Anda di halaman 1dari 12

GEREJA BERBASIS VISI DAN

MISI KERAJAAN ALLAH

Gereja dan Realitas Sosial

Gereja1 adalah organisme ilahi yang di dalamnya maksud-


maksud Allah dinyatakan. Daripadanya banyak gambaran-
gambaran tentang natur dan fungsi gereja baik untuk membina
umat percaya yang mengaku Yesus adalah Tuhan sehingga
bertumbuh ke arah kesempurnaan Kristus sebagaimana banyak
di tegaskan oleh Alkitab, maupun fungsi kehadirannya di dalam
dunia.

Dalam konteks kehadiran gereja bagi dunia, maka gereja di


sebut sebagai umat misionaris. Yesus banyak berbicara tentang
Kerajaan Allah. Gereja bukanlah Kerajaan Allah tetapi agen
penting di dalam menggenapi tujuan-tujuan dari Kerajaan Allah
itu. “Gereja mendapatkan dinamikanya untuk berkembang dari
kedekatan hubungannya dengan kedatangan Kerajaan Allah.”2
Sebagai umat yang diutus keluar (1 Petrus 2:9), gereja
memainkan peran garam dan terangnya. Maka, Allah tidak
sekedar memanggil orang percaya untuk pergi ke gereja tetapi
mereka adalah gereja itu sendiri yang pergi ke dunia, sebab
gereja adalah pengharapan dunia. Dengan demikian, “aktifitas
misionaris bukanlah pekerjaan gereja tetapi Gereja yang sedang
bergerak dan berkarya”3. Karena Allah adalah Allah misionaris
(missio Dei), maka umat Allah adalah umat misionaris (Yohanes
17: 18-21), yang menunjukkan representasi dari Kerajaan Allah
di dunia ini untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah
itu.

1
Istilah “Gereja” di sini mengacu kepada dua pengertian yaitu Gereja
sebagai organisasi, dan orang-orang Kristen (umat percaya).
2 Charles van Engen, God’s Missionary People. Rethinking the Purpose of the

Local Church, (Grand Rapids, Michigan: Baker, Book House, 1991), 26


3 Bosch, David J., Transforming Mission. Paradigm Shifts in Theology of Mission,

(Maryknoll: Orbis Books, 1991), 372.


Allah rindu menarik orang kepada diri-Nya sendiri. Allah mencari yang
terhilang, mengundang orang asing pulang ke rumah. Namun cara
utama Dia melakukannya adalah dengan hidup di tengah-tengah umat-
Nya sendiri sedemikian rupa sehingga mereka juga menarik orang lain. 4

Inilah mandat penting yang disampaikan Yesus kepada gereja-


Nya yaitu sebagai terang dunia ini (Yohanes 9:5), yang
merupakan perwujudan dari Kristus yang adalah Terang yang
sesungguhnya itu. Makna terang di sini adalah kehadiran gereja
diharapkan dapat mengusir kegelapan di dunia ini yang
diakibatkan oleh pekerjaan setan, yang mengakibatkan segala
kehendak Allah belum termanifestasi di dunia ini (1 Yohanes
5:19). Tanda-tanda kekuasaan setan di dunia ini adalah di
antaranya dapat dilihat dari masalah-masalah sosial di sekitar
kita. Kita melihat bahwa struktur yang berdosa telah
mengakibatkan dunia ada di dalam berbagai ketimpangan-
ketimpangan sosial seperti ketidak-adilan, kemiskinan,
penyakit, perceraian, dan banyak hal lainnya.

Untuk masalah kemiskinan di Indonesia, data Tim


Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
menyebutkan adanya peningkatan angka orang miskin di
Indonesia yaitu 96 juta jiwa (hingga 2013). Jumlah ini
meningkat terus secara signifikan dari jumlah sebelumnya yaitu
76,4 juta.5

4 Christopher J.H. Wright, Misi Umat Allah, (Jakarta: Perkantas, 2013),


163.
5 Periode 1996-1999: penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta,
yaitu dari 34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%); Periode 1999-2002:
penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun menjadi
38,48 juta (18,20%).Periode 2002-2005 terjadi penurunan penduduk miskin
hingga 35,10 juta pada tahun 2005 dengan presentasi menurun dari 18,20%
menjadi 15,97%. Tahun 2006 penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta
(15,97%) menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti penduduk miskin meningkat
sebesar 3,95 juta (1,78%). Tahun 2007 Badan Pusat Statistika ( BPS ) yang telah
melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret
2007 angka resmi jumlah masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan
kisaran konsumsi kalori 2100 kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika
pendapatan kurang dari Rp 152.847 per bulan”. Lihat, http:lasonearth. wordpress.com
Masalah kebodohan yang menjadi turunan penyebab
utamanya karena kemiskinan juga merupakan bentuk dari
kegelapan dunia yang dikuasai setan. Gereja sebagai terang
yang sebenarnya harus mampu menjadi jawaban bagi dunia
yang terbelenggu oleh kebodohan ini. Menurut data resmi
dari Komnas Perlindungan Anak terdapat 11,7 juta orang di
33 provinsi yang putus sekolah, dimana Jawa Barat
menempati urutan tertinggi. Sementara menurut data dari
Departemen Sosial terdapat 147.000 anak yang hidup di
jalanan di Indonesia. Itu artinya, anak-anak ini kelak akan
menjadi potensi bagi masalah perkotaan dan bangsa di
kemudian hari.

Gereja sebagai representasi kerajaan Allah harus sadar


bahwa dirinya memiliki mandat untuk mengasihi Allah dan
sekaligus sesama. Gereja harus bersifat rohani tetapi sekaligus
bersifat sosial. Pdt. Karel Ph Erari mengutip hasil Konsultasi
Sukabumi (1946), bahwa gereja harus menyadari arti
kehadirannya sebagai gereja Kristen di dalam konteks
Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan yang tinggi,
dan karenanya menghasilkan penyakit-penyakit sosial yang
juga terus bergerak maju. 6

Masalah-masalah lain juga adalah tingginya akan


kriminalitas, termasuk di dalamnya penyalahgunaan obat-
obatan terlarang. Berdasarkan Survei Nasional
Penyalahgunaan Narkoba pada tahun 2011, angka prevalensi
atau pengguna di Indonesia sebesar 2,2 persen atau 4,2 juta
orang.7 Kesehatan adalah kebutuhan mendasar dan penting
bagi manusia. Namun kenyataannya banyak orang tidak
mendapat akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
Indonesia masih menjadi negara yang paling tinggi kematian

6 Karel Ph Erari, Supaya Engkau membuka Belenggu Kemiskinan. (BPK

Gunung Mulia: Jakarta, 1994), 54


7 http://www.tempo.co/read/news/2014/06/26/173588287/200-Juta-

Orang-Meninggal-Akibat-Narkoba-per-Tahun. Diakses tanggal 10 Mei 2014.


ibu melahirkan,8 penderita HIV9, jantung, dan lain-lain. Gereja
seharusnya bisa befungsi bersama dengan pemerintah bermitra
untuk menyelesaikan masalah kesehatan bagi orang yang ada
disekitarnya dimana gereja ditempatkan oleh Tuhan.

Sementara masalah-masalah yang terkait dengan


pernikahan dan keluarga: angka perceraian yang sangat tinggi
dan mencemaskan di Indonesia.10 Menurut data BKKBN, dari
dua juta pasangan menikah tahun 2010 saja, 285.184 pasangan
bercerai. Ini angka perceraian yang tertinggi se-Asia Pasifik.
Data tersebut juga memperlihatkan bahwa 70 persen perceraian
itu karena gugat cerai dari pihak istri dengan alasan tertinggi
ketidakharmonisan,11 bahkan hal tersebut banyak terjadi pada
keluarga-keluarga Kristen juga. Ini menunjukkan bahwa
Kerajaan setan bekerja sangat keras untuk menghancurkan
kehidupan keluarga di Indonesia bahwkan diseluruh dunia.
Persoalan perselingkuhan dalam keluarga bahkan gaya hidup
sex bebas yang dilakukan dikalangan anak muda akan merusak

8 Menurut Suara Merdeka, terdapat 1.436 ibu meninggal pertahun karena


melahirkan, http:// m.
suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/05/13/201902. Diakses
tanggal 26 Juni 2014.
9 Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di

Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. Selama


periode Juli - September 2009 kasus AIDS bertambah sebesar 743 kasus yang
tersebar di 32 Propinsi di Indonesia. Jumlah kasus AIDS selama tahun 2009
(Januari-September) sebanyak 2.332 kasus. Penularan kasus AIDS tertinggi
terjadi melalui heteroseksual (49,7%), melalui pengguna napza suntik/Penasun
(40,7%), dan homoseksual (3,4%). Proporsi penderita paling banyak ditemukan
pada kelompok umur 20-29 tahun (49,57%), disusul kelompok umur 30-39
tahun (29,84%), dan kelompok umur 40-49 tahun (8,71%). Sedangkan
berdasarkan Propinsi yang melaporkan, kasus AIDS lebih banyak di Jawa Barat,
Jawa Timur, DKI Jakarta, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah,
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau. Jumlah penderita AIDS yang meninggal
sekitar 3.708 orang (20,1%). Lihat, http://www.depkes.
go.id/index.php?vw=2&id=449. Diakses tanggal 26 Juni 2014.
10 Ada sekitar 333 ribu kasus perceraian dalam setahun. Lihat,

http://health.liputan6.com/read/ 2028251/jumlah-perceraian-pasutri-di-
indonesia-333-ribu-per-tahun. Diakses tanggal 26 Juni 2014.
11 http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=967. Diakses

tanggal 26 Juni 2014.


masa depan keluarga dan pekerjaannya karena mereka terhalang
masalah masalah yang mengikat hidupnya. Kenakalan remaja
dan pemuda terlibat dalam tawuran antar sekolah menjadi
pemandangan umum sekarang dan bahkan penyalahgunaan
narkoba dikalangan anak muda menjadi masalah yang serius di
bangsa ini.

Di dalam pemerintahan pun terjadi banyak korupsi di


segala lini, baik anggota legislatif, yudikatif serta eksekutif
sehingga mengakibatkan kerugian masyarakat yang seharusnya
menerima perbaikan dan keadilan sosial. Pemimpin yang tidak
berjalan dengan nilai akan kebenaran akan merusak masyarakat
dan bahkan menjadikan budaya dari sebuah masyarakat bahkan
bangsa. Gereja seharusnya bisa menjadi jawaban bagi
masyarakat, kota bahkan bangsanya, itulah yang Yesus
maksudkan menjadi terang bagi dunia.

Apabila kita memperhatikan tayangan televisi dan


beberapa media baik cetak maupun elektronik lainnya maka
banyak yang cenderung merusak bahkan menjerumuskan orang
kepada nilai kekerasan, kuasa gelap bahkan kehancuran kelurga
dan adegan kekerasan dipertonton sehingga merusak nilai dan
tatanan dalam masyarakat. Hal inilah yang sangat
memprihatinkan keadaan masyarakat dikomunitas bahkan
bangsa ini. Di saat seperti inilah sesungguhnya gereja dipanggil
untuk menjadi terang dengan memikirkan dan memberikan
alternatif yang dapat memberikan nilai pada setiap orang yang
menontonnya sehingga kehancuran manusia dapat terelakkan.

Semua persoalan di atas hanyalah beberapa masalah-


masalah manusia di dunia ini, tidak terkecuali di Indonesia.
Dunia dengan segala pergumulannya adalah dunia milik Allah.
Yesus mengungkapkan bahwa gereja atau jemaat adalah garam
dunia (Matius 5: 13), bukan garam gereja dan juga bukan garam
dapur. Artinya bahwa gereja harus berperan di dunia atau diluar
gereja sehingga bisa menjadi jawaban bagi masyarakat
disekitarnya. Garam berfungsi untuk mencegah kebusukan,
artinya kehadiran gereja seharusnya bisa mencegah kerusakan
dari semua persoalan orang di komunitas, di kota bahkan
bangsanya. Semua persoalan itu diakibatkan oleh pekerjaan
setan yang merusak manusia. Oleh karena itu gereja seharusnya
bisa menjadi jawaban bahkan bisa mencegah semua kerusakan
yang terjadi pada manusia disekitarnya, di kota diman mereka
berada.

Panggilan Bagi Gereja Yang Perduli

Fungsi lain dari garam adalah untuk memberi rasa, artinya


kehadiran gereja harus bisa memberi rasa dari arti kehidupan
dimasyarakat dan kotanya. Sebagaimana masakan tanpa garam
terasa hambar sesungguhnya komunitas tanpa kehadiran gereja
akan terasa hambar artinya tidak ada artinya. Kehadiran gereja
sesungguhnya sangat dinantikan oleh orang disekitarnya untuk
memberikan arah dan tujuan dari kehidupan ini supaya
kehidupan ini lebih bermakna dan berarti.

Yesus mengatakan bahwa jemaat atau gereja adalah terang


dunia. Artinya bukan orang yang mengikuti sejarah dan
menerima nasib buruk dari sejarah, tetapi orang yang selalu
merubah sejarah. Ada banyak orang yang menjadi korban
sejarah, tetapi hidup ini sebuah pilihan, jadi jemaat dapat
diarahakn untuk memilih menjadi pembuat sejarah. Seorang
pembuat sejarah tidak bisa dihentikan oleh penderitaan,
persoalan yang ada disekitarnya bahkan kematian. Seorang
pembuat sejarah akan selalu berfokus pada tujuan yang sudah
Tuhan tetapkan dalam hidupnya

Yesus telah menebus kita dengan darah yang mahal.


Yesus juga menaruh terang-Nya ke dalam hidup sehingga
jemaat bisa menjadi sinar atau berkat bagi banyak orang. Terang
berbicara tentang pengurapan yang di terima dari Tuhan, berkat
dan anugerah-Nya sehingga jemaat berada pada posisi yang
tinggi. Ketika seseorang menerima pengurapan dari Tuhan,
pengurapan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi dia harus
bergerak menyinari keluar, dengan urapan yang sudah Tuhan
curahkan, Terang telah membebaskan manusia dari segala kuasa
jahat. Yesus telah memerdekakan dari sakit-penyakit dan selalu
memberikan pengharapan yang baru dan penuh sukacita.

Terang itu bersinar bukan untuk dirinya sendiri tetapi


untuk menerangi ruangan yang ada di sekitarnya. Artinya
pengurapan, berkat, posisi yang Tuhan berikan dalam kehidupan
bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk orang yang ada di
sekitarnya. Dia ingin memakai semua itu agar orang-orang yang
hidup di dalam kegelapan bisa keluar dan mendapatkan jalan
yang benar. Terang yang Tuhan berikan untuk kepentingan
orang-orang di luar yang ada dalam kegelapan.

Kalau terang hanya untuk diri sendiri, artinya sedang


menghamburkan potensi terang, oleh karena itu terang harus
dipergunakan dengan maksimal. Terang agar hasilnya maksimal
maka terang harus ditaruh ditempat yang paling tinggi. Artinya
Jemaat harus mulai mengidentifikasi potensi dan karunia paling
tinggi yang Tuhan berikan dalam hidupnya dan yang dapat
menjadi berkat bagi orang lain. Identifikasi talenta, karunia, atau
potensi yang ada dalam setiap jemaat.

Terang harus berada di tempat yang strategis, artinya


harus berada pada tempat yang tepat agar sinarnya bisa
maksimal. Caranya adalah dengan membidik salah satu pilar
atau lingkup pengaruh yang sesuai dengan panggilannya. Di
tempat itu setiap jemaat dapat memaksimalkan potensi dan
karunia yang diterima dari Tuhan untuk melayani masyarakat
disekitarnya. Selanjutnya jemaat menentukan pelayanan Apakah
yang harus dibangun agar potensinya dapat dikeluarkan dan
bukan hanya sebuah wacana.

Alangkah sayangnya kalau ada pengusaha yang


ditempatkan Tuhan dalam gereja hanya ditempatkan sebagai
usher, dengan cara yang demikian sesungguhnya sedang
menyianyiakan potensi yang ada dalam hidupnya. Padahal kalau
mereka diarahkan pada potensi maksimalnya maka mereka akan
bergerak maksimal bagi Kerajaan-Nya.
Undangan Bagi Pemimpin Untuk Keluar Dari Zona
Nyaman

Para gembala menghadapi kendala yang terbesar adalah


sebagian jemaat masih memiliki banyak masalah atau bergumul
dengan masalahnya sendiri, seperti masalah konflik batin dalam
dirinya, perselisihan dalam gereja, bahkan keluarga yang tidak
harmonis serta masalah problema keuangan yang dihadapi oleh
jemaat. Dengan masalah yang mereka hadapi mereka menuntut
gembalanya untuk hadir sebagai pembebas seperti Musa
membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir. Sehingga para
gembala hanya menghabiskan waktunya pada rutinitas
memelihara jemaat sehingga jemaat tidak berpindah ke gereja
lain dan menjaga agar tidak tersesat atau tidak hadir dalam
kebaktian. Itulah rutinitas gembala yang menyita waktunya
habis setiap hari. Mereka tidak mengalami terobosan di dalam
penggembalaannya bahkan cenderung stagnasi dan berhenti,
dan tidak sedikit yang lelah dan putus asa.

Kesulitan ekonomi jemaat menjadi masalah yang sangat


memprihatinkan para gembala, bahkan kebanyakan mereka
tidak tahu jalan keluar untuk keluar dari kesulitan ini, dan
cenderung gembala putus asa dan tidak sedikit menjadi stress
karena gerejanya tidak seperti yang diharapkan Yesus.

Perkelahian dan pertengkaran diantara pengerja dan


jemaat akan menyita waktu, pikiran dan perasaan para gembala.
Bahkan banyak gembala terjebak dengan pusaran masalah yang
terjadi diantara pengerja dan jemaat sehingga gembala tidak
mengerti bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sedangkan perkelahian dan pertengkaran itu merupakan tanda
bahwa jemaat atau gereja itu belum dewasa.

Dengan keadaan jemaat yang demikian tidaklah mungkin


gereja dapat berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Sebab
para gembala berfikir bahwa yang utama adalah menyelesaikan
masalah jemaat yang tidak pernah kunjung selesai sepanjang
penggembalaannya, sehingga gereja tidak berdampak bagi
komunitas bahkan kota. Sebaliknya banyak gereja besar yang
seharusnya bisa menggerakkan semua potensi jemaatnya untuk
berfungsi menjadi terang dan garam dunia, tetapi ternyata tidak
demikian karena paradigm para gembala yang hanya memikirkan
gerejanya dan lebih kepada membuat acara didalam gereja agar
mereka tidak keluar dari komunitas gereja yang sudah besar,
kebanyakan gereja hanya segai kerumunan orang yang
berkumpul dan menikmati hiburan yang disajikan dengan
kemewahan tempat dan fasilitas, tanpa jemaat diarahkan
mengerti kepada tujuan Allah yang sebenarnya. Ketika penulis
menanyakan kepada kelompok gembala ini, mereka terjebak
dalam rutinitas demikian karena mereka mengalami kesulitan
memberdayakan jemaat sehingga jemaat bersedia keluar
memikirkan masalah yang ada di kotanya.

Keadaan seperti yang tersebut diatas adalah keadaan yang


jauh dari harapan Yesus dalam Matius 5:13-17 bahwa gereja atau
jemaat adalah garam dan terang dunia sehingga memiliki
dampak bagi orang disekitarnya, justru masih menjadi bagian
masalah di masyarakat yang harus diselesaikan.

Kata kunci dalam organisasi gereja yang berbasis Kerajaan


Allah adalah organisasi dan kepemimpinan yang fleksible. Dalam
konteks organisasi sekuler saja, fleksibilitas sangat penting. Para
pemimpin dituntut untuk mencari jawaban “outside the box.”
Mereka harus mau untuk melakukan eksperimen dengan
pendekatan-pendekatan baru dan yang belum teruji, yang
bersandar pada kemampuan kepemimpinan bawaan dan instink
bagi solusi.12 Organisasi digambarkan seperti baju bagi
organisme yang memakainya. Bila organismenya berkembang
maka organisasi harus berubah mengikuti perkembangan
organismenya, demikian pula organisasi dalam gereja yang
berbasis Kerajan Allah adalah gereja yang organisasinya harus
fleksibel sebab harus dapat mengakomodir perubahan yang

12Greg Morris, ”Leadership Requires Flexibility,” dalam


http://www.churchcentral.com/ leadership-requires-flexibility/ diakses tanggal
1 Agustus 2014.
cepat yang terjadi di masyarakat dan pelayanan yang dibangun
untuk mengatasi masalah yang berkembang di masyarakat.
Organisasi gereja yang kaku menjadikan jemaat sulit untuk
mengekspresikan kehendak Tuhan di dalam hidup mereka
masing-masing. Karya Roh Kudus yang dinamis akan membuat
pemimpin gereja menjadi dinamis dan fleksibel mengikuti
tuntunan dan arahan Roh Kudus itu sendiri.

Pada masa kini, gereja-gereja dan denominasi-denominasi di


seluruh dunia sedang mengalami keadaan sekarat, dan ini
dikarenakan masalah ketidaksudian mereka untuk felksible dan
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat. Tentu ada hal-hal yang tidak perlu dirubah pula. Maka,
seorang pemimpin jemaat harus peka kepada perubahan-
perubahan ini, seperti pengamatan Elmer L. Townn berikut:

Bertahun-tahun yang lalu saya pernah menanyakan kepada diri sendiri


sebuah pertanyaan yang membingungkan, Mengapa gereja-gereja dan
denominasi-denominasi mati? Jawabannya sederhana. Karena mereka
mengubah hal-hal yang salah dan terus bertahan pada hal-hal yang
salah. Mereka mati karena mengubah kesetiaan mereka kepada firman
Tuhan, yang merupakan satu-satunya hal yang permanen dalam
hidup ini. Mereka mati karena mereka bertahan pada metode-metode
dan tradisi-tradisi mereka. Ketika mereka mengacaukan apa yang
harus diubah dan apa yang tidak harus diubah, mereka mati.13

Kepemimpinan yang dapat membangkitkan jemaat untuk ikut


bergerak pada tugas dan panggilan gereja adalah kepemimpinan
yang menjadi model atau teladan bagi jemaat yang dipimpinnya.
Teladan yang dibangun pemimpin mendorong jemaat mulai
melihat bagaimana caranya membangun pelayanan sendiri, sejak
itulah maka jemaat mulai belajar terlibat di dalam tujuh pilar secara
mandiri dan jumlah jemaat bermultiplikasi.

Pola kepemimpinan yang memberdayakan jemaat untuk aktif


terlibat di dalam pelayanan tersebut yang ingin ditawarkan penulis

13C. Peter Wagner, ed., Gereja-Gereja Rasuli Yang Baru (The New
Apostolic Chuches). Prakata oleh Elmer L. Townn (Jakarta: Immanuel, 2001), 7.
kepada beberapa organisasi pelayanan dan gereja yang masih
menerapkan pola kepemimpinan yang kurang memberi ruang bagi
jemaat untuk secara mandiri terlibat di dalam pelayanan gerejawi
dan masyarakat. Jemaat pada umumnya memiliki kebutuhan
psikologis untuk dilibatkan secara aktif di dalam sebuah pola
pelayanan. Nilai Kerajaan Allah seharusnya membuat pemimpin
jemaat memahami bahwa gembala jemaat adalah pengelola dari
jemaat kepunyaan Tuhan. Jadi kerelaan pemimpin untuk
memberikan keleluasaan jemaat membangun pelayanan mandiri
adalah faktor terpenting dalam perkembangan keikutsertaan jemaat
dalam tugas dan panggilan gereja.

Daftar Pustaka

Sumber Buku Tercetak

Engen, Charles van, God’s Missionary People. Rethinking the Purpose


of the Local Church, (Grand Rapids, Michigan: Baker, Book
House, 1991).

David J, Bosch, Transforming Mission. Paradigm Shifts in Theology of


Mission, (Maryknoll: Orbis Books, 1991).

Wright, Christopher J.H., Misi Umat Allah, (Jakarta: Perkantas,


2013).

Erari, Karel Ph., Supaya Engkau membuka Belenggu Kemiskinan.


(BPK Gunung Mulia: Jakarta, 1994).

Wagner C. Peter, Gereja-Gereja Rasuli Yang Baru (The New


Apostolic Chuches). Prakata oleh Elmer L. Townn
(Jakarta: Immanuel, 2001).

Sumber Internet

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/26/173588287/20
0-Juta-Orang-Meninggal-Akibat-Narkoba-per-Tahun.
http:// m.
suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/05/13/201902
. Diakses tanggal 26 Juni 2014.

http://www.depkes. go.id/index.php?vw=2&id=449. Diakses


tanggal 26 Juni 2014.

http://health.liputan6.com/read/ 2028251/jumlah-perceraian-
pasutri-di-indonesia-333-ribu-per-tahun. Diakses tanggal 26 Juni
2014.

http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=967.
Diakses tanggal 26 Juni 2014.

http://www.churchcentral.com/ leadership-requires-flexibility/
diakses tanggal 1 Agustus 2014.

http:lasonearth.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai