Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kitab

Uraian penulis surat ini, Yudas atau Yehuda. Ia memiliki

nama sama dengan salah satu leluhurnya, bapa gereja, putra

Yakub, yakni putra paling terkenal meskipun bukan yang sulung ,

dan dari keturunannya inilah (sebagai ahli waris langsung) Sang

Mesias datang. Ini merupakan nama yang bernilai, terkenal, dan

terhormat, namun ada juga bernama sama yang jahat.

Seseorang bernama Yudas (salah satu dari kedua belas murid

dengan nama belakang Iskariot, nama tanah kelahirannya) yang

ternyata penghianat jahat, yang menghianati Tuhannya dan

Tuhan kita. Namun, ada juga Yudas yang lain yang sama sekali

berbeda. Ia seorang rasul, seperti halnya Iskariot. Namun, ia

murid dan pengikut Kristus dan sungguh-sungguh tidak seperti

Yudas yang satunya lagi. Ia pelayan Yesus Kristus yang setia,

sedangkan yang lain seorang penghianat dan pembunuh. Itulah

sebabnya disini yang satu dibedahkan dari yang lain dengan

sangat hati-hati. Catatan Dr. Manton mengenai hal ini adalah

bahwa Allah sangat memperhatikan nama baik para hamba-Nya

yang tulus dan berjasa. Disini rasul menyebut dirinya sendiri


sebagai hamba Yesus Kristus, dan memandang gelar ini sangat

terhormat. Lebih terhormat menjadi hamba Yesus Kristus yang

tulus dan berjasa daripada menjadi raja duniawi, tidakpeduli

sebesar apapun kuasa dan kemakmurannya. 1

B. Alamat, Waktu dan Tempat Penulisan Surat

Surat ini dikirim kepada seluruh umat Kristen yang

terbesar di man-mana, jadi sangat luas dan umum. Pada waktu

zaman rasuli berakhir, sedangkan perlawanan melawan penyesat

dilakukan secara berantai (1 Yohanes – 2 Petrus), surat ini ditulis

sekitar tahun 90. Namun, apabila perlawanan itu terlepas dari

masalah Gnostik, surat ini ditulis pada tahun 70. Menurut

Barclay, Yohanes meninggal pada tahun 70, sedangkan 2 Petrus

menggunakan surat Yudas ini sebagai sumbernya. Jadi

penulisan surat ini sekitar tahun 80-90. Adapun mengenai tempat

penulisan tidak ada keterangan yang jelas. 2

C. Maksud dan Tujuan

Naskah dalam kitab ini berisi suatu polemik yang tajam

melawan para penyesat. Setelah salam pembukaan, si

pengarang langsung masuk ke temannya. Ia bermaksud

1
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Surat Ibrani, Yakobus, 1 & 2
Petrus, 1 & 2 Yohanes, Yudas, Wahy, (Surabaya: Momentum,2016) hal., 784-785
2
R.M. Drie S. Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru: Memahami Penulis,
Tahun Penulis, Maksud dan Tujuan Maing-masing Kitab dalam Perjanjian Baru,
(Yogyakarta: ANDI, 2017) h 270
memperkuat para penerimanya dalam pergumulan mereka

melawan para penyesat yang telah menyusup masuk dan menja-

lani hidup denga tidak tertib serta menyangkal Tuhan. Tetapi

Tuhan akan menghukum dengan keras orang-orang yang fasik,

dan sebagai contoh dikutip, orang-orang Yahudi yang tidak

percaya di padang gurun, malaikat-malaikat dari Sodom dan

Gomora. Para penyesat, yang digambarkan dalam ayat 8

sebagai ‘orang yang bermimpi-mimpian’, terlibat dalam fitnah,

kerusakan moral, penyelewengan dalam perjamuan kasih,

mengucapkan hal yang bukan-bukan, menyombongkan diri.

Henokh berbicara tentang penghakiman yang akan menimpa

mereka, dan para pemimpin itu kini harus ingat akan kata-kata

para rasul, yang menubuatkan munculnya orang-orang seperti

itu. Mereka harus berpegang teguh pada ‘iman mereka yang

paling suci’, tetapi terutama sekali memperlihatkan belas kasihan

kepada mereka yang ragu-ragu. Naskah ini ditutup dengan

doxologi yang mengingatkan kita akan Roma. 3

3
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap
Masalah-masalahnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016) h 295
BAB II

SOTERIOLOGI YUDAS

Iman sudah tidak lazim lagi di telinga orang kristen, dalam

Perjanjian Baru Iman merupakan anugerah Allah (Efesus 2:8), Iman

adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari

segala sesuatu yang tidak kita lihat Ibrani 11:1. pistis pistis atau iman

bisa juga di sebut kepercayaan, keyakinan. Penulis memberikan sebuah

peringatan untuk mempertahankan iman kepada penerima surat ini,

sebab sepertinya ada para pengajar atau orang yang segaja masuk

untuk mengacaukan iman mereka yang telah bertobat (1:3). Penulis

menyadari bahwa guru-guru palsu telah masuk untuk mengacaukan

iman orang yang telah percaya, sehingga dengan keras penulis

memberi gambaran seperti Sodom dan Gomora yang dibumi hanguskan

dengan api (1:7), Kain yang mendapatkan hukuman untuk tidak dapat

menghasilkan apa-apa dari segala bentuk usaha dari tanah (Kejadian

4:12), Bileam yang dulunya mengajarkan hal yang baik namun

kemudian dia mengajar Balak hal yang berlawanan dengan Tuhan

(Bilangan 22-24), dan bani Korah yang terkenal denganpemberontakan

dan kejahatannya di dalam Perjanjian Lama (1:11). Tokoh-tokoh yang di

gambarkan oleh penulis terhadap nabi-nabi palsu menggambarkan


bahwa penerima surat ini mengetahui cerita-cerita tersebut, sepertinya

penulis ingin mereka mempertahankan iman mereka supaya tidak

mendapat hukuman seperti tokoh-tokoh tersebut. Yang menjadi

permasalahannya ajaran seperti apa dan pengajar-pengajar palsu yang

masuk tersebut itu siapa? Pengajar-pengajar palsu atau bida-bidat yang

di maksudkan oleh penulis ialah pelawan hukum (Antinomian), orang-

orang seperti ini telah ada dalam setiap era gereja, merekalah orang-

orang yag memutarbalikan Anugerah, menurut mereka Anugerah

tertinggi ialah melakukan kehendak mereka. 4

(1:4) bidat- bidat yang dimaksudkan ialah mereka yang ada di

dalam lingkungan keagamaan. Masuk meyelusup,adalah kata kerja

dalam bahasa Yunani yang berarti “masuk secara sembunyi-sembunyi

(dengan tujuan yang meragukan). Telah lama di tentukan dapat

mengandung pemikiran tentang nama-nama mereka yang dinyatakan

dalam kitab-kitab sorgawi, seperti dalam Dan, 7:10; Lukas 10:20;

Wahyu 20:12.5 Sehingga penulis dengan jelas mengajarkan ajaran

keselamatan agar supaya mereka mampu mempertahankan iman

mereka.

4
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: surat-surat Yohanes dan
Yudas, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006) hal.,265
5
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2013) hal., 886
Ayat 3:

Keselamatan bersama ini merupakan inti dari iman atau

keselamatan Injil, artinya penawaran itu tulus kepada seluruh umat

manusia yang mendengarnya: sebab demikianlah bunyi perintah itu,

pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala

mahkluk,,,,,Mark 16:15-16.6 Dengan ini penulis memperingatkan

penerima surat ini bahwa ajaran ajaran dari bidat-bidat itu tidak seperti

ajaran yang telah di terima dari dahulu melalui para rasul sebelumnya.

Penulis mengawali atau menyapa penerima surat ini dengan

sebutan kekasih untuk membawah penerima surat kedalam ajaran yang

ada dalam surat ini. Konsep Doksologi yang di pakai oleh penulis

sangatlah kuat. Doksologi adalah ungkapan penyembahan kepada Allah

dalam “ketakjuban, kasih dan pujian,” meninggikan Dia, memuliakan Dia

dan menyatakan keagunyannya.7

Ayat 14:

Henokh... Adam (Kej 5:1-18). Uraian ini terdapat dalam Book of

Enoch. Seperti kutipan selanjutnya. Kitab itu cukup dikena di zaman PB

dan sebab itu penunjukan pada kitab itu cukup mengena (pengantar di

atas diskusi mengenai kitab-kitab Apokrif oleh Yudas). Tuhan, bagi

6
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Surat Ibrani, Yakobus, 1 & 2
Petrus, 1 & 2 Yohanes, Yudas, Wahy, (Surabaya: Momentum,2016) hal., 790
7
Sinclair B. Ferguson, David F. Wright, J. I. Packer, New Dictionary Of
Theology 2, (Malang: Literatur SAAT, 2009) hal.,34
Henokh, adalah Allah, dan Orang Kudus-Nya adalah para malaikat-Nya

( Ulangan 33:2; Zakaria 14:5).8

Yudas mengambarkan Henokh sebagai seorang yang

terpandang dahulu kepada penerima surat ini. Namun yang menjadi

sorotan “ sesunggunya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-

Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas

orang-orang fasik karena sema perbuatan fasik, yang mereka lakukan

dan semua kata-kata nista, yang di ucapkan orang-orang berdosa yang

fasik itu terhadap Tuhan.” Nubuatan ini memberikan konsep

keselamatan kepada penerima surat ini bahwa akan ada akibat kepada

orang-orang yang tidak mampu mempertahankan imannya dan kepada

bidat-bidat atau pengajar-pengajar palsu tersebut. Di dalam buku Book

of Enoch “ dan disana aku melihat tujuh bintang sorga yang di ikatkan

bersama di dalamnya, laksana gunung-gunung besar dan yang di bakar

dengan api.”9 Bintang-bintang di identikkan dengan orang-orang yang

tidak taat kepada perintah Allah yang mengambil jalannya sendiri.

Ayat 17:

“Ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu

oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.” Penulis kembali

8
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2013) hal.,888-889
9
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: surat-surat Yohanes dan
Yudas, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006) hal.,320-322
memberikan penguatan kepada penerima untuk tetap mempertahankan

ajaran-ajaran yang telah mereka terima dari para rasul. Orang Kristen

dinasihatkan supaya bertahan teguh dalam mengingat teguran-teguran

rasuli, khususnya mengingat bahwa orang-orang ini selalu

mengakibatkan perpecahan. Cara positif untuk menghindari mereka dan

mengelakkan pengaruh mereka adalah dalam pertumbuhan Kristen,

doa, tinggal Kristus, sambil menanti penyempurnaan pekerjaan yang

telah di mulai oleh Kristus di dalam kita, lalu menginjili orang lain. 10

Ayat 21-22:

“Pelihara dirimu demikian dalam kasih Allah.” Berhati-hatilah agar

kamu tidak menjauhkandiri dari kasih Allah kepadamu, atau

penyataanya yang menyenangkan, mengembirakan, dan menguatkan.

Pelihara dirimu dalam jalan Allah, jika kamu ingin tetap berada di dalam

kasih-Nya.11 Meneguhkan iman kembali ditekankan namun dengan

tambahan tetap mengasihi mereka. Selain menjadi penguatan untuk

mempertahankan iman mereka, namun penulis memberikan pengajaran

untuk tetap mengasihi mereka.

10
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2013) hal.,889
11
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Surat Ibrani, Yakobus, 1 & 2
Petrus, 1 & 2 Yohanes, Yudas, Wahy, (Surabaya: Momentum,2016) hal.,813
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam surat Yudas ini penulis memberi penekanan untuk tetap

mempertahankan IMAN kepada para penerima surat ini dengan tegas,

untuk menghadapi pengajar-pengajar palsu atau bidat-bidat dengan

cara tetap mengingat ajaran-ajaran dari para rasul.

Keselamatan hanya akan di peroleh kepada mereka yang

mampu menjaga dan mempertahankan iman mereka dan tidak

terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang memutarbalikan anugerah Allah.

Namun, bukan hanya kepada mereka yang telah bertobat. Beberapa

kali penulis memberi teguran kepada para pengajar-pengajar sesat ini,

dengan cara memberikan gambaran melalui cerita-cerita dari para

tokoh-tokoh sebelumnya, yang mendapatkan hukuman dari Allah atas

kemurtadan mereka yaitu: Sodom dan Gomora, Kain, Bileam, dan bani

Korah. Agar mereka bertobat supaya mereka tidak mendapatkan

hukuman dari Allah. Titik pusat pengajaran kepada bidat-bidat ini yaitu

menggunakan tokoh Alkitab yang cukup terkenal yaitu Henokh, agar

mereka para bidat mengingat nubuat henokh.

Sisipan penulis yang paling berharga yaitu tetap mengasihi

walaupun mereka mencoba menyesatkan penerima surat ini, sepertinya


penulis surat ini tidak hanya mengajarkan untuk tetap bertahan dalam

iman, namun memberikan gambaran mengenai kehidupan orang

percaya tidaklah mulus, semua akan tetap ada tantangan namun bukan

berarti menghilangkan sikap KASIH.

Ajaran Yesus Kristus “Kasihilah musuhmu dan doakanlah

mereka” Matius 5:44, hidup di akhr-akhir surat ini. Walaupun dengan

lantang penulis menegaskan untuk mewaspadai bidat-bidat yang

berasal dari dalam (1:4) namun penulis ingin menekankan untuk tetap

tidak memusuhi mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, (Jakarta: LAI 2004)

Henry Matthew, Tafsiran Matthew Henry: Surat Ibrani, Yakobus, 1 & 2

Petrus, 1 & 2 Yohanes, Yudas, Wahyu, (Surabaya: Momentum,2016)

Brotosudarmo R.M. Drie S, Pengantar Perjanjian Baru: Memahami

Penulis, Tahun Penulis, Maksud dan Tujuan Maing-masing Kitab dalam

Perjanjian Baru, (Yogyakarta: ANDI, 2017)

Marxsen Willi, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap

Masalah-masalahnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016)

Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: surat-surat Yohanes

dan Yudas, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006)

Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, (Jakarta: Yayasan

Komunikasi Bina Kasih, 2013)

Ferguson B. Sinclair, Wright F. David, Packer I.J, New Dictionary Of

Theology 2, (Malang: Literatur SAAT, 2009)

Anda mungkin juga menyukai