Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Analisis Konten (isi)

Dalam prosedur pendekatan analisis konten atua analisis isi terdapat 2 pendekatan yang dapat
dilakukan :

A. Prosedur Analisis Konten Spesifik


Analisis konten atau analisis ini memiliki prosedur yang spesifik yang agak berbeda
dengan penenlitian yang lain. Berikut merupakan prosedur yang dapat dilakukan :
1) Perumusan masalah
Analisis konten atau analisis isi dimulai dengan rumusan masalah yang
spesifik.
2) Pemilihan media (Sumber Data).
Peneliti harus menentukan sumber data yang relavan dengan masalah
penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap perpustakaan dan
berbagai media masa seringkali akan membantu penentuan sumber data yang
relavan. Penentuan jumlah waktu dan jumlah media yang diteliti (sampel).
Jika jumlahnya berlebih, juga penting ditentukan dalam tahapan ini.
3) Definisi Oprasional.
Definisi oprasional ini berkaitan dengan unit analisis, penentuan unit analisis
dilakukan berdasarkan topik atau masalah riset yang telah ditentukan
sebelumnya.
4) Pelatihan Penyusunan Kode dan Mengecek Reliabilitas.
Kode dilakukan untuk mengenali ciri-ciri utama kategori idealnya, dua atau
lebih coder sebaiknya meneliti secara terpisah dan reliabilitasnya dicek dengan
cara membandingkan satu demi satu kategori.
5) Analisis Data dan Penyusunan Laporan.
Data kuantitatif yang diperoleh dengan data statistik yang baku.penulisan
laporan dapat menggunakan format akademis yang cenderung baku dan
menggunakan prosedur yang ketat atau dengan Teknik pelaporan popular versi
media masa atau buku. Data juga dianalisis juga dalambentuk coding sheet.
B. Prosedur Dasar
Pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi analisis konten atau analisis isi
terdapat 6 tahapan Langkah yaitu :
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisi.
2) Melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih.
3) Pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis.
4) Pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan
pengkodean.
5) Pembuatan skala dan item berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan
data.
6) Interpretasi atau penafsiran data yang telah diperoleh.

Urutan Langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau dibalik. Langkah-
langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk melakukan Langkah selanjutnya. Lebih
lanjut untuk lebih memahami prosedur analisis konten dengan 2 pendekatan yang telah
dibahas, Krippendorff memberikan gambaran mengenai tahapan-tahapan yang adad ala
prosedur penelitian ini, dia membuat skema penelitian analisis konten atau analisis isi
kedalam 6 tahapan. Yaitu :

1) Unitizing (peng-unit-an)
Adalah upaya untuk mengambil data yang tepat dengan kepentingan penelitian
yang mencakup teks, gambar, suara dan data-data yang lain yang dapat
diobservasi lebih lanjut. Unit adalah keseluruhan yang dianggap istimewa dan
menarik oleh analisis yang merupakan elemen independent. Uit adalah objek
penelitian yang dapat diukur dan dinilai dengan jelas, oleh karenanya harus
memilih sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah dibuat.
2) Sampling (pe-nyampling-an)
Adalah cara analisis untuk menyederhanakan penenlitian dengan membatasi
observasi yang merangkum semua jenis unit yang ada. Dengan demikian
terkumpulah unit-unit yeng memiliki tema/karakter yang sama.
3) Recording atau Coding (perekam atau koding)
Dalam tahapan ini peneliti mencoba menjembatani jarak (gap) antara unit yang
ditentukan dengan pembacanya. Perekaman disini dimaksudkan bahwa unit-unit
dapat digunakan berulang-ulang tanpa harus merubah makna. Kita mengetahui
bahwa setiap rentang waktu memiliki pandangan umum yang berbeda. Oleh
karenanya recording memiliki fungsi untuk menjelaskan kepada pembaca atau
pengguna data untuk dihantarkan kepada situasi yang berkembang pada waktu
unit itu muncul dengan menggunakan penejlasan naratif dan atau dengan gambar
pendukung. Dengan demikian penjelasaan atas analisis itu haruslah tahan lama
dapat bertahan disetiap waktu.
4) Reducing (pengurangan)
Tahapan ini dibutuhkan untuk menydiakan data yang effisien. Secara sederhana
unit-unit yang disediakan dapat disandarkan dari tingkat frekuensinya. Dengan
begitu hasil dari pengumpulan unit dapat tersedia dengan lebih singkat, padat dan
jelas.
5) Abductively inferring (pengambilan simpulan)
Tahapan ini mencoba menganalisis lebih jauh, yaitu dengan mencari makna data
unit-unit yang ada. Dengan begitu tahapn ini,akan menjembatani data deskriptif
dengan pemaknaan,penyebab,mengarah atau bahkan memprovokasi para
audiens/pengguna teks. Inferring, bukan hanya berarti deduktif atau induktif.
Namun mencoba untuk mengungkap konteks yang ada dengan mengungkap
kontruksi analisis (anatical contruct). Kontruksi analisi berfungsi untuk
memberikan model hubungan antara teks dan kesimpulan yang dituju. Dengan
begitu, kontruksi analisi harus menggunakan teori, konsepsi yang sudah memiliki
keabsahan dalam dunia akademik.
6) Narrating (penafsiran) atas Jawaban dari Pertanyaan Penelitian.
Merupakan tahapan terakhir. Narasi merupakan upaya untuk menjawab
pertanyaan penelitian dalam narasi biasanya juga berisi informasi-informasi
penting bagi penggunaan penelitian agar mereka lebih paham atau lebih lanjut
dapat engambil keputusan berdasarkan hasil penelitian yang ada.

Anda mungkin juga menyukai