Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Ketika mempelajari masyarakat majemuk, maka sudah tentu harus juga mempelajari
karakter yang berbeda pada setiap masyarakat tersebut, sehingga dalam masyarakat ini sudah
pasti disebut juga masyarakat yangr kritis karena masing-masing memiliki prinsip dan pola
pikir yang berbeda pada umumnya tentang iman dan keyakinan. Namun dalam hal ini penulis
tidak membicarakan secara meluas dan umum tentang kehidupan masyarakat majemuk, tetapi
bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang akan disampaikan dalam
masyarakat yang majemuk.
Di Indonesia merupakan salah satu contoh kehidupan masyarakat mejemuk dengan
keberagaman suku dan budaya, dimana pada zaman dahulu kebudayaan Indonesia dan bahasa
melayu sudah menjadi mampu untuk mendudukan bahasa sebagai bahasa perhubungan,
pengantar, penghubung kebudayaan nasional. Itu sebabnya masyarakat majemuk ini selalu
penuh dengan kritikan tajam kepada para misionaris, dan setidaknya mereka skeptis terhadap
kebenaran Injil pada awalnya. Namun dengan bertambahnya waktu dan semakin masuknya
beberapa kebudayaan barat melalui penjajahan maka, mulailah masyarakat majemuk dengan
perlahan menerima Injil melaluipara Misionaris dan tetap berkembang sampai sekarang ini.
Pada zaman modern sekarang, yang menjadi tantangan terhadap Injil bukanlah lagi
masalah kebudayaan yang mendominasi, namun kritikan itu datang mulai nyata dari iman dan
kepercayaan “Agama dari sudut pandang adalah aspek dari kebudayaan, tetapi kebudayaan ini
bukanlah keseluruhan agama”1. Ketika budaya tidak berfungsi maka iman melalui suatu
agamapun dapat bertindak, sehingga masyarakat majemuk di Indonesia mulai menolak dengan
nyata-nyata Injil berkembang. Sehingga para Misionaris/Penginjil pun harus di batasi dalam
pergerakannya, namun sebagai orang percaya selalu optimis akan firman Tuhan bahwa Injil
itu harus di beritakan kepada semua mahluk sebab itu adalah perintah yang tidak bisa di tunda,
sebab Tuhan menghendaki agar semua manusia di dunia menerima Injil dan Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat.

1
Lesslie Newbigin, Injil Dalam Masyarakat Majemuk (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), hlm. 19.

1
Dalam hal inipun sudah tentu peran gereja sangatlah dibutuhkan untuk dapat lebih kreatif
dengan pimpinan Roh Kudus tetap setia dan semangat untuk memberitakan Injil di Masyarakat
Indonesia, jelas pasti selalu mendapat tantangan berupa penutupan tempat ibadah, sulitnya
mendapatkan izin pendirian bangunan gereja, pemberhentian ibadah di rumah-rumah dan
banyak hambatan terjadi, namun upaya untuk tetap memberitakan Injil bukannya berhenti
namun semakin gencar sebab keyakinan akan penyertaan Tuhan Yesus.
A.Rumusa Masalah
1.Bagaimana konsep Penginjilan bagi masyarakat Majemuk di Indonesia
2.Adakah Konteks Gereja melakukan penginjilan melalui Budaya Lokal.
C.Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Misi Lintas Budaya, dan untuk memberikan penjelasan kepada setiap orang percaya,
pentingnya sebuah penginjilan di tenga gereja dan masyarakat mejemuk di Indonesia.

D.Pentingnya Penelitian
Dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh data-data melalui pennelitian
wawancara dengan hamba Tuhan, studi pustaka. Hal ini penulis melakukannya memperoleh
data langsung dari pihak pertama, serta memperoleh data yang benar, akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan

E.Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam rangka pengumpulan data yang
diperlukan untuk penulisan makalah ini sebagai berikut :
Pertama, studi perpustakaan STT Bethesda Kota Harapan Indah Bekasi, belajar melalui
perpustakaan pribadi.
Kedua, penelitian lapangan : melalui wawacara dengan para hamba Tuhan yang ada di
Wilayah Harapan Indah Bekasi.

2
F.Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan dengan pembabakan sebagai berikut :
Bab I, Pendahuluan, yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah, pentingnya penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, Pandangan Positif tentang kehidupan Masyarakat majemuk di Indonesia.
Injil dalam keragaman Agama dan Budaya di Indonesia.
, Cara Pendekatan Injil dalam Masyarakat Majemuk di Indonesia.
Bab III, Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

3
BAB II
PANDANGAN POSITIF TENTANG KEHIDUPAN MASYARAKAT MAJEMUK
DI INDONESIA

A. Kehidupan Masyarakat Majemuk


Kehidupan masyarakat d Indonesia sejak dahulu kala sudah memiliki keberagaman
budaya yang berbeda dengan tradisi dan hukum yang berbeda, sehingga setiap suku saling
mempertahan kan kebudayaan masing-masing dengan cara dan pola menghidupi tradisi yang
sudah turun-menurun. Dalam hal ini setiap budaya sudah pasti memiliki masalah yang peka
dan rawan, yang walaupun kelihatannya tenang-tenag saja, namun dapat di rasakan adanya
ketegangan yang tersembunyi dan menggolak di bawah permukaan, yang sewaktu-waktu bisa
menimbulkan masalah besar dan mengakibatkan perang antar suku, dan ini sering terjadi di
beberapa daerah di Indonesia.
Menyikapi hal seperti ini, sebagai orang percaya haruslah memandangini tidaklah
merpakan hal yang mengejutkan, karena dalam perbedaan pandangan dari sudut
kebudayaanpun dapat di lihat bahwa Injil dapat di beritakan ditengah-tengah masyarakat
berbeda kebudayaan, terutamaharuslah mempelajari kehidupan kebudayaan dimana
seharusnya seorang pemberuita atau pembawa Inil tersebut harus menyadari sisi kebudayaan
dan mengetahui tradisi adat istiadat yang berlaku dimana ia memberitakan Injil agar dapat
diterima oleh masyarakat tersebut.

B. Kerukunan dalam Masyarakat Beragama


Di Indonesia masyarakat beragama selalu memjadi persoalan, tidak dapat di pungkiri
bahwa kejadian-kejadian yang seharusnya tida terjadi malah terjadi, contohnya bukan hanya
membangun gedung gereja semakin sulit, namun gangguan dan hambatan untuk beribadahpun
sering terjadi, bahkan issu kristenisasi pun sering menjadi acuan timbulnya pergolaakan yang
mengakibatkan anarkisme dari berbagai elemen organisasi masyarakat tertentu. Dan dalam

4
menyikapi seperti ini, maka dari sudut iman kristen, seharusnya memiliki hikmat dan
kebijaksanaan dari Tuhan agar selalu memahami setiap orang yang beragama lain itu harus di
rangkul sebagai teman atau sahabat, namun juga sebagai saingan, artinya dipahami sebagai
teman mak ia tidaklah teman, tetapikita hadapimereka sebagai ancaman atau musuh maka
sudah tentu disikapi sebagai saingan dalam mempertahankan iman.
“Salah satu penyebab mengapa orang mengalami kesulitan untuk menjalani hubungan
baik dangan yang berbeda agama adalah oleh karena kecenderungan manusia untuk
mempertahankan agama dan kebudayaan masing-masing”2. Akibatnya beberapa agama
eksklusif artinya membuat tembok dan membatasi hubungan dengan agama lain, dan orang
kristen yang hidup di tengah-tengah orang beragama lain seharusnya jangan menjadi orang
yang tertutupatau hanya karena disenangi sehingga menutupi identitas kristen. Tetapi harus
mampu untuk menerobos dan merobohkan tembok prasangka religius, karena orang kristen
harus selalu meneladani sikap Yesus Kristus.
Itu sebabnya menyikapi sedemikian rumitnya persoalan dilingkungan masyarakat
mejemuk ini, maka perlu adanya hubungan atau interaksi bersama dengan para tokoh-tokoh
agama dan masyarakat dan menjalin kerukunanantar umat beragama saling kerjasama dalam
meredam suasana yang mengaibatkan timbulnya gejoak yang besar berdampak kepada tidak
percayaan dalam kehidupan masyarakat.
Alkitab menjelaskan, dalam 1raja-raja 5:1-12. Diceritakan adanya kerjasama yang indah
antar Salomo, raja Israel dengan Hiram memasok bahan dan tukang untuk Salomo, sedangkan
Salomo memasok bahan pangan untuk Hiram, dalam ini orang kristen juga haruslah juga
menjalin kerjasama dalam lingkungan dengan masyarakat agama lain, contoh kecil dalam
tingkat lingkungan adalah bergotong-royong dalam kebersihan, keamanan, pembangunan dan
lain sebagainya yang yang memberikan sumbangsihnya lewat tenaga, materi dan pikiran. Hal
ini akan membuat hubungan kerukunan itupun akan terasa indah dan nyaman, sehingga awal
untuk memudahkan Injil melalui perbuatanpun akan berdampak positif bagi masyarakat
lingkungan.
Oleh karena itu sebagai orang percaya seharusnya selalu berpandangan pikiran positif
untuk menyikapi perbedaan dalam lingkungan masyarakat majemuk, sehingga perselisihan

2
Daniel Stefanus, D.Th., Pendidikan Agama Kristen Kemajemukan (Bandung: Bina Media Informasi,
2009), hlm. 8.

5
dalam kerukunan budaya dan agama dapat terjalin dengan kekeluargaan yang harmonis tanpa
membangun tembok pemisah atau dengan lainnya

B.Misi Dalam Agama Dan Budaya Indonesia

Perlu terlebih dahulu dipahami tentang arti Misi, istilah-istilah yang lazim digunakan
dalam hubungan dengan misi atau yang dianggap missi itu sendiri, yakni Mision, Zending,
Evanglism, pekabaran Injil, Pewartaan. “Istilah Mision (Missi) berasal dari bahasa Latin “Misio”
diambil dari kata dasar “Mittere” yang paduan dengan kata “Misum” artinya “To send” (mengirim,
mengutus) dan dalam bahasa Yunani adalah “Apostello” artinya mengirim dengan otoritas”3. Jadi
sudah jelas bahwa yang dimaksud dengan misi adalah pengutusan dengan otoritas dan kuasa dari
pengirim.
Sebagai orang percaya harus memahami atas dirinya tentang rancangan Allah untuk
melakukan sebuah tugas mandat yang ditugaskan kepadanya sebagai utusan Allah ditengah dunia
ini dan salah satunya kemungkinan bagaimana peran kinerja di tengah masyarakat majemuk seperti
di negara tercinta Indonesia. Mengharuskan umat-Nya harus terlibat dalam misi dan rancangan
Allah untuk memberitakan Injil ditengah keragaman agama dan budaya. “Itu sebabnya misi orang
percaya yang pertama dalam masyarakat majemuk adalah mengambil bagian dalam misi Allah ini,
yaitu memberitakan bahwa Allah tidak menghakimi tetapi menyelamatkan dunia ini”4. Artinya
Allah berkerinduan agar semua umat manusia tanpa memandang keanekaragaman budaya dan
agama tetapi siapa yang percaya kepada Dia dan mengaku ia adala Tuhan dan Juruselamat. Maka
Allah akan berkenan kepadanya, seperti yang Alkitab katakan: “Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setipa orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Misi ditengah masyarakat yang memliki banyak keragaman budaya dan agama membuat
seorag yang melakukan tindakan misi haruslah ekstra hati-hati, sebab bisa mengakibatkan
penolakan total dari setiap orang, yang kemungkinan besar jika mendiskredikan budaya atau
agama yang mereka percayai selama ini. Itu sebabnya seorang misi haruslah: pertama, terlebih
dahulu sedikitnya harus mempelajari juga kehidupan budaya bahkan kepercayaan seseorang, kedua

3
Alex Taliak, M.Th., Diktat Misiologi (Jakarta, April 2007), hlm. 1.
4
Daniel Stefanus, op.cit, hlm. 25.

6
orang misi harus juga mampu menjelaskan tujuan penyampaian berita yang dibawa tanpa
menyinggung kebudayaan atau kepercayaan mereka, setelah mereka memahami dan telah
menerima berita yang disampaikan seorang misi dapat bertindak jauh lebih dalam lagi. Artinya
seorang misi sudah tentu akan memberikan pengajaran-pengajaran yang lebih bermakna untuk
menguatkan iman seorang tersebut lewat kebenaran Alkitab.

C. Cara Pendekatan Injil Dalam Masyarakat Majemuk Di Indonesia

Injil yang siterjemahkan dalam kata Yunani, euangelion yang artinya: kabar baik. Kabar
baik bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah memenuhi janji-janji-Nya kepada Israel, dan bahwa
suatu jalan keselamatan telah di buka bagi semua orang. Dia menyelamatkan mereka dari dosa-
dosa mereka dan menjadikan mereka umat baru. “Dalam kesusasteraan klasik kata euangelion
mengacu kepada pahala yang diberikan untuk berita-berita yang baik. Juga menunjuk kepada apa
yang dikabarkan mula-mula kemenangan, kemudian berita kesukaan lain5”
Injil adalah suatu khabar baik bahwa jalan keselamatan telah terbuka bagi orang tanpa
kecuali, dan jalan keselamatan itu hanya diperoleh dalam iman kepada Yesus Kristus. Dia adalah
jalan dan kebenaran dan hidup. Karena itu rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma
menulis tentang keyakinannya bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya kepada Injil itu yakni Tuhan Yesus Kristus sendiri. Paulus menulis, “Sebab
aku mempunyai keyakinannya yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”
( Roma 1:16 ).
Injil artinya adalah kabar, tentu perlulah disebarkan, disampaikan kepada semua orang
supaya kabar baik itu mereka tanggapi, dan mereka diselamatkan. Ini merupakan tugas umat
Tuhan, Injil harus disampaikan kepada semua orang yang belum mengenal-Nya supaya menerima-
Nya, percaya kepada-Nya dan diselamatkan, agar semua umat-Nya menjadi murid-Nya. Apakah
kepada individu maupun kepada masyarakat tanpa memandang suku, ras, kebudayaan bahkan
kepercayaan yang mereka anut sebelumnya, sehingga mereka akan menerima Yesus sebagai Tuhan

5
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999), hlm.
435.

7
dan Juruselamatnya. Apakah mereka dalam satu kelompok tertentu atau kelompok masyarakat
majemuk. Injil harus dikabarkan bagi dunia.
Di indonesia adalah merupakan ladang yang sangat baik dalam memberitakan Injil,
sekalipun terdiri dari masyarakat majemuk yang beragam suku, kebudayaan dan kepercayaan.
Namun di bawah ini ada beberapa cara pendekatan yang dapat dilaksanakan seorang pemberita
Injil kepada masyarakat majemuk antara lain adalah :
A. Beberapa langkah penting bagi si pemberita Injil :
1. Meyakini kepastian keselamatan hanya dalam Yesus Kristus
2. Di penuhi Roh Kudus, dan menjaga kekudusn hidup
3. Menguasai cara dan sarana bersaksi yang efektif
4. Memiliki pengalaman pengetahuan kebudayaan sesuai tujuan memberitakan Injil
5. Berbicaralah hanya tentang Tuhan Yesus, bukan agama
6. Bawalah kedalam suatu persekutuan gereja dan
7. Rencanakanlah pertemuan tindak lanjut dan pemuritan

B. Bagaimnana Mengadakan Pendekatan Injil Dalam Masyarakat Majemuk


1. Beritakan Injil dengan kasih, jangan karena terpaksa.
2. Selalu menjalin hubungan persahabatan
- Jalin persahabatan dengan tulus, bukan sebagai tujuan pamrih. Tanpa
membedabedakan suku dan latar belakang.
- Peka terhadap sosial dan kebudayaan ( selalu menghormati dan menghargai ).
- Melalui persahabatan itu. Yakinlah bahwa Tuhan menyediakan peluang untuk
bersaksi .
3. Selalu berbicara hanya tentang Tuhan Yesus. Jangan menggunakan pendekatan kritik
terhadap kepercayaan agama atau gereja.
4. Gunakan kesaksian pribadi saudara dan kesaksian lainya sebagai bahn illustrasi

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan pada masyarakat majemuk di Indonesia haruslah dipelajari dengan seksama
bagaimana dasar pertumbuhan kebudayaan, sosial dan keyakinan yang sedang berkembang,
dan sikap kita haruslah selalau memandang keberagaman ini dengan pikiran yang positip, dan
dan bersahabat. Sebab Injil akan dapat diberitakan bila kita memiliki suatu sikap yang
bersahabat dengan menciptakan hidup dalam kekeluargaan dengan lingkungan dimana kita
berada. Untuk memudahkan masyarakat dimana kita tinggal dapat menerima keberadaan kita
dengan suatu misi yang kita bawa. Dalam hal inipun kasih itutetap kita aplikasikan dalam
kehidupan kita sebagai murid Tuhan. Disanalah dapat kita rasakan pengalaman yang sangat
indah dalam mengikuti Yesus.
Menjalin hidup dalam kerukunan ditengah masyarakat majemuk merupakan tindakan
yang tidak kalah pentingnya. Mengingat maraknya tindakan-tindakan yang tidak bertanggung
jawab yang kita temukan dilapangan membuat kita harus tetap waspada. Menjalin kerjasama
yang baik pada instansi pemerintah setempat yang sangat berkaitan dengan keberhasilan dalam
pelayanan di masyarakat majemuk, dan kewajiban sebagai warga negara selalu dilaksanankan.
Sehingga dampak kehidupan Injil bisa mempengaruhi pola kehidupan dimana kita berada.
Kesabaran dan ketekunan itulah yang membuat keberhasilan dalam melaksanakan tugas mulia
ini.

B. Saran
Dalam hal ini kita selalu menyadari kelebihan dan kekurangan dalam hidup sebagai
orang percaya. Itu sebabnya yakinilah bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita untuk
menyatakan kebenaran Injil, bersikaplah seperti prajurit yang selalu siap dalam segala hal,
belajarlah dari segala kehidupan Yesus yang selalu ramah, bertanggung jawab, jujur dan
bahkan kehidupan kasih yang Dia miliki akan selalu mengingatkan kita bahwa tugas yang kita
kerjakan datang dari Tuhan untuk menyelamatkan manusia.

9
Kepekaan akan Firman Tuhan membuat kita semakin berani untuk memberitakan Injil,
sebab melalui budaya kita dapat menyampaikan maksud Tuhan karena disanalah Dia akan
menyatakan kemuliaan-Nya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2007.


Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih OMF,1999.
Newbigin, Lesslie, Injil Dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Stefanus, Daniel. Pendidikan Agama Kristen Kemajemukan, Bandung: Bina Media Informasi,
2009.
Taliak, Alex. Diktat Misiologi, Jakarta, 2007.

11

Anda mungkin juga menyukai