Anda di halaman 1dari 13

Laporan Baca Buku Perjanjian Lama 2

Identitas Buku

Judul : Pengantar Perjanjian Lama 2 - Sastra dan Nubuat

Penulis : W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush

Penerbit : PT GPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994

Cetakan : Ke-1, dari Judul asli Old Testament Survey yang diterjemahkan oleh:

Lisda T. Gamadhi, Lily W. Tjiputra

Halaman
(Jumlah/Tebal) : 464 halaman, 21 cm

Buku Perjanjian Lama 2 merupakan jilid kedua yang diterjemahkan dari buku dengan
judul asli Old Testament Survey, dari penulis yang sama yaitu W. S. Lasor, D. A. Hubbarad,
dan F. W. Bush. Pada jilid yang kedua ini, dibahas dengan terstruktur dan sistematis
bagaimana Perjanjian Lama dari sudut pandang kitab Sastra dan Nubuat. Garis-garis besar
dalam buku ini terdiri dari 2 bab, yaitu bab pertama Sastra dan bab kedua Nubuat.

Bab pertama Sastra terdiri dari 7 sub judul disertai dengan point-point pentingnya:

1. Puisi Ibrani
a. Ciri-Ciri Puisi Ibrani:
- Kesejajaran: Kesejajaran persamaan, pertentangan, perlengkapan, bentuk-bentuk
yang lain (bentuk berantai, kesejajaran eksternal dan internal.
- Rima, Irama, Matra
- Pasangan kata dan cara-cara lain.

b. Manfaat Penelitian Puisi untuk Penafsiran


Penelitian perikop dengan melihat peran dari bagian-bagian yaitu dengan cara:
- Analisis perikop (Harus diingat bahwa hasil analisis tidak selalu berarti suatu teks
dapat dimengerti sepenuhnya secara terpisah).
- Mengenal Gaya Bahasa Puisi (Puisi harus dapat dibedakan dengan prosa).
- Aliterasi (suku kata mulai dengan suara mirip), Asonansi (suara-suara yang
sama/mirip dengan kata-kata bentuk vocal/huruf hidup), Paronomasia (kata-kata
dengan suara yang sama/mirip tapi bed aarti), Onomatope (kata-kata yang suaranya
mirip dengan atau konsep yang digambarkan).
- Berusaha untuk memelihara keindahan pengungkapan (sifat yang menarik dari
bentuk puisi).

2. Kitab Mazmur
a. Nama kitab ini dalam LXX sama dengan Alkitab Bahasa latin yaitu Psalmoi, Kata
Yunani Psallo “memetic atau mendentingkan “, Bahasa Ibrani ada kata mizmor
“sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan music”, judul Kitab Mazmur
dalam Bahasa Ibrani tehillim (bentuk tunggalnya – tehillia) artinya puji-pujian atau
nyanyian pujian.
b. Struktur Kitab dibadi dalam lima jilid sesuai dengan tahap-tahap dalam proses
pengumpulan mazmur-mazmur dalam waktu lebih dari 500 tahun.
c. Jenis Sastra
Terdapat tiga unsur dalam puji-pujian, yaitu Panggilan untuk beribadat, gambaran
tentang karya atau sifat-sifat Allah dan kesimpulan.
 Nyanyian pujian: Kategori Nyanyian Pujian yaitu Nyanyian Kemenangan,
Nyanyian Arak-arakan, Nyanyian Sion, Nyanyian Penobatan.
 Keluhan umat: Unsur-unsur dalam keluhan umat yaitu seruan kepada Allah,
keluhan menggambarkan penderitaan umat Allah, pengakuan kepercayaan.
 Keluhan pribadi: Unsur-unsur keluhan pribadi ini hampir sama dengan unsur-
unsur keluhan umat yaitu seruan kepada Allah, keluhan sangat puitis, pengakuan
kepercayaan, permohonan, penjelasan tambahan, nazar pujian dan jaminan
bahwa Tuhan mendengar.
 Nyanyian syukur pribadi: Nyanyian syukur pribadi digunakan setelah
penyelamatan terjadi dan keluhan-keluhan terjawab. Unsur-unsur dalam
nyanyian syukur yaitu penyataan kasih dan pujian, rangkuman, ingatan, laporan,
pembaruan dan puji-pujian.
 Mamzur kerajaan: Mazmur-mazmur ini menyoroti peranan raja dalam ibadat
Israel, harapan-harapan dan hak-hak yang dibebankan pada anak-anak Daud
berdasarkan perjanjian Allah, dan pengharapan Yehuda akan seorang Mesias.
 Mazmur hikmat: Sejumlah mazmur mengandung pengajaran untuk hidup secara
bijaksana dan bertanggung jawab.
d. Kitab Mazmur dan Ibadat di Israel
e. Judul-Judul dan Istilah-istilah teknis:
- Kumpulan, penyusun, pengarang
- Jenis-jenis Mazmur
- Tujuan dan penggunaan dalam ibadat
- Catatan Teknik musik
- Catatan sejarah
f. Sumbangsih Kitab ini pada teologi Alkitab yaitu Mazmur-mazmur menyatakan
hubungan antara Israel dengan Tuhan Allah dan merupakan respons para imam dan
umat Allah pada umumnya terhadap karya penyelamatan dan penyataan Allah
dalam sejarah.

3. Sastra Hikmat
Sejak dahulu muncullah ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan dari pengamatan yang
bijaksana mengenai kehidupan, yang merumuskan petunjuk-petunjuk untuk
keberhasilan dan kebahagiaan dalam bentuk-bentuk yang mudah diingat.
a. Jenis-jenis sastra hikmat: hikmat dalam bentuk amsal dan hikmat spekulatif.
b. Ruang lingkup sastra hikmat dalam Alkitab: peranan orang bijak, sifat hikmat Alkitab
dan tulisan-tulisan hikmat dalam Alkitab

4. Kitab Amsal
a. Tujuan kitab Amsal sebagai petunjuk untuk hidup yang berhasil dan menerapkan
prinsip-prinsip iman. Hukum kasih merupakan pokok yang sangat penting dalam
Perjanjian Lama dan Kitab Amsal berfungsi sebagai penjelasan yang luas mengenai
hal itu.
b. Isi: Pentingnya hikmat, amsal-amsal Salomo, amsal-amsal orang bijak, perkataan-
perkataan tambahan, amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia, perkataan-perkataan
Agur, perkataan-perkataan Lemuel, gambaran tentang Istri yang cakap, dan batas-
batas hikmat.
c. Waktu penyusunan yang akhir dilakukan pada abab ke-5 SM, Walaupun kebanyakan
isinya sudah jauh lebih tua, beberapa amsal-amsal serta ungkapan-ungkapan yang
panjang sudah ada jauh sebelum masa pembuangan.
d. Kitab Amsal dan Perjanjian Baru
Para penulis Perjanjian Baru sering mengutip Kitab Amsal untuk mendukung
pengajaran mereka. Jika Amsal-amsal dapat dikatakan sebagai ulasan yang lebih
luas mengenai hukum kasih, maka kitab itu juga merupakan bagian dari persiapan
dalam Perjanjian Lama untuk menyambut kedatangan Dia yang dalam-Nya kasih
Allah mengambil bentuk manusia.

5. Kitab Ayub
a. Nama dan tempat Kitab ini dalam kanon
Nama Ayub yang ditafsikan oleh Albright sebagai “Di manakah Bapa(ku)?” terdapat
dalam surat-surat Amarna dan dalam Naskah-naskah Kutukan dari Mesir. Nama
tersebut adalah nama pemimpin suku di Palestina dan sekitarnya. Terdapatnya kitab
ini dalam kanon Alkitab tidak pernah dipermasalahkan, tetapi letaknya dalam kanon
telah menjadi pokok perdebatan.
b. Latar belakang: Waktu penulisan (Kitab Ayub diselesaikan antara tahun 700-600 sM)
Kesejajaran dalam sastra Timur Tengah Kuno, pengarangpengarang (Pengarang
Kitab Ayub bersembunyi tanpa nama di belakang karyanya).
c. Struktur dilihat dari alur dan kesatuan
d. Kajian sastra: Jenis sastra, ciri-ciri sastra dan bentuknya
e. Sumbangsih teologis: Kebebasan Allah, pencobaan oleh Iblis, dan kekuatan untuk
menderita

6. Kitab Pengkhotbah
a. Tempat kitab ini dalam kanon: Ada tradisi Ibrani yang menempatkan Qohelet di
antara lima gulungan (Megillot). Qohelet dipakai pada hari raya Pondok Daun.
Pengelompokan Ibrani lainnya menghubungkan Qohelet dengan Kitab Amsal dan
Kidung Agung.
b. Penulisan: Ada bermcam-macam bukti bahwa kitab ini ditulis jauh sesudah abad ke-
10 sM (zaman Salomo). Nama Salomo tidak disebutkan dalam Kitab Pengkhotbah.
Penulisnya jelas adalah seorang bijak yang berhasrat untuk menantang pendapat-
pendapat dan nilai-nilai orang-orang bijak yang lain.
c. Tema dan isi (Tema, struktur, kesatuan)
d. Ciri-ciri sastra: Renungan, Amsal, pertanyaan retoris, Alegori
e. Sumbangsih bagi teologi Alkitab: Kebebasan Allah dan batas-batas hikmat,
menghadapi kenyataan hidup dan persiapan untuk Injil.

7. Kidung Agung
a. Kanonisitas: Kidung Agung tidak segera ke diterima ke dalam kanon Yahudi karena
sifat erotis menimbulkan keberatan. Tetapi akhirnya keberatan dianggap kurang
penting dibandingkan dengan hubungan Kidung Agung dengan Salomo, dan
penafsiran-penafsiran alegoris oleh para rabi dan orang Kristen mengurangi nada
sesual kitab.
b. Penulisan: Menurut Tradisi, Kidung Agung ditulis oleh Salomo.
c. Sifat-sifat sastra: Bentuk yang menonjol dalam kitab ini adalah puisi cinta. Tetapi,
karena hubungannya dengan Salomo dan mungkin karena disalin, dipelihara, dan
disebarkan oleh kelompok-kelompok berhikmat, maka kitab itu dapat dipelajari
bersama-sama dengna sastra hikmat.
d. Penafsiran yang diusulkan: Tafsir alegoris, tipologis, dramatis, Kidung pernikahan,
upacara-upacara liturgis, Kidung cinta-kasih
e. Tujuan: Kidung Agung merupakan suatu pelajaran, suatu perumpamaan (masyal)
luas yang menggambarkan keajaiban dan kekayaan cinta manusia yang merupakan
pemberian kasih Allah.

Bab kedua Nubuat terdiri dari 17 sub judul disertai dengan point-point pentingnya:

1. Nabi dan Nubuat


a. Istilah-istilah: Nabi (Navi artinya seseorang yang dipanggil. Dalam hal ini, seseorang
yang dipanggil untuk berbicara atas nama Allah), Pelihat (Seseoranf yang melihat
dalam suatu penglihatan) dan istilah lainnya (hamba Allah, penjaga, pembawa pesan
Allah, dan hamba Roh).
b. Ciri-ciri Nabi: Ekstase ( ), Panggilan, Kekudusan
c. Klasifikasi para nabi: Nabi sebelum Samuel, abad kesepuluh dan kesembilan, abad
kedelapan dan ketujuh, pada masa pembuangan dan sesudahnya dan berikut daftar
Nabi-nabi:
 Sebelum Samuel: Henokh, Nabi-nabi-Nya yang kudus, Abraham, Musa, Miriam,
Eldad, Medan, 70 orang tua-tua, Debora, Abdi Allah
 Masa kerajaan (1075-931 SM): Samuel, Gad, Natan, Ahia, Asaf, Ido.
 Dari perpecahan kerajaan sampai masa Asyur (931- kira-kira 800 SM): Semata,
Ahia dan Ido, Hanani, Yehu bin Hanani, Elia, Elisa, Mikha bin Yimla, Yahaziel
dan Eliezer, Zakharia, Nabi-nabi yang tidak disebutkan namanya, rombongan
nabi, nabi-nabi palsu.
 Abad ke delapan (Kira-kira 800 - 675 SM): Obaja, Yoel, Yunus, Amos, Hosea,
Mikha, Yesaya, Oded.
 Abad ke tujuh (Kira-kira 675 - 597 SM): Nahum, Habakuk, Zefanya, Yeremia
 Abad ke enam (Kira-kira 597 - 538 SM): Yehezkiel, Daniel, Yesaya
 Masa sesudah pembuangan (Kira-kira 538 - 450 SM): Hagai, Zakharia, Maleakhi
d. Nubuat tentang pesan Allah pada masa itu dan masa yang akan datang (masa
depan), dan akhir cerita

2. Kitab Amos
a. Nabi Amos (Pribadinya, zamannya dan pemberitaannya): Amos adalah seorang
pertenak domba dari Tekoa. Amos tidak menilai jabatan nabi, ia hanya mengatakan
bahwa dulu ia bukan seorang nabi, tetapi suatu hari Tuhan memanggilnya untuk
bernubuat kepada kerajaan utara. Kata-kata Amos tentu disampaikan pada masa
Yerobeam II, anak Yoas, yang memerintah Israel pada tahun 793-753 sM, karena
pertentangan antara Amos dan Amazia merupakan bagian yang penting dari
pemberitaan Kitab Amos itu. Sebab Kekayaan menimbulkan ketidakadilan dan
ketamakan; orang miskin terabaikan kemudian dianiaya. Agama hanya bersifat
formal saja.
b. Nubuat Amos: Sifat, isi, monoteisme etis, penghukuman dan pengharapan, serta
pertanyaan mengenai Amos yang menentang ibadat
c. Pandangan teologis: Allah yang Maha Tinggi, Allah Israel, Tanggung jawab dan
pemilihan

3. Kitab Hosea
a. Nabi Hosea (Pribadi dan zamannya): Kehidupan atau masa kanak-kanak Hosea
tidak diketahui, kecuali bahwa ia adalah anak Beeri (Hos 1:1). Tampaknya ia
seorang yang berhati lembut. Ia dikuasai oleh kasih Allah yang tak terbatas dan tak
berubah. Singkatnya pelayanan Hosea mencakup masa sulit dari perempatan ketiga
abad ke-8 SM. Ia harus menyaksikan kesusahan Israel yang berakhir, tatkala semua
usaha untuk memulihkan menjadi sia-sia.
b. Perkawinan Hosea: Masalah-masalah penafsiran serta Sifat dan arti perkawinan itu
c. Pemberitaan Hosea: Pengenalan akan Allah, kebodohan sikap tak berterimakasih,
kesia-siaan keagamaan tanpa kesalehan, dan belas kasihan Allah yang tak berubah

4. Kitab Yunus
a. Kisah Yunus: Perintah Allah dan akibatnya, perintah kedua dan hasilnya serta akhir
cerita
b. Penafsiran kisah ini: Secara historis, non-historis
c. Sumbangsih teologis: Konsep Allah dan rencana penyelamatan yang universal

5. Kitab Mikha
a. Nabi Mikha: Nama mikha adalah singkatan dari Mikhayahu, artinya "siapa yang
sama dengan TUHAN?". Mikha adalah seorang desa, petani kecil. Ia menentang
kejahatan dan penyelewengan Yerusalem dan Samaria.
b. Penulisan (Waktu dan Kesatuan): Mikha hidup pada masa pemerintahan Yotam,
Ahas, dan Hizkia. (sekitar 735 – 700 SM).
c. Pemberitaan: Struktur, pemberitaan tentang hukuman, petunjuk pertama tentang
pengharapan, pemberitaan kedua tentang hukuman, pemberitaan kedua tentang
pengharapan, pemberitaan ketiga tentang hukuman, pemberitaan ketiga tentang
pengharapan

6. Kitab Yesaya
Bagian I: Latar Belakang
a. Nabi Yesaya: Yesaya bin Amon adalah seorang Yehuda, yang memulai
pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia sampai pada pemerintahan Raja
Yotam, Ahas dan Hizkia, hanya sedikit didukung oleh nubuat-nubuat dalam
kitabnya malah sampai pemerintahan Manasye.
b. Keadaan zaman itu: Eissfeldt mengatakan bahwa pemberitaan Yesaya “tetap
tidak dapat dimengerti tanpa pengetahuan yang pasti mengenai sejarah zaman
itu.”
c. Struktur dan isi: Kitab Yesaya terbagi menjadi dua bagian besar, yang dapat
dibagi-bagi lagi lebih lanjut. Beberapa orang melihat adanya “selingan sejarah”
antara kedua bagian itu.
d. Masalah penulisan: Alasan-alasan lebih dari satu pengarang dan ulasan-
ulasannya
e. Otoritas

Bagian II: Pemberitaan

a. Penglihatan seorang nabi (Penglihatan dan Misi)


b. Ajaran tentang Allah: Allah yang Mahakudus, Allah sebagai Penyelamat, Allah
sebagai Penebus, Allah sebagai Bapa, Allah sebagai penguasa tertnggi, dan Roh
Allah.
c. Hubungan manusia dengan Allah: Kebenaran, Keadilan dan Hamba Tuhan

7. Nubuat Mesianik
a. Nubuat mesianik dan nubuat secara umum (Kata Mesias dan Nubuat mesianik tanpa
Mesias)
b. Pribadi dan Jabatan Mesias: Anak Daud, Keturunan Daud, Mazmur-mazmur
Kerajaan, Kerajaan Mesianik

8. Kitab Yeremia
a. Nabi Yeremia (Latar belakang, panggilan dan wataknya): Yeremia dilahirkan di desa
Anatot di sebelah utara Yerusalem, anak Hilkia seorang iman. Keluarga Yeremia
adalah keturunan Abyatar, imam yang diusir ke Anatot oleh Salomo. Yeremia
merasa tidak pantas menerima tugas tersebut terutama karena usianya yang masih
muda. Tetapi Yeremia melawan kesalahpahaman dari nabi-nabi palsu. Nabi-nabi
palsu lebih senang mengikuti kehendak rakyat daripada Firman Allah. Ia adalah
seorang yang pemberani, jujur, ia juga memperlihatkan kebencian yang sangat
terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas, peka dan
memiliki harapan akan masa depan.
b. Penulisan: Sebagian pemberitaan Yeremia ditulis pada tahun keempat pemerintahan
Yoyakim. Tampaknya nubuat tidak biasa dituliskan pada zaman itu, karena Allah
secara khusus memerintahkan Yeremia untk mencatat seaa sesuatu yang telah Ia
katakan kepadanya sejak masa pemerintahan Yosia.
c. Konteks sejarah: Pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia dan
Gubernur Gedalya
d. Nilai-nilai sastra (Prosa, puisi dan gaya sastra)
e. Sumbangsih teologis: Kekuasaan Tuhan Allah dalam sejarah, Taurat lama dan baru,
serta Iman pribadi yang kuat

9. Kitab Ratapan
a. Penulisan: Kitab Ratapan merupakan hasil dari kekalahan Yehuda yang membawa
bencana dan dari pembuanganyang penuh penderitaan. Kitab Ratapan tidak
diketahui nama penulisnya dan di dalamnya juga tidak disebutkan siapa penulisnya.
Suatu tradisi dari masa sebelum Kristus menganggap kitab itu sebagai hasil pena
Yeremia.
b. Gaya puisi: Bentuk Akrostik, Nyanyian Ratapan, Keluhan-keluhan pribadi dan umat
c. Sumbangsih teologis: Apa yang dinubuatkan Yeremia, secara nyata dialami dalam
Kitab Ratapan, yaitu penghancuran Yerusalem dan pemusnahan para penduduknya.
Perubahan tragis dari keadaan yang menunjukkan kasih Allah menjadi keputusan
yang begitu dalam merupakan tema dasar Kitab Ratapan.

10. Kitab Zefanya dan Yoȅl


a. Kitab Zefanya: Nabi Zefanya, Latar belakang sejarah dan agama, pemberitaan, dan
pengertian teologis: Nabi Zefanya hidup antara masa Yesaya dan Yeremia.
Sepanjang pemerintahan Manasye, yang kira-kira setengah abad lamanya dan
penuh kekerasan serta penyelewengan, tidak kedengaran suara profetik di Yehuda
sampai Zefanya dipanggil. Yehuda tidak pernah bangkit sesudah pemerintahan
Manasye yang keji selama setengah abad. Putra Hizkia itu meninggalkan noda yang
tak terhapuskan pada bangsa itu, meskipun ada usaha-usaha pembaharuan. Ada
dua tema yang dominan dalam kitab yang singkat ini, yaitu acaman hukuman besar
yang segera datang dan harapan akan keselamatan kelak. Zefanya melihat bahwa
huluman Allah terhadap Yehuda memang keras, namun bukanlah akhir dari
segalanya. Dengan memulihkan umat itu, kasih Allah dalam perjanjian-Nya akan
menang.
b. Kitab Yoȅl: Penulisan, masalah penafsiran, pemberitaan dan pentingnya secara
teologis: Ia hanya menyebutkan nama ayahnya, Petuel, tetapi tidak mengatakan apa
pun tentang sejarah pribadinya. Kitab Yoel ditulis secara tradisional ada dua
jawabannya, yaitu pada masa pemerintahan Raja Yoas yang masih muda (sekitar
835-796 SM) ataupun setelah Israel kembali dari pembuangan (akhir abad ke-5 SM
atau lebih kemudian lagi). Bagi Nabi Yoel, kehancuran yang dahsyat seperti itu,
hanya dapat berarti bahwa hari Tuhan, yaitu hari penghakiman Allah atas umat-Nya
serta bangsa-bangsa sudah dekat. Jalan Keluar satu-satunya adalah : seluruh
bangsa itu harus bertobat dengan sepenuh hati.

11. Kitab Nahum dan Habakuk


a. Kitab Nahum: Latar belakang, nilai-nilai sastra, makna teologis
Nahum bernubuat pada masa antara peristiwa jatuhnya kota Tebe ke tangan
pasukan Asyur di bawah pimpinan Asyurbanipal pada tahun 603 SM dan hancurnya
kota besar Niniwe pada tahun 612 SM. Nubuat Nahum yang sepenuhnya berpusat
pada penghancuran musuh kebuyutan Israel menimbulkan berbagai persoalan
teologis. Kita mendapat jawaban pertanyaan itu, ketika kita mengingat bahwa
nubuat Nahum bukanlah naruli primitif yang harus darah, melainkan bukti
kepercayaannya yang teguh akan keadilan Allah.
b. Kitab Habakuk: Latar belakang, pemberitaan dan pemahaman teologis
Tidak ada informasi terperinci mengenai Habakuk. Tapi dia disebut sebagai nabi.
Dalam pemberitaannya, ada dua kali ia bertanya pada Allah dan dua kali juga ia
mendapat jawaban dari-Nya, dan respon Habakuk mengenai pernyataan Allah
tentang recana-Nya bagi sisa orangy ang benar dan penindas yang kejam, dan
terutama pernyataan tentang Allah sendiri dalam segala kebesaran-Nya
membungkamkan segala protes.

12. Kitab Obaja


a. Nabi dan nubuatannya: Ada kemiripan yang mencolok antara Obaja dan Yeremia
serta Yoel. Bukti ini tampaknya menunjukkan bahwa Obaja dihormati oleh
bangsanya, terutama para nabi.
b. Pemberitaan mengenai Edom, Hari Tuhan dan Relevansi

13. Kitab Yehezkiel


a. Nabi Yehezkiel (Pribadinya dan zamannya): Yehezkiel anak Busi berasal dari
keluarga imam. Ia dibesarkan di Palestina, mungkin di Yerusalem, dan dibawa ke
Babel pada tahun 597 SM. Karena penglihatan-penglihatannya, tingkah lakunya
yang aneh dalam memerankan nubuat-nubuat tertentu, Yehezkiel pernah disebut
ekstatik, pengkhayal, ataupun dianggap orang yang menderita gangguan jiwa.
Yehezkiel pernah dilukiskan sebagai imam, nabi, gembala, pengkhotbah, “bapak dari
agama Yahudi”. Kitab Yehezkiel berisikan pemberitaan yang disampaikan secara
lisan atas perintah Allah.
b. Penulisan (Kanonisitas dan kritik)
c. Bentuk kanonis: Analisis, Alegori dan tindakan profetik, kronologi Yehezkiel, Anak
manusia, “Tunjukanlah mukamu kepada”, “Akulah TUHAN”
d. Teologi: Penglihatan akan Allah, penyembahan berhala, tanggung jawab pribadi,
Hari Sabat, Tirus dan Mesir
e. Eskatologi: Gembala sejati, Hati dan Roh yang baru, Lembah tulang-tulang kering,
pembuangan kedua, mengenai ibadat yang akan dipulihkan, kitab Yehezkiel dan
kitab Wahyu

14. Kitab Daniel


a. Daniel sebagai nubuat apokaliptik: Kitab Daniel berisikan salah satu berita terbesar
dalam Perjanjian Lama, yaitu: Kerajaan-kerajaan dunia ini akan digantikan dengan
Kerjaan Allah. Kitab Daniel termasuk jenis sastra yang biasa disebut “apokaliptik”
yang arti harafiahnya ‘penyataan, penyingkapan’.
b. Daniel dan kitabnya (Pribadinya, isi, Daniel dan raja-raja, serta mimpi-mimpi Daniel)
Daniel adalah salah seorang muda yang dibawa dari Yerusalem ke Babel oleh
Nebukadnezaruntuk dilatih melayani dalam Istana Raja. Menurut keterangan waktu
dalam Kitab Daniel, Nebukadnezar membawa anak-anak muda itu ke Babel pada
tahun 605 SM. Kitab Daniel jelas terbagi atas dua bagian dari segi isi: cerita-cerita
dan penglihatan-penglihatan. Kitab ini dapat pula dibagi berdasarkan bahasa.
c. Penulisan (Bahasa dan pengarang): Menurut Tradisi, kitab ini ditulis menjelas akhir
abad ke-6 SM. Satu-satunya keterangan pengarang adalah pernyataan bahwa
Daniel menuliskan mimpi itu.
d. Penafsiran tentang Kerajaan-kerajaan dan kerajaan Allah, Binatang keempat,
Domba jantan, kambing jantan dan tanduk, Doa Daniel bagi bangsanya, Kekejian
yang membinasakan, seorang seperti anak manusia

15. Kitab Hagai


a. Latar belakang: Kembali dari pembuangan, Keluaran baru, pembangunan kembali
Rumah Allah
b. Nabi Hagai (Pribadinya, pemberitaanya dan peristiwa-peristiwa dari tahun 539-515
SM: Hagai adalah seorang pemuda yang kembali dari Babel bersama-sama
Sesbazar. Secara menyeluruh nubuat ini bermaksud mendorong bangsa itu,
bupatinya, imam besarnya dan sisa bangsa itu untuk menyelesaikan pembangunan
kembali Rumah Allah.
c. Relevansi untuk zaman lain: Pemberitaan Hagai bersama dengan Zakharia dan
Maleakhi merupakan salah satu sumber pengharapan tentang Mesias ini.
Pembangunan Rumah Allah tidak hanya dimaksudkan untuk menyediakan pusat
ibadat bagi agama Yahudi. Kitab Hagai memperlihatkan bahwa pembangunan itu
dihubungkan dengan janji tentang Penebus yang akan datang.
d. Masa sesudah pembuangan: Pembentukan kanon, jemaat Yahudi dalam
perantauan, Situasi politik, sekte-sekte dalam agama Yahudi dan ringkasan masa
kini

16. Kitab Zakharia


a. Zakharia dan nubuatannya: Zakharia (“Tuhan telah mengingat”) disebut putra
Berekhya, putra Ido. Ido dalam Kitab Nehemia adalah kepala “kaum keluarga” dan
seorang imam. Pemberitaan Hagai dan Zakharia telah menggerakan para tua-tua
ibawah pimpinan Zerubabel dan Yosua untuk menyelesaikan pembangunan kembali
Rumah Allah.
b. Penulisan: Pertama, pengarang Zakharian 9-14 hidup sebelum masa pembuangan.
Kedua, pengarang sesudah masa Zakharia menulis Zakharia 9-14. Ketiga, ada dua
pengarang atau lebih yang menulis Zakharia 9-14 bukan hanya seorang “Deutero-
Zakharia” saja.
c. Penafsiran: Apokaliptik, Zakharia 1-8, Zakharia 9-14, Zakharia dalam Perjanjian Baru
dan relevansinya

17. Kitab Maleakhi


a. Nabi dan zamannya: Maleakhi berarti ‘utusanku’ dan mungkin bukanlah nama
pribadi. Tidak ada kitab nubuat lain yang tak dikenal pengarangnya. Keadaan yang
digambarkan secara tidak langsung menunjukkan bahwa kembalinya umat Israel dari
pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianik. Mereka telah menjadi tawar
hati. Ada yang menangis dan ada pula yang menjadi ragu-ragu.
b. Struktur dan isi: Entah itu ditujukan terhadap nabi atau terhadap Tuhan, tidak
dinyatakan, namun penggunaan metode ini menunjukkan bahwa bangsa itu suka
membantah, mempertanyakan kepercayaan dan praktik-praktik yang telah berlaku
sebelumnya.
c. Teologi: Tuhan semesta alam, Teodisi (pembenaran tindakan Allah) dan Perintis
jalan.

Kelebihan, Kekurangan, Tanggapan terhadap buku yang dibaca

 Kelebihan: Buku ini ditulis secara sistematis dan terstruktur, sehingga mudah untuk
dibaca dan dipahami oleh pembaca khususnya dari kalangan akademisi maupun
mahasiswa teologi, ayat-ayat Alkitab dan catatan-catatan kaki yang mendukung
pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan oleh penulis.
 Kekurangan: Karena buku ini adalah cetakan pertama juga diterjemahkan dari judul
aslinya, pastinya ada beberapa kekurangan sehubungan dengan data/informasi yang
belum lengkap (perlu diupgrade), bisa saja terjadi kesalahan dalam penerjemahan.
Beberapa istilah, singkatan-singkatan, kalimat bahkan pernyataan sulit yang
digunakan disisi lain sangat bermanfaat bagi pembaca dari kalangan akademisi atau
pun mahasiswa teologi, akan tetapi bagian tersebut akan menyulitkan pembaca dari
kaum awam yang baru belajar teologi.
 Tanggapan: Pembaca mendapatkan informasi mengenai kondisi, sejarah, budaya
sehubungan dengan konteks Perjanjian lama walaupun hanya ‘kulitnya’ saja, tetapi
sudah membantu pembaca untuk mengerti cara-cara membaca kitab-kitab sesuai
gaya, bentuk, maksud, tujuan dan relevansi bagi kehidupan kekristenan.

Anda mungkin juga menyukai