Dalam perjanjian lama ada dua istilah yang menunjukkan jemaat yaitu “Qahal” dan
“Edah”. Istilah Qahal berarti “jemaah” dan “Edah” berarti “bertemu atau datang berkumpul
bersama-sama ditempat yang telah ditunjukkan”. Oleh sebab itu, bilamana istilah “Qahal”
dan “Edah” dipergunakan dalam perjanjian Lama, maka hal itu berarti menunjukkan pada
jemaah Israel yang sedang berkumpul. Dalam perjanjian lama, bangsa Israel juga disebut
“Qahal Jahweh” yang berarti “umat atau jemaat Tuhan”. Karena mereka dipanggil keluar
dari antara bangsa-bangsa kafir untuk menjadi suatu bangsa yang suci. Istilah “Qahal
Jahweh” diambil alih oleh jemaat perjanjian Baru dan menyebutkan dirinya “Ekklesia Tou
Theon”, yang berarti “Jemaat atau umat Allah”. Karena itu, di dalam perjanjian baru istilah
“Ekklesia” pada umumnya menunjukkan kepada gereja atau jemaat perjanjian baru,
walaupun dalam beberapa tempat istilah itu menunjukkan pada perhimpunan umum.
Dengan demikian penanaman jemaat ialah suatu proses membentuk suatu komunitas yang
terpisah dari kekafiran dan beribadah kepada Allah.
Persekutuan gereja perjanjian baru yang didemonstrasikan pada hari pentakosta (Kis.
2:42-47), dimana mereka belajar Firman, bersekutu, menyembah dan melayani serta
mengalami banyak tanda-tanda dan mujizat yang menyebabkan komunitas di sekitar
mereka menjadi takut kepada Allah. Persekutuan gereja perjanjian baru menampakkan
kekuatan sentrifugal (yang bergerak keluar) yang berlandaskan kasih kepada dunia, yang
oleh keberadaannya ia menajdi pembawa berkat bagi masyarakat banyak (sentrifugal).
Dengan mengasihi, terciptalah kehidupan gereja yang misioner (I Tesalonika 1:2-10; Kis.
2:16-17). Kehidupan gereja yang misioner ini membawa pertumbuhan yang merupakan
reproduksi kualitas, kuantitas, dan fungsional dari kehidupan gereja. Kehidupan gereja
yang misioner menyebabkan ia berkembang menjadi komunitas syalom yang membawa
berkat yang bertumbuh pada konteks dimana ia berada, yang di dalamnya ada dinamika
sentripetal yang menarik orang datang kepada Allah (Kis. 2:47).
Kekristenan pada abad mula-mula memiliki perkembangan yang sangat pesat.
Mengapa banyak orang masuk kristen, terutama pada abad-abad atau tahun-tahun pertama
tarikh masehi? Jawaban terhadap pertanyaan ini tidaklah mudah. Mula-mula kehidupan
persekutuan kristen itu lebih bersifat pribadi, dari rumah tangga yang satu ke rumah tangga
yang lain, tidak resmi, dan bergerak secara diam-diam. Upacara-upacaranya pun banyak
menimbulkan pertanyaan, karena banyak memberikan kesan rahasia. Para pemeluknya pun
2
kebanyakan orang-orang dari kelas bawah. Tetapi mengapa banyak orang masuk Kristen?
Salah satu daya tarik kekristenan waktu itu sebagaiamana disaksikan oleh Tertulianus,
adalah bahwa orang-orang kristen itu benar-benar saling mengasihi; mereka
memberlakukan kasih satu terhadap yang lain, terlebih terhadap orang-orang miskin,
rendah dan hina. Dengan kekuatan kasih itu mereka berhasil memberlakukan kesamaan
derajat antara sesama manusia. Pembangunan jemaat dalam perjanjian baru dipusatkan
pada empat aktivitas utama, yaitu ketekunan dalam pengajaran para rasul-rasul,
persekutuan, pemecahan roti, dan doa (Kis.2:42). Gambaran dari persekutuan mula-mula
itu menjelaskan bahwa studi (ketekunan dalam pengajaran para rasul-rasul) merupakan
unsur penting dalam pembangunan jemaat. Dalam suasana ini, studi juga mencakup dialog.
Perhatian diberikan pada permasalahan-permasalahan utama dalam kehidupan masyarakat,
dan diskusi dalam jemaat menjadi faktor penting dalam pembangunan identitas bersama
dan pribadi. Persekutuan melibatkan interaksi. Kata Yunani Koinonia, yang digunakan
dalam naskah kisah para rasul 2:42, mencakup pembangunan hubungan yang akrab atau
mesra. Persekutuan merupakan tanda solidaritas, yaitu partisipasi dan saling berbagi
dengan orang lain. Karena itu, jemaat bisa jadi sumber daya utama untuk suatu relasi yang
penuh perhatian dan pemeliharaan.
2
Mengapa Perlu Penanaman Jemaat ?
memilikinya. Sebagian besar dari kita merasa sudah sepantasnya bila denominasi kita
menekankan untuk menyumbangkan sesuatu yang penting bagi keseluruhan tubuh Kristus
secara universal. Namun bila kecepatan penurunan yang terjadi dewasa ini di banyak
denominasi terus berlanjut sampai 25 sampai 30 tahun mendatang, dikuatkan dengan
peningkatan nyata dalam profil usia keanggotaan saat ini, maka masa depan setidaknya
akan suram. Salah satu unsur penting yang mutlak untuk menembalikan penurunan ini
adalah menanam gereja-gereja baru dengan penuh semangat.
3. Penanaman gereja mengembangkan kepemimpinan Baru.
Banyak studi telah mengkonfirmasikan fakta bahwa variabel institusi yang paling
penting untuk pertumbuhan dan ekspansi gereja lokal adalah kepemimpinan. Dalam suatu
gereja lokal, tidak ada individu yang lebih penting bagi pertumbuhan selain gembala
senior, tetapi gembala-gembala senior yang efektif juga melihat pentingnya pemimpin-
pemimpin awam ikut mengambil tanggung jawab dalam posisi-posisi pelayanan di Gereja.
Dengan adanya perintisan gereja baru, membuat kepemimpinan semakin baik dan akan
muncul banyak pemimpin-pemimpin baru.
4. Penanaman Gereja menstimulasi Gereja-gereja yang sudah ada.
Beberapa orang enggan memulai gereja-gereja baru karena takut merugikan gereja-
gereja yang saat ini telah ada di daerah sasaran komunitas. Mereka berpikir bahwa dengan
melakukannya, dapat menimbulkan kompetisi yang tidak diharapkan di antara saudara-
saudara seiman dalam Kristus. Justru dengan keberadaan gereja yang baru akan membuat
gereja yang sudah ada mengembangkan diri, tentu saja bukan untuk persaingan tetapi
untuk memberdayakan kemampuan yang ada.
5. Penanaman gereja itu Efisien
Tidak ada cara yang lebih praktis atau lebih berharga untuk membawa orang-orang
yang belum percaya kepada Kristus dalam suatu area geografis tertentu selain menanam
gereja-gereja baru. Ini berlaku untuk “daerah baru” dan juga untuk “daerah lama”. Dengan
munculnya gereja anak atau gereja baru, akan membuat kekristenan semakin tersebar,
dengan demikian semakin banyak orang yang mendengarkan Injil dan beroleh
keselamatan. Tentu saja pendirian jemaat baru ini membuat lebih banyak jiwa terjangkau
dan jiwa baru dapat terlayani dengan baik.
4
3
Mengenal Dunia Dimana Gereja Serta Jemaat Berada
Monotheisme Zoroaster
Budaya Helenis
Penganiayaan Penganiayaan
Katakombe Katakombe
5
Kaisar Konstantin
Gereja + Negara/Politik
Jaman Filsafat
Bidat-Bidat
Docetisme Pelagius
6
Protestan Katolik
7
1. Abad ini adalah abad informasi. Terjadi perubahan sebelumnya dari masyarakat
agriculture ke industri dan ke masyarakat informasi, yang tidak siap ketinggalan.
2. Tekhnologi komputerisasi, komunikasi dan transportasi yang luar biasa. Jarak tidak
menjadi halangan bagi pasar business. Kapitalisme pindah ke dunia business.
3. Kejayaan pindah dari negara-negara OPEC pada 1970an ke Pacific Rim pada
1980an dan ke negara-negara yang ditemui ladang minyak Pasar modalpun
menurun di Asia pada 1996/97 dan ke negara-negara yang bangkit ekonominya
seperti China.
4. Negara-negara barat berjuang untuk New World Order.
5. Bangkitnya sekularisasi diikuti oleh bangkitnya agama-agama (Islam, Kristen,
Hindu, Islam) dan juga kepercayaan-kepercayaan mistik dan para normal
khususnya New Age di Amerika. Agama-agama mulai hidup berdampingan
bahkan bercampur (sinkretisme, katolik abad ke 20).
6. Ledakan penduduk dunia: 6,232 miliar (2000); 8,312 miliar (2025), dimana 4,939
ada di Asia, 706 juta di Amerika Latin, 375 Juta di Amerika Utara, 39 juta di
Oceania. 20% penduduk dunia ada di China, 50 juta Chinese diluar, 150 ribu di
Amerika. 10 miliar orang akan membutuhkan Injil lintas budaya. Pada tahun 2000
jumlah orang miskin yang terbesar ada di dunia ketiga yakni 2/3 dari penduduk
dunia. 200 juta orang diantaranya adalah orang miskin.
7. Gap antara kaya dan miskin, Jepang menguasai 20% income dunia.
8. Perang dingin berlalu (runtuhnya komunis) diganti dengan perang ethnic, ada 47
juta jiwa yang menjadi pengungsi.
10
21. Terrorisme international yang diwakili oleh kelompok Osama Bin Laden, peristiwa
WTC, perang Amerika terhadap Afganistan dan Irak yang telah menimbulkan
gejolak dan gelombang reaksi dari dunia Islam dan Barat. Krisis terrorisme
mempengaruhi politik, ekonomi, budaya, dan agama di dunia ketiga dan barat. Ada
pula usaha Eropa mewujudkan sekutu sendiri kecuali Inggris sebagai reaksi
ketidaksetujuan terhadap serangan Amerika terhadap Irak.
22. Munculnya penyakit SARS yang diperkirakan dimulai dari China dan merebak
hingga ke seluruh dunia dan memakan korban. SARS mempengaruhi sosial, politik,
ekonomi, dan agama di dunia.
Apabila dilihat dari perubahan-perubahan ini, dunia makin menuju kepada kondisi
yang kritis. Adanya banyak perubahan paradigma politik dan ekonomi di dunia ini.
Kejadian-kejadian dunia di abad 21 ini memang telah gagal diramalkan oleh pakar-
pakar politik, ekonomi, dan keamanan.
8. Pergolakan Sosial
1. Pergolakan ini nampak dalam gejolak kemiskinan, perjuangan hidup dan mati dari
masyarakat miskin yang diikuti oleh perjuangan untuk mendapat keadilan, usaha
untuk menemukan identitas diri yang selama ini penuh dengan tekanan dalam
sejarah bangsa.
2. Pengalaman-pengalaman kolonialisme di masa lalu dan neo-kolonialisme dimasa
kini serta tantangan modernitas dunia global yang tidak kunjung untuk diantisipasi.
3. Kenyataan dari situasi politik yang tidak menentu, perjuangan untuk ideologi yang
tepat, gerakan-gerakan masa, politik dan sosial masyarakat mewarnai kehidupan
dunia ketiga tanpa henti-hentinya.
13
serta kemajemukan dari kepercayaan animisme. Pengikut Hindu dan Buddha yang
terbanyak terdapat di Bangladesh, India, Sri Langka, Bhutan, Nepal, Afganistan,
dan Pakistan, Sedangkan Kon Fu Tse, Shinto dan Taoisme ada di China,
Hongkong, Jepang, Korea, Mongol, dan Macau. Kristen dan Islam banyak terdapat
di Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapore. Dan terakhir Kristen, Islam dan
Judaisme mendominasi Cyprus, Iraq, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arabia,
Syria, Turki, dan Yemen.
4
Sembilan Pokok Dasar Bagi Keberhasilan Perintisan Gereja
Seorang pendeta gereja setempat pernah berkata, "Kalau Anda mengizinkan kaum
awam membaptis, dsb. apa yang akan saya lakukan? Pendeta yang berkata begitu
hanya sedikit pengetahuannya tentang peranan Alkitabiah seorang pendeta. Para
pendeta, utusan Injil, dan pemimpin perlu memusatkan perhatian pada dua peranan
utama mereka yang penting:
a. Latihlah kaum awam untuk menjadi penginjil. Para penginjil ini akan mempunyai
kedewasaan rohani untuk menjadi perintis.
b. Latihlah para pemimpin setempat dan/atau para penginjil yang akan sesegera
mungkin melaksanakan kepemimpinan pekerjaan pelayanan itu. Penting sekali
bagi para pemimpin setempat untuk dilatih melakukan doktrin-doktrin Alkitabiah,
seperti misalnya bagaimana mengadakan saat teduh, bagaimana mengalami
pertumbuhan iman, dan bagaimana berpartisipasi dalam kepemimpinan gereja.
Salah satu cara untuk menentukan daerah mana yang akan lebih terbuka ialah dengan
mengamati di mana sedang terjadi perubahan besar dalam bidang sosial. Di daerah-
daerah itu, penginjil perintis akan mampu menemukan orang-orang yang akan bersikap
terbuka terhadap Injil.
Cara lain untuk menemukan orang-orang yang bersikap terbuka ialah dengan jalan
mencari mereka yang karena tertimpa krisis merasa sangat memerlukan Tuhan. Ini
dapat terjadi pada siapa saja, apa pun kelas sosialnya. Kadang-kadang, mereka yang
kaya mempunyai konflik yang lebih besar dengan anak-anaknya mengenai masalah
obat-obatan terlarang dan berbagai persoalan sosial lainnya. Injil mempunyai jawaban
bagi kebutuhan orang-orang dalam semua lapisan masyarakat di dunia ini. Pekerjaan
kita ialah menemukan orang-orang itu dan memberitakan kabar tentang Kristus pada
mereka.
Kapan Anda terakhir kali berdoa, menangisi jiwa-jiwa yang tersesat, dan memohon
agar mereka diselamatkan?
Adakalanya juga mereka memakai tempat umum seperti di sebuah gedung atau
sekolah.
Ia tinggal di Efesus selama dua tahun, mengajar di ruang kuliah di Tiranus (Kisah Para
Rasul 19:9). Apa hasilnya? Semua orang di seluruh daerah Asia Kecil mendengar
Firman Allah (Kisah Para Rasul 19:10,20). Paulus tidak melakukan hal itu seorang
diri! Ia selalu memuridkan kaum awam untuk menggenapi pesan Tuhan. Surat
2Timotius 2:2 berkata, "Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak
saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap
mengajar orang lain." Ayat ini dengan jelas menyingkapkan rahasia keberhasilan
Paulus. Ia menggenapi amanat Yesus yang memerintahkan kita untuk menjadikan
orang-orang murid-Nya.
Karena tingginya harga tanah dan bangunan, maka dalam masyarakat modern seperti
sekarang ini, khususnya di kota-kota besar, perlu sekali ditekankan pentingnya
memulai jemaat baru di rumah-rumah. Di mana-mana orang-orang Kristen merasa
perlu bersatu untuk memuji Tuhan dan bersekutu dengan satu sama lain. Ini tidak
memerlukan sebuah gedung atau pusat peribadahan, apalagi bila masih pada tahap
permulaan. Dengan memakai rumah-rumah, gereja dapat bertumbuh tanpa dibebani
biaya untuk menyewa atau membeli gedung.
19
Masalah yang timbul bila hendak menyewa ataupun membeli gedung ialah masalah
harga. Di kota-kota kecil, harga untuk sebuah tempat pertemuan masih dapat
terjangkau. Tetapi di kota-kota besar, seringkali tidak demikian halnya. Oleh karena
itulah, baik sekali bila kita menggunakan rumah-rumah, halaman belakang, atau
tempat- tempat serupa lainnya sejak mula.
Dari pengalaman, diketahui bahwa orang-orang yang menjadi percaya berlipat ganda
kalau sebuah gereja bertempat di lingkungan yang biasa, dimana orang-orang yang
hadir dapat berperan serta tanpa merasa terancam. Juga penting untuk diperhatikan
bahwa dengan memakai metode ini kita akan lebih mudah menerobos daerah-daerah
dan kota-kota.
Salah satu masalah terbesar dari gereja (jemaat) yang berkumpul di rumah-rumah
ialah: Hal itu dipandang sebagai kegiatan yang sementara. Tetapi jemaat yang baru
terbentuk ini dapat memanfaatkan masa-masa permulaan itu untuk menabung uang,
sehingga dikemudian hari dapat menyewa sebuah ruangan atau membeli gedung.
Sasaran kita ialah mempersiapkan ladang baru untuk memakai sumber- sumbernya
sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari luar.
7. Adakanlah kebaktian yang dapat dinikmati, dimana orang percaya akan bersukacita.
Ketika kita berada di hadapan Tuhan, kita mendekat kepadaNya dengan hati yang
tulus. Dalam Matius 6:9-13, Allah mengatakan agar kita mendekati takhta-Nya dengan
puji-pujian. Oleh karena itu, puji- pujian adalah tanggapan kita terhadap kebenaran dan
kebaikan Allah. Kita memusatkan seluruh perhatian kita pada sifat-sifat Allah, siapa
Dia (ucapan syukur adalah tanggapan terhadap apa yang sudah dilakukan Allah bagi
kita). Ia kekal, Mahakuasa, Mahahadir, dan Mahatahu. Ia adalah EL-SHADDAI
(EL=kebenaran, SHADDAI=mahakuasa). Ia adalah JEHOVAH JIREH (Allah
menyediakan). Ia adalah JEHOVAH ROPHE (Tuhan yang menyembuhkan).
Ada banyak sifat lainnya yang dimiliki Allah. Puji-pujian merupakan suatu
penyembahan atas siapa Allah. Ini adalah sesuatu yang terjadi di dalam hati seseorang
dan dapat dinyatakan melalui berbagai cara.
Lebih baik sebuah nukleus orang-orang Kristen terbentuk dengan kuat sebelum
membicarakan hal-hal seperti honor pengkhotbah, properti, dan proyek pembangunan
gedung ibadah.
5.
1. Kesukaran Pribadi
Sesungguhnya banyak yang dimaksud dengan kesukaran adalah datangnya
dari diri sendiri. Karena tidak tahu asal-usulnya, sehingga kerap kali menyalahkan
orang lain. Sesungguhnya apa kesukaran yang datang dari diri sendiri?
a. Kesukaran karena keterbatasan diri sendiri
Setiap manusia memiliki keterbatasan dan kelemahan. Semua keterbatasan
itu membuat ia merasa selalu ada kesukaran. Keterbatasan dalam hal talenta, atau
kemampuan serta kecakapan tertentu.
b. Kesukaran karena tidak mau mengakui keterbatasannya sendiri.
Manusia itu sifatnya terbatas, tetapi selalu tidak mau mengakui bahwa
dirinya terbatas. Melainkan menganggap yang terbatas itu itu tidak terbatas, tidak
mawas diri, sehingga hanya mendatangkan kesukaran saja baginya. Di dalam
pelayanan, di bidang pemberitaan Injil, kalau seseorang sukar bekerjasama dengan
orang lain, sebab utamanya iaah karena tidak mau mengakui keterbatasan dirinya.
Bila seseorang merasa dirinya sanggup mengerjakan segala sesuatu tanpa disertai
orang lain, maka ia akan selalu berusaha menggeser rekan kerja, menyerang orang
yang tidak sependapat dengan dirinya, mendirikan oposisi, berselisih paham, dal
lain-lain. Tetapi bila seseorang rela dengan rendah hati dan mengakui keterbatasan
dirinya, maka ia akan mudah bekerja sama dengan orang lain.
2. Kesukaran Masyarakat
21
Manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia perlu hidup bersama, perlu hidup
berkelompok. Masyarakat terbentuk dari berbagaimacam keluarga dan suku yang
berbeda, mereka itu masing-masing mencari dan berusaha untuk kepentingannya
dirinya sendiri. Dalam hal ini jika kepentingan-kepentingan itu tidak terpenuhi,
maka akan timbul berbagai macam kesukaran. Misalnya:
satu kali kebaktian umum itu sudah merupakan hal yang sangat baik. Mana
mungkin membicarakan lagi tentang menuntut kemajuan rohani atau memikirkan
penebarluasan Injil atau pertumbuhan gereja?.
d. Kesukaran karena menurunnya standar moral.
Apabila seorang mengejar kenikmatan materi secara membabibuta, maka pasti
akan timbul 2 macam akibat : pertama ialah mengorbankan kebenaran demi
keuntungan, demi keuntungan pribadi tidak segan-segan mengorbankan
kepentingan umum, kepentingan orang lain. Hal ini tidak saja terjadi di masyarakat,
bahkan di gereja pun demikian, ini merupakan kesukaran yang amat besar bagi
pertumbuhan gereja dan penanaman jemaat baru.
3. Kesukaran yang berasal dari peraturan pemerintah
Kesukaran juga terdapat dari pemerintahan yaitu: SKB (surat keputusan
bersama) dua pasal 14 yaitu:
1. Pendirian Rumah ibadat harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis bangunan gedung.
2. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan khusus meliputi:
a. Daftar nama dan kartu tanda penduduk pengguna rumah ibadat paling
sedikit 90 (sembilan puluh) orang yang disahkan oleh pejabat setempat
sesuai dengan tingkat batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal
13 ayat (3);
b. Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang
yang disahkan oleh lurah / kepala desa;
c. Rekomendasi tertulis kepala kantor departemen agama kabupaten/kota;
dan
d. Rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/kota.
Penanaman jemaat sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan gereja. Jika kita ingin
merencanakan penanaman jemaat atau pertumbuhan gereja ada banyak pokok-pokok
penting yang harus kita perhatikan. Hal ini aka dibahas dari tiga aspek, yaitu : Penelitian,
Perencanaan, dan penilaian.
1. Penelitian
a. Hendaklah kita mencari dan mengetahui kehendak Tuhan Allah atas pelayanan
kita dalam gereja. Jika Tuhan Yesus telah memanggil kita untuk melayani Dia,
tentu Ia mempunyai kehendak khusus kepada diri kita, pekerjaan khusus yang
mau kita kerjakan. Ia menyerahkan sebuah jemaat dalam tangan kita dan
meletakkan kita dalam sebuah masyarakat. Pasti Ia mempunyai pekerjaan
penting yang harus kita kerjakan. Sebab itu hendaklah kita berdoa mencari
kehendak Tuhan Yesus bagi pelayanan kita di tempat itu.
b. Mengenal susunan dan bentuk Masyarakat
Bila kita memahami dan mengerti kultur, budaya serta world view dalam suatu
masyarakat maka Injil akan mudah disebarkan di setiap lapisan masyarakat.
2. SWOT Analysis
24
Strengths : Kekuatan
Weaknesses : Kelemahan
Opportunities : Kesempatan
Threats : Ancaman
a. Kekuatan yang dimaksud ialah, kemampuan seorang “penanam jemaat”, dapat juga
berupa orang-orang yang dapat diajak bekerja sama, kemampuan dana dll.
b. Kelemahan dapat berupa ketidakmampuan atau kelemahan diri sendiri, dapat juga
berupa kelemahan ekonomi dll.
c. Kesempatan dapat berupa prospek kedepan yang kemungkinan dakan didapatkan.
d. Ancaman bisa dari luar, baik lingkungan, ataupun pemerintah dll.
Rick Warren menulis dalam buku “The Purpose Driven Church” bahwa untuk
memulai jemaat baru diperlukan beberapa langkah salah satunya menambah
kebaktian dengan gaya ibadah yang berbeda untuk mencapai orang-orang yang
tidak dapat dijangkau dengan gaya ibadah anda sekarang ini. Bagaimanakah
tanggapan anda terhadap pandangan tersebut?
Peter Wagner menjelaskan bahwa salah satu cara untuk penanaman sebuah gereja
adalah penanaman gereja katalis, yaitu Allah mengaruniakan dan memanggil
beberapa orang untuk pergi ke suatu daerah baru, mengembangkan sebuah
kelompok inti bagi suatu jemaat baru, kemudian berpindah dan melakukannya lagi
di tempat lain. Apakah seorang “penanam jemaat” harus memiliki karunia
penggembalaan? Apakah model seperti ini masih ada di Indonesia? Sejauhmana
relevansi model penanaman gereja katalis berlaku dalam konteks di indonesia?
Dalam tahun-tahun terakhir ini, sebuah model baru yang sangat efektif untuk
penanaman gereja baru telah berkembang pesat di dalam gerakan kharismatik
25
pembayaran rumah dan mobil menjadi kebutuhan hidup, dan berpindah adalah hal
yang sama sekali tidak mudah. Namun orang-orang muda yang baru lulus dari
seminari secara tipikal disiapkan untuk melayani Allah dalam hampir berbagai cara
yang ia tunjukkan. Mereka, seperti rasul paulus, mau erendahkan diri dan bersedia
menyerahkan banyak hal. Kualitas-kualitas ini dibutuhkan dalam menyokong
dimulainya sebuag gereja baru yang berhasil.
5. Tingkat iman yang tinggi
Penanam gereja bukan hanya perlu percaya kepada Allah, tapi juga percaya pada diri
mereka sendiri. Maksudnya, maksudnya mereka harus yakin bahwa Allah sanggup dan
akan melakukan perkara-perkara besar bagi mereka.
6. Suami/istri dan keluarga yang mendukung
Dukungan keluarga/suami/istri sangat penting, karena kita menjalani pelayanan
bersama dengan istri/suami. Dibutuhkan kesehatian dalam mengambil keputusan dan
melakukan apa yang telah diputuskan.
7. Kemauan dan kesanggupan memimpin
Kepemimpinan itu penting. Sayang sekali jika hal ini berbalik menjadi area paling
lemah dalam pelayanan pengembalaan.
8. Kepribadian yang bersahabat
Beberapa orang mempunyai kualitas dalam hal ini yang membuat orang-orang asing
menyukai mereka dan hampir dengan segera mempercayai mereka. Karakteristik ini
bermanfaat dalam memulai sebuah gereja.
9. Dengan jelas dipanggil Allah untuk menanam sebuah gereja
Panggilan khusus itu sangat penting dalam melakukan pelayanan penanaman jemaat.
Karena panggilan yang melahirkan keyakinan itulah yang akan memampukan dan
membuat seseorang bertahan bahkan berhasil mendirikan jemaat.