Anda di halaman 1dari 18

Nama : Dina Lantika Sitohang

NIM : 18.3353
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen Pengampu : Pdt. Pintor Sitanggang

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) DOGMATIKA 2

EKLESIOLOGI KRISTOSENTRIS

I. Pendahuluan
Eklesiologi ialah bidang teologi mengenai eksistensi persekutuan orang-orang percaya
dan yang sudah diselamatkan. Eklesiologi berasal dari bahasa Yunani Ekklesia yang artinya
ialah gereja dan logos artinya ilmu, jadi bisa dipahami bahwa eklesiologi adalah ilmu teologi
yang membahas mengenai gereja. Kata ekklesia juga diartikan sebagai komunitas dengan satu
kepercayaan, komunitas Kristen tersebut merujuk pada pertemuan orang percaya. 1 Eklessia
Kristosentris adalah gereja yang berpusat pada Yesus Kristus. Didalam Perjanjian Baru gereja
dikatakan sebagai tubuh Kristus. Kristus adalah kepada dari gereja. Dalam arti untuk Gereja
bukanlah hanya sebagai sebuah bangunan semata ataupun jemaatnya bukanlah sebagai
komunitas biasa saja. Melainkan gereja adalah inkarnasi Kristus itu sendiri. Kristus ada
didalam gereja, sebagai yang tertinggi. Dimana ada gereja didalamNya Kristus berada. Gereja
ialah kumpulan dari orang-orang percaya yang telah dikuduskan didalam Kristus dan
merupakan bagian dari Kristus.
Gereja selalu dilihat sebagai gambaran dari Kerajaan Allah. Gambaran itu disukai oleh
Yesus sebagai gambaran bagi dunia yang lain dari pada dunia ini yaitu kasih, keadilan, dan
damai.
II. Pandangan Alkitab / Landasan Biblika Terhadap Eklesiologi Kristosentris
a. Sudut pandang Perjanjian Lama
Melihat dari sudut pandang Perjanjian Lama Eklesiologi selalu diperhadapkan dengan
hubungan Allah dengan umat Israel. Gereja meyakini bahwa pembentukannya tidak terjadi
dengan tiba-tiba, tetapi telah dipersiapkan oleh Allah sejak zaman Perjanjian Lama. Dari
pengajaran-pengajaran Yesus juga dapat dilihat sebagai petunjuk. Salah satu tema utama di
dalam Perjanjian Lama adalah mengenai perjanjian Allah dengan umat Israel yang
digambarkan sebagai umat Allah. Dia memberikan janji-Nya kepada mereka, tetapi juga
1
F.Bauer, W. Danker, A Greek English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature,
third ed., (Chicago: University of Chicago Press, 2000), ekklesia.

1
membebankan tuntutan di atas mereka. Kejatuhan dan juga sekaligus kegagalan mereka
untuk memenuhi apa yang Tuhan tuntut kepada mereka kemudian beralih kepada penebusan
dari Allah sendiri. Sejarah keselamatan Israel (umat Allah) mencapai puncaknya di dalam diri
Yesus Kristus. Dengan Putra-Nya Yesus Kristus, Allah mengikat sebuah perjanjian yang baru
tidak hanya dengan Israel melainkan kepada seluruh umat manusia. Dalam hubungan dengan
pandangan Yesus tentang jemaat, hal yang paling penting adalah bahwa Allah berurusan
dengan suatu perhimpunan umat bukan dengan pribadi-pribadi yang terpisah. Di dalam
Matius 15: 24 Yesus membuat batasan dalam pelayanan-Nya, Dia melayani hanya kepada
orang-orang Yahudi, yang disebut-Nya sebagai ”domba-domba yang hilang dari umat Israel”.
Perlawanan, kebencian dan akhirnya kekerasan datang dari pemuka-pemuka bangsa Israel,
namun sebelum sampai kepada penolakan bangsa Israel yang terakhir terhadap Mesias.
Ucapan tentang "domba-domba yang hilang” dalam Injil Matius dapat dibandingkan dengan
disebutnya murid-murid sebagai “kawanan domba-domba kecil” (Luk. 12: 32). Yesus
mengutip dari Zakharia 13: 7. Keterangan ini memandang bahwa bangsa Israel sebagai
kawanan domba dan bangsa Israel yang rohani tersebut adalah para pengikut-Nya. Yohanes
Pembaptis bernubuat bahwa status seseorang sebagai keturunan Abraham tidak lagi menjadi
persoalan (Mat. 3: 9 dan Luk. 3: 8). Masyarakat baru tidaklah berdasarkan keturunan secara
kebangsaan, namun para murid-Nya merupakan awal dari masyarakat baru yang
dimaksudkan untuk mempunyai hubungan dengan Israel yang lama. Jumlah dua belas suku
Israel dan murid-murid Yesus tentu saja merupakan simbol dari seluruh bangsa Israel, namun
Yesus tidak pernah langsung menyebut murid-murid-Nya adalah ”Israel”, sebab Dia
memberitakan keselamatan Mesianis dan menugaskan mereka untuk memberitakannya
kepada orang-orang lain, sebab Dia memandang mereka sebagai pengganti-pengganti yang
sejati dari sisa orang-orang Israel yang setia.
b. Sudut pandang Perjanjian Baru
Di dalam Perjanjian Baru, banyak dituliskan mengenai ajaran eklesiologi kristosentris ini
baik di dalam injil-injil dan juga surat-surat Paulus. Di dalam Matius dan Markus, Yesus
sebagai Mesias yang menggenapi janji Allah dalam Perjanjian Lama. Berdasarkan
pemahaman ini, didalam kedua injil ini konsep gereja ialah mereka yang menerima Yesus
sebagai Mesias dan yang bersedia memikul salibNya. Gereja adalah orang-orang yang
bersedia untuk mengikut Yesus dan bersaksi tentangNya. Gereja ada untuk melanjutkan
pelayanan Yesus agar keselamatan dapat dihadirkan bagi umat manusia. Kemudian
Eklesiologi di dalam Lukas, lebih memfokuskan pemahaman kepada proses, bahwa gereja
terbentuk melalui proses yang panjang yaitu mulai dari pemilihan bangsa Israel. Hingga pada

2
turunnya Roh Kudus pada hari pentaskosta (Kisah Para Rasul), disinilah sebuah tahap baru
bagi persekutuan dimulai. Dan kematian Yesus adalah nilai yang harus dibayar dalam
terbentuknya gereja. (Kisah Para Rasul 20: 28). Dalam kitab Yohanes, pandangan
mengenai gereja juga terdapat. Dimana Gereja ialah persekutuan ataupun kumpulan orang-
orang yang percaya kepada Yesus Kristus Anak Allah . Gereja memiliki esensi yaitu gereja
bersatu dengan Yesus (Yohanes 8:31), mengenal dan memahami Yesus (Yohanes 6:69) dan
berbuah banyak (Yohanes 15:8). Kedua belas murid Yesus adalah cikal bakal adanya gereja.
Eklesiologi Paulus
Paulus mempercayai bahwa orang yang percaya dan setia kepada Tuhan akan beroleh
keselamatan eskatologis. Dan ia menyadari bahwa rahmat pembebasan dan keselamatan yang
dari Allah diberikan pada gereja.
Didalam surat kolose, Gereja punya ruang Universal (1:18,24,2:17,19,3:15). Sementara
pada Paulus Gereja adalah soma (tubuh), kristus adalah tubuh gereja (Roma 12:4). Di kolose,
Kristus ialah sebagai Kepala gereja (1:18 bnd 2:21). Eklesiologi di dalam surat Efesus,
Gereja berakar pada salib Yesus (2:13,14,16), Gereja yang pada surat Paulus disebut sebagai
tubuh Kristus, disurat Efesus, kristus dilihat sebagai kepala dan gereja dilihat sebagai
tubuhnya.
Secara singkat defisini gereja menurut Paulus dari surat-suratnya adalah:
- Gereja sebagai tubuh Kristus
- Gereja sebagai umat Allah
- Eklesiologi selalu diwarnai eskatologi
- Gereja sebagai satu umat yang didirikan Yesus.
- Gereja sebagai umat yang sedang berziarah
Didalam gereja Tuhan Yesus Kristus yang memimpin gereja (1 Kor 11:1; Ef 1:22-23; 5:23-
24; Kol. 1:18).
c. Argumentasi saya terhadap Eklesiologi Kristosentris secara Biblika
Dalam PL maupun PB gereja menunjukkan sebuah jemaat atau kumpulan umat Allah dan
kemudian berfungsi sebagai esensi gereja. Didalam gereja orang percaya beroleh
pengharapan yang diperoleh melalui iman kita yang terikat kepada Kristus Kristus yang
bangkit, dan pengetahuan akan kedatangan-Nya kembali. 2 Eklesiologi Kristosentris memang
lebih jelas dibahas di dalam PB ketimbang PL, tetapi dengan iman kita mempercayai bahwa
Allah yang telah lebih dahulu memilih umatNya Israel adalah cikal bakal gereja dalam
Perjanjian Baru. Perjanjian yang dibuat oleh Allah kepada umat Israel dan puncaknya ialah
2
Louis Berkhof, Systematic Theology. (Publisher by William B Eerdmans Publishing Co, 1996) page 622-640

3
janji keselamatan. Dengan kasihnya Allah memberikan Anak-Nya Yesus Kristus sebagai
jalan manusia beroleh keselamatan dan kerajaan kekal (konsep eskatologi), kematian dan
kebangkitan Yesus adalah esensi dari keselamatan itu sendiri. Istilah “gereja” ataupun
“persekutuan/perkumpulan orang percaya” baru terlihat jelas dalam Perjanjian Baru.
Turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah permulaannya. Melalui proses panjang
inilah gereja terbentuk. Kemudian melalui surat-surat Paulus, kita diberikan pemahaman-
pemahaman yang mendalam lagi mengenai gereja yakni Gereja yang berpusat pada Yesus
Kristus. Gereja adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah kepala gereja. Hanya Kristus sajalah
yang berkuasa atas gereja. Dengan pemahaman ini, kita akan dibawa kedalam ajaran bahwa
konsep eskatologi juga berkaitan dengan eklesiologi. Gereja berpusat pada Yesus Kristus,
dan Yesus adalah orang yang memanggil bukan manusia yang mendirikan. Konsep
Eskatologi adalah kematian dan kebangkitan Yesus itu sendiri, Gereja adalah tubuh Yesus,
dengan demikian keselamatan hanya akan di dapat di dalam tubuh Kristus (gereja).

3. Analisa Teologi Terhadap Eklesiologi Kristosentris


a. Pandangan Martin Luther terhadap Eklesiologi Kristosentris
Untuk memahami mengenai Eklesiologi Kristosentris dalam pandangan Luther maka
tidak lepas dari teologi keselamatannya. Allah menciptakan manusia yang pertama adam dan
hawa dan menempatkannya di dalam taman Eden. Allah memberikan perintah bagi mereka,
dan mereka melanggarnya yakni memakan buah larangan. Inilah kejatuhan manusia kedalam
dosa. Manusia jatuh kedalam dosa, dampak yang mereka terima ialah rasa malu, mengalami
kematian roh dan hubungan yang rusak dengan Allah dan juga mengalami kematian yang
kekal. Kesegambaran Allah dengan ciptaanNya telah hancur. Tetapi dalam Alkitab, Allah
adalah Maha Pengasih, Ia memulihkan hubunganNya dengan ciptaanNya melalui Yesus
Kristus. Yesus Kristus adalah Rekonsiliator yang menjembatani dalam pemulihan imago dei.3
Yesus Kristus adalah gereja itu sendiri, karena gereja adalah tubuh Kristus dengan demikian
gereja itu juga sebagai jalan menuju keselamatan.
Reformasi Luther timbul karena adanya konflik terhadap ajaran-ajaran yang salah dalam
sebuah gereja kala itu. Dia memperoleh pemahamannya mengenai gereja melalui injil. Luther
besyukur dan dengan rendah hati mengakui dirinya adalah bagian dari gereja. Luther
mengatakan “siapapun yang mencari Kristus harus pertama menemukan gereja, gereja
bukanlah kayu dan batu. Tetapi sekelompok orang yang percaya kepada Kristus”. Luther

3
Pintor M. Sitanggan. Sola Gratia; Rekonsiliasi Sang Rekonsiliator (Bandung: Penerbit Widina,2021), hlm
46-50

4
lebih suka menggunakan kata komunitas yaitu komunitas atau perkumpulan Kristen ataupun
umat Kristen yang kudus, umat Kristen yang kudus milik Allah. Gereja ialah komunitas yang
dipanggil bersama dengan Roh Kudus. Gereja terlihat karena dapat dikenali dari tanda-
tandanya. Namun hanya iman yang dapat mengenali keberadaannya. Gereja adalah sesuatu
yang sangat tersembunyi , mata dunia tidak dapat melihat bahwa itu adalah gereja Kristus.
Disinilah pertemuannya dengan Teologi Salib Luther. Gereja juga tidak terlihat karena
menupakan komunitas orang percaya, tidak ada yang bisa melihat iman hanya Kristus sang
Gembala yang satu-satunya mengenal domba-dombaNya.4
Teologi Martin Luther adalah teologi Kristosentris. Martin Luther memandang kesatuan
dari gereja itu dapat dilihat dari pengakuannya. Gereja yang kristosentris harus menunjukkan
umat Allah yang satu dalam pengakuan dan keimanan kepada Yesus Kristus. Hal itu dapat
kita lihat dalam pengakuan “aku percaya kepada Roh Kudus, persekutuan orang-orang yang
kudus”. Sehingga bukan hanya kesalehan yang dituntun di dalam gereja tetapi juga kesatuan.
Gereja ialah gambaran Kerajaan Allah di dalam dunia. Dan kesatuan umatnya merupakan hal
yang amat penting. 5
b. Pandangan Teologi tentang Eklesiologi Kristosentris dalam dokumen-dokumen
teologi gereja saya
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) juga dilengkapi dengan dokumen-dokumen gereja
yang memuat pemahaman mengenai gereja (Eklesiologi Kristosentris). Berikut beberapa
dokumen gereja HKBP beserta teologi tentang Eklesiologi Kristosentris di dalamnya.
 Konfessie HKBP 1951 & 1956
Di dalam konfessie HKBP 1951 dalam pasal 8 dan juga di dalam konfessie HKBP 1996
pasal 7 tentang gereja dikatakan bahwa gereja adalah kumpulan orang percaya kepada Yesus
Kristus. Mereka dipanggil dan dikuduskan dengan Rohulkudus. Kristus adalah satu-satunya
yang berkuasa atas gereja (berpusat pada Kristus) dan firmanNyalah yang diikuti. Gereja
bukan Demokrasi melainkan Kristokrasi. Oleh karena itulah gereja menolak bahwa para
pemimpin gereja yang menentukan hidup jemaat. Kristus adalah pusat dari gereja, Kristus
ialah kudus. Oleh karena itu gereja adalah kudus. Dalam pasal ini bisa dilihat bahwa
Eklesiologi Kristosentris berarti untuk segala sesuatu di dalam gereja Kristus adalah
pusatnya. Kristus adalah kepala gereja, semua jemaat percaya kepada Kristus. Dan injil
Kristus sendirilah yang menjadi hidup orang Kristen.6
4
Paul Althaus, The Theology Of Martin Luther, (Fortress Pres Philadelphia, USA, 1996) page 287-
5
Pintor M Sitanggang, Sola Gratia; Rekonsiliasi Sang Rekonsiliator,..... hlm 68
6
HKBP, Panindangion Haporseaon, Pengakuan Iman HKBP, The Confession Of Faith Of The HKBP
Tahun 1951 & Tahun 1996. ( diterbitkan oleh Kantor Pusat HKBP dan dicetak ulang di Pematangsiantar:

5
 Agenda HKBP
Dalam Agenda HKBP memuat bahwa gereja adalah gereja yang hanya mengikuti Yesus
Kristus, Anak Allah. Doa-doa di dalam dokumen ini juga berpusat kepada Kristus. Melalui
tuntunan Roh Kudus gereja ada untuk hidup sesuai firmanNya. Gereja adalah orang-orang
yang dipanggil dan dikumpulkan oleh Yesus dimana Yesus berkorban untuk gereja. Sebab
itulah Kristus adalah Raja Gereja. Dan tugas penting gereja adalah menyebarkan dan
memberitakan injil dan firmanNya. Kristus adalah yang memerintah dan berkuasa atas gereja,
Kristus yang memberikan kebijakan, kepintaran bagi gereja untuk membimbing dan
menggembalakan jemaat. 7
 Ruhut Parmahanion Paminsangon
Dalam dokumen ini secara garis besar adalah menekankan bahwa Kristus adalah gembala
yang menggembalakan gereja. Kristus adalah kudus, sebab itulah gereja kudus. Dan gereja
harus menjaga kekudusannya. Dengan demikianlah dokumen ini dibuat oleh gereja untuk
menggembalakan jemaat, membimbing jemaat sesuai dengan firman dan hukumNya.8
c. Pandangan Jemaat di tempat saudara tentang Eklesiologi Kristosentris.
HKBP Adiankoting Julu adalah gereja yang jemaatnya sekitar 233 KK. Pandangan
ataupun pemahaman jemaat mengenai eklesiologi kristosentris belum amat dalam dan masih
ada kesalahpemahaman. Beberapa pandangan yang ada ditengah-tengah jemaat diantaranya:
1. Jemaat masih menggangap bahwa gereja ini ada karena didirikan oleh manusia, dan
karena kakek nenek moyang yang memberikan tanahnya untuk lahan dibangunnya
gereja.
2. Menjadi seorang warga gereja menurut mereka bukanlah sebuah panggilan Yesus
tetapi dengan alasan-alasan eksternal, seperti karena sedari dulu orangtua mereka ada
lah jemaat disana. Dengan pemahaman ini, maka pemahaman bahwa mereka adalah
bagian dari orang-orang yang menghadirkan Kerajaan Allah di dunia tidak
sepenuhnya dimaknai. Dan timbullah anggapan gereja hanyalah “organisasi” saja dan
sebuah “formalitas”.
3. Segala sesuatu yang diberikan sebagai bentuk penggembalaan gereja (seperti RPP)
dianggap “hanya otoritas pemimpin gereja yaitu pendeta dan penatua gereja”. Padahal
dasar dan pondasi dari dokumen-dokumen serta pelaksanaan aturan gereja adalah

Percetakan HKBP, 2013) hlm 60-63


7
HKBP, Agenda HKBP ( Penerbit : Kantor Pusat HKBP) (Pematangsiantar : Percetakan HKBP, cet. 2009), hlm
144-146
8
HKBP, Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon (RPP) HKBP, (Pematangsiantar : Kantor Pusat HKBP,
Percetakan HKBP, Cet. 2020), hlm 10-13

6
Alkitab yakni firman Allah itu sendiri, yang di kontekstualisasikan dengan konteks
saat ini.
4. Jemaat mengkehendaki bahwa Yesus Kristus adalah Raja Gereja, tetapi ada anggapan
bahwa gereja hanyalah untuk bersekutu antar jemaat dan juga bersekutu dengan
Allah. Tidak ada pemahaman yang mendalam bagi jemaat bahwa di dalam gereja kita
beroleh keselamatan akan masa depan (konsep eskatologi).
5. Pandangan yang salah juga terdapat yaitu adanya anggapan bahwa kekudusan seorang
jemaat itu didapat melalui usahanya. Padahal hal ini adalah salah, kekudusan
hanyalah milik Kritus. Kristus kudus oleh karena itulah gereja dan kita sebagai
bagiannya menjadi kudus. Dan hal ini tidak dapat dibalik
6. Meskipun demikian konsep persaudaraan sebagai tubuh Kristus sangat erat di gereja
HKBP Adiankoting.
Jemaat HKBP Adiankoting menyadari dan mengakui teologi ini yakni Eklesiologi
Kristosentris, hanya saja kemungkinan pemahaman dan pengertian yang mendalam tidak
mereka terima. Disinilah tugas gereja untuk aktif mengajarkan kepada jemaat konsep teologi
dan juga dogma-dogma yang dihidupi gereja itu sendiri. Karena tidak semua jemaat dapat
menganalisa dan merefleksikannya sendiri hanya dengan membaca Alkitab. Maka dengan
begitu sangat pentinglah peran para pemimpin gereja dalam membahas mengenai pandangan
jemaat mengenai eklesiologi kristosentris tersebut.
d. Pandangan Teologi saya terhadap Eklesiologi Kristosentris.
Gereja ialah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus, yang dipanggil,
dihimpun dan ditetapkan Allah dengan Rohul Kudus. Gereja itu sendiri adalah kudus karena
Kristus kudus bukan karena kekudusan anggota jemaatnya. Eklesiologi Kristosentris harus
benar-benar dipahami bahwa gereja itu tidaklah persekutuan/ perkumpulan/ komunitas yang
didirikan atas kemauan manusia. Manusialah yang membangun gereja tetapi hanya karena
Krituslah gereja itu lahir. Gereja ada untuk menghadirkan kerajaan Allah ditengah-tengah
dunia ini. Agar pengajaran mengenai teologi ini dapat dihidupi oleh gereja, penting sekali
kepada para pemimpin dan pelayan gereja untuk menghidupi bahwa mereka ialah wakil
Allah. Bahwa hanya Tuhan sajalah yang berkuasa atas gereja, memimpin dan menentukan
hidup umatNya dalam artian otoritas tertinggi berada pada Kristus.

Sesuai dengan dokumen-dokumen HKBP sendiri, para pemimpin dan pelayan gereja
menggembalakan jemaat gereja sesuai dengan perintah firman-Nya, memberitakan injil/
kabar baik kepada jemaat dan seluruh orang percaya agar semakin banyak orang percaya

7
kepadaNya. Inilah yang dikatakan sebagai “Gereja hadir untuk bermisi ”, menolong yang
kekurangan, tertindas dan tertawan, gereja menjadi wadah untuk melakukan seperti apa yang
diperintahkan Kristus. Gereja yang tidak bermisi tidak dapat disebut sebagai gereja. Bisa
dikatakan gereja itu sudah kehilangan identitasnya. Gereja harus menyadari bahwa Kristus
ialah kepala gereja oleh sebab itu gereja itu Kudus, dan gereja harus menjaga kekudusan itu
melalui bantuan Roh Kudus. Dengan ajaran untuk bermisi menghadirkan kerajaan Allah
ditengah-tengah dunia dalam segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh gereja. Maka
jemaat turut menjadi mitra Allah untuk melaksanakan misi itu. Gereja harus menjadi Gereja
Misionaris yang membahwa injil keselamatan keseluruh dunia. Gereja dan jemaat harus
menghidupi bahwa ia sebagai mitra Allah dan mereka adalah tubuh Kristus.

Dengan memahami ajaran Eklesiologi Kristosentris ini maka akan timbul juga
pemahaman-pemahaman mengenai ajaran didalamnnya dimana semuanya berpusat kepada
Kristus, salah satunya ialah eskatologi. Gereja tidak akan bisa lepas dari kerajaan Allah.
Kerajaan Allah dalam Alkitab adalah bahwa pemerintahan Allah didirikan dan diakui di
dalam hati orang-orang berdosa oleh pengaruh Roh kudus, menjamin mereka akan berkat-
berkat keselamatan yang tak ternilai dan puncaknya ialah kedatangan kembali Yesus Kristus.
Yesus Kristus memegang konsep eskatologis. Gereja adalah inkarnasi Kristus di dunia. Oleh
karena itulah dapat ditarik pemahaman bahwa tidak mungkin untuk berada di Kerajaan Allah
tanpa berada di gereja sebagai tubuh Kristus. Pernyataan mengenai Kristus akan selalu
menunjuk pada gereja di masa depan. Sebab itulah gereja harus menjadi perseketuan orang
percaya yang berorientasi di dalam misi menuju Kerajaan Allah yang sedang dan akan
datang.

4. Kesimpulan
Gereja pada dasarnya ialah komunitas orang percaya yang ada sejak awal hingga akhir
dunia ini. Dogma gereja yaitu Eklesiologi Kristosentris, berarti upaya/usaha gereja
memahami serta menjabarkan Misi Allah didalam Kristus, baik di dalam identitas gereja,
wujud gereja serta kehadiran dan karya Gereja di dunia ini. Kristosentris artinya berpusat
pada Yesus Kristus. Kristus sebagai kepala gereja, merupakan sebuah pemahaman yang
sekaligus akan membawa umat kepada pengharapan akan eskatologi yang berpusat dan
berfokus pada pengharapan yang dibawa oleh kebangkitan Kristus. Hal ini jugalah yang
menjadi pemikiran dari Martin Luther yaitu teologi keselamatan. Dalam PL maupun PB
gereja menunjukkan sebuah jemaat atau kumpulan umat Allah dan kemudian berfungsi
sebagai esensi gereja. Didalam gereja orang percaya beroleh pengharapan yang diperoleh

8
melalui iman kita yang terikat kepada Kristus Kristus yang bangkit, dan pengetahuan akan
kedatangan-Nya kembali. Dalam dokumen gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan )
ditekankan bahwa Kristus adalah satu-satunya yang berkuasa atas gereja dan firmanNyalah
yang diikuti.

TEOLOGI PEMBEBASAN DAN KAPITALISME

I. Pendahuluan

9
Teologi pembebasan adalah teologi yang memiliki pendekatan baru yang radikal terhadap
tugas teologi, dimana fokusnya ialah pengalaman kaum miskin dan perjuangan untuk
mendapatkan pembebasan dan kebebasan, dan Allah hadir di dalamnya. Gustavo Guiterrez
yang merupakan pencetus teologi pembebasan ini mengatakan bahwa teologi menurutnya
bukanlah sebuah teori yang transenden tetapi merupakan suatu refleksi kritikal. Teologi haru
menjawab tantangan zaman dan termasuk semua permasalahan sosialnya, tanpa kehilangan
esensinya sebagai penghayatan iman.9 Sehingga dari sini dapat dilihat bahwa konsep dari
teologi pembebasan ini ialah sebuah upaya untuk merealisasikan dogma-dogma maupun
pengajaran di dalam Alkitab perihal pembebasan ke dalam praksis. Teologi pembebasan
adalah teologi yang memfokuskan perhatiannya kepada situasi dan penderitaan orang miskin.
Teologi pembebasan muncul lebih dulu di Amerika lalu kemudian ke Asia.
Ditengah-tengah dunia yang modern ini ternyata kemiskinan masih banyak dirasakan oleh
berbagai negara terkhusus di dalam negara dunia ketiga. Ditengah kelimpahan dan kekayaan
yang diciptakan manusia, masih ada orang-orang yang terbelenggu penderitaan di dalam
kemiskinan. Penderitaan lain yang mereka alami ialah adanya diskriminasi sosial, termasuk
perbedaan kelas sosial. Perkembangan kapitalisme menjadi permasalahan yang cukup serius.
Perekonomian dikuasai oleh orang-orang tertentu. Hal-hal inilah yang menjadi alasan kuat
bagi para teolog Kristen untuk teologi yang menjadi power dan pengharapan bagi orang-
orang yang terdikriminasi, terkecilkan, tertindas, yang dianggap tidak memiliki hak di dunia
ini. Teologi pembebasan hadir untuk membela hak-hak mereka yang menginginkan
kesetaraan dan pembebasan.10
Kapitalisme sekarang ini bahkan sudah memasuki negara kita sendiri. Ada beberapa
pendapat bahwa kapitalisme ini membawa dampak positif, tetapi juga dampak negatif.
Kapitalisme tentunya sangat mempengaruhi kehidupan perekonomian dunia. Selain didalam
bidang ekonomi, kapitalisme juga ditemukan didalam bidang politik dan sosial dimana harta
kekayaan, bisnis dan industry, terutama dipegang oleh pemiliknya, yang dipandang memiliki
otoritas khusus (private authority). Pada level tertentu, sistem ini sangat terbuka dengan
sistem pasar bebas. Lantas mengapa perlu teologi membahas mengenai sistem ini dan
kaitannya dengan teologi pembebasan? Kapitalisme sebagai sistem ekonomi tentu akan
memiliki dampak terhadap kehidupan sosial. Sebab yang menjadi pelaku sistem tesebut ialah

9
Gustavo Gutierrez, dikutip oleh Stanley J. Grenz and Roger E. Olson. 20th Century Theology: God & The
World in a Transitional Age (Downers Grove: InterVarsity, 1992), 211-213
10
Dr. Rospita Siahaan, dkk., Prosiding Pusat Studi STT HKBP Biblika dan Kontekstual Webinar
International, Planting and Grounding The Word in The Context, (Bandung: Penerbit Widina, 2021), hlm
128-129

10
manusia. Pemikiran tentang sistem kapitalisme digaungkan oleh Max Weber,  seorang tokoh
sosiologi klasik dimana ilmu ini lahir dan berkembang pada abad pencerahan atau pasca
terjadinya reformasi di dalam kehidupan kekristenan pada abad ke-17.11

III.Pandangan Alkitab / Landasan Biblika Terhadap Teologi Pembebasan dan


Kapitalisme
a) Sudut pandang Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama konsep Teologi pembebasan dapat dilihat dari Allah yang
membebaskan Bani Israel dari perbudakan di tanah Mesir. Allah yang membebaskan mereka
dari penindasan dan penderitaan. Dalam PL Allah memihak kepadamereka orang-orang
miskin dan melindungi mereka dari penindas-penindas. Selama 400 tahun bangsa Israel ada
dalam perbudakan orang Mesir, mereka ada dalam penindasan oleh Raja Mesir kala itu. Allah
turut campur tangan, dan mengirim pemimpin (Musa) untuk menyelamatkan dan
membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Di dalam Maleakhi 3:5, konsep teologi
pembebasan juga terlihat dimana Maleakhi mengingatkan penghakiman Allah kepada mereka
yang menindas orang-orang, Allah akan menghakimi orang-orang yang menindas orang
upahan, janda dan anak piatu dan yang mendesak ke samping orang. Dalam Yesaya 61-2 juga
berisi nubuatan akan pekerjaan Mesias. Beralih kepada konsep Kapitalisme, dasar Alkitab
dalam Perjanjian Lama yang membahas tentang ini terdapat pada kisah-kisah pada masa
Kerajaan.
b) Sudut pandang Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, pemahaman Teologi Pembebasan dapat dilihat melalui
konteks kehidupan Yesus, perjalanan dan pengajarannya. Dalam perjalanan dan juga
pengajaran-pengajaran Yesus, terlihat keberpihakannya kepada kaum miskin, orang-orang
yang terpinggirkan. Yesus sendiri lahir di keluarga yang dalam kemiskinan. Dalam arti lain
Yesus ambil bagian dalam kemiskinan itu.12 Dalam Lukas 4:18, Yesus mengatakan bahwa
Roh Tuhan mengurapiNya untuk memberikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
memberikan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan yang tertindas, Ia akan
memberikan penglihatan kepada orang-orang buta untuk memberitahukan bahwa rahmat
Tuhan telah datang (Yesaya 61:1).
Dalam Lukas 1:52-53, juga terlihat Maria yang memuji Allah dan mengatakan bahwa
Allah menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan orang-orang rendah di
11
Dr. Rospita Siahaan, dkk.... hlm. 146
12
J.L. Ch. Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta, PT. BPK Gunung Mulia, 2015), hlm
121.

11
tinggikan, orang-orang yang lapar diberi kelimpahan dan orangkaya pergi dengan tangan
hampa. Dari sini dapat dilihat keberpihakan Allah kepada orang-orang miskin dibandingkan
dengan orang-orang kaya.
a. Argumentasi saya terhadap Teologi Pembebasan dan Kapitalismesecara Biblika

Secara biblika, Alkitab sendiri penuh dengan pembebasan Allah kepada orang-orang
tertindas, terbuang (dalam PL), sedangkan didalam PB konsep kemiskinan datang dari
kehidupan Yesus sendiri dan pengajarannya. Keberpihakan firmanNya pada orang miskin
sangat jelas terlihat. Dalam pengajaran Yesus pun, Ia katakan bahwa penghuni kerajaan sorga
adalah mereka orang-orang miskin. Tetapi perlu kita lihat orang-orang miskin yang
dimaksudkan Yesus disini, adalah mereka yang dalam penderitaan tetapi tetap
berpengharapan kepada Yesus. Mereka yang didiskriminasi oleh orang-orang tetapi menaruh
kepercayaan kepada Yesus.
Alkitab dan firmanNya dengan jelas menyatakan kepada kita bahwa sebagai seorang
Kristen dan pengikut Kristus, kita harus peduli kepada orang-orang miskin (Galatia 2:10;
Yakobus 2:15-16; 1 Yohanes 3:17). Terlepas dari arti dan makna dari Teologi Pembebasan
dan Kapitalisme, secara biblika dapat kita lihat Teologi ini mengingatkan dan mengharapkan
kita untuk menerapkan, merealisasikan firmanNya dengan tindakan yang nyata dalam
kehidupan kita. Tindakan tersebut adalah bentuk perwujudan iman kita kepada Kristus agar
namaNya dimuliakan (Matius 5:13-16, Yakobus 2:14-26). Injil dan kabar baik memang
diberitakan kepada semua orang baik itu melalui khotbah, tetapi disini kita dituntut untuk
bertindak, mengulurkan tangan kasih kepada mereka kaum miskin, tertindas, dan
terpinggirkan.
Gereja menjadi wadah sekaligus tempat untuk menggaungkan teologi pembebasan dan
kapitalisme ini, gereja ada untuk bermisi. Dan salah satu yang menjadi misi gereja pemilihan
terhadap orang miskin: adanya sikap keberpihakan dan solidaritas kepada orang-orang
miskin. Gereja harus memperjelas posisinya, dalam misinya menghadirkan kerajaan Allah
ditengah-tengah dunia ini. Gereja harus hadir dalam semua bidang kehidupan, baik sosial,
ekonomi dan politik. Tetapi perlu kita perharikan bahwa Teologi ini diperlukan sesuai dengan
kebutuhan konteks. Dalam berteologi harus didasari oleh Alkitab agar teologi itu efektif dan
berfungsi dalam situasi yang nyata.

IV. Analisa Teologi Terhadap Teologi Pembebasan dan Kapitalisme


a. Pandangan Martin Luther terhadap Teologi Pembebasan dan Kapitalisme

12
Teologi Luther secara keseluruhan adalah berpusat pada Kristus. Alasan kuat Luther
pertama-tama dalam reformasinya salah satunya adalah penjualan surat penghapusan. Mereka
yang memanfaatkan orang-orang untuk mendapatkan uang. Luther mengambil teologinya
dari injil, ia mendalami dan mencoba memahami. Luther tidak membedakan moralitas
dengan Injil. Luther menyampaikan bahwa pengkhotbah memiliki otoritas yang tinggi dalam
menyampaikan injil, namun itu adalah otoritas yang dibatasi, pengkhotbah berbicara untuk
Tuhan hanya sejauh ia menguraikan Kitab Suci, karena hanya dengan demikian Tuhan
berbicara. Diskusi Luther tentang perilaku yang benar terhadap sesama sepanjang khotbah.
Luther juga menekankan teologi kasih didalam ajarannya bahwa perintah untuk mengasihi
membuat kita tidak mengecualikan siapapun dalam perintah itu.13
Diskusi Luther mengenai moralitas bahwa moralitas bukanlah sesuatu yang dapat dipilih
oleh manusia untuk dirinya sendiri. Manusia sebagai ciptaanNya berperan untuk mendengar
dan menanggapi serta melaksanakan tuntutan yang Tuhan buat untuk mereka. Tuntutan-
tuntutan ini bukanlah intrusi sewenang-wenang ke dalam kebebasan manusia demi itu; bagi
Luther perintah-perintah Tuhan mewakili kebebasan, kebebasan bukan dari semua
pengekangan, tetapi kebebasan untuk hidup sebagaimana Tuhan menciptakan umat
manusia..14
Titik awal Luther ialah indulgensi, Peter Marshall dalam bukunya menjelaskan bahwa
Indulgensi dianggap sebagai contoh korupsi dan kejahatan dari Gereja dan kepausan di abad
pertengahan akhir dan kebencian terhadap merekalah yang menjadi penyebab utama
Reformasi. Indulgensi bagian dari pertukaran spritual yang dirancang untuk mengatasi fakta
yang tak terhindarkan tentang kondisi manusia. Fakta itu adalah agar setelah kematian
mereka, mereka menikmati hak untuk tinggal bersama dengannya di Surga dalam arti lain
adalah Keselamatan. Keselamatan adalah tujuan akhir dan hasil yang diinginkan dari
kehidupan Kristen.15
Ungkapan Luther yang terkenal yaitu “Iman dan Tuhan adalah milik bersama”. Iman
yang sejati tidak pernah memiliki objek lain selain Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang bisa
dipercaya tanpa syarat. Kemudian hanya iman yang mempercayai Tuhan tanpa syarat yang
benar-benar memperlakukannya sebagai Tuhan. Dengan arti lain iman adalah hubungan
dengan Tuhan, dan Tuhan adalah satu-satunya yang dapat dan harus kita percaya. Ada juga

13
Sean Doherty, Theology and Economic Ethics Martin Luther and and Arthur Rich in Dialogue, (United
Kingdom : Oxford University Press, 2014), hlm 16
14
Ibid 19 - 20
15
Peter Marshall, 1517 Martin Luther and The Invention of The Reformation, (Oxford University Press,
United Kingdom, 2016), p.22-27

13
ungkapan Luther yaitu “Iman menciptakan keilahian bukan dalam pribadi Allah tetap
didalam kita”. Tuhan ada didalam kita hanya ketika kita membiarkan Dia menjadi Tuhan kita
dalam iman. Luther mengatakan dalam pasal pertama Tuhan memberi kita kehidupan dan
memeliharanya. Dia memelihara dan menghidupkannya melalui karunia. (Gratia=
Grace=Karunia ).
b. Pandangan Teologi tentang Teologi Pembebasan dan Kapitalisme dalam
dokumen-dokumen teologi gereja saya
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) juga dilengkapi dengan dokumen-dokumen
gereja yang memuat pemahaman baik langsung dan tidak langsung mengenai teologi
pembebasan dan kapitalisme ini. Berikut beberapa dokumen gereja HKBP beserta teologi
tentang pembebasan dan kapitalisme di dalamnya.
 Konfessie HKBP 1951 & 1956
Dalam konfessie HKBP pasal 3 dituliskan bahwa manusia ialah Imago Dei, dengan
martabat yang sama dan Allah memberikan kuasa kepada mereka untuk menguasai,
memelihara, serta mengelola dunia. Dan manusia adalah mitra kerja Allah di dalam
kerajaanNya (1 Kor 3:9). Dalam pasal ini dengan jelas dikatakan bahwa HKBP menolak
mengatakan manusia seperti budak, mesin atau hewan karena pekerjaan ataupun harta
miliknya. Manusia diciptakan Allah sebagai rekan/mitra kerjaNya di dalam kerajaan Allah
ditengah-tengah dunia ini. Sebab itulah setiap orang berhak (orang-orang miskin, tertawan,
tertindas) memperoleh kebebasan. Kemudian didalam pasal 4 juga tentang Masyarakat, juga
dikatakan bahwa seluruh manusia ialah satu kesatuan dihadapan Allah. Baiklah semua orang
kristen hidup di dalam kasih dan saling membantu satu sama lain. Hak asasi laki-laki dan
perempuan sama serta ada kesetaraan dalam dunia kerja. Juga ditekankan pentingnya
melayani orang miskin, orang sakit, terbelakang dan korban ketidak pastian hukum adalah
tanggung jawab iman kita. Dalam pasal 12 juga dikatakan bahwa HKBP menolak pekerjaan-
pekerjaan yang menyalahgunakan wewenang, mencari keuntungan yang tidak wajar, dsb. 16
 Ruhut Parmahanion Paminsangon
Dalam dokumen ini juga dibahas mengenai teologi pembebasan dan kapitalisme. Bahwa
RPP akan diberikan kepada orang-orang yang berTuhan kan Harta (uang), seperti
mammonisme, materialisme, konsumerisme, kapitalisme). Hal ini merupakan tindakan yang
melanggar titah pertama. Dalam tindakan yang melanggar Titah Kesepuluh ada juga

16
HKBP, Panindangion Haporseaon, Pengakuan Iman HKBP, The Confession Of Faith Of The HKBP
Tahun 1951 & Tahun 1996, hlm 128-130, 142

14
dituliskan isi yang melarang untuk mengambil hak orang miskin. 17
Dari dokumen ini bisa
dilihat pemahaman HKBP yang menolak adanya kapitalisme dan menganggap kapitalisme
ialah tindakan menduakan Tuhan, dalam artian menTuhankan Harta (uang).
a. Pandangan Jemaat di tempat saudara tentang Teologi Pembebasan dan
Kapitalisme.
HKBP Adiankoting Julu terdiri dari kurang lebih 233 KK, dan tentunya dengan latar
belakang yang berbeda. Mengenai istilah Teologi Pembebasan dan Kapitalisme, bisa
dikatakan jemaat gereja ini belum sepenuhnya tahu. Dalam artian, mereka memahami
perluhnya dasar kasih agar ada timbul damai dan keadialan, serta menghilangkan perbedaan
kelas sosial. Tetapi untuk istilah kata itu sendiri yaitu Teologi Pembebasan dan Kapitalisme
merupakan istilah yang cukup asing dalam pemahaman jemaat. Melalui pengamatan penulis,
secara tidak langsung dunia kapitalisme sudah ada di dalam kehidupan jemaat di HKBP
Adiankoting Julu, dimana orang-orang tertentu yang memegang kendali perekonomian.
Beberapa hal yang secara tidak langsung merupakan pandangan jemaat terhadap Teologi
Pembebasan dan Kapitalisme diantaranya:
1. Adanya diskriminasi kepada kaum miskin, misalkan di dalam adat/pesta yang
diadakan di gedung milik gereja, selalu terlihat pendiskriminasian kepada kaum
miskin.
2. Tidak ada lagi perbudakan, atau mengambil seseorang sebagai budak.
3. Meski ada diskriminasi dalam beberapa hal, tetapi pandangan jemaat untuk saling
membantu bagi yang kesusahan juga masih sangat kental.
4. Pemahaman mengenai semua sama di dalam Kristus juga ada dalam diri jemaat,
bahwa hak semua orang sama.
5. Meski demikian masih adalah pemikiran keras dalam diri jemaat disini yaitu,
bahwa kemiskinan adalah karena perbuatan diri mereka sendiri. Yang malas, tidak
berusaha ataupun berupaya, dan hanya mengharapkan bantuan dari orang lain.
Serta terkadang dari sinilah timbul memandang rendah mereka dan membuat
diskriminasi
6. Perekonomian juga dipimpin oleh orang-orang tertentu, dan secara otomatis,
orang-orang yang tidak mampu bersaing menjadi pekerja dari orang-orang yang
memimpin dan bergantung kepada mereka. Dalam arti lain, inilah kapitalisme.
7. Disisi lain dalam masa Pandemi Covid 19 ini semangat kapitalis untuk
memperoleh uang dan harta lebih banyak.
17
HKBP, Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon (RPP) HKBP, hlm 34, 39

15
Jemaat gereja HKBP Adiankoting pada dasarnya memang memiliki pemahaman
mengenai kehidupan yang adil dan damai. Tetapi tidak semua hal itu direalisasikan didalam
kehidupan masing-masing. Keinginan dan hasrat duniawinya sebagai manusia mendorongnya
untuk melakukan hal tersebut, yakni menganggap diri sebagai yang terutama karena apa yang
kita miliki. Dan secara tidak langsung timbul niat untuk merendahkan orang lain.

b. Pandangan Teologi saya terhadap Teologi Pembebasan dan Kapitalisme.


Teologi Pembebasan dan Kapitalisme hadir sebagai jalan untuk memberikan kekuatan
dan pengharapan bagi kaum miskin, tertindas, dikecilkan, tertawan, dll. Untuk sampai kepada
teologi ini maka amat penting untuk mengetahui dasar yaitu, kesegambaran ciptaan dengan
Penciptanya. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Dalam kisah-kisah
dalam PL pun ditunjukkan keberpihakan Allah kepada kaum-kaum yang tertindas, kaum
yang didalam penderitaan. Dalam PB kemudian Yesus datang sebagai pembebas kaum-kaum
miskin dan tertindas. Yesus dalam PB digambarkan sangat memperhatikan orang-orang
miskin, orang yang kelaparan, orang-orang yang menderita. Dengan teologi pembebasan
inilah muncul sebuah harapan. Penderitaan secara historis dengan umat-Nya bukan hanya
menyentuh penderitaan manusia. Penderitaan Yesus dilakukan Yesus untuk manusia dan
membuka jalan pengharapan bagi manusia, sekaligus membuka pengharapan bagi seluruh
ciptaan di dalam Kristus, Anak Allah yang menjadi manusia. Ketika Allah turut menderita
dengan manusia di dalam Kristus, Allah memberikan kebebasan bagi manusia melalui
kebangkitan Kristus, kebebasan dari penderitaan dan masuk ke dalam kehidupan
berpengharapan di dalam iman kepada Allah melalui Kristus Yesus.
Berbicara mengenai Teologi Pembebasan dan Kapitalisme, maka tidak bisa lepas dari
hukum kasih, perintah dan keteladan terhadap Yesus Kristus. Iman, Kasih dan Pengharapan
adalah yang paling penting. Ketika kasih menjadi landasan hidup, bentuk diskriminasi akan
perlahan hilang. Meneladani sifat-sifat Kristus yakni adil, maka akan jauh dari kita yang
dinamakan pembagian kelas sosial. Yesus hadir bukan hanya untuk orang-orang kaya saja
melainkan untuk semua orang (universal), keuniversalan Yesus adalah keuniversalan yang
berpihak kepada orang-orang yang tertindas, yang kelaparan karena kemiskinan.
Berbicara mengenai kapitalisme juga tidak didukung oleh teologi kita, sistem kapitalisme
memang memiliki dampak positif bagi sisi perekonomian negara (tidak untuk keseluruhan
rakyat), tetapi meski demikian sistem ini akan membuat seseorang berkuasa atas orang lain.
Akan ada rasa egoisme yang tinggi dan sulit untuk menghargai satu sama lain sebagai bagian
dari Imago Dei. Dalam sistem ini kaum tertentu adalah yang mendominasi, padahal di dalam

16
ajaran kita menolak paham denominasi ini karena merupakan bentuk pengangkangan kepada
keilahian Allah itu sendiri. Weber mengatakan bahwa sebuah kekuasaan dapat menjadi baik
jika hanya digunakan untuk memuliakan Tuhan. 18
V. Kesimpulan
Teologi pembebasan muncul lebih dulu di Amerika lalu kemudian ke Asia. Ditengah-
tengah dunia yang modern ini ternyata kemiskinan masih banyak dirasakan oleh berbagai
negara terkhusus di dalam negara dunia ketiga. Ditengah kelimpahan dan kekayaan yang
diciptakan manusia, masih ada orang-orang yang terbelenggu penderitaan di dalam
kemiskinan. Penderitaan lain yang mereka alami ialah adanya diskriminasi sosial, termasuk
perbedaan kelas sosial. Perkembangan kapitalisme menjadi permasalahan yang cukup serius.
Perekonomian dikuasai oleh orang-orang tertentu. Hal-hal inilah yang menjadi alasan kuat
bagi para teolog Kristen untuk teologi yang menjadi power dan pengharapan bagi orang-
orang yang terdikriminasi, terkecilkan, tertindas, yang dianggap tidak memiliki hak di dunia
ini. Teologi pembebasan hadir untuk membela hak-hak mereka yang menginginkan
kesetaraan dan pembebasan.
Di dalam HKBP sendiri, menolak kapitalisme dan juga menggaungkan semua orang
setara di hadapan Yesus. Dan memiliki hak yang sama. Dampak dari kapitalisme itu sendiri
sudah mulai memasuki ranah Pelayanan Gereja. Disinilah gereja perlu mengambil tindakan
dengan merumuskan pemikiran teologi yang dapat melawan dan menghadapi kapitalisme.
Terlebih disituasi dan konteks saat ini, dimana haus akan harta menjadi sifat alami manusia
itu sendiri. Teologi pembebasan dan kapitalisme adalah ilmu teologi yang sangat perlu untuk
digaungkan di dalam gereja, masyarakat dan dunia.

Kepustakaan :

1. Abineno, J.L. Ch. 2015. Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen. Jakarta, PT. BPK
Gunung Mulia,

18
Dr. Rospita Siahaan, dkk..., hlm 156

17
2. Althaus, Paul, 1966, The Theology Of Martin Luther, (Fortress Pres Philadelphia,
USA)
3. Berkhof, Louis. 1996. Systematic Theology. Publisher by William B Eerdmans
Publishing Co
4. Doherty, Sean. 2014 . Theology and Economic Ethics Martin Luther and and
Arthur Rich in Dialogue. United Kingdom : Oxford University Press
5. F.Bauer, W. Danker. 2000. A Greek English Lexicon of the New Testament and
Other Early Christian Literature, third ed. Chicago: University of Chicago Press.
6. Grenz, Stanley J. and Roger E. Olson. 1992. 20th Century Theology: God & The
World in a Transitional Age. Downers Grove: InterVarsity
7. Marshall, Peter, 2016, 1517 Martin Luther and The Invention of The Reformation.
Oxford University Press, United Kingdom.
8. Siahaan, Rospita; Sitanggang, Pintor M; Saler, Robert C (ed), 2021, Prosiding Pusat
Studi STT HKBP Biblika dan Kontekstual Webinar International, Planting and
Grounding The Word in The Context, (Bandung: Penerbit Widina).
9. Sitanggang, Pintor M, 2021, Sola Gratia; Rekonsiliasi Sang Rekonsiliator
(Bandung: Penerbit Widina)
10. Dokumen Gereja HKBP:
- Konfessie HKBP, Panindangion Haporseaon, Pengakuan Iman HKBP Tahun 1951 &
Tahun 1996.
- Agenda HKBP
- Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon (RPP) HKBP

18

Anda mungkin juga menyukai