LITERARY ANALYSIS
Penulisan Ulang Struktur Teks
Batasan Teks
Pasal 1:10 - 6:20 merupakan bagian dari respon Paulus terhadap laporan keluarga Kloe mengenai
keberadaan jemaat Korintus, jadi 6:1-11 merupakan bagian dari laporan yang diapit oleh dua
perkara moral dalam pasal 5 dan pasal 6:12-20.
Permulaan dari teks ini dimulai dengan pertanyaan untuk menanggapi laporan tersebut, dimana
Paulus akhirnya tahu bahwa ada jemaat yang bertindak tidak adil dan telah mencari keadilan
kepada orang-orang yang tidak benar. Pertanyaan “apakah ada seorang diantara kamu ….
mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar?” tidak ada hubungannya dengan dengan
percabulan di bahas pada pasal 5 dan pasal 6:12-20.
Pasal 5 berisi tentang dosa dalam jemaat berupa percabulan. Jelas bahwa pasal 5 berisi topik yang
berbeda dengan pasal 6:1-11 yang berisi tentang perselisihan.
Pasal 6:12-20 berisi tentang “nasihat terhadap percabulan,” dan pasal 7 yang mengikutinya berisi
tentang perkawinan yang jelas berbeda dengan topik pasal 6:1-11. Pasal 6:12-20 sebetulnya
lebih dekat dengan topik pasal 5. Jadi pasal 6:1-11 diapit oleh 2 perikop yang berbicara tentang
percabulan.
Dengan demikian pasal 6:1-11 merupakan satu unit kisah yang utuh yang berbeda dengan pasal-
pasal sebelum dan sesudahnya.
Kesatuan Teks
Kesatuan teks sebagai satu unit pikiran didukung dengan adanya kata-kata yang sama yang
dipakai berulang-ulang dalam teks ini, yakni:
o Perkara-perkara biasa (ay. 1, 2, 3, 4,5,7)
o Orang-orang tidak benar/tidak adil/tidak percaya (ay. 1,6,9)
o Keadilan dan ketidakadilan (ay. 1, 6,7,8)
Adanya kesatuan dan alur cerita yang tidak terputus mulai dari teguran Paulus terhadap jemaat
Korintus yang ketika berselisih mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, lalu
perintahnya untuk menyelesaikan perselisihan bersama dengan orang-orang kudus dan perintah
untuk menghindari ketidakadilan di dalam komunitas gereja, kemudian ditutup dengan
menjelaskan dasar teologis dari pemecahan masalah tersebut.
Kesimpulan: Pasal 6:1-11 merupakan satu unit pikiran yang berbeda dengan bagian yang lain.
Strukutur Teks
I. Perintah untuk tidak mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak benar (ay. 1-8).
A. Perselisihan harus diselesaikan bersama orang-orang kudus (ay. 1-6).
B. Ketidakadilan dalam jemaat harus dihindari (ay. 7-8).
II. Penjelasan teologis tentang keberadaan orang-orang tidak benar dan orang-orang kudus (ay. 9-
11)
A. Orang-orang tidak adil tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga (ay.9-10).
B. Orang-orang kudus adalah orang yang dibenarkan dan mendapat bagian dalam kerajaan sorga
(ay. 11)
IV. Kesimpulan (16:1-24)
II. Penjelasan teologis tentang keberadaan orang-orang tidak benar dan orang-orang kudus
(ay. 9-11)
A. Orang-orang tidak adil tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga (ay.9-10).
Orang yang tidak benar, atau tidak adil, tidak memenuhi syarat untuk mengadili;
hanya orang-orang percaya, yaitu orang-orang yang adil, yang dapat mengadili. Hal yang
negatif dikemukakan dahulu (ay. 9, 10), baru kemudian hal yang positifnya (ay. 11). Penekanan
dalam Kerajaan Allah berlandaskan pada Allah; orang yang tidak adil tidak memiliki tempat di
dalam kerajaan-Nya. Daftar dosa yang menyusul membuktikan bahwa Paulus dan Yakobus
pada dasarnya berpendapat sama. Keduanya menegaskan bahwa iman yang sejati menghasilkan
perbuatan baik (bandingkan dengan Ef. 2:8-10), dan bahwa ketiadaan perbuatan baik
menunjukkan kurangnya iman (bandingkan Yak. 2:14-26). Lemahnya moral orang Yunani dan
orang Romawi mungkin telah mendorong sang rasul untuk menekankan perbuatan jahat tidak
wajar di dalam bagian ini. Sebagai contoh, Sokrates dan juga empat belas dari lima belas kaisar
pertama Romawi melakukan perbuatan jahat yang tidak wajar.[29](Wycliffe,…..)
“Orang-orang yang tidak adil” adalah mereka yang non Kristen (bandingkan
6:1). “Mendapat bagian” artinya menjadi warga Negara Kerajaan Allah yang akan datang dan
menikmati keuntungan serta hak-haknya yang istimewa. Dimasukkannya “penyembah
berhala” di antara para pelanggar seksual menunjukkan kepada sifat immoral dari banyak
upacara kebaktian kafir yang berlaku saat itu.[30]
Bahwa ketidakbenaran tidak akan mewarisi kerajaan Allah. Ini ada pada pengajaran
Yahudi dan Kristen. Daftar sifat buruk orang Yahudi dan kafir sering didefinisikan
ketidakbenaran, dan Paulus mengikuti daftar ini. Jangan menjadi penipu muncul dalam nasihat
moral kuno dan biasa dalam Perjanjian Baru. Paulus memaparkan gaya hidup yang ada pada
masyarakat Romawi dan Yunani, yang dipandang jahat di pandangan Allah. Di masyarakat atas
Romawi dapat diterima bagi seorang suami yang mempunyai hubungan seksual diluar
pernikahan, tetapi hal ini tidak bisa ditoleran oleh komunitas Kristen.[31]
Jemaat Korintus tumbuh di dalam peradaban yang bermoral bejat. Pertanyaan retorik
kembali lagi dibuka pada segmen ini untuk didiskusian. Paulus menghendaki bahwa jemaat
Korintus seharusnya tahu teologi yang benar, meskipun kebiasaan orang Romawi dan Yunani
melakukan kebiasaan yang jahat di pandangan Tuhan, mereka seharusnya tidak terdorong untuk
melakukan hal yang sama. (New International, 124)
B. Orang-orang kudus adalah orang yang dibenarkan dan mendapat bagian dalam kerajaan
sorga (ay. 11)
Himbauan positifnya disajikan disini. Dan beberapa orang di antara kamu
demikianlah dahulu menunjuk kepada dalamnya kehancuran yang darinya kasih karunia Allah
di dalam Kristus telah menyelamatkan mereka. Kamu telah memberi dirimu
disucikan (bandingkan Kis. 22:16; Gal. 5:24). Disucikan,
dikuduskan, dan dibenarkan mencerminkan kedudukan baru dari orang-orang Korintus.
Penyebutan soal dikuduskan sebelum dibenarkan bukan merupakan persoalan, sebab yang
dimaksudkan oleh Paulus adalah kebenaran yang menyangkut kedudukan. Semua kata kerja ini
mengacu kepada hal yang sama dengan penekanan yang berbeda, yang pertama menekankan
pembersihan orang percaya, dan yang terakhir menekankan kedudukannya yang
baru. Dibenarkan disebutkan terakhir sebagai klimaks yang cocok bagi argumentasi tentang
mencari keadilan dari orang yang tidak adil (ay. 1-8).[32]
Paulus dengan terus terang mengakui bagaimana dahulu orang Korintus sebelum
bertobat. Dalam bahasa Yunani tiga kali ditekankan kata ‘tetapi’ untuk menunjukkan hal yang
berlawanan. Orang yang tak memiliki harapan demikian itu hanya dapat dibaharui menjadi
watak dan sikap yang baik oleh kuasa Allah yang kuat sekali. Dalam nama Tuhan Yesus
Kristus…Roh (dari) Allah. Kata-kata ini mungkin mengingatkan kepada rumusan baptisan dan
baptisan Roh yang mengakibatkan perubahan hidup.[33]
Beberapa jemaat Korintus dulu juga merupakan bagian orang yang melakukan dosa-
dosa tersebut, namun mereka telah disucikan oleh Tuhan. Status mereka telah berubah.
Disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
yang dilakukan oleh Allah atas otoritas Yesus Kristus dan mereka diberikan kuasa dari Roh
Kudus.[34]
AMANAT TEKS
Subjek: Bagaimana cara menyelesaikan perselisihan yang terjadi di dalam jemaat
Korintus?
AMANAT TEKS:
Perselisihan yang terdapat dalam jemaat harus diselesaikan dengan cara menyerahkan
perkara-perkara tersebut kepada orang-orang kudus.