Anda di halaman 1dari 32

DIKTAT HOMILETIKA

Mawardi Tumanggor S.Th

MELAYANI UNTUK SEMUA & LAKUKAN ITU, SEPERTI UNTUK TUHAN


2018
STT. Yestoya Malang Jawa Timur. Indonesia

0
HOMELETIK
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
(2Tim. 4:2)

DASAR PEMAHAMAN

Homiletika berasal dari kata “homilia” yang berarti “perbincangan dari hati ke hati
(heart to heart), seperti tertulis dalam Alkitab tentang percakapan segala sesuatu yang
dilakukan murid-murid Tuhan Yesus (Luk.24:14). Di dalam tradisi gereja, percakapan atau
perbincangan demikian berkembang untuk memberi tujuan kepada penyelamatan (Yak.1:21),
hikmat (2 Tim.3:15), pendidikan Kristen (2 Tim 3:16), pembangunan hidup Kristen
(Kis.20:32), dan penghiburan umat (2 Kor.1:4). Dengan begitu khotbah memiliki hubungan
dan keterkaitan dengan pelayanan seorang gembala (pendeta, penatua, dll) sebagai upaya
penyiraman rohani (1 Kor.3:6-8). Di dalam khotbah terdapat unsur rekreatif (menghibur
orang, bukan hanya diri sendiri), dan unsur edukatif (mendidik dengan mengarahkan serta
memberi jalan keluar) berdasarkan pada Firman TUHAN. Jadi khotbah harus bersandar dan
bertumpu pada andalan utamanya, Firman TUHAN. Karena itu pengkhotbah harus
memahami Firman TUHAN dengan baik dan cermat, dan memiliki keteguhan iman yang
tangguh, tidak mudah goyah. Kedekatan pengkhotbah dengan TUHAN sangat menentukan
dan harus diyakini, serta perlu serring membaca Alkitab agar menjadi pelaku-pelaku Firman
TUHAN (Yak.1:22) untuk menghidari disebut “pembohong” atau “penipu”. Penyampaian
khotbah serring disebut pemberitaan Firman TUHAN adalah sentral atau pusat dari tata
ibadah, inti dari liturgi Kristen, karena tidak perlu kuatir akan membuat orang tersinggung
atau sakit hati, atau seolah-olah menghakimi. Asal tetap memegang yang benar, adil, dan
berpedoman pada Firman Tuhan maka wajar jika hrus membuat warga jemaat terkena.
Artinya khotbah tersebut sudah mendarat, menyirami rohani warga jemaat, sehingga
diharapkan timbul kesadaran untuk kembali kepada TUHAN, dan merindukan TUHAN.

TUJUAN KHOTBAH

A. Khotbah Sebagai Sarana Untuk Mengajar Iman Kristen/Doktrin

Pertama-tama, khotbah dimaksudkan bukan sebagai sarana menghibur jemaat


(entertainment), tetapi khotbah itu sebagai sarana untuk mengajar iman Kristen/doktrin.
Mengapa khotbah sebagai sarana untuk mengajar doktrin? Karena khotbah yang mengajar
doktrin iman Kristen adalah khotbah yang berisi sesuatu yang terpenting yang harus dipegang
di dalam iman dan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, doktrin iman Kristen adalah
doktrin/ajaran yang paling penting yang membentuk iman, karakter, dan kehidupan sehari-
hari kita sebagai umat-Nya di dunia ini. Ketika khotbah tidak lagi mengajar doktrin, maka
dapat dipastikan banyak orang “Kristen” meskipun menyebut diri “Kristen”, tetapi
sebenarnya atheis praktis, materialis, hedonis, dan pragmatis. Mereka berani mengaku di
depan umum sebagai seorang “Kristen” bahkan “melayani Tuhan”, tetapi mereka lah justru
yang melarang nama Tuhan dan theologi dipakai di dalam ilmu sebagai pengejawantahan

1
integrasi iman dan ilmu. Pertanyaan lebih lanjut, apakah berarti khotbah yang sudah mengajar
doktrin secara bertanggungjawab pasti mengakibatkan semua jemaatnya beriman beres?
Belum tentu juga, karena perubahan iman, karakter, dan kehidupan jemaat bergantung mutlak
pada kuasa Roh Kudus yang menguduskan seseorang. Meskipun tidak semua jemaat tersebut
beriman beres, gereja tetap perlu mengajar doktrin, karena Alkitab mengajar hal tersebut
(baca lagi: 2Tim. 4:1-2). Bagi para pengkhotbah sendiri, sebelum mereka berkhotbah di atas
mimbar dengan mengajar doktrin, hendaklah mereka menguji apa yang hendak mereka
ajarkan, supaya apa yang mereka ajarkan tidak menyesatkan jemaat. Hal ini pun diajarkan
Alkitab. Paulus memperingatkan anak rohaninya, Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan
awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian
engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” (1Tim. 4:16)

B. Khotbah Sebagai Sarana Untuk Menguatkan Iman Orang Kristen

Khotbah bukan hanya sebagai sarana mengajar doktrin, khotbah juga sebagai sarana
untuk menguatkan iman orang Kristen. Artinya, khotbah itu harus menyampaikan
berita/pesan Firman Tuhan yang menguatkan iman orang Kristen ketika mereka menghadapi
masalah, kesulitan, sakit penyakit, dll. Dengan kata lain, khotbah bukan hanya memenuhi
pikiran saja dengan doktrin, tetapi juga berimplikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam Alkitab, Paulus adalah seorang pengkhotbah yang berkhotbah dengan mengajar
doktrin iman Kristen yang penting sambil menguatkan iman jemaat Kristen yang dia layani.
Kepada jemaat di Roma, Paulus bukan hanya mengajar doktrin (Rm. 1-11), tetapi juga
menguatkan iman jemaat Roma, salah satunya nasihat/khotbah agar jemaat Roma saling
menguatkan (Rm. 15). Hal yang sama juga terjadi pada Timotius sebagai anak rohani Paulus.
Di dalam 2Tim. 1:12, Paulus menyampaikan khotbah/nasihatnya kepada Timotius tentang
apa yang harus Timotius lakukan ketika berada di dalam penderitaan, “Itulah sebabnya aku
menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan
aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku
hingga pada hari Tuhan.” (2Tim. 1:12) Bagaimana dengan Anda yang melayani sebagai
seorang pengkhotbah? Apakah Anda berkhotbah dengan mengandalkan semua bahan
akademis yang Anda pelajari di sekolah theologi saja? Ataukah Anda hari ini berkomitmen
menyeimbangkan antara mengajar doktrin dan menguatkan iman orang Kristen di tengah
berbagai pergumulan hidup mereka?

C. Khotbah Sebagai Sarana Untuk Mendidik Karakter dan Kehidupan Kristen

Selain untuk mengajar doktrin dan menguatkan iman orang Kristen, khotbah juga sebagai
sarana untuk mendidik dan membangun karakter dan kehidupan Kristen. Selain iman
dibangun dan dikuatkan, orang Kristen juga perlu memiliki karakter dan kehidupan Kristen
yang terintegrasi yang memuliakan Tuhan. Untuk itulah, khotbah mimbar seharusnya sebagai
sarana mendidik jemaat Tuhan dengan karakter, moral/etika, perkataan, pikiran, dan
perbuatan yang memuliakan Tuhan. Artinya, sang pengkhotbah harus memberitakan teguran
bagi mereka/jemaat yang hidup tidak beres, misalnya selingkuh, mencuri, dll. Teguran-
teguran seperti itu dimaksudkan agar jemaat tersebut dan jemaat lain memiliki karakter, etika,

2
perkataan, dan perbuatan yang berpusat kepada Kristus dan memuliakan Tuhan. Sebelum
menegur jemaat, sang pengkhotbah sendiri harus memiliki ia memiliki karakter, motivasi,
moral/etika, perkataan, pikiran, dan perbuatan yang beres terlebih dahulu, sehingga apa yang
disampaikannya memiliki kuasa mengubah jemaat.

BENTUK-BENTUK BERKHOTBAH
3
A. Khotbah Topikal
Kotbah topik adalah suatu kotbah yang kerangka utamanya diambil dari topik / temanya
yang lepas dari teks. Khotbah topik mulai dari suatu topik atau tema dan kerangka utama
khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan.
Khotbah ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari
berbagai sumber teks, kotbah ini memiliki satu tema dan kerangka-kerangka kotbah hanya
untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung tema
tersebut. Apabila kerangka kotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema
kotbah maka khotbah topik akan melebar menjadi khotbah beberapa topik yang sering sekali
membuat sipengkotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran yang dibagikan kepada
jemaat.Hal ini berakibat sipendengar tidak dapat menangkap apa yang menjadi inti dari isi
kotbah tersebut.

Contoh :
Tema tentang Alasan - alasan doa yang tidak dijawab.
Kerangka :
 Salah meminta ( yak 4 :3 )
 Dosa dalam hati ( Maz 66 : 18)
 Meragukan firman Tuhan ( Yak 1: 6-7
 Doa yang bertele -tele ( Mat 6:7)
 Ketidaktaatan tehadap firman Tuhan (Ams 28 :9)
 Tidak menghormati istri ( I Pet 3:7)

Contoh diatas kerangkannya dibuat hanya untuk menguraikan suatu tema yaitu alasan -
alasan bagi doa yang tidak dijawab.Kita boleh saja berpikir tentang fakta penting lainnya
mengenai doa seperti arti doa,pentingnya doa,kuasa doa Dari,cara berdoa dan hasil doa tetapi
kita harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu tema yang dikotbahkan . Jangan kita
bercerita terlalu panjang pada suatu kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan
yang tidak ada hubungannya dengan tema kotbah . Karena hal tersebut akan membuat kotbah
kehilangan sasaran.

1. Prinsip - prinsip dasar untuk persiapan kerangka kotbah topik :


a. Kerangka-kerangka utama harus menurut susunan logika dan kronologis . Kita harus
berusaha mengembangkan kerangka dalam bentuk yang bertahap-tahap secara logika
atau kronologis.

Contohnya :
Judul : Pengharapan orang percaya
Tema : Sifat-sifat pengharapan orang percaya
Kerangka:
 Pengharapan yang hidup ( I Pet 1:3)
 Pengharapan yang menyelamatkan ( I Tes 5 :8)
 Pengharapan yang pasti (Ibr 6 : 19)
 Pengharapan yang baik ( II Tes 2 :16)
 Pengharapan yang tidak kelihatan ( Rom 8 :4)
 Pengharapan yang penuh bahagia ( Tit 2:13)
 Pengharapan yang kekal ( Tit 3 :7)
b. Kerangka - kerangka utamanya boleh merupakan analisa menurut urutan logika .

4
Judul : Iblis musuh utama kita
Tema : fakta-fakta utama dalam alkitab mengenai iblis.
Kerangka :
 Asal mula iblis ( Yehz 28:12-17
 Kejatuhan iblis ( Yes 14: 12-15)
 Kuasa iblis (Efs 6 : 11-12,Luk 11: 14-18 )
 Kegiatan iblis ( II Kor 4 :4, Luk 8:12, I Tes 2 :18)
 Nasib iblis ( Mat 25:21)
Contoh ini kita harus menganalisa dan diatur menurut susunan logika mengenai fakta-
fakta utama dalam alkitab mengenai iblis

c. Kerangka -kerangka utamanya dapat di isi dengan bukti-bukti, perbandingan,


penyeledikan, arti kata dan lain-lain

2. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam kotbah topikal :


a. Rangkaian kerangka itu harus singkat, padat dan jelas. Walaupun rangkaian kerangka
tersebut digarap dengan baik, dengan variasi yang menarik ,jemaat biasanya akan
berkurang perhatiannya jika satu tema utama disajikan dalam waktu yang terlalu lama
(kotbah yang dapat diserap secara efektif oleh pendengar berdurasi sekitar 45 menit )
b. Rangkaian kerangka harus menunjukan adanya urutan kemajuan yang
bertahap.Apabila kotbah itu disusun secara serampangan maka biasanya rangkaian
kerangka kotbah menjadi tidak efektif dan jemaat tidak dapat menangkap hubungan
kerangka satu dengan yang lain. Apabila kerangka itu diatur dengan baik maka kita
dapat membawa kotbah kepada klimaks yang menjadi sasaran kotbah.
c. Selalu ada bahaya dalam penyelidikan topik. Jika kita mengambil satu ayat dan
memberi tafsiran yang tidak sesuai dengan konteksnya .Oleh sebab itu sipengkotbah
harus waspada agar setiap ayat yang dikutipnya untuk menopang suatu kerangka
kotbah,harus dipakai dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penulis alkitab .Untuk
mengatasi salah tafsir maka sipengkotbah harus tahu latar belakang kejadian sebelum
mengambil ayat - ayat untuk mendukung kerangka kotbah.

B. Khotbah Tektual
Kotbah tekstual adalah suatu kotbah yang bagian /kerangka utamanya diperoleh dari
satu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai
sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema kotbah itu.
Kotbah tekstual mempunyai garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu
sendiri, sehingga kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut. Teks yang
diambil bisa satu ayat atau be- berapa ayat atau satu perikop.

1. Persiapan awal untuk kotbah tekstual :


a. Menelaah dengan seksama kata-kata dalam teks tersebut
b. Temukan atau tentukan tema utamanya dalam teks tersebut.
c. Analisa pemberitaannya dan selidiki kata-katanya
d. Temukan kerangka utamanya dari teks tersebut

5
e. Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab, konteks kultural,konteks sejarah,
konteks Geografis.

2. Prinsip - prinsip dasar persiapan kerangka tekstual


a. Kerangka tekstual harus berpusat pada satu pikiran utama dalam teks dan bagian-
bagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya memperluas tema tersebut.
b. Di dalam satu teks bisa ditemukan lebih dari satu tema, namun demikian, hanya
satu pokok yang harus dikembangkan dalam satu kerangka.
c. Bagian utamanya harus disusun dalam urutan logika atau kronologis,
d. Konteks dari teks harus diselidiki dengan seksama dan dihubungkan dengan teks
agar tidak salah penafsiran.
e. Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian Alkitab yang berlainan dapat disatukan
dan digarap menjadi satu teks. Asalkan ayat-ayat tersebut saling menunjang dan
mempunyai keterkaitan yang kuat.

3. Contoh - contoh kotbah tekstual


a. Teks diambil dari Yesaya 55:7 (Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan
orang jahat meninggalkan rancangannya: baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka
Dia akan mengasihinya dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan
dengan limpahnya.)

Judul : Berkat Pengampunan


Tema : Pengampunan Ilahi.
Pendahuluan : Ceritakan sebuah kisah atau pernyataan yang membuat pendengar
merasa ingin tahu
Proposisi : Allah akan mengasihi dan mengampuni orang yang bertobat
Kerangka:
1) Sasaran Pengampunan Allah :
 Orang fasik
 Orang jahat
2) Syarat-syarat pengampunan Allah
 Harus meninggalkan kejahatannya
 Harus kembali kepada Allah
3) Janji pengampunan
 Dia akan mengasihi kembali
 Pengampunan yang berlimpah
 Pengampunan yang sempurna
Penutup : Ajaklah setiap pendengar untuk bertobat dan meninggalkan segala
sesuatu yang tidak baik saat ini juga, jangan menundanya selama anugerah
pengampunan masih diberikan.

b. Teks diambil dari Yoh 3 : 16.


Judul : Kasih Allah yang sempurna
Tema : Kasih Allah bagi semua orang

6
Pendahuluan : Kasih yang seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini . Saya
sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang diperlukan oleh dunia. Dialah
yang berani berkorban karena Dia mengasihi kita.
Proposisi : Karunia Allah, yaitu AnakNya adalah satu-satunya jalan keselamatan
bagi manusia.
Kerangka :
a. Kasih Allah yang besar untuk seluruh dunia
 Dia menciptakan manusia dan dunia ini
 Dia mengasihi semua orang dengan kasih yang sama
 Dia menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal
b. Hal itu menyebabkan Dia memberikan AnakNya yang tunggal
 Betapa berharganya seorang anak bagi bapanya
 Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah
 Allah memberikan Dia bahkan sampai kematianNya
c. Barangsiapa menerima Kristus tidak akan binasa
 Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang
 Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun
 Keselamatan adalah anugrah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus
Kristus.
Penutup : Tantang mereka untuk mengambil keputusan saat ini juga agar mereka
menerima Yesus sebagai juruselamatnya dan betapa bodohnya apabila menolak
dan mengabaikan pemberian ini.

4. Keuntungan memilih kotbah tektual


a. Pemilihan suatu teks cenderung menarik pendengar untuk lebih memperhatikan
karena mereka ingin mengetahui rahasia dibalik teks tersebut
b. Teks tersebut akan menolong pengkotbah secara sistematik sesuai urutan teks
tersebut.
c. Lebih mengutamakan Firman Tuhan pada suatu bagian spesifik dari Alkitab
d. Kotbah yang langsung dari Alkitab akan memperkaya pendengar tentang Firman
Tuhan karena begitu pendengar ingat isi kotbah maka otomatis mereka ingat ayat-
ayatnya.

C. Khotbah Ekspositori
Kotbah ekspositori adalah suatu kotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau
panjang diartikan dalam hubungan dengan satu tema. Bagian terbesar materi diambil
langsung dari nas Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang
diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama.
Kotbah tekstual hanya mengambil dari satu atau dua ayat, sedangkan kotbah ekspositori,
teksnya mungkin pendek atau panjang, mungkin mencakup pasal dan bagian demi bagian
menunjukkan jalan pikiran dan pengkotbah harus mengupas dan menjelaskan satu bagian dari
Alkitab dengan jelas . Kotbah ekspositori adalah jenis kotbah yang paling baik dan jelas
sehingga membuat jemaat lebih paham akan ajaran Alkitab.

Ada dua jenis kotbah yang bukan ekspositori tetapi sering dianggap sebagai ekspositori yaitu:

7
a. Uraian Alkitab.Suatu uraian yang terus menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang
atau pendek, yang diterangkan ayat demi ayat. Biasanya uraian tersebut terdiri dari
serangkaian keterangan -keterangan teks yang tak berhubungan atau tidak
diungkapkan dalam kesatuan struktur.
b. Ceramah Exegetik.Uraian panjang lebar tentang arti sebuah teks, dengan atau tanpa
susunan logis atau penerapan praktis.

Sangat penting pengkotbah mampu menelaah secara dalam tentang Firman Tuhan, namun
dalam kotbah ekspositori bukanlah menerangkan proses studinya sehingga kotbahnya sarat
dengan bahan penafsiran padahal penafsiran bukanlah tujuan utama sebuah kotbah
ekspositori. Penafsiran hanyalah alat untuk menemukan kebenaran yang ada pada teks. Jadi
pengkotbah seharusnya hanya memasukan seluk beluk yang berhubungan dengan topik.
Materi lain dalam teks walaupun begitu menarik harus disisihkan dengan tegas.
Sipengkotbah harus konsisten dengan teks/topik yang sedang dijelaskan secara ekspositori
sehingga dapat dengan mudah memotivasi mereka dan mudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

1. Prinsip-prinsip dasar persiapan kerangka ekspositori


a. Setiap bagian Alkitab yang akan diselidiki harus dipelajari dengan seksama supaya
artinya dimengerti dan pokoknya diketahui.
b. Kata-kata atau ungkapan yang penuh arti dalam teks bisa menjadi petunjuk untuk
kerangka kotbah
c. Periksalah latar belakang sejarah dan kebudayaan dari teks tersebut
d. Perhatikan konteksnya agar tidak salah dalam penafsira
e. Seluk beluk teks harus digarap dengan semestinya
f. Kebenaran yang terdapat dalam teks harus dihubungkan dengan masa sekarang

2. Kesalahan umum dalam kotbah ekspositori


a. Terlalu asyik dengan penelitian sehingga terdapat segunung seluk beluk, akibatnya
tidak dapat melihat berita utama yang muncul dalam teks. Akhirnya kotbahnya penuh
dengan seluk beluk sehingga sulit bagi pendengar untuk mengikutinya.
b. Menyepelekan penafsiran sehungga tidak dapat menjelaskan secara jelas, hanya
mengutamakan penerapan-penerapannya.
c. Kurang menguasai diri, menceritakan segala sesuatu yang dianggapnya menarik atau
menceritakan sesuatu yang masih hangat di dalam hatinya sehingga menyimpang dari
teks/tema yang harus diuraikan dan mengembara beberapa saat sebelum kembali
kepada teks. Akibatnya jemaat tidak dapat menangkap sasaran dari kotbahnya, bahkan
membuat jemaat merasa pusing dengan apa yang dikotbahkan, bagi sipengkotbah
akan kehabisan waktu untuk mencapai sasaran kotbahnya. Hal ini sering dijadikan
alasan bahwa Roh kudus sedang membawanya atau mengingatkannya untuk
menceritakan hal-hal ini walapun tidak tertuju pada tema/teks, tetapi hal ini sering
terjadi diakibatkan sipengkotbah tidak menguasai cara berkotbah atau sipengkotabah
kurang persiapan yang matang atau sipengkotbah tidak konsisten pada tema.
d. Salah menafsirkan teks tersebut. Hal ini sangat fatal bagi jemaat karena akan
membawa pepecahan atau penyesatan.

8
Contoh-contohnya :
Teks diambil dari Luk 8:41 - 48 (Tentang perempuan yang menderita sakit 12 thn
lamanya)
Judul dan tema : Pergilah dengan sejahtera
Pendahuluan : Menjelaskan pentingnya damai sejahtera bagi hidup manusia
Proposisi : Disembuhkan karena iman
Kerangka :
1. Perempuan ini tidak memiliki damai sejahtera
 Dia terus-menerus menderita sakit selama 12 tahun
 Dia sudah menghabiskan uangnya untuk berobat, sekarang ia sudah tidak
mempunyai apa-apa lagi.
 Dia sangat kecewa dan tidak mempunyai semangat tinggi
 Dia putus asa karena tidak seorangpun dapat menolongnya
2. Bagaimana dia datang kepada Yesus
 Dia mendengar tentang apa yang dilakukan Yesus pada orang lain
 Dia bertekad, bahwa dia akan memohon kepadaNya
 Dia menetapkan imannya “asal kujamah saja jubahNya, aku akan
sembuh”
 Dia mengatasi rintangan
 Dia datang kepada Yesus dan menjamah JubahNya dengan iman
 Kehidupan Yesus mengalir dalam hidupnya dan ia sembuh
3. Keselamatannya
 Kristus menghendaki pengakuan imannya
 Yesus menyebutnya “anakKu”, dia diterima dalam keluarga Allah
 Wanita ini menerima kesembuhan dan pergi dengan damai sejahtera
Penutup : Perempuan itu pergi sebagai orang yang sudah diperbaharui, anda dapat
diperbaharui jika anda datang kepada Kristus dalam iman.

D. Kotbah Tipikal / gambaran.


Mengambil suatu perumpamaan tertentu atau membahas sesuatu didalam perjanjian
lama yang merupakan gambaran dalam perjanjian baru. Contoh: Kemah suci/Tabernakel.
Hal -hal yang harus diperhatikan dalam kotbah tipikal adalah ;
1. Mulailah dengan tipe - tipe sederhana dimana maksud dan pengertiannya sangat
jelas.
2. Jangan sekali-kali mencoba untuk menafsirkan setiap perincian yang kecil dari
tipe itu.
3. Usahakan untuk tetap senantiasa berada didalam garis besar kebenaran yang luas.
4. Hindari untuk tidak menjadi dogmatik sehubungan dengan apa yang diajarkan .
5. Jangan sekali-kali mendasarkan suatu doktrin dari pengajaran tipe ini.
6. Tetaplah terbuka terhadap koreksi dari orang lain yang lebih dewasa rohaninya.

E. Khotbah Biografi.
Mengambil seseorang tokoh dalam alkitab lalu membahas dan menarik pelajaran dan
teladan darinya Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam berkotbah tipe ini adalah :

9
1. Pelajari kelahiran dari pribadi orang tersebut.
2. Pertimbangkan lingkungan dimana dia dibesarkan.
3. Pusatkan pada pembentukan Allah dalam kehidupannya.
4. Bagaimana reaksinya terhadap pembentukan tersebut.
5. Apa yang dia pelajari dari pembentukan tersebut.
6. Jika dia berhasil, Apa yang membuat orang itu berhasil .
7. Jika dia gagal, Apa yang membuar orang itu gagal.
8. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupannya.

F. Khotbah Analitis.
Mengambil satu tema tertentu dan kita harus menyelidiki dan menganalisis topik
tersebut. Contohnya :Teman hidup , Manajemen menurut alkitab.

G. Khotbah Analogi.
Berkotbah dengan cara mengajarkan kebenaran dari kasus paralel . Contohnya tema
tetang kesatuan dapat dijelaskan dengan hubungan Kristus dan jemaat Tema menjadi
saksi Kristus diterangkan dengan menjadi garam dunia .

TEHNIK PENYUSUNAN KOTBAH


Di dalam berkotbah ada beberapa unsur yang harus diketahui dalam tehnik
penyusunannya yaitu :

A. Judul
Judul biasanya dipersiapkan terakhir setelah kotbah itu tersusun. Judul biasanya
mengungkapkan hal khusus yang akan disajikan dalam kotbah dan dibuat menarik sebagai
reklame untuk berkotbah. Pemberian judul bisa saja sama persis dengan tema.
Di dalam pembuatan judul ada beberapa yang harus diperhatikan :
1. Judul harus berhubungan dengan teks

10
2. Judul harus menarik para pendengar atau pembaca.Judul harus memakai kata-kata
yang bisa membangkitkan perhatian atau rasa ingin tahu. Agar menarik maka judul
harus sesuai dengan situasi dan kebutuhan hidup.
Contoh judul yang menarik :
a. “Dicoba untuk dipercaya”,
b. “Doa yang mengubah dunia”,
Contoh judul yang kurang menarik :
c. “Elia ditepi sungai Kerit”,
d. “Doa syafaat atau Doa dan Puasa
3. Judul harus sesuai dengan martabat mimbar. Walaupun kita ingin membuat judul yang
menarik, namun kita harus tetap memberi penghargaan dan penghormatan terhadap
Firman Allah.
Contoh judul yang tidak tepat untuk kotbah :
a. “Kaum Hippie dan rok mini”,
b. “Cinta segitiga”.
4. Pada umumnya judul harus singkat.
5. Judul boleh diungkapkan dalam bentuk penegasan,pertanyaan ,seruan atau sebuah
ungkapan yang diikiuti sebuah pertanyaan

B. Pendahuluan
Pendahuluan adalah proses dimana pengkotbah berusaha mempersiapkan pikiran dan
mendapatkan perhatian para pendengar terhadap berita yang hendak dikotbahkan.
Pendahuluan itu penting untuk memperoleh perhatian, minat dan rasa ingin tahu dari jemaat
dari awal kotbah.
1. Maksud dan tujuan dari pendahulun
a. Untuk mendapatkan simpatik dari pendengar Kepribadian kitalah yang menentukan
apakah perkataan kita akan diterima atau tidak.
b. Untuk membangkitkan minat terhadap temanya Harus dikemas sedemikian rupa
dalam bentuk berita yang menimbulkan rasa tertarik sehingga pendengar menaruh
perhatian yang sungguh-sungguh.
2. Hal-hal yang diperhatikan dalam pendahuluan
a. Dalam pengungkapan pendahuluan harus singkat. Kita harus berbicara singkat dan
jangan berlarut -larut , harus meniadakan hal-hal yang tidak penting seperti
permintaan maaf yang tidak perlu, menceritakan persiapan kotbah yang dadakan
karena harus menggantikan orang lain, ucapan selamat yang panjang,
memperkenalkan diri terlalu panjang dll.
b. Pendahuluan harus menarik. Apabila kalimat-kalimat pembukanya terdiri atas hal-
hal sepele yang membosankan,konyol atau tidak relevan, kemungkinan dari awal
sudah tidak ada yang menaruh minat terhadap kotbahnya Jadi disini kita harus
membangkitkan rasa ingin tahu atau membangkitkan perhatiannya. Misalnya dengan
menyebutkan judul kotbah dan alasan mengapa kita memilih judul ini atau tema ini,
atau menceritakan hubungan tema ini dengan situasi-situasi hidup yang menyentuh
kehidupan, pemikiran,problem, kebutuhan
c. Pendahuluan harus menuntun kepada tujuan/sasaran utama kotbah.Pendahuluan
harus diarahkan langsung pada tujuan kotbah, maka pernyataan -pernyataan

11
pendahuluan harus terdiri dari serangkaian ide secara bertahap memuncak kepada
tujuan utam yang akan diuraikan.
Contoh :
Judul : Senjata rahasia Allah
Teks : Kej 18:17-33, 19:27-29
Pendahuluan :
1) Penemuan rahasia atom dan kuasa yang diperoleh manusia untuk mengerjakan
kebinasaan dengannya
2) Rahasia yang dikaruniakan Allah kepada anak-anakNya adalah suatu kuasa yang
lebih besar dari bom nuklir manapun. Senjata-senjat nuklir bersifat merusak,
tetapi senjata rahasia yang ditempatkan Allah dalam tangan orang beriman
bersifat membangun dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang berguna bagi
kepentingan manusia
Proposisi : Doa syafaat umatNya mampu menyelamatkan orang lain.
Kerangka :
1) Kebenaran tentang senjata rahasia Allah yaitu Doa syafaat
2) Allah mencari orang yang mau berdoa bagi orang lain
3) Allah mendengarkan doa syafaat kita
4) Allah menjawab doa syafaat kita
Penutup : Mengulang secara singkat apa yang menjadi kotbah kita, atau memotivasi
atau menantang sipendengar untuk ambil bagian dalam berdoa syafaat.

C. Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan sederhana mengenai pokok yang dikemukakan
pengkotbah untuk didiskusikan, diperluas, dibuktikan,atau dijelaskan dalam kotbahnya.
Proposisi ini sangat penting di dalam kotbah karena
1. Proposisi adalah pondasi seluruh struktur kotbah Sebagaimana sebuah rumah harus
dibangun dengan pondasi yang benar, oleh sebab itu setiap kata dalam proposisi
harus dirumuskan dengan hati-hati agar dapat menyatakan pikiran utama dengan
tepat.
2. Proposisi menunjukan dengan jelas arahan kotbah
Proposisi yang baik berguna untuk mengarahkan pengkotbah dan pendengar untuk
mengerti apa yang dikotbahkan. Proses pembuatan proposisi adalah tugas pengkotbah yang
paling sulit. Ada beberapa kata tanya yang biasa digunakan untuk memperoleh pikiran utama
yaitu, siapa,apa,mengapa,bagaimana,bilamana,dan dimana terhadap teks tersebut.

Dibawah ini adalah cara untuk menolong dalam pembuatan proposisi


1. Penelitian exegetika (penjelasan kritis) lengkap tentang teks diperlukan pelengkap
seperti buku tafsiran, konkordasi,peta alkitab dll
2. Temukan satu kebenaran utama dalam teks. Pada tahap ini pengkotbah perlu berdoa
dan bersandar kepada Roh Kudus untuk mendapatkan kebenaran yang dikehendaki
Tuhan untuk jemaatNya.
3. Perumusan pikiran utama/ tema

12
Setelah melakukan penelitian teks maka harus dirumuskan dalam satu pikiran pokok dan
beberapa pelengkap yang mendukung dan menjelaskan kepada pikiran pokok. Buatlah
proposisi dalam sebuah kalimat yang ringkas, tegas dan jelas yang mengungkapkan satu
pikiran utama dan menyatakan sesuatu kebenaran yang penting. Biasanya proposisi selalu
dihubungkan dengan kerangka kotbah oleh satu pertanyaan yang diikuti oleh satu kalimat
peralihan.

Contoh :
Judul : Hidup yang berkemenangan (teks Flp 1:12-21)

Pendahuluan : Sebuah kejuaraan dunia sepak bola sedang marak saat ini. Masing-
masing negara mengirimkan wakilnya untuk bertanding dan tujuan dari tiap team
sepak bola dalah meraih kemenangan dalam pertandingan tsb. Kehidupan di dunia ini
adalah suatu pertandingan yang harus dimenangkan oleh setiap kita

Proposisi : Orang Kristen dapat hidup berkemenangan di dalam Kristus


Kalimat tanya : Mengapa kemenangan ini menjadi sangat penting ?
Kalimat peralihan : Kita akan belajar mengapa Rasul Paulus dapat berkemenangan
dalam menghadapi berbagai kesulitan

Kerangka :
a. Dalam menghadapi kemalangan seperti Paulus
b. Dalam menghadapi perlawanan seperti Paulus
c. Dalam menghadapi kematian seperti Paulus

Penutup : Hanya Yesus yang mampu memberikan kekuatan untuk hidup dalam
kemenangan untuk itu tantang agar jemaat selalu bersandar pada kristus dalam segala
kehidupannya.

D. Kerangka kotbah
Kerangka kotbah harus disusun secara logika dan kronologis (teratur). Hal -hal yang
harus diperhatikan dalam membuat kerangka kotbah
1. Harus disusun bergerak maju secara bertahap dan tiap bagian harus berbeda satu sama
lain, tidak boleh saling tumpang tindih.
2. Bagian-bagiannya harus membantu kejelasan dan kesatuan pikiran utama sehingga
pengkotbah dengan mudah menguraikan secara baik dan terarur.
3. Buatlah bagian-bagiannya mudah diingat pengkotbah sehingga pengkotbah dapat
berkotbah sambil melihat jemaat dan tidak selalu melihat catatan.
4. Kerangka utama harus mengacu pada proposisi atau sasaran tema dengan setiap
bagian kerangka mendukung dalam pengembangan dan uraiannya

13
Di dalam kerangka utama dapat ditambahkan bagian pelengkap untuk mengembangkan
kerangka utama dengan menambahkan sesuatu yang harus menopang dan memperkuat
kerangka utama seperti menyodorkan bukti-bukti, kesaksian, atau ilustrasi. Namun dibagian
pelengkap ini harus dipilih yang hubungannya sejajar dengan kerangka utama dan harus
dibatasi jumlahnya. Kotbah yang monoton dari teks biasanya juga kurang menarik, maka kita
harus memberikan pelengkap seperti ilustrasi,kesaksian,bukti-bukti, dll.

Kadang-kadang kita menggunakan ilustrasi ini bertujuan


1. Memberi kejelasan pada kotbah
2. Membuat kotbah lebih menarik
3. Membuat kebenaran itu hidup

Dalam bagian pelengkap, tetap kita harus memperhatikan hal-hal berikut


1. Ilustrasi/kesaksian yang diambil harus memberi kejelasan pada kotbah
2. Gunakan Ilustrasi/kesaksian yang tepat dan jelas
3. Gunakan ilustrasi/kesaksian yang dapat dipercaya
4. Gunakan ilustrasi/kesaksian yang singkat
5. Jangan memakai ilustrasi/kesaksian sebagai dasar kebenaran kotbah .
6. Jangan memaksakan ilustarsi/kesaksian yang tidak relevan untuk mendukung
kebenaran.

V. PENUTUP
Di dalam penutupan kotbah, Ulangi kembali hal-hal penting untuk diingat pendengar
atau ringkaskan kotbah anda yang menjadi sasarannya. Lakukan tantangan untuk jemaat
mengambil keputusan di dalam perubahan hidup., jangan biarkan pendengar mengambil
keputusan sendiri tanpa anda memberikan tawaran untuk memberi keputusan saat ini.
Tawarkan hari ini jangan biarkan jemaat menunda- nunda keputusan yang baik.

PENUNJANG KEBERHASILAN KOTBAH

A. Kepribadian pengkotbah
1. Dari hasil pengamatan, pembicara di depan umum keberhasilannya dipengaruhi oleh
a. 50% Pokok pembicaraan
b. 20% Pendekatan psikologis
c. 20% Mengkomunikasikan dengan baik
d. 10% Kepribadian dari pembicara. Walaupun hanya 10% dapat membuat
keberhasilan dalam kotbah tidak maksimal.

2. Untuk itu ada beberapa tuntunan sederhana untuk pengkotbah:


a. Jadilah sebagaimana diri anda sendiri. Berhubungan dengan kepercayaan diri yang
wajar dan rasa penerimaan diri sendiri yang baik

14
b. Jangan ingin meniru seperti orang lain tetapi kita dapat belajar dari orang lain.
Beritakanlah apa yang Allah ajarkan kepadamu, bukan apa yang orang lain
ajarkan tentang Allah
c. Jujurlah terhadap diri sendiri, jangan membohongi diri sendiri
d. Jadilah bejana yang bersih
e. Lakukan dengan sepenuh hati

B. Perlengkapan bagi pengkotbah


Pengkotbah harus mempunyai perlengkapan di dalam berkotbah diantaranya
1. Visi (Konsep dari sasaran yang hendak dicapai) Setiap apa yang dikotbahkan harus
memiliki sasaran dan tujuan, untuk itu visi cukup penting.
2. Perbendaharaan kata.Komunikasikan kotbah anda di dalam kata-kata yang baik dan
dapat dimengerti oleh semua kalangan. Jangan banyak memakai istilah-istilah yang
sulit dimengerti oleh orang-orang yang tidak mengecap pendidikan akademis. Jika
anda harus memakainya maka anda harus menjelaskannya.
3. Suara. Suara pengkotbah harus jelas didengar oleh pendengar. Dalam berkotbah anda
harus belajar memberi penekanan keras atau pelan suara dimana itu menjadi hal yang
penting. Jangan biarkan suara anda terlalu cepat tanpa ada jeda ataupun suara yang
lembut dan datar sehingga terdengar sayup-sayup tetapi aturlah sedemikian rupa agar
emosi dari pendengar dipengaruhi oleh kotbah anda.
4. Pengurapan Allah. Hal ini penting agar kotbah anda menjadi hidup, berbekas di dalam
hati pendengar dan memiliki daya dorong untuk pendengar melakukannya. Oleh
sebab itu dalam mempersiapkan kotbah anda harus berdoa minta pewahyuan dari
Allah (lihat pelajaran membangun dalam roh)
5. Pengalaman Pribadi. Pengalaman pribadi dengan Tuhan itu akan membuat kotbah
anda menjadi sangat hidup dan nyata Semakin banyak anda memiliki pengalaman
pribadi dengan Tuhan semakin baik.
6. Memiliki kekayaan di dalam pengetahuan, bahan-bahan dan pengamatan terhadap
lingkungan Inipun sangat membantu anda untuk berkobah lebih menarik, bervariasi,
dan dinamis.

C. Tip dan trik agar kotbah anda tak berhasil


Dibawah ini kita akan menyodorkan beberapa hal yang dapat membuat kotbah anda gagal.
1. Jadikan popularitas anda sendiri sebagai motivasi utama, kotbahkan yang sesuai
dengan maksud tersebut yaitu agar jemaat senang pada anda, jangan pertobatkan jiwa-
jiwa
2. Hindari kotbah yang dapat menyinggung hati mereka yang berpikiran duniawi,
kotbahkan yang enak-enak saja agar jemaat betah di gereja.
3. Jangan buat penekanan-penekanan yang jelas tentang dosa, supaya tidak menggangu
hati nurani pendengar.
4. Hindarkan semua semangat yang menyala-nyala dan kesungguhan dalam
penyampaian kotbah anda. Jangan berikan kesan bahwa anda benar-benar percaya
pada apa yang anda katakan.
5. Sapalah dan gugahlah emosi pendengar dan janganlan hati nurani mereka

15
6. Berhati-hatilah ! Jangan sampai anda menyaksikan pengalaman pribadi anda
mengenai kuasa Tuhan. Biarkan pendengar tidak memiliki keyakinan bahwa anda
memiliki sesuatu yang dibutuhkan.
7. Celalah dosa secara umum saja seperti jangan membunuh, jangan mencuri, tetapi
jangan sebut dosa secara spesifik.
8. Hindarikan semua ilustrasi, pengulangan kalimat-kalimat empati yang dapat memaksa
jemaat tergugah dan kuatir akan keadaan jiwa mereka.
9. Jangan buat kesan bahwa Allah ingin jemaat berubah untuk mengambil keputusan
untuk bertobat. Biarkan jemaat memiliki kesan untuk dapat menunda pertobatan.
10. Berlama-lamalah berkotbah tentang ketidakmampuan kita untuk taat, berikan kesan
agar Allah sendiri turun untuk mengubah karakter jemaat.
11. Kotbahkan tentang hal-hal umum yang tidak membawa perubahan hidup seperti
kekudusan Allah, hukuman bagi yang hidup dalam dosa , yang dapat membuat
kegentaran orang berdosa..
12. Kotbahkan tentang injil adalah anugrah Allah, tetapi abaikan kotbah tentang
penghukuman bagi orang yang tetap hidup didalam dosa.

D. Kehidupan seorang pengkotbah


Seorang pengkotbah harus memiliki pola didalam kehidupannya yaitu
1. Memiliki kehidupan pribadi dengan Tuhan
2. Suka mempelajari Firman Tuhan dari Alkitab, buku-buku rohani.
3. Memiliki buku catatan untuk mancatat setiap kebenaran
4. Selalu hidup dalam kebenaran dan selalu memperhadapkan dirinya pada kebenararan
Firman Tuhan

E. Gambaran untuk berkotbah


Gambaran untuk seseorang berkotbah adalah “ prinsip sebuah pohon”. Apabila kita melihat
sebuah pohon maka kita akan mendapat bagian-bagian dari sebuah pohon yaitu

1. Akar
Sebagai penopang yang membuat pohon itu kokoh. Kotbahpun harus memberikan dasar
kebenaran yang kuat sebagai peletakan dasar kepada jemaat. Jangan berbicara suatu
pernyataan tanpa memberitahukan alasan yang tepat. Contoh berbicara tidak boleh nonton
televisi karena itu duniawi. Tanpa kita bijaksana untuk menjelaskannya dengan tepat. Hal itu
akan membuat jemaat merasa bingung dan salah presepsi.

2. Batang besar dan cabang -cabang


Dalam berkotbah kita harus mengambil cabang-cabang yang dekat dengan batang pokok.
Jangan ambil cabang-cabang yang terlalu jauh dari batang pokok agar cepat mencapai puncak
dari pohon tersebut.

16
3. Puncak dari Pohon
Tempat tertinggi dari sebuah pohon. Kotbah kita harus mencapai sasaran yang menjadi
klimaks di dalam berkotbah.

BAGAIMANA BERKHOTBAH YANG EFFEKTIF

Memberitakan Firman Tuhan adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran Ilahi melalui
kepribadian manusia, sehingga seorang pemberita Firman pada intinya adalah seorang
komunikator. Pengkhotbah menerima kebenaran Allah dan menerima karunia pengetahuan
dari Allah, pengkhotbah mengkomunikasikannya secara efektif kepada pendengarnya dan
Allah menyiapkan pendengar menikmati firman Nya. Sehingga khotbah yang effektif dari
seorang pemberita firman harus memahami beberapa hal yang penting yakni:

1. Melibatkan Allah.
Percayalah bahwa firman yang kita taburkan berasal dari Allah sehingga seorang
pemberita Firman harus melibatkan Allah. Pemberita Firman harus berdiam diri di hadirat
Tuhan, dan mendengarkan suara Tuhan artinya bukan mendengarkan suara hatinya. Setiap
berita Firman yang berharga, berasal dari hati dan pikiran Tuhan, yaitu sumber segala
kebenaran. Seorang pemberita Firman harus dengan tekun menyelidiki dan menerima pikiran
pikiran dan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang dikaruniakan Allah bagi orang

17
yang dengan tekun mencari Dia. Kebenaran Ilahi akan turun di dalam roh pemberita Firman.
Tetapi kita juga tidak seharusnya hanya tekun semata-mata hanya untuk "mendapatkan bahan
khotbah", tetapi kita sudah selayaknya memberikan diri terus menerus diperiksa dan ditilik
oleh Tuhan, dengan terburu-buru untuk mendapatkan bahan khotbah esok hari adalah sebuah
sikap yang salah, sehingga mustahil kebenaran Allah dapat kita terima dan pahami,
seyogianyalah kita menyediakan waktu tertentu secara tekun rutin tiap hari dan biarkanlah
kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu, sebelum kita membagikan
pada orang lain.

2. Pelajari Alkitab
Sebelum membuka dan mempelajari Alkitab berdoalah dengan sungguh-sungguh
untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam FirmanNya.
Bukalah Alkitab dan bacalah seolah dihadapan hadiratNya. Mulailah membaca dari ayat yang
sebelumnya secara lengkap karena hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara
menyeluruh dan konsisten, jangan membaca hanya dengan mengambil ayat disana-sini serta
mengabaikan maksud keseluruhan Alkitab. Dengan cara ini kita tidak terjebak dalam
pengertian Alkitab yang keliru.

3. Sediakan Sebuah Catatan


Sangatlah penting untuk membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran
dan ide-ide yang datang pada saat kita belajar dan bersaat teduh, karena kita sangat mungkin
dapat dengan mudah cepat lupa kebenaran- kebenaran yang sangat indah, jika tidak
secepatnya mencatat dan menuangkan pikiran-pikiran ide selagi masih segar dalam ingatan
kita. Berlatihlah menulis setiap kali datang pemikiran-pemikiran penting disaat kita sedang
membaca firman. Bila ada satu tema muncul dalam ingatan kita, kembangkan terus tema itu
sejauh kemampuan kita dan catatlah segala sesuatu yang dapat kita tuangkan ke dalam tema
itu. Maka dengan cara demikian suatu bahan khotbah dapat dengan cepat dikembangkan
dengan baik, apalagi jika dibantu dengan alat yang ada saat ini seperti komputer yang
dilengkapi dengan software Alkitab, software Ensiklopedia, software kamus sehingga waktu
membuka buka buku seperti konkordansi tidak diperlukan karena sudah dapat dipermudah
dengan komputer. Bacalah catatan-catatan itu seluruhnya sekali waktu dan jika ada isi catatan
yang berkembang di dalam hati kita segeralah catat. Secara pribadi kita akan merasakan dan
mengalami bahwa beberapa dari tema-tema itu akan memenuhi pikiran kita selama
berminggu-minggu, secara terus-menerus dan berkembang bila kita merenungkannya dan
melakukannya dalam kehidupan pribadi kita yang nyata. Jangan mempercayakan kebenaran
itu pada ingatan kita saja, ingatan yang paling kuat sekalipun harus di dukung oleh catatan,
apalagi kita sudah tidak muda lagi untuk mengingat ingat itu semua.

4. Persiapkan hatimu untuk memberitakan Firman


Berusahalah untuk menghindari sikap hanya mencari: “apa yang Tuhan katakan untuk
saya khotbahkan pada hari Rabu malam” maksudnya jangan hanya ingin mencari peluru
rohani supaya dapat ditembakkan ke orang lain. Kenalilah kebutuhan pokok hati kita terlebih
dahulu dan biarkan Tuhan berurusan dengan hati kita melalui Firman dan RohNya dan

18
mencuci dan membersihkan kita terlebih dahulu. Menurut literatur, salah satu cara
memberitakan firman yang paling baik dan effektif adalah membagikan apa yang sudah kita
hayati sendiri, bagaimana Tuhan memberi makan jiwa kita yang lapar dan haus, jadi jangan
kita kena jebakan sangat bersungguh-sungguh mencari makanan bagi jemaat padahal
kesehatan rohani kita sendiri terabaikan.

KESALAHAN PENGKHOTBAH YANG SERING TERJADI


Kesalahan umum yang cenderung dilakukan pemberita Firman dalam mempersiapkan
khotbahnya adalah:

1. Anggapan bahwa: "Tidak Perlu Persiapan yang Serius"


Ide yang salah jika menganggap bahwa persiapan itu tidak perlu dilakukan dengan
sungguh sungguh dan serius hal itu bisa terjadi ketika pemberita Firman mempunyai pikiran
bahwa berkhotbah tidak memerlukan banyak persiapan yang penting iman yang teguh, lalu
bediri begitu saja didepan jemaat dan berpandangan bahwa iman sesungguhnya tidak begitu
memerlukan persiapan pikiran, dan dia percaya bahwa Tuhan akan memimpin dan
mengilhamkan kata-kata untuk dikhotbahkan. Ayat kitab suci favorit bagi orang-orang
semacam ini adalah Mazmur 81:1 "... bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan
membuatnya penuh". Konteks Mazmur secara keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak
ada hubungannya dengan pemberitaan Firman sama sekali. Kecenderungan untuk
mengabaikan persiapan serius dapat dikatakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab
dan bersikap kurang matang. Pemberita Firman tipe ini biasanya suka berbicara omong
kosong tidak berbobot. Memang tidak disangkal ada pengalaman berkhotbah yang cukup
panjang dari beberapa rekan sepelayanan kita sebagai pemberita Firman namun harus tetap
disediakan waktu yang cukup dan kesungguhan yang tinggi untuk sebuah persiapan dalam
mencari ide menggali inspirasi dan menerima kehendak Tuhan,

2. Anggapan bahwa: "Saya bisa dan biasa berkhotbah “


Kesalahan yang kedua ini juga hampir seekstrim yang pertama adalah kepercayaan
yang sepenuhnya ditekankan pada kemampuan diri sendiri. Di sini ketergantungan pada Roh
Kudus dia abaikan atau kadang tidak ada sama sekali. Hal ini mungkin terjadi karena ada rasa
percaya diri yang berlebih baik karena dari latar belakang pendidikan yang dimiliki baik
karena pengalaman panjang sering berkhotbah beberapa kali dalam satu minggu, sehingga
menaruh kemampuan pada diri sendiri. Pengalaman semacam itu memang bisa menghasilkan
cara berbicara yang lancar dengan menambahkan kata sambung atau kata yang berulang tidak
pada tempatnya dan sehingga seolah-olah meyakinkan tetapi khotbahnya kering dan tandus
tidak membangun jemaat sama sekali, dan bisa dijadikan bahanolok-olokan oleh jemaat
sendiri. Jadi bagaimanapun juga, hanya urapan Roh Kudus dalam berita yang disampaikan
yang dapat melayani orang-orang dengan kehidupan dari Tuhan, jadi pemberitaan Firman
yang efektif membutuhkan aspek ke Ilahian dan kemanusiaan dan Tuhan pasti memberkati
dan mengurapi bahan-bahan pemikiran yang telah didoakan secara tekun dan yang telah
dipertimbangkan masak-masak. Biarlah persiapan kita diisi oleh persiapan yang sudah

19
dipikirkan matang-matang dan disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan kita akan
melakukan yang terbaik dan semampu mungkin, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan kita
ada pada Tuhan, bukan pada diri kita sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan
memberkati dan mengurapi Firman yang kita sampaikan.

METODE PERSIAPAN KHOTBAH

1. Tipe Khotbah yang Tertulis

Khotbah yang tertulis adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan
yang cukup lama. Metode ini memerlukan catatan yang lengkap. Seluruh isi khotbah ditulis
secara lengkap sebelum dikhotbahkan. Pengkhotbah tahu persis apa yang harus dia katakan
dan bagaimana cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis lengkap seluruhnya.
Cara seperti ini memberi perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu bagaimana
susunan kalimatnya, kata-kata yang tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang
direncanakan ada pada khotbah dan sudah dipertimbangkan secara mendetail. 12 Metode ini
memiliki kebaikan dan kelemahannya. Kebaikannya adalah bahwa seluruh bahan khotbah
sudah dikerjakan dengan sedemikian mendetail dan dengan sangat teliti. Karena itu setiap
area kebenaran yang disampaikan akan relevan dan mempunyai alasan cukup. Tidak ada
informasi yang tertinggal sedikitpun. Dapat dipastikan bahwa gaya persiapan penyusunan
khotbah seperti ini setiap pokok bahasannya mendapatkan penanganan yang lengkap dan
menyeluruh. Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata

20
tidak menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang
dipersiapkan dan disampaikan mentah mentah seperti ini bisa menjadi khotbah yang
membosankan dan pendengarnya mengantuk.

2. Tipe Catatan Kerangka

Ini adalah metode yang paling sering digunakan. Catatan dibuat sesingkat mungkin,
menyediakan garis-garis besar yang cukup dari khotbah itu untuk membangkitkan memori
dari pengkhotbah. Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita
khotbah. Artinya, catatan-catatan tersebut adalah tulang-tulang yang dapat memberi bentuk
dan susunan dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi pengkhotbah itu
berbicara, ia menaruh "daging" pada “tulang-tulang” catatan itu dan "tubuh" pada
khotbahnya. Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang dibacanya dari
catatan kerangka tersebut. Metode ini memberi kesempatan kepada pengkhotbah untuk
bergerak lebih leluasa. Si pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan catatannya. Dia akan lebih
terbuka untuk menerima ide ilham yang sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah.
Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap
membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan mampu
memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang telah dipikirkan masak-masak atas
subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian penyampaian Firman tidak
membosankan untuk didengarkan.

3. Khotbah yang Tidak Direncanakan

Gaya pemberitaan Firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat
penyampaiannya tidak disertai catatan apapun. Pokok bahasan sudah dipikirkan masak-masak
serta hati-hati sebelum disampaikan, hati dan pikiran si pembawa Firman dipenuhi oleh
aspek-aspek vital dari pesan firman yang akan disampaikannya. Gaya semacam ini sering
diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak ilham. Khotbah penginjilan dapat
disampaikan dengan lebih efektif lewat cara ini. Firman yang dibawakan mengalir dari hati
dan sering diikuti emosi yang cukup kuat. Penyampaian firman semacam ini biasanya
menarik dan berpengaruh bila disampaikan oleh pengkhotbah yang ahli dan berpengalaman.
Khotbah semacam ini sekaligus menggetar kan emosi dan membuka pikiran pendengar. Ada
dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama, khotbah semacam ini sering
kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran pendengarnya tidak
terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat disampaikan dengan luapan emosi yang
berlebihan, hingga tidak masuk akal juga tidak memberi keyakinan.

4. Kesimpulan Metode Khotbah.

Kita dapat memakai metode yang manapun ataupun dapat mengkombinasikannya.


Banyak yang menyarankan pemakaian catatan tipe kerangka dikombinasi dengan hal- hal
yang baik yang ada pada dua metode yang lainnya. Jadi catatan yang dibuat tidaklah
sedemikian lengkap dan berat agar si pemberita firman tidak terikat lekat pada catatan itu.

21
Ada kesempatan bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi masuknya
ilham yang segar walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia sedang berkhotbah.Namun di
samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur dihadapannya dan
ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara acak acakan mengenai konsep
konsep yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Membiasakan diri membuat
catatan tipe kerangka akan sangat menolong khususnya ketika kita berdiri untuk berkhotbah.
Cara ini akan membantu melatih pikiran kita untuk memiliki pola pemikiran yang teratur,
serta membantu melancarkan pesan yang kita bawakan, menjadikannya lebih mudah untuk
didengar. Bagi saya pribadi yang kategori jarang dan baru mulai berkhotbah merasa nyaman
dengan menulis seluruh materi khotbah secara lengkap jadi tipe khotbah yang tertulis. Tetapi
ketika materi khotbah sudah saya renungkan serta selidiki dan saya merasa sudah matang,
saya hapus teksnya isinya sehingga tinggal kerangkanya hal ini mudah dilakukan karena saya
tulis dengan komputer dan saya print kerangkanya dan saya selipkan didalam Alkitab saya.
Saya akan khotbahnyberusaha berkhotbah tanpa teks hanya bila perlu sekali saya dapat
melihat kerangka khotbah atau catatan khusus atau ayat Alkitab yang perlu dibacakan.

CARA BERKHOTBAH

Berkhotbah yang efektif bergantung pada dua hal yaitu apa yang akan kita katakan
dan bagaimana kita mengatakannya. Apa yang akan kita katakan sudah kita bicarakan
dibagian I didepan walaupun begitu semua yang disebutkan tadi tidak layak disampaikan jika
tidak menyentuh dan berhubungan dengan kehidupan. Demikian pula jika kita tidak punya
kemahiran dalam menyampaikannya serta menjelaskannya kepada jemaat maka khotbah
tidak akan bertahan hidup dalam hati jemaat. Dalam bagian cara berkhotbah ini referensi
banyak diambil dari literatur cara berbicara didepan umum atau berpidato. Seorang ahli
merinci bahwa komunikasi tidak hanya verbal saja tetapi juga non verbal, dan penyampaian
effektif hanya 7% berpengaruh melalui pesan pembicara lewat kata kata, 38% timbul dari
suaranya dan 55% dari ekspresi termasuk ekspresi wajahnya. Oleh karena itu disamping
unsur materi khotbah unsur penting lainnya adalah suara, gerak tubuh, bahasa, penampilan
serta kepribadian. Ketika kita menyapa jemaat ada tiga jaringan komunikasi berbeda yang
bersamaan kita lakukan yaitu kata yang kita sampaikan, intonasi suara kita, dan gerak tubuh
ekspresi wajah kita. Ada beberapa hal yang ingin kita soroti yaitu tentang suara yang muncul
sebagai unsur paling jelas dan menentukan serta gerak tubuh kita. Hal lain adalah

22
kepribadiaan pemberita Firman karena aspek kepribadian pemberita Firman sangat penting
agar jemaat tidak menolak sebelum mereka mendengar tapi mau mendengarkan kita.

SUARA.

Suara seorang pembicara menekankan apa yang ingin disampaikannya dengan


beberapa cara yaitu : variasi titi nada , penekanan, tempo dan jeda dll. Berikut ini beberapa
prinsip penggunaan suara yang harus disadari oleh pembicara yang berbicara di depan umum:

1. Titinada
Titinada adalah perpindahan suara dengan tingkat nada yang berbeda dan nada
bervariasi, kadang disebut melodi. Jika seseorang bertanya maka titinada berubah cepat dari
titinada rendah ke titinada tinggi, contoh : “Apakah saudara percaya ada neraka?” titnada
meninggi berarti sedang mengajukan pertanyaan Titinada yang monoton berdengung
membosankan seperti bunyi piano pada nada yang sama ditekan terus menerus oleh anak
kecil. Kegagalan mengontrol titinada secara efektif merupakan kegagalan berbicara dimuka
umum. Banyak humor yang harus menggunakan variasi titinada jika tidak akan menjadi tidak
lucu.

2. Penekanan
Variasi kekerasan suara bisa berguna baik untuk: penekanan ataupun menarik
perhatian. Mengubah suara menjadi semacam bisikan dapat menempatkan suatu ide seperti
huruf miring dalam tulisan yang sama efektifnya dengan suara teriakan yang keras.
Kebanyakan pembicara memakai satu tingkat kekerasan suara. Jika dimanfaatkan variasi
kekuatan suara dapat mempertinggi penyampaiannya.

3. Tempo Berbicara

Beberapa orang cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama. Hal ini juga
dapat membosankan. Saat kita berbicara usahakan kecepatannya tidak sama. Hendaknya
khotbah kita disampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga mudah ditangkap
maksudnya. Bagaimana pun juga dari waktu ke waktu kita harus mempercepat atau
memperlambat pengucapan untukmemberi variasi dan memberi penekanan pada khotbah
kita. Cobalah baca II Sam. 18 :33 b dengan keecepatan rata sama : "Anakku Absalom,
anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku,
anakku!" Lalu ucapkan kata itu dengan sangat perlahan. Lalu ucapkan dengan : Lima kata
pertama secara cepat dengan perasaan dan kalimat berikutnya dengan tempo lambat. Ternyata
variasi kecepatan berbicara mengkomunikasikan makna dan emosi yang berbeda. Ketika kita
tiba pada pernyataan kunci ataupun poin utama maka kita sampaikan dengan lambat sehingga
ada waktu pendengar untuk menangkap maksud pernyataan, dan kalimat itu menjadi
menonjol karena tempo pengucapannya khusus.

4. Jeda

23
Jeda lebih kepada berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi pendengar suatu
kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan, dan merespons. Dalam tulisan dapat berfungsi
sebagai tanda baca. Kata atau frasa pertama yang diucapkan setelah jeda akan tampil
menonjol dari apa yang mendahuluinya. Bahkan untuk penekanan yang lebih kuat kita dapat
berhenti sejenak setelah kata itu diucapkan. Jeda yang diucapkan sebelum klimaks cerita akan
menambah ketegangan. Jeda yang dramatis ini ditampilkan pembicara untuk emosi yang
mendalam dan jeda ini dapat lebih efektif daripada kata kata. Tetapi hati hati jeda yang tidak
digerakan oleh pikiran atau perasaan dapat membingungkan pendengar sama dengan tulisan
yang dipasang tanda baca yang sembarangan. Banyak pembicara yang takut dengan diam
karena dia tidak punya kontrol diri yang cukup untuk diam sebentar. Ada ketakutan dikira
pendengar dia lupa mengatakan apa yang mau dikatakan, sehingga dia berbicara dengan
aliran kata yang tiada henti. Lebih parah lagi karena ketakutan jeda dia mengambil kata kata
yang tidak ada maknanya seperti e, m, anu, ah, uh, Amin, Puji Tuhan atau mengulang kata
sambung yang tidak tepat penggunannya. Semuanya dipakai untuk menghindari jeda yang
dditakutinya dan dapat menjauhkan perhatian pendengar kepada ide yang disampaikan.
Meskipun kita jeda teruskan memandang pendengar dengan sungguh sungguh, tetapi jangan
terlalu panjang karena kebisuan panjang dapat mempengaruhi perhatian pendengar terhadap
jeda itu sendiri.

5. Artikulasi
Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas. Seorang pembicara yang baik
akan memberikan penekanan dalam berbicara dan akan memberi arti yang jelas dan akan
mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat baik. Setiap pembawa firman harus
sampai pada tahap mahir dalam hal ini sehingga jemaat dapat dengan mudah mendengarnya.
Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu sampai memaksakan diri hingga terasa tegang;
seharusnya itu merupakan suatu kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari,
berlatihlah berbicara dengan jelas.
6. Volume Suara
Volume suara merupakan faktor penting lainnya. Memberi variasi pada volume suara
dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang kita ingin tekankan. Sebagian khotbah kita
hendaknya disampaikan dengan volume suara seperti orang yang sedang bercakap-cakap. Hal
ini untuk memastikan bahwa suara kita cukup keras untuk didengar oleh semuanya, walaupun
tidak terlalu keras sehingga memekakkan telinga jemaat kita. Beberapa pelayan firman
merasa penting untuk berkhotbah sangat keras maksudnya agar jemaat mendengar jelas tetapi
kalau tingkatannya sudah tidak nyaman ditelinga sebaiknya hal ini dihindari. Bila semua
khotbah kita disampaikan dengan suara yang keras, akan menyulitkan pemberian penekanan
pada bagian yang paling penting. Jadi perlu kadang-kadang kita menurunkan suara kita,
untuk dapat memberi penekanan khusus. Maka jemaat pendengar kita akan memberi
perhatian khusus saat kita menurunkan suara kita. Mereka akan berusaha untuk
memperhatikan setiap kata yang akan kita ucapkan.

GERAK TUBUH.

24
1. Gerak tubuh sebagai Bahasa Non Verbal harus sesuai dengan apa yang ingin
disampaikan.
Bahasa non verbal memiliki peranan penting dalam komunikasi khususnya untuk
menyatakan sikap dan emosi. Ketika kita mau meminta sesuatu permintaan yang tegas
dengan mengatakan “Hal ini penting!” namun jika suara kita keluar datar saja dan tanpa
akspresi dan tubuh kita berdiri lemah maka jemaat tidak akan percaya maupun tergugah
dengan kata itu bahwa benar itu penting.

2. Penyampaian yang Efektif harus juga dengan Hasrat.


Umumnya seseorang biasa berbicara didepan umum hanyamengucapkan kata kata
tanpa hasrat hanya berpikir bagaimana menuangkan ide ide dari kepalanya dan keluar dari
mulutnya, tetapi seseorang profesional mengucapkan kata kata dengan hasrat yang kuat
sehingga apa yang mau disampaikan harus menjadi milik pendengarnya. Jadi pembicara
harus mempunyai harapan apa yang pendengar harus mengerti dan hayati, hal ini menambah
rangsangan kepada pembicara, sehingga komunikasi menyerupai percakapan yang hidup.

3. Bebaskanlah gerakan tubuh untuk melakukan apa yang dituntut oleh pikiran dan
emosi.
Jangan rintangi ekspresi ekspresi yang bersifat fisik mengiringi pikiran yang penuh
semangat, paling kurang kita membiarkan tubuh kita bergerak seperti dalam percakapan
sehari hari, lebih baik lagi kalau tubuh kita bergerak lebih bebas lebih kuat dan lebih
mendalam dari pada ekspresi sehari hari.

4. Belajar Berdiri dengan Baik


Di setiap kesempatan sepantasnya berdiri menghadap ke hadirin, berdirilah tegak,
tepat di atas dua kaki - hal ini membuat cara kita berdiri dengan baik. Berdirilah dengan tegak
menghadap jemaat, jangan bersandar pada apapun juga. Bila ada mimbar, gunakan mimbar
tersebut untuk meletakkan Alkitab dan catatan, jangan menggunakan untuk bersandar.
Dengan berdiri tegak akan membantu bernafas. Juga hal ini akan menimbulkan perasaan
tenang dan percaya diri di saat menghadapi jemaat.

5. Belajar Bergerak Secara Wajar


Tubuh kita juga dapat menyampaikan suatu pesan sama seperti yang disampaikan
melalui suara kita. Adalah penting bagaimana sikap kita saat berbicara. Kunci untuk gerakan
yang tepat ialah dengan wajar bergerak dan membiarkan secara alami. Hindarilah gerakan
tubuh yang tidak penting. Jika kita hendak menggambarkan sesuatu secara lisan, dapat juga
disampaikan ide tersebut dengan tangan kita. Biarlah cara semacam itu berlangsung secara
wajar dan spontan. Kita dapat menekankan sebuah poin yang sangat penting dengan tangan,
dan biarlah semua gerakan tangan itu sesuai dengan apa yang perlu di tekankan.

6. Pertahankan Kontak Mata dengan Jemaat Kita

25
Mata juga dapat menyampaikan suatu pesan! Mata kita jangan melihat diatas kepala
pendengar. Lihat langsung ke arah orang yang kita tuju. Biarkan pandangan kita menjelajahi
seluruh jemaat, maka setiap orang/jemaat akan juga merasakan bahwa kita sedang berbicara
kepada mereka. Dengan demikian akan ada hubungan dan kontak yang baik dengan jemaat.

7. Ingat Bahwa Ekspresi Wajah Juga Penting!


Ekspresi di wajah kita juga dapat menyampaikan suatu pesan. Hindarilah ekspresi
wajah yang `keras' bila tidak sedang menyampaikan poin tertentu. Tetapi biarkan ekspresi
wajah kita wajar serta sesuai dengan tema dan topik yang sedang disampaikan.
Bergembiralah dan penuh percaya diri, bila pokok topik yang disampaikan bukan masalah
yang sedih atau serius.

8. Perbendaharaan Kata
Perbendaharaan kata seorang pembawa firman merupakan rangkaian beberapa kata
yang dia ketahui dan yang biasa ia gunakan. Tak pelak lagi, kata-kata adalah peralatan
seorang pembawa Firman yang digunakannya untuk bekerja memenuhi panggilannya. Makin
banyak kata-kata yang kita ketahui dan mengerti, kita dapat makin fasih berkata-kata untuk
mengemukakan perasaan kita. Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat
bagi seorang seniman. Seorang pembawa firman dapat membuat gambaran yang hidup
dengan kata-kata. Saat dia menggambarkan suatu keadaan, jemaatnya mampu melihat apa
yang dia gambarkan. Kata-kata sangatlah penting bagi seseorang untuk berkomunikasi secara
efektif. Seorang pembawa Firman tanpa kata-kata bagaikan seorang pedagang tanpa barang
dagangan. Sebagai seorang pengkhotbah, kita harus menarik dalam kata-kata. Usahakan
banyak membaca, sebab dengan membaca bacaan yang baik dapat memperkaya
perbedaharaan kata kita. Setiap kali kita menjumpai sebuah kata yang kita tidak mengerti,
selidikilah dan carilah tahu apa artinya. Dan tambahkan kata baru itu pada perbendaharaan
kata kita. Mulai gunakan kata tersebut dalam konteks dan penggunaan yang benar.
Kembangkan perbendaharaan kata kita, akan makin fasih bila kita melakukannya. Orang
akan lebih tertarik mendengarkan kita, bila kita dapat membicarakan topik yang kita bawakan
dengan baik.

KEPRIBADIAN.
Pedoman umum dari sikap kepribadian ini akan kita ringkaskan

1. Jadilah Diri Kita Sendiri


Bersikaplah tenang, apa adanya dan tidak dibuat-buat. Salah satu bantuan terpenting
dalam berkhotbah adalah bersikap tenang. Ketegangan menyebabkan kegugupan. Saat
tegang, pikiran tidak berfungsi dengan baik. Perkataan tidak mengalir lancar. Kegugupan
akan mempengaruhi jemaat, dan mereka juga akan merasa tegang. Cara yang terbaik untuk
dapat tenang adalah kaitkan kotbah kita dengan Tuhan. Perbuatlah yang terbaik semampu kita
dan serahkan hasilnya kepada Tuhan. Jangan sekali-kali menampilkan kepribadian yang lain
yang bukan kita. Satu- satunya cara menenangkan diri di atas mimbar adalah menjadi diri
sendiri. Bila kita mencoba meniru untuk menjadi pengkhotbah lain, maka kesan tersebut akan

26
ditangkap dan dirasakan oleh pendengar sebagai hal yang kurang wajar/asli dari kepribadian
kita.

2. Usahakan Tidak Meniru-niru Orang Lain


Tuhan memilih kita sebab Dia ingin memakai kita. Kita memiliki beberapa
keistimewaan tersendiri yang hanya kita memilikinya, dan Tuhan memiliki rencana atasnya.
Mencoba untuk meniru-niru pengkhotbah terkenal adalah suatu kesalahan. Tidak peduli
betapa efektifnya khotbah orang tersebut, bila kita mencoba meniru dia hal itu tidak akan
menjadikannya efektif karena belum tentu pas, sama halnya seperti Daud yang mencoba
untuk memakai jubah perang Saul, sebab tidak pas untuknya, maka jubahnya tersebut hanya
lebih merupakan halangan daripada sebuah pertolongan (lih.: 1 Sam 17:38,39). Bila kita
berusaha meniru atau mencontoh seseorang, pendengar akan cepat mengetahuinya. Mereka
akan menyadari bahwa khotbah itu tidak murni dan bersungguh- sungguh, dan hanya dapat
berkomunikasi secara dangkal saja. Kita tidak akan pernah benar-benar merasa tenang dan
tentram, bila kita tidak menjadi diri kita sendiri. Pelayanan kita akan kaku dan seperti dibuat-
buat karena itu jadilah diri kita sendiri dan jadilah yang terbaik semampu kita.

3. Jujurlah Pada Diri Sendiri


Ketulusan hati dan kejujuran sangatlah penting bagi seorang pengkhotbah. Kita
adalah saluran bagi Allah - seorang juru bicara dimana melalui kita Allah berbicara pada umat
manusia. Karena itu Ia menghendaki sebuah bejana yang jujur, bebas dari kemunafikan dan
tipu muslihat.

4. Jadilah Bejana yang Bersih


Ada kemungkinan bahwa pendengar kita memiliki kerohanian yang lebih tinggi dari
kita. Jika kehidupan kita berpolusi maka kita akan menjadi polusi bagi pendengar kita. Jika
ada kepahitan di dalam diri kita, maka kepahitan itu akan tertular pada pendengar kita. Jika
kita membiarkan diri kita dikuasai sikap yang negatif, jemaat kita juga akan bersikap negatif
kepada kita. Kita akan memiliki tanggung jawab yang mutlak untuk menjadi seseorang yang
Tuhan ingin ciptakan.

5. Bersikaplah Tulus
Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidakjujuran. Hal ini akan berarti
bahwa penampilan kita sama dengan pribadi kita yang sesungguhnya. Janganlah penampilan
kita berbeda dengan pribadi kita. Bersikaplah apa adanya, jujur dan tulus. Banyak
pengkhotbah menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka terhadap publik.
Mereka menggunakan hal-hal rohani sebagai kedoknya. Hindarilah kemunafikan Tuhan jelas
tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti itu bahkan orang-orang akan dengan cepat sekali
menyadari kepalsuan itu.

6. Milikilah Rencana dan Sasaran yang Jelas

27
Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila pribadi itu
memiliki suatu sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup kita benar-benar didedikasikan
untuk menjadi pemberita Firman Tuhan, maka kepribadian kita akan berkembang sampai
mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik, yang cocok
untuk mengkomunikasikan kebenaran. Dedikasi semacam ini akan mempercepat
perkembangan kepribadian kita kedalam bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara
Allah.

7. Bersikaplah Sepenuh Hati


Tidak ada hal baik yang dapat dicapai oleh orang yang setengah-setengah dalam
mengerjakan segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang berharga dapat tercapai tanpa membayar
mahal. Serahkan diri kita sepenuh hati kepada tugas membawakan Firman yang luar biasa itu.
Biarlah tujuan itu menjadi puncak pikiran kita. Pelajarilah segala sesuatunya sebisa kita
dalam mengupas suatu pokok khotbah. Biarlah pokok subyek itu menyerap perhatian dan
motivasi kita. Buatlah hal tersebut hal terpenting dalam hidup kita, tetapkanlah untuk segala
sesuatu yang layak menerima panggilan tertinggi yang sudah Tuhan percayakan pada kita.

PENAMPILAN.
1. Luwes
Bersikaplah santai dan jadilah diri kita sendiri. Allah ingin menggunakan kepribadian
kita sebagai saluran untuk mengkomunikasikan firmanNya. Karena itulah alasan mengapa Ia
memilih dan memanggil kita. Bagaimanapun keadaan kita jangan merasa rendah diri,
terimalah diri kitaapa adanya sebab Allah sudah menerima kita. Tidak ada seorangpun yang
dapat menjadi kita sebaik yang kita lakukan!

2. Keaslian
Biarlah pesan dan sikap yang kita bawakan merupakan hasil keunikan pribadi kita
sendiri. Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lainnya. Dia menikmati perbedaan dan
variasi kepribadian di antara kita umat manusia. Gunakan kepribadian unik yang sudah Tuhan
berikan pada kita dan biarkanlah Ia mengekspresikan pikiranNya melalui hidup kita dengan
jalan yang khusus dan unik seperti yang Dia inginkan.

3. Kesederhanaan
Ada sesuatu yang sangat menarik dan menyenangkan mengenai kesederhanaan.
Jangan berusaha untuk bersikap rumit dan mendalam. Kita tidak perlu mencari perhatian
mereka demi pujian manusia. Kita ada di sana untuk melayani mereka bukan untuk dipuji dan
diperhatikan mereka.

4. Sikap yang Menarik

28
Kita yakin bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang pernah dijumpai
di dunia ini adalah Yesus Kristus! Yang dimaksud bukan penampilan jasmaniah, daya tarik
Kristus tidak berasal dari penampilan jasmaniNya, tetapi sifat dan kepribadianNya yang
sangat menawan. ( Yes 53:2) Masyarakat jelata pada zaman Yesus menyambut Dia dengan
antusias. Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang melekat pada sebuah magnet.
PadaNya ada kemurahan-pengampunan yang indah yang merupakan daya tarik bagiNya dan
sangat menawan hati orang banyak. Itulah salah satu sebab banyak orang mengikuti Dia
kemanapun Yesus pergi. Roh Kudus dapat memberikan daya tarik yang sama di dalam diri
kita.

5. Spontanitas
Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada rintangan,
lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas berarti segala sesuatu terjadi secara mudah
tanpa tekanan atau dipaksakan. Jangan mempertahankan gaya religius yang memberatkan dan
tidak wajar. Biarkan gaya komunikatif kita mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan
diri kita diikat dan dibatasi.

6. Adaptasi
Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi dengan keadaan
yang berbeda-beda. Gaya khotbah kita di setiap pertemuan akan berbeda dari yang lainnya.
Kita harus dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang ingin Roh Kudus kerjakan.
Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai dalam setiap perkumpulan orang-orang
percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci terpenting bagi pemenuhan tujuan tersebut.
Usahakan untuk tidak terlalu kaku atau ortodoks dalam pendekatan mental kita pada suatu
kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran kita fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk selalu
menantikan Allah di dalam roh kita. Bukalah roh kita untuk suaraNya sekecil apapun. Roh
Kudus mampu menciptakan banyak macam suasana hati di dalam pertemuan-pertemuan.
Kadang-kadang mereka bergembira dan bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan
hikmat. Kemampuan untuk dapat mengenali keinginan Roh Kudus, dan menggunakan situas
yang unik yang diciptakan oleh Roh Kudus, dapat memampukan kita mencapai hasil yang
diinginkan olehAllah. Kunci keberhasilan dalam pelayanan Kristen adalah "melihat cara
Tuhan bekerja, dan bekerjalah bersama Dia". dan yang pada akhirnya membuat segala
sesuatunya bermanfaat. Bila kita tidak memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah
terhadap kita, kita akan dikalahkan oleh keputus asaan dan gagal mencapai tujuan ilahi yang
telah Tuhan tentukan bagi kita.

8. Berpakaian yang Pantas


Penampilan kita sebaiknya tidak mengurangi kemampuan kita berbicara pada jemaat.
Idealnya kita berpakaian dengan pantas dan sederhana. Juga gaya dan sikap kita jangan
seakan-akan menyerang seseorang. Jangan menyebabkan jemaat menjadi tidak senang
dengan cara kita berpakaian. Karena tujuan kita adalah memenangkan dan mempengaruhi
pendengar, bukan malah membuat mereka tidak senang. Jangan berpakaian yang tidak
pantas, sehingga menarik

29
perhatian jemaat. Jika mungkin, usahakan berpakaian yang rapi, pantas dan sederhana. Dan
perlu diingat hendaknya cara berpakaian kita tidak berlawanan dengan kebiasaan yang ada di
jemaat. Kita dapat berpakaian sedikit lebih rapi dari pada jemaat, misalnya jika jemaat pakai
kemeja kita bisa diatasnya dengan menambahkan dasi dan seterusnya.

LATIHAN AKHIR
Pemberita Firman pemula harus melatih ulang khotbahnya sebelum menyampaikan
khotbahnya. Latihan dapat mengukur strruktur pesan sebab pemikiran yang kelihatan jelas
ditulisan mungkin terasa ganjil saat materi itu diucapkan disamping itu juga dapat
memantapkan gaya saat ditampilkan. Ketika dia berlatih bisa menemukan satu frasa yang
dapat memperjelas satu ide dan tidak perlu ragu ragu mengubah beberapa kata atau frasa saat
berkhotbah. Pengkhotbah harus mendapatkan suatu perkembangan pemikiran yang jelas dan
mengekspresikan dalam bahasa yang mampu mengkomunisasikan apa yang ingin dia
katakan. Jadi latihan bukan untuk membuat kita permanen tetapi latihan membuat kita
menjadi efektif. Disamping itu latihan akhir juga memperbaiki penyampaian. Seorang aktor
yang profesional juga tidak mungkin muncul dihadapan audiensnya tanpa berlatih terlebih
dahulu untuk meyakinkan semua dapat dilakukannya dengan lancar. Pengkhotbah pemula
akan merasakan manfaat dari latihan ulang yang dilakukan dengan suara penuh yang
dilakukan dengan berdiri didepan kaca dan merekam suara.. Bagi para pengkhotbah
berpengalaman bisa saja melakukannya tanpa bersuara,sedangkan yang lain cukup hanya
duduk dan memikirkan jalannya khotbah dengan membayangkan saatmereka berkhotbah
didepan jemaat. Tetapi bagi lebih baik kita mulai dari dasar sehingga dikemudian hari kita
dapat melakukannya lebih mudah.

UMPAN BALIK
Para pengkhotbah efektif mencari umpan balik dengan cara mendengarkan rekaman
suara dan sebaiknya rekaman video khotbahnya dan dilakukan setelah beberapa hari
dikhotbahkan. Ada
juga pengkhotbah mengundang sekelompok pendengar pilihan meluangkan waktu bertemu
dengan seorang yang ditunjuk dan meminta reaksi mereka terhadap khotbah yang
didengarnya. Dengan mengajukan pertanyaan : Menurut saudara apa yang disampaikan
pengkhotbah tadi ? Apakah saudara mengerti apa inti yang disampaikan tadi ? Apakah
ilustrasinya berguna ? Apakah yang bisa saudara lakukan dimasa datang sesuai dengan teks
yang disampaikan tadi ? Seandainya ada satu atau dua hal yang ingin disampaikan kepada
pengkhotbah untuk perbaikan nantinya apakah itu ? Izinkanlah mereka berbicara secara bebas

30
dan rekam suara mereka sehingga pengkhotbah dapat umpan balik untuk perbaikan
dikemudian hari. Pada akhirnya, hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan apa yang kita
cari dalam mencapai sesuatu melalui khotbah kita. Biarkan keyakinan kita diletakkan di
dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya perkembangan yang bermanfaat di saat
menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri yang disempurnakan.

31

Anda mungkin juga menyukai