Anda di halaman 1dari 7

ANALISA DATA KUALITATIF

A. Pengertian
Analisis data pada penelitian kualitatif berbeda dengan analisis data pada penelitian
kuantitatif. Belum ada pedoman baku untuk menganalisa data kualitatif. Analisa data adalah
kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan
mengkategorikan sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang
ingin dijawab (Imam, 2015).
Analisa data kualitatif sudah dimulai sejak proses penelitian. Penting atau tidaknya suatu
data untuk menjawab penelitian sudah dapat diketahui sejak awal untuk menjawab fokus
penelitian. Contoh pada analisa data di lapangan (field research) dikarenakan data yang
didapat menarik sehingga peneliti merubah fokus penelitian/menambah fokus. Hal ini bisa
terjadi jika peneliti menemukan data yang sangat penting yang sebelumnya tidak masuk
dalam fokus penelitian. (Imam, 2015)
Analisa data kualitatif merupakan pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan
bagian-bagiannya, hubungannya terhadap keseluruhan. Kegiatan analisa data kualitatif terdiri
atas penulusuran data, catatan lapangan, untuk menemukan pola yang dikaji oleh peneliti
(Imam, 2015).
Peneliti kualitatif menganalisis datanya dengan membacanya beberapa kali dan tiap kali
itu pula melakukan analisis terhadapnya.
Miles dan Huberman (1992) dalam Imam (2015) membagi 3 tahapan yang harus
dikerjakan dalam analisa data kualitatif yaitu; reduksi data, paparan data, penarikan
kesimpulan:
1. Reduksi data (data reduction)
Yaitu kegiatan merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
penting, dan mencari tema dan polanya. Dalam reduksi data, temuan yang asing, tidak
dikenal, belum ada pola akan menjadi perhatian agar dapat menemukan pola
tersembunyi.
2. Paparan data (data display)
Setelah data di reduksi, akan didapatkan data sekumpulan informasi tersusun
dilakukan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan dan verivikasi (conclusion drawing/verifiying)
Hasil penelitian yanng menjawab fokus penelitian berdasar hasil analisa data.

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


Pada penelitian kualitatif, data data yang diperoleh berupa hasil wawancara, observasi
partisipan, catatan lapangan (field note) atau hasil diskusi kelompok terarah (Focus Group
discussion) merupakan data dalam bentuk narasi atau pernyataan. Untuk mengurangi unsur
subjektifitas, maka analisis dilakukan secara cermat dengan membaca, memahami, menelaah
dan menganalisisa makna yang terkandung dalam data kualitatif tersebut. Banyak metode
yang digunakan untuk menganalisis data kualitati, salah satu metode yang sering digunakan
oleh peneliti kualitatif terutama dalam bidang keperawatan adalah analisis isi (content
analysis). (Kelana, 2011)
Langkah dalam melakukan content analysis adalah:
1. Membuat transkrip data
Data yang terkam dalam tape recorde (verbatim), catatan lapangan (field note) atau
dokumentasi lainnya kemudian di transkrip menjadi sebuah teks narasi berisi
pernyataan partisipan atau catatan hasil observasi. Dalam membuat transkrip data,
dapat mendengarkan rekaman suara atau membaca catatan lapangan secara berulang.
Transkrip adalah proses mengonversi rekaman audio atau catatn lapangan menjadi
data teks.
Beberapa petunjuk untuk Mentranskrip wawancara yang direkam.
a. Selama pengumpulan data
1) Cari tempat dan waktu yang tenang
2) Gunakan alat perekam berkualitas tinggi
3) Gunakan label mike untuk pewawancara atau yang diwawancarai
4) Buat catatan pendukung selama wawancara
5) Bawa ekstra baterai untuk wawancara
b. Selama transkripsi
1) Mendengarkan secara berualng
2) Mencari waktu yang tepat untuk mentrasnkrip
3) Membuat file word diberi sesuai urutan pewawancara dan diwawancara
2. Menentukan meaning unit
Meaning unit yaitu kata, kalimat atau paragraf yang saling berhubungan melalui isi
nya dan membentuk suatu makna. Tidak seluruh pernyataan pastisipan yang telah
dibuat dalam transkrip mengandung makna sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga
harus dipilih beberapa kata, kalimat atau paragraf yang mengandung makna dari
keseluruhan transkrip.

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


3. Meringkas dan mengorganisir data
Pada tahap ini data yang mengandung makna (meaning unit) diatur dan
dikelompokkan sesuai dengan topik atau pertanyaan yang diajukan. Peneliti biasanya
menemukan jawaban yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya tanpa berurutan.
Mengelompokkan dan mengurutkan meaning unit sesuai dengan topik akan
mempermudah peneliti dalam menganalisa data.
4. Melakukan abstraksi data
Abstraksi data yaitu mengelompokkan data yang memiliki makna yang sama
kemudian membuat kabel terhadap data tersebut. Pada tahap ini peneliti membuat
makna atau mengartikan data sesuai dengan isi dari data tersebut. Peneliti membuat
label terhadap suatu unit data, mengelompokkan beberapa label yang serupa menjadi
suatu kategori tertentu serta membuat suatu tema dari beberapa kategori yang saling
berhubungan.
Abstraksi dapat dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a. Koding
Koding adalah membuat label dari data yang memiliki makna tertentu (substantive
coding). Setiap meaning unit dibuat label dnegan kata atau frase yang dibuat oleh
peneliti atau berdasarkan apa yang disampaikan oleh partisipan.
a. Membuat kategori
Beberapa kode atau label yang sama kemudian dikelompokkan menjadi suatu
kategori, sedangkan beberapa kode lainnya membentuk kategori lain. Satu data
tidak boleh masuk ke dalam kategori yang berbeda.
b. Menyusun tema
Tema merupakan ekspresi dari isi laten sebuat teks yang telah dibuat dalam
bentuk kategori. Satu tema disususn dari beberapa kategori-kategori dalam
kelompok yang sama. Pembentukan tema merupakan tahap akhir dari abstraksi
data.
5. Mengidentifikasi variabel dan hubungan antar variabel secara kualitatif Tema-Tema
yang telah teridentifikasi dari kumpulan data dirumuskan dan dikelompokkan
menjadi suatu variabel. Variabel-variabel yang teridentifikasi dari kumpulan tema
kemudian dilihat kecenderungan hubungannya secara kualitatif.
6. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini peneliti memahami kembali seluruh isi data dan mengidentifikasi
benang merah dari kumpulan kategori, tema, hubungan anatr tema dan variabel.

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


Pemahaman tentang benang merah ini akan menghasilakan wawasan baru tentang
fenomena yang diteliti.

Selain analisis konten di atas, terdapat model analisis tema dari Braun and Clarke
(2006). Pada intinya analisis tema yang dikembangkan oleh Braun and Clarke (2006)
tidak jauh berbeda dengan metode analisa data lain yang dikembangkan oleh Colaizzi
(1978), Giorgi (1985), Van Kaam (1966) dalam design fenomenologi. Braun and
Clarke (2006) menyebutkan bahwa analisis tema dapat menjadi sangat perlu dalam
melaporkan realita partisipan, pengalaman dan maksud yang disampaikan oleh
partisipan. Analisis tema yang akan digunakan dirasa mampu menggali dan
mengeluarkan makna dibalik tema-tema yang akan muncul dari penelitian.
Tahapan analisa data menurut Braun and Clarke (2006) yaitu:
1. Mengenali dan membiasakan diri dengan data (familiarising yourself with your
data)
Langkah awal adalah mendengarkan berulang-ulang hasil wawancara
kemudian melakukan transkrip data atau menuangkan hasil wawancara ke dalam
bentuk tulisan (verbatim). Transkrip yang dibuat didasarkan pada hasil wawancara
termasuk respon nonverbal partisipan saat mengucapkan, emosional yang
terdengar dari ekspresi suara semuanya dicatat (Braun & Clarke, 2006).
Transkrip data dilakukan setiap kali peneliti selesai melakukan wawancara. Hal
ini dimaksudkan agar dapat terlihat saturasi data pada hasil wawancara (Braun &
Clarke, 2006).
Setelah melakukan transkrip, peneliti mulai membaca berulang kali data yang
dimiliki, memberikan catatan dan garis bawah pada kata-kata penting. Hal ini
dapat dilakukan bersamaan dengan peneliti memutar ulang kembali rekaman
partisipan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti menjadi familiar dengan data yang
dimilikinya. Peneliti diharapkan mampu mengenali dan menemukan makna, ide,
kata kunci, kode yang tersirat dari hasil wawancara yang telah dalam bentuk
transkrip (Braun & Clarke, 2006).
2. Memunculkan kode awal (Generating initial codes)
Setelah membaca berulang kali, memberi garis bawah pada kata-kata penting
yang berhubungan dengan tema, peneliti mulai memumunculkan kode-kode dari
tiap kata yang penting. Kode-kode tersebut kemudian dibuat dan dicatat (Braun &
Clarke, 2006).

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


3. Mencari tema (searching for themes)
Kode yang telah tersusun kemudian dicari dan dipilih yang saling terkait satu
sama lain agar dapat memunculkan suatu tema. Peneliti dapat membuat catatan,
mind maps, atau penejelasan dari kode-kode yang telah ada agar menemukan
saling keterkaitan satu sama lain (Braun & Clarke, 2006).
4. Meninjau ulang dan menyaring tema (reviewing themes)
Setelah tema ditemukan, peneliti membaca ulang tema yang ada. Dalam fase
ini, tema yang tidak didukung oleh data dapat dikeluarkan dari tema yang telah
dihasilkan. Sebaliknya, tema yang telah dibuat dapat berubah atau ditambahkan
sesuai dengan data yang mendukung (Braun & Clarke, 2006).
5. Menjelaskan dan memberi nama tema (defining and naming themes)
Fase ini dimulai setelah tema-tema muncul dan peneliti puas dengan data yang
telah dimiliki. Tema yang telah muncul kemudian dijelaskan secara rinci. Pada
fase ini sangat penting untuk tidak mencoba memunculkan tema dengan
berlebihan atau bermacam-macam atau kompleks. Jika hal ini terjadi akan sulit
untuk mencari keterkaitan satu tema dengan tema yang lain. Sehingga akan lebih
baik jika tema tersebut kemudian dipecah dan data yang ada digunakan untuk
mendukung tema yang telah ada (Braun & Clarke, 2006).
6. Menghasilkan laporan (producing the report)
Fase terakhir adalah menghasilkan suatu bentuk laporan hasil penelitian yang
dapat dipertanggungjawbkan keabsahan datanya.

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


Berikut langkah-langkah melakukan analisis data kualitatif:

Wawancara Observasi Field note Focuse Group


mendalam partisipan Discussion

Data verbatim di transkrip menjadi suatu unit


analisis

Menentukan kata, paragrap atau kalimat yang


saling berhubungan melalui isinya (meaning unit)

Meringkas dan mengorganisir data (meaning unit)


sesuai degan tujuan penelitian

Melakukan abstraksi data yaitu mengelompokkan data yang memiliki makna yang sama
kemudian membuat label terhadap data tersebut:
a. Koding
Membuat label dari data yang memiliki makna tertentu (substantive coding)
b. Membuat kategori
Beberapa kode atau label yang sama kemudian dikelompokkan menjadi suatu
kategori, sedangkan beberapa kode lainnya membentuk kategori lain
c. Menyusun tema
Ekspresi dari isi laten sebuat teks yang telah dibuat dalam bentuk kategori. Satu
tema disususn dari beberapa kategori-kategori dalam kelompok yang sama.

Mengidentifikasi variabel dan hubungan antar


variabel secara kualitatif

Menarik kesimpulan

Gambar: Skema langkah analisis data kualitatif

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


Daftar Pustaka:
Braun, V., and Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative
Research in Psychology. 3(2); 77-101.

Cresswell J. (2015). Riset Pendidikan Perencanaa,Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatir


dan Kuantitatif. Pustaka Pelajar Jakarta.

Kelana, KD. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Trans Info Media: Jakarta.

Imama, G. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Bumi Aksara: Jakarta

Anissa Cindy Nurul Afni | STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

Anda mungkin juga menyukai