Anda di halaman 1dari 23

PERKEMBANGAN

TEOLOGI PADA ABAD


PERTENGAHAN Oleh: Juan Agung Nalle

(KRISTOLOGI, NIM: 1903190021

SOTERIOLOGY &
EKLESI0LOGI)
LATAR BELAKANG
• Tidak sedikit orang yang bingung ketika berjumpa dengan
istilah abad pertengahan, persoalanya ialah kurun waktunya
dari kapan abad pertengahan itu dan kapan berakhir. Abad
pertengahan meliputi waktu antara abad ke V hingga abad ke
XVI; sekitar sebelas abad lamanya, dalam kurun waktu ini
ditandai dengan bersatunya Kembali daerah-daerah bekas
jajahan Romawi Barat yang diprakarsai oleh raja
Charlemagne sampai dengan munculnya monarki-monarki
nasional eropa

• Hali Daniel Lie and M Th, “Abad Pertengahan, Modernisme & Postmodernisme,” Stulos 8, no. April
(2009).
• Dan pada abd pertengahan ini juga ditandai dengan
kebangkitan religius di Eropa yakni keKristenan. Hampir
semua sisi kehidupan umat manusia pada saat itu
dipengaruhi oleh hal-hal religius, bahkan pengaruh itu
sampai kepada aspek politik. Agama berkembang pesat
dan mendapatkan tempat yang utama. Sehingga
munculah slogan Theology is quuen of sciences
• Henry M Morris, The Biblical Basis for Modern Science (Grand Rapids: Baker Academic, 2002).
• Gereja cenderung memegang teori geosentris dengan
konsekuensi menentang teori heliosentris. Belakangan hari
kita mengetahui yang benar ialah teori heliosentris. Situasi-
kondisi yang dahulu sedang berlangsung pada Abad
Pertengahan dapat disarikan sebagai berikut. Kebenaran
agamawi mendapatkan tempat utama di dalam hati manusia.
Segala cabang ilmu lainnya mesti menyelaraskan diri kepada
teologia. Apabila terjadi pertentangan di antara keduanya
maka kebenaran agamawilah yang dijadikan patokan. Melalui
satu kalimat pendek: agama mendominasi sains. Itulah
situasi-kondisi yang berkembang pada Abad Pertengahan
• Lie and Th, “Abad Pertengahan, Modernisme & Postmodernisme.”
PERKEMBANGAN TEOLOGI PADA
ABAD PERTENGAHAN
• Momentum awal yang menandai gereja memasuki zaman
abad-abad pertengahan adalah diangkatnya Gregorius sebagai
Paus tahun 590, yang kemudian dikenal sebagai Gregorius I
Agung. Dia diakui sebagai Paus pertama dalam sejarah gereja
walaupun sebagian orang lebih menerima Leo I Agung yang
menjadi uskup Roma dari tahun 440-461 sebagai Paus
pertama. Selama sepuluh abad kemudian gereja menguasai
Eropa yang dikenal juga dengan zaman kegelapan yang
diakhiri dengan satu momentum besar yaitu dipakukannya 95
dalil yang menentang Paus di Roma oleh Martin Luther di
pintu gereja Wittenberg Jerman yang membawa gereja
memasuki zaman baru yaitu zaman reformasi
• Tetapi lama-kelamaan kaum intelektual tidak puas dengan teologi
gereja lama tersebut karena buku-buku teologi yang ada pada
waktu itu hanyalah kumpulan kutipan-kutipan dari karangan-
karangan Bapa-bapa Gereja Lama, sementara itu karangan-
karangan para filsuf kafir Yunani (terutama Aristoteles) mulai
muncul dan diperhatikan kembali di Eropa Barat. Hal ini bagi
gereja adalah ancaman yang lebih hebat lagi daripada ancaman
bidat-bidat. Filsafat Aristoteles merupakan suatu sistem pemikiran
yang berlainan dengan ajaran gereja, namun bagi para intelektual
pada zaman itu memandangnya sebagai teladan. Gereja mengalami
dilema yang berat, akhirnya gereja memberi jawab: menyelaraskan
filsafat dan teologi menjadi satu sistem pemikiran
• Van Den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986).
TEOLOG & DOKTRIN KRISTEN
PADA ABAD PERTENGAHAN
• Anselmus (1033-1109)
• Mengajarkan tentang kebiasaan manusia yang sudah rusak karena
kejatuhan Adam dan Hawa. Hal inilah yang ia sebut dosa asal,
bahkan anak-anak pun sudah memiliki dosa asal karena mereka
mengambil kebiasaan sebagai manusia.Ansel juga mengajarkan
bahwa kebebasan sejati tidak ada lagi karena kejatuhan manusia atas
dosa; yang ada hanyalah faktor “kerelaan.”Ia menolak pandangan
bahwa manusia dapat membedakan antara hal yang baik dan hal
yang jahat.Karena kejatuhan manusia dalam dosa maka dosa itu
diturunkan dari ayah pada anak dan dapat dihilangkan melalui
baptisan. Namun jika manusia tidak jatuh dalam dosa maka sifat
kudus dan baik yang diturunkan dari ayah pada anak
• Ara, “Teologi Abad Pertengahan (Teologi Skolastik ) Dasar , Karakter Dan Titik Berangka
• Petrus Abelardus (1079-1142).
• Dalam bukunya Sic et Non (Ya dan Tidak) yang ditulisnya pada
tahun 112239, ia mengumpulkan semua tulisan dan uraian Bapa-
bapa Gereja dan mengonfrontirkannya dengan ayat-ayat Alkitab dan
sumber-sumber lain yang kelihatannya bertentangan/berbeda.
Maksud Abelardus bersifat edukatif untuk: Pertama-tama,
mendorong dan bahkan memaksa para mahasiswanya untuk berpikir
kritis dan mencari-cari menyelesaikan kesulitan-kesulitan ini dan
yang kedua untuk memperlihatkan perkembangan teologi
berdasarkan pola dialektik
• Ara, “Teologi Abad Pertengahan (Teologi Skolastik ) Dasar , Karakter Dan Titik Berangka
• Thomas Aquino: Mengajarkan bahwa “semua orang yang lahir dari

Adam, memiliki satu tubuh dengan Adam” sehingga semua orang

sudah rusak karena dosa dari kejatuhan Adam dan Hawa.Dosa ini

membuat mereka terpisah dari Allah, menjadikan jiwa-jiwa mereka

kacau, dan patut dihukum. Mereka menggolongkan dosa menjadi dua:


• Ara, “Teologi Abad Pertengahan (Teologi Skolastik ) Dasar , Karakter Dan Titik Berangka
• Kristologi Pada Abad Pertengahan
• Pada abad pertengahan, doktrin kristologi tindak menjadi perhatian
yang utama. namun hal ini tetap juga didiskusikan.Thomas Aquinas
memberi pendapat sesuai dengan paham teologi yang diterima saat
itu. Pribadi Kristus dipandang sebagai suatu gabungan saat terjadi
inkarnasi dalam hal anugrah dan pengetahuan. Anugrah berkembang
menjadi dua yaitu2: (1). Gratia unionis: martabat yang diperoleh
dari gabungan sifat manusia dan sifat ilahi, (2). Gratia habitualis:
martabat yang diperoleh dari pengudusan yang bersedia
memberikan Kristus sebagai manusia, yang mendukung sifat
manusia dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Pengetahuan
manusia juga berkembang menjadi 2 yaitu:
• Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2004).
• 1. Scientia infusa: Allah mengetahui semuanya dan manusia pun
bisa mengetahui hal itu melalui pewahyuan Allah, dan
• 2. Scientia acquisita: Pengetahuan manusia bisa diperoleh melalui
pembelajaran ilmiah. Pandangan lain yang muncul tentang
kristologi abad pertengahan adalah sifat manusia dari Kristus saat Ia
ber-inkarnasi menjadi manusia tidaklah sempurna namun memiliki
kelemahan kelemahan manusia, seperti: kesedihan, ketakutan,
kemarahan

Louis Berkhof, History of Christian Doctrines (Michigan: Grand Rapids: Baker Academic, 1981).
• Soteriologi Pada Abad Pertengahan
• Enns, The Moody Handbook of Theology. Abad pertengahan
meninjau anugrah Allah sebagai kuasa yang.Pandangan secara
umum mengatakan bahwa kehendak manusia tidak musnah pada
waktu kejatuhan.Ia dapat bekerja sama dengan Allah dalam
keselamatan. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa anugrah adalah
hal penting bagi keselamatan dan tidak mungkin manusia berbalik
dari kesalahannya kepada kebenaran tanpa anugrah Allah. Aquinas
membedakan anugrah menjadi dua yaitu: anugrah yang bebas dan
anugrah pengudusan

• Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2004).


• Anugrah yang bebas dibagi menjadi: pengetahuan (iman dan
pengertian), demonstrasi (penyembuhan, mukjizat, nubuat
prediktif), dan komunikasi. Anugrah pengudusan ia bagi menjadi
angurah operatif (pencegahan) dan anugrah kerjasama. Peter
Lombard membedakan anugrah menjadi anugrah operatif dan
kerjasama.Anugrah operatif menghindarkan manusia berbalik pada
kejahatan dalam iman sementara angurah kerjasama menunjukkan
kerjasama antara manusia dan Allah untuk penerimaannya.
• Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: SAAT, 2004).
• Eklesiologi Pada Abad Pertengahan
• Pada tahun 818, Paschasius Radbert mengeluarkan doktrin bahwa elemen-
elemen dalam sakramen berubah menjadi tubuh dan darah Kristus setelah
konsekrasi.6Hal ini menimbulkan pertentangan hingga Berenger of Tours
(1050), mengeluarkan pernyataan bahwa konsekrasi saja tidak cukup
melainkan harus disertai dengan iman
• Selain itu juga sakramen itu tidak berubah wujud secara nyata melainkan
hanya memberikan kuasa.Pendapat ini ditentang oleh Lanfranc (1089) dan
Humbert (1059) yang mengatakan bahwa kuasa untuk mengubah roti dan
anggur menjadi tubuh dan darah Kristus ada pada pastur pada saat
konsekrasi.Sampai akhirnya Hildebert (1133) mengeluarkan doktrin
transubstansi (perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus)

• Louis Berkhof, History of Christian Doctrines.


• Terjadi pertentangan antara gereja Barat dan Timur tentang cara
memperingati Perjamuan Terakhir yang dilakukan oleh Yesus.
Menurut gereja Timur, perlu pembacaan doa supaya Roh Kudus turun
sehingga roti dan anggur benar-benar menjadi tubuh dan darah
Kristus. Menurut gereja Barat, hanya perlu perkataan Kristus saja
supaya roti dan anggur dapat menjadi tubuh dan darah Kristus.
• Pemahaman tentang perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan
darah Kristus ini berasal dari tulisan yang berjudul “On the Body dab
Blood of the Lord.”Tulisan ini dibuat oleh Radbertus,seorang
biarawan dari biara di Corbie, Prancis, pada tahun 831 M. Namun
paham ini hanya dianut oleh gereja Katolik Roma pada abad
pertengahan.

• Louis Berkhof, History of Christian Doctrines.


2 Hal berkaitan dengan sakramen-sakramendi gereja abad pertengahan, yaitu:

(1) Menyajikan keselamatan bagi individu dalam bentuk yang dipahami,

(2) Mengikat keselamatan pada seitap indvidu di gereja. Dengan demikian sakramen

menjadi tanda-tanda pengkomunikasian anugrah kepada individu di gereja.

Peter Lombar mengakui 7 sakramen, yaitu: baptisan, perjamuan Tuhan, konfirmasi, sakramen untuk orang

sakit, pengakuan dosa, pentahbisan, dan pernikahan. Selanjutnya, sakramen ini disahkan di Konsili

Florence (1439).

• Louis Berkhof, History of Christian Doctrines .


• Eklesiologi Pada Abad Pertengahan
• Pada tahun 818, Paschasius Radbert mengeluarkan doktrin bahwa elemen-
elemen dalam sakramen berubah menjadi tubuh dan darah Kristus setelah
konsekrasi.6Hal ini menimbulkan pertentangan hingga Berenger of Tours
(1050), mengeluarkan pernyataan bahwa konsekrasi saja tidak cukup
melainkan harus disertai dengan iman
• Selain itu juga sakramen itu tidak berubah wujud secara nyata melainkan
hanya memberikan kuasa.Pendapat ini ditentang oleh Lanfranc (1089) dan
Humbert (1059) yang mengatakan bahwa kuasa untuk mengubah roti dan
anggur menjadi tubuh dan darah Kristus ada pada pastur pada saat
konsekrasi.Sampai akhirnya Hildebert (1133) mengeluarkan doktrin
transubstansi (perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus)

• Louis Berkhof, History of Christian Doctrines.


• Kepausan
• Pada periode skolastik, kepausan memegang otoritas spiritual atas
seluruh dunia dengan dukungan dari para skolasti seperti: Thomas
Aquinas dan Bernard dari Clairvaux. Pemahaman ini timbul dengan
alasan bahwa Petrus dianugrahi otoritas atas rasul lain dan ketika
Petrus menjadi uskup pertama di Roma, otoritas itu dilanjutkan pada
paus-paus berikutnya di Roma. Berikut adalah pendapat beberapa
teolog abad pertengahan mengenai kepausan
 Gratian: ketidaktaatan pada paus sama dengan ketidaktaatan pada Allah.

 Thomas Aquinas: Paus, sebagai uskup di Roma adalah kepala tertinggi yang

menjamin pengajaran yang benar dan sah dalam gereja. Hanya ajaran paus yang

patut dipercaya.

 Paus Innocentius III Paus adalah “wakil Kristus” di bumi sehingga harus

diperlakukan sebagai yang kudus.Paus memiliki kunci kerajaan dan kuasa untuk

mengikat dan membebaskan.Setiap orang tidak taat maka dinyatakan sesat dan

kebenaran hanya ada di gereja Katolik Roma saja


• Natur Gereja
• Ditemukan dua dokumen yang menyebabkan perkembangan konsep
pengidentifikasian gereja, yaitu: a. The Donation of Constantine (abad 8 M).
Hasil tulisan Konstantin ini mengungkapkan bahwa semua kehidupan
berasal dan bergerak di sekitar gereja. Semua yang tidak berkaitan dengan
gereja harus dianggap sebagai sekuler.Gereja cenderung bergerak di bidang
politik dan bukan keselamatan. b. The Decretals of Isodore (abad 9 M),
mengembangkan elemen berikut:
 Natur gereja yang kelihatan lebih diutamakan

 Pemisahan antara pengajar gereja dan pendengar gereja

 Gereja terdiri dari tubuh dan jiwa Gereja membagikan anugrah Kristus melalui

pejabat gereja sebagai agennya

 Gereja adalah sebuah “lembaga yang menyelamatkan.” Gereja mengajarkan iman

yang sejati, yang mengakibatkan pengudusan melaui sakramen-sakramen dan

memerintah orang percaya sesuai doktrin gereja.


IMPLIKASINYA BAGI PAK
• pendidikan agama bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni (Pasal 2 ayat 2). Pada dasarnya fungsi PAK dimaksudkan untuk
menyampaikan kabar baik (euangelion =injil) yang disajikan dalam dua
aspek, yaitu aspek Allah Tritunggal dan Karya-Nya, dan aspek Nilai-
nilai Kristiani
• Pendidikan Agama Kristen merupakan wahana pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik untuk mengenal Allah melalui karya-Nya
serta mewujudkan pengenalannya akan Allah Tritunggal melalui sikap
hidup yang mengacu pada nilai-nilai kristiani. Dengan demikian,
melalui PAK peserta didik mengalami perjumpaan dengan Tuhan Allah
yang dikenal, dipercaya dan diimaninya. Perjumpaan itu diharapkan
mampu mempengaruhi peserta didik untuk bertumbuh menjadi garam
dan terang kehidupan
• Pendidikan agama Kristen juga harus mampu mengakomodir sikap-
sikap prilaku peserta didik agar dapat berpikiran terbuka dan mampu
menerima setiap pengetahuan baru tanpa melakukan justifikasi terlebih
dahulu. Sehingga generasi Kristen kedepan dapat maju dalam berbagai
aspek namun tetap memiliki karakter Kristus.

Anda mungkin juga menyukai