Anda di halaman 1dari 4

Kajian Teologis tentang Penolong dalam Yohanes 14:16

Dede Kurniawan
Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia
dariusdedekurniawan@gmail.com

Abstrak
Penulisan artikel ini untuk memberikan pengertian mengenai makna kata yang sesungguhnya
tentang “penolong yang lain” menurut Yohanes 14:16 bagi orang percaya. Penolong yang
dimaksud itu adalah Roh Kudus yang merupakan pribadi yang ilahi. Yesus menyebut Roh
Kudus sebagai ἄλλον Παράκλητον (allon Parakleton) yang berarti “Penolong yang lain”, ini
menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai jenis atau kualitas yang sama dengan Yesus.
Roh Kudus layak untuk disembah karena Dia merupakan pribadi Allah yang Esa dalam
Trinitas. Melalui Roh Kudus Allah benar-benar menjadi “Imanuel”, yang berarti Allah
menyertai kita.
Kata-kata kunci: Roh, parakletos, penolong

PENDAHULUAN
Ditinggalkan oleh seseorang yang begitu dicintai tentu saja adalah hal yang sulit. Situasi
demikian pernah dihadapi oleh para murid Yesus setelah tiga tahun mereka bersama-sama
dengan-Nya. Yesus akan mati di kayu salib, dikuburkan, dan bangkit untuk kemudian naik ke
surga untuk menyediakan tempat bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya (Yoh. 14:2).
Kepergian Yesus tentu menjadi suatu pukulan bagi para murid yang begitu dikasihi-Nya.
Suatu kenyataan pahit ditinggalkan, terlebih oleh seorang yang berperan dalam hidup kita atau
orang yang begitu mengasihi kita, sanggup memudarkan semangat hidup manusia.
Kehilangan kasih, motivasi, dan bimbingan dari orang tersebut. Terlebih para murid Yesus ini
tidak sekedar ditinggalkan oleh guru yang adalah seorang manusia, lebih dari itu para murid
ditinggalkan oleh Tuhan sendiri. Sesuai dengan konteks ayat-ayat sebelumnya (Yoh. 14:1-
14), Yesus sedang berbicara mengenai kedekatan Dia dengan Allah Bapa di sorga.
Yesus memahami kelemahan manusia yang tidak dapat mengandalkan kekuatanya sendiri
terlebih ketika melewati masa-masa sulit hanya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri.
Pesan Yesus dalam Yohanes 14:16 (janji akan penolong yang lain) tidak hanya ditujukan
untuk menghibur hati para muridnya saat itu tetapi merupakan suatu pernyataan yang sangat
menguatkan hati orang-orang yang percaya kepada-Nya selama-lamanya.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah analisis isi Alkitab dan makna
kata singifikan. Analisis isi Alkitab atau yang lebih dikenal dengan konteks adalah situasi-
situasi di balik teks sementara analisis makna kata adalah maksud yang terkandung dalam
sebuah kata dan maksud tersebut didasarkan pada sejarah pada saat kata itu digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penolong yang Lain adalah Roh Kudus
Pada saat seseorang berada dalam persoalan hidup, sering kali dibutuhkan atau diharapkan
adanya Penolong untuk dapat mengatasi persoalan tersebut. Penolong yang dibutuhkan ini
adalah penolong yang benar-benar dapat mengatasi persoalan, tanpa pamrih. Jika dilihat dari
kata ‘penolong’, maka terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu dan lainnya yaitu antara
objek dan subjek. Orang yang akan ditolong merupakan objek, sedangkan subjeknya adalah
sang penolong itu sendiri. Penolong yang dimaksudkan oleh Yesus adalah sosok pribadi.
Yesus dalam Yohanes 14:16 mengatakan: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-
lamanya.” Frasa ‘penolong yang lain’ yang digunakan oleh Yesus dalam Yohanes 14:16
adalah ἄλλον Παράκλητον (allon Parakleton) sedangkan kata dasar Παράκλητον
(Parakleton) adalah παράκλητος (Parakletos). Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dalam
Terjemahan Baru mengartikan kata Παράκλητον (Parakleton) dalam Yohanes 14:16 sebagai
penolong, seangkan daam ayat 26 diartikan sebagai penghibur. Di konteks berbeda dalam
1Yohanes 2:1 kata Παράκλητον (Parakleton) diartikan sebagai pengantara.
Jika mengacu pada Yohanes 14:16 saja maka maksud dari frasa ‘penolong yang lain’
belum jelas oknum pribadi atau subjek yang dimaksudkan. Yesus sendiri kemudian
menyatakan dalam ayat selanjutnya (Yoh. 14:17) yaitu disebut dengan Roh Kebenaran,
dengan demikian jelas mengenai penolong yang lain itu adalah merupakan pribadi Roh.
Selanjutnya Yesus dalam Yohanes 14:26 bahkan menyatakan secara pasti bahwa penolong
yang dimaksud oleh-Nya adalah Roh Kudus.
“Penolong yang lain” dianugerahkan Bapa kepada murid-murid dan orang percaya. Roh
Kudus akan membela dan membenarkan murid-murid dan orang percaya yang tetap
mengasihi Yesus. Roh Kudus bahkan memberi murid-murid dan orang percaya damai
sejahtera sehingga tidak ada lagi kekhawatiran dan ketakutan walaupun mengalami situasi dan
kondisi yang buruk sekalipun. Jaminan yang diberikan Yesus bahwa Roh Kudus akan
menyertai murid-murid dan orang percaya selama-lamanya serta tidak akan pernah
membiarkan mereka seorang diri seperti yatim piatu (Yoh. 14:16, 18).
Roh Kudus adalah Allah
Kata παράκλητος (Parakletos) tidak hanya ditujukan ketika Yesus memperkenalkan Roh
Kebenaran yang adalah Roh Kudus sebagai ‘penolong’. Sebutan Parakletos juga dikenakan
kepada Yesus dengan arti ‘pengantara’ dalam 1Yohanes 2:1 yang mengatakan: “Anak-
anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika
seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil.”
Secara khusus pengertian dari parakletos dapat disimpulkan sebagai pihak yang berbicara
dan bertindak atas nama seseorang yang berada dalam ancaman hukuman. Penggunaan kata
parakletos di luar Perjanjian Baru berhubungan dengan orang-orang yang melakukan kegiatan
hukum di pengadilan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pengadilan tentu saja terdapat
pembelaan atau dakwaan didasarkan pada bukti dan fakta.
Dalam frasa ἄλλον Παράκλητον (allon Parakleton) yang berarti ‘penolong yang lain’
penggunaan kata ἄλλον (allon) memiliki satu makna teologis mengenai pribadi Roh Kudus.
Dalam bahasa Yunani terdapat dua kata yang dapat digunakan untuk menunjukan sesuatu
‘yang lain’, yaitu ἄλλος (allos) yang merupakan kata dasar dari allon dan ἑτερος (heteros)
yang keduanya memiliki tujuan penggunaan yang berbeda. Kata ‘allos’ digunakan untuk
menunju pada yang lain dari jenis yang sama, sedangkan kata ‘heteros’ menunjuk pada yang
lain dari jenis yang berbeda.
Yesus dalam 1Yohanes 2:1 disebut sebagai Parakletos, sehingga ketika Yesus
memperkenalkan Roh Kudus kepada para murid-Nya dengan frasa ἄλλον Παράκλητον (allon
Parakleton) menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah Parakletos yang lain dari pada
Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus. Roh Kudus adalah Penolong
yang lain, bukan sebagai Penolong yang berbeda. Kata ‘yang lain’ yang menggunakan kata
allos menunjukkan seperti Aku sendiri yang akan mengambil tempatKu, dan melakukan
pekerjaanKu. Sehingga, jika Yesus adalah pribadi yang ilahi, maka Roh Kudus harus juga
merupakan pribadi yang ilahi. Pada saat Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai
“Penolong yang lain”, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai jenis atau kualitas
yang sama dengan Yesus.

Implikasi bagi Orang Percaya


Setelah Yesus dimuliakan maka pekerjaan-Nya dilanjutkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus
merupakan pribadi Allah sebagai Parakletos adalah Penasihat, Pembela, dan Penghibur yang
ilahi dan berdiam dalam diri orang percaya. Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran mengajarkan
tentang kebenaran yang dikehendaki-Nya, juga menginsafkan orang percaya atas kesalahan
dan dosa yang tidak disadari oleh roh.
Roh Kudus itu hadir bukan saja ketika orang percaya berada pada suatu masalah, namun
Roh Kudus itu sudah ada dan akan lebih berdampak lewat persekutuan secara pribadi yaitu
melalui doa dan meminta kepada Bapa melalui Anak. Ketika manusia diperhadapkan pada
suatu masalah, apapun itu bentuk dan ukurannya, maka ketika percaya kepada Kristus, di saat
itu Roh Kudus hadir untuk menolong dan memberi jalan keluar penyelesaiannya.
Roh Kudus adalah Allah dan salah satu pribadi dari Trinitas. Roh Kudus setara dengan
Allah Bapa dan Yesus Kristus. Melalui Roh Kudus, Allah Tritunggal menghampiri orang-
orang percaya begitu dekat bahkan sampai masuk ke dalam masing-masing pribadi orang
percaya. Dalam Roh Kudus, Allah benar-benar menjadi “Imanuel” yaitu “Allah menyertai
kita”. Frasa εἰς τὸν αἰ ῶνα ( eis ton aiōna) yang secara literal berarti “ke dalam kekekalan” dan
dapat dimaknai “sampai selama-lamanya”. Berdiamnya Roh Kudus secara permanen adalah
pemenuhan janji Allah untuk selalu beserta umat-Nya dan tidak pernah meninggalkan umat-
Nya.

KESIMPULAN
Roh Kudus merupakan ‘penolong yang lain’ yang dijanjikan oleh Yesus untuk turun,
tinggal dan menetap dalam diri orang percaya setelah Yesus terangkat ke surga. Roh Kudus
adalah pribadi Allah yang berbeda dengan Yesus namun mempunyai jenis atau kualitas yang
sama dengan Yesus dalam sifat keialhian-Nya. Karena hal tersebut, sehingga harus diberi
kehormatan dan ketaatan yang sama yang kita berikan kepada Bapa dan Anak, sehingga Roh
Kudus layak untuk disembah.

DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Hakh, Samuel. Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar, Dan PokokPokok Teologisnya.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019.
Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 1: Allah, Manusia, Kristus. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001.
Ladd, George E., Teologi Perjanjian Baru Jilid 1. Bandung: Kalam Hidup, 1999.
Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1996.

Anda mungkin juga menyukai