IWAN SETIAWAN
NIM: 01. 1896
TESIS
IWAN SETIAWAN
NIM: 01. 1896
Dosen pembimbing telah menerima hasil penelitian dan penulisan tesis yang
berjudul ANALISA KRITIS ROMA 8: 18-25 TERHADAP PENGAJARAN
THEOLOGIA KEMAKMURAN MENGENAI PENDERITAAN oleh Iwan Setiawan
dan telah menyetujui untuk diuji dalam ujian tesis
Disetujui Di
Batu, 02 Maret 2013
ABSTRAK
Segala hormat, pujian dan kemuliaan bagi Allah Tri Tunggal yang telah menolong
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik karena
adanya peran serta dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya,
1. Pdt. Dr. Morris Ph. Takaliuang., sebagai dosen pembimbing I, yang telah
penulisan ini
2. Pdt. Dr. Erni Efruan-Takaliuang., sebagai dosen pembimbing II, yang dengan
3. Pdt. Dr. Stevri Indra Lumintang, D.Th., Th.D, sebagai penguji utama, yang telah
4. Pdt. Dr. Stevri Indra Lumintang, D.Th., Th.D., sebagai rektor Institut Injil
Indonesia, serta seluruh staf pembina, dosen dan karyawan kantor dan
perpustakaan Institut Injil Indonesia yang berkenan dipakai Tuhan membina dan
mendoakan penulis
5. Pdt. Petrus Octavianus, D.D., Ph.D., sebagai pembina dan pendiri YPPIIB
Pendidikan)
10
7. Istri yang sangat penulis kasihi Yuliana Jenny Lu, yang telah dengan setia
8. Anakku yang sangat penulis sayangi, Jaydon Licht Dominig Setiawan, yang
memberi dorongan dan motivasi yang berupa candaan dan kelucuan sehingga
9. Orang tua yang penulis kasihi: Bapak Idodo; Kakak Suryani dan Marbun dan
Adik Dian Natalia dan Joko Priyatno, serta kelima keponakanku: Pitri, Ucok,
Muel, Sisil dan Cila yang telah memberi dukungan berupa perhatian dan doa
selama studi
10. Mama Sara Kitu, Kak Esa, Kak Usu dan Teto, Jefry Lu, Enci Lu, Ade Lu,
Hayden dan Karis Lu di Sumba, yang setia mendoakan dan mendukung penulis
11. Kel. Yahudi (Mas Yudi) yang telah mendukung dan mendoakan penulis
12. Kel. Pdt. Awasuning Manaransyah, yang terus mendukung dan mendoakan
13. Jemaat GKII cabang Bengko yang telah dan terus mendukung dan mendoakan
Juan, Risky, Yohanes, Samuel Andi, Melven, Rio, Ifri Sudriyo dan Rustam
Djami yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama penulisan tesis ini
11
15. Rekan Pelayanan Henokh Team: Pdt. Dr. Ferdinan Manafe, David, Hizkia,
Nova, Idho, Dewi dan Hedista, yang mendukung penulis dalam doa selama
16. Semua bapak, ibu, saudara yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Kasih karunia dan berkat dari Allah Tri Tunggal memberkati bapak, ibu,
saudara sekalian. Akhir kata, penulis berharap tulisan ini untuk kemuliaan Tuhan dan
Penulis
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... iii
ABSTRAK...................................................................................................................... iv
DEDIKASI...................................................................................................................... vi
MOTTO........................................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................................ viii
DAFTAR ISI................................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1
Latar Belakang Masalah……………………………………………………..... 1
Rumusan Penelitian…………………………………………………………… 7
Maksud dan Tujuan Penelitian………………………………………………... 7
Hipotesa Penelitian............................................................................................ 7
Asumsi Penelitian……………………………………………………………... 8
Signifikansi Penelitian………………………………………………………… 8
Delimitasi Penelitian………………………………………………………….. 9
Definisi Penelitian……………………………………………………………. 10
Metode Penelitian……………………………………………………………... 13
Tinjauan Literatur............................................................................................... 14
Sistematika Penelitian………………………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menjadi dasar untuk pembahasan
Pada mulanya Allah menciptakan manusia dan menghendaki agar manusia dapat
mencerminkan hidup sebagai ciptaan Allah yang mulia, yaitu segambar dan serupa
dengan Allah.1 Berkaitan dengan istilah “segambar dan serupa dengan Allah,” Lempp
menuliskan bahwa: ”manusia adalah tujuan dan mahkota segala makhluk, secara lahiriah
dan batiniah diciptakan Allah, menurut Allah, seakhlak, sebakat, setabiat, sewatak
1
Louis Berkhof, Theologiaa Sistematika, Doktrin Manusia Vol. 2, (Jakarta: Lembaga Reformed
Indonesia, 1995), 45
15
dengan Allah, dan semuanya ditiru menurut aslinya.”2 Hal inipun dikemukakan oleh
“menurut jenisnya” (Kej. 1: 21, 24-25), hanya manusia yang diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah (Kej. 1: 26-27).3 Maka saat manusia bermula dari tangan sang pencipta,
ia tidak rusak, bobrok atau berdosa; manusia berada pada posisi yang baik, tidak
bersalah dan kudus. Apapun yang terdapat pada diri manusia saat ini, yang jahat atau
menyimpang, bukan merupakan bagian dari penciptaan yang semula: manusia sangat
baik adanya, akan tetapi iblis berhasil menggoda manusia pertama untuk memberontak
dan tidak mentaati perintah-Nya. Akibatnya manusia jatuh ke dalam dosa dan
mengakibatkan hubungan antara Allah dan manusia terputus (Kej 3). Berkenaan dengan
terhadap Tuhan Allah. Ia tidak mau tunduk pada perintah Allah. Oleh karena itu manusia
terputus hubungannya dengan Tuhan Allah.”4 Hal inipun dikemukakan oleh Michaeli
Akibat inilah yang harus ditanggung oleh manusia setelah jatuh di dalam dosa,
bahkan permusuhan antara Allah dan manusia (Kej. 3: 15) dan yang lebih menyedihkan
2
Walter Lempp, Tafsiran Alkitab Kejadian1: 1-4: 26, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), 36-40
3
Anthony A.Hoekema, Manusia: Ciptaan Menurut gambar Allah, (Surabaya: Momentum, 2003), 16
4
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), 244
5
Frank Michaeli, Bagaimana Memahami Perjanjian Lama, (Bandung: Kalam Hidup, 1972), 8-9
16
lagi manusia harus mengalami penderitaan (Kej. 3: 16-19). Berkaitan dengan hal ini
Pfeiffer dan Harrison menuliskan bahwa: “kesukaran jasmaniah, kerja keras dan
kelelahan yang mengecewakan serta perjuangan yang berat ditetapkan sebagai nasib si
laki-laki yang dengan pasti dihukum sebagai orang berdosa. 6 Hal inipun dikemukakan
oleh Epp, yang menyatakan bahwa: “oleh karena dosa Adam dan Hawa, Allah mengusir
mereka keluar dari taman itu kepada suatu hidup penderitaan dan bekerja keras dengan
membanting tulang.7 Keadaan ini terus berlanjut mulai dari keturunan Adam yaitu Kain
dan Habel, bangsa Israel, nabi-nabi, raja-raja, para rasul, orang-orang percaya, bahkan
Tuhan Yesus sendiri turut menderita akibat dosa manusia. Namun Kristus menderita
bukan karena dosa-Nya melainkan karena dosa manusia. Epp menambahkan bahwa: “Ia
menderita di dalam tubuh, mental dan roh-Nya agar Ia dapat membayar hukuman dosa.
Bukan dosa-Nya melainkan dosa manusia. Dan penderitaan-Nya itu tidak sia-sia. Orang-
orang yang sudah menerima Dia sebagai juruselamat, mereka akan menerima hidup
yang kekal.8
Ada beberapa fenomena yang terjadi sekarang ini yaitu bahwa ketika hidup
dibandingkan penderitaan dunia yang sudah ada. Penderitaan adalah kata yang sering
dihindari oleh manusia termasuk orang percaya. Selain itu situasi zaman sekarang yang
semakin menekan umat manusia, seperti yang dikatakan Tuhan Yesus bahwa zaman
6
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Vol I, (Malang: Penerbit
Gandum Mas, 2004), 41
7
Theodore H. Epp, Mengapa Orang-Orang Kristen Menderita, (Jakarta: Mimery Press, 1991), 25
8
Ibid., 29
17
akhir dunia ini ditandai bukan oleh perdamaian, melainkan oleh peperangan yang
negara terlarang untuk Injil namun ratusan gereja telah dirusak, dibakar, yang
mengakibatkan adanya korban yang cukup banyak. Bahkan berita majalah Tempo,
mencatat hasil Konfensi Wali Gereja Indonesia menegaskan bahwa jumlah gereja yang
Ada cukup banyak kesaksian tentang penderitaan orang percaya karena iman
mereka kepada Kristus, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang
percaya yang belum memahami arti penderitaan itu. Hal ini nampak pada seringnya
jemaat disuguhkan firman Tuhan yang menawarkan kesenangan hidup belaka, tanpa
harus mengalami penderitaan. Karena itu mereka lebih banyak melarikan diri, putus asa
dapat dihindari, namun yang dimaksudkan penulis adalah cara menanggapi penderitaan
itu harus sesuai dengan apa yang Tuhan ajarkan, yaitu bahwa penderitaan yang dialami
manusia itu tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan (Rm. 8: 18).
Dari fenomena- fenomena di atas, jelas bahwa penderitaan memang terjadi dalam
kehidupan orang percaya, namun ternyata ada juga konsep-konsep yang keliru mengenai
9
Setiyardi, Y., Tomi Aryanto, & Ayu Cipta, (Majalah Tempo, Edisi 21 November 2004), 64
18
diantaranya adalah theologia sukses. Theologia sukses atau theologia kemakmuran, lahir
karena pengaruh perkembangan dunia yang semakin materialistis dimana uang dan
materi dipuja-puja dan dikejar. Herlianto mengutip rumusan Yakub Nahuway mengenai
Para penganut theologia ini juga menekankan bahwa kesuksesan di atas telah
disediakan Allah bagi setiap orang Kristen. Hanya saja, Allah telah menetapkan
instrumen atau syarat untuk menerima kesuksesan tersebut, yaitu melalui iman.
Penekanan pada “iman” ini membuat theologia kemakmuran seringkali disebut sebagai
Theologia Iman (Theology of Faith). Istilah lain yang mirip dan sering dipakai adalah
Word-Faith Theology. Menurut mereka, iman bukan hanya apa yang ada dalam hati
orang percaya, tetapi harus dibuktikan secara konkret melalui perkataan positif (Robert
Schuller, Norman Vincent Peale), visualisasi (Kenneth Copeland; Yonggi Cho) maupun
menekankan bahwa Allah menginginkan semua orang Kristen untuk sukses dalam
10
Herlianto, Theologiaa Sukses Antara Allah dan Mamon, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 10;
Yakub Nahuway, Jalan Ke Surga Telah Ada, (Jakarta: Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron, 1990), 9, 14
11
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran, (Tenggilis Mejoy: Sekolah Alkitab Malam
GKKA, 7 Mei 2007), 1
19
segala hal, termasuk secara jasmani. Para penganut ajaran ini menyatakan bahwa tujuan
dari kesuksesan jasmaniah ini adalah untuk mendanai pekabaran injil ke seluruh dunia.
Tujuan seperti ini dianggap mendapat dukungan dari Ulangan 8:18 “Dialah yang
meneguhkan perjanjian”.12 Sebab itu akibat dari pengajaran ini tidak sedikit dari orang
Kristen yang telah jatuh imannya karena tidak sanggup ketika menerima perlawanan-
perlawanan yang menderitakan, sehingga akhirnya mereka kecewa, putus asa, tidak
berdaya, menghadapi penderitaan karena mereka tidak sanggup melihat makna rencana
Penderitaan.” Penulis berharap agar kajian ini dapat memberikan kontribusi theologis
bagi orang percaya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam persekutuan orang percaya.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, muncul beberapa pertanyaan, yang
12
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran…, 1
20
Bertolak dari rumusan masalah di atas yang dipaparkan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan, maka inti maksud dan tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
Hipotesa Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian tesis ini, maka
menurut Roma 8: 18-25, maka setiap orang percaya akan mempunyai sikap yang
dengan pengajaran Alkitab, maka ajaran tersebut tidak dapat diterima sebagai
teladan kasih.
Asumsi Penelitian
1. Alkitab adalah firman Tuhan yang tidak bersalah karena diinspirasikan oleh Roh
Kudus kepada para penulis, yang bermanfaat untuk mengajar dan juga
muncul perlu dikoreksi oleh kebenaran Firman Tuhan (2 Tim. 3: 16 dan 2 Pet. 1:
21).
Signifikansi Penelitian
Berkenaan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan, penulis merasa perlu
sekali untuk mengkajinya lebih mendalam dalam bentuk tulisan, dan yang menjadi
diperkaya.
2. Bagi Gereja
Tulisan ini sangat berguna bagi gereja untuk mengingatkan gereja secara terus-
menerus agar dapat mengetahui ajaran yang benar sesuai dengan Firman Allah.
Tulisan ini dapat memberi kontribusi bagi pendeta, hamba Tuhan untuk memiliki
pemahaman yang benar sesuai dengan Firman Allah sehingga setiap hamba
4. Penulis Sendiri
Tulisan ini sangat berguna bagi penulis sendiri untuk memperoleh pemahaman
yang baru dari hasil penelitian ini, menerapkannya dalan kehidupan pribadi
Delimitasi Penelitian
Untuk mengarahkan penulisan ini guna mencapai tujuan yang telah dikemukakan
Penderitaan
Definisi Istilah
Judul tesis ini adalah ”Analisa Kritis Roma 8: 18-25 Terhadap Theologia
Analisa Kritis
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Analisa kritis adalah penyelidikan tentang
suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebabnya,
pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.14 Demikian juga dengan
istilah kritis memiliki beberapa pengertian yaitu: mempunyai sifat selalu berusaha
13
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976) 39-40
14
Peter dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English
Press, 19910, 61
24
mencari kesalahan dan kekeliruan terhadap suatu hal; memiliki ketajaman dalam
Melalui pemaparan di atas maka yang dimaksud analisa kritis adalah suatu
tindakan, kegiatan dan sifat yang tidak langsung menerima atau mempercayai suatu
peristiwa, opini dan sebagainya melainkan terlebih dahulu melakukan suatu penelaahan
untuk dapat mengetahui dan memahami penyebab dari suatu masalah, opini atau
Theologia Kemakmuran
bahwa kemakmuran dan sukses dalam bisnis adalah tanda-tanda eksternal bahwa yang
bersangkutan dikasihi Allah. Kasih Allah ini diperoleh sebagai takdir (predestinasi), atau
diberikan sebagai ganjaran untuk doa atau jasa-jasa baik yang dibuat orang tersebut.
secara jasmani sebagai tanda atau bukti orang tersebut diperkenan Allah. Kemakmuran
hidup ini terutama mencakup kekayaan dan kesehatan. Keadaan yang menyenangkan ini
dianggap bisa terjadi karena ditentukan Allah sebelumnya (preordained) atau diberikan
Theologi sukses atau Injil sukses (gospel of success) sering juga dikenal sebagai
Theologi Anak Raja, dan secara sederhana dapat disebutkan ajaran ini menekankan:
15
Peter dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa..., 778
16
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran…, 1
25
Allah kita adalah Allah yang mahabesar, kaya dan penuh berkat dan manusia yang
beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula, kaya, sukses dan
berkelimpahan materi.17
Jadi dalam pandangan ini, seorang Kristen yang beriman seharusnya hidup dalam
kekayaan dan kelimpahan materi sebagai tanda bahwa hidupnya diberkati Tuhan, karena
sekarang umat Kristen telah mengalami pemulihan. Sebaliknya orang Kristen yang tidak
kaya dan hidup berkekurangan dianggap sebagai mempunyai iman yang lemah dan tidak
diberkati Tuhan.
Penderitaan
penanggungan. Kata ini berasal dari kata dasar derita, yang artinya sesuatu yang
Berkaitan dengan hal ini Gove menambahkan bahwa kata ini memiliki tiga arti yaitu: 1)
The state or experience of one who suffers the endurance of or submission to affliction,
pain, lass. 2) A pain endured or a distress, loss, or injury incurred. 3) Ill, sick.19 Kata
Yunani untuk kata penderitaan adalah paskho yaitu istilah umum untuk sesuatu yang
dilakukan terhadap seseorang; dalam Kisah Para Rasul 1: 3 kata ini khususnya
dikenakan pada penderitaan Yesus. Kata Yunani thlipsis mempunyai arti umum yaitu
tekanan, beban yang berat bagi hati orang. Kata ini juga dipakai mengenai siksaan besar
17
Herlianto, Theologia Sukses, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 1
18
Ibid., 255-256
19
Philip Babcock Gove, Webster’s Third New International Dictinary Of The English Language
Unabridged. (Springfield, Massachu Setts, USA: G & C. Merriam Company, Publisher, 1961), 2284
26
yaitu pada masa akhir zaman (Mrk. 13: 19; 2 Tes. 1: 6; Why. 7: 14). Dalam Perjanjian
Lama tidak ada kata yang artinya penderitaan secara umum. Tetapi penderitaan dipakai
dalam Terjemahan Bahasa Indonesia untuk menerjemahkan banyak kata yang artinya
sakit, dukacita, malang, siksaan, dan lain lain. Dalam Alkitab penderitaan dianggap
gangguan atas dunia ciptaan ini. Seluruh ciptaan diciptakan dalam keadaan baik dan
bebas dari penderitaan (Kej. 1: 31). Setelah dosa terjadi maka penderitaanpun timbul
dalam bentuk pertentangan, kesakitan, kebinasaan, maut dan lain-lain (Kej. 3: 15-19).20
beban berat atau sesuatu yang menyusahkan yang harus ditanggung yang dilakukan
terhadap seseorang.
Metode Penelitian
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap teks Roma 8:
18-25, maka penulis menggunakan metode penelitian yang mendukung proses penelitian
yang dilakukan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif
karena mampu memberikan informasi yang mendasar dan baik bagi pengembangan ilmu
Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
riset kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang yang bertujuan untuk membuat detesis, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.21
20
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1999), 244
21
Muhammad Natzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 63
27
Adapun cara yang diambil dari metode penelitian deskriptif adalah penulis
melakukan riset perpustakaan untuk memilih buku-buku yang dapat menunjang dalam
sekolah. Penulis melakukan riset terhadap buku-buku yang akan digunakan dalam
pengertian kata secara umum, kamus theologia untuk membahas pengertian kata secara
theologia. Dan juga buku-buku tafsiran yang membahas sehubungan dengan judul
penelitian. Dan juga penulis mengunakan buku-buku yang bersifat praktis yang juga
Selain menggunakan riset perpustakaan dalam metode deskriptif ini, penulis juga
melakukan suatu studi eksegetis yaitu penulis melakukan studi kata untuk menggali
keluar arti teks yang sedang diteliti sehingga akan ditemukan suatu makna yang
terkandung di dalam teks tersebut. Dengan kata lain metode yang digunakan dalam
eksegetis theologis.
Tinjauan Literatur
penulisan tesis ini dalam rangka memberikan penjelasan singkat mengenai buku-buku
yang digunakan untuk menunjang terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini. Adapun
Buku yang berjudul Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Umum Bahasa
Indonesia serta Kamus Theologi, dalam ketiga buku ini penulis menggunakannya untuk
Buku yang berjudul Theologia Sukses (Antara Allah dan Mamon). Buku ini
memaparkan secara jelas mengenai theologia sukses, mulai sejarahnya hingga himbauan
tujuan penderitaan. Dalam pengetian bahwa penderitaan atau pergumulan hidup itu
yang berkaitan dengan kitab Roma khususnya latar belakang, penulis, tempat dan waktu
penulisan, alamat surat Roma serta maksud dan tujuan penulisan surat Roma.
Buku yang berjudul Tafsiran Roma, yang memaparkan mengenai penjelasan dari
arti kata-kata yang digali oleh penulis. Dalam buku ini berupa tafsiran yang berkaitan
Baru Jilid I dan II, dalam buku ini penulis menggunakannya untuk menemukan arti kata
Sistematika Penulisan
Dalam bab I penulis menguraikan suatu pendahuluan dari penelitian yang meliputi
Lingkup atau Batasan Penelitian, Defenisi Istilah, Metode Penelitian, Tinjauan Literatur
Sebagai pengantar secara umum dalam bab II ini penulis memaparkan mengenai
penderitaan, penulis juga membahas tentang penderitaan secara umum dan penderitaan
menurut theologia kemakmuran. Bab ini sifatnya berupa kajian pustaka yang membahas
Dalam bab III penulis memaparkan mengenai penderitaan menurut Roma 8: 18-25
yakni dengan melakukan studi eksegetis teks Roma 8: 18-25 yang meliputi analisa
sejarah, analisa konteks Roma 8: 18-25, baik konteks jauh maupun dekat, analisa
struktur teks Roma 8: 18-25, serta mengeksegese bagian teks dari Roma 8: 18-25.
Sebagai penutup dalam bab V ini, penulis akan mengakhiri dengan penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran, yaitu kesimpulan dari keseluruhan hasil penulisan dan
BAB II
Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai Penderitaan Menurut Theologia
Kemakmuran dan juga Penderitaan. Untuk mengefektifkan penulisan dalam bagian ini,
Penderitaan Menurut Perjanjian Baru, dan Aspek-Aspek Penderitaan. Selain itu penulis
Theologia Kemakmuran.
Etimologi Penderitaan
Pada bagian ini penulis akan menguraikan secara lebih luas tentang pengertian
tentang penderitaan oleh karena itu sangat penting untuk memahami penderitaan dari
31
dalam menafsirkan penderitaan. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan pengertian
penderitaan secara umum, menurut Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru.
penanggungan. Kata ini berasal dari kata dasar derita, yang artinya sesuatu yang
Berkaitan dengan hal ini Gove menambahkan bahwa kata ini memiliki tiga arti yaitu: 1)
The state or experience of one who suffers the endurance of or submission to affliction,
pain, lass. 2) A pain endured or a distress, loss, or injury incurred. 3) Ill, sick.23
(distress).27 Berasal dari kata dasar derita (suffer) yang artinya menderita, membiarkan,
22
__________, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1990), 255-256
23
Philip Babcock Gove, Webster’s Third New International Dictinary…, 2284
24
S. Wojowasito & Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Bandung:
HASTA, 1080), 4
25
Ibid., 73
26
Ibid., 245
27
Ibid., 45
28
Ibid., 219
32
sulit hidup, serba kekurangan.29 Sedangkan menurut Moeliono kata penderitaan berarti
kesengsaraan, penyakit, dll) yang harus ditanggung oleh si penderita yang disebabkan
penderitaan menerjemahkan banyak kata yang artinya sakit, dukacita, malang, siksaan,
dan lain lain. Dalam Alkitab penderitaan dianggap gangguan atas dunia ciptaan ini.31
Menurut Goodrick dan Kohlenberger III,32 dalam Perjanjian Lama ada beberapa
istilah yang digunakan untuk kata penderitaan. Yang pertama (raa) yang
diterjemahkan distress, misery (Ul 26: 7; Kel 3: 9; 2 Raj 13: 4).33 Dalam bentuk
maskulin yang artinya keadaan sukar atau berbahaya, kesengsaraan.34 Kata ini
Pengertian lain untuk kata ini adalah afliction, labour, oppression, yang diartikan
29
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Pertama, (Jakarta:
Modern Engglis Pres, 1991), 343
30
Anton. M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 199
31
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 244
32
Edwad W. Goodrick & John R. Kohlenberger III, The NIV Exhaustive Concordance, (Grand
Rapids, Michigan: Regency reference Library, 1990), 1106
33
Kennet Barker, The NIV Study Bible, (Michigan: Zondervan, 1995), 275
34
Francis Brown, The Brown-Driver-Briggs-Genesius Hebrew and English Lexikon, (Indiana:
Associated Publishers and Author, INC, 1978), 776
35
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed), (Chicago:
Moody Press, 1980), 854
33
penderitaan dikarenakan berbagai tekanan, penindasan atau aniaya, dan hal ini
seperti halnya dengan keadaan bangsa Israel ketika mengalami penindasan atau
kesukaran dari bangsa Mesir, dimana mereka diperintahkan melakukan kerja paksa dan
Kedua, nasa kata ini memiliki pengertian experience (mengalami penderitaan), dan
endure (memikul).37 Yang dalam bentuk kata kerja terdapat 654 kali dalam Perjanjian
Ketiga, kata aniy memiliki pengertian: depress in mind or circum stanles, afflicted,
poor, weak, humble. Tekanan yang menyakiti hati dan pikiran seseorang yang
disebabkan oleh karena keadaan yang miskin, lemah, rendah. Berkaitan dengan hal ini.
Laird Harris menjelaskan bahwa kata ini juga dapat menggambarkan sesuatu gangguan
secara fisik yang dialami seseorang seperti halnya penyakit karena ditindas (Yes 51:
36
Jay P. Green, The Interlinear Bible Hebrew-Greek English, (London: Hendrickson Publisher
Peabody, 1986), 177
37
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 600
38
W. E. Vine, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words, (London:
Thomas Nelson Publisher, 1996), 189
39
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 601
34
21).40 Kata ini biasa digunakan dalam pengertian penderitaan yang bersifat pribadi.41
Aniy can refer to one who physically oppressed, therefore hear now this, thou
afficted and drunken, but not with wine (Is 51: 21). The psysical oppression
is sometimes related to spiritual oppression, ‘for he hath not despised not
abhorred the affliction of the afflicted, neither. And the spiritual affliction
result an outcry to God.42
sungguh-sungguh berat dan hal ini digambarkan seperti orang yang masuk dalam
penderitaan yang berat, derita), affliction (penderitaan, kesusahan), pain, sorrow, grief
secara fisik dalam penggunaan istilah yang sama ialah menderita kesakitan karena sunat
(Kej 34: 25), dan menderita karena penyakit (Ayb 14: 22), sedangkan penderitaan secara
mental terdapat dalam Amsal 14: 13 yaitu dalam tertawapun hati dapat merana dan
tertindas secara mental (Maz 69: 30).43 Kata ini berasal dari kata dasar ka’ab yang
diterjemahkan to feel pain, be sore (luka), have pain (mengalami kesakitan), dan be
sorrowful (penuh dengan dukacita).44 Kata ini merupakan bentuk kata kerja, berarti
adanya penyebab terjadinya penderitaan. Kata ini dipakai 30 kali dan 4 kali digunakan
dalam persajakan, puisi. Meskipun kata ini menjelaskan kepada penderitaan yang
40
Ibid., 682
41
Geoffrey W. Bromiley, The International Standart Bible Encyclopedia Vol IV, (Grand Rapids,
Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1988), 649
42
Ibid., 216
43
Francis Brown, A Hebrew and English Lexikon of The Old Testament, (Oxford; Clarendon Press),
456
44
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 425
35
dialami secara fisik, tetapi hal itu biasanya menekankan gambaran kesedihan yang
mendalam atau penderitaan yang berat dalam mental seseorang.45 Berkenaan dengan
Kaab occurs with its derivatives thirty times, all but four of which are found in
poerty. Although the root does not appear in ugaritic, it is found in Aramic,
Akkadian, and Arabic. The former two emphasize the pain aspect while the
Arabic usage stresses and sorrow. Although the root can be used to express
physical suffering, it much more commenly has to do with mental anguish.46
diakibatkan karena konflik dalam diri (batiniah) yang sedang mengalami tekanan
penyakit dan derita masuk ke dalam dunia yang diciptakan Allah dengan baik, itu karena
manusia pertama berdosa dengan menuruti godaan setan (Kej 2). Di dalam kitab Ayub
mengajarkan bahwa iman seseorang perlu diuji dengan menanggung sengsara atau
penderitaan.47 Sedangkan menurut Tong penderitaan adalah cara terbaik untuk menguji
Kelima, enut, yang diterjemahkan hardship (Maz 132: 1).49 Dari kata dasar ana,
dalam bentuk kata benda feminim, kemudian diterjemahkan menjadi be bowed down,
afflicted, yang artinya membungkukkan diri, merundung, menyebabkan sakit atau derita,
repentance. Maka kata ini berarti kesalahan atau pelanggaran atau dosa yang diperbuat
45
Ibid
46
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 425
47
Adolf Heuken SJ, Ensiklopedi Gereja Vol 3, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993), 321
48
Stephen Tong, Ujian Pencobaan & Kemenangan, (Surabaya: Penerbit Momentum, 2008), 79
49
John Joseph Owens, Analytical Key to The Old Testament Vol 3, (Michigan: Baker Book House,
1993) 495
50
Francis Brown, A Hebrew and English Lexikon of The Old Testament…, 776
36
sehingga menerima akibatnya, hal ini terjadi supaya orang yang mengalami penderitaan
tersebut bertobat atau menyesalinya (Kel 8: 24).51 Dengan demikian kata ini
Keenam, mak’ob yang diterjemahkan pain (Ayb 33: 19), berasal dari kata dasar
ke’eb dalam bentuk kata kerja maskulin. Harris menuliskannya sorrow, grief, pain. Kata
ini dalam Perjanjian Lama digunakan sebanyak 60 kali yang diartikan dukacita,
kesedihan, perasaan sakit atau kesakitan.52 Khususnya dalam kitab Ayub kata ini
mengerikan dan membingungkan serta yang tidak terjelaskan. Pada saat itu ia menolak
menghibur dirinya dengan teori-teori rasional yang selalu membuat jalan-jalan Allah
kembali, dalam penglihatan ia melihat Allah sendiri menentangnya dan oleh penglihatan
itu Ayub mencapai kepastian dapat menang mengatasi segala kesukarannya kendati ia
belum mampu dan ia tahu takkan mampu memberikan penjelasan rasional mengenai
Ketujuh, sara (feminim, subject) yang diterjemahkan trouble, distress (Yer 14: 8),
yang diterjemahkan kesukaran, kekacauan, persoalan.55 Kata ini berasal dari kata dasar
sar, merupakan kata benda feminim yang diterjemahkan straits, distress, yang berarti
menyakitkan hati.56 Tense yang dipakai menunjukkan suatu permohonan yang sangat
51
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 682
52
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 287
53
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I...244
54
Ibid
55
John Joseph Owens, Analytical Key to The Old Testament Vol 3…, 265
56
Francis Brown, A Hebrew and English Lexikon of The Old Testament…, 865
37
mengharapkan akan pertolongan Tuhan pada waktu mengalami kesukaran atau dalam
persoalan. Berkenaan dengan kata ini Harris menyatakan bahwa kata ini menunjukkan
suatu indikasi yang kuat akan kegelisahan hati untuk keluar dari kesulitan (Maz 25: 17).
Dalam konteks ini Daud mengalami kesukaran atau berada dalam keadaan yang
perempuan yang sedang melahirkan anaknya yang pertama (Yer 4: 31).57 Dengan
demikian ini menunjukkan bahwa penderitaan hidup ini hanya bersifat sementara dan
penderitaan yang berat baik itu yang bersifat pribadi atau umum yang disebabkan oleh
dosa dan karena dosa itu maka manusia harus menanggung akibatnya berupa hukuman
(penderitaan). Penderitaan ini dialami secara fisik dan mental oleh orang percaya
maupun orang yang tidak percaya dan hal ini diizinkan oleh Allah dengan maksud untuk
menguji iman orang tersebut. Dengan tujuan supaya menyadari dosanya dan bertobat.
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa istilah yang dipakai untuk kata penderitaan.
Pertama, dalam Alkitab Yunani dipakai kata (Paskho) yang berarti experience
57
John Oswatt, Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, R. Laird Harris (Ed)…, 779
38
Pengertian dasar untuk kata (Paskho) adalah undergo, experience, suffer,
yang diartikan menderita, mengalami penderitaan. Kata ini terdapat 42 kali dalam
Perjanjian Baru, khususnya di Injil Sinoptik, I Petrus dan Ibrani; dan 7 kali diantaranya
dalam bentuk umum.59 Berkaitan dengan itu Sutanto menjelaskan bahwa kata ini juga
diterjemahkan mengalami menderita, mengalami kematian (Mat 16: 21; Luk 17: 25; Kis
9: 16; 1 Kor 12: 26; 1 Pet 2: 19; Gal 3: 4; Kis 1: 3; Kis 3: 18; Ibr 13: 12).60
penderitaan yang secara umum dialami oleh setiap umat manusia di dunia ini, baik yang
dialami orang percaya maupun orang yang tidak percaya. 61 Istilah ini juga menunjuk
kepada penderitaan yang disebabkan oleh manusia (Mat 16: 21; 17: 12; 1 Pet 2: 23).62
Istilah ini adalah istilah umum untuk sesuatu yang dilakukan terhadap seseorang.63
58
J. Kremer, Exegetical Dictionary of the New Testament Vol 3, (Grand Rapids, Michigan: William
B. Eerdmans Publishing Company, 1993), 1
59
J. Kremer, Exegetical Dictionary of the New Testament Vol 3, 51
60
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru
Jilid 2, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003), 618
61
Gerhard Kittell, Theological Dictionary of The new Testament, (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans
publishing Company, 1992), 912
62
Sugeng Prayitno, Penderitaan Kristus Menurut Surat-Surat Rasul Paulus dan Relevansinya Bagi
Orang Percaya, (Tanjung Enim: STEE, 1996), 9
63
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 244
64
J. Kraemer, Exegetical Dictionary of the New Testament Vol 3…, 51
39
penderitaan dan kematian Kristus menggantikan manusia berdosa. Dalam Kisah Para
Rasul 1: 3 kata ini secara khusus dikenakan pada penderitaan Yesus.65 Selanjutnya
Kittell menjelaskan bahwa istilah ini juga menunjuk kepada perlakuan tidak adil yang
dialami oleh para budak, sebagai gambaran penderitaan orang-orang percaya dalam
penderitaan Mesias (1 Pet 1: 10-12), para penulis Perjanjian Baru diajarkan bagaimana
Allah dapat memberikan makna baru dari penderitaan. Ini Mengajarkan kepada orang
percaya bahwa Allah menunjukkan kasih-Nya dengan cara mengalami penderitaan dan
penganiayaan, Ia terlibat dalam malang dan malu demi orang-orang berdosa yang
Istilah kedua dalam Alkitab Yunani dipakai kata (thlipsis), (Nominatif,
Feminine, Subjek, Akusative) mempunyai arti umum yaitu tekanan, beban yang berat
bagi hati orang. Kata ini juga dipakai mengenai siksaan besar yaitu pada masa akhir
zaman (Mrk 13: 19; 2 Tes 1: 6; Why 7: 14).68 Dalam bentuk Feminine diartikan
orang-orang yang dikenai penganiayaan atau penderita dan kata ini muncul 45 kali
65
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 244
66
Gerhard Kittell, Theological Dictionary of The new Testament…, 912
67
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 245
68
Ibid., 244
40
dalam Perjanjian Baru.69 Sutanto menjelaskan bahwa kata ini memiliki pengertian
penindasan dan kesusahan. Kata ini dipakai 45 kali dalam Perjanjian Baru (Mat 13: 2;
Yoh 16: 2; Kis 7: 10; Rm 8: 35; 2 Kor 1: 4).70 Secara figuratif kata ini diartikan tekanan
perempuan yang merasa kesakitan pada waktu melahirkan (Yoh 16: 21).71 Menurut W.
Barclay kata thilipsis dan basileia mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab ketika
Yang dimaksudkan di sini adalah Yohanes ingin masuk ke dalam kerajaan, yaitu
Istilah ketiga dalam Alkitab Yunani adalah (odin) yang diterjemahkan birth
pangs, labor pains, travail, yang berarti rasa sakit bersalin, penderitaan. Kata ini muncul
4 kali dalam Perjanjian Baru.73 Sesuai dengan bentuk kata kerjanya menunjukkan
pelayanan-Nya pada masa sekarang ini. Sedangkan Preiffer dan Harrison menjelaskan
bahwa penderitaan ini sungguh amat menyakitkan, namun segera diikuti dengan hari-
Istilah keempat dalam Alkitab Yunani adalah dipakai kata (pathema).
Istilah ini muncul sebanyak 16 kali dalam Perjanjian Baru yang artinya diderita, dipikul,
69
Barbara Friberg, Analitical Greek New Testament, (Michigan: Baker Book house, 1986), 344
70
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia ..., 374
71
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament, (Chattanooga: AMG
Publisher, 1993), 736
72
Y. Bambang Mulyono, Theologia Ketabahan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 21
73
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia ..., 830
74
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Vol 3…, 106
41
dan kemalangan.75 Sutanto menjelaskan bahwa kata ini diterjemahkan penderitaan, hawa
nafsu (Rm 7: 5; Rm 8: 18; 2 Kor 1: 5-7; Gal 5: 24; Fil 3: 10; Kol 1: 24; 2 Tim 3: 11; Ibr
2: 9-10; Ibr 10: 32; 1 Pet 1: 11; I Pet 4: 13; 1 Pet 5: 1, 9).76 Mengenai hawa nafsu akan
sehingga dengan penderitaan-Nya memberikan hidup bagi orang yang percaya kepada-
Nya.77
Menurut Karpersen istilah ini juga menunjuk kepada kesukaran, menderita, baik
dalam hidup orang-orang percaya maupun dalam diri Kristus. Istilah ini dipakai Paulus
dengan acuan kepada apa yang diderita oleh orang-orang percaya yang bersatu dengan
Kristus (Rm 8: 18; 2 Kor 1: 5-17; Fil 3: 10). Paulus sedang menderita dan dipenjarakan
bukan karena bersalah tetapi karena menjalankan tugas apostolisnya, yaitu meneruskan
firman-Nya dengan sepenuhnya.78 Berkaitan dengan istilah ini Moulton dan Howard
berpendapat bahwa penderitaan dalam kata ini menandai adanya suatu ide yaitu adanya
dialami dalam hidup manusia pada umumnya juga pada penderitaan dan kematian
Kristus pada khususnya, yang juga dialami oleh setiap orang percaya yang menderita
75
Gerhard Kittell, Theological Dictionary of The new Testament…, 602
76
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia…, 599
77
J. Kraemer, Exegetical Dictionary of The New Testament Vol III…, 52
78
Dag Kaspersen dan Pulungan Sihombing (Ed), Eksposisi Surat Roma dalam Konsep
Kesengsaraan Menurut Kitab Wahyu (Batu: STT ”I-3,” 1995), 8-9
79
James Hope Moulton, William Francis Howard, In Frisz Rienecker, A Linguistic Key to The Greek
New Testament, (Grand Rapids, Michigan: Regency Reference Library, 1980), 570
42
karena nama-Nya. Namun penderitaan dapat memberikan makna baru bagi setiap orang
percaya yang mengalami penderitaan karena nama-Nya yaitu kemuliaan yang telah
dijanjikan-Nya.
Aspek-Aspek Penderitaan
Sumber-Sumber Penderitaan
Ada berbagai macam hal yang dapat membuat seseorang mengalami penderitaan.
Pada saat dunia diciptakan seluruh ciptaan diciptakan dalam keadaan baik dan
bebas dari penderitaan (Kej 1: 31). Setelah dosa terjadi maka penderitaanpun timbul
dalam bentuk pertentangan, kesakitan, kebinasaan, maut dan lain-lain (Kej 3: 15-19).80
Hal ini terjadi karena bumi ini sudah dikutuk oleh Tuhan. Setelah Adam berbuat dosa,
maka bumi ini dikutuk oleh Tuhan dan akibat kutukan itu timbullah onak dan semak
duri (Kej 3: 16-19), yang berupa susah payah pada waktu mengandung, kesakitan pada
waktu melahirkan, berahi kepada suami dan suami berkuasa atasnya. Sedangkan untuk
80
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 244
43
Adam berupa Tuhan mengutuk tanah, susah payah dalam mencari nafkah dan berpeluh
menyatakan bahwa sebagian penderitaan manusia disebabkan oleh dosa atau kutukan
Allah (Kej 3: 14-19).82 Penyebab utama dari penderitaan terlihat di dalam ungkapan
berikut ini ”karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau,” ungkapan yang
serupa juga diucapkan terhadap Hawa: ”karena engkau berbuat demikian, susah
payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak.” Ungkapan ini dapat juga
digunakan terhadap Adam: ”karena engkau berbuat demikian, terkutuklah tanah karena
engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur
hidupmu.”83
Iblis
menyerang kita. Mengenai hal ini dapat dijelaskan ketika setan datang kepada Tuhan
dan meminta Allah menyerahkan Ayub kepadanya untuk dicobai. Dengan kata lain iblis
mempunyai kekuatan untuk membuat manusia menderita (Ayb 1: 11-12; 2: 4-6; 2 Kor
12: 7).84 Pencobaan seperti ini pernah juga dialami oleh Yesus ketika Ia dicobai di
padang gurun ketika Ia berpuasa 40 hari (Mat 4: 1-11). Dengan demikian bertitik tolak
dari pengalaman Alkitab maka penulis menyimpulkan bahwa penderitaan bisa juga
81
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia…, 68
82
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 80
83
Theodore H. Epp, Mengapa Orang-Orang Kristen Menderita..., 17
84
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 244
44
Pertama, penderitaan akibat dosa. Hidup kita penuh dengan kesulitan karena
kita hidup di dalam dunia yang berdosa. Allah belum sepenuhnya
mengangkat kutuk yang ia tempatkan di dalam ciptaan ketika Adam dan
Hawa jatuh dalam dosa (Kej 3: 16-19). Orang percaya mengalami banyak
masa sukar yang biasa dialami oleh manusia. Kita menjadi korban
ketidakadilan; kita mengalami kekejaman perang; kita mengalami bencana
alam; kita menjadi sakit dan mati. Kesulitan-kesulitan ini terjadi bukan
karena kita tidak taat kepada Allah. Kita mengalaminya karena kita hidup di
dalam dunia yang dikutuk oleh karena dosa Adam. Kedua, penderitaan
akibat dosa karena kesalahan sendiri. Orang percaya yang menderita karena
ketidakbenaran mereka secara pribadi. Pelanggaran terhadap standar moral
Allah mendatangkan banyak penderitaan ke dalam kehidupan kita.
Perceraian yang terjadi di kalangan orang dewasa; pencurian yang bisa
membawa orang ke penjara. Kita mengalami berbagai kesulitan ini karena
semua ini merupakan konsekuensi dari ketidaktaatan kita. Lebih dari ini,
dosa-dosa kita seringkali membuat hukuman Allah dijatuhkan kapada kita.
Ia mendisiplinkan anak-anak-Nya yang menyimpang melalui berbagai
kesulitan supaya mereka kembali ke jalan yang benar (Ibr 12: 10). Di dalam
kedua hal ini, dosa pribadi membuat kita menderita. Ketiga, panggilan untuk
menderita. Kesulitan yang secara spesifik Allah tetapkan bagi para pengikut
Kristus. Kita mengalami kesukaran karena Allah memanggil kita untuk
menderita.85
ada beberapa sumber dari penderitaan yaitu dosa karena kutukan Allah, dosa karena
Jenis-Jenis Penderitaan
Penderitaan terjadi karena beberapa hal. Ada beberapa jenis penderitaan yang perlu
85
Richard L. Pratt, Jr, Dirancang Bagi Kemuliaan, (Surabaya: Penerbit Momentum, 2002), 212
45
Perpisahan atau kematian diakibatkan oleh karena perpisahan dengan orang yang
dikasihi, sehingga mengakibatkan duka yang mendalam yang dirasakan di dalam hati.
Banyak orang yang menjadi janda, duda, atau anak yatim-piatu. Ada yang menikah
beberapa tahun, sudah ditinggal suami. Ada juga yang baru menikah dan istrinya sudah
meninggalkan Tuhan, justru orang percaya harus semakin dekat dengan Tuhan.86
Penderitaan yang seperti ini disebabkan karena sakit, gagal, akhirnya tidak ada
orang yang mengaku mengenalnya. Ada orang yang karena menerima Tuhan Yesus,
dipukul dan diusir keluar dari keluarga dan tempat tinggal mereka. Namun penderitaan
yang diderita karena mengikut Kristus merupakan partisipasi dalam penderitaan Kristus,
dapat disebut menggenapkan apa yang belum tercakup dalam penderitaan Kristus (Kol
1: 24).87 Berkaitan dengan hal ini Wellem menjelaskan bahwa penganiayaan terhadap
pengikut-pengikut Kristus telah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkata
kepada para murid-Nya: ”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah
terlebih dahulu membenci Aku” (Yoh 15: 18); ”Kamu akan dikucilkan, bahkan akan
datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia
berbuat bakti bagi Allah” (Yoh 16: 2).88 Rasul Petrus mengatakan: ”Berbahagialah
86
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia..., 62-64
87
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini..., 45
88
F.D. Wellem, Hidupku Bagi Kristus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 1
46
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah
ada padamu (1 Pet 4: 14). Hal ini menunjukkan bahwa jenis penderitaan seperti ini
sudah dinubuatkan dalam Alkitab dan orang percaya pasti akan mengalami penderitaan
entah itu terjadi pada saat ini maupun pada waktu yang akan datang.
Bencana
meletus, gempa bumi atau badai tsunami, yang menghancurkan apa yang kita miliki.
Kedua, bencana perang, yaitu meletusnya kebencian antara bangsa dengan bangsa, yang
Tindak Kejahatan
ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat,
atau pengacau” (1 Pet 4: 15).90 Tuhan Yesus secara spesifik mengatakan bahwa orang
percaya akan berbahagia jika orang percaya menderita untuk kebenaran dan untuk
oleh kesalahan diri sendiri. Orang percaya tidak boleh mengundang penganiayaan
dengan bersikap tidak peka secara kultural terhadap lingkungan. Sebagai contoh dengan
89
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia..., 69
90
Ibid.
47
ibadah yang ribut di daerah-daerah yang sensitif, atau metode-metode penginjilan yang
tidak etis. Semuanya ini mengundang permusuhan terhadap gereja dan mengakibatkan
Penyakit
Ada juga penderitaan yang diakibatkan oleh berbagai macam penyakit, yang
mengikis habis uang untuk biaya penyembuhan. Ada penyakit-penyakit dalam tubuh
yang tidak dapat ditolong lagi, yang merebut pengharapan hidup. 92 Selain itu penyakit
yang dimaksud adalah kecacatan alamiah. Ada yang dilahirkan buta, tuli, bisu, atau
memiliki tangan dan kaki yang tidak sempurna. Ini merupakan penderitaan alamiah yang
Iri Hati
Penderitaan yang disebabkan karena iri hati muncul karena melihat kesuksesan
orang lain, menderita melihat orang lain lebih rupawan, menderita melihat orang lain
lebih pandai. Jenis penderitaan ini berkaitan dengan karakter hidup seseorang. Tong
menambahkan bahwa ”jika dibandingkan dengan yang lebih tinggi, saya memang
91
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai..., 24
92
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia..., 67
93
Ibid., 69
48
kurang, tetapi jika dibandingkan dengan yang lebih rendah, saya merasa kelebihan.”94
Pergumulan
itu dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Penderitaan ini
berupa kesusahan dalam hidup (ekonomi), pergumulan dalam studi, pekerjaan, keluarga,
Tujuan Penderitaan
Pertama, untuk menguji dan memurnikan iman (1 Pet 1: 6,7; 5: 10; Rm 5: 3-4; Yak
1: 2-4). Ayub mengajarkan bahwa iman seseorang perlu diuji dengan menanggung
sengsara.95 Iman Ayub telah diuji sebagaimana emas diuji dengan api. Di tengah-tengah
aku, aku akan timbul seperti emas” (Ayb 23: 10). Selanjutnya ia merenungkan seluruh
pertanyaan akan arti dari penderitaan di dunia. Lagi-lagi ia tidak menemukan jawaban
selain tunduk dengan iman kepada Allah yang maha bijaksana dan maha kuasa (Ayb 42:
94
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia..., 67
95
Adolf Heuken SJ, Ensiklopedi Gereja Vol 3, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993), 320
96
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai..., 25
49
penderitaan fisik yang hebat dan kesedihan jiwa yang mendalam.97 Allah memberikan
melalui ujian karakter orang percaya dibentuk dan semakin lama menjadi semakin
matang.98
yang terbatas. Penderitaan merupakan salah satu guru yang terbaik di dalam kehidupan
orang percaya.100
Ketiga, untuk membuat hidup lebih kudus. Hal ini Tuhan lakukan dengan cara
memberi disiplin terhadap umat-Nya (Ibr 12: 3-10). Berkaitan dengan hal ini Epp
berarti melatih dengan koreksi. Jadi istilah penghajaran tidaklah menekankan kepada
Keempat, untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak diketahui oleh kita saat ini
dengan penderitaan juga Allah mempunyai maksud yaitu untuk memperbaiki cara hidup
Kelima, untuk membawa orang percaya hidup bersama dalam kesatuan (Yoh 17:
3). Kesatuan ini menghasilkan kekuatan spriritual (Kis 2: 42-47). Mendekatkan orang
97
Theodore H. Epp, Mengapa Orang-Orang Kristen Menderita..., 49
98
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia..., 69
99
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai..., 23
100
Stephen Tong, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia..., 76
101
Theodore H. Epp, Mengapa Orang-Orang Kristen Menderita,..., 60
102
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai,..., 23
103
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 245
50
percaya kepada Allah dalam rangka ketaatan dan persekutuan yang baru (Maz 119: 67;
Rm 8: 35-37).104
Keenam, untuk membawa tuaian jiwa-jiwa yang lebih besar kepada Kristus (Kis 8:
1-25).105 Dengan penderitaan yang dialami, justru mengajarkan kepada setiap orang
percaya untuk semakin giat dalam pelayanan penginjilan dan membawa jiwa-jiwa lebih
Ketujuh, untuk memperingatkan orang percaya. Sebesar apa pun kebencian orang
percaya terhadap rasa sakit dan penderitaan, namun harus diakui bahwa rasa sakit itu
seringkali mempunyai tujuan yang baik. Rasa sakit itu mengingatkan akan sesuatu yang
tidak beres. Rasa sakit hanyalah merupakan suatu gejala, suatu sirene, atau bel yang
akan berbunyi tatkala tubuh mengalami bahaya atau mendapat serangan. Dengan
demikian penderitaan merupakan cara Allah untuk memperingatkan kita bahwa ada
yang tidak beres dengan dunia ini, ada yang tidak beres dengan ciptaan Allah, ada yang
mengarahkan hati dan pikiran kepada kemuliaan yang akan menjadi milik orang percaya
di Sorga. Yesus menjanjikan upah yang besar di sorga bagi mereka yang menderita (Mat
5: 12). Paulus berkata bahwa penderitaan sekarang ini tidak ada artinya jika
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang (Rm 8: 17-18), dan Petrus setuju
dengan hal itu (1 Pet 1: 6,7; 4: 13; 5: 1-10). Penderitaan orang percaya, itu dianggap
104
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 245
105
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai,…, 24
106
Denny Teguh Sutandio, Penderitaan, Http://www.penderitaan.com/(diakses juni 2008)
51
sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikut Yesus di jalan salib-Nya (Mat
16: 24; Rm 8: 28-29). Karena penderitaan itu menuju kepada kebangkitan dan kemuliaan
Kesembilan, supaya orang percaya dapat ambil bagian dalam penderitaan Kristus.
Dalam penderitaan, orang percaya mengikuti teladan Yesus (1 Pet 2: 21-25). Dan kita
juga berpartisipasi dengan Dia dalam penderitaan (Rm 8: 17; Fil 3: 10; 1 Pet 4: 13).
dihina, menderita sakit secara fisik. Apapun bentuk penderitaan orang percaya, itu
dianggap sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikuti Yesus di jalan salib-
Kesepuluh, supaya menjadi berkat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Berkat
itu mungkin berbentuk kedamaian batin dan sukacita. Ini adalah arti dari kata yang
diterjemahkan ”sukacita” atau ”bahagia” dalam pengajaran Yesus yang disebut bahagia
(Mat 5: 1-12) dan juga dalam tulisan Petrus yang mengatakan, ”Tetapi sekalipun kamu
harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia.” (1 Pet 3: 14; 4: 14).109
Dan dalam 1 Petrus 2: 19-20 dijelaskan merupakan kasih karunia jika kita mengalami
Kesebelas, supaya melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Mengenai hal ini
Estabrooks menambahkan bahwa banyak orang percaya kalah oleh penderitaan karena
107
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I…, 245
108
Ibid
109
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai,..., 24
52
orang percaya tidak yakin bahwa mereka berada pada kehendak Allah, karena
sesungguhnya ”Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia” (Rm 8: 28).110 Orang percaya akan mengalami
penderitaan, maka orang percaya harus siap menerimanya sebagai kehendak Allah (2
Kor 12: 7-10). Petrus menjelaskan dalam 1 Petrus 2: 19, ”Sebab adalah kasih karunia,
jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak
harus ia tanggung.” 1 Petrus 3: 17, ”Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik
daripada karena berbuat jahat.” Lalu ia menyimpulkan dalam 1 Petrus 4: 19, ”Karena itu
baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan
Theologia sukses atau injil sukses sering juga disebut sebagai injil-injil
kemakmuran, kelimpahan berkat, atau theologia anak raja, dan secara sederhana ajaran
ini menekankan bahwa: Allah kita adalah Allah yang maha besar, kaya dan penuh berkat
dan manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula,
kaya, sukses dan berkelimpahan materi. Jadi dalam pandangan ini, seorang Kristen yang
beriman seharusnya hidup dalam kekayaan dan kelimpahan materi sebagai tanda bahwa
hidupnya diberkati Tuhan, karena sekarang umat Kristen telah mengalami pemulihan.
110
Paul Estabrooks, Berdiri Teguh Di Tengah Badai..., 22
53
Sebaliknya orang Kristen yang tidak kaya dan hidup berkekurangan dianggap sebagai
mengajarkan kesuksesan hidup secara jasmani sebagai tanda atau bukti orang tersebut
diperkenan Allah. Kemakmuran hidup ini terutama mencakup kekayaan dan kesehatan.
Keadaan yang menyenangkan ini dianggap bisa terjadi karena ditentukan Allah
sebelumnya (preordained) atau diberikan sebagai balasan atas doa atau tindakan tertentu
(law of reciprocity). Para penganut theologia ini juga menekankan bahwa kesuksesan di
atas telah disediakan Allah bagi setiap orang Kristen. Hanya saja, Allah telah menetapkan
instrumen atau syarat untuk menerima kesuksesan tersebut, yaitu melalui iman.112
memproduksi alat-alat tempur yang dikonsumsi pada Perang Dunia II (1941-1945) dan
111
Herlianto, Theologia Sukses, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 1
112
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran, (Tenggilis Mejoy: Sekolah Alkitab Malam GKKA,
7 Mei 2007), 1
54
memperoleh kesuksesan, seperti karya Norman Vincent Peale yang berjudul, “Positiv
Thinking”, dan lain-lain. Kemajuan ekonomi Amerika semakin meluas dan bergeser ke
kawasan pantai Barat (pasifik), sehingga terjadi perkembangan ekonomi yang luar biasa
dinegara bagian California khususnya disekitar Los Angeles. Dikawasan inilah ajaran
“self Actualization” dan “Self Esteem” sangat tumbuh subur. Di wilayah ini, Robert
ajaran kemakmuran yang dipromosokan Norman Vincent Peale. Gejala ini meluas
“TV-Evangelist”
Korea Selatan baru mengalami penderitaan hidup akibat perang Dunia ke-2 (1941-
1945) dan sebelum bisa bangun sudah terkena pula perang Korea (awal tahun 50-an).
Karena itulah,ketika ekonomi pasca perang mulai bertumbuh, banyak orang seperti lepas
dihasilkan oleh penelitian Christianity Today Institute pada geea-gereja di Korea dan
dimana ditemukan fakta-fakta konkret adanya kenyataan dan disebutkan bahwa: banyak
55
motivasi penyembahan kepada dewa) yang merupakan paham tradisi nenek moyang
Korea.113
Dari jajaran penginjil-penginjil sukses Korea ini tokoh yang menonjol adalah Sun
Moon Myung yang mengaku sebagai Kristus Ke-2 yang terlibat skandal perpajakan di
Amerika Serikat, dan terutama Paul Yonggi Cho yang mengaku mempunyai gereja
pertumbuhan gereja ajaran sukses ini disebarkan oleh Cho ke seluruh dunia dan tidak
lepas pengaruhnya juga masuk ke Indonesia pula seperti dapat dibaca dalam beberapa
beban hidup yang berat, keputusasaan, bahkan dosa itu sendiri yang menjadi penyebab
benar, adil, jujur, adalah empat kelengkapan hidup yang patut dimiliki setiap orang
percaya, karena keempat kelengkapan itu menuntun hidup ini kepada jalan sukses,
penginjil sukses dan membangun Praise Center dan di samping itu, penyebaran ajaran
113
Will Success Spoil The South Korean Church? Christian Today, 20 November 1987
114
Herlianto, Theologia Sukses…, 10
115
Yakub Nahuway, Jalan Ke Surga Telah Rata, (Jakarta: Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron,
1990), 9
116
Ibid., 14
56
besar dan kejenuhan hidup di kota-kota besar, maka ibadah gaya theologia sukses
cenderung makin popular, karena merupakan kompensasi kejiwaan yang menarik dan
diinginkan manusia, sekalipun ibadah mereka tidak memberikan dampak spiritual yang
yang kadang-kadang disebut pula Theologia Sukses, adalah doktrin yang mengajarkan
bahwa kemakmuran dan sukses dalam bisnis adalah tanda-tanda eksternal bahwa yang
bersangkutan dikasihi Allah. Kasih Allah ini diperoleh sebagai sesuatu takdir
(predestinasi), atau diberikan sebagai ganjaran untuk doa atau jasa-jasa baik yang dibuat
orang tersebut.
Theologia Kemakmuran adalah bagian yang cukup umum dari televangelis dan
menginginkan agar orang Kristen sukses dalam segala hal, khususnya dalam segi
keuangan mereka. Para penganjur dogma ini mengklaim bahwa tujuannya adalah untuk
pekerjaan misi atau mendanai pemberitaan Injil di seluruh dunia. Ajaran mereka
didasarkan pada beberapa ayat di Alkitab dan salah satunya adalah Ulangan 8:18 yang
117
Herlianto, Theologia Sukses…, 10
57
mengatakan: "Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah
seperti sekarang ini." Sebaliknya, para pengkritiknya mengklaim bahwa doktrin itu
digunakan oleh para penganjurnya untuk memetik keuntungan dari orang-orang yang
memberi atau bahwa fokus doktrin itu pada kekayaan materi adalah keliru. Mereka
berpendapat bahwa kekayaan materi malah justru bisa membuat orang percaya jatuh ke
antara lain adalah Kenneth Copeland, Benny Hinn, Nasir Saddiki, Robert Tilton, T.D.
Jakes, Paul Crouch, Joel Osteen, dan Peter Popoff. Pat Robertson menyebut teorinya ini
gerakan gnostik kuno abad ke-2 M, walaupun bukti-bukti yang dipaparkan masih bisa
diperdebatkan. Hampir semua orang tampaknya setuju bahwa akar modern dari
berasal dari gereja Metodist, kemudian berpindah ke Baptis dan terakhir ke Pentakosta.
Ia adalah seorang pengkhotbah, pendidik dan penulis yang hebat. Penekanannya pada
‘iman sebagai sarana mendapatkan janji Allah’ tertuang dalam 18 buku yang dia tulis.
58
Salah satu frase yang berasal dari Kenyon dan terus dipakai sampai sekarang adalah
“apa yang saya akui, itu yang saya miliki” (what I confess, I possess).118
Kenyon. Di satu sisi sebagian berpendapat bahwa ia dipengaruhi oleh filosofi Gerakan
Jaman Baru dalam berbagai bentuknya (D.R. McConnell, A Different Gospel, 31-35; H.
oleh para tokoh pentakosta aliran Faith Cure, misalnya A. B. Simpson dan A. J. Gordon
(Joe McIntyre, E. W. Kenyon: he True Story). Beberapa ahli lain mengamini pengaruh
Pemikiran Baru dalam konsep Kenyon, tetapi bersimpati terhadap usaha Kenyon
sedangkan yang lain menolak latar belakang pemikiran tersebut tetapi lebih kritis
Kenneth Copeland, Kenneth Hagin, Benny Hinn, Oral Roberts, Nasir Saddiki, Robert
Tilton, T. D. Jakes, Morris Cerullo, Paul Crouch, Joel Osteen, John Avanzini, Fred
Price, David (Paul) Yonggi Cho, dan Peter Popoff. Dari deretan nama tersebut, Hagin
adalah yang terkemuka, sehingga dia seringkali disebut sebagai The Father of Faith
Movement (Sherry Andrews, "Kenneth Hagin ‹ Keeping the Faith," Charisma, October
1981, 24), walaupun menurut jajak pendapat dari majalah yang sama Hagin hanya
118
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran, (Tenggilis Mejoy: Sekolah Alkitab Malam GKKA, 7
Mei 2007), 1
119
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran…, 2
59
berada di urutan ke-3 setelah Pat Robertson dan Kenneth Copeland (Kenneth Hagin, Jr.,
Charisma,"Trend Toward the Faith Movement," August 1985, 67-70). Hagin terkenal
beritakan. Ada dua faktor utama mengapa gerakan ini mampu menarik banyak pengikut.
Faktor pertama adalah efek dari kebangkitan ekonomi dan sekularisasi. Pasca Perang
merupakan hal yang sangat mudah didapat dan perlahan-lahan membentuk pola pikir
yang materialistis. Situasi seperti ini akhirnya menimbulkan kekosongan batiniah dalam
diri banyak orang. Nilai-nilai keagamaan dan mentalitas baru ini tampaknya sulit
digabungkan. Dalam situasi seperti ini Theologia Kemakmuran menawarkan salah satu
bentuk integrasi dari dua hal itu. Faktor berikutnya adalah perkembangan Pemikiran
Baru (New Thought). Kemiripan yang fundamental antara Theologia Kemakmuran dan
Masyarakat Amerika yang telah diracuni paham pantheisme Timur melalui Pemikiran
Baru dengan mudah beralih pada Theologia Kemakmuran yang menekankan hal-hal
yang sama.120
120
Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran…, 2
60
Pada bagian ini kami akan memaparkan beberapa karakteristik dari para penganut
kemewahan. Kedua, menekankan pola ibadah model “Praise Worship” dan “Kebaktian-
upaya untuk memperoleh upah berkat fisik dari Allah. Keempat, kecenderungan untuk
membangun gedung gereja yang megah dan glamor. Kelima, ditonjolkannya kesaksian-
kesaksian orang kaya yang bertobat atau yang diberkati dalam usahanya. Keenam,
secara positif, manusia “dibakar” semangatnya akan pentingnya dinamika iman. Iman,
bukan hanya dipahami sebagai suatu bentuk sikap yang pasif dan menyerah pada takdir,
namun lebih merupakan suatu tindakan. Kedua, secara negatif bisa menjerumuskan
manusia pada instant faith dan anggapan bahwa tanda kita diberkati adalah kesuksesan.
Kesembuhan Yang Sempurna merupakan salah satu tujuan dari ajaran Theologia
Sukses, yang merupakan tanda dari kehidupan yang sukses yang terwujud dalam
kesembuhan yang sempurna dan bebas dari sakit-penyakit. Sebaliknya orang yang sakit
sering dianggap sebagai orang yang sakit imannya atau bahkan dikatakan sebagai
ketiadaan iman. Dan orang yang beriman dapat menggunakan imannya untuk
theologia sukses adalah bahwa kesembuhan itu dianggap sebagai tanda sukses pula.
Artinya, kalau seorang sakit itu berarti ia tidak sukses. Lebih dari itu dikatakan bahwa
kesembuhan itu harus sempurna, dalam arti kata bahwa seorang beriman harus
menunjukkan imannya dengan kesembuhan jasmani yang sempurna pula. Jadi ada
kaitan langsung antara iman dan kesembuhan serta dosa dan penyakit.122
Kesembuhan Ilahi penting dalam ajaran sukses seperti yang terdapat dalam ajaran
Paul Yonggi Cho, karena hal ini merupakan pokok doa yang banyak dituntut dalam
ajaran Cho. Ajaran kesembuhan dari sakit-penyakit bukan sekedar ajaran yang
sendiri akan kesembuhan dari berbagai penyakit yang dideritanya seperti TBC,
gangguan syaraf, jantung dan sakit perut parah. Selama berlangsungnya tahun-tahun
kesukaran itu, satu demi satu penyakitnya mengalami kesembuhan dan sampai saat ini
121
Herlianto, Theologia Sukses…, 146
122
Ibid.
123
Paul Yonggi Cho, Mengapa Saya Harus Menderita? (Jakarta: Immanuel, 1988), xv
62
dialaminya, keyakinannya akan kesembuhan ilahi sangat kuat dan dianggapnya berlaku
secara universal. Ia beranggapan bahwa penyakit berasal dari Iblis, dosa dan kutuk.
Menurutnya, sebagaimana yang dinubuatkan nabi Yesaya dalam Yesaya 53, salib
Kristus dianggap menebus dosa dan penyakit. Matius 8: 17: Dialah yang memikul
kelemahan kita dan menanggung penyakit kita (Bnd. Yes 53: 4), dan 1 Petrus 2: 24b:
Oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh (bnd. Yes 53: 5). Berdasarkan ayat-ayat ini, ia
selagi masih hidup di dunia ini, dan ada hubungan timbal balik antara iman dan
kesembuhan. Karena Tuhan telah menebus kita dari kuasa Iblis, dosa dan kutuk maka
karena penyakit bersumber dari ketiga hal di atas, maka penebusan Yesus juga
kita di dunia ini, hak kesembuhan sempurna bebas dari sakit secara total adalah hak
yang harus dipunyai oleh orang beriman, dan sakit penyakit merupakan salah satu wujud
124
Herlianto, Theologia Sukses…, 147
125
Paul Yonggi Cho, Mengapa Saya Harus Menderita…, 9, 14
126
Ibid., 29
63
di atas kayu salib, Ia telah menyembuhkan kitasecara total lahir dan batin
bahkan nyawa kita. Sekarang ini, siapa saja yang percaya kepada Kristus
akan menikmati kelepasan dari segala dosa, sakit penyakit, kutuk, kuasa
iblis, dan kematian.127
Dari penafsiran ini, Cho tidak membedakan antara hal-hal yang bersifat jasmani
dan rohani dan tidak membedakan antara kesembuhan sempurna dan kesembuhan yang
dimaksud dalam Alkitab. Seperti yang ia tulis dalam bukunya, yakni: Saudaraku yang
kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala
sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja (3 Yoh. 2). Pandangan hitam putih atas
penyakit itu dengan jelas dari tulisan Hagin, yang berbunyi: ”Jelaslah bahwa penyakit
itu bukanlah suatu berkat. Penyakit adalah suatu kutuk. Suatu kutuk oleh karena kita
makmur. Mereka bahkan menganggap kemiskinan sebagai sebuah dosa. Mereka juga
menandaskan bahwa Allah dalam kasih dan kemurahan-Nya yang besar menghendaki
agar tidak ada satupun orang percaya yang pernah sakit. Penyakit adalah usaha iblis
merampok hak-hak ilahi orang percaya dalam memiliki kesehatan yang sempurna.
Setiap orang percaya akan berumur panjang di bumi tanpa mengalami penyakit dan
akhirnya tertidur bersama dengan Tuhan. Hagin juga menyatakan bahwa ia tidak pernah
Berdasarkan keyakinan di atas, mereka menganggap tubuh yang sakit tidak bisa
memuliakan Tuhan. Price mengajarkan bahwa Roh Kudus tidak mau tinggal di dalam
127
Paul Yonggi Cho, Mengapa Saya Harus Menderita…, 41
128
Kenneth Hagin, Ditebus Dari Kemiskinan, Penyakit, Kematian, (Jakarta: Immanuel, 1988), 23
64
tubuh seseorang yang buta maupun tuli, karena Ia tidak bisa melihat keluar maupun
bahwa mereka telah disembuhkan. Beberapa orang secara tegas menolak penggunaan
obat-obatan medis.
Ada beberapa dasar yang dipakai mereka untuk mengklaim kesehatan bagi setiap
orang percaya. Pertama, kehidupan Yesus di dunia. Menurut mereka Yesus selama di
dunia hidup sebagai orang kaya. Avanzini meyakini bahwa Yesus memiliki sebuah
rumah besar yang bagus, mengenakan pakaian-pakaian rancangan desainer (Yoh 19:23-
24) dan memegang uang yang sangat banyak. Begitu kayanya Yesus, sampai-sampai
pakaian-Nya pun diperebutkan orang sehingga terpaksa diadakan undian (Yoh 19:23-
24). Karena Yesus (dan pararasul) adalah orang-orang kaya, maka orang percaya
seharusnya mengharapkan kesuksesan finansial yang sama. Dasar lain yang diajukan
dunia. Dalam Yohanes 10:10 dikatakan bahwa Yesus datang supaya orang percaya
memiliki hidup yang berkelimpahan. Dalam 2 Korintus 8:9 juga disebutkan bahwa
Yesus yang kaya mau menjadi miskin supaya kita kaya. Dua ayat ini ditafsirkan sebagai
kelimpahan secara jasmani/materi. Ayat lain yang kadangkala dipakai adalah Roma
8:32. Kalau Allah saja memberikan Anak-Nya datang ke dalam dunia dan mati bagi
manusia, maka Allah pasti akan memberikan segala sesuatu yang lain. Dasar selanjutnya
adalah nubuat nabi Yesaya (pasal 53:4-6) yang digenapi dalam pelayanan Yesus. Yesaya
53: 4 dikutip dalam Matius 8:17, sedangkan Yesaya 53:5-6 dikutip dalam 1Petrus 2:24-
25. Secara khusus pengikut Theologia Kemakmuran menyoroti bentuk present tense
65
“kita menjadi sembuh” di Yesaya 53:5 (semua versi Inggris “we are healed”). Ayat ini
dipahami secara hurufiah (kesembuhan fisik) dan dianggap berlaku secara terus-
menerus, karena memakai present tense. Dasar keempat yang dipakai adalah status
orang percaya sebagai anak-anak Allah atau anak-anak Raja. Sebagai anak-anak Raja
orang percaya pasti kaya. Price pernah mengatakan, “kalau mafia saja bisa mengendarai
mobil Lincoln Continental, mengapa anak-anak raja tidak bisa?” Konsep seperti inilah
yang sangat mempengaruhi berbagai langkah konkret yang diambil Yonggi Cho dalam
usaha membangun gerejanya yang megah (Fourth Dimension). Ayat terakhir yang
engkau sukses (prosper) dalam segala hal”. Mereka menafsirkan prosper di sini secara
Hagin salah satu tokoh theologia kemakmuran yang menekankan kekayaan. Hal ini
bermula ia dilahirkan dalam keadaan sakit jantung dan sangat kurus, sehingga ia
mengalami kehidupan yang sangat menderita bagaikan seorang cacat. Keadaan itu
berakhir pada waktu ia berumur 19 tahun, pada tahun 1937 ia mengaku mengalami
baptisan Roh Kudus, dan sejak saat itu ia memulai pelayanannya berupa penyembuhan
ilahi dengan mempopulerkan slogan yang berbunyi “name it and claim it” (sebutlah dan
tuntutlah), yang artinya asal kita sebutkan dan minta dengan iman, Allah pasti
66
memberikan kepada kita, sehingga kalau doa kita tidak dikabulkan oleh Allah, itu berarti
prosperity, and positive confession” (iman, kemakmuran dan pengakuan yang positif),
selain juga penyembuhan ilahi yang sebelumnya menjadi cirri khasnya. Ajaran
mengenai kemakmuran dapat terlihat dari buku-bukunya, antara lain ia menulis: Apakah
anda maksudkan bahwa Tuhanpun bermaksud membuat kita semua ini kaya? Ya, benar!
Itulah yang saya maksudkan. Tuhan tidak menjanjikan kepada kita bahwa kita akan
beroleh persediaan yang kurang melainkan persediaan yang penuh kelimpahan. Yang
dianugerahkan-Nya dengan penuh kelimpahan! Sekali lagi kita harus bersyukur dan
Guna mendukung ajaran Theologia Sukses khususnya untuk ajaran hidup yang
kaya dan berkelimpahan, ayat-ayat faforit digunakan dengan tafsiran harafiah. Yohanes
10: 10b: Aku datang, supaya mereka mepunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan. Ayat ini merupakan ayat andalan ajaran theologia kemakmuran untuk
kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala
sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. Hal ini diartikan sebagai keberhasilan
129
Herlianto, Theologia Sukses…, 26
130
Kenneth Hagin, Ditebus Dari Kemiskinan, Penyakit dan Kematian…, 10-11
131
S. Christian Robirosa S, Teologi Kemakmuran, (Malang: Gandum Mas, 2009), 70
67
dalam usaha dan kekayaan.132 2 Korintus 8: 9: Karena kamu telah mengenal kasih
karunia Tuhan kita yesus Krstus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin,
sekalipun ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinannya. Ayat ini
kita menjadi kaya karena itulah tujuan kedatangan-Nya.133 Roma 8: 32: Ia, yang tidak
sama dengan Dia? Kata segala sesuatu dalam ayat ini diterjemahkan sebagai kekayaan
ini bahwa karena Allah itu kaya maka Dia akan memenuhi segala keperluan orang
percaya dengan kekayaan yang melimpah, sesuai dengan kayanya Allah. 135 Roma 10:
11-12: Karena Kitab suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan
dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang
yang berseru kepada-Nya.” Ayat ini diartikan karena Allah itu kaya kepada orang yang
berseru kepada-Nya, maka Dia juga akan memberikan kekayaan itu kepada mereka.136
132
S. Christian Robirosa S, Teologi Kemakmuran..., 70
133
Ibid., 75-76
134
Ibid., 70
135
Ibid., 80
136
Ibid., 78
68
Berdasarkan ayat-ayat ini diartikan sebagai petunjuk bahwa umat Kristen berhak
menjadi kaya, hidup dalam kelimpahan materi dan duniawi yang berarti banyak uang,
Dalam ajaran Theologia kemakmuran, hidup yang diberkati Tuhan adalah hidup
yang kaya, berkelimpahan dan tidak kurang suatu apapun. seseorang yang miskin hal itu
orang yang sudah percaya kepada Yesus harus kaya karena sudah dilepaskan dari kuasa
mendapatkan apapun yang dia inginkan, karena semua itu sudah disediakan oleh Allah.
Jika tidak terjadi kesembuhan (atau kekayaan), maka persoalannya terletak pada
penerimaan kita, bukan pada pemberian Allah. Allah selalu memberi, tetapi kita tidak
selalu memenuhi persyaratan untuk menerima pemberian itu. Bagi orang percaya yang
tetapi tidak menerima, maka hal itu hanyalah kebohongan semata-mata.138 Persyaratan
utama yang harus dimiliki orang Kristen adalah iman yang sungguh-sungguh. Iman
adalah sebuah kekuatan. Dengan kekuatan ini orang percaya dapat menggerakkan Allah.
kehendak Allah sama saja menganggap Allah sebagai pribadi yang bodoh. Sebaliknya,
137
Herlianto, Theologia Sukses…, 37
138
Hagin dalam buku Yakub Tri Handoko, Theologia Kemakmuran…, 6
69
melalui kekuatan iman, orang percaya dapat melakukan apa saja yang mereka minta,
sekalipun hal itu tampak mustahil (Mat. 17:20; Mrk. 11: 23-24).
spiritual dalam dunia roh dan hanya dapat bekerja melalui kekuatan iman. Allah taat
pada perintah dan keinginan orang Kristen yang penuh iman. Mengapa Allah
keberadaan (Being) yang beriman. Ayat yang dipakai untuk mendukung pandangan ini
adalah Markus 11:22 (“milikilah iman kepada Allah”). Menurut penganut Theologia
Kemakmuran, terjemahan ini tidak tepat, karena bentuk genitif qeou (“Allah”) di ayat ini
seharusnya diterjemahkan “iman milik Allah” (band. YLT dan footnote KJV). Alasan
lain yang mengapa Allah begitu terikat dengan iman orang percaya adalah konsep
perjanjian Allah dengan Abraham. Menurut mereka, orang percaya berdasarkan otoritas
Firman dapat memerintahkan Allah untuk melakukan bagian-Nya dalam perjanjian itu.
Copeland bahkan mengajarkan bahwa Allah adalah pihak yang lebih lemah dalam
perjanjian itu dibandingkan dengan Abraham. Kualitas iman yang ditunjukkan haruslah
istimewa. Orang percaya harus mengimani kesaksian Firman Allah sekalipun kondisi
fisik menunjukkan hal sebaliknya. Sebagai contoh: orang sakit yang sudah didoakan
tidak boleh menguji apakah kesembuhan sudah terjadi atau tidak, karena tindakan ini
merupakan bentuk pengakuan negatif yang bisa membatalkan kuasa iman dan doa.
Selain harus memiliki kualitas iman yang luar biasa, orang percaya dituntut untuk
mempraktekkan iman itu dalam beberapa langkah konkret. Orang percaya harus
untuk membangun gambaran pengharapan di dalam diri orang percaya dan memelihara
firman itu di depan mata mereka. Visualisasi ini merupakan bahasa dalam kehidupan
dimensi rohani (keempat) dan Roh Kudus berkomunikasi melalui cara itu. Langkah
konkret lain yang harus dilakukan adalah perkataan/pengakuan positif. Orang percaya
harus mengucapkan terus-menerus apa yang mereka imani, karena apa yang diakui itu
Orang percaya dapat menentukan masa depan mereka sendiri melalui iman yang
diucapkan dan pemanfaatan hukum. Sebagaimana Allah hanya memakai kata-kata untuk
menciptakan alam semesta, maka orang percaya juga dapat membuat sesuatu bisa terjadi
melalui perkataan yang positif. Sebagaimana kata-kata yang positif dapat menghasilkan
hal-hal yang luar biasa, demikian pula perkataan yang negatif akan menciptakan realita
yang negatif pula, karena menurut Amsal 18:21 “hidup dan mati dikuasai lidah. Langkah
konkret yang terakhir adalah tindakan memberi persembahan untuk hamba Tuhan atau
pekerjaan Tuhan. Langkah ini didasarkan pada konsep hukum tabur-tuai. Beberapa ayat
yang sering dipakai sebagai dukungan antara lain Maleakhi 3:10, Markus 10:30, Lukas
6:38 dan Galatia 6:17. Dengan menanam benih finasial melalui persembahan, orang
percaya dapat menyebut imbalan apa yang mereka inginkan dan mereka akan
mendengar suara Tuhan secara langsung guna mendapatkan persembahan yang banyak,
dompetmu kepada-Ku- kata Allah - dan biarlah aku menjadi Tuhan atas dompetmu...Ya,
Rangkuman
dukacita, kesengsaraan, penyakit, dan lain lain) yang harus ditanggung oleh si penderita
yang disebabkan baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri.
yang mendalam, penderitaan yang berat baik itu yang bersifat pribadi atau umum yang
disebabkan oleh dosa dan karena dosa itu maka manusia harus menanggung akibatnya
berupa hukuman (penderitaan). Penderitaan ini dialami secara fisik dan mental oleh
orang percaya maupun orang yang tidak percaya dan hal ini diizinkan oleh Allah dengan
maksud untuk menguji iman orang tersebut. Dengan tujuan supaya menyadari dosanya
dan bertobat.
penganiayaan baik yang dialami dalam hidup manusia pada umumnya juga pada
penderitaan dan kematian Kristus pada khususnya, yang juga dialami oleh setiap orang
makna baru bagi setiap orang percaya yang mengalami penderitaan karena nama-Nya
yaitu dosa karena kutukan Allah, dosa karena kesalahan sendiri dan pencobaan dari iblis.
Aspek kedua, jenis-jenis penderitaan, yaitu perpisahan atau kematian, dibuang oleh
masyarakat, bencana, tindak kejahatan, penyakit, iri hati dan pergumulan hidup. Dan
aspek ketiga, Tujuan Penderitaan, yaitu: untuk menguji dan memurnikan iman (1 Pet 1:
72
6,7; 5: 10; Rm 5: 3-4; Yak 1: 2-4). Untuk menyingkirkan kesombongan (2 Kor 12: 7-
10). Untuk membuat hidup lebih kudus. Untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak
diketahui oleh kita saat ini (Pkh 3: 11). Untuk membawa orang percaya hidup bersama
dalam kesatuan (Yoh 17: 3). Untuk membawa tuaian jiwa-jiwa yang lebih besar kepada
Kristus (Kis 8: 1-25). Untuk memperingatkan orang percaya. Untuk menuntun orang
percaya pada kemuliaan. Supaya orang percaya dapat ambil bagian dalam penderitaan
Kristus. Supaya menjadi berkat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dan supaya
Theologia sukses atau injil sukses sering juga disebut sebagai injil-injil
kemakmuran, kelimpahan berkat, atau theologia anak raja, dan secara sederhana ajaran
ini menekankan bahwa: Allah kita adalah Allah yang maha besar, kaya dan penuh berkat
dan manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula,
Kesembuhan Yang Sempurna merupakan salah satu tujuan dari ajaran Theologia
Sukses, yang merupakan tanda dari kehidupan yang sukses yang terwujud dalam
makmur. Mereka bahkan menganggap kemiskinan sebagai sebuah dosa. Mereka juga
menandaskan bahwa Allah dalam kasih dan kemurahan-Nya yang besar menghendaki
agar tidak ada satupun orang percaya yang pernah sakit. Penyakit adalah usaha iblis
merampok hak-hak ilahi orang percaya dalam memiliki kesehatan yang sempurna
73
Dalam ajaran Theologia kemakmuran, hidup yang diberkati Tuhan adalah hidup
yang kaya, berkelimpahan dan tidak kurang suatu apapun. Seseorang yang miskin hal itu
orang yang sudah percaya kepada Yesus harus kaya karena sudah dilepaskan dari kuasa
mendapatkan apapun yang dia inginkan, karena semua itu sudah disediakan oleh Allah.
Jika tidak terjadi kesembuhan (atau kekayaan), maka persoalannya terletak pada
penerimaan kita, bukan pada pemberian Allah. Allah selalu memberi, tetapi kita tidak
selalu memenuhi persyaratan untuk menerima pemberian itu. Bagi orang percaya yang
BAB III
melalui metode penelitian deskriptif dan penelitian sejarah dalam menganalisa mengenai
Analisa Sejarah
Dalam analisa sejarah ini penulis memaparkan mengenai Latar Belakang Kota
Roma, Alamat Surat Roma, Penulis Surat Roma, Tempat Penulisan dan Waktu
Nama Roma diambil dari nama ibu kota Italia, tempat asal mula bertumbuhnya
negara Romawi. Negara ini didirikan pada tahun 753 SM. Sekitar permulaan abad ke 5
SM, kerajaan ini telah berkembang menjadi suatu organisasi politik yang agak mantap
75
masyarakat lain di sekitarnya, dan melalui serangkaian peperangan yang panjang dengan
bangsa Estruska di sebelah utara, serta berbagai suku bangsa lain di sebelah selatan,
negara Roma mengepalai seluruh semenanjung Italia pada tahun 265 SM. Mereka yang
terkalahkan terikat perjanjian untuk memelihara perdamaian dengan Roma dan lambat
laun melebur diri dalam daerah kekuasaan Romawi.140 Berkenaan dengan hal ini
Douglas menyatakan:
Menurut tradisi kota Roma didirikan tahun 753 SM di tujuh bukit, di atas
jurang tebing di mana tanah datar latin bertemu dengan sungai Tiber, tempat
penyeberangan pertama di muara. Sebagaimana diperlihatkan oleh
penggalian, mula-mula Roma adalah tempat bertemu dan bercampurnya
bangsa-bangsa, bukan tempat tinggal satu bangsa saja. Perkembangan Roma
pesat, pada tahap pertama dirangsang oleh keperluan strategis negara Etruria
ke utara dan ke selatan, kemudian oleh kebijaksanaan politik liberal dalam
pemberian hak suara yang unik di dunia kuno: Roma menarik kepada dirinya
orang dan ide dari seluruh daerah laut tengah, sehingga hampir 1000 tahun
semua masyarakat beradab dari Inggris sampai Arab menjadi anggota
kerajaannya.141
Pada masa itu kota Roma adalah kota yang paling ramai dan paling menarik di
dunia, di sepanjang jalan-jalannya terdapat kurang lebih tiga ratus air mancur umum,
lalu kota ini dilimpahi dengan kemewahan, sejarah dan bangunan-bangunan megah,
sehingga Charles Ludwig menyatakan bahwa kota Roma adalah kota abadi. 142 Di kota
inilah Paulus dipenjarakan, diperkirakan pada saat itu kota Roma telah berusia delapan
ratus tahun.143 Pada masa itu Roma merupakan pusat pemerintahan dari seluruh daerah
139
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2003), 3
140
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru..., 3
141
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 321
142
Charles Ludwig, Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 16
143
Ibid., 20
76
laut Tengah. Donald Guthrie menjelaskan bahwa Roma merupakan pusat diplomatik dan
perdagangan dunia yang terkenal pada waktu itu. Orang tidak putus-putusnya pulang
pergi ke situ, kekaisaran Romawi dalam keadaan damai dan makmur (Pax Romana),
menjamin perjalanan orang kesitu.144 Dengan demikian kota Roma adalah kota yang
Alamat penulisan atau penerima surat Roma adalah jemaat di Roma (Rm 1: 7),
”Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan
dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.” Jemaat di Roma terdiri dari banyak
orang Yahudi (Rm 2: 17; 4: 1), dan banyak orang non Yahudi (Rm 1: 13; 11: 17-31).
Dengan kata lain surat ini dialamatkan kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma,
yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus (Rm 1: 7).145
Namun yang banyak menjadi perdebatan adalah asal mula jemaat di Roma. Asal-usul
dari jemaat pembaca pertama surat ini tidak diketahui dengan pasti.
Katolik Roma setuju bahwa jemaat di Roma didirikan oleh Petrus pada tahun
42.146 Namun pendapat ini kurang diterima, sebab seharusnya Paulus menyebut Petrus
dalam tulisan-tulisannya secara khusus berkaitan dengan jemaat Roma, dan juga dalam
surat Roma sendiri, seandainya Petrus pendiri jemaat Roma. Kemungkinan juga jemaat
144
Donald Guthrie, Hand Book to The Bible, (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 654
145
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru, (Batu, Malang: Departemen Literatur YPPII), 122
146
Ibid., 124
77
pertama di Roma didirikan oleh ”pendatang-pendatang dari Roma” yang percaya kepada
Kristus di Bait Allah pada hari Pentakosta (Kis 2: 10), setelah mereka pulang ke Roma.
Mungkin juga orang-orang yang pernah diinjili oleh Paulus yang mendirikan jemaat
disana.147 Tetapi jemaat itu tidak didirikan oleh Paulus. Kemungkinan lain adalah jemaat
Roma didirikan oleh orang-orang Yahudi, baik yang datang ke Roma (sebab Roma
adalah ibu kota kekaisaran Romawi atau pusat dunia pada waktu itu), ataupun orang
Yahudi yang datang kembali ke Roma setelah diusir oleh kaisar Claudius (Kis 18: 2).148
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum tahun 49, telah ada orang
Kristen di Roma dan orang Kristen itu termasuk suku Yahudi. Dari beberapa kata dalam
surat Roma dapat diambil kesimpulan bahwa jemaat pada waktu itu terdiri dari orang
Yahudi (Rm. 4: 1; 7: 4-6). Dan orang non Yahudi (Rm. 1: 5, 13; 11: 13). Tampaknya
orang Kristen non Yahudi merupakan mayoritas jemaat. Data dalam pasal 16 memberi
kesan bahwa orang Kristen berkumpul dalam sejumlah jemaat rumah tangga.149
jemaat di Roma (Rm 1: 7), ”Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi
Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu
dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.” Baik itu orang
Yahudi (Rm. 2: 17; 4: 1) maupun untuk orang non Yahudi di Roma (Rm 11: 13).150
147
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000), 5
148
Menurut Suetonius, seorang pengarang Romawi dalam karangannya berjudul Life of Claudius,
menuliskan bahwa pada tahun 49, Klaudius mengusir orang-orang Yahudi dari Roma (juga disaksikan
dalam Kisah Rasul 18: 2), oleh karena mereka bertengkar, atas hasutan seorang yang bernama Krestus,
dan kisah ini terkenal dengan sebutan Impulsore Chresto. F. F. Bruce, The Epistle of Paul to The Romans,
(Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1975), 14
149
Van Den End, Surat Roma, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 5-6
150
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 5
78
Penulis surat Roma adalah Paulus (Rm 1: 1), hal itu tidak perlu diragukan lagi.
Banyak ahli bahasa menilai surat itu sebagai karya sastra yang terbaik dari semua surat
kiriman Paulus. Isi surat Roma adalah khas Paulus, sejak abad kedua keaslian surat
penulis surat Roma. Para pakar theologia liberal berusaha menyakinkan pendapat
mereka bahwa rasul Paulus tidak menulis surat Roma, tetapi perdebatan tersebut sudah
dapat diselesaikan dan hampir semua sepakat untuk mengakui rasul Paulus sebagai
penulis surat Roma.152 Hal lain yang menguatkan Paulus sebagai penulis surat Roma
adalah ada banyak kecocokkan antara tulisan Paulus dalam surat Roma dan tulisannya
dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat-surat lain (Rm 15: 25-27 dengan Kis 19: 2; 20:
1-5; 21: 15-19; 1 Kor 16: 1-5; 2 Kor 8: 1-12 dan 9: 1-5, Rm 11: 1 dengan Fil 3: 5, Rm
16: 3 dengan Kis 18: 2-3 dan ay 18-19, serta Rm. 1: 10-15; 15: 22-32 dengan Kis 19:
21). Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat terhadap apa yang telah
dinyatakan oleh Roma 1: 1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang surat ini.153
Kristen, hanya sedikit yang diketahui tentang Paulus. Ia berasal dari suku Benyamin dan
anggota Farisi yang sangat aktif (Rm 11: 1; Fil 3: 5; Kis 23: 6), ia lahir di Tarsus sebagai
warga negara Roma (Kis 16: 37; 21: 39; 22: 25). Yerome mengutip cerita tradisi yang
mengatakan leluhur Paulus berasal dari Galilea. Tidak jelas apakah mereka pindah ke
151
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru..., 121
152
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 5
153
Ibid., 4
79
Tarsus karena alasan perdagangan atau karena dijajah oleh pemerintah Siria. Tentang
mereka warga negara Roma memberi kesan bahwa mereka sudah lama tinggal disana.154
Surat Roma ditulis oleh Paulus pada saat ia sedang dalam perjalanan menuju
Yerusalem untuk membawa sumbangan, Roma 15: 25, ”Tetapi sekarang aku sedang
kudus.” Dengan demikian surat Roma ditulis pada perjalanan misi yang ketiga.155
Tahun penulisannya masih agak sulit untuk ditentukan. Menurut Crandfield surat
ini ditulis antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59 dan kemungkinan besar akhir
tahun 55 sampai awal tahun 57.156 Acuan-acuan dalam surat Roma mengenai lokasi
dimana Paulus menulis surat Roma, menunjukkan masa ia tinggal di Yunani pada akhir
masa penginjilan ketiganya (Kis 20: 2), ia memusatkan perhatian ke dunia barat , karena
itu ia ingin mengunjungi Roma bahkan Spanyol (Rm 15: 24, 28). Tak dapat diragukan
bahwa Paulus menulis surat Roma tepat sebelum akhir masa perjalanan misi
ketiganya.157 Kesimpulan ini didukung oleh acuan dalam pasal 16 tentang Korintus
sebagai tempat pengiriman surat. Karena itu waktu penulisan surat Roma dapat
ditentukan dengan ketetapan relatif, kendati masalah kronologi umumnya, dan kronologi
dan 59 M cocok dengan data yang tersedia.158 Searah dengan itu Van Den End
menyatakan bahwa:
154
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 208
155
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru..., 108
156
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 6
157
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 324
158
Ibid
80
Surat Roma ditulis di Korintus (Rm 15: 32), agaknya pada akhir perjalanan
Paulus yang ketiga (Rm 15: 25), menjelang awal musim pelayaran di wilayah
Laut Tengah, jadi pada akhir musim dingin (Februari-Maret 57). Keadaan
Paulus pada waktu itu digambarkan dalam Kisah Para Rasul 20: 2-3.
Ternyata pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia,
sehingga ia terpaksa membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambil jalan
darat ke Filipi (700 km jalan kaki dari Korintus).159
Jadi menurut keterangan data-data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tempat
penulisan surat Roma adalah Korintus dan ditulis sekitar tahun 52-57 M. Dengan
Karena penulisan surat ini pada perjalanan sebelum ke Asia Kecil atau Yerusalem, yaitu
End menuliskan paling tidak ada lima maksud dan tujuan Rasul Paulus manuliskan
a) Berkenaan dengan jemaat, yang tidak didirikan Paulus (1: 11). b) Meminta
dukungan keuangan dan penyediaan sarana untuk perjalanan ke Spanyol
yang sedang direncanakan Paulus (15: 24). c) Meminta doa syafaat jemaat
Roma berhubung dengan konfrontasi dengan orang Yahudi di Yerusalem
(15: 30-31). d) Meminta doa syafaat jemaat Roma berhubung dengan
ketidakpastian Paulus mengenai sikap jemaat Kristen di Yerusalem terhadap
sumbangan jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya yang dibawa Paulus ke
Yerusalem (15: 30-31). e) Agaknya juga meredakan perselisihan yang sedang
berlangsung dalam jemaat Roma (14: 1-15: 13).161
159
Van Den End, Surat Roma..., 3
160
Misalnya R. A. Jaffray yang menyatakan bahwa surat Roma ditulis tahun 58-59, R. A. Jaffray,
Tafsiran Surat Roma, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2007), 12. Juga Barclay yang menafsirkan bahwa
surat Roma ditulis tahun 58, William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Roma, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1986), 9
161
Van Den End, Surat Roma..., 4
81
tahu bahwa ia mempunyai musuh-musuh disana, dan pergi ke Yerusalem berarti resiko
besar kehilangan hidup dan kebebasannya. Ia merindukan doa jemaat Roma sebelum ia
memulai perjalanan itu (Rm 15: 30-31).162 Paulus mempunyai rencana yang besar dalam
angan-angannya. Tiap kali ia melihat kapal berlabuh ia ingin menaikinya dan membawa
kabar baik kepada orang-orang di seberang laut. Waktu itu Paulus dibayangi oleh pikiran
tentang Spanyol (Rm 15: 24, 28). Itulah alasan Paulus menulis surat Roma, ia
mempunyai impian besar di dalam hatinya dan rencana besar dalam pikirannya. Oleh
sebab itu ia mengemukakan kepercayaannya yang paling hakiki, supaya nanti apabila
tiba saatnya untuk pergi ke Spanyol, ia menemukan di Roma jemaat yang menaruh
simpati dan melalui mana jalur komunikasi ke Spanyol dan ke daerah barat akan
terbuka.163
Maksud dan tujuan yang lain dari apa yang sudah diuraikan di atas, Donald
di Roma, dia juga menasehati mereka dengan beberapa hal praktis baik dari segi etika
(Rm 14), guru palsu yang harus dihindari (Rm 16: 17-19), bahkan mau menguatkan
jemaat tersebut melalui pengalaman yang ia alami di akhir pelayanannya, supaya jemaat
Roma bertahan di tengah-tengah penganiayaan dan menjadi jemaat yang misioner. Lebih
lanjut Guthrie menyatakan bahwa dari hal ini, bukan berarti Paulus ingin meletakkan
theologiaa Paulinis dalam surat Roma, sebab jika diamati tidak semua theologiaa Paulus
dituliskan dalam surat tersebut. Walaupun demikian, dalam surat Roma disajikan secara
162
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Roma…, 9
163
Ibid
82
logis beberapa tema utama dalam theologiaa Paulus, dan boleh jadi Paulus hendak
memberitahukan itu dulu kepada jemaat di Roma sebelum kunjungannya, sehingga bila
Jadi maksud dan tujuan Paulus menuliskan surat kepada jemaat di Roma adalah
untuk menyatakan kerinduannya untuk pelayanan di Roma, dan untuk menasehati dan
menguatkan mereka supaya menjadi jemaat yang setia dan misioner serta untuk meminta
pelayanannya.
Analisa Konteks
Kata konteks berasal dari dua kata bahasa latin yaitu Con berarti bersama-sama
atau menjadi satu dan Textus berarti tersusun. Jadi konteks adalah hubungan yang
menyatukan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab.
Analisa konteks dapat dibagi dalam pengertian yang sempit atau dekat, dan luas atau
jauh.165 Analisa konteks sangat penting dalam penemuan arti kata, tata bahasa, nada atau
modus, dan juga gaya sastra ayat-ayat yang ingin ditafsir. Analisa konteks sangat
menolong dalam penentuan tujuan, dan maksud ayat-ayat yang hendak ditafsir.166
Untuk mengetahui konteks Roma 8: 18-25, maka perlu melihat pembagian surat
Roma secara keseluruhan. Baxter membagi surat Roma dalam tiga bagian besar, yang
164
Donald Guthrie, “Roma, Surat Kepada”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II…, 325
165
Deni C. H. Telaumbanua, Relasi Israel dan Gereja Menurut Roma 9-11 dan Relasinya Bagi
Pengharapan Kristen, Skripsi (Batu: Institut Injil Indonesia, 2009), 45
166
Ibid
83
167
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 4, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2002),
28
84
Dari pembagian di atas, Roma 8: 18-25 terletak pada bagian pertama yaitu:
Doktrin: Cara Injil menyelamatkan orang berdosa, yang membahas mengenai Jawaban
Injil dalam keadaan kita di bawah kuasa dosa, yakni menurut pengalaman.
Dalam Alkitab penderitaan dianggap gangguan atas dunia ciptaan ini. Seluruh
ciptaan diciptakan dalam keadaan baik dan bebas dari penderitaan (Kej 1: 31). Setelah
dosa terjadi maka penderitaan pun timbul dalam bentuk pertentangan, kesakitan, maut,
dan lain-lain (Kej 3: 15-19). Walaupun iblis dianggap mempunyai kekuatan untuk
membuat manusia menderita (2 Kor 12: 7; Ayb 1: 12; 2: 6), tetapi yang perlu orang
percaya ketahui bahwa manusia menderita tidak lepas dari kedaulatan Allah, Allah
mengontrol serta mendatangkan penderitaan (Am 3: 6; Yes 45: 7; Mat 26: 39; Kis 2:
23). Beban penderitaan selalu dirasa berat oleh umat Allah (Kej 47: 9; 2 Sam 14: 14).
Allah (Maz 39: 10). Justru penderitaan harus dihubungkan dengan fakta yakni kasih
manusia dipaksa untuk menentukan sampai dimana dia bisa hidup oleh iman, dan
seberapa jauh dapat ditolaknya keinginan hatinya untuk mendapati keterangan yang
para penulis Perjanjian Baru diajarkan bagaimana Allah dapat memberi makna baru dari
menyelamatkan Israel dan mengajarkan mereka bahwa kasih Allah justru ada melalui
168
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 244
85
penderitaan-Nya dan ini dilakukan oleh Allah untuk menyelamatkan umat-Nya (Hos 1-
3; Yer 9: 1-2; 20: 7-10; Yes 63: 9). Dalam penderitaan khas seperti itu nampak makna
baru dari Vicarious.169 Dengan perkataan lain penderitaan ini menyatakan bahwa Yesus
bisa menanggung derita dan menderita sebagai pengganti semua orang yang menjadi
objek penderitaan, dan sekaligus mewakili segenap orang yang mau menerima Yesus
Penderitaan mempunyai makna baru bagi orang-orang yang menjadi anggota tubuh
Kristus. Mereka turut menderita dalam penderitaan Kristus (2 Kor 1: 5; Mrk 10: 39;
Rom 8: 17), dan menganggap dirinya wajib menanggung penderitaan atau terpanggil
kepada penderitaan (Fil 1: 29; 1 Pet 4: 1-2). Apapun bentuk penderitaan orang Kristen,
itu dapat dianggap sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikuti Yesus di
jalan salib-Nya (Mat 16: 24; Rm 8: 28-29). Penderitaan demikian memang tidak dapat
dielakkan, menuju kepada kebangkitan dan kemuliaan (Rm 8: 18; Ibr 12: 1-2; Mat 5; 10;
2 Kor 4: 17). Jadi penderitaan yang ditanggung oleh setiap orang percaya, itu sebagai
bentuk partisipasi dalam penderitaan Kristus, dapat disebut menggenapkan apa yang
belum tercakup dalam penderitaan Kristus (Kol 1: 24). Hal ini menunjukkan supaya
orang percaya dapat bersekutu dengan Dia dalam penderitaan-Nya yang Vicarious-
169
Vicarious adalah tindakan rela bertindak atau berbuat demi orang lain, dan iklas menanggung
segala resikonya. J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 245
170
Ibid
171
Ibid
86
Dalam kaitan eksegetis Roma 8: 18-25, tidak terlepas dari ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya. Dalam ayat 17, ”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli
waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Paulus ingin
menjelaskan bahwa orang percaya adalah ahli waris Allah melalui Kristus. Kalau
manusia percaya kepada Tuhan Yesus, maka orang percaya memperoleh suatu warisan,
yaitu ahli waris Allah. Itu didapatkan kalau orang percaya menderita dengan Kristus
(Rm 8: 17). Kalau orang percaya mengikuti jalan kemenangan yang telah disediakan di
dalam Roh Allah, maka orang percaya akan menderita dengan Dia, tetapi selain itu
orang percaya juga akan dipermuliakan dengan Dia (Rm 8: 18). Penderitaan merupakan
peranan yang ditetapkan Allah untuk Kristus. Penderitaan juga merupakan pengalaman
yang ditetapkan Allah bagi orang-orang percaya di dalam Kristus. Orang-orang yang
ikut berbagi penderitaan dengan Kristus juga akan ikut berbagi kemuliaan dengan Dia
(Rm 8: 17). Orang percaya lebih dahulu mengalami penderitaan sebelum ia mengalami
kemuliaan.172
menekankan pokok yang sama yaitu tentang penderitaan. Dalam bagian ini Paulus
menjelaskan bahwa orang percaya dilayani oleh Roh Allah sehingga orang percaya
dapat menang atas ’tubuh maut ini’, justru pada waktu orang percaya menderita, lemah,
orang percaya tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Dan berdoa supaya dapat lepas
172
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe..., 558
87
dari kesusahan dunia. Dalam ayat ini ada penghiburan bagi orang percaya. Orang
percaya memang menanggung penderitaan dan kesusahan yang berat, tetapi pada
keadaan itu justru orang percaya dihibur karena Roh sendiri berdoa untuk setiap orang
percaya dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.173 ”Dan Allah yang menyelidiki
hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,
Dalam ayat 28, Paulus menyatakan suatu kenyataan yang jarang disebut yaitu
bahwa janji yang indah yang dikhususkan bagi orang-orang yang mengasihi Allah. Ini
bukan merupakan janji yang umum, yang berlaku untuk semua orang percaya. Janji ini
berlaku untuk orang percaya yang mengasihi Allah. Orang percaya yang mengasihi
Allah juga menantikan kedatangan Kristus (Rm 8: 19). Sekalipun orang percaya masih
merintih dan mengalami penderitaan namun orang percaya diberi janji bahwa dalam
Paulus menjawab pertanyaan ini di dalam ayat 29, dimana ia menjelaskan bahwa orang
percaya akan menjadi serupa dengan gambar anak-Nya, yang mulia yang akan bertahta
dalam Kerajaan Allah174 Dan di akhir ayat 28, puncaknya bagi orang percaya yang
Struktur Teks
Pada bagian ini penulis akan menguraikan struktur teks Roma 8: 18-25, yang
merupakan kelanjutan dari ayat 1-17 mengenai hidup oleh Roh. Oleh sebab itu penulis
173
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 161
174
Ibid., 163
88
akan membuat analisa struktur teks berdasarkan pendapat beberapa theolog untuk
Mengenai strukturalisasi, End membagi ayat 18-25 dalam tiga bagian yaitu:
Keadaan orang percaya, yang memiliki keselamatan berupa pengharapan (ay 23-25).175
Selain itu Jaffray membagi ayat 18-25 dalam tiga bagian yaitu:
Dari beberapa struktur teks yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menggunakan struktur Th. Van den End karena sesuai dengan maksud penulis yaitu:
175
Van Den End, Surat Roma..., 433
176
Soedarmo, Tafsiran Alkitab Masa KIni Jilid III, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981), 457-458
177
R. A. Jaffray, Tafsiran Surat Roma..., 151-154
89
Keadaan orang percaya, yang memiliki keselamatan berupa pengharapan (ay 23-25).
Penulis akan memaparkan melalui uraian eksegetis sesuai dengan struktur Th. Van
den End.
18
aku berpendapat Sebab bahwa tidak yang dapat dibandingkan (ini) penderitaan2
sekarang waktu dengan (yang) bersegera kemuliaan
dinyatakan kepada kita.178
Bagian ini menjelaskan bahwa penderitaan orang Kristen tak sebanding dengan
Dalam memulai ayat ini Paulus menulis pernyataannya dengan kata
menganggap, mengira, berpikir, berpendapat. Berasal dari kata (lego) yang
178
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I..., 843
90
ini lebih tepat jika diterjemahkan ”aku berpendapat.” Indikatif yang dimaksud adalah
suatu tindakan yang menyatakan bahwa pernyataan itu sebagai suatu kepastian atau
(Rm 3: 28; 4: 3). Sebagaimana orang percaya dibenarkan oleh Allah meski mereka
sendiri tidak memiliki kebenaran nyata, begitu pula Paulus yakin akan kebesaran
kemuliaan yang akan datang, meski ia bersama semua orang percaya masih berada di
tengah-tengah penderitaan.180 Kata ’yakin’ dalam ayat ini tidak berarti beriman, karena
Indikatif memiliki pengertian bahwa apa yang disampaikan Paulus merupakan suatu
keyakinan dan kepastian bahwa orang percaya akan mengalami penderitaan namun
penderitaan itu hanya sedikit atau sebagian kecil dari kemuliaan yang akan dinyatakan.
Penderitaan dalam teks ini digunakan kata (Noun Neuter Plural
Nominatif). Kata pathemata berasal dari kata (pathema) yang berarti
penderitaan, hawa nafsu.182 Hawa nafsu yang dimaksudkan disini adalah hawa nafsu
dosa atau hawa nafsu ingin berbuat dosa, yaitu dengan hidup dalam kedagingan (Rm 7:
179
Ibid., 488
180
Van Den End, Surat Roma..., 435
181
Denny Teguh Sutandio, Hidup Oleh Roh dan Pengharapan Anak-anak Allah, http://www.dgip-
go.id/ebscript/publicportal.cgi
182
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 599
91
5; Gal 5: 24).183 Dengan kata lain penderitaan dan hawa nafsu terjadi karena dunia ini
memang berdosa, penderitaan yang diderita umat manusia terjadi setelah kejatuhan
manusia ke dalam dosa. Setelah dosa terjadi maka penderitaan pun timbul dalam bentuk
pertentangan, kesakitan, maut, dan lain-lain (Kej 3: 15-19).184 Akibat dari hawa nafsu
dosa atau hidup dalam kedagingan adalah penderitaan. Dengan demikian penderitaan
yang dimaksud dalam bagian ini adalah penderitaan akibat dosa, dalam arti lain
penderitaan itu pasti ada dalam dunia sejak manusia jatuh di dalam dosa, bentuk
penderitaan itu bisa kesusahan, kesakitan, penderitaan, pertentangan dan juga hawa
nafsu dosa. Hal ini menunjukkan ada keterkaitan antara hawa nafsu dan penderitaan
karena akibat dari hawa nafsu akan menimbulkan penderitaan. Tetapi penderitaan
mempunyai makna baru bagi orang-orang percaya yang menjadi anggota tubuh Kristus.
Karena mereka turut menderita dalam penderitaan Kristus (2 Kor 1: 5; Mark 10: 39; Rm
8: 17), dan menganggap dirinya wajib menanggung penderitaan atau terpanggil kepada
penderitaan (Fil 1: 29; 1 Pet 4: 1-2). Apapun penderitaan orang Kristen, itu dianggap
sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikuti Yesus di jalan salib-Nya (Mat
Kata (Noun Masculine Singular Genetif), yang berarti waktu, zaman,
waktu yang tepat, kesempatan.186 Genetif menunjukkan bahwa waktu ini adalah milik
Tuhan. Yang dimaksudkan ialah zaman sejak kedatangan pertama Kristus sampai
183
Van Den End, Surat Roma..., 351
184
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 245
185
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 245
186
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 419
92
kedatangan-Nya kembali.187 Berkaitan dengan kata ini Dunn menjelaskan bahwa kata ini
menunjukkan waktu antara kebangkitan Kristus dan kedatangan-Nya kembali. Dan ini
mempunyai makna penting bagi orang percaya karena orang percaya harus melewati
waktu yang jahat ini untuk menuju waktu kedatangan-Nya kembali.188 Pemikiran
Yahudi membagi waktu ke dalam dua bagian masa sekarang dan masa yang akan
datang. Masa sekarang ini semuanya jahat, menjadi pokok dosa, kematian dan
kebinasaan. Suatu ketika akan datang hari Tuhan, yaitu hari penghakiman, ketika dunia
akan digoncangkan sampai kedasarnya; tetapi sesudah itu akan datanglah suatu dunia
baru. Ketika Paulus menggambarkan ini, ia memakai pengertian yang setiap orang
Yahudi sudah kenal dan mengerti. Ia berbicara tentang masa sekarang dan tentang
Kata akan dalam bahasa Yunani dipakai kata (Verb Present Aktif
Participle Feminine Singular Accusative). Berasal dari kata dasar (mello) yang
menunda.190 Namun dalam konteks ini penulis lebih setuju jika diterjemahkan ”pasti
segera.” Present Aktif Participle artinya bahwa hal tersebut dilakukan pada waktu yang
sama dengan apa yang disebut dalam kata kerja induk kalimat.191 Sedangkan Greenlee
187
Van Den End, Surat Roma..., 436
188
James D. G. Dunn, Word Biblical Commentary Roman 1-8, (Dalas, Texas: Word Book Publisher,
1988), 47
189
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 165
190
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 507
191
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I, (Batu: Departemen Literatur YPPII, 2002), 92
93
sesuatu melalui suatu karakteristik sebuah tindakan atau kegiatan.192 Dengan demikian
akan dalam kasus ini memiliki pengertian bahwa kemuliaan itu pasti segera dinyatakan
dan hal itu dilakukan pada waktu yang sama dengan kemuliaan yang akan dinyatakan.
Inilah yang dinantikan setiap orang percaya yaitu kemuliaan. Kata kemuliaan
dalam bahasa Yunani dipakai kata (Noun Feminine Singular Accusative), kata
ini berasal dari kata dasar (doksa) yang diartikan kemuliaan, kemegahan, cahaya,
hadirat Allah, surga (1 Tim 3: 16), makhluk sorgawi yang mulia (2 Pet 2: 10).193 Sutanto
menambahkan bahwa kata ini dipakai 166 kali dalam Perjanjian Baru yang diartikan
pujian, yang mulia.194 Berkaitan dengan hal ini Douglas menuliskan bahwa perkataan
kemuliaan mengacu pada cahaya terang yang mengelilingi Tuhan, bahkan pada
hakikatnya Tuhan sendiri. Kata ini juga mengacu pada kehormatan manusia (Mat 4: 8;
6: 9), tetapi penggunaannya yang utama adalah untuk menggambarkan penyataan sifat
dan kehadiran Allah dalam diri dan pekerjaan Yesus Kristus. Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah (Ibr 1: 3). Dalam bahasa Yunani Umum kata doxa berarti pendapat atau
reputasi (nama), pendapat mengenai seseorang, nama baik, kemuliaan. Dalam kosakata
Yunani Perjanjian Baru doxa menjadi terjemahan Ibrani kabod, yang menunjuk kepada
kehormatan dan kemuliaan manusia atau Allah (Kel 24: 16; Maz 97: 6; 1 Raj 8; 11).195
192
J. Harold Greenlee, A Consice Exegetical Grammer of New Testament Greek, (Michigan: W. B.
Eerdemand Publishing Company, 1979), 55
193
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 43
194
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 221
195
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol II…, 98
94
Yang menjadi puncak dari semuanya ini bahwa kemuliaan itu akan dinyatakan.
Kata dinyatakan dalam bahasa Yunani dipakai (Verb Aorist Passive
Infinitive) berasal dari kata dasar (apokalupto) yang diartikan membuka
menyatakan suatu perbuatan yang hanya satu kali saja.198 Dalam arti bahwa kemuliaan
itu hanya satu kali dinyatakan ketika kedatangan Tuhan yang kedua. Berkaitan dengan
itu End menjelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah (Rm 3: 23), tetapi orang percaya akan menerimanya kembali (Rm 5: 2;
8: 30; 1 Kor 15: 40-43; 1 Tes 2: 12).199 Dalam ayat ini tidak dikatakan ”dianugrahkan
kepada kita” tetapi ”dinyatakan kepada kita.” Kata dinyatakan yang dipilih karena
kemuliaan itu memang sudah ada, tetapi masih tersembunyi. 200 Dan kemuliaan itu akan
dinyatakan lagi kepada kita satu kali pada kedatangan Yesus yang kedua.
Dengan demikian yang dimaksudkan Paulus dalam bagian ini adalah keyakinan
kita bahwa penderitaan sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang
yang akan dinyatakan kepada kita orang yang percaya kepada-Nya. Jadi penderitaan
196
Van Den End, Surat Roma..., 107-108
197
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 19
198
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 74
199
Van Den End, Surat Roma..., 436
200
Ibid
95
yang ditanggung oleh setiap pengikut Kristus menunjukkan keikutsertaan kita dalam
penderitaan Kristus, dapat disebut juga menggenapkan apa yang belum tercakup dalam
penderitaan Kristus (Kol 1: 24). Hal ini supaya kita dapat bersekutu dengan Kristus
dalam penderitaan-Nya. Kesukaran yang terjadi saat ini akan dibayar dengan sukacita di
masa yang akan datang. ”Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi
kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
19
sebab kerinduan2 dari ciptaan penampakan anak2
Allah menantikan dengan sungguh2.
20
karena kepada kesia2an (itu) ciptaan telah tunduk bukan dengan rela
tetapi karena (Dia yang) telah menundukkan dalam harapan
21
96
(yang menghasilkan) kebinasaan ke dalam kebebasan
(yang menghasilkan) kehormatan anak-anak Allah
22
kita tahu sebab bahwa semua (itu) ciptaan mengeluh bersama dan
merasa sakit bersalin bersama/sangat menderita bersama sampai sekarang;201
Ayat 19 dimulai dengan kata yang diartikan sebab. Kata ini tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat, tetapi kata ini mengawali penjelasan ayat
terdahulu. Ayat 19 menjelaskan ayat 18, tetapi pada gilirannya memerlukan penjelasan
yang diberikan dalam ayat 20 dan 21.202 Kata rindu dipakai kata (Noun
dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru yaitu dalam Roma 8: 19 dan Filipi 1; 20. Kata ini
secara harafiah diartikan memanjangkan leher, mengintai dengan leher yang diulurkan,
201
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I…, 844
202
Van Den End, Surat Roma..., 437
203
Ibid
97
dengan penuh perhatian ke tempat yang jauh untuk melihat tanda-tanda pertama
datangnya fajar kemuliaan.204 Dengan demikian kata ini menunjukkan ada kerinduan
yang sangat (LAI: sangat rindu), dalam menantikan hari penyataan itu.
Kata makhluk dalam ayat 19 dipakai kata (Noun Feminine Singular
Genetive), berasal dari kara dasar (ktisis) yang diartikan makhluk, penciptaan,
ciptaan, dunia, lembaga, kekuasaan.205 Kata ini dipakai 19 kali dalam Perjanjian Baru.
Namun dalam konteks ini lebih tepat jika diterjemahkan makhluk atau ciptaan.
Sejak zaman gereja lama para penafsir surat Roma berbeda pendapat
mengenai isi istilah ’makhluk’. Seluruh ciptaan, termasuk malaikat dan umat
manusia? Malaikat-malaikat? Seluruh umat manusia? Orang tidak percaya?
Ciptaan dalam arti binatang, tanam-tanaman, dan alam tak bernyawa?
Berdasarkan ayat 23, orang percaya tidak termasuk. Kata-kata ’bukan oleh
kehendakNya sendiri’ (ay 20) mengisyaratkan umat manusia disini pada
umumnya tidak tercantum dalam ktisis itu (Rm 5: 12). Sebab umat manusia
ditaklukkan kepada kesia-siaan karena pilihan salahnya sendiri. Maka, sama
seperti dalam Roma 1: 20, 25, ktisis disini berarti binatang, tanam-tanaman,
alam tak bernyawa. Makhluk yang disebut dalam ayat 19 ini adalah makhluk
Allah, yang karena itu pernah mengenal hubungan akrab dengan Dia. Tetapi
hubungan itu putus, seluruh makhluk ikut terseret ketika manusia jatuh ke
dalam dosa (Kej 3: 17).206
dengan makhluk adalah seluruh ciptaan Allah kecuali manusia.207 Dengan demikian kata
makhluk (kecuali ayat 22) mengacu kepada seluruh ciptaan Allah yang lebih rendah dari
manusia.208
204
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 168
205
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 466
206
Van Den End, Surat Roma..., 437
207
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
208
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe..., 559
98
Singular Present Midle Indicative) kata ini barasal dari kata dasar
Berasal dari preposisi apo yang memiliki pengertian sungguh-sungguh, tertuju kepada,
sedang asyik mengusahakan. Dan kata kerja ekdechomai memiliki pengertian mencari,
dengan sungguh-sungguh dengan hati yang tertuju kepada apa yang dinantikan.
Kata dalam ayat 20 menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, yaitu antara
ayat 20 dan 21 dengan ayat 19.212 Kata ditaklukkan dalam ayat 20 dalam bahasa Yunani
dipakai kata (Verb Third Person Singular Aorist Passive Indikative). Berasal
menundukkan, tunduk.213 Kata ditaklukkan dan menaklukkan dalam ayat ini memakai
bentuk Aorist sehingga dapat dikaitkan dengan peristiwa tertentu di masa lampau.214 Hal
ini mengacu pada Kejadian 3: 15 dan Roma 16: 20, sebagaimana kejatuhan manusia
telah mandatangkan malapetaka atas seluruh alam, begitu juga pemulihan kedudukan
manusia akan membawa pemulihan kemuliaan alam itu.215 Berasal dari preposisi hupo
209
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 92
210
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 210
211
Ibid
212
Van Den End, Surat Roma..., 438
213
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 180
214
Van Den End, Surat Roma..., 438
215
Ibid., 440
99
dan tasso. Yang diartikan menakhlukkan, menempatkan diri dalam keadaan yang
rendah.216
Kata kesia-siaan dipakai kata (Noun Feminine Singular Dative) yang
kehampaan.217 Akar kata Yunani dari kata ini adalah mataios secara kiasan kata ini
berkaitan dengan ilmu sihir.218 Tetapi sebaiknya menafsirkan kata ’kesia-siaan’ dengan
melihat Kejadian 3: 17-19 dan Roma 1: 18-32. Allah telah menciptakan alam demi
kemuliaan-Nya sendiri. Tetapi manusia, yang telah diangkat menjadi penguasa alam itu,
jatuh ke dalam dosa sehingga kehidupannya menjadi kacau, sia-sia. Berarti tidak
kekuasaannya yaitu alam ikut kena kekacauan, kesia-siaan, sehingga tidak lagi dapat
degree) berasal dari kata dasar (hekon) yang diterjemahkan yang rela, dengan
didahului dengan kata (ouk) yang diterjemahkan tidak, bukan, jangan. Namun
dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan ’bukan’ sesuai dengan terjemahan LAI.
Kata ini mengandung arti bukan karena kesalahannya sendiri. Makhluk ikut bersalah
216
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1427
217
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 103
218
Van Den End, Surat Roma..., 439
219
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
220
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 266
221
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 52
100
ketika Adam mendurhaka terhadap Tuhan.222 Dengan demikian kata ini memiliki arti
bahwa ciptaan ini ditaklukkan pada kesia-siaan bukan karena kehendak mereka sendiri
Kemudian di akhir ayat 20 ini ada kata menaklukkannya yang memakai kata
(Verb Aorist Active Participle Masculine Singular Accusative) yang dari
mematuhi, takluk, menerima perintah dari, mengambil tempat rendah (1 Kor 14: 34).223
Namun dalam konteks ini lebih tepat jika diterjemahkan telah menundukkan. Kata ini
didahului dengan kata yang diterjemahkan Dia yang.224 Karena kata ini dalam
bentuk Pasive menimbulkan dugaan bahwa yang menaklukkan alam itu adalah Allah
sendiri (Kej 3: 17; Rm 1: 21; 3: 27). Dengan demikian kesia-siaan atau kerusakan dunia
ini diizinkan oleh kehendak Allah. Allah mengizinkan dosa terjadi di dalam dunia, tetapi
ingat, bukan Allah penyebab dosa. Allah ingin menunjukkan betapa rapuh dan rusaknya
manusia tanpa Allah.225 Badai taufan, angin ribut, gempa bumi, kekeringan, banjir
merupakan sedikit bukti dari ketidakseimbangan alam. Paulus mengatakan bahwa alam
sampai pada keadaan ini karena Allah.226 Tetapi Allah menaklukkan ciptaan pada kesia-
Kata pengharapan dalam ayat 21 dipakai kata (Noun Feminine Singular
Dative) dari kata dasar (elpis) yang diterjemahkan harapan berarti suatu
222
Van Den End, Surat Roma..., 440
223
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 180
224
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I…, 843
225
Denny Teguh Sutandio, Hidup Oleh Roh dan Pengharapan Anak-anak Allah
226
Charles F. Preffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
227
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
101
keyakinan, apa yang diharapkan, atau alasan untuk berharap.228 Pengharapan yang
dimaksud di sini adalah pengharapan yang pasti akan suatu saat ketika kegagalan atau
adanya suatu keyakinan dan kepastian bahwa orang percaya akan dibebaskan atau
Future Passive Indicative) yang berasal dari kata dasar (eleutheroo) yang
menunjukkan apa yang menyangkut masa depan.231 Dengan demikian kata ini berarti
bahwa ada waktunya orang percaya akan dibebaskan atau dimerdekakan dari
perbudakan kebinasaan. dengan kata lain kata ini menunjukkan adanya suatu proses
pembebasan dari perbudakan. Kata perbudakan dipakai kata (Noun Feminine
Singular genetive) berasal dari kata dasar (douleia) yang diterjemahkan
Future Singular Genetive) yang berasal dari kata dasar (phthora) yang
menunjuk pada kenyataan bahwa segala sesuatu yang kelihatan di dunia ini bersifat fana,
dan akan busuk atau binasa. Hal ini berkaitan erat dengan kata kesia-siaan yang disebut
228
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 271
229
Charles F. Preffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
230
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 269
231
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 40
232
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 44
233
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 792
102
dalam ayat 20.234 Dengan demikian arti kedua kata ini adalah perbudakan yang
setiap ciptaan yang telah diperbudak oleh kebinasaan dan kehancuran suatu saat akan
dibebaskan dari keadaan tersebut dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-
anak Allah.235
(dimerdekakan) yang sudah dijelaskan diatas. Hasil pembebasan itu sendiri adalah
kemuliaan merupakan kata yang sama yang dipakai dalam ayat 18, namun dalam ayat
ini lebih tepat jika diterjemahkan kehormatan. Dengan demikian kemerdekaan ini akan
menghasilkan kehormatan anak-anak Allah. Kata anak-anak dipakai kata yang
diterjemahkan anak, keturunan, penduduk suatu kota.237 Kata ini berbeda dengan kata
yang dipakai dalam ayat 19. Kata ini menjelaskan bahwa semua yang lahir dari
atas yaitu semua yang disebut anak-anak Allah akan berperan serta dalam kemerdekaan
kemuliaan itu. Tetapi dalam ayat 19 ia memakai kata huios karena yang dinantikan oleh
ciptaan Allah adalah penguasa baru, mereka yang akan memerintah bersama Tuhan
Yesus dan kata ini disamakan dengan kata ahli waris Kristus dalam ayat 17.238
234
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
235
Charles F. Preffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
236
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 269
237
Ibid., 748
238
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
103
Kemudian diikuti dengan kata (Noun Masculine Singular Genetive) yang
diterjemahkan Allah, sesuai dengan kehendak Allah atau menurut persamaan Allah (Kis
19: 37).239 Genetive disini menyatakan milik. Dalam arti anak-anak itu adalah milik
Allah. Artinya penyingkapan kemuliaan itu pada akhir zaman akan memerdekakan
(membebaskan) ciptaan dari keterikatan pada kebinasaan. Pada saat manusia jatuh ke
dalam dosa, alam kehilangan kemuliaan, alam menjadi kacau balau. Tetapi pada zaman
akhir kemuliaan anak-anak Allah akan dipulihkan dan dengan demikian makhluk-
Ayat 22 ini merupakan ringkasan dari ayat 20-21 dan dengan demikian ikut
menjelaskan ayat 19. Ayat ini dimulai dengan kata sebab kita tahu, kata ini
menunjukkan kenyataan yang umum diketahui dan diakui oleh orang Kristen (Rm 2: 2;
7: 4). Yang dimaksud dengan kata ini adalah segala makhluk sama-sama mengeluh dan
sama-sama merasa sakit bersalin. ’sama-sama’ itu tidak berarti bersama-sama anak-anak
Allah.241 Kata sama-sama mengeluh dipakai kata (Verb third person
Singular Present Active Indicative). Kata ini berasal dari kata dasar
(sustenazo) yang diterjemahkan mengeluh bersama, merintih bersama.242 Kata ini hanya
dipakai satu kali dalam Perjanjian Baru yaitu dalam ayat ini. Present Active Indicative
menunjukkan waktu masa kini, dan juga menyatakan sesuatu yang berlangsung terus-
239
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 77
240
Van Den End, Surat Roma..., 441
241
Ibid., 443
242
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 738
104
menerus atau berulang kali.243 Kata ini memiliki arti mengerang (merasa sakit dengan
hebat) atau keluh kesah secara berkepanjangan yang dirasakan ciptaan.244 Dengan
demikian keadaan ini (mengeluh) akan terjadi pada masa sekarang ini dan ini akan
dengan kata sama-sama merasa sakit bersalin, yang dipakai kata (Verb third
person Singular Present Active Indicative) berasal dari kata dasar (sunodino)
yang diterjemahkan merasa nyeri bersama (seperti wanita sedang melahirkan), 245 merasa
sakit bersalin bersama, sangat menderita bersama.246 Kata ini juga hanya dipakai sekali
dalam Perjanjian Baru yaitu dalam ayat ini. Cranfield menjelaskan bahwa rabi-rabi
Israel memakai istilah ’sakit bersalin Mesias’ yang menunjuk bukan saja pada
Mesias, rupanya gambaran tersebut berasal dari ayat-ayat Perjanjian Lama (Yes 26: 17;
66: 8; Yer 4: 31; Hos 13: 13; Mikh 4: 9) dan dikembangkan dalam Perjanjian Baru
(Mark 13: 9; Yoh 16: 21; 1 Tes 5: 3).247 Kata ini juga berarti bersama-sama merasa sakit
seperti seorang wanita yang akan melahirkan, merasa sakit bersama-sama. Secara
figuratif arti kata ini bersama-sama merasakan kesakitan, yang dalam satu kesadaran
sebagai suatu ciptaan.248 Dengan demikian arti kata ini dalam Present Active Indicative
adalah menunjukkan kesakitan, penderitaan (seperti orang yang akan melahirkan) yang
243
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 34
244
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1349
245
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 166
246
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 737
247
C. E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans,
(Edinburgh: The International Commentary, Clark Limited, 1975), 416
248
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1347
105
akan dialami pada masa kini dan akan berlangsung secara terus-menerus sampai Tuhan
menyatakan diri-Nya.
Dengan demikian bagian kedua ini meneguhkan pengharapan yang telah dituliskan
dalam ayat 18 yaitu bahwa kemuliaan yang akan datang itu akan lebih kuat kalau orang
dengan keadaan manusia, sehingga mereka ikut menanggung akibat kesalahan manusia.
Tetapi makhluk lain itu turut menikmati pula keselamatan dan kemuliaan yang
dijanjikan kepada manusia. Alangkah besar dan luasnya keselamatan dan kemuliaan itu.
23
bukan hanya (itu) lalu, tetapi juga kita sendiri buah sulung
dar
i Roh (yang) beroleh, kita juga sendiri dalam diri kita
mengeluh pengangkatan sebagai anak sambil menantikan dengan sungguh2,
(yaitu) pembebasan tubuh kita
24
106
Sebab dalam harapan kita diselamatkan; harapan tetapi (yang) dilihat
bukanlah harapan; (apa) yang sebab melihat seorang ia mengharap?
25
jika Tetapi (apa) yang tidak kita lihat kita mengharap, dengan
ketekunan kita menantikan dengan sungguh2249
Dalam ayat 23 kata kita dipakai kata (autoi) yang diterjemahkan diri
sendiri, kita sendiri.250 Kata ini didahului dengan kalimat ’dan bukan mereka saja’, ini
Peningkatan ini diperkuat lagi dengan pengulangan kata ’kita’ dengan tambahan
’sendiri’: ’bahkan kita sendiri.’ Kita yang dimaksudkan di sini adalah kita yang
mempunyai karunia sulung Roh.251 Karunia sulung dipakai kata (Noun
feminine singular Accusative) dari kata dasar (aparkhe) yang diterjemahkan
sulung (istilah Yahudi untuk bagian yang pertama termasuk hewan yang dikhususkan
bagi Allah sebelum sisanya dapat digunakan),252 buah sulung berarti sebagian dulu atau
249
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 844
250
Ibid., 129
251
Van Den End, Surat Roma..., 444
252
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 16
107
yang pertama.253 Kata ini dipakai sembilan kali dalam Perjanjian Baru (Rm 11: 16; 16:
5; 1 Kor 15: 20, 23; 16: 15; Yak 1: 18 dan Wahy 14: 4). Secara harafiah istilah ini
menunjuk pada hasil pertama dari setiap tuaian. Secara kiasan istilah ini menunjuk
antara lain pada hasil pertama dari suatu pelayanan orang (Rm 16: 5) atau hasil pertama
dari pelayanan Roh Kudus (Rom 8: 23).254 Namun dalam ayat ini ’karunia sulung’ tidak
mengacu pada persembahan manusia kepada Allah, tetapi pada pemberian Allah kepada
manusia yaitu kehadiran Roh Kudus, jaminan pemberian lebih besar yang akan diterima
di masa depan (2 Kor 5: 5).255 Berkaitan dengan hal ini Zodhiates menjelaskan bahwa
istilah ini merupakan pemberian Allah yaitu karunia Roh yang Kudus sebagai suatu
pendahuluan atau jaminan sebagai warisan orang percaya yang bersifat kekal (Rm 8: 23;
Ef 1: 14; Ibr 6: 5).256 Kata karunia sulung dilanjutkan dengan kata Roh yang dipakai kata
(pneumatos) dari akar kata (pneuma) yang diterjemahkan dari
Roh, napas, angin, Roh.257 Berkenaan dengan kata ini Barclay menjelaskan:
Kata ini kurang lebih 20 kali dipakai dalam pasal ini. Kata ini mempunyai
latar belakang yang jelas dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa Ibraninya
dipakai kara Ruach, dan kata ini mempunyai dua arti dasar: (a) Tidak hanya
berarti Roh, tetapi juga angin. Dan di dalamnya ada pengertian tentang
kuasa, yaitu kuasa seperti angin yang dasyat. (b) Dalam Perjanjian Lama,
kata ini selalu dipakai dalam pengertian sesuatu yang melebihi manusia.
Bagi Paulus Roh menyatakan suatu kuasa Ilahi.258
253
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 91
254
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 158
255
Van Den End, Surat Roma..., 445
256
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 206
257
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 651
258
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 156
108
Dari segi tata bahasa, ketiga tafsiran ini dapat diterima, namun jika dilihat dari
keseluruhan pasal 8 penulis lebih memilih tafsiran yang kedua karena tepat dengan
konteks pasal ini. Dengan demikian karunia sulung yaitu Roh. Allah yang memberikan
Roh kepada kita sebagai jaminan (2 Kor 5: 5). Dia juga yang akan memberikan berkat-
Kata mengeluh dalam ayat ini dipakai kata (Verb firs person Plural
Present Active Indicative). Dari kata dasar (stenazo) yang diterjemahkan
mengeluh, bernafas keras (karena simpati).260 Kata ini juga berarti situasi ketika ditekan
(Rm 8: 23; 2 Kor 5: 2, 4; Ibr 13: 17).261 Kata ini lebih tepat sebagai ungkapan sedih
karena hidup dalam dunia yang penuh dosa.262 Penggunaan yang kedua dari kata
mengeluh tentu saja adalah secara sadar diharapkan untuk mengingat keluhan ciptaan di
dalam ayat 22, namun dalam ayat 23 ini untuk menekankan keterlibatan orang percaya
di dalam rasa sakit, penderitaan yang akan menghasilkan sesuatu yang bersifat
259
Van Den End, Surat Roma..., 445
260
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 717
261
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1310
262
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
109
Kata pengangkatan sebagai anak dipakai kata (Noun feminine Singular
kehidupan Romawi karena pengangkatan sebagi anak lebih serius dan lebih sulit karena
adanya konsep patria potestas yaitu kekuasaan ayah atas keluarganya. Dalam hubungan
dengan ayahnya seorang anak laki-laki sebenarnya tidak pernah menginjak dewasa, tak
peduli berapapun umurnya ia tetap di bawah patria potestas. Dalam pengangkatan anak
seorang harus bisa keluar dari satu patria potestas dan masuk ke bawah yang lain.265
(a) Orang yang diangkat itu kehilangan seluruh hak di dalam keluarganya
yang lama dan mendapat hak sebagai anak yang sah dalam keluarganya
yang baru. Melalui jalan sah yang sangat mengikat itu, ia mendapat seorang
ayah baru. (b) Ia menjadi ahli waris atas harta ayah barunya. Walaupun
sesudah itu lahir anak yang lain, hal itu tidak mempengaruhi haknya. Tidak
dapat dicabut haknya untuk bersama-sama mewarisi dengan mereka. (c)
Secara hukum, kehidupan yang lama dari orang yang diadopsi itu
dihapuskan; misanya, semua hutang-hutang dibatalkan. Ia dianggap sebagai
orang baru yang masuk ke dalam kehidupan baru; yang lama sama sekali
tidak berlaku lagi. (d) Dalam pandangan hukum, ia adalah mutlak anak dari
ayah barunya.266
pengangkatan orang percaya ke dalam keluarga Allah. Dahulu manusia berada di dalam
kekuasaan mutlak dari tabiat manusia yang berdosa tetapi Allah karena kasih setia-Nya
telah membawa orang percaya ke dalam ikatan kasih-Nya. Kehidupan lama tidak
263
James D. G. Dunn, Word Biblical Commentary Roman 1-8…, 474
264
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 770
265
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 161
266
Ibid., 162
110
mempunyai hak lagi, Allah yang mempunyai hak mutlak. Yang lama telah dibatalkan dan
hutangnya telah dihapuskan, orang percaya mulai dengan kehidupan yang baru dengan
Allah dan menjadi ahli waris seluruh kekayaan-Nya. Dengan demikian pengangkatan
Namun dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan tubuh. Yang dimaksud dengan
pembebasan tubuh kita adalah kita akan dibebaskan dari kuasa dosa dan maut (1 Kor 15:
54; Fil 3: 21).269 Berkaitan dengan ini Preiffer dan Harrison menambahkan bahwa yang
dimaksud pembebasan tubuh kita adalah pembebasan dari dosa dan keterbatasan, yang
tekanan-tekanannya senantiasa kita rasakan selama kita hidup di dalam tubuh yang fana
ini.270
tafsiran ayat 23. Mengapa orang percaya masih mengeluh sambil menantikan
pembebasan? Jawabnya: ”Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan” (Ay 24a). Kata
kita dalam ayat ini adalah kata yang sama dengan ”kita yang telah menerima buah
sulung” (ay 23). Kata diselamatkan dipakai kata (Verb Firs Person Plural
Aorist Passive Indicative) dari kata dasar (sozo) yang diterjemahkan
267
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 104
268
Ibid., 741
269
Van Den End, Surat Roma..., 446
270
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
111
Berkaiatan dengan ini Zodhiates menjelaskan arti keselamatan dalam lima bagian:
Pertama, kata ini biasa digunakan terutama untuk menolong orang-orang dari kesusahan
atau kesulitan (Mat 8: 25; 14: 20; Kis 27: 20, 31). Kedua, menyembuhkan orang-orang
yang sakit, menyelamatkan dari kematian dan dengan tujuan untuk menyembuhkan,
menyehatkan sampai kepada pemulihan (Mat 9: 21, 22; Mark 5: 23). Ketiga, secara
khusus berarti keselamatan dari kematian kekal, dosa, hukuman dan kesengsaraan
sebagai akibat dosa. Sehingga keselamatan ini memberikan hidup kekal (Kis 2: 40; Rom
5: 9). Keempat, maksud kata kerja dasar memiliki arti untuk menolong dari risiko,
untuk melindungi, untuk melihara dalam keadaan hidup. Kata ini juga menyangkut
pemeliharaan hidup, yang bersifat rohani maupun secara fisik. Kelima, berkaitan
dengan keselamatan jiwa yaitu kelepasan dari kebinasaan dengan hidup melalui Kristus
(Yoh 6: 56; 14: 20; Rm 16: 7; Ef 2: 13).273 Kata keselamatan yang dipakai dalam ayat ini
sama dengan keselamatan yang ada dalam pasal 1: 16; 5: 9, yaitu keselamatan dari
murka Allah,274 yang diceritakan dalam pasal 1: 18-32, suatu murka yang dialami zaman
ini oleh setiap makhluk yang hidup dalam dunia yang berdosa ini. Orang percaya yang
telah menerima buah sulung Roh akan diselamatkan dari murka Allah yang dialami oleh
271
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 167
272
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 40
273
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1353-1354
274
Istilah murka Allah menunjukkan murka Allah yang sedang dinyatakan atas segala kefasikkan
dan kelaliman manusia dalam bentuk penyerahan pada dosa yang semakin mengerikan, dan pada murka
Allah pada akhir zaman seperti yang disebut dalam Roma 2: 5. Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 96
112
orang lain di muka bumi ini.275 Makna kata ini akan bertambah jelas setelah
memperhatikan bentuk kata kerja Yunani. Kata ini menjadi ’kita telah diselamatkan’
tetapi keselamatan itu baru kita peroleh dengan cara pengharapan.276 Dengan
Kata pengharapan sendiri dipakai kata kata yang sama dipakai dalam ayat
21. Dalam ayat ini kata pengharapan terdapat tiga kali. Dan satu kali memakai kata
dasar (elpizo) yang diterjemahkan berharap, mengharap.277 Kata ini dalam
Sehingga kata ini mengandung arti oleh, bagi/untuk, atau secara. Melihat isi ayat 24b
dan 25, arti pertama dan kedua tidak mungkin, sehingga arti dative disini menunjukkan
cara penyelamatan orang percaya.279 Kata pengharapan dipakai 13 kali dalam surat
karena hasil penderitaan orang percaya dalam tangan Tuhan dan pengharapan karena
hasil anugerah Tuhan.281 Dalam konteks ini pengertian keduanya dapat diterima. Istilah
pengharapan berarti antisipasi yang penuh keyakinan dari apa yang belum kita lihat.282
lebih baik daripada hari ini. Sedangkan dalam lingkungan orang-orang Yahudi istilah
pengharapan menunjuk pada suatu keyakinan yang teguh mengenai masa depan yang
275
Ibid., 160
276
Van Den End, Surat Roma..., 447
277
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 270
278
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 14
279
Van Den End, Surat Roma..., 446
280
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 91
281
Ibid., 93
282
C. E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans…, 260
113
cerah.283 Dalam konteks ini bahkan konteks surat Roma, penulis lebih setuju arti yang
bersifat Yahudi karena arti ini lebih tepat untuk kata pengharapan yaitu suatu keyakinan
yang teguh mengenai masa depan yang cerah. Berkenaan dengan hal ini Pfeiffer dan
Harrison menjelaskan bahwa pengharapan ialah suatu penantian penuh keyakinan akan
berkat-berkat yang dijanjikan yang sekarang belum ada atau belum tampak.
Pengharapan ini bukanlah keinginan akan sesuatu yang terlalu indah yang tidak mungkin
menjadi kenyataan. Berkat yang diharapkan itu (penebusan tubuh), bersifat nyata dan
Kemudian ayat ini diakhiri dengan kalimat bagaimana orang masih mengharapkan
apa yang dilihatnya? Kata dilihatnya dipakai kata (Verb First Person Plural
Present Active Indicative) dari kata dasar (blepo) yang diterjemahkan melihat,
menghadap.285 Melihat disini diartikan melihat dengan mata jasmani, melihat hal-hal
jasmani (2 Kor 4: 18). Melihat dengan cara itu berbeda dengan melihat Tuhan (2 Kor 5:
7).286 Present Active Indicative menyatakan masa kini dan menyatakan sesuatu yang
berlangsung secara terus-menerus atau berulang kali.287 Jadi melihat dalam Present
jasmani selama manusia masih ada di dalam dunia sekarang ini. Dengan demikian yang
dimaksud disini adalah bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya atau
283
James D. G. Dunn, Word Biblical Commentary Roman 1-8…, 742
284
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559-560
285
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 153
286
Van Den End, Surat Roma..., 446
287
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 16
114
yang sudah kelihatan dengan mata. Maka pengharapan yang dilihat hanyalah
kemuliaan yang belum terdapat dalam dunia ini, yaitu dunia baru yang akan lain dari
dunia ini (1 Kor 15: 40-49). Hidup orang percaya (keselamatan) belum tampak, tetapi
Bagian ini diakhiri dengan kalimat, ”tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak
kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” Kata tetapi dalam ayat ini tidak
tambahan, dalam hal ini merupakan kesimpulan. Kesimpulan itu berbunyi: kalau
keselamatan kita belum tersedia di depan mata kita, maka tidak bisa tidak, kita harus
menantikannya dengan tekun.289 Kemudian dilanjutkan dengan kata jika yang dipakai
kata (ei) yang diterjemahkan jika, karena, bahwa, apakah, umpamanya.290 Karena
dengan modus Indicative, maka kalimat ini juga dapat diterjemahkan tetapi karena kita
mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Kata tekun
dipakai kata (Noun Feminine Singular Genetive) dari kata dasar
menantikan.291 Kata ini didahului dengan kata menantikan yang diartikan menantikan
ketekunan yang tidak diawali dengan kesengsaraan. Ketekunan disediakan bagi kita
sebagai hasil kesengsaraan. Orang yang menolak kesengsaraan dengan mengeluh dan
288
Van Den End, Surat Roma..., 448
289
Van Den End, Surat Roma..., 448
290
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 242
291
Ibid., 782
115
mencari jalan keluar sendiri tidak akan memperoleh ketekunan.292 Kata ini artinya lebih
daripada kesabaran. Kata ini berarti semangat yang dapat mengalahkan dunia; berarti
tidak secara pasif menahan sabar tetapi secara aktif mengatasi godaan dan kesengsaraan
hidup.293 Tekun dalam bahasa Yunani serumpun dengan hupomenein yang diartikan
bertahan atau bersabar, namun ketekunan itu tidak bersifat pasif. Lebih tepat jika
diterjemahkan ketahanan atau keuletan. Dapat disimpulkan arti kata dasar hupomone
adalah hal tidak mudah putus asa disertai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan
cita-cita; ketabahan dan kekerasan hati; kecakapan dan kegiatan yang bersungguh-
sungguh; kecakapan dan ketahanan dalam berjuang.294 Jadi kedua istilah itu, tekun dan
sabar mempunyai pengertian yang saling mendukung, sebab dalam upaya menghadapi
mengatasi penderitaan kalau tidak ada ketekunan dan orang percaya tidak sanggup
Dengan demikian dalam bagian ketiga ini menjelaskan bahwa orang yang percaya
kepada Tuhan memiliki keselamatan yang pasti yaitu pengharapan. Hal ini menunjukkan
bahwa Allah yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa, Allah yang sama juga yang
memberikan pengharapan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dan hal ini
Rangkuman
292
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 93
293
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 114
294
Van Den End, Surat Roma..., 107
116
Surat Roma merupakan surat yang ditulis oleh Paulus yang ditujukan kepada
jemaat di Roma (Rm 1: 7), baik itu orang Yahudi (Rm. 2: 17; 4: 1) maupun untuk orang
non Yahudi yang ada di Roma (Rm 11: 13). Tempat penulisan surat Roma adalah
Korintus dan ditulis sekitar tahun 52-57 M, pada perjalanan sebelum ke Asia Kecil atau
Yerusalem, yaitu akhir perjalanan misi ketiga. Maksud dan tujuan Paulus menuliskan
surat kepada jemaat di Roma adalah untuk menyatakan kerinduannya untuk pelayanan di
Roma, dan juga untuk menasehati dan menguatkan mereka supaya menjadi jemaat yang
setia dan misioner serta untuk meminta dukungan dari mereka supaya mereka
Setelah penulis menguraikan bagian eksegetis dalam Roma 8: 18-25, maka ada
penderitaan orang percaya pada masa kini baik itu penyakit, nyeri, kesengsaraan,
bentuknya, harus dianggap tidak berarti jika dibandingkan dengan berkat, hak istimewa,
yaitu kemuliaan yang akan dianugerahkan pada masa yang akan datang kepada orang
percaya yang setia dan tekun dalam menantikannya. Dalam bagian ini penderitaan
dibagi menjadi dua. Pertama, penderitaan karena dosa (hawa nafsu), dosa inilah yang
penghukuman kekal (kematian). Kedua, penderitaan karena Kristus. Dalam arti lain turut
Allah dinyatakan. Paulus menjelaskan keadaan ciptaan yang berdosa yaitu ditakhlukkan
bersalin. Bukan karena kehendak mereka tetapi karena kehendak Allah yang telah
menaklukkannya. Hal ini menunjukkan bahwa semua ciptaan telah berdosa dan
membutuhkan anugerah Allah agar bebas dari semua keadaan ini. Allah mempunyai
maksud dan tujuan supaya dengan keadaan ini mereka memiliki pengharapan yang pasti
Ketiga, Paulus menjelaskan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan memiliki
keselamatan yang pasti yaitu berupa pengharapan atau hidup dalam pengharapan. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa, Allah yang
sama juga yang memberikan pengharapan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Dan hal ini didapatkan jika setiap orang percaya menantikannya dengan penuh
ketekunan.
118
BAB III
melalui metode penelitian deskriptif dan penelitian sejarah dalam menganalisa mengenai
Analisa Sejarah
Dalam analisa sejarah ini penulis memaparkan mengenai Latar Belakang Kota
Roma, Alamat Surat Roma, Penulis Surat Roma, Tempat Penulisan dan Waktu
Nama Roma diambil dari nama ibu kota Italia, tempat asal mula bertumbuhnya
negara Romawi. Negara ini didirikan pada tahun 753 SM. Sekitar permulaan abad ke 5
SM, kerajaan ini telah berkembang menjadi suatu organisasi politik yang agak mantap
119
masyarakat lain di sekitarnya, dan melalui serangkaian peperangan yang panjang dengan
bangsa Estruska di sebelah utara, serta berbagai suku bangsa lain di sebelah selatan,
negara Roma mengepalai seluruh semenanjung Italia pada tahun 265 SM. Mereka yang
terkalahkan terikat perjanjian untuk memelihara perdamaian dengan Roma dan lambat
laun melebur diri dalam daerah kekuasaan Romawi.296 Berkenaan dengan hal ini
Douglas menyatakan:
Menurut tradisi kota Roma didirikan tahun 753 SM di tujuh bukit, di atas
jurang tebing di mana tanah datar latin bertemu dengan sungai Tiber, tempat
penyeberangan pertama di muara. Sebagaimana diperlihatkan oleh
penggalian, mula-mula Roma adalah tempat bertemu dan bercampurnya
bangsa-bangsa, bukan tempat tinggal satu bangsa saja. Perkembangan Roma
pesat, pada tahap pertama dirangsang oleh keperluan strategis negara Etruria
ke utara dan ke selatan, kemudian oleh kebijaksanaan politik liberal dalam
pemberian hak suara yang unik di dunia kuno: Roma menarik kepada dirinya
orang dan ide dari seluruh daerah laut tengah, sehingga hampir 1000 tahun
semua masyarakat beradab dari Inggris sampai Arab menjadi anggota
kerajaannya.297
Pada masa itu kota Roma adalah kota yang paling ramai dan paling menarik di
dunia, di sepanjang jalan-jalannya terdapat kurang lebih tiga ratus air mancur umum,
lalu kota ini dilimpahi dengan kemewahan, sejarah dan bangunan-bangunan megah,
sehingga Charles Ludwig menyatakan bahwa kota Roma adalah kota abadi.298 Di kota
inilah Paulus dipenjarakan, diperkirakan pada saat itu kota Roma telah berusia delapan
ratus tahun.299 Pada masa itu Roma merupakan pusat pemerintahan dari seluruh daerah
295
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2003), 3
296
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru..., 3
297
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 321
298
Charles Ludwig, Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 16
299
Ibid., 20
120
laut Tengah. Donald Guthrie menjelaskan bahwa Roma merupakan pusat diplomatik dan
perdagangan dunia yang terkenal pada waktu itu. Orang tidak putus-putusnya pulang
pergi ke situ, kekaisaran Romawi dalam keadaan damai dan makmur (Pax Romana),
menjamin perjalanan orang kesitu.300 Dengan demikian kota Roma adalah kota yang
Alamat penulisan atau penerima surat Roma adalah jemaat di Roma (Rm 1: 7),
”Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan
dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.” Jemaat di Roma terdiri dari banyak
orang Yahudi (Rm 2: 17; 4: 1), dan banyak orang non Yahudi (Rm 1: 13; 11: 17-31).
Dengan kata lain surat ini dialamatkan kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma,
yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus (Rm 1: 7).301
Namun yang banyak menjadi perdebatan adalah asal mula jemaat di Roma. Asal-usul
dari jemaat pembaca pertama surat ini tidak diketahui dengan pasti.
Katolik Roma setuju bahwa jemaat di Roma didirikan oleh Petrus pada tahun
42.302 Namun pendapat ini kurang diterima, sebab seharusnya Paulus menyebut Petrus
dalam tulisan-tulisannya secara khusus berkaitan dengan jemaat Roma, dan juga dalam
surat Roma sendiri, seandainya Petrus pendiri jemaat Roma. Kemungkinan juga jemaat
300
Donald Guthrie, Hand Book to The Bible, (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 654
301
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru, (Batu, Malang: Departemen Literatur YPPII), 122
302
Ibid., 124
121
pertama di Roma didirikan oleh ”pendatang-pendatang dari Roma” yang percaya kepada
Kristus di Bait Allah pada hari Pentakosta (Kis 2: 10), setelah mereka pulang ke Roma.
Mungkin juga orang-orang yang pernah diinjili oleh Paulus yang mendirikan jemaat
disana.303 Tetapi jemaat itu tidak didirikan oleh Paulus. Kemungkinan lain adalah jemaat
Roma didirikan oleh orang-orang Yahudi, baik yang datang ke Roma (sebab Roma
adalah ibu kota kekaisaran Romawi atau pusat dunia pada waktu itu), ataupun orang
Yahudi yang datang kembali ke Roma setelah diusir oleh kaisar Claudius (Kis 18: 2).304
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum tahun 49, telah ada orang
Kristen di Roma dan orang Kristen itu termasuk suku Yahudi. Dari beberapa kata dalam
surat Roma dapat diambil kesimpulan bahwa jemaat pada waktu itu terdiri dari orang
Yahudi (Rm. 4: 1; 7: 4-6). Dan orang non Yahudi (Rm. 1: 5, 13; 11: 13). Tampaknya
orang Kristen non Yahudi merupakan mayoritas jemaat. Data dalam pasal 16 memberi
kesan bahwa orang Kristen berkumpul dalam sejumlah jemaat rumah tangga.305
jemaat di Roma (Rm 1: 7), ”Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi
Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu
dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.” Baik itu orang
Yahudi (Rm. 2: 17; 4: 1) maupun untuk orang non Yahudi di Roma (Rm 11: 13).306
303
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000), 5
304
Menurut Suetonius, seorang pengarang Romawi dalam karangannya berjudul Life of Claudius,
menuliskan bahwa pada tahun 49, Klaudius mengusir orang-orang Yahudi dari Roma (juga disaksikan
dalam Kisah Rasul 18: 2), oleh karena mereka bertengkar, atas hasutan seorang yang bernama Krestus,
dan kisah ini terkenal dengan sebutan Impulsore Chresto. F. F. Bruce, The Epistle of Paul to The Romans,
(Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1975), 14
305
Van Den End, Surat Roma, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 5-6
306
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 5
122
Penulis surat Roma adalah Paulus (Rm 1: 1), hal itu tidak perlu diragukan lagi.
Banyak ahli bahasa menilai surat itu sebagai karya sastra yang terbaik dari semua surat
kiriman Paulus. Isi surat Roma adalah khas Paulus, sejak abad kedua keaslian surat
penulis surat Roma. Para pakar theologia liberal berusaha menyakinkan pendapat
mereka bahwa rasul Paulus tidak menulis surat Roma, tetapi perdebatan tersebut sudah
dapat diselesaikan dan hampir semua sepakat untuk mengakui rasul Paulus sebagai
penulis surat Roma.308 Hal lain yang menguatkan Paulus sebagai penulis surat Roma
adalah ada banyak kecocokkan antara tulisan Paulus dalam surat Roma dan tulisannya
dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat-surat lain (Rm 15: 25-27 dengan Kis 19: 2; 20:
1-5; 21: 15-19; 1 Kor 16: 1-5; 2 Kor 8: 1-12 dan 9: 1-5, Rm 11: 1 dengan Fil 3: 5, Rm
16: 3 dengan Kis 18: 2-3 dan ay 18-19, serta Rm. 1: 10-15; 15: 22-32 dengan Kis 19:
21). Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat terhadap apa yang telah
dinyatakan oleh Roma 1: 1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang surat ini.309
Kristen, hanya sedikit yang diketahui tentang Paulus. Ia berasal dari suku Benyamin dan
anggota Farisi yang sangat aktif (Rm 11: 1; Fil 3: 5; Kis 23: 6), ia lahir di Tarsus sebagai
warga negara Roma (Kis 16: 37; 21: 39; 22: 25). Yerome mengutip cerita tradisi yang
mengatakan leluhur Paulus berasal dari Galilea. Tidak jelas apakah mereka pindah ke
307
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru..., 121
308
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 5
309
Ibid., 4
123
Tarsus karena alasan perdagangan atau karena dijajah oleh pemerintah Siria. Tentang
mereka warga negara Roma memberi kesan bahwa mereka sudah lama tinggal disana.310
Surat Roma ditulis oleh Paulus pada saat ia sedang dalam perjalanan menuju
Yerusalem untuk membawa sumbangan, Roma 15: 25, ”Tetapi sekarang aku sedang
kudus.” Dengan demikian surat Roma ditulis pada perjalanan misi yang ketiga.311
Tahun penulisannya masih agak sulit untuk ditentukan. Menurut Crandfield surat
ini ditulis antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59 dan kemungkinan besar akhir
tahun 55 sampai awal tahun 57.312 Acuan-acuan dalam surat Roma mengenai lokasi
dimana Paulus menulis surat Roma, menunjukkan masa ia tinggal di Yunani pada akhir
masa penginjilan ketiganya (Kis 20: 2), ia memusatkan perhatian ke dunia barat , karena
itu ia ingin mengunjungi Roma bahkan Spanyol (Rm 15: 24, 28). Tak dapat diragukan
bahwa Paulus menulis surat Roma tepat sebelum akhir masa perjalanan misi
ketiganya.313 Kesimpulan ini didukung oleh acuan dalam pasal 16 tentang Korintus
sebagai tempat pengiriman surat. Karena itu waktu penulisan surat Roma dapat
ditentukan dengan ketetapan relatif, kendati masalah kronologi umumnya, dan kronologi
dan 59 M cocok dengan data yang tersedia.314 Searah dengan itu Van Den End
menyatakan bahwa:
310
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 208
311
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru..., 108
312
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 6
313
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 324
314
Ibid
124
Surat Roma ditulis di Korintus (Rm 15: 32), agaknya pada akhir perjalanan
Paulus yang ketiga (Rm 15: 25), menjelang awal musim pelayaran di wilayah
Laut Tengah, jadi pada akhir musim dingin (Februari-Maret 57). Keadaan
Paulus pada waktu itu digambarkan dalam Kisah Para Rasul 20: 2-3.
Ternyata pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia,
sehingga ia terpaksa membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambil jalan
darat ke Filipi (700 km jalan kaki dari Korintus).315
Jadi menurut keterangan data-data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tempat
penulisan surat Roma adalah Korintus dan ditulis sekitar tahun 52-57 M. Dengan
Karena penulisan surat ini pada perjalanan sebelum ke Asia Kecil atau Yerusalem, yaitu
End menuliskan paling tidak ada lima maksud dan tujuan Rasul Paulus manuliskan
a) Berkenaan dengan jemaat, yang tidak didirikan Paulus (1: 11). b) Meminta
dukungan keuangan dan penyediaan sarana untuk perjalanan ke Spanyol
yang sedang direncanakan Paulus (15: 24). c) Meminta doa syafaat jemaat
Roma berhubung dengan konfrontasi dengan orang Yahudi di Yerusalem
(15: 30-31). d) Meminta doa syafaat jemaat Roma berhubung dengan
ketidakpastian Paulus mengenai sikap jemaat Kristen di Yerusalem terhadap
sumbangan jemaat-jemaat di Makedonia dan Akhaya yang dibawa Paulus ke
Yerusalem (15: 30-31). e) Agaknya juga meredakan perselisihan yang sedang
berlangsung dalam jemaat Roma (14: 1-15: 13).317
315
Van Den End, Surat Roma..., 3
316
Misalnya R. A. Jaffray yang menyatakan bahwa surat Roma ditulis tahun 58-59, R. A. Jaffray,
Tafsiran Surat Roma, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2007), 12. Juga Barclay yang menafsirkan bahwa
surat Roma ditulis tahun 58, William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Roma, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1986), 9
317
Van Den End, Surat Roma..., 4
125
tahu bahwa ia mempunyai musuh-musuh disana, dan pergi ke Yerusalem berarti resiko
besar kehilangan hidup dan kebebasannya. Ia merindukan doa jemaat Roma sebelum ia
memulai perjalanan itu (Rm 15: 30-31).318 Paulus mempunyai rencana yang besar dalam
angan-angannya. Tiap kali ia melihat kapal berlabuh ia ingin menaikinya dan membawa
kabar baik kepada orang-orang di seberang laut. Waktu itu Paulus dibayangi oleh pikiran
tentang Spanyol (Rm 15: 24, 28). Itulah alasan Paulus menulis surat Roma, ia
mempunyai impian besar di dalam hatinya dan rencana besar dalam pikirannya. Oleh
sebab itu ia mengemukakan kepercayaannya yang paling hakiki, supaya nanti apabila
tiba saatnya untuk pergi ke Spanyol, ia menemukan di Roma jemaat yang menaruh
simpati dan melalui mana jalur komunikasi ke Spanyol dan ke daerah barat akan
terbuka.319
Maksud dan tujuan yang lain dari apa yang sudah diuraikan di atas, Donald
di Roma, dia juga menasehati mereka dengan beberapa hal praktis baik dari segi etika
(Rm 14), guru palsu yang harus dihindari (Rm 16: 17-19), bahkan mau menguatkan
jemaat tersebut melalui pengalaman yang ia alami di akhir pelayanannya, supaya jemaat
Roma bertahan di tengah-tengah penganiayaan dan menjadi jemaat yang misioner. Lebih
lanjut Guthrie menyatakan bahwa dari hal ini, bukan berarti Paulus ingin meletakkan
theologiaa Paulinis dalam surat Roma, sebab jika diamati tidak semua theologiaa Paulus
dituliskan dalam surat tersebut. Walaupun demikian, dalam surat Roma disajikan secara
318
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Roma…, 9
319
Ibid
126
logis beberapa tema utama dalam theologiaa Paulus, dan boleh jadi Paulus hendak
memberitahukan itu dulu kepada jemaat di Roma sebelum kunjungannya, sehingga bila
Jadi maksud dan tujuan Paulus menuliskan surat kepada jemaat di Roma adalah
untuk menyatakan kerinduannya untuk pelayanan di Roma, dan untuk menasehati dan
menguatkan mereka supaya menjadi jemaat yang setia dan misioner serta untuk meminta
pelayanannya.
Analisa Konteks
Kata konteks berasal dari dua kata bahasa latin yaitu Con berarti bersama-sama
atau menjadi satu dan Textus berarti tersusun. Jadi konteks adalah hubungan yang
menyatukan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab.
Analisa konteks dapat dibagi dalam pengertian yang sempit atau dekat, dan luas atau
jauh.321 Analisa konteks sangat penting dalam penemuan arti kata, tata bahasa, nada atau
modus, dan juga gaya sastra ayat-ayat yang ingin ditafsir. Analisa konteks sangat
menolong dalam penentuan tujuan, dan maksud ayat-ayat yang hendak ditafsir.322
Untuk mengetahui konteks Roma 8: 18-25, maka perlu melihat pembagian surat
Roma secara keseluruhan. Baxter membagi surat Roma dalam tiga bagian besar, yang
320
Donald Guthrie, “Roma, Surat Kepada”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II…, 325
321
Deni C. H. Telaumbanua, Relasi Israel dan Gereja Menurut Roma 9-11 dan Relasinya Bagi
Pengharapan Kristen, Skripsi (Batu: Institut Injil Indonesia, 2009), 45
322
Ibid
127
323
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 4, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2002),
28
128
Dari pembagian di atas, Roma 8: 18-25 terletak pada bagian pertama yaitu:
Doktrin: Cara Injil menyelamatkan orang berdosa, yang membahas mengenai Jawaban
Injil dalam keadaan kita di bawah kuasa dosa, yakni menurut pengalaman.
Dalam Alkitab penderitaan dianggap gangguan atas dunia ciptaan ini. Seluruh
ciptaan diciptakan dalam keadaan baik dan bebas dari penderitaan (Kej 1: 31). Setelah
dosa terjadi maka penderitaan pun timbul dalam bentuk pertentangan, kesakitan, maut,
dan lain-lain (Kej 3: 15-19). Walaupun iblis dianggap mempunyai kekuatan untuk
membuat manusia menderita (2 Kor 12: 7; Ayb 1: 12; 2: 6), tetapi yang perlu orang
percaya ketahui bahwa manusia menderita tidak lepas dari kedaulatan Allah, Allah
mengontrol serta mendatangkan penderitaan (Am 3: 6; Yes 45: 7; Mat 26: 39; Kis 2:
23). Beban penderitaan selalu dirasa berat oleh umat Allah (Kej 47: 9; 2 Sam 14: 14).
Allah (Maz 39: 10). Justru penderitaan harus dihubungkan dengan fakta yakni kasih
manusia dipaksa untuk menentukan sampai dimana dia bisa hidup oleh iman, dan
seberapa jauh dapat ditolaknya keinginan hatinya untuk mendapati keterangan yang
para penulis Perjanjian Baru diajarkan bagaimana Allah dapat memberi makna baru dari
menyelamatkan Israel dan mengajarkan mereka bahwa kasih Allah justru ada melalui
324
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 244
129
penderitaan-Nya dan ini dilakukan oleh Allah untuk menyelamatkan umat-Nya (Hos 1-
3; Yer 9: 1-2; 20: 7-10; Yes 63: 9). Dalam penderitaan khas seperti itu nampak makna
baru dari Vicarious.325 Dengan perkataan lain penderitaan ini menyatakan bahwa Yesus
bisa menanggung derita dan menderita sebagai pengganti semua orang yang menjadi
objek penderitaan, dan sekaligus mewakili segenap orang yang mau menerima Yesus
Penderitaan mempunyai makna baru bagi orang-orang yang menjadi anggota tubuh
Kristus. Mereka turut menderita dalam penderitaan Kristus (2 Kor 1: 5; Mrk 10: 39;
Rom 8: 17), dan menganggap dirinya wajib menanggung penderitaan atau terpanggil
kepada penderitaan (Fil 1: 29; 1 Pet 4: 1-2). Apapun bentuk penderitaan orang Kristen,
itu dapat dianggap sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikuti Yesus di
jalan salib-Nya (Mat 16: 24; Rm 8: 28-29). Penderitaan demikian memang tidak dapat
dielakkan, menuju kepada kebangkitan dan kemuliaan (Rm 8: 18; Ibr 12: 1-2; Mat 5; 10;
2 Kor 4: 17). Jadi penderitaan yang ditanggung oleh setiap orang percaya, itu sebagai
bentuk partisipasi dalam penderitaan Kristus, dapat disebut menggenapkan apa yang
belum tercakup dalam penderitaan Kristus (Kol 1: 24). Hal ini menunjukkan supaya
orang percaya dapat bersekutu dengan Dia dalam penderitaan-Nya yang Vicarious-
325
Vicarious adalah tindakan rela bertindak atau berbuat demi orang lain, dan iklas menanggung
segala resikonya. J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 245
326
Ibid
327
Ibid
130
Dalam kaitan eksegetis Roma 8: 18-25, tidak terlepas dari ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya. Dalam ayat 17, ”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli
waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Paulus ingin
menjelaskan bahwa orang percaya adalah ahli waris Allah melalui Kristus. Kalau
manusia percaya kepada Tuhan Yesus, maka orang percaya memperoleh suatu warisan,
yaitu ahli waris Allah. Itu didapatkan kalau orang percaya menderita dengan Kristus
(Rm 8: 17). Kalau orang percaya mengikuti jalan kemenangan yang telah disediakan di
dalam Roh Allah, maka orang percaya akan menderita dengan Dia, tetapi selain itu
orang percaya juga akan dipermuliakan dengan Dia (Rm 8: 18). Penderitaan merupakan
peranan yang ditetapkan Allah untuk Kristus. Penderitaan juga merupakan pengalaman
yang ditetapkan Allah bagi orang-orang percaya di dalam Kristus. Orang-orang yang
ikut berbagi penderitaan dengan Kristus juga akan ikut berbagi kemuliaan dengan Dia
(Rm 8: 17). Orang percaya lebih dahulu mengalami penderitaan sebelum ia mengalami
kemuliaan.328
menekankan pokok yang sama yaitu tentang penderitaan. Dalam bagian ini Paulus
menjelaskan bahwa orang percaya dilayani oleh Roh Allah sehingga orang percaya
dapat menang atas ’tubuh maut ini’, justru pada waktu orang percaya menderita, lemah,
orang percaya tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Dan berdoa supaya dapat lepas
328
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe..., 558
131
dari kesusahan dunia. Dalam ayat ini ada penghiburan bagi orang percaya. Orang
percaya memang menanggung penderitaan dan kesusahan yang berat, tetapi pada
keadaan itu justru orang percaya dihibur karena Roh sendiri berdoa untuk setiap orang
percaya dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.329 ”Dan Allah yang menyelidiki
hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,
Dalam ayat 28, Paulus menyatakan suatu kenyataan yang jarang disebut yaitu
bahwa janji yang indah yang dikhususkan bagi orang-orang yang mengasihi Allah. Ini
bukan merupakan janji yang umum, yang berlaku untuk semua orang percaya. Janji ini
berlaku untuk orang percaya yang mengasihi Allah. Orang percaya yang mengasihi
Allah juga menantikan kedatangan Kristus (Rm 8: 19). Sekalipun orang percaya masih
merintih dan mengalami penderitaan namun orang percaya diberi janji bahwa dalam
Paulus menjawab pertanyaan ini di dalam ayat 29, dimana ia menjelaskan bahwa orang
percaya akan menjadi serupa dengan gambar anak-Nya, yang mulia yang akan bertahta
dalam Kerajaan Allah330 Dan di akhir ayat 28, puncaknya bagi orang percaya yang
Struktur Teks
Pada bagian ini penulis akan menguraikan struktur teks Roma 8: 18-25, yang
merupakan kelanjutan dari ayat 1-17 mengenai hidup oleh Roh. Oleh sebab itu penulis
329
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 161
330
Ibid., 163
132
akan membuat analisa struktur teks berdasarkan pendapat beberapa theolog untuk
Mengenai strukturalisasi, End membagi ayat 18-25 dalam tiga bagian yaitu:
Keadaan orang percaya, yang memiliki keselamatan berupa pengharapan (ay 23-25).331
Selain itu Jaffray membagi ayat 18-25 dalam tiga bagian yaitu:
Dari beberapa struktur teks yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menggunakan struktur Th. Van den End karena sesuai dengan maksud penulis yaitu:
331
Van Den End, Surat Roma..., 433
332
Soedarmo, Tafsiran Alkitab Masa KIni Jilid III, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981), 457-458
333
R. A. Jaffray, Tafsiran Surat Roma..., 151-154
133
Keadaan orang percaya, yang memiliki keselamatan berupa pengharapan (ay 23-25).
Penulis akan memaparkan melalui uraian eksegetis sesuai dengan struktur Th. Van
den End.
18
aku berpendapat Sebab bahwa tidak yang dapat dibandingkan (ini) penderitaan2
sekarang waktu dengan (yang) bersegera kemuliaan
dinyatakan kepada kita.334
Bagian ini menjelaskan bahwa penderitaan orang Kristen tak sebanding dengan
Dalam memulai ayat ini Paulus menulis pernyataannya dengan kata
menganggap, mengira, berpikir, berpendapat. Berasal dari kata (lego) yang
334
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I..., 843
134
ini lebih tepat jika diterjemahkan ”aku berpendapat.” Indikatif yang dimaksud adalah
suatu tindakan yang menyatakan bahwa pernyataan itu sebagai suatu kepastian atau
(Rm 3: 28; 4: 3). Sebagaimana orang percaya dibenarkan oleh Allah meski mereka
sendiri tidak memiliki kebenaran nyata, begitu pula Paulus yakin akan kebesaran
kemuliaan yang akan datang, meski ia bersama semua orang percaya masih berada di
tengah-tengah penderitaan.336 Kata ’yakin’ dalam ayat ini tidak berarti beriman, karena
Indikatif memiliki pengertian bahwa apa yang disampaikan Paulus merupakan suatu
keyakinan dan kepastian bahwa orang percaya akan mengalami penderitaan namun
penderitaan itu hanya sedikit atau sebagian kecil dari kemuliaan yang akan dinyatakan.
Penderitaan dalam teks ini digunakan kata (Noun Neuter Plural
Nominatif). Kata pathemata berasal dari kata (pathema) yang berarti
penderitaan, hawa nafsu.338 Hawa nafsu yang dimaksudkan disini adalah hawa nafsu
dosa atau hawa nafsu ingin berbuat dosa, yaitu dengan hidup dalam kedagingan (Rm 7:
335
Ibid., 488
336
Van Den End, Surat Roma..., 435
337
Denny Teguh Sutandio, Hidup Oleh Roh dan Pengharapan Anak-anak Allah, http://www.dgip-
go.id/ebscript/publicportal.cgi
338
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 599
135
5; Gal 5: 24).339 Dengan kata lain penderitaan dan hawa nafsu terjadi karena dunia ini
memang berdosa, penderitaan yang diderita umat manusia terjadi setelah kejatuhan
manusia ke dalam dosa. Setelah dosa terjadi maka penderitaan pun timbul dalam bentuk
pertentangan, kesakitan, maut, dan lain-lain (Kej 3: 15-19).340 Akibat dari hawa nafsu
dosa atau hidup dalam kedagingan adalah penderitaan. Dengan demikian penderitaan
yang dimaksud dalam bagian ini adalah penderitaan akibat dosa, dalam arti lain
penderitaan itu pasti ada dalam dunia sejak manusia jatuh di dalam dosa, bentuk
penderitaan itu bisa kesusahan, kesakitan, penderitaan, pertentangan dan juga hawa
nafsu dosa. Hal ini menunjukkan ada keterkaitan antara hawa nafsu dan penderitaan
karena akibat dari hawa nafsu akan menimbulkan penderitaan. Tetapi penderitaan
mempunyai makna baru bagi orang-orang percaya yang menjadi anggota tubuh Kristus.
Karena mereka turut menderita dalam penderitaan Kristus (2 Kor 1: 5; Mark 10: 39; Rm
8: 17), dan menganggap dirinya wajib menanggung penderitaan atau terpanggil kepada
penderitaan (Fil 1: 29; 1 Pet 4: 1-2). Apapun penderitaan orang Kristen, itu dianggap
sebagai salib yang wajib dipikul dalam rangka mengikuti Yesus di jalan salib-Nya (Mat
Kata (Noun Masculine Singular Genetif), yang berarti waktu, zaman,
waktu yang tepat, kesempatan.342 Genetif menunjukkan bahwa waktu ini adalah milik
Tuhan. Yang dimaksudkan ialah zaman sejak kedatangan pertama Kristus sampai
339
Van Den End, Surat Roma..., 351
340
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 245
341
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I..., 245
342
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 419
136
kedatangan-Nya kembali.343 Berkaitan dengan kata ini Dunn menjelaskan bahwa kata ini
menunjukkan waktu antara kebangkitan Kristus dan kedatangan-Nya kembali. Dan ini
mempunyai makna penting bagi orang percaya karena orang percaya harus melewati
waktu yang jahat ini untuk menuju waktu kedatangan-Nya kembali.344 Pemikiran
Yahudi membagi waktu ke dalam dua bagian masa sekarang dan masa yang akan
datang. Masa sekarang ini semuanya jahat, menjadi pokok dosa, kematian dan
kebinasaan. Suatu ketika akan datang hari Tuhan, yaitu hari penghakiman, ketika dunia
akan digoncangkan sampai kedasarnya; tetapi sesudah itu akan datanglah suatu dunia
baru. Ketika Paulus menggambarkan ini, ia memakai pengertian yang setiap orang
Yahudi sudah kenal dan mengerti. Ia berbicara tentang masa sekarang dan tentang
Kata akan dalam bahasa Yunani dipakai kata (Verb Present Aktif
Participle Feminine Singular Accusative). Berasal dari kata dasar (mello) yang
menunda.346 Namun dalam konteks ini penulis lebih setuju jika diterjemahkan ”pasti
segera.” Present Aktif Participle artinya bahwa hal tersebut dilakukan pada waktu yang
sama dengan apa yang disebut dalam kata kerja induk kalimat.347 Sedangkan Greenlee
343
Van Den End, Surat Roma..., 436
344
James D. G. Dunn, Word Biblical Commentary Roman 1-8, (Dalas, Texas: Word Book Publisher,
1988), 47
345
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 165
346
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 507
347
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I, (Batu: Departemen Literatur YPPII, 2002), 92
137
sesuatu melalui suatu karakteristik sebuah tindakan atau kegiatan.348 Dengan demikian
akan dalam kasus ini memiliki pengertian bahwa kemuliaan itu pasti segera dinyatakan
dan hal itu dilakukan pada waktu yang sama dengan kemuliaan yang akan dinyatakan.
Inilah yang dinantikan setiap orang percaya yaitu kemuliaan. Kata kemuliaan
dalam bahasa Yunani dipakai kata (Noun Feminine Singular Accusative), kata
ini berasal dari kata dasar (doksa) yang diartikan kemuliaan, kemegahan, cahaya,
hadirat Allah, surga (1 Tim 3: 16), makhluk sorgawi yang mulia (2 Pet 2: 10). 349 Sutanto
menambahkan bahwa kata ini dipakai 166 kali dalam Perjanjian Baru yang diartikan
pujian, yang mulia.350 Berkaitan dengan hal ini Douglas menuliskan bahwa perkataan
kemuliaan mengacu pada cahaya terang yang mengelilingi Tuhan, bahkan pada
hakikatnya Tuhan sendiri. Kata ini juga mengacu pada kehormatan manusia (Mat 4: 8;
6: 9), tetapi penggunaannya yang utama adalah untuk menggambarkan penyataan sifat
dan kehadiran Allah dalam diri dan pekerjaan Yesus Kristus. Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah (Ibr 1: 3). Dalam bahasa Yunani Umum kata doxa berarti pendapat atau
reputasi (nama), pendapat mengenai seseorang, nama baik, kemuliaan. Dalam kosakata
Yunani Perjanjian Baru doxa menjadi terjemahan Ibrani kabod, yang menunjuk kepada
kehormatan dan kemuliaan manusia atau Allah (Kel 24: 16; Maz 97: 6; 1 Raj 8; 11).351
348
J. Harold Greenlee, A Consice Exegetical Grammer of New Testament Greek, (Michigan: W. B.
Eerdemand Publishing Company, 1979), 55
349
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002), 43
350
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 221
351
J. D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol II…, 98
138
Yang menjadi puncak dari semuanya ini bahwa kemuliaan itu akan dinyatakan.
Kata dinyatakan dalam bahasa Yunani dipakai (Verb Aorist Passive
Infinitive) berasal dari kata dasar (apokalupto) yang diartikan membuka
menyatakan suatu perbuatan yang hanya satu kali saja.354 Dalam arti bahwa kemuliaan
itu hanya satu kali dinyatakan ketika kedatangan Tuhan yang kedua. Berkaitan dengan
itu End menjelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah (Rm 3: 23), tetapi orang percaya akan menerimanya kembali (Rm 5: 2;
8: 30; 1 Kor 15: 40-43; 1 Tes 2: 12).355 Dalam ayat ini tidak dikatakan ”dianugrahkan
kepada kita” tetapi ”dinyatakan kepada kita.” Kata dinyatakan yang dipilih karena
kemuliaan itu memang sudah ada, tetapi masih tersembunyi. 356 Dan kemuliaan itu akan
dinyatakan lagi kepada kita satu kali pada kedatangan Yesus yang kedua.
Dengan demikian yang dimaksudkan Paulus dalam bagian ini adalah keyakinan
kita bahwa penderitaan sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang
yang akan dinyatakan kepada kita orang yang percaya kepada-Nya. Jadi penderitaan
352
Van Den End, Surat Roma..., 107-108
353
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 19
354
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 74
355
Van Den End, Surat Roma..., 436
356
Ibid
139
yang ditanggung oleh setiap pengikut Kristus menunjukkan keikutsertaan kita dalam
penderitaan Kristus, dapat disebut juga menggenapkan apa yang belum tercakup dalam
penderitaan Kristus (Kol 1: 24). Hal ini supaya kita dapat bersekutu dengan Kristus
dalam penderitaan-Nya. Kesukaran yang terjadi saat ini akan dibayar dengan sukacita di
masa yang akan datang. ”Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi
kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
19
sebab kerinduan2 dari ciptaan penampakan anak2
Allah menantikan dengan sungguh2.
20
karena kepada kesia2an (itu) ciptaan telah tunduk bukan dengan rela
tetapi karena (Dia yang) telah menundukkan dalam harapan
21
140
(yang menghasilkan) kebinasaan ke dalam kebebasan
(yang menghasilkan) kehormatan anak-anak Allah
22
kita tahu sebab bahwa semua (itu) ciptaan mengeluh bersama dan
merasa sakit bersalin bersama/sangat menderita bersama sampai sekarang;357
Ayat 19 dimulai dengan kata yang diartikan sebab. Kata ini tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat, tetapi kata ini mengawali penjelasan ayat
terdahulu. Ayat 19 menjelaskan ayat 18, tetapi pada gilirannya memerlukan penjelasan
yang diberikan dalam ayat 20 dan 21.358 Kata rindu dipakai kata (Noun
dipakai dua kali dalam Perjanjian Baru yaitu dalam Roma 8: 19 dan Filipi 1; 20. Kata ini
secara harafiah diartikan memanjangkan leher, mengintai dengan leher yang diulurkan,
357
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I…, 844
358
Van Den End, Surat Roma..., 437
359
Ibid
141
dengan penuh perhatian ke tempat yang jauh untuk melihat tanda-tanda pertama
datangnya fajar kemuliaan.360 Dengan demikian kata ini menunjukkan ada kerinduan
yang sangat (LAI: sangat rindu), dalam menantikan hari penyataan itu.
Kata makhluk dalam ayat 19 dipakai kata (Noun Feminine Singular
Genetive), berasal dari kara dasar (ktisis) yang diartikan makhluk, penciptaan,
ciptaan, dunia, lembaga, kekuasaan.361 Kata ini dipakai 19 kali dalam Perjanjian Baru.
Namun dalam konteks ini lebih tepat jika diterjemahkan makhluk atau ciptaan.
Sejak zaman gereja lama para penafsir surat Roma berbeda pendapat
mengenai isi istilah ’makhluk’. Seluruh ciptaan, termasuk malaikat dan umat
manusia? Malaikat-malaikat? Seluruh umat manusia? Orang tidak percaya?
Ciptaan dalam arti binatang, tanam-tanaman, dan alam tak bernyawa?
Berdasarkan ayat 23, orang percaya tidak termasuk. Kata-kata ’bukan oleh
kehendakNya sendiri’ (ay 20) mengisyaratkan umat manusia disini pada
umumnya tidak tercantum dalam ktisis itu (Rm 5: 12). Sebab umat manusia
ditaklukkan kepada kesia-siaan karena pilihan salahnya sendiri. Maka, sama
seperti dalam Roma 1: 20, 25, ktisis disini berarti binatang, tanam-tanaman,
alam tak bernyawa. Makhluk yang disebut dalam ayat 19 ini adalah makhluk
Allah, yang karena itu pernah mengenal hubungan akrab dengan Dia. Tetapi
hubungan itu putus, seluruh makhluk ikut terseret ketika manusia jatuh ke
dalam dosa (Kej 3: 17).362
dengan makhluk adalah seluruh ciptaan Allah kecuali manusia.363 Dengan demikian kata
makhluk (kecuali ayat 22) mengacu kepada seluruh ciptaan Allah yang lebih rendah dari
manusia.364
360
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 168
361
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 466
362
Van Den End, Surat Roma..., 437
363
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
364
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe..., 559
142
Singular Present Midle Indicative) kata ini barasal dari kata dasar
Berasal dari preposisi apo yang memiliki pengertian sungguh-sungguh, tertuju kepada,
sedang asyik mengusahakan. Dan kata kerja ekdechomai memiliki pengertian mencari,
dengan sungguh-sungguh dengan hati yang tertuju kepada apa yang dinantikan.
Kata dalam ayat 20 menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, yaitu antara
ayat 20 dan 21 dengan ayat 19.368 Kata ditaklukkan dalam ayat 20 dalam bahasa Yunani
dipakai kata (Verb Third Person Singular Aorist Passive Indikative). Berasal
menundukkan, tunduk.369 Kata ditaklukkan dan menaklukkan dalam ayat ini memakai
bentuk Aorist sehingga dapat dikaitkan dengan peristiwa tertentu di masa lampau.370 Hal
ini mengacu pada Kejadian 3: 15 dan Roma 16: 20, sebagaimana kejatuhan manusia
telah mandatangkan malapetaka atas seluruh alam, begitu juga pemulihan kedudukan
manusia akan membawa pemulihan kemuliaan alam itu.371 Berasal dari preposisi hupo
365
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 92
366
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 210
367
Ibid
368
Van Den End, Surat Roma..., 438
369
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 180
370
Van Den End, Surat Roma..., 438
371
Ibid., 440
143
dan tasso. Yang diartikan menakhlukkan, menempatkan diri dalam keadaan yang
rendah.372
Kata kesia-siaan dipakai kata (Noun Feminine Singular Dative) yang
kehampaan.373 Akar kata Yunani dari kata ini adalah mataios secara kiasan kata ini
berkaitan dengan ilmu sihir.374 Tetapi sebaiknya menafsirkan kata ’kesia-siaan’ dengan
melihat Kejadian 3: 17-19 dan Roma 1: 18-32. Allah telah menciptakan alam demi
kemuliaan-Nya sendiri. Tetapi manusia, yang telah diangkat menjadi penguasa alam itu,
jatuh ke dalam dosa sehingga kehidupannya menjadi kacau, sia-sia. Berarti tidak
kekuasaannya yaitu alam ikut kena kekacauan, kesia-siaan, sehingga tidak lagi dapat
degree) berasal dari kata dasar (hekon) yang diterjemahkan yang rela, dengan
didahului dengan kata (ouk) yang diterjemahkan tidak, bukan, jangan. Namun
dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan ’bukan’ sesuai dengan terjemahan LAI.
Kata ini mengandung arti bukan karena kesalahannya sendiri. Makhluk ikut bersalah
372
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1427
373
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 103
374
Van Den End, Surat Roma..., 439
375
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
376
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 266
377
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 52
144
ketika Adam mendurhaka terhadap Tuhan.378 Dengan demikian kata ini memiliki arti
bahwa ciptaan ini ditaklukkan pada kesia-siaan bukan karena kehendak mereka sendiri
Kemudian di akhir ayat 20 ini ada kata menaklukkannya yang memakai kata
(Verb Aorist Active Participle Masculine Singular Accusative) yang dari
mematuhi, takluk, menerima perintah dari, mengambil tempat rendah (1 Kor 14: 34).379
Namun dalam konteks ini lebih tepat jika diterjemahkan telah menundukkan. Kata ini
didahului dengan kata yang diterjemahkan Dia yang.380 Karena kata ini dalam
bentuk Pasive menimbulkan dugaan bahwa yang menaklukkan alam itu adalah Allah
sendiri (Kej 3: 17; Rm 1: 21; 3: 27). Dengan demikian kesia-siaan atau kerusakan dunia
ini diizinkan oleh kehendak Allah. Allah mengizinkan dosa terjadi di dalam dunia, tetapi
ingat, bukan Allah penyebab dosa. Allah ingin menunjukkan betapa rapuh dan rusaknya
manusia tanpa Allah.381 Badai taufan, angin ribut, gempa bumi, kekeringan, banjir
merupakan sedikit bukti dari ketidakseimbangan alam. Paulus mengatakan bahwa alam
sampai pada keadaan ini karena Allah.382 Tetapi Allah menaklukkan ciptaan pada kesia-
Kata pengharapan dalam ayat 21 dipakai kata (Noun Feminine Singular
Dative) dari kata dasar (elpis) yang diterjemahkan harapan berarti suatu
378
Van Den End, Surat Roma..., 440
379
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 180
380
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid I…, 843
381
Denny Teguh Sutandio, Hidup Oleh Roh dan Pengharapan Anak-anak Allah
382
Charles F. Preffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
383
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
145
keyakinan, apa yang diharapkan, atau alasan untuk berharap.384 Pengharapan yang
dimaksud di sini adalah pengharapan yang pasti akan suatu saat ketika kegagalan atau
adanya suatu keyakinan dan kepastian bahwa orang percaya akan dibebaskan atau
Future Passive Indicative) yang berasal dari kata dasar (eleutheroo) yang
menunjukkan apa yang menyangkut masa depan.387 Dengan demikian kata ini berarti
bahwa ada waktunya orang percaya akan dibebaskan atau dimerdekakan dari
perbudakan kebinasaan. dengan kata lain kata ini menunjukkan adanya suatu proses
pembebasan dari perbudakan. Kata perbudakan dipakai kata (Noun Feminine
Singular genetive) berasal dari kata dasar (douleia) yang diterjemahkan
Future Singular Genetive) yang berasal dari kata dasar (phthora) yang
menunjuk pada kenyataan bahwa segala sesuatu yang kelihatan di dunia ini bersifat fana,
dan akan busuk atau binasa. Hal ini berkaitan erat dengan kata kesia-siaan yang disebut
384
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 271
385
Charles F. Preffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
386
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 269
387
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 40
388
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 44
389
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 792
146
dalam ayat 20.390 Dengan demikian arti kedua kata ini adalah perbudakan yang
setiap ciptaan yang telah diperbudak oleh kebinasaan dan kehancuran suatu saat akan
dibebaskan dari keadaan tersebut dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-
anak Allah.391
(dimerdekakan) yang sudah dijelaskan diatas. Hasil pembebasan itu sendiri adalah
kemuliaan merupakan kata yang sama yang dipakai dalam ayat 18, namun dalam ayat
ini lebih tepat jika diterjemahkan kehormatan. Dengan demikian kemerdekaan ini akan
menghasilkan kehormatan anak-anak Allah. Kata anak-anak dipakai kata yang
diterjemahkan anak, keturunan, penduduk suatu kota.393 Kata ini berbeda dengan kata
yang dipakai dalam ayat 19. Kata ini menjelaskan bahwa semua yang lahir dari
atas yaitu semua yang disebut anak-anak Allah akan berperan serta dalam kemerdekaan
kemuliaan itu. Tetapi dalam ayat 19 ia memakai kata huios karena yang dinantikan oleh
ciptaan Allah adalah penguasa baru, mereka yang akan memerintah bersama Tuhan
Yesus dan kata ini disamakan dengan kata ahli waris Kristus dalam ayat 17.394
390
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
391
Charles F. Preffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
392
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 269
393
Ibid., 748
394
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 157
147
Kemudian diikuti dengan kata (Noun Masculine Singular Genetive) yang
diterjemahkan Allah, sesuai dengan kehendak Allah atau menurut persamaan Allah (Kis
19: 37).395 Genetive disini menyatakan milik. Dalam arti anak-anak itu adalah milik
Allah. Artinya penyingkapan kemuliaan itu pada akhir zaman akan memerdekakan
(membebaskan) ciptaan dari keterikatan pada kebinasaan. Pada saat manusia jatuh ke
dalam dosa, alam kehilangan kemuliaan, alam menjadi kacau balau. Tetapi pada zaman
akhir kemuliaan anak-anak Allah akan dipulihkan dan dengan demikian makhluk-
Ayat 22 ini merupakan ringkasan dari ayat 20-21 dan dengan demikian ikut
menjelaskan ayat 19. Ayat ini dimulai dengan kata sebab kita tahu, kata ini
menunjukkan kenyataan yang umum diketahui dan diakui oleh orang Kristen (Rm 2: 2;
7: 4). Yang dimaksud dengan kata ini adalah segala makhluk sama-sama mengeluh dan
sama-sama merasa sakit bersalin. ’sama-sama’ itu tidak berarti bersama-sama anak-anak
Allah.397 Kata sama-sama mengeluh dipakai kata (Verb third person
Singular Present Active Indicative). Kata ini berasal dari kata dasar
(sustenazo) yang diterjemahkan mengeluh bersama, merintih bersama.398 Kata ini hanya
dipakai satu kali dalam Perjanjian Baru yaitu dalam ayat ini. Present Active Indicative
menunjukkan waktu masa kini, dan juga menyatakan sesuatu yang berlangsung terus-
395
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 77
396
Van Den End, Surat Roma..., 441
397
Ibid., 443
398
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 738
148
menerus atau berulang kali.399 Kata ini memiliki arti mengerang (merasa sakit dengan
hebat) atau keluh kesah secara berkepanjangan yang dirasakan ciptaan.400 Dengan
demikian keadaan ini (mengeluh) akan terjadi pada masa sekarang ini dan ini akan
dengan kata sama-sama merasa sakit bersalin, yang dipakai kata (Verb third
person Singular Present Active Indicative) berasal dari kata dasar (sunodino)
yang diterjemahkan merasa nyeri bersama (seperti wanita sedang melahirkan), 401 merasa
sakit bersalin bersama, sangat menderita bersama.402 Kata ini juga hanya dipakai sekali
dalam Perjanjian Baru yaitu dalam ayat ini. Cranfield menjelaskan bahwa rabi-rabi
Israel memakai istilah ’sakit bersalin Mesias’ yang menunjuk bukan saja pada
Mesias, rupanya gambaran tersebut berasal dari ayat-ayat Perjanjian Lama (Yes 26: 17;
66: 8; Yer 4: 31; Hos 13: 13; Mikh 4: 9) dan dikembangkan dalam Perjanjian Baru
(Mark 13: 9; Yoh 16: 21; 1 Tes 5: 3).403 Kata ini juga berarti bersama-sama merasa sakit
seperti seorang wanita yang akan melahirkan, merasa sakit bersama-sama. Secara
figuratif arti kata ini bersama-sama merasakan kesakitan, yang dalam satu kesadaran
sebagai suatu ciptaan.404 Dengan demikian arti kata ini dalam Present Active Indicative
adalah menunjukkan kesakitan, penderitaan (seperti orang yang akan melahirkan) yang
399
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 34
400
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1349
401
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 166
402
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 737
403
C. E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans,
(Edinburgh: The International Commentary, Clark Limited, 1975), 416
404
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1347
149
akan dialami pada masa kini dan akan berlangsung secara terus-menerus sampai Tuhan
menyatakan diri-Nya.
Dengan demikian bagian kedua ini meneguhkan pengharapan yang telah dituliskan
dalam ayat 18 yaitu bahwa kemuliaan yang akan datang itu akan lebih kuat kalau orang
dengan keadaan manusia, sehingga mereka ikut menanggung akibat kesalahan manusia.
Tetapi makhluk lain itu turut menikmati pula keselamatan dan kemuliaan yang
dijanjikan kepada manusia. Alangkah besar dan luasnya keselamatan dan kemuliaan itu.
23
bukan hanya (itu) lalu, tetapi juga kita sendiri buah sulung
dar
i Roh (yang) beroleh, kita juga sendiri dalam diri kita
mengeluh pengangkatan sebagai anak sambil menantikan dengan sungguh2,
(yaitu) pembebasan tubuh kita
24
150
Sebab dalam harapan kita diselamatkan; harapan tetapi (yang) dilihat
bukanlah harapan; (apa) yang sebab melihat seorang ia mengharap?
25
jika Tetapi (apa) yang tidak kita lihat kita mengharap, dengan
ketekunan kita menantikan dengan sungguh2405
Dalam ayat 23 kata kita dipakai kata (autoi) yang diterjemahkan diri
sendiri, kita sendiri.406 Kata ini didahului dengan kalimat ’dan bukan mereka saja’, ini
Peningkatan ini diperkuat lagi dengan pengulangan kata ’kita’ dengan tambahan
’sendiri’: ’bahkan kita sendiri.’ Kita yang dimaksudkan di sini adalah kita yang
mempunyai karunia sulung Roh.407 Karunia sulung dipakai kata (Noun
feminine singular Accusative) dari kata dasar (aparkhe) yang diterjemahkan
sulung (istilah Yahudi untuk bagian yang pertama termasuk hewan yang dikhususkan
bagi Allah sebelum sisanya dapat digunakan),408 buah sulung berarti sebagian dulu atau
405
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 844
406
Ibid., 129
407
Van Den End, Surat Roma..., 444
408
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 16
151
yang pertama.409 Kata ini dipakai sembilan kali dalam Perjanjian Baru (Rm 11: 16; 16:
5; 1 Kor 15: 20, 23; 16: 15; Yak 1: 18 dan Wahy 14: 4). Secara harafiah istilah ini
menunjuk pada hasil pertama dari setiap tuaian. Secara kiasan istilah ini menunjuk
antara lain pada hasil pertama dari suatu pelayanan orang (Rm 16: 5) atau hasil pertama
dari pelayanan Roh Kudus (Rom 8: 23).410 Namun dalam ayat ini ’karunia sulung’ tidak
mengacu pada persembahan manusia kepada Allah, tetapi pada pemberian Allah kepada
manusia yaitu kehadiran Roh Kudus, jaminan pemberian lebih besar yang akan diterima
di masa depan (2 Kor 5: 5).411 Berkaitan dengan hal ini Zodhiates menjelaskan bahwa
istilah ini merupakan pemberian Allah yaitu karunia Roh yang Kudus sebagai suatu
pendahuluan atau jaminan sebagai warisan orang percaya yang bersifat kekal (Rm 8: 23;
Ef 1: 14; Ibr 6: 5).412 Kata karunia sulung dilanjutkan dengan kata Roh yang dipakai kata
(pneumatos) dari akar kata (pneuma) yang diterjemahkan dari
Roh, napas, angin, Roh.413 Berkenaan dengan kata ini Barclay menjelaskan:
Kata ini kurang lebih 20 kali dipakai dalam pasal ini. Kata ini mempunyai
latar belakang yang jelas dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa Ibraninya
dipakai kara Ruach, dan kata ini mempunyai dua arti dasar: (a) Tidak hanya
berarti Roh, tetapi juga angin. Dan di dalamnya ada pengertian tentang
kuasa, yaitu kuasa seperti angin yang dasyat. (b) Dalam Perjanjian Lama,
kata ini selalu dipakai dalam pengertian sesuatu yang melebihi manusia.
Bagi Paulus Roh menyatakan suatu kuasa Ilahi.414
409
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 91
410
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 158
411
Van Den End, Surat Roma..., 445
412
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 206
413
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 651
414
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 156
152
Dari segi tata bahasa, ketiga tafsiran ini dapat diterima, namun jika dilihat dari
keseluruhan pasal 8 penulis lebih memilih tafsiran yang kedua karena tepat dengan
konteks pasal ini. Dengan demikian karunia sulung yaitu Roh. Allah yang memberikan
Roh kepada kita sebagai jaminan (2 Kor 5: 5). Dia juga yang akan memberikan berkat-
Kata mengeluh dalam ayat ini dipakai kata (Verb firs person Plural
Present Active Indicative). Dari kata dasar (stenazo) yang diterjemahkan
mengeluh, bernafas keras (karena simpati).416 Kata ini juga berarti situasi ketika ditekan
(Rm 8: 23; 2 Kor 5: 2, 4; Ibr 13: 17).417 Kata ini lebih tepat sebagai ungkapan sedih
karena hidup dalam dunia yang penuh dosa.418 Penggunaan yang kedua dari kata
mengeluh tentu saja adalah secara sadar diharapkan untuk mengingat keluhan ciptaan di
dalam ayat 22, namun dalam ayat 23 ini untuk menekankan keterlibatan orang percaya
di dalam rasa sakit, penderitaan yang akan menghasilkan sesuatu yang bersifat
415
Van Den End, Surat Roma..., 445
416
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 717
417
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1310
418
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
153
Kata pengangkatan sebagai anak dipakai kata (Noun feminine Singular
kehidupan Romawi karena pengangkatan sebagi anak lebih serius dan lebih sulit karena
adanya konsep patria potestas yaitu kekuasaan ayah atas keluarganya. Dalam hubungan
dengan ayahnya seorang anak laki-laki sebenarnya tidak pernah menginjak dewasa, tak
peduli berapapun umurnya ia tetap di bawah patria potestas. Dalam pengangkatan anak
seorang harus bisa keluar dari satu patria potestas dan masuk ke bawah yang lain.421
(a) Orang yang diangkat itu kehilangan seluruh hak di dalam keluarganya
yang lama dan mendapat hak sebagai anak yang sah dalam keluarganya
yang baru. Melalui jalan sah yang sangat mengikat itu, ia mendapat seorang
ayah baru. (b) Ia menjadi ahli waris atas harta ayah barunya. Walaupun
sesudah itu lahir anak yang lain, hal itu tidak mempengaruhi haknya. Tidak
dapat dicabut haknya untuk bersama-sama mewarisi dengan mereka. (c)
Secara hukum, kehidupan yang lama dari orang yang diadopsi itu
dihapuskan; misanya, semua hutang-hutang dibatalkan. Ia dianggap sebagai
orang baru yang masuk ke dalam kehidupan baru; yang lama sama sekali
tidak berlaku lagi. (d) Dalam pandangan hukum, ia adalah mutlak anak dari
ayah barunya.422
pengangkatan orang percaya ke dalam keluarga Allah. Dahulu manusia berada di dalam
kekuasaan mutlak dari tabiat manusia yang berdosa tetapi Allah karena kasih setia-Nya
telah membawa orang percaya ke dalam ikatan kasih-Nya. Kehidupan lama tidak
419
James D. G. Dunn, Word Biblical Commentary Roman 1-8…, 474
420
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 770
421
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 161
422
Ibid., 162
154
mempunyai hak lagi, Allah yang mempunyai hak mutlak. Yang lama telah dibatalkan dan
hutangnya telah dihapuskan, orang percaya mulai dengan kehidupan yang baru dengan
Allah dan menjadi ahli waris seluruh kekayaan-Nya. Dengan demikian pengangkatan
Namun dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan tubuh. Yang dimaksud dengan
pembebasan tubuh kita adalah kita akan dibebaskan dari kuasa dosa dan maut (1 Kor 15:
54; Fil 3: 21).425 Berkaitan dengan ini Preiffer dan Harrison menambahkan bahwa yang
dimaksud pembebasan tubuh kita adalah pembebasan dari dosa dan keterbatasan, yang
tekanan-tekanannya senantiasa kita rasakan selama kita hidup di dalam tubuh yang fana
ini.426
tafsiran ayat 23. Mengapa orang percaya masih mengeluh sambil menantikan
pembebasan? Jawabnya: ”Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan” (Ay 24a). Kata
kita dalam ayat ini adalah kata yang sama dengan ”kita yang telah menerima buah
sulung” (ay 23). Kata diselamatkan dipakai kata (Verb Firs Person Plural
Aorist Passive Indicative) dari kata dasar (sozo) yang diterjemahkan
423
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 104
424
Ibid., 741
425
Van Den End, Surat Roma..., 446
426
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559
155
Berkaiatan dengan ini Zodhiates menjelaskan arti keselamatan dalam lima bagian:
Pertama, kata ini biasa digunakan terutama untuk menolong orang-orang dari kesusahan
atau kesulitan (Mat 8: 25; 14: 20; Kis 27: 20, 31). Kedua, menyembuhkan orang-orang
yang sakit, menyelamatkan dari kematian dan dengan tujuan untuk menyembuhkan,
menyehatkan sampai kepada pemulihan (Mat 9: 21, 22; Mark 5: 23). Ketiga, secara
khusus berarti keselamatan dari kematian kekal, dosa, hukuman dan kesengsaraan
sebagai akibat dosa. Sehingga keselamatan ini memberikan hidup kekal (Kis 2: 40; Rom
5: 9). Keempat, maksud kata kerja dasar memiliki arti untuk menolong dari risiko,
untuk melindungi, untuk melihara dalam keadaan hidup. Kata ini juga menyangkut
pemeliharaan hidup, yang bersifat rohani maupun secara fisik. Kelima, berkaitan
dengan keselamatan jiwa yaitu kelepasan dari kebinasaan dengan hidup melalui Kristus
(Yoh 6: 56; 14: 20; Rm 16: 7; Ef 2: 13).429 Kata keselamatan yang dipakai dalam ayat ini
sama dengan keselamatan yang ada dalam pasal 1: 16; 5: 9, yaitu keselamatan dari
murka Allah,430 yang diceritakan dalam pasal 1: 18-32, suatu murka yang dialami zaman
ini oleh setiap makhluk yang hidup dalam dunia yang berdosa ini. Orang percaya yang
telah menerima buah sulung Roh akan diselamatkan dari murka Allah yang dialami oleh
427
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia…, 167
428
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 40
429
Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary of New Testament…, 1353-1354
430
Istilah murka Allah menunjukkan murka Allah yang sedang dinyatakan atas segala kefasikkan
dan kelaliman manusia dalam bentuk penyerahan pada dosa yang semakin mengerikan, dan pada murka
Allah pada akhir zaman seperti yang disebut dalam Roma 2: 5. Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 96
156
orang lain di muka bumi ini.431 Makna kata ini akan bertambah jelas setelah
memperhatikan bentuk kata kerja Yunani. Kata ini menjadi ’kita telah diselamatkan’
tetapi keselamatan itu baru kita peroleh dengan cara pengharapan.432 Dengan
Kata pengharapan sendiri dipakai kata kata yang sama dipakai dalam ayat
21. Dalam ayat ini kata pengharapan terdapat tiga kali. Dan satu kali memakai kata
dasar (elpizo) yang diterjemahkan berharap, mengharap.433 Kata ini dalam
Sehingga kata ini mengandung arti oleh, bagi/untuk, atau secara. Melihat isi ayat 24b
dan 25, arti pertama dan kedua tidak mungkin, sehingga arti dative disini menunjukkan
cara penyelamatan orang percaya.435 Kata pengharapan dipakai 13 kali dalam surat
karena hasil penderitaan orang percaya dalam tangan Tuhan dan pengharapan karena
hasil anugerah Tuhan.437 Dalam konteks ini pengertian keduanya dapat diterima. Istilah
pengharapan berarti antisipasi yang penuh keyakinan dari apa yang belum kita lihat.438
lebih baik daripada hari ini. Sedangkan dalam lingkungan orang-orang Yahudi istilah
pengharapan menunjuk pada suatu keyakinan yang teguh mengenai masa depan yang
431
Ibid., 160
432
Van Den End, Surat Roma..., 447
433
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 270
434
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 14
435
Van Den End, Surat Roma..., 446
436
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 91
437
Ibid., 93
438
C. E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans…, 260
157
cerah.439 Dalam konteks ini bahkan konteks surat Roma, penulis lebih setuju arti yang
bersifat Yahudi karena arti ini lebih tepat untuk kata pengharapan yaitu suatu keyakinan
yang teguh mengenai masa depan yang cerah. Berkenaan dengan hal ini Pfeiffer dan
Harrison menjelaskan bahwa pengharapan ialah suatu penantian penuh keyakinan akan
berkat-berkat yang dijanjikan yang sekarang belum ada atau belum tampak.
Pengharapan ini bukanlah keinginan akan sesuatu yang terlalu indah yang tidak mungkin
menjadi kenyataan. Berkat yang diharapkan itu (penebusan tubuh), bersifat nyata dan
Kemudian ayat ini diakhiri dengan kalimat bagaimana orang masih mengharapkan
apa yang dilihatnya? Kata dilihatnya dipakai kata (Verb First Person Plural
Present Active Indicative) dari kata dasar (blepo) yang diterjemahkan melihat,
menghadap.441 Melihat disini diartikan melihat dengan mata jasmani, melihat hal-hal
jasmani (2 Kor 4: 18). Melihat dengan cara itu berbeda dengan melihat Tuhan (2 Kor 5:
7).442 Present Active Indicative menyatakan masa kini dan menyatakan sesuatu yang
berlangsung secara terus-menerus atau berulang kali.443 Jadi melihat dalam Present
jasmani selama manusia masih ada di dalam dunia sekarang ini. Dengan demikian yang
dimaksud disini adalah bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya atau
439
James D. G. Dunn, Word Biblical Commentary Roman 1-8…, 742
440
Charles F. Preiffer and Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe…, 559-560
441
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II…, 153
442
Van Den End, Surat Roma..., 446
443
Ola Tuluan, Bahasa Yunani I..., 16
158
yang sudah kelihatan dengan mata. Maka pengharapan yang dilihat hanyalah
kemuliaan yang belum terdapat dalam dunia ini, yaitu dunia baru yang akan lain dari
dunia ini (1 Kor 15: 40-49). Hidup orang percaya (keselamatan) belum tampak, tetapi
Bagian ini diakhiri dengan kalimat, ”tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak
kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” Kata tetapi dalam ayat ini tidak
tambahan, dalam hal ini merupakan kesimpulan. Kesimpulan itu berbunyi: kalau
keselamatan kita belum tersedia di depan mata kita, maka tidak bisa tidak, kita harus
menantikannya dengan tekun.445 Kemudian dilanjutkan dengan kata jika yang dipakai
kata (ei) yang diterjemahkan jika, karena, bahwa, apakah, umpamanya.446 Karena
dengan modus Indicative, maka kalimat ini juga dapat diterjemahkan tetapi karena kita
mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Kata tekun
dipakai kata (Noun Feminine Singular Genetive) dari kata dasar
menantikan.447 Kata ini didahului dengan kata menantikan yang diartikan menantikan
ketekunan yang tidak diawali dengan kesengsaraan. Ketekunan disediakan bagi kita
sebagai hasil kesengsaraan. Orang yang menolak kesengsaraan dengan mengeluh dan
444
Van Den End, Surat Roma..., 448
445
Van Den End, Surat Roma..., 448
446
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Jilid II..., 242
447
Ibid., 782
159
mencari jalan keluar sendiri tidak akan memperoleh ketekunan.448 Kata ini artinya lebih
daripada kesabaran. Kata ini berarti semangat yang dapat mengalahkan dunia; berarti
tidak secara pasif menahan sabar tetapi secara aktif mengatasi godaan dan kesengsaraan
hidup.449 Tekun dalam bahasa Yunani serumpun dengan hupomenein yang diartikan
bertahan atau bersabar, namun ketekunan itu tidak bersifat pasif. Lebih tepat jika
diterjemahkan ketahanan atau keuletan. Dapat disimpulkan arti kata dasar hupomone
adalah hal tidak mudah putus asa disertai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan
cita-cita; ketabahan dan kekerasan hati; kecakapan dan kegiatan yang bersungguh-
sungguh; kecakapan dan ketahanan dalam berjuang.450 Jadi kedua istilah itu, tekun dan
sabar mempunyai pengertian yang saling mendukung, sebab dalam upaya menghadapi
mengatasi penderitaan kalau tidak ada ketekunan dan orang percaya tidak sanggup
Dengan demikian dalam bagian ketiga ini menjelaskan bahwa orang yang percaya
kepada Tuhan memiliki keselamatan yang pasti yaitu pengharapan. Hal ini menunjukkan
bahwa Allah yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa, Allah yang sama juga yang
memberikan pengharapan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dan hal ini
Rangkuman
448
Dave Hagelberg, Tafsiran Roma..., 93
449
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 114
450
Van Den End, Surat Roma..., 107
160
Surat Roma merupakan surat yang ditulis oleh Paulus yang ditujukan kepada
jemaat di Roma (Rm 1: 7), baik itu orang Yahudi (Rm. 2: 17; 4: 1) maupun untuk orang
non Yahudi yang ada di Roma (Rm 11: 13). Tempat penulisan surat Roma adalah
Korintus dan ditulis sekitar tahun 52-57 M, pada perjalanan sebelum ke Asia Kecil atau
Yerusalem, yaitu akhir perjalanan misi ketiga. Maksud dan tujuan Paulus menuliskan
surat kepada jemaat di Roma adalah untuk menyatakan kerinduannya untuk pelayanan di
Roma, dan juga untuk menasehati dan menguatkan mereka supaya menjadi jemaat yang
setia dan misioner serta untuk meminta dukungan dari mereka supaya mereka
Setelah penulis menguraikan bagian eksegetis dalam Roma 8: 18-25, maka ada
penderitaan orang percaya pada masa kini baik itu penyakit, nyeri, kesengsaraan,
bentuknya, harus dianggap tidak berarti jika dibandingkan dengan berkat, hak istimewa,
yaitu kemuliaan yang akan dianugerahkan pada masa yang akan datang kepada orang
percaya yang setia dan tekun dalam menantikannya. Dalam bagian ini penderitaan
dibagi menjadi dua. Pertama, penderitaan karena dosa (hawa nafsu), dosa inilah yang
penghukuman kekal (kematian). Kedua, penderitaan karena Kristus. Dalam arti lain turut
Allah dinyatakan. Paulus menjelaskan keadaan ciptaan yang berdosa yaitu ditakhlukkan
bersalin. Bukan karena kehendak mereka tetapi karena kehendak Allah yang telah
menaklukkannya. Hal ini menunjukkan bahwa semua ciptaan telah berdosa dan
membutuhkan anugerah Allah agar bebas dari semua keadaan ini. Allah mempunyai
maksud dan tujuan supaya dengan keadaan ini mereka memiliki pengharapan yang pasti
Ketiga, Paulus menjelaskan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan memiliki
keselamatan yang pasti yaitu berupa pengharapan atau hidup dalam pengharapan. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa, Allah yang
sama juga yang memberikan pengharapan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Dan hal ini didapatkan jika setiap orang percaya menantikannya dengan penuh
ketekunan.
162
BAB V
PENUTUP
Dan pada bagian ini yang merupakan bab terakhir dalam penulisan tesis ini, penulis akan
sebagai kontribusi bagi gereja dan bagi orang percaya pada masa kini.
Kesimpulan
Theologia sukses atau injil sukses sering juga disebut sebagai injil-injil
kemakmuran, kelimpahan berkat, atau theologia anak raja, dan secara sederhana ajaran
ini menekankan bahwa: Allah kita adalah Allah yang maha besar, kaya dan penuh berkat
163
dan manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula,
Kesembuhan Yang Sempurna, pengajaran ini merupakan salah satu tujuan dari ajaran
Theologia Sukses, yang merupakan tanda dari kehidupan yang sukses yang terwujud
menandaskan bahwa Allah dalam kasih dan kemurahan-Nya yang besar menghendaki
agar tidak ada satupun orang percaya yang pernah sakit. Penyakit adalah usaha iblis
merampok hak-hak ilahi orang percaya dalam memiliki kesehatan yang sempurna
Kaya dan Hidup Berkelimpahan. Dalam ajaran Theologia kemakmuran, hidup yang
diberkati Tuhan adalah hidup yang kaya, berkelimpahan dan tidak kurang suatu apapun.
seseorang yang miskin hal itu disebabkan karena dosa, sehingga pengjinjil-penginjil
sukses berpedapat bahwa setiap orang yang sudah percaya kepada Yesus harus kaya
Orang Yang Berhak Menerima Janji Allah. Dalam Theologia Kemakmuran diajarkan
bahwa orang percaya pasti akan mendapatkan apapun yang dia inginkan, karena semua
itu sudah disediakan oleh Allah. Jika tidak terjadi kesembuhan (atau kekayaan), maka
persoalannya terletak pada penerimaan kita, bukan pada pemberian Allah. Allah selalu
164
memberi, tetapi kita tidak selalu memenuhi persyaratan untuk menerima pemberian itu.
Bagi orang percaya yang sungguh-sungguh, ia pasti menerima. Kalau ada orang Kristen
yang sungguh-sungguh tetapi tidak menerima, maka hal itu hanyalah kebohongan
semata-mata.
adalah sesuatu yang nyata yang pasti terjadi dalam kehidupan umat manusia termasuk
dalam kehidupan orang percaya. Dan penderitaan ini akan berlangsung secara terus-
menerus selama orang percaya hidup dalam dunia ini. Pada mulanya seluruh ciptaan
diciptakan dalam keadaan baik dan bebas dari penderitaan (Kej 1: 31), sesudah dosa
bahkan maut (Kej 3: 15-19). Penderitaan yang disebabkan karena dosa (hawa nafsu)
baru bagi orang-orang yang menjadi anggota tubuh Kristus karena orang percaya yang
menderita berarti turut menderita dalam penderitaan Kristus (Rm 8: 17; 2 Kor 1: 5; Mrk
10: 39). Bagi orang percaya penderitaan akan membawa mereka kepada kebangkitan
dan kemuliaan (Rm 8: 18; Ibr 12: 1-2; Mat 5: 10; 2 Kor 4: 17).
Oleh sebab itu yang harus dilakukan oleh orang percaya selama hidup dalam dunia
yang fana ini adalah hidup dalam pengharapan kepada Allah. Karena pengharapan
adalah kata kunci untuk kehidupan orang percaya. Pengharapanlah yang memberi orang
percaya kekuatan untuk bertahan, pengharapanlah yang membuat orang percaya hidup
dalam ketekunan dan pengharapan itu juga yang akan membawa orang percaya kepada
dunia yang akan datang yaitu kemuliaan (Rm 8: 25). Kemuliaan ini tidak dapat
165
dibandingkan dengan apapun di dunia ini termasuk juga penderitaan, karena kemuliaan
inilah yang dinantikan oleh setiap orang percaya. Dan kemuliaan itu pasti dinyatakan
Paulus meyakini bahwa semua kesukaran, kesengsaraan dan persoalan yang akan
datang membuat ia tetap bertekun dan bersemangat untuk melayani Tuhan. Untuk itu ia
mahkota sebagai juara (2 Tim 2: 5). Hal ini dipertegas dengan pernyataan Paulus bahwa
nyawanya pada saat itu bukanlah sesuatu yang bernilai jika dibandingkan dengan
kemuliaan Tuhan yang akan diperlihatkan kelak pada kedatangan Kristus yang kedua
kalinya.
Kesimpulan penulis dari penelitian ini adalah bahwa sesungguhnya Alkitab secara
dunia pada umumnya dan penderitaan orang percaya. Penderitaan itu adalah karakter
kristiani, dengan demikian perbedaan konsep berpikir dunia dan ajaran Alkitab sangat
nampak. Dunia menolak penderitaan sebagai bagian dari kehidupan yang harus
ditanggung, dunia berusaha dengan berbagai macam cara untuk menolak penderitaan
sebagai kasih karunia, dan karena penderitaan itu tidak dapat dihindari maka yang
muncul dari sikap manusia yang tidak mengenal Allah (dunia) adalah bersungut-sungut,
putus asa, kecewa dan menganggap penderitaan sebagai momok yang menakutkan.
Sebaliknya iman Kristen mengajarkan hal yang sangat berbeda tentang penderitaan
dimana penderitaan karena nama Kristus dilihat sebagai anugerah dan kasih karunia
166
yang luar biasa,451 yang akan menghantar orang percaya kepada kemuliaan Kristus.
Inilah kasih karunia yang tak terhingga itu yakni kemuliaan Allah di balik penderitaan
orang percaya.
Selain itu berdasarkan eksegese Roma 8: 18-25 juga mengajarkan bahwa ada
penderitaan selama orang percaya masih tinggal di dalam dunia ini, namun Allah
mempunyai maksud dan tujuan dengan penderitaan yang dialami oleh setiap orang
percaya, Allah ingin menunjukkan bahwa ada kemuliaan di dalamnya (Rm 8: 18).
Dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali (parusia) Allah melibatkan
orang percaya dalam tugas dan tanggung jawab sebagai orang percaya yaitu
memberitakan Injil Kristus walaupun di dalamnya ada penderitaan. Bagi kita orang
percaya, kehidupan bukanlah suatu yang membosankan atau suatu penantian yang sia-
sia melainkan suatu pengharapan yang hidup dan mendebarkan hati. Orang percaya
terlibat langsung dalam situasi seluruh umat manusia. Di dalam dirinya, ia harus
berjuang melawan tabiatnya sendiri yang jahat, di luar ia harus hidup di dalam suatu
dunia kematian atau kebinasaan, namun demikian orang percaya tidak hanya hidup di
dalam dunia, ia juga hidup di dalam Kristus. Yang dilihat bukan hanya dunia melainkan
orang percaya harus melihat di seberang sana, yaitu kepada Allah. Ia tidak hanya melihat
451
Kasih karunia yang dimaksudkan penulis adalah bahwa manusia sama sekali tidak layak untuk
mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus walaupun itu harus melalui penderitaan tetapi jika Tuhan
memberikan kasih karunia untuk menanggung penderitaan demi nama-Nya, semata-mata karena Ia
menghargai manusia untuk terlibat dalam karya kemuliaanNya yang dinyatakan kepada dunia. Karena
tatkala manusia menanggung penderitaan karena nama Yesus, maka pada saat yang sama selalu ada
kekuatan supranatural dari Allah Tri Tunggal untuk membuat orang percaya mampu bertahan. Walaupun
sulit bagi dunia untuk memahaminya, namun inilah yang disebut karakter hidup kristiani yang
membedakan iman Kristen dengan agama lain, penderitaan karena Tuhan Yesus Kristus sebagai kasih
karunia yang besar bagi orang percaya.
167
konsekuensi dosa manusia karena ia juga melihat kuasa dari kemurahan dan kasih Allah.
Dan akhir dari semua itu bagi orang percaya adalah pengharapan.
Penderitaan akan berlangsung terus-menerus dalam kehidupan di dunia ini baik itu
dialami orang percaya maupun kehidupan manusia pada umumnya. Oleh sebab itu
orang percaya perlu menyikapi apa makna penderitaan yang dialami oleh orang percaya
pada saat mengabdi kepada Tuhan. Tuhan Yesus dalam Matius 24: 6-13 menjelaskan
bahwa kesudahan dunia bukan diakibatkan karena penderitaan, namun semuanya itu
harus terjadi yaitu: akan ada kelaparan, gempa bumi diberbagai tempat dan semuanya itu
barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Selain itu akan terjadi
penyiksaan, pembunuhan, kebencian, perang dan nabi-nabi palsu yang menyesatkan dan
banyak orang murtad. Hal ini telah difirmankan, juga harus tergenapi karena perkataan
Allah berkuasa dan segala yang terjadi berada dalam otoritas-Nya. Tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan berkemenangan, dengan kata lain setiap orang
pelayanan untuk Kristus pada kesudahannya akan selamat dan hidup dalam kerajaan
Oleh sebab itu diharapkan orang percaya semakin mengerti apa yang dikehendaki
Allah selama menjalani kehidupan di dunia ini yaitu orang percaya dipanggil untuk
Pet 2: 19-21). Mengalami penderitaan itu melibatkan ketekunan dan ketaatan akan
Saran
Orang Percaya
1. Orang percaya pada masa kini harus memiliki pemahaman yang benar mengenai
firman Tuhan dan bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus sehingga ketika
3. Orang percaya tidak perlu takut atau tawar hati dalam menghadapi penderitaan,
4. Karena itu orang percaya harus membangun dirinya di atas dasar iman yang kuat
dan tetap berdoa dalam Roh Kudus, memelihara diri dalam kasih Tuhan (Yud 1:
5. Orang percaya harus menjadi berkat bagi orang lain dengan memiliki kepedulian
terhadap sesama dan berbagi kasih kepada mereka yang mengalami penderitaan.
169
Gereja
3. Gereja juga harus siap dalam menghadapi segala jenis penderitaan yang akan
4. Gereja harus memiliki kesatuan sebagai anggota tubuh Kristus dan tidak hanya
5. Gereja harus menjadi garam dan terang dunia dan tidak kompromi terhadap
DAFTAR PUSTAKA
____________,
1994 Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
____________,
1998 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
____________,
1976 Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Barker, Kennet,
1996 The NIV Study Bible. Michigan: Zondervan
Baxter, J. Sidlow,
2002 Menggali Isi Alkitab 4. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
Barclay, William,
1986 Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Roma. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Berkhof, Louis,
1995 Teologia Sistematika, Doktrin Manusia Vol. 2. Jakarta: Lembaga
Reformed Indonesia
Browning, W.R.F,
2007 Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Brown, Francis,
1986 A Hebrew and English Lexikon of The Old Testament. Oxford: Clarendon
Press
Bromiley, Geoffrey W,
1988 The International Standart Bible Encyclopedia Vol IV. Grand Rapids,
Michigan: William b. Eerdmans Publishing Company
Bruce, F. F,
1975 The Epistle of Paul to The Romans. Grand Rapids, Michigan: Wm. B.
Eerdmans Publishing Company
Conn, Harvie M,
1988 Teologia Kontemporer. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara
171
Cranfield, C E B,
1975 A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans.
Edinburgh: The International Commentary, Clark Limited
Douglas, J. D,
1999 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol I & II. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF
Drane, John,
1998 Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunng Mulia
Dunn, James D G,
1988 Word Biblical Commentary Romans 1-8. Dalas, Texas: Word Book
Publisher
Epp, Theodore H,
1991 Mengapa Orang-Orang Kristen Menderita. Jakarta: Mimery Press
Estabrooks, Paul,
2001 Berdiri Teguh Di Tengah Badai. Jakarta: Open Doors International
Friberg, Barbara,
1986 Analitical Greek New Testament. Michigan: Baker Book house
Gaebelein, Frank E,
1999 The Ekspositor’s Bible Commentary Vol. 8. Michigan, Grand Rapids:
Zondervan Publishing House
Green, Jay P,
1986 The Interlinear Bible Hebrew-Greek English. London: Hendrickson
Publisher Peabody
Greenlee, J. Harold,
1979 A Consice Exegetical Grammer of New Testament Greek. Michigan: W.
B. Eerdemand Publishing Company
Guthrie, Donald,
2004 Hand Book to The Bible. Bandung: Kalam Hidup
Hadiwijono, Harun,
2000 Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia
Hagelberg, Dave,
2001 Tafsiran Roma. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Herlianto,
1992 Teologia Sukses Antara Allah dan Mamon. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Hoekema, Anthony A,
2003 Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah. Surabaya: Momentum
Jaffray, R. A,
2007 Tafsiran Surat Roma. Bandung: Kalam Hidup
Kittel, Gerhard,
1964 Theological Dictionary of the New Testament. Michigan, Grand Rapids:
Eermands Publishing
Kremer, J,
1993 Exegetical Dictionary of the New Testament Vol 3. Grand Rapids,
Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company
Lempp, Walter
1987 Tafsiran Alkitab Kejadian 1: 1-4: 26. Jakarta: BPK Gunung Mulia
173
Ludwig, Charles,
1999 Kota-Kota Pada Zaman Perjanjian Baru. Bandung: Kalam Hidup
Marxsen, Willi,
1996 Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Marthin, Ralph,
1986 Word Biblical Commentary. Waco, Texas: Word Books Publishers
Michaeli, Frank,
1972 Bagaimana MemahamiPerjanjian Lama. Bandung: Kalam Hidup
Moeliono, Anton M,
1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Mulyono, Y. Bambang,
1993 Teologi Ketabahan. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Nahuway, Yakub,
1990 Jalan Ke Surga Telah Ada. Jakarta: Gereja Bethel Indonesia Mawar
Saron
Oswatt, John,
1990 Theological Wordbook of the Old Testament Vol 2, Chicago: Moody
Press
Prayitno, Sugeng,
1996 Penderitaan Kristus Menurut Surat-Surat Rasul Paulus dan Relevansinya
Bagi Orang Percaya. Tanjung Enim: STEE
Robirosa, S. Christian,
2009 Teologi Kemakmuran. Malang: Gandum Mas
Soedarmo,
1981 Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid III. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Soedarmo, R.,
2000 Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Sutanto, Hasan,
2003 Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBI)
Jilid I & II. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Telaumbanua, Deni C. H,
2009 Relasi Israel dan Gereja Menurut Roma 9-11, Tesis. Batu: Institut injil
Indonesia
Tenney, Merril. C,
1992 Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas
Tong, Stephen,
2008 Ujian Pencobaan & Kemenangan. Surabaya: Penerbit Momentum
Tulluan, Ola,
2002 Introduksi Perjanjian Baru. Batu: Departemen Literatur YPPII
Tuluan, Ola,
2002 Bahasa Yunani I. Batu: Departemen Literatur YPPII
175
Vine, W. E,
1996 Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament
Words. London: Thomas Nelson Publisher
Wellem, F. D,
2004 Hidupku Bagi Kristus. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Zodhiates, Spiros,
1993 The Complete Word Study Dictionary of New Testament. Chattanooga:
AMG Publisher
176
177
RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT KELUARGA
Nama Ayah : Idodo
Nama Ibu : Salmiati (alm)
Nama saudara Kandung : Suryani dan Dian Natalia, S.E
Status Dalam Keluarga : Anak Kedua dari Tiga Bersaudara
Istri : Yuliana Lu, S.Th
Anak : Jaydon Licht Dominig Setiawan
RIWAYAT PENDIDIKAN
a. Tamat, SD Negeri 71 Bengko, Curup, 1996
b. Tamat SMP Negeri 4 Sindang Jati, Curup, 1999
c. Tamat SMA Negeri 2 Curup, 2001
d. Menyelesaikan Studi S-1 (Sarjana Theologi), Juli 2009
e. Menyelesaikan Studi S-2 (Master Of Divinity), Maret 2011
RIWAYAT PELAYANAN
Pelayanan week-end di Sekolah Minggu Oikumene YPPII Batu (2001)
Pelayanan week-end di Diakonia YPPII Batu (2002)
Pelayanan week-end di GKJW Ngantang Cabang Bulung-Kasembon (2002-2003)
Pelayanan Antar Semester di PPA Dorkas GMII Tesalonika Batu (2003)
Pelayanan Team Desember ke Ambon (2003)
Pelayanan week-end di Persekutuan Doa EFATA-Malang (2003-2004)
Pelayanan Praktek Satu Tahun di GKMI Blora Cabang Jatirogo (2004-2005)
Pelayanan week-end di Persekutuan Doa EFATA-Malang (2005)
Pelayanan week-end di GBIS Ngoro-Jombang (2006)
Pelayanan di GKII Curup (2006)
Pelayanan Di GBIS PETRA Denpasar (2007-2008)
Pelayanan di Pusat Pengembangan Anak Batu (2008-2010)
Pelayanan di Institut Injil Indonesia (2010-Sekarang)
178