1. Pengantar
Dalam memahami suatu teks atau perikop Kitab Suci, pertama-tama kita dihadapkan
dengan ‘bahasa’ yang dalam ilmu semiotika diartikan sebagai salah satu jenis ‘tanda’ yang
mengungkapkan atau mempresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya. 1 Bila bahasa dalam
konteks ini dipahami demikian, lalu muncul pertanyaan, bagaimanakah kita bisa menangkap
atau memahami sesuatu yang lain tersebut? Dalam konteks studi Alkitab, kita mengenal
sistem analisis bahasa yang bertujuan untuk mengerti atau memahami isi di balik suatu teks
atau perikop. Dalam teks atau perikop tersebut terdapat kalimat-kalimat, larik-larik, yang
berakhir dengan titik dan terbentuk dari kata-kata dan frasa-frasa serta tersusun atas bagian-
bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang memiliki arti.2
1.1. Struktur
Dalam menganalisis bahasa, kita mengenal tiga aspek analisis yakni, analisis sintaksis,
analisis semantik dan analisis struktur. Fokus pembahasan penulis dalam paper ini ialah
analisis struktur. Apa itu struktur atau analisis struktur? Struktur adalah pengaturan atau
organisasi dari teks. Ini harus dibedakan dari structuralism dalam pengertian teknis dari kata
itu, karena itu suatu pendekatan yang berbeda yang membawa penelitian kedimensi yang
berbeda.3 Dalam analisis struktur orang menyelidiki keberkaitan semantik (pertentangan arti,
berdekatan arti, sama arti), dan menjelaskan hubungan dan fungsi sert judul dari masing-
masing bagian.
1
1.2. Langkah-langkah
Pertama, soal keberkaitan semantik antarbagian atau struktur luar teks. Setiap teks
cerita tentu terdiri dari beberapa unsur yang terkandung di dalamnya sehingga teks tersebut
dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Misalkan tubuh manusia bisa dibagi atas tiga bagian
yakni kepala, badan dan kaki. Unsur-unsur apa saja yang ada, baik di atas kepala, badan
maupun tubuh? Maka pertanyaan kita: kata benda, kata kerja, frasa atau kalimat apa saja
yang berada dalam semua bagiannya? Analisis ini sebaiknya diberikan dalam suatau bagan
yang sejajar sehingga dapat dilihat dengan jelas dalam sekali pandangan. Suatu kata benda,
kata kerja, frasa atau kalimat berkaitan dengan yang lainnya apabila memiliki arti yang
hampir sama (sinonim) atau bisa pula karena artinya bertentangan (antitesis).
Kedua, menganalisis hubungan fungsi masing-masing bagian atau struktur dalam suatu
teks. Keberkaitan semantik ini haruslah dilihat secara bertahap yakni antara bagian II dan I,
III dengan II, dan IV dengan III dan apakah masih ada hubungan antarbagian-bagian yang
lain. Mungkin ada bagian-bagian yang lain saling berhubungan secara semantik daripada
dengan bagian lainnya. Apakah ada kata benda , kata kerja, frasa atau kalimat yang
menduduki tempat sentral dalam teks ini? apa fungsinya? Maka dari itu, untuk menganalisis
struktur kita dapat menggunakan beberapa pola yakni pola sejajar, pola konsentris dan pola
kiastik.
Ketiga, memberikan judul untuk masing-masing bagian dan menjelaskan fungsi bagian-
bagiannya secara singkat dan sederhana. Judul-judul itu haruslah diberikan dalam bahasa
yang sederhana dan sedapat mungkin memperlihatkan fungsi dan kesatuan antarbagiannya
dalam sekali pandang.
2
Hasil analisis menunjukkan bahwa Lukas, 10:38-42, memiliki keterkaitan semantik antar
kalimat, khususnya hubungan yang bertentangan arti. Kata yang bertentangan arti dalam
Lukas, 10:38-42 dapat dilihat pada bagian II, yakni: membantu(40b) dan membiarkan(6).
b. Hubungan Berdekatan Arti
No Kata-kata atau frase Bag. I Bag. II Bag III
Luk 10:38-40a Luk 10:40b Luk 10:41-42
Ketika 38 - -
1 Sedang 40a - -
Tibalah 38 - -
2 Mendekati - 40b -
Membiarkan - 40b
3 Menyusahkan - - 41
Membantu - 40b -
4 Melayani - 40b -
5 Dekat 39 - -
Mendekati 40a - -
Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa dalam Lukas, 10:38-42 terdapat
keberkaitan semantik antar bagian yang didasarkan pada kata-kata yang berdekatan arti. Hal
ini dapat dilihat dalam kata-kata berikut: ketika(38) dan sedang (40a), tibalah (38) dan
mendekati (40b), membiarkan (40b) dan menyusahkan (41), membantu (40b) dan
melayani(40b), dekat(39) dan mendekati(40a).
c. Kata-kata yang sama arti
No Kata-kata atau frase Bag. I Bag. II Bag III
Luk 10:38-40a Luk 10:40b Luk 10:41-42
1 Perempuan 38 39 -
2 Saudara 39 40b -
3 Melayani 40a 40b -
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam Lukas,
10:38-42 terdapat keberkaitan semantik antarbagian yang didasarkan pada kata yang
memiliki kesamaan arti. Adapun kata-kata yang memiliki persamaan arti tersebut ialah
sebgai berikut: perempuan(38,39), saudara (39,40b), melayani (40a, 40b).
3
3. Hubungan, Fungsi, dan Judul Masing-masing Bagian
Setelah melihat hasil analisi keberkaitan antara kata, frasa dan kalimat melalui
hubungan bertentangan arti, berdekatan arti dan hubungan persamaan arti di atas,
selanjutnya kita akan melihat hubungan masing-masing bagian serta fungsi dan judul dari
masing-masing bagian tersebut dalam konteks keseluruhan perikop.
4
Bagian pertama (ayt.38-40a)
Berfungsi sebagai pembuka yang menggambarkan situasi awal, dimana dalam
perjalanan-Nya dengan para murid, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah
kampung dan diterima atau disambut oleh Marta. Bagian ini juga menceritakan bahwa
Marta memiliki saudara bernama Maria, yang mana dalam kisah selanjutnya
diceritakan bahwa Maria ini hanya duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
Dia sedangkan Marta sibuk melayani. Oleh karena itu, judul yang tepat untuk bagian ini
adalah “Tindakan Marta dan Maria” .
6
(40b) Ia mendekati Yesus dan berkata:
Bagia Pokok/inti persoalan C "Tuhan, tidakkah Engkau peduli,
n II bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia
membantu aku."
Luk 10:38-42 merupakan pola konsentris karena pada perikop di atas terdapat lima
bagian (angka ganjil) dengan pola susunan melingkar dan memusat. Pola konsentris pada
pembagian perikop di atas menampilkan kesejajaran (terlihat pada susunan A-A’, B-B’) dan
mengatakan hal yang sama/berkaitan antarbagiannya, seperti pada bagian A: Maria ini duduk
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya berhubungan dengan bagian A’:
Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. Sedangkan
bagian B: Marta sibuk sekali melayani berhubungan/berkaitan dengan bagian B’: Marta,
Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Sementara itu bagian C
merupakan pusat yang bersinkron dengan bagia-bagian lain yang berhubungan secara
berpasangan (A-A’ dan B-B’).
Bagan berikut ditampilkan untuk melihat kejelasan struktur kehadiran tokoh dalam perikop
Lukas 10:38-42 di atas;
7
A Yesus
B Marta
C Maria
C’ Maria
B’ Marta
A’ Yesus
B’’ Marta
C’’ Maria
Kehadiran tokoh utama (Yesus, Maria dan Marta) dalam perikop Luk 10:38-42
membentuk pola/struktur kiastik. Berbentuk kiastik sebab terdapat 8 jumlah (angka genap)
kemunculam tokoh utama dalam teks, nama Yesus muncul dua kali, nama Maria tiga kali dan
nama Marta muncul tiga kali. Struktur kiastik kehadiran tokoh yang ditemukan penulis diatas
sebenarnya tidak saling menegaskan antarnam yang muncul pada bagian yang satu dengan
yang lain, sebagaimana kekhasan struktur kiastik yang sebenarnya (misalnya bagian A’,B’,C’
kemunculannya bertujuan menegaskan bagian A,B, C).
5. Kesimpulan
Hasil analisis struktur atas perikop Luk 10:38-42 pertama-tama menampilkan adanya
hubungan keterkaitan antar kata, frasa dan kalimat yang ada pada bagian yang satu dengan
kata, frasa dan kalimat pada bagian yang lain. keterkaitan hubungan antarkata dalam analisi
struktur di atas terlihat pada kata-kata yang bertentangan arti, kata-kata memiliki kemiripan
arti dan sama arti yang terdapat pada bagian-bagiannya.
Analisis struktur memiliki tiga pola atau struktur yaitu “Pola Struktur Sejajar, Pola
Struktur Konsentris dan Pola Struktur Kiastik”. Setelah penulis menganalisis ternyata perikop
Luk 10:38-42 ini tidak bisa menggunakan semua pola struktur yang ada. Perikop Luk 10:38-
42 hanya bisa ditampilkan dalam dua pola struktur yakni pola struktur konsentris dan pola
struktur kiastik. Pola struktur konsentris ditampilkan dengan melihat perikop secara
keseluruhan dan sekaligus per bagian, artinya ada bagian yang masing-masing menampilkan
dua hal yang berhubungan dengan dua hal pada bagian lain dan ada bagian yang
menampilkan satu hal saja yang berhubungan dengan hal-hal pada bagian-bagian lain.
Sementara itu, pola struktur kiastik juga hanya menampilkan susunan atau urutan
kehadiran tokoh utama yang ada dalam teks. Struktur kemunculan nama tokoh ini dilihat
bukan per bagian atau per kalimat, melainkan dilihat secara keseluruhan yang kemudian
membentuk struktur kiastik. Struktur kiastik yang dicantumkan dalam paper ini bersifat
8
tambahan karena tidak ada dalam contoh yang diberikan sebagai acuan penulisan paper ini.
Hasil analisis juga menyadarkan kita bahwa perikop Luk 10:38-42 merupakan perikop yang
ditulis dengan pola struktur yang sangat indah, bukan asal tulis.
Daftar Pustaka
Danesi, Marcel. “Pesan, Tanda, dan Makna”. Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Pareira, Berthold. “Studi dan Riset Alkitabiah”. Dalam Metodologi Riset Studi Filsafat
Teologi, diedit oleh A. Tjatur Raharso dan Yustinus, 195-239. Malang: Dioma, 2018.
https://bible.org/seriespage/analisa-tulisan (Maret 31, 2019)