Anda di halaman 1dari 14

TEORI SOSIAL KOGNITIF

ALBERT BANDURA

Disusun oleh :

1. Putri Lestari (1807101130003)


2. Pocut Nadhifa (1807101130009)
3. Ahmad Faqih Robbani (1807101130024)

Dosen Pengampu :

Wida Yulia Viridanda, S.Psi.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi Rabbil


‘Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, tuhan sekalian alam, karena atas
segala rahmat, taufik, serta petunjuknya yang tiada terkira besarnya, kami bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “TEORI SOSIAL KOGNITIF ALBERT
BANDURA”
Shalawat beriringkan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh ummat Islam di
seluruh dunia.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Wida
Yulia Viridanda. yang telah memberikan kesempatan ini kepada kami. Serta kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat khusunya di bidang psikologi.

Banda Aceh, 20 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 5
Latar Belakang.......................................................................................................................... 5
A. Rumusan Masalah......................................................................................................... 5
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN........................................................................................................................... 6
Biografi Albert Bandura ........................................................................................................... 6
A. Teori sosial kognitif Albert Bandura ............................................................................ 7
Bab 3 ........................................................................................................................................... 13
Penutup ....................................................................................................................................... 13
Kesimpulan ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manusia merupakan satu–satunya makhluk hidup yang memiliki komplektivitas
tinggi, dari aspek biologisnya hingga aspek mental. Tidak hanya memiliki
komplektivitas yang tinggi tetapi manusia juga merupakan makhluk yang memiliki
perbedaan pada masing–masing individunya, bahkan diantara anak dengan orang
tuanya dapat memiliki perbedaan yang cukup banyak, maka dari itu manusia disebut
sebagai individual different.
Didalam ilmu psikologi, individual different dibahas lebih tajam dan mendalam
pada psikologi kepribadian. Aspek–aspek apa saja yang dapat menyebabkan
terbentuknya pribadi seseorang, segalanya dibahas disini. Dalam pembahasannya
terdapat berbagai macam teori–teori yang pembahasannya memiliki pendiriannya
masing–masing.
Teori sosial kognitif merupakan salah satu teori kepribadian yang dicetuskan
oleh Albert Bandura, dia menyatakan, “apabila pengetahuan dapat diperoleh hanya
melalui akibat dari tindakan seseorang, proses kognitif dan perkembangan sosial akan
sangat terbelakang, dan juga akan menjadi sangat melelahkan” (Bandura, 1986).
Dengan didasari keinginan untuk belajar dan saling mengajarkan maka
terbentuklah makalah ini, didalamnya kami membahas mengenai apa–apa saja terkait
teori sosial kognitif yang dicetuskan oleh Albert Bandura, serta apa saja kelebihan dan
kekurangan dari teori ini sendiri.

A. Rumusan Masalah

Adapun yang akan kami bahas pada makalah kali ini diantara lain ;

1. Bagaimana biografi Albert Bandura ?


2. Apa saja pembahasan teori sosial kognitif ?
3. Apa kritik terhadap teori sosial kognitif ?
B. Tujuan Penulisan

1.untuk mengetahui biografi albert bandura

2.untuk memahami teori sosial kognitif bandura

3.untuk mrngetahui kritik terhadap teori sosial kognitif bandura


BAB II

PEMBAHASAN

Biografi Albert Bandura


Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04
Disember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat
pendidikan disana. Semasa di Universiti of British Columbia, beliau menaiki bas awal
kerana terpaksa berebut dengan pelajar jurusan lain memandangkan kelas pengenalan
psikologii adalah satu-satunya kelas yang paling awal diadakan di universiti tersebut.

Kemudian, beliau melanjutkn pelajaran ke Universiti Iowa dan di sini beliau


banyak dipengaruhi oleh Kenneth Spence, seorang pakar psikologii pembelajaran yang
terkenal pada ketika itu.

Pada tahun 1949, beliau mendapat pendidikan di Universiti British Columbia


dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelaran Master didalam bidang psikologii
pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelaran doktor (Ph.D). Bandura
menyelesaikan program kedoktorannya dalam bidang psikologii klinik pada tahun
1952. Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University. Beliau banyak
terpengaruh dengan pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku
manusia dan tertarik pada nilai eksperimen..

Beliau kemudiannya mengahwini Virginia Varns, seorang guru di kolej


kejururawatan dan seterusnya pindah di Iowa Kansas selepas menamatkan
pengajiannya. Selain itu, dalam tahun 1952, selepas mendapat gelaran ph.D, Albert
Bandura telah menamatkan praktikum di Wichita Guidance Centre dan seterusnya
dilantik sebagai tenaga pengajar di Universiti Stanford. Pada tahun 1964, Albert
Bandura telah dilantik sebagai professor dan Seterusnya menerima anugerah American
Psychological Association utk Distinguished scientific contribution, pada tahun 1980.

Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar
tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu
Bandura sudah mula meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil
Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelaran doktor sebagai pekerja di
makmalnya. Bagi pendapat Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk
menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan
dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Sosial
Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada
komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat
sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan
Distinguished Scientist Award pada tahun 1972.

Semasa bertugas sebagai tenaga pengajar, Beliau sangat disayangi oleh pelajar-
pelajarnyanya kerana sikap beliau yang ambil berat dan sanggup memberi bantuan
maklumat yang mereka perlukan.

A. Teori sosial kognitif Albert Bandura


Bandura terkenal dengan teori sosial kognitif, salah satu konsep dalam aliran
Behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan
evaluasi. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah Bobo Doll yang menunjukkan
kanak- kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa di sekitarnya.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain
sebagai model merupakan tindakan belajar.Bandura(1997) menyatakan
bahwa”Learning would be exceedingly laborious, not to mention hazardous, if people
had to rely solelyon the effects of their own action to inform them what to do.
Fortunately, most human behaviour is learned observationally through modelling: from
observing others one form an idea of her new behaviour are performed, and on later
occasion this coded information serves as a guide for action".
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal
balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis
ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dibesarkan di lingkungan judi, maka dia
cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya dia menggangap bahwa judi itu
adalah hal yang tidak baik.
Beberapa konsep konsep teori Bandura:
1. Modelling
Pembelajarn melalui modelling meliputi menambahi atau mengurangi suatu
perilaku yang diobservasi dan mengeneralisasi dari satu observasi ke observasi yang
lainnya. Dengan perkataan lain, modeling meliputi proses kognitif dan bukan sekedar
melakukan imitasi. Modeling lebih dari sekedar mencocokan perilaku dari orang lain,
melainkanmerepresentasikan secara simbolis suatu informasi dan menyimpannya untuk
digunakan di masa depan (Jess feist, Gregory j. Feist,2010:204 ).
Perkembangan kognitif kanak-kanak mengikut pandangan pemikir islam yang
terkenal pada abad ke-14 iaitu Ibnu Khaldun perkembangan kanak-kanak hendaklah
diasuh dari perkara yang mudah kepada perkara yang lebih susah iaitu mengikut
peringkat-peringkat dan kanak-kanak hendaklah diberikan dengan contoh-contoh yang
konkrit yang boleh difahami melalui pancaindera. Menrut Ibnu Khaldun, kanak-kanak
hendaklah diajar atau dibentuk dengan lemah lembut dan bukanya dengan kekerasan.
Selain itu, beliau juga mengatakan bahawa kanak-kanak tidak boleh dibebankan dengan
perkara-perkara yang di luar kemampuan mereka. Hal ini akan menyebabkan kanak-
kanak tidak mahu belajar dan mencerca pengajaran yang disampaikan (Nadira Anis
Syarina Hamidi,Nur Fatiha Azam & Nur Hazwani Hamzah 2009).

Bandura (1986) menemukan 4 (empat) proses yang mengatur pembelajaran


melalui observasi ; perhatian, representasi, produksi perilaku, dan motivasi.

a) Perhatian (attention)

Jika reaksi baru yang dipelajari dari melihat/mendengar lainnya, maka


hal itu jelas bahwa tingkat memberi perhatian yang lain akan menjadi yang
terpenting. Lebih mendalam lagi berikut faktor-faktor untuk mendapatkan
perhatian : (1) penekanan penting dari perilaku menoonjol (2) memperoleh
perhatian dari ucapan /teguran (3) membagi aktivitas umum dalam bagian –
bagian yang wajar jadi komponen keterampilan dapat menonjol.

b) Representasi

Agar sebuah observasi dapat mengarah pada pola respons yang baru,
pola tersebut harus dapat direpresentasikan secara simbolis di dalam ingatan.
Representassi simbolik tidak perlu dalam bentuk verbal, karena beberapa
observasi dipertahankan dalam bentuk gambaran dan dapat dimunculkan tanpa
adanya model secara fisik. Proses ini penting terutama dalam tahapan bayi, saat
kemampuan verbal belum berkembang (Jess feist, Gregory j. Feist,2010:205).

c) Produksi Perilaku

Setelah memberi perhatian kepada sebuah model dan mempertahankan


apa yang sudah diamati, kita akan menghasilkan perilaku. Untuk mengubah
represetasi kognitif menjadi tindakan yang tepat, kita harus menanyakan pada
diri sendiri bebrapa pertanyaan tentang perilaku yang dijadikan model.

d) Motivasi

Penguatan dan Motivasi Pokok persoalan dari atensi, retensi, dan


reproduksi gerak sebagian besar berhubungan dengan kemampuan orang untuk
meniru perilaku penguatan menjadi relevan. Ketika kita mencoba menstimulus
orang untuk menunjukkan pengetahuan pada perilaku yang benar. Walaupun
teori belajar social mengandung penguatan untuk tidak menambah pengetahuan
guna “mengecap dalam perilaku”, itu peran utama memberi penguatan (hadiah
& hukuman) seperti seorang motivator. Secara ringkas, teori belajar social
Bandura memiliki 2 implikasi penting : (1) respon baru mungkin dipelajari
tanpa having to perform them (learning by observation) (2) hadiah dan hukuman
terutama mempengaruhi pertunjukan (performance) dari perilaku yang
dipelajari: bagaimanapun ketika memberikan kemajuan, mereka memiliki
pengaruh tambahan / kedua dalam pengetahuan / belajar dari perilaku baru yang
terus pengaruhnya pada atensi dan latihan.

2. Triadic Reciprocal Causation (TRC)

Bandura menggunakan istilah ”timbal balik (resiprocal)” untuk mengindikasikan


adanya interaksi dari dorongan – dorongan, tidak hanya suatu tindakan yang
sama atau berlainan. Ketiga faktor ( fungsi manusia merupakan hasil interaksi
antara perilaku (behaviour), Variabel manusia (person variable), dan lingkungan
(environment) ) yang berhubungan timbal – balik tidak perlu mempunyai
kekuatan yang sama atau memberikan kontribusi yang setara. Potensi relatif dari
ketiganya dapat bervariasi untuk setiap individu dan situasi perilaku kadang
dapat menjadi yang paling kuat, misalnya saat seseorang memainkan piano
untuk kesenangannya sendiri. Di saat yang lain, lingkungan memberikan
pengaruh yang paling kuat, seperti saat sebuah kapal terbalik dan setiap orang
yang selamat mulai berfikir dan bertindak dalam pola yang sama. Walaupun
perilaku dan lingkungan sewaktu – waktu dapat menjadi kontributor yangpaling
kuat terhadap performa, kognisi (manusia) biasanya merupakan kontributor yang
paling kuat terhadap performa.kognisi biasanya akan teraktivasi dalam contoh
ketika seseorang bermain piano untuk kesenangannya sendiri dan orang – orang
yang selamat dalam kapal yang terbalik. Pengaruh yang relatif dari lingkungan,
dan manusia bergantung pada faktor triadic yang terkuat dalam satu momen
(Bandura ,1997).

3. Agen Manusia

Agen manusia adalah esensi dari kemanusiaan. Bandura (2001) yakin bahwa
manusia bersifat meregulasi diri sendiri, proaktif, merefleksikan diri, dan dapat
mengatur diri sendiri serta mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi tindakan
mereka sendiri untuk menghasilkan konsekuensi yang diinginkan. Agen
manusia tidak berarti bahwa manusia mempunyai suatu homuncolus – yaitu
suatu agen otonom yang membuat keputusan yang konsisten dengan pandangan
mereka terhadap diri. Tidak juga berarti bahwa manusia bereaksi secara
otomatis terhadap peristiwa eksternal dan internal. Agen manusia bukanlah
suatu benda, melainkan proses aktif dari mengeksplorasi, memanipulasi, dan
mempengaruhi lingkungannya untuk mencapai hasil yang di inginkan

Bentuk – bentuk agen manusia diantaranya :

a) Efikasi diri

Bandura menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang


dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap
keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan.

b) Agen proxy

Proxy meliputi kontrol yang tidak langsung atas kondisi sosial


yangdapat mempengaruhi kehidupan sehari – hari. Melalui agen proxy,
seseorang dapat mencapai tujuan dengan bergantung kepada orangl iain
untuk memperbaiki suatu objek. Sisi kelemahan proxy adalah dengan
bergantung terlalu banyak terhadap kompetensi dan kekuatan orang lain,
seseorang akan dapat mengurangi efikasi pribadi dan kolektif mereka.
c) Efikasi kolektif

Banndura (2000) mendefinisikan efikasi kolektif sebagai keyakinan


yang dimiliki manusia mengenai kolektif mereka untuk mencapai hasil yang
di ingingkan, dengan kata lain efikasi kolektif adalah kepercayaan orang –
orang bahwa usaha mereka bersama akan membawa suatu pencapaian
kelompok.

4. Perilaku Disfungsi
Konsep bandura mengenai triadic reciporal causation
menghansumsikan bahwa perilaku dipelajari sebagai hasil interaksi
mutual antara (1)manusia, termasuk kognisi dan fisiologis; lingkungan,
termasuk hubungan interpersonal dan kondisi sosial ekonomi; dan (3)
faktor perilaku termasuk pengalaman terdahulu dengan penguatan.tidak
terkecuali juga dengan perilaku disfungsi.konsep bandura atas perilaku
disfungsi lebih banyak membahas mengenai reaksi depresif, fobia dan
perilaku agresif (Jess feist, Gregory j. Feist,2010:225).

a) fobia
fobia adalah ketakuta yang cukup kuat dan relatif menetap yang
mempunyai efek cukup parah sehingga berdampak buruk pada
kehidupan sehari-hari. fobisa atau ketakutan di pelajari melalui kontak
langsung,dan di generalisasikan secara salah, terutsms melalui
pengalaman observasi (Bandura,1986).fobia atau ketakutan ini
cenderung susah di sembuhkan karena seseorang yang mengalami
fobiaatau sebuah ketakutan yang berlebih,seperti kasus pembunuhan,
pemerkosaan, dan peneroran masyarakat yang di publikasikan akan
membuat ketakutan terhapad seseorang yang sebagian yang tidak pernah
mengalami hal itu,membuat orang–orang tersebut hidup dalam
ketakutan yang akan di serang oleh kriminalitas .

b) Agresi

Menurut bandura, perilaku agresif saat terjaadi pada titik ekstrem


dan juga menjadi disfungsi psikologis. perilaku agresi di dapatkan
melalui observasi pengalaman orang lain, pengalaman langsung dengan
penguatannegative dan positive, latiha atau intruksi, dan keyakinan yang
abstrak.Dari penelitian yang di lakukan bandura, observasi terhadap
perilaku agresi akan menghasilkan respons peniruan yang
berlebih.Pengamat akan bertingkah laku lebih agresif dibanding
modelnya.

c) Depresi
penderita depresi melakukan regulasi pengamatan diri, proses
sendiri,penderita depresi menilai salah perfomasinnya, atau
meengaburkan prestasinya yang telah lalu.mereka meremehkan
keberhasilannya sendiri, sebaliknya melebih – lebihkan kegagalan yang
di lakukannya. dalam proses penilaian, penderita depresi memasang
standar dan tujuan terlalu tinggi di atas kesadaran efikasi dirinya. ketika
melakukan reaksi diri,penderita depresi mengadili dirinya secarakasar,
buruk, lebih-lebih terhadap kekurangan performasi diri yang kurang
baik.
Bab 3

Penutup

Kesimpulan
Teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk mengubah perilaku
mereka. Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang meliputi
kecakapan, keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak, minat,
penyesuaian diri dan lain sebagainya. Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif,
perubahan psikomotor, dan perubahan afektif.
Dengan aplikasi teori belajar Bandura dapat menciptakan masyarakat belajar
bagi seluruh siswa atau anak, menimbulkan banyak pertanyaan, membuat siswa atau
anak dapat mengadakan refleksi, menemukan sendiri konsep konsep ilmu, guru dapat
mengadakan penilaian yang sesungguhnya dari kemampuan yang dimiliki setiap siswa
atau anak, guru maupun siswa lain dapat menjadi model belajar anak, dan
membiasakan berpikir konstruktif bagi siswa atau anak. Pada akhirnya diharapkan
adanya perubahan perilaku anak dari tidak suka belajar menjadi terbiasa belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Feist, J., Feist, Gregory J. (2010).Theories of Personality, 7th Ed. Jakarta: Salemba
Humanika.
Friedman, Howard S., Schustack, Miriam W. (2006). Personality Classic Theories and
modern research, 3th Ed. Jakarta : Erlangga.

www.Academia.edu

file.upi.edu/direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARES/4_TEORI_BELAJAR_SOSIAL
_BANDURAx

Anda mungkin juga menyukai