Anda di halaman 1dari 26

Analisis Data Kualitatif

Izzatul Arifah, MPH


Prodi Kesmas UMS
2020
 Analisis Data Kualitatif
 Tahapan analisis:
 Transkripsi hasil wawancara
 Membaca transkrip wawancara
 Pengkategorian/ Pengkodean
Subtopik  Penentuan Tema
“Doing qualitative research is
about putting oneself in
Penelitian
Kualitatif another person’s shoes and
seeing the world from that
person’s perspective.”
 Pendekatan Deduktif
 Menggunakan pertanyaan penelitian untuk
mengelompokkan data, lalu mencari persamaan
dan perbedaan
 Digunakan ketika sumber daya dan waktu terbatas
Pendekatan  Digunakan ketika penelitian kualitatif merupakan
Analisis data bagian kecil dari komponen penelitian kuantitatif
kualitatif  Pendekatan Induktif
 Digunakan ketika penelitian kualitatif merupakan
yang utama
 Menggunakan kerangka pengelompokkan data
yang muncul dan mencari hubungan
1. Menyiapkan dan mengorganisasi data (data
teks ex: transkrip)
2. Mereduksi data menjadi tema dg
pengkodean dan meringkas kode
Tiga Strategi 3. Menyajikan data, ex : bagan, tabel atau
Analisis pembahasan

 Umum, untuk setiap pendekatan biasanya


terdapat langkah analisis tambahan yg spesifik
 Mereduksi data menjadi segmen yg bermakna dan
memberi nama untu segmen tersebut

Unsur pokok  Mengkombinasikan data mjd kategori atau tema yg


Analisis Data lebih luas

 Menampilkan dan membuat perbandingan dlm grafik


dan tabel data
DATA
ANALYSIS
SPIRAL #2
Terdiri dari:
 Analisis konten
 Analisis tematik
Analisis Data  Analisis naratif

Kualitatif  Analisis framework


 Analisis Grounded theory
 dll
Tahapan:
 Transkripsi hasil wawancara
Analisis 

Membaca transkrip wawancara
Pengkategorian/ Pengkodean
Tematik  Penentuan Tema
 Menuliskan semua pembicaraan dari hasil wawancara,
transkripsi verbatim. Baris pada lembar transkripsi
harus diberi angka.
1. Transkripsi  Merupakan proses yang paling lama dalam analisis
Hasil penelitian kualitatif.
Wawancara  Sebaiknya dilakukan segera setelah data dikumpulkan.
 Setelah transkrip wawancara sudah selesai ditulis, cek
ulang.
 Cek ulang untuk memperhatikan, memperbaiki
dan memberi tanda pada:
 Kesalahan penulisan
 Membuat responden menjadi anonym (nama,
tempat, dan kejadian penting)
 Beri tanda ketika responden membuat jeda,
tertawa, terlihat tidak nyaman.
 Membaca agar “get a feel” untuk partisipan, sehingga
2.Membaca berfikir untuk informasi yang dicari pada penelitian
transkrip selanjutnya.
 Sehingga dapat merasakan ketika telah mencapai
wawancara kejenuhan informasi.
 Dalam pengkatagorian peneliti dapat mengguanakan
pula catatan lapangan/memo yang dikumpulkan
sebagai sumber informasi komplementer untuk
menghindari bias ingatan tentang peristiwa non-verbal
3.Pengkategori  Pengkodean adalah mengidentifikasi topik, issue,
persamaan dan perbedaan berdasarkan cerita
an partisipan
 Koding pada pengelompokan lebih kecil (hanya
informasi penting/penyaringan)  frekuensi kode
 A priori/ Perkiraan: Berdasarkan studi
Kode A priori literature/kerangka teori
atau Kode In  In Vivo/ Induktif/ Grounded: Diambil dari data
ViVo dengan menggunakan nama kode berdasarkan
kata-kata partisipan atau interpretasi data
Kode dpt berupa :
 Informasi yg diharapkan peneliti dpt ditemukan
sebelum studi
 Informasi mengejutkan yg peneliti tdk menyangka
akan menemukannya
 Informasi yg sangat konseptual menarik atau tidak
biasa bagi peneiti (dan kemungkinan juga menarik bagi
partisipan dan audiensi)
 Dapat dilakukan melalui tulisan tangan pada transkrip,
membuat note pada bagian tepi dari kertas, atau
Pengkategoria memberi highlight atau memberi nama pada bagian
teks.
n  Dapat juga menggunakan software statistic (nVivo,
QSR International Pty Ltd, MAXQDA, ATLAS.ti)
 Menjawab simpulan “apa yang terjadi”.
 Pada tepi kertas tulis tentang maksud dari ungkapan
Identifikasi partisipan, ditulis dalam terminologi yang abstrak.
Berfikir teks ini adalah contoh dari apa?
tema awal
1. bayi saya sangat panas dan menggigil pada
suatu pagi
Contoh 2. Dia menangis terus
wawancara ibu 3. ibu mertua saya berkata untuk mengompress
tentang akses kepalanya
ke pelayanan 4. tetapi dia sangat panas, saya yakin ini itu
kesehatan masalah, nggak biasanya
anak. 5. dan saya bilang suami untuk segera
membawanya ke dokter.
1. bayi saya sangat panas dan menggigil pada suatu pagi
2. Dia menangis terus
Contoh
3. ibu mertua saya berkata untuk mengompress kepalanya
wawancara ibu 4. tetapi dia sangat panas, saya yakin ini itu masalah, nggak
tentang akses biasanya

ke pelayanan 5. dan saya bilang suami untuk segera membawanya ke dokter.

kesehatan
penanggulangan anak demam:
anak. - Sumber informasi dan nasihat, pengobatan/tindakan, pemicu
untuk mencari bantuan pada pelayanan kesehatan.
 Tema yang sudah terbentuk diawal dijadikan dasar
untuk membentuk skema pengkatagorian,
 Berikut adalah list yang diperkirakan muncul:
 Gejala awal (Dikode 1)
Membentuk  Mencari bantuan informal (Dikode 2)
Skema Koding  Memberi nasihat yg harus dilakukan (Dikode 3)
 Mencari bantuan formal (Kode 4)
 Tanggung jawab pengambil keputusan(5)

Masing-masing kode dapat memiliki banyak sub kode


 Paling baik dilakukan pada awal pengambilan
data.
 Analisis awal ini akan membantu membentuk
Pengkategoria data penelitian:
n  Memastikan apakah menanyakan pertanyaan yang
tepat
 Sudahkah merekrut partisipan yang tepat
 Langkah selanjutnya yaitu menerapkan kode tersebut pada
seluruh transkrip wawancara.
 Kode dapat dituliskan pada tepi transkrip atau catatan.
Pengkategoria
n  Catatan: Satu baris kalimat dapat termasuk beberapa kode.
 Kumpulan kode dasar tadi dapat dibentuk menjadi kategori dan
kemudian menjadi tema.
 Dilakukan ketika semua data sudah terkumpul.
 Kode tersebut dikumpulkan sesuai kode
 Bertujuan: mengambil data keluar dari konteks aslinya dan
meletakkannya bersama contoh lain pada topik yang sama untuk
Cut and paste melihat pola dari berbagai data.
 Jadi misal: Tanggung pengambilan keputusan.
 Dapat mengajukan pertanyaan: situasi apa yang membuat ibu
mertua membuat keputusan? Dan kapan suami juga bisa
mengambil alih tanggung jawab pengambil keputusan tersebut?
 Dari berbagai pola dan hubungan antar kategori/kode
dapat dibentuk tema.
 Misal:
4. Penentuan  Peran ibu mertua dalam memberikan nasihat kapan pergi ke
Tema pelayanan kesehatan
 Dapat juga mengidentifikasi pola atau tipologi, seperti demam
‘biasa’ dan tidak biasanya’ sebagai contoh pemicu dari tindakan
ibu dalam melakukan sesuatu
End

Anda mungkin juga menyukai