Pada bab ini, penulis akan membahas secara khusus upaya menemukan kerygma teologis
dari teks yang hendak dikaji, yaitu teks Injil Matius 24:45-51. Karena itu, penulis akan
memperhatikan tempat teks dalam konteks, kritik teks, kritik sumber, kajian eksegetis dan
Dalam bagian ini, penulis akan membahas konteks umum dan konteks khusus dalam Injil
Matius 24:45-51.
1. Konteks Umum
Konteks umum merupakan suatu keseluruhan karangan teologis, secara sistematis dari
kitab yang hendak dikaji.1 Dengan dasar inilah maka penulis merasa penting untuk melihat
kesatuan teks secara utuh. Penulis injil Matius menulis injilnya dalam sebuah kesatuan yang
teratur dan sistematis, di mana bagian yang satu tidak dapat dipisahkan dari bagian lainnya.
Demikian pula dengan teks yang hendak dikaji (Matius 24: 45-51), tidak dapat dipisahkan
dari keseluruhan injil Matius. Dengan demikian maka struktur Injil Matius bisa dilihat dalam
1
A. A. Sitompul dan U. Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2010, hlm. 226.
2
Norman Perrin, The New Testament An Introduction, New York: Hatcourt Bracet Javanovich, 1971, hlm. 177-
190.
1
2) Pelayanan Yesus kepada orang Yahudi (Matius 4:18-13:8) sebagai
13:53-58 : Penolakan
2
24:1-25:46 : Khotbah tentang akhir zaman
Melihat akan struktur pembagian di atas, maka perikop yang akan dikaji secara
mendalam yaitu Matius 24: 45-51 (Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang
jahat). Hal ini termasuk dalam bagian ke empat tentang pekerjaan Yesus di Yerusalem
2. Konteks Khusus
Konteks khusus merupakan hubungan antara teks sebelumnya (hubungan ke depan) dan
teks sesudahnya (hubungan ke belakang), secara keseluruhan. Dengan konteks khusus ini,
maka perlu melihat nats yang mengikuti perikop dengan memperhatikan pokok-pokok
teologis.3 Hubungan teks ke belakang adalah Matius 24: 37-44 dengan judul “Nasihat supaya
berjaga-jaga”, dan hubungan ke depan adalah Matius 25:1-13 dengan judul “Gadis-gadis
keseluruhan pasal 24 saling berkaitan, sebab berbicara mengenai waktu kedatangan-Nya yang
kedua tidak dapat diketahui. Pembicaraan itu terjadi ketika Yesus dan murid-murid-Nya
berada dibukit Zaitun menjelang penderitaan-Nya di Yerusalem.4 Teks ini termasuk salah
satu dari pasal 24 yang mendahului teks yang hendak dikaji (Matius 24:45-51), dengan
perikop Nasihat supaya Berjaga-jaga. Nasihat Yesus ini bertujuan agar murid-murid-Nya
3
A. A. Sitompul dan U. Beyer, Op. Cit., hlm. 226
4
Donald Guthrie, Op. Cit., hlm. 29.
3
berjaga-jaga dalam menantikan waktu kedatangan-Nya yang kedua tidak dapat dipastikan.5
pada zaman Nuh dengan maksud untuk memperingatkan mereka agar terus berjaga-jaga (ayat
37-39).6 Pada acuan ini, Yesus mengumpamakan kedatangan-Nya yang kedua seperti
7
ketidaksadaran atau ketidaktahuan orang-orang zaman Nuh kecuali Nuh sendiri. Hal itu
dikarenakan mereka tidak berjaga-jaga tetapi menghabiskan waktu dengan makan dan
40) dan dua orang perempuan yang memutar batu kilangan (ayat 41). Dengan maksud untuk
menekankan tiba-tiba kedatangan-Nya yang membawa pemisahan baik yang siap sedia
maupun yang tidak siap sedia.9 Pemisahan di antara dua orang itu menggambarkan bahwa
bukan milik-Nya untuk di hukum.10 Pada ayat 42 hingga ayat 44 merupakan penegasan
ulang,11 untuk berjaga-jaga.12 Dengan melakukan persiapan dalam menanti kedatangan Yesus
Mencermati Matius 24: 37-44, nampak bahwa ada hubungan yang erat dengan
Matius 24:45-51, karena berbicara mengenai sikap menanti kedatangan Yesus yang
membawa pemisahan itu tidak dapat diketahui, dengan demikian maka yang perlu
5
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,Yogyakarta: Kanisius, 2002,
hlm 70.
6
D.A. Carson, R.T France, J.A. Motyer, G.J. Wenham dkk, Op. Cit., hlm. 90.
7
J. T. Nielsen, Kitab Injil Matius 23-28, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2015, hlm. 53-54
8
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1262-1265.
9
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, Op. Cit., hlm. 70.
10
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1266-1268.
11
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1269-1273.
12
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM, Op. Cit., hlm. 70.
13
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1266-1268.
4
b. Hubungan dengan Teks sesudahnya (Matius 25: 1-13).
Teks ini menyambung dari teks yang hendak dikaji (Mat. 25:1-13), di mana termasuk
kedatangan Yesus yang kedua kali tidak dapat diketahui.14 Yesus memakai gambaran
berjaga-jaga terhadap saat yang genting atau krisis yang mengancam.15 Yesus
mengumpamakan hal kerajaan sorga, seperti sepuluh gadis yang ditugaskan untuk
perjanjian perkawinan dengan ayah mertuannya. Pesta perkawinan ini dimulai oleh para
pengiring untuk menyongsong pengantin pria dan pengantin wanita, ketika mereka
mendekati rumah. Pengiring yang bodoh digambarkan bahwa, mereka tidak yakin
pengantin pria akan datang pada waktu malam, sedangkan pengiring yang bijak
digambarkan bahwa mereka yakin akan kedatangan pengantin pria itu bisa saja datang
sewaktu-waktu (ayat 2-3).17 Ketidakyakinan gadis-gadis bodoh ini terbukti ketika mereka
membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak cadangan untuk berjaga-jaga, sedangkan
lima gadis yang disebut bijaksana diumpamakan Yesus bahwa mereka membawa pelita
beserta dengan minyak cadangan (ayat 4).18 Kedatangan mempelai tidak dapat dipastikan
oleh gadis-gadis itu sebab mempelai menunda kedatangan-Nya, sehingga mereka tidak
berjaga-jaga (tertidur).19 Pada saat tengah malam mereka dikejutkan oleh kedatangan
mempelai yang tiba-tiba saja datang tanpa mereka duga, sehingga ketika mereka
14
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1287
15
A. M. Hunter, Menafirkan Perumpamaan-Perumpamaan Yesus, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2001, hlm.
136.
16
Ibid., hlm. 1290-1291.
17
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM, Op. Cit., hlm. 70
18
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1291-1293.
19
Ibid., hlm. 1294-1297.
5
membereskan pelita untuk menyongsong mempelai, ternyata kedapatan pelita gadis-
gadis yang bodoh hampir padam dan yang paling membuat mereka lebih terkejut adalah
mereka tidak membawa minyak cadangan untuk mengisi pelita mereka (ayat 6-9).20
akan ada lagi waktu untuk mempersiapkan diri menyongsong kedatangan mempelai. 21
Gadis-gadis yang disebut bodoh karena ketidaksiapan mereka membuat mereka ditolak,22
untuk masuk mengikuti pesta perkawinan (ayat 8-12),23 sedangkan gadis-gadis yang
disebut bijaksana mempunyai kesiapan, sehingga mereka dapat masuk dalam pesta
perkawinan. 24
makna yang berhubungan dengan teks yang hendak dikaji yaitu, Yesus menekankan
B. Kritik Bentuk
Pada bagian ini, penulis akan memusatkan perhatian lebih pada nats atau perikop
yang akan dibahas dan mencari ciri-ciri khusus pengadaan dari suatu nats pada
bentuknya dalam Perjanjian Baru.25 Di satu sisi, kritik bentuk juga menaruh perhatian
pada usaha untuk menentukan dan menetapkan kedudukan dalam kehidupan yang di
dalamnya jenis-jenis sastra tertentu dihasilkan, dibentuk dan dipakai.26 Kritik bentuk ini,
akan membahas pada bagian-bagian yang berkaitan dengan perbandingan sinoptik, kritik
20
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1298-1302
21
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM, Op. Cit., hlm. 70
22
A.M. Hunter, Op. Cit., hlm. 136.
23
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM, Op. Cit., hlm. 70
24
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1298-1302
25
A. A. Sitompul dan U. Beyer, Op. Cit., hlm. 238.
26
John H. Hayes & Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 99-
100.
6
1. Perbandingan Sinoptik
24:45-51), atau memiliki hubungan paralel dengan nats yang terdapat dalam Kitab
Injil lainnya. Perbandingan atau hubungan paralel tersebut dapat dilihat pada konteks
teks Matius 24:45-51 dengan Lukas 12:41-48. Penulis akan membatasi pada
kesamaan dan perbedaan Injil Matius dan Lukas dengan memakai terjemahan LAI-
TB.
setia dan bijaksana yang akan diangkat tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan
mereka makanan pada waktunya. Sedangkan Lukas 12: 41 dan 42 menyambung dari ayat-
ayat sebelumnya yang masih menjadi bagian dari satu perikop, di mana Petrus
7
mempertanyakan maksud perumpamaan itu ditujukan pada mereka sebagai murid-murid
ataukah ditujukan kepada semua orang. Hal ini membuat Yesus menjawab Petrus dengan
mempertanyakan “siapakah hamba yang setia dan bijaksana yang akan diangkat tuannya
untuk memberikan makanan pada waktunya”. Berdasarkan perbedaan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa jawaban Yesus ditujukan pada hamba yang setia dan bijaksana yang akan
datang.
Pada perbandingan di atas, yaitu Matius 24: 46 dan Lukas 12:43, terdapat kesamaan.
memakai kalimat Aku berkata kepadamu: sesungguhnya, sedangkan Lukas 12: 44 memakai
kalimat sesungguhnya Aku berkata kepadamu. Perbedaan ini tidak begitu mencolok karena
48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat 45 Akan tetapi, jikalau hamba itu
8
makan minum dan mabuk,
Pada perbandingan di atas, terdapat perbedaan, Matius 24: 48-49 memakai apabila,
12: 45 memakai kalimat jikalau, hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan serta
hanya memakai kalimat makan minum dan mabuk. Berdasarkan perbandingan di atas maka
tidak terdapat perbedaan yang menonjol dari kedua Injil Sinoptik tersebut.
50 maka tuan hamba itu akan datang pada 46 Maka tuan hamba itu akan datang
hari yang tidak disangkakannya, dan pada hari yang tidak disangkanya,
pada saat yang tidak diketahuinya, dan pada saat yang tidak
Pada perbandingan di atas terdapat perbedaan pada Matius 24: 50-5I yaitu memakai
kalimat membunuh dan senasib dengan orang-orang munafik lalu ditambah lagi dengan di
sana akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Sedangkan Lukas 12:46 memakai kalimat
memenggal dan hanya memakai kalimat senasib dengan orang-orang tidak setia.
Berdasarkan perbedaan di atas, maka Matius lebih lengkap dari Lukas sebab ditambah
dengan kalimat “ratapan dan kertak gigi” yang tidak terdapat pada Lukas.
9
48 diberi, akan banyak dituntut dari
Pada paparan di atas yaitu Lukas 12: 47-48, tidak terdapat pada Matius, sehingga
dengan maksud untuk lebih memperjelas teks aslinya. Dengan demikian, kedua Injil Sinoptik
mempunyai perbandingan yang hampir sama, tetapi dengan cara yang berbeda-beda sesuai
dengan ciri khasnya masing-masing. Pengambilalihan cerita ini, baik perbedaan maupun
kesamaan serta tambahan-tambahan dari kedua Injil merupakan ciri khas dari masing-masing
2. Kritik Sumber
“Q”,27 serta sumber yang hanya muncul dalam Injil Matius (sumber “M”). 28 Hal ini
didukung oleh bahan yang tidak diambil dari Q dan dari Markus tetapi bahan tradisi yang
hanya ditemui dalam Matius. Bahan yang hanya ada pada Matius tidak dapat dipastikan
asalnya dari mana, bisa saja diterima melalui tradisi lisan.29 Dengan ketidakpastian ini
disebut oleh Streeter sebagai “Tradisi Antiokhia”.32 Dengan demikian, maka berdasarkan
anggapan bahwa Injil Markus adalah Injil pertama yang ditulis dan digunakan secara
27
Di Jerman, Yulius Welhousen menyebutnya Q, huruf awal dari “Quelle” artinya “sumber” bahan Q ini, biasa
disebut juga sebagai kumpulan ucapan-ucapan Yesus dalam bahasa Aram, (F.F, Bruce, Dokumen-dokumen
Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003, hlm, 34.
28
B. F. Drewes, Op. Cit., hlm 31.
29
Ibid., hlm. 31
30
B. F. Drewes, Op. Cit., hlm 31.
31
Q adalah huruf pertama dari kata bahasa Jerman Quelle yang berarti “sumber”. W. R. F. Browning, Kamus
Alkitab; A Dictionary of the Bible, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015, hlm. 373.
32
Sumber Markus ditulis pada tahun 66 M di Roma. A.A.A. Sitompul & Ulrich Beyer, Op. Cit., hlm 254.
10
terpisah oleh mereka yang menyusun Injil Matius dan Injil Lukas, maka Injil Matius
Teks yang menjadi inti dari kajian ini, yaitu: Matius 24:45-51 memilki kesamaan
dengan Lukas 12: 41-48, maka teks tersebut diambil dari sumber “Q”, karena teks tersebut
tidak terdapat pada Injil Markus. Dalam cerita kedua injil tersebut, Lukas dengan jelas, lebih
lengkap daripada cerita Matius. Kemungkinan Lukas memakai sumber Q dan diperluas
ceritanya, Sedangkan Matius mungkin tidak begitu memperluas ceritanya dari sumber Q.
Lantas nats yang dikaji, bukan saja berasal dari “Q” tetapi sumber “M” yaitu materi
khusus dalam Injil Matius sendiri. Oleh karena Matius dan Lukas menghadirkan berita
yang sama tetapi dengan tujuan yang berbeda-beda dan memilki kebebasan masing-
3. Jenis Sastra
saja tetapi juga menyangkut susunan, gaya bahasa, struktur, nada, kosakata, gagasan,
kaitan teologi dan kekhususan atau ciri-ciri teks dan konteks pendengar atau pembacanya.
Jenis sastra disebut sebagai genre suatu kitab atau bagian dari bentuknya. Penulis
menemukan bahwa Matius 24:45-51 merupakan jenis sastra kecil (sub-genre), yakni
khotbah nubuat Yesus yang termasuk dalam perumpamaan35 . Hal ini didukung oleh
khotbah nubuat Yesus di bukit Zaitun,36 di mana penulis Matius sepenuhnya membahas
33
Bruce Chilton, Studi Perjanjian Baru Bagi Pemula, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009, hlm. 42.
34
A. A. Sitompul & Ulrich Beyer, Op. Cit., hlm. 227.
35
Grant R. Osborne, Spriral Hermeneutika, Surabaya: Momentum, 2012, hlm. 348.
36
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab Matius sampai dengan Kisah Para Rasul, Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2012, hlm 111.
11
peristiwa yang masih akan datang, yang dinubuatkan lewat perumpamaan.37 Mengingat
akan latar belakang perumpamaan mengenai nubuat sangat penting, sehingga Yesus
demikian maka teks yang hendak dikaji, termasuk perumpamaan yang dipakai Yesus
Bidang kehidupan hendak menunjukkan pada keadaan hidup (life setting), pada
zaman ketika berbagai ungkapan tertentu dihasilkan dan dipakai.39 Keadaan jemaat Matius
terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi. Mereka mengalami
penganiayaan dan ketidakadilan dari para penguasa sehingga mengakibatkan banyak orang
menderita. Keadaan mereka semakin berat karena terbagi pembagian status yang
menambah penderitaan, khususnya bagi mereka yang terkecil. Semua ini terjadi pada
kekaisaran Romawi, di mana para penguasa dengan kekuasaan dan kedudukan mereka
begitu tertekan sebab bukan saja berlaku dalam bidang politik, tetapi juga bidang
keagamaan. Hal itu disebabkan oleh ketidakpercayaan para ahli Yahudi terhadap
kedatangan Mesias sebagai hamba bukan sebagai raja. Hal ini membuat kondisi jemaat
Matius mengalami tekanan,40 sebab mereka mencoba menyakinkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang datang sebagai hamba bukan sebagai raja. Dengan keadaan jemaat yang
seperti ini, penulis Matius memperhatikan secara khusus perkataan dan ajaran Yesus untuk
37
Charles F Pfeiffer & Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary, Bandung: Gandum Mas, 2008,
hlm. 105.
38
Grant R. Osborne, Op. Cit., hlm. 348.
39
John Hayes dari Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011, hlm. 99-
100.
40
Groenen, hlm. 89.
12
membuat jemaat Matius tetap setia menanti kedatangan Yesus yang kedua.41 Salah satu
perumpamaan dalam bentuk pengajaran Yesus adalah khotbah nubuat yang termasuk
dalam perumpamaan mengenai hamba yang setia dan hamba yang jahat, yang termasuk
murid-murid-Nya yakni naik ke sorga.43 Dengan demikian sebelum hal itu terjadi, Yesus
yang akan terjadi (psl 24 dan 25).44 Perumpamaan ini terjadi mulai dari perjalanan Yesus
pelayanan yang biasa-biasa saja, melainkan pekerjaan pelayanan yang penuh dengan
Yahudi (Mat. 21:23-27), hingga Yesus menarik diri dari kehidupan umum Yahudi, dan
pergi ke seberang Bukit Zaitun (Mat 24:3). Nubuat Yesus yang di sampaikan melalui
perumpamaan ini menggambarkan bahwa kedatangan Yesus pada akhir zaman tidak
diketahui oleh siapapun kecuali Bapa (Mat. 24:36). Dengan demikian maka kesiapan
menghitung dan menduga hari kedatangan itu namun kesiapan adalah dengan setia
Kesetiaan akan tugas tanggung jawab itu ditujukan langsung pada para murid Tuhan
Yesus, yang akan melanjutkan pemberitaan Injil. Lewat perumpamaan ini, Yesus
mengharapkan agar para pengikut Yesus khususnya para murid harus setia akan tugas
41
Bnd, F.F. Bruce, Ucapan-Ucapan Yesus Yang Sulit, Malang: SAAT, 2001, hlm. 240.
42
J. Sidlow Baxter, Op. Cit., hlm 111.
43
B. F. Drewes, Op. Cit., hlm. 70.
44
J. Sidlow Baxter, Op. Cit., hlm. 112-113.
13
pelayannya, sesuai dengan pola hidup Yesus yang setia kepada Bapa-Nya, untuk melayani
umat-Nya. Di samping itu perumpamaan ini adalah peringatan untuk para pengikut-Nya,
bahkan lebih khusus lagi untuk para hamba Tuhan agar setia memikul tanggung jawab
pelayanan dari awal hingga mendapati dalam keadaan setia.45 Sedangkan bagi mereka
yang diberi tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan atau memikul suatu jabatan harus
dengan setia melakukan pekerjaan itu dan tidak salah memakai jabatan untuk menindas
orang lain, sebab bagi mereka yang tidak setia melakukan tanggung jawab akan terkena
3. Kritik Teks
Dalam kerangka tafsir, diperlukan naskah Yunani asli untuk menafsirkan teks
Perjanjian Baru.
kairw/|È
45
Ibid., hlm. 109.
46
Ulrich Beyer, Garis-Garis Besar Eskatologi dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982, 25.
14
50 h[xei o` ku,rioj tou/ dou,lou evkei,nou evn h`me,ra|
2. Tekstus Aparatus
Dalam teks yang dikaji ini, tidak ditemukan kritik apparatus, karena itu
3. Kritik Terjemahan
Penulis pada bagian ini berupaya untuk menerjemahkan secara baik dengan
New International Version (NIV), New Revised Standart Version (NRSV), 52dan
LAI-TB.
Ayat 45
47
W. D. Mounce, The Analytical Lexicon To The Greek New Testament, Michigan: Grand Rapids, 1993.
48
B. M. Newman, Kamus Yunani-Indonesia untuk Perjanjian Baru (terj. J. Miller G. Van Klinken), Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2012.
49
J. W. Wenham (terj. Lynne Newell), Bahasa Yunani Koine, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997.
50
Ar. Adi Candra & Pius Abdillah, Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Surabaya: Arkola, 2000.
51
Theological Dictionary of the New Testament, (editor) Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, Microsoft:
HTML, 2011.
52
New Revised Standart Version, The Holy Bible, Toronto: WM. Collins & Co. Ltd, 1989.
15
fro,nimoj o]n kate,sthsen o` ku,rioj evpi.
NIV "Who then is the faithful and wise servant, whom the master has
NRSV "Who then is the faithful and wise slave, whom his master has
LAI-TB "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh
Terjemahan Penulis Siapakah dia hamba yang setia dan bijaksana, yang ditetapkan
Penulis melihat beberapa perbedaan pada ayat 45 yaitu: pertama, kata “hamba” yakni
(dou/loj), diterjemahkan oleh LAI-TB dengan “hamba”, NIV memakai servant (pelayan)
sedangkan NRSV memakai slave (hamba atau budak). Berdasarkan hasil terjemahan penulis
dari GNT, penulis lebih setuju menggunakan kata “hamba” karena mempunyai arti yang
lebih tepat sesuai dengan teks Yunaninya (dou/loj). Kata “hamba” lebih mengandung
makna mengabdi, sedangkan kata “pelayan” dalam teks Yunani adalah diakonoj53 artinya
alat.54
53
J. W. Wenham (terj. Lynne Newell), Bahasa Yunani Koine, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997,
hlm. 10.
54
Arti kata hamba dan pelayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
16
Kedua, terdapat perbedaan pada terjemahan kalimat kate,sthsen o` ku,rioj
evpi. th/j oivketei,aj, NIV dan NRSV memakai master has put in charge of the
atas rumah tangganya ), sedangkan LAI-TB memakai (diangkat oleh tuannya atas orang-
orangnya). Penulis lebih setuju dengan LAI-TB karena LAI-TB mendekati teks aslinya
(GNT), yaitu kata “diangkat oleh tuannya”. Kata kate,sthsen (ditetapkan) berasal dari
keputusan.55 Di samping itu dapat berarti “yang diberi tanggung jawab oleh majikannya”.
Kata kerja Yunaninya berbentuk aktif yang secara harafiah berarti “yang tuannya tetapkan
atas orang-orangnya.56
(rumah tangga), sedangkan LAI TB memakai kata “orang-orangnya”. Penulis lebih setuju
dengan NIV dan NRSV karena mendekati teks aslinya (GNT), yaitu sama-sama
menggunakan kata “rumah”. Kata oivketei,aj berasal dari kata dasar οἰκέω dan οἰκία
yang berarti rumah “rumah milik tuannya”,57 atau hamba-hamba yang tinggal dalam
rumahnya.58
antara NIV, GNT, NRSV dan LAI-TB sama-sama mempunyai maksud dan tujuan yang
hamba yang setia dan bijaksana, yang ditetapkan tuannya atas hamba-hamba didalam
Ayat 46
55
kata “di tetapkan” berarti menjadi tetap atau mengambil keputusan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
56
Kata “kate,sthsen” berbentuk aorist active indikatif 3 singular dari kata dasar katevsthsa secara
harfiah berarti menetapkan sebagai pimpinan , (Barclay M. Newman JR, Op. Cit., hlm. 90).
57
Theological Dictionary of the New Testament, kata oivketei,aj (Program Komputer).
58
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm.770
17
GNT maka,rioj o` dou/loj evkei/noj o]n evlqw.n
o` ku,rioj auvtou/ eu`rh,sei
ou[twj poiou/nta\
NIV It will be good for that servant whose master finds him doing so
when he returns.
NRSV Blessed is that slave whom his master will find at work when he
arrives.
LAI-TB Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan
NIV kata good (baik), NRSV memakai blessed (diberkati) sedangkan LAI-TB dengan
memakai kata “berbahagialah”. Semuanya mempunyai maksud yang sama, hanya cara
penyampaiannya berbeda-beda. Karena itu terjemahan yang paling tepat adalah LAI-TB yang
sesuai dengan kata Yunaninya (GNT) adalah kata berbahagia (maka,rioj). Kata
Kedua, kata evlqw.n berasal dari evlqein dari ercomai yang berarti
“datang”, NIV memakai kata returns “kembali”, NRSV memakai arrives “tiba”, sedangkan
LAI-TB memakai kata “datang”. Penulis lebih setuju dengan LAI-TB karena sama dengan
teks aslinya (GNT) yaitu kata evlqw.n,60 yang berasal dari kata dasar elqeiv yang
berarti (datang). Kata evlqw.n dari bentuk aorist. participle menunjukan pada waktu
kedatangannya kembali.61
dan NRSV dengan kata find (menemukan) sedangkan LAI-TB memakai kata “mendapati”.
59
Ibid., hlm. 770.
60
Kata “evlqw.n” berbentuk aorist active participle genitif singular feminin, (W. D. Mounce).
61
B.F.Drewes dkk, Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008, hlm. 81.
18
Dengan demikian maka penulis setuju dengan semua terjemahan karena sama maknanya
dengan teks aslinya. Kata mendapati berasal dari kata imperfek dari bentuk future active
indikatif 3 singular yang dapat berarti menjumpai atau tertangkap dalam keadaannya. Pada
bagian yang lain, terdapat perbedaan pada kata ou[twj (demikian), NIV dan NRSV
memakai kata when (bilamana), sedangkan LAI-TB memakai (ketika). Kata yang mendekati
teks asli adalah kata “ketika” yang menunjuk pada (keterangan waktu atau saat), sehingga
Keempat, kata poiou/nta berasal dari kata dasar poiew yang berarti
“membuat”,63 tetapi kata poiou/nta sendiri berarti “kreatif” 64 NIV memakai kata doing
(sedang melakukan), NRSV memakai work (bekerja), sedangkan LAI-TB memakai kata
“tugas”. Semua terjemahan di atas saling berkaitan karena menunjuk pada bentuk kata kerja.
Penulis lebih setuju memakai kata “melakukan tugas dengan kreatif”. Kata melakukan tugas
sama artinya dengan perbuatan yang menunjuk pada tindakan yang sedang dijalankan atau
tugas yang sedang dikembangkan. Dalam arti bahwa melakukan tugas dengan kreatif. Kata
kreatif memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan, sedangkan kata
pekerjaan memang mempunyai arti yang sama hanya kurang cocok dalam
menghubungkannya dengan terjemahan ini, sebab kata pekerjaan lebih mengacu pada jenis
pekerjaan.65
Ayat 47
62
Arti kata “ketika”, yang menunjuk pada keterangan waktu atau saat, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
63
Barcklay M, Newman dan Philip, Op, Cit., hlm. 136.
64
Theological Dictionary of the New Testament, kata poiou/nta (Program Komputer).
65
Arti Kata “kreatif dan pekerjaan”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
19
u`pa,rcousin auvtou/ katasth,sei auvto,Nå
NIV I tell you the truth, he will put him in charge of all his
possessions.
NRSV Truly I tell you, he will put that one in charge of all his ,//.
possessions.
LAI-TB Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan
Pada ayat 47, terdapat beberapa perbedaan. Pertama, kalimat avmh.n le,gw
u`mi/n, diterjemahkan NIV dengan kalimat I tell you the truth (Aku berkata kepadamu),
NRSV memakai kalimat truly I tell you (sungguh aku berkata kepadamu), sedangkan LAI-TB
memakai “Aku berkata kepadamu”. Kalimat yang mendekati GNT adalah NRSV yaitu truly I
tell you (sungguh aku berkata kepadamu). Penulis lebih setuju dengan NRSV yang hampir
sama dengan GNT. Dengan demikian maka kata yang tepat adalah “sesungguhnya Aku
berkata kepadamu”, sebab perkataan ini lebih tepat untuk digunakan dan menunjuk pada
perkataan yang tidak main-main, yang pasti akan terjadi. Kata avmh.n adalah kata yang
pasti atau valid (syah) kata ini biasa dipakai diakhir dari doa, sedangkan le,gw adalah kata
(kata-kata), jika dicermati lebih mendalam maka bisa berarti λόγος (sabda atau firman
Allah).66
(menetapkan), diterjemahkan NRSV dan NIV dengan kata put (menempatkan), sedangkan
LAI-TB memakai kata “mengangkat”. Dengan demikian maka terjemahan yang mendekati
teks aslinya adalah NIV dan NRSV. Kata menetapkan dalam arti menjadikan tetap atau
keputusan meneguhkan.
66
Theological Dictionary of the New Testament, pengertian kata avmh.n dan le,gw (Program Komputer).
20
Ketiga, kata evpi pa/sin toi/j u`pa,rcousin auvtou (atas segala
milik kepunyaannya), NIV dan NRSV memakai kata Charge of all his possessions (tanggung
jawab atas semua miliknya ), LAI-TB memakai kalimat “pengawas segala miliknya”. Dengan
demikian, maka penulis memakai GNT dengan terjemahan “Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu: bahwa tuanya akan menetapkan dia atas segala milik kepunyaannya”
Ayat 48
ku,rioj(
NIV But suppose that servant is wicked and says to himself, 'My
LAI-TB Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
Terjemahan Penulis Jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: tuanku
menunda kedatangannya
diterjemahkan NIV dan NRSV dengan kata but (tetapi), LAI-TB memakai kata “akan tetapi”.
Penulis memakai terjemahan dari kata “jikalau” adalah kata penghubung untuk menandai
syarat atau janji.67 Kedua, kalimat “ei;ph evn th/| kardi,a” (berkata di dalam
hatinya). Kata ei;ph berasal dari kata ei;pon dari legw.... NIV dan NRSV memakai
kalimat “ says to himself” (berkata pada dirinya sendiri), sedangkan LAI-TB memakai “
berkata di dalam hatinya”. Dengan demikian maka terjemahan yang sama dengan teks
Yunani adalah terjemahan LAI-TB. Kata hati adalah pusat perasaan manusia dan tempat
67
Kata “jikalau”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
68
Kata “hati”, Kamus Besar Indonesia (KBBI).
21
Ketiga, kata “Croni,zei” (menunda atau lama tidak datang), NIV memakai 'My
master is staying away a long time' (tuanku tinggal lama), NRSV memakai 'My master is
delayed' (tuanku terlambat), sedangkan LAI-TB menempatkan kata demikian di ayat 49.
Dengan demikian maka NIV mendekati GNT. Kata menunda adalah mengulur-ulur waktu
atau datang lain waktu, sedangkan kata terlambat adalah lewat dari waktu yang ditentukan.69
Berdasarkan terjemahan di atas maka penulis memakai terjemahan “ Jikalau hamba itu jahat
Ayat 49
mequo,ntwn(
NIV and he then begins to beat his fellow servants and to eat and drink
with drunkardqs.
NRSV and he begins to beat his fellow slaves, and eats and drinks with
drunkards,
LAI-TB Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-
Terjemahan Penulis Dan dia mulai memukul sesama hambanya dan makan dan
Pada ayat 49 ini, LAI-TB memakai kalimat “tuanku tidak datang-datang”, kalimat ini
kelanjutan dari ayat 48 dengan kata “Croni,zei”. Kata ini tidak terdapat pada NIV,
NRSV, dan GNT. Kata yang digunakan LAI-TB ini sesungguhnya salah penempatan sebab
kata tersebut tidak terdapat pada teks aslinya sehingga penulis tidak setuju memakai kata
demikian. Meskipun demikian namun tidak mengurangi makna dan tujuannya. Pada
terjemahan lain ada perbedaan pada NIV dan NRSV memakai kai (dan), sedangkan LAI-
69
Kata “menunda” Kamus Besar Indonesia (KBBI).
22
TB memakai kata “Lalu”. Terjemahan yang tepat adalah NIV dan NRSV karena sesuai
dengan GNT. Kata kai dapat dipahami sebagai kata penghubung dengan ayat sebelumnya.
Pada terjemahan lain, terdapat perbedaan kata a;rxhtai dari kata dasar arch
(permulaan) sedangkan NIV NRSV memakai begins (mulai/ mulanya) sedangkan LAI-TB
memakai “mulai”. Dengan demikian penulis setuju dengan semua terjemahan karena
mendekati teks aslinya (GNT). Kata permulaan berasal dari kata dasar mula yang berarti asal
mula atau awal.70 Selanjutnya pada terjemahan berikut terdapat perbedaan pada terjemahan
kata sundou,louj,71 NIV dan NRSV memakai fellow (teman sekerja) sedangkan LAI-TB
memakai “hamba-hamba lain”. Dengan demikian penulis setuju dengan semua terjemahan
karena mendekati GNT. Dengan memakai kata “sesama hamba” artinya, pelayan-pelayan lain
yang menjadi rekan kerjanya atau pelayan-pelayan lain dalam rumah itu.72
Pada perbedaan yang lain terdapat pada kalimat memakai meta. tw/n
pemabuk”. Dengan demikian maka semua terjemahan sama artinya dengan GNT. Dengan
memakai kata “ dengan pemabuk-pemabuk”. Dalam arti bahwa hamba yang jahat itu suka
Dengan demikian maka terjemahan pada ayat ini adalah “Dan dia mulai
Ayat 50
70
Kata permulaan berasal dari kata dasar mula yang berarti asal mula atau awal, Kamus Besar Indonesia
(KBBI).
71
B. M. Newman, Op. Cit, hlm. 163
72
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm. 771
73
Kata :pemabuk” Kamus Besar Indonesia (KBBI).
23
h-| ouv ginw,skei(
NIV The master of that servant will come on a day when he does not
NRSV The master of that slave will come on a day when he does not
LAI-TB maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak
Terjemahan Penulis Dan tuannya itu akan datang di hari yang tidak dinantikannya dan
Pada ayat 50 terdapat perbedaan terjemahan kata h[xei, dari kata h[kw artinya
(datang atau tiba), sedangkan NIV, NRSV dan LAI-TB memakai will come (akan datang).
Semua terjemahan mendekati teks aslinya. Kata “akan datang” menunjuk pada sesuatu yang
hendak terjadi.74
Ada perbedaan lain terdapat pada terjemahan kata ou, prosdoka (tidak menanti-
nantikan), LAI-TB memakai kata “tidak disangkakannya”, lantas NIV dan NRSV memakai
kata not expect (tidak disangkakannya atau diharapkannya”. Dengan demikian penulis
memakai GNT. Kata ou, prosdoka (tidak menanti-nantikan) sama dengan tidak
Pada perbedaaan lain terdapat pada kalimat evn w[ra| h-| ouv
ginw,skei( (di saat yang tidak diketahuinya), NIV memakai at an hour he is not aware of
(Pada jam yang dia tidak akan tahu), NRSV memakai at an hour that he does not know
(Pada jam yang tidak dia tahu kerjakan), sedangkan LAI-TB memakai kata (pada saat yang
tidak diketahuinya). Dengan demikian, maka LAI-TB yang lebih tepat untuk dipakai karena
74
Kata “datang atau tiba” artinya tiba di tempat yang dituju atau muncul dengan tiba-tiba, Kamus Besar
Indonesia (KBBI).
75
Kata “menanti-nantikan”artinya menunggu atau berjaga dalam keadaannya akan kedatangan tuannya, Kamus
Besar Indonesia (KBBI).
24
sesuai dengan GNT. Kata tidak diketahui dapat berarti tidak dapat dideteksi atau tidak dapat
dikenali dan tidak disadari.76 Berdasarkan terjemahan di atas maka penulis memakai
terjemahan, “dan tuannya itu datang di hari yang tidak dinantikannya dan di saat yang tidak
dia ketahui”.
Ayat 51
tw/n ovdo,ntwnÅ
NIV He will cut him to pieces and assign him a place with the
NRSV He will cut him in pieces and put him with the hypocrites, where
LAI-TB dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-
orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi."
Terjemahan Penulis Dan memotong-motong dia dan menempatkan dia menjadi bagian
gigi
motong atau memenggal”, LAI-TB memakai akan membunuh,sedangkan NIV dan NRSV
memakai cut him to pieces (memotong-motongnya jadi beberapa bagian). Penulis setuju
dengan terjemahan NIV dan NRSV karena sama dengan GNT. Kata memotong atau
memenggal dalam arti harfiah “dibelah menjadi dua”.77 Pada terjemahan lain, terdapat
perbedaan pada terjemahan kata evkei/ “disitu”, NIV dan NRSV memakai kata where
76
Theological Dictionary of the New Testament, pengertian kata ouv ginw,skei (Program Komputer).
77
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Op. Cit., hlm. 110.
25
there “dimana disana”, sedangkan LAI-TB memakai “disanalah”. Penulis setuju dengan
semua terjemahan karena sama artinnya dengan GNT. Kata evkei/ “disitu” merupakan
penunjuk yang menyatakan tempat. Pada perbedaan yang lain terdapat pada terjemahan kata
qh,sei dari kata qh,sw fut dari tivqhmi yang berarti (meletakkan atau menempatkan),
NIV memakai assign (menugaskan), NRSV memakai put (menempatkan), sedangkan LAI-
TB memakai kata “senasib”. Dengan demikian penulis setuju dengan terjemahan NRSV
karena mendekati teks aslinya. Dengan memakai kata qh,sw (meletakkan atau
Pada bagian yang lain, terdapat pada terjemahan kata “me,roj” (bagian), NIV
memakai place (tempat), LAI-TB memakai “senasib”, lantas NRSV memakai kata with
(dengan). Dengan demikian maka penulis memakai teks aslinya dibanding dengan
terjemahan yang ada karena lebih tepat. Kata bagian “me,roj” dapat berarti hasil membagi.
brugmo.j tw/n ovdo,ntwn (ratapan dan kertak gigi), diterjemahkan NIV dan NRSV
dengan kata weeping and gnashing of teeth (tangisan dan kertak gigi), sedangkan LAI-TB
memakai kata “tangisan dan kertakan gigi”. Dengan demikian maka penulis setuju dengan
kertak gigi) dapat berarti “bagian dari orang-orang munafik dan tangisan ratapan serta kertak
kata perkata, maka penulis memakai terjemahan: “Dan memotong-motong dia dan
menempatkan dia menjadi bagian dari orang-orang munafik di situlah terdapat ratapan dan
kertak gigi”
4. Tafsiran Ayat-Perayat
78
Kata “meletakkan atau menempatkan” dapat berarti memberikan tempat atau menentukan tempat, Kamus
Besar Indonesia (KBBI).
79
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Op. Cit., hlm. 110.
26
Penulis pada bagian ini akan menafsirkan Injil Matius 24:45-51 berdasarkan hasil
terjemahan.
Ayat 45
"Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang ditetapkan tuannya atas hamba-
Bila kalimat ini dicermati, nampak adanya percakapan Yesus dengan murid-murid-Nya
diakhir perkunjungan-Nya di Yerusalem. Di mana masih berhubungan erat dengan ( pasal 24:
3 dan seterusnya). Saat itu Yesus berada di Bukit Zaitun. Dan datanglah murid-murid-Nya,
Nya dan tanda kesudahan dunia. Dengan pertanyaan inilah maka Yesus mulai menubuatkan
adalah perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat.80
maksud untuk memperingatkan mereka dan mendorong murid-murid-Nya agar segera giat
mempersiapkan diri dalam menantikan kedatangan-Nya yang tidak dapat diketahui (ayat 32-
51).81 Hal itu diperkuat lagi oleh cerita Lukas 12: 41 dan 42, di mana Yesus
Nya.83 Yesus memakai perumpamaan untuk membandingkan hamba yang setia dan hamba
yang jahat, mulai dari pertanyaan-Nya tentang siapa yang setia dan bijaksana. Hal ini seakan-
akan kesetian dan kebijaksanaan menjadi patokan bagi seorang hamba agar dapat ditetapkan
80
J. Sidlow Baxter, Op. Cit., hlm. 113-114
81
Matthew Henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, Surabaya: Momentum, 2008, hlm.1205-1206.
82
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1274.
83
B. F. Drewes, Op.Cit., hlm. 251
27
menjadi pengurus atas orang-orang milik tuannya.84 Teks Yunani yang dipakai adalah
seisi rumahnya). Dalam arti bahwa hamba yang setia dan bijaksana diberi “tanggung jawab
oleh tuannya”. Kata kerja Yunaninya berbentuk aktif yang secara harafiah berarti “yang
tuannya tetapkan atas orang-orangnya,85 yang tinggal serumah atau keluarga milik tuannya.86
Selain dia ditetapkan tuannya atas orang-orang, ia juga ditetapkan untuk mengatur makanan
yang sudah ditentukan oleh tuannya bagi orang-orang milik tuannya (para pengikut atau seisi
rumah).87
Dengan demikian maka ungkapan tentang hamba yang setia dan bijaksana dapat
dimengerti dalam beberapa hal: Pertama, sebagai seorang hamba maka ia berfungsi
melakukan kehendak tuannya baik suka maupun tidak suka. Ia bergantung pada tuannya
dengan tidak bisa menghindari tugas-tugas tuannya bahkan tidak memiliki hak akan
kepribadiannya.88 Kedua, Sifat hamba yang setia (pisto.j) adalah mematuhi dan setia
akan kehendak tuannya.89 Ketiga, hamba yang setia selalu bijaksana (fro,nimoj) memakai
akal budinya dengan cermat dan berhati-hati dalam tugas yang diberikan tuannya.90 Dalam
arti bahwa, hamba itu menunjukkan dirinya sebagai hamba yang baik hingga telah
Ayat 46
84
A. M. Hunter, Op. Cit., hlm. 123.
85
Kata “kate,sthsen” berbentuk aor act ind 3 sg dari kata dasar katevsthsa secara harfiah berarti
menetapkan sebagai pimpinan , (Barclay M. Newman JR, Op. Cit., hlm. 90).
86
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm.770
87
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1274.
88
Theological Dictionary of the New Testament (TDNT), pengertian kata pisto.j (Program Komputer).
89
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1277.
90
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm 784.
91
Ibid., hlm. 785
28
“Berbahagialah hamba yang didapati tuannya, melakukan tugasnya dengan kreatif,
Hamba yang setia dan bijaksana bukan saja diangkat dan mengurus makanan bagi orang-
orang milik tuannya (ayat 45), tetapi hamba yang setia dan bijaksana mendapat kebahagiaan
yang sejati dari tuannya. Kata berbahagia (maka,rioj), bukan saja sekedar ucapan selamat
atau kata pujian melainkan mendapat kebahagiaan yang sejati dari tuannya. Nasibnya sangat
beruntung, karena tuannya telah memberkati dia. Dalam arti bahwa tuannya telah melakukan
sesuatu yang baik bagi dia, sehingga dia benar-benar berbahagia.92 Dalam mendapat
dan kebijaksanaan dalam bertindak.94 Dengan hal ini, maka ada tiga hal yang perlu
95
diperhatikan. Pertama, melakukan tugas tuannya dengan sangat kreatif. Kata kreatif
kehormatan tuannya dengan mengikuti segala ketetapan tuannya.97 Kedua, tuannya tidak
dengan mengerjakan tugas-tugas tuannya dengan penuh kesetiaan bukan menunggu di depan
pintu atau menghitung-hitung hari kedatangan tuannya.98 Ketiga, melakukan tugas tuannya
sampai akhir kedatangan tuannya kembali. Dalam arti didapati (eu`rh,sei), atau
dan memahami tugas-tugasnya sebab ia selalu siap sedia dalam keadaannya, ia berjaga-jaga
dan terus menerus sibuk mengurus orang-orang milik tuannya tanpa menelantarkan
92
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm. 97-98
93
Theological Dictionary of the New Testament (TDNT), pengertian kata pisto.j (Program Komputer).
94
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1276.
95
Theological Dictionary of the New Testament (TDNT), pengertian kata poiou/nta (Program Komputer).
96
Barcklay, hlm. 136.
97
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1275-1276.
98
D. A. Carson, R. T. France dkk, Op. Cit., hlm. 90.
99
Arti kata “mendapati”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
100
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm. 770.
29
pekerjaan yang belum selesai atau dengan sembarangan menyerahkannya kepada orang lain
dan tidak membiarkan waktu terluang tetapi ia bekerja sesuai dengan tujuan dan kepentingan
jabatan yang telah dipercayakan baginya. Kesiapannya membuat dia didapati dalam keadaan
Ayat 47
“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: bahwa tuannya akan menetapkan dia atas
Pada ayat ini terdapat peringatan yang pasti akan berlaku, ungkapan perkataan Yesus
ini merupakan bentuk baku, yang menekankan betapa pentingnya perhatian akan kesetiaan
seorang hamba (5:18).102 Jika dicermati, kata kerja “menetapkan” (katasth,sei), diulang
lagi untuk kedua kalinya pada ayat ini. dengan maksud bahwa bukan saja dipercayakan
kepadanya seisi rumah dan makanan kepunyaan tuannya tetapi diserahkan segala milik
kepercayaan bukan menjadi pemilik harta kekayaan tuannya namun hamba itu dituntut
pertanggung jawaban untuk menjaga dan memelihara harta kekayaan tuannya (19:21;
25:14).103 Kedua, sebagai pengawas haruslah dapat dipercaya atau diandalkan. Semakin besar
kepercayaan yang diberikan kepadanya maka semakin banyak yang diharapkan darinya.
Kesetiaannya terhadap tugas yang satu membuat dia dipercayakan untuk tugas yang lain.104
Ketiga, Ia mendapat kehormatan yang besar yang terbaik yaitu kemuliaan yang akan
diberikan tuannya ketika tuannya datang untuk kedua kalinya. Ibarat seperti Yusuf diberi
101
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1276-1277.
102
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm. 113
103
Ibid., hlm. 782.
104
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1275.
30
kuasa atas rumah dan segala harta milik Potifar (Kej. 39:4, 6). Hal ini sama dengan perkataan
dalam Injil Yohanes bahwa hamba yang setia itu akan dihormati (Yoh. 12:26).105
Ayat 48
“ Jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: tuanku menunda
kedatangannya”.
Ayat ini menyambung dari ayat sesudahnya dengan menggunakan kata penghubung
eva.n (jikalau), untuk menandai syarat atau janji. Di situ, Yesus mengandaikan hamba itu
jahat (kako.j), karena disebabkan oleh tuannya menunda kedatangannya kembali sehingga
hamba itu lama menunggu kedatangan tuannya kembali.106 Kata Croni,zei “menunda
atau lama tidak datang”, adalah mengulur-ulur waktu atau datang lain waktu.107 Pengandaian
yang Yesus pakai ini, bisa saja terjadi bagi seorang hamba yang sedang ditugaskan tuannya.
Hal itu disebabkan oleh karena tuannya tidak mengawasinya atau tuannya sedang pergi
sehingga ia menyalahgunakan tugasnya dengan berpikir dalam hatinya (kardi,a). 108 Hati
adalah pusat perasaan manusia dan tempat penyimpanan pengertian, selain itu merupakan
Dengan demikian maka, ada beberapa hal yang perlu diperjelas. Pertama, kejahatan
hamba yang jahat (kako.j) menunjukkan moral dan tujuan yang buruk, sehingga
menimbulkan provokasi. Kejahatannya lahir akibat adanya peluang bagi dia untuk berbuat
jahat. Peluang itu berasal dari sumber hatinya, sehingga menimbulkan kehilangan dirinya
sendiri dari kekuatan kepercayaan yang diberikan bagi dia, serta berakhir dengan buruk sebab
105
Ibid., hlm. 1278.
106
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., 771.
107
Kata “menunda”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
108
J. T. Nielsen, Op. Cit., hlm. 56.
109
Kata “hati”, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
31
ada kebutuhan jahat. Hal ini seperti dua roh yang ada dalam hatinya yang berjuang untuk
menguasai, roh yang jahat begitu mempengaruhi sehingga tidak dapat membuat keputusan
yang tepat sebab roh jahat itu mengambil alih khayalan dan hati hamba itu sampai ia memilih
Kedua, Dengan khayalannya yang jahat karena roh jahat mengambil alih dalam
hatinya maka hamba itu tidak percaya akan kedatangan tuannya kembali dengan segera,
malahan berpikir dalam hatinya kedatangan tuannya sangat jauh.111 Hamba itu keliru
menggangap ketidakpastian soal kedatangan tuannya dengan berkata pada dirinya sendiri
bahwa kedatangan itu tidak akan terjadi segera. Hal ini mengakibatkan hamba itu tidak
menantikan tuannya dengan bekerja untuk memenuhi tugas yang dipercayakan kepadanya,
sehingga ia tidak setia akan tugas tanggung jawab yang telah diberikan tuannya. 112
Ayat 49
“Dan dia mulai memukul hamba-hamba lain dan makan dan minum bersama-sama
dengan pemabuk-pemabuk”
Hamba yang jahat itu bukan hanya berpikir dalam hatinya tetapi bertindak sesuai
dengan pikiran yang ada dalam hatinya. Dengan mulai memukul hamba-hamba lain dan
32
menyelenggarakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan setia tetapi ia
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.113 Pada ayat ini diperjelas dengan
beberapa catatan: Pertama, sebagai hamba yang diberi wewenang oleh majikannya,
seharusnya sebagai sesama yang diberi tugas haruslah saling bekerja sama dan mendukung
satu sama lain karena merekalah yang dibuat hidup untuk tuannya.114 Malah justru
sebaliknya, hamba yang jahat itu memperlakukan para pelayan lainnya dengan jahat.
Hal ini memperlihatkan bahwa hamba yang jahat hanya secara nama saja
perintah tuannya dan mengambil alih hak memimpin. Dengan memukul (tu,ptein)
hamba-hamba lain, maka membuat dia ingin menguasai115 dan membuat dia berkhianat atau
mengingkari kepercayaan tuannya dengan menunjukkan moral yang tidak pantas.116 Kedua,
sebagai pengawas rumah harus memandang semua hamba sebagai sesama saudara, bukan
untuk menjadi tuan atas hamba-hamba lain. Memang bukan sesuatu yang baru, melihat
seorang hamba yang jahat memukul hamba-hamba lain. Ia memukul karena ada sebabnya
seperti menegur atau karena hamba-hamba lain tidak mau membungkuk dan menghormati
dia, dan tidak mau melakukan apa yang diperintahkan. Boleh jadi, ia memukul bukan saja
dengan perbuatan tetapi juga dengan perkataan, karena ada kekuasaan di dalam genggaman
tangannya, maka ia dapat menekan mereka yang ada dalam lingkup layanannya. Dengan
113
J.T. Nielsen, Op. Cit., hlm. 56.
114
Theological Dictionary of the New Testament (TDNT) , kata poiou/nta\ (Program Komputer).
115
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm. 771
116
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Op. Cit., hlm. 109-110.
117
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1279-1280.
33
Ketiga, (meta. tw/n mequo,ntwn), (dengan pemabuk-pemabuk). Dalam arti
bahwa hamba yang jahat itu suka dengan orang yang biasa mabuk.118 Ungkapan ini tentang
dosa yang bukan saja melukai hamba-hamba yang lain tetapi yang lebih lagi melukai diri
sendiri yaitu ketidaksadarannya membuat dia asyik makan dan minum bersama-sama dengan
pemabuk-pemabuk dan lupa untuk siap sedia menanti kedatangan tuannya kembali.119 Hal ini
menunjukkan sikap kesenangannya dengan para pemabuk, dalam arti bahwa ia mulai
menghabiskan waktunya dengan makan dan minum dengan orang-orang yang suka minum
minuman keras atau sering minum minuman keras.120 Ia berkawan dengan orang-orang yang
paling berdosa, menjalin persekutuan dan akrab dengan mereka. Hal ini bukanlah tidak
diperbolehkan, namun yang menjadi soalnya adalah melebihi batas persekutuan dengan para
pemabuk yakni minum minuman keras bersama mereka atau berbuat seperti mereka.
Kemabukan tergolong dalam kejahatan yang paling tinggi karena tidak akan pernah dapat
menguasai diri sendiri sebab kemabukan dapat merusak bukan hanya secara jasmaniah tetapi
juga merubah perilaku yang baik menjadi jahat.121 Makan dan minum menunjukkan ekspresi
subjektif dunia.122
kepadanya yakni tidak menyelenggarakan tugas tuannya malah berpaling dan mengambil
keuntungan dari ketidakhadiran tuannya.123 Gambaran mengenai nubuat Yesus ini dengan
maksud untuk dibangun di atas harapan bahwa hamba-hamba yang dipilih akan mencapai
keselamatan yang diberikan dalam Yesus Kristus dengan kemuliaan yang kekal. Semua ini
118
Kata “pemabuk-pemabuk” artinya suka dengan orang yang biasa mabuk, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI).
119
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1281
120
Barclay M. Newman dan Philip C Stine, Op. Cit., hlm. 771-772
121
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1279-1281.
122
Theological Dictionary of the New Testament, kata evsqi,h| de. kai. pi,nh (Program Komputer).
123
J.T. Nielsen, Op. Cit., hlm.56.
34
menggambarkan pemuridan di mana seperti para murid dipanggil untuk belajar dari Yesus
Ayat 50
“Dan tuannya itu datang di hari yang tidak dinantikannya dan di saat yang tidak dia
ketahui”.
bersama-sama pemabuk, membuat dia tidak sadar akan kedatangan tuannya. Kata h[xei
dari kata h[kw artinya (datang atau tiba), dalam arti tuannya tiba di tempat yang dituju atau
muncul dengan tiba-tiba.125 Hal ini bisa dicermati dalam beberapa hal: Pertama,
menggambarkan bahwa, hamba yang jahat tidak dapat mengetahui kedatangan tuannya
sehingga tuannya muncul dengan tiba-tiba.126 Kedua, Saat (w[ra) berkaitan erat dengan
peringatan ketetapan waktu atau titik tepatnya kedatangan tuannya. Hal ini di nubuatkan
Yesus, mengenai waktu kedatangan-Nya bahwa tidak ada yang mengetahuinya atau tidak
dapat dideteksi (ginw,skei),127 sehingga kesetiaan menjadi patokan bagi dia untuk
Ketiga, waktu kedatangan tuannya tidak ia nantikan (ou, prosdoka), membuat dia
khawatir dalam menunggu, sebab ia tidak setia akan tugasnya dalam menantikan kedatangan
tuannya kembali dengan segera.129 Hal ini menimbulkan ketegangan yang penuh dengan
124
Theological Dictionary of the New Testament, kata pisto.j (Program Komputer).
125
Kata “datang atau tiba”, artinya tiba di tempat yang dituju atau muncul dengan tiba-tiba, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
126
Theological Dictionary of the New Testament, kata prosdoka/ (Program Komputer).
127
Ibid., pengertian “w[ra” berkaitan erat dengan peringatan ketetapan waktu atau titik tepatnya kedatangan
tuannya. Hal ini di nubuatkan Yesus, mengenai waktu kedatangan-Nya bahwa tidak ada yang mengetahuinya
atau tidak dapat dideteksi “ginw,skei”
128
D. A. Carson, R. T. France dkk, Op. Cit., hlm. 90.
129
Theological Dictionary of the New Testament, kata prosdoka/ (Program Komputer).
35
ketakutan, sehingga menyebabkan hamba itu terdesak waktu. 130 Saat kedatangan tuannya ini
menjadi kejutan yang paling mengerikan bagi hamba yang jahat yang tidak sempat untuk
memperbaiki atau tidak sempat mempersiapkan diri menyambut kedatangan tuannya, maka
Ayat 51
“Dan memotong dia dan menempatkan dia menjadi bagian dari orang-orang munafik
Hamba yang jahat itu tidak didapati setia dalam mengurus rumah tuannya, sehingga ia
mendapat hukuman yang tidak dapat dibatalkan.132 Hal ini bisa dilihat pada beberapa hal
mengenai hukuman : Pertama, memotong atau memenggal dia, dari kata dicotomh,sei
dalam arti harfiah “dibelah menjadi dua”, melukiskan hukuman jasmaniah (bdg. II Sam.
133
12:31; Ibr. 11:37). Hukuman ini merupakan hukuman yang berat, sebab hukuman ini
menunjukkan kematian yang dipisahkan dari orang-orang yang setia. Gambaran hukuman ini,
seperti memisahkan tubuh dan jiwanya, dan membawa jasadnya ke kubur agar dimangsa
cacing-cacing dan mengirim jiwanya ke neraka untuk dimangsa setan-setan. Di situlah hamba
jahat itu dibelah atau dicabik-cabik dan dibagi-bagi, sebab semasa hidupnya ia pun membagi
dirinya.134 sifat hamba yang jahat ini begitu berat karena tidak terdapat keringanan bagi
hamba itu dalam pengadilan tuannya, sekalipun dia adalah hamba yang dipercayakan.135
130
Ibid., “prosdoka” menimbulkan ketegangan karena terdesak waktu, (Program Komputer).
131
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1282
132
Theological Dictionary of the New Testament, kata klauqmo.j kai. o` brugmo.j tw/n
ovdo,ntwn (Program Komputer)
133
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Op. Cit., hlm. 110.
134
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1283-1284.
135
Ibid., hlm. 1281.
36
Kedua, orang-orang munafik “u`pokritw/n” disamakan dengan orang-orang
Farisi, di mana perbuatan mereka tidak sesuai dengan perbuatan mereka (Mat. 15:7;
23:13,15.).136 Hal ini menggambarkan keadaan terdakwa yang menerima konsekuensi dari
tuntutan pengadilan tuannya.137Ketiga, hukuman mengacu pada keadaan sengsara kekal yang
ada di dunia lain yaitu, tempat ratapan dan kertakan gigi. Kalimat klauqmo.j kai. o`
brugmo.j tw/n ovdo,ntwn (ratapan dan kertak gigi), dapat dipahami sebagai
hukuman abadi dari tuannya.138 Hal ini seperti kesengsaraan dan penderitaan di bawah
kejengkelan murka tuannya, sebab Hukuman tuannya menetapkan tempat dan keadaan ini,139
sebagai retribusi yang sesuai.140 Di samping itu ratapan dan kertak gigi merupakan perbuatan
hamba yang tidak lagi mendapat pengampunan dalam arti dia tidak ada kemungkinan
harapan, sudah terlambat bagi dia untuk masuk.141 Kalimat ἐκει̂ ἔσται ὁ κλαυθμὸς καὶ ὁ
βρυγµὸς τω̂ν ὀδόντων dilukiskan pada gagasan bahwa orang fasik pada waktu itu akan
menyanyikan lagu-lagu ratapan. Di mana sama seperti Ayub menganggap Tuhan menolaknya
sehingga ia mengekspresikan kesedihan batinnya saat melihat dirinya ditolak oleh Tuhan
(κλαυθµός). Kalimat βρυγµός mengacu pada kemurkaan tuannya terhadap hamba itu,
sehingga gambaran ini seperti suara guntur yang luar biasa, di mana dapat memusnahkan
(hampir tidak mungkin ada). Hal ini seperti dalam fenomena kitab Wahyu yang
menggambarkan kemurkaan Allah ketika Tuhan datang (Wahyu 4:5; 8:5: 11: 19; 16:18).
Kalimat βρυγµὸς τω̂ν ὀδόντων (kertakan gigi), menandakan bahwa penyesalan putus atas
hamba yang jahat bergetar seluruh tubuhnya.142143 Dengan demikian maka pengandaian
tentang hamba yang jahat yang dipakai Yesus merupakan peringatan yang tegas bagi mereka
136
J. T. Nielsen, Op. Cit., hlm. 56.
137
Theological Dictionary of the New Testament, kata u`pokritw/n (Program Komputer).
138
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, Op. Cit., hlm. 110.
139
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1284.
140
Theological Dictionary of the New Testament, kata “u`pokritw/n” (Program Komputer)
141
J. T. Nielsen, Op. Cit., hlm. 57.
142
Theological Dictionary of the New Testament, kata βρυγµὸς τω̂ν ὀδόντων (Program Komputer).
143
Matthew Henry, Op. Cit., hlm. 1284.
37
yang dipercayakan untuk memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka setia, karena
C. Kerygma Teks
Berdasarkan penafisiran di atas, penulis perlu memberikan inti atau kerygma dari Matius
24: 45-51 Kerygma ini penting untuk menampilkan pesan teks kepada pembaca, yaitu:
Hamba yang setia adalah hamba yang berpegang teguh pada janji, pendirian, dan taat
dengan kreatif.
Saat kedatangan tuan hamba itu tidak dapat diketahui oleh siapa pun karena itu yang
patut dilakukan hanyalah melakukan tugas yang telah dipercayakan sebab setiap
Hamba yang setia akan menerima berkat dan akan diberikan kepercayaan yang lebih
besar, sedangkan hamba yang jahat akan menerima hukuman karena salah
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang hal ini, maka akan dibahas dalam bab III.
144
Ibid., hlm. 1283-1286.
38
Rangkuman
eksegetis terhadap Injil Matius (24:45-51), tentang perumpamaan hamba yang setia dan
hamba yang jahat. Kita perlu memahaminya secara ringkas, mulai dari tempat nats dalam
konteks sampai kepada kerygma teks. Tempat nats dalam konteks kita menemukan konteks
umum yang membahas secara garis besar Injil Matius dan menemukan nats yang dikaji pada
bagian keempat tentang Yesus di Yerusalem (Matius 21:1-25:46) yang menceritakan tentang
pekerjaan Yesus di Yerusalem menjelang penderitaan-Nya. Dengan bagian yang lebih khusus
lagi yakni Mat. 24:45-51 termasuk pada sub judul Khotbah tentang akhir Zaman. Demikian
juga, dengan konteks khusus kita menemukan hubungan dengan nats sebelumnya (Mat.
24:37-44), yang berbicara mengenai nasihat supaya berjaga-jaga. Serta hubungan dengan nats
sesudahnya (Mat. 25:1-13) yang berbicara mengenai Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-
Kritik bentuk yang telah dibahas dalam teks ini, berkaitan dengan perbandingan
sinoptik yang ditemukan dalam Luk. 12: 41-48 yang memiliki kesamaan atau paralel dengan
teks yang dikaji Mat. 24:45-51. Selain itu, terdapat juga kritik sumber yang ditemukan nats
yang dikaji, termasuk dalam sumber “Q”, sebab teks yang dikaji dan teks yang sama paralel
(Luk. 12:41-48) tidak ada pada sumber Markus. Selain sumber “Q” yang dipakai, Matius juga
memakai sumbernya sendiri yakni materi khususnya sendiri, sumber “M”. Tampaknya
Matius dan Lukas menghadirkan berita yang sama tetapi dengan tujuan yang berbeda-beda.
terdapat jenis sastra dalam nats yang dikaji, yaitu sastra kecil (sub-genre) mengenai
justru terkandung khotbah nubuat Yesus yang termasuk dalam perumpamaan . Hal ini
39
didukung oleh khotbah nubuat Yesus di bukit Zaitun, di mana penulis Matius sepenuhnya
membahas peristiwa yang masih akan datang, yang dinubuatkan lewat perumpamaan.
Mengingat akan latar belakang perumpamaan dalam sastra hikmat dan nubuat sangat penting,
Oleh karena itu, dari hal-hal ini barulah kita menemukan kedudukan teks dalam
kehidupan, yaitu mengenai pengambilan keputusan untuk setia menjalankan tugas pelayanan
yang dipercayakan. Kritik teks pada nats yang dikaji, tidak terdapat tekstus apparatus karena
teks ini memiliki tingkat keaslian dari teks aslinya. Kritik terjemahan dilakukan oleh penulis
dengan menafsirkan GNT, NIV, NRSV, dan LAI-TB untuk memperoleh terjemahan pribadi.
Dari kritik terjemahan ini kita mendapatkan perbedaan dan persamaan kata serta makna yang
terkandung di dalamnya untuk dijadikan kata kunci dalam penafsiran ayat perayat.
pendengar.
dan halangan karena ditolak oleh para pemimpin Yahudi, namun Yesus tidak pernah berhenti
untuk menyampaikan kerajaan Allah. Hal ini terbukti ketika Yesus menarik diri dari
Zaitun. Di sana Yesus menyampaikan rahasia kerajaan sorga mengenai peristiwa yang akan
terjadi ketika Yesus naik ke sorga. Dengan khotbah nubuat itu, Yesus memperingatkan para
murid mengenai kedatangan Kristus kembali, sebab ketika Yesus naik ke sorga mereka akan
memberitakan Injil. Berdasarkan hal itu Yesus menyampaikan kedatangan-Nya yang kedua
kali tidak dapat dideteksi maka yang menjadi patokan untuk para murid adalah hanya dengan
40