Anda di halaman 1dari 13

Langkah-langkah penelitian

kita tentunya sudah memahami tentang metode ilmiah dan penelitian ilmiah. Yang perlu kita
ketahui adalah bahwa penelitian ilmiah berusaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
mengkaji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan selalu
melakukan penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah


tertentu. Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode
ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.


2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin
dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) memberikan 5 langkah berikut:

1. Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.

2. Pemilihan masalah
Dalam pemilihan masalah ini harus:

 Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.


 Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah
menurut kepentingan umum.
 Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-
hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah.

Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:

 Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis.
Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
 Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
 Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
 Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang
digunakan.
 Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
 Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase
penelitian.
4. Kesimpulan
 Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang
mungkin diperoleh
 Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk
hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan
masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang
mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah.
Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan
mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:

5.1 Merumuskan serta mcndefinisikan masalah


Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan.
Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai
ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words)
yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana
pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang
usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.

5.2 Mengadakan studi kepustakaan


Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang
tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah
yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak
dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi
keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

5.3 Memformulasikan hipotesa


Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya
dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan
hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang
hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa
merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
5.4 Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara
untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang.
scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa
(analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk
mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa.
untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa menghendaki data
yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun
data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5.5 Mengumpulkan data


Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta
yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah
yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan
berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh
dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun
survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya
data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara
partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

5.6 Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi


Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum
analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.
Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa
dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi
terhadap data tersebut.
5.7 Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan,
dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus
berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa
tersebut ditolak.

5.8 Membuat laporan ilmiah


Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan
secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian meliputi 11 langkah, yaitu :


1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian

1.1 Identifikasi Masalah Penelitian


Masalah penelitian dapat bersumber dari :
a) Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b) Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c) Pernyataan pemegang otoritas
d) Pengamatan selintas
e) Pengalaman pribadi
f) Perasaan intuitif

1.2 Pemilihan masalah penelitian


a) Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu dijadikan pertimbangan
yaitu Pertimbangan dari arah masalahnya
b) Pertimbangan dari arah calon peneliti

1.3 Perumusan masalah penelitian


a) Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
b) Rumusan hendaklah padat dan jelas
c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam rumusan itu.
2. Penelaahan Kepustakaan
a) Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku
b) Pemilihan berdasarkan pada prinsip:
1.Relevansi
2.Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )
c) Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian.
Penilikan berdasarkan atas prinsip :
1.Relevansi
2.Kemutakhiran
3. Bobot
3. Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:
a) Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b) Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c) Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d) Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan
data menguji kebenaran hipotesis itu.
4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
a) Mengidentifikasi variabel.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau
faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
b) Mengklarifikasi variabel
Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:
1. Variabel nominal
2. Variabel ordinal
3. Variabel interval
4. Variabel rasio
Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:
1. Variabel tergantung
2. Variabel bebas
3. Variabel moderator
4. Variabel kendali
5. Variabel rambang
c) Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan
yang dapat diamati (diobservasi)
1. Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar
yang didefinisikan itu terjadi\
2. Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali
menunjuk kepada alat pengambil datanya)

5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data


Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1. Validitas
2. Reliabilitas
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan

Dari beberapa pendapat para pakar yang telah disebutkan di atas dapat di ambil suatu kesimpulan
bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi dalam empat fase/tahap kegiatan, yaitu :
1. Persiapan
2. Pengumpulan data/informasi
3. Pengolahan data/informasi
4. Penulisan laporan penelitian

Pada intinya langkah-langkah penelitian sama dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah.
Bagi penelitian remaja atau penelitian yang dilakukan oleh siswa SLTP dan SLTA dapat
digunakan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian


Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa obyeknya.
Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat
memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada.

Ada beberapa hal yang diperlukan dalam menemukan suatu masalah pada suatu kegiatan, yaitu
mengamati apakah yang seharusnya terjadi memang terjadi seperti yang dimaksud ataukah tidak;
apakah terdapat pandangan, pendapat atau sikap yang berbeda terhadap hal yang sama; dan
memperkirakan apakah yang akan timbul sebagai akibat sekiranya proses yang biasa itu diubah,
ditiadakan atau diganti.

2. Telaah Kepustakaan
Penelitian dimulai dengan penelusuran/telaah pustaka yang berhubungan dengan subyek
penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi
pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah
dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.

3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji
kebenarannya, karena itu hipotesis perlu dirumuskan secara teliti, terinci dan baik sebab bukan
tidak mungkin hipotesis yang dituliskan merupakan jawaban yang sebenarnya terhadap
permasalahan penelitian. Merumuskan hipotesis yang baik sangat berguna untuk menjelaskan
masalah, petunjukpemilihan metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan pembuktian
penelitian.

Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya
hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada
umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-
akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan
memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya
secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan
pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.

Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah, logis tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan
ilmu pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh peneliti remaja; jelas, sederhana, dan terbatas; dan
dapat diuji. Kegagalan merumuskan hipotesis yang baik akan mengaburkan hasil penelitian.
Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, tetapi juga sukar diuji
secara empiris (pengalaman pengamatan).

3.1 Rumusan Hipotesis


Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan hipotesis, diantaranya adalah :
a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya.
Misalnya, hipotesis yang berbunyi : “ Laku penampilan guru yag baik berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa” kurang operasional dibandingkan misalnya “ Sikap guru yang demokratis
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa “.

3.2 Macam-Macam Hipotesis


Macam-macam hipotesis yang sering dijumpai adalah :

a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis “lukisan”, menunjukkan dugaan sementara bagaimana (how) benda-benda, peristiwa-
peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini menggambarkan karakteristik suatu
sample menurut variable tertentu.
Contoh :
Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak
daripada yang miskin hasrat untuk maju.

b) Hipotesis Argumentasi
Hipitesis “penjelasan” , menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (why) benda-benda,
peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini merupakan pernyataan
sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu pernyataan merupakan kesimpulan
(konsekuen) dari pernyataan yang lainnya (antiseden).

c) Hipotesis Kerja
Merupakan hipotesis yang meramalkan atau menjelaskan akibat-akibat dari suatu variable yang
menjadi penyebabnya. Jadi hipotesis ini menjelaskan suatu ramalan bahwa jika suatu variable
berubah maka variable tertentu akan berubah pula.
Rumusan Hipotesis Kerja ( H1 ) :
(1) Jika………….., maka………………..
Contoh :
H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik
(2) Ada perbedaan antara……….. dan ……………….
Contoh :
H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
d) Hipotesis Nol / Hipotesis Statistik
Hipotesis statistic bertujuan memeriksa ketidakbenaran suatu dalil/teori dengan perangkat
statistic/matematik, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Hipotesis nol
kebalikan dari hipotesis kerja.
Rumusan hipotesis nol ( H0 ) :
(1) Tidak ada perbedaan antara ……………. dengan …………………
Contoh :
H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar.
(2) Tidak ada pengaruh ……………… terhadap ………………….
Contoh :
H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke sekolah

4. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel


Variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi ( H.
Purwo Sutanto & Yuli Pratomo Akhadi : 2007). Peneliti perlu menentukan variabel-variabel
penelitian. Misalnya, apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu
menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi obyek penelitiannya adalah susu dan
berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.

Ada beberapa jenis variabel yang dipakai dalam penelitian, yaitu antara lain :
a. Variabel Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (Independent Variable), yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel yang lain atau diduga sebagai penyebab timbulnya variabel yang lain.
Variabel bebas disebut juga variabel X.
b. Variabel Tergantung atau Variabel Terikat (Dependen Variable), yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas.
Variabel terikat disebut juga variabel Y.
Dalam contoh penelitian di atas susu merupakan variabel bebas ( X )dan berat badan merupakan
variabel terikat ( Y ).
c. Variabel Moderator, yaitu variabel-variabel atau factor-faktor lain yang mempengaruhi jalanya
penelitian.
d. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya
terhadap variabel tergantung.

Misalnya, jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas X SMK
yang diajar dengan strategi problem solving dengan siswa yang diajar dengan metode latihan ?
Maka yang dijadikan sebagai variabel moderator misalnya adalah sarana belajar mengajar,
kemampuan dasar siswa, latar belakang siswa, lingkungan belajar siswa, dan lain-lain.
Sedangkan variabel kontrolnya berupa siswa kelas X SMK yang tidak diajar dengan metode
problem solving maupun metode latihan.

5. Merumuskan Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel tidak menjelaskan definisi variabel secara istilah seperti dalam
kamus, tetapi menjelaskan definisi atau pengertian variabel yang dikehendaki oleh peneliti.
Misalnya, jika ada variabel hasil belajar siswa maka definisi operasional variabel yang
dikehendaki peneliti adalah skor tes harian siswa, skor tes semester siswa dan lain-lain.

6. Menetapkan Rancangan Penelitian / Desain Penelitian


Apakah desain eksperimen itu ? Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan
setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang diperlukan atau
berhubungan dengan persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata
lain, desain sebuah eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga
akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan
yang dibahas.

Desain penelitian atau rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam
penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik
penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran
penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.

7. Menetapkan Populasi dan Sampel


Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau sempurna) dari
semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui ataupun tidak dapat
diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri dari unit-
unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah tangga, kelompok,
organisasi,lembaga dan lain-lain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Populasi Target adalah populasi yang merupakan sumber informasi representative yang
diinginkan.
b. Populasi Contoh atau Populasi Sampel ( populasi Penelitian) adalah populasi dari mana suatu
contoh atau sampel benar-benar diambil.

Misalnya, seorang peneliti ingin mempelajari kependudukan di Provinsi Jawa Tengah dengan
mengambil sampel di tiga kabupaten/kota di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Tegal, Kota Tegal,
dan Kabupaten Brebes. Dalam hal ini, penduduk Jawa Tengah populasi target dan penduduk di
tiga kabupaten/kota merupakan populasi sampel.
Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian.

8. Menentikan Alat Pengambil Data atau Instrument Penelitian

9. Pengumpulan Data

10. Pengolahan dan Analisis Data

11. Menulis Laporan Penelitian

Referensi : http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2008/10/langkah-langkah-penelitian.html

Anda mungkin juga menyukai