Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Paulus adalah rasul yang menulis 13 surat yang ada di Alkitab. Paulus adalah seorang

Yahudi, namun Paulus diberi pendidikan bangsa Yunanioleh ayahnya sehingga Paulus

sanggup mengutip pujangga Yunani diluar kepala dan dapat menggunakan berbagai gaya

sastra helenistis.

Dengan pengaruh pendidikan tersebut dan latar belakang kehidupannya, Paulus

mempunyai dua kebudayaan yaitu Yahudi dan Yunani.1 Dengan adanya kebudayaan itu,

Paulus bisa membandingkan kedua kebudayaan tersebut, seperti yang ada di dalam kitab

Roma. Seperti yang ada di Roma 4: 1-6. Paulus memberi contoh iman kepada orang Roma

yang berkebudayaan Yunani dengan seorang Abraham yang sangat jelas adalah nenek

moyang bangsa Israel, yang adalah Yahudi. Apa tujuan paulus menggunakan kebudayaan

yang berbeda untuk menyatakan kebenaran firman Tuhan?

Paper ini akan berusaha mengungkapkan maksud Paulus yang menuliskan Abraham

sebagai contoh kepada jemaat di Roma dengan memperhatikan berbagai macam analisa yang

dibutuhkan dalam penafsiran teks. Selanjutnya, eksposisi praktis akan diambil guna memberi

arahan bagi jemaat masa kini.

1
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1998), 289.

|1
BAB II

INTRODUKSI DAN LATAR BELAKANG SURAT ROMA

A. Introduksi

Surat Roma ditulis oleh Paulus di Korintus pada akhir perjalanan Paulus yang ketiga

(pada abad 57?).2Ditujukan untuk jemaat di Roma, yang tidak diketahui siapa pendiri jemaat

disana. Tujuan kitab Roma ini adalah mengajar dan menguatkan iman kristen pada jemaat

Roma, baik yang lemah imannya maupun yang sudah kuat. Juga Paulus menyatakan maksud

tujuannya dalam kitab ini untuk mengantar bantuan untuk orang-orang kudus di Yerusalem.

B. Latar Belakang Sejarah

Pada tahun 49 M Kaisar Claudius mengusir semua orang Yahudi dari roma karena

mereka bertengkar atas hasutan seseorang yang bernama ‘Kretus’. Dari situ dapat diambil

kesimpulan bahwa telah ada orang Kristen di Roma seberlum tahun 49, dan bahwa orang

kristen tersebut adalah orang Yahudi.3 Pada saat Paulus menulis kitab Roma orang Yahudi

sudah kembali dan kemungkinan pendatang-pendatang dari Roma yang orang Yahudi ini

yang menyebarkan agama Kristen disana.4 Orang Kristen non-Yahudi merupakan mayoritas

jemaat.5

1. Yahudi dan Non-Yahudi

a. Kristen Yahudi di Roma

Roma telah diinjili dan memiliki jemaat yang berkembang pesat. Banyak orang

Kristen di Roma mungkin sekali adalah orang Yahudi, dan Paulus menyadari beberapa dari

mereka sudah dipengaruhi untuk melawan Paulus sendiri. Orang-orang Kristen di Yudea

2
Dianne Bergant dan Robert J. Karris, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta:
Kansius IKAPI, 2012), 250.
3
Van Den End, Tafsiran Alkitab Surat Roma, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2003), 3.
4
Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas, 2001), 506.
5
End.

|2
mungkin telah datang ke sana, dan mengatakan bahwa semua orang Kristen non-Yahudi

harus mengikuti hukum Taurat.6

Karena adanya pengaruh yang besar dalam perkembangan Kristen di Roma oleh

orang Kristen Yahudi, maka banyak orang-orang Roma yang mengikut ajaran Kristen.

Namun karena masih kuatnya budaya Yahudi, perkembangan agama Kristen di pengaruhi

oleh tradisi Yahudi. Sehingga ada sebuah pengajaran bahwa jika menjadi orang Kristen harus

menjalani Tradisi-tradisi Yahudi.

b. Yudaisme Dalam Kekaisaran Roma

Para Yahudi menyadari bahwa menyanyikan nyanyian Tuhan Allah dapat dilakukan

di negeri asing dan bukan hanya di Yerusalem. Maka para Yahudimembangun sinagoge-

sinagoge, tempat beribadah orang Yahudi. Dalam keadaan sosial yang berbeda, beberapa hal

harus dilakukan secara berbeda pula, dan sinagoge bukan jiplakan Bait Allah. Dengan

demikian berkembanglah bentuk ibadah orang Yahudi seperti: berdoa, membaca Taurat,

memelihara hari Sabat, sunat dan hukum-hukum mengenai makanan.7

Penyesuaian ibadat Yahudi tradisional ini sudah dilakukan sejak masa pembuangan

dari Babel sampai pulang kembali ke tanah airnya, mereka membawa bentuk peribadatan

seperti itu. Setelah penaklukan-penaklukan Aleksander, ada orang Yahudi yang dengan

sukarela pindah ke berbagai tempat di dunia laut Tengah, wajar saja jika para Yahudi

menerima sinagoge sebagai ungkapan kesetiaan pada agama.

Tentu tidak semua sinagoge sama. Ketika di Yerusalem ada pengawasan ajaran serta

pelaksanaan ibadat sinagoge secara ketat. Namun masalah yang dihadapi orang Yahudi di

Babel sangat berbeda dengan masalah orang Yahudi di Roma. Jadi di setiap tempat, orang-

orang Yahudi harus menghadapi tantangan baru. Di Roma, beberapa orang Yahudi tidak

6
Drane, 368.
7
Ibid., 33.

|3
keberatan mengikuti banyak kebiasaan masyarakat kafir. Tetapi orang-orang Yahudi yang

lain di kota Roma mengecam apa yang mereka anggap sebagai pencampuran dan

pengkhianatan terhadap agama nenek moyang mereka. Orang-orang ini berpegang secara

ketat kepada pengertian tradisional terhadap hukum Taurat.8

8
Ibid., 34.

|4
BAB III

GARIS BESAR SURAT DAN KONTEKS SASTRA

A. Garis Besar Surat Roma

PASAL 1: Akibat dari pelanggaran-pelanggaran yang disengaja

PASAL 2: Hukuman Allah atas orang Yahudi maupun Yunani

Hukum Taurat dan sunat

PASAL 3: Manusia berdosa namun dapat dibenarkan oleh iman

PASAL 4: Iman Abraham sebagai contoh dari pembenaran iman

PASAL 5: Pengaruh penebusan Yesus bagi dunia

PASAL 6: Lepas dari belenggu dosa

PASAL 7: Akibat dan arti hukum Taurat

PASAL 8: Hidup dan kemuliaan oleh Roh

PASAL 9: Kedaulatan Allah dalam memilih

PASAL 10: Nasihat untuk percaya

Ketidakpercayaan Israel

PASAL 11: Sisa bangsa Israel yang akan diselamatkan

PASAL 12: Kerendahan hati dan pelayanan sebagai persembahan

PASAL 13: Kepatuhan terhadap pemerintah

Ajakan untuk berjaga-jaga

PASAL 14: Nasihat untuk jangan menghakimi sesama

PASAL 15: Nasihat untuk saling menguatkan

Rencan Paulus untuk ke Spanyol

PASAL 16: Salam Penutup dan peringatan

|5
Inti sari dari kitab Roma adalah pembenaran manusia dihadapan Allah adalah

anugerah dari Kristus dan karena iman, dan bukan Taurat. Surat ini ditujukan untuk saling

menguatkan iman antara orang Yahudi maupun orang Roma yang non-Yahudi. Beberapa

unsur penyataan bahwa manusia dibenarkan oleh iman yang tertera pada surat ini:

- Hidup kekal bagi yang berbuat baik (Roma 2: 6-11)


- Taurat dan Sunat tidak menyelamatkan (Roma 2: 17-29)
- Yesus jalan pendamaian karena iman (Roma 3: 24-25)
- Oleh iman karena kepada kasih karunia (Roma 5: 2)
- Mati dari dosa dan percaya (Roma 6: 7-8)
- Kebenaran karena iman (Roma 10: 9)

B. Konteks Dekat

Konteks dekat dari Roma 4: 1-7 adalah semua ayat dalam Roma 4. Ayat-ayat dalam

kitab Roma memberikan konteks bagi pemahaman yang utuh terhadap Roma 4: 1-7. Pada

ayat selanjutnya, yaitu ayat 9-16 yang menjelaskan bahwa Abraham dibenarkan bukan karena

dia disunat atau hukum Taurat (orang Yahudi), namun karena iman. Selain itu pada ayat 17-

22 merupakan penjelasan mengapa iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran. Lalu

23-25 adalah peneguhan iman bagi orang-orang bukan Yahudi.

C. Konteks Jauh

Konteks jauh dari Roma 4: 1-7 adalah Kisah Para Rasul 2; 6:1; 9:29 yang mempunyai

kemungkinan informasi mengenai asal usul orang percaya di Roma dan ajaran Yesus tentang

iman dalam Injil-injil Sinoptik. Kisah Para Rasul memberi kemungkinan bahwa orang-orang

Yahudi yang berbahasa Yunani ini adalah yang menyebarkan kekristenan di Roma.

Konteks jauh yang lain, adalah pasal-pasal lain dalam kitab Roma. Pasal 1-3

memberitahu tentang dosa dan pelangaran manusia serta hukuman Allah bagi semua orang

Yahudi maupun Yunani. Sedangkan pada pasal 4-9 memberitahu tentang pengaruh

penebusan Yesus dan iman pada orang Yahudi maupun Yunani . Pada pasal 10-16 berisi

|6
nasihat-nasihat untuk saling menguatkan iman sesama pengikut Kristus baik orang Yahudi

maupun Yunani, yang kuat maupun yang lemah iman.

|7
BAB IV

TAFSIRAN, KEBENARAN KEKAL DAN EKSPOSISI

A. Tafsiran Roma 4: 1-7

4:1 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? 4:2 Sebab jikalau
Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan
Allah.4:3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan , dan Tuhan
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." 4:4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak
diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. 4:5 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. 4:6 Seperti
juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: 4:7
"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;

Ayat 1
1
Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhurjasmani kita?

1
ΤίοὖνἐροῦμενεὑρηκέναιἈβραὰμτὸνπροπάτοραἡμῶνκατὰσάρκα;

Paulus mengambil contoh Abraham sebagai Ἀβραὰμ

τὸνπροπάτοραἡμῶνκατὰσάρκαyang artinya nenek moyang menurut daging, sebagai

seorang nenek moyang bangsa Israel,umat Tuhan. Seperti beberapa patriakh menerima

tindakan Abraham sebagai dasar iman. Bagi Paulus Abraham diterima oleh Allah karena

Abraham percaya bahwa apa yang Tuhan janjikan padanya, akan benar-benar dilakukan

Tuhan. Bagi Paulus nyatalah bahwa hanya dengan mempunyai iman seperti Abraham,

manusia bisa diterima oleh Tuhan.9

Ayat 2
2
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar
untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.

2
εἰγὰρἈβραὰμἐξἔργωνἐδικαιώθη,ἔχεικαύχημα:ἀλλ'οὐπρὸςθεόν.

9
Gerald F. Hawthorne, Ralph P. Martin, Daniel G. Reid, Dictionary of Paul and His Letters,
(Leicester: InterVarsity Press, 1993), 287.

|8
Paulus ingin menunjukan bahwa perbuatan yang dilakukan Abraham adalah usaha

yang keras dan tidak main-main. Dibuktikan dengan kata ἔργωνyang berarti perbuatan atau

pekerjaan. Kata ini bermakna bahwa apa yang dilakukan adalah usaha keras yang sangat

berlawanan dengan kemalasan, atau useful activity in contrast to useless busy-ness;10

kegiatan yang berguna yang sangat berbeda dengan kesia-siaan. Paulus ingin menunjukkan

bahwa apa yang Abraham kerjakan dengan iman adalah kesungguh-sungguhan.

Maka dari pekerjaan itu, Abraham mempunyai dasar untuk

bermegah;καύχημα.καύχημα biasanya digunakan Paulus yang mengungkapkan kebiasaan

orang Yahudi yang percaya diri dengan bermegah dihadapan Tuhan. Namun kata terakhir

dalam ayat ini,“tetapi tidak di hadapan Allah” menunjukkan bahwa manusia tidak bisa

bermegah atau dibenarkan dihadapan Allah atau memperoleh keselamatan karena kekuatan

maupun perbuatan manusia.

Ayat 3
3
Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan,
dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."

τίγὰρἡγραφὴλέγει;ἘπίστευσενδὲἈβραὰμτῷθεῷ,καὶἐλογίσθηαὐτῷεἰςδικα
3

ιοσύνην.

Pemakaian kata percaya pada pemakaian bahasa Yunani bermakna seperti

kepercayaan pada senjata atau keahlian pada pemakaian senjata. Karena kepercayaan bisa

diartikan sebagai tugas, percaya mempunyai nuansa “patuh”. Seperti terikat pada perjanjian

atau mengingat perjanjian maka orang yang mempunyai kepercayaan pada sesuatu perjanjian

yang diyakini akan dilakukan.11

10
Gerhard Kittel, Theological Dictionary of The New Testament Volume II, (Michigan: WM. B
Eerdmans Publishing Company, 1964), 635.
11
Gerhard Kittel dan Gerhard Friedrich, Theological Dictionary of The New Testament
Volume VI, (Michigan: WM. B Eerdmans Publishing Company,1995), 175.

|9
Maksud paulus kepada orang Roma menggunakan kata Ἐπίστευσεν yang sesuai

dengan makna kata ini, yaitu menunjukkan bahwa iman Abraham waktu itu benar-benar

suatu kepercayaan yang besar dan sungguh-sungguh. Juga menunjukkan bahwa dengan iman

seperti itu, seseorang bisa mengikuti perjanjian Allah yang benar-benar memegang teguh

janji-Nya pada umat-Nya.

Kata kebenaran dalam ayat ke-3 dalam bahasa Yunani adalah δικαιοσύνην. Kata

kebenaran ini dalam pemikiran baru Paulus adalah kebenaran dihadapan Tuhan tidak berasal

dari hukum Taurat. Kebenaran di dalam ayat ini tidak bisa didapatkan dari arti Taurat.12

Kebenaran yang membebaskan ada pada Yesus yang telah menyelamatkan manusia, bukan

karena perbuatan baik yang telah dilakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian

kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

Dengan pemikiran Paulus seperti ini, tentu Paulus ingin menunjukkan bahwa hanya

oleh Kasih Tuhan langsung semua manusia bisa benar atau layak dihadapan Tuhan. Dengan

pemakaian kata ini Paulus ingin menunjukkan bahwa karena perkenanan Tuhan sendiri,

semua orang memperoleh kebenaran dan bukan karena seseorang adalah Yahudi.

Ayat 4
4
Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi
sebagai haknya.

4
τῷδὲἐργαζομένῳὁμισθὸςοὐλογίζεταικατὰχάρινἀλλὰκατὰὀφείλημα:

12
Gerhard Kittel, Theological Dictionary of The New Testament Volume II, (Michigan: WM.
B Eerdmans Publishing Company, 1964), 202.

| 10
Kata bekerja disini menggambarkan perbuatan dan kerja keras Abraham pada ayat 2

sebelumnya. Namun disini Paulus menulis bahwa kerja keras seperti itu upahnya tidak

dihitung sebagai hadiah.

upah dalam bahasa Yunani adalah μισθὸς.μισθὸς dalam pemikiran Paulus adalah

ganjaran dua kali lipat, baik dalam hukuman ataupun hadiah, itu adalah kepastian. Upah

disini bermakna suatu tuaian dari apa yang ditabur. Paulus menggambarkan kebesaran upah

ini, dengan gambaran suatu pertandingan lari yang sangat ingin Paulus menangkan. Paulus

ingin memenangkan untuk Tuhan.13

Seperti yang tertulis di ayat 4 ini, segala kerja keras atau usaha manusia tidak dihitung

sebagai hadiah, yaitu χάριν. χάρινdalam pemakaian kata ini dalam Perjanjian Baru berarti

keadaan yang penuh dengan sukacita. Kata ini juga dipakai Gabriel saat bertemu Maria yang

menggambarkan kesukacitaan yang luar biasa. Namun segala kerja keras dihitung sebagai

haknya atau ὀφείλημα.ὀφείλημαterjemahan dalam bahasa inggris berarti adalah hutang,

sesuatu yang harus dibayar, sesuatu yang normal untuk diberi.

Ayat 5
5
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang

membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.

5
τῷδὲμὴἐργαζομένῳ,πιστεύοντιδὲἐπὶτὸνδικαιοῦντατὸνἀσεβῆ,λογίζεταιἡπί

στιςαὐτοῦεἰςδικαιοσύνην,

Di dalam ayat ini Paulus lebih menekankan kata percaya. karena disini sebelum kata

percaya Paulus memberikan suatu peraturan, yaitu meskipun seseorang tidak bekerja keras

seperti Abraham di ayat sebelumnnya. Namun karena percaya,πιστεύοντι, kepada Yesus.

13
Gerhard Kittel, Theological Dictionary of The New Testament Volume IV, (Michigan: WM.
B Eerdmans Publishing Company, 1955), 719.

| 11
Dengan kepercayaan yang besar dan sungguh-sungguh, kepada Yesus. Maka iman seseorang

yang πιστεύοντι kepada Yesus seperti ini yang dianggap sebagai kebenaran.14

Pada saat Paulus mengatakan diperhitunggkan. Paulus merujuk pada Yesus yang

membenarkan orang durhaka, δικαιοῦντατὸνἀσεβῆ, lewat penebusan-Nya di kayu salib.

Paulus menaruh Yesus sebagai yang memperhitungkanδικαιοσύνην,kebenaran itu.15 Yesus

yang memperhitungkan kebenaran itu dengan membebaskan dan menyelamatkan manusia,

bukan karena perbuatan baik yang telah dilakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh

permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham

saja, tetapi ditulis juga untuk semua orang; sebab kepada semuanya Allah

memperhitungkannya, karena percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, dari

antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran dan dibangkitkan

karena pembenaran.16

Ayat 6-7
6
Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan
berdasarkan perbuatannya: 7"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-
pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;

καθάπερκαὶΔαυὶδλέγειτὸνμακαρισμὸντοῦἀνθρώπουᾧὁθεὸςλογίζεταιδικ
6

αιοσύνηνχωρὶςἔργων,7Μακάριοιὧνἀφέθησαναἱἀνομίαικαὶὧνἐπεκαλύφθησαναἱἁ
μαρτίαι:

Lalu Paulus mengutip mazmur Daud di kitab Mazmur 32:1. sebagai bukti bahwa

Allah akan mengampuni pelangaran-pelanggaran dan dosa-dosa. Dalam ayat 6 dan 7 ini lagi-

14
Gerhard Kittel dan Gerhard Friedrich, Theological Dictionary of The New Testament
Volume VI, (Michigan: WM. B Eerdmans Publishing Company,1995), 217.
15
Gerhard Kittel, Theological Dictionary of The New Testament Volume II, (Michigan: WM.
B Eerdmans Publishing Company, 1964), 202.
16
Diambil dari roma 4:23-25 sebagai pendukung.

| 12
lagi Paulus mengatakan berbahagialah orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan

perbuatannya, usahanya, dan kerja kerasnya, namun oleh kasih karunia Allah kepada semua

orang yang percaya kepada Yesus sang Juru Selamat.

Prinsip/Kebenaran Kekal

Dari surat ini, dapat disaksikan bahwa keselamatan bisa didapatkan oleh siapa saja.

Pertama-tama orang Yahudi dan juga Yunani yang beriman kepada Yesus. Pada seluruh Injil

Sinoptik juga sudah diterangkan bahwa Yesus sebagai “Roti Kehidupan”, “Satu-satunya

Jalan” dan segala sesuatu dalam Injil Sinoptik yang menerangkan Yesus sebagai Penyelamat

dan Penebus dosa. Surat ini merupakan surat yang menerangkan bahwa Allah adalah Allah

dari segala Bangsa, dan Yesus adalah Penyelamat segala Bangsa.

Seperti pada surat-surat Paulus yang Lain, ada satu keunikan dalam cara Paulus

meneguhkan iman jemaat di Roma yang kebanyakan adalah orang Yunani. Paulus

menggunakan contoh Abraham yang jelas-jelas adalah nenek moyang bangsa Yahudi.

Namun maksud Paulus adalah penyelamatan tidak hanya pada orang Yahudi, penyelamatan

datang kepada orang yang percaya kepada Yesus, dengan iman yang teguh. Dengan iman

yang teguh Allah membenarkan manusia.

Paulus dalam surat Roma 4 ini tidak membandingkan atau membanggakan Abraham

sebagai orang yang dibenarkan Tuhan. Namun Paulus menjelaskan kepada jemaat di Roma

alasan kenapa Abraham dibenarkan oleh Allah. Dan menjelaskan apa hasil dari kepercayaan

kepada Allah, menjelaskan bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri,

manusia tidak bisa membuat dirinya benar dihadapan Allah meskipun dengan usaha yang

sangat keras. Semua usaha itu hanya diperhitungkan sebagai hak dari perbuatan saja, hasil

yang dirasakan di dunia saja. Karena keselamatan hanya bisa didapatkan dalam Yesus.

| 13
Dengan demikian, tidak ada lagi perbedaan antara orang Kristen Yahudi dengan

Kristen non-Yahudi. Paulus juga menasihati agar orang Kristen yang kuat imannya

menguatkan iman orang Kristen yang lemah imannya. Jadi baik Yahudi maupun bukan,

hanya iman kepada Yesus yang mampu membenarkan manusia.

| 14
BAB V

KESIMPULAN

Seseorang tidak dapat mengklaim bahwa tasirannya adalah satu-satunya yang paling

tepat. Namun, dengan menerapkan semua prinsip dan metode dalam penafsiran teks,

seseorang dapat yakin bahwa tafsirannya dapat meminimalisir kesalahan-kesalan yang dapat

muncul dalam suatu penafsiran.

Setelah melalui proses penyeledikan teks, Roma 4: 1-7 merupakan penguatan iman

dari Paulus kepada jemaat Kristen di Roma yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi.

Surat ini bukan bermaksud membanggakan atau menjelekkan orang Yahudi pada jemaat di

Roma. Namun bermaksud menyatakan bahwa hanya dengan iman seseorang bisa

diselamatkan, tanpa adanya pengaruh dari ras baik Yahudi atau Yunani. Hal ini dapat dilihat

dari perkataan Paulus, yang menjelaskan kenapa Abraham dapat dibenarkan Allah. Paulus

menjabarkan bahwa Abraham memang melakukan usaha yang keras, namun bukan itu yang

membuat Abraham dibenarkan Allah, melainkan karena iman Abraham yang percaya penuh

kepada Allah, mempercayakan hidupnya penuh kepada Allah.

Maka dari perkataan Paulus di Roma 4:1-7. Paulus menguatkan iman orang Kristen

yang lemah imannya di Roma. Memberitahu jemaat di Roma, cara agar berkenan di hadapan

Allah, yaitu dengan percaya penuh kepada Yesus juru selamat manusia.

| 15

Anda mungkin juga menyukai