Anda di halaman 1dari 21

Kelompok III

Nama : Timothy P. Saragi


Tingkat/ Jurusan : IV C/ Teologi
Mata Kuliah : Teologi PL II
Dosen Pengampu : Dr. Jontor Situmorang

Nyanyian dan Doa dalam Kitab Mazmur dan Refleksinya Bagi Gereja Masa Kini

I. Pendahuluan
Nyanyian dan doa bukanlah istilah baru bagi kita apalagi di kalangan jemaat
Kristen. Suatu peribadahan akan terasa hambar atau terasa tidak lengkap apabila tidak
ada nyanyian dan doa. Meski demikian tidak semua memahami apa arti nyanyian dan doa
di dalam peribadahan. Perlu dipahami bahwa nyanyian dan doa bukanlah sekedar
pelengkap dalam sebuah ibadah, ia punya peran yang sangat penting. Nyanyian dan doa
bisa menunjukkan ucapan syukur, keyakinan, harapan dan lain sebagainya.
Nyanyian dan doa sudah ada sejak lama, sejak dalam masa Perjanjian Lama.
Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang terkenal dengan nyanyian dan doa itu
ditunjukkan oleh satu tokoh, yaitu Daud, yang sedikit-banyaknya karyanya dimuat dalam
kitab Mazmur. Itu pula lah yang akan dibahas dalam paper ini, kita akan melihat
bagaimana nyanyian dan doa dalam kitab Mazmur, apa maknanya dan bagaimana kitab
Mazmur menunjukkan peranan nyanyian dan doa, sehingga kita bisa belajar darinya dan
merefleksikannya di dalam peribadahan kita saat ini.
Dalam paper ini tidak lagi akan dijelaskan apa itu kitab Mazmur maupun
mengenai studi mengenai kitab Mazmur sebagaimana dalam studi kitab-kitab. Karena
kita dianggap telah lulus dalam hal itu. Meski demikian akan ada sedikit penjelasan,
namun hanya sebatas untuk memperjelas paper ini. Semoga kita menikmatinya. Salam.

II. Pembahasan
2.1.Sekilas tentang Kitab Mazmur
Dalam paper ini nyanyian dan doa yang dimaksudkan adalah yang termuat
dalam kitab Mazmur. Mazmur dalam bahasa Ibrani mizmor artinya nyanyian pujian
yang diiringi oleh alat music. Terjemahan Ibrani kuno ditemukan nama tehillim
artinya adalah nyanyian pujian kepada Tuhan. Kemudian dalam kanon Yunani atau
Septuaginta menggunakan nama psalmoi yang artinya memetik atau nyanyian dengan
alat music petik. Sehingga mazmur adalah nyanyian pujian orang percaya kepada
Tuhan baik secara pribadi maupun kelompok, dengan musik atau tanpa musik, baik
suka maupun duka. Umat Tuhan tidak bisa lepas dari kegiatan bernyanyi dan
bermazmur. Kitab Mazmur adalah kumpulan nyanyian umat kepada Tuhan dalam
berbagai bentuk, suasana, sumber dan waktu.1

2.2.Nyanyian
2.2.1. Pengertian Nyanyian
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan nyanyian sebagai hasil
menyanyi; yang dinyanyikan; lagu; dan komponen musik pendek yang terdiri
atas lirik dan lagu.2 Menurut Pandopo nyanyian jemaat berbeda dengan
nyanyian secara umum dari ilmu musik, nyanyian jemaat digolongkan pada
"Community Singing," nyanyian bersama yang dapat dilakukan secara massal
sehingga mengekspresikan keesaan, persatuan, dll.3 Sedangkan bagi
Rachman, nyanyian jemaat merupakan persembahan pujian kepada Allah.
Oleh sebab itu syair dan pujian tersebut harus merupakan bahasa milik umat.4
Nyanyian-nyanyian, khususnya yang dinyanyikan saat ibadah di Bait
Suci, mengambil peranan utama dalam hidup bangsa Allah. Melalui nyanyian,
individu atau masyarakat secara umum menyuarakan rasa syuukur dan
kegembiraan kepada Allah karena penyelamatan dari kesengsaraan
sebelumnya. Nyanyian secara langsung dialamatkan kepada Yahweh dalam
suatu bentuk upacara. Nyanyian-nyanyian banyak ditemukan dalam kitab
Mazmur yang sering disebut sebagai nyanyian pengajaran, nyanyian ratapan,

1
Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi: Pengantar Kitab-kitab Perjanjian Lama, (Medan: Bina Media Perintis,
2016), 129.
2
Diakses dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
https://kbbi.web.id/nyanyi, pada Senin, 09 September 2019, pukul 11.58 WIB.
3
A. H. Pandopo, Mengubah Nyanyian Jemaat, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), 11.
4
R. Rachman, Nyanyian Jemaat dalam Liturgi, (Tangerang: Bintang Fajar, 1999), 109.
dan juga nyanyian ziarah dan adapula yang disebut dengan nyanyian cinta
(Mzm. 45).5
Mazmur, nyanyian puji-pujian dan lagu-lagu rohani hampir sama
artinya, tetapi dapat dilihat adanya dua komposisi yang berbeda. Yang
pertama mengikuti bentuk dan gaya Mazmur PL dan merupakan imbangan
Kristen terhadap tulisan yang bersifat Mazmur, misalnya Psalms of Solomon
atau Hymns of Thanksgiving dari sekte Qumran pada abad 1 sM. Kedua terdiri
dari pujian kepada Allah (seperti Luk. 2:14; 1 Tim. 1:17; 6:15-16; Why 4:8,
11; 5:9, 12, 13; 7:12, dst), banyak di antaranya pasti dipakai dalam kebaktian.6

2.2.2. Nyanyian dalam Kitab Mazmur


Sebagaimana disebutkan di atas bahwa kitab Mazmur berarti
nyanyian, maka tentu ada banyak nyanyian dalam kitab Mazmur. Menurut
Gunkel (1862-1932) sebagaimana dalam buku Pengantar Perjanjian Lama 2
karya W. S. Lasor dkk, nyanyian merupakan salah satu jenis sastra dalam
kitab Mazmur.7 Ada dua kelompok jenis nyanyian di dalam kitab Mazmur,
yaitu mazmur perorangan dan jemaat. Kedua jenis Mazmur tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Mazmur perorangan bukanlah gambaran dari
suatu sikap yang individualistis. Menurut pemahaman PL, khususnya Kitab
Mazmur, setiap individu tidak terlepas dari persekutuan umat. Seseorang
selalu merupakan bagian dari umat.8
2.2.2.1.Nyanyian Perorangan
Nyanyian perorangan yang menggunakan kata ganti orang
pertama tunggal.9 Gunkel juga menyebut nyanyian kelompok ini
sebagai nyanyian syukur pribadi. Bentuk nyanyian-nyanyian ini sering
berhubungan dengan bentuk keluhan pribadi. Nyanyian-nyanyian ini
dimaksudkan untuk digunakan setelah penyelamatan terjadi dan

5
A. A. Sitompul dan Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 144-145.
6
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II: M-Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008), 174.
7
W. S. LaSor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar Pernjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat,
(Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 44.
8
Barnabas Ludji, Pemahaman,164.
9
Ibid, 162.
keluhan-keluhan terjawab. Nyanyian-nyanyian syukur itu antara lain
terdapat dalam Mazmur 23; 30; 32; 34; 40:2-11; 66; 92; 107; 116; 138-
139; 146. Unsur-unsur struktur dalam mazmur-mazmur ini, termasuk
hal-hal berikut:10
(1) Pernyataan kasih dan pujian:
"Aku mengasihi TUHAN." (Mzm 116:1)
(2) Rangkuman pendahuluan:
"Sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku." (Mzm
116:1; bnd. 116:2)
(3) Ingatan tentang waktu kesusahan, yang diungkapkan secara puitis:
Tali-tali maut telah meliliti aku." (Mzm 116:3)
(4) Laporan mengenai permohonan dan penyelamatan:
"Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: 'Ya TUHAN, luputkanlah
kiranya aku!’" (Mzm 116:4)
(5) Pembaruan nazar pujian:
"[Aku] akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh
umat-Nya." (Mzm 116:14; bnd. 116:12-19)
(6) Puji-pujian:
TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang." (Mzm
116:5; bnd. 116:6-8,19c)

Mazmur seperti ini (nyanyian perorangan) disampaikan oleh


seseorang, karena beberapa alasan, antara lain:11
1. Diucapkan karena ditimpa penyakit, sengsara, tuduhan palsu,
bahaya dari pihak musuh. Mazmur seperti ini biasanya juga
disertai permohonan pertolongan dari Tuhan. (Mzm. 3-7; 13; 17;
22; 25-28; 31; 32; 35; 38; 42-43; 57; 59; 61; 62; 64; 69-71; 86; 88;
102; 109; dan 140-143).

10
W. S. LaSor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar, 54-55.
11
Barnabas Ludji, Pemahaman, 162-163.
2. Seseorang datang kepada Tuhan untuk mengucap syukur kepada
Allah, karena tertolong dari kesukaran (Mzm. 9-10; 18; 30; 34; 40;
41; 52; 63; 66; 75; 92; 100; 103-108; 116-118; 120; 138; 146; 1
Sam. 2; dan Yun. 3:10).
3. Tanpa alasan tertentu seseorang datang menghadap Allah untuk
menyatakan imannya serta memohon agar Allah meneguhkan
imannya (Mzm. 11; 16; 23; 123; 125; 129; dan 131).

2.2.2.2.Nyanyian Kelompok
Mazmur-mazmur jemaat yang menggunakan kata ganti orang
pertama jamak (kami atau kita). Mazmur-mazmur yang diucapkan
oleh jemaat secara bersama dalam berbagai kesempatan berkumpul
dengan tujuan penting tertentu.12 Gunkel juga menyebut nyanyian
kelompok ini sebagai nyanyian pujian. Himne atau nyanyian pujian
bergema dengan semangat orang yang beribadat yang merasa
berhadapan dengan Allah muka dengan muka. Pujian-pujian ini sering
terdiri dari tiga unsur, yaitu:13
1. Panggilan untuk beribadat, yakni seorang pemimpin mendorong
jemaatnya untuk memuji Tuhan:
“Bersyukurlah kepada TUHAN,
serukanlah nama-Nya . . .” (Mzm. 105:1)
Orang yang beribadat sering disebut dengan namanya, misalnya:
“Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub,
orang-orang pilihan-Nya!” (Mzm. 105:6)
Seru-seruan itu terdapat dalam bentuk jamak yang menunjukkan
bahwa seluruh jemaat atau kelompok besar di dalamnya,
diikutsertakan.
2. Gambaran tentang karya atau sifat-sifat Allah yang biasanya
merupakan isi puji-pujian dan memberi motivasi untuk menguji:

12
Ibid, 163.
13
W. S. LaSor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar, 44-45.
“Dialah TUHAN, Allah kita,
di seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.” (Mzm. 105:7)
“Dituntun-Nya umat-Nya keluar dengan kegirangan
dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.” (Mzm.
105:43)
Hampir semua unsur ini terdapat antara lain dalam Mazmur 8;
19; 29; 33; 104-105; 111; 113-114; 117; 135-136; 145-150.
Konteks puji-pujian ini dikumandangkan banyak sekali, seperti
kemenangan dalam peperangan, ucapan syukur karena panen yang
berhasil, terbebas dari musim kemarau dan penyakit, peringatan
peristiwa keluaran, perayaan-perayaan khusus seperti perayaan
musiman, perkawinan, pengurapan dan persembahan. Berikut adalahh
jenis-jenis puji-pujian dengan kategori-kategori khusus:
1) Nyanyian Kemenangan
Nyanyian kemenangan (misalnya Mzm. 68) disusun
menurut nyanyian penuh semangat yang dibawakan oleh Miryam:
“Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan
penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.” (Kel.
15:21).

2) Nyanyian Arak-arakan
Nyanyian arak-arakan menggambarkan kerinduan dan
pengharapan para peziarah serta penyembah pada waktu
menghampiri Rumah Allah. Beberapa di antaranya mencerminkan
bahaya perjalanan maupun pengharapan akan berkat (Mzm. 84;
122). Yang lain merupakan suatu "liturgi masuk", bagian dari
upacara yang dijalani para peziarah untuk menguji kesetiaan
mereka kepada Allah sebelum diizinkan untuk memasuki Rumah
Allah (Mzm 15; 24). Yang lain dipusatkan dalam arak-arakan yang
mendahului kebaktian. Nyanyian seperti Mazmur 132; 68:25-28
memperlihatkan orang-orang yang sedang berjalan, mungkin
disertai tabut Allah, seperti dalam 2 Samuel 6:1-11, pada waktu
Daud untuk pertama kalinya membawa tabut Allah ke perbukitan
di Yerusalem. Sering ada gambaran tentang dinding-dinding mulia
dan bangunan-bangunan kudus dari Sion, kota Allah yang suci
(Mzm 87).

3) Nyanyian Sion
Ada beberapa mazmur yang berfokus pada kota Sion
(misalnya Mzm 46; 48; 76), yang memuji Tuhan karena kehadiran-
Nya yang agung:
"Di Salem sudah ada pondok-Nya, dan kediaman-Nya di Sion!"
(Mzm 76:3)
Bagaimana nyanyian-nyanyian ini digunakan dalam ibadat
tidaklah pasti. Tidak ada bukti dalam Alkitab tentang kemungkinan
adanya pèrayaan Sion dalam sistem pembagian musim di Israel.

4) Nyanyian Penobatan
Dalam beberapa mazmur (misalnya Mzm 47; 93; 96-99)
dirayakan pemerintahan Allah sebagai Raja atas bangsa-bangsa.
Ada dua unsur yang khas yaitu:
- Seruan dalam bentuk jamak, yang memanggil bangsa-bangsa
dan semua ciptaan untuk memuji Tuhan Allah; dan
- Alasan untuk memuji, misalnya kedatangan Allah (Mzm 97:2-
5), karya penyelamatan Allah atas Israel (Mzm 99:6-7),
kekuatan (Mzm 97:4), keagungan (Mzm 96:6), keadilan (Mzm
99:4) dan kemenangan (Mzm 47:4).

Mazmur-mazmur ini (kelompok) juga diucapkan karena


berbagai alasan, antara lain:14

14
Barnabas Ludji, Pemahaman, 163-164.
1. Ketika umat Tuhan ditimpa bencana seperti kemarau panjang,
penyakit ataupun kekalahan dalam perang, penyakit sampar, dan
lain-lainnya. Jemaat berkumpul sambil berpuasa menaikkan doa
keluhan dan seruan minta tolong. Bersamaan dengan permintaan
pertolongan, umat Tuhan diingatkan pada kesetiaan Allah pada
waktu lampau sekaligus dengan itu jemaat mengakui kesalahan
dan membaharui pengakuan imannya (Mzm. 12; 44; 60; 74; 79;
80; 85; 90; dan 126).
2. Bila umat telah mendapat pertolongan Tuhan, maka umat
mengucap syukur dalam suatu pesta terima kasih (Mzm. 65; 124;
125; dan 129).
3. Dibacakan bila umat merayakan perayaan-perayaan tahunan yang
melibatkan seluruh umat bahkan seluruh makhluk untuk
mengagungkan nama dan 3perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib
(Mzm. 8; 19; 29; 33; 67; 104; 105; 111; 113; 114; 134-136; 145
147; 148; dan 150).
4. Mazmur-mazmur yang dibacakan pada saat raja naik takhta
sebagai pernyataan kemuliaan Tuhan raja Israel satu-satunya
(Mzm. 24; 46-48; 68; 76; 87; 93: 96-99; dan 149).
5. Mazmur-mazmur yang dibacakan pada waktu ziarah ke Sion
(Mzm. 15; 81; 84; 91; 95; 115; 121; dan 122).
6. Di samping Mazmur-mazmur di atas, ada juga yang disebut
Mazmur Pengajaran. Sebagian besar dari Mazmur-mazmur itu
berasal dari zaman sesudah 6. pembuangan di Babel. Mazmur-
mazmur itu berasal dari para ahli taurat, para imam, dan para bijak
(guru-guru hikmat). Mazmur-mazmur yang tergolong dalam jenis
Mazmur ini ialah, Mazmur 1; 112; 127; 128; dan 133. Mazmur-
mazmur ini biasanya diawali dengan kata, berbahagialah (band.
Mat. 5:3).

2.2.2.3.Isi Nyanyian dalam Kitab Mazmur


- Mazmur adalah kitab nyayian yang berisi tentang refleksi iman
bangsa Israel terhadap Tuhan. Orang yang hidup di dalam Tuhan
senantiasa bernyanyi dan bermazmur (Filipi 4:4). Mazmur tetap
berkumandang meski dalam suasana duka, itu sebabnya ada
mazmur ratapan. Umat Allah senantiasa bernyayi dalam rangkaian
ibadah dan doa, bahkan bernyayi sudah menjadi nafas hidup orang
percaya.
- Inti kitab Mazmur adalah mengagungkan karya Allah dalam
hubungan antara Allah dengan Israel. Mereka senantiasa bernyayi
sebab Allah terus-menerus berkarya di tengah-tengah mereka.
Mereka selalu heran dan takjub jika berjalan di jalan Tuhan.
Seorang ahli di bidang Mazmur pernah berkata Mazmur adalah
bukti iman yang alkitabiah di tengah-tengah umat yang tanpa
alkitab (Mzm 118:2).
- Mazmur bukan sekedar respon atau aksi dari karya dan perbuatan
Tuhan, tetapi suatu tekad bulat untuk selalu hidup di jalan Tuhan,
sepanjang hidupnya. Nyanyian adalah pengakuan iman sehingga
didalamnya ada panggilan kesetiaan.15

Menurut Christoph Barth dan Marie-Claire Barth-Frommel


dalam buku Teologi Perjanjian Lama, ada tiga jenis Mazmur, yaitu:16
1. Mazmur Puji-pujian
Mazmur puji-pujian atau madah mempunyai tiga unsur
utama.
a. Awal ibadah, peserta diajak atau diperintahan dengan kata-
kata: pujiah, bermazmurlah, bersorak-sorailah. Ajakan itu
ditujukan kepada manusia, hamba-hamba Tuhan, bahkan
segenap bumi (Mzm. 96:1), semua penduduk dunia (Mzm.

15
Agus Jetron Saragih, Kitab, 133-134.
16
Christoph Barth dan Marie-Claire Barth-Frommel, Teologi, 215-224.
33:8). Seorang dapat juga menyatakannya, seperti: “Aku mau
bersyukur” atau “pujilah Tuhan, hai jiwaku”.
b. Tindakan Tuhan merupakan intisari puji-pujian, baik atas
penciptaan dan pemeliharaan maupun atas pemilihan dan
pembebasan Israel.
c. Memuji bernada kesukaan.

2. Mazmur Minta Tolong


Orang yang mengalami kesusahan datang ke Bait Suci.
Mereka dapat menghubungi petugas, meminta bimbingan,
mennyerahkan persembahan kurbannya sambil berdoa, meminta
tolong dan mendengarkan firman Tuhan dalam situasi mereka.
a. Orang yang dituduh atau difitnah.
b. Meminta tolong kepada Allah untuk menolong terhadap lawan
yang mengejarnya.
c. Sejumlah orang datang dan mengaku dosa dan memohon
pengampunan kepada Allah.
d. Orang yang sakit dan pembebasan dari maut.
e. Orang yang meminta tolong jug membawa kurban dan sering
berpuasa untuk menunjukkan kesungguhan sikapnya.
f. Meski dalam keadaan pahit sekalipun, pemazmur dapat berdoa
menjadi ucapan syukur penuh kegirangan: Selamatkanlah aku
dari mulut singa dan tanduk banteng. Engkau telah menjawab
aku! Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-
saudaraku” (Mzm. 22:22-23a).
3. Mazmur Ucapan Syukur
Orang yang diselamatkan mengucap syukur dan
“membicarakan keadilan dan keselamatan” yang dialaminya “di
depan Jemaah yang besar” (Mzm. 40:10-11). Dengan kata lain, doa
syukur dialamatkan kepada dua pihak. Pada satu pihak, ditujukan
kepada Allah yang melepaskan pendoa dari penderitaannya dan di
pihak yang lain ditujukan kepada saudara dan teman agar mereka
pun terdorong untuk percaya kepada Allah.
a. Pertolongan yang dialami meneguhkan iman pemazmur
b. Pengalaman pendoa diceritakan sedemikian rupa agar ia
menyentuh pengalaman orang: “[Allah] memberikan yanyian
[syair] baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak
orang akan melihatnya [yaitu membayangkan apa yang
diceritakan] dan menjadi takut [kagum], lalu percaya kepada
Tuhan (Mzm. 4:40 dan 9).
c. Pengakuan percaya menjadi unsur penting dalam nyanyian
syukur (dan sebagai doa minta tolong).
d. Doa syafaat dinaikkan untuk raja: “TUHAN, berilah
kemenangan pada raja” (Mzm. 20:2-10, bnd. Penggenapan doa
ini dalam Mzm. 21).

2.3.Doa
2.3.1. Pengertian Doa
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan doa sebagai permohonan
(harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan.17 Doa adalah suatu tindakan
menghubungkan diri dengan Tuhan, dengan atau tanpa perkataan. Doa juga
mencakup segala sikap roh manusia delam pendekatannya kepada Allah.18
Doa di dalam Perjanjian Lama mencakup permohonan, syafaat, pengakuan
dan pengucapan syukur. Doa tidak berarti dipandang sebagai memaksa Allah
untuk bertindak, tetapi sebagai memohon agar jadilah kehendak Allah dan
datanglah kerajaan-Nya.19
Berdoa berarti berbicara dengan Allah dan mendengarkan-Nya, atau
memuji Allah dengan perkataan dan nyanyian. Doa pengakuan dimaksudkan
untuk mengakui berbagai perbuatan dan pikiran yang keliru, dan doa

17
Diakses dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
https://kbbi.web.id/doa, pada Senin, 09 September 2019, pukul 12.00 WIB.
18
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I: A-L, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008), 249.
19
W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 83.
permohonan bertujuan untuk memohon pertolongan Allah. Doa juga
disampaikan untuk mengucap syukur kepada Allah karena berkat-berkat-Nya.
Manusia dapat berdoa kepada Allah sendirian, berdoa bersama dalam kata
atau nyanyian, atau dipimpin oleh seseoranng yang berbicara kepada Allah.20

2.3.2. Doa dalam Kitab Mazmur


Mazmur adalah kitab nyanyian dan doa. Genre yang paling umum
mengenai doa dapat ditemukan dalam kitab Mazmur.21 Di dalamnya terdapat
berbagai doa yang mengungkapkan ucapan syukur (Mzm. 11, 18, 63, 1103),
pujian kepada Allah (Mzm. 19, 104, 148), pengakuan akan kesalahan dan
dosa (Mzm. 51), permohonan untuk dibebaskan dari musuh (Mzm. 59, 69),
permohonan agar Allah memenuhi janji-janji-Nya (Mzm. 89), pujian kepada
Allah karena hukum-Nya (Mzm. 119) dan pujian terhadap apa yang telah
Allah perbuat bagi umat-Nya (Mzm.136).22 Terdapat doa pribadi atau sebagai
doa persekutuan umat dalam ibadah, suatu keluhan dari perasaan hati sebagai
petisi kepada Yahweh untuk menyelamatkan beberapa krisis kemanusiaan
yang masih terselubung. Bagi pribadi (individu) krisis itu berupa penyakit,
kemalangan atau dakwaan yang salah dan bagi masyarakat umum (kelompok/
jemaat) krisis itu berupa suatu musim kering atau kemarau, wabah dan invasi
musuh.23 Dibawah ini akan dijelaskan lebih lengkap mengenai jenis-jenis doa
dilihat dari golongan yang menyampaikannya.
2.3.2.1.Keluhan Umat24 (Kelomok)
Istilah "keluhan" lebih baik daripada "ratapan" untuk menyebut
doa-doa memano pertolongan dalam Kitab Mazmur. "Ratapan" lebih
sesuai dengan qina, bentuk puisi yang dipakai dalam Ratapan 1-2 dan
4 dengan nada seperti ratapan pada saat pemakaman karena tragedi
yang tidak dapat diubah lagi. Mazmur 12; 44; 58; 60; 74; 79-80; 83;

20
Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: LAI, 2012), 1940.
21
A. A. Sitompul dan Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 144.
22
Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: LAI, 2012), 1940.
23
A. A. Sitompul dan Ulrich Beyer, Metode, 144.
24
W. S. LaSor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar, 49-51.
85; 90; 126 dan lain-lain merupakan doa yang disampaikan olch
jemaat dalam keadaan darurat seperti:
- Penyerbuan atau kekalahan (Mzm 44; 60; 74; 79-80; bnd. Rat 5);
- Penindasan oleh musuh-musuh yang kejam (Mzm 58);
- Bahaya serangan (Mzm 88); atau
- Wabah penyakit, kemarau, kelaparan, atau bencana alam lainnya
(Mzm 85; 126; bnd. Yl 2:15-17).
Ada beberapa unsur sastra yang terdapat dalam hampir semua
mazmur keluhan umat, yakni:
(1) Seruan kepada Allah untuk minta pertolongan:
"Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya?"
(Mzm 74:1)
(2) Keluhan yang menggambarkan penderitaan umat Allah, yang
sering diungkapkan dalam bentuk kiasan. Kadang-kadang keluhan
ini ber- pusat pada tiga pihak yang bersangkutan, yaitu musuh,
umat itu sendiri, dan Allah:
"Lawan-lawan-Mu mengaum di tempat pertemuan-Mu."
(Mzm 74:4)
"Tanda-tanda kami tidak kami lihat, tidak ada lagi nabi, dan tidak
ada di antara kami yang mengetahui berapa lama lagi."
(Mzm 74:9)
"Mengapa Engkau menarik kembali tangan-Mu, menaruh tangan
kanan-Mu di dada?"
(Mzm 74:11)
(3) Pengakuan kepercayaan yang sering didasarkan pada karya Allah
pada masa lampau:
"Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala,
yang melakukan penyelamatan di atas bumi." (Mzm 74:12)
(4) Permohonan untuk pembebasan, biasanya diungkapkan dalam
bentuk perintah dan sering memohon penghukuman atas musuh-
musuh:
"Janganlah berikan nyawa rmerpati-Mu kepada binatang liar
Janganlah lupakan terus-menerus nyawa orang-orang-Mu yang
tertindas." (Mzm 74:19)
"Janganlah lupa suara lawan-Mu, deru orang-orang yang bangkit
melawan Engkau." (Mzm 74:23)
(5) Seruan yang mengingatkan akan nama baik Allah atau janji-Nya:
"Ingatlah ini: musuh mencela, ya TUHAN dan bangsa yang bebal
itu menista nama-Mu." (Mzm 74:18)
(6) Nazar pujian yang dilakukan oleh orang-orang yang menderita
untuk merayakan pembebasan mereka dengan puji-pujian di
hadapan umum:
"Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu,
akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan
memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun." (Mzm 79:13;
bnd. 74:21)

Penggunaan mazmur-mazmur keluhan ini jelas. Doa Salomo


pada saat penahbisan Rumah Allah mengandung gambaran terrinci
mengenai peristiwa-peristiwa manakala umat Allah berkumpul di
Rumah Allah dan menyampaikan permohonan untuk penyelamatan-
Nya (1 Raj 8:33-40) Nabi Yoël memanggil orang-orang untuk
berpuasa dan berkumpul dengan para imam untuk memohon kepada
Allah agar Ia membebaskan umat-Nya dari hama belalang yang
menakutkan (Yl 2:15,17).
Keluhan dalam Kitab Yoël itu disusul dengan pemberitaan
tentang penyelamatan, yaitu janji pembebasan yang diucapkan berupa
kata-kata Allah sendiri (YI 2:19-29). Pemberitaan seperti itu, yang
diucapkan oleh seorang imam atau nabi dalam Rumah Allah, mungkin
sekali disertat atau disisipi dengan keluhan-keluhan dan meyakinkan
umat itu bahwa doa-doa mereka telah dijawab.
Ada beberapa mazmur yang berupa keluhan umat walaupun di
dala nya terdapat kata ganti orang pertama. Dalam hal demikian,
seorang pemimpin, mungkin raja, bertindak selaku juru bicara bagi
umat (Mzm 89: 144). Bahkan mazmur-mazmur yang lebih banyak
menggunakan bentuk kata ganti orang pertama jamak ("kami")
kadang-kadang menggunakan kata "Aku" seolah-olah umat dan juru
bicara menyuarakan keluhan itu secara bergantian (Mzm 44:7,16;
74:12; 83:14).
Tidaklah pasti apakah mazmur-mazmur keluhan umat ini
digunakan pada hari-hari raya tertentu (mungkin hari raya
Pendamaian, Im 16) atau iuga dalam keadaan darurat. Tidak ada bukti
dalam Alkitab mengenai suatu perayaan yang mirip dengan upacara
agama Babel, ketika raja men- jadi sasaran penghinaan dan
penderitaan di depan umum, serta menaik- kan keluhan.

2.3.2.2.Keluhan Pribadi25
Mazmur-mazmur dalam kategori ini lebih banyak daripada
kategori lainnya. Unsur-unsur keluhan pribadi ini hampir sama dengan
unsur- unsur keluhan umat.
(1) Seruan kepada Allah untuk seruan minta tolong:
"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?"
(Mzm 22:2)
(2) Keluhan yang sangat puitis:
"Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari
Basan mengepung aku."
(Mzm 22:13)
"Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari
sendinya."
(Mzm 22:15)
"Dan dalam debu maut Kauletakkan aku."

25
W. S. LaSor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar, 49-53.
(Mzm 22:16c)
(3) Pengakuan kepercayaan:
"Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan
Engkau meluputkan mereka." (Mzm 22:5)
(4) Permohonan yang kadang-kadang diungkapkan sebagai harapan
("Kiranya Tuhan… "), lebih sering dinyatakan dalam bentuk
perintah tetapi sering juga dengan permohonan seperti "dengarlah",
"ingatlah selamatkanlah":
"Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku,
segeralah menolong aku! Lepaskanlah aku dari pedang, dan
nyawaku dari cengkeraman anjing." (Mzm 22:20,21)
(5) Penjelasan tambahan, seperti permohonan akan pemeliharaan
Allah secara khusus, gambaran mengenai kegembiraan musuh-
musuh Allah, doa pengakuan (Mzm 51:5-7), atau protes karena
tidak bersalah (Mzm 26:3-8)."
"Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau
yang membuat aku aman pada dada ibuku." (Mzm 22:10)
(6) Nazar pujian di mana orang yang berjanji akan memberi kesaksian
dan persembahan syukur di depan umum (Im 7:11-18):
"Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah." (Mzm 22:23;
bnd. 22:26,27)
Janji ini sering penting bagi seluruh umat, terutama anggota-
anggota yang lebih miskin, karena kurban yang dipersembahkan
dibagi-bagikan kepada teman-teman dari orang yang menderita
dan orang lain yang beribadat:
"Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang
mencari TUHAN akan memuji-muji Dia!" (Mzm 22:27)
(7) Jaminan bahwa Tuhan mendengar pada waktu orang yang men-
derita terlebih dahulu mengungkapkan keyakinannya akan jawaban
Allah:
"Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik
kesengsaraan orang yang ditindas, dan Ia tidak menyembunyikan
wajah-Nya kepada orang itu, dan la mendengar ketika orang itu
berteriak minta tolong kepada-Nya." (Mzm 22:25).
(8) Mungkin bait terakhir Mazmur 22 (ayat 28-32) juga merupakan
bagian dari jaminan itu, yang menggambarkan dampak yang
menyeluruh dari penyelamatan Allah. Dalam pengalamannya
sendiri, pemazmur melihat kemungkinan adanya karya
penyelamatan yang besar. Tidak ada yang mustahil bagi Allah
yang dapat menyelamatkan dia. Seperti dalam keluhan umat,
mungkin jaminan itu sering didasarkan pada ucapan tentang
penyelamatan yang disampaikan oleh nabi atau imam dalam
kebaktian di Rumah Allah pada waktu keluhan itu diucapkan.
Ada tiga macam keadaan yang tampaknya mendorong munculnya
doa-doa keluhan pribadi, yaitu:
- Tuduhan yang tidak adil mengenai kejahatan atau kesalahan,
dilakukan oleh saksi-saksi palsu yang bersekongkol dengan musuh-
musuh orang yang menderita untuk menghukumnya secara tidak adil;
- Penyesalan akan dosa-dosa pribadi (Mzm 51, 130); dan
- Penyakit atau kelemahan (Mzm 6; 39; 62; 88) yang kadang-kadang
tampaknya digabungkan dengan tuduhan yang tidak adil (Mzm 13; 22;
28; 31:10-25; 35; 38; 41; 69; 71; 86; 102; 109).

2.4.Teologi Nyanyian dan Doa dalam Kitab Mazmur


Permintaan yang lumrah dalam doa permohonan pribadi adalah “berikan
keadilan kepadaku” (Mzm 7:9; 26;1; 35:24; 43:1). Para pendoa telah berusaha sekuat
tenaga untuk “hidup dalam ketulusan” (26:1, 11), tetapi orang lain mempersalahkan
mereka “tanpa alasan” (35:7) serta mengejar mereka. Hanya Tuhan yang dapat
menolong: “Aku tahu, bahwa TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas
dan membela perkara orang miskin” (140:13). Doa-doa pengucapan syukur memberi
kesan bahwa pendoa itu telah dibenarkan di dalam suatu pengadilan di depan Allah
selaku Hakim tertinggi.26
Dalam mazmur-mazmur raja disinggung tentang raja, penegak keadilan di
tengah-tengah bangsanya. Petugas Allah itu senantiasa memerlukan doa syafaat: “Ya
Allah, berikan hukum-Mu kepada raja dan keadilan kepada putera raja! Kiranya ia
memberikan keadilan kepada semua orang-orang yang tertindas dari bangsa itu dan
menolong orang-orang miskin” (72:1-2, 4). Memerintah “demi kebenarann,
perikemanusiaan dan keadilan”, “mencitai keadilan dan membenci kefasikan” (45:5,
8) adalah tugas yang mulia (bnd. Mzm. 101, nazar jabatan seorang raja). Di samping
tugasnya sebagai pemerintah, raja hendaklah hidup dalam ketulusan.27
Mazmur berisi nyanyian-nyanyiann dan doa. Nyanyian-nyanyian dan doa ini
bukan hanya milik pribadi sebagaimana dipahami selama ini bahwa Mazmur addalah
karya Daud (sebagai personal). Memang di dalamnya (Mazmur) memuat karya-karya
Daud, namun terdapat juga karya-karya lainnya yang meliputi jenis-jenis nyanyian
dan doa yang disampaikan secara pribadi maupun secara komunal. Karena itu
Mazmur lebih cook kita sebutkan sebagai referensi untuk nyanyian dan doa jemaat.
Nyanyian dan doa yang disampaikan biasanya mencakup banyak tema: ada
yang berbicara soal kebahagiaan, penderitaan, dalam keadaan tertekan, pesta (suka
cita), berduka dan banyak lagi keadaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
hendaknya kita dalam segala keadaan membutuhkan Tuhan. Bukan hanya saat susah,
namun juga saat senang. Dengan demikian Tuhan harus dipahamai sebagai yang
empunya segala, sebagai sumber segala. Karena itu semua (keadaan) harus selalu
dikomunkasikan dengan Tuhan.
Doa adalah komunikasi yang dibangun antara manusia dengan Allah. Di
dalam doa ada permohonan, ucapan syukur, keyakinan, dan hal lainnya yang perlu
dikomunikasikan dengan Tuhan. Sudah jelas bahwa doa disampaikan atau ditujukan
kepada Allah saja. Sementara itu nyanyian hanyalah cara atau metode, bukan
representase dari doa itu sendiri. Substansi doa dan nyanyian ada pada isi dari doa

26
Christoph Barth dan Marie-Claire Barth-Frommel, Teologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: Gunung Mulia,
2010), 175.
27
Ibid, 175-176.
atau nyanyian itu, atau apa yang disampaikan, bukan metodenya, melainkan isinya.
Karena itu doa bisa juga disampaikan lewat nyanyian.
Kita juga mengetahui bahwa Daud adalah seorang yang pintar atau mahir
bermain musik. Contohnya, saat Yonatan sahabat Daud meninggal, Daud
menyanyikan lagu perkabungan (2 Sam. 1:17). Daud juga mampu membuat alat
music (2 Taw. 7:6). Music dan nyanyian sangat erat kaitannya, ketika Daud bermusik
ada kemungkinan besar ia juga turut bernyanyi.. sudah kita sepakati bahwa doa itu
bukan soal ucapan dan sikap (melipat tangan, berdiri dan lain-lain), tetapi soal isi,
yakni permohonan, syukur, pengampunan. Jadi bisa saja nyanyian itu adalaah doa
(isinya). Apabila kita melihat Maz..23 disana disebutkan “Mazmur Daud”. Di atas
telah dijelaskan Mazmur artinya nyanyian. Artinya mayoritas dari kitab Mazmur
dapat disebut sebagai nyanyian termasuk doa-doa. Jadi bisa kita katakana nyanyian
adalah doa dan doa bisa dinyanyikan.

III. Refleksi Teologis


Doa dan nyanyian merupakan hal yang tidak bisa dijelaskan dari kehidupan orang
Kristen. Pernyataan “Tetaplah berdoa! (1 Tes. 5:17) harus menjadi citra orang Kristen
sebagaimana pemazmur yang selalu berdoa dan bernyanyi dalam segala keadaan, suka,
duka, dan keadaan lainnya (Ef. 6:18).

IV. Realita Masa Kini dan Refleksinya Bagi Gereja


Apabila kita melihat gereja pada masa kini, sepertinya pemahaman tentang
nyanyiandan doa sudah mengalami degradasi. Saat ini pemahaman tentang nyanyian dan
doa sudah seperti hiburan bagi orang percaya.
1. Doa dianggap hanya ucapan semata, kata-kata yang diucapkan lewat mulut, kelihaian
berbicara, doa tidak lagi dipahami sebagai kebutuhan akan Tuhan dan ucapan syukur
maupun keyakinan bahwa kita hidup di dalam pemeliharaan Tuhan. Banyak orang
percaya yang berdoa saat susah dan membutuhkan pertolongan. Seharusnya doa
adalah kebutuhan, gaya hidup dan ucapan syukur kepada Tuhan.
2. Nyanyian sekarang sudah dipahami sebagai ungakapan hati, kesenangan bahkan
komersial dan mengagungkan suara. Nyanyian harus dipahami sebagai media
penyampaian permohonan kepada Tuhan, ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan.

V. Kesimpulan
Hampir keseluruhan dari kitab Mazmur dapat digolongkan kepada nyanyian dan
doa. Nyanyian dan doa itu adalah bukan nyanyian dan doa sebagaimana untuk dunia atau
manusia, melainkan untuk Tuhan. Dalam kitab Mazmur digambarkan bagaimana
kedekatan antara umat-Nya atau yang mengaku percaya kepada Tuhan selalu bergantung
kepada Tuhan. Segala apa yang terjadi di dalam kehidupan ini dibawa dan diserahkan
kepada Tuhan. Baik ketika mengalami kemenangan, kesedihan, kejatuhan dan hal yang
lainnya, semua selalu diserahkan kepada Tuhan. Nyanyian dan doa menjadi media dari
penyampaian atau penyerahan semua perkara itu. Lewat nyanyian dan doalah dicurahkan
semua hal apa saja yang menjadi penyerahannya. Hal ini menunjukkan bahwa nyanyian
dan doa merupakan hal yang sangat penting, atau media yang sangat penting dan masih
relative digunakan hingga pada masa kini.

VI. Daftar Pustaka


Alkitab Edisi Studi, Jakarta: LAI, 2012.
Barth, Christoph dan Barth-Frommel, Marie-Claire, Teologi Perjanjian Lama 2, Jakarta:
Gunung Mulia, 2010.
Browning, W. R. F., Kamus Alkitab, Jakarta: Gunung Mulia, 2016.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I: A-L, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2008.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II: M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI: Kamus versi online/daring dalam jaringan,
diakses dari https://kbbi.web.id/nyanyi, pada Senin, 09 September 2019, pukul
11.58 WIB.
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI: Kamus versi online/daring dalam jaringan,
diakses dari https://kbbi.web.id/doa, pada Senin, 09 September 2019, pukul
12.00 WIB.
LaSor, W. S., Hubbard, D. A., dan Bush, F. W., Pengantar Pernjanjian Lama 2: Sastra
dan Nubuat, Jakarta: Gunung Mulia, 2016.
Pandopo, A. H., Mengubah Nyanyian Jemaat, Jakarta: Gunung Mulia, 2004.
Rachman, R., Nyanyian Jemaat dalam Liturgi, Tangerang: Bintang Fajar, 1999.
Saragih, Agus Jetron, Kitab Ilahi: Pengantar Kitab-kitab Perjanjian Lama, Medan: Bina
Media Perintis, 2016.
Sitompul, A. A. dan Beyer, Ulrich, Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta: Gunung Mulia,
2016.

Anda mungkin juga menyukai