikasi de- ngan kematian
Kristus, tapi juga kebangkitan Kristus, sehingga as- pek positif
kebenaran Kristus diberikan bagi orang percaya. Ada yg
membantah ayat ini tidak berbicara tentang kebenaran Kristus yg me-
wakili umatNya, karena ayat ini berbicara tentang “kebenaran Allah.”
Tapi ayat ini berbicara tentang “kebenaran Allah di dalam Kristus.”
Kristus mencerminkan kebenaran Allah, dan kebenaran ini
diberikan kepada orang percaya “di dalam Kristus.”
Ada yg membantah Fil. 3:9 tidak berbicara tentang pemberian
kebe- naran Kristus kepada orang kudus, karena ayat ini berbicara
tentang “kebenaran yang Allah [bukan Kristus] anugerahkan
berdasarkan ke- percayaan.” Tapi di bagian sebelumnya dikatakan,
karena iman ke- pada Kristus, Allah menyatakan orang percaya
benar, dan ini adalah “bukan dengan kebenaranku sendiri karena
mentaati hukum Taurat,” melainkan kebenaran yg diberlikan karena
orang kudus menyangkal kebenaran sendiri yg cacat “karena
Kristus” (3:7) demi “memperoleh Kristus.”
Karena itu “kebenaran yang Allah anugerahkan” diberikan kepa-
da orang percaya melalui identifikasi dan kesatuan dengan kebenar-
an Kristus. Kristus telah “taat sampai mati” (Fil. 2:8), sehingga orang
percaya yg “berada dalam Dia” diidentifikasi bersama ketaatan ini,
yg mencapai klimaksnya di salib. “Kebenaran yang Allah
anugerahkan” dikontraskan dengan “kebenaranku sendiri karena
mentaati hukum Taurat,” kontras ini memperlihatkan identifikasi
kebenaran positif de- ngan Kristus. Bantahan kebenaran Allah di
ayat ini tidak diidentifi- kasi dengan Kristus, sulit dipertahankan.
Teks yg memberikan dukungan yg paling kuat tentang pemberian
kebenaran positif Kristus adalah 1 Kor. 1:30: “Tetapi oleh Dia
kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi
hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus
kita.” Ke- satuan orang percaya dengan Kristus artinya “di dalam
Dia” mereka dianggap memiliki hikmat, kebenaran, kekudusan,
dan penebusan Kristus. Bukan berarti orang percaya memiliki sifat2
ini di bumi; tapi mereka diwakili Kristus dalam kepemilikan sifat2
ini, karena identifi- kasi posisi dengan Dia (mereka di dalam Kristus).
Di ayat ini muncul kesulitan teks, tentang kesetaraan “penebusan”
Kristus dan orang percaya. Studi kata “penebusan” bisa
menyelsai- kannya. Kata Yunani “penebusan” di teks ini adalah
apolutrosis, ba- gian dari kelompok kata “penebusan” (lutroo,
lutrosis). Kecuali kata lutroo (menebus), bentuk lain jarang
ditemukan di LXX. Pengguna- an yg paling sering dari kata ini
merujuk kepada Allah yg membe- baskan Israel dari perbudakan
Mesir (15x), demikian pula dengan pembebasan individu dari
penindasan (15x), dan pembebasan dari Babel (5x). Walaupun ada
beberapa penggunaan untuk penebusan umat dari dosa,
penggunaan yg paling umum adalah pembebasan
dari penindasan bukan penebusan dosa. Dengan latar belakang LXX
ini, tampaknya penggunaan normal di 1 Kor. 1:30 adalah pembebas-
an dari penindasan, terutama jika diterapkan untuk Kristus. Dia dibe-
baskan (diselamatkan) dari kematian dan belenggu kuasa jahat, oleh
kebangkitanNya.
Ada hal yg menarik dari penggunaan “penebusan” di Yes. 63:4,
tentang penebusan Israel dari pelbagai bangsa, terutma di 63:9, “Dia-
lah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya,”
berbicara tentang penebusan Israel di Keluaran; pemikiran ini dilan-
jutkan di 63:11, “Di manakah Dia yang membawa mereka naik
da- ri laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-
Nya?” ayat ini berbicara tentang Allah yg membebaskan Musa
dari tenta- ra Mesir dan air laut. Hal ini menarik, karena Ibr. 13:20
memakai Yes. 63:11 dan menerapkannya kepada pembebasan Kristus
dari kematian dengan kebangkitan: “Maka Allah damai sejahtera,
yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari
antara orang ma- ti Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus,
Tuhan kita ...” Paulus menggunakan kelompok kata “penebusan”
bukan saja untuk pene- busan dosa (Rom. 3:24; Ef. 1:7; Kol. 1:14;
Tit. 2:14) tapi juga pembe- basan dari kemtian dengan kebangkitan
PembebasanNya (Rom. 8:23; mungkin juga Ef. 1:14; 4:30).
dari kematian, Karena itu teks yg berbicara tentang Kristus “ditebus”
mewakili orang (dibebask- an dari kematian dengan kebangkitan), bukan teks yg
percaya yg secara
posisi ada “di dalam
bermasalah. PembebasanNya dari kematian, mewakili orang
Dia.” percaya yg secara posisi ada “di dalam Dia.” Semua sifat Kristus yg
ada di 1 Kor. 1:30 juga merupakan sifat yg dimiliki orang kudus
karena identifikasi de- ngan Kristus. Kekudusan (hagiamos) yg ada
di ayat ini, pertama kali muncul di 1 Kor. 1:2, “jemaat Allah di
Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan [hegiasmenois] dalam
Kristus Yesus.” Ada yg memberik- an argumen, “kekudusan” (atau
pengudusan / sanctification) adalah kekudusan nyata, yg secara
progresif dikerjakan orang percaya di masa kini, bukan
pemberian, atau kenyataan posisi (di dalam Kris- tus). Demikian
pula dengan “hikmat” dan “penebusan.” Jika demi- kian halnya,
maka parallelnya, “kebenaran,” juga dikerjakan secara progresif,
kebukan “kebenaran” sempurna Kristus. Tapi penggunaan perfect
tense di 1 Kor. 1:2, memperlihatkan tindakan yg telah selesai,
dengan efek yg terasa sampai masa kini. Ke-2 ayat ini berbicara
ten- tang posisi orang percaya “di dalam Kristus,” di 1 Kor. 1:2
dikatakan orang kudus telah menerima kekudusan secara lengkap,
walupun ti- ap individu masih berdosa, seperti yg dijelaskan di
keseluruhan surat 1 Korintus.
Karena itu lebih natural untuk melihat “kekudusan” di 1 Kor. 1:30
sebagai kekudusan penuh orang percaya karena Kristus sempurna di
dalam kekudusan, dan posisi orang percaya “di dalam Dia”
menja- dikan mereka sepenuhnya kudus. Karena itu penebusan
(pembebas- an) dan hikmat dan kebenaran harus dilihat seperti ini.
Faktanya, ha- giazo, kata kerja dari “kekudusan,” muncul di 1 Kor.
6:11 bersamaan dikaioo, kata kerja dari “kebenaran,” keduanya
merupakan referen- si tindakan lengkap bagi orang kudus: “Tetapi
kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan,
kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam
Roh Allah kita.” Kesem-
purnaan ini hanya ditemukan di ciptaan baru, dan karena Kristus
telah menobatkan “kekudusan” lengkap ini, maka hal ini diberikan
kepada orang percaya, walaupun orang percaya belum mencapai ke-
kudusan sempurna.
Pengertian orang percaya dinyatakan dengan sifat 2 Kristus ini, di-
perkuat dengan bagian pertama 1 Kor. 1:30, hal ini dikerjakan “oleh
Dia [Allah]” (ex autou, “karena Dia” atau “dari Dia”), maka
mereka “kamu berada dalam Kristus Yesus.” Dan karena posisi
mereka ada “di dalam” Dia, maka sifat2 -Nya yg sempura didaftar
sebagai sifat2 mereka. Pernyataan Allah yg menyebabkan hal ini
terjadi, berkaitan dengan bagian sebelumnya tentang pemilihan di
1:26-28. Jadi mere- ka tidak bermegah akan kemampuan diri sendiri
tapi “bermegah di dalam Tuhan” (29, 31), karena posisi mereka yg
ada di dalam Kristus yg membuat mereka mendapatkan
kesempurnaan sifat2 Kristus.
Kisah 17:31
Kisah 17:31 memberikan pernyataan yg mirip: “Karena Ia telah me-
netapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan
meng- hakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya,
sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal
itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Bukti bahwa
Allah pas- ti akan menghakimi dunia di hari terakhir oleh seorang
yg ditunjuk- Nya adalah orang ini sudah dibangkitkan dari
kematian. Logikanya, kebangkitan Kristus telah menunjukan Dia
itu adil, karena itu bisa melaksanakan keadilan di penghakiman
terakhir.
Yesaya 50
Pembenaran esktalogis oleh Allah atas vonis tak adil
sebelumnya telah muncul di Yesaya. Misalnya, Nyanyian Hamba di
Yes. 50 meng- gambarkan tokoh Hamba taat kepada panggilan
Allah untuk men- derita penganiayaan yg tak adil (4-6) dan
tuduhan yg tak adil (8-9), nanti Dia akan dibenarkan oleh Allah (7-
11) dan akan terlihat sebagai tokoh dengan kebenaran sejati. Dalam
hal ini, ayat 8-9 menegaskan, “Dia yang menyatakan aku benar
[dikaioo] telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? ...
siapakah yang berani menyatakan
aku bersalah?” Allah menolong tokoh Hamba (7, 9) untuk memba-
likkan tuduhan bersalah, jadi membenarkan Hamba-Nya di hari 2 ter-
akhir.
Yesaya 53
Hamba yg Menderita di Yesaya 53 memberikan pengajaran yg
sa- ma, di versi LXX dinyatakan bahwa Allah akan “membenarkan
[di- kaioo] orang yg benar [Hamba]” dari pengaiayaan hukum yg
salah yg dideritaNya (cf. 11 dan 7–9, 12), memperlihatkan Dia
benar ab- solut. Pembenaran terdiri dari menyebabkan Hamba
menikmati ke- menangan bahkan setelah kematianNya (10–12; e.g.,
12a: “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang
besar sebagai ram-
pasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan”).
Walaupun dia akan mati (5, 8–9), dia akan mendapat
kemenangan ini, termasuk melihat hidup setelah kematian yg
menyakitkan: “ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut,
... ia akan melihat terang dan menjadi puas” (10–11). Walaupun
bagian ini tidak dikutip PB, tampaknya kemenangan kebangkitan ini
diterapkan kepada Kris- tus di sepanjang PB. Karena di bagian lain
di Yesaya dikatakan Roh yg memampukan Hamba melayani (11:2;
42:1; 48:16; 61:1), karena itu cukup masuk akal untuk berpikir bahwa
Roh memegang peran kunci dalam pembenaran pelayananNya.
Semuanya mirip dengan 1 Tim. 3:16. Tampaknya 1 Tim. 3:16
me- nyinggung Yes. 53:11 (LXX, atau Yes. 50:8), Yesaya adalah
pendahulu Paulus, dalam pemikiran “pembenaran” Mesias terdiri
setidaknya hi- dup setelah kematian.
Makna Dikaioo
Di bagian sebelumnya dibahas “pembenaran” (dikaioo) dalam hu-
bungannya dengan kematian Kristus di Rom. 3:24-25. Di bagian ini
akan dibahas makna kata ini dalam hubungannya dengan
kebangkit- an Kristus. Lexicon memberikan makna ini:
1. Melakukan proses hukum, memperlihatkan keadilan,
melakuk- an keadilan.
Ada penafsir yg mengerti ke-2 penggunaan kata dia ini identik (“ka-
rena”), ada penafsir lain yg mengerti dia pertama sebagai hubungan
sebab-akibat (“karena”) dan dia ke-2 sebagai purposive (“demi”).
Ada penafsir yg menyarankan, kebangkitan Kristus disebut setelah
kema- tianNya bagi dosa manusia, karena kebangkitan merupakan
konfir- masi atas kematian bagi orang berdosa telah berlangsung
efektif, ka- rena Dia sendiri tidak terikat oleh hukuman mati.
Walaupun bagian terakhir dari ayat ini diperdebatkan, tampaknya
Richard Gaffin memberikan penjelasan yg paling meyakinkan. Solusi
bagi parallelisme Paulus ini adalah konteks teologi Paulus yg lebih
luas. Yesus mati “karena pelanggaran kita” merupakan identifikasi
Dia dengan orang percaya dalam hukuman atas pelanggaran. Kare-
na itu, kebangkitan Kristus “karena pembenaran kita” merupakan
identifikasi Dia dengan vonis benar bagi orang percaya, untuk me-
negakkan kebenaran. Tapi apa makna terperinci dari menegakkan
kebenaran? Gaffin menjawab, kebangkitan Yesus merupakan fokus
solidaritas-Nya dengan orang kudus dalam pembenaran. Dia berka-
ta, “asumsi yg mengejutkan di Rom. 4:25b adalah kebangkitan Yesus
adalah pembenaranNya.” Karena itu orang percaya diidentifikasi
ber- sama kebangkitan Kristus, yg membenarkan Dia, mereka juga
dibe- narkan dan dinyatakan benar seperti Dia.
Tabel 13.1:
Walaupun latar belakang PL tentang Bait Allah ambigu, tapi hal ini
tidak penting untuk pembahasan di sini, karena ada konsensus “air”
di ayat 38 adalah wakil dari Roh Kudus. Hal ini menjadi eksplisit di
ayat 39, “Yang dimaksudkan-Nya [aliran2 air hidup] ialah Roh.” Di
PL disebutkan air akan mengalir dari Bait Allah eskatologis, Yesus
adalah awal dari Bait Allah ini, mengutus Roh-Nya untuk memberi
hidup.
Berdasarkan penjelasan ini, maka bisa disimpulkan pengertian
yg sama berlaku di percakapan Yesus dengan perempuan Samaria.
Ye- sus berkata kepada perempuan Samaria bahwa Dia adalah
sumber “air hidup” “yang terus-menerus memancar sampai
kepada hidup yang kekal” bagi mereka yg meminumnya (4:10-14).
Yoh. 7 adalah pengembangan dan penjelasan dari Yoh. 4.
Teks terakhir yg patut dibahas adalah Yoh. 20:21-23:
Peran Roh Kudus di Kisah Para Rasul sering dikaitkan dengan peng-
genapan nubuat Yesaya tentang pemulihan dari pembuangan. Max
Turner memberikan argumen “Roh adalah kuasa pemulihan Israel,
membersihkan dan memurnikannya sebagai umat mesianik dan
men- transformasi Israel untuk menjadi “Hamba dari Yesaya 49.”
Menurut Moessner, narasi perjalanan di Luk. 10:1-18:4, dimulai de-
ngan transfigurasi Yesus (9:28-36), dipengaruhi gambaran Musa dan
Keluaran di kitab Ulangan. Yesus adalah Musa yg baru, memulai Ke-
luaran yg baru bagi pemulihan Israel eskatologis. Menurut
Strauss, pengaruh yg dominan adalah tema Keluaran baru di Yes.
40-66, “Ra- ja Daud (seperti Musa) memimpin Keluaran eskatolgis
umat Allah melalui penderitaan sebagai Hamba Yahweh.” Kutipan
Yes. 61:1-2 di Luk. 4:17-19 dan tafsirannya di 4:20-21 dan konteks
sesudahnya, melihat Yesus sebagai pelaksana keselamatan, yg
disebut Yesaya se- bagai Keluaran baru. Lukas melihat Roh sebagai
pemberi kuasa bagi pembebasan yg dilakukan Yesus, narasi ini
terlihat di sisa Injil Lukas. Turner setuju dengan Strauss tentang
pengaruh Yesaya. Roh adalah pelaku yg mentransformasi zaman
lama menjadi zaman pemulihan akhir dan Keluaran baru, sekaligus
ciptaan baru.
Setelah mengamati tema Keluaran baru di Lukas, yg dilakukan me-
lalui Roh, Turner melihat perkembangan tema yg sama di Kisah Para
Rasul. Kisah 1 memberikan tema utama keseluruhan kitab, terutama
ayat 8 yg memuat nubuat pemulihan Yesaya (lihat tabel 13.2).
Kutipan dari nubuat Yesaya merupakan bagian dari pertanyaan
murid di Kisah 1:6, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini
memu- lihkan kerajaan bagi Israel?” Jadi ayat 8 bukan indikasi
penundaan penggenapan janji Kerajaan, walaupun Lukas tidak
menjelaskan kap-
Yesaya (LXX) Kisah 1:8
32:15 Sampai dicurahkan kepada 1:8a Tetapi kamu akan
kita Roh dari atas: Maka padang menerima kuasa, kalau Roh
gurun akan menjadi kebun Kudus turun ke atas kamu
buah-buahan, dan kebun (cf. Luk. 24:49 Dan Aku akan
buah-buahan itu akan dianggap mengirim kepadamu apa yang
hutan. dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu
43:10a "Kamu inilah harus tinggal di dalam kota ini
saksi-saksi-Ku," dan Aku pun sampai kamu diperlengkapi dengan
saksi, demikianlah firman kekuasaan dari tempat tinggi";
TUHAN, "dan hamba-Ku yang Luk. 1:35 Jawab malaikat itu
telah Kupilih, supaya kamu
kepadanya: "Roh Kudus akan
tahu dan percaya kepada-Ku
turun atasmu dan kuasa Allah
dan mengerti
Yang Mahatinggi akan
43:12b "Kamulah saksi-saksi-Ku,"
menaungi engkau; sebab itu
demikianlah firman TUHAN,
anak yang akan kaulahirkan itu
"dan Akulah Allah." akan disebut kudus, Anak
49:6b Tetapi Aku akan Allah.")
membuat engkau menjadi 1:8b dan kamu akan menjadi
terang bagi bangsa-bangsa
saksi-Ku di Yerusalem dan di
supaya keselamatan yang dari seluruh Yudea dan Samaria dan
pada-Ku sampai ke ujung sampai ke ujung bumi.
bumi.
Tabel 13.2:
an nubuat ini akan selesai digenapi. Janji ini diberikan untuk “ke-12
murid” (cf. Kisah 1:15-26), memperkuat peran mereka sebagai inti
dari Israel sejati, yg mulai menjalankan nubuat Yesaya. Inti dari Kisah 1:8
Inti dari Kisah 1:8 adalah “Roh akan datang ke atas para adalah “Roh akan
murid sebagai kuasa penyucian dan pemulihan Israel,” datang ke atas para
murid sebagai kuasa
pengulangan janji Yohanes Pembaptis di Luk. 3:16 yg diulang di penyucian dan
Kisah 1:5, 8. Parallel Kisah 1:8 dan Luk. 1:35 dan Luk. 24:49 pemulihan Israel,”
memperlihatkan “Pentakosta memiliki unsur kelahiran baru dan
kuasa yg diberikan Roh). Peran Roh Kudus di Kisah 1:8 juga
berhubungan dengan Yes. 32:15-18:
15 Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas:
Ma- ka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan,
dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. 16
Di pa- dang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di
kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. 17 Di
mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai
sejahtera, dan aki- bat kebenaran ialah ketenangan dan
ketenteraman untuk selama-lamanya. 18 Bangsaku akan
diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang
tenteram di tempat peristi- rahatan yang aman.
Kontras dengan kondisi tanah yg sebelumnya tandus (Yes. 32:10-14),
di masa yg akan datang Roh akan datang ke atas Israel dan
men- ciptakan kesuburan (32:15). Kesuburan bukan sekedar
material, tapi juga melibakan kerohanian. Roh juga akan
menciptakan buah roha- ni, “Di padang gurun selalu akan
berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada
kebenaran.” (32:16). Karya Roh ini akan menghasilkan “damai
sejahtera,” “ketenangan,” dan “ketenteraman” (32:17).
Kisah 1:8 juga memuat kutipan dari Yes. 43 tentang “saksi” (43:10,
12; 44:8) yg diberi kemampuan oleh “Roh” yg “dicurahkan”
untuk menghasilkan kesuburan rohani di Israel. Konteks Yes. 43:10-12
mem- beri indikasi “saksi” Israel bukan saja tentang Allah Israel yg
esa (10-
15) tapi juga tentang Keluaran yg baru (16-17), sekaligus ciptaan baru.
Yes. 43:18-19 berkata:
18 firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang
da- hulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari
zam- an purbakala! 19 Lihat, Aku hendak membuat
sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh,
belumkah ka- mu mengetahuinya? Ya, Aku hendak
membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di
padang belantara.
Konteks dekat Yes. 32 dan 43 yg dikutip Kisah 1:8 memberikan
pe- ngertian tentang Roh yg membawa pemulihan dan keluaran
baru.
Kisah 2 juga menggambarkan Yesus naik ke sorga, ke posisi raja
eskatologis, memerintah dan memulihkan Israel dengan
perantaraan Roh (2:30-36). Sisa Kisah Para Rasul adalah
perkembangan Roh se- bagai kuasa dari Mesias untuk memulihkan
Israel bagi diriNya dan
bagi Allah. Penting untuk diingat bahwa Yesus yg bangkit dan na-
ik ke sorga, merupakan dasar bagi pemerintahanNya melalui Roh.
Kebangkitan menjadi dasar, hal ini dibahas secara mendalam di Ki-
sah 2:23-34. Kristus “tidak mungkin tetap berada dalam kuasa
maut” (2:24). Pertama, Dia “menerima Roh Kudus yang dijanjikan”
dan ke- mudian “mencurahkan” Roh kepada orang percaya (2:33).
Kristus dipulihkan dari kematian ke dalam hidup dan kembali ke
hadirat Allah di sorga. Allah memakai cara yg sama memulihkan
orang lain melalui kebangkitan oleh Roh. Sehingga pengikutNya bisa
diidentif- kasi bersama sang Raja yg sudah bangkit, walaupun
mereka masih di bumi.
Roh turun dalam lidah api, memperlihatkan turunya sorga ke
bu- mi, memberikan kuasa kepada orang percaya untuk
memberitakan Kerajaan Kristus di atas bumi. Kisah 2:17 berkata
diterimanya Roh Kudus merupakan permulaan penggenapan “hari2
terakhir” nubuat Yoel 2. Kristus yg sudah bangkit, mengutus Roh-
Nya kepada umat- Nya, bukan hanya di Kisah 2, tapi juga di pasal2
lain, mengidentifika- si mereka dengan kebangkitanNya. “Tuhan
yg sudah bangkit mene- mui umatNya dengan pemberian Roh-
Nya” karena itu “Roh menjadi parallel dengan Tuhan yg sudah
bangkit (Luk. 12:12 / 21:15; Kisah 10:14 / 19; 16:7).”
1. Kita tahu Paulus fasih dengan versi Ibrani dan Yunani dari teks
Yesaya (terutama Yes. 40-66).
3. Kombinasi kata2 Gal. 5:22 unik bagi Paulus dan Yes. 57.
Hanya ada sedikit referensi eksplisit tentang Roh sebagai pelaku ke-
bangkitan di sisi PB. Salah satu kemungkinan adalah 1 Pet. 3:18: “Se-
bab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang be-
nar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita ke-
pada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai ma-
nusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh [pneumati].” Ada
perdebatan apakah “roh” di sini adalah Roh Allah atau roh Yesus. Pe-
nelitian Kristologi memperlihatkan bahwa kata “dibangkitkan” tidak
bisa diterapkan ke roh pribadi Yesus, karena roh-Nya tidak bisa mati.
Tampaknya ayat ini berbicara tentang 2 lingkup keberadaan Yesus, di
bumi dan di eskatologi - lingkup Roh. Sejak kebangkitanNya, Yesus
ada di realita lingkup ciptaan baru Roh.
Ada referensi Roh sebagai pemberi hidup di Wahyu 11:11-12. “Dua
saksi” (wakil gereja) dan kesaksian mereka dibenarkan di depan du-
nia yg tak percaya. Setelah kematian mereka, Wahyu 11:11-12
mence- ritakan kebangkitan mereka:
DIPULIHKAN
14
14.1 pres U pos ISI G ere JA S e BAGAI IS r A el se JA t I
219
22 G ere JA S e BAGA I IS r A el YG DI tr ANS form A SI & D I p U l I hk A N
0
Hal ini penting untuk pengertian gereja non-Yahudi sebagai pene-
rus Israel sejati. Menjadi Israel sejati bukan berarti diidentifikasi
ber- sama garis keturunan biologis Israel, yg menghapus identitas
bang- sa lain. Tapi, gereja diidentifikasi bersama Adam sejati, yaitu
Yesus, Israel sejati dan Adam terakhir. Konsekuensinya, gereja
menjadi per- mulaan Israel eskatologis yg diidentifikasi dengan
mandat Adam yg semula, umat manusia yg sejati, yg telah digenapi
Kristus.
Karena itu patut diingat, Gereja bukan sekedar mirip Israel, tapi
Gereja adalah Israel sejati. PL bernubuat, di eschaton, bangsa lain
menjadi bagian Isarel, bukan sekedar menjadi bangsa yg ditebus
dan mempertahankan status “kafir” dan ada bersama Israel sebagai
bang- sa yg terpisah. PL juga tidak bernubuat bangsa lain kehilangan
identi- tas dengan mengambil identitas kebangsaan Israel. Tapi,
bangsa lain yg ditebus diidentifikasi bersama Israel dan Allah Israel.
Identitas diri mereka sebagai bagnsa non-Yahudi tidak dihapus, tapi
diikutsertak- an dalam identitas yg lebih besar, yaitu Israel sejati.
Contohnya di PL adalah Rahab, Rut, dan Uria.
Tapi ada perbedaan antara PL dan PB dalam hal bangsa lain yg
ditebus, di PB mereka tidak pindah ke lokasi geografi Israel, disu-
nat, beribadah di Bait Allah, taat hukum makanan, dan menjalankan
hari2 raya, dan ikut hukum yg membedakan Israel dengan bangsa la-
in. Tapi bangsa lain yg ditebus di akhir zaman diidentifikasi bersama
Yesus, Israel sejati, menjadi bagian Bait Allah bersama Dia, dan disu-
nat di dalam kematianNya, dan ditahirkan di dalam Dia. Di zaman
yg baru, Yesus, sebagai Adam / Israel sejati, adalah satu 2-nya label
identifikasi yg melampaui tanda2 kebangsaan zaman dulu.
Pengertian tentang bangsa lain yg bisa menjadi bagian dari Isra-
el akhir zaman, merupakan misteri PL, yg telah disingkapkan di PB.
Itulah sebabnya Paulus berkata dalam Ef. 3:3-6 bahwa “rahasia”
(mus- terion)-nya adalah “orang-orang bukan Yahudi, karena Berita
Injil, tu- rut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan
peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus” (Ef. 3:6).
Apa esensi “rahasia” ini? PL tidak memiliki pengetian jelas bahwa
ketika Mesias
datang, teokrasi Israel akan berubah total, dilanjutkan hanya oleh
or- ganisme baru dari Mesias (Yesus), Israel sejati. Di dalam Dia,
orang Yahudi dan bangsa lain akan disatukan di dalam kesetaraan.
Banyak penafsir melihat rahasianya adalah kesetaraan, tapi banyak
yg tak memperhatikan dasar kesetaraan ini ada di satu orang,
“Kristus Ye- sus” sebagai Israel sejati, karena di dalam diriNya tidak
ada tanda pembeda, hanya ada kesatuan.
Hubungan bangsa lain dan Israel juga terlihat di Ef. 2:12,
bangsa kafir terpisah di dalam parallel 3 hal ini: (1) “tanpa
Kristus,” (2) “ti- dak termasuk kewargaan Israel,” (3) “tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.”
Terpisah dari Kristus artinya terpisah dari Israel dan dari
partisipasi janji yg diberikan bagi Isra- el. Ef. 3:6 memperlihatkan
bangsa lain dan Israel berbagi Mesias dan
“janji,” yg telah disebut di 2:12. Bangsa lain terhitung sebagai
Israel terlihat di nubuat Yes. 57:19, tentang pemulihan Israel yg
melibatkan bangsa lain. Nubuat ini menjadi konteks Ef. 2:17,
sekarang bangsa lain telah menjadi bagian Israel di Bait Allah akhir
zaman di Ef. 2:20- 22.
Karena itu, rahasia ini bukan penyingkapan yg benar 2 baru, seba-
liknya memiliki hubungan organik dengan PL, yg sekarang
diperjelas di penyingkapan PB. Di sebagian besar PB, kata “rahasia”
(musterion) dipakai untuk penggenapan nubuat akhir zaman PL,
seringkali de- ngan cara tak terduga, hal yg sama berlaku di sini.
Penggenapan yg tak terduga adalah: dari sudut pandang PL,
waktunya terjadi sekali- gus, tapi ternyata waktu penggenapannya
yg sangat panjang, tahap awal dimulai di kedatangan Kristus yg
pertama, tahap akhir ada di akhir zaman yg belum disingkapkan
kapan terjadinya. Tapi ada as- pek lain dari ketakterdugaan ini, yaitu
cara penggenapannya: bangsa lain menjadi bagian dari Israel sejati,
bukan dengan ziarah ke geogra- fi Israel dan memakai tanda unik
teokrasi Israel, tapi dengan ziarah ke diri Yesus, Israel sejati, dan
diidentifikasi bersama Dia sebagai tan- da utama Israel sejati.
Konsekuensinya, Identifikasi bangsa lain sebagai “Israel” bukan
heremeneutik allegori atau merohanikannya, tapi hermeneutik “le-
gal representative” (wakil sah) atau hermeneutik “corporate”
(kelom- pok), yg menjadi dasar indentifikasi gereja. Kristus adalah
Israel seja- ti, dan gereja juga merupakan Israel sejati, yg memulai
penggenapan janji pemulihan Israel.
Pengertian bahwa Mesias menjadi wakil Israel hari terakhir dan bang-
sa lain menjadi bagian Israel sejati, berasal dari PL.
14.2.1 Yesaya 49
14.2.2 Mazmur 87
14.2.3 Yesaya 19
14.2.4 Yesaya 56
14.2.5 Yesaya 66
Bangsa lain yg menjadi imam di Bait Allah akhir zaman juga dijelask-
an di Yes. 66:18-21:
18 Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan me-
reka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bang-
sa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan
melihat kemuliaan-Ku. 19 Aku akan menaruh tanda di
tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara me-
reka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa,
yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal
dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum
per-
nah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum
per- nah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka
memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. 20
Mereka itu ak- an membawa semua saudaramu dari
antara segala bang- sa sebagai korban untuk TUHAN di
atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal
dan unta betina yang ce- pat, ke atas gunung-Ku yang
kudus, ke Yerusalem, firman TUHAN, sama seperti
orang Israel membawa korban da- lam wadah yang
tahir ke dalam rumah TUHAN. 21 Juga dari antara
mereka akan Kuambil imam-imam dan orang- orang
Lewi, firman TUHAN.
Yes. 66:7-14 fokus kepada pemulihan Israel yg setia, tapi Yes. 66:14b-
18a menubuatkan penghakiman bagi yg tak setia. Kemudian Yes. 66:18b-
21 fokus kepada bangsa2 yg akan dikumpulkanNya. Ayat 18b berkata,
Allah akan mengumpulkan segala bangsa, sehingga mereka melihat
kemuliaanNya.
Kata “mereka” di ayat 19 kemungkinan besar adalah Israel yg setia,
yg tersisa setelah penghakiman, dan mulai dipulihkan. Mereka seka-
rang pergi ke segala bangsa untuk memberitakan pemulihan ilahi
(“memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa”).
Siapa “saudara” yg disebut di ayat 20?
“Saudara” adalah Israel yg dipulihkan atau bangsa2 lain yg mene-
rima berita tentang kemuliaan Allah. Biasanya kata “saudara” (akh)
dipakai untuk etnis yg sama, yaitu Israel. Tapi alur pemikiran teks
ini mengarah ke bangsa lain yg dikumpulkan Tuhan. Hal ini
diperkuat dengan pengamatan ke-2: di kitab Yesaya dan nabi lain,
tidak pernah disebutkan Israel memulihkan orang Israel lainnya.
Pengamatan ke-3 juga mendukung pengertian “saudara” sebagai
bangsa lain. Ayat 20 diakhiri dengan kiasan perbandingan
misionaris Israel dengan bang- sa lain: “seperti orang Israel
membawa korban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah
TUHAN.”
Jika tafsir ini benar, “saudara” di Yes. 66:20 adalah bangsa lain yg
bertobat, ayat 21 secara natural ditujukan kepada bangsa lain. “Ju-
ga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-
orang Lewi.” Allah tidak perlu lagi berfirman tentang imam dan
Lewi yg diambil dari Israel (hal yg sudah umum), tapi Dia
berfirman tentang imam dan Lewi yg berasal dari bangsa lain di
akhir zaman.
14.2.6 Zakharia
14.2.7 Yehezkiel 47
14.3.1.1 Paulus
Orang Kristen adalah Kekasih Allah, Pilihan, dan Gereja
Allah menyebut Israel sebagai “kekasih” (Ul. 32:15; 33:12; Yes. 44:2’
Yer. 11:15; 12:7; 51). Hal ini menjadi latar belakang sebutan Paulus ba-
gi gereja Tesalonika sebagai “yang dikasihi Allah” (1 Tes. 1:4).
Kom- binasi “kasih” dan “pilihan” bagi Israel di PL menjadi latar
belakang 1 Tes. 1:4, “Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang
dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.” Mereka juga
disebut “jemaat [gere- ja]” (ekklesia). Kata Yunani ekklesia di LXX
dipakai untuk orang Israel
14.3 pe NG ert I AN p B te N t AN G I S r A el se JA t I 22
7
(lihat LXX Ul. 23:2-3; 31:30; 1 Sam. 17:47; 1 Taw. 28:8; Neh. 13:1). Ini
bukan sekedar kiasan, Gereja adalah kelanjutan umat Israel di PL.
Pernyataan lain orang Kristen sebagai “kekasih” Allah ditemukan
di Rom. 9:25: “seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi
Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang buk-
an kekasih: kekasih.” Ini adalah kutipan dari Hos. 2:23. Hosea ber-
nubuat tentang keselamatan Israel, tapi Paulus mengaplikasikannya
untuk bangsa lain. Hal ini bukan sekedar analogi, tapi penggenapan
dari nubuat.
Orang Kristen adalah Anak2 Allah, Benih Abraham, Israel, Yerusalem,
Yahudi yg Disunat
Di pasal sebelumnya telah dibahas Yesus adalah Anak Allah dan
Anak Manusia, dalam peranNya sebagai Adam dan Israel akhir zam-
an.
Identifikasi orang percaya bersama Yesus, Israel sejati dan Anak
Allah, menjadi alasan mereka juga dipanggil “anak 2 Allah.” Karena
Yesus adalah Anak Allah, maka mereka yg diidentifikasi bersama
Yesus disebut “anak angkat,” bukan anak natural seperti Yesus, tapi
diadopsi ke dalam keluarga Allah (Gal. 4:4-7).
Pengertiaan orang Kristen menjadi bagian dari Israel, keluarga Allah,
dinyatakan dengan baik di Galatia. Ada satu Mesias, yg diidentifika-
si bersama Israel, dan mewakili umatNya (Yes. 49). Paulus melihat
Kristus sebagai rangkuman Israel sejati, dan semua orang, Yahudi
dan non-Yahudi, yg diwakili Yesus, adalah Israel sejati. Gal. 3:15, 26,
29 menyatakan konsep ini.
Gal. 3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala
janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan
"ke- pada keturunan-keturunannya" seolah-olah
dimaksud ba- nyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan
kepada keturu- nanmu", yaitu Kristus.
Gal. 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah
karena iman di dalam Yesus Kristus.
Gal. 3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka
kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak mene-
rima janji Allah.
Kristus adalah penggenapan janji benih Abraham, dan semua orang
yg beriman yg diidentifkasi bersama Dia dianggap “anak2 Allah”
(3:26) dan juga menjadi “benih Abraham, pewaris menurut janji”
- yaitu penggenapan janji. Di PL “benih Abraham” adalah
referensi tentang Israel, bukan bangsa lain, walaupun benih Israel
ini akan menjadi berkat bagi bangsa lain (Kej. 12:7; 13:15-16; 15:5;
17:8; 22:17-
18; 26:4; 32:12).
Konsekuensinya, orang percaya adalah anak dari “Yerusalem
sor- gawi,” “ibu” mereka, sehingga dianggap lahir di Yerusalem
sejati (Gal. 4:26, 31), karena itu dianggap penduduk asli
Yerusalem. Pau- lus memakai latar belakang Mz. 87, yg bernubuat
bangsa lain akan
lahir di Yerusalem akhir zaman, menjadi anak dari ibu mereka, Yeru-
salem. Karena itu Paulus bisa berkata, “bersunat atau tidak bersunat
tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada
arti- nya” (Gal. 6:15). Paulus berkata orang yg “dipimpin oleh patokan
ini” (bukan berdasarkan etnis di ciptaan baru), “turunlah kiranya
damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik
Allah” (Gal. 6:16). Orang percaya, Yahudi dan non-Yahudi,
disebut “Israel milik Allah.”
Itulah sebabnya Paulus menyebut generasi pertama Israel
sebagai “nenek moyang” dari orang Kristen di Korintus (1 Kor. 10:1),
kontras dengan orang Israel yg tak percaya sebagai “Israel
menurut daging” (1 Kor. 10:18). Paulus juga menyebut bangsa lain
“kawan sewarga” bersama “orang-orang kudus” Yahudi, karena
bangsa lain tidak la- gi “tidak termasuk kewargaan Israel” (Ef.
2:12, 19). Bangsa lain yg percaya Yesus adalah “orang Yahudi sejati
ialah dia yang tidak nam- pak keyahudiannya” yg di“sunat di dalam
hati, secara rohani” (Rom. 2:26-29). Sebaliknya orang Yahudi yg tak
percaya disebut “penyunat- penyunat yang palsu” sedangkan
jemaat Filipi adalah “orang-orang bersunat” (Fil. 3:2-3), karena
orang Kristen “telah disunat, bukan de- ngan sunat yang dilakukan
oleh manusia, tetapi dengan sunat Kris- tus” (Kol. 2:11).
Orang Kristen adalah Mempelai Kristus
Israel adalah istri dari Yahweh di PL (Yes. 54:5–6; Yhz. 16:32;
Hos. 1:2), tapi Israel telah menjadi pelacur (mis. Yhz. 16). Paulus
menyebut gereja sebagai mempelai Kristus di 2 Kor. 11:2; Ef. 5:25-27.
Orang Kristen adalah Kebun Anggur atau Ladang
Israel disebut sebagai “kebun anggur” Allah atau “ladang” di
PL. Perumpamaan kebun anggur di Yes. 5:1-7 berbicara tentang
Israel dan ditutup dengan “Sebab kebun anggur TUHAN semesta
alam ialah kaum Israel.” (cf. Yer. 12:10; Yhz. 19:10).
Perumpamaan Yesus tentang kebun anggur (Mat. 21:33-41; cf. Yes.
5:1-7) juga menjadi latar belakang pandangan Paulus tentang
gereja sebagai kebun anggur. Yesus berkata, pengusaha kebun
anggur (pe- mimpin Israel) tak memperdulikan hamba dari pemilik
kebun ang- gur ini (nabi2) dan membunuh anak pemilik (Yesus).
Akibatnya sang Pemilik (Allah) “akan membinasakan orang-orang
jahat itu dan ke- bun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap la- in , yang akan menyerahkan hasilnya
kepadanya pada waktunya” (Mat. 21:41). Yesus kemudian
memberikan tafsirannya “Kerajaan Allah akan diambil dari padamu
dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan
buah Kerajaan itu” (Mat. 21:43).
Di 1 Kor. 3 Paulus menyebut dirinya sebagai orang yg “menanam”
dan Apollos sebagai orang yg “menyiram” Firman Allah, tapi bukan
mereka berdua yg memberi pertumbuhan (1 Kor. 3:5-8). Allah sendiri
yg memberi pertumbuhan (3:6b-7). Ayat 9 menyebut gereja Korintus
sebagai “ladang Allah” atau “kebun anggur Allah.”
Orang Kristen adalah Bagian dari Pohon Zaitun
Israel (Yes. 17:6; Yer. 11:16; hos. 14:6), tokoh ideal di Israel
(Mz. 128:3), dan pemimpin Israel (Hak. 9:8-9; Mz. 52:8; Zak. 4:3, 11-
12) se- ring digambarkan sebagai “pohon zaitun” (LXX: elaia).
Personfikasi Hikmat, yg menjadikan Israel sebagai tempat
tinggalnya, juga dise- but “pohon zaitun yg indah” (Sir. 24:14), dan
imam besar Israel ada- lah “pohon zaitun yg berbuah lebat” (Sir.
50:10).
Di Rom. 11:17, 24 Paulus menyebut bangsa2 lain sebagai
“tunas liar” yg telah dicangkokkan di “pohon zaitun” (elaia)
Israel. Paulus memakai gambaran umum Israel sebagai pohon zaitun
di PL. Bangsa lain sekarang disatukan dengan Israel, menjadi
penerus Israel sejati.
Orang Kristen adalah Umat yg Ditebus dan Umat Khusus Allah
Di Titus 2:14, Paulus berkata bahwa Kristus “telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala
kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
kepunyaan-Nya sen- diri [heauto laon periousion], yang rajin
berbuat baik.” Istilah “umat khusus” (auto [moi] laon periousion)
muncul berulangkali di Pentateu- ch LXX (Kel. 19:5; 23:22; Ul. 7:6;
14:2; 26:8).
Ketika Paulus memakai kata “umat” (laos) untuk orang Kristen Ya-
hudi dan non-Yahudi, hal ini memiliki makna sejarah keselamatan
penting. Kata ini di LXX biasanya dipakai untuk Israel, terutama se-
bagai umat Allah (mis. Kel. 19:4-7; Ul. 4:6; 32:9, 36, 43, 44). LXX
me- makai laos sebagai terjemahan dari kata Ibrani am. LXX
menyebut bangsa lain dengan “bangsa” (ethne), jarang sekali
disebut “umat” (laos). Paulus bisa memakai “umat” (laos) bagi
gereja, yg terdiri da- ri orang Yahudi dan Yunani, ketika dia
melakukannya, dia melihat gereja sebagai penerus eskatologis dari
Israel sejati.
Bagian III
TEOLOGIPB-SEBUAHKEPELBAGAIAN