Anda di halaman 1dari 43

Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

● Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat


● Pengantar
● Bab 1 -- Apa itu Gerakan Perintisan Jemaat?
● Bab 2 -- GPJ Dari Dekat
● Sekelompok Masyarakat di Amerika Latin
● Sebuah Daerah di Cina
● Boldari di India
● Orang Khmer di Kamboja
● Pergerakan-Pergerakan Lain Yang Sedang Merebak
● Bab 3 -- Sepuluh Unsur Universal
● Bab 4 -- Sepuluh Faktor Umum
● Bab 5 -- Sepuluh Penanganan Praktis
● Bab 6 -- Pertanyaan-Pertanyaan Yang Sering Dilontarkan
● Bab 7 -- Kendala-Kendala Bagi Suatu GPJ
● Bab 8 -- Visi GPJ Bagi Dunia
● Glosari Gerakan Perintisan Jemaat

GERAKAN-GERAKAN PERINTISAN JEMAAT

[Indeks 00000]

diterjemahkan dari:

Church Planting Movements

David Garrison

Office of Overseas Operations

International Mission Board of the Southern Baptist Convention

P.O. Box 6767 o Richmond, VA 23230-0767

Untuk informasi lebih lanjut tentang buku ini dan bahan-bahan sejenis, hubungi:

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (1 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)

Kotak Pos 25/SLONS

Surakarta 57135

Email: ==> explorer mailto:ylsa@sabda.org

Situs Web: ==> explorer http://www.sabda.org/ylsa/

Pengantar

[Indeks 00000]

Laporan-laporan berdatangan dari segala penjuru dunia. Awalnya hanya sedikit, tapi sekarang
menjadi semakin sering, satu sama lain saling mempertegas laporan-laporan tentang jumlah yang
mencengangkan dari orang-orang yang percaya kepada Kristus: ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu,
membentuk jemaat-jemaat dan menyebarluaskan iman mereka yang baru.

Asia Tenggara
Ketika seorang koordinator bagian strategi mengawali penugasannya pada tahun 1993, hanya ada tiga
gereja dan 85 orang percaya di antara populasi yang berjumlah lebih dari 7 juta jiwa yang belum
terjangkau. Empat tahun kemudian, terdapat lebih dari 550 gereja dan sekitar 55.000 orang percaya.

Afrika Utara
Dalam khotbah Jumat mingguannya, seorang imam Muslim Arab, berkeberatan bahwa lebih dari
10.000 muslim yang tinggal di daerah pegunungan sekitar situ telah beralih dari Islam dan menjadi
orang Kristen.

Sebuah Kota di Cina

Dalam kurun waktu empat tahun (1993-1997), lebih dari 20.000 orang menjadi percaya, dan
menghasilkan terbentuknya lebih dari 500 gereja.

Amerika Latin

Dua persatuan gereja Baptis berhasil mengatasi penganiayaan yang serius dari pemerintah sehingga
bertumbuh dari 235 gereja dalam tahun 1990, menjadi lebih dari 3200 di tahun 1998.

Asia Tengah

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (2 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Seorang koordinator bagian strategi melaporkan: "Kira-kira pada akhir tahun 1996, kami berkunjung
ke bermacam-macam gereja di daerah itu dan memperoleh catatan mereka tentang berapa banyak
orang yang menerima Kristus dalam sepanjang tahun itu. Waktu seluruh catatan itu dijumlahkan,
didapati ada 15.000 pembaptisan dilakukan dalam setahun. Tahun sebelumnya kami perkirakan
keseluruhannya hanya 200 orang."

Eropa Barat

Seorang misionaris di Eropa melaporkan: "Tahun lalu (1998), saya dan istri saya memulai 15
kelompok gereja sel yang baru. Waktu kami harus pergi selama enam bulan untuk tugas luar daerah,
kami bertanya-tanya kira-kira apa yang akan kami dapati waktu kembali. Benar-benar mengejutkan!
Kami dapat membuktikan bahwa saat ini paling tidak ada 30 gereja, tapi saya yakin jumlah yang ada
sebenarnya bisa dua atau tiga kali lipat."

Etiopia
Seorang pembuat strategi misi berkomentar, "Kami memerlukan 30 tahun untuk membangun 4 gereja
di negara ini. Dalam sembilan bulan terakhir ini, kami sudah memulai 65 gereja sel."

Saat ini seluruh bagian dunia sedang digetarkan oleh semacam Gerakan Perintisan Jemaat. Kadang-
kadang yang kami lihat hanya angka-angka, tapi sering kali deretan angka-angka itu disertai dengan
penggambaran yang sangat hidup, seperti pesan e-mail yang baru diterima ini: "Semua pemimpin/
gembala dalam gereja-gereja sel kami adalah orang-orang awam karena kami mengalihtugaskan kerja
dengan cepat sampai-sampai seorang misionaris kadang-kadang hanya memimpin dua, paling banyak
tiga kali pertemuan Pemahaman Alkitab, sebelum Tuhan mengangkat setidaknya seorang pemimpin
dari kelompok itu. Pemimpin yang baru ini bukan cuma diselamatkan, tapi pada saat yang sama juga
terlihat mempunyai panggilan untuk memimpin. Jadi, kami lalu membaptis dan memberikan padanya
sebuah Alkitab. Setelah para petobat/pemimpin baru ini dibaptis, mereka begitu berapi-api, sampai-
sampai kami tidak dapat membendung mereka lagi. Mereka menyebar ke seluruh negara memulai
pertemuan-pertemuan Pemahaman Alkitab, dan beberapa minggu setelah itu kami mulai mendengar
berita tentang sudah berapa banyak gereja yang mulai berjalan. Ini benar-benar hal paling
menakjubkan yang pernah kami lihat! Kami tidak memulainya, dan kalau kami melakukannya, kami
tidak dapat menghentikannya."

Jauh di balik kegairahan dan luapan kegembiraan karena hal-hal di atas, banyak misionaris tertinggal
dalam setumpuk pertanyaan. Sebagian besar dari mereka tidak pernah melihat Gerakan Perintisan
Jemaat sebelumnya. Tapi membawa satu suku bangsa datang pada Kristus adalah nuansa memikat
yang menjadi mimpi setiap misionaris. Pemikiran bahwa ada lautan manusia sedang menunggu-
nunggu untuk mendengar dan menanggapi berita injil adalah gairah yang membakar hati dan pikiran
setiap misionaris di seluruh dunia.

Jadi apa itu Gerakan Perintisan Jemaat? Fenomena apakah ini yang telah begitu memukau kita? Di
mana saja Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat ini berlangsung? Kenapa baru sekarang terjadi?

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (3 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Apakah ini sesuatu yang baru atau sebenarnya sejak lama ia sudah ada bersama kita? Apa
penyebabnya? Apakah peristiwa-peristiwa ini terjadi secara acak, atau ada sesuatu yang sama di
semua pergerakan? Apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk mendorong terjadinya hal
tersebut?

Semakin banyak misionaris dan pakar strategi misi melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit
tersebut serta berusaha memahami sifat alamiah dari Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang sulit biasanya memimpin kepada jawaban-jawaban yang sangat
membantu. Pertanyaan-pertanyaan di atas dan jawaban-jawabannya merupakan pokok bahasan buku
ini.

Untuk mendapatkan intisari pokok-pokok pikiran tadi, kami telah bertanya kepada banyak misionaris,
pakar strategi misi dan orang-orang yang mempunyai pengalaman pribadi dengan Gerakan Perintisan
Jemaat, untuk memikirkan apa yang telah mereka alami dan memproses berbagai pengalaman itu
dalam suatu forum yang mengundang kritik dan analisa. Lewat mata mereka, kami telah berusaha
memisahkan unsur-unsur kunci yang menumbuhkan fenomena ini maupun rintangan-rintangan yang
menghalangi terjadinya Gerakan Perintisan Jemaat. Kami juga menugaskan mereka untuk
menyediakan langkah-langkah praktis dalam memulai maupun memelihara Gerakan Perintisan
Jemaat. Penyusun sangat berhutang budi kepada para sejawat pemberita injil ini.

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk:

1. mendefinisikan Gerakan Perintisan Jemaat;


2. mengidentifikasikan ciri-ciri universalnya;
3. memeriksa halangan-halangan umum bagi Gerakan Perintisan Jemaat;
4. menganalisa sejumlah studi kasus aktual;
5. menyediakan tuntunan praktis untuk memulai dan memelihara Gerakan Perintisan Jemaat; dan
6. membicarakan beberapa pertanyaan yang sering kali dikemukakan tentang Gerakan Perintisan
Jemaat.

Semua studi kasus dan ilustrasi yang digunakan dalam buku ini datang dari segala penjuru dunia.
Beberapa dikumpulkan dari negara-negara bebas di mana hanya sedikit aturan perundangan yang
menjadi penghalang pemberitaan injil. Lainnya lagi berasal dari tempat-tempat di mana kekristenan
dianiaya bahkan dilarang. Kami tidak berani meniadakan Gerakan Perintisan Jemaat ini dari laporan
peninjauan kami, tapi kami merasa harus merahasiakan nama dan tempat dengan tujuan melindungi
mereka yang terlibat.

Buku ini tidak disusun di atas teori-teori yang sedang kami coba untuk dibuktikan, juga bukanlah
sebuah bagan isian baku yang kami paksakan berlaku untuk beragam situasi. Ini adalah deskripsi dari
apa yang telah kami lihat dan pelajari. Prinsip-prinsip yang ada disimpulkan dari Gerakan Perintisan
Jemaat yang aktual oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Untuk menyajikan ketepatan
penggambarannya sepersis mungkin, akan kami sebutkan pada anda ciri-ciri apa yang sering kali

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (4 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

muncul dan juga ciri mana yang tidak biasa.

Kami berdoa agar buklet ini menjadi sumber yang bermanfaat bagi rekan-rekan misionaris dan
penginjil di seluruh dunia, pada saat kita semua berusaha memahami apa yang sedang Bapa kerjakan
dan menempatkan diri kita di dalam misi bersama-Nya, saat Ia mengungkapkan Gerakan Perintisan
Jemaat di antara segala suku bangsa.

Bab 1 -- Apa itu Gerakan Perintisan Jemaat?

[Indeks 00000]

Pada tahun 1998, Tim Pimpinan Komite Luar Negeri dari International Mission Board mengadopsi
sebuah pernyataan visioner: Kami akan menolong orang-orang yang belum terjangkau untuk datang
mendapatkan keselamatan iman dalam Yesus Kristus dengan memulai dan memelihara Gerakan
Perintisan Jemaat di antara segala suku bangsa. Pernyataan dari visi ini menjadi acuan pelayanan dari
sekitar 5.000 misionaris IMB di lebih dari 150 negara di berbagai belahan dunia.

Jadi, apakah sesungguhnya Gerakan Perintisan Jemaat itu? Definisi yang sederhana dan ringkas dari
Gerakan Perintisan Jemaat (GPJ) adalah: peningkatan yang cepat dan eksponensial dari tindakan
perintisan jemaat-jemaat yang dikerjakan oleh jemaat-jemaat indigenos {1} di dalam suku atau
golongan populasi tertentu.

Ada beberapa unsur kunci dalam definisi ini. Yang pertama adalah cepat. Sebagai suatu gerakan,
Gerakan Perintisan Jemaat merebak dengan peningkatan yang cepat dalam hal dimulainya sebuah
jemaat baru. Perintisan jemaat yang bersaturasi (mengakibatkan timbulnya titik kejenuhan) yang
terjadi selama beberapa dekade atau bahkan beberapa abad memanglah baik, tapi tidak bisa
dikualifikasikan sebagai Gerakan Perintisan Jemaat.

Kedua, peningkatan itu bersifat eksponensial. Ini berarti, pertambahan jumlah gereja demi gereja
bukan sekedar pertumbuhan kenaikan deret angka biasa -- yaitu pertambahan satu atau dua gereja
setiap tahun. Sebaliknya, ia berlipatganda dalam deret bilangan berpangkat -- dua gereja menjadi
empat, empat menjadi 16 dan seterusnya. Multiplikasi secara eksponen hanya mungkin terjadi bila
jemaat-jemaat yang baru dimulai, dibangun oleh jemaat itu sendiri, bukan oleh para perintis jemaat
profesional atau misionaris-misionaris.

Yang terakhir, semuanya adalah jemaat-jemaat indigenos (asli). Artinya, jemaat-jemaat itu dilahirkan
dari dalam dan bukan dari luar. Ini bukan berarti bahwa Injil dapat memancar secara naluriah (intuitif)
dari dalam suatu suku. Injil selalu berasal dari luar suatu suku; dan ini adalah tugas seorang
misionaris. Meskipun begitu, dalam Gerakan Perintisan Jemaat, momentum dengan cepat berubah
menjadi indigenos, di mana inisiatif dan semangat pergerakan berasal dari dalam suku itu sendiri,

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (5 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

bukan dari pihak luar.

Jika definisi ini kurang memadai, mungkin kita perlu memperjelas hal-hal apa saja yang bukan
Gerakan Perintisan Jemaat. Gerakan Perintisan Jemaat bersifat lebih dari sekedar "penginjilan yang
menghasilkan jemaat-jemaat." Penginjilan yang menghasilkan jemaat-jemaat memang bagian dari
suatu Gerakan Perintisan Jemaat, tapi tidak memiliki "visi akhir" seluas Gerakan Perintisan Jemaat.
Seorang perintis jemaat (church planter) bisa saja berpuas diri dengan sasaran terbangunnya satu atau
bahkan sekumpulan jemaat/gereja, tapi ia gagal melihat bahwa yang dibutuhkan adalah satu
pergerakan di mana jemaat akan merintis jemaat untuk menjangkau seluruh suku tersebut.

Gerakan Perintisan Jemaat juga lebih dari sebuah kebangunan rohani yang terjadi dalam jemaat-
jemaat yang bukan jemaat baru. Terjadinya kebangunan-kebangunan rohani sangat diharapkan, tapi
itu pun bukanlah Gerakan Perintisan Jemaat. Kebaktian-kebaktian penginjilan dan program-program
kesaksian memang bisa membawa ribuan orang kepada Kristus, dan tentu saja itu hal yang
menakjubkan, tapi itu tidak sama dengan Gerakan Perintisan Jemaat. Gerakan Perintisan Jemaat
memperlihatkan bagaimana jemaat-jemaat dengan cepat melahirkan jemaat lain (bereproduksi).

Gerakan Perintisan Jemaat adalah: peningkatan yang cepat dan eksponensial dari tindakan perintisan
jemaat-jemaat yang dikerjakan oleh jemaat-jemaat indigenos di dalam suku atau golongan populasi
tertentu.

Barangkali yang paling menyerupai, tetapi tetap bukanlah Gerakan Perintisan Jemaat adalah, saat di
mana para perintis jemaat lokal dilatih dan disebarkan untuk merintis pembentukan beberapa jemaat
(multiplikasi) di tengah kaum/sukunya masing-masing. Inilah metode penyebaran jemaat di tengah
suku atau golongan populasi tertentu yang paling berhasil, tetapi momentum penyebarannya tetap
berada di tangan kelompok para perintis jemaat profesional yang terbatas, bukannya di dalam hati
setiap jemaat yang baru saja dibangun.

Akhirnya, sebuah Gerakan Perintisan Jemaat, bukanlah akhir dari pergerakan itu sendiri. Akhir dari
semua kerja keras kita adalah agar Bapa dimuliakan. Hal ini akan terjadi setiap kali seseorang masuk
ke dalam hubungan yang benar dengan Dia melalui Yesus Kristus. Pada saat seseorang
melakukannya, ia tergabung ke dalam jemaat-jemaat yang memampukannya terus bertumbuh dalam
kasih karunia bersama-sama dengan orang percaya lainnya yang sehati sepikiran. Kapan saja
seseorang datang kepada hidup baru di dalam Yesus Kristus, Bapa dimuliakan. Kapan saja sebuah
jemaat dirintis --tidak peduli siapa yang melakukannya -- maka ada dasar untuk bersukacita.

Lalu kenapa Gerakan Perintisan Jemaat ini begitu istimewa? Karena nampaknya dalam gerakan ini
tersimpan potensi terbesar untuk membawa mereka yang belum terjangkau kepada hidup baru dalam
Kristus dan ke dalam komunitas orang beriman dalam jumlah yang melebihi metode mana pun yang
sudah ada.

Meskipun begitu, Gerakan Perintisan Jemaat bukan sekedar suatu peningkatan jumlah jemaat,

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (6 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

meskipun itu adalah hal yang positif. Sebuah Gerakan Perintisan Jemaat terjadi ketika visi jemaat
melahirkan jemaat menjalar dari para misionaris dan para perintis jemaat profesional kepada jemaat-
jemaat itu sendiri, sehingga melalui sifat-dasarnya mereka memenangkan jiwa yang terhilang dan
bereproduksi sendiri.

Mari kita tinjau lagi beberapa hal kunci. Para misionaris adalah perintis-perintis jemaat yang cakap,
tapi jumlah mereka selalu sangat terbatas. Para perintis lokal (yang berasal dari daerah/suku itu
sendiri) lebih dapat diharapkan, karena jumlah mereka yang jauh lebih banyak. Tapi Gerakan
Perintisan Jemaat menyimpan potensi jauh lebih banyak lagi, karena tindakan perintisan jemaat
dilakukan oleh jemaat itu sendiri, yang akan membawanya kepada kemungkinan jumlah terbesar dari
dimulainya jemaat-jemaat baru.

Untuk lebih memahami Gerakan Perintisan Jemaat ini, mari kita periksa beberapa studi kasus dan
kemudian membedahnya untuk analisa yang lebih dekat.

{1} Jemaat indigenos: sering disebut gereja suku, jemaat asli/pribumi, yang memakai budaya suku/
golongannya sendiri.

Bab 2 -- GPJ Dari Dekat

[Indeks 00000]

Misionaris-misionaris IMB sekarang sedang ikut serta dalam beberapa Gerakan Perintisan Jemaat dan
yang mirip dengan Gerakan Perintisan Jemaat di seluruh dunia. Walaupun setiap gerakan ini
memperlihatkan adanya pengaruh dari para misionaris kami, tetapi pada saat yang sama bentuk
Gerakan Perintisan Jemaatnya berbeda satu dengan yang lain.

Walaupun ada perbedaan-perbedaan, tetapi ada beberapa kesamaan hal yang memberi ciri kepada
hampir setiap Gerakan Perintisan Jemaat (GPJ). Pada contoh-contoh berikut ini, akan anda lihat
bagaimana para misionaris IMB sampai terlibat dalam Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat. Beberapa
dari mereka sangatlah berperan sejak dimulainya gerakan tersebut, sementara yang lain baru ikut
terlibat setelah gerakan ini berlangsung. Dari setiap kasus, ada pelajaran-pelajaran yang dapat kita
tarik dan mungkin dapat diterapkan pada situasi-situasi lain.

Bab 2 -- GPJ Dari Dekat

[Indeks 00000]

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (7 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Sekelompok Masyarakat di Amerika Latin

Latar Belakang

Sama seperti negara-negara Amerika Latin lainnya, negara ini pun penduduknya adalah keturunan
campuran bangsa Eropa, Spanyol dan Afrika. Pemerintahan yang otoriter selama beberapa dekade
telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan membatasi kebebasan individual. Negara ini miskin,
tapi relatif masih lebih berpendidikan, di mana tingkat kemampuan baca tulis warganya mencapai
lebih dari 90 persen, dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitarnya.

Secara tradisional, 95% dari populasinya beragama Roma Katolik. Walau pun begitu, selama lebih
dari 25 tahun pemerintah berupaya untuk menekan kebebasan beragama. Lalu, pada tahun 1991,
pemerintah bersikap lebih longgar dan memulai liberalisasi ekonomi serta berancang-ancang
melakukan hal yang sama menyangkut agama. Kebebasan beragama yang ada sekarang ini memang
belum menjadi hak yang dilindungi, tetapi keadaan sekarang semakin membaik.

Gereja Baptis Selatan, sudah memulai pekerjaan misinya di sana lebih dari seabad yang lalu. Selama
75 tahun berikutnya, para misionaris merintis jemaat, melatih para pemimpin, dan membangun
Denominasi Baptis lokal yang beranggotakan kurang lebih 3.000 orang. Setelah terjadi kudeta militer,
semua misionaris dipenjarakan dan kemudian diusir keluar dari negara itu. Bersama para misionaris
itu, pergi juga setengah dari anggota jemaat baptis lokal dan sebagian besar pemimpin jemaat. Selama
beberapa dekade berikutnya gereja terancam punah dari negara itu. Penganiayaan, pemenjaraan dan
penyiksaan terjadi di mana-mana. Selama masa penekanan itu, secara perlahan jumlah orang percaya
meningkat.

Apa yang Terjadi


Karena adanya upaya-upaya misi (gereja) Baptis Amerika dan Baptis Selatan secara terpisah, Gereja-
gereja Baptis di negara itu berkembang menjadi Uni Selatan dan Uni Utara. Walaupun terjadi
pemisahan, kedua perserikatan (union) tersebut mengalami Gerakan Perintisan Jemaat di masa 1990-
an. Pada tahun 1989 Uni Utara beranggotakan 5.800 orang. Dalam tahun yang sama, mereka mulai
mengalami kebangunan dengan pertambahan anggota sebanyak 5,3% dan meningkat menjadi 6,9%
pada tahun berikutnya. Pada akhir tahun 1990, keanggotaan Uni Utara telah bertumbuh dari 5.800
menjadi 14.000 orang. Sepanjang kurun waktu yang sama, jumlah gereja bertambah dari 100 menjadi
1.340. Pada laporan terakhir, hampir tidak terlihat tanda-tanda bahwa pertumbuhan ini mulai
menurun. Sekarang, terdapat lebih dari 38.000 anggota tetap pada gereja-gereja itu yang sedang
menantikan saat untuk dibaptis.

Perkembangan yang serupa merebak juga dalam Uni Selatan. Pada tahun 1989, mereka hanya
memiliki 129 gereja, yang jumlah keanggotaannya kurang dari 7.000. Melalui 533 baptisan yang
tercatat pada tahun itu, gereja-gereja itu mulai menunjukkan gairah yang hidup. Pada tahun 1998,
keanggotaan mereka telah membengkak mendekati angka 16.000 dengan jumlah orang yang dibaptis
sebanyak 2.000 per tahunnya. Jumlah gereja terus bertambah sepanjang tahun yang sama dari 129
menjadi 1.918, suatu tingkat pertumbuhan yang sangat menonjol untuk satu dekade, yaitu 1.387%.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (8 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Faktor-Faktor Kunci
Ada beberapa faktor yang menjadi penunjang bagi Gerakan Perintisan Jemaat yang terjadi di negara
Amerika Latin ini. Misionaris-misionaris asing memainkan beberapa peran yang sangat strategis.
Peran strategis pertama didapatkan ketika para misionaris pertama kali memperkenalkan Injil kepada
penduduk negara itu. Mereka menanamkan dengan sungguh-sungguh Firman Allah dan keimamatan
semua orang percaya bagi jemaat-jemaat yang baru itu. Akan tetapi, sewaktu perubahan pada
pemerintahanan memaksa para misionaris untuk meninggalkan negara itu, keKristenan punya dua
pilihan: menjadi jemaat indigenos atau mati. Selama beberapa tahun kemudian, terisolasinya negara
ini dari hubungan dengan orang-orang Kristen di luar negara itu yang berarti mempersulit
kemungkinan mendapatkan bantuan dana dari pihak asing untuk pembangunan gedung-gedung mau
pun untuk mensubsidi para pendeta, justru makin memperdalam proses indigenosasi gereja-gereja.

Selama masa isolasi itu, para misionaris di bidang media yang bekerja di luar negara tersebut terus
membanjiri wilayah itu dengan siaran radio penginjilan dalam bahasa hati {2} Spanyol masyarakat.
Para misionaris ini dan Kristen diaspora {3} juga tekun melakukan doa yang penuh kesiagaan dan tak
putus-putusnya bagi orang-orang percaya mau pun jiwa-jiwa terhilang yang ada dalam negara itu.

Pada waktu para misionaris dari IMB dapat kembali berhubungan dengan jemaat-jemaat di sana pada
akhir tahun 1980, mereka menemukan bahwa iman berbasis doktrin Baptis telah tertanam dengan
kuat di bangsa itu. Sampai pada titik ini, para misionaris lalu melakukan kontribusi strategis yang
kedua, yakni memelihara dan mendewasakan pergerakan lewat doa, pemuridan, pelatihan
kepemimpinan dan lokakarya penginjilan serta metodologi gereja sel -- tanpa menciptakan
ketergantungan ataupun corak asing di dalam gerakan ini.

Ada beberapa faktor dan ciri lain yang memberikan kontribusi kepada gerakan ini: sejak awal,
pembacaan ayat-ayat firman Tuhan dan penyembahan sudah dilakukan dalam bahasa hati orang-orang
ini. Ditunjang oleh tingginya tingkat kemampuan baca-tulis, Alkitab lalu menjadi pusat dari
kehidupan rohani mereka, secara bersama maupun perseorangan.

Doa juga merupakan komponen kunci. Jemaat-jemaat Baptis dalam gerakan ini, menyebut diri
mereka sebagai "umat yang berlutut." Doa-doa secara tetap dan terus menerus melumuri
penyembahan dan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka juga adalah orang-orang yang suka
menyanyi. Ibadah-ibadah penyembahan mengumandangkan kidung-kidung yang hidup dan puji-
pujian di dalam bahasa hati mereka. Seorang pemimpin jemaat menggambarkan musik sebagai "satu
bentuk peperangan menghadapi dunia yang tidak percaya."

Bersamaan dengan terjadinya krisis ekonomi yang parah pada tahun 1992, sebuah tantangan yang
penting timbul. Krisis ini menghalangi anggota-anggota jemaat untuk pergi ke gedung-gedung gereja
untuk beribadah, karena letaknya yang terlalu jauh. Sekali lagi, pergerakan ini berada di sebuah
persimpangan jalan: para anggota jemaat ini bisa saja mengundurkan diri dan menjadi orang-orang
yang mundur dari gereja, atau mereka bisa menanggapi situasi ini secara kreatif. Para anggota jemaat

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (9 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Baptis ini memilih yang terakhir, dengan memindahkan pertemuan ibadah ke rumah-rumah dan
menemukan bahwa pertumbuhan menjadi bertambah cepat secara luar biasa. Sekali lagi, para
misionaris Baptis memainkan peran strategis dengan memperkenalkan model-model jemaat-jemaat
rumah tangga (gereja sel) yang diterapkan di tempat lain di dunia. Sepanjang tahun pertama (1992-
1993) bagian Utara sendiri saja telah memulai 237 jemaat rumah tangga.

Ambruknya ekonomi dan ketidak-pastian politik untuk masa depan, justru mematangkan keperluan
akan jawaban-jawaban dan arahan-arahan baru di seluruh negara itu. Semakin lama semakin mudah
bahkan mendesak untuk berbicara kepada mereka yang belum percaya; segala sesuatu di sekitar
mereka hanya menyuarakan tak adanya pengharapan serta keputusasaan.

Di tengah masa penuh tekanan seperti itu, para pemimpin Baptis mendorong anggota jemaatnya agar
menerapkan semangat para misionaris untuk menjangkau seluruh bangsa mereka. Orang-orang awam
(anggota jemaat biasa) menanggapi hal itu dengan antusias. Di pertengahan tahun 1990, Uni Utara
memulai Lay Missionary School (Sekolah Misi Orang Awam) yang memberikan program pelatihan
selama satu tahun untuk kalangan awam yang ingin menjadi penginjil. Pada tahun 1998, sudah ada
110 orang yang lulus dan 40 orang lagi sedang mengikuti program pelatihan. Dari kedua uni/
perserikatan gereja ini, telah disebarkan 800 penginjil pribumi di seluruh negara itu. Dua tahun
belakangan ini, para pemimpin perserikatan melaporkan bahwa "sekarang ada ratusan orang yang
menanggapi panggilannya untuk menjadi penginjil di dalam negaranya, bagi bangsanya sendiri."
Gerakan Perintisan Jemaat di negara ini, sekarang telah siap untuk mempengaruhi negara-negara
Amerika Latin lainnya maupun dunia.

Faktor-Faktor Unik
Meski terlihat jelas bahwa Allah sedang mengerjakan sesuatu yang luar biasa di negara Amerika
Latin ini, ada awan kelabu yang membayangi gerakan ini. Laporan terakhir mengatakan bahwa ada
lebih dari 38.000 pengunjung tetap gereja-gereja Uni Utara yang masih belum dibaptis. Di samping
itu ada 2.800 kandidat yang sedang mengikuti kelas-kelas persiapan baptisan. Apa sebabnya
pembaptisan orang percaya baru tertunda-tunda?

Seorang pemimpin perserikatan menjelaskan, "Sebelum negara kami menutup pintu untuk misionaris-
misionaris asing, gereja-gereja di Amerika membantu kami mendirikan enam bangunan. Dua puluh
tahun yang lalu, salah satu gereja dalam denominasi kami berselisih tajam mengenai beberapa hal
teologis (yang sudah lama dilupakan) yang berujung pada perpecahan dan pengambilalihan gedung
kami. Sejak saat itu, kami belajar untuk berhati-hati dalam membiarkan orang luar menjadi anggota
penuh, karena jangan-jangan nanti mereka akan mengambil juga gedung-gedung kami yang masih
tersisa."

Hal-hal yang Perlu Dipelajari

1. Peralihan ke bentuk jemaat-jemaat rumah tangga ini sangatlah tepat bagi pertumbuhan jemaat
yang amat luar biasa. Hal ini membebaskan jemaat dari keterbatasan-keterbatasan yang

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (10 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

bersifat fisik dan juga mendorong mereka untuk menyampaikan kesaksian Injil kepada
masyarakat.
2. Para pemimpin perserikatan membantu menetapkan arah dan mendorong gerakan jemaat
rumah tangga, walaupun itu berarti mengurangi kewenangan pengawasan mereka.
3. Penganiayaan menyingkirkan mereka yang tidak sungguh-sungguh di dalam Kristus.
Bersamaan dengan itu, doktrin Baptis yang kuat mengenai keimamatan semua orang percaya
menjadi alasan kenapa mereka bisa bertahan, ketika denominasi lain yang lebih hirarkis
ambruk.
4. Misionaris-misionaris IMB memegang peranan-peranan kunci dalam memperkenalkan injil;
mendukung visi Gerakan Perintisan Jemaat; memperkenalkan metodologi gereja sel dan
menjaga agar tidak terjadi ketergantungan dana dari pihak luar di dalam gerakan ini.
5. Mobilisasi dan pelatihan orang-orang awam menjadi penginjil adalah kunci penyebarluasan
gerakan ini di seluruh negara.

{2} Bahasa hati (heart language): bahasa yang dipakai untuk mengungkapkan isi hati. Berhubungan
dengan tingkat keintiman komunikasi seseorang dengan pihak yang lain. Ini tidak selalu sama dengan
bahasa sehari-hari, atau pun bahasa dagang yang digunakan untuk urusan bisnis.

{3} Kristen diaspora: orang Kristen yang tinggal di luar daerah asal sukunya (karena merantau,
mengungsi, dll.). Istilah ini di dalam Perjanjian Baru menunjuk pada orang-orang Kristen yang
menyebar ke luar dari Palestina Yerusalem setelah dimulainya masa penganiayaan. Gerakan-Gerakan
Perintisan Jemaat.

Bab 2 -- GPJ Dari Dekat

[Indeks 00000]

Sebuah Daerah di Cina

Latar Belakang
Di awal tahun 1990-an Cina sedang dilanda pergolakan sosial yang amat besar. Ledakan ekonomi
menimbulkan jurang yang besar antara yang kaya dan yang miskin. Urbanisasi besar-besaran
membongkar tatanan keluarga tradisional dan juga masyarakat. Dengan rasa was-was, seluruh negeri
itu menantikan paham baru apa yang akan menggantikan doktrin Mao yang telah menguasai gagasan
masyarakat itu selama hampir empat dekade.

Saat itu pemikiran-pemikiran baru sedang melanda seluruh negeri dan ditanggapi dengan sikap
bercampur baur, antara antusias dan penolakan. Gerakan demokrasi mahasiswa yang tertekan, yang
mencapai titik kulminasi saat terjadinya bentrokan antara mahasiswa dengan kekuatan pemerintah di
Lapangan Tiananmen tahun 1989, telah mengakibatkan banyak orang muda putus asa terhadap

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (11 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

reformasi politik, tapi tetap mencari-cari harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.

Apa yang Terjadi


Dengan latar belakang seperti ini, pada tahun 1991 IMB menugaskan seorang koordinator di bidang
strategi ke daerah yang akan kami sebut Yanyin. Selama mempelajari bahasa dan budaya selama satu
tahun, misionaris tersebut mengadakan analisa yang lengkap tentang Yanyin. Analisa itu meliputi
kehidupan sekitar 7 juta orang yang terbagi dalam lima kelompok masyarakat (suku) yang berbeda,
dan tinggal di keragaman latar belakang, baik perkotaan maupun pedesaan. Misionaris tersebut
memetakan pusat-pusat pemukiman mereka dan memulai beberapa pengkajian penginjilan. Setelah
beberapa kali mengalami kegagalan langkah awal, koordinator strategi itu lalu mengembangkan
sebuah model (percontohan) yang bereproduksi bagi perintisan jemaat-jemaat indigenos, yang ketika
diterapkan memberi hasil yang luar biasa.

Pada awal surveinya, koordinator strategi itu menemukan tiga jemaat rumah tangga lokal yang terdiri
dari 85 orang Kristen Cina dari suku Han. Anggota jemaat-jemaat rumah tangga itu kebanyakan
terdiri dari orang- orang lanjut usia dan sudah sejak lama dari tahun ke tahun terus berkurang, tanpa
visi ataupun prospek pertumbuhan. Selama empat tahun berikutnya, dengan kasih karunia Allah,
koordinator strategi itu berupaya supaya injil dapat kembali segar berakar di tengah kelompok
masyarakat ini dan dengan cepat menyapu seluruh daerah Yanyin.

Menyadari besarnya rintangan budaya dan bahasa yang memisahkan dia dengan penduduk Yanyin,
misionaris itu memulai pekerjaannya dengan memobilisasi orang Cina Kristen dari seluruh Asia
untuk menjadi rekan-rekan kerja. Kemudian, dengan memasangkan perintis-perintis jemaat dari Cina
dengan sekelompok kecil orang percaya lokal, kelompok itu memulai enam jemaat baru pada tahun
1994. Tahun berikutnya, ada 17 lagi yang dimulai. Tahun berikutnya lagi, 50 jemaat dimulai. Pada
tahun 1997, hanya tiga tahun sejak pertama kali dimulai, jumlah jemaat telah bertambah mencapai
195 dan tersebar di seluruh daerah, dan berakar di dalam setiap dari kelima suku di daerah itu.

Sampai pada tahap ini gerakan tersebut berkembang sangat pesat, sehingga koordinator strategi itu
merasa bahwa dia dapat mengundurkan diri dari pekerjaan itu tanpa menurunkan momentum gerakan
tersebut. Tahun berikutnya, sama sekali tanpa keterlibatannya, gerakan itu bertambah menjadi hampir
tiga kali lipat, sehingga jumlah jemaat bertumbuh menjadi 550 dengan total anggota lebih dari 55.000
orang percaya.

Faktor-faktor Kunci

Sejak kepindahannya dari tugas di Yanyin pada tahun 1997, koordinator strategi itu telah memberi
perhatian yang banyak untuk mempelajari kembali faktor-faktor apa yang membuat Gerakan
Perintisan Jemaat ini berkembang dengan begitu pesat. Kita semua mendapatkan manfaat dari
analisanya, yang saya akan simpulkan seperti berikut ini.

Sama seperti banyak tugas-tugas lainnya, pelayanan di Yanyin ini pun telah banyak didoakan bahkan
sebelum dimulai. Apa yang diawali sebagai keyakinan seseorang tentang kemujaraban doa, berubah

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (12 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

menjadi bagian dari DNA dari Gerakan Perintisan Jemaat, sebagaimana orang-orang percaya yang
mulamula berusaha melebihi model yang dikerjakan sang misionaris.

Pelatihan dan struktur adalah unsur-unsur kunci dalam tahap permulaan dan perkembangan yang
pesat dari gerakan ini, sama seperti penerapan metode "penyaringan tanggapan (respons filtering)."
Penyaringan tanggapan adalah penerapan pemakaian beberapa perangkat penginjilan berskala besar
seperti video, radio atau alat-alat penjangkauan massa lainnya, berpasangan dengan "lingkaran umpan
balik (feedback loop)" atau mekanisme penyaringan yang memberi kesempatan kepada sang penginjil
untuk mengumpulkan data sedikit demi sedikit dari pernyataan mereka yang tertarik untuk lebih jauh
menerima kontak/hubungan. Melalui cara ini, penaburan benih hampir selalu berhubungan dengan
beberapa upaya untuk "mengetatkan jaring (net)" dan mengumpulkan mereka yang ingin cari tahu ke
dalam sebuah kelompok Pemahaman Alkitab yang sasarannya adalah dimulainya sebuah jemaat baru.

Mari kita perhatikan dengan lebih seksama pelatihan dan struktur yang digunakan oleh misionaris
tersebut. Koordinator strategi tersebut mulai dengan satu kelompok inti yang ia muridkan dan setelah
itu dilatih tentang metode-metode dasar perintisan jemaat. Misionaris ini menyebut metode perintisan
jemaatnya sebagai metode pendekatan POUCH.
POUCH (dalam buku ini PTTgSR) adalah sebuah singkatan. P datangnya dari participative atau
partisipatif yang menunjukkan cara pemahaman Alkitab/penyembahan yang dipakai dalam
pertemuan kelompok sel, di mana orang yang mencari kebenaran dibimbing sampai percaya dan
orang-orang yang baru percaya terus bertemu dan menjadi jemaat.
O menunjuk pada obedience atau taat kepada Firman Allah sebagai satu-satunya ukuran kesuksesan
seseorang ataupun jemaat.
U berasal dari unpaid (tanpa gaji) dan kepemimpinan yang anggotanya berjumlah lebih dari satu
dalam gereja-gereja, yang dilaksanakan oleh orang-orang awam atau orang yang mempunyai
pekerjaan utama lain (bukan hanya pemimpin jemaat).
C datang dari cell churches yang artinya jemaat- jemaat rumah tangga (gereja sel), yang jumlah
anggotanya jarang mencapai lebih dari 15 orang sebelum bereproduksi menjadi kelompok- kelompok
baru.
H menunjuk pada homes (rumah-rumah) atau ruko-ruko (rumah toko) sebagai tempat-tempat
pertemuan utama jemaat-jemaat rumah tangga ini. Setiap unsur dari ke lima ciri ini memberikan
kemampuan kepada sebuah jemaat untuk bereproduksi dengan cara-cara yang tidak bergantung pada
sokongan dana, teknologi maupun campur tangan dari pihak luar.

Koordinator strategi ini menanamkan visi kepada para petobat baru untuk menjangkau seluruh
Yanyin dengan injil. Ia membagikan hasil penelitiannya kepada mereka tentang di mana saja suku-
suku dari daerah itu yang belum terjangkau bertempat tinggal dan meyakinkan mereka bahwa Kristus
telah memperlengkapi mereka dengan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk menjangkau
seluruh daerah itu dengan injil.

Pola yang diajarkannya untuk melakukan perintisan jemaat, terdiri dari empat tahap, yaitu:

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (13 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

1. Model
(Memberikan contoh),
2. Assist
(Mendampingi),
3. Watch
(Mengawasi)dan
4. Leave
(Meninggalkan).

Yang dimaksud dengan Modeling (Memberikan contoh) adalah mengerjakan langkah-langkah


perintisan jemaat bersama mereka yang baru (atau yang akan segera menjadi) percaya dengan
menggunakan pendekatan PTTgSR (POUCH) yang telah digambarkan di atas. Assisting
(Mendampingi) menunjuk pada pertolongan yang diberikan kepada jemaat yang baru terbentuk untuk
mulai merintis berdirinya sebuah jemaat cabang. Watching (Mengawasi) adalah sebuah upaya yang
penting dan dengan sengaja dilakukan untuk melihat berdirinya jemaat generasi ketiga, tanpa bantuan/
dampingan atau keterlibatan langsung dari sang misionaris. Leaving (Meninggalkan) adalah tahap
terakhir yang sangat penting untuk menjamin bahwa pergerakan itu sungguh-sungguh diprakarsai dan
disebarkan oleh para anggota jemaat itu sendiri (indigenos).

Dalam waktu yang sangat singkat, orang-orang percaya baru di Yanyin telah memulai pelipatgandaan
jemaat-jemaat PTTgSR di seluruh daerah itu, di mana setiap jemaat itu memberikan contoh,
mendampingi dimulainya jemaat cabang, mengawasi untuk memastikan bahwa reproduksi terus
berlangsung, dan kemudian meninggalkannya untuk pergi ke tempat lain serta mulai merintis jemaat
baru lagi. Memang kadangkala rantai reproduksi itu putus di tengah jalan, tapi karena jumlah jemaat-
jemaat yang telah mulai berjalan sangatlah banyak, putusnya rantai reproduksi itu tidak terlalu
memperlambat penyebaran gerakan ini.

Daerah- daerah pedalaman Yanyin berada jauh dari seminari-seminari atau pun institut-institut
Alkitab yang ada. Aturan-aturan pemerintah juga melarang didirikannya bangunan untuk dijadikan
seminari. Jadi, sang misionaris penata strategi itu lalu mencari model-model pembimbingan
(mentoring) yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru. Pada saat misionaris itu melatih generasi
pertama para pemimpin jemaat, dia bersikeras agar orang-orang yang sedang dilatihnya itu juga
melatih orang lain. Jadi, pelatihan berlangsung dalam hubungan pembimbingan satu-sama-satu (one-
on-one mentoring). Setiap pemimpin yang bercita-cita tinggi dituntut untuk menjadi murid sekaligus
pembimbing pada saat yang sama, dalam rantaian belajar-mengajar "segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu" (Mat 28:20). Apapun yang telah dipelajari oleh seorang pemimpin awam
hari ini, esoknya akan diajarkannya kepada pemimpin awam lain (yang dibimbingnya). Metode ini
memberikan contoh paling baik dari terjadinya praktek kerja lapangan yang selalu vital, tidak
menjenuhkan dan "tepat waktu" untuk dimanfaatkan.

Faktor-Faktor Unik
Meskipun penganiayaan dan kematian berjalan seiring dengan penyebaran injil di seluruh daerah
Yanyin, tidak ada tindakan-tindakan yang sistematis dari pihak pemerintah untuk menghentikan

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (14 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

gerakan ini. Hal ini mungkin disebabkan karena keberadaan jemaat-jemaat rumah tangga yang tidak
menonjol dan tidak adanya bangunan-bangunan gereja baru.

Orang-orang yang baru percaya langsung dibaptis dan diajar bahwa adalah hal yang lumrah jika
mereka membawa orang lain kepada Kristus dan memimpin mereka untuk membentuk jemaat- jemaat
baru. Kepercayaan terhadap para petobat baru sebagai penginjil dan perintis jemaat inilah yang
walaupun tuntutan/resikonya begitu tinggi tetapi menjadi penyebab besar atas pesatnya
penyebarluasan gerakan tersebut.

Konteks nondenominasional jemaat-jemaat di Cina artinya adalah bahwa di sana tidak ada tradisi
denominasi yang diadopsi oleh jemaat-jemaat itu. Sampai saat ini bentuk-bentuk bidat masih belum
terlihat dalam gerakan ini. Namun, Gerakan Perintisan Jemaat di Yanyin yang bersifat sangat
desentralisasi itu tidak akan membuat ada orang tertentu yang memegang kendali atas segala sesuatu.
Jantung kedoktrinan dari setiap gereja sel adalah komitmen untuk mentaati Alkitab. Karena dalam
pertemuan ibadah jemaat juga terdapat saat untuk Pemahaman Alkitab secara partisipatif bersama-
sama para pemimpin yang berjumlah lebih dari satu, maka secara alamiah koreksi datang dari dalam
kelompok itu sendiri jika ada interpretasi-interpretasi yang salah, atau yang ekstrim.

Ketika koordinator strategi itu ditanya mengenai ketiadaannya ciri denominasi dari pergerakan ini, ia
berkomentar bahwa, biarpun pemerintah melarang adanya ekspresi kedenominasian di Cina, tapi
jemaat-jemaat di Yanyin lebih Baptis dari jemaat Baptis mana pun yang diketahuinya. Lebih jauh
dikemukakannya bahwa corak kesetiaan/kekukuhan hati mereka terhadap Alkitab dan komitmen
kepada keimamatan semua orang percaya akan menjaga gerakan ini untuk tetap berada di jalurnya.

Hal-hal yang Perlu Dipelajari

1. Sejak awal, penginjilan dipimpin oleh kaum awam dan lebih dipusatkan di antara jiwa-jiwa
yang terhilang daripada pelayanan di dalam gedung-gedung gereja.
2. Kepemimpinan yang beranggotakan lebih dari satu, dan tidak mendapatkan gaji menjamin
adanya pertumbuhan jumlah pemimpin yang diperlukan untuk terus melanjutkan pelayanan-
pelayanan baru.
3. Pola jemaat rumah tangga di gerakan Yanyin mampu beradaptasi dengan baik/cocok untuk
lingkungan yang sedang berkembang dan mengalami penganiayaan.
4. Dengan meninggalkan tugas pelayanan sebelum tugasnya menjadi cukup besar untuk dicurigai
pemerintah, sang misionaris menghindarkan pergerakan Yanyin dari tampilnya orang asing di
dalam negara yang terkenal dengan rasa nasionalisme dan xenophobianya (takut pada orang
asing).

Bab 2 -- GPJ Dari Dekat

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (15 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

[Indeks 00000]

Boldari di India

Latar Belakang
Dalam kepadatan pedalaman India terdapat sebuah suku/kelompok masyarakat yang akan kami sebut
Boldari. Nama ini berkaitan dengan bahasa mereka, yang digunakan oleh 90 juta orang yang tinggal
di 170.000 desa terbentang di empat negara bagian. Populasinya mencakup ke empat kasta yang ada,
dan kelompok yang kelima di luar ke empat kasta itu, yaitu orang paria atau orang yang hina-dina
yang tak dapat disentuh. Sebagian besar dari mereka amat sangat melarat, buta huruf, dan
mengandalkan pertanian serta perdagangan tukar-menukar untuk kehidupan mereka.

Di daerah ini juga terdapat beberapa tempat suci umat Hindu dan banyak sekali terdapat kaum
Brahmana, atau pendeta, di kalangan orang Boldari. Lebih dari 85% orang Boldari beragama Hindu,
sisanya Muslim dan animisme. Di daerah ini juga terdapat empat kota besar yang setiap kotanya
berpopulasi lebih dari satu juta orang.

Kontak agama Kristen dengan orang-orang ini dimulai dengan pelayanan William Carey dan para
pelanjutnya di awal abad ke 19. Ordo Yesuit dari Gereja Katolik Roma memulai pelayanannya di
sekitar waktu yang sama. Di abad ke 19 dan awal abad ke 20 beberapa ribu orang dari kaum paria,
mengalir masuk ke gereja Katolik. Tetapi sejak kemerdekaan India tahun 1947, pertumbuhan jemaat
Katolik menjadi datar sehingga tidak sampai sepersepuluh dari 1% saja yang menganut agama
Katolik.

Gereja Baptis mendapatkan percikan kehidupan baru dari misionaris Baptis Swedia di akhir abad ke
19 dan di awal abad ke 20. Para misionaris ini berhasil merintis dan memelihara 28 jemaat di daerah
tersebut sebelum meninggalkan lapangan di pertengahan abad ke 20. Pelayanan jemaat Baptis
menerima pukulan berat ketika tentara Inggris, yang berusaha memadamkan pergerakan kemerdekaan
kaum nasionalis, menempatkan prajurit-prajurit mereka di rumah-rumah jemaat Baptis setempat.
Selama paruh kedua abad ke 20, kekristenan mencapai puncaknya dan kemudian mulailah perjalanan
turun yang panjang. Sampai pada akhir tahun 1980-an, jemaat-jemaat ini telah lebih dari 25 tahun
tidak pernah lagi bereproduksi.

Apa Yang Terjadi


Di tahun 1989 Gereja Baptis Selatan mengirimkan seorang koordinator di bidang strategi ke kaum
Boldari. Setelah belajar menguasai budaya dan bahasa selama setahun, misionaris tersebut
meluncurkan sebuah strategi kerja melalui beberapa jemaat lokal yang telah menerima visinya tentang
perintisan jemaat-jemaat baru. Tetapi, dia menjadi takut sekali ketika enam orang India pertama yang
menjadi perintis jemaat dengan menggunakan metode- metode perintisan jemaat yang lazim
digunakan di daerah India Selatan yang lebih toleran, dibantai secara brutal dalam beberapa peristiwa
yang berbeda ketika memulai tugas misionaris mereka.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (16 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Namun, di tahun 1992 arus mulai berubah, ketika misionaris pengatur strategi itu menerapkan
pendekatan baru terhadap perintisan jemaat. Dengan meniru pengajaran Yesus dalam Luk 10, di mana
Yesus mengutus murid-muridnya berdua-dua ke desa- desa di Galilea dan menyuruh mereka mencari
seseorang yang "suka berdamai," para penginjil perintis jemaat Boldari mulai melakukan hal yang
sama. Sebelum membuka mulut untuk memberitakan Injil, masing- masing misionaris Boldari akan
tinggal dulu dengan orang yang suka berdamai di daerah itu dan mulai memuridkan keluarganya
(bahkan sebelum mereka menjadi orang percaya), dengan menggunakan pengisahan kronologis cerita-
cerita Alkitab. Begitu para petobat baru ini mulai beriman, mereka memimpin keluarga tersebut untuk
percaya kepada Tuhan Yesus, membaptis mereka dan membentuk mereka menjadi jemaat inti baru
(jemaat nukleus) di setiap desa. Pada tahun 1993 jumlah gereja bertumbuh dari 28 menjadi 36. Tahun
berikutnya, ada 48 gereja lagi yang terbentuk. Adanya sebuah pusat pelatihan menjamin kelancaran
tersedianya penginjil/perintis jemaat. Sementara itu, gereja-gereja mulai bermultiplikasi. Di tahun
1996 jumlah gereja melonjak menjadi 547 dan kemudian menjadi 1.200 di tahun 1997. Pada tahun
1998 terdapat 2.000 gereja di tengah orang Boldari. Dalam kurun waktu tujuh tahun, lebih dari 55.000
orang Boldari beriman kepada Yesus Kristus.

Beberapa Faktor Kunci


Ada beberapa kunci yang menandai berkembangnya Gerakan Perintisan Jemaat (GPJ) ini. Satu kunci
yang mula-mula dimulai dengan keputusan sang koordinator strategi untuk bereksperimen dengan
berbagai model agar dapat menentukan tingkat keefektifan yang maksimum. Inisiatif-inisiatif
perintisan jemaat dilancarkan secara serentak melalui jemaat Baptis lokal yang sudah ada, melalui
proyek bantuan kemanusiaan, dan melalui jaringan penginjil/perintis jemaat lokal.

Setelah enam bulan, sang koordinator strategi menilai dengan seksama setiap cara. Setelah ia
menemukan bahwa perintis jemaat lokal adalah wahana yang paling produktif, ia mulai menyalurkan
lebih banyak waktu dan sumber-sumber pelatihannya bagi mereka.

Langkah penentu kedua terjadi ketika koordinator strategi IMB itu mengenali dan melatih seorang
misionaris India untuk bertindak sebagai pembantu koordinator strategi dari "dalam" gerakan.
Seorang koordinator strategi Amerika yang berambut pirang, dengan kemampuan berbahasa yang
terbatas, pastilah kurang pas untuk melakukan perjalanan keliling di daerah Boldari dibandingkan
seorang India. Kedua orang ini secara bersama-sama menciptakan kerjasama yang dinamik (sinergi).
Koordinator strategi IMB ini tinggal di luar India dan melakukan perjalanan secara ekstensif guna
membangun koalisi internasional yang besar untuk mendukung pelayanan ini. Koordinator strategi
lokal (orang India), tinggal di daerah tersebut untuk melaksanakan dan mengkoordinasi jaringan
pelatihan, penginjilan, dan perintisan jemaat yang terus berkembang.

Sebagaimana halnya koordinator strategi India mampu melakukan tugas-tugas dan pergi ke tempat-
tempat yang tidak mungkin dikerjakan oleh misionaris IMB, demikian pula koordinator strategi IMB
bisa melakukan tugas-tugas pelayanan penting, yang mustahil dilakukan oleh rekan kerjanya yang
tinggal di dalam negeri. Peran ini meliputi: pengembangan pelayanan doa global yang amat luas,
pengadaan materi promosional dan mobilisasi; memimpin pengadaan terjemahan Alkitab dan
kasetnya; pengembangan materi pelatihan dan kepemimpinan; serta pembentukan aliansi strategis

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (17 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

bersama jemaat-jemaat injili lainnya di Asia yang menyumbang untuk pembiayaan perintis-perintis
jemaat Boldari.

Dalam usaha untuk meminimalkan institusionalisme dan ketergantungan pada pihak asing,
koordinator strategi menempatkan setiap program pelayanan Boldari dalam kurun waktu dua tahun-
an. Setelah dua tahun, dana ditarik dan seluruh pekerjaan di tinjau ulang (evaluasi kembali). Bahkan
program pelatihan perintis jemaat pun diselenggarakan di tempat-tempat yang disewa, dan lokasinya
dipindahkan setiap dua tahun.

Faktor-faktor Unik
Apa yang dimulai terutama sebagai gerakan Baptis telah terpecah menjadi beberapa aliansi selama
tujuh tahun pertama kehidupan gerakan tersebut. Ini terjadi antara lain karena ketidakmampuan
jemaat Baptis lokal untuk mensejajarkan diri dengan pertumbuhan yang pesat.

Koordinator strategi tersebut lebih memilih menggunakan berbagai sarana untuk menyatukan gerakan
ini yang sedang bercabang-cabang, daripada mengalihkan fokusnya dari perintisan jemaat ke adanya
sebuah denominasi tertentu. Tali yang mempersatukan satu gereja dengan gereja lain adalah
komitmen kepada Alkitab sebagai otoritas yang tidak terbantah.

Satu hal lain yang berbeda dari Gerakan Perintisan Jemaat di Boldari adalah ketergantungan
koordinator strategi pada dana dari luar untuk mendukung usahanya. Akan tetapi dana tersebut
terbatas penggunaannya. Dana yang tersedia disalurkan untuk membangun pusat-pusat pelatihan
untuk para perintis jemaat dan gembala awam, untuk membiayai perintis- perintis jemaat yang sedang
dilatih dan untuk mensubsidi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perintis-perintis jemaat dan penginjil-
penginjil keliling. Tindakan ini menghasilkan suatu basis pembiayaan bagi para perintis jemaat ketika
melaksanakan tugas mereka di kawasan yang tidak bersahabat. Begitu jemaat dapat dirintis, subsidi
dihentikan. Tidak ada subsidi yang disalurkan untuk gembala-gembala lokal. Sebagai gantinya,
gembala-gembala itu dilatih menjadi pekerja-ganda (artinya mereka memiliki pekerjaan sampingan
lain, yang menjadi sumber pemasukan keuangan). Pendanaan juga tidak diijinkan untuk disalurkan
untuk pendirian bangunan.

Ketergantungan terhadap dana eksternal untuk mendukung perintis jemaat/ penginjil menimbulkan
pertanyaan tentang kemampuan gerakan ini untuk melangsungkan hidupnya secara mandiri.
Penghindaran dari subsidi pastoral ataupun subsidi untuk bangunan telah mendorong terciptanya
proses pemandirian, tetapi didanainya misionaris-misionaris lokal telah menimbulkan keprihatinan
pada beberapa pihak. Tanggapan yang diberikan oleh koordinator strategi tentang hal ini ialah "semua
misionaris, pada hakekatnya harus menerima dana eksternal. Apa yang berlaku untuk misionaris
Barat, berlaku juga untuk misionaris India." Hal yang membesarkan hati dapat ditemukan dalam cara
jemaat-jemaat lokal menangkap visi untuk merintis jemaat baru. Pada suatu konferensi tahunan para
gembala, masing-masing gembala dari 1.000 gembala yang hadir melaporkan bahwa jemaat mereka
sedang merintis antara dua sampai lima jemaat baru.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (18 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Dimulai dari keluarga orang yang suka damai, pertobatan terjadi dalam sanak saudara keluarga
tersebut di seluruh desa. Masing-masing individu tidak dibaptis secara terpisah dari rumah tangganya.
Anggota-anggota keluarga yang pria, hampir selalu membaptis keluarga mereka dan memimpin
komunitas jemaat yang lahir kemudian.

Hal-hal yang Perlu Dipelajari

1. Kegagalan dapat merupakan awal dari keberhasilan jika kita mau belajar darinya dan tidak
menyerah. Usaha pertama dalam perintisan jemaat di tengah orang Boldari menghasilkan
enam martir.
2. Ekperimentasi dan evaluasi yang ketat dapat membantu meletakkan GPJ pada jalurnya dan
membantu menjaganya untuk tetap berada di jalur itu.
3. Pada tingkat pemuridan dan doktrin, ada dua pertanyaan yang telah membentuk tindakan/sikap
hidup orang- orang percaya di Boldari. Semua hal yang berkaitan dengan iman dan tindakan/
sikap hidup ditangani dengan: a. apakah yang akan membawa kemuliaan bagi Kristus dalam
situasi seperti ini? dan b. apakah yang dikatakan Firman Tuhan?
4. Pengisahan cerita-cerita Alkitab secara kronologis dan Alkitab versi oral lewat kaset telah
memungkinkan Firman Tuhan menjadi kekuatan sentral bahkan di tengah kelompok
masyarakat yang sebagian besar buta huruf.

Bab 2 -- GPJ Dari Dekat

[Indeks 00000]

Orang Khmer di Kamboja

Latar Belakang
Abad ke 20 telah menyaksikan begitu banyak peperangan, diktator dan pemusnahan etnik (genocide),
tetapi hanya sedikit yang dapat melampaui sejarah tragis Kamboja modern. Setelah terpukul oleh
konflik di Vietnam selama lebih dari dua dekade, Kamboja bangkit dari perang itu, dipimpin oleh
diktator Pol Pot penganut Maoisme, yang kemudian membawa negara itu ke keruntuhan. Selama lima
tahun masa pemerintahannya (1975-1979), pasukan Khmer Merah Pol Pot memotori (merekayasa)
pembunuhan, penculikan tanpa jejak ataupun kelaparan (paksa) yang menimpa 3,3 juta dari 8 juta
penduduk negara itu.

Pemerintahan teror ini menyebabkan infrastruktur Kamboja ambruk, populasi lelaki dewasa menipis,
dan generasi mudanya buta huruf. Pemerintahan berikutnya, yang dilantik oleh Vietnam, memang
mengakhiri pembunuhan massal, tetapi tidak dapat menanggulangi kerusakan yang telah terjadi di
tengah masyarakat Kamboja.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (19 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Pergolakan yang timbul dari masyarakat menyiapkan perubahan-perubahan yang akan datang
kemudian. Pengaruh Budhisme yang telah ada selama berabad-abad, sekarang digerogoti oleh
ideologi komunisme. Agama Roma Katolik yang telah mendapat pijakan di negara tersebut dijadikan
sasaran oleh Khmer Merah, karena adanya anggapan bahwa agama itu berkaitan dengan negara asing
yaitu Vatikan dan Perancis. Pada permulaan abad tersebut, misionaris-misionaris dari CAMA dan
OMF telah memperkenalkan aliran Protestan ke negara ini, tetapi jumlahnya tidak pernah lebih dari
5.000 orang. Selama pemerintahan Pol Pot, Khmer Merah menghajar mereka dengan keras, mengusir
misionaris dan membunuh banyak orang dari kawanan domba yang tercerai berai itu. Pada tahun
1990, populasi injili di Kamboja telah menciut sampai tidak lebih dari 600 orang percaya.

Apa Yang Terjadi


Menurut seorang misionaris senior yang melayani di Kamboja selama beberapa dekade dengan OMF,
titik balik keKristenan di negara itu dimulai pada tahun 90-an. Pada tahun 1999 jumlah orang percaya
Protestan, telah naik dari 600 sampai lebih dari 60.000 orang. Jumlah terbesar dari angka ini adalah
orang Baptis, dengan 10.000 anggota, diikuti oleh denominasi Campus Crusade yang indigenos, dan
kemudian CAMA serta berbagai kelompok lain.

Penggerak utama untuk perubahan ini hadir di bulan Desember 1989, ketika denominasi Baptis
Selatan mengutus seorang koordinator strategi ke tengah orang Khmer. Pada tahun 1991 ia telah
menyelesaikan studi bahasanya dan telah mulai melancarkan strategi untuk menjangkau orang Khmer.

Bukannya merintis jemaat seorang diri, seperti yang biasanya ia lakukan sebelumnya, misionaris ini
mulai menjalin hubungan mentoring (pembimbingan) dengan seorang awam Kamboja. Dalam waktu
satu tahun, ia telah menarik 6 orang perintis jemaat pribumi Kamboja ke dalam lingkaran
pembimbingannya. Selama beberapa bulan berikutnya, ia membuat buku penuntun perintisan jemaat
dalam bahasa Khmer, dan mengajar para perintis pribumi itu dengan doktrin, kecakapan penginjilan
dan perintisan jemaat, dengan menggunakan sarana seperti film Yesus, pengisahan Alkitab secara
kronologis serta pengembangan jemaat rumah tangga sederhana. Misionaris ini juga menanamkan
pada mereka visi dan kerinduan untuk menjangkau seluruh negeri mereka dengan GPJ.

Tahun 1993 jumlah gereja Baptis bertumbuh dari 6 menjadi 10. Tahun berikutnya, jumlahnya
menjadi 20. Tahun 1995, ketika jumlah gereja mencapai 43, pemimpin-pemimpin jemaat Kamboja
membentuk sebuah gabungan jemaat yang sehati, yang mereka namakan: Konvensi Baptis Khmer
(kemudian diganti menjadi Konvensi Baptis Kamboja). Tahun berikutnya jumlah gereja melonjak
menjadi 38. Tahun 1997 ada 123 gereja Baptis, yang tersebar di 53 dari 117 distrik di negara itu. Pada
musim semi 1999 gereja Baptis mencatat lebih dari 200 gereja dan 10.000 anggota. Hanya sedikit dari
jemaat-jemaat ini beribadah di gedung yang dikhususkan sebagai gedung gereja. Sebagian besar
beribadah di rumah-rumah yang, jika berada di wilayah pinggiran (luar kota), dapat menampung 50
orang atau lebih.

Koordinator strategi meninggalkan tugasnya pada tahun 1996 dengan meninggalkan satu tim kecil
serta satu jejaring jemaat perintis gereja, yang tersebar di sebagian besar negara itu. Karya ini terus

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (20 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

bertumbuh dan semakin menguat.

Faktor- faktor Kunci


Di dalam menjawab kenapa gerakan ini terjadi, koordinator strategi mengutip beberapa faktor kunci,
"Dalam enam tahun terakhir," tulisnya, "mobilisasi doa yang ada untuk orang Kamboja berjumlah
lebih daripada yang pernah dilakukan kapan pun di dalam sejarah mereka." Menurut misionaris
tersebut, hasil atas doa-doa itu adalah terlindungnya para perintis jemaat serta terbukanya hati orang-
orang yang terhilang terhadap kabar baik Yesus Kristus.

Doa juga menjadi ciri kehidupan anggota jemaat baru, yang mengisi mereka dengan kesadaran yang
kuat akan campur tangan Tuhan secara langsung dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tanda-tanda
dan mujizat seperti pengusiran setan, penyembuhan serta tindakan peperangan rohani lainnya
senantiasa menjadi hal yang lumrah di kalangan umat percaya Kamboja.

Sejak awal, pelatihan merupakan elemen yang fundamental dari gerakan ini. Di manapun ada
kesempatan, Koordinator strategi membuat program latihan kepemimpinan pedesaan Rural
Leadership Training Program (RLTP) (Program Pelatihan Kepemimpinan Pedesaan, P2KP). Pusat-
pusat pelatihan untuk perintisan jemaat dan pendidikan teologia di luar sekolah Alkitab (theological
education by extension) ini sangatlah praktis. Mereka bertemu di tempat fasilitas pelatihan yang
berdekatan dengan daerah di mana mereka berharap dapat merintis jemaat, dan mengandalkan
dukungan logistik dari gereja-gereja yang berdekatan. Pelatihan diberikan dalam bentuk delapan
modul, di mana setiap modul diajarkan selama 2 minggu, yang terdiri dari pelajaran Alkitab,
pelatihan praktis dalam kepemimpinan jemaat serta pelengkapan penginjilan dan perintisan jemaat.
Umumnya pelatihan selama 16 minggu itu diselenggarakan sepanjang dua tahun, sehingga
memungkinkan pemimpin jemaat yang bersangkutan meneruskan kehidupannya -- baik kehidupan
pastoral maupun sekulernya -- sambil mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan.

Koordinator strategi ini juga menekankan pentingnya model (percontohan) dan pembimbingan
sebagai nilai inti dari gerakan ini. Dengan merujuk pada instruksi Paulus dalam 2Ti 2:2, sang
koordinator strategi mengembangkan apa yang disebutnya sebagai "Prinsip 222": Jangan melakukan
apa pun seorang diri. Dengan cara ini visi, keterampilan, tata-nilai dan prinsip ditransfer dari satu
orang percaya ke orang percaya lainnya.

Seiring dengan berkembangnya gerakan ini, momentumnya berkembang dari dalam. Pemimpin-
pemimpin lokal mengemukakan visi mereka sendiri untuk merintis jemaat di setiap wilayah dan
dalam setiap komunitas etnis. Sementara mereka mendapatkan pelatihan dan dorongan, perintis
jemaat utama adalah anggota jemaat itu sendiri, bukannya misionaris atau perintis jemaat profesional.
Koordinator tadi kemudian menemukan bahwa: "jemaat yang dirintis oleh jemaat lain, dapat
bereproduksi, tetapi tidak demikian dengan jemaat yang dimulai oleh perintis jemaat yang didanai
oleh pihak luar (dengan beberapa perkecualian)."

Dalam rangka menjamin keaslian (indigenosasi) dan membatasi ketergantungan pada pihak luar,

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (21 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

misionaris tadi memberi batasan waktu bagi pembentukan jemaat baru. Tindakan ini juga memberi
pergerakan ini ciri reproduksi yang cepat.

Pada waktu ditinggalkan oleh koordinator strategi di tahun 1996, gerakan ini memasuki fase baru.
Tim misionaris IMB yang tinggal di negara tersebut membantu pergerakan itu dengan lebih banyak
berada pada peran penggerak katalitis, daripada peran penentu yang menonjol. Salah seorang anggota
tim menyatakan hal ini dalam peringatan untuk para sejawatnya "agar dengan tulus berusaha menjadi
'pembasuh kaki' yang tidak dikenal, "dan menghindari godaan menjadi orang di deretan depan, orang
yang terkemuka."

Faktor-faktor Unik
Sekalipun tidak benar- benar unik, keputusan Konvansi Baptis Kamboja untuk dengan cepat
menerima tujuan/gol yang ambisius bagi asosiasi jemaat mereka yang baru bangkit, sangatlah
membantu. Mereka saling memberikan tantangan untuk menyebarkan injil di seluruh negara dan
merintis jemaat di setiap wilayah. Semangat untuk penginjilan dan perintisan jemaat ini,
mempengaruhi pemilihan kepemimpinan konvensi. Orang yang dicari adalah mereka yang telah
memimpin perintisan jemaatnya sendiri, dan pernah melayani sebagai pelatih untuk perintis jemaat
lain, dalam P2KP.

Dalam gereja-gereja Baptis Kamboja, kemudian timbul satu model yang unik, yang menggabungkan
substansi dasar Perjanjian Baru dengan unsur-unsur dari tradisi komunis. Setiap jemaat baru diberikan
struktur dengan inti badan pengurus yang terdiri dari tujuh pemimpin awam (lihat Kis 6:3 yang
mengisahkan pemilihan tujuh diaken). Tetapi istilah yang mereka ambil untuk ke tujuh anggota inti
ini, bukanlah diaken melainkan "Komite Sentral." Komite Sentral ini mengarahkan berbagai
pelayanan kepada masyarakat, termasuk penginjilan, ibadah, pengajaran pastoral, usaha
pemberantasan buta huruf, serta pelayanan bagi wanita, kaum muda dan pria dewasa.

Seiring dengan perkembangan GPJ, nyatalah bahwa P2KP merupakan hal yang penting bagi
pertumbuhan gerakan ini. Seorang misionaris mengatakan: "Di mana ada P2KP, perintisan jemaat
pasti akan terjadi saat berikutnya." Dengan mengingat fakta ini, misionaris tersebut kemudian
melibatkan diri secara intensif dalam mengembangkan dan menyusun bahan pelatihan dan juga
mengumpulkan dukungan biaya untuk P2KP dari jemaat-jemaat lain di Asia.

Hal-hal yang Perlu Dipelajari

1. Tak lama setelah IMB menempatkan seorang koordinator strategi di Kamboja, lebih dari 30
badan misi lain ikut masuk ke negeri itu. Tidak ada satu pun dari badan misi ini yang
mengalami sukses perintisan jemaat seperti IMB, terutama karena mereka kurang memiliki
strategi perintisan jemaat yang terancang.
2. Misionaris kami melangkahi tahap "meneruskan obor" kepada orang percaya Kamboja, dan
memulai gerakan ini dengan obor yang telah mantap mereka genggam. Ia menekankan agar
setiap jemaat yang dirintis, dirintis oleh orang Kamboja.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (22 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

3. "Prinsip 222" (2Ti 2:2) tentang pemodelan dan pembimbingan terbukti merupakan sarana yang
tidak ternilai dalam melatih para pemimpin untuk suatu Gerakan Perintisan Jemaat.
4. Konvensi Baptis Kamboja telah memiliki etos dan visi Gerakan Perintisan Jemaat. Pemimpin-
pemimpinnya dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk memberi kontribusi kepada visi
ini.

Bab 2 -- GPJ Dari Dekat

[Indeks 00000]

Pergerakan-pergerakan Lain Yang Sedang Merebak

Apabila kita melihat ke seluruh dunia, maka akan kita lihat bangkitnya Gerakan Perintisan Jemaat
lain. Tanda-tanda yang membesarkan hati muncul di tengah-tengah orang Maasai dari Tanzania dan
Kenya. Keterasingan mereka di savana Dataran Maasai telah membatasi akses misi kepada mereka.
Tawaran untuk membangun gedung jemaat atau mensubsidi gembala tidak akan berarti banyak bagi
masyarakat yang sebagian dari mereka masih hidup mengembara dengan sistem ekonomi tukar-
menukar. Dengan menembus medan yang berat, misionaris-misionaris IMB telah memikat orang
Maasai dengan Injil, sementara memberi penekanan utama pada pelatihan perintis-perintis jemaat dan
pemimpin-pemimpin dari antara orang Maasai sendiri.

Hasilnya adalah pertumbuhan jemaat yang cepat di tengah orang Maasai. Ibadahnya diisi dengan
pesona dan kuasa ketika orang Maasai mencari Tuhan untuk mendapatkan kesembuhan dan petunjuk
pribadi. Pengisahan kronologis Alkitab telah menjelma secara alamiah menjadi nyanyian kisah-kisah
Alkitab oleh orang Maasai. Kelompok- kelompok lelaki dan wanita Maasai secara spontan
membentuk paduan suara untuk menyanyikan kisah-kisah agung dari Perjanjian Lama dan Baru.
Ketika orang Maasai menyanyi bersama sambil berlompat-lompatan tinggi sekali, hanya ada sedikit
keraguan bahwa Gerakan Perintisan Jemaat di Maasai telah berakar dalam dan memang mandiri/
indigenos.

Gerakan Perintisan Jemaat lainnya muncul setiap beberapa bulan: 30.000 orang percaya di suatu
negara Asia Tenggara, 100.000 orang percaya membengkakkan 800 gereja baru di bagian timur India;
20.000 orang datang pada Kristus dalam waktu empat tahun di suatu provinsi di Cina; jemaat yang
mulai mengganda dalam waktu enam bulan di salah-satu negara Eropa Barat; 383 gereja baru di suatu
negara bagian di Brazil ;

Para misionaris saling berbagi berita-berita ini dengan yang lain -- dan saling memberitahukan cara
yang dipakai Tuhan untuk melakukan hal-hal yang menakjubkan ini. Tuhan sedang melakukan
sesuatu yang luar biasa. Mari kita menyimak apa yang telah kita pelajari dari karya-karya besar Tuhan

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (23 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

di seluruh dunia.

Bab 3 -- Sepuluh Unsur Universal

[Indeks 00000]

Setelah melakukan survei mengenai Gerakan Perintisan Jemaat di seluruh dunia, kami menemukan
setidaknya ada sepuluh unsur yang serupa pada setiap pergerakan itu. Memang, bisa saja sebuah
Gerakan Perintisan Jemaat tidak memiliki unsur-unsur ini, tapi hal itu belum pernah kami lihat terjadi.
Misionaris manapun yang ingin melihat Gerakan Perintisan Jemaat terjadi, perlu mempertimbangkan
ke sepuluh hal ini.

1. Doa

Dalam semua Gerakan Perintisan Jemaat yang telah kami amati, doa merupakan hal yang amat
sangat mendasar. Doalah yang membuat pilar pertama dalam pola induk (masterplan) seorang
koordinator strategi untuk memenangkan suku atau pun kelompok masyarakat sasarannya.
Meski begitu, keutamaan doa dalam kehidupan pribadi sang misionarilah yang memberi
teladan kepada kehidupan gereja yang baru dan para pemimpinnya. Dengan sejak semula
menunjukkan sumber kuasa yang ada padanya lewat doa, sang misionaris dapat dengan bebas
membagi-bagikan sumber daya terbesar yang dibawanya serta ke dalam tugas pelayanan.
Berbagi sumber daya atau kuasa sangat berpengaruh pada perpindahan visi dan momentum
dari sang misionari kepada para pemimpin jemaat lokal yang baru.

2. Tabur Injil Sebanyak-banyaknya

Kami belum pernah menemukan adanya Gerakan Perintisan Jemaat terjadi di daerah yang
tidak pernah atau pun yang sangat jarang diinjili. Semua Gerakan Perintisan Jemaat selalu
berdampingan dengan pemberitaan injil yang berlimpah-limpah. Hukum penuaian benar-benar
berlaku: "Kalau anda menabur sebanyak-banyaknya, anda akan menuai banyak juga." Di
dalam Gerakan Perintisan Jemaat, ada ratusan bahkan sampai ribuan orang mendengar
pernyataan bahwa Yesus Kristuslah yang memiliki kehidupan mereka. Penaburan benih injil
semacam ini, seringkali sangat bergantung pada penginjilan lewat media massa, tetapi di
dalamnya selalu pula melibatkan penginjilan pribadi dengan kesaksian yang jelas tentang
kuasa injil untuk mengubahkan kehidupan seseorang.

Keadaan yang sebaliknya dari hukum penuaian di atas juga terjadi. Setiap kali pemerintah atau
kekuatan-kekuatan sosial lainnya mengelola tindakan-tindakan intimidasi dan melemahkan
kesaksian Kristen, Gerakan Perintisan Jemaat juga secara efektif tereliminasi.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (24 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

3. Perintisan Jemaat Secara Intensif

Dalam setiap Gerakan Perintisan Jemaat, selalu ada seseorang yang telah merancang
penerapan suatu strategi mengenai bagaimana menyebarluaskan perintisan jemaat, sebelum
gerakan itu dimulai. Ada banyak contoh tentang penerapan segala unsur kontekstualisasi
dengan semestinya, tetapi sang misionaris mengalami kendala, karena kurang kecakapan
(skill) atau karena tidak mempunyai visi untuk memimpin Gerakan Perintisan Jemaat. Walau
begitu, jika kekurangan-kekurangan tersebut diatasi, maka hasilnya akan luar biasa.

Gereja-gereja tidak terbentuk begitu saja. Di seluruh dunia ada bukti bahwa ada ribuan orang
yang datang kepada Kristus karena berbagai alasan, tetapi hal ini tidak menghasilkan perlipat-
gandaan gereja-gereja. Dalam situasi seperti ini, sebuah strategi perintisan jemaat yang
terencana mungkin dapat mengubah kebangkitan kesadaran (awakening) oleh injil menjadi
salah satu Gerakan Perintisan Jemaat yang lengkap.

4. Otoritas Alkitab

Bahkan di tengah-tengah kelompok masyarakat yang buta huruf pun, Alkitab telah menjadi
sumber tuntunan mengenai doktrin, keputusan-keputusan yang seharusnya diambil oleh gereja
atau kebijaksanaan gereja, dan juga bagi kehidupan itu sendiri. Sementara Gerakan Perintisan
Jemaat telah timbul di tengah kelompok masyarakat atau suku yang tidak memiliki Alkitab di
dalam bahasa mereka sendiri, sebagai besar dari mereka memiliki Alkitab baik secara lisan
(oral) atau pun tertulis dalam bahasa hati mereka. Dalam setiap contoh, Alkitab menyediakan
kemudi bagi kehidupan gereja, dan otoritasnya tidak terbantah.

5. Kepemimpinan Lokal

Para misionaris yang terlibat dalam Gerakan Perintisan Jemaat seringkali membicarakan
disiplin diri yang dituntut dari dirinya dalam proses pembimbingan para perintis gereja,
daripada berusaha melakukan sendiri perintisan gereja. Sekali seorang misionaris
menempatkan dirinya sebagai perintis gereja yang utama atau pendeta, akan sulit baginya
untuk menjadi orang yang ada di belakang layar lagi. Ini sama sekali bukan berarti para
misionaris sudah tidak punya peranan lagi dalam perintisan jemaat. Justru sebaliknya, para
perintis jemaat lokal (yang berasal dari daerah itu sendiri) menerima latihan terbaik mereka
dengan memperhatikan bagaimana para misionaris membentuk kelompok-kelompok
Pemahaman Alkitab bersama mereka yang bukan Kristen, yang sedang mencari tahu. Berjalan
di samping perintis jemaat lokal adalah langkah pertama dalam menanam dan menetapkan
kepemimpinan lokal.

6. Kepemimpinan Yang Dijalankan Oleh Orang Awam

Gerakan Perintisan Jemaat didorong oleh pemimpin-pemimpin yang berasal dari kalangan

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (25 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

awam. Para pemimpin ini adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan utama lain, dan
adalah orang kebanyakan dari kelompok masyarakat yang dijangkau. Dengan kata lain, jika
kelompok masyarakat itu sebagian besar masih buta huruf, maka kepemimpinan yang ada di
situ juga memiliki kesamaan ini. Jika kelompok masyarakat itu adalah kaum nelayan, maka
para pemimpin yang ditetapkan di situ pun adalah nelayan. Seiring dengan merebaknya
pergerakan ini, semakin banyak pula para pejabat pelayanan yang diberi gaji. Meski pun
demikian, sebagian besar -- dan pucuk pertumbuhan gerakan -- masih berkelanjutan dengan
dipimpin oleh orang awam atau orang-orang yang mempunyai pekerjaan utama lain.

Ketergantungan terhadap kepemimpinan yang dilakukan oleh orang-orang awam ini adalah
penjamin terbesar akan adanya para perintis jemaat dan pemimpin gereja-gereja sel yang
potensial. Dengan menggantungkan harapan pada kepemimpinan pastoral dari para lulusan
seminari -- atau bahkan pada mereka yang berpendidikan di tengah- tengah masyarakat yang
buta huruf -- berarti pelayanan itu akan selalu mengalami kekurangan pemimpin.

7. Gereja Sel Atau Gereja Rumah

Memang ada gedung-gedung gereja yang didirikan dalam berbagai Gerakan Perintisan Jemaat
ini. Walau demikian, bagian terbesar dari jemaat-jemaat dalam GPJ tetap berukuran kecil,
dengan kemampuan reproduksi dari gereja-gereja sel berjumlah 10-30 anggota yang bersekutu
dalam rumah-rumah atau ruko-ruko.

Ada perbedaan antara gereja sel dan jemaat rumah tangga. Dalam gereja sel, setiap sel yang
ada saling terkait satu dengan yang lain dalam suatu struktur jaringan kerja tertentu.
Seringkali, jaringan kerja ini berhubungan dengan sebuah gereja yang lebih besar yang
merupakan gereja induk. Gereja Full Gospel Central Church di Seoul, Korea Selatan dengan
50.000 kelompok selnya barangkali merupakan contoh paling terkenal tentang gereja sel.

Jemaat rumah tangga kelihatan mirip dengan gereja sel, tapi umumnya mereka tidak
terorganisir oleh sebuah otoritas tunggal ataupun hirarki otoritas. Sebagai unit yang mandiri,
jemaat rumah tangga memang tidak berada dalam struktur (jalinan) kesatuan yang dimiliki
gereja sel, tapi ini membuatnya bersifat lebih dinamis. Masing-masing memiliki kelebihannya
sendiri-sendiri. Kelompok sel lebih mudah dibentuk dan dipimpin untuk mencapai kesesuaian
doktrin, sedang jemaat rumah tangga tidak mudah ditekan oleh sikap bermusuhan penguasa.
Kedua jenis gereja/ jemaat ini, sangat umum terjadi dalam Gerakan Perintisan Jemaat, bahkan
kedua-duanya bisa terjadi dalam satu gerakan yang sama.

8. Gereja Merintis Gereja

Pada umumnya di dalam Gerakan Perintisan Jemaat, gereja pertama dirintis oleh seorang
misionaris atau oleh seorang perintis jemaat yang telah dilatih oleh seorang misionaris. Meski
begitu, pada waktu-waktu tertentu, saat gerakan itu memasuki fase pelipatgandaan reproduksi,

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (26 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

gereja atau jemaat itu sendirilah yang melakukannya. Supaya hal ini terjadi, anggota-anggota
jemaat harus percaya bahwa reproduksi adalah sesuatu yang lumrah dan tidak diperlukan
bantuan apapun dari pihak luar untuk memulai sebuah jemaat atau gereja baru. Dalam Gerakan
Perintisan Jemaat, tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi orang percaya lokal untuk
memenangkan jiwa baru dan kemudian merintis sendiri gereja-gereja sel/jemaat rumah tangga
baru.

9. Reproduksi Yang Berjalan Cepat

Memang ada yang mempersoalkan apakah Gerakan Perintisan Jemaat perlu bereproduksi
begitu cepat demi keberlangsungan gerakan itu, tapi tidak seorang pun mempertanyakan bukti-
bukti di dalam setiap Gerakan Perintisan Jemaat. Sebagian besar dari perintis- perintis jemaat
yang terlibat dalam gerakan ini menyatakan bahwa reproduksi yang cepat sangat berarti bagi
pergerakan itu sendiri. Mereka melaporkan bahwa apabila tingkat reproduksi menurun, maka
Gerakan Perintisan Jemaat mulai terhambat. Reproduksi yang cepat menunjukkan betapa
mendesak dan pentingnya untuk datang dan mempercayai Yesus Kristus. Pada saat reproduksi
yang cepat berlangsung, itu merupakan jaminan bagi kita bahwa gereja-gereja sedang tidak
dibebani oleh unsur-unsur yang tidak penting dan anggota awam jemaat sedang berada dalam
kemampuan penuh untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Allah ini.

10. Gereja Yang Sehat

Para ahli pertumbuhan gereja dalam beberapa tahun terakhir ini telah begitu gencar menulis
tentang tanda-tanda dari sebuah gereja. Sebagian besar dari mereka setuju bahwa sebuah
gereja yang sehat harus memiliki kelima tujuan ini:

1. penyembahan,
2. penginjilan dan pengutusan misionaris,
3. pendidikan dan pemuridan,
4. pelayanan dan
5. persekutuan.

Dalam setiap Gerakan Perintisan Jemaat yang kami teliti, kelima fungsi kunci ini kami temukan di
sana.

Beberapa perintis jemaat telah menunjukkan bahwa apabila kelima indikator kesehatan ini terlihat
dengan kuat, gereja itu tidak bisa menghindari pertumbuhan. Masih banyak lagi yang bisa dikatakan
mengenai kelima indikator gereja sehat ini, tapi yang terutama, dari sudut pandang seorang
misionaris, adalah pengutusan misi. Dorongan inilah, yang berada dalam gereja-gereja yang
berorientasi ke Gerakan Perintisan Jemaat, yang menyebarluaskan injil pada suku-suku terpencil, dan
mengatasi penghalang-penghalang yang sejak lama telah menjadi kendala bagi usaha para misionaris
Barat.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (27 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Bab 4 -- Sepuluh Faktor Umum

[Indeks 00000]

Di samping ke sepuluh unsur yang terdapat dalam setiap Gerakan Perintisan Jemaat, juga ada
setidaknya sepuluh hal lain, yang walau tidak bersifat universal, tapi sering ditemukan. Hal-hal ini
tidak disusun dalam urutan tertentu berdasarkan prioritas atau berapa seringnya hal tersebut terjadi.
Meski demikian, dalam sebagian besar Gerakan Perintisan Jemaat, kita akan menemukan sebagian
besar dari unsur-unsur ini, apabila tidak seluruh faktor.

1. Menyembah Dalam Bahasa Hati

Ada kasus-kasus di mana Firman Tuhan masih belum diterjemahkan ke dalam bahasa hati
kelompok masyarakat yang bersangkutan dan bahasa yang digunakan dalam penyembahan
adalah bahasa dagang mereka. Walau jarang ditemukan contoh-contoh seperti di atas, tetap
saja bahasa hati suatu kelompok masyarakat muncul dalam doa, lagu-lagu, ilustrasi-ilustrasi
khotbah dan aplikasinya. Penyembahan dalam bahasa hati umumnya akan membuat ibadah itu
bisa dipahami, dan menjamah semua orang dalam persekutuan serta memudahkan setiap orang
untuk berpartisipasi dalam pembentukan gereja yang baru ini. Misionaris yang dapat melihat
nilai penting bahasa hati dari kelompok masyarakat sasaran dan lalu merangkulnya,
merupakan orang yang menempatkan diri pada posisi yang sangat baik untuk merangsang
terjadinya suatu Gerakan Perintisan Jemaat. Tidak ada cara lain yang dapat mengungkapkan
pandangan hidup suatu suku melebihi pengenalan bahasa hati mereka yang mendalam/intim.
Para misionaris yang memilih untuk melayani dengan menggunakan bahasa dagang, sejak
permulaan sudah membentangkan tirai antara dirinya dengan kaum yang sedang mereka
upayakan untuk dibawa kepada Kristus.

2. Penginjilan Mempunyai Implikasi Kepada Komunitas

Tidak seperti pola umum di negeri-negeri Barat yang sangat menekankan keindividualan dan
komitmen pribadi, Gerakan Perintisan Jemaat sebaliknya sangat mengutamakan hubungan
kekeluargaan dan sosial yang kuat. Para misionaris dalam GPJ telah menyadari hal ini dan
mendorong para petobat baru supaya mereka mengikuti jaringan hubungan kekeluargaannya
sendiri untuk mendekatkan mereka kepada komunitas iman (lihat Kis 16:31-32). Dalam
banyak kasus, gereja-gereja terdiri dari beberapa keluarga besar dan dipimpin oleh kepala
keluarganya sendiri.

3. Cepatnya Kerjasama Dan Keterlibatan Para Petobat Baru Dalam Pelayanan Dan Kehidupan
Gereja

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (28 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Dalam banyak Gerakan Perintisan Jemaat, pembaptisan tidak tertunda-tunda karena harus
mengikuti pemuridan yang panjang lebih dulu. Sebaliknya, pemuridan biasanya mengawali
pertobatan dan kemudian diteruskan tanpa henti. Bahkan ketika pembaptisan tertunda, orang-
orang yang baru percaya diharapkan dapat langsung menjadi saksi; para murid baru ini
langsung menjadi pembimbing bagi orang lain, bahkan menjadi perintis jemaat. Seorang
setengah baya yang datang kepada Kristus dalam Gerakan Perintisan Jemaat di India merintis
42 jemaat dalam tahun pertama kehidupannya sebagai seorang percaya. Dalam mengupayakan
agar gerakan ini tetap menyebar, seorang misionaris yang berorientasi ke GPJ akan mendorong
para petobat baru untuk bergabung atau menolong mereka memulai sendiri merintis gereja-
gereja baru, daripada sekedar menambahkan sejumlah angka ke dalam jemaat-jemaat yang
telah ada.

4. Semangat Yang Menggelora Dan Tak Kenal Takut

Gerakan-gerakan perintisan jemaat juga dikenali karena semangatnya yang menyala-nyala dan
keseriusannya untuk mendesak (sense of urgency), yang membuktikan betapa penting
keselamatan dan betapa perlunya pertobatan itu. Orang- orang yang baru percaya
menunjukkan keberaniannya di hadapan para penentangnya. Roh kepengecutan atau ketakutan
selalu akan memadamkan sebuah GPJ. Keberanian memang dapat mendatangkan
penganiayaan, tapi justru itulah yang menjadi bahan bakar bagi Gerakan Perintisan Jemaat
(lihat Yos 1:6).

5. Harga Yang Harus Dibayar Untuk Menjadi Seorang Kristen

Gerakan Perintisan Jemaat seringkali meruak justru di tempat-tempat yang latar belakangnya
tidak mendukung, di mana pertobatan kepada injil Yesus Kristus bukanlah hal yang diterima
dengan baik dan membawa keuntungan- keuntungan sosial. Dalam banyak kasus, pertobatan
justru akan membawa seseorang ke dalam penganiayaan atau bahkan kematian. Dalam
menghadapi penganiayaan ini, orang-orang percaya mendapatkan dukungan yang kuat dari
kesaksian Yesus dan gereja Perjanjian Baru (lihat Mat 10:17-25). Penganiayaan cenderung
menyisihkan mereka yang tidak teguh dan menjamin terbangunnya suatu keanggotaan yang
berdedikasi tinggi.

6. Merasakan Adanya Krisis Kepemimpinan Atau Kekosongan Rohani Dalam Masyarakat

Sebuah negara atau suku yang telah mengalami rasa kehilangan kepemimpinan atau
kekosongan rohani akibat perang, bencana alam, atau karena perpindahan tempat tinggal,
dapat menciptakan suatu lingkungan yang matang untuk menetaskan sebuah Gerakan
Perintisan Jemaat. Disintegrasi kemasyarakatan semakin lama menjadi semakin umum dalam
dunia kita yang berubah dengan begitu cepat, dan hal ini merupakan undangan yang baik bagi
suatu Gerakan Perintisan Jemaat. Tersingkirnya simbol-simbol stabilitas yang telah bertahan

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (29 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

lama dan hilangnya rasa aman, mengarahkan orang kembali kepada pertimbangan-
pertimbangan mengenai pentingnya hal-hal yang bersifat kekal.

7. Pelatihan Magang (on the job training) Bagi Para Pemimpin Jemaat

Bersamaan dengan pertambahan jumlah jemaat yang begitu pesat, pelatihan kepemimpinan
yang efektif adalah hal yang sangat mendesak demi suksesnya gerakan ini. Apabila para
pemimpin gereja yang baru didirikan harus meninggalkan jemaatnya untuk mengikuti
pelatihan teologia yang berlangsung lama, maka momentum gerakan ini akan hilang. Tetapi
pada saat yang sama, pendidikan teologia yang merupakan bagian penting dari pertumbuhan
gereja tidak bisa disepelekan. Pelatihan yang paling menguntungkan adalah yang membawa
pendidikan sedekat mungkin ke daerah pelayanan. Pendidikan teologi di luar kelas
(Theological Education by Extension) dengan penekanan pada pelajaran yang praktis, di mana
pelatihan itu diselenggarakan sela menyela dengan pelayanan yang sedang berlangsung, telah
terbukti menjadi pelengkap yang kuat bagi Gerakan Perintisan Jemaat.

Bentuk-bentuk pelatihan magang ini berbeda di setiap tempat, tetapi di dalamnya secara
khusus mencakup sebuah seri modul pelatihan jangka pendek, yang tidak akan mengganggu
pelaksanaan tugas-tugas penginjilan, perintisan jemaat dan kepemimpinan pastoral. Para
misionaris juga telah memberikan kesaksian tentang pentingnya pelatihan kepemimpinan
untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan Gerakan Perintisan Jemaat.

8. Otoritas Kepemimpinan Tidak Berada Pada Satu Orang (Desentralisasi)

Denominasi-denominasi dan struktur-stuktur gereja-gereja yang menerapkan hirarki/tingkatan


otoritas atau yang memerlukan birokrasi dalam pengambilan keputusan, tidaklah sesuai untuk
mengendalikan dinamika Gerakan Perintisan Jemaat. Penting sekali bagi seorang pemimpin
kelompok sel atau jemaat rumah tangga untuk mempunyai wewenang/otoritas seluas yang
diperlukan untuk melakukan hal-hal yang diperlukan bagi penginjilan, pelayanan, dan
perintisan jemaat tanpa perlu menunggu-nunggu persetujuan dari hirarki gereja.

9. Orang Luar Tetap Tidak Menonjol

Misionaris yang telah terlibat dalam Gerakan Perintisan Jemaat menunjukkan betapa
pentingnya untuk tetap menjaga diri agar tidak menonjol, pada saat mereka berusaha untuk
memulai dan mengembangkan gerakan. Hal kunci yang perlu diperhatikan di sini adalah untuk
meminimalkan kehadiran unsur-unsur asing dan mendorong terbangunnya gerakan yang
mandiri dari kelompok masyarakat itu sendiri (indigenos). Daripada menunggu sampai ada
petobat baru yang menunjukkan dirinya layak untuk menjadi (salah satu) pemimpin, sang
misionaris mulai menarik para petobat baru ini untuk mengambil peran- peran kepemimpinan
lewat pertemuan kelompok Pemahaman Alkitab yang bersifat partisipasif, dan untuk
membimbing (mentoring) pemimpin- pemimpin jemaat dari belakang layar.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (30 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

10. Para Misionarinya Menderita

Daftar nama para misionaris yang terlibat dengan Gerakan Perintisan Jemaat terbaca seperti
sebuah katalog malapetaka. Banyak dari mereka yang mengalami sakit, penghinaan dan
dipermalukan. Pada beberapa contoh, penderitaan itu disebabkan karena perilaku mereka yang
merusak diri sendiri; dalam kasus yang lain terjadi akibat ulah para penentang. Mereka yang
sedang mempelajari Gerakan Perintisan Jemaat memperkirakan bahwa penderitaan ini
berhubungan dengan harga rohani yang lebih mahal yang harus dibayar untuk mengalahkan
kuasa kegelapan (Wahyu 12:12). Apapun penyebabnya, tingkat ketidakseimbangan
penderitaan yang ditanggung oleh para misionaris dalam Gerakan Perintisan Jemaat perlu
mendapatkan perhatian. Para misionaris yang tetap berkeinginan untuk menjalani aksi ini
sangat disarankan untuk selalu waspada, berjaga- jaga, bergumul dan berdoa.

Bab 5 -- Sepuluh Penanganan Praktis

[Indeks 00000]

Gerakan Perintisan Jemaat adalah pekerjaan yang kedaulatan dari Allah, tapi dalam kasih karunia-
Nya yang luar biasa, Dia memilih untuk bekerja sama dengan kita. Ada beberapa hal praktis yang
dapat dilakukan seorang misionaris untuk membantu memulai atau membantu perkembangan
Gerakan Perintisan Jemaat. Sepuluh penanganan yang disebut di bawah ini bukanlah langkah-langkah
yang berurutan. Beberapa langkah lebih penting dari langkah lainnya, tetapi setiap langkah yang ada,
telah dilakukan dalam formasi Gerakan Perintisan Jemaat di salah satu tempat di dunia. Setiap
misionaris harus menentukan sendiri langkah mana yang sesuai dengan situasinya, dan bagaimana
langkah itu diadaptasi sehingga memperoleh keuntungan maksimal.

1. Geluti Orientasi GPJ Sejak Awal Dimulainya

Ini merupakan hal kunci: Gerakan Perintisan Jemaat berawal pada hari pelayanan dimulai. Visi akhir
dari suatu pelayanan sudah harus mulai "terealisasi" sejak saat permulaan. Itu berarti, setiap
misionaris yang ingin memulai Gerakan Perintisan Jemaat harus mulai dengan "membuat sebuah
gereja/jemaat percontohan bergaya Gerakan Perintisan Jemaat" lengkap dengan penginjilan,
pemuridan dan pelatihan pelipatgandaan jemaatnya, dalam konteks sebuah kelompok sel. Hal ini
berlawanan dengan model jemaat yang dimulai dengan pra-penginjilan, lalu penginjilan, kemudian
pemuridan, perintisan jemaat, pengutusan misi dan sebagainya.

● Kembangkan dan Terapkan Strategi-strategi Yang Bersifat Menyeluruh

Para misionaris yang memperhatikan cakupan dari segala sesuatu yang diperlukan untuk memulai dan

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (31 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

memelihara suatu Gerakan Perintisan Jemaat, akan segera menyadari bahwa pekerjaan ini melampaui
keterbatasan mereka dalam hal waktu, talenta dan sumber- sumber. Walaupun demikian jika mereka
memandang kepada sumber ketersediaan yang lebih besar dari amanat agung orang-orang Kristen dan
terus menerus bertanya, "Hal apa yang diperlukan untuk dapat memulai suatu Gerakan Perintisan
Jemaat?" mereka akan menemukan bahwa yang diperlukan adalah sebuah strategi yang menyeluruh
(kompreshensif).

Sebuah strategi yang komprehensif berdiri di atas setidaknya empat pilar : 1) doa, 2) Firman Tuhan,
3) penginjilan, 4) perintisan jemaat. Keempat pilar ini dipadukan oleh sebuah matriks pelayanan yang
meliputi pelayanan untuk kebutuhan dasar manusia, strategi-strategi komunikasi, mobilisasi dan
tindakan-tindakan lain. Waktu dikombinasikan, strategi-strategi yang menyeluruh ini membebaskan
pelayanan tersebut dari keterbatasan seorang misionaris atau bahkan suatu badan misi, serta
memaksimalkan kemungkinan-kemungkinan untuk memulai dan membantu mengembangkan sebuah
Gerakan Perintisan Jemaat.

● Evaluasi Segala Sesuatu Untuk Mencapai Visi Akhir

Sekali waktu seorang misionaris pernah berkomentar, "Anda dapat membedakan apakah seseorang itu
adalah seorang misionaris yang baik atau tidak dengan memperhatikan terhadap apa dia dapat berkata
'tidak'." Ini tidak dimaksudkan untuk diartikan bahwa percobaan-percobaan yang berjangkauan luas
dalam GPJ tidaklah sesuai, tapi seorang koordinator strategi yang efektif selalu bersifat tegas dalam
mengevaluasi segala sesuatu yang dia kerjakan sehubungan dengan visi akhirnya -- yaitu sebuah
Gerakan Perintisan Jemaat -- dan membuang hal-hal yang tidak atau tidak akan membawa
pelayanannya ke sana.

● Terapkan Penuaian Seksama (Precision Harvesting)

Daripada menabur benih injil secara acak dan menunggu- nunggu tibanya saat penuaian, sejumlah
besar misionaris telah belajar untuk memakai hikmat penuaian seksama. Di dalam penuaian seksama
digunakan "filter respon" untuk mengenali dan melokalisir orang-orang yang telah memberikan
respon positif kepada injil. Kemudian, ditempatkanlah di sana pekerja yang akan tinggal dalam
jangka panjang supaya dari kontak langsung dengan mereka dapat dilakukan pemuridan dan
kemudian perintisan jemaat. Model pelayanan ini mengakui bahwa seorang misionaris yang tinggal di
ladang pelayanan misi bisa saja berhasil dengan cara mempelajari bahasa, membagi imannya,
memuridkan sekelompok orang percaya dan merintis sebuah gereja, tapi ada cara lain yang lebih
efisien untuk mencapai hasil akhir yang sama.

Melalui kerja sama dengan siaran radio atau bentuk- bentuk penginjilan massa lainnya, seorang
misionaris perintis jemaat dapat menggunakan nama dan alamat para responden (orang-orang yang
menjawab) untuk pelayanan pra-injili (penaburan) lainnya. Kemudian, dengan menempatkan dirinya
di tengah-tengah orang-orang percaya baru atau yang sedang mencari kebenaran, ia dapat memulai
pelayanan pemuridan dan perintisan jemaat. Pelayanan penuaian seksama ini dapat mempersingkat

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (32 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

proses memulai sebuah gereja atau melipatgandakan jemaat-jemaat.

● Siapkan Orang-orang Yang Baru Percaya Untuk Menghadapi Aniaya

Orang-orang yang baru percaya harus mengerti bahwa panggilan kepada Kristus adalah panggilan
kepada salib. Pelecehan, penganiayaan bahkan penyiksaan sampai ke kematian (martir) bisa terjadi,
tapi itu tidak seharusnya membuat orang yang baru percaya menjadi terkejut. Sejak jaman Perjanjian
Baru penganiayaan sudah dialami oleh mereka yang mengikut Kristus. Mempersiapkan mereka untuk
masa penganiayaan tidak perlu menunggu sampai mereka bertobat; itu seharusnya sudah dimulai
dalam proses penginjilan. Orang-orang percaya harus diajar untuk mengharapkan masa- masa sulit
sejak permulaan kekristenannya sebagai harga yang harus dibayar untuk pertobatan mereka ( lihat
Mar 8:34).

● Kumpulkan, lalu menangkan mereka

Langkah perkembangan yang logis dalam perintisan jemaat adalah: memenangkan, memuridkan,
menjemaatkan, lalu mengorganisir mereka menjadi sebuah jemaat. Tetapi, ini bukan satu- satunya
cara menyelesaikan pekerjaan. Banyak perintis jemaat yang efektif yang terlibat dalam Gerakan
Perintisan Jemaat telah belajar untuk mengumpulkan sekelompok orang yang masih dalam tahap
mencari- cari kebenaran dan membawa mereka ke dalam acara penyembahan yang bersifat PI serta
kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab. Orang-orang yang "belum Kristen" ini dibawa kepada visi
Gerakan Perintisan Jemaat bahkan bersamaan dengan saat mereka dibawa ke dalam keluarga besar
orang beriman.

● Cobalah metodologi PTTgSR

Metode PTTgSR yang telah digambarkan dalam studi kasus masyarakat Yanyin, mengandung unsur-
unsur inti yang seharusnya dapat diaplikasikan ke dalam konteks perintisan jemaat manapun. Sebuah
jemaat yang PTTgSR memanfaatkan kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab dan penyembahan
yang bersifat Partisipatif, menegaskan bahwa Taat kepada Alkitab adalah satu-satunya ukuran
keberhasilan, menjalankan kepemimpinan yang Tanpa gaji dan tidak berjenjang (hirarkis), dan
bertemu dalam kelompok-kelompok Sel atau jemaat Rumah tangga.

● Kembangkan kepemimpinan jamak dalam gereja sel

Hindari perangkap kekurangan pemimpin untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, dengan memulai
pelayanan yang dijalankan oleh kepemimpinan yang beranggotakan lebih dari satu (jamak). Masih
ingat dengan Gerakan Perintisan Jemaat di Kamboja yang memulai setiap sel dengan membentuk
lebih dulu "komite sentral" yang terdiri dari tujuh orang? Kepemimpinan jamak seperti ini sangatlah
umum dalam Gerakan Perintisan Jemaat, dan dengan demikian selalu tersedia secara berlimpah
pemimpin-pemimpin yang berpotensi bagi gereja-gereja sel dan untuk memulai jemaat-jemaat baru.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (33 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

● Gunakan pelatihan Praktek Kerja Lapang (magang)

Jangan sampai tergoda untuk menarik para pemimpin jemaat lokal yang baru didirikan dari jemaat-
jemaat mereka, dan mengirim mereka untuk mengikuti pelatihan dalam suatu lembaga selama
bertahun-tahun. Pendidikan teologia yang tidak terpusat pada satu tempat dan yang diselingi dengan
pengalaman praktis akan jauh lebih baik bagi mereka. Pendekatan ini dapat berupa satu bulan masa
pelatihan dan dua bulan magang sebagai pelayan pastoral, atau delapan sesi pelatihan selama dua
minggu per sesi, yang diseling dengan pengalaman di lapangan, sehingga keseluruhan pelatihannya
berlangsung selama beberapa tahun, pada saat yang sama dilakukan juga pemuridan dan peningkatan
kecakapan yang akan berlaku seumur hidup. Pendidikan yang lebih tinggi dalam beberapa hal pasti
akan sangat bermanfaat bagi para pemimpin jemaat, tapi jika ia harus pergi selama beberapa tahun
untuk belajar, hal ini dapat menjadi kendala bagi Gerakan Perintisan Jemaat di tahap-tahap awal
perkembangannya.

● Memberikan Contoh, MenDampingi, MengAwasi dan Men(T)inggalkan (CDAT)

Para misionaris yang mempunyai kecakapan sebagai perintis jemaat, menghadapi banyak tantangan
baik dari diri mereka sendiri, mau pun dari kelompok masyarakat yang hendak mereka jangkau.
Selalu ada godaan untuk "saya bikin sendiri sajalah" daripada mengalihkan pelayanan kepada
pemimpin lokal yang baru muncul. Perpindahan tanggung jawab ini dipersulit dengan kenyataan
bahwa banyak, kalau bukan sebagian besar, misionaris sangat menikmati saat-saat penggembalaan
dan pelayanan kepada jemaat.

Permasalahan dalam perpindahan tanggung jawab ini dapat diperkecil apabila sang misionaris telah
berbagi tanggung jawab dengan orang-orang yang sedang dipimpinnya sejak awal. Pola perintisan
jemaat yaitu dengan melakukan memberikan contoh gereja baru dan ibadah, lalu menolong anggota
jemaat untuk melakukan proses yang sama, akan membantu sang misionaris untuk memindahkan
keahliannya kepada para perintis jemaat generasi berikutnya (lihat 2Ti 2:2).

Siklus CDAT baru menjadi sempurna hanya apabila sang misionaris telah benar-benar menyingkir
dari pelayanan. Barulah pada saat itu terjamin adanya pembaruan yang penuh gairah dari perintisan
jemaat mandiri (indigenos).

Bab 6 -- Pertanyaan- pertanyaan yang Sering Dilontarkan

[Indeks 00000]

Ketika kami membahas Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat dengan para misionaris dari seluruh

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (34 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

dunia, sejumlah pertanyaan yang sama berulang kali dilontarkan.

1. Bagaimana Dengan Gedung-gedung Dan Lembaga-lembaga Gereja?

Gedung-gedung gereja dan lembaga-lembaganya memang dapat memberikan kontribusi


kepada sebuah Gerakan Perintisan Jemaat, tapi di sisi lain bisa menjadi batu sandungan. Kalau
bangunan-bangunan dan institusi merebak secara mandiri dan alamiah dalam batas-batas
kebutuhan dan kemampuan orang-orang percaya di tempat itu, maka kehadirannya akan makin
memantapkan persiapan bagi suatu Gerakan Perintisan Jemaat. Jika lembaga-lembaga/institusi-
institusi (seminari, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya) disarankan oleh atau bergantung
pada pihak-pihak luar, hal-hal tersebut akan menyisakan beban pemeliharaan kepada
kelompok masyarakat yang bersangkutan, dan pada akhirnya akan menjauhkan mereka dari
momentum penginjilan dan perintisan jemaat.

Gedung-gedung gereja telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kita di dunia Barat. Kita
lupa bahwa kekristenan di dunia Barat memerlukan hampir tiga ratus tahun sebelum akhirnya
secara mandiri (dari itikad sendiri) sampai pada kebutuhan untuk memiliki gedung-gedung
ibadah secara khusus. Dalam kurun waktu tiga ratus tahun itu pula, injil meledak di sebagian
besar wilayah dunia yang telah dikenal orang. Kalau kita langsung membangun gedung-
gedung gereja untuk jemaat-jemaat yang baru dibentuk, kita bisa saja malah membebani
mereka dengan beban eksternal yang tidak siap mereka pikul.

2. Apakah Gerakan Perintisan Jemaat Menjadi Fasilitator Bagi Perkembangan Bidat?

Para kritikus berpendapat bahwa fenomena kaum awam seperti Gerakan Perintisan Jemaat,
adalah tanah yang subur bagi timbulnya ajaran bidat. Mungkin saja ini benar, tetapi tidak
semuanya seperti itu. Solusi yang seringkali ditawarkan adalah dengan memperbanyak
pelatihan teologia. Meskipun demikian, sejarah gereja telah memperlihatkan bahwa
pengobatan dapat berakibat lebih buruk daripada penyakitnya itu sendiri. Sejak sekolah teologi
pertama didirikan di Alexandria, Mesir, telah terbukti bahwa seminari-seminari pun bisa
menjadi sarana transmisi baik bagi bidat maupun doktrin- doktrin yang benar. Hal yang sama
masih berlaku sampai saat ini.

Kunci dari doktrin yang sehat adalah Firman Tuhan. Dalam lingkungan ledakan pertumbuhan
gereja pada abad pertama, saat itu tidak ada seminari, tetapi yang ada hanyalah
memberlakukan secara sederhana perkataan Yesus "ajarlah mereka untuk memperhatikan
dengan seksama segala sesuatu yang telah Kuajarkan kepadamu" (Mat 28:20). Dari amanat ini
lahirlah sejumlah pendekatan untuk pemuridan dan pelatihan. Tantangan di abad pertama itu
hanya berubah sedikit sekali bagi kita dan mengundang jenis-jenis respon kreatif yang sama,
untuk menjamin tetap berlangsungnya kesetiaan kepada pengajaran Kristus.

3. Bagaimana Dengan Anak-anak, Apa Tindakan Anda Untuk Mereka?

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (35 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

Para misionaris dan mereka yang berlatar belakang gereja tradisional, melontarkan banyak
pertanyaan tentang mekanisme metode gereja sel. Satu dari pertanyaan- pertanyaan yang
paling umum adalah tentang keberadaan anak-anak dalam gereja-gereja sel. Para praktisi
gereja sel mengakui bahwa ini adalah kelemahan mereka dibandingkan dengan gereja
tradisional dengan program Sekolah Minggunya yang berjenjang. Jalan keluarnya berkisar
mulai dari mengikutsertakan anak-anak ke dalam kelompok Pemahaman Alkitab gereja sel dan
penyembahan, sampai ke memisahkan mereka ke dalam program- program khusus yang dapat
dipimpin secara bergantian oleh para sukarelawan atau orang muda yang lebih dewasa. Jika
kita bisa menolak godaan untuk membiarkan sel-sel menjadi terlalu besar sebelum terbagi dan
berlipat ganda, kita dapat melakukan tugas pendewasaan dan pemuridan bagi orang-orang
muda kita dengan lebih teratur.

Sementara belum ada jawaban universal untuk tantangan ini, ada berbagai variasi tanggapan
yang muncul di mana-mana di seluruh dunia. Dengan begitu banyaknya tantangan yang
berhubungan dengan sebuah Gerakan Perintisan Jemaat, para misionaris dan perintis jemaat
didorong untuk tetap melakukan percobaan, inovasi dan adaptasi!

Bab 7 -- Kendala-kendala Bagi Suatu GPJ

[Indeks 00000]

Gerakan Perintisan Jemaat adalah karya Allah, tapi luar biasa sekali bagaimana manusia dapat sejauh
itu turut ikut campur di dalamnya. Sama seperti karya-Nya yang lain, Dia membiarkan kita secara
aktif bekerjasama atau menjadi penghalang -- sadar atau tidak - - bagi tujuan yang hendak dicapai-
Nya. Para misionaris yang terlibat dalam Gerakan Perintisan Jemaat telah mengenali beberapa
tindakan manusia yang cenderung menghambat, memperlambat atau menghalangi GPJ. Meskipun
kita tidak bisa menciptakan sebuah Gerakan Perintisan Jemaat, tapi kita bisa berbuat sesuatu supaya
tidak menyumbat meruaknya pergerakan ini. Di bawah ini terdapat beberapa penghalang utama
Gerakan Perintisan Jemaat yang dihadapi oleh para misionaris.

1. Membebankan Keharusan-keharusan Yang Tidak Alkitabiah Kepada Jemaat

Apabila suatu badan misi, perserikatan atau konvensi berusaha mengharuskan sebuah jemaat
untuk memiliki hal-hal yang tidak diharuskan dalam Alkitab seperti: tanah, gedung, seminari
tempat pelatihan bagi para pemimpin, atau menggaji pejabat gereja sebelum mengakui status
mereka secara penuh sebagai gereja, maka Gerakan Perintisan Jemaat akan terhambat. Orang-
orang Kristen (di dalam badan misi, perserikatan atau konvensi) ini mungkin sebenarnya
berniat baik dengan membebani prasyarat-prasyarat sebelum secara resmi mendirikan sebuah
gereja -- sasaran dari prasyarat- prasyarat itu biasanya adalah adanya jaminan bahwa

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (36 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

kehidupan gereja itu akan berkelanjutan, sebelum gereja itu berjalan secara mandiri. Tetapi,
keharusan-keharusan seperti gedung, properti dan pejabat yang digaji dengan segera akan
menjadi batu kilangan yang berat di leher mereka dan membuatnya tidak mungkin bisa
bereproduksi.

2. Hilangnya Identitas Kebudayaan Yang Berharga

Apabila sekelompok masyarakat harus menyingkirkan identitas etnis mereka yang berharga
dan mengadopsi budaya asing supaya dapat menjadi orang percaya, maka alasan perintisan
gereja tidak akan berjalan jauh atau pun bertahan lama. Di seluruh dunia, banyaknya gereja
yang secara budaya nampak aneh di lingkungan mereka sendiri, merupakan kesaksian tentang
adanya penghalang semacam ini.

Terdapat begitu banyak contoh di mana perintisan gereja merupakan medan pertempuran
kebudayaan, ketika para misionaris dan orang-orang Kristen lokal berusaha menguasai dan
mengubah kebudayaan, bukannya hati masyarakat yang hendak dijangkau. Setiap kali
seseorang harus menjadi seperti orang Rusia, Amerika, Eropa dan sebagainya untuk menjadi
seorang Kristen, maka tipis kemungkinan Gerakan Perintisan Jemaat dapat merebak dengan
cepat di tengah-tengah kelompok masyarakat yang non-Rusia, non-Amerika atau non-Eropa.

3. Mengatasi Teladan Yang Buruk Dari Orang Kristen

Sayang sekali bahwa penyebaran injil di seluruh dunia kadangkala menghasilkan gereja-gereja
yang memberi teladan buruk tentang imannya. Apabila gereja-gereja yang lebih dulu ada di
suatu tempat memiliki anggota-anggota jemaat yang belum lahir baru serta hidup secara
duniawi dan tidak bermoral, ini akan mempersulit orang-orang yang baru percaya untuk
meyakinkan orang yang masih terhilang, bahwa iman Kristen itu kudus dan sanggup
melepaskan mereka dari segala hal yang membelenggu.

Ada beberapa corak perilaku gereja yang mungkin masih dapat dianggap bermoral, tapi
mengkompromikan dan merusak semangat dari Gerakan Perintisan Jemaat. Jika gereja-gereja
lokal yang lebih dulu ada di suatu tempat tidak merasakan dorongan untuk menyebarluaskan
imannya, orang-orang yang baru percaya mungkin akan mempertanyakan kenapa mereka
mesti merasa bergairah atau merasa urgen terhadap penginjilan.

4. Model-model Gereja Yang Tidak Bisa Direproduksi

Kapan saja seorang misionaris memulai perintisan jemaat dengan memakai komponen-
komponen yang tidak dapat direproduksi sendiri oleh kelompok masyarakat setempat, maka ia
telah merusak Gerakan Perintisan Jemaat. Godaan untuk itu akan selalu ada: kelihatannya
lebih cepat dan mudah bila mengimpor solusi untuk menyelesaikan tantangan-tantangan lokal
daripada mencari sebuah solusi yang berakar pada masyarakat itu sendiri. Hal-hal yang dapat

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (37 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

menghambat gerakan bisa merupakan hal yang kelihatannya tidak berbahaya, seperti blok-blok
sinder (batu bangunan), sound sistem elektronik, kursi-kursi lipat impor.

Gerakan Perintisan Jemaat yang sejati selalu akan muncul sesuai dengan konteksnya. Jika desa
itu bangunannya terbuat dari bambu, maka gedung gerejanya pun akan terbuat dari bambu. Di
daerah pedesaan, gereja sel atau jemaat rumah tangga mengambil struktur yang serupa dengan
struktur keluarga bukannya kejemaatan yang membutuhkan gedung mahal untuk digunakan
secara eksklusif sebagai tempat pertemuan-pertemuan ibadah. Para praktisi GPJ mengevaluasi
setiap aspek dari masing-masing jemaat yang diawali dengan pertanyaan: "Dapatkah bagian ini
direproduksi kembali oleh orang-orang percaya di sini?" Jika jawabannya "tidak", maka unsur
asing itu disingkirkan.

5. Subsidi-subsidi Yang Menimbulkan Ketergantungan

Pada dasarnya uang bukanlah sesuatu yang jahat. Untuk menyokong para misionaris dan
mempromosikan hal-hal yang tak dapat dilakukan sendiri oleh orang yang masih terhilang
maupun yang sudah percaya, uang memainkan peranan penting. Setiap kali injil diperkenalkan
kepada suatu kelompok masyarakat baru, maka sokongan dari luar dibutuhkan. Masalahnya
baru timbul ketika bantuan dana dari luar itu menimbulkan ketergantungan pada orang-orang
yang baru menjadi Kristen, menghimpit inisiatif mereka dan memadamkan api Gerakan
Perintisan Jemaat.

Sebaiknya pemakaian bantuan dana dari luar adalah untuk mendanai usaha menjangkau
kelompok masyarakat yang belum terjangkau, mengembangkan literatur/bahan-bahan bacaan
injili, pembuatan program radio dan penyiarannya, memproduksi film Yesus, penerjemahan
Alkitab, siaran televisi injili, kaset, CD, dan sebagainya. Pada saat pihak-pihak luar dengan
itikad baiknya mendongkrak pertumbuhan dengan membelikan gedung-gedung atau
mensubsidi gaji para pendeta, mereka membatasi kapasitas gerakan ini untuk bereproduksi
secara spontan dan mandiri.

6. Ketentuan- ketentuan Kepemimpinan Yang Tidak Alkitabiah

Kapan saja para misionaris, gereja-gereja atau pemimpin-pemimpin denominasi yang pada
dasarnya beritikad baik menjejalkan keharusan-keharusan yang melebihi apa yang ditetapkan
dalam Perjanjian Baru kepada para pemimpin jemaat, maka hal itu akan menghambat Gerakan
Perintisan Jemaat.

Contoh yang diberikan Perjanjian Baru dapat kita temukan dalam cara Kristus memilih kedua
belas murid-Nya (Mat 4:18-22) dan pada syarat/kriteria yang diberikan Paulus tentang seorang
pemimpin jemaat dan diaken (1Ti 3). Sangat mencolok terlihat bahwa karakter moral dan
keinginan untuk mengikut Kristus lebih dititikberatkan daripada pelatihan teologia atau derajat
pendidikan.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (38 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

7. Pemikiran Dan Tindakan Yang Bersifat Linear Dan Berurutan

Wajar saja bila seorang misionaris berpikir dalam langkah-langkah pemahaman yang bertahap
mengenai perintisan jemaat. Contohnya seperti ini, pertama pelajari bahasanya, lalu mulai
membangun hubungan-hubungan, setelah itu bagikan kepada mereka kesaksian, lalu muridkan
orang-orang percaya, lalu jemaatkan, setelah itu tetapkan pemimpin-pemimpin, dan kemudian,
kembali memulai perintisan gereja lainnya lagi, dan sebagainya. Tetapi, para misionaris yang
telah berhasil menjadi navigator bagi sebuah Gerakan Perintisan Jemaat memberikan
gambaran yang berbeda tentang pergerakan ini, yaitu bahwa ternyata ia bersifat non-linear
(tidak berupa garis lurus).

Mereka bersikeras pada pentingnya kesaksian sejak hari pertama, bahkan sebelum bahasa
setempat dikuasai. Dari pada menunggu-nunggu terjadi pertobatan, para misionaris
memuridkan mereka yang belum percaya untuk dibawa kepada pertobatan. Pada saat mereka
menjadi orang percaya, para petobat baru ini sudah beberapa lama mengambil bagian dalam
gereja-gereja sel dan telah menangkap visi untuk memulai jemaat-jemaat. Gerakan Perintisan
Jemaat segera merebak setelah berbagai unsur dari sebuah Gerakan Perintisan Jemaat berjalan
secara berkesinambungan (simultan).

8. Merintis Jemaat "Kodok" Bukannya Jemaat "Kadal"

Ya, benar ini memang suatu metafora. Gereja-gereja kodok memandang dirinya sebagai ujung/
akhir dari segala yang ada padanya, duduk menggemukkan diri di atas bukit atau daun teratai
yang terapung (atau jalan-jalan utama) dan merasa puas, berharap jiwa-jiwa terhilang yang
mencari-cari keselamatan akan datang sendiri kepada mereka. Gereja-gereja kodok
mengadakan pertemuan-pertemuan di tempat- tempat yang membuat mereka merasa nyaman
dan menuntut supaya jiwa-jiwa yang terhilang beradaptasi dengan dunia kekodokan mereka.
Gereja kadal selalu mengejar jiwa terhilang. Selalu bisa beradaptasi dan siap beraksi, mereka
bergerak cepat ke dalam dunia menyusup lewat celah- celah mencari yang jiwa hilang. Gereja-
gereja kadal menembus ke dalam rumah-rumah jiwa terhilang lewat pertemuan-pertemuan
Pemahaman Alkitab yang injili, dan bukan cuma menuntut supaya jiwa-jiwa terhilang datang
sendiri ke gereja-gereja mereka. Mereka tidak berkeberatan untuk mengubah warna kulit,
mencurahkan sepenuh tenaga, bahkan jika perlu kehilangan ekor, hanya supaya dapat
membawa jiwa terhilang ke dalam keluarga Allah.

9. Strategi-strategi Yang Baku

Agak aneh tentunya bahwa setelah semua petunjuk yang dikemukakan dalam buku ini, para
misionaris diperingatkan untuk menentang metode-metode siap pakai, yang sudah dibakukan.
Misionaris- misionaris praktisi Gerakan Perintisan Jemaat adalah orang-orang yang begitu
sangat ingin tahu dan memiliki komitmen untuk belajar di mana dan bagaimana Allah sedang
bekerja. Apabila para misionaris memasuki ladang pelayanan dengan kantung-kantung yang

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (39 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

dipenuhi berbagai jawaban, bukannya hati yang lapar untuk mengawasi dan belajar di mana
Allah sedang bekerja dan apa yang sedang dikerjakan-Nya, maka mereka telah membatasi
kemampuan Allah untuk memakai dirinya. Ini bukannya dukungan untuk melakukan
pendekatan "tidak tahu apa-apa" dalam misi, tapi untuk menekankan pentingnya kerendahan
hati dan kebergantungan kepada Allah demi pengungkapan di mana dan bagaimana Dia akan
melaksanakan sebuah Gerakan Perintisan Jemaat.

Bab 8 -- Visi GPJ Bagi Dunia

[Indeks 00000]

Allah telah memperlihatkan kepada kita bahwa saat ini Dia sedang mengerjakan sesuatu di antara
suku-suku bangsa di seluruh dunia -- sesuatu yang begitu mengagumkan, sampai-sampai kalau bukan
karena telah melihatnya sendiri kita tidak akan percaya (lihat Hab 1:5). Kami menyebut hal yang
dahsyat dan mengagumkan ini Gerakan Perintisan Jemaat. Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat ini
tidak terkungkung dalam batasan-batasan geografis atau pembagian-pembagian rasial yang ada di
masyarakat. Allah telah mendemonstrasikan bahwa Dia sanggup memunculkan gerakan ini di antara
masyarakat kota mau pun pedesaan, di tengah mereka yang berpendidikan mau pun yang buta huruf,
di benua mana pun dan dari latar belakang agama apa saja. Garis merah universal yang
menghubungkan setiap gerakan tersebut adalah Allah sedang melakukan rekonsiliasi (pendamaian)
antara diri-Nya dengan dunia ini melalui Yesus Kristus.

Sejak awal, Allah telah memanggil kita untuk menjadi rekan kerja-Nya. Kalau kita bersedia, Dia bisa
saja dalam kasih karunia-Nya memberi pada kita kesempatan untuk melihat Gerakan Perintisan
Jemaat terjadi di seluruh dunia di generasi kita.

Selama lima tahun terakhir, melalui setidaknya lima Gerakan Perintisan Jemaat, hampir seperempat
milyar jiwa yang hilang telah datang kepada iman dalam Yesus Kristus. Bayangkan jika ada 50
Gerakan Perintisan Jemaat -- atau 500! Walaupun demikian, luapan kegembiraan kita hendaknya
bukan karena besarnya jumlah atau bahkan bila kita sadari bahwa angka-angka ini mewakili orang-
orang yang mendapatkan kehidupan baru dalam Kristus. Sukacita terbesar datang karena
kebersamaan kita dalam misi Allah yaitu rencana penebusan-Nya bagi bangsa-bangsa, yaitu melayani
sebagai alat dalam pengungkapan mujizat keselamatan ini yang dikerjakan kepada semua suku
bangsa. Inilah yang seharusnya menjadi alasan sukacita kita.

Pelari maraton biasanya memulai perlombaan dengan antusiasme yang besar. Tapi tidak lama setelah
itu mulai ada yang berjatuhan atau makin lamban berlari. Tapi beberapa pelari tetap bertahan
menanggung rasa sakit dan lelah. Bagi para atlit yang telah bertahan ini tidak ada pandangan yang
lebih melegakan selain etape terakhir menjelang garis finis. Waktu mereka melihatnya, denyut nadi
bertambah cepat langkah menjadi kuat kembali dan adrenalin mereka berbuncah-buncah saat

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (40 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

mengarahkan langkah mereka ke garis finis. Tubuh Kristus telah berlari dalam suatu perlombaan
besar selama hampir 2.000 tahun. Sepanjang perjalanan itu, telah banyak orang percaya yang menjadi
lemah dan lesu. Mereka bukannya tetap berlari maju, malahan menjadi puas dengan langkah-langkah
yang lamban.

Hari-hari ini, semakin banyak orang Kristen yang memperhatikan tanda-tanda bahwa kita mungkin
akan memasuki bagian 100 meter terakhir itu. Allah sedang mencurahkan Roh-Nya ke atas bangsa-
bangsa (lihat Kis 2:17). Mereka yang mengartikan Gerakan Perintisan Jemaat ini sebagai tanda-tanda
intervensi ilahi Allah sendiri dalam sejarah, sedang menilai kembali kehidupannya dan
melipatgandakan pekerjaan-pekerjaannya.

Secara sederhana, jika ini berasal dari Allah, kami ingin menjadi bagian di dalamnya. Memasuki
etape akhir, kita merasakan bagaimana denyut nadi kita bertambah cepat, langkah-langkah kaki
semakin mantap dan tujuan kita makin diperluas.

"Karena itu marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."

Glosari Gerakan Perintisan Jemaat

[Indeks 00000]

CBAT (Contoh Bantu Awasi dan Tinggalkan) / MAWL (Model, Assist, Watch and Leave) -- suatu
ritmik (dalam irama) pelaksanaan perintisan jemaat yang ikut memberi sokongan bagi GPJ pada
waktu seorang misionari membuat sebuah contohan GPJ, membantu orang percaya baru merintis
jemaat-jemaat berorientas GPJ, mengawasi untuk memastikan bahwa mereka dan gerejanya
bereproduksi dan kemudian meninggalkannya untuk memulai siklus CBAT baru.

FILTER RESPON DAN SIMPAI UMPAN BALIK -- metode-metode yang dimanfaatkan untuk
memperoleh keterangan mengenai respon seseorang terhadap usaha-usaha penginjilan massal, untuk
keperluan-keperluan tindak lanjut pemuridan dan perintisan jemaat.

GERAKAN PERINTISAN JEMAAT -- tingkat pertumbuhan yang cepat dan eksponensial dari
tindakan perintisan- perintisan jemaat yang dikerjakan oleh jemaat-jemaat indigenos di dalam
kelompok masyarakat atau golongan populasi tertentu.

GEREJA RUMAH -- kumpulan-kumpulan kecil orang percaya yang rata-rata berjumlah 10-30 orang,
yang bertemu di rumah-rumah atau emperan toko, yang umumnya tidak terorganisir (tidak seperti
kelompok sel) di bawah otoritas tunggal atau pun hirarki otoritas.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (41 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

GEREJA SEL -- gereja yang terdiri dari sekumpulan kecil orang percaya, umumnya 10-30 orang
setiap unit, yang bertemu di rumah-rumah atau emperan toko, yang mengerjakan ke lima tujuan
gereja dan berhubungan satu sama yang lain, dalam satu bentuk jejaring yang berstruktur. Jejaring ini
sering kali merupakan bagian dari satu identitas gereja tunggal yang lebih besar.

KOORDINATOR STRATEGI -- seorang misionari yang bertanggung jawab untuk mengembangkan


sebuah rencana terpadu yang sasarannya adalah memulai dan memelihara Gerakan Perintisan Jemaat
di tengah-tengah sekelompok masyarakat atau suatu bagian populoasi tertentu yang belum terjangkau
oleh injil.

LIMA TUJUAN GEREJA:

1. 1. Worship (Ibadah/penyembahan),
2. 2. Pelayanan Penginjilan dan Misionari,
3. 3. Pendidikan dan pemuridan,
4. 4. Pelayanan,
5. 5. Persekutuan

MANDIRI (indigenous) -- berasal dari dalam atau mampu muncul dari dalam konteks lokal. Ini
berlawanan dengan eksogen yaitu berasal dari luar lingkungan lokal/ setempat; bersifat asing.

PENGISAHAN ALKITAB SECARA KRONOLOGIS -- sebuah metode penginjilan kepada suatu


kelompok masyarakat dengan memakai cerita-cerita besar Alkitab sejak penciptaan, penebusan
sampai pada kembalinya Kristus dan menghubungkannya pada mereka dalam cara yang sesuai
dengan budayanya.

PEMBIMBINGAN (Mentoring) -- satu bentuk pengajaran yang melibatkan hidup di samping orang
yang sedang diajar dan mempersilahkan dia belajar dari contoh yang diberikan itu.

PENUAIAN SEKSAMA (precision harvesting) -- sebuah strategi penempatan para perintis jemaat di
dalam suatu hubungan komunikasi dengan mereka yang sedang mencari-cari (kebenaran) atau orang
percaya baru yang sebelumnya telah diidentifikasi dan mulai dilayani melalui respons mereka
terhadap penginjilan massal.

PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL -- pertumbuhan yang ditandai oleh kelipatan setiap bagian.


Jadi dalam pertumbuhan eksponensial 2x2=4, 4x4=16, dst. Pertumbuhan ini bertenatngan dengan
pertumbuhan inkremental.

PERTUMBUHAN DERET BILANGAN -- pertumbuhan dengan penambahan., dengan demikian 10


gereja induk mungkin menambahkan beberpa gereja cabang lagi setiap tahun, ini berlawanan denngan
pertumbuhan eksponensial.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (42 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM


Gerakan-gerakan Perintisan Jemaat

PTTgSR -- (Participative, Obey, Unpaid, Cell, House -- POUCH): suatu metode perintisan jemaat
yang menggambarkan jemaat yang ditandai oleh hal-hal ini: kelompok pedalaman Alkitab dan
kelompok ibadah yang bersifat partisipatif, taat pada firman Tuhan, mengembangkan pemimpin
gereja yang bekerja rangkap sehingga tidak perlu dibayar atau tanpa gaji, serta bertemu sebagai gereja
sel, atau gereja rumah.

SUBSIDI -- dukungan dana yang berasal dari luar negeri untuk menyokong kehidupan para pendeta
atau pelayan- pelayan jemaat yang lain. Umumnya hal ini justru menjadi halangan produktifitas bagi
Gerakan Perintisan Jemaat.

file:///D|/STAF/BILLY/_PROJECT/Persiapan_Bogor_Langham/BUKU_MISI/Gerakan_gerakan_Perintisan_Jemaat.htm (43 of 43)5/28/2011 9:45:10 PM

Anda mungkin juga menyukai