Anda di halaman 1dari 53

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346606460

MAKALAH DESAIN PENELITIAN MIXED METHOD (METODOLOGI PENELITIAN)

Preprint · December 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.12586.03524

CITATIONS READS
0 6,106

1 author:

Nur Rohmatul Aini


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
54 PUBLICATIONS   23 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

LEMBAR VALIDASI View project

Mathematics Research View project

All content following this page was uploaded by Nur Rohmatul Aini on 03 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DESAIN PENELITIAN MIXED METHOD
(METODOLOGI PENELITIAN)

(Makalah)

Disusun Oleh:

Anadia Rosaria 2023025002


Dini Andriani 2023026004
Ema Juwita 2023026003
Fatoni Latif 2023025001
Mida Ayu Restanti 2023026001
Muizzudin Rifki Alhanif 2023025004
Nur Rohmatul Aini 2023025005
Veny Endar Hadi 2023025007
Yolanda Eka Putri 2023025009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Desain Penelitian Mixed Method ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan jugakami berterima kasih pada Bapak Dr. Sunyono
selaku dosen matakuliah Metodologi Penelitian telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai tata cara menyusun penelitian
menggunakan Mixed Method. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat untuk masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yangkurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan masadepan.

Bandarlampung, Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Mixed Method ....................................................................... 4
B. Sejarah Penelitian Mixed Method ........................................................... 5
C. Konsep Penelitian Mixed Method ........................................................... 5
D. Tujuan Penelitian Mixed Method ............................................................ 6
E. Ciri-Ciri Penelitian Mixed Method .......................................................... 8
F. Perkembangan Penelitian Mixed Method ................................................ 10
G. Prinsip Penelitian Mixed Method ............................................................ 14
H. Perbandingan Penelitian Mixed Method, Kuantitatif, dan Kualitatif ........ 15
I. Model Penelitian Mixed Method ............................................................. 23
J. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Mixed Method .............................. 30
K. Langkah-Langkah Penelitian Mixed Method ........................................... 32
L. Strategi Penelitian Mixed Method ........................................................... 41
M. Strategi Pengambilan Sampel Penelitian Mixed Method.......................... 42
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 44
B. Saran ..................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 47

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan problematika social di masyarakat terlebih semakin kompleknya
problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan, tentu jika tidak ingin
problematika tersebut mengkristal dan menjadi ancaman bola salju (snow ball)
maka harus segera ada upaya untuk mengidentifikasi problem agar problematika
tersebut dapat lepas terurai satu persatu, selanjutnya diambilah upaya penentuan
formula startegi pemecahannya. Salah satu cara untuk mengurai problematika
yang berkembang di masyarakat dan dunia pendidikan yaitu penelitian. Penelitian
menjadi sangat penting dalam rangka mencari solusi dalam segala macam
persoalan.

Dalam sebuah riset diperlukan sebuah desain penelitian sehingga terciptalah


tujuan penelitian yaitu kontribusi positif yakni pemecahan permasalahan yang
dihadapi oleh obyek penelitian. Seiring berkembangnya desain penelitian
kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial humaniora, penelitian dengan
Mixeded method yakni menerapkan kombinasi dua metode kualitatif dan
kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah satunya disebabkan oleh
kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkembang, dan
Mixed method adalah salah satu wujud dari perkembangan ini yang
memanfaatkan kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus.
Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh pakar pendidikan begitu kompleks
sehingga menerapkan hanya satu metode saja tentu tidak memadai untuk
menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut
memengaruhi tim penelitian yang terdiri dari individu-individu yang memiliki
minat dan metode metodologis yang beragam. Pada akhirnya, ada begitu banyak

1
manfaat yang dapat diperoleh dari kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif
ini dibanding hanya menerapkan salah satu dari kedua metode tersebut secara
terpisah. Salah satu manfaatnya adalah memberikan pemahaman yang lebih luas
terhadap masalah-masalah penelitian.

Mixed method telah berkembang menjadi seperangkat prosedur yang dapat


digunakan peneliti dalam mendesain mixed method research mereka. Setiap
desain metode penelitian termasuk mixed method tidak terlepas dari kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, untuk dapat memberi pertimbangan dan keputusan
apakah mixed method lebih baik, tepatnya lebih cocok dalam penggunaan suatu
desain penelitian, terlebih dahulu perlu dipahami desain penelitian mixed method
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi fokus
pembahasan pada makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian Mixed Method ?
2. Bagaimana sejarah penelitian Mixed Method ?
3. Bagaimana konsep penelitian Mixed Method ?
4. Apa saja tujuan penelitian Mixed Method ?
5. Apa saja ciri-ciri penelitian Mixed Method ?
6. Apa saja jenis penelitian Mixed Method ?
7. Bagaimana prinsip penelitian Mixed Method ?
8. Apa saja perbedaan penelitian Mixed Method, Kuantitatif, dan Kualitatif
9. Bagaimana model penelitian Mixed Method ?
10. Apa saja kelebihan dan kelemahan penelitian Mixed Method ?
11. Bagaimana langkah-langkah penelitian Mixed Method ?
12. Bagaimana strategi penelitian Mixed Method ?
13. Bagaimana strategi pengambilan sampel penelitian Mixed Method ?

2
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian Mixed Method
2. Untuk mengetahui sejarah penelitian Mixed Method
3. Untuk mengetahui konsep penelitian Mixed Method
4. Untuk mengetahui tujuan penelitian Mixed Method
5. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian Mixed Method
6. Untuk mengetahui jenis penelitian Mixed Method
7. Untuk mengetahui prinsip penelitian Mixed Method
8. Untuk mengetahui perbedaan penelitian Mixed Method, Kuantitatif, dan
Kualitatif
9. Untuk mengetahui model penelitian Mixed Method
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian Mixed Method
11. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian Mixed Method
12. Untuk mengetahui strategi penelitian Mixed Method
13. Untuk mengetahui strategi pengambilan sampel penelitian Mixed Method

3
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Mixed Method


Penelitian mixed method merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua
pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Berikut ini pengertian penelitian mixed
method menurut para ahli
 Creswell, 2015, mixed method merupakan pendekatan penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan bentuk kualitatif dan kuantitatif
 Johnson dan Cristensen (dalam Sugiyono, 2013) mixed method atau metode
penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian
yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif (mencakup landasan filosofis, penggunaan
pendekatan dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian).
 Menurut Sugiyono, 2016 metode penelitian campuran merupakan metode
penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data
yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.

Sehingga dari berbagai definisi para ahli di atas dapat disimpulkan


bahwa penelitian mix method merupakan gabungan dari metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Pengkombinasian atau penggabungan antara metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif ini digunakan secara bersama-sama dalam
suatu penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable
dan objektif.

4
B. Sejarah Penelitian Mixed Method
Mengapa Lahir Mixed Method Research Premis dasar yang dijadikan alasan
mengapa lahir Mixed Method Research adalah : “Bahwa kombinasi antara
pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan menghasilkan pemahaman yang lebih
baik terhadap masalah penelitian dibandingkan bila hanya menggunakan salah
satu pendekatan saja”. Selain dari premis dasar tersebut Mixed Method Research
bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan
kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Alasan mengapa penelitian kuantitatif
memiliki kelemahan adalah lemah dalam pengendaliannya terhadap konteks atau
seting pada saat partisipan berbicara atau menyampaikan pendapat ketika
diwawancarai. Demikian juga suara partisipan tidak didengar langsung. Peneliti
yang menggunakan pendekatan kuantitatif bertahan sesuai latar belakang masalah
yang dirumuskan, dipengaruhi oleh bias pribadinya, dan interpretasi jarang
didiskusikan. Penelitian kualitatif sebenarnya sudah berusaha menutup kelemahan
penelitian kuantitatif. Namun demikian penelitian kualitatif juga masih punya
kelemahan, yaitu interpretasi personal dibuat/dirumuskan oleh peneliti sendiri dan
pada proses inilah bias terjadi. Sulit menggeneralisasikan temuan untuk
kelompok sasaran yang banyak karena jumlah partisipan yang dijadikan subyek
penelitian terbatas.

C. Konsep Penelitian Mixed Method


Seperti yang telah dbahas sebelumnya, penelitian metode campuran mening
integrasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam satu study. Dengan
demikian , intergrasi yang memuat komponen kualitatif dan kuantitatif bergabung
dan dapat terjadi pada setiap tahap proses penelitian. Ada beberapa alasan
menggunakan desain metode campuran ini dalam sebuah penelitian:
1. Ketika mempunyai data kuantitatif dan kualitatif, akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian ketimbang hanya dari
satu.

5
2. Desain yang baik untuk digunakan jika untuk membangun kekuatan data
kuantitatif dan kualitatif. Misalkan : Data kuantitatif, seperti skor pada
instrumen, menghasilkan angka tertentu yang dapat dianalisis secara statistik,
dapat memberikan hasil untuk menilai frekuensi dan besaran tren. Sedangkan
data kualitatif, seperti wawancara terbuka yang memberikan kata-kata aktual
dari orang-orang dalam penelitian, menawarkan banyak perspektif berbeda
tentang topik penelitian dan memberikan gambaran yang kompleks tentang
situasi tersebut. Ketika keduanya digabungkan (data kuantitatif dan kualitatif),
peneliti memiliki campuran yang sangat kuat.

3. Anda juga melakukan studi metode campuran ketika satu jenis penelitian
(kualitatif atau kuantitatif) tidak cukup untuk menjawab masalah penelitian
atau menjawab pertanyaan penelitian. Lebih banyak data diperlukan untuk
memperluas, menguraikan, atau menjelaskan studi tersebut.
Namun integrasi antara keduanya belum tentu memuat porsi yang sama/seimbang.
Misalkan saja suatu penelitian campuran dapat bersifat dominan kualitatif,
sementara komponen kuantitatif ditambahkan sebagai elemen pendukung untuk
memperkuat kesimpulan penelitian.

D. Tujuan Penelitian Mixed Method


Tujuan keseluruhan dari penelitian mixed method menggabungkan komponen
penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah untuk memperluas dan memperkuat
kesimpulan penelitian dan penggunaan metode ini berkontribusi dalam menjawab
pertanyaan penelitian seseorang. Sehingga pada akhirnya penelitian dengan
metode campuran memperoleh pengetahuan dan validasi yang tinggi. Desaign ini
sebagai produk yang memiliki kualitas yang memadai untuk mencapai beberapa
validitas, yang mengacu pada studi penelitian metode campuran yang memenuhi
kombinasi yang relevan atau serangkaian validitas kuantitatif, kualitatif, dan
metode campuran.

6
Mengingat tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan validasi , seorang
peneliti dapat memakai berbagai alasan atau tujuan untuk memperkuat studi
penelitian dan kesimpulannya. Berikut ini ini adalah dimensi desain pertama yang
perlu di pertimbangkan ketika merancang penelitian ; mengingat pertanyaan
penelitian yaitu apa tujuan dari studi metode campuran ?

Klasifikasi yang populer dari tujuan penelitian metode campuran pertama kali
diperkenalakan tahun 1989 oleh Greene, Caracelli, dan Graham (dalam
Schoonenboom dan Johnson, 2017) membedakan lima tujuan berikut untuk
pencampuran dalam campuran metode penelitian:
1. Triangulasi mencari konvergensi, pembuktian, korespondensi hasil dari
metode yang berbeda : Triangulasi metode yaitu penggunaan lebih dari satu
metode saat mempelajari pertanyaan penelitian yang sama untuk memeriksa
dimensi yang sama dari masalah penelitian. Triangulasi memungkinkan
peneliti untuk mencari konvergensi data yang dikumpulkan untuk
meningkatkan validitas temuan penelitian. Triangulasi akhirnya memperkuat
dan memperkaya kesimpulan penelitian, membuatnya lebih dapat diterima
oleh pendukung metode kualitatif dan kuantitatif.

2. Komplementaritas mencari elaborasi, peningkatan, ilustrasi, klarifikasi hasil


dari satu metode dengan hasil dari metode lainnya; saling melengkapi, yang
memungkinkan peneliti memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan
lengkap tentang masalah penelitian dan / atau memperjelas hasil penelitian
yang diberikan. Kombinasi data kuantitatif dan kualitatif memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian daripada jenis itu
sendiri. Misalnya, sebelum membuat kuesioner untuk mengumpulkan data
numerik, mewawancarai beberapa responden dapat memberikan banyak
informasi naratif, dan informasi naratif ini dapat memberikan wawasan
untuk membuat kuesioner menjadi lebih baik.

7
3. Pengembangan berusaha menggunakan hasil dari satu metode untuk
membantu mengembangkan atau menginformasikan metode lain, di mana
pembangunan secara luas ditafsirkan untuk memasukkan pengambilan
sampel dan implementasi, serta keputusan pengukuran.
4. Untuk menggunakan metode campuran adalah inisiasi. Terkadang, hasil
penelitian bertentangan dengan temuan penelitian sebelumnya sehingga
perlu dilakukan penelitian baru untuk mengklarifikasi kontradiksi tersebut.
5. Ekspansi berusaha untuk memperluas luas dan jangkauan penyelidikan
dengan menggunakan metode yang berbeda untuk komponen penyelidikan
yang berbeda. Penelitian ini diproyeksikan untuk memperluas luas dan
jangkauan penyelidikan. Integrasi data kuantitatif dan kualitatif memberikan
temuan yang lebih kaya dan lebih rinci, dan temuan semacam itu
memfasilitasi kegiatan penelitian di masa depan dan memungkinkan para
peneliti untuk terus menggunakan metode yang berbeda dan beragam dalam
mencari pertanyaan penelitian baru atau yang dimodifikasi.

E. Ciri-Ciri Karakteristik Penelitian Mixed Method


Penelitian mixed method memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain.
Berikut beberapa karakter dari penelitian mixed method menurut Creswell
(2012).

1. Memberikan dasar pemikiran untuk desain campuran


Pada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus
memberikan kerangka dan alasan yang jelas mengapa memilih desain
penelitian campuran (kuantitatif dan kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini
biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian dilakukan. Alasan untuk
melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara lebih
rinci melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data
sejumlah besar orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif
memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap beberapa individu.

8
2. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif
Data dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan
kualitatif. Metode pengumpulan data dikaitkan dengan angka atau data
numerik dan kata-kata atau teks dan data gambar. Metode atau teknik
pengambilan data seperti pada gambar 2.2 berikut.

3. Penentuan prioritas
Penentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed
method tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan.Prioritasnya
adalah bahwa dalam desain metode campuran, peneliti lebih menekankan
pada satu jenis data daripada jenis data lain dalam penelitian dan laporan
tertulis.Penekanan ini dapat dihasilkan dari pengalaman pribadi dengan
pengumpulan data, kebutuhan untuk memahami satu bentuk data sebelum
melanjutkan tahap berikutnya.

9
4. Pengurutan dalam pengumpulan data
Penggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi
memungkinkan adanya data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data.
Ada beberapa kemungkinan pengurutan dalam pengumpulan data pada
metode penelitian kombinasi, yaitu:
(1) data kuantitatif dan data kualitatif diambil secara bersamaan;
(2) data kuantitatif diambil terlebih dahulu sebelum data kualitatif;
(3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data kuantitatif.
5. Analisis data dengan desain
Metode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama
dalam menganalisa data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data
pada penelitian kombinasi harus disesuaikan dengan model penelitian
kombinasi yang dipilih.
6. Diagram prosedur
Metode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan
proses penggunaan kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan
penggunaan data, serta menunjukkan prioritas data yang digunakan dalam
penelitian.

F. Perkembangan Penelitian Mixed Method


Perkembangan metode penelitian campuran menurut Creswell (2012) diuraikan
dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menggabungkan (Mixing) Beberapa Data Kuantitatif
Sejak tahun 1930-an, peneliti bidang pendidikan dan sosial mengumpulkan
beberapa metode pengumpulan data. Pada tahun 1959, Campbell dan Fiske
memperkenalkan multimethod. Penelitian ini menggunakan beberapa metode
dalam satu penelitian. Mereka tidak memperkenalkan metode kombinasi,
sebaliknya mereka mengembangkan sifat psikologis yang valid dengan
mengumpulkan berbagai bentuk data kuantitatif.

10
Untuk mengembangkan data seperti ini, mereka menyarankan peneliti untuk
mengumpulkan beberapa langkah dari beberapa ciri-ciri dan menilai setiap
langkah dengan dua metode. Ketika mereka mengkorelasikan skor yang
diperoleh dan meletakkan dalam suatu matriks, sebuah multimethod akan
meghasilkan multimatriks. Seorang penulis dapat menentukan apakah data
yang diperoleh dengan multimethod menghasilkan data yang saling
berkorelasi lebih tinggi satu sama lain dari pada data yang diperoleh
menggunakan metode terpisah. Hasil dari korelasi ini dapat memberikan
informasi tentang validitas data. Pada tingkat yang lebih luas, penggunaan
multimethod mendorong peneliti untuk mengumpulkan data lebih dari satu
jenis data, bahkan jika data hanya data kuantitatif untuk menilai skor tes dan
tes asosiasi kata. Sisi lain perkembangan pengumpulan data sampai sekarang
terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif.

2. Menyatukan (Combining) Data Kuantitatif dan Kualitatif


Pada tahun 1973, Sieber menyarakan kontribusi kasus dalam survei “gaya
baru dari penelitian” dan “integrasi” teknik penelitian dalam studi tunggal.
Beberapa tahun kemudian, Jick (1979) menggunakan kombinasi metode
survei, wawancara semi terstuktur, observasi dan bahan-bahan arsip untuk
memberikan sebuah gambar karya dan komprehensif dari kecemasan dan
ketidakpuasan kerja organisasi. Jick (1979) melakukan studi, dimana dalam
artikelnya menggunakan embedded data. Embedded adalah suatu istilah yang
diambil dari ilmu militer angkatan laut, yang merupakan suatu proses dimana
pelaut menggunakan beberapa referensi yang menunjukkan posisi yang tepat
objek di laut. Hal itu berarti bahwa peneliti dapat meningkatkan penyelidikan
mereka dengan mengumpulkan dan menyatukan (atau mengintegrasikan)
berbagai jenis data yang terkait dengan fenomena yang sama (Creswell,
2012).

11
3. Pandangan Dunia tentang Integrasi berbagai Pertanyaan dan Metode
Masalah muncul apakah penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat
dikoombinasikan karena masing-masing pendekatan memiliki asumsi filosofis
yang berbeda. Persoalannya, apakah seorang peneliti yang menggunakan
metode tertentu juga memerlukan kompatibilitas antara pandangan dunia dan
metode. Pandangan dunia adalah asumsi filosofis yang luas yang digunakan
para peneliti dalam melakukan penelitian. Pandangan dunia memiliki filosofi
yang luas dimana peneliti menggunakan asumsi ketika mereka melakukan
studi, meski beberapa peneliti tidak mengenalinya mereka membuat asumsi
tentang pengetahuan dan bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh.

4. Pengembangan Prosedur Penelitian Campuran


Faktor lain yang menenangkan perdebatan adalah meningkatnya minat dalam
aspek prosedural melakukan penelitian metode campuran. Penulis
mengeksplorasi “tujuan” penelitian metode campuran, mengidentifikasi
desain alternatif untuk digunakan, dan menetapkan sistem notasi dan model
visual untuk desain ini. Ide triangulasi sudah memperkenalkan satu tujuan
untuk metode penelitian campuran, mengintegrasikan beberapa basis data
untuk memahami fenomena dan masalah penelitia. Peneliti dapat
mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dalam dua fase
sehingga data dari satu sumber dapat meningkatkan, menguraikan, atau
melengkapi data dari sumber lain. Dalam desain yang lebih rumit,
pengumpulan data dapat diperpanjang dari dua hingga tiga fase atau
dikumpulkan dari berbagai tingkatan dalam suatu organisasi, seperti distrik,
sekolah, guru, dan siswa (Creswell, 2012).

Inti pemikiran ini tentang model atau desain yang berbeda adalah visualisasi
prosedur dan penggunaan sistem notasi yang dirancang oleh Morse (1991).
Sistem ini, ditunjukkan pada gambar 2.1, adalah cara untuk menggambarkan
prosedur dalam desain metode campuran. Label singkatan untuk kuantitatif

12
(quan) dan kualitatif (qual). Gambar 2.1 juga menggambarkan dua desain
sampel, seperti ditunjukkan dalam Studi #1, peneliti menempatkan penekanan
pada data kuantitatif dan kualitatif dan mengintegrasikan atau
menggabungkan data dalam penelitian. Dalam Studi # 2, penyidik
menekankan data kuantitatif pada fase pertama penelitian, diikuti oleh
penekanan kecil pada data kualitatif pada fase kedua penelitian. Kemudian di
bab ini kita mempertimbangkan nama untuk desain ini dan mengeksplorasi
beberapa variasi dari mereka.

5. Advokasi untuk Desain Berbeda


Adanya prosedur yang muncul, sistem notasi, dan desain khusus, diskusi telah
berubah untuk melihat penelitian metode campuran sebagai desain yang
terpisah dan berbeda. Untuk eksperimen, survei, grounded theory, dan
lainnya, telah ditambahkan metode penelitian campuran ke dalam desain ini
yang berbeda. Selain itu, penyempurnaan berlanjut dalam proses analisis data
dalam penelitian metode campuran, penggunaan program komputer untuk
menggabungkan program statistik kuantitatif dengan program analisis teks
(Bazeley, 2010), dan identifikasi serta diskusi dari berbagai metode penelitian
campuran yang dilaporkan dalam literatur ilmiah (Creswell, 2012).

13
6. Periode Reflektif
Dalam 5 sampai 7 tahun terakhir, metode campuran telah memasuki periode
sejarah baru dalam evolusi. Periode ini ditandai dengan dua tema besar yaitu
penilaian saat ini atau pemetaan lapangan dan munculnya kritik konstruktif
yang menantang. Pemetaan lapangan terdiri dari membangun prioritas untuk
penelitian dalam metode campuran (Tashakkori & Teddlie, 2003)
mengidentifikasi domain penyelidikan (Greene, 2007) dan topik meringkas
sedang ditangani sehingga dapat menambah diskusi yang sedang berlangsung
(Creswell, 2012).

G. Prinsip-Prinsip Mixed Method


Menurut Morse (2010) dalam Miftah (2017), mengemukakan prinsip-prinsip
dalam penelitian Mixed Method. Pertama, mengenali arah teoretis proyek
penelitian. Semua proyek penelitian memiliki tujuan akhir berupa penemuan
ataupun pengujian. Cara utama yang ditempuh peneliti dalam mengkaji secara
tuntas tema penelitian di sebut dengan arah teoretis. Arah teoretis tersebut dapat
berciri induktif atau deduktif. Arah teoretis induktif adalah ketika peneliti
bertujuan untuk menemukan jawaban, seluruh arah induktif tidak berubahah
meskipun terdapat bagian-bagian kecil dalam penelitian yang berusaha untuk
melakukan konfirmatoris seperti dalam arah deduktif. Arah teoretis deduktif
adalah ketika peneliti bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis, untuk
menjawab seberapa besar, untuk menentukan hubungan dan tujuan sejenis
lainnya. Meskipun arah utama teoretisnya adalah berciri deduktif, seorang peneliti
dapat memasukkan arah induktif untuk mendapat pemahaman yang lebih
komprehensif. Misalnya, bertalian dengan budaya hidup masyarakat, kebiasaan
masyarakat dalam beraktivitas fisik, dan konstruk-konstruk lain yang relevan.

14
Kedua, dalam rancangan mixed methods kita akan menemui istilah dominan
(dominant) seperti yang digunakan (2010) serta Tashakkori & Teddlie (2010)
atau prioritas (priority) dari Morgan (1998) yang menunjukkan tentang kadar atau
bobot dalam desain penelitian. Kesadaran akan bobot tersebut menjadi penting
agar proyek penelitian dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan
kerancuan dalam praktiknya. Morse (2010), Creswell (2010; 2012), dan Creswell
at al (2010) memberikan notasi huruf besar dan kecil untuk menunjukkan metode
mana yang lebih dominan atau yang memiliki bobot (weighting) lebih tinggi.
Ketika peneliti menggunakan metode kualitatif lebih dominan sedangkan
kuantitatif sebagai suplementer maka peneliti dapat memberikan notasi kual +
kuan atau sebaliknya, ketika metode kuantitatif lebih dominan dibanding dengan
kualitatif maka kita dapat memberikan notasi kuan + kual.

H. Perbandingan Penelitian Mixed Method, Kuantitatif, dan Kualitatif


1. Penelitian Mixed Method
Menurut Creswell (2008) ada enam karakteristik utama dari metode penelitian
kombinasi, yaitu:
a. Dasar/Alasan Desain Penelitian
Dasar ini merupakan suatu pendekatan penelitian yang memiliki dasar
filosofis tersendiri dari penelitian kuantatif ataupun kualitatif. Setidaknya
ada tiga alasan mendasar dari penelitian kombinasi. Pertama, digunakan
untuk menguji hasil dari penelitian pada tahap awal saat akan meneruskan
ke tahap berikutnya. Kedua, menjelaskan secara lebih rinci hasil penelitian
dan menggambarkannya secara utuh. Ketiga, memberikan pengertian yang
lebih utuh daripada penelitian kuantitatif ataupun kualitatif yang berdiri
sendiri-sendiri, Putra (2017).
b. Pengumpulan Data Kuantitatif dan Kualitatif
Pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dalam rangka untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Prioritas pengumpulan data ini dapat
digolongkan menjadi dua model :

15
1) Eksplanatif yaitu peneliti memprioritaskan pada pengumpulan data
secara kuantitatif terlebih dahulu, baru kemudian data kualitatif .
2) Eksploratif yaitu peneliti menekankan pada data kualitatif daripada
kuantitatif, pengumpulan data kualitatif didahulukan, baru kemudian
data kuantitatif. Data kuantitatif berupa data numerik, semetara data
kualitatif berupa data teks.

c. Prioritas
Dalam prioritas ini, metode kualitatif maupun kuantitatif memiliki bobot
yang sama. Namun, dapat juga ditentukan salah satu lebih prioritas dan
memiliki bobot yang lebih besar dari yang lain.

d. Urutan
Urutan dalam penelitian mixed method dapat dibedakan menjadi tiga,
yakni:
1) Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan secara
bersamaan.
2) Data kuantitatif dikumpulkan terlebih dahulu, lalu diikuti oleh
pengumpulan data kualitatif.
3) Data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu, lalu diikuti oleh
pengumpulan data kuantitatif.

e. Analisis Data Sesuai Desain Penelitian


Persepsi paling umum dari metode Kombinasi adalah bahwa proses yang
terjadi merupakan suatu proses modular, di mana komponen kualitatif dan
kuantitatif dilaksanakan, baik secara bersamaan maupun berurutan.
Walaupun secara umum persepsi ini dapat dikatakan benar, persepsi ini
juga memberi kesan bahwa analisa data harus dilakukan secara terpisah
dan terpilah untuk setiap tahapan kuantitatif dan kualitatif, serta
pengkombinasian hanya dapat terjadi di tahap interpretasi akhir.

16
f. Diagram dari Prosedur Penelitian
Diagram dari prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Penggunaan sistem notasi
b) Mengidentifikasi prioritas
c) Mengidentifikasi urutan

Dalam Sugiyono (2013) ada beberap catatan yang perlu diperhatikan apabila
ingin menerapkan metode kombinasi yaitu sebagai berikut :
1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama tetapi
tujuan yang berbeda. Kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis
sedangkan kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis.
2. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan kualitatif
sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan
metode kuantitatif.
3. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda.
Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan
teknik pengumpulan data (bukan metodenya), seperti penggunaan
trianggulasi dalam penelitian kualitatif.
4. Dapat menggunakan metode tesebut secara bersamaan, asal keduanya
telah difahami degan jelas dan seseorang telah berpengalaman luas dalam
melakukan penelitian.
Aspek Karakteristik

Dasar teori Konfirmasi dan Eksplorasi

Hal yang paling umum


Beberapa Tujuan
dari tujuan penelitian
Fokus Beberapa fokus

Desain Beberapa Desain

Sifat Pengamatan Mempelajari perilaku lebih dari satu konteks

17
Teknik Pengumpulan
Beberapa teknik
data
Sampel Kombinasi Kualitatif dan Kuantitatif
Campuran angka dan data yang berdifat
Sifat Data
deskriptif
Analisis Data Kombinasi Kualitatif dan Kuantitatif

2. Penelitian Kualitatif
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam
Sugiyono (2013 :21) adalah sebagai berikut :
1. Qualitative Research had the natural setting as the direct source of data
and researcher is the key isntrumen ( Dilakukan pada kondisi yang
alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci)
2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of
words of pictures rether than number (Penelitian kualitatif lebih bersifat
deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar
sehingga tidak menekankan pada angka)
3. Qualitative research are concerned with process rather than simply with
outcomes or products (Penelitian kualitatif lebih menekankan pada
proses dari pada produk atau hasil)
4. Qualitative research tend to analyze their data inductively (Penelitian
kualitatif menganlisi data secara induktif)
5. “Meaning” is of essential to qualitative approach (Penelitian kualitatif
lebih menekankan makna.

18
Selanjutnya dalam Sugiyono (2013:23) dikemukakan karakteristik penelitian
kualitatif berdasarkan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Aspek Karakteristik Metode Kualitatif
A. Desain a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian
B. Tujuan a. Menentukan pola hubungan yang bersifat
interaktif
b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang kompleks
d. Memperoleh pemahaman data
C. Teknik a. Participant Observation
Pengumpulan b. In Depth Interview
data c. Dokumentasi
d. Triangulasi
D. Instrumen a. Peneliti sebagai Instrumen (human instrument)
Penelitian b. Buku catatan, tape – recorder, camera, handycam,
dan lain-lain
E. Data a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan
tindakan responden, dan lain-lain
F. Sampel/Sumber a. Kecil
Data b. Tidak representatif
c. Purposive, snowball
d. Berkembang selama proses penelitian
G. Analisis a. Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, tema dan teori

19
H. Hubungan a. Empati, akrab supaya diperoleh pemahaman yang
dengan mendalam
Responden b. Kedudukan sama, bahkan sebagai guru, konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat
ditemukan hipotesis.

I. Usulan Desain a. Singkat, umum bersifat sementara


b. Tidak dirumuskan hipotesis karena justru akan
menemukan hipotesis
c. Prosedur bersifat umum, seperti merencanakan
piknik.
d. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak
menjadi pegangan utama
e. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data
awal dari lapangan
J. Kapan penelitian Setelah tidak ada data yang dianggap baru / jenuh
dianggap selesai
?
K. Kepercayaan Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil
terhadap hasil penelitian
penelitian

Berikut ini beberapa alasan yang perlu diperhatikan sehingga kita harus
menggunakan metode kualitatif (Sugiyono, 2013 : 35)
1) Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin
masih gelap. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan
eksplorasi terhadap suatu objek. Ibarat orang akan mencari sumber
minyak atau tambang emas, dan lain – lain.

20
2) Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan
dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering
mempunyai makna tertentu. Data untuk mencari makna dari setiap
perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif melalui
teknik wawancara mendalam dan observasi serta dokumentasi.
3) Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi
sosial tersebut sehingga dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
4) Untuk mengembangkan teori melalui data yang diperoleh di lapangan
5) Untuk memastikan kebenaran data melalui teknik pengumpulan dengan
secara trianggulasi/gabungan maka kepastian data akan lebih terjamin.
6) Meneliti sejarah perkembangan, termasuk sejarah perkembangan
seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode
kualitatif.
3. Penelitian Kuantitatif
Sugiyono (2013:23) dikemukakan karakteristik penelitian kuantitatif
berdasarkan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Aspek Karakteristik Metode Kuantitatif
a. Desain a. Spesifik, jelas dan terinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah
a. Menunjukkan hubungan antar variabel
b. Menguji teori
b. Tujuan
c. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif
c. Teknik a. Kuesioner
Pengumpulan data b. Observasi dan wawancara terstruktur

21
d. Instrumen a. Tes, angket, wawancara terstruktur
Penelitian b. Instrumen yang telah terstandar
e. Data a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen
f. Sampel/Sumber a. Besar
Data b. Representatif
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
e. Analisis a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik untuk menguji
hipotesis
d. Hubungan dengan a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak
Responden supaya objektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari
responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat
dbuktikan
e. Usulan Desain a. Luas dan rinci
b. Literatur yang berhubungan dengan masalah,
dan variabel yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah
langkahnya
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan
jelas.
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas

22
f. Ditulis secara rinci sebelum terjun ke
lapangan. Singkat, umum bersifat sementara
f. Kapan penelitian Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat
dianggap selesai ? diselesaikan
g. Kepercayaan Pengujian validitas dan reliabilitas isntrumen
terhadap hasil
penelitian

Penelitian kuantitatif dapat digunakan / diterapkan dengan


mempertimbangkan beberapa hal berikut :
1) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
2) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode ini cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas maka dapat
menggunakan sampel.
3) Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap
yang lain. Metode eksperimen paling cocok digunakan.
4) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
5) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena
empiris dan dapat diukur.
6) Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori atau produk tertentu.

I. Model Penelitian Mixed Method


Menurut Cresswell (2011), mengklasifikasi bahwa terdapat dua model utama
metode kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model
concurrent kombinasi campuran). model penelitian campuran kuantitatif dan
kualitatif dibagi menjadi enam model antara lain:

23
1) Convergent Paralel Design.
Metode kombinasi dengan desain parallel design atau yang biasa disebut
concurrent triangulation adalah metode penelitian yang menggabungkan
antara metode penelitian kualitatif dan kuanttitaif dengan cara mencampur
kedua metode tersebut secara seimbang (50% metode kuantitatif dan 50%
metode kualitatif) (Sugiyono, 2011). Rumusan masalah yang sejenis
dijawab dengan dua metode penelitian sekaligus, yaitu metode penlitian
kuantitatif dan kualitatif. Rumusan masalah kualitatif adalah pertanyaan
penelitian yang memerlukan jawaban dengan data kualitatif, dan rumusan
masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data
kuantitatif. Pada saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti
harus memperkuat diri menjadi human instrument agar bisa mengumpulkan,
dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif,
peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan
instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan
data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis secara
kualitatif. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistik.
Kedua kelompok data yang sudah dianalisis selanjutnya dianalisis lagi
dengan meta analisis (analisis data hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif)
untuk dapat dikelompokkan, dibedakan, dan dicari hubungan satu data denan
data yang lain sehingga didapatkan kedua data tersebut saling memperkuat,
memperlemah atau bertentangan. Desain penelitian campuran model
convergent parallel design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

24
Kelebihan dari model penelitian campuran ini adalah menggabungkan
keunggulan dari kedua data yang dicampurankan, yaitu data kuantitatif yang
dapatdigunakan untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat
digunakan untukmenjelaskan konteksnya. Model penelitian campuran ini
memungkinkan penelitiuntuk memperoleh informasi melalui metode terbaik
yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Kelemahan dari model penelitian campuran ini adalah
terletak pada pengcampuranan dua bentuk data yang berbeda serta
bagaimana menilai hasil penelitian yang menyimpang.

2) The Explanatory Sequantial Design.


Model penelitian campuran explanatory sequential design diawali dengan
pengumpulan data kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan
data kualitatif untuk membantu menjelaskan dan menguraikan hasil yang
diperoleh oleh data kuantitatif, sehingga hasil penelitian model penelitian ini
bersifat explanatory atau menjelaskan suatu gambaran umum (generalisasi).
Hal yang mendasari model penelitian ini adalah bahwa data kuantitatif
yangdiperoleh pada tahap pertama dapat memberikan gambaran umum
(generalisasi) tentang masalah penelitian, untuk analisis lebih lanjut maka
diperlukan data kualitatif untuk menjelaskan gambaran umum tersebut
(Creswell, 2011). Desain penelitian campuran model explanatory sequential
design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

25
Gambar 2.4 Model The Explanatory Sequantial Design (Creswell, 2011)

Metode penelitian campuran model explanatory sequential design memiliki


kelebihan yaitu data kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan
sangat jelas,sehingga memudakan bhagi pembaca dan peneliti lain yang
berencana untukmendesign penelitian dengan menggunakan model ini.
Model penelitian campuran inimemerlukan keahlian peneliti dalam
menentukan aspek apa pada data kuantitatif yang perlu ditindaklanjuti
dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk melakukan penelitian
diperlukan waktu yang cukup lama.

3) The Exploratory Sequantial Design.


Model penelitian campuran exploratory sequential design diawali dengan
pengumpulan data kualitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data
kuantitatif. Tujuan dari pengumpulan data kualitatif di tahap pertama adalah
untuk mengeksplorasi fenomena yang ada terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk menjelaskan
hubungan variable yang ditemukan dalam data kualitatif (Creswell, 2011).
Metode ini sama dengan metode sequential explanatory, hanya dibalik saja.
Bobot metode lebih pada tahap pertama yaitu kuantitatif. Kombinasi data
kedua metode bersifat connect (menyambung) hasil penelitian tahap pertama
(hasil penelitian kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil kuantitatif). Peneliti
menggunakan desain ini ketika ada instrumen, variabel, dan langkah-langkah
mungkin tidak diketahui atau tersedia untuk populasi yang diteliti.

26
Gambar 2.5 Model exploratory sequential design (Creswell, 2011).

Salah satu keuntungan dari model penelitian campuran ini adalah bahwa hal
itu memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi langkah-langkah
sebenarnya didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari peserta
penelitian. Peneliti dapat membuat gambaran awal mengenai masalah
penelitian melalui pendapat peserta (objek penelitian) tanpa melalui
pendekatan untuk menentukan variabel yang belum diketahui. Kelemahan
dari model ini adalah diperlukan waktu yang sangat lama terutama untuk
mengumpulkan data serta validasi instrumen baik data kualitatif maupun
kuantitatif dan penelitian ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang lebih
besar. (Sugiyono, 2018)

4) The Embedded Design.


Model penelitian campuran embedded design merupakan model penelitian
campuran yang mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersama-sama atau berurutan dimana salah satu bentuk data memainkan
peran pendukung bagi bentuk data yang lain (Creswell, 2011). Pada model
penelitian campuran ini tidak melihat bagaimana urutan pengumpulan
datanya, namun lebih menekankan pada dominasi bobot data (data utama
dan data pendukung). Pada model ini ada metode yang primer da nada yang
sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data yang utama,
dan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung
data yang diperoleh dari metode primer. (Sugiyono,2018). Data pendukung
biasanya memiliki proporsi yang kecil dalam penelitian campuran dengan
tujuan untuk menambah atau mendukung bentuk utama dari data.

27
Sebagai contoh selama penelitian korelasional (kuantitatif), peneliti dapat
mengumpulkan data kualitatif sekunder untuk membantu memahami alasan-
alasan untuk hasil korelasional. Desain penelitian campuran model
embedded design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

Kelebihan dari model penelitian ini adalah bahwa dapat menggunakan


kelebihan dari masing-masing bentuk data dalam proses analisis data.
Penelitian campuran ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data
kualitatif dengan desain penelitian yang lebih menekankan pada desain
kuantitatif, sehingga data kuantitatif (data utama) yang diperoleh lebih
mudah dianalisa dan diidentifikasi dengan dukungan data kualitatif.
Tantangan dalam menggunakan model penelitian ini antara lain terletak pada
kejelasan data pendukungnya, pengcampuranan atau penggabungan kedua
data yang berbeda, serta dimungkinkan terjadinya interferensi hasil
penelitian oleh data pendukung.

5) The Transfomative Design.


Model penelitian campuran transformative design merupakan model
penelitian campuran yang menggunakan salah satu dari keempat model
sebelumnya (convergent, explanatory, exploratory, embedded) yang didesain
menggunakan suatu kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2011).

28
Kerangka transformatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang
terjadi pada suatu populasi yang terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang
masih terlibat dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut Greene
dalam Creswell (2011), kekuatan dari model penelitian campuran ini adalah
berbasis pada nilai dan ideologinya. Metode penelitian ini lebih menarik,
karena peneliti dapat mengumpulkan dua macam data (kuantitatif dan
kualitatif atau sebaliknya) secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan
data. Dengan demikian data yang diperoleh menjadi lengkap dan lebih
akurat. Sebagai contoh penelitian kuantitatif pengukur berat badan
seseorang, dan sekaligus diamati prilaku masing-masing orang berdasarkan
berat badannya berat badannya dengan metode kualitatif. Mengamati
eksperimen sekaligius mengamati prilaku orang-orang yang sedang terlibat
dalam eksperimen. (Sugiyono, 2018)

Kerangka transformatif yang sering digunakan dalam mixed methods antara


lain mengenai feminisme, ras, etnis, disabilitas, gay, atau lesbian. Tantangan
dalam model penelitian campuran ini adalah mengintegrasikan kerangka
transformatif menjadi suatu penelitian campuran. Desain penelitian
campuran model transformative design dapat digambarkan melalui gambar
berikut.

6) The Multiphase Design.


Model penelitian campuran multiphase design merupakan model penelitian
campuran yang berdasar pada model convergent, explanatory, exploratory,
Dan embedded. Penelitian campuran dapat dikatakan sebagai multiphase

29
design jika peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian tahapan atau
penelitian secar terpisah yang memiliki satu program tujuan penelitian
(Creswell, 2011). Desain penelitian campuran model multiphase design
dapat digambarkan melalui gambar berikut.

Model penelitian campuran multiphase design memiliki memiliki kelebihan


yaitu dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui
beberapa program yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang
muncul dalam model penelitian campuran ini adalah kerja sama tim peneliti
dalam mengintegrasikan proyek atau program secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama serta lamanya waktu yang diperlukan selama
proses penelitian.

J. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Mixed Method


Jones (1997) menyatakan bahwa dengan menggunakan penelitian campuran ini.
Peneliti dapat menjelaskan lebih komprehensif serta mendalam tentang objek
yang dikaji. Selain itu, pertanyaan yang diajukan juga dapat dieksplor lebih luas
dan tajam lagi. Creswell (2010) ikut berpendapat bahwa penelitian campuran
dapat berguna ketika metode kuantitatif atau kualitatif secara sendiri-sendiri
kurang mumpuni untuk memahami permasalahan penelitian. Menurut Teddlie &
Tashakkori (2010) penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif memiliki
kelebihan antara lain:
1. sanggup menjawab pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh metodologi
yang lain,
2. memberikan proses pengambilan simpulan yang lebih baik atau akurat,
3. memberikan peluang untuk menyajikan beragam pandangan yang
komprehensif.

30
Putra (2017) juga menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh penelitian
campuran kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:
1. dimungkinkan mengajukan pertanyaan penelitian yang kompleks,
2. dapat memperoleh data yang lebih kaya dan komprehensif,
3. hasil penelitian akan memliki kredibilitas yang tinggi karena adanya
triangulasi. Triangulasi adalah untuk mencapai konvergensi dari hasil yang
diperoleh melalui kuantitatif dan pendekatan kualitatif, sehingga hasil ini
lebih dapat diandalkan.

Menurut Cresswell (2011) kelebihan penelitian campuran adalah sebagai berikut.


1. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam
meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk
menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis
alat pengumpul data tertentu saja.
2. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak
dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah
pendapat partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran
dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan
dijawab oleh mixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak hanya
terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas
hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif
menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).
3. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi,
yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi
humanistic.
4. Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan
atau paradigma.

31
5. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan
menggunakan metoda untuk meneliti masalah.

Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kalitatif juga memiliki


kelemhan. Menurut Morse (2010) dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat
menerapkan prosedur-prosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya
menjadi dipertanyakan dan menimbulkan ancaman serius terhadap validitas
penelitian karena asumsi-asumsi dasar dari kedua metode rawan dilanggar ketika
memadukan atau mengcampurankannya. Selain itu, kelemahan dari penelitian ini
 dibutuhkan pengetahuan prasayarat yang baik dan mendalam terkait dengan
metode kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu
penelitian,
 diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya, menghabiskan
banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.

K. Langkah-Langkah Penelitian Mixed Method


1. Langkah Penelitian Campuran Model Sequential Explanatori
Metode kombinasi sequential explanatory memiliki karakteristik dimana
tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan tahap kadua
menggunakan metode kualitatif (Taylor, Bogdan, & DeVault, 2015).
Sedemikian itu, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan
masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.
a. Metode Kuantitatif
Menurut (Tashakkori & Teddlie, 2003) langkah-langkah dalam metode
kuantitatif adalah menentukan masalah dan membuat rumusan masalah,
melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumpulkan, dan
menganalisis data serta menyusun kesimpulan untuk menguji hipotesis.
i. Menentukan Masalah dan Potensi
Penelitian kuantitatif berangkat dari masalah atau potensi yang sudah
jelas. Adapun pengertian masalah ialah penyimpangan dari apa yang

32
diharapkan dengan apa yang terjadi. Misalnya, penyimpangan antara
kebijakan dengan pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan
dan pelaksanaan di lapangan. Namun, suatu penelitian juga bisa
diangkat dari adanya potensi. Penelitian yang dimulai dari potensi
cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah
(Jones, 1997). Jika penelitian berangkat dari masalah, maka hasil
penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika
penelitian berangkat dari potensi, hasil penelitian berguna untuk
pengembangan atau peningkatan kemajuan. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai
tambah. Sebagai contoh, potensi sumber daya pertanian di Indonesia
yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.
ii. Landasan Teori dan Hipotesis
Setelah menentukan masalah, selanjutnya peneliti mencari dan
memilih teori yang relevan sehingga dapat digunakan untuk
memperjelas masalah, memberi definisi operasional, merumuskan
hipotesis dan mengembangkan instrumen (Hammarberg, Kirkman, &
De Lacey, 2016). Jumlah teori yang digunakan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
iii. Pengumpulan dan Analisis Data Kuantitatif
Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya
dibuktikan kebenarannya berdasarkan data (Obeng, 2016). Maka
sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya
beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada
variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu diuji
validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya
dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis
yang telah dirumuskan.

33
iv. Hasil Pengujian Hipotesis
Tahap ini merupakan langkah akhir dari metode kuantitatif. Data
kuantitatif yang telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi
singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif nilai setiap
variabel, setiap indikator, bahkan setiap butir instrumen. Dengan
demikian nilai setiap variabel, setiap indikator dan setiap butir
instrumen dapat diketahui.

b. Metode Kualitatif
Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti
atau tidak terbukti (R. K. Yin, 2017). Pada penelitian campuran model
sequential explanatory, penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif
dengan tujuan untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas,
memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada
tahap awal.
i. Penentuan Sumber Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap
awal, selanjutnya peneliti menentukan sumber data yang diharapkan agar
dapat memberi informasi untuk melengkapi data kuantitatif yang telah
diperoleh pada penelitian tahap I. Sesuai dengan metodenya, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui
purposive (narasumber yang paling tahu tentang informasi yang
dibutuhkan) dan bersifat snowball (jumlahnya berkembang semakin
banyak).
ii.Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif
Setelah sumber data ditetapkan, selanjutnya peneliti melakukan
pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah

34
selesai pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis kualitatif diharapkan
akan diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data
kuantitatif.
iii.Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah
selanjutnya adalah menganalisis kembali kedua kelompok data tersebut.
Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang
sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data
kualitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua
kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan persamaan
diantara dua kelompok data tersebut.
iv. Kesimpulan Hasil Penelitian
Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang
didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran. Kesimpulan
yang diberikan, harus menjawab rumusan masalah penelitian secara
singkat berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir
kesimpulan harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan
kesimpulan tersebut, selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki
keadaan. Saran yang diberikan tentunya berdasarkan pada hasil penelitian
(Toha Anggoro dkk, 2017).
2. Langkah Penelitian Campuran Model Sequential Exploratory
Tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, langkahnya yaitu
menetukan masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori
perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan dan
menganalisis data. Setelah itu peneliti melakukan pengumpulan yang utuh dari
objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.
Pada tahap kedua peneliti menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi
untuk menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian tahap pertama.
Langkah-langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah menetukan
populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji hipotesis,

35
mengembangkan dan menguji instrumen untuk mengumpulan data,
menganalisis data, selanjutnya peneliti membuat laporan yang diakhiri dengan
kesimpulan dan saran.
a. Metode Kualitatif
Langkah pertama dalam metode penelitian kombinasi model/desain
sequential exploratory adalah melakukan penelitian dengan metode
kualitatif (R. Yin, 2013). Seperti telah dikemukakan langkahnya adalah
menetukan masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian
teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam
mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke
setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan analisis data
kualitatif, sampai akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang
utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.
i. Masalah dan judul penelitian
Setiap penelitian dimulai dari masalah tetentu. Masalah dalam
penelitian kualitatif berbeda dengan masalah dalam penelitian
kuantitatif (O. Nyumba, Wilson, Derrick, & Mukherjee, 2018).
Masalah dalam penelitian kualitatif belum jelas, masih remang-remang
bahkan masih gelap, sehingga masalah yang dibawa peneliti kualitatif
masih bersifat sementara. Penelitian kualitatif juga tidak harus
berangkat dari masalah, tetapi bisa dari dugaan adanya potensi, bahkan
bisa berangkat dari rasa keingintahuan di suatu objek.
Setelah masalah, potensi atau keinginan untuk mengetahui sesuatu
yang di situasi sosial/tempat/objek penelitian ditetapkan, maka
selanjutnya dapat dibuat rumusan masalah yang bersifat sementara.
Rumusan masalah dapat bersifat rumusan masalah deskriptif,
komparatif, asosiatif. Pada penelitian kualitatif, akan terjadi tiga
kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti.

36
a) Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak
awal sampai akhir penelitian masalahnya sama, dengan demikian
judul proposal dengan judul laporan penelitian sama.
b) Kedua, “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki
penelitian berkembang. Jadi masalah diperluas atau diperdalam,
dengan demikian antara judul dalam proposal dengan judul laporan
penelitian tidak sama sehingga judulnya diganti. Pada institusi
tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan
administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian
kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan
karakteristik masalah kualitatif ini. Contoh judul penelitian: faktor-
faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di PT. Sinar
jaya.
ii. Kajian teori
Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan teori lensa atau
teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat
berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan
data dan analisis data. Apabila dalam penelitian kuantitatif teori diuji
berdasarkan data lapangan, dalam penelitian kualitatif teori berfungsi
untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkn dan
menganalisis data. Berdasarkan contoh judul diatas, maka teori yang
perlu diuji dan diperdalam oleh peneliti adalah tentang produktivitas
dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berdasarkan
data di lapangan.
iii. Pengumpulan data dan analisis data
Setelah peneliti memahami permasalahan yang diteliti serta
memperhatikan rumusan masalah penelitian maka, peneliti selanjutnya
masuk dalam tempat yang diteliti (setting penelitian) untuk melakukan
penelitian (Bryman, 2017). Pada penelitian kualitatif pengumpulan
data, analisis dan pengujian kredibilitas data lebih banyak dilakukan

37
secara bersamaan. Sesuai contoh diatas pengumpulan data dilakukan
terkait produktivitas dan faktor yang mempengaruhinya. Sebelum
pengumpulan data lebih mendalam maka peneliti melakukan
penjelajahan terlebih dahulu untuk meperoleh gambaran umum
tentang situasi sosial atau setting yang diteliti.
b. Metode Kuantitatif
Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis. Pada suatu
penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data. Selain itu populasi dan sampel juga digunakan
untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan (Sugiyono, 2016).

3. Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Triangulation


Menurut (Creswell, 2012) metode penelitian dapat dimulai dari rumusan masalah
kualitatif atau kuantitatif yang sejenis. Rumusan masalah kualitatif adalah
pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban dengan data kualitatif, dan
rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data
kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan
bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif,
asosiatif, dan komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu
bentuk masalah, dua bentuk masalah atau seluruh bentuk masalah.
Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkuat
diri menjadi human instrument agar bisa mengumpulkan, dan menganalisis data
kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian
teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument
penelitian digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang
telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan
statistik. Kedua kelompok data hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya
dianalisis lagi dengan meta analisis (analisis data hasil penelitian kualiatif dan
kuantitatif atau sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan, dan dicari

38
hubungan satu data dengan data yang lain sehingga dapat diketahui apakah kedua
data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan.
4. Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Embedded
Ada dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif
yang menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang menjadi metode
primer.
Langkah- langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer
Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan,
tetapi tidak tahu cara memberdayakan juga akan menimbulkan masalah. Setelah
masalah yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat
rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa
berbentuk rumusan deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.
i) Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang
dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan
menyusun instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas
dan reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti valid dan reliabel, selanjutnya
digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah
kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data
kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data
kualitatif dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh
berdasarkan sample penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan
data kualitatif dikumpulkan dengan sample purposive dan snowball. Data
kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistik dan data kualitatif
dianalisis secara kualitatif (Dr. Prabhat Pandey and Dr. Meenu Mishra
Pandey, 2015).
ii) Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data

kuantitatif dan data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik


pengumpulan data kualitatif, selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan
dibandingkan, sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang

39
memperkuat, memperluas dan mengugurkan data kuantitatif. Data kuantitatif
yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis berikut data kualitatif
sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik
dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan
pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas dan mantap.
iii) Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian

yang bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran. Apabila kesimpulan


memberikan informasi yang baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga
jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah kesimpulan.

Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer


1. Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif
digunakan bisa berangkat dari potensi, keingintahuan di suatu obyek, dan bisa
dari masalah yang bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang
setelah peneliti memasuki lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan
umum (grand tour observation) ke obyek yang diteliti, maka peneliti baru
dapat menemukan fokus penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut,
selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan
penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan data di lapangan. Penelitian
kualitatif tidak menggunakan landasan teori sebagai bahan untuk perumusan
hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai
dengan konteks penelitian (Rosenthal, 2016). Kajian tersebut akan dapat
memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human instrument” sehingga peneliti
kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti,
menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data
kualitatif.
2. Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif juga bersifat sementara dan akan
berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan.
Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan
(bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru (Sugiyono, 2017).

40
L. Strategi Penelitian Mix Method
Pada dasarnya, metode campuran ini untuk mencapai tujuan yang luas dan
transformatif. Misalnya, dalam mengadvokasi kelompok-kelompok marginal
seperti perempuan, minoritas etnik/ras komunitas gay dan lesbian, orang-orang
difabel, dan mereka yang miskin dan lemah (Schoonenboom, Johnson, &
Froehlich, 2018).

Istilah strategi metode campuran sampai pada saat ini masih sangat beragam,
seperti multi-metode, metode konvergensi, metode terintegrasi, dan metode
kombinasi (Creswell and Plano Cark, 2007). Namun, Branner (2017)
mengemukakan secara khusus strategi yang sering digunakan dalam metode
penelitian campuran hanya tiga, yaitu:
1) Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods)
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data dalam satu waktu,
kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil
keseluruhan. Atau dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis
data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk
menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang berbeda, misalnya jika metode
kualitatif diterapkan untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat
diterapkan untuk mengetahui hasil akhir .
2) Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method)
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap,
dengan melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan
penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti metode survei kuantitatif
dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi.
3) Transformatif (transformatif mixed methods)
Dalam strategi ini peneliti menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif
overacting yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif
(Harreveld, Danaher, Lawson, Knight, & Busch, 2016).

41
M. Strategi Pengambilan Sampel Penelitian Mixed Method
Dalam prosedur pengumpulan data penelitian metode campuran penting kiranya
mengidentifikasi strategi-strategi sampling. Seperti, mengidentifikasi dan
menentukan jenis data baik kuantitatif maupun kualitatif yang dikumpulkan
selama penelitian, mengetahui data kualitatif, karena sering dipilih dengan
random sampling agar masing-masing individu memiliki kesempatan yang sama
untuk diseleksi sebagai sampel, dan dapat digeneralisasikan pada populasi secara
luas.

Teddlie dan Yu (2007) telah mengembangkan tipologi lima sampling metode


Mixed Method, yaitu:
1) Strategi dasar
Sampling kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan (seperti,
startified purposeful sampling dan porposive random sampling). Salah satu
strategi pengambilan sampel Mix Methode dasar yang terkenal adalah
stratified purposive sampling. Sifat bertingkat dari prosedur pengambilan
sampel ini adalah karakteristik dari pengambilan sampel probabilitas,
sedangkan sejumlah kecil kasus yang biasanya dihasilkan melalui itu adalah
karakteristik dari pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Dalam teknik
ini, peneliti pertama-tama membagi kelompok minat menjadi beberapa strata
(misalnya, siswa di atas rata-rata, rata-rata, di bawah rata-rata) dan kemudian
memilih sejumlah kecil kasus untuk dipelajari secara intensif dalam setiap
strata berdasarkan teknik pengambilan sampel purposif. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk menemukan dan mendeskripsikan secara rinci
karakteristik yang serupa atau berbeda di seluruh strata atau subkelompok.
Patton (2002) menggambarkan teknik ini sebagai pemilihan 'sampel dalam
sampel.

42
Purposive random sampling melibatkan pengambilan sampel acak dari
sejumlah kecil unit dari populasi target yang jauh lebih besar (Kemper et al.,
2003). Sampel acak purposif dari sejumlah kecil kasus dari populasi target
yang jauh lebih besar menambah kredibilitas evaluasi dengan menghasilkan
hasil QUAL berorientasi proses untuk melengkapi penelitian berorientasi
QUAN skala besar yang juga berlangsung.

2) Sampling sekuensial
Sampling tahap pertama melengkapi sampling tahap kedua. Pengambilan
sampel kuantutatif mempengaruhi metodologi yang kemudian digunakan
dalam pengambilan sampel kualitatif. Sampling yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif kemudian digunakan sebagai kerangka sampling untuk
penelitian kualitatif berikutnya. Dalam studi ini, penelitian kualitatif
menggunakan subsampel sampel penelitian kuantitatif.

3) Sampling konkuren
Probabilitas kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan menjadi
prosedur-prosedur sampling independen atau diterapkan secara bersamaan
seperti instrumen survei dengan respons tertutup dan respons terbuka.

4) Sampling multilevel
Sampling yang diterapkan pada dua atau lebih unit analisis. Strategi
pengambilan sampel Mix Methode multilevel sangat umum dalam penelitian
di mana unit analisis berbeda. Dalam penelitian bertingkat ini, peneliti sering
tertarik untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan dua atau lebih tingkat
atau unit analisis.

5) Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi dengan strategi-strategi


sampling metode campuran sebelumnya.

43
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, berikut merupakan bebererapa kesimpulan yang dapat
diambil:
1. Penelitian mixed method merupakan gabungan dari metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif
2. Premis dasar yang dijadikan alasan mengapa lahir Mixed Method Research
adalah : “Bahwa kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan
menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian
dibandingkan bila hanya menggunakan salah satu pendekatan saja”. Selain
dari premis dasar tersebut Mixed Method Research bertujuan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan kuantitatif
maupun pendekatan kualitatif
3. Konsep penelitian Mixed Method yaitu intergrasi yang memuat komponen
kualitatif dan kuantitatif bergabung dan dapat terjadi pada setiap tahap
proses penelitian.
4. Tujuan keseluruhan dari penelitian mixed method menggabungkan
komponen penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah untuk memperluas dan
memperkuat kesimpulan penelitian dan penggunaan metode ini berkontribusi
dalam menjawab pertanyaan penelitian seseorang
5. Ciri-ciri karakteristik penelitian Mixed Method yaitu memberikan dasar
pemikiran untuk desain campuran, mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif, penentuan prioritas, pengurutan dalam pengumpulan data, analisis
data dengan desain, dan diagram prosedur
6. Perkembangan penelitian mixed method yaitu menggabungkan (mixing)
beberapa data kuantitatif, menyatukan (combining) data kuantitatif dan

44
kualitatif, pandangan dunia tentang integrasi berbagai pertanyaan dan
metode, pengembangan prosedur penelitian campuran, advokasi untuk
desain berbeda, dan periode reflektif
7. Prinsip-prinsip mixed method yaitu mengenali arah teoretis proyek penelitian
dan dalam rancangan mixed methods kita akan menemui istilah dominan
(dominant) seperti yang digunakan (2010) serta Tashakkori & Teddlie
(2010) atau prioritas (priority) dari Morgan (1998) yang menunjukkan
tentang kadar atau bobot dalam desain penelitian
8. Model penelitian mixed method yaitu convergent paralel design, the
explanatory sequantial design, the exploratory sequantial design, the
embedded design, the transfomative design, dan the multiphase design
9. Kelebihan penelitian mixed method yaitu mixed method research
menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah
penelitian, mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian
yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif, mixed
method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak
banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif, mixed
method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau
paradigma, dan mixed method research itu “praktis” karena peneliti
memiliki keleluasaaan menggunakan metoda untuk meneliti masalah.
sedangkan kelemahan penelitian mixed method yaitu dibutuhkan
pengetahuan prasayarat yang baik dan mendalam terkait dengan metode
kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu penelitian
dan diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya,
menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.
10. Langkah-langkah penelitian mixed method disesuaikan dengan model
penelitian mixed method
11. Strategi penelitian mix method yaitu konkuren atau satu waktu (concurent
mixed methods), sekuensial atau bertahap (sequential mixed method), dan
transformatif (transformatif mixed methods)

45
12. Strategi pengambilan sampel penelitian mixed method yaitu strategi dasar,
sampling sekuensial, sampling konkuren, sampling multilevel, dan sampling
kombinasi

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.

46
DAFTAR PUSTAKA

Bazeley, P. 2010. Computer-Assisted Integration of Mixed Methods Data Sources


and Analysis. London: Sage Publication.
Branner, J. 207AD. Mixing Methods : Qualitative and uantitative Reseach. USA:
Routledge Taylor & Franch Group Publisher.
Bryman, A. 2017. Quantitative and Qualitative Research: Further Reflections on
Their Integration In Mixing Methods. USA: Routledge.
Creswell, John W. 2008. Educational Research : Planning, Conducting, And
Evaluating Quantitative And Qualitative Research. London. Sage Publications.
Creswell, J. W., Clark, V.L.P., Gutman, M.L., & Hanson, W.E. 2010. Rancangan
Penelitian Metode Campuran yang Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J.W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
(Achmad Fawaid, Pengalih Bahasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J.W. 2011. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research 4ed. Boston: Phoenix Color Corp.
Creswell, J. W. 2012. Educational Research Planning, Conducting and Evaluative
Quantitative. In Research 4th Ed. USA: Pearson Education, Inc.
Dr. Prabhat Pandey and Dr. Meenu Mishra Pandey. 2015. Research Methodology :
Tools and Techniques. Romania: Bridge Center.
Emzir. 2010. Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers
Fraenkel, IR dan Wallen, N. E. 1996. How to Design and Evaluate Research in
Education Edition. New York: McGraw- Hill. Inc.
Greene, J. C. 2007. Mixed Methods In Social Inquiry. San Francisco: John Wiley &
Sons.
Hammarberg, K., Kirkman, M., & De Lacey, S. 2016. Qualitative Research Methods:
When to Use them and How to Judge them. Human Reproduction, 31(3), 498–
501.
Harreveld, B., Danaher, M., Lawson, C., Knight, B. A., & Busch, G. 2016.
Constructing Methodology for Qualitative Research: Researching Education and

47
Social Practices. In Springer: Sage Journals. US America.
Jick, T. D. 1979. Mixing qualitative and quantitative methods: Triangulation in
action. Administrative Science Quarterly, 24, 602-611.
Jones, I. (1997). Mixing Qualitative and Quantitative. Methodss in Sports Fan
Research: The Qualitative Report, 3(4), 1–8.
Morgan, D.L. 1998. Practical Strategies for Combining Qualitative and Quantitative
Methods: Applications to Health Research. Qualitative health research, 8 (3):
362-367.
Morse, J.M. 2010. Prinsip-Prinsip Metode Campuran dan Rancangan Penelitian
Multimetode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
O. Nyumba, T., Wilson, K., Derrick, C. J., & Mukherjee, N. 2018. The use of Focus
Group Discussion Methodology: Insights from Two Decades of Application in
Conservation. Methods in Ecology and Evolution, 9(1), 20–32.
Obeng, R. 2016. An Exploration of the Case Study Methodological Approach through
Research and Development. Canada: Northeastern University Publisher.
Pardede, P. 2019. Mixed Methods Research Designs in EFL.
Parjaman, Tatang. Dede Akhmad. 2019. Pendekatan Penelitian Kombinasi: Sebagai
“Jalan Tengah” Atas Dikotomi Kuantitatif-Kualitatif. Jurnal MODERAT, 5(4),
530-548.
Putra, Miftah F. P. 2017. Mixed Methods: Pengantar Dalam Penelitian Olahraga.
Jurnal Pembelajaran Olahraga 3(1), 530-548
Rosenthal, M. 2016. Qualitative Research Methods: Why, When, and How to
Conduct Interviews and Focus Groups in Pharmacy Research. Journal of
Pharmacy Teaching and Learning, 8(4), 509–516.
Schoonenboom, J., Johnson, R., & Froehlich, D. (2018). Combining Multiple
Purposes of Mixing Within a Mixed Methods Research Design. International
Journal of Multiple Research Approaches, 10(1), 271–282.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV.
Alfabeta

48
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV.
Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Evaluasi. Bandung : CV. Alfabeta
Tashakkori, A., & Teddlie, C. 2003. Mixed Methods in Social and Behavioral
Research. London, UK: Sage Publications, Inc.
Taylor, S. J., Bogdan, R., & DeVault, M. 2015. Introduction to Qualitative Research
Methods: A Guidebook and Resource. United States of America: Sage
Publication.
Teddlie, Charles dan Fen Yu . 2007. Mixed Methods Sampling: A Typology With
Examples. Journal of Mixed Methods Research , Volume 1 Number 1.
Teddlie, C., & Tashakkori, A. 2010. Problematika Dan Kontroversi Utama Seputar
Penggunaan Metode Campuran Dalam Ilmu-Ilmu Sosial Dan Perilaku.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Toha Anggoro dkk. (2017). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yin, R. (2013). Qualitative Research Methodology. Journal of American,
Vol.3(No.1).
Yin, R. K. (2017). Case Study Research and Applications: Design and Methods. In
SAGE: Journal of Psychoeducational Assessment. US America.

49

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai