Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BACA

TEOLOGI PERJANJIAN LAMA


Diserahkan kepada Tabita Todingbua, M.Div
Sebagai bagian mata kuliah
TEOLOGI PERJANJIAN LAMA I

Disusun oleh :

MELA TRI PRIHATIN

11.18.347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI DIAKONOS

BANYUMAS

2020
JUDUL BUKU : TEOLOGI PERJANJIAN LAMA

PENULIS : GERHARD F. HASEL

PENERBIT : GANDUM MAS

1. Intisari yang saya dapatkan dalam buku ini


a. Permulaan dan perkembangan Teologi Perjanjian Lama
Bahwa ini dirancang untuk meneliti kecenderungan-kecenderungan
utama dalam sejarah teologi Perjanjian Lama dan teologi Perjanjian
Lama setelah perang dunia I. penelitian sejarah ini berusaha
dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang perdebatan masa kini
tentang lingkup, maksud, sifat, dan fungsi teologi Perjanjian Lama.
Berhubung teologi Perjanjian Lama merupakan bagian dari teologi
Alkitabiah, maka teologi Perjanjian Lama tidak dapat diselidiki terlepas
dari teologi Alkitab. Tujuan teologi Alkitabiah yang secara ketat
berkaitan dengan sejarah.
Telah disebutkan bahwa pada zaman pencerahan disiplin telogi
Alkitabiah telah membesakandiri dari peranannya sebagai tambahan
terhadap dogmatic menjadi saingan dari dogmatik.
Beberapa saat sebelum teologi Perjanjian Lama dikaburkan oleh
pendekatan dari sudut “sejarah agama-agama”, yang memberi pukulan
mematikan kepada teologi Perjanjian Lama, muncullahh sebuah karya
besar terdiri atas empat injil oleh Henrich Ewald.
b. Sekitar masalah metodologi
Masalah-masalah yang berkenaan dengan soal metodologi dalam teologi
Perjanjian Lama sangatlah kompleks. Perdebatan ini mneyangkut
masalah apakah teologi Perjanjian Lama itu semata-mata ini mneyangkut
masalah apakah teologi Perjanjian Lama itu semata-mata bersifat
deskriptif dan historis atau merupakan suatu usaha yang normative dan
teologis.
Metodologi dalam teologi Perjanjian Lama :
1. Metode didaktik-dogmatik.
2. Metode progresif-genetis
3. Metode penggunaan contohyang representative yang mewakili
keseluruhan
4. Metode topical
5. Metode diakronis
6. Metode “pembentukan tradisi”
7. Metode dialektis-tematik
8. Metode “teologi Alkitabiah baru”
9. Teologi Perjanjian Lama yang kanonik multipleks
c. Masalah sejarah, sejarah tradisi, dan sejarah keselamatan
Sekelompok masalah yang berkaitan dengan pemahaman yang tetap
tentang sejarah telah menjadi pusat perhatian yang tepat tentang sejarah
telah menjadi pusat perhatian terutama karena teologi karangan von Rad.
Suatu cara pemecahan lain terhadap masalah ini dicari oleh Johanes
Hempel dan Eva Osswald. Hempel bersikeras bahwa “suatu laporan
tentang masa lampau yang secara objektif keliru, yang mempunyai
peranan dalam hal kurang dapat dipercayanya tradisi manusiawi,” dapat
merupakan saksi mengenai kegiatan Allah, sekalipun kesaksian itu tidak
sempurna.
d. Pusat Perjanjian Lama dan teologi Perjanjian Lama
Masalah pertama tentang pusat-pusat yang dikemukakan oleh Schmidt
dan Zimmerli merupakan pembenaran terhadap pilihan atas hukum yang
khusus ini dan bukan hukum-hukum lainnya. Para teologi Alkitabiah
yang memilih untuk mensistematiskan bahan-bahan Alkitab dengan
skema Allah-Manusia-Keselamatan yang dipinjam dari teologi
sistematika. Masalah pusat Perjanjian Lama terutama sekali
menyinggung sifat kesatuan dan kesinambungan Perjanjian Lama.
e. Hubungan antara kedua Perjanjian
Sebuah pendekatan penting untuk mengatasi masalah yang sangat rumit
dari hubungan antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru ialah
melalui skema penggenapan janji sebagaimana dikembangkan oleh C.
Westermann, W. Zimmerli, G. von Rad, dan sarjana-sarjana lainnya.
Tidaklah mengheranka bahwa dalam perdebatan baru-baru ini tentang
sifat rumit dari hubungan antara kedua perjanjian, masalah konteks yang
tepat menjadi paling penting.
f. Saran-saran pokok untuk membuat teologi Perjanjian Lama
Saran-saran pokok untuk membuat teologi Perjanjian Lama berikut ini :
1. Teologi Alkitabiah harus dipahami sebagai sebuah disiplin yang
bersifat historis teologis.
2. Bila teologi Alkitabiah dipahami sebagai sebuah disiplin yang
bersifat historis teologis, maka dengan sendirinya metodenya yang
tepat harus bersifat historis dan teologis sejak awal.
3. Ahli teologi Alkitabiah yang terlibat dalam teologi Perjanjian Lama
menunjukkan pokok persoalannya terlebih dahulu karena usahanya
itu merupakan teologi Perjanjian Lama.
4. Ahli teologi Alkitabiah memahami teologi Perjanjian Lama sebagai
lebih luas daripada “teologi Kitab suci Ibrani"
2. Komentar Atau Kritik dan Saran
Bukunya terlalu singkat, saya kurang memahami isi dari buku ini.
Sarannya, semoga buku ini bisa diperluas dan perbanyak pembahasannya,
jangan terlalu sempit. Focus terhadap judul buku pembahasannya, bahasanya
jangan terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai