Identitas Buku
Cetakan : Ke-1, dari Judul asli Old Testament Survey yang diterjemahkan oleh:
Halaman
(Jumlah/Tebal) : 464 halaman, 21 cm
Buku Perjanjian Lama 2 merupakan jilid kedua yang diterjemahkan dari buku dengan
judul asli Old Testament Survey, dari penulis yang sama yaitu W. S. Lasor, D. A. Hubbarad,
dan F. W. Bush. Pada jilid yang kedua ini, dibahas dengan terstruktur dan sistematis
bagaimana Perjanjian Lama dari sudut pandang kitab Sastra dan Nubuat. Garis-garis besar
dalam buku ini terdiri dari 2 bab, yaitu bab pertama Sastra dan bab kedua Nubuat.
Bab pertama Sastra terdiri dari 7 sub judul disertai dengan point-point pentingnya:
1. Puisi Ibrani
a. Ciri-Ciri Puisi Ibrani:
- Kesejajaran: Kesejajaran persamaan, pertentangan, perlengkapan, bentuk-bentuk
yang lain (bentuk berantai, kesejajaran eksternal dan internal.
- Rima, Irama, Matra
- Pasangan kata dan cara-cara lain.
2. Kitab Mazmur
a. Nama kitab ini dalam LXX sama dengan Alkitab Bahasa latin yaitu Psalmoi, Kata
Yunani Psallo “memetic atau mendentingkan “, Bahasa Ibrani ada kata mizmor
“sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan music”, judul Kitab Mazmur
dalam Bahasa Ibrani tehillim (bentuk tunggalnya – tehillia) artinya puji-pujian atau
nyanyian pujian.
b. Struktur Kitab dibadi dalam lima jilid sesuai dengan tahap-tahap dalam proses
pengumpulan mazmur-mazmur dalam waktu lebih dari 500 tahun.
c. Jenis Sastra
Terdapat tiga unsur dalam puji-pujian, yaitu Panggilan untuk beribadat, gambaran
tentang karya atau sifat-sifat Allah dan kesimpulan.
Nyanyian pujian: Kategori Nyanyian Pujian yaitu Nyanyian Kemenangan,
Nyanyian Arak-arakan, Nyanyian Sion, Nyanyian Penobatan.
Keluhan umat: Unsur-unsur dalam keluhan umat yaitu seruan kepada Allah,
keluhan menggambarkan penderitaan umat Allah, pengakuan kepercayaan.
Keluhan pribadi: Unsur-unsur keluhan pribadi ini hampir sama dengan unsur-
unsur keluhan umat yaitu seruan kepada Allah, keluhan sangat puitis, pengakuan
kepercayaan, permohonan, penjelasan tambahan, nazar pujian dan jaminan
bahwa Tuhan mendengar.
Nyanyian syukur pribadi: Nyanyian syukur pribadi digunakan setelah
penyelamatan terjadi dan keluhan-keluhan terjawab. Unsur-unsur dalam
nyanyian syukur yaitu penyataan kasih dan pujian, rangkuman, ingatan, laporan,
pembaruan dan puji-pujian.
Mamzur kerajaan: Mazmur-mazmur ini menyoroti peranan raja dalam ibadat
Israel, harapan-harapan dan hak-hak yang dibebankan pada anak-anak Daud
berdasarkan perjanjian Allah, dan pengharapan Yehuda akan seorang Mesias.
Mazmur hikmat: Sejumlah mazmur mengandung pengajaran untuk hidup secara
bijaksana dan bertanggung jawab.
d. Kitab Mazmur dan Ibadat di Israel
e. Judul-Judul dan Istilah-istilah teknis:
- Kumpulan, penyusun, pengarang
- Jenis-jenis Mazmur
- Tujuan dan penggunaan dalam ibadat
- Catatan Teknik musik
- Catatan sejarah
f. Sumbangsih Kitab ini pada teologi Alkitab yaitu Mazmur-mazmur menyatakan
hubungan antara Israel dengan Tuhan Allah dan merupakan respons para imam dan
umat Allah pada umumnya terhadap karya penyelamatan dan penyataan Allah
dalam sejarah.
3. Sastra Hikmat
Sejak dahulu muncullah ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan dari pengamatan yang
bijaksana mengenai kehidupan, yang merumuskan petunjuk-petunjuk untuk
keberhasilan dan kebahagiaan dalam bentuk-bentuk yang mudah diingat.
a. Jenis-jenis sastra hikmat: hikmat dalam bentuk amsal dan hikmat spekulatif.
b. Ruang lingkup sastra hikmat dalam Alkitab: peranan orang bijak, sifat hikmat Alkitab
dan tulisan-tulisan hikmat dalam Alkitab
4. Kitab Amsal
a. Tujuan kitab Amsal sebagai petunjuk untuk hidup yang berhasil dan menerapkan
prinsip-prinsip iman. Hukum kasih merupakan pokok yang sangat penting dalam
Perjanjian Lama dan Kitab Amsal berfungsi sebagai penjelasan yang luas mengenai
hal itu.
b. Isi: Pentingnya hikmat, amsal-amsal Salomo, amsal-amsal orang bijak, perkataan-
perkataan tambahan, amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia, perkataan-perkataan
Agur, perkataan-perkataan Lemuel, gambaran tentang Istri yang cakap, dan batas-
batas hikmat.
c. Waktu penyusunan yang akhir dilakukan pada abab ke-5 SM, Walaupun kebanyakan
isinya sudah jauh lebih tua, beberapa amsal-amsal serta ungkapan-ungkapan yang
panjang sudah ada jauh sebelum masa pembuangan.
d. Kitab Amsal dan Perjanjian Baru
Para penulis Perjanjian Baru sering mengutip Kitab Amsal untuk mendukung
pengajaran mereka. Jika Amsal-amsal dapat dikatakan sebagai ulasan yang lebih
luas mengenai hukum kasih, maka kitab itu juga merupakan bagian dari persiapan
dalam Perjanjian Lama untuk menyambut kedatangan Dia yang dalam-Nya kasih
Allah mengambil bentuk manusia.
5. Kitab Ayub
a. Nama dan tempat Kitab ini dalam kanon
Nama Ayub yang ditafsikan oleh Albright sebagai “Di manakah Bapa(ku)?” terdapat
dalam surat-surat Amarna dan dalam Naskah-naskah Kutukan dari Mesir. Nama
tersebut adalah nama pemimpin suku di Palestina dan sekitarnya. Terdapatnya kitab
ini dalam kanon Alkitab tidak pernah dipermasalahkan, tetapi letaknya dalam kanon
telah menjadi pokok perdebatan.
b. Latar belakang: Waktu penulisan (Kitab Ayub diselesaikan antara tahun 700-600 sM)
Kesejajaran dalam sastra Timur Tengah Kuno, pengarangpengarang (Pengarang
Kitab Ayub bersembunyi tanpa nama di belakang karyanya).
c. Struktur dilihat dari alur dan kesatuan
d. Kajian sastra: Jenis sastra, ciri-ciri sastra dan bentuknya
e. Sumbangsih teologis: Kebebasan Allah, pencobaan oleh Iblis, dan kekuatan untuk
menderita
6. Kitab Pengkhotbah
a. Tempat kitab ini dalam kanon: Ada tradisi Ibrani yang menempatkan Qohelet di
antara lima gulungan (Megillot). Qohelet dipakai pada hari raya Pondok Daun.
Pengelompokan Ibrani lainnya menghubungkan Qohelet dengan Kitab Amsal dan
Kidung Agung.
b. Penulisan: Ada bermcam-macam bukti bahwa kitab ini ditulis jauh sesudah abad ke-
10 sM (zaman Salomo). Nama Salomo tidak disebutkan dalam Kitab Pengkhotbah.
Penulisnya jelas adalah seorang bijak yang berhasrat untuk menantang pendapat-
pendapat dan nilai-nilai orang-orang bijak yang lain.
c. Tema dan isi (Tema, struktur, kesatuan)
d. Ciri-ciri sastra: Renungan, Amsal, pertanyaan retoris, Alegori
e. Sumbangsih bagi teologi Alkitab: Kebebasan Allah dan batas-batas hikmat,
menghadapi kenyataan hidup dan persiapan untuk Injil.
7. Kidung Agung
a. Kanonisitas: Kidung Agung tidak segera ke diterima ke dalam kanon Yahudi karena
sifat erotis menimbulkan keberatan. Tetapi akhirnya keberatan dianggap kurang
penting dibandingkan dengan hubungan Kidung Agung dengan Salomo, dan
penafsiran-penafsiran alegoris oleh para rabi dan orang Kristen mengurangi nada
sesual kitab.
b. Penulisan: Menurut Tradisi, Kidung Agung ditulis oleh Salomo.
c. Sifat-sifat sastra: Bentuk yang menonjol dalam kitab ini adalah puisi cinta. Tetapi,
karena hubungannya dengan Salomo dan mungkin karena disalin, dipelihara, dan
disebarkan oleh kelompok-kelompok berhikmat, maka kitab itu dapat dipelajari
bersama-sama dengna sastra hikmat.
d. Penafsiran yang diusulkan: Tafsir alegoris, tipologis, dramatis, Kidung pernikahan,
upacara-upacara liturgis, Kidung cinta-kasih
e. Tujuan: Kidung Agung merupakan suatu pelajaran, suatu perumpamaan (masyal)
luas yang menggambarkan keajaiban dan kekayaan cinta manusia yang merupakan
pemberian kasih Allah.
Bab kedua Nubuat terdiri dari 17 sub judul disertai dengan point-point pentingnya:
2. Kitab Amos
a. Nabi Amos (Pribadinya, zamannya dan pemberitaannya): Amos adalah seorang
pertenak domba dari Tekoa. Amos tidak menilai jabatan nabi, ia hanya mengatakan
bahwa dulu ia bukan seorang nabi, tetapi suatu hari Tuhan memanggilnya untuk
bernubuat kepada kerajaan utara. Kata-kata Amos tentu disampaikan pada masa
Yerobeam II, anak Yoas, yang memerintah Israel pada tahun 793-753 sM, karena
pertentangan antara Amos dan Amazia merupakan bagian yang penting dari
pemberitaan Kitab Amos itu. Sebab Kekayaan menimbulkan ketidakadilan dan
ketamakan; orang miskin terabaikan kemudian dianiaya. Agama hanya bersifat
formal saja.
b. Nubuat Amos: Sifat, isi, monoteisme etis, penghukuman dan pengharapan, serta
pertanyaan mengenai Amos yang menentang ibadat
c. Pandangan teologis: Allah yang Maha Tinggi, Allah Israel, Tanggung jawab dan
pemilihan
3. Kitab Hosea
a. Nabi Hosea (Pribadi dan zamannya): Kehidupan atau masa kanak-kanak Hosea
tidak diketahui, kecuali bahwa ia adalah anak Beeri (Hos 1:1). Tampaknya ia
seorang yang berhati lembut. Ia dikuasai oleh kasih Allah yang tak terbatas dan tak
berubah. Singkatnya pelayanan Hosea mencakup masa sulit dari perempatan ketiga
abad ke-8 SM. Ia harus menyaksikan kesusahan Israel yang berakhir, tatkala semua
usaha untuk memulihkan menjadi sia-sia.
b. Perkawinan Hosea: Masalah-masalah penafsiran serta Sifat dan arti perkawinan itu
c. Pemberitaan Hosea: Pengenalan akan Allah, kebodohan sikap tak berterimakasih,
kesia-siaan keagamaan tanpa kesalehan, dan belas kasihan Allah yang tak berubah
4. Kitab Yunus
a. Kisah Yunus: Perintah Allah dan akibatnya, perintah kedua dan hasilnya serta akhir
cerita
b. Penafsiran kisah ini: Secara historis, non-historis
c. Sumbangsih teologis: Konsep Allah dan rencana penyelamatan yang universal
5. Kitab Mikha
a. Nabi Mikha: Nama mikha adalah singkatan dari Mikhayahu, artinya "siapa yang
sama dengan TUHAN?". Mikha adalah seorang desa, petani kecil. Ia menentang
kejahatan dan penyelewengan Yerusalem dan Samaria.
b. Penulisan (Waktu dan Kesatuan): Mikha hidup pada masa pemerintahan Yotam,
Ahas, dan Hizkia. (sekitar 735 – 700 SM).
c. Pemberitaan: Struktur, pemberitaan tentang hukuman, petunjuk pertama tentang
pengharapan, pemberitaan kedua tentang hukuman, pemberitaan kedua tentang
pengharapan, pemberitaan ketiga tentang hukuman, pemberitaan ketiga tentang
pengharapan
6. Kitab Yesaya
Bagian I: Latar Belakang
a. Nabi Yesaya: Yesaya bin Amon adalah seorang Yehuda, yang memulai
pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia sampai pada pemerintahan Raja
Yotam, Ahas dan Hizkia, hanya sedikit didukung oleh nubuat-nubuat dalam
kitabnya malah sampai pemerintahan Manasye.
b. Keadaan zaman itu: Eissfeldt mengatakan bahwa pemberitaan Yesaya “tetap
tidak dapat dimengerti tanpa pengetahuan yang pasti mengenai sejarah zaman
itu.”
c. Struktur dan isi: Kitab Yesaya terbagi menjadi dua bagian besar, yang dapat
dibagi-bagi lagi lebih lanjut. Beberapa orang melihat adanya “selingan sejarah”
antara kedua bagian itu.
d. Masalah penulisan: Alasan-alasan lebih dari satu pengarang dan ulasan-
ulasannya
e. Otoritas
7. Nubuat Mesianik
a. Nubuat mesianik dan nubuat secara umum (Kata Mesias dan Nubuat mesianik tanpa
Mesias)
b. Pribadi dan Jabatan Mesias: Anak Daud, Keturunan Daud, Mazmur-mazmur
Kerajaan, Kerajaan Mesianik
8. Kitab Yeremia
a. Nabi Yeremia (Latar belakang, panggilan dan wataknya): Yeremia dilahirkan di desa
Anatot di sebelah utara Yerusalem, anak Hilkia seorang iman. Keluarga Yeremia
adalah keturunan Abyatar, imam yang diusir ke Anatot oleh Salomo. Yeremia
merasa tidak pantas menerima tugas tersebut terutama karena usianya yang masih
muda. Tetapi Yeremia melawan kesalahpahaman dari nabi-nabi palsu. Nabi-nabi
palsu lebih senang mengikuti kehendak rakyat daripada Firman Allah. Ia adalah
seorang yang pemberani, jujur, ia juga memperlihatkan kebencian yang sangat
terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas, peka dan
memiliki harapan akan masa depan.
b. Penulisan: Sebagian pemberitaan Yeremia ditulis pada tahun keempat pemerintahan
Yoyakim. Tampaknya nubuat tidak biasa dituliskan pada zaman itu, karena Allah
secara khusus memerintahkan Yeremia untk mencatat seaa sesuatu yang telah Ia
katakan kepadanya sejak masa pemerintahan Yosia.
c. Konteks sejarah: Pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia dan
Gubernur Gedalya
d. Nilai-nilai sastra (Prosa, puisi dan gaya sastra)
e. Sumbangsih teologis: Kekuasaan Tuhan Allah dalam sejarah, Taurat lama dan baru,
serta Iman pribadi yang kuat
9. Kitab Ratapan
a. Penulisan: Kitab Ratapan merupakan hasil dari kekalahan Yehuda yang membawa
bencana dan dari pembuanganyang penuh penderitaan. Kitab Ratapan tidak
diketahui nama penulisnya dan di dalamnya juga tidak disebutkan siapa penulisnya.
Suatu tradisi dari masa sebelum Kristus menganggap kitab itu sebagai hasil pena
Yeremia.
b. Gaya puisi: Bentuk Akrostik, Nyanyian Ratapan, Keluhan-keluhan pribadi dan umat
c. Sumbangsih teologis: Apa yang dinubuatkan Yeremia, secara nyata dialami dalam
Kitab Ratapan, yaitu penghancuran Yerusalem dan pemusnahan para penduduknya.
Perubahan tragis dari keadaan yang menunjukkan kasih Allah menjadi keputusan
yang begitu dalam merupakan tema dasar Kitab Ratapan.
Kelebihan: Buku ini ditulis secara sistematis dan terstruktur, sehingga mudah untuk
dibaca dan dipahami oleh pembaca khususnya dari kalangan akademisi maupun
mahasiswa teologi, ayat-ayat Alkitab dan catatan-catatan kaki yang mendukung
pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan oleh penulis.
Kekurangan: Karena buku ini adalah cetakan pertama juga diterjemahkan dari judul
aslinya, pastinya ada beberapa kekurangan sehubungan dengan data/informasi yang
belum lengkap (perlu diupgrade), bisa saja terjadi kesalahan dalam penerjemahan.
Beberapa istilah, singkatan-singkatan, kalimat bahkan pernyataan sulit yang
digunakan disisi lain sangat bermanfaat bagi pembaca dari kalangan akademisi atau
pun mahasiswa teologi, akan tetapi bagian tersebut akan menyulitkan pembaca dari
kaum awam yang baru belajar teologi.
Tanggapan: Pembaca mendapatkan informasi mengenai kondisi, sejarah, budaya
sehubungan dengan konteks Perjanjian lama walaupun hanya ‘kulitnya’ saja, tetapi
sudah membantu pembaca untuk mengerti cara-cara membaca kitab-kitab sesuai
gaya, bentuk, maksud, tujuan dan relevansi bagi kehidupan kekristenan.