0
HOMELETIK
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
(2Tim. 4:2)
DASAR PEMAHAMAN
Homiletika berasal dari kata “homilia” yang berarti “perbincangan dari hati ke hati
(heart to heart), seperti tertulis dalam Alkitab tentang percakapan segala sesuatu yang
dilakukan murid-murid Tuhan Yesus (Luk.24:14). Di dalam tradisi gereja, percakapan atau
perbincangan demikian berkembang untuk memberi tujuan kepada penyelamatan (Yak.1:21),
hikmat (2 Tim.3:15), pendidikan Kristen (2 Tim 3:16), pembangunan hidup Kristen
(Kis.20:32), dan penghiburan umat (2 Kor.1:4). Dengan begitu khotbah memiliki hubungan
dan keterkaitan dengan pelayanan seorang gembala (pendeta, penatua, dll) sebagai upaya
penyiraman rohani (1 Kor.3:6-8). Di dalam khotbah terdapat unsur rekreatif (menghibur
orang, bukan hanya diri sendiri), dan unsur edukatif (mendidik dengan mengarahkan serta
memberi jalan keluar) berdasarkan pada Firman TUHAN. Jadi khotbah harus bersandar dan
bertumpu pada andalan utamanya, Firman TUHAN. Karena itu pengkhotbah harus
memahami Firman TUHAN dengan baik dan cermat, dan memiliki keteguhan iman yang
tangguh, tidak mudah goyah. Kedekatan pengkhotbah dengan TUHAN sangat menentukan
dan harus diyakini, serta perlu serring membaca Alkitab agar menjadi pelaku-pelaku Firman
TUHAN (Yak.1:22) untuk menghidari disebut “pembohong” atau “penipu”. Penyampaian
khotbah serring disebut pemberitaan Firman TUHAN adalah sentral atau pusat dari tata
ibadah, inti dari liturgi Kristen, karena tidak perlu kuatir akan membuat orang tersinggung
atau sakit hati, atau seolah-olah menghakimi. Asal tetap memegang yang benar, adil, dan
berpedoman pada Firman Tuhan maka wajar jika hrus membuat warga jemaat terkena.
Artinya khotbah tersebut sudah mendarat, menyirami rohani warga jemaat, sehingga
diharapkan timbul kesadaran untuk kembali kepada TUHAN, dan merindukan TUHAN.
TUJUAN KHOTBAH
1
integrasi iman dan ilmu. Pertanyaan lebih lanjut, apakah berarti khotbah yang sudah mengajar
doktrin secara bertanggungjawab pasti mengakibatkan semua jemaatnya beriman beres?
Belum tentu juga, karena perubahan iman, karakter, dan kehidupan jemaat bergantung mutlak
pada kuasa Roh Kudus yang menguduskan seseorang. Meskipun tidak semua jemaat tersebut
beriman beres, gereja tetap perlu mengajar doktrin, karena Alkitab mengajar hal tersebut
(baca lagi: 2Tim. 4:1-2). Bagi para pengkhotbah sendiri, sebelum mereka berkhotbah di atas
mimbar dengan mengajar doktrin, hendaklah mereka menguji apa yang hendak mereka
ajarkan, supaya apa yang mereka ajarkan tidak menyesatkan jemaat. Hal ini pun diajarkan
Alkitab. Paulus memperingatkan anak rohaninya, Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan
awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian
engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” (1Tim. 4:16)
Khotbah bukan hanya sebagai sarana mengajar doktrin, khotbah juga sebagai sarana
untuk menguatkan iman orang Kristen. Artinya, khotbah itu harus menyampaikan
berita/pesan Firman Tuhan yang menguatkan iman orang Kristen ketika mereka menghadapi
masalah, kesulitan, sakit penyakit, dll. Dengan kata lain, khotbah bukan hanya memenuhi
pikiran saja dengan doktrin, tetapi juga berimplikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam Alkitab, Paulus adalah seorang pengkhotbah yang berkhotbah dengan mengajar
doktrin iman Kristen yang penting sambil menguatkan iman jemaat Kristen yang dia layani.
Kepada jemaat di Roma, Paulus bukan hanya mengajar doktrin (Rm. 1-11), tetapi juga
menguatkan iman jemaat Roma, salah satunya nasihat/khotbah agar jemaat Roma saling
menguatkan (Rm. 15). Hal yang sama juga terjadi pada Timotius sebagai anak rohani Paulus.
Di dalam 2Tim. 1:12, Paulus menyampaikan khotbah/nasihatnya kepada Timotius tentang
apa yang harus Timotius lakukan ketika berada di dalam penderitaan, “Itulah sebabnya aku
menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan
aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku
hingga pada hari Tuhan.” (2Tim. 1:12) Bagaimana dengan Anda yang melayani sebagai
seorang pengkhotbah? Apakah Anda berkhotbah dengan mengandalkan semua bahan
akademis yang Anda pelajari di sekolah theologi saja? Ataukah Anda hari ini berkomitmen
menyeimbangkan antara mengajar doktrin dan menguatkan iman orang Kristen di tengah
berbagai pergumulan hidup mereka?
Selain untuk mengajar doktrin dan menguatkan iman orang Kristen, khotbah juga sebagai
sarana untuk mendidik dan membangun karakter dan kehidupan Kristen. Selain iman
dibangun dan dikuatkan, orang Kristen juga perlu memiliki karakter dan kehidupan Kristen
yang terintegrasi yang memuliakan Tuhan. Untuk itulah, khotbah mimbar seharusnya sebagai
sarana mendidik jemaat Tuhan dengan karakter, moral/etika, perkataan, pikiran, dan
perbuatan yang memuliakan Tuhan. Artinya, sang pengkhotbah harus memberitakan teguran
bagi mereka/jemaat yang hidup tidak beres, misalnya selingkuh, mencuri, dll. Teguran-
teguran seperti itu dimaksudkan agar jemaat tersebut dan jemaat lain memiliki karakter, etika,
2
perkataan, dan perbuatan yang berpusat kepada Kristus dan memuliakan Tuhan. Sebelum
menegur jemaat, sang pengkhotbah sendiri harus memiliki ia memiliki karakter, motivasi,
moral/etika, perkataan, pikiran, dan perbuatan yang beres terlebih dahulu, sehingga apa yang
disampaikannya memiliki kuasa mengubah jemaat.
BENTUK-BENTUK BERKHOTBAH
3
A. Khotbah Topikal
Kotbah topik adalah suatu kotbah yang kerangka utamanya diambil dari topik / temanya
yang lepas dari teks. Khotbah topik mulai dari suatu topik atau tema dan kerangka utama
khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan.
Khotbah ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari
berbagai sumber teks, kotbah ini memiliki satu tema dan kerangka-kerangka kotbah hanya
untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung tema
tersebut. Apabila kerangka kotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema
kotbah maka khotbah topik akan melebar menjadi khotbah beberapa topik yang sering sekali
membuat sipengkotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran yang dibagikan kepada
jemaat.Hal ini berakibat sipendengar tidak dapat menangkap apa yang menjadi inti dari isi
kotbah tersebut.
Contoh :
Tema tentang Alasan - alasan doa yang tidak dijawab.
Kerangka :
Salah meminta ( yak 4 :3 )
Dosa dalam hati ( Maz 66 : 18)
Meragukan firman Tuhan ( Yak 1: 6-7
Doa yang bertele -tele ( Mat 6:7)
Ketidaktaatan tehadap firman Tuhan (Ams 28 :9)
Tidak menghormati istri ( I Pet 3:7)
Contoh diatas kerangkannya dibuat hanya untuk menguraikan suatu tema yaitu alasan -
alasan bagi doa yang tidak dijawab.Kita boleh saja berpikir tentang fakta penting lainnya
mengenai doa seperti arti doa,pentingnya doa,kuasa doa Dari,cara berdoa dan hasil doa tetapi
kita harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu tema yang dikotbahkan . Jangan kita
bercerita terlalu panjang pada suatu kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan
yang tidak ada hubungannya dengan tema kotbah . Karena hal tersebut akan membuat kotbah
kehilangan sasaran.
Contohnya :
Judul : Pengharapan orang percaya
Tema : Sifat-sifat pengharapan orang percaya
Kerangka:
Pengharapan yang hidup ( I Pet 1:3)
Pengharapan yang menyelamatkan ( I Tes 5 :8)
Pengharapan yang pasti (Ibr 6 : 19)
Pengharapan yang baik ( II Tes 2 :16)
Pengharapan yang tidak kelihatan ( Rom 8 :4)
Pengharapan yang penuh bahagia ( Tit 2:13)
Pengharapan yang kekal ( Tit 3 :7)
b. Kerangka - kerangka utamanya boleh merupakan analisa menurut urutan logika .
4
Judul : Iblis musuh utama kita
Tema : fakta-fakta utama dalam alkitab mengenai iblis.
Kerangka :
Asal mula iblis ( Yehz 28:12-17
Kejatuhan iblis ( Yes 14: 12-15)
Kuasa iblis (Efs 6 : 11-12,Luk 11: 14-18 )
Kegiatan iblis ( II Kor 4 :4, Luk 8:12, I Tes 2 :18)
Nasib iblis ( Mat 25:21)
Contoh ini kita harus menganalisa dan diatur menurut susunan logika mengenai fakta-
fakta utama dalam alkitab mengenai iblis
B. Khotbah Tektual
Kotbah tekstual adalah suatu kotbah yang bagian /kerangka utamanya diperoleh dari
satu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai
sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema kotbah itu.
Kotbah tekstual mempunyai garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu
sendiri, sehingga kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut. Teks yang
diambil bisa satu ayat atau be- berapa ayat atau satu perikop.
5
e. Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab, konteks kultural,konteks sejarah,
konteks Geografis.
6
Pendahuluan : Kasih yang seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini . Saya
sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang diperlukan oleh dunia. Dialah
yang berani berkorban karena Dia mengasihi kita.
Proposisi : Karunia Allah, yaitu AnakNya adalah satu-satunya jalan keselamatan
bagi manusia.
Kerangka :
a. Kasih Allah yang besar untuk seluruh dunia
Dia menciptakan manusia dan dunia ini
Dia mengasihi semua orang dengan kasih yang sama
Dia menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal
b. Hal itu menyebabkan Dia memberikan AnakNya yang tunggal
Betapa berharganya seorang anak bagi bapanya
Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah
Allah memberikan Dia bahkan sampai kematianNya
c. Barangsiapa menerima Kristus tidak akan binasa
Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang
Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun
Keselamatan adalah anugrah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus
Kristus.
Penutup : Tantang mereka untuk mengambil keputusan saat ini juga agar mereka
menerima Yesus sebagai juruselamatnya dan betapa bodohnya apabila menolak
dan mengabaikan pemberian ini.
C. Khotbah Ekspositori
Kotbah ekspositori adalah suatu kotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau
panjang diartikan dalam hubungan dengan satu tema. Bagian terbesar materi diambil
langsung dari nas Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang
diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama.
Kotbah tekstual hanya mengambil dari satu atau dua ayat, sedangkan kotbah ekspositori,
teksnya mungkin pendek atau panjang, mungkin mencakup pasal dan bagian demi bagian
menunjukkan jalan pikiran dan pengkotbah harus mengupas dan menjelaskan satu bagian dari
Alkitab dengan jelas . Kotbah ekspositori adalah jenis kotbah yang paling baik dan jelas
sehingga membuat jemaat lebih paham akan ajaran Alkitab.
Ada dua jenis kotbah yang bukan ekspositori tetapi sering dianggap sebagai ekspositori yaitu:
7
a. Uraian Alkitab.Suatu uraian yang terus menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang
atau pendek, yang diterangkan ayat demi ayat. Biasanya uraian tersebut terdiri dari
serangkaian keterangan -keterangan teks yang tak berhubungan atau tidak
diungkapkan dalam kesatuan struktur.
b. Ceramah Exegetik.Uraian panjang lebar tentang arti sebuah teks, dengan atau tanpa
susunan logis atau penerapan praktis.
Sangat penting pengkotbah mampu menelaah secara dalam tentang Firman Tuhan, namun
dalam kotbah ekspositori bukanlah menerangkan proses studinya sehingga kotbahnya sarat
dengan bahan penafsiran padahal penafsiran bukanlah tujuan utama sebuah kotbah
ekspositori. Penafsiran hanyalah alat untuk menemukan kebenaran yang ada pada teks. Jadi
pengkotbah seharusnya hanya memasukan seluk beluk yang berhubungan dengan topik.
Materi lain dalam teks walaupun begitu menarik harus disisihkan dengan tegas.
Sipengkotbah harus konsisten dengan teks/topik yang sedang dijelaskan secara ekspositori
sehingga dapat dengan mudah memotivasi mereka dan mudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
8
Contoh-contohnya :
Teks diambil dari Luk 8:41 - 48 (Tentang perempuan yang menderita sakit 12 thn
lamanya)
Judul dan tema : Pergilah dengan sejahtera
Pendahuluan : Menjelaskan pentingnya damai sejahtera bagi hidup manusia
Proposisi : Disembuhkan karena iman
Kerangka :
1. Perempuan ini tidak memiliki damai sejahtera
Dia terus-menerus menderita sakit selama 12 tahun
Dia sudah menghabiskan uangnya untuk berobat, sekarang ia sudah tidak
mempunyai apa-apa lagi.
Dia sangat kecewa dan tidak mempunyai semangat tinggi
Dia putus asa karena tidak seorangpun dapat menolongnya
2. Bagaimana dia datang kepada Yesus
Dia mendengar tentang apa yang dilakukan Yesus pada orang lain
Dia bertekad, bahwa dia akan memohon kepadaNya
Dia menetapkan imannya “asal kujamah saja jubahNya, aku akan
sembuh”
Dia mengatasi rintangan
Dia datang kepada Yesus dan menjamah JubahNya dengan iman
Kehidupan Yesus mengalir dalam hidupnya dan ia sembuh
3. Keselamatannya
Kristus menghendaki pengakuan imannya
Yesus menyebutnya “anakKu”, dia diterima dalam keluarga Allah
Wanita ini menerima kesembuhan dan pergi dengan damai sejahtera
Penutup : Perempuan itu pergi sebagai orang yang sudah diperbaharui, anda dapat
diperbaharui jika anda datang kepada Kristus dalam iman.
E. Khotbah Biografi.
Mengambil seseorang tokoh dalam alkitab lalu membahas dan menarik pelajaran dan
teladan darinya Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam berkotbah tipe ini adalah :
9
1. Pelajari kelahiran dari pribadi orang tersebut.
2. Pertimbangkan lingkungan dimana dia dibesarkan.
3. Pusatkan pada pembentukan Allah dalam kehidupannya.
4. Bagaimana reaksinya terhadap pembentukan tersebut.
5. Apa yang dia pelajari dari pembentukan tersebut.
6. Jika dia berhasil, Apa yang membuat orang itu berhasil .
7. Jika dia gagal, Apa yang membuar orang itu gagal.
8. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupannya.
F. Khotbah Analitis.
Mengambil satu tema tertentu dan kita harus menyelidiki dan menganalisis topik
tersebut. Contohnya :Teman hidup , Manajemen menurut alkitab.
G. Khotbah Analogi.
Berkotbah dengan cara mengajarkan kebenaran dari kasus paralel . Contohnya tema
tetang kesatuan dapat dijelaskan dengan hubungan Kristus dan jemaat Tema menjadi
saksi Kristus diterangkan dengan menjadi garam dunia .
A. Judul
Judul biasanya dipersiapkan terakhir setelah kotbah itu tersusun. Judul biasanya
mengungkapkan hal khusus yang akan disajikan dalam kotbah dan dibuat menarik sebagai
reklame untuk berkotbah. Pemberian judul bisa saja sama persis dengan tema.
Di dalam pembuatan judul ada beberapa yang harus diperhatikan :
1. Judul harus berhubungan dengan teks
10
2. Judul harus menarik para pendengar atau pembaca.Judul harus memakai kata-kata
yang bisa membangkitkan perhatian atau rasa ingin tahu. Agar menarik maka judul
harus sesuai dengan situasi dan kebutuhan hidup.
Contoh judul yang menarik :
a. “Dicoba untuk dipercaya”,
b. “Doa yang mengubah dunia”,
Contoh judul yang kurang menarik :
c. “Elia ditepi sungai Kerit”,
d. “Doa syafaat atau Doa dan Puasa
3. Judul harus sesuai dengan martabat mimbar. Walaupun kita ingin membuat judul yang
menarik, namun kita harus tetap memberi penghargaan dan penghormatan terhadap
Firman Allah.
Contoh judul yang tidak tepat untuk kotbah :
a. “Kaum Hippie dan rok mini”,
b. “Cinta segitiga”.
4. Pada umumnya judul harus singkat.
5. Judul boleh diungkapkan dalam bentuk penegasan,pertanyaan ,seruan atau sebuah
ungkapan yang diikiuti sebuah pertanyaan
B. Pendahuluan
Pendahuluan adalah proses dimana pengkotbah berusaha mempersiapkan pikiran dan
mendapatkan perhatian para pendengar terhadap berita yang hendak dikotbahkan.
Pendahuluan itu penting untuk memperoleh perhatian, minat dan rasa ingin tahu dari jemaat
dari awal kotbah.
1. Maksud dan tujuan dari pendahulun
a. Untuk mendapatkan simpatik dari pendengar Kepribadian kitalah yang menentukan
apakah perkataan kita akan diterima atau tidak.
b. Untuk membangkitkan minat terhadap temanya Harus dikemas sedemikian rupa
dalam bentuk berita yang menimbulkan rasa tertarik sehingga pendengar menaruh
perhatian yang sungguh-sungguh.
2. Hal-hal yang diperhatikan dalam pendahuluan
a. Dalam pengungkapan pendahuluan harus singkat. Kita harus berbicara singkat dan
jangan berlarut -larut , harus meniadakan hal-hal yang tidak penting seperti
permintaan maaf yang tidak perlu, menceritakan persiapan kotbah yang dadakan
karena harus menggantikan orang lain, ucapan selamat yang panjang,
memperkenalkan diri terlalu panjang dll.
b. Pendahuluan harus menarik. Apabila kalimat-kalimat pembukanya terdiri atas hal-
hal sepele yang membosankan,konyol atau tidak relevan, kemungkinan dari awal
sudah tidak ada yang menaruh minat terhadap kotbahnya Jadi disini kita harus
membangkitkan rasa ingin tahu atau membangkitkan perhatiannya. Misalnya dengan
menyebutkan judul kotbah dan alasan mengapa kita memilih judul ini atau tema ini,
atau menceritakan hubungan tema ini dengan situasi-situasi hidup yang menyentuh
kehidupan, pemikiran,problem, kebutuhan
c. Pendahuluan harus menuntun kepada tujuan/sasaran utama kotbah.Pendahuluan
harus diarahkan langsung pada tujuan kotbah, maka pernyataan -pernyataan
11
pendahuluan harus terdiri dari serangkaian ide secara bertahap memuncak kepada
tujuan utam yang akan diuraikan.
Contoh :
Judul : Senjata rahasia Allah
Teks : Kej 18:17-33, 19:27-29
Pendahuluan :
1) Penemuan rahasia atom dan kuasa yang diperoleh manusia untuk mengerjakan
kebinasaan dengannya
2) Rahasia yang dikaruniakan Allah kepada anak-anakNya adalah suatu kuasa yang
lebih besar dari bom nuklir manapun. Senjata-senjat nuklir bersifat merusak,
tetapi senjata rahasia yang ditempatkan Allah dalam tangan orang beriman
bersifat membangun dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang berguna bagi
kepentingan manusia
Proposisi : Doa syafaat umatNya mampu menyelamatkan orang lain.
Kerangka :
1) Kebenaran tentang senjata rahasia Allah yaitu Doa syafaat
2) Allah mencari orang yang mau berdoa bagi orang lain
3) Allah mendengarkan doa syafaat kita
4) Allah menjawab doa syafaat kita
Penutup : Mengulang secara singkat apa yang menjadi kotbah kita, atau memotivasi
atau menantang sipendengar untuk ambil bagian dalam berdoa syafaat.
C. Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan sederhana mengenai pokok yang dikemukakan
pengkotbah untuk didiskusikan, diperluas, dibuktikan,atau dijelaskan dalam kotbahnya.
Proposisi ini sangat penting di dalam kotbah karena
1. Proposisi adalah pondasi seluruh struktur kotbah Sebagaimana sebuah rumah harus
dibangun dengan pondasi yang benar, oleh sebab itu setiap kata dalam proposisi
harus dirumuskan dengan hati-hati agar dapat menyatakan pikiran utama dengan
tepat.
2. Proposisi menunjukan dengan jelas arahan kotbah
Proposisi yang baik berguna untuk mengarahkan pengkotbah dan pendengar untuk
mengerti apa yang dikotbahkan. Proses pembuatan proposisi adalah tugas pengkotbah yang
paling sulit. Ada beberapa kata tanya yang biasa digunakan untuk memperoleh pikiran utama
yaitu, siapa,apa,mengapa,bagaimana,bilamana,dan dimana terhadap teks tersebut.
12
Setelah melakukan penelitian teks maka harus dirumuskan dalam satu pikiran pokok dan
beberapa pelengkap yang mendukung dan menjelaskan kepada pikiran pokok. Buatlah
proposisi dalam sebuah kalimat yang ringkas, tegas dan jelas yang mengungkapkan satu
pikiran utama dan menyatakan sesuatu kebenaran yang penting. Biasanya proposisi selalu
dihubungkan dengan kerangka kotbah oleh satu pertanyaan yang diikuti oleh satu kalimat
peralihan.
Contoh :
Judul : Hidup yang berkemenangan (teks Flp 1:12-21)
Pendahuluan : Sebuah kejuaraan dunia sepak bola sedang marak saat ini. Masing-
masing negara mengirimkan wakilnya untuk bertanding dan tujuan dari tiap team
sepak bola dalah meraih kemenangan dalam pertandingan tsb. Kehidupan di dunia ini
adalah suatu pertandingan yang harus dimenangkan oleh setiap kita
Kerangka :
a. Dalam menghadapi kemalangan seperti Paulus
b. Dalam menghadapi perlawanan seperti Paulus
c. Dalam menghadapi kematian seperti Paulus
Penutup : Hanya Yesus yang mampu memberikan kekuatan untuk hidup dalam
kemenangan untuk itu tantang agar jemaat selalu bersandar pada kristus dalam segala
kehidupannya.
D. Kerangka kotbah
Kerangka kotbah harus disusun secara logika dan kronologis (teratur). Hal -hal yang
harus diperhatikan dalam membuat kerangka kotbah
1. Harus disusun bergerak maju secara bertahap dan tiap bagian harus berbeda satu sama
lain, tidak boleh saling tumpang tindih.
2. Bagian-bagiannya harus membantu kejelasan dan kesatuan pikiran utama sehingga
pengkotbah dengan mudah menguraikan secara baik dan terarur.
3. Buatlah bagian-bagiannya mudah diingat pengkotbah sehingga pengkotbah dapat
berkotbah sambil melihat jemaat dan tidak selalu melihat catatan.
4. Kerangka utama harus mengacu pada proposisi atau sasaran tema dengan setiap
bagian kerangka mendukung dalam pengembangan dan uraiannya
13
Di dalam kerangka utama dapat ditambahkan bagian pelengkap untuk mengembangkan
kerangka utama dengan menambahkan sesuatu yang harus menopang dan memperkuat
kerangka utama seperti menyodorkan bukti-bukti, kesaksian, atau ilustrasi. Namun dibagian
pelengkap ini harus dipilih yang hubungannya sejajar dengan kerangka utama dan harus
dibatasi jumlahnya. Kotbah yang monoton dari teks biasanya juga kurang menarik, maka kita
harus memberikan pelengkap seperti ilustrasi,kesaksian,bukti-bukti, dll.
V. PENUTUP
Di dalam penutupan kotbah, Ulangi kembali hal-hal penting untuk diingat pendengar
atau ringkaskan kotbah anda yang menjadi sasarannya. Lakukan tantangan untuk jemaat
mengambil keputusan di dalam perubahan hidup., jangan biarkan pendengar mengambil
keputusan sendiri tanpa anda memberikan tawaran untuk memberi keputusan saat ini.
Tawarkan hari ini jangan biarkan jemaat menunda- nunda keputusan yang baik.
A. Kepribadian pengkotbah
1. Dari hasil pengamatan, pembicara di depan umum keberhasilannya dipengaruhi oleh
a. 50% Pokok pembicaraan
b. 20% Pendekatan psikologis
c. 20% Mengkomunikasikan dengan baik
d. 10% Kepribadian dari pembicara. Walaupun hanya 10% dapat membuat
keberhasilan dalam kotbah tidak maksimal.
14
b. Jangan ingin meniru seperti orang lain tetapi kita dapat belajar dari orang lain.
Beritakanlah apa yang Allah ajarkan kepadamu, bukan apa yang orang lain
ajarkan tentang Allah
c. Jujurlah terhadap diri sendiri, jangan membohongi diri sendiri
d. Jadilah bejana yang bersih
e. Lakukan dengan sepenuh hati
15
6. Berhati-hatilah ! Jangan sampai anda menyaksikan pengalaman pribadi anda
mengenai kuasa Tuhan. Biarkan pendengar tidak memiliki keyakinan bahwa anda
memiliki sesuatu yang dibutuhkan.
7. Celalah dosa secara umum saja seperti jangan membunuh, jangan mencuri, tetapi
jangan sebut dosa secara spesifik.
8. Hindarikan semua ilustrasi, pengulangan kalimat-kalimat empati yang dapat memaksa
jemaat tergugah dan kuatir akan keadaan jiwa mereka.
9. Jangan buat kesan bahwa Allah ingin jemaat berubah untuk mengambil keputusan
untuk bertobat. Biarkan jemaat memiliki kesan untuk dapat menunda pertobatan.
10. Berlama-lamalah berkotbah tentang ketidakmampuan kita untuk taat, berikan kesan
agar Allah sendiri turun untuk mengubah karakter jemaat.
11. Kotbahkan tentang hal-hal umum yang tidak membawa perubahan hidup seperti
kekudusan Allah, hukuman bagi yang hidup dalam dosa , yang dapat membuat
kegentaran orang berdosa..
12. Kotbahkan tentang injil adalah anugrah Allah, tetapi abaikan kotbah tentang
penghukuman bagi orang yang tetap hidup didalam dosa.
1. Akar
Sebagai penopang yang membuat pohon itu kokoh. Kotbahpun harus memberikan dasar
kebenaran yang kuat sebagai peletakan dasar kepada jemaat. Jangan berbicara suatu
pernyataan tanpa memberitahukan alasan yang tepat. Contoh berbicara tidak boleh nonton
televisi karena itu duniawi. Tanpa kita bijaksana untuk menjelaskannya dengan tepat. Hal itu
akan membuat jemaat merasa bingung dan salah presepsi.
16
3. Puncak dari Pohon
Tempat tertinggi dari sebuah pohon. Kotbah kita harus mencapai sasaran yang menjadi
klimaks di dalam berkotbah.
Memberitakan Firman Tuhan adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran Ilahi melalui
kepribadian manusia, sehingga seorang pemberita Firman pada intinya adalah seorang
komunikator. Pengkhotbah menerima kebenaran Allah dan menerima karunia pengetahuan
dari Allah, pengkhotbah mengkomunikasikannya secara efektif kepada pendengarnya dan
Allah menyiapkan pendengar menikmati firman Nya. Sehingga khotbah yang effektif dari
seorang pemberita firman harus memahami beberapa hal yang penting yakni:
1. Melibatkan Allah.
Percayalah bahwa firman yang kita taburkan berasal dari Allah sehingga seorang
pemberita Firman harus melibatkan Allah. Pemberita Firman harus berdiam diri di hadirat
Tuhan, dan mendengarkan suara Tuhan artinya bukan mendengarkan suara hatinya. Setiap
berita Firman yang berharga, berasal dari hati dan pikiran Tuhan, yaitu sumber segala
kebenaran. Seorang pemberita Firman harus dengan tekun menyelidiki dan menerima pikiran
pikiran dan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang dikaruniakan Allah bagi orang
17
yang dengan tekun mencari Dia. Kebenaran Ilahi akan turun di dalam roh pemberita Firman.
Tetapi kita juga tidak seharusnya hanya tekun semata-mata hanya untuk "mendapatkan bahan
khotbah", tetapi kita sudah selayaknya memberikan diri terus menerus diperiksa dan ditilik
oleh Tuhan, dengan terburu-buru untuk mendapatkan bahan khotbah esok hari adalah sebuah
sikap yang salah, sehingga mustahil kebenaran Allah dapat kita terima dan pahami,
seyogianyalah kita menyediakan waktu tertentu secara tekun rutin tiap hari dan biarkanlah
kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu, sebelum kita membagikan
pada orang lain.
2. Pelajari Alkitab
Sebelum membuka dan mempelajari Alkitab berdoalah dengan sungguh-sungguh
untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam FirmanNya.
Bukalah Alkitab dan bacalah seolah dihadapan hadiratNya. Mulailah membaca dari ayat yang
sebelumnya secara lengkap karena hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara
menyeluruh dan konsisten, jangan membaca hanya dengan mengambil ayat disana-sini serta
mengabaikan maksud keseluruhan Alkitab. Dengan cara ini kita tidak terjebak dalam
pengertian Alkitab yang keliru.
18
mencuci dan membersihkan kita terlebih dahulu. Menurut literatur, salah satu cara
memberitakan firman yang paling baik dan effektif adalah membagikan apa yang sudah kita
hayati sendiri, bagaimana Tuhan memberi makan jiwa kita yang lapar dan haus, jadi jangan
kita kena jebakan sangat bersungguh-sungguh mencari makanan bagi jemaat padahal
kesehatan rohani kita sendiri terabaikan.
19
dipikirkan matang-matang dan disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan kita akan
melakukan yang terbaik dan semampu mungkin, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan kita
ada pada Tuhan, bukan pada diri kita sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan
memberkati dan mengurapi Firman yang kita sampaikan.
Khotbah yang tertulis adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan
yang cukup lama. Metode ini memerlukan catatan yang lengkap. Seluruh isi khotbah ditulis
secara lengkap sebelum dikhotbahkan. Pengkhotbah tahu persis apa yang harus dia katakan
dan bagaimana cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis lengkap seluruhnya.
Cara seperti ini memberi perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu bagaimana
susunan kalimatnya, kata-kata yang tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang
direncanakan ada pada khotbah dan sudah dipertimbangkan secara mendetail. 12 Metode ini
memiliki kebaikan dan kelemahannya. Kebaikannya adalah bahwa seluruh bahan khotbah
sudah dikerjakan dengan sedemikian mendetail dan dengan sangat teliti. Karena itu setiap
area kebenaran yang disampaikan akan relevan dan mempunyai alasan cukup. Tidak ada
informasi yang tertinggal sedikitpun. Dapat dipastikan bahwa gaya persiapan penyusunan
khotbah seperti ini setiap pokok bahasannya mendapatkan penanganan yang lengkap dan
menyeluruh. Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata
20
tidak menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang
dipersiapkan dan disampaikan mentah mentah seperti ini bisa menjadi khotbah yang
membosankan dan pendengarnya mengantuk.
Ini adalah metode yang paling sering digunakan. Catatan dibuat sesingkat mungkin,
menyediakan garis-garis besar yang cukup dari khotbah itu untuk membangkitkan memori
dari pengkhotbah. Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita
khotbah. Artinya, catatan-catatan tersebut adalah tulang-tulang yang dapat memberi bentuk
dan susunan dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi pengkhotbah itu
berbicara, ia menaruh "daging" pada “tulang-tulang” catatan itu dan "tubuh" pada
khotbahnya. Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang dibacanya dari
catatan kerangka tersebut. Metode ini memberi kesempatan kepada pengkhotbah untuk
bergerak lebih leluasa. Si pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan catatannya. Dia akan lebih
terbuka untuk menerima ide ilham yang sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah.
Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap
membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan mampu
memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang telah dipikirkan masak-masak atas
subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian penyampaian Firman tidak
membosankan untuk didengarkan.
Gaya pemberitaan Firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat
penyampaiannya tidak disertai catatan apapun. Pokok bahasan sudah dipikirkan masak-masak
serta hati-hati sebelum disampaikan, hati dan pikiran si pembawa Firman dipenuhi oleh
aspek-aspek vital dari pesan firman yang akan disampaikannya. Gaya semacam ini sering
diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak ilham. Khotbah penginjilan dapat
disampaikan dengan lebih efektif lewat cara ini. Firman yang dibawakan mengalir dari hati
dan sering diikuti emosi yang cukup kuat. Penyampaian firman semacam ini biasanya
menarik dan berpengaruh bila disampaikan oleh pengkhotbah yang ahli dan berpengalaman.
Khotbah semacam ini sekaligus menggetar kan emosi dan membuka pikiran pendengar. Ada
dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama, khotbah semacam ini sering
kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran pendengarnya tidak
terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat disampaikan dengan luapan emosi yang
berlebihan, hingga tidak masuk akal juga tidak memberi keyakinan.
21
Ada kesempatan bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi masuknya
ilham yang segar walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia sedang berkhotbah.Namun di
samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur dihadapannya dan
ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara acak acakan mengenai konsep
konsep yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Membiasakan diri membuat
catatan tipe kerangka akan sangat menolong khususnya ketika kita berdiri untuk berkhotbah.
Cara ini akan membantu melatih pikiran kita untuk memiliki pola pemikiran yang teratur,
serta membantu melancarkan pesan yang kita bawakan, menjadikannya lebih mudah untuk
didengar. Bagi saya pribadi yang kategori jarang dan baru mulai berkhotbah merasa nyaman
dengan menulis seluruh materi khotbah secara lengkap jadi tipe khotbah yang tertulis. Tetapi
ketika materi khotbah sudah saya renungkan serta selidiki dan saya merasa sudah matang,
saya hapus teksnya isinya sehingga tinggal kerangkanya hal ini mudah dilakukan karena saya
tulis dengan komputer dan saya print kerangkanya dan saya selipkan didalam Alkitab saya.
Saya akan khotbahnyberusaha berkhotbah tanpa teks hanya bila perlu sekali saya dapat
melihat kerangka khotbah atau catatan khusus atau ayat Alkitab yang perlu dibacakan.
CARA BERKHOTBAH
Berkhotbah yang efektif bergantung pada dua hal yaitu apa yang akan kita katakan
dan bagaimana kita mengatakannya. Apa yang akan kita katakan sudah kita bicarakan
dibagian I didepan walaupun begitu semua yang disebutkan tadi tidak layak disampaikan jika
tidak menyentuh dan berhubungan dengan kehidupan. Demikian pula jika kita tidak punya
kemahiran dalam menyampaikannya serta menjelaskannya kepada jemaat maka khotbah
tidak akan bertahan hidup dalam hati jemaat. Dalam bagian cara berkhotbah ini referensi
banyak diambil dari literatur cara berbicara didepan umum atau berpidato. Seorang ahli
merinci bahwa komunikasi tidak hanya verbal saja tetapi juga non verbal, dan penyampaian
effektif hanya 7% berpengaruh melalui pesan pembicara lewat kata kata, 38% timbul dari
suaranya dan 55% dari ekspresi termasuk ekspresi wajahnya. Oleh karena itu disamping
unsur materi khotbah unsur penting lainnya adalah suara, gerak tubuh, bahasa, penampilan
serta kepribadian. Ketika kita menyapa jemaat ada tiga jaringan komunikasi berbeda yang
bersamaan kita lakukan yaitu kata yang kita sampaikan, intonasi suara kita, dan gerak tubuh
ekspresi wajah kita. Ada beberapa hal yang ingin kita soroti yaitu tentang suara yang muncul
sebagai unsur paling jelas dan menentukan serta gerak tubuh kita. Hal lain adalah
22
kepribadiaan pemberita Firman karena aspek kepribadian pemberita Firman sangat penting
agar jemaat tidak menolak sebelum mereka mendengar tapi mau mendengarkan kita.
SUARA.
1. Titinada
Titinada adalah perpindahan suara dengan tingkat nada yang berbeda dan nada
bervariasi, kadang disebut melodi. Jika seseorang bertanya maka titinada berubah cepat dari
titinada rendah ke titinada tinggi, contoh : “Apakah saudara percaya ada neraka?” titnada
meninggi berarti sedang mengajukan pertanyaan Titinada yang monoton berdengung
membosankan seperti bunyi piano pada nada yang sama ditekan terus menerus oleh anak
kecil. Kegagalan mengontrol titinada secara efektif merupakan kegagalan berbicara dimuka
umum. Banyak humor yang harus menggunakan variasi titinada jika tidak akan menjadi tidak
lucu.
2. Penekanan
Variasi kekerasan suara bisa berguna baik untuk: penekanan ataupun menarik
perhatian. Mengubah suara menjadi semacam bisikan dapat menempatkan suatu ide seperti
huruf miring dalam tulisan yang sama efektifnya dengan suara teriakan yang keras.
Kebanyakan pembicara memakai satu tingkat kekerasan suara. Jika dimanfaatkan variasi
kekuatan suara dapat mempertinggi penyampaiannya.
3. Tempo Berbicara
Beberapa orang cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama. Hal ini juga
dapat membosankan. Saat kita berbicara usahakan kecepatannya tidak sama. Hendaknya
khotbah kita disampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga mudah ditangkap
maksudnya. Bagaimana pun juga dari waktu ke waktu kita harus mempercepat atau
memperlambat pengucapan untukmemberi variasi dan memberi penekanan pada khotbah
kita. Cobalah baca II Sam. 18 :33 b dengan keecepatan rata sama : "Anakku Absalom,
anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku,
anakku!" Lalu ucapkan kata itu dengan sangat perlahan. Lalu ucapkan dengan : Lima kata
pertama secara cepat dengan perasaan dan kalimat berikutnya dengan tempo lambat. Ternyata
variasi kecepatan berbicara mengkomunikasikan makna dan emosi yang berbeda. Ketika kita
tiba pada pernyataan kunci ataupun poin utama maka kita sampaikan dengan lambat sehingga
ada waktu pendengar untuk menangkap maksud pernyataan, dan kalimat itu menjadi
menonjol karena tempo pengucapannya khusus.
4. Jeda
23
Jeda lebih kepada berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi pendengar suatu
kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan, dan merespons. Dalam tulisan dapat berfungsi
sebagai tanda baca. Kata atau frasa pertama yang diucapkan setelah jeda akan tampil
menonjol dari apa yang mendahuluinya. Bahkan untuk penekanan yang lebih kuat kita dapat
berhenti sejenak setelah kata itu diucapkan. Jeda yang diucapkan sebelum klimaks cerita akan
menambah ketegangan. Jeda yang dramatis ini ditampilkan pembicara untuk emosi yang
mendalam dan jeda ini dapat lebih efektif daripada kata kata. Tetapi hati hati jeda yang tidak
digerakan oleh pikiran atau perasaan dapat membingungkan pendengar sama dengan tulisan
yang dipasang tanda baca yang sembarangan. Banyak pembicara yang takut dengan diam
karena dia tidak punya kontrol diri yang cukup untuk diam sebentar. Ada ketakutan dikira
pendengar dia lupa mengatakan apa yang mau dikatakan, sehingga dia berbicara dengan
aliran kata yang tiada henti. Lebih parah lagi karena ketakutan jeda dia mengambil kata kata
yang tidak ada maknanya seperti e, m, anu, ah, uh, Amin, Puji Tuhan atau mengulang kata
sambung yang tidak tepat penggunannya. Semuanya dipakai untuk menghindari jeda yang
dditakutinya dan dapat menjauhkan perhatian pendengar kepada ide yang disampaikan.
Meskipun kita jeda teruskan memandang pendengar dengan sungguh sungguh, tetapi jangan
terlalu panjang karena kebisuan panjang dapat mempengaruhi perhatian pendengar terhadap
jeda itu sendiri.
5. Artikulasi
Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas. Seorang pembicara yang baik
akan memberikan penekanan dalam berbicara dan akan memberi arti yang jelas dan akan
mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat baik. Setiap pembawa firman harus
sampai pada tahap mahir dalam hal ini sehingga jemaat dapat dengan mudah mendengarnya.
Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu sampai memaksakan diri hingga terasa tegang;
seharusnya itu merupakan suatu kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari,
berlatihlah berbicara dengan jelas.
6. Volume Suara
Volume suara merupakan faktor penting lainnya. Memberi variasi pada volume suara
dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang kita ingin tekankan. Sebagian khotbah kita
hendaknya disampaikan dengan volume suara seperti orang yang sedang bercakap-cakap. Hal
ini untuk memastikan bahwa suara kita cukup keras untuk didengar oleh semuanya, walaupun
tidak terlalu keras sehingga memekakkan telinga jemaat kita. Beberapa pelayan firman
merasa penting untuk berkhotbah sangat keras maksudnya agar jemaat mendengar jelas tetapi
kalau tingkatannya sudah tidak nyaman ditelinga sebaiknya hal ini dihindari. Bila semua
khotbah kita disampaikan dengan suara yang keras, akan menyulitkan pemberian penekanan
pada bagian yang paling penting. Jadi perlu kadang-kadang kita menurunkan suara kita,
untuk dapat memberi penekanan khusus. Maka jemaat pendengar kita akan memberi
perhatian khusus saat kita menurunkan suara kita. Mereka akan berusaha untuk
memperhatikan setiap kata yang akan kita ucapkan.
GERAK TUBUH.
24
1. Gerak tubuh sebagai Bahasa Non Verbal harus sesuai dengan apa yang ingin
disampaikan.
Bahasa non verbal memiliki peranan penting dalam komunikasi khususnya untuk
menyatakan sikap dan emosi. Ketika kita mau meminta sesuatu permintaan yang tegas
dengan mengatakan “Hal ini penting!” namun jika suara kita keluar datar saja dan tanpa
akspresi dan tubuh kita berdiri lemah maka jemaat tidak akan percaya maupun tergugah
dengan kata itu bahwa benar itu penting.
3. Bebaskanlah gerakan tubuh untuk melakukan apa yang dituntut oleh pikiran dan
emosi.
Jangan rintangi ekspresi ekspresi yang bersifat fisik mengiringi pikiran yang penuh
semangat, paling kurang kita membiarkan tubuh kita bergerak seperti dalam percakapan
sehari hari, lebih baik lagi kalau tubuh kita bergerak lebih bebas lebih kuat dan lebih
mendalam dari pada ekspresi sehari hari.
25
Mata juga dapat menyampaikan suatu pesan! Mata kita jangan melihat diatas kepala
pendengar. Lihat langsung ke arah orang yang kita tuju. Biarkan pandangan kita menjelajahi
seluruh jemaat, maka setiap orang/jemaat akan juga merasakan bahwa kita sedang berbicara
kepada mereka. Dengan demikian akan ada hubungan dan kontak yang baik dengan jemaat.
8. Perbendaharaan Kata
Perbendaharaan kata seorang pembawa firman merupakan rangkaian beberapa kata
yang dia ketahui dan yang biasa ia gunakan. Tak pelak lagi, kata-kata adalah peralatan
seorang pembawa Firman yang digunakannya untuk bekerja memenuhi panggilannya. Makin
banyak kata-kata yang kita ketahui dan mengerti, kita dapat makin fasih berkata-kata untuk
mengemukakan perasaan kita. Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat
bagi seorang seniman. Seorang pembawa firman dapat membuat gambaran yang hidup
dengan kata-kata. Saat dia menggambarkan suatu keadaan, jemaatnya mampu melihat apa
yang dia gambarkan. Kata-kata sangatlah penting bagi seseorang untuk berkomunikasi secara
efektif. Seorang pembawa Firman tanpa kata-kata bagaikan seorang pedagang tanpa barang
dagangan. Sebagai seorang pengkhotbah, kita harus menarik dalam kata-kata. Usahakan
banyak membaca, sebab dengan membaca bacaan yang baik dapat memperkaya
perbedaharaan kata kita. Setiap kali kita menjumpai sebuah kata yang kita tidak mengerti,
selidikilah dan carilah tahu apa artinya. Dan tambahkan kata baru itu pada perbendaharaan
kata kita. Mulai gunakan kata tersebut dalam konteks dan penggunaan yang benar.
Kembangkan perbendaharaan kata kita, akan makin fasih bila kita melakukannya. Orang
akan lebih tertarik mendengarkan kita, bila kita dapat membicarakan topik yang kita bawakan
dengan baik.
KEPRIBADIAN.
Pedoman umum dari sikap kepribadian ini akan kita ringkaskan
26
ditangkap dan dirasakan oleh pendengar sebagai hal yang kurang wajar/asli dari kepribadian
kita.
5. Bersikaplah Tulus
Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidakjujuran. Hal ini akan berarti
bahwa penampilan kita sama dengan pribadi kita yang sesungguhnya. Janganlah penampilan
kita berbeda dengan pribadi kita. Bersikaplah apa adanya, jujur dan tulus. Banyak
pengkhotbah menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka terhadap publik.
Mereka menggunakan hal-hal rohani sebagai kedoknya. Hindarilah kemunafikan Tuhan jelas
tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti itu bahkan orang-orang akan dengan cepat sekali
menyadari kepalsuan itu.
27
Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila pribadi itu
memiliki suatu sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup kita benar-benar didedikasikan
untuk menjadi pemberita Firman Tuhan, maka kepribadian kita akan berkembang sampai
mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik, yang cocok
untuk mengkomunikasikan kebenaran. Dedikasi semacam ini akan mempercepat
perkembangan kepribadian kita kedalam bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara
Allah.
PENAMPILAN.
1. Luwes
Bersikaplah santai dan jadilah diri kita sendiri. Allah ingin menggunakan kepribadian
kita sebagai saluran untuk mengkomunikasikan firmanNya. Karena itulah alasan mengapa Ia
memilih dan memanggil kita. Bagaimanapun keadaan kita jangan merasa rendah diri,
terimalah diri kitaapa adanya sebab Allah sudah menerima kita. Tidak ada seorangpun yang
dapat menjadi kita sebaik yang kita lakukan!
2. Keaslian
Biarlah pesan dan sikap yang kita bawakan merupakan hasil keunikan pribadi kita
sendiri. Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lainnya. Dia menikmati perbedaan dan
variasi kepribadian di antara kita umat manusia. Gunakan kepribadian unik yang sudah Tuhan
berikan pada kita dan biarkanlah Ia mengekspresikan pikiranNya melalui hidup kita dengan
jalan yang khusus dan unik seperti yang Dia inginkan.
3. Kesederhanaan
Ada sesuatu yang sangat menarik dan menyenangkan mengenai kesederhanaan.
Jangan berusaha untuk bersikap rumit dan mendalam. Kita tidak perlu mencari perhatian
mereka demi pujian manusia. Kita ada di sana untuk melayani mereka bukan untuk dipuji dan
diperhatikan mereka.
28
Kita yakin bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang pernah dijumpai
di dunia ini adalah Yesus Kristus! Yang dimaksud bukan penampilan jasmaniah, daya tarik
Kristus tidak berasal dari penampilan jasmaniNya, tetapi sifat dan kepribadianNya yang
sangat menawan. ( Yes 53:2) Masyarakat jelata pada zaman Yesus menyambut Dia dengan
antusias. Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang melekat pada sebuah magnet.
PadaNya ada kemurahan-pengampunan yang indah yang merupakan daya tarik bagiNya dan
sangat menawan hati orang banyak. Itulah salah satu sebab banyak orang mengikuti Dia
kemanapun Yesus pergi. Roh Kudus dapat memberikan daya tarik yang sama di dalam diri
kita.
5. Spontanitas
Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada rintangan,
lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas berarti segala sesuatu terjadi secara mudah
tanpa tekanan atau dipaksakan. Jangan mempertahankan gaya religius yang memberatkan dan
tidak wajar. Biarkan gaya komunikatif kita mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan
diri kita diikat dan dibatasi.
6. Adaptasi
Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi dengan keadaan
yang berbeda-beda. Gaya khotbah kita di setiap pertemuan akan berbeda dari yang lainnya.
Kita harus dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang ingin Roh Kudus kerjakan.
Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai dalam setiap perkumpulan orang-orang
percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci terpenting bagi pemenuhan tujuan tersebut.
Usahakan untuk tidak terlalu kaku atau ortodoks dalam pendekatan mental kita pada suatu
kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran kita fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk selalu
menantikan Allah di dalam roh kita. Bukalah roh kita untuk suaraNya sekecil apapun. Roh
Kudus mampu menciptakan banyak macam suasana hati di dalam pertemuan-pertemuan.
Kadang-kadang mereka bergembira dan bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan
hikmat. Kemampuan untuk dapat mengenali keinginan Roh Kudus, dan menggunakan situas
yang unik yang diciptakan oleh Roh Kudus, dapat memampukan kita mencapai hasil yang
diinginkan olehAllah. Kunci keberhasilan dalam pelayanan Kristen adalah "melihat cara
Tuhan bekerja, dan bekerjalah bersama Dia". dan yang pada akhirnya membuat segala
sesuatunya bermanfaat. Bila kita tidak memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah
terhadap kita, kita akan dikalahkan oleh keputus asaan dan gagal mencapai tujuan ilahi yang
telah Tuhan tentukan bagi kita.
29
perhatian jemaat. Jika mungkin, usahakan berpakaian yang rapi, pantas dan sederhana. Dan
perlu diingat hendaknya cara berpakaian kita tidak berlawanan dengan kebiasaan yang ada di
jemaat. Kita dapat berpakaian sedikit lebih rapi dari pada jemaat, misalnya jika jemaat pakai
kemeja kita bisa diatasnya dengan menambahkan dasi dan seterusnya.
LATIHAN AKHIR
Pemberita Firman pemula harus melatih ulang khotbahnya sebelum menyampaikan
khotbahnya. Latihan dapat mengukur strruktur pesan sebab pemikiran yang kelihatan jelas
ditulisan mungkin terasa ganjil saat materi itu diucapkan disamping itu juga dapat
memantapkan gaya saat ditampilkan. Ketika dia berlatih bisa menemukan satu frasa yang
dapat memperjelas satu ide dan tidak perlu ragu ragu mengubah beberapa kata atau frasa saat
berkhotbah. Pengkhotbah harus mendapatkan suatu perkembangan pemikiran yang jelas dan
mengekspresikan dalam bahasa yang mampu mengkomunisasikan apa yang ingin dia
katakan. Jadi latihan bukan untuk membuat kita permanen tetapi latihan membuat kita
menjadi efektif. Disamping itu latihan akhir juga memperbaiki penyampaian. Seorang aktor
yang profesional juga tidak mungkin muncul dihadapan audiensnya tanpa berlatih terlebih
dahulu untuk meyakinkan semua dapat dilakukannya dengan lancar. Pengkhotbah pemula
akan merasakan manfaat dari latihan ulang yang dilakukan dengan suara penuh yang
dilakukan dengan berdiri didepan kaca dan merekam suara.. Bagi para pengkhotbah
berpengalaman bisa saja melakukannya tanpa bersuara,sedangkan yang lain cukup hanya
duduk dan memikirkan jalannya khotbah dengan membayangkan saatmereka berkhotbah
didepan jemaat. Tetapi bagi lebih baik kita mulai dari dasar sehingga dikemudian hari kita
dapat melakukannya lebih mudah.
UMPAN BALIK
Para pengkhotbah efektif mencari umpan balik dengan cara mendengarkan rekaman
suara dan sebaiknya rekaman video khotbahnya dan dilakukan setelah beberapa hari
dikhotbahkan. Ada
juga pengkhotbah mengundang sekelompok pendengar pilihan meluangkan waktu bertemu
dengan seorang yang ditunjuk dan meminta reaksi mereka terhadap khotbah yang
didengarnya. Dengan mengajukan pertanyaan : Menurut saudara apa yang disampaikan
pengkhotbah tadi ? Apakah saudara mengerti apa inti yang disampaikan tadi ? Apakah
ilustrasinya berguna ? Apakah yang bisa saudara lakukan dimasa datang sesuai dengan teks
yang disampaikan tadi ? Seandainya ada satu atau dua hal yang ingin disampaikan kepada
pengkhotbah untuk perbaikan nantinya apakah itu ? Izinkanlah mereka berbicara secara bebas
30
dan rekam suara mereka sehingga pengkhotbah dapat umpan balik untuk perbaikan
dikemudian hari. Pada akhirnya, hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan apa yang kita
cari dalam mencapai sesuatu melalui khotbah kita. Biarkan keyakinan kita diletakkan di
dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya perkembangan yang bermanfaat di saat
menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri yang disempurnakan.
31